+ All Categories
Home > Documents > Proposal Tugas Akhir Multitester Elektronik Berbasis Mikrokontroller ATmega 8

Proposal Tugas Akhir Multitester Elektronik Berbasis Mikrokontroller ATmega 8

Date post: 23-Feb-2023
Category:
Upload: unnes
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
61
PROPOSAL TUGAS AKHIR MULTITESTER ELEKTRONIK BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8 Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Pelaksanaan Tugas Akhir Pada Program Diploma III Jurusan Teknik Elektro Di Universitas Negeri Semarang Disusun Oleh : Nanda Puji Arianto 5311311009 PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO
Transcript

PROPOSAL TUGAS AKHIR

MULTITESTER ELEKTRONIK

BERBASIS MIKROKONTROLLER

ATMEGA 8

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Pelaksanaan Tugas

Akhir

Pada Program Diploma III Jurusan Teknik Elektro

Di Universitas Negeri Semarang

Disusun Oleh :

Nanda Puji Arianto5311311009

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014Proposal Tugas Akhir yang berjudul: Multitester Elektronik

Berbasis Mikrokontroller Atmega 8 oleh Mahasiswa :

Nama : Nanda Puji Arianto

NIM : 5311311009

Telah diperiksa dan di koreksi dengan baik. Karena itu

pembimbing setuju untuk di seminarkan.

Semarang, April 2014

Pembimbing Ketua Program Studi

Drs. Rafael Sri Wiyardi M.T. Riana Defi Mahadji Putri ST, MTNIP. 195011101979031001 NIP.197609182005012001

1

Ketua Jurusan Teknik Elektro

Drs. Suryono M.T. NIP. 195503161985031001

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................i

Halaman Pengesahan....................................1

Daftar Isi............................................2

BAB I PENDAHULUAN....................................4

I. Judul.............................................4

II. Latar Belakang Masalah............................4

III. Rumusan Masalah.................................6

IV. Pembatasan Masalah................................6

V. Tujuan............................................7

VI. Manfaat...........................................7

VII. Metodologi Penelitian...........................8

VIII.............................Sistematika Penulisan

................................................8

2

BAB II LANDASAN TEORI...............................10

2.1 Multitester.....................................12

2.2 Mikrokontroller AVR ATMega8.....................13

2.2.1 Konfigurasi Pin ATMega8.......................13

2.2.2 Analog To Digital Converter (ADC) AVR ATMega8........15

2.3 Liquid Crystal Display (LCD)..........................19

2.3.1 Konfigurasi Pin LCD 20 x 4....................19

2.3.2 Struktur Memori LCD...........................21

2.4 Catu Daya.......................................21

2.5 Bahasa C........................................22

BAB III PENYUSUNAN DAN PEMBUATAN ALAT...............25

3.1 Alur Pembuatan Alat.............................25

3.2 Spesifikasi Alat................................26

3.3 Penyusunan Sistem Kerja Alat....................27

3.4 Penyusunan Rangkaian dan Letak Komponen.........31

3.5 Penyusunan Pemrograman Mikrokontroller..........33

3.5.1 Penyusunan Program Mikrokontroller 1..........33

3.5.2 Penyusunan Program Mikrokontroller 2..........36

3.6 Pembuatan Alat..................................38

3.6.1 Pembuatan Layout PCB dan Tata Letak Komponen. .38

3.6.2 Pembuatan Box Alat............................39

BAB IV PENUTUP......................................41

DAFTAR PUSTAKA......................................42

3

BAB I

PENDAHULUAN

4

I. Judul

Multitester Elektronik Berbasis Mikrokontroller

Atmega 8

Merupakan sebuah alat yang dibuat pada Tugas

Akhir yang dapat digunakan dalam instrumen

pengukuran.

II. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman telah berkembang dengan pesat,

melalui ilmu pengetahuan dan teknologi manusia kini

semakin dimudahkan dengan segala aktifitas

kehidupannya. Teknologi memang hal yang tidak bisa

dipisahkan pada kehidupan sekarang ini, peralatan

elektronik seperti: laptop, handphone, komputer, tv,

radio, dan lain-lain telah menjadi bagian hidup

manusia sekarang ini.

Salah satu ilmu yang mempelajari teknologi

tersebut adalah ilmu teknik elektro yang mendasari

semua peralatan elektronik diatas dapat bekerja atas

beberapa blok rangkaian elektronika, ilmu teknik

elektro mempelajari sifat dan juga gejala listrik.

Salah satunya terdapat satuan/besaran listrik5

misalnya satuan arus listrik yaitu ampere, hambatan

satuannya yaitu ohm, dan tegangan/beda potensial

yaitu volt. Selain itu dalam aplikasinya terdapat

bermacam-macam komponen dasar elektronika seperti:

resistor, kondensator/kapasitor, dioda, dan beragam

jenis transistor.

Dari satuan dan juga komponen listrik diatas

makan diperlukan suatu instrumentasi pengukuran dan

pengujian (metering and testing) yang mampu menampilkan

harga yang sesungguhnya dari hasil pengukuran yang

didapat dan juga mengetahui kondisi dan fungsi dari

komponen tersebut apakah layak dinilai baik atau

buruknya sehingga dapat berfungsi dengan semestinya

pada rangkaian elektronika.

Walaupun saat ini sudah terdapat instrumen

pengukuran standart seperti: multitester atau

AVOmeter atau multimeter akan tetapi alat ukur ini

memiliki kekurangan:

1. Tidak dapat mengidentifikasi jenis komponen

yang diuji/diukur, misalnya apakah itu

6

komponen resistor, kondensator/kapasitor,

dioda, bahkan transistor.

2. Tidak dapat membaca nilai dari satuan

komponen yang diuji/diukur terkecuali

resistor, misalnya satuan Farad untuk

kapasitor/kondensator dan satuan penguatan

Hfe pada transistor.

3. Pada pengujian/pengukuran transistor untuk

menentukan kaki-kaki terminalnya membutuhkan

waktu yang lama dan banyak kesulitan,

misalnya menentukan kaki Basis, Collector, Emitor

pada Transistor

4. Hasil pengukuran antara multitester satu

dengan lainnya berbeda-beda.

Atas dasar itu maka penulis mencoba membuat alat

ukur yang mampu mengukur satuan listrik ohm meter,

ampere meter dan voltmeter dan dapat

menguji/mengidentifikasi komponen elektronika

sehingga dapat menutupi kekurangan dari multitester

yang telah dijelaskan sebelumnya pada poin 1-4. Alat

ukur/uji ini menggunakan mikrokontroller chip AVR

7

ATMega8 dengan struktur pemrograman yang diterapkan

sehingga menghasilkan karya tugas akhir berupa

instrumen pengukuran/pengujian dengan judul

“MULTITESTER ELEKTRONIK BERBASIS MIKROKONTROLLER

ATMEGA 8”

III. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka

beberapa permasalahan yang akan muncul dalam

mengerjakan tugas akhir ini antara lain :

1. Prinsip kerja dari mikrokontroller khususnya

pada mikrokontroller AVR ATMega 8

2. Pembuatan struktur program dari mikokontroller

agar dapat mengolah ADC dan menghasilkan nilai

keluaran secara tepat

3. Perancangan hardware dan tata letak komponen

sehingga dapat dijadikan alat ukur

IV. Pembatasan Masalah

Dikarenakan luasnya permasalahan di dalam

pembahasan dan agar tidak terjadi kesalahpahaman

8

maksud dari apa yang ada di dalam penulisan

tugas akhir ini maka dibutuhkannya pembatasan

masalah tersebut antara lain ::

1. Hardware utama dalam pembuatan alat ini

menggunakan chip IC ATmega 8

2. Jangkauan pengukuran pada komponen pasif yakni

resistor dan kapasitor/kondensator

3. Jangkauan pengukuran pada komponen aktif yakni

dioda dan transistor

4. Batas ukur pada pengukuran resistansi (Ohm

meter) yakni: 20 Ohm – 20 M Ohm

5. Batas ukur pada pengukuran tegangan (Volt

meter) yakni: 0 Volt DC – 12 Volt DC

6. Batas ukur pada pengukuran kuat arus (Ampere

meter) yakni: 0 Ampere DC – 10 Ampere DC

V. Tujuan

Pembuatan tugas akhir ini diharapkan diperoleh

hasil untuk membuat alat ukur yang dapat digunakan

untuk mengukur dan menguji komponen elektronika

seperti: resistor, kapasitor/kondensator, dioda

9

maupun transistor, dan dapat juga sebagai ohm meter,

dc voltmeter, dan dc amperemeter dengan berbasiskan

mikrokontroller

VI. Manfaat

Manfaat dari tugas akhir ini adalah:

1. Dapat membuat alat ukur berbasis mikrokontroller

2. Dapat digunakan sebagai instrumen pengukuran di

laboratorium teknik elektro

3. Menerapkan teknik pemrograman dengan bahasa C pada

mata kuliah mikrokontroller

VII. Metodologi Penulisan

Untuk menyelesaikan penulisan tugas akhir ini

penulis melakukan beberapa tahap metode penyelesaian

sebagai berikut :

1. Studi Pustaka

10

Yakni semua bahan diperoleh dari buku

dan/atau jurnal yang khususnya mengenai

pembuatan tugas akhir ini.

2. Eksperimen

Dimana semua data diambil berdasarkan hasil

dari pembuatan tugas akhir ini baik dari proses

perancangan, proses pemrogaman sampai proses

pengujian alat.

3. Observasi

Dimana dilakukan pencarian untuk semua

informasi tambahan yang tidak terdapat dalam

buku dan/atau jurnal di dalam penyelesaian

tugas akhir ini.

VIII. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

11

Berisi tentang latar belakang, perumusan

masalah, pembatasan masalah, tujuan penulisan,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang landasan teori yang mendukung

dalam pembuatanlaporan tugas akhir ini.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Berisi tentang semua perancangan sistem dalam

pembuatan tugas akhir ini.

BAB IV PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dari laporan tugas

akhir ini beserta saran yang diperlukan untuk

pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Multitester

Multitester merupakan instrumen alat ukur yang

berfungsi mengukur bermacam-macam besaran listrik

seperti: Ohm meter (Ω), Voltmeter (A), dan

Amperemeter (A). Pada Ohmmeter berfungsi mengukur

resistansi atau hambatan listrik, Voltmeter berfungsi

13

mengukur tegangan atau beda potensial listrik,

sedangkan Amperemeter berfungsi mengukur kuat arus

listrik. Semua fungsi itu seluruhnya mencakup fungsi

Multitester.

Multitester dapat disebut juga Multimeter maupun

AVOmeter, karena mempunyai cakupan fungsi yang luas,

multitester sering digunakan di dalam laboratorium

elektronika. Terdapat 2 jenis multitester yakni

multitester analog dan digital, secara umum keduanya

memiliki fungsi yang sama.

Perbedaan dari keduanya adalah :

Multitester analog memiliki ketelitian

pengukuran yang relatif kecil dibanding

multitester digital yang memiliki ketelitian

yang relatif tinggi.

Multiteseter analog memiliki batas ukur (BU)

atau disebut range yang harus diposisikan

diatas batas nilai pengukuran sedangkan

multitester digital tidak memiliki batas

ukur atau disebut juga autorange.

14

Multitester analog memiliki tampilan hasil

dengan skala simpangan jarum denga moving coil

sebagai penggeraknya sedangkan multitester

digital menggunakan layar kristal cair atau

LCD sebagai media penampilnya.

Sedangkan kesamaan dari multitester analog dan

digital adalah:

Memiliki fungsi yang sama dalam pengukuran

hambatan/tahanan listrik (Ohm meter)

Memiliki fungsi yang sama dalam pengukuran

tegangan

(Volt meter)

Memiliki fungsi yang sama dalam pengukuran

kuat arus listrik (Ampere meter)

Memiliki sumber tenaga yang sama yakni dari

baterai

Memilki probe testing sebanyak dua buah yakni

(+) dari warna merah dan (-) dari warna

hitam.

Penampakan dari multitester analog dan digital

dapat dilihat pada gambar:

15

Gambar 1; Multitester:

1.a) Multitester Analog 1.b)

Multitester Digital

Keterangan:

1.a) Multitester Analog SUNWA YX-360TRD

1.b) Multitester Digital VOLTCRAFT 3850

2.2. Mikrokontroller AVR Atmega 8

AVR merupakan salah satu jenis

mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai

macam fungsi. Perbedaannya pada mikrokontroller yang

pada umumnya digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR

tidak perlu menggunakan oscillator eksternal karena

di dalamnya sudah terdapat internal oscillator.

Selain itu kelebihan dari AVR adalah memiliki

Power-On Reset, yaitu tidak perlu ada tombol

16

reset dari luar karena cukup hanya dengan mematikan

supply, maka secara otomatis AVR akan melakukan

reset. Untuk beberapa jenis AVR terdapat

beberapa fungsi khusus seperti ADC, EEPROM sekitar

128 bytesampai dengan 512 byte.AVR ATmega8 adalah

mikrokontroler CMOS 8-bit berarsitektur AVR RISC

yang memiliki 8K byte in-System Programmable

Flash. Mikrokontroler dengan konsumsi daya rendah

ini mampu mengeksekusi instruksi dengan kecepatan

maksimum 16MIPS pada frekuensi 16MHz. Jika

dibandingkan dengan ATmega8L perbedaannya hanya

terletak pada besarnya tegangan yang diperlukan untuk

bekerja. Untuk ATmega8 tipe L, mikrokontroler ini

dapat bekerja dengan tegangan antara 2,7 - 5,5 V

sedangkan untuk ATmega8 hanya dapat bekerja pada

tegangan antara 4,5 – 5,5 V. Konfigurasi Pin ATMega8

ditunjukkan pada gambar 2.

17

2.2.1 Konfigurasi Pin Atmega 8

Gambar 2. Konfigurasi Pin Atmega 8

ATmega8 memiliki 28 Pin, yang masing-masing pin

nya memiliki fungsi yang berbeda-beda baik sebagai

port maupun fungsi yang lainnya. Berikut akan

dijelaskan fungsi dari masing-masing kaki ATmega8.

VCC

Merupakan supply tegangan digital.

GND

Merupakan ground untuk semua komponen yang

membutuhkan grounding.

Port B (PB7...PB0)

18

Didalam Port B terdapat XTAL1, XTAL2, TOSC1,

TOSC2. Jumlah Port B adalah 8 buah pin, mulai

dari pin B.0 sampai dengan B.7. Tiap pin

dapat digunakan sebagai input maupun output. Port

B merupakan sebuah 8-bit bi-directional I/O dengan

internal pull-up resistor. Sebagai input, pin-pin

yang terdapat pada port B yang secara

eksternal diturunkan, maka akan

mengeluarkan arus jika pull-up resistor

diaktifkan. Khusus PB6 dapat

digunakan sebagai input Kristal (inverting oscillator

amplifier) dan input ke rangkaian clock internal,

bergantung pada pengaturan Fuse bit yang

digunakan untuk memilih sumber clock.

Sedangkan untuk PB7 dapat digunakan sebagai

output Kristal (output oscillator amplifier) bergantung

pada pengaturan Fuse bit yang digunakan untuk

memilih sumber clock. Jika sumber clock yang

dipilih dari oscillator internal, PB7 dan PB6 dapat

digunakan sebagai I/O atau jika menggunakan

19

Asyncronous Timer/Counter2 maka PB6 dan PB7 (TOSC2

dan TOSC1) digunakan untuk saluran input timer.

Port C (PC5…PC0)

Port C merupakan sebuah 7-bit bi-directional I/O port

yang di dalam masing-masing pin terdapat pull-up

resistor. Jumlah pin nya hanya 7 buah mulai dari

pin C.0 sampai dengan pin C.6. Sebagai

keluaran/output portC memiliki karakteristik

yang sama dalam hal menyerap arus (sink)

ataupun mengeluarkan arus (source).

RESET/PC6

Jika RSTDISBL Fuse diprogram, maka PC6 akan

berfungsi sebagai pin I/O. Pin ini memiliki

karakteristik yang berbeda dengan pin-pin yang

terdapat pada port C lainnya. Namun jika

RSTDISBL Fuse tidak diprogram, maka pin ini

akan berfungsi sebagai input reset. Dan jika

level tegangan yang masuk ke pin ini rendah

dan pulsa yang ada lebih pendek dari pulsa

8 minimum, maka akan menghasilkan suatu kondisi

reset meskipun clock-nya tidak bekerja.

20

Port D (PD7…PD0)

Port D merupakan 8-bit bi-directional I/O dengan

internal pull-up resistor. Fungsi dari port ini

sama dengan port-port yang lain. Hanya saja pada

iini tidak terdapat kegunaan-kegunaan yang

lain. Pada portini hanya berfungsi sebagai

masukan dan keluaran saja atau biasa disebut

dengan I/O.

AVcc

Pin ini berfungsi sebagai supply tegangan

untuk ADC. Untuk pin ini harus dihubungkan

secara terpisah dengan VCC karena pin ini

digunakan untuk analog saja. Bahkan jika ADC

pada AVR tidak digunakan tetap saja

disarankan untuk menghubungkannya secara

terpisah dengan VCC. Jika ADC digunakan, maka

AVcc harus dihubungkan ke VCC melalui low pass

filter.

AREF

21

Merupakan pin referensi jika menggunakan ADC.

2.2.2 Analog To Digital Converter (ADC) AVR ATMega8

Signal masukan atau input dari mikrokontroller dapat

berupa digital maupun analog. Sinyal digital memiliki dua

nilai "0" dan "1" sementara analog memiliki nilai

apapun dalam interval waktu yang diberikan.

Mikrokontroller hanya dapat bekerja dalam signal digital

maka dari itu signal analog harus terlebih dahulu

dikonversi ke signal digital. AVR ATMega8 telah terdapat

input ADC sebanyak 6 kanal di dalamnya sehingga

proses konversi dari signal analog ke digital menjadi

mudah, 6 kanal ADC memiliki resolusi sebesar 10 bit.

Pada gambar 3 dibawah ini menjelaskan secara umum ADC

yang terdapat pada ATMega8. Signal masukan berasal

dari input pin PORTC 0-5 kemudian memasuki MUX

(multiplexer) sesuai signal register ADMUX yang dikirim dari

satu pin ke ADC converter

22

Gambar 3. Bagan urutan konversi Analog ke Digital

Pada operasi normal penggunaan ADC terdapat

tegangan acuan yang dibutuhkan untuk Vref dan clock

signal Fadc. Fadc terpilih dari register ADCSRA. Signal

yang dikonversi tersimpan pada register ADCH dan

ADCL, karena hasil konversi signal mempunyai panjang

10 bit setiap masukan ADC dapat digunakan satu23

persatu. Selain itu Multiplexer juga dapat meloloskan

pasangan referensi 1,23V dan Ground (GND). Hal ini

sangat berguna apabila melakukan kalibrasi. AREF

dapat diatur ke AVCC dan tegangan internal 2,56 Volt.

Keduanya dapat diatur ke nilai apapun pada pin

eksternal dengan menerapkan tegangan pin ke AREF

berdasarkan pada jangkauan signal yang diukur. Jika

nilai VREF = 2,56 Volt maka level tegangan masukan

tidak boleh melebihi 2,56 Volt dan seterusnya.

Tegangan yang lebih tinggi dari 2,56 Volt harus

dibagi dengan rangkaian pembagi tegangan.

Jika resolusi ADC ditetapkan menjadi 10 bit, maka

itu akan terdapat nilai 1024. Pada saat proses

konversi berlangsung signal dengan besarnya amplitudo

diambil pada waktu tertentu dan diteruskan ke ADC.

Selanjutnya nilai hasil konversi disimpan pada

pasangan register ADCH dan ADCL. Selanjutnya osilator

clock dari Fadc mengeksekusi perintah untuk

mengkonversi untuk mendapatkan nilai baru. Jadi harus

mengambil nilai yang dikonversi antara dua konversi

jika tidak maka akan ditimpa dengan konversi baru.

24

Perhitungan nilai input ADC dihitung dengan rumus*

pada nomor 1:

Vin(V) = (ADCH x 256 + ADCL) x Vref(V)

1024*sumber dari: http://winavr.scienceprog.com/atmel-avr-

microcontrollers/analog-to-digital-conversion-in-avr.html

Sebagai contoh jika Vref = 4V, dan nilai register

dari ADCH=0x02 dan ADCL=0x01, maka:

Vin(V) = (2 x 256 + 17) x 4 Vin(V) = 2.066

Volt

1024

ADC dapat beroperasi pada resolusi 8bit, kemudian

hasilnya diteruskan dan disimpan ke register ADCH dan

menggunakan penghitungan rumus* nomor 2:

Vin(V) = (ADCH) x Vref(V)

256*sumber dari: http://winavr.scienceprog.com/atmel-avr-

microcontrollers/analog-to-digital-conversion-in-avr.html

25

. . . . . . .

. . . . . . .

. (1)

. . . . . . .

. . . . . . .

. (2)

Waktu antara konversi ADC internal Atmega8 bisa

dipilih antara 15 - 260µs yang berarti frekuensi

sampling 4 sampai 66kHz .Tentu saja waktu antara

konversi dapat lebih lama, tapi selang waktu

direkomendasikan harus antara 65 sampai 260us untuk

menghindari kesalahan atau error.

Meskipun ADC AVR ATMega8 memiliki resolusi

sebesar 10 bit tetap ada kesalahan sistem yang sama

dengan ± 1,5 sampai 2 LSB (Low Significant Bit). Nilai-

nilai yang dijamin adalah 8 dari 10 bit. Jadi

kesalahan karena hal ini sebesar 0,4%. Jika tegangan

referensi interna sebesar 2.56V digunakan

(di mana variasi dapat mencapai antara 2,3 dan 2.7V)

maka itu berarti kesalahan AVCC adalah sekitar 0,5 -

1%, maka presisi nyata lebih rendah sampai 5 - 6 bit

(1 -3%). Jadi, terdapat cara untuk menurunkan error

pada ADC, yakni:

Menggunakan beberapa pembacaan dan rata-rata

Mengkalibrasi dengan voltmeter eksternal untuk

menentukan koefisien

26

ADC dapat diprogram untuk melakukan hanya sekali

waktu konversi maupun berulang-ulang.

2.3 Liquid Crystal Display (LCD)

Pada sebuah LCD ( Liquid Crystal

Display ), dapat ditampilkan angka-angka, huruf-

huruf, bahkan simbol tertentu. LCD mempunyai

kegunaan yang lebih dibandingkan dengan 7-segment

LED ( Light Emitting Diode ). Ada banyak variasi

bentuk dan ukuran LCD yang tersedia jumlah baris 1 -

4 dengan jumlah karakter per baris 8, 16, 20, 40,

dll.

Dalam penggunaan perancangan alat tugas akhir ini

menggunakan LCD 4 baris dengan 20 karakter, atau

dapat disebut LCD 20 x 4 Karakter.

Penampakan dari LCD 20 x 4 Karakter ini adalah

sebagai berikut:

27

Gambar 4. Tampilan LCD 20 x 4

2.3.1 Konfigurasi Pin LCD 20 x 4

Sebagian besar modul LCD memenuhi suatu standar

interface tertentu. Ada 14-pin yang dapat diakses,

meliputi delapan line bus data, tiga line

control dan tiga line power. Posisi pin LCD

dapat diketahui dengan membaca nomor yang

biasanya tercetak di PCB-nya (Printed Circuit Board),

seperti ditunjukkan pada tabel 1.

Tabel 1.Fungsi setiap pin LCD

28

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

Pin 1 dan 2 merupakan line power supply. Pin Vdd

terhubung dengan positive supply (5 V dc), dan Vss

dengan 0 V supply atau ground.

Pin 3 (Vee) adalah pin control yang digunakan

untuk mengatur ketajaman karakter yang tampil

di LCD. Pin terhubung dengan resistor variable.

Pin 4 adalah line RS ( Register Select). Saat RS

low , data yang ada di data bus diperlakukan

sebagai instruksi khusus seperti: clear screen,

positioning cursor, dll. Saat RS high, data

yang ada di data bus diperlakukan sebagai

karakter/teks yang kemudian ditampilkan ke LCD.

Pin 5 adalah R/W (Read Write). Saat R/W low ,

data (instruksi/karakter) ditulis ke LCD, sedangkan

saat R/W high, digunakan untuk membaca data

karakter atau status informasi pada register LCD.

29

Read status informasi busy f lag menggunakan DB7

sebagai indikator. Jika DB7 high, maka operasi

internal sedang berlangsung sehingga belum boleh

mengirim instruksi/karakter selanjutnya, sampai

saat DB7 low .

Pin 6 adalah line EN (enable). Line

kontrol ini digunakan untuk memberi informasi

pada LCD bahwa sedang mengirimkannya suatu data

dengan melakukan transisi dari 1-0.

2.3.2 Struktur Memori LCD

Modul LCD memiliki beberapa jenis memori

yang digunakan untuk menyimpan atau memproses

data-data yang akan ditampilkan pada layar LCD.

Setiap jenis memori mempunyai fungsi-fungsi

sendiri. Pola karakter tersimpan di memori CGRAM

untuk pola karakter yang dapat diedit dan CGROM

untuk pola 19 karakter yang permanen, sedangkan

pada DDRAM berfungsi untuk menunjukan lokasi pola

karakter yang akan ditampilkan pada layar LCD.

2.4 Catu Daya

30

Catu daya merupakan suatu rangkaian yang

paling penting bagi sistem elektronika. Rangkaian

catu daya DC dapat diperoleh dari penyearahan

tegangan AC yang disusun dari transformator,

penyearah, dan regulator tegangan.Tegangan AC dari

jala-jala PLN diturunkan nilainya oleh

transformator step down dan kemudian disearahkan

dengan dioda bridge. Keluaran dari dioda bridge

diratakan dengan rangkaian filter untuk

memperkecil tegangan ripple. Kemudian digunakan

regulator untuk menstabilkan tegangan yang keluar.

2.5 Bahasa C

Bahasa C luas digunakan untuk pemrograman

berbagai jenis perangkat, termasuk mikrokontroler

ATMega8. Bahasa ini sudah merupakan high level

language, dimana memudahkan programmer membuat

algoritmanya. Dasar bahasa C adalah sebagai berikut:

1. Struktur penulisan program

31

#include <[library1.h]>

#include <[library2.h]>

void main (void)

Deklarasi local variable

Isi program Utama

2. Tipe Data

a. char : 1 byte ( -128 s/d 127 )

b. unsigned char : 1 byte ( 0 s/d 255 )

c. int : 2 byte ( -32768 s/d 32767 )

d. unsigned int : 2 byte ( 0 s/d 65535 )

e. long : 4 byte ( -2147483648 s/d

2147483647 )

f. unsigned long : 4 byte ( 0 s/d 4294967295 )

g. float : bilangan desimal

h. array : kumpulan data-data yang sama

tipenya.

3. Deklarasi variabel & konstanta

a. Variabel adalah memori penyimpanan data yang

nilainya dapat diubah ubah.

32

b. Konstanta adalah memori penyimpanan data

yang nilainya tidak dapat diubah.

4. Statement

Statement adalah setiap operasi dalam

pemrograman, harus diakhiri dengan [ ; ] atau

[ ]. Statement tidak akan dieksekusi bila

diawali dengan tanda [ // ] untuk satu baris.

Lebih dari 1 baris gunakan pasangan [ /* ] dan

[ */ ]. Statement yang tidak dieksekusi

disebut juga komentar.

5. Function

Function adalah bagian program yang dapat

dipanggil oleh program utama.

6. Conditional statement dan looping

a. if else : digunakan untuk penyeleksian

kondisi.

b. For : digunakan untuk looping dengan

jumlah yang sudah diketahui.

c. while : digunakan untuk looping jika dan

salama memenuhi syarat tertentu.

33

d. do while : digunakan untuk looping jika

dan salama memenuhi syarat tertentu, namun

min 1 kali.

e. switch case : digunakan untuk seleksi dengan

banyak kondisi.

7. Operasi logika dan biner

a. Logika : AND (&&), OR (||), NOT (!)

b. Biner : AND (&), OR(|), XOR (^)

8. Operasi relasional (perbandingan)

a. Sama dengan : ==

b. Tidak sama dengan : !=

c. Lebih besar : >

d. Lebih besar sama dengan : >=

e. Lebih kecil : <

f. Lebih kecil sama dengan : <=

9. Operasi aritmatika

a. + , - , * , / : tambah,kurang,kali,bagi

b. ++ : tambah satu (increment)

c. -- : kurang satu (decrement)

34

BAB III

PENYUSUNAN DAN PEMBUATAN ALAT

Alur Pembuatan Alat

35Perancanganpemrograman

mikrokontroller

Perancangansistem kerja alat

Perancanganrangkaian danletak komponen

Mulai

PenentuanSpesifikasi

Pembuatan alat Pengujian alat Sesuai dengan

spesifikasi awal SelesaiAnalisis danevaluasi

Pada diagram alir diatas dapat dilihat bahwa

dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini

terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan, yaitu:

36

Studiliteraturmengenai

rangkaian danpemrograman

1. Penentuan spesifikasi perancangan alat ini

adalah untuk menentukan kriteria

komponen/rangkaian seperti apa yang akan

dibutuhkan untuk dapat merancang alat ini.

2. Sedangkan pada tahap studi literatur,

langkah yang dilakukan adalah menentukan

komponen/rangkaian seperti apa yang akan

digunakan. Untuk itulah dilakukan studi

literature untuk mencari rangkaian seperti

apa yang dibutuhkan. Pada tahap ini

perancangan rangkaian yang dibutuhkan adalah

rangkaian minimum sistem mikrokontroller

ATMega 8, modul relay, rangkaian sensor, catu

daya dan LCD.

3. Setelah itu tahap yang dilakukan adalah

pembuatan dan pengujian alat. Jika alat yang

dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi awal

maka dapat dilakukan analisa, jika tidak sesuai

maka akan dilakukan studi literatur lagi

untuk mencari rangkaian perancangan yang sesuai

spesifikasi.

37

3.2 Spesifikasi Alat

Dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini

alat yang diharapkan dapat bekerja dengan kapabilitas

alat sesuai dengan alur selanjutnya yakni tahap

perancangan, spesifikasi alat ini yakni:

1. Hardware utama dalam pembuatan alat ini

menggunakan chip IC AVR ATmega 8 .

2. Jangkauan pengukuran pada komponen pasif yakni

resistor dan kapasitor/kondensator.

3. Jangkauan pengukuran pada komponen aktif yakni

dioda dan transistor.

4. Batas ukur pada pengukuran resistansi (Ohm

meter) yakni: 20 Ohm – 20 M Ohm.

5. Batas ukur pada pengukuran tegangan (Volt

meter) yakni: 0 Volt DC – 12 Volt DC.

6. Batas ukur pada pengukuran kuat arus (Ampere

meter) yakni: 0 Ampere DC – 10 Ampere DC.

3.3 Penyusunan Sistem Kerja Alat

38

Secara garis besar cara kerja alat ini adalah

sebagai berikut:

1. Masukan (INPUT)

Karena fungsi alat ini sebagai multitester,

yakni perangkat ukur dapat digunakan lebih dari

satu fungsi pengukuran yang berbeda-beda maka

terdapat 3 masukan (input) masing-masing sebagai

berikut:

39

Mikrokontroller 1

TeganganDC

Arus DC

KomponenUji

Mikrokontroller 2

Selektor

LCD

Catu daya

Masukan

Pengolah Masukan Keluaran(OUTPUT)

a. Komponen Uji

Fungsi dari masukan ini ialah untuk menerima

signal masukan dari komponen yang diukur,

dalam hal ini komponen dasar elektronika

yang telah ditetepkan sebelumnya, yaitu:

Resistor sebagai fungsi Ohm meter (Ω)

dalam satuan Ohm dengan jangkauan

pegukuran antara 20 Ohm – 20 Mega Ohm.

Kapasitor atau kondensator dalam satuan

Farad dengan jangkauan pengukuran 10nF -

1000µF.

Dioda dengan tegangan panjar maju

(Forward Voltage)

Transistor dengan penguatan (HFe) .

Semua fungsi alat ukur/uji komponen ini

dapat mengetahui secara

sendirinya/automatis jenis komponen apa

yang terhubung pada probe testing.

b. Tegangan DC

40

Fungsi dari masukan ini untuk menerima

tegangan searah (DC) dengan jangkauan

pengukuran antara 0 Volt – 20 Volt.

c. Arus DC

Fungsi dari masukan ini untuk menerima arus

searah (DC) dengan jangkauan pengukuran

antara 0 Ampere – 12 Ampere.

2. Pengolah masukan

Dari sekian masukan (input) diatas maka akan

diproses suatu mikrokontroller berjenis AVR

ATMega8 fitur utama yang dimanfaatkan dalam

proses ini ialah pengubah signal analog ke

digital atau Analog To Digital Converter (ADC)

sesuai dengan program yang diinstruksikan

kepada masing-masing chip mikrokontroller 1 dan

chip mikrokontroller 2.

a. Mikrokontroller 1

Mikrokontroller 1 ini menggunakan chip AVR

ATMega 8 sebagai pemroses signalnya, di

41

dalam mikrokontroller ini telah diprogramkan

kedalamnya sehingga dapat berfungsi sebagai

pengolah masukan dari komponen uji

(resistor, kondensator/kapasitor, dioda, dan

transistor), selanjutnya hasil dari

pengolahan ini ditujukan ke blok selektor.

b. Mikrokontroller 2

Sama halnya pada Mikrokontroller 1, pada

Mikrokontroller 2 ini juga menggunakan chip

AVR ATMega 8 sebagai pemroses signalnya,

karena basis dari tugas akhir ini

menggunakan chip ATMega 8 dan di dalam

mikrokontroller ini telah diprogramkan

kedalamnya sehingga dapat berfungsi sebagai

pengolah masukan dari tegangan dan arus dc

yang akan diukur, selanjutnya hasil dari

pengolahan ini ditujukan ke blok selektor.

c. Selektor

Selektor merupakan pemilih fungsi

multitester sendiri apakah akan digunakan

untuk mengukur komponen uji atau tegangan

42

dan arus, selektor ini terdapat 2 modul yang

berfungsi memindah fungsi keduanya, kedua

blok ini ialah:

Modul Relay

Modul relay ini berfungsi menerima signal

masukan dari mikrokontroller 1 dan

mikrokontroller 2 yang berupa hasil

pengukuran dan memindahkannya ke blok

luaran (OUTPUT) yang hasil pengukuran

dapat ditampilkan di LCD.

DPDT Switch

Double Pole Double Throw merupakan

switch/saklar yang berfungsi memindahkan

catu daya ketika salah satu fungsi dari

alat ini sedang dipilih, switch ini juga

mengontrol kerja dari modul relay.

3. Keluaran (OUTPUT)

Keluaran (output) ini memberikan fungsi menerima

signal masukan dari selektor dan secara

43

langsung menampilkan hasil pengukuran pada

layar LCD,

4. Catu Daya

Catu daya berfungsi meberikan sumber tenaga

yang dibutuhkan rangkaian untuk dapat

beroperasi, besarnya sebesar 9 Volt DC.

3.4. Penyusunan Rangkaian dan Letak Komponen

Setelah rancangan sistem sebelumnya telah

dibahas, hal yang paling penting selanjutnya adalah

melakukan penyusunan komponen-komponen agar membentuk

suatu rangkaian elektronika sehingga dapat dibuat

suatu alat ukur. Pada gambar 5 diperlihatkan suatu

skema dari rangkaian elektronika yang garis besarnya

sudah dijelaskan pada sub-bab sebelumya yakni tentang

penyusunan sistem kerja alat.

44

6

3

1

8

Gambar 5. Skema rangkaian

Pada skematik rangkaian gambar 5 terlihat blok

rangkaian yang dikelilingi garis warna merah

menunjukkan blok sistem rangkaian yang sudah

dijelaskan pada sub-bab sebelumnya, penomoran masing-

masing fungsi komponen ini yakni:

1. Merupakan rangkaian masukan komponen uji.

45

2

5

47

2. Merupakan rangkaian masukan tegangan dc dan

arus dc.

3. Merupakan rangkaian minimum sistem AVR ATMega8

yang berfungsi mengolah data analog dari

masukan komponen uji.

4. Merupakan rangkaian minimum sistem AVR ATMega8

yang berfungsi mengolah data analog dari

tegangan dc dan arus dc.

5. Merupakan rangkaian modul relay untuk memilih

output data dari masing-masing mikrokontroller

yang akan diumpankan kepada bagain LCD.

6. Merupakan rangkaian selektor yang berfungsi

memindahkan catu daya dari masing-masing

mikrokontroller dan juga mengontrol modul

relay.

7. Merupakan rangkaian keluaran (output) yang

berfungsi menampilkan data hasil pengukuran

pada LCD.

8. Merupakan rangkaian catu daya yang bersumber

dari batterai maupun power eksternal dengan

46

tegangan sebesar 9 volt DC yang berfungsi

memberi tenaga pada rangkaian yang dibuat.

3.5. Penyusunan Pemrograman Mikrokontroller

Perancangan pemrograman mikrokontroller adalah

hal yang sangat penting, ini dikarenakan semua fungsi

baik itu sistem input/output(I/O), ADC, dan pemrograman

LCD pada chip AVR ATMega8 dilakukan pada tahap

pemrograman ini.Setiap mikrokontroller memiliki

program sendiri sebagai dasar basis kerjanya, dalam

pemrograman ini dibagi menjadi 2 yakni program

mikrokontroller 1 untuk mengolah data dari komponen

uji, dan mikrokontroller 2 untuk mengolah data dari

tegangan dan arus yang diukur. Perancangan

pemrograman tersebut secara lebih lanjut dijelaskan

di bawah ini:

3.5.1. Penyusunan Program Mikrokontroller 1

Pada Mikrokontroller 1 menggunakan AVR ATMega 8

dengan bahasa yang digunakan dalam pemrograman

47

ini adalah bahasa C dengan menggunakan aplikasi

Code Vision AVR kemudian di-compile sehingga

menjadi file yang berekstensi *.hex yang akan

dimasukkan kedalam mikrokontroler. Algoritma pada

program mikrokontroler adalah sebagai berikut:

1. Inisialiasi port-port dan variabel-variabel yang

akan digunakan yakni:

a. PORT C.0 PORTC.1 dan PORTC.2 sebagai pin

masukan ADC, pin ini yang akan menerima signal

analog untuk diproses pada pemrograman

mikrokontroller 1.

b. PORTB.0, PORTB.1, PORTB.2, PORTB.3, PORTB.4,

PORTB.5 sebagai pin output trigger yang akan

diumpankan kepada komponen uji

c. PORTD.0 – PORTD.5 sebagai pin keluaran LCD yang

akan diumpankan kepada bagian modul relay.

d. PORTD.7 sebagai masukan dari tombol start/reset

yang berfungsi sebagai mengontrol proses

pengukuran pada mikrokontroller 2.

48

e. PORTD.6 sebgai luaran dari proses yang akan

dihubungkan ke LED sewaktu proses pengukuran

LED akan menyala sebagai proses kontrol.

2. Setelah inisialiasi, PORTB.0-PORTB.5 akan

mengirimkan signal trigger kepada pin komponen

uji dengan fungsi algoritma yang telah ditetapkan

sebelumnya pada program mikrokontroller .

3. Kemudian hasil dari output sebelumya pada komponen

uji akan dimasukkan kedalam input ADC pada pin

PORTC.0-PORTC.2

4. Dari pengolahan signal ADC akan diolah oleh

algoritma pada fungsi mikrokontroller.

5. Dari pengolahan signal pada mirokontroller hasilnya

diteruskan kepada bagian LCD yang telah melewati

modul relay .

Sebagai contohnya dapat dilihat pada diagram alir

(flowchart) pada gambar 6:

49

50

mulai

inisialiasi

trigger output

target uji komponen

ADC input

Prosesalgoritma

Mikrokontrol

Selektor

Gambar 6. Diagram alir agoritma pemrograman pada

Mikrokontroller 1

3.5.2. Penyusunan Program Mikrokontroller 2

Pada Mikrokontroller 2 menggunakan AVR ATMega 8

dengan diagramm alir pemrograman sebagai berikut

berikut:

1. Inisialiasi port-port dan variabel-variabel

yang akan digunakan yakni:

a. PORT C.0 dan PORTC.1 sebagai pin masukan

ADC, pin ini yang akan menerima signal

analog untuk diproses pada pemrograman

mikrokontroller 2, PORTC.0 sebagai input

51

tampilkanhasil di

selesai

dari VOLTMETER, sedangkan PORTC.1 sebagai

input dari AMPEREMETER

b. PORTD.1 – PORTD.7 sebagai pin keluaran LCD

yang akan diumpankan kepada bagian modul

relay

6. Setelah inisialiasi, ketika rangkaian aktif

PORTC.0 akan mulai menerima signal analog dari

rangkaian pembagi tegangan yang berasal dari

sensor tegangan sementara itu PORTC.1 menerima

signal analog yang berasal dari rangkaian shunt

sebagai sensor arusnya

7. Dari pengolahan signal ADC akan diolah oleh

algoritma pada fungsi mikrokontroller

8. Dari pengolahan signal pada mirokontroller hasilnya

diteruskan kepada bagian LCD yang telah melewati

modul relay

Sebagai contohnya dapat dilihat pada diagram alir

(flowchart) pada gambar 7.

52

53

mulai

inisialiasi

ADC ON

target uji tegangan dan arus

ADC input

Prosesalgoritma

Mikrokontrol

Selektor

tampilkanhasil di

selesai

Gambar 7. Diagram alir agoritma pemrograman pada

Mikrokontroller 2

3.6. Pembuatan Alat

Tahap selanjutnya ialah pembuatan alat, tahapan

ini merupakan tahapan yang sangat penting

dikarenakan inti dari semua rangkaian proses

sebelumnya

Pada tahapan pembuatan alat terdapat 2 langkah

penting yaitu :

3.6.1. Pembuatan Layout PCB dan Tata Letak Komponen

PCB (Printed Circuit Board) adalah jalur-jalur

pengkabelan diatas papan yang terbuat dari bahan

tembaga polos yang berfungsi meletakkan rangkaian

komponen. Kemudian dari layout tersebut ditransfer ke

papan PCB dan dilakukan pengeboran terhadap lubang-

54

lubang untuk kaki komponen, kemudian dilakukan

pemasagan komponen sesai dengan denah tata letak

komponen seperti pada gambar dibawah ini.

PCB ini berukuran dengan panjang 20 cm x 10 cm

dengan penampakan seperti gambar di bawah ini :

55

Gambar 8. Layout PCB dan Letak Komponen

3.6.2. Pembuatan Box Alat

Setelah pembuatan layout PCB dan tata letak

komponen dilakukan dan dilakukan pemasangan komponen

tahap berikutny adalah pemuatan box alat agar

antarmuka sesuai dengan penggunaan multitester pada

umumnya.

Berikut ini dibawah merupakan desain tampak depan

dan tampak samping dari alat ini:

56

Gambar 9. Box Alat tampak atas

57

Gambar 10. Box Alat samping atas

BAB IV

PENUTUP

Setelah rangkain proses pembuatan alat ini

penulis dapat ditarik sebuah kesimpulan:

1. Alat ini menggunakan sumber daya sebesar 9 Volt

DC.

2. Dimensi alat ini berukuran P x L x T = 22 cm x

12 cm x 7cm.

3. Switch selektor berfungsi memindahkan fungsi

pengukur antara pengukur komponen elektronik

dengan pengukur tegangan dan arus.

58

DAFTAR PUSTAKA

1. Heryanto ST, M. Ary dan Ir. Wisnu Adi P.

2008. Pemrograman Bahasa C untuk Mikrokotroller

ATMega8535

2. http://www.mikrocontroller.net/articles/AVR-

Transistortester [April, 20 2014]

3. http://www.hobbytronics.co.uk/lcd-20-4-backlight-blue [April,

20 2014]

59

4. http://id.wikipedia.org/wiki/Alat_ukur [April, 20 2014]

60


Recommended