1
PROBLEMATIKA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
PERPANGKATAN DUA SUKU (BINOMIAL) BENTUK
ALJABAR di TINGKAT SMP KELAS VIII
Elok Faidatul Himah
Program Studi Tadris Matematika
Institut Agama Islam Negeri (IAIN Tulungagung)
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Materi aljabar didalam mata pelajaran matematika pada siswa SMP kelas VIII
sudah tidak asing lagi. Akan tetapi banyak siswa kurang senang dengan materi
aljabar ini. Mereka menganggap materi pada aljabar sangat rumit, terutama pada
bab perpangkatan bentuk aljabar. Hal tersebut disebabkan ketika didalam
pembelajaran, guru menganggap apabila ada beberapa siswa yang sudah paham,
maka dalam penyampaian materi dilakukan dengan cepat faktor lain yaitu kurang
penguasaan materi oleh guru terhadap materi yang disampaikan. Metode
pengajaran yang seperti ini, mengakibatkan kurang pahamnya sebagian besar
siswa tentang konsep aljabar terutama dalam dasar perkalian pada pangkat.
Mengatasi hal tersebut, salah satu model pengajaran yang digunakan dalam materi
ini, yaitu dengan memakai model pengajaran langsung (Direct Instruction).
Model pengajaran langsung ini, merupakan salah satu pendekatan mengajar yang
dapat membantu siswa dalam mempelajari ketrampilan dasar dan memperoleh
informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Model ini dirancang
untuk memenuhi kebutuhan guru mengajarkan hal-hal yang bersifat informative.
Ceramah dan resitasi merupakan metode yang berkaitan erat dengan model
pembelajaran langsung. Kemudian untuk menyelesaikan soal perkalian pangkat
dalam aljabar, salah satunya guru bisa menggunakan teori distribusi binomial.
Yaitu sebuah teori yang menggunakan pengaplikasian segitiga pascal. Teori ini
dianggap lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sifat distributif
saja.Penggunaan media permainan didalam pembelajran juga akan membantu
siswa untuk lebih memahami materi dan tidak menjadikan siswa cepat bosan.
Kata Kunci : perkalian pangkat aljabar, teori distribusi binomial, model
pengajaran langsung, siswa SMP kelas VIII
2
Elok faidatul himah
ABSTRACT
Material algebra in mathematics courses at the junior high school students of class
VIII is not foreign. However, many students are not happy with this algebra
material. They consider the matter in a very complicated algebra, especially the
powers of the algebra chapter. It is caused when in learning, teachers assume if
there are some students who already understand, then the fast delivery of material
carried by another factor that is less mastery of the material by the teacher of the
material presented. Teaching methods like this, resulting in less pahamnya most
of the students about the basic concepts of algebra, especially in multiplication on
rank.Overcome this problem, one of the teaching model used in this material,
which is the model of direct instruction (Direct Instruction). The direct teaching
model, is one approach to teaching that can help students to learn the basic skills
and gain information that can be taught step by step. This model is designed to
meet the needs of teachers teaching things that are informative. Lecture and
recitation is a method that is closely related to the direct learning model. Then to
solve the rank of the algebra multiplication, one of which teachers can use the
binomial distribution theory. That is a theory that uses the application of pascal
triangle. This theory is considered more practical than the use of the distributive
nature of the game in the media saja.Penggunaan pembelajran will also help
students to better understand the material and do not make students get bored.
Keywords: rank multiplication algebra, the theory of binomial
distribution, direct teaching models, junior high school students of class VIII
PENDAHULUAN
Matematika bukan merupakan suatu hal yang asing yang terdengar
di telinga kita, setiap saat pasti kita selalu dihadapkan dengan yang namanya
matematika. Matematika merupakan ratunya ilmu, semua cabang ilmu pasti
memerlukan perhitungan. Matematika berasal dari bahasa Latin
"mathematika" yang mulanya diambil dari bahasa yunani "mathematike"
yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal kata mathema yang
berarti pengetahuan atau ilmu. Kata mathematike berhubungan pula dengan
kata lainnya yang hampir sama yaitu mathein atau mathenein yang artinya
belajar. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang bulat diantara para
matematikawan, apa yang disebut matematika itu. Sasaran penelaahan
matematika tidaklah konkrit, tetapi abstrak.
Matematika sebagai ilmu mengenai struktur dan hubungan-
hubungannya, symbol-simbol diperlukan. Symbol-simbol itu penting untuk
3
Elok faidatul himah
membantu memanipulasi aturan-aturan dengan operasi-operasi yang
ditetapkan. Konsep baru terbentuk karena adanya pemahaman terhadap
konsep sebelumnya sehingga matematika itu konsep-konsepnya tersusun
secara hirarkis.
Tuhan selalu memberikan anugerah kepada setiap makhluk-Nya. Di
antaranya Tuhan memberikan otak kepada manusia dimana otak manusia
tidak sama dengan otak hewan. Otak manusia digunakan untuk berakal dan
berfikir, sedangkan otak hewan digunakan untuk berakal saja tanpa berfikir.
Otak manusia tersusun dari otak kanan, otak kiri, dan otak tengah yang
memiliki fungsi kecerdasan masing-masing. Kemampuan akan kecerdasan
intelektual tiap manusia itu berbeda-beda. Adapun kecerdasan intelektual
merupakan hasil kerja otak kiri. Sedangkan kecedasan emosional
merupakan hasil kerja otak kanan. Menurut Deporter dan Hernacki, otak
kanan manusia memiliki cara kerja yang acak, tidak teratur, intuitif, dan
holistic, sedangkan otak kiri memiliki cara kerja yang logis, sekuensial,
rasional dan linier.
Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah
yang diorganisasikan. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan
belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pengawasan itu turut
menentukan lingkungan itu membantu kegiatan belajar. Lingkungan belajar
yang baik adalah lingkungan yang menantang dan merangsang para siswa
belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang di
harapkan.
Dilihat dari segi pembelajaran yang berlangsung didalam kelas,
faktanya siswa yang memiliki kecerdasan otak kiri, akan lebih mudah untuk
menangkap pelajaran yang berkaitan dengan ilmu hitung (eksak) karena,
Otak kiri berfungsi sebagai pengendali IQ (Intelligence Quotient) seperti hal
perbedaan, angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan dan logika. Daya ingat
otak kiri bersifat jangka pendek (short term memory). Selain itu, siswa yang
memiliki kecerdasan otak kanan akan lebih mudah menangkap pelajaran
non eksak. Otak kanan berfungsi dalam perkembangan EQ (Emotional
Quotient), seperti hal persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang,
4
Elok faidatul himah
emosi, musik dan warna. Daya ingat otak kanan bersifat panjang (long term
memory). Dalam materi perpangkatan aljabar ini, siswa yang mempunyai
kecerdasan otak kiri akan lebih mudah mamahami materi, karena didalam
materi aljabar sangat memperhatikan tentang urutan, angka, hitungan dan
logika. Sedangkan siswa yang memiliki kecerdasan otak kanan akan lebih
mudah memahami materi dalam pembelajaran yang berkaitan dengan
geometri.
Hasil penelitian telah membuktikan bahwa kecerdasan adalah
memang karena dipengaruhi oleh faktior keturunan, maka orang yang
cerdas, kemungkinan besar anaknya kelak akan cerdas pula. Akan tetapi,
jika tidak mendapatkan kesempatan dan lingkungan yang baik untuk
berkembang, maka kecerdasan itu tidak akan mencapai kemampuannya
secara maximal.
Jika ada anak yang kelihatan bodoh disekolah, tidak mau belajar,
pelupa dan sebagainya, belum tentu akibat dari kecerdasannya yang
terbatas, tapi mungkin juga karena ia tidak mampu menggunakan
kecerdasannya, yang disebabkaan karena tidak ada ketenangan jiwa
padanya.
Selain faktor kecerdasan, faktor lain yang juga ikut mempengaruhi
tentang pemahaman siswa terhadap materi perpangkatan aljabar yaitu faktor
pengajar (guru) dalam melaksanakan kegiatan mengajar di dalam kelas.
Metode pengajaran guru yang terlalu cepat dan tidak sistematis serta
kurangnya penguasaan materi aljabar oleh guru, akan mengakibatkan
beberapa siswa mengalami kebingungan dan kurang paham dalam
mempelajari materi ini. Jadi saat siswa menghadapi ujian yang berkaitan
dengen materi perpangkatan aljabar, siswa banyak menemui kesulitan dalam
menyelesaikannya, ada juga siswa yang bisa mengerjakan soal, akan tetapi
masih mengalami kesalahan dalam pengerjaan soal. seperti kesalahan dalam
memahami soal, kesalahan dalam operasi perkalian aljabar, kesalahan dalam
operasi penjumlahan dan pengurangan aljabar, kesalahan dalam menuliskan
variabel pada hasil pemfaktoran bentuk aljabar, dan lain sebagainya. Oleh
karena itu, untuk membantu menyelesaikan permasalahan dalam
5
Elok faidatul himah
pembelajaran matematika tersebut, penulis mencoba menggunakan
pendekatan proses dalam mengatasi permasalahan tersebut. Didalam
makalah, akan membahas tentang beberap strategi, dan model pembelajaran
yang cocok untuk pembelajaran materi ini, serta membahas tentang teori
distribusi binomial untuk mempermudah siswa dalam menyelesaikan soal
perpangkatan dalam bentuk aljabar.
Kemudian untuk mengetahui lebih jauh tentang kesulitan apa saja
yang dialami siswa dalam materi perpangkatan suku dua (binomial) aljabar.
Selain itu bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
materi perpangkatan suku dua (binomial) aljabar setelah diajarkan tentang
distribusi binomial dengan menggunakan metode pengajaran langsung dan
metode pembelajaran tuntas
TEORI DASAR
1. Definisi Teori Binomial
Aljabar adalah cabang dari matematika yang mempelajari
penyerdehanaan dan pemecahan masalah dengan menggunakan simbol
sebagai pengganti konstanta dan variabel.
Bentuk 5g+7b adalah salah satu contoh bentuk aljabar. Pada bentuk
aljabar 5g+7b, g dan b disebut variabel. Bilangan 5 disebut koefisien dari g
dan 7 disebu koefisien dari b. 5g dan 7b disebut suku dari bentuk aljabar
5g+7b. Jadi 5g+7b terdiri dari dua suku. Bentuk aljabar yang terdiri dari dua
suku disebut suku dua (binomial), yang mempunyai tiga suku disebut suku
tiga (trinomial) dan yang terdiri dari dari satu suku disebut suku satu
(monomial). Bentuk aljabar yang mempunyai dua suku atau lebih disebut
suku banyak (polinomial).
Berikut ini beberapa contoh dari bentuk aljabar.
1. 2h+6s-7k adalah contoh suku tiga (trinomial). Variabelnya h,s, k
bilangan 2 adalah koofisien dari h, bilangan 6 koofisien dari s, dan
bilangan -7 koofisien dari k
2. 2x + 7 adalah contoh suku dua (Binomial). Variabelnya hanya x dan
bilangan 7 adalah konstanta
6
Elok faidatul himah
Di dalam materi perpangkatan aljabar kelas VIII SMP yang dibahas
masih tentang bagian suku dua (binomial). Untuk membantu siswa dalam
memahami materi perpangkatan ini, salah satunya siswa membutuhkan cara
untuk memudahkan dalam mengerjakan soal perpangkatan aljabar suku dua
yaitu Teori Distribusi Binomial. Cara ini lebih efektif dibandingkan
dengan menggunakan teori perkalian distributive.
Binomial adalah salah satu cara yang digunakan dalam matematika
untuk menentukan koefisien dari sebuah perpangkatan suku aljabar yang
sangat banyak dan bentuk binomial newton adalah salah satu perpanjangan
dari segitiga pascal. Teorema Binomial didalam matematika diskrit,
memberikan cara untuk menjabarkan bentuk perpangkatan (x + y)n, yang
dalam hal ini, n bilangan bulat positif. Aturan untuk menjabarkan bentuk
perpangkatan (x + y)n
adalah
1. Suku pertama adalah xn,
sedangkan suku terakhir adalah yn
2. Pada setiap suku berikutnya, pangkat x berkurang satu sedangkan
pangkat y berambah satu. Untuk setiap suku, jumlah pangkat x dan y
adalah n
3. Koofisien untuk xn-k
yk, yaitu suku ke- (k + 1), adalah C (n,k). bilangan C
(n,k) disebut koefisien binomial.
Sama halnya dengan nama lain dari distribusi binomial yang
dipelajari pada materi perpangkatan bentuk aljabar yang diajarkan pada
kelas VIII SMP yaitu penyelesaian yang lebih dikenal dengan perpangkatan
dengan pola segitiga pascal.
Berikut pola segitiga pascal
7
Elok faidatul himah
Adapun hubungan segitiga pascal dengan materi perpangkatan suku
dua bentuk aljabar sebagai berikut:
Akan tetapi untuk mempelajari teori distribusi binomial ini, siswa
terlebih dahulu memahami konsep perkalian, penjumlahan, serta
pengurangan dalam aljabar. Untuk memahami konsep tersebut, siswa
membutuhkan guru (pengajar) untuk menerangkan secara jelas dan dapat
dipahami semua siswa tanpa siswa dalam waktu belajar tidak merasa jenuh,
jadi guru harus bisa mengatur strategi dan model pembelajaran yang cocok
saat pembelajaran berlangsung.
Koofisien ( a+ b)0
Koofisien ( a+ b )1
Koofisien ( a+ b )
Koofisien ( a+ b )3
Koofisien ( a+ b )5
Koofisien ( a+ b )2
8
Elok faidatul himah
2. Model Pengajaran langsung (Direct instruction)
Kardi dan Nur dalam Anisatul Mufarokah mengatakan, model
pengajaran langsung sering disebut juga dengan model pengajaran aktif.
Pengajaran langsung adalah suatu model pengajaran yang bersifat teacher
center. Model ini merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat
membantu siswa dalam mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh
informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah. Di dalam model
pembelajaran ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk mengindetifikasi
tujuan pembelajaran dan tanggung jawab besar terhadap penstrukturan isi/
materi atau ketrampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/
mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan
kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapakan konsep atau
ketrampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.
Direct instruction atau directive instruction, dibahasakan Indonesia
menjadi pembelajaran langsung, digunakan oleh para peneliti untuk merujuk
pada pola-pola pembelajaran dimana guru banyak menjelaskan konsep atau
ketrampilan kepada sejumlah kelompok siswa dan menguji keterampilan
siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Dengan
demikian, tujuan pembelajaran di strukturkan oleh guru. Roy Killen Dalam
Anisatul Mufarokah mengatakan Direct instruction merujuk pada berbagai
teknik pembelajaran ekspositori (pemindahan pengetahuan dari guru kepada
murid secara langsung, misalnya melalui ceramah, demonstrasi, dan Tanya
jawab) yang melibatkan seluruh kelas. Model pembelajaran ini berpusat
pada guru dimana guru menyampaikan isi akademik dalam format yang
sangat terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan mempertahankan
focus pencapaian akademik.
Adapun yang dimaksud dengan ceramah dalam model pmbelajaran
langsung adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Ceramah senantiasa
bagus bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung alat
dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
9
Elok faidatul himah
Teknik ceramah merupakan teknik yang sampai saat ini sering digunakan
oleh setiap guru atau instruktur.
Hal ini disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya
factor kebiasaan baik dari guru ataupun peserta didik. Guru biasanya belum
merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak
melakukan ceramah. Demikian juga dengan peserta didik, mereka akan
belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui
ceramah. Misalnya didalam pembelajaran materi pada aljabar, siswa akan
lebih paham jika guru menerangkan terlebih dahulu secara sistematis. Bisa
jadi metode ceramah dapat mengacu siswa untuk memperoleh gambaran
tentang bagaimana penyelesaian soal yang akan diselesaikan dengan
menggunakan cara sendiri.
Penerapan model pengajaran langsung, agar siswa tidak mudah
jenuh, seorang pengajar harus bisa mengkondisikan suasana kelas agar tetap
nyaman dan baik dalam pembelajaran. Agar siswa bisa tetap mengikuti
materi tanpa rasa malas atau mengantuk. Model pembelajaran langsung ini,
bisa divariasikan dengan model pembelajaran Quantum Teaching and
Learning (QTL). QTL merupakan salah satu model pembelajaran yang
digunakan untuk menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi
peserta didik.
Filosofi pendekatan pembelajaran QTL dikenal dengan istilah
TANDUR, yang merupakan kepanjangan dari T= Tumbuhkan, Tumbuhkan
minat dengan menunjukan manfaat dari kompetensi yang dipelajari terhadap
kehidupan peserta didik. A = Alami, ciptakan dan berikan pengalaman
langsung yang dapat dimengerti oleh peserta didik, N = namai, berikan kata-
kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, untuk mudah diingat dan
dipahami, D = Demonstrasikan, sediakan waktu untuk peserta didik untuk
menunjukan kemampuan yang diperoleh selama proses pembelajaran, U =
Ulangi, tunjukan untuk peserta didik cara mengulangi materi dan tegaskan
bahwa “aku mampu bahwa aku memang mampu”, R = Rayakan, akui hasil
belajar peserta didik, baik dalam bentuk penyelesaian, partisipasi, perolehan
ketrampilan ataupun ilmu pengetahuan dan beri penghargaan.
10
Elok faidatul himah
Kebanyakan didalam pembelajaran matematika, kurang lengkap
apabila siswa tidak dikasih tugas atau resitasi oleh guru, hal ini bertujuan
agar siswa mau belajar dan berlatih untuk memecahkan soal. Adapun
resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi lebih luas dari itu.
Metode ini dapat merangsang anak untuk aktif belajar baik secara inddividu
atau kelompok. Resitasi dapat dilaksanakan di rumah, di sekolah, di
perpustakaan dan tempat lainnya.
Adapun langkah-langkah menggunakan metode resitasi:
1. Fase pemberian resitasi
Tugas yang diberikan kepada peserta didik hendaknya
mempertimbangkan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan kemampuan
peserta didik, ada petunjuk yang dapat membantu dan sediakan waktu
yang cukup.
2. Langkah pelaksanaan resitasi
a. Diberikan bimbingan /pengawasan oleh guru
b. Diberikan dorongan sehingga anak mau melaksanakannya
c. Diusahakan atau dikerjakan oleh anak sendiri
3. Fase Pertanggungjawaban resitasi
Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Laporan peserta didik dari apa yang telah dikerjakan berupa tulisan
b. Ada Tanya jawab dan diskusi
c. Penilaian hasil pekerjaan peserta didik baik dengan tes atau non tes
atau cara lainnya.
4. Strategi Belajar Tuntas (Mastery Learning) Dalam Pembelajaran
Strategi adalah rancangan serangkaian kegiatan untuk mencapai
tujuan tertentu. Sedangkan metode adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan (penerapan) strategi. Dengan demikian strategi dan
metode pembelajaran harus dirancang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan strategi dan
metode pembelajaran adalah, bahwa strategi dan metode itu harus dapat
mendorong siswa untuk beraktifitas sesuai dengan gaya belajarnya.
11
Elok faidatul himah
Penjelasan Strategi Belajar Tuntas yaitu proses pembelajaran yang
berbasis kompetensi dimaksudkan adalah pendekatan dalam pembelajaran
yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh SK
dan KD yang ada dalam materi perpangkatan aljabar.
Pembelajaran tuntas adalah pola pembelajaran yang menggunakan
prinsip ketuntasan secara individual. Dalam hal pemberian kebebasan
belajar,serta untuk mengurangi kegagalan peserta didik dalam belajar,
strategi belajar tuntas menganut pendekatan individual, dalam arti meskipun
kegiatan belajar ditujukan kepada sekelompok peserta didik (klasikal),
tetapi mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan perorangan peserta
didik sedemikain rupa, sehingga dengan penerapan pembelajaran tuntas
memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing peserta didik secara
optimal. Jadi Pembelajaran tuntas berbeda dengan pembelajaran
konvesional.
Pembelajaran konvesional pada umumnya kurang memperhatikan
ketuntasan belajar khususnya ketuntasan peserta didik secara individual.
Karena salah satu penyebab dari ketidakpahaman siswa terhadap materi
adalah cara mengajar guru yang terlalu cepat. Dan menjadikan sampel
beberapa siswa yang sudah paham, maka guru menganggap semua siswa
sudah paham, padahal dalaam kenyataannya kemampuan tiap siswa dalam
memahai materi aljabar berbeda-beda. Cara pengajaran materi oleh guru
yang terlalu cepat disebabkan juga karena factor waktu dalam pembelajaran
dikelas yang terbatas.
PEMBAHASAN
1. Penyebab Kesulitan dan Kesalahan Siswa dalam Materi Perpangkatan
Aljabar
Kegagalan atau keberhasilan belajar siswa sangat tergantung kepada
peserta didik. Misalnya saja, bagaimana kemampuan dan kesiapan peserta
didik untuk mengikuti kegiatan belajar matematika, bagaimana sikap dan
minat peserta didik terhadap matematika. Disamping itu juga bagaimana
12
Elok faidatul himah
kondisi peserta didik, misalnya kondisi fisiologisnya, orang yang dalam
keadaan segar jasmaninya, akan lebih baik belajarnya dibandingkan orang
yang dalam keadaan lelah. Kondisi psikologisnya, seperti perhatian,
pengamatan, ingatan, dan sebagainya juga akan berpengaruh terhadap
kegiatan belajar seseorang. Kecerdasan peserta didik juga berpengaruh
terhadap kelancaran belajarnya.
Adapun kecerdasan manusia menurut Thomas Amstrong dibagi
menjadi 7 kecerdasan, yaitu sebagai berikut:
5. Linguistic intelligence adalah kemampuan untuk menggunakan kata-
kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan.
6. Logical mathemathical intelligence adalah kemampuan untuk
menggunakan angka-angka secara efektif, misalnya pnggunaaan dalam
pekerjaan matematika
7. Spatial intelligence adalah kemampuan menangkap dunia ruang
pandang sacara akurat
8. Bodily Kinestetik intelligence kemampuan menggunakan gerakan
badan dalam hal menyampaikan peikiran dan perasaan
9. Musical intelligence adalah kemampuan untuk menangkap melalui
mata hatinya
10. Interpersonal intelligence adalah kemampuan untuk menangkap dan
membuat perbedaan dalam suasana hati, keinginan, motivasi, dan
perasaan orang lain.
11. Intra personal intelligence adalah kemampuan diri sendiri dan
kemampuan untuk melakukan tindakan yang adaptif atas dasar
pengetahuan tersebut.
Setiap siswa didalam kelas memiliki kecerdasan berbeda-beda, maka
sebagai pengajar yang professional, seharusnya guru harus mengetahui
langkah apa saja yang harus dilakukan saat pembelajaran berlangsung.
Salah satu penyebab kesulitan siswa dalam memahami suatu materi
perpangkatan aljabar ini selain faktor kecerdasan siswa yaitu kurangnya
penguasaan materi oleh guru serta penyampaian materi yang terlalu cepat.
Hal ini karena guru tidak menerapkan model dan strategi yang cocok dalam
13
Elok faidatul himah
pembelajaran di kelas. Akibatnya, beberapa siswa mengalami kesalahan-
kesalahan dalam mengerjakan soal-soal perpangkatan aljabar.
Agar siswa dapat memahami materi secara maximal dan
meminimalisasi kesalahan siswa dalam mengerjakan soal perpangkatan
aljabar. Guru dapat menggunakan model pengajaran yaitu model pengajaran
langsung yang didalam penerapannya model ini merupakan suatu
pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam mempelajari
keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan
selangkah demi selangkah. Selain itu, didalam model pengajaran langsung,
guru mempunyai tanggung jawab untuk mengindetifikasi tujuan
pembelajaran dan tanggung jawab besar terhadap penstrukturan isi/ materi
atau ketrampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/
mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan, memberikan
kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapakan konsep atau
ketrampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.
Agar penerapan model pengajaran langsung bisa maximal, dalam
pembelajaran dikelas, guru juga dapat mengkombinasikan dengan model
pembelajaran QTL (Quantum Teaching and Learning). Model Pembelajaran
ini diharapkan siswa tidak jenuh untuk memahami materi perpangkatan
aljabar ini. Karena didalam materi perpangkatan aljabar, apabila siswa terlau
dituntut untuk berfikir secara serius, justru malah kekonsentrasian anak
untuk menerima pelajaran akan menurun.
Model pembelajaran QTL ini, digunakan untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Aplikasi dari QTL terserah
pengajar, intinya dari model QTL ini menjadikan suasana kelas menjadi
hidup. Antara siswa dan guru saling berinteraksi. Didalam Model
pembelajaran QTL, terdapat resitasi dimana guru bertanya dan anak didik
menjawab sesuai dengan bahan yang dipelajari atau anak didik disuruh
menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri (resitasi) tentang pokok-
pokok masalah yang telah dipelajari secara lisan maupun tulisan.
Salah satu strategi pengajaran yang dipilih dalam materi ini, yaitu
strategi belajar tuntas yang mengakui dan melayani perbedaan-perbedaan
14
Elok faidatul himah
perorangan peserta didik sedemikain rupa, sehingga dengan penerapan
pembelajaran tuntas memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing
peserta didik secara optimal. Dengan begitu, siswa yang belum bisa
memahami materi bisa bertanya kepada temannya yang sudah bisa, atau
kepada guru. Jadi ketika pembelajaran dikelas sedang berlangsung, guru
memberi waktu kepada siswa untuk bertanya.
Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode,
karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan
kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan
kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Jalan
pengajaran pun tampak kaku. Anak didik terlihat kurang bergairah belajar.
Kejenuhan dan kemalasan menyelimuti kegiatan belajar anak didik. Guru
mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan
anak didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat di fungsikan oleh guru
sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.
Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan
bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alaat motivasi ekstrinsik dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Dalam kegiatan belajar mengajar, tedapat dua hal yang ikut
menentukan keberhasilan, yakni pengaturan proses belajar mengajar, dan
pengajaran itu sendiri. Dan keduanya mempunyai saling ketergantunagn
satu sama lain. Kemampuan mengatur proses belajar mengajar yang baik,
akan menciptakan situasi yang memungkinkan anak belajar, sehingga
merupakan titik awal keberhasilan pengajaran. Siswa dapat belajar dalam
suasana wajar, tanpa tekanan dan dalam kondisi yang merangsang untuk
belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa memerlukan sesuatu yang
memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman, maupun
dengan lingkungannya. Kebutuhan akan bimbingan, bantuan, dan perhatian
guru yang berbeda untuk setiap individu siswa yang berbeda.
Salah satu penyebab kesulitan siswa dalaam memahami suatu materi
perpangkatan aljabar ini selain faktor kecerdasan siswa yaitu kurangnya
tepatnya strategi, model pengajaran oleh guru, dan penguasaan materi oleh
15
Elok faidatul himah
guru serta penyampaian materi yang terlalu cepat. Hal ini akan
mengakibatkan beberapa siswa mengalami kesalahan-kesalahan dalam
mengerjakan soal-soal perpangkatan aljabar.
Adapun kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa ketika
mengerjakan soal perpangkatan aljabar:
1. Kesalahan dalam memahami soal adalah: (a) tidak menuliskan secara
lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan, (b) hasil akhir dari jawaban
siswa tidak sesuai dengan perintah dalam soal, (c) salah dalam
mengidentifikasi informasi pada soal.
2. Kesalahan dalam menyusun rencana penyelesaian adalah: (a) kesalahan
dalam menentukan prosedur penyelesaian, (b) kesalahan dalam
penggunaan rumus, (c) kesalahan dalam menyatakan perintah ke model
matematika,
3. kesalahan dalam melaksanakan rencana penyelesaian adalah: (a)
kesalahan dalam operasi perkalian aljabar, (b) kesalahan dalam operasi
perpangkatan, (c) kesalahan dalam operasi penjumlahan dan
pengurangan aljabar, (d) kesalahan dalam menentukan dua bilangan
dimana hasil kali dan jumlah kedua bilangan tersebut diketahui
(pemfaktoran), (e) kesalahan dalam menuliskan variabel pada hasil
pemfaktoran bentuk aljabar, (f) kesalahan dalam menyederhanakan
pecahan bentuk aljabar, (g) kesalahan dalam menyamakan penyebut dua
pecahan, (h) kesalahan dalam menyatakan suatu pecahan ke pecahan lain
yang senilai.
Penyebab kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa:
1. Kesalahan dalam memahami soal: (a) kekurangtelitian, (b) tidak
memahami perintah, (c) tidak terbiasa memperhatikan nilai bilangan,
2. Kesalahan dalam menyusun rencana penyelesaian: (a) tidak memahami
karakteristik bentuk aljabar, (b) tidak hafal rumus, (c) tidak memahami
maksud pernyataan,
3. Kesalahan dalam melaksanakan penyelesaian: (a) kurang memahami cara
penyelesaian operasi perkalian bentuk aljabar, (b) tidak memahami
penyelesaian operasi perpangkatan bentuk aljabar suku, (c) penguasaan
16
Elok faidatul himah
terhadap materi prasyarat yang kurang, (d) kurang latihan, (e) dalam
menggunakan rumus, tidak menyesuaikan dengan soal, (f) kesalahan
pemahaman siswa. Selain kesalahan pada langkah pemecahan masalah,
ditemukan juga kesalahan lain yaitu kesalahan prasyarat.
2. Penggunaan Teori Binomial Terhadap Materi Perpangkatan Aljabar
Di dalam materi matematika kelas VIII, materi perpangkatan aljabar
yang dipelajari masih suku dua (binomial). Kebanyakan siswa malas untuk
mempeajari aljabar, terutama pada materi perpangkatan aljabar. Konsep
yang belum secara sempurna dipahami oleh siswa, mengakibatkan siswa
sering mengalami kesalahan dalam mengerjakan soal perpangkatan aljabar.
Untuk meminimalisasi kesalahan siswa terhadap pengerjaan soal
perpangkatan aljabar binomial, salah satu nya dengan cara menggunakan
Teori Binomial yaitu distribusi binomial dengan pengaplikasian segitiga
pascal.
Perhatikan uraian berikut ini:
a. a5 = a × a × a × a × a
b. (2a)3 = 2a × 2a × 2a = (2 × 2 × 2) × (a × a × a) = 8a
3
c. (–3p)4 = (–3p) × (–3p) × (–3p) × (–3p) = ((–3) × (–3) × (–3) × (–3)) × (p
× p × p × p) = 81p4
d. (4x2y)2 = (4x2y) × (4x2y) = (4 × 4) × (x2 × x2) × (y × y) = 16x4y
2
Sekarang, bagaimana dengan bentuk (a + b)2? Bentuk (a +
b)2 merupakan bentuk lain dari (a + b) (a + b). Jadi, dengan menggunakan
sifat distributif, bentuk (a + b)2 dapat ditulis:
(a + b)2 = (a + b) (a + b)
= (a + b)a + (a + b)b
= a2 + ab + ab + b2
= a2 + 2ab + b
2
Dengan cara yang sama, bentuk (a – b)2
juga dapat ditulis sebagai:
(a – b)2 = (a – b) (a – b)
= (a – b)a + (a – b)(–b)
= a2 – ab – ab + b
2
= a2 – 2ab + b
2
17
Elok faidatul himah
Selanjutnya, akan diuraikan bentuk (a + b)3. Perhatikan uraian penyelesaian
berikut.
(a + b)3 = (a + b) (a + b)
2
= (a + b) (a2 + 2ab + b
2)
= a(a2 + 2ab + b
2 ) + b (a
2 + 2 ab + b
2 )
= a3 + 2a
2b + ab
2 + a
2b + 2ab
2 + b
3
= a3 + 2a
2b + a
2b + ab
2 +2ab
2 + b
3
= a3 + 3a
2b + 3ab
2 + b
3
Dari uraian di atas, kebanyakan siswa sudah bisa mengerjakan karena
hanya berpangakat dibawah 3, akan tetapi dalam mengerjakan soal tersebut,
siswa membutuhkan waktu yang lama. Coba bayangkan bagaimana jika kita
dihadapkan soal (a + b)5, (a + b)
6, (a + b)
7, dan seterusnya.
Untuk memudahkan penguraian perpangkatan bentuk-bentuk aljabar
tersebut, kita bisa menggunakan Teori distribusi Binomial yang akrab
dengan panggilan pola segitiga Pascal.
Adapun Rumus yang akan digunakan dalam distribusi Binomial
sebagai berikut:
Untuk lebih jelasnya, sebelumnya kita telah mengetahui bahwa bentuk
aljabar (a + b)2 dapat diuraikan menjadi a
2 + 2ab + b
2. Jika koefisien-
koefisiennya dibandingkan dengan baris ketiga pola segitiga Pascal,
hasilnya pasti sama, yaitu 1, 2, 1.
Jadi, bentuk aljabar (a + b)2 mengikuti pola segitiga Pascal.
*
Kemudian, perhatikan variabel pada bentuk a2 + 2ab + b
2. Semakin ke
kanan, pangkat a semakin berkurang (a2 kemudian a). Sebaliknya, semakin
ke kanan pangkat b semakin bertambah (b kemudian b2).
Jadi, dengan menggunakan pola segitiga Pascal dan aturan
perpangkatan variabel, bentuk-bentuk perpangkatan suku dua (a + b)3, (a +
b)4, (a + b)
5, dan seterusnya dapat diuraikan sebagai berikut.
(a + b)3 = a
3 + 3a
2b + 3ab
2 + b
3
(x + y)n = ∑ C (n,k), n
n-k y
k
18
Elok faidatul himah
(a + b)4 = a
4 + 4a
3b + 6a
2b
2 + 4ab
3 + b
4
(a + b)5 = a
5 + 5a
4b + 10a
3b
2 + 10a
2b
3 + 5ab
4 + b
5
Perpangkatan bentuk aljabar (a – b)n dengan n bilangan asli juga
mengikuti pola segitiga Pascal. Akan tetapi, tanda setiap koefisiennya selalu
berganti dari (+) ke (–), begitu seterusnya. Pelajarilah uraian berikut.
(a – b)3 = a
3 – 3a
2b + 3ab
2 – b
3
(a – b)4 = a
4 – 4a
3b + 6a
2b
2 – 4ab
3 + b
4
(a – b)5 = a
5 – 5a
4b + 10a
3b
2 – 10a
2b
3 + 5ab
4 – b
5
Dari penjelasan singkat diatas, dapat disimpulkan bahwasanya cara
menegerjakan soal perpangkatan dalam bentuk aljabar adalah sebagai
berikut:
1. Gunakan segitiga pascal untuk menentukan hasil dari (a + b)n
2. Gunakan permisalan untuk memudahkan dalam pengerjakan soal-soal
3. Substitusikan pemisalan tadi ke hasil yang ada dalam segitiga pascal.
Berikut contoh penggunaan Teori Binomial sebagai berikut
Jabarkan (2x - y)5
Misal: a = 2x b = -y
Jawab:
Langkah 1: Lihat pola ∆ pascal yang berpangkat 3, kemudian pahami *
maka
1a3 + 3a
2b
1 + 3a
3b
2 + 1b
3
Langkah 2: substitusikan pemisalannya tadi
1a3 + 3a
2b
1 + 3a
3b
2 + 1b
3
1(2x)3 + 3(2x)
2(-y)
1 + 3(2x)
3 (-y)
2 + 1(-y)
3
Langkah 3: gunakan konsep perkalian aljabar, jelaskan kepada siswa
secara sistematis dan pelan, agar siswa paham
1a3 + 3a
2b
1 + 3ab
2 + 1b
3
1(2x)3 + 3(2x)
2(-y)
1 + 3(2x)
(-y)
2 + 1(-y)
3
23x
3 + 3 (4x
2)(-y) + 3 (2x)(y) + (-y)
Langkah 4: kalikan kemudian jumlahkan yang variabelnya sama
1a3 + 3a
2b
1 + 3ab
2 + 1b
3
19
Elok faidatul himah
1(2x)3 + 3(2x)
2(-y)
1 + 3(2x)
(-y)
2 + 1(-y)
3
23x
3 + 3 (4x
2)(-y) + 3 (2x)(y) + (-y)
8 x3
+ 3 (-4x2y) + 6x
y – y
8 x3
- 12 x2y + 6xy – y
Berdasarkan langkah di atas, siswa akan paham jika dalam
penyampaian materi oleh guru dilakukan secara sistematis. Sebelum siswa
mencapai langkah ke 4, siswa harus mengetahui terlebih dahulu tentang
konsep penjumlahan, pngurangan, serta perkalian dalam aljabar.
Penggunaan teori Binomial daharapkan menjadi salah satu solusi yang
dapat membantu memudahkan siswa dalam mengerjakan soal perpangkatan
aljabar serta mengurangi kesalahan siswa dalam mengerjakan soal
perpangkatan aljabar.
a. Pengaruh Model Pengajaran Langsung Serta Strategi Pembelajaran
Tuntas Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Model dan strategi pembelajaran yang baik, adalah salah satu upaya
yang dapat membantu siswa agar bisa mengerti dan paham akan materi yang
disampaikan. Sebenarnya menjadikan siswa paham akan suatu materi
pelajaran itu, tidak hanya dari faktor eksternal saja, akan tetapi faktor
internal juga sangat berperan penting dalam hal ini. Faktor eksternal
meliputi (cara pengajaran guru, fasilitas sekolah,dll) sedangkan faktor
internal faktor yang ada dalam individu meliputi (motivasi belajar individu,
tingkat kecerdasan masing-masing individu, dll.). karena motivasi belajar
adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya
yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan
semangat untuk belajar. Sedangkan siswa yang memilki motivasi kuat, akan
mempunyai banyak energy untuk melakuka kegiatan belajar
Untuk mengatasi faktor eksternal dalam masalah belajar siswa yang
kurang bersemangat, ada berbagai cara yang harus dilakukan guru. Salah
satunya, guru dituntut untuk kreatif dalam hal penyampaian materi. Selain
itu dibutuhkan juga guru yang bisa mengelola kelas dengan baik dan
menyenamgkan ketika pembelajaran matematika. Karena bagi siswa yang
tidak suka matematika, ketika pembelajaran akan gaduh dan juga
20
Elok faidatul himah
mengantuk. Siapa saja pasti akan merasa senang bila berada dalam suasana
yang menyenangkan. Orang yag pandai membangun suasana yang
menyenagkan dalam sebuah hubungan, juga pasti akan disenangi aleh
banyak orang. Demikian pula dengan guru hendaknya pandai membawa
suasana yang menyenangkan dalam proses belajaar mengajar. Adapun
seseorang guru yang banyak disenangi murid-murid diantaranya guru yang
mempunyai kepribadian sebagai berikut:
1. Memahami kebutuhan anak didik
Guru yang demikian biasanya senantiasa mengedepankan dialog
atau keterbukaan. dalam pelaksanaan yang berkaitan dengan
komunikasi dan cara seorang guru menyampaikan materi pelajaran
sangat dibutuhkan kemampuannya memahami anak didik secara
langsung. Bila hal ini dilakukan dengan baik, seorang guru akan
dicintai oleh murid-muridnya.
2. Memberikan penghargaan
Seoraang guru yang dicintai oleh murid-muridnya adalah yang bisa
memberikan penghargaan kepada muridnya. Penghargaan yang
dimaksudkan disini tidak harus bermakna penghargaan berupa
materi atau pemberian hadiah berupa uang. Penghargaan juga bisa
diberikan hanya dengan kata-kata yang bermakna positif dan
menyenangkan.
3. Dapat mengontrol emosi dengan baik
4. Tidak menjaga jarak dengan anak didik
Kebanyakan didalam pembelajaran matematika, murid akan tertarik
mempelajari matematika jika guru terlebih dahulu menjelaskan materi
dengan sistematis dan jelas, yang merupakan salah satu penerapan model
pengajaran langsung. Ada 2 kemungkinan penyebab guru tidak
menerangkan secara sistematis dan tidak jelas yaitu pertama ada guru
kurang menguasai materi yang akan disampaikan akibatnya dalam
menjelaskan kepada murid pun guru mengalami kesulitan, kedua guru yang
terlalu cerdas dan tidak diimbangi dengan keahlian dalam menyampaikan
21
Elok faidatul himah
materi akibatnya menjadikan terlalu cepatnya dalam penyampaian materi,
bagi siswa yang masih kurang paham malah menjadi bingung.
Kegiatan menjelaskan merupakan aktifitas mengajar yang tidak
dapat dihindari oleh guru. Untuk menyampaikan bahan pelajaran yang
berkaitan dengan hubungan antar konsep, guru perlu menjelaskan secara
runtut. Menyadari akan banyaknya peristiwa belajar mengajar yang
menuntut guru untuk dapat menjelaskan, maka ketrampilan menjelaskan
merupakan dasar keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru.
Menjelaskan pada dasarnya adalah menuturkan secara lisan mengenai suatu
bahan pelajaran yang disampaikan secara sistematis dan terencana sehingga
memudahkan siswa untuk memahami bahan pelajaran.
Hasil belajar yang diperoleh dari penjelasan adalah pemahaman,
bukan ingatan. Melalui penjelasan, siswa dapat memahami hubungan sebab
akibat, memahami prosedur, memahami prinsip, atau membuat analogi.
Untuk itu , guru yang humoris dan familier yang terdapat pada
model pengajaran QTL terhadap siswa juga sangat dibutuhkan. hal ini
dibutuhkan siswa, karena dengan karakter guru yang humoris dan familier
menjadikan siswa lebih senang untuk belajar matematika. Dengan begitu
siswa akan tertarik untuk mendengarkan penjelasan guru dan siswa akan
mencoba memahami materi kemudian latihan soal dengan mandiri . Jadi,
guru tinggal membimbing dan membantu siswa yang belum paham materi.
Jadi model pembelajaran langsung dan strategi belajar tuntas, akan
berjalan maximal, jika di variasikan dengan model-model pembelajaran
lain. Karena sebuah model, dan strategi pengajaran tidak dapat berdiri
sendiri, selain itu sebuah model, dan strategi pengajaran memiliki
kelamahan dan kelebihan masing-masing. Sebagai guru dalam penerapan
pembelajaran harus bisa menentukan mengelola kelas dengan sebuah model,
dan strategi pengajaran yang bagaimana agar siswa mau belajar dan
memahami materi dengan baik .
PENUTUP
1. Kesimpulan
22
Elok faidatul himah
Penyebab kesulitan siswa dalam memahami suatu materi
perpangkatan aljabar ini selain faktor kecerdasan siswa dan kondisi
fisiologisnya, yaitu faktor dari guru, yang diantaranya meliputi
penyampaian materi kepada siswa tentang konsep aljabar yang terlalu cepat,
kurangnya penguasaan materi oleh guru sehingga dalam menyampaikan
materi kurang jelas, kurannya ketrampilan guru dalam mengelola kelas
ketika pembelajaran berlangsung.
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan
soal perpangkatan aljabar diantaranya kesalahan dalam melaksanakan
rencana penyelesaian seperti kesalahan dalam operasi perkalian aljabarr,
kesalahan dalam operasi perpangkatan, kesalahan dalam operasi
penjumlahan dan pengurangan aljabar, kesalahan dalam menentukan dua
bilangan dimana hasil kali dan jumlah kedua bilangan tersebut diketahui
(pemfaktoran), kesalahan dalam menuliskan variabel pada hasil
pemfaktoran bentuk aljabar, kesalahan dalm menyederhanakan pecahan
bentuk aljabar.
Untuk meminimalisasi kesalahaan siswa dalam mengerjakan soal
perpangkatan aljabar bisa menggunakn Teori distribusi binomial, didalam
teori ini siswa akan dibantu dengan pemisalan pola segitiga pascal. Adapun
langkah-langkah penggunaan Teori distribusi binomial yaitu
1. Gunakan segitiga pascal untuk menentukan hasil dari (a + b)n
2. Gunakan pemisalan untuk memudahkan dalam pengerjaan
soal-soal perpangkatan bentuk aljabar
3. Substitusikan pemisalan tadi ke hasil yang ada dalam segitiga
pascal
Akan tetapi untuk penggunaan Teori distribusi binomial ini guru
diharapkan bisa menerangkan dengan baik dan jelas.seperti dalam penerapan
model pengajaran langsung dimana guru menyampaikan materi secara
sistematis selangkah demi selangkah hal ini dilakukan karena pemahaman
murid satu dengan yang lain berbeda. Model pengajaran langsung ini, bisa
juga dibarengi dengan strategi pembelajaran tuntas dan penerapan model
pembelajaran QTL (quantum teaching and learning) dimana aplikasi dari
23
Elok faidatul himah
model pembelajran inni, menjadikan pembelajaran siswa dikelas tidak
membosankan. Dengan begitu siswa akan mudah paham dan senang dalam
memahami materi yang disampaikan. Penerapan salah satu dari model dan
strategi pengajaran yang sesuaai dapat juga membantu guru dalam
mengelola kelas yang baik. Ini akan membantu siswa dalam meninngkatkan
hasil belajar siswa dalam pelajaran matematika.
2. Saran
Analisis ini, penulis hanya mencoba memecahkan salah satu masalah
yang dialami siswa didalam pembelajaran matematika yang berkaitan
dengan materi perpangkatan suku dua (binomial) aljabar dengan
menggunakan pendekatan proses. Jadi, paham tidaknya siswa terhadap
suatu materi ini, penulis lebih menekankan terhadap faktor penerapan
metode, model, serta strategi pembelajaran serta pengajaran guru yang
kurang baik.
Bagi pembaca, analisis ini bukanlah satu-satunya sumber cara untuk
mengatsi permasalahan tersebut. Analisis ini hanya untuk membantu
pembaca memberikan gambaran untuk memecahkan permasalahan yang ada
di dalam kelas.
REFERENSI
Agus Nunik Avianti. 2008. Mudah Belajar Matematika Kelas VIII. Jakarta:Pusat
perbukuan Departeman Pendidikan Nasional
Alim Nur Ahmad. Materi Matematika Kelas 8 SMP. tersedia pada http://kumis-
lebat.blogspot.com/2012/03/materi-matematika-kelas-8 smp.html.diakses tanggal
26-10-2014 pukul 22.00 WIB
Amstrong Thomas. 1994. Multiple Intelligences in the Classroom.
Alexandria,Virgina: ASDC
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2014. Menjadi Guru Favorit. Jogjakarta : Ar-Ruzz
Media
Hudojo Herman. 1988. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: P2LPTK
Idris Muhammad dan Marno. 2008. Strategi dan metode pengajaran. Jogjakarta:
AR-Ruzz Media
24
Elok faidatul himah
Komsiyah Indah. 2012. Belajar dan Pembelajaran.Yogyakarta: Teras
Malik Imam. 2011. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Teras
Mufarokah Anissatul. 2013. Strategi dan Model-model
Pembelajaran.Tulungagung: STAIN Tulungagung Press
Mulyono. 2011. Strategi Pembelajaran. Malang: UIN Maliki Press
Munir Rinaldi. 2012. Matematika Diskrit. Bandung: Informatika Bandung
Rahaju Budi Endah dkk. 2008. Contextual Teaching And Learning Matematika
Kelas VIII edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemaen Pendidikan Nasional
Rohmah, Noer. 2013. Pengantar Psikologi Agama. Yogyakarta: Teras
Sanjaya Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: CV. Rajawali
Djamarah, Saiful Bahri dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Zaini. 2011. Landasan Kependidikan. Yogyakarta: Mitsaq Pustaka