Date post: | 26-Apr-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PERIKANAN UGMPERIKANAN UGM
tahuntahun
ProsidingProsiding
Jilid IIMANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGMJl. Flora Gd. A4 Bulaksumur, Yogyakarta 55281
Telp./Fax. (+62-274) 551218e-mail: [email protected]
website: www.faperta.ugm.ac.id/semnaskan
SEMINAR NASIONAL TAHUNAN XHASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTANTAHUN 2013
SEMINAR NASIONAL TAHUNAN XHASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTANTAHUN 2013
Semnaskan_UGM-Dewan Redaksi ii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TAHUNAN X
HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2013 JILID II: MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN
DEWAN REDAKSI
Diterbitkan oleh : Jurusan Perikanan - Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,
bekerjasama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan
Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan (BBP4BKP-KKP)
Penanggung jawab: Ketua Jurusan Perikanan - Fakultas Pertanian UGM
Pengarah : Jamhari, S.P., M.P., Dr.
Rustadi, Ir., M.Sc, Dr., Prof.
Kamiso, H.N., Ir., M.Sc., Dr., Prof.
Penyunting : Alim Isnansetyo, Ir. M.Sc., Dr.
Amir Husni, S.Pi., M.P., Dr.
Djumanto, Ir., M.Sc., Dr.
Novalia Rachmawati, M.Sc.
Retno Widaningroem, Ir., M.Sc.
Rustadi, Ir., M.Sc, Dr., Prof.
Suadi, S.Pi., M.Sc., Ph.D.
Ustadi, Ir., M.P., Dr.. Prof.
Redaksi Pelaksana :Senny Helmiati, S.Pi, M.Sc.
Mgs. Muh. Prima Putra, S.Pi., M.Sc.
Dina Fransiska, M.Si
Merissa Nur Asih, S.Ikom
Restha Aristianty
Alamat Redaksi : Jurusan Perikanan dan Kelautan, Fakultas Pertanian UGM
Jl. Flora, Bulaksumur, Yogyakarta 55281, Telp/Fax. 0274-551218
Semnaskan_UGM-ISBN iii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Perpustakaan Nasional RI : Katalog Dalam Terbitan (KDT) Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (2013: Yogyakarta) Prosiding Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan Tahun 2013 Jilid II: Manajemen Sumberdaya Perikanan Penyunting Isnansetyo, A… (et al.) Yogyakarta Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, 2013 ISBN: 978-602-9221-22-0 1. Isnansetyo, A. @ Hak Cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved Penyunting: Isnansetyo, A., dkk. Diterbitkan oleh: Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 2013 Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin dari penyunting.
Semnaskan_UGM-Kata Pengantar iv
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselenggaranya “SEMINAR NASIONAL TAHUNAN X HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2013” Jurusan Perikanan dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pengembangan IPTEK yang bersifat dasar, strategis, terapan dan adaptif dalam bidang perikanan dan kelautan serta dukungan kelembagaan yang kuat sangat diperlukan untuk menunjang pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kegiatan seminar nasional tahunan hasil penelitian perikanan dan kelautan dilaksanakan dalam rangka inventarisasi penelitian-penelitian yang telah dilakukan dan mengetahui teknologi yang telah dihasilkan. Makalah yang dipresentasikan pada seminar ini berjumlah kurang lebih 480 makalah dari berbagai perguruan tinggi, instansi pemerintah, lembaga penelitian dan pengembangan baik pemerintah maupun swasta. Makalah yang dipresentasikan sebagian diterbitkan dalam bentuk jurnal yang dikelola oleh Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UGM sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Penyunting untuk prosiding ini tidak mengubah substansi isi makalah, tetapi hanya melakukan penyeragaman sistematika, pembetulan pengetikan dan pengaturan tata letak. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: 1. Rektor Universitas Gadjah Mada 2. Dekan Fakultas Pertanian UGM 3. Ketua Jurusan Perikanan UGM 4. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Kelautan dan Perikanan-Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia 5. Pemakalah dan peserta dalam seminar ini 6. Semua pihak yang turut serta dalam mensukseskan seminar dan membantu penerbitan prosiding ini. Akhirnya, kami mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penyelenggaraan seminar maupun penyajian prosiding ini. Harapan kami, semoga prosiding ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, Januari 2014
Tim Penyunting
Semnaskan_UGM-Daftar Isi v
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
DAFTAR ISI Halaman Judul ........................................................................................................................ i Dewan Redaksi ....................................................................................................................... ii ISBN ........................................................................................................................................ iii Kata Pengantar ....................................................................................................................... iv Daftar Isi .................................................................................................................................. v
BIDANG BIOLOGI PERIKANAN
JUDUL KODE
STRUKTUR KOMUNITAS JUVENIL IKAN PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI KAWASAN PERAIRAN PULAU PARANG, KARIMUNJAWA Dian Hapsari, Muhammad Zainuri, Bambang Yulianto dan Mujiyanto
BP-01
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI WADUK SERMO PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Khoirul Fatah
BP-02
KOMPOSISI JENIS IKAN DAN PERKEMBANGAN GONAD HASIL TANGKAPAN JARING INSANG UKURAN MATA JARING BERBEDA DI WADUK SERMO KULON PROGO Supardjo S. Djasmani, Riska Nilawati, dan Rahmat W. Sihwardoyo
BP-04
NISBAH KELAMIN DAN UKURAN PERTAMA KALI MATANG GONAD IKAN LAYANG (Decapterus macrosoma BLEEKER, 1851) YANG TERTANGKAP DI PERAIRAN TELUK BONE SULAWESI SELATAN Farida G. Sitepu
BP-05
ASPEK LINGKUNGAN DAN HABITAT BEBERAPA JENIS IKAN DI WADUK KOTOPANJANG KABUPATEN KAMPAR RIAU Elva D. Harmilia
BP-07
STUDI BIOEKOLOGI IKAN KETING (Mystus gulio) DI WILAYAH PERAIRAN MOROSARI, KEC. SAYUNG, KAB. DEMAK Hadi Endrawati, Muhammad Zainuri dan Devi Setiyaningsih
BP-08
KEBIASAAN MAKAN DAN RELUNG MAKANAN IKAN BETUTU DI WADUK GEDUNG OMBO, PROVINSI JAWA TENGAH Solekha Aprianti dan Susilo Adjie
BP-10
KAJIAN STRUKTUR KOMUNITAS JUVENIL IKAN DI PERAIRAN EKOSISTEM MANGROVE BAGIAN BARAT KEPULAUAN KARIMUNJAWA KABUPATEN JEPARA Maharani, Johanes Hutabarat, Sunaryo dan Mujiyanto
BP-11
SELEKTIFITAS JARING INSANG (GILLNET) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN SELUANG (Rasbora sp.) Irhamsyah, Iriansyah dan Rusmilyansari
BP-13
vi Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
PERTUMBUHAN IKAN LAYANG (Decapterus macrosoma BLEEKER, 1851) DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR DAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN Sharifuddin Bin Andy Omar, Muh. Arifin Dahlan, Moh. Tauhid Umar, Damayanti, Rahmi Fitrawati dan Syarifuddin Kune
BP-14
KAJIAN PERTUMBUHAN BULU BABI (Salmacis sphaeroides LINNAEUS, 1758) DI PERAIRAN PESISIR DESA BONTOLEMPANGAN, KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR, SULAWESI SELATAN Moh. Tauhid Umar, Joeharnani Tresnati dan Sharifuddin Bin Andy Omar
BP-15
KOMPOSISI JENIS, ESTIMASI DAN UPAYA PENGELOLAAN HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN (HTS) PUKAT UDANG DI LAUT ARAFURA Ignatius Tri Hargiyatno
BP-16
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI IKAN BUNTAL KUNING (Chonerhinos naritus) DI PERAIRAN ESTUARI SUNGAI INDRAGIRI, RIAU Herlan dan Asyari
BP-17
ASPEK BIOLOGI BEBERAPA JENIS UDANG DI TELUK CEMPI, NUSA TENGGARA BARAT DITINJAU DARI MORFOLOGINYA Adriani S. Nastiti, Hendra Saepulloh, dan Masayu R. A. Putri
BP-18
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS (Ompok hypopthalus) DARI SUNGAI SIAK DAN SUNGAI KAMPAR, RIAU Windarti, Ridwan M. Putra dan Yoppie Wulanda
BP-19
PENGARUH KOMBINASI PAKAN FITOPLANKTON TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP LARVA TERIPANG PASIR (Holothuria scabra) PADA FASE AURICULARIA Lisa F. Indriana, Azhari Tarmizi dan Salnida Y. Lumbessy
BP-20
TOTAL HAEMOSIT UDANG WINDU (Panaeus monodon) PADA BERBAGAI STADIA MOLT DAN OSMOLARITAS Gina Saptiani dan Catur A. Pebrianto
BP-21
UMUR, PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR POPULASI TUNA MADIDIHANG (Thunnus albacores BONNATERE, 1788) DI LAUT FLORES Wayan Kantun dan Achmar Mallawa
BP-23
ESTIMASI PARAMETER PERTUMBUHAN, MORTALITAS DAN POLA REKRUITMEN IKAN RONO (Xenopoecilus sarasinorum) DI DANAU LINDU KABUPATEN SIGI, SULAWESI TENGAH Samuel
BP-24
BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN A
JUDUL KODE
VARIASI SPASIAL NUTRIEN TERLARUT SELAMA MUSIM PERALIHAN I (HUJAN KE KEMARAU) DI PERAIRAN TELUK BANTEN Alianto KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI ESTUARIA PELAWANGAN TIMUR SEGARA ANAKAN, CILACAP Astri Suryandari dan Nanang Widarmanto
MA-01
MA-04
Semnaskan_UGM-Daftar Isi vii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
TEKNIK TRANSPLANTASI LAMUN YANG MUDAH DAN MURAH : TUNAS TUNGGAL Enhalus acoroides DAN KUMPULAN TUNAS Thalasia hemprichiie DI PULAU PARI, JAKARTA Wawan Kiswara KESUBURAN PERAIRAN BERDASARKAN STRUKTUR KOMUNITAS FITOPLANKTON DALAM MEMPREDIKSI DAERAH PENANGKAPAN KERANG SIMPIN (Amusium pleuronectes) DI PERAIRAN PEMALANG Valentin Vina Ratnapuri, Muhammad Zainuri, Ita Widowati
dan Jusup Supriyanto
DINAMIKA SPASIO-TEMPORAL DAN KETERKAITAN NUTRIEN, MAKROALGA, DAN IKAN KARANG HERBIVORA DI KEPULAUAN SPERMONDE, SULAWESI SELATAN Chair Rani, M. Natsir Nessa, Jamaluddin Jompa
, Syamsuddin Toaha dan Ahmad Faizal
STUDI FLUKTUASI KEMELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN SEKITAR PULAU RAKIT, TELUK SALEH, SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT Bejo Slamet dan Reagan Septory PEMANFAATAN CITRA SATELIT ASTER DAN MODEL ALGORITMA PCA DAN NDVI UNTUK MONITORING KESEHATAN EKOSISTEM TERUMBU KARANG DI PERAIRAN BUNATI KABUPATEN TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Abdur Rahman PENGEMBANGAN METODE MULTIKRITERIA BERBASIS SIG UNTUK ZONING KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN Ahmad Faizal,
Chair Rani, Natsir Nessa,
Jamaluddin Jompa dan Rohani Ambo-Rappe
KONSENTRASI DAN DISTRIBUSI SPASIAL HIDROKARBON MINYAK DAN NITRAT DI PERAIRAN PANTAI TANJUNG UBAN KEPULAUAN RIAU
Irvina Nurrachmi, Kiki Sandra dan Endah Dwi Putri PERSENTASE KESEHATAN KARANG LUNAK (SOFT CORAL) DI PERAIRAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Mujiyanto dan Yayuk Sugianti KONDISI BIOLOGI DI PERAIRAN KARIMUNJAWA KAITANNYA DENGAN FAKTOR LINGKUNGAN Amran Ronny Syam dan Arip Rahman PENGARUH TUMBUHAN MANGROVE TERHADAP STUKTUR KOMUNITAS MAKROBENTOS INFAUNA DI BLANAKAN, SUBANG, JAWA BARAT Joni Haryadi, Muhadiono dan Hadiyanto STRUKTUR KOMUNITAS POLYCHAETA PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN PULAU PARANG, KARIMUNJAWA Ibadur Rahman, Muhammad Zainuri, Jusup Suprijanto dan Mujiyanto
INTERAKSI LAUT-UDARA DI TELUK AMBON BERDASARKAN HASIL PENGAMATAN BULAN JULI TAHUN 2012 Mutiara R. Putri, Corry Corvianawatie, Willem M. Tatipatta REPRODUKSI KARANG ACROPORA PADA MUSIM PERALIHAN KEDUA DI PULAU SAMBANGAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA JEPARA Agus Nurul Komarudin, Jarot Marwoto dan Munasik
MA-05
MA-06
MA-07
MA-08
MA-09
MA-10
MA-13
MA-14
MA-15
MA-16
MA-17
MA-18
MA-20
viii Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
PEUBAH KUALITAS AIR YANG DOMINAN BERPENGARUH TERHADAP KELIMPAHAN PLANKTON DI TAMBAK KABUPATEN PASURUAN, PROVINSI JAWA TIMUR A.Marsambuana Pirzan, Utojo dan Erfan A. Hendrajat MORFOLOGI BEBERAPA JENIS GASTROPODA (NERITA SPP.) DI PERAIRAN PULAU AMBON Junita Supusepa dan Eka Hasan ANALISIS SPATIAL UNTUUK PEMETAAN POPULASI KERANG SIMPING BERDASARKAN SEBARAN KLOROFIL-A DI PERAIRAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG Sigit Febrianto, Muhammad Zainuri dan Jusup Suprijanto PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI NUTRIEN N, P, SI DAN RASIO N : P TERHADAP PERTUMBUHAN FITOPLANKTON DI PERAIRAN TELUK JAKARTA
Yuliana
MA-21
MA-22
MA-23
MA-24
BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN B
JUDUL KODE
POTENSI KONSERVASI KIMA (Tridacnidae) DAN KUALITAS PERAIRAN MALUKU TENGAH, MALUKU Abdul Wahab Radjab
MB-01
EFEK BIOTURBASI KEPITING Myctyrisguinotae DAN Ucaperplexa TERHADAP KANDUNGAN BAHAN ORGANIK SEDIMEN SEKITAR AREA MANGROVE DI OURA BAY OKINAWA, JEPANG Sapto Pamungkas
MB-02
SEBARAN IKAN KURAU (Polynemus dubius) DAN KARAKTERISTIK PERAIRAN ESTUARI SUNGAI INDRAGIRI, RIAU Asyari
MB-03
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN ZONA KONSERVASI HABITAT ARWANA (Sclerophagus formosus), DANAU EMPANGAU, KALIMANTAN BARAT Naila Zulfia dan Aisyah
MB-04
DISTRIBUSI JUVENIL SIDAT (Anguilla spp.) DI SUNGAI SERAYU, KABUPATEN CILACAP Subiyanto, W.S. Sukmawardani dan M.N. Suparjo
MB-05
STRUKTUR KOMUNITAS LARVA DAN BENIH IKAN PADA EKOSISTEM MANGROVE DENGAN UMUR VEGETASI YANG BERBEDA DI TELUK AWUR JEPARA Sri Redjeki, Rudhi Pribadi dan Sapto Pamungkas
MB-06
INVASI IKAN ALIEN DI DANAU POSO SULAWESI TENGAH Safran Makmur, Subagdja, Dwi Atminarso, Sevi Sawestri dan Petrus Rani Pong Masak
MB-07
KARAKTERISTIK HABITAT IKAN ARWANA IRIAN (Scleropages jardinii) DI SUNGAI KUMBE, KAB. MERAUKE – PAPUA Hendra Satria
MB-09
Semnaskan_UGM-Daftar Isi ix
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
KEMELIMPAHAN DAN KEANEKARAGAMAN PERIFITON PENYUSUN KLEKAP (Microbenthic biological complex) PADA PERTAMBAKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal) DI TRIMULYO SEMARANG JAWA TENGAH Nanik Heru Suprapti
MB-10
STUDI POPULASI BIOLOGI IKAN BELOSO (Oxyurichthys microlepis) DI PERAIRAN MOROSARI KECAMATAN SAYUNG, DEMAK Dian Sari Maisaroh, Muhammad Zainuri
dan Sri Rejeki
MB-11
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN PERAIRAN DAN SUMBER DAYA IKAN DI PERAIRAN TELUK JAKARTA Sri Turni Hartati
MB-12
STUDI TENTANG KERAGAMAN JENIS DAN KEPADATAN MAKRO ALGAE DI PERAIRAN PANTAI PULAU SULA, PROPINSI MALUKU UTARA Saleh Papalia
MB-13
KARAKTERISTIK HABITAT DAN DISTRIBUSI SPASIAL TERIPANG HITAM (Holothuria atra) DI GUGUS PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU Tutik Handayani, Isdradjad Setyobudiandi, Etty Riani
MB-14
DINAMIKA MORFOMETRI GARIS PANTAI BERBASIS GEOMATIKA SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DI KABUPATEN DEMAK Aditano Yani Retawimbi,Agus Hartoko, Sutrisno Anggoro
MB-16
PEMETAAN PERUBAHAN LAHAN TAMBAK KAWASAN MANGROVE SEBAGAI LANGKAH ANTISIPASI TERHADAP KERUSAKAN LINGKUNGAN PESISIR KABUPATEN BANYUASIN Andi Agussalim, Hartono dan Sutikno
MB-17
EVALUASI POTENSI SUMBERDAYA KEPITING BAKAU (Scylla spp.) PADA EKOSISTEM MANGROVE TELUK PELITA JAYA KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT MALUKU TENGAH Laura Siahainenia
MB-19
KEANEKARAGAMAN KARANG BATU (Scleractinia) DAN BIOTA ASOSIASI PADA AREA BREAKWATER NPLCT PT ARUTMIN INDONESIA KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN M. Ahsin Rifa’i, Hamdani, dan Trisna Utama
MB-20
KAJIAN POPULASI ECHINODERMATA PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI KAWASAN PERAIRAN PULAU PARANG, KARIMUNJAWA Lucky Puspitasari, Muhammad Zainuri, Rudhi Pribadi dan Mujiyanto
MB-21
INVENTARISASI JENIS-JENIS IKAN YANG DITEMUKAN DI SUNGAI ROKAN PROVINSI RIAU Makri dan Mirna dwirastina
MB-24
x Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN C
JUDUL KODE
KOMPOSISI DAN KEMELIMPAHAN PLANKTON DI WADUK SERMO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Susilo Adjie
MC-01
KOMUNITAS FITOPLANKTON DI DANAU POSO, SULAWESI TENGAH Sevi Sawestri dan Safran Makmur
MC-02
FLUKTUASI KUALITAS AIR DAN SEDIMEN LAUT SEKITAR TERMINAL BATUBARA TERHADAP HASIL TANGKAPAN NELAYAN BAGAN Dini Sofarini
MC-03
KOMPOSISI DAN KEMELIMPAHAN FITOPLANTON DI WADUK CIRATA Sri Endah Purnamaningtyas
MC-04
KONDISI KARANG DAN TERUMBU KARANG KABUPATEN MENTAWAI (PULAU SIPORA DAN PULAU SIBERUT SELATAN), DI AKHIR PROGRAM COREMAP II Anna E.W. Manuputty
MC-05
KUALITAS PERAIRAN KERAMBA APUNG DI JAKABARING, KOTA PELEMBANG SUMATERA SELATAN Aroef Hukmanan Rais dan Akhlis Bintoro
MC-06
DEGRADASI EKOSISTEM TERUMBU KARANG AKIBAT AKTIVITAS WISATA SELAM DI PULAU HOGA, TAMAN NASIONAL WAKATOBI Ahmad Bahar, Fredinan Yulianda dan Achmad Fahrudin
MC-07
POTENSI PENYIMPANAN KARBON LAMUN Enhalus acoroides DI PULAU BARRANGLOMPO MAKASSAR Supriadi, Richardus F. Kaswadji, Dietriech G. Bengen dan Malikusworo Hutomo
MC-08
STATUS PENCEMARAN DAN POTENSI BIOAVAILABILITAS LOGAM DI SEDIMEN PERAIRAN PANTAI KOTA MAKASSAR Shinta Werorilangi, A. Tahir, A. Noor dan M.F. Samawi
MC-09
DAMPAK AKTIVITAS ANTROPOGENIK TERHADAP KUALITAS PERAIRAN HABITAT PADANG LAMUN DI KEPULAUAN SPERMONDE SULAWESI SELATAN Khairul Amri, Dede Setiadi, Ibnul Qayim dan D. Djokosetiyanto
MC-10
PERBANDINGAN STRUKTUR KOMUNITAS IKAN PADA DUA PADANG LAMUN BERBEDA DI PULAU KAPOPOSANG SULAWESI SELATAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN EKOSISTEM LAMUN Nadiarti Nurdin
MC-11
STRUKTUR KOMUNITAS NIMFA EPHEMEROPTERA DI SEGEMEN SUNGAI CILIWUNG GRADIENT TINGGI Robin, Isdradjad Setyobudiandi, Yusli Wardiatno
MC-12
PERMODELAN BASIS DATA SPASIAL UNTUK PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN BERBASIS EKOSISTEM PESISIR BERKELANJUTAN Retno Budhiati, Sri Mulyani dan Budi Kurniawan
MC-13
Semnaskan_UGM-Daftar Isi xi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
STRUKTUR KOMUNITAS PERIFITON SEBAGAI INDIKATOR BIOLOGI PENCEMARAN DI SUNGAI TARUSAN, SUMATERA BARAT Siswanta Kaban dan Arif Wibowo
MC-14
STRUKTUR KOMUNITAS GASTROPODA PADA EKOSISTEM MANGROVE DI KAWASAN DESA PARANG, KEPULAUAN KARIMUNJAWA Ipanna Enggar Susetya, Sutrisno Anggoro, Rudhi Pribadi
dan Mujiyanto
MC-15
PERUBAHAN JARINGAN GINJAL IKAN PARI KEMBANG (Dasyatis kuhlii) AKIBAT PAPARAN LOGAM MERKURI (Hg) Joeharnani Tresnati
MC-16
DISTRIBUSI KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN ESTUARI SEGARA ANAKAN, KABUPATEN CILACAP Riswanto dan Didik Wahju Hendro Tjahjo
MC-17
LAMUN PULAU BONEBATANG, KEPULAUAN SPERMONDE DAN BAKTERI ASOSIASINYA Arniati Massinai, Abdul Haris, Eka Lisdayanti, dan Benny Audy Gosary
MC-18
KOMUNITAS MAKROBENTHOS PADA PERAIRAN RAWA BANJIRAN LEBAK DANAU KABUPATEN OKI SUMATERA SELATAN Yoga Candra Ditya dan Melfa Marini
MC-19
KAJIAN KOMUNITAS LARVA IKAN PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN DI KAWASAN PULAU PULAU PARANG, KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Bayu Kreshna Adhitya S, Sutrisno Anggoro, Bambang Yulianto dan Mujiyanto
MC-21
MANGROVE DAN KUALITAS AIR SEBAGAI INDIKATOR EKOLOGIS DI PESISIR KABUPATEN TANAH LAUT Yunandar
MC-22
ANALISIS BAKTERI Clostridium perfringens PADA AIR LAUT DI PERAIRAN PANTAI BENGKALIS PROVINSI RIAU Dessy Yoswaty dan Deasy Melina Siahaan
MC-23
KONSENTRASI DAN DISTRIBUSI LOGAM BERAT PB, CU DAN ZN PADA AIR, SEDIMEN DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MUARA SUNGAI INDRAGIRI, RIAU Bintal Amin dan Wahono
MC-24
BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN D
JUDUL KODE
HUBUNGAN KERAGAMAN FITOPLANKTON DAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN SUBANG JAWA BARAT Arip Rahman dan Amran Ronny Syam PENDUGAAN WILAYAH UPWELLING DENGAN MENGGUNAKAN DATA CITRA SATELIT MODIS DI PERAIRAN SELATAN JAWA TIMUR DAN SEKITARNYA Ria Dwi Padmala dan Bambang Semedi
MD-01
MD-02
xii Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
HUBUNGAN KEPADATAN IKAN (PELAGIS DAN DEMERSAL) DENGAN KESUBURAN PERAIRAN DI PANTAI UTARA JAWA KABUPATEN PEKALOGAN Nurul Latifah, Muhammad Zainuri dan Agus Hartoko KARAKTERISTIK ALAT TANGKAP IKAN PELAGIS KECIL DI KEPULAUAN KEI MALUKU TENGGARA Jacomina Tahapary EFEKTIVITAS MINYAK CENGKEH SEBAGAI ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN INJEL BIRU-KUNING (Centropyge bicolor) Sri Wahyuni Rahmi, Muh Natsir Nessa, Dody D. Trijuno dan Iqbal Djawad HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK HABITAT DENGAN HASIL TANGKAPAN IKAN CENGKAK (Tor tombroides) DI SUNGAI MANNA BENGKULU SELATAN Melfa Marini dan Husnah STRUKTUR POPULASI IKAN KATAMBA, Lethrinus lentjam YANG TERTANGKAP DI PERAIRAN SPERMONDE SULAWESI SELATAN Budimawan, Sutia Budi, Kasmawati, Rahmi, M. Achmad Zaky, Darmawati LAJU TANGKAP DAN HASIL TANGKAPAN PER UNIT UPAYA PENANGKAPAN JARING TRAWL MINI DI PERAIRAN MUARA SUNGAI INDRAGIRI RIAU Rupawan MODIFIKASI PUKAT HELA (MINI TRAWL) DENGAN BRD (BY CATCH REDUCTION DEVICE) UNTUK PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENANGKAPAN IKAN DEMERSAL Aristi Dian Purnama Fitri, Asriyanto dan M. Riyanto KOMPOSISI IKAN HASIL TANGKAPAN JARING INSANG DI BANGIAN HULU SUNGAI KUMBE, KABUPATEN MERAUKE, PAPUA Agus Arifin Sentosa dan Hendra Satria RAWAI DASAR DI PERAIRAN KABUPATEN PATI : KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN DAN PRODUKTIVITASNYA Diniah, Mochammad Prihatna Sobari, Nurlsnaini Rahmawati KOMPOSISI DAN HASIL TANGKAP IKAN DENGAN ALAT TANGKAP YANG TIDAK SELEKTIF DAS KAPUAS KALIMANTAN BARAT Emmy Dharyati PENDUGAAN STOK IKAN PADA MUSIM KEMARAU DI RAWA BANJIRAN LUBUK LAMPAM KABUPATEN OKI SUMATERA SELATAN Ahmad Farid dan Yoga Candra Ditya ANALISIS STATUS KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA IKAN TERBANG (Hirundichthys oxycephalus) BERDASARKAN DIMENSI EKOLOGI, BIOLOGI, DAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN DI SELAT MAKASSAR Syamsu Alam Ali, Dewi Yanuarita, Adhitya Chandra RANCANGAN DASAR DAN KESESUAIAN TEKNIS SARANA PENANGKAPAN IKAN YANG DIBANGUN SECARA TRADISIONAL Iriansyah, Rusmilyansari dan Siti Aminah
MD-03
MD-04
MD-05
MD-07
MD-08
MD-09
MD-10
MD-11
MD-13
MD-14
MD-18
MD-19
MD-20
Semnaskan_UGM-Daftar Isi xiii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
BEBERAPA INDIKATOR BIOLOGI PENANGKAPAN KEPITING RAJUNGAN (Portunus pelagicus Linn) YANG TERTANGKAP OLEH ALAT TANGKAP YANG BERADA DI PERAIRAN PANTAI PULAU SAUGI KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN Lodewyk S. Tandipayuk, Syamsu Alam Ali dan Amanda Pricella Putri PEMETAAN ZONA POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG PADA MUSIM PERALIHAN BERBASIS REMOTE SENSING DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI TELUK BONE-LAUT FLORES Mukti Zainuddin, Najamuddin, Aisyah Farhum dan Muhammad A. I. Hajar
MD-21
MD-22
BIDANG SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JUDUL KODE
FAKTOR DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PENGOLAHAN IKAN (STUDI KASUS DI KOTA PEKALONGAN) Rachman Djamal
SE-01
KAJIAN KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK WISATA SELANCAR DI KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI, SUMATERA BARAT Suparno
SE-02
PARAMETER PENDUKUNG DAN PEMBATAS UNTUK WISATA BAHARI DI KEPULAUAN SERIBU Mira dan Istiana
SE-05
UNSUR – UNSUR EKONOMI BIRU PADA MASYARAKAT PERIKANAN DI KABUPATEN RAJA AMPAT Rizki Aprilian Wijaya, Cornelia Mirwantini Witomo dan Siti Hajar Suryawati
SE-06
ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN NELAYAN AGAN DAN ABK CANTRANG DI KELURAHAN TANJUNGSARI KABUPATEN REMBANG JAWA TENGAH Ikha Safitri, Ismail dan Pramonowibowo
SE-08
ANALISIS PERAN SEKTOR PERIKANAN DI WILAYAH PESISIR DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL JAWA TIMUR PENDEKATAN AGRICULTURAL DEMAND LED INDUSTRIALIZATION Totok Hendarto
SE-09
STRATEGI SOSIALISASI FENOMENA HARMFUL ALGAL BLOOM (HAB) DI TELUK AMBON Triyono
SE-10
ANALISIS OPTIMALISASI MINAPADI YANG BERKELANJUTAN (SUATU KASUS DI KECAMATAN CIPARAY KABUPATEN BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT) Atikah Nurhayati, Ike Rustikawati dan Ine Maulina
SE-11
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN DI WADUK GAJAH MUNGKUR BERBASIS BASE LINE STUDI Rizky Muhartono dan Sonny Koeshendrajana
SE-12
xiv Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMBUDIDAYA RUMPUT LAUT NUSA PENIDA Cornelia M Witomo dan Maulana Firdaus
SE-13
TRANSAKSI SOSIAL EKONOMI ANTARA PEMILIK TAMBAK DAN PANDEGA STUDI KASUS PADA PETAMBAK DESA PANGKAH WETAN, KECAMATAN UJUNG PANGKAH, KABUPATEN GRESIK) Istiana dan Mira
SE-15
PERSEPSI MASYARAKAT DESA BOLOK DAN DESA KUANHEUN KABUPATEN KUPANG TERHADAP PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP Rockie R.L. Supit, Azis Nur Bambang dan Bambang Yulianto
SE-16
STRUKTUR USAHA NELAYAN KECIL DI KABUPATEN LAMONGAN Budi Wardono dan Akhmad Fauzi
SE-17
ANALISIS USAHA PENANGKAPAN IKAN CAKALANG, TUNA DAN TONGKOL DENGAN HUHATE DI FLORES TIMUR Agus Setiyawan
SE-18
TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN NELAYAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN RUMAH TANGGA Idha Farida
SE-21
KARAKTERISTIK ADOPTER PADA MASYARAKAT NELAYAN KAMPUNG CIPATUGURAN PALABUHANRATU SEBAGAI PENERIMA INOVASI PERIKANAN TANGKAP Pepi Rospina Pertiwi
SE-22
ANALISIS USAHA PENDEDERAN NILA (Oreochromis spp.) ODEL KEMITRAAN DI KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN Deppy Amrista Sanjoyo, Suadi dan Supardjo Supardi Jasmani
SE-23
STRATEGI ADAPTASI MENETAPNYA NELAYAN SUKU BAJO DI DESA TOROSIAJE KABUPATEN POHUWATO Andromeda Noholo, Suadi dan Retno Widaningroem
SE-24
POSTER BIDANG BIOLOGI PERIKANAN
JUDUL KODE
HUBUNGAN ANTARA WARNA TUBUH IKAN DENGAN KANDUNGAN TOTAL KAROTENOID PADA JARINGAN TUBUH IKAN MAS KOKI (Carassius aurtaus) Rina Hirnawati dan Sukarman
pBP-01
KAJIAN PERTUMBUHAN IKAN PUTAK (Notopterus notopterus) PERAIRAN LUBUK LAMPAM, SUMATERA SELATAN Melfa Marini dan Niam Muflikhah
pBP-02
STUDI PERUBAHAN FASE DAN PERTUMBUHAN LARVA UDANG WINDU (Penaeus monodon) Onie Wiwid Jayanthi, Haryo Triajie, Achmad Fachruddin Syah
pBP-03
Semnaskan_UGM-Daftar Isi xv
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
KAJIAN KARAKTERISTIK BIOMETRIKA KERANG SIMPING (Amusium pleuronectes) DI KABUPATEN PEMALANG: STUDI KASUS DI DESA MOJO KECAMATAN ULUJAMI Syaeful Anwar, Muhammad Zainuri dan Jusup Suprijanto
pBP-04
HUBUNGAN PANJANG BERAT, NILAI Lc DAN Lm IKAN LAYANG BIRU (Decapterus macarellus) HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN DI PPS KENDARI Agus Setiyawan dan Agustinus Anung Widodo
pBP-06
BIOEKOLOGI IKAN BOLO-BOLO (Atherinomorus lacunosus) DI AREA MANGROVE KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JEPARA Wa Jali, Sutrisno Anggoro, Muh.Yusuf dan Mujiyanto
pBP-07
KELIMPAHAN DAN SEBARAN JUVENIL IKAN BERDASARKAN HABITATNYA DI PERAIRAN KEPULAUAN SERIBU DAN KARIMUNJAWA Sri Turni Hartati
pBP-08
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN KELAYAKAN EKONOMIS BUDIDAYA IKAN NILA : STUDI KASUS DI KOLAM BALAI BENIH IKAN BAROS SERANG, BANTEN Rasidi, Erlania dan Joni Haryadi
pBP-09
PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN BETOK (Anabas testudineus) DI PERAIRAN RAWA BANJIRAN SUNGAI MUSI Syarifah Nurdawati dan F. Supriyadi
pBP-10
HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN FAKTOR KONDISI IKAN SEMAH (Tor tambroides) DI SUNGAI MANNA, BENGKULU Marson
pBP-11
ANALISA KEBIASAAN MAKAN IKAN BERONANG (Siganus virgatus) di KEPULAUAN KARIMUNJAWA, JAWA TENGAH Misnaria Napitupulu dan Mujiyanto
pBP-13
POSTER BIDANG MANAJEMEN SUMBERDAYA PERIKANAN
JUDUL KODE
FISIKA KIMIA PERAIRAN DI SUNGAI KRENGSENG SEMARANG, JAWA TENGAH Agus Djoko Utomo
pMS-02
KONSERVASI MANGROVE SEBAGAI PENDUKUNG POTENSI PERIKANAN PANTAI DI PEMALANG Darma Yuliana, Johannes Hutabarat, Rudhi Pribadi, Jusup Suprijanto
pMS-03
STATUS TROFIK DAN POTENSI PRODUKSI IKAN SITU No 1 DI DESA TITISAN KABUPATEN SUKABUMI Pelita Octorina, Ujang Dindin, Neneng Nurbaeti dan Bambang Kustiawan
pMS-04
POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN DI SUNGAI BATANGHARI, PROVINSI JAMBI Solekha Aprianti dan Taufiq Hidayah
pMS-06
xvi Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
KAJIAN KUALITAS AIR BERDASARKAN PARAMETER FISIKA KIMIA DI WADUK KEDUNG OMBO JAWA TENGAH Elva Dwi Harmilia
pMS-07
STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON DI PERAIRAN SEGARA ANAKAN CILACAP Muhammad Zainuri, Hadi Endrawati, Widianingsih dan Retno Hartati
pMS-09
TEKSTUR DAN KIMIA TANAH PESISIR BARAT BAGIAN UTARA BALI HUBUNGANNYA DENGAN PENGGUNAAN LAHAN DI SEKITARNYA Bejo Slamet dan Ditamulia Slamet Utama
pMS-10
FISSION REPRODUCTION DUA SPECIES TERIPANG EKONOMIS PENTING FAMILI STICHOPUDIDAE (HOLOTHURIA : ECHINODERMATA) Retno Hartati, Widianingsih, Pradina Purwati dan Panca H. Mardiawan
pMS-11
POTENSI KEPITING BAKAU DI WILAYAH PERAIRAN SEKITAR TAMBAK DESA MOJO KAB PEMALANG Arthur Muhammad Farhaby, Johannes Hutabarat, Djoko Suprapto dan Jusup Suprijanto
pMS-12
SEBARAN IKAN GULAMO (Johnius belengeri) TERHADAP KONDISI PERAIAN DI ESTUARI SUNGAI INDRAGIRI PROVINSI RIAU Aroef Hukmanan Rais dan Tuah Nanda M
pMS-14
STUDI TENTANG SEBARAN JENIS DAN KEPADATAN MAKRO ALGAE DI PERAIRAN PANTAI LIANG, KABUPATEN MALUKU TENGAH, PROPINSI MALUKU Saleh Papalia
pMS-15
STUDI KARAKTERISTIK PASANG SURUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SELAT MADURA, KABUPATEN BANGKALAN Aries Dwi Siswanto
pMS-16
STATUS PENCEMARAN SUNGAI ROKAN BAGIAN HILIR DITINJAU DARI PARAMETER BIOLOGI DAN FISIKA KIMIA PERAIRAN Siswanta Kaban
pMS-17
ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN PANGANDARAN (SUATU KASUS DI KAWASAN PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT) Atikah Nurhayati
pMS-18
PENDUGAAN STOK IKAN DENGAN METODE HIDROAKUSTIK DI PERAIRAN ESTUARI MAHAKAM BAGIAN TENGAH Freddy Supriyadi dan Zulkarnaen Fahmi
pMS-20
KEANEKARAGAMAN POLYCHAETA SEBAGAI INDIKATOR KUALITAS AIR DI DELTA MAHAKAM, KALIMANTAN TIMUR Dessy Arisna dan Syarifah Nurdawati
pMS-21
Semnaskan_UGM-Daftar Isi xvii
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
STRUKTUR KOMUNITAS DAN KELIMPAHAN MAKROZOOBENTHOS DI DANAU POSO, SULAWESI TENGAH Dwi Atminarso dan Safran Makmur
pMS-23
ANALISIS FISIKA KIMA PERAIRAN DI RAWA PENING JAWA TENGAH Siti Nurul Aida
pMS-24
KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN MEROPLANKTON DI PERAIRAN PESISIR KABUPATEN PEMALANG, PROVINSI JAWA TENGAH Hanung Agus Mulyadi, Muhammad Zainuri, Ita Widowati dan Jusup Suprijanto
pMS-25
JENIS-JENIS PLANKTON YANG DITEMUKAN DI SUNGAI ROKAN, RIAU Mirna Dwirastina dan Makri
pMS-26
KONTRIBUSI EKOSISTEM MANGROVE TERHADAP PENINGKATAN POTENSI SUMBERDAYA PERAIRAN DI KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN Amran Saru, Muhammad Lukman, dan Ahmad Bahar
pMS-27
POSTER BIDANG SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
JUDUL KODE
“TRUST”, PENGUAT KAPASITAS ADAPTASI NELAYAN TRADISIONAL DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN IKIM (STUDI KASUS : NELAYAN DI KABUPATEN BUTON) Nurlaili
pSE-01
IDENTIFIKASI SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN UNTUK PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN DI DESA UJUNG GENTENG, KECAMATAN CIRACAP,KABUPATEN SUKABUMI, PROPINSI JAWA BARAT Retno Widihastuti, Tenny Apriliani, Andrian Ramadhan, dan Armen Zulham
pSE-02
KAJIAN PERUBAHAN POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA NELAYAN PENANGKAP IKAN TUNA DI KOTA BITUNG Rizki Aprilian Wijaya, Andrian Ramadhan dan Maulana Firdaus
pSE-03
PRODUKSI DAN NILAI EKONOMI BEBERAPA JENIS UDANG DI TELUK CEMPI, NUSA TENGGARA BARAT Hendra Saepulloh dan Adriani Sri Nastiti
pSE-04
PERIKANAN TANGKAP UNTUK PEMBERDAYAAN NELAYAN DALAM PERSPEKTIF OTONOMI DAERAH Yehiel Hendry Dasmasela, Ferawati Runtuboi, Ridwan Sala, Johanis Wenno, Dougklas Watimuri, Tresia Tururaja
pSE-05
IMPLEMENTASI PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE DI KABUPATEN DEMAK, JAWA-TENGAH Mei Dwi Erlina
pSE-06
xviii Semnaskan_UGM-Daftar Isi
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI KELEMBAGAAN KLINIK IPTEK MINA BISNIS (KABUPATEN PACITAN – JAWA TIMUR) Sapto Adi Pranowo dan Radityo Pramoda
pSE-07
Indeks Penulis
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09) 1
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
STATUS PENCEMARAN DAN POTENSI BIOAVAILABILITAS LOGAM DI SEDIMEN PERAIRAN PANTAI KOTA MAKASSAR
Shinta Werorilangi
1*, Akbar Tahir
1, Alfian Noor
2 dan M.Farid Samawi
1
1Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin
2Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin *E-mail : [email protected]
Abstrak Dalam menganalisis potensi bahaya logam, sangat penting mengidentifikasi sumber logam yang masuk ke perairan, apakah bersumber dari kegiatan manusia atau alamiah. Informasi tersebut serta potensi bioavailibitas logam di sedimen sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan monitoring dan evaluasi pencemaran logam dalam suatu lokasi. Tujuan penelitian ini untuk menentukan sumber dan status pencemaran logam Pb, Cd, Cu, dan Zn berdasarkan konsentrasi total di sedimen serta mengidentifikasi potensi bioavailabilitasnya berdasarkan konsentrasi logam pada fraksi di sedimen perairan pantai Kota Makassar. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2011 di wilayah perairan pantai Kota Makassar, mulai dari muara Sungai Jeneberang hingga muara Sungai Tallo. Pengukuran logam dilakukan pada sedimen berukuran < 63 μm. Spesiasi logam pada fraksi sedimen ditentukan dengan metode Community Bureau of Reference (BCR) Three-steps Sequential method yang menghasilkan fraksi exchangeable dan acid soluble, reducible, serta oxidisable. Identifikasi sumber antropogenik dilakukan dengan menghitung Faktor Pengayaan (Enrichment Factors, EF). Status pencemaran berdasarkan fraksi exchangeable dilakukan dengan menggunakan indeks RAC (Risk Assessment Code). Berdasarkan nilai Faktor Pengayaan (EF), pengaruh antropogenik yang tertinggi secara berurutan diidentifikasi di lokasi Paotere > Benteng > Losari > Tallo > Jeneberang > Tanjung Merdeka (TM). Lokasi Paotere dan Benteng merupakan lokasi yang rawan karena tingginya konsentrasi logam Cd, Zn, dan Pb pada fraksi most exchangeable dan acid reducible (most bioavailable). Sedangkan di Tanjung Merdeka walaupun merupakan lokasi yang paling rendah pengaruh input antropogenik, tetapi juga merupakan lokasi yang rawan akan pencemaran Pb karena proporsi fraksi most bioavailable yang tinggi. Kata kunci : bioavailabilitas, logam, sedimen pantai, sumber pencemaran Pengantar Perairan pantai Kota Makassar, termasuk dua muara sungai yang mengapit, yaitu Sungai Jeneberang dan Sungai Tallo banyak mendapat inputan logam dari badan sungai dan dari daratan utama, berupa limbah industri dan limbah perkotaan. Logam di lingkungan perairan bisa berasal dari alam dan antropogenik yang berasal dari kegiatan manusia di darat. Saat ini, konsentrasi logam antropogenik di lingkungan meningkat dengan pesat sejalan dengan laju pembangunan termasuk kegiatan industri. Logam timbal (Pb) dan kadmium (Cd), merupakan logam yang toksik dan tidak memiliki fungsi biologis bagi organisme (non-esensial), terdapat secara alamiah di perairan. Kegiatan manusia di daratan (antropogenik), terutama pemakaian bahan aditif pada bensin, industri cat, baterai, meningkatkan konsentrasi Pb di perairan. Menurut Neff (2002), mayoritas sumber Pb ke perairan berasal dari atmosfir. Sedangkan sumber Cd yang masuk ke perairan bisa berasal dari industri baterai Ni-Cad, pemakaian pupuk fosfat dan fungisida serta industri plastik dan cat sebagai pewarna (Campbell, 2006). Logam tembaga (Cu) dan seng (Zn) adalah elemen yang diperlukan untuk metabolisme biota, akan tetapi peningkatan minimal dari standar kebutuhan biologis biota akan menimbulkan dampak racun. Penggunaan Cu dan Zn sebagai bahan baku pada cat antifouling, setelah penggunaan tributyltin (TBT) dilarang, merupakan salah satu sumber utama kedua logam tersebut masuk ke perairan laut (Srinivasan and Swain, 2007; Bao et al., 2008). Dengan semakin meningkatnya pembangunan wilayah kota Makassar, maka diduga input antropogenik akan semakin meningkatkan konsentrasi Pb, Cd, Cu, dan Zn di sedimen perairan pantai Kota Makassar. Pada saat berada di perairan, logam berada dalam bentuk partikel dan akan secara cepat terserap pada partikel yang berada di kolom air, yang pada akhirnya akan berasosiasi dengan partikel
MC-09
2 Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
tersuspensi di kolom air atau akan terakumulasi di sedimen dasar. Pada saat di sedimen, logam berat dapat diakumulasi oleh organisme bentik yang hidup dan mencari makan di sedimen. Organisme bentik, menjadi dasar dari rantai makanan, pada akhirnya bisa menjadi agen transfer logam dari sedimen dasar ke tropik level yang lebih tinggi dan menyebabkan dampak negatif (Stecko and Bendell-Young, 2000a). Akan tetapi konsentrasi total logam yang ada di sedimen tidak selalu berkorelasi positif dengan respon yang timbul pada biota (Nowierski et al., 2002). Hal ini disebabkan oleh perbedaan species logam yang terkait pada fraksi sedimen tertentu yang tersedia (bioavailable) dan bisa menimbulkan dampak negatif terhadap biota. Studi tentang bioavailibilitas logam di perairan menunjukkan bahwa logam dalam bentuk ion bebas yang sangat mudah diserap oleh biota. Pada saat logam berada pada fase solid, yaitu di sedimen, logam akan berpartisi pada fraksi-fraksi di sedimen, yang pada akhirnya akan menentukan bioavalabilitasnya bagi biota. Oleh karena itu dalam menentukan penilaian dampak berbahaya (risk asessment) dari logam terhadap kehidupan biota dan ekosistem perairan secara keseluruhan, bukan hanya konsentrasi total logam yang berada di perairan yang menentukan akan tetapi konsentrasi logam yang tersedia secara biologis (bioavailability) juga sangat berpengaruh. Selain daripada itu, sangat penting mengidentifikasi sumber logam yang masuk ke perairan, apakah bersumber dari kegiatan manusia (antropogenik) atau alamiah. Informasi tersebut di atas sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan monitoring dan evaluasi pencemaran logam dalam suatu lokasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat menentukan sumber dan status pencemaran logam Pb, Cd, Cu, dan Zn berdasarkan konsentrasi total logam di sedimen serta mengidentifikasi potensi bioavailabilitasnya berdasarkan konsentrasi logam pada fraksi di sedimen perairan pantai Kota Makassar. Bahan dan Metode Alat Alat yang digunakan selama penelitian antara lain: GPS (Global Posisioning System) untuk menentukan posisi/titik stasiun penelitian; alat tulis menulis untuk pencatatan data; kamera digital untuk dokumentasi; Van Veen Grab Sampler untuk mengambil sedimen dan biota; mikroskop dan lup untuk mengidentifikasi sampel; Water Quality Checker untuk mengukur suhu, salinitas,dan oksigen terlarut; ph-Eh meter untuk mengukur pH dan potensi redoks sedimen; erlenmeyer, bunsen, pipet tetes, tabung reaksi, gelas ukur; cawan porselen, oven, tanur, dan desikator untuk mengukur BOT pada sampel sedimen, Atomic Absorption Spectrophotometer (Hitachi- Z 2000 Tandem Flame/Furnace AAS) untuk mengukur konsentrasi logam di sedimen dan biota. Bahan Bahan yang digunakan yaitu: aquades dan HNO3 untuk mensterilkan alat di laboratorium; bahan kimia (KMnO4, H2SO4, dan NaO3) untuk mengukur kadar BOT; pelarut CH3COOH (asam asetat), NH2OH.HCl (hydroxylammonium chloride), HNO3 (asam nitrat), H2O2 (hidrogen peroksida), dan CH3COONH4 (amonium asetat) untuk mengekstraksi sedimen dalam spesiasi logam. Metode Pengambilan contoh dilakukan di lokasi perairan pantai Kota Makassar pada 20 titik dimulai dari muara Sungai Jeneberang hingga muara Sungai Tallo (Gambar 1). Sampling dilakukan pada bulan Januari 2011.
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09) 3
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Gambar 1. Peta lokasi penelitian. Lokasi penelitian mewakili dua muara sungai besar yang mengapit Kota Makassar, yaitu Sungai Jeneberang dan Sungai Tallo, dan beberapa lokasi yang mewakili aktivitas pelabuhan, reklamasi, dan pembuangan akhir limbah dari 13 kanal kota. Pengambilan contoh logam di sedimen dan biota dilakukan juga di Pulau Bonetambung sebagai kontrol (reference site). Stasiun ditentukan berdasarkan outlet yang bermuara di perairan pantai Kota Makassar, yaitu :
Stasiun 1 adalah Muara Sungai Jeneberang Stasiun 2 adalah Pantai Tanjung Merdeka (TM) Stasiun 3 adalah Pantai Losari Stasiun 4 adalah Kanal Benteng Stasiun 5 adalah Kanal Paotere Stasiun 6 adalah Muara Sungai Tallo
Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada permukaan sedimen, yaitu bagian oksik dengan kedalaman 1 – 3 cm, dengan menggunakan Van Veen Grab Sampler. Contoh sedimen diambil pada bagian tengah grab untuk mencegah kontaminasi dr bagian logam pada grab sampler lalu dimasukkan kedalam kemasan plastik dan disimpan di dalam cool box selama transportasi. Sebelum proses esktraksi sampel disimpan dalam kantong plastik dan dibekukan dalam freezer pada suhu -20
oC untuk mencegah proses biokimiawi yang bisa merusak sampel.
Pengukuran Jenis dan Butiran Sedimen Jenis dan ukuran sedimen diukur dengan menggunakan metode penyaringan kering (dry sieving) dan berdasarkan skala Wenworth (Hutabarat dan Evans, 1984).
Pengukuran Logam di Sedimen
Contoh sedimen yang diambil hanya pada permukaan sedimen, yaitu bagian oxic dengan kedalaman 1 – 3 cm. Bagian ini merepresentasikan fraksi sedimen yang menjadi sumber logam yang tersedia (bioavailable) bagi organisme, juga merupakan fraksi yang penting secara biologis karena kebanyakan hewan-hewan hidup dan mencari makan pada fraksi ini (Thomas dan Bendell-Young, 1999). Kemudian contoh sedimen disaring dalam keadaan kering untuk mendapatkan partikel sedimen yang berukuran < 63 μm, yaitu fraksi lanau (silt) dan lempung (clay) (Loring and Rantala, 1992; Yuan et al., 2004; Hendozko et al., 2010). Selanjutnya pada bagian tersebut dilakukan pengukuran konsentrasi logam total dan konsentrasi logam pada fraksi sedimen yang berbeda. Konsentrasi total masing-masing logam pada sedimen ditentukan dengan mengekstrak sedimen secara destruksi asam dengan menggunakan pelarut HNO3 (asam nitrat) dan HClO4 (asam perklorat) (SNI 06-06992.8-2004). Konsentrasi logam pada fraksi sedimen ditentukan dengan metode Community Bureau of Reference (BCR) Sekuensi Tiga Tahap (Three-steps Sequential method) oleh Ure et al., (1993) ;Davidson et al., (1994); Yuan et al., (2004) dan Zhou et al., (2010) Metode ekstraksi kerja dapat dilihat pada Tabel 1.
4 Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Tabel 1. Metode ekstraksi sekuensi tiga tahap.
Tahap Fraksi Komponen yang Diekstrak
Prosedur
1 Terlarut dalam asam (Acid Soluble)
Ion exchangeable dan karbonat 40 mL CH3COOH ditambahkan pada 1 gram sedimen kering (<63 um). 16 jam shaker
2 Tereduksi (Reducible)
Oksida Fe-Mn 40 mL NH2OH.HCl (pH 2 dgn HNO3), 16 jam shaker
3 Teroksidasi (Oxidizible)
Bahan organik dan sulfit 10 mL H2O2, 1 jam disgestion , 1 jam water bath, tambahkan 10 mL H2O2, 1 jam water bath, tambahkan 50 mL CH3COONH4 (pH 2 dgn HNO3)
Konsentrasi logam di sedimen dianalisis dgn menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometer (Hitachi- Z 2000 Tandem Flame/Furnace AAS) dengan limit of detection (LOD) untuk masing-masing logam adalah : Pb (0,006 ppm), Cd (0,001 ppm), Cu (0,006 ppm), dan Zn (0,031 ppm). Pengukuran kosentrasi Pb dan Cd menggunakan detektor graphite furnace, sedangkan untuk Cu dan Zn digunakan detektor flame. Analisis Data Status Pencemaran Setiap data konsentrasi logam total dibandingkan dengan konsentrasi yang ada pada kerak bumi (earth crust) sebagai dasar konsentrasi alamiah logam yang ada di sedimen (Sutherland, 2000). Sedangkan untuk mengevaluasi potensi dampak bahaya logam (adverse biological effects) terhadap biota, digunakan standar baku mutu Effect Range Low (ERL) dan Effect Range Medium (ERM) yang dikeluarkan oleh US NOAA’s (O’Connor, 2004 dan Turki, 2007). ERL adalah konsentrasi logam di sedimen yang berasosiasi dengan 10% (rarely seen) dampak biologis yang timbul pada biota; sedangkan ERM adalah konsentrasi logam di sedimen yang berasosiasi dengan 50% (a possible effect range) dampak biologis yang timbul pada biota. Tabel 2. Konsentrasi alamiah dan standar baku mutu logam pada sedimen.
Logam
Konsentrasi alamiah Standar baku mutu
US NOAA’s **
Earth crust* (μg/g) ERL (μg/g) ERM (μg/g)
Pb 14 46.7 218
Cd 0.11 1.2 9.6
Cu 50 34 270
Zn 75 150 410
* Sumber : Luoma and Rainbow (2008) ** Sumber : Turki (2007) Faktor Pengayaan (Enrichment Factors, EF) Metode normalisasi adalah salah satu metode yang efektif dalam membedakan sumber bahan pencemar (Loring and Rantala, 1992; Zhou et al., 2007). Metode yang digunakan adalah dengan menghitung EF (Olubunmi et al., 2010). Selanjutnya dikatakan bahwa EF atau Faktor Pengayaan, selain dapat digunakan untuk membedakan sumber logam antropogenik atau alamiah, juga dapat digunakan untuk menilai seberapa besar input antropogenik pada suatu lokasi. Normalisasi data logam dengan menggunakan Aluminium (Al) sebagai elemen konservatif sudah banyak dilakukan karena analisis Al mudah, tepat dan akurat (Herut and Sandler, 2006). Kriteria EF dapat dilihat pada Tabel 3.
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09) 5
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Faktor Pengkayaan (EF) dihitung berdasarkan rumus: Tabel 3. Kriteria faktor pengkayaan (EF) (Sutherland, 2000).
Potensi Bioavailabilitas Hasil penelitian spesiasi menunjukkan bahwa logam di sedimen berikatan pada fraksi yang berbeda dengan kekuatan ikatan yang juga berbeda, dimana perbedaan ikatan tersebut mengindikasikan reaktivitas sedimen serta dapat digunakan untuk menilai risiko bahaya yang ditimbulkan oleh logam di lingkungan perairan. Dalam menilai risiko tersebut, suatu indeks penilaian risiko, yaitu Risk Asessessment Code (RAC) digunakan dalam penilaian ketersediaan (availabilitas) logam di sedimen dengan mengaplikasikan suatu skala pada nilai persentasi logam di fraksi exchangeable dan karbonat (Honglei, et al., 2008; Sundaray et al., 2011). Kategori risiko berdasarkan RAC dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Risk Assessment Code (RAC)*.
Kategori Risiko Logam fraksi 1 (% dr total)
I Tidak berisiko (TB) < 1 II Risiko rendah (RR) 1 – 10 III Risiko sedang (RS) 11 – 30 IV Risiko tinggi (RT 31 – 50
V Sangat berisiko tinggi (SBT) > 50
*Sumber: Perin et al., 1995 dalam (Sundaray et al., 2011) Hasil dan Pembahasan Sumber dan Status Pencemaran Walaupun kandungan logam total tidak memberikan informasi yang cukup berarti pada dampak bahaya logam bagi organisme, akan tetapi informasi tersebut sangat penting dalam mengindentifikasi sumber logam di perairan. Gambar 2 memperlihatkan konsentrasi logam total pada lokasi penelitian. Hasil analisis ragam tidak menunjukkan ada perbedaan yang nyata diantara lokasi pada semua logam. Secara deskriptif konsentrasi Cd dan Cu terlihat paling tinggi pada lokasi Paotere, yang merupakan tempat bermuaranya hampir seluruh buangan kota Makassar dan merupakan lokasi pelabuhan rakyat. Zn juga terlihat paling tinggi pada lokasi Paotere dan diikuti pada Losari serta Tallo. Tingginya konsentrasi Zn di lokasi Paotere diduga karena lokasi tersebut merupakan pelabuhan dimana penggunaan cat antifouling yang digunakan pada kapal meningkatkan input Zn ke perairan. Sedangkan input Zn di daerah Losari dan Tallo kemungkinan dominan berasal dari aktivitas di daratan. Pola penyebaran Pb terlihat relatif berbeda. Konsentrasi tinggi terlihat pada lokasi Losari, Benteng dan Paotere. Kemungkinan karena ketiga lokasi tersebut berada paling dekat dengan kota Makassar sehingga mendapat sumbangan Pb yang berasal dari buangan kendaraan bermotor. Pulau Bonetambung, sebagai stasiun kontrol, memiliki konsentrasi Pb, Cd, dan Cu yang rendah dibandingkan lokasi lainnya, tetapi Zn terlihat sangat tinggi di pulau tersebut. Pulau Bonetambung merupakan satu-satunya lokasi penelitian yang memiliki karakter sedimen dengan pasir berwarna putih, umumnya sedimen pantai (pelagic) berwarna putih adalah jenis sedimen biogenik yang tersusun oleh bagian keras dan lunak dari organisme mati, seperti cangkang, tulang, dan fekal (Libes, 2009). Sedimen biogenik mengandung CaCO3 (kalsium karbonat) dan SiO2 (silika) yang tinggi yang
EF Kriteria
< 2 Kurang – Pengayaan minimal
2 – 5 Pengayaan sedang (moderate)
5 – 20 Pengayaan cukup (significant)
20 – 40 Pengayaan tinggi (very high)
> 40 Pengayaan sangat tinggi (extremely high)
[logam] / [Al] contoh
EF = [logam] / [Al] kontrol
6 Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
berasal dari fitoplankton. Fitoplankton coccolithophorids menyumbangkan CaCO3, sedangkan diatom menyumbangkan SiO2. Zn diketahui berfungsi sebagai kofaktor pada enzim carbonic anhydrase (CA) yang berperan dalam akuisisi karbon anorganik dalam proses fotosintesis pada fitoplankton laut (Xu, et al., 2007). Zn juga berperan dalam proses kalsifikasi coccolithophore Emiliana huxleyi (Jacuba, et al., 2012). Oleh karena fungsi Zn yang penting dalam proses fotosintesa dan kalsifikasi pada fitoplankton, sehingga diduga tingginya Zn di sedimen Pulau Bonetambung terkait dengan cocolithoporids dan diatom yang sudah mati sebagai komponen utama penyusun sedimen di lokasi tersebut. Konsentrasi total logam Pb, Cd, Cu dan Zn pada penelitian ini, masing-masing berkisar 0.38-2.58 μg/g, 0.05-0.25 μg/g 0.99-91.87 μg/g, dan 0 -107.49 μg/g. Jika dibandingkan dengan konsentrasi alamiah dan standar baku mutu seperti pada Tabel 2, terlihat bahwa Pb pada semua lokasi penelitian masih berada di bawah konsentrasi alamiah dan ERL (effects range low). Konsentrasi logam yang berada di bawah konsentrasi ERL, merupakan konsentrasi yang dianggap aman dan melindungi biota dari dampak negatif yang dapat ditimbulkan (Sundaray et al., 2011). Logam Cd, Cu, dan Zn terlihat melebihi konsentrasi alamiah pada beberapa lokasi terutama pada Paotere. Konsentrasi Zn di sedimen Pulau Bonetambung juga sangat tinggi. Konsentrasi Cu yang melebihi ERL terdeteksi pada lokasi Benteng, Paotere, dan Tallo, tetapi konsentrasi tersebut masih berada di bawah level ERM (effects range medium). Logam Zn tidak menimbulkan dampak biologis berbahaya pada semua lokasi penelitian berdasarkan ERL. Dari perbandingan tersebut pada Gambar 2, terlihat bahwa logam Cd, Cu, dan Zn berdasarkan kandungan totalnya sudah mengontaminasi beberapa lokasi penelitian terutama pada Kanal Paotere, bahkan logam Cu kemungkinan bisa menimbulkan dampak yang berbahaya bagi organisme sekitar. Kandungan logam yang berada pada suatu lingkungan sangat dipengaruhi selain oleh komposisi dan proses kimia yang ada pada lokasi tersebut juga sangat dipengaruhi oleh sumbernya. Salah satu metode dalam mengidentifikasi sumber polutan (antropogenik vs alamiah) di lingkungan adalah penggunaan Faktor Pengayaan (Enrichment Factor, EF), selain itu EF juga digunakan dalam menentukan seberapa besar suatu elemen mengkontaminasi suatu daerah atau lokasi (Sutherland, 2000; Olubunmi and Olorunsola, 2010; Yunus et al., 2010).
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09) 7
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
0.76 0.60
2.57 2.582.41
0.780.38
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nse
ntr
asi P
b t
ota
l (μ
g/g)
0.07
0.14
0.100.13
0.25
0.14
0.05
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (konrol)
Ko
nse
ntr
asi C
d t
ota
l (μ
g/g)
8.380.00
64.25
24.98
81.09
69.63
107.49
0
20
40
60
80
100
120
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nse
ntr
asi Z
n t
ota
l (μ
g/g)
ns
ns
ns
26.27
41.6731.58 34.84
91.87
41.64
0.990
25
50
75
100
125
150
175
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (konrol)
Ko
nse
ntr
asi C
u t
ota
l (μ
g/g)
ns
Keterangan : Jene = Jeneberang; TM = Tanjung Merdeka; Btambung = Bonetambung Gambar 2. Konsentrasi logam total (Pb, Cd, Cu, Zn) pada lokasi penelitian
(*ns = tidak signifikan pada alpha 0.05). Metode dalam menentukan EF, yaitu membandingkan konsentrasi logam yang diteliti dengan konsentrasi alamiah (unpolluted) pada daerah yang sama atau menggunakan nilai dari daerah lain yang belum terpolusi (reference value) dan dinormalisasi dengan elemen Aluminium (Al). Pada penelitian ini digunakan Al pada lokasi kontrol Pulau Bonetambung sebagai reference value. Adapun nilai indeks EF dapat dilihat pada Tabel 4. Nilai EF < 2 menunjukkan tidak signifikan atau terjadi pengayaan minimal yang disebabkan oleh sumber alamiah dari elemen tersebut, sedangkan nilai EF
8 Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
3.36
8.12
12.3710.33
2.40 2.505.09
8.76
3.70
44.12
0.13 0.71 0.42 1.22 0.771.86 2.46
2.84
38.05
26.70
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo
Enrichm
ent
Facto
r (E
F)
Pb Cd Cu Zn
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
Sedang
> 5 menandakan lokasi tersebut sudah terkontaminasi oleh elemen yang bersangkutan dan kemungkinan berasal dari sumber antropogenik (Sutherland, 2000). Keterangan : Jene = Jeneberang; TM = Tanjung Merdeka; Btambung = Bonetambung Gambar 3. Nilai EF logam Pb, Cd, Cu, dan Zn pada lokasi penelitian (garis putus-putus menandakan
nilai EF > 5, terjadi pengayaan yang signifikan). Hasil perhitungan nilai EF pada penelitian ini (Gambar 3) menunjukkan telah terjadi pengayaan logam Cu yang sangat ekstrim tingginya di lokasi Jeneberang, Benteng, Paotere, dan Tallo (EF > 40); sedangkan lokasi Tanjung Merdeka dan Losari sudah terjadi pengayaan Cu yang sangat tinggi (EF < 40). Hal ini juga mengonfirmasi Cu yang masuk ke perairan pantai kota Makassar berasal dari sumber antropogenik. Menurut Sutherland (2000) bahwa semakin tinggi nilai EF kontribusi sumber antropogenik juga semakin meningkat. Logam kedua yang memiliki nilai EF tinggi adalah Pb, dimana pada lokasi Losari, Benteng, dan Paotere dengan nilai EF > 5 menunjukkan kontaminasi dari sumber antropegenik yang signifikan pada daerah tersebut; sedangkan pada lokasi Jeneberang, Tanjung Merdeka dan Tallo dengan nilai EF <5 mengindikasikan telah terjadi pengayaan yang sedang (moderate enrichment) dari Cu. Logam Cd juga menunjukkan telah mengontaminasi lokasi Benteng dan Paotere secara signikan yang berasal dari sumber antropogenik (EF>5), sedangkan pada lokasi lainnya mengindikasikan telah terjadi pengayaan yang sedang. Logam Zn satu-satunya logam yang memiliki nilai EF < 2 pada semua lokasi penelitian. Fenomena ini menunjukkan kontaminasi Zn sangat minimal dan sumber di perairan pantai Kota Makassar berasal dari sumber alamiah lebih banyak daripada sumber antropogenik. Akan tetapi hasil perhitungan nilai EF tidak sejalan dengan tingginya konsentrasi Zn di lokasi penelitian bahkan beberapa sudah melebihi konsentrasi alamiah. Rendahnya nilai EF Zn disebabkan karena terjadi anomali, yaitu konsentrasi total Zn pada lokasi kontrol sangat tinggi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tingginya konsentrasi Zn di sedimen Pulau Bonetambung diduga terkait dengan tingginya input Zn yang berasal dari fitoplankton mati yang menjadi penyusun utama sedimen biogenik yang terdapat di lokasi tersebut. Potensi Bioavailabilitas Penelitian ini menggunakan metode spesiasi yang digunakan oleh Community Bureau of Reference (BCR). Metode BCR adalah merupakan metode Tessier yang dimodifikasi oleh Ure et al., (1993), dimana fraksi 1 dan 2 pada Tessier digabung menjadi fraksi 1 pada BCR, sehingga metode BCR hanya terdiri dari 4 fraksi. Logam pada fraksi 1, 2 , dan 3 adalah logam yang labil, dimana pergerakannya sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Logam pada fraksi 1 merupakan logam paling tinggi mobilitasnya (most available form) karena paling mudah bertukar (most exchangeable) dan perikatannya sangat lemah (weakly adsorbed) pada matriks sedimen (Zimmerman dan Weindorf, 2010). Berturut-turut fraksi yang mobilitasnya paling tinggi ke rendah adalah fraksi 1>fraksi2> fraksi 3. Persentasi fraksi 1 logam Pb, Cd, Cu, dan Zn di seluruh lokasi berturut berkisar 0-7%, 47-100%, 0-18%, 0-55%; fraksi 2 berturut-turut adalah 64-78%, 34-39%, 69-82%, 39-100%; sedangkan fraksi 3
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09) 9
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nse
ntr
asi P
b (%
)
Fraksi 1 (acid soluble) Fraksi 2 (reducible) Fraksi 3 (oxidisable)
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nse
ntr
asi C
u (
%)
Fraksi 1 (acid soluble) Fraksi 2 (reducible) Fraksi 3 (oxidisable)
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nse
ntr
asi C
d (%
)
Fraksi 1 (acid soluble) Fraksi 2 (reducible) Fraksi 3 (oxidisable)
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nse
ntr
asi Z
n (%
)
Lokasi
Fraksi 1 (acid soluble) Fraksi 2 (reducible) Fraksi 3 (oxidisable)
Kons
entr
asiP
b(%
)Ko
nsen
tras
iCd
(%)
Kons
entr
asiC
u (%
)Ko
nsen
tras
iZn
(%)
adalah 16-33 %, 0-13%, 0-22%, 0-25% (Gambar 4). Berdasarkan persentasi logam yang diteliti di semua lokasi, urutan yang paling tinggi ke rendah pada fraksi 1 yaitu Cd > Zn > Cu > Pb, sedangkan pada fraksi 2 adalah Cu > Pb > Zn > Cd, dan pada fraksi 3 Pb > Cu > Zn > Cd (Gambar 5). Gambar 5. Distribusi fraksi geokimia logam Pb, Cd, Cu, dan Zn di sedimen (%). Tingginya mobilitas logam Cd dan Zn yang mengakibatkan keduanya ditemukan mendominasi pada fraksi 1(acid soluble), fraksi yang sangat mudah melepaskan logam yang berikatan (exchangeable dan weakly bound) pada permukaan sedimen serta fraksi yang berasosiasi dengan karbonat di sedimen. Sedangkan pada fraksi 2 terlihat, penyebaran logam Pb, Cu dan Zn lebih merata tingginya pada semua lokasi dibandingkan distribusi logam pada fraksi 3 yang memperlihatkan dominasi logam Pb dan proporsi minimal dari Cd, Cu dan Zn. Sudah banyak penelitian yang mengkonfirmasi bahwa fraksi Fe dan Mn Oksida merupakan tempat perikatan logam berat yang sangat signifikan (Bryan dan
10 Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Muara S Jeneberang
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pb Cd Cu Zn
Tanjung Merdeka
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pb Cd Cu ZnPantai Losari
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pb Cd Cu Zn
Benteng
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pb Cd Cu ZnKanal Paotere
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pb Cd Cu Zn
Muara S Tallo
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pb Cd Cu ZnP. Bonetambung
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pb Cd Cu Zn
P. Bonetambung
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pb Cd Cu Zn
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nsen
trasi P
b (%
)
Fraksi 1 (acid soluble) Fraksi 2 (reducible) Fraksi 3 (oxidisable)
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nsen
trasi C
u (
%)
Fraksi 1 (acid soluble) Fraksi 2 (reducible) Fraksi 3 (oxidisable)
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nsen
trasi C
d (%
)
Fraksi 1 (acid soluble) Fraksi 2 (reducible) Fraksi 3 (oxidisable)
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung (kontrol)
Ko
nsen
trasi Z
n (%
)
Lokasi
Fraksi 1 (acid soluble) Fraksi 2 (reducible) Fraksi 3 (oxidisable)
Ko
nse
ntr
asiP
b(%
)K
on
sen
tras
iCd
(%)
Ko
nse
ntr
asiC
u (
%)
Ko
nse
ntr
asiZ
n (
%)
Langston, 1992). Menurut Eggelton dan Thomas (2004), umumnya fraksi Fe dan Mn oksida dan fraksi organik yang berkaitan dengan bahan organik (fraksi 3) adalah tempat perikatan logam yang sangat penting pada sedimen oksik, sedangkan perikatan dengan sulfida (fraksi 3) merupakan fraksi yang dominan pada sedimen anoksik. Sebaran fraksi geokimia logam pada masing-masing lokasi penelitian dapat dilihat pada gambar 6. Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa pada semua lokasi fraksi 2 mendominasi untuk semua logam yang diteliti. Kecuali pada beberapa lokasi yang tidak terdeteksi fraksi lainnya. Akan tetapi dari ketiga fraksi yang sangat relevan dengan potensi bioavailibiltas logam di sedimen adalah fraksi 1 yang merupakan fraksi paling labil karena paling mudah bertukar (most exchangeable).
Gambar 6. Persentasi fraksi Pb, Cd, Cu, dan Zn pada masing-masing lokasi penelitian Berdasarkan persentasi fraksi 1 pada lokasi Jeneberang, Losari, dan Benteng, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, logam yang paling tinggi mobilitasnya berturut-turut adalah Cd > Zn > Cu > Pb. Kecuali pada lokasi Tanjung Merdeka, terdapat perbedaan mobilitas logam, dimana urutannya adalah Zn > Cu > Pb; lokasi Paotere adalah Cd > Zn > Pb > Cu; lokasi Tallo, dimana tidak terdeteksi fraksi 1 pada Cu, sehingga urutannya adalah Cd > Zn > Pb; dan lokasi kontrol Bonetambung tidak terdeteksi semua fraksi logam yang diteliti.
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09) 11
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
6.14.1
7.9
20.8
27.1
40.143.0
34.1
7.9 6.53.9
8.35.9
0.00.0
34.2
29.1
47.0
0
10
20
30
40
50
Jene TM Losari Benteng Paotere Tallo Btambung
(kontrol)
Ris
k A
ssessm
ent
Code (
RA
C)
Pb1 Cd1 Cu1 Zn1
rendah
Sedang
Tinggi
SangatTinggi
Logam pada fraksi 1 merupakan logam yang paling mudah bertukar sehingga paling mudah lepas dan larut dalam kolom air dan oleh karena itu merupakan fraksi yang paling tersedia dan berpotensi diserap serta bisa menimbulkan toksisitas pada organisme perairan (Sundaray et al., 2011). Dari urutan mobilitas tersebut dapat dinyatakan bahwa logam Cd dan Zn pada penelitian ini merupakan logam yang memiliki potensi bioavailibilitas yang paling tinggi dan dapat menimbulkan dampak biologis berbahaya bagi biota sekitarnya; sedangkan logam Pb merupakan logam dengan potensi bioavailibilitas paling rendah. Walaupun begitu, logam pada fraksi 2 dan 3 tidak dapat dianggap aman karena perubahan faktor fisik kimia sedimen seperti pH dan potensi redoks dapat menyebabkan lepas ke perairan dan atau berpindah pada fraksi 1. Hasil penelitian spesiasi menunjukkan bahwa logam di sedimen berikatan pada fraksi yang berbeda dengan kekuatan ikatan yang juga berbeda. Perbedaan ikatan tersebut mengindikasikan reaktivitas sedimen serta dapat digunakan untuk menilai risiko bahaya yang ditimbulkan oleh logam di lingkungan perairan. Dalam menilai risiko tersebut, suatu indeks penilaian risiko, yaitu Risk Asessessment Code (RAC) digunakan dalam penilaian ketersediaan (availabilitas) logam di sedimen dengan mengaplikasikan suatu skala pada nilai persentasi logam di fraksi exchangeable dan karbonat (Honglei et al., 2008; Sundaray et al., 2011). Hal ini penting karena logam yang berasal dari aktivitas antropogenik adalah umumnya bersifat adsorptif, dapat bertukar (exchangeable) dan berikatan dengan fraksi karbonat. Logam-logam tersebut perikatannya lemah sehingga dapat larut dalam kolom air dan terserap oleh biota (Singh et al., 2005). Berdasarkan kategori RAC pada Tabel 4 dan Gambar 7, terlihat bahwa 34.1 – 89.2 % logam Cd berada pada fraksi 1(acid reducible /exchangeable) di semua lokasi penelitian sehingga dikategorikan berisiko tinggi terhadap lingkungan, kecuali di TM yang tidak terdeteksi. Sedangkan logam Zn pada hampir seluruh lokasi dikategorikan berisiko tinggi, kecuali di Tallo (29.1% pada fraksi 1), dan TM serta Bonetambung yang tidak terdeteksi.
Gambar 7. Kategori RAC logam Pb, Cd, Cu, dan Zn pada lokasi penelitian. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai Faktor Pengayaan (EF), pengaruh antropogenik yang tertinggi secara berurutan diidentifikasi di lokasi Paotere > Benteng > Losari > Tallo > Jeneberang > Tanjung Merdeka (TM). Lokasi Paotere dan Benteng merupakan lokasi yang rawan karena tingginya konsentrasi logam Cd, Zn, dan Pb, pada fraksi acid reducible (most exchangeable). Sedangkan di Tanjung Merdeka walaupun merupakan lokasi yang paling rendah pengaruh input antropogenik, tetapi juga merupakan lokasi yang rawan akan pencemaran Pb karena proporsi fraksi acid reducible yang tinggi. Daftar Pustaka
Bao, V.W.W., K. M.Y. Leung, K. W.H. Kwok , A. Q. Zhang & G. C.S. Lu. 2008. Synergistic toxic effects
of zinc pyrithione and copper to three marine species: Implications on setting appropriate water quality criteria. Marine Pollution Bulletin 57: 616–623.
12 Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09)
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Bryan, G.W. & W.J. Langston. 1992. Bioavailability, accumulation and effects of heavy metals in
sediments with special reference to United Kingdom estuaries: A review. Environ. Pollut. 31:89–131
Campbell, P.G.C. 2006. Cadmium—A Priority Pollutant. Environ. Chem. 3: 387–388. Davidson, C.M., R.P. Thomas, S.E. McVey, R. Perala, D. Littlejohn & A.M. Ure. 1994. Evaluation of a
sequential extraction procedure for the speciation of heavy metals in sediments. Analy. Chemi. Acta 291: 277 – 286
Eggleton, J. & K.V. Thomas. 2004. A review of factors affecting the release and bioavailability of
contaminants during sediment disturbance events. Environ. Int. 30: 973–980. Hendozko, E., P.Szefer & J. Warzocha. 2010. Heavy metals in Macomabalthica and extractable
metals in sediments from the southern Baltic Sea. Ecotoxicology and Environmental Safety 73: 152–163
Honglei, L., L. Liqing, Y. Chengqing & S. Baoqing. 2008. Fraction distribution and risk assessment of
heavy metals in sediments of Moshui Lake. Journal of Environmental Sciences 20: 390–397. Jakuba, R.W., M. A. Saito, J. W. Moffett & Y. Xu. 2012. Dissolved zinc in the subarctic North Pacific
and Bering Sea: Its distribution, speciation, and importance to primary producers. Global Biogeochemical Cycles, Vol. 26, Gb2015, 15. 2012.
Libes, S.M. 2009. Introduction on Marine Biogeochemistry. Elsevier. Academic Press. USA Loring, D.H. & R.T.T. Rantala. 1992. Manual for the geochemical analysis of marine sediments and
suspended matter. Earth-Science Reviews 32: 235-283. Luoma, S.N. & P.S. Rainbow. 2008. Metal Contamination in Aquatic Environments: Science and
Lateral Management. Cambrdige University Press. New York. USA. Neff, J.M. 2002. Bioaccumulation in Marine Organisms : effect of contaminant from Oil Well Produced
Water. Elsevier. Amsterdam the Netherlands. Nowierski, M., G. Dixon, & U. Borgman, 2002. Effect of water source on metal bioavailability and
toxicity from field collected sediments. Proceeding SETAC, Salt Lake City 16-20 November 2002.
Olubunmi, F.E. & O.E. Olorunsola. 2010. Evaluation of the status heavy metal pollution of sediment of
Agbabu Bitumen Deposit Area, Nigeria. European Journal of Scientific Research 41 (3):373–382.
Singh, K. P., Mohan, D., Singh, V. K. & Malik A. 2005. Studies on distribution and fractionation of
heavy metals in Gomti river sediements-a tributary of the Ganges. India. J. Hydro 312: 14-27. Srinivasan, M. & G.W. Swain. 2007. Managing the Use of Copper-Based Antifouling Paints. Environ
Manage 39:423-441. Stecko, J.R.P and L.I. Bendell-Young. 2000a. Uptake of 109 Cd from sediments by the bivalves
Macoma Balthica and Protothaca staminea. Aquatic Toxicology 47: 147 – 159. Sundaray, S. K., B. B. Nayak, S. Lina & D. Bhatta. 2011. Geochemical speciation and risk assessment
of heavy metals in the river estuarine sediments—A case study: Mahanadi basin, India. Journal of Hazardous Materials 186 : 1837–1846.
Sutherland, R.A., 2000. Bed sediment-associated trace metals in an urban stream, Oahu, Hawaii.
Environmental Geology 39 (6) : 611-627.
Semnaskan_UGM/Manajemen Sumberdaya Perikanan C (MC-09) 13
Seminar Nasional Tahunan X Hasil Penelitian Kelautan dan Perikanan, 31 Agustus 2013
Thomas, C.A., and L.I. Bendell-Young. 1999. The significance of diagenesis versus riverine input in contributing to the sediment geochemical matrix of iron and manganese in an intertidal region. Estuarine, Coastal, and Shelf Science 48: 635–647.
Turki, A.J. 2007. Metal Speciation (Cd, Cu, Pb and Zn) in Sediments from Al Shabab Lagoon, Jeddah,
Saudi Arabia. Marine Science 18 : 191-210. Ure, A.M., Quevauviller, Muntau, H., & Griepink, B. 1993. Speciation of heavy metals in solids and
harmonization of extraction techniques undertaken under the auspices of the BCR of the Commission of the European Communities. Int. J. Environ. Anal. Chem. 51: 135–151.
Xu, Y., D. Tang, Y. Shaked & F.M.M. Morel. 2007. Zinc, cadmium, and cobalt interreplacement and
relative use efficiencies in the coccolithophore Emiliania huxleyi. Limnol. Oceanogr. 52(5): 2294–2305.
Yuan, C., J. Shi, B. He, J. Liu, L. Liang & G. Jiang. 2004. Spesiation of heavy metals in marine
sediments from the East China Sea by ICP-MS with sequential extraction. Environment International 30: 769 – 783.
Yunus, K, S.W. Ahmad, O.M. Chuan & J.. Bidai. 2010. Spatial Distribution of Lead and Copper in the
Bottom Sediments of Pahang River Estuary, Pahang, Malaysia Taburan Plumbum dan Kuprum di Sedimen Dasar Muara Sungai Pahang, Pahang, Malaysia). Sains Malaysiana 39(4): 543–547.
Zhou, Y., B. Zhao, Y. Peng & G. Chen. 2010. Influence of mangrove reforestation on heavy metal
accumulation and speciation in intertidal sediments. In Press. Mar Poll Bulletin. Zimmerman, A.J. & D.C. Weindorf. 2010. HeavyMetal and TraceMetal Analysis in Soil by Sequential
Extraction: A Review of Procedures. International Journal of Analytical Chemistry Volume 2010: 7.
Tanya Jawab -