Date post: | 07-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama.Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik.
Ciri-ciri protozoa 1. Organisme uniseluler (bersel tunggal)
2. Eukariotik (memiliki membran nukleus)
3. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
4. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
5. Hidup bebas, saprofit atau parasit
6. Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
7. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
a. Vakuola kontraktil Semua protozoa mempunyai
vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies.
1. Ektoplasma Ektoplasma bersifat padat dan mempunyai struktur yang
elastis dengan fungsi protektif (bentuk kista), fungsi lokomotif (flagel, silia dan pseudopodi),
fungsi sensoris, fungsi alat pembuang sisa-sisa
metabolisme (vakuola kontraktil), organ-organ
pencernaan makanan.
2. Endoplasma Endoplasma berbentuk granul berfungsi dalam pencernaan makanan, fungsi nutritive
lainnya dan proses reproduksi.
c. Nukleus Nukleus adalah sebagai pengatur berbagai fungsi hidup. Fungsi nucleus yaitu untuk mengatur metabolisme, mempertahankan generasinya, untuk membedakan spesies, untuk mempelajari genetika parasite, beberapa jenis protozoa mempunyai kinetoplas yang dapat berbentuk blefaroplas atau benda parabasal, yang merupakan inti pelengkap.
• kista → dinding yang tebal sehingga tidak dapat bergerak sendiri, tdk tumbuh dan tidak memperbanyak diri, dapat bertahan terhadap berbagai pengaruh lingkungan di luar tubuh parasit.
a. Kista
b. Tropozoit Bentuk tropozoit adalah bentuk aktif dari protozoa, ketika bentuk tropozoit ini bersifat parasit di tubuh hospes maka mampu menimbulkan gejala klinis, parasit mampu beraktivitas dan mampu menginvasi jaringan atau organ tertentu.
Protozoa
Entamoeba histolytica
Giardia lamblia
Balantidium coli
Plasmodium falciparum Plasmodium vivax Plasmodium malariae Plasmodium ovale
Toxoplasma gondii
Trichomonas vaginalis
Usus AtrialJaringanDarah
PROTOZOA
Patogen Non-patogen
Entamoeba histolyticaGiardia lambliaBalantidium coli
Entamoeba coliEndolimax nanaIodamoeba butschlii
Kelas Rizhopoda Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, rhizo yang berarti ‘akar’ dan podos yang berarti ‘kaki’. Anggota Filum ini bergerak menggunakan pseudopodia (kaki semu). Disebut pseudopodia atau kaki semu karena terbentuk sebagai hasil penjuluran sitoplasma sel, yang seolah-olah berfungsi sebagai kaki. Ukuran tubuhanya antara 200-300 mikron. Bersifat uniseluler dan merupakan makhlik hidup eukaritik.
Ciri- ciri rhizopoda 1. Alat gerak: pseupodia
2. Ada yang telanjang maupun bercangkang
3. Bentuk sel berubah-ubah
4. Sitoplasma terdiri dari endoplasma dan ektoplasma
5. Reproduksi: aseksual (pembelaha biner), sebagian dapat membentuk kista
6. Heterotrof (memangsa alga uniseluler, bakteri, protozoa lain)
7. Biasanya hidup bebas di tanah lembab dan lingkungan berair, beberapa parasit
Klasifikasi Rhizopoda
Kelas rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo yakni :
a. Ordo Lobosa (Amoebida)mempunyai pseudopodia pendek dan tumpul serta terdapat perbedaan yang jelas antara ektoplasma serta endoplasma.
b. Ordo filosa(Proteomyxa)mempunyai pseudopodia halus seperti benang dan becabang-
cabang.
c. Ordo foraminiferamempunyai pseudopodia panjang dah halus.
d. Ordo heliozamempunyai pseudopodia
berbentuk benag yang radien dan antarfilamen tidak pernah bersatu membentuk
jala atau anyaman.
e. Ordo radiolarianCirinya : mmpunyai pseudopodia berupa benang-benang halus yang tersusun radier dan bercabang-cabang membentuk jala
(anyaman).
Entamoeba histolytica merupakan salah satu spesies dari Rhizopoda. Pertama kali ditemukan oleh Losch pada tahun 1875 dari tinja seorang penderita disentri di Rusia. Schaudinn berhasil membedakannya dengan Entamoeba coli yan merupakan parasit komersial di dalam usus besar. Pada tahun 1913, Walker dan Sellards membuktikan bahwa Entamoeba histolytica merupakan penyebab penyakit koletis amebic
Entamoeba histolytica termasuk kelas archamoebae filum amoebozoa. Ini adalah hewan parasit bersel tunggal yaitu protozoa, terutama yang menginfeksi manusia dan primata lainnya. Protozoa ini membutuhkan hospes intermediet untuk menginfeksi hospes definitifnya yaitu kucing dan anjing. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa ini disebut amoebiasis.
Morfologi Dalam siklus hidupnya terdapat 3 bentuk yaitu :
1. Bentuk histolitica
1. Besarnya 20-40 mikron2. inti entameba ada satu
dengan kariosom letak sentral dengan vakuol-vakuol
3. ada eritrosit4. ektoplasma membentuk
pseudopodium
2. Bentuk minuta(presista)
1. besarnya 10-20 mikron.2. mempunyai satu inti
entameba dengan kariosom letak sentral.
3. endoplasma dengan vakuol-vakuol.
4. tanpa eritrosit.5. ektoplasma membentuk
pseudopodium.
3. Bentuk kista
1. besarnya 10-20 mikron2. mempunyai satu atau
empat inti3. terlihat benda
kromatoid4. Dinding tebal5. Bulat / oval
Amebiasis IntestinalMasa Inkubasi : 5 (2-14) hari
Gejala Klinik : 9 (3-14) minggu,
pd inf. percobaan.
3 (1-8) minggu, pd
wabah
1. Infeksi Akut E.histolytica segera menyerang jaringan setelah invasi, gejala tak jelas & mendadak.
1.Ringan Ulkus tak banyak & tak meluas
Gejala : tak spesifik, sakit perut, diare
2. Berat - Ulserasi di sekal & sigmoidorektal - penetrasi pada submukosa & mukosa - trofozoit dlm tinja + - jarang berakibat fatal
Gejala: - Sakit perut hebat, - Demam :100-102ºF - Disentri : tinja lendir dan darah - Lekositosis - Gangguan sistematik: toksemia, dehidrasi & lesu
2. Infeksi kronik - Parasit sulit ditemukan Gejala: - Tinja + lendir, menyerupai disentri basiler - Sering kambuh
- BAB tak tentu : diare /konstipasi - Sakit perut ringan - Anoreksia, flatulensi - Hepar sedikit membesar - Gej. sistemik & psikhoneurotik
A. Hepatik - Absesdpt lebih pd satu tempat- Hepar membesar pd lobus kanan- Warna coklat, sel & jar. rusak- E. histolytica selalu di dinding abses
- Demam ringan- Sakit di atas hipokhondrium - Lekositosis 13.000 – 20.000- Tak bertenaga, berat badan turun
B. Paru Keluhan pd paru bawah kanan & pleura berhubungan dg abses liverGejala : panas-dingin, batuk pendek, lekoisitosis
C. CerebralJarang terjadiGejala : abses otak /tumor
D. Kutaneus/kulit
- Ulkus meluas tidak menentu- Selalu di daerah peritonealatau disebelah fistula
- Gejala: gatal-gatal, alergi urtikaria dan dermatitis
Diagnosis 1.Klinis - Pemeriksaan fisik - Sigmoidoskopi: lesi yg khas - aspirasi/biopsi mikroskopis parasit
- radiologi : kelainan organ dalam dapat diketahui
- Ultrasonografi - Ct. Scan.
2. Laboratoris Menemukan parasit dg mikroskopdari biakan tinja/biopsi jaringan
3. Molekulera.Biokhemis (Enzyme activity assay) & Isoenzyme patterns) b.Biologi molekuler (PCR)c.Serologis (ELISA & Tes Aglutinasi)
Pengobatan 1. AMEBIASIS INTESTINAL ASIMTOMATIK HANYA ADA SISTA DLM TINJA PDR OBAT : DILOXANIDE FUROATE (FURAMIDE)
500mg 3 X / HR, 10 HR.
2. AMEBIASIS INTESTINAL ASIMTOMATIK TROF & SISTA TDP DLM TINJA PDR OBAT : - IODOQUINOL,650mg 3 X / HR, 20 HR.
- METRONIDAZOLE (FLAGYL)
750mg 3 X / HR, 10 HR.
3. AMEBIK KOLITIS CHLOROQUINE + IODOQUINOL / METRONIDAZOLE, 250mg 2 X/HR, 14-21 HR.
4.AMEBIASIS AKUT A. METRONIDAZOLE PER ORAL, DWS : 750 mg 3 x /HR DLM 10 HR. ANAK: 40 mg/KG/HR DIBAGI DLM 3 DOSIS DLM 10 HR B. IODOQUINOL PER ORAL DWS : 650 mg, 3 x/HR DLM 20 HR C. DILOXANIDE FUROATE PER ORAL DWS : 500 mg 3 x/ HR DALAM 10 HR
5. AMEBIC LIVER ABSES A. METRONIDAZOLE B. CHLOROQUINE C. DEHYDROEMETINE
Epidemiologi • WHO : PREVALENSI: 2-60%, TROP & SUBTROPSANITASI BURUK
• PREV. BERVARIASI: UMUR; JENIS KEL; AREA; STATUS SOSEK; LEVEL SANITASI
• PREV MENINGKAT: ANAK USIA SEKOLAH; OSEK KURANG; PEDESAAN; SANITASI BURUK; AKHIR MUSIM PENGHUJAN.
Pencegahan • Jagalah kebersihan dengan mencuci tangan sebelum makan.
• Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuci bersih dengan air.
• Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.• Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
• Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
• Di Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar harus secara rutin diadakan pemeriksaan parasit, sedini mungkin menemukan anak yang terinfeksi parasit dan mengobatinya dengan obat cacing.
• Bila muncul serupa gejala infeksi parasit usus, segera periksa dan berobat ke rumah sakit.
• Meski kebanyakan penderita parasit usus ringan tidak ada gejala sama sekali, tetapi mereka tetap bisa menularkannya kepada orang lain, dan telur cacing akan secara sporadik keluar dari tubuh bersama tinja, hanya diperiksa sekali mungkin tidak ketahuan, maka sebaiknya secara teratur memeriksa dan mengobatinya.