+ All Categories
Home > Documents > PROFIL ARSITEKTUR, PETA VEGETASI, VITALITAS, PERIODITAS, DAN STRATIFIKASI

PROFIL ARSITEKTUR, PETA VEGETASI, VITALITAS, PERIODITAS, DAN STRATIFIKASI

Date post: 26-Apr-2023
Category:
Upload: umm
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
23
PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN PROFIL ARSITEKTUR, PETA VEGETASI, VITALITAS, PERIODITAS, DAN STRATIFIKASIOleh : Kelompok 1 Campuran 1. Hikmah Ramadhany W. 2. Miftakhul Janah 3. Lusthia Wijaya Anggraeny 4. Isnaieni Milia 5. Putri LABORATORIUM BIOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 19
Transcript

PETUNJUK PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

“PROFIL ARSITEKTUR, PETA VEGETASI, VITALITAS,

PERIODITAS, DAN STRATIFIKASI”

Oleh : Kelompok 1 Campuran

1. Hikmah Ramadhany W.

2. Miftakhul Janah

3. Lusthia Wijaya Anggraeny

4. Isnaieni Milia

5. Putri

LABORATORIUM BIOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

19

2014

1. Dasar Teori

1.1 Profil Arsitektur

Ciri utama hutan hujan tropika adalah adanya

lapisan-lapisan tajuk pohon

(stratifikasi) yang terjadi karena perbedaan tinggi

pohon/tumbuhan. Stratifikasi terbentuk melalui

mekanisme persaingan dan pergantian tumbuhan yang

merupakan bukti adanya dinamika masyarakat tumbuh-

tumbuhan. Akibat persaingan, jenis-jenis tertentu

lebih berkuasa (dominan) daripada jenis yang lain.

Pohon-pohon dominandari lapisan teratas mengalahkan

atau menguasai pohon-pohon yang lebih rendah.

Menurut Soerianegara dan Indrawan (1998), di dalam

hutan hujan tropika bisaterdapat lima lapisan

(stratum) tajuk, yaitu lapisan A, B, C, D, dan E.

Lapisan A, B,dan C merupakan lapisan tajuk dari

tingkat pohon, lapisan D merupakan lapisan perdu dan

semak, sedangkan lapisan E adalah lapisan tumbuh-

tumbuhan penutup tanah (ground cover).

Ciri dan kriteria masing-masing lapisan adalah:

1. Lapisan A : - Lapisan teratas

- Tinggi total pohon > 30 m

- Tajuk diskontinyu (tersebar)

20

- Pohon tinggi, lurus dan batang bebas cabang

tinggi

- Semi-toleran

2. Lapisan B : - Lapisan kedua

- Tinggi total pohon 20 – 30 m

- Tajuk kontinyu (rapat)

- Pohon banyak cabang, batang bebas cabang tidak

terlalu tinggi

- Jenis-toleran

3. Lapisan C : - Lapisan ketiga

- Tinggi total pohon 4 – 20 m

- Tajuk kontinyu (rapat)

- Rendah, kecil, dan banyak cabang

4. Lapisan D : - Perdu dan semak

- Tinggi 1 – 4 m

5. Lapisan E : - Tumbuhan penutup tanah

- Tinggi 0 – 1 m

Batas tinggi lapisan tersebut berbeda-beda

tergantung pada tempat tumbuh dan komposisi hutan.

Antara lapisan A dan lapisan B jelas dapat dibedakan

berdasarkan kekontinyuan tajuk, lapisan B dan lapisan C

kurang jelas yang hanya dapat dibedakan berdasarkan

tinggi pohon. Tidak semua hutan mempunyai ketiga

lapisan di atas, ada yang hanya mempunyai lapisan A – B

atau A – C saja.

Studi synekologi, terutama studi komposisi dan

struktur hutan,

21

mempelajari profil (statifikasi) sangat penting

artinya. Untuk mengetahui dimensi

(bentuk) atau struktur vertikal dan horizontal suatu

vegetasi dari hutan yang dipelajari, dengan melihat

bentuk profilnya akan dapat diketahui proses dari

masing-masing pohon dan kemungkinan peranannya dalam

komunitas tersebut, serta dapat diperoleh informasi

mengenai dinamika pohon dan kondisi ekologinya. Menurut

Halle et al. (1978), pohon-pohon yang etrdapat di dalam

hutan hujan tropika berdasarkan arsitektur, dan dimensi

pohonnya digolongkan menjadi tiga kategori pohon,

yaitu:

1. Pohon masa depan (trees of the future), yaitu pohon yang

masih muda dan

mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang di

masa datang, pohon

tersebut pada saat ini merupakan pohon kodominan

(lapisan B dan C).

2. Pohon masa kini (trees of the present), yaitu pohon yang

saat ini sudah tumbuh

dan berkembang secara penuh dan merupakan pohon yang

paling dominan

(lapisan A).

3. Pohon masa lampau (trees of the past), yaitu pohon-pohon

yang sudah tua dan mulai mengalami kerusakan dan

akan mati.

22

4. Kriteria ketiga golongan pohon di atas didasarkan

pada hubungan antara tinggi total pohon (Tt), tinggi

bebas cabang (Tbc), tinggi pohon maksimum yang dapat

dicapai/pohon normal (Tn) dan diameter setinggi dada

(Dbh), dengan kriteria masing-masing:

a. Pohon masa depan :

Tt ≥ 100 Dbh Tbc < ½ Tt

Tt < Tn

b. Pohon masa kini :

Tt ≥ 100 Dbh

Tbc ≤ ½ Tt

Tt ≤ Tn

c. Pohon masa lampau :

Tt << 100 Dbh

Tbc >> ½ Tt

Tt = Tn

1.2 Peta Vegetasi

Syafei (1990), menyatakan bahwa dalam ilmu

vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk

menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam

mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya.

Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan

pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang

pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan

berbagai kendala yang ada.

23

Berdasarkan teori diatas metode merupakan sesuatu

yang sangat penting untuk menentukkan vegertasi suatu

daerah salah satu metode yang dapat digunakan yaitu

peta vegetasi. Pada praktikum peta vegetasi kita

menentukkan suatu tempat yang menjadi contoh yang dapat

mewakili suatu komunitas.

Sucipto (2008), menyatakan bahwa luas area tempat

pengambilan contoh komunitas tumbuhan atau vegetasi

sangat bervariasi, tergantung pada bentuk atau struktur

vegetasi tersebut. Percontohan yang diambil dianggap

memadai apabila seluruh atau sebagian besar jenis

tumbuhan pembentuk vegetasi itu berada dalam vegetasi

akan didapatkan suatu luas terkecil yang dapat mewakili

vegetasi.

Peta vegetasi digunakan selain sebagai penentu

vegetasi suatu daerah juga digunakan sebagai penentu

penyebaran tumbuhan atau tanaman jenis tertentu yang

ada di daerah tersebut.

1.3 Vitalitas

Vitalitas adalah cara yang diperlukan untuk

mengetahui tingkat kesuburan dari suatu jenis dalam

perkembangannya sebagai reaksi terhadap lingkungannya.

Hal ini dapat dilakukan dengan melihat lengkap atau

tidaknya siklus hidup dan spesies tadi didalam

vegetasi. Salah satu cara dalam menggambarkan vitalitas

adalah dengan memperhatikan empat keadaan yang

24

berhubungan dengan siklus hidupnya adalah sebagai

berikut:

a. Adanya kecambah (seeding)

b. Adanya tumbuhan muda

c. Adanya tumbuhan dewasa

d. Adanya tumbuhan tua (Rahardjanto, 2001).

1.4 Periodisitas

Perioditas merupakan suatu langkah yang bertujuan

untuk mengetahui suatu keadaan rytmis dalam satu

kehidupan tumbuhan. Keadaan tersebut dinyatakan dalam

adanya daun, bunga, buah, dan biji. Hal ini bertujuan

untuk mengidentifikasikan masa-masa tumbuhan tersebut

berdaun, berbunga, berbuah, dan berbiji.

1.5 Stratifikasi

Stratifikasi merupakan lapisan-lapisan secara

vertikal yang di bentuk oleh keadaan bentuk atau (life

from) angota-angota komunitas tersebut, yang di pakai

sebagai dasar biasanya ketinggian dari pohon tersebut.

Stratifikasi merupakan bentuk pengkategorian tumbuhan

berdasarkan pada criteria yang dapat ditentukan dari

profil atau karakteristik pohon tersebut. (Rahardjanto,

2004).

Dalam komunitas vegetasi, tumbuhan yang mempunyai

hubungan di antara mereka, mungkin pohon, semak,

rumput, lumut kerak dan Thallophyta, tumbuh-tumbuhan

25

ini lebih kurang  menempati strata atau lapisan dari

atas ke bawah secara horizontal, ini disebut

stratifikasi. Individu yang menempati lapisan yang

berlainan menunjukkan perbedaan-perbedaan bentuk

pertumbuhan, setiap lapisan komunitas kadang-kadang

meliputi klas-klas morfologi individu yang berbeda

seperti, strata yang paling tinggi merupakan kanopi

pohon-pohon atau liana. (Angan, 2006).

2. Metode Penelitian

2.1 Profil Arsitektur

2.1.1 Alat dan bahan

1. Kompas

2. Meteran

3. Phi-band

4. Haga meter

5. Tali rafia

6. Golok / parang

26

7. Kertas milimeter

8. Alat tulis

9. Meteran

2.1.2 Cara Kerja

1. Tentukan secara purposive sampling komunitas hutan

berdasarkan keterwakilan ekosistem hutan yang

akan dipelajari sebagai petak contoh pengamatan

profil.

2. Buatlah petak contoh berbentuk jalur dengan arah

tegak lurus kontur (gradien perubahan tempat

tumbuh) dengan ukuran lebar 10 m dan panjang 60

m, ukuran petak contoh dapat berubah tergantung

pada kondisi hutan.

3. Anggap lebar jalur (10 m) sebagai sumbu Y dan

panjang jalur (60 m) sebagai sumbu X.

4. Beri nomor semua pohon yang berdiameter ≥ 7 cm

atau tinggi total ≥ 4 m yang ada di petak contoh

tersebut.

5. Catat nama jenis pohon dan ukur posisi masing-

masing pohon terhadap titik kordinat X dan Y.

6. Ukur diamater batang pohon setinggi dada.

7. Ukur tinggi total menggunakan haga meter.

8. Ukur tinggi bebas cabang, serta gambar bentuk

percabangan dan bentuk tajuk.

9. Ukur luas proyeksi (penutupan) tajuk terhadap

permukaan tanah paling tidak dari dua arah

27

pengukuran, yaitu arah tajuk terlebar dan

tersempit.

10. Gambarlah bentuk profil vertikal dan

horizontal (penutupan tajuk) pada kertas

milimeter dengan skala yang memadai.

11. Tentukan jenis dan jumlah pohon yang termasuk

lapisan A, B, dan C.

Tentukan jenis dan jumlah pohon yang termasuk

pohon masa depan, pohon masa kini, dan pohon masa

lampau.

2.1.3 Cara Penggunaan alat

No Gambar Fungsi dan Penggunaan Alat1. Meteran

Sumber :

http://

blogs.indonesianpod10

1.com/blog/2012/03/

Fungsi: Mengukur panjang, jarak

antara pohon, dan

keliling batang bohon.

Cara Penggunaan:

1. Pada ujung meteran di pegang

agar tidak tergulung

2. Meteran direntangkan sesuai

panjang yang ingin diukur

3. Melihat hasil yang telah

diukur pada meteran

tersebut.

2. Kompas Bidik Fungsi: Menentukkan sudut pohon

dari titik konstan

28

Sumber:

http://

elfaziarni123.blogspo

t.com/2012/11/

kompas.html

Cara Penggunaan:

1. Buka kompas bidik!

2. Masukkan jempol kanan ke

handle pengait

3. Arahkan posisi kita ke objek

yang akan dibidik!

4. Dekatkan mata kita pada

lensa kompas untuk

mempermudah bidikan objek!

5. Arahkan kompas (kawat pisir)

pada objek yang akan dibidik

setepat mungkin! Lensa

pembidik, kawat pisir, dan

objek bidik harus satu garis

lurus atau sejajar

6. Setelah dipastikan sejajar,

pertahankan bidikan sambil

melihat (membaca) hasil yang

ditunjukkan pada skala

derajat. Hasil penunjukan

tersebut merupakan sudut

objek bidik (Azimut) yang

digunakan sebagai dasar

perhitungan untuk mengetahui

posisi kita dan objek itu

sendiri.

Sumber:

http://dataiptek.blogspot.co

29

m/2013/02/cara-pemakaian-

kompas-bidik.html3. Tali Rafia

Sumber:

http://

mindsetsuksess.blogsp

ot.com/2014/08/

belajar-tekun-adalah-

kunci-sukses.html

Fungsi: Alat bantu dalam

mengukur jarak antara

pohon

Cara Penggunaan:

1. Tali direntangkan sepanjang

jarak yang ingin diukur

(biasany sudah ditentukkan

panjang dan sudah di potong)

2. Kemudian tali yang digunakan

diukur dengan penggaris,

berapa jarak yang didapat

4. Milimeter Blok Fungsi: Menggambar peta

vegetasi

Cara Penggunaan:

1. Menggambar pada kertas

milimeter blok sesuai dengan

data hasil pengamatan

2. Menetukan skala yang

digunakan sehingga sesuai

dengan kotak paa milimeter

blok

30

Sumber:

https://

www.tokopedia.com/

kartinishop/

milimeter-blok-block5.

Busur

Sumber:

http://

perintislabel.blogspo

t.com/2014/04/busur-

derajat-champion.html

Fungsi: Penentuan sudut

Cara Penggunaan:

1. Tempatkan pusat busur

derajat pada titik sudut

yang akan diukur.

2. Tempatkan salah satu kaki

sudutnya pada 0°.

3. Bacalah angka pada busur

derajat yang dilalui oleh

kaki sudut yang lain. Angka

inilah yang merupakan besar

sudut itu.

Sumber:

http://www.plengdut.com/2013

/03/cara-mengukur-sudut.html6. Penggaris

Sumber:

http://

www.grosiralattuliska

ntor.com/2013/11/

penggaris-besi-30-cm-

Fungsi: Mengukur panjang

Cara Penggunaan:

1. Penggaris dilettakan diatas

benda yang ingin diukur

2. Kemudian lihat nilai pada

penggaris sesuai dengan

hasil pengukuaran

31

cadwell.html

2.2 Profil Arsitektur

2.2.1 Alat

1. Kompas Bidik

2. Meteran

3. Busur

4. Milimeter Blok

5. Penggaris

6. Tali Rafia (catatan : subyek penelitian )

7. Komunitas Tumbuhan Suatu Daearah (Vegetasi)

2.2.2 Tabel Fungsi dan Penggunaan Alat

No. Gambar Fungsi dan Penggunaan Alat1. Meteran

Sumber :

http://

blogs.indonesianpod101.c

om/blog/2012/03/

Fungsi: Mengukur panjang, jarak

antara pohon, dan keliling

batang bohon.

Cara Penggunaan:

1. Pada ujung meteran di pegang

agar tidak tergulung

2. Meteran direntangkan sesuai

panjang yang ingin diukur

3. Melihat hasil yang telah

diukur pada meteran tersebut.

2. Kompas Bidik Fungsi: Menentukkan sudut pohon

dari titik konstan

Cara Penggunaan:

32

Sumber:

http://

elfaziarni123.blogspot.c

om/2012/11/kompas.html

1. Buka kompas bidik!

2. Masukkan jempol kanan ke

handle pengait

3. Arahkan posisi kita ke objek

yang akan dibidik!

4. Dekatkan mata kita pada

lensa kompas untuk mempermudah

bidikan objek!

5. Arahkan kompas (kawat pisir)

pada objek yang akan dibidik

setepat mungkin! Lensa

pembidik, kawat pisir, dan

objek bidik harus satu garis

lurus atau sejajar

6. Setelah dipastikan sejajar,

pertahankan bidikan sambil

melihat (membaca) hasil yang

ditunjukkan pada skala

derajat. Hasil penunjukan

tersebut merupakan sudut objek

bidik (Azimut) yang digunakan

sebagai dasar perhitungan

untuk mengetahui posisi kita

dan objek itu sendiri.

Sumber:

http://dataiptek.blogspot.com/

2013/02/cara-pemakaian-kompas-

bidik.html

33

3. Tali Rafia

Sumber:

http://

mindsetsuksess.blogspot.

com/2014/08/belajar-

tekun-adalah-kunci-

sukses.html

Fungsi: Alat bantu dalam mengukur

jarak antara pohon

Cara Penggunaan:

1. Tali direntangkan sepanjang

jarak yang ingin diukur

(biasany sudah ditentukkan

panjang dan sudah di potong)

2. Kemudian tali yang digunakan

diukur dengan penggaris,

berapa jarak yang didapat

4. Milimeter Blok

Sumber:

https://

www.tokopedia.com/

kartinishop/milimeter-

blok-block

Fungsi: Menggambar peta vegetasi

Cara Penggunaan:

1. Menggambar pada kertas

milimeter blok sesuai dengan

data hasil pengamatan

2. Menetukan skala yang

digunakan sehingga sesuai

dengan kotak paa milimeter

blok

34

5.

Busur

Sumber:

http://

perintislabel.blogspot.c

om/2014/04/busur-

derajat-champion.html

Fungsi: Penentuan sudut

Cara Penggunaan:

1. Tempatkan pusat busur

derajat pada titik sudut yang

akan diukur.

2. Tempatkan salah satu kaki

sudutnya pada 0°.

3. Bacalah angka pada busur

derajat yang dilalui oleh

kaki sudut yang lain. Angka

inilah yang merupakan besar

sudut itu.

Sumber:

http://www.plengdut.com/2013/

03/cara-mengukur-sudut.html

6. Penggaris

Sumber:

http://

www.grosiralattuliskanto

r.com/2013/11/penggaris-

besi-30-cm-cadwell.html

Fungsi: Mengukur panjang

Cara Penggunaan:

1. Penggaris dilettakan diatas

benda yang ingin diukur

2. Kemudian lihat nilai pada

penggaris sesuai dengan hasil

pengukuaran

2.2.3 Langkah Kerja/ Prosedur Kerja Praktikum

a. Pemetaan Komunitas Tumbuhan dari Satu Titik

Konstan (Jarak)

35

1. Menentukkan titik konstan pada area vegetasi

2. Menentukkan 5 pohon yang digunakan sebagai

sampel pada komunitas vegetasi daerah tersebut

(poohon 1, pohon 2, pohon 3, pohon 4, dan pohon

5

3. Mengulurkan tali rafia yang sudah dipotong

sepanjang 5 meter dari titik konstan ke pohon 1

(bisa menggunakan meteran)

4. Kemudian mencatat jarak yang hasilkan dari

titik konstan ke pohon 1

5. Kemudian ulurkan lagi tali rafia dari pohon 1

ke pohon 2, begitupun seterusrnya hingga

mencapai pengukuran jarak dari pohon 5 ke pohon

1

6. Jangan lupa mencatat hasil jarak antara pohon

yang satu dengan yang lain

7. Gambarlah peta vegetasi daerah yang diamati

pada kertas milimeter blok sesuai dengan data

hasil pengamatanContoh Tabel:

No. Pohon ke- Jarak (m)1. Titik konstan ke

Pohon 1..........

2. Pohon 1 ke Pohon2

..........

3. Pohon 2 ke Pohon3

..........

4. Pohon 3 ke Pohon4

..........

5. Pohon 4 ke Pohon5

..........

36

6. Pohon 5 ke Pohon1

..........

b. Pemetaan Komunitas Tumbuhan dengan Mencari

Sudut

1. Menentukkan titik konstan pada area vegetasi

2. Menentukkan 5 pohon yang digunakan sebagai

sampel pada komunitas vegetasi daerah tersebut

(pohon 1, pohon 2, pohon 3, pohon 4, dan pohon

5)

3. Meletakkan kompas pada titik konstan

4. Kompas bidik diarahkan tepat pada pohon 1

untuk menentukkan sudut pohon pertaman,

begitupun pada pohon yang lain (pohon 1, pohon

2, pohon 3, pohon 4, dan pohon 5)

5. Sudut pohon akan didapat ketika jarum pada

kompas bidik konstan

6. Kemudian melihat nilai sudut pada cermin

kompas bidik atau menyuruh teman untuk

melihatnya

7. Mencatat nilai sudut dari ke 5 pohon tersebut

8. Gambarlah peta vegetasi daerah yang diamati

dengan penentuan sudut pada kertas milimeter

blok dengan menggunakan busur derajatContoh Tabel:

No. Pohon ke- Sudut ( ̊ )1. Pohon 1 ..........2. Pohon 2 ..........3. Pohon 3 ..........

37

4. Pohon 4 ..........5. Pohon 5 ..........

2.3 Vitalitas

2.3.1 Alat dan Bahan

1. Penggaris

2. Meteran

3. Plastik ukuran 1 kg @ 12 lembar

4. Tali raffia

5. Pasak ukuran 1 meter @ 10 buah

6. Alat Tulis

2.3.2 Cara Kerja

1. Memasang pasak dengan ukuran 4x4 meter

2. Mencari pohon dengan spesies yang berbeda

3. kemudian mengamati disekitar pohon tersebut

ada/ tidaknya: (1) kecambah; (2) tumbuhan muda;

(3) tumbuhan dewasa; (4) tumbuhan tua.

4. Mencatat data hasil pengamatan ke dalam tabel

Tabel Pengamatan Vitalitas

No Nama Pohon Keterangan

*keterangan diisi keadaan di sekitar pohon, adakah

kecambah, tumbuhan muda, tumbuhan dewasa, dan

tumbuhan tua.

1. Kecambah

2. Tumbuhan muda

38

3. Tumbuhan dewasa

4. Tumbuhan tua

2.3 Periodisitas

2.4.1 Alat dan bahan

1. Penggaris

2. Ekosistem

2.4.2 Cara Kerja

1. Menentukan lokasi pengamatan

2. Mengamati 7 jenis tumbuhan yang berbeda

kemudian mengamati adanya daun, berbunga,

berbuah, dan berbiji.

Untuk memudahkan pencatatan dilapangan

dapat menggunakan table lapangan sebagai

berikut:

No Spesies Daun Bunga Buah Biji

2.5 Stratifikasi

2.5.1 Alat dan bahan

1. Meteran

2. Alat tulis

2.5.2 Cara Kerja

Cara kerjanya, cari kurang lebih 5 jenis

pohon yang berbeda, kemudian tentukan

stratifikasi berdasarkan Dbh dari ketinggian

39

pohon tersebut. Adapun kategori  stratifkasi

suatu tumbuhan adalah sebagai berikut :

Semai : tinggi pohon < 1,5 meter

Pancang : tinggi pohon > 1,5 dengan

dbh < 10 cm

Tiang : tinggi pohon > 1,5 dengan

dbh 10-30 cm

Pohon : tinggi pohon > 1,5 dengan

dbh > 35cm

40

DAFTAR PUSTAKA

Hariyanto, Sucipto, dkk. 2008. Teori dan Praktik Ekologi.

Surabaya: Penerbit Universias Airlangga (Airlangga

Press).

Rahardjanto, A. 2001. Buku Ajar Ekologi Tumbuhan.

Syafei, Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan.

Bandung. ITB.


Recommended