Date post: | 23-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
i
SKRIPSI
HUBUNGAN WAKTU TUNGGU DAN PENERAPAN 5S PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT
KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN
DI SUSUN OLEH
MULIATI HAYA 18.01.065
YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN MAKASSAR
2020
ii
HUBUNGAN WAKTU TUNGGU DAN PENERAPAN 5S PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT
KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi S1 Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar
DI SUSUN OLEH
MULIATI HAYA 18.01.065
YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG MAKASSAR PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
MAKASSAR 2020
vi
ABSTRAK
MULIATI HAYA : HUBUNGAN WAKTU TUNGGU DAN PENERAPAN 5S PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH DADI PROVINSI SULAWESI SELATAN. PEMBIMBING : Hasniaty AG, Hamsiah Hamzah, (i-xvii + 48 halaman + 7 tabel + 1 gambar + 10 lampiran) Pendahuluan : Kepuasan pasien sebagai suatu penilaian dengan ruang tunggu yang nyaman dalam menunggu pelayanan kesehatan, kepuasan pasien saat mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan diruang pelayanan, dengan mendapatkan pelayanan yang diharapkan kemungkinan merujuk teman atau kerabat berobat kepelayanan kesehatan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana waktu tunggu dan penerapan 5S perawat yang berhubungan dengan kepuasan pasien maka perlu diteliti. Tujuan :Penelitian ini bertujuan telah diketahuinya Hubungan Waktu tunggu dan penerapan 5S perawat dengan kepuasan pasien di Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan. Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Analitik. Dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional Study. Hasil : Dari hasil uji statistik antara waktu tunggu dengan kepuasan pasien diperoleh nilai pvalue = 0,006 sedangkan penerapan 5S perawat dengan kepuasan pasien diperoleh nilai pvalue = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Kesimpulan dan saran : Terdapat hubungan yang signifikan antara waktu tunggu dan penerapan 5S perawat dengan kepuasan pasien yang datang berkunjung ke poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan. Sebaiknya pihak Rumah sakit lebih meningkatkan kepuasan pasien dengan mengurangi waktu tunggu dan penerapan 5S perawat. Kata Kunci : Waktu tunggu, Penerapan 5S perawat, Kepuasan pasien Referensi : 24 (2010-2018) 14 Buku, 10 Jurnal
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunia_Nya. Dengan ketulusan hati kupersembahkan skripsi ini kepada :
Kedua orang tuaku tercinta yang tak pernah berhenti memberikan segalanya untuk ku, Orang tua Ku yang tidak henti-hentinya mendoakan untuk kebahagiaanku orang tua yang selalu
mendukung ku, orang tua yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang yang tak pernah habis untukku.
Orang Tua tempatku kembali pulang saat aku pergi sejauh mungkin. Sekali lagi terimakasih atas segalanya yang telah bapak ibu berikan
untuk anak mu ini. Terkhusus untuk suami dan anak-anak tersayang terima kasih telah menberikan pengertian dan
Semangat
Para pendidik yang senantiasa selalu memberikan saran, masukan dan ilmu yang bermanfaat kepadaku.
Almamater STIKES Panakkukang
TERIMA KASIH
ix
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan Skripsi ini yang berjudul:
“Hubungan Waktu Tunggu dan Penerapan 5S Perawat dengan Kepuasan Pasien di
RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan”. Penyusunan Skripsi ini merupakan suatu
syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan strata 1 (S1) pada Program Studi S1.
Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar.
Dalam melakukan penelitian maupun penyusunan Skripsi ini penulis telah
mendapatkan banyak masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang
sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini dengan berbesar hati penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM,.M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Perawat
Sulawesi Selatan
2. Bapak Dr. Ns. Makassau Plasay, S.Kep.,M.Kes., Selaku Ketua STIKES
Panakkukang Makassar yang telah memberikan ijin penelitian untuk
keperluan skripsi.
3. Bapak Direktur RSKD Dadi dr. Arman Bausat, Sp. B.OT. K (Spine) yang
telah memberikan ijin untuk pengambilan data awal dan melakukan penelitian
ini.
x
4. Bapak Ns. Muh. Zukri Malik, S.Kep, M.Kep., Selaku Ketua Program Studi
S1. Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan petunjuknya selama
penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Hasniaty AG. S.Kp. M.Kep Selaku pembimbing I
6. Ibu Hj. Hamsiah Hamzah, SKM, M.Kep. selaku pembimbing II
7. Ibu Ns. Hasriany, S.Kep, M.Kes, M.Kep selaku penguji I dan Ibu Ns.
Suryani, S.Kep, M.Kep. selaku penguji II.
8. Dosen di Prodi. S1. Keperawatan yang telah dengan sabar memberikan
pengarahan yang tiada henti-hentinya dan dorongan baik spiritual maupun
materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Civitas akademika STIKES Panakkukang Makassar
10. Teristimewa buat orang tua dan keluarga yang tak henti-hentinya memberikan
doa dan dukungannya hingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan tepat
pada waktunya.
11. Ucapan Terima kasih yang tak terhingga untuk suami dan anak-anak
tersayang yang telah memberikan semangat dan pengertiannya selama
penyusunan skripsi ini.
12. Keluarga besar S1 Keperawatan Konversi STIKES Panakkukang Makassar
angkatan 2018 yang telah memberikan motivasi, saran dan masukan sampai
penyusunan skripsi ini selesai.
13. Spesial thanks untuk teman seperjuangan selama duduk dibangku kuliah
Hadijah yang telah dengan ikhlas menemani sampai saat ini.
xi
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan bantuannya.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam melakukan
penelitian dan penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
masukan yang berupa saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan
sangat membantu. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan pihak-
pihak yang terkait.
Makassar, Februari 2020
Penyusun
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................. v
ABSTRAK .............................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvii
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang Kepuasan Pasien ...................... 8
B. Tinjauan umum Tentang Waktu tunggu .......................... 16
C. Tinjauan umum tentang Penerapan 5S perawat ............... 18
xiii
D. Tinjauan Hubungan Waktu tunggu dan Penerapan 5S
Perawat dengan Kepuasan pasien .................................... 21
BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL DAN
HIPOTESIS PENELITIAN .................................................. 26
A. Kerangka Konsep............................................................ 26
B. Hipotesis Penelitian ........................................................ 27
BAB IV METODE PENELITIAN ...................................................... 28
A. Desain Penelitian ............................................................ 28
B. Populasi, Sampel dan Sampling ...................................... 28
C. Variabel penelitian dan Definisi Operasional ................. 29
D. Tempat penelitian ........................................................... 32
E. Waktu Penelitian ............................................................. 32
F. Instrumen Penelitian ....................................................... 32
G. Prosedur pengumpulan Data ........................................... 33
H. Pengolahan Data ............................................................. 33
I. Analisis Data .................................................................. 34
J. Etika Penelitian ............................................................... 34
BAB V PEMBAHASAN ................................................................... 36
A. Hasil Penelitian ............................................................... 36
B. Pembahasan Hasil Penelitian........................................... 41
C. Implikasi dalam Keperawatan ......................................... 45
D. Keterbatasan Penelitian ................................................... 46
xiv
BAB VI PENUTUP ............................................................................ 47
A. Kesimpulan ..................................................................... 47
B. Saran .............................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi Operasional ................................................................. 31
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik responden .......... 36
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan waktu tunggu ......................... 38
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan penerapan 5S perawat ............ 38
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan Kepuasan pasien .................... 39
Tabel 5.5 Hubungan antara waktu tunggu dengan kepuasan pasien .......... 40
Tabel 5.6 Hubungan antara Penerapan 5S Perawat dengan Kepuasan
Kepuasan Pasien ...................................................................... 40
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konsep .................................................................... 26
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konsultasi
Lampiran 2 Surat perjanjian melakukan penelitian
Lampiran 3 Surat keterangan selesai melakukan penelitian
Lampiran 4 Lembar penjelasan peneliti
Lampiran 5 Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 6 Kuesioner Penelitian
Lampiran 7 Master tabel
Lampiran 8 Tabulasi Data demografi, Variabel yang diukur dan Hasil uji
statistik
Lampiran 9 Foto Dokumentasi penelitian
Lampiran 10 Riwayat Hidup Penulis
xviii
DAFTAR SINGKATAN
Singkatan Kepanjangan
5S Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan
Santun
IRJ Instalasi Rawat Jalan
RSKD Rumah Sakit Khusus Daerah
SDM Sumber Daya Manusia
SMF Staf Medis Fungsional
SPM Standar Pelayanan Minimal
SPSS Statistical Package for Social Science
STIKES Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu bagian system pelayanan kesehatan
secara umum dapat memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa
pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik, pelayanan penunjang
medic, rehabilitasi medik dan pelayanan perawatan. Pelayanan tersebut
dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan, dan rawat inap.
Dengan demikian sarana pelayanan kesehatan rumah sakit bukan hanya untuk
individu pasien, tetapi juga berkembang untuk keluarga dan masyarakat
umum. Pasien yang datang atau yang dirawat sebagai individu dan bagian
dari keluarga. Atas dasar sikap seperti itu, pelayanan kesehatan di Rumah
sakit merupakan pelayanan kesehatan di Rumah sakit merupakan pelayanan
yang paripurna (Herlambang, 2016).
Instalasi Rawat Jalan (IRJ) merupakan unit fungsional yang menangani
penerimaan pasien di Rumah Sakit, baik yang berobat jalan maupun yang
akan di rawat di Rumah Sakit. Pelayanan di IRJ pertama kali dilakukan di
loket karcis sampai selesai pemberian resep di apotik (Pohan, 2013).
Banyak masyarakat yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, baik dari segi pemeriksaan yang
kurang diperhatikan oleh petugas kesehatan, keterampilan petugas, sikap,
sarana/fasilitas yang kurang memadai, serta waktu tunggu yang lama untuk
mendapatkan pelayanan. Rendahnya kinerja pelayanan akan membangun
2
citra buruk pada Rumah Sakit, dimana pasien yang merasa tidak puas akan
menceritakan kepada rekan-rekannya, begitu sebaliknya semakin tinggi
kinerja pelayanan yang diberikan akan menjadi nilai plus bagi Rumah Sakit,
dalam hal ini pasien akan puas terhadap pelayanan yang diberikan (Pohan,
2013).
Waiting Times/waktu tunggu adalah lamanya waktu pasien menunggu
pelayanan kesehatan sampai mendapat resep dari dokter, menunggu dalam
waktu yang lama menyebabkan ketidakpuasan pasien/pelanggan. (Erhun,
2013). Mengurangi waktu tunggu dapat meningkatkan kepuasan pasien di
Rawat Jalan. Tiga penyebab utama lamanya waktu pelayanan pasien yaitu
lamanya waktu pendaftaran diloket, terbatasnya jumlah dokter, pasien yang
banyak, terbatasnya staf pelayanan kesehatan lainnya (Abdulah, 2015).
Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan
pasien di beberapa rumah sakit, lama waktu tunggu mencerminkan
bagaimana rumah sakit mengelola komponen pelayanan yang disesuaikan
dengan situasi dan harapan pasien. Waktu tunggu pelayanan adalah waktu
tunggu pasien terhadap pelayanan mulai dari pasien menunggu di poliklinik
yang diinginkan sampai mendapatkan pelayanan dari dokter di poliklinik
tersebut (Soebarto, 2011).
Kepuasan pasien sebagai suatu penilaian dengan ruang tunggu yang
nyaman dalam menunggu pelayanan kesehatan, kepuasan pasien saat
mendapatkan pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan diruang
pelayanan, dengan mendapatkan pelayanan yang diharapkan kemungkinan
3
merujuk teman atau kerabat berobat kepelayanan kesehatan tersebut (Michael
et al, 2013). Pelayanan pasien di rawat jalan dimulai pada saat pendaftaran di
loket kartu Rekam Medik, Birokrasi yang berbelit-belit dan lama pada saat
pendaftaran membuat pasien tidak sabar dan sering mengeluhkan lamanya
pelayanan sehingga pasien tidak merasa puas. Pelayanan pasien rawat jalan
yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah,cepat, serta
nyaman. Pelayanan pasien rawat jalan dimulai dari tempat pendaftaran pasien
sampai memperoleh dokumen rekam medis yang akan digunakan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan (Soebarto, 2011).
Selain itu, dalam upaya pemberian pelayanan kesehatan yang
eksklusif dan prima diperlukan penerapan budaya kerja 5 S yang terdiri
dari senyum, salam, sapa, sopan dan santun. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan di dalam menyongsong Pelayanan Kesehatan yang ramah, antara
lain Wujudkan budaya 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) di
dalam menemui pasien. Ini berlaku untuk semua bagian di instansi Rumah
Sakit. Tidak ada ruginya dalam menerapkan budaya yang sangat baik
tersebut. Hal ini berdampak bagi diri sendiri dan juga orang lain. Dengan
keikhlasan di dalam memberikan senyum, salam, sapa, sopan dan santun akan
meningkatkan kualitas kinerja di Rumah sakit tersebut. Karena segala hal
selalu dihadapi dengan senyuman. Bahkan secara otomatis berdampak pada
pasien dan penikmat layanan tersebut (Hakim, 2018).
4
Beberapa hasil penelitian menunjukan data tentang tingkat kepuasan
pasien terkait dengan waktu tunggu dan sikap petugas di berbagai Negara.
Menurut Ndambuki tahun 2013 di Kenya, tingkat kepuasan pasien terkait
waktu tunggu dan sikap petugas menunjukkan angka kepuasan 67,8%, di
Bakhtapur India menurut Twayana tingkat kepuasan pasien terkait waktu
tunggu dan sikap petugas 34,4%, sedangkan di Indonesia menurut
Ardiansyah (2019) tingkat kepuasan pasien terkait dengan waktu tunggu dan
sikap petugas menunjukkan angka kepuasaan pasien 52% di Jawa Timur dan
menurut Hasan (2014) tingkat kepuasan pasien terkait dengan waktu tunggu
dan sikap petugas menunjukkan angka kepuasaan pasien 51% di Kalimantan
Timur. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa angka kepuasaan
pasien masih tergolong rendah, sehingga kepuasaan pasien menjadi
permasalahan rumah sakit baik di Indonesia maupun di luar negeri.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Irfan (2018) menunjukkan bahwa
tingkat kepuasan pasien pada enam RS Daerah Prov. Sulawesi Selatan berada
pada kategori sangat puas, tertinggi pada RSKIA Siti Fatimah (90,24%) dan
terendah pada RSKD Prov. Sulsel (81,24%).
Ada pemahaman yang berkembang di kalangan masyarakat mengenai
sistem pelayanan medis. Mereka membandingkan antara pelayanan kesehatan
milik pemerintah dengan milik swasta. Ada ketimpangan atau ketidak
seimbangan antara keduanya. Tentu mereka memberikan komentar seperti itu
karena mereka merasakan atas kenyataan tersebut (Erhun, 2013).
5
Sering kita mendengar orang lebih memilih mendatangi Rumah Sakit
Swasta karena pelayanannya sangat bagus. Tenaga medisnya pun ramah-
ramah dan sangat sabar dalam menghadapi pasien terutama juga didukung
dalam hal penerapan 5S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) oleh
perawat. Sedangkan di Rumah Sakit milik Pemerintah itu pelayanannya
sangat mengecewakan dan tenaga medisnya tidak ramah karena penerapan 5S
(senyum, salam, sapa, sopan dan santun) oleh perawat masih terbilang
kurang. Tentu hal tersebut merupakan cambuk bagi pihak manajemen Rumah
Sakit tersebut untuk menata kembali sistem pelayanannya (Erhun, 2013).
Jumlah kunjungan pasien di Instalasi Rawat Jalan RSKD Dadi
Provinsi Sulawesi selatan berdasarkan data dari Medical Record yaitu pada
tahun 2017 sebanyak 21.864 pasien dengan jumlah kunjungan lama sebanyak
15.894 dan kunjungan baru sebanyak 5.970, sedangkan pada tahun 2018
sebanyak 15.830 pasien dimana jumlah kunjungan lama sebanyak 9.876 dan
kunjungan baru sebanyak 5.954. Adapun jumlah pasien pada oktober 2019
yaitu sebanyak 704 pasien.
Berdasarkan survey awal yang didapatkan oleh peneliti 8 dari 10
informan, pelayanan Poliklinik di RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan
mengalami penurunan dan mengeluhkan lambatnya pelayanan, kurangnya
penerapan Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun yang dirasakan oleh
pasien dan masih banyak pasien kurang puas atas pelayanan kesehatan yang
diberikan.
6
Standar keramahan yang diterapkan di Rumah Sakit Khusus Daerah
Dadi melalaui cara 5 S yaitu Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan Santun dalam
melayani pasiennya. Standar tersebut sudah diberikan oleh seluruh petugas
Rumah Sakit Khusus Daerah Dadi disaat petugas memasuki ruang rawat jalan
dengan salam lalu menyapa pasien dan keluarga pasien serta memberikan
senyuman serta berprilaku sopan dan santun sehingga terwujud kenyamanan
dalam pelayanan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini
adalah “Bagaimana Hubungan Waktu tunggu dan penerapan 5S perawat
dengan kepuasan pasien di Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi
selatan?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Telah diketahuinya Hubungan Waktu tunggu dan penerapan 5S perawat
dengan kepuasan pasien di Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi
selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya Waktu tunggu di Poliklinik RSKD Dadi Provinsi
Sulawesi selatan
b. Diketahuinya penerapan 5S perawat di Poliklinik RSKD Dadi
Provinsi Sulawesi selatan
c. Diketahuinya Kepuasan pasien di Poliklinik RSKD Dadi Provinsi
Sulawesi selatan
7
d. Diketahuinya Hubungan Waktu tunggu dengan kepuasan pasien di
Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan
e. Diketahuinya Hubungan penerapan 5S perawat dengan kepuasan
pasien di Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan
D. Manfaat
1. Manfaat ilmiah
Hasil penelitian diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan bisa
sebagai bahan masukan ilmiah Manajemen keperawatan dan dapat
dijadikan dokumentasi sebagai bahan bacaan.
2. Manfaat Institusi
Bagi Institusi Pendidikan, dalam hal ini STIkes Panakkukang Makassar
yaitu untuk menambah literatur tentang penderita Manajemen
Keperawatan, dan hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber dalam
pengembangan ilmu pengetahuan penelitian selanjutnya.
3. Manfaat praktis
Bagi peneliti untuk menambah wawasan, menambah khasanah ilmu
Keperawatan, dan hasil penelitian ini dapat memberi pengalaman nyata
bagi peneliti.
4. Manfaat bagi masyarakat
Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai masukan dan evaluasi untuk
meningkatkan dan menjaga kesehatan terutama Manajemen dan dapat
menjadi acuan untuk mencari solusi yang tepat untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Kepuasan Pasien
1. Definisi Kepuasan Pasien
Nursalam (2013), menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap
aktivitas suatu produk dengan harapannya. Kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapannya. Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu
pelayanan rumah sakit, dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien,
manajemen rumah sakit dapat melakukan peningkatan mutu pelayanan.
Presentase pasien yang menyatakan puas berdasarkan hasil survey dengan
instrument yang baku. Kepuasan konsumen dalam hal ini pasien penting
karena konsumen yang puas akan menjaga hubungannya dengan provider
(Nursalam, 2013).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan/pasien
Menurut Pasuraman dkk dalam Muninjaya (2011). Ada lima
elemenyang digunakan pelanggan untuk menilai kualitas pelayanan;
a. Tangible (kenyataan), dapat berupa ketersedian sarana dan prasarana
termasuk alat yang siap pakai serta penampilan staf yang
menyenangkan.
9
b. Empathy (empati), petugas medis mampu menempatkan dirinya
dengan pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan
dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap pelanggannya, serta
dapat memahami kebutuhan pelanggannya. Peranan SDM kesehatan
sangat menentukan mutu pelayanan kesehatan karena mereka dapat
langsung memenuhi kepuasan para pengguna jasa pelayanan
kesehatan.
c. Reliability (kehandalan), kemampuan memberikan pelayanan dengan
segera, tepat waktu, akurat dan memuaskan sesuai dengan yang
ditawarkan. Dari kelima dimensi mutu kualitas jasa, reliability dinilai
paling penting oleh para pelanggan berbagai industri jasa . Karena sifat
produk jasa yang nonstandardinez output, dan produknya juga sangat
tergantung dari aktivitas manusia sehingga akan sulit mengharapkan
output yang konsisten. Untuk meningkatkan reliability dibidang
kesehatan pihak manajemen puncak perlu membangun budaya kerja
bermutu yaitu budaya tidak ada kesalahan atau corporate culture of no
mistake yang diterapkan mulai dari pimpinan puncak sampai ke front
line staff yang langsung berhubungan dengan pasien.
d. Responsiveness (cepat tanggap), kemauan petugas kesehatan untuk
membantu pasien dengan cepat serta mendengar dan mengatasi
keluhan dari pelanggan/pasien. Dimensi ini merupakan penilaian mutu
pelayanan yang paling dinamis, harapan pelanggan terhadap kecepatan
pelayanan cenderung meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan
10
kemajuan teknologi dan informasi kesehatan yang dimiliki pelanggan.
Nilai waktu bagi pelanggan menjadi semakin mahal karena masyarakat
merasa kegiatan ekonominya semakin meningkat. Time is money
berlaku untuk menilai mutu pelayanan kesehatan dari aspek ekonomi
para pelanggan.
e. Assurance (kepastian), kemampuan petugas kesehatan untuk
menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah
dikemukakan pada pelanggan/pasien. Kriteria ini berhubungan dengan
pengetahuan, kesopanan dan sifat petugas yang dapat dipercaya oleh
pelanggan, pemenuhan terhadap kriteria ini akan mengakibatkan
pengguna jasa akan terbebas dari risiko.Kepuasan yang dirasakan oleh
pasien merupakan aspek yangsangat penting bagi kelangsungan
Rumah Sakit. Kepuasan pasienadalah nilai yang subjektif terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan (Muninjaya, 2011).
3. Indikator penilaian kepuasan pasien/pelanggan
a. Indikator untuk mengukur kepuasan pasien di Rumah Sakit menurut
Muninjaya, (2011):
1) Surat masuk pada kotak saran
2) Surat keluhan pembaca di Koran
3) Surat kaleng
4) Jumlah dan jenis keluhan pasien dan keluarganya
5) Menanyakan kepuasan pengguna layanan kesehatan melalui
telepon
11
6) Survei oleh lembaga survey independen untuk mengetahui tingkat
kepuasan pengguna jasa pelayanan RS
b. Indikator cakupan pelayanan Instalasi Rawat Jalan RS menurut
Muninjaya, (2011) :
1) Jumlah dan presentase kunjungan rawat jalan menurut jarak RS
dengan asal pasien
2) Jumlah kunjungan dokter spesialis ke SMF
3) Pemanfaatan pelayanan RS oleh masyarakat
4) Jumlah pelayanan dan tindakan medik di Instalasi Rawat Jalan
5) Contact rate
4. Kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh
karakteristik pasien
Kepuasan pasien merupakan aset yang sangat berharga karena
apabila pasien tidak puas mereka akan memberitahukan kepada orang lain
tentang pengalaman buruknya, sebaliknya apabila pasien merasa puas
mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pelayanan
kesehatan. Dari beberapa penelitian sebelumnya yang dikutip oleh
Simbolon R, (2011)kepuasan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pasien
antara lain:
a. Umur
Umur mempengaruhi tingkat kepuasan pasien. Penelitian Suhamiarti
melaporkan bahwa kepuasan terbanyak ditemukan pada kelompok
umur 55-64 tahun, Penelitian Lumenta mengatakan pasien dibawah 18
12
tahun dan di atas 60 tahun lebih mudah puas sedangkan penelitian
Ramadanura menunjukkan bahwa golongan umur mudah (23-39)
mudah merasa puas. Umumnya umur sangat mempengaruhi didalam
masyarakat, karena hal itu merupakan suatu ukuran untuk menilai
tanggung jawab seseorang dalam melakukan suatu kegiatan atau
aktivitas. Menurut Elisabeth B Hurlock (1999) dikutip oleh Simbolon
(2011) pembagian dewasa diantaranya:
1. Masa dewasa dini
Masa dewasa dini dimulai kira-kira usia 18 sampai 40 tahun.
2. Masa dewasa madya
Masa dewasa madya dimulai dari usia 41 sampai 60 tahun.
3. Masa dewasa lanjut (lanjut usia)
Masa dewasa lanjut atau lanjut usia dimulai dari usia 61 tahun
sampai meninggal
b. Jenis kelamin
Penelitian Hashim mengatakan perempuan lebih mudah merasa
puas (63%) terhadap pelayanan yang berikan oleh petugas, karena
perempuan lebih cenderung cepat menerima dan memahami
penjelasan dan layanan yang diberikan perawat dan dokter, Didukung
oleh penelitian Ramadanura menunjukkan perempuan lebih mudah
puas (Simbolon, 2011).
13
c. Tingkat pendidikan
Penelitian Suharmiarti menunjukkan bahwa pasien yang tidak
memiliki ijazah atau tidak tamat sekolah lebih muda merasa puas
dibandingkan yang berpendidikan SD, SMP dan SMU ke atas, orang
yang berpendidikan lebih tinggi cenderung ingin mendapatkan
layanan yang lebih dan sering bertanya, Penelitian Ramadanura
menunjukkan pasien yang berpendidikan rendah lebih mudah puas
(Simbolon, 2011).
d. Sumber biaya
Penelitian Zulfa menunjukkan bahwa pengguna asuransi tidak
puas terhadap pelayanan yang diberikan rumah sakit (78,6%), pasien
yang menggunakan fasilitas asuransi seperti Jamsostek dan Askes
PNS, Askes TNI/POLRI, lebih cenderung tidak puas terhadap
pelayanan karena pengguna asuransi harus melampirkan surat rujukan
dari dokter keluarga atau Puskesmas sebelum berobat ke Rumah Sakit
(Simbolon, 2011).
e. Kunjungan
Penelitian Lumenta menunjukkan pasien kunjungan lama lebih
puas daripada pasien yang baru kunjungan pertama, kunjungan lama
sudah memahami dan sudah mengetahui prosedur pelayanan di tempat
pelayanan kesehatan yang akan dituju (Simbolon, 2011).
14
f. Pekerjaan
Penelitian Ramadanura menunjukkan bahwa pasien dengan
pekerjaan buruh, nelayan, petani dan sejenisnya lebih mudah puas
terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan, dibandingkan dengan
yang memiliki pekerjaan seperti pegawai negeri, Polisi, TNI, dan
wiraswasta (Simbolon, 2011).
5. Aspek-Aspek Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien merupakan aspek yang sangat penting bagi
kelangsungan suatu rumah sakit. Kepuasan pasien adalah subjektif
terhadap kualitas layanan yang diberikan, penilaian subjektif
tersebutberdasarkan pada pengalaman masa lalu, pendidikan, situasi
psikis waktu itu, dan pengaruh lingkungan saat itu.
Menurut Lupiyoadi dikutip oleh Simbolon (2011) mengemukakan
bahwa pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan
yang diterima mengacu pada beberapa aspek yaitu :
a. Kualitas pelayanan
Pelanggan dalam hal ini pasien akan merasa puas jika mereka
memperoleh pelayanan yang lebih baik atau sesuai dengan
yangdiharapkan.
b. Kualitas produk atau jasa
Pasien akan merasa puas bila hasil evaluasi menunjukkan bahwa
produk atau jasa yang digunakan berkualitas.
15
c. Faktor emosional
Pasien akan merasa nyaman bahwa orang lain kagum
terhadappasien yang memilh rumah sakit dengan kategori rumah sakit
mahal memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
d. Biaya
Pasien yang mendapatkan produk atau jasa dengan tidak
mengeluarkan biaya tambahan cenderung puas terhadap pelayanan.
e. Harga
Harga merupakan aspek penting, semakin mahal harga perawatan
maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar dan menimbulkan
kepuasan pasien.
6. Tingkat Kepuasan Pasien
Menurut Utama, 2003 dikutip oleh Simbolon, (2011) untuk
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan/pasien diklasifikasikan dalam
beberapa tingkatan sebagai berikut :
a. Puas
Puas merupakan ukuran subjektif hasil penilaian pasien yang
menggambarkan pelayanan kesehatan tidak sepenuhnya atau kurang
sesuai dengan kebutuhan atau keinginan seperti sarana dan prasana
kurang bersih dan kurang lengkap, agak kurang cepat proses
administrasi, atau kurang ramah petugas kesehatannya yang semua ini
menggambarkan tingkat kualitas pelayanan yang kategori sedang.
16
b. Kurang puas
Kurang puas merupakan penilaian subjektif perasaan pasien yang
rendah yang menggambarkan kualitas pelayanan tidak sesuai dengan
kebutuhan atau keinginan, seperti sarana tidak bersih prasarana tidak
lengkap, proses administrasi lambat (lama), atau petugas kesehatan
yang tidak ramah, semua ini menggambarkan tingkat kualitas
pelayanan kategori paling rendah.
B. Tinjauan Umum Tentang Waktu Tunggu
Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran
sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Waktu tunggu menurut Depkes
RI. (2007) yang dikutip oleh Soebarto (2011), adalah waktu tunggu di rumah
sakit berkaitan dengan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan gawat
darurat, pelayanan poliklinik dan lain sebagainya.
Waiting times/waktu tunggu pasien adalah waktu yang dibutuhkan oleh
pasien mulai datang kerumah sakit sampai mendapatkan pelayanan dari
dokter. Waiting times/waktu tunggu adalah waktu dari pendaftaran sampai
konsultasi dengan dokter. Ada dua kategori waktu tunggu yang pertama
adalah waktu yang dibutuhkan untuk bertemu dokter dan yang kedua adalah
waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh resep obat (Abdullah, 2015).
Menurut Abdullah ada tiga elemen utama yang mempengaruhi waktu tunggu
yaitu: ketersediaan fasilitas dan peralatan, sumber daya manusia, dan proses
17
registrasi pasien. Menurut Khairani (2010), mendefinisikan bahwa waiting
times/waktu tunggu adalah:
1. Total waktu yang digunakan oleh pelanggan/pasien menunggu di Instalasi
Rawat Jalan
2. Waktu antara pasien pertama mendaftar sampai mendapat
pemeriksaan/pelayanan oleh dokter di poliklinik yang dituju
3. Waktu yang berlalu antara waktu perjanjian yang telah ditetapkan dengan
waktu ketika pasien untuk mendapatkan evaluasi awal oleh petugas
kesehatan di poliklinik.
Menurut PERMENKES RI. No. 129. Tahun 2008, Standar Pelayanan
Minimal bidang kesehatan selanjutnya disebut SPM Kesehatan adalah tolak
ukur kinerja pelayanan kesehatan yang diselenggarakan daerah
kabupaten/kota, kabupaten/kota tertentu wajib menyelenggarakan jenis
pelayanan sesuai kebutuhan, karekteristik dan potensi daerah. Rumah Sakit
adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan meliputi pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
SPM di Rawat Jalan memiliki indikator dan standar baku, dokter pemberi
pelayanan di Poliklinik spesialis 100% dilayani dokter spesialis, ketersedian
pelayanan klinik spesialis, jam buka pelayanan dari jam: 08.00 s/d 13.00
setiap hari kerja kecuali hari jumat: 08.00 s/d 11.00, waktu tunggu di rawat
jalan kurang dari 60 menit, kepuasan pelanggan/pasien diatas 90%.
18
C. Tinjauan Umum Tentang Penerapan 5S Perawat
Komunikasi merupakan suatu proses seseorang menyampaikan dan
mendapatkan respon. Karena Komunikasi dapat mempengaruhi orang lain
dan untuk mendapatkan informasi, dapat digambarkan sebagai komunikasi
yang memiliki kegunaan atau berguna (berbagi informasi, pemikiran,
perasaan) dan komunikasi yang tidak memiliki kegunaan atau tidak berguna
(menghambat/blok penyampaian informasi atau perasaan). Keterampilan
berkomunikasi merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk
membangun suatu hubungan, baik itu hubungan yang kompleks maupun
hubungan yang sederhana melalui Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun.
1. Senyum
Senyum merupakan ibadah, biasanya seseorang tersenyum karena
meraka sedang bahagia, Senyuman menambah manisnya wajah walaupun
berkulit sangat gelap dan tua keriput. Menurut departemen pendidikan
nasional senyum merupakan gerak tawa ekspresif yang tidak bersuara
untuk menunjukan rasa senang, gembira, suka, dan sebagainya dengan
mengembangkan bibir sedikit. Sedangkan Hadi (2013) berpendapat
bahwa, secara fisiologi senyum merupakan ekspersi wajah yang terjadi
akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau kedua
ujungnya, atau pula disekitar mata. Hadi (2013) menjelaskan bahwa
senyuman dapat melumpuhkan musuh, menyembuhkan penyakit, perekat
tali persaudaraan, pengobat luka jiwa, dan bisa menjadi sarana
tercapainya perdamaian dunia.
19
2. Salam
Dalam islam salam merupakan ibadah. Memberi, mengucapkan
dan menebarkan salam termasuk amal saleh. Kata salam berasal dari
bahasa Ibrani: syalom yang berarti damai. Menurut Alfonsus Sutarno
(2018) damai mengandung unsur silaturahmi, sukacita, dan sikap atau
pernyataan hormat kepada orang lain. Bentuk salam bisa bermacam-
macam. Ada salam perkenalan, salam perjumpaan, dan salam perpisahan.
departemen pendidikan nasional menjelaskan bahwa salam merupakan
sebuah pernyataan hormat. Jika seseorang memberi salam kepada orang
lain berarti seorang itu bersikap hormat kepada orang yang dia beri salam.
Salam akan sangat mempererat tali persauradaraan. Pada saat seseorang
mengucapkan salam kepada orang lain dengan keikhlasan, suasana
menjadi cair dan akan merasa bersaudara.
3. Sapa
Menurut Alfonsus Sutarno (2018) menyapa identik dengan
menegur, menyapa bisa berarti mengajak seseorang untuk bercakap-
cakap. Tegur sapa bisa memudahkan siapa saja untuk bergaul akrab,
saling kontak, dan berinteraksi. Sedangkan departemen pendidikan
nasional menjelaskan bahwa sapa berarti perkataan untuk menegur.
Menegurdalam hal ini bukan berarti menegur karena salah, melainkan
menegur karena kita bertemu dengan seseorang, misalnya saja dengan
memanggil namanya atau menggunakan sapaan-sapaan yang sudah sering
20
kita gunakan seperti “hey”. Bila seseorang menyapa orang lain maka
suasana akan menjadi hangat danbersahabat.
4. Sopan
Menurut departemen pendidikan nasional sopan memiliki arti
hormat, takzim dan tertib menurut adat. Seseorang yang sopan akan
bersikap mengikuti adat, tidak pernah melanggar adat. Dalam budaya
jawa sikap sopan salah satu nya ditandai dengan perilaku menghormati
kepada orang yang lebih tua, menggunakan bahasa yang sopan, tidak
memiliki sifat yang sombong.
5. Santun
Santun menurut departemen pendidikan nasional memiliki
pengertian halus dan baik (tingkah lakunya), sabar dan tenang juga penuh
rasa belas kasihan (suka menolong). Seseorang yang bersikap santun akan
mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.
Menurut Mohamad Mustari (2011) Kesantunan bisa mengorbankan diri
sendiri demi masyarakat atau orang lain. Inti dari bersikap santun adalah
berperilaku interpersonal sesuai tataran norma dan adat istiadat setempat.
Sopan santun menurut Taryati dalam Suharna dan Suharti (2014) adalah
suatu tata cara atau aturan yang turun-temurun dan berkembang dalam
suatu budaya masyarakat, yang bermanfaat dalam pergaulan dengan orang
lain, agar terjalin hubungan yang akrab, saling pengertian, hormat-
menghormati menurut adat yang telah ditentukan.
21
Penjelasan tentang sopan santun tersebut sejalan dengan
pernyataan Suwadji dalam Suharna dan Suharti (2014) bahwa sopan
santun atau unggah ungguh berbahasa dalam bahasa Jawa mencakup dua
hal, yaitu tingkah laku atau sikap berbahasa penutur dan wujud
tuturannya. Ujiningsih (2010) berpendapat bahwa, sopan santun
merupakan istilah bahasa jawa yang dapat diartikan sebagai perilaku
seseorang yang menjunjung tinggi nilai-nilai menghormati, menghargai,
tidak sombong dan berakhlak mulia. Pengejawantahan atau perwujudan
dari sikap sopan santun ini adalah perilaku yang menghormati orang lain
melalui komunikasi menggunakan bahasa yang tidak meremehkan atau
merendahkan orang lain.
D. Tinjauan Hubungan Waktu tunggu dan Penerapan 5S (Senyum, Salam,
Sapa, Sopan dan Santun) perawat dengan kepuasan pasien
1. Hubungan Waktu tunggu dengan Kepuasan pasien.
Menunggu sangat membosankan terutama bila tidak ada jaminan
yang diberikan. Waktu tunggu yang lama merupakan faktor
ketidakpuasan pasien. Mengukur hubungan waktu tunggu dengan
kepuasan pasien di pelayanan kesehatan dengan menggunakan skala 0-10
point. Waktu tunggu secara signifikan memprediksi peringkat penyedia
layanan kesehatan, ketika waktu pemeriksaan oleh dokter 5 menit atau
kurang peringkat penyedia layanan menurun sebesar 0,3 poin rating untuk
setiap 10 menit peningkatan waktu tunggu, ketika waktu pemeriksaan
oleh dokter lebih dari 5 menit peringkat penyedia layanan kesehatan
22
menurun sebesar 0,1 poin rating untuk setiap 10 menit peningkatan waktu
tunggu. Waktu tunggu dengan kepuasan pasien erat kaitannya,
peningkatan waktu tunggu pelayanan yang lama mengakibatkan
penurunan jumlah keinginan untuk kembali berobat ke penyedia layanan
kesehatan
Waktu tunggu di Poliklinik sangat tergantung pada ketanggapan,
kemauan, kesiapan, sikap dan kecepatan petugas dalam memberikan
pelayanan, serta ketepatan waktu dari pelayanan sangat mempengaruhi
kepuasan pasien dalam pemenuhan kebutuhannya untuk mendapatkan
pelayanan di rumah sakit. (Satrianegara, 2014)
Indikator kepuasan pasien pada poliklinik adalah kecepatan
penerimaan pasien oleh petugas pendaftaran atau cepatnya waktu tunggu
untuk mendapatkan pelayanan, keramahan petugas, keterampilan petugas
dan kenyamanan ruang tunggu. (Sabarguna, 2014)
2. Hubungan penerapan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun)
perawat dengan kepuasan pasien.
Senyum dapat juga dipakai sebagai indikator untuk menilai
perilaku yang hangat. Artinya, orang yang sering tersenyum,
menampilkan wajah riang, tersenyum lebar dan menunjukkan wajah lucu
adalah perilaku yang hangat dan menyenangkan. Senyum memberikan
berbagai efek emotif. Misalnya, dapat melepaskan atau menghilangkan
rasa sakit, mengurangi rasa tegang (stress), memberikan kehangatan pada
konteks atau situasi, dan menceriakan suasana. Semua orang bisa
23
tersenyum kepada siapa saja. Namun, terkadang sulit untuk
melakukannya, terutama ketika sedang dalam suasana duka cita. Dengan
demikian, senyum seorang perawat merupakan bentuk pelayanan yang
menyediakan prakondisi psikologis seorang pasien yang mendorongnya
melawan penyakit. Ketika Anda menyentuhnya dengan tersenyum, maka
seorang pasien merasa diterima dan ia percaya Anda orang yang tepat
menyembuhkannya. Hal ini akan membuat pasien merasa puas dengan
pelayanan yang diberikan (Paju, 2018).
Salam adalah cara bagi seseorang untuk secara sengaja
mengkomunikasikan kesadaran akan kehadiran orang lain, untuk
menunjukkan perhatian, dan/atau untuk menegaskan atau menyarankan
jenis hubungan atau status sosial antar individu atau kelompok orang yang
berhubungan satu sama lain. Seperti juga cara komunikasi lain, salam
juga sangat dipengaruhi budaya dan situasi dan dapat berubah akibat
status dan hubungan sosial. Salam dapat diekspresikan melalui ucapan
dan gerakan, atau gabungan dari keduanya. Salam sering, tetapi tidak
selalu diikuti oleh percakapan (Paju, 2018).
Sapa artinya memberikan pelayanan kepada pasien dengan tidak
mengharapkan imbalan apapun, bersegera membantu pasien dengan
sepenuh hati, memberikan perhatian dengan mendengar keluh kesah
pasien. Hindari sifat merendahkan, meremehkan pasien dalam bentuk
apapun tentang keadaan penyakitnya, kepribadiannya, fisiknya serta
hubungan sosialnya. Sapa yang ramah dan santun, Bertutur kata dengan
24
senyum yang tulus serta lemah lembut kepada pasien, bersikap sopan
santun kepada pasien dan menghargai pasien, dengan memberikan
perhatian, merawat pasien dan mendengarkan keluhannya. Berikan
reinforcement (penghargaan) yang tulus kepada pasien jika perawatan dan
pengobatan pasien membuahkan hasil yang membaik. Mengucapkan
salam, selalu menyapa dan berkata sopan, pilihlah bahasa yang baik dan
santun dalam berkomunikasi dengan pasien. Sapa yang berbelas kasih,
bersikap empati kepada pasien dan ikut merasakan penderitaan pasien
tanpa harus larut dengan masalah pasien , berusaha menenangkan pasien
dan keluarga dengan tutur sapa yang menenangkan pula (Paju, 2018).
Komunikasi terapeutik merupakan tanggung jawab moral seorang
perawat melalui sikap senyum, salam, sapa, sopan dan santun upaya yang
dilakukan oleh perawat untuk mendukung proses asuhan
keperawatan yang berfokus pada pasien sehingga efek terapeutik senyum,
salam, sapa, sopan dan santun membantu meningkatkan proses
penyembuhan pasien dan kepuasan pasien akan meningkat seiring dengan
kesembuhan pasien (Paju, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Setiawardani
(2016), diperoleh kesimpulan mengenai peran pelayanan prima pada
Reliability telah memberikan kepuasan kepada pasien melalui penerapan
“5S” yaitu senyum, salam, sapa, sopan dan santun. Selain itu
Responsiveness yang dilakukan perawat maupun petugas rumah sakit
sudah dinilai baik oleh pasien. Setelah memasuki pengalaman dimana
25
pasien merasakan pelayanan Prima yang diberikan oleh perawat meliputi
assurance dan empathy dari perawat diperoleh kesimpulan darikedua
faktor tersebut dapat memenuhi harapan artinya pelayanannya baik dan
pasien merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan perawat.
Selanjutnya, aspek tangibles mungkin masih terdapat kekurangan pada
fasilitas yang telah ada misalnya seperti pengadaan penyekat pembatas
antara satu pasien dengan pasien yang lainnya, serta ruang tunggu pasien
(Rachmad, 2018).
26
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antara variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti).
Kerangka konsep akan membentuk penelitian menghubungkan hasil
penemuan dengan teori (Nursalam, 2017).
Berdasarkan uraian dalam tinjauan teoritis maka kerangka konsep
dalam penelitian ini meliputi veriabel independen dan dependen dimana
variabel independen terdiri waktu tunggu dan penerapan 5S perawat,
sedangkan untuk variabel dependen ditinjau dari kepuasan pasien.
Variabel Independen Variabel Dependen
d
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Keterangan:
: Variable Independen
: Variable Dependen
: Variabel yang diteliti
Waktu tunggu
Penerapan 5S Perawat
Kepuasan Pasien
27
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan peneliti. Menurut La Biondo-Wood dan Haber dalam Nursalam
(2017). Hipotesis adalah suatu pertanyaan asumsi tentang hubungan antara
dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu penyataan
dalam penelitian. Adapun hipotesis alternatif (Ha) dari penelitian ini yakni:
1. Ada Hubungan waktu tunggu dengan kepuasan pasien di poliklinik
RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan
2. Ada Hubungan penerapan 5S perawat dengan kepuasan pasien di
poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan
28
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
Analitik. Dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional Study, yaitu
merupakan suatu bentuk study observasional (non-eksperimental) untuk
mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
B. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan individu atau objek yang secara potensial dapat
diukur sebagai bagian dari penelitian (Hidayat, 2018). Pada penelitian ini
populasinya adalah semua pasien yang berkunjung di Poliklinik RSKD
Dadi Provinsi Sulawesi selatan yaitu sebanyak 704 pasien.
2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan
sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2015). Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien yang berkunjung di poliklinik RSKD
Dadi dalam sebulan terakhir yaitu sebanyak 50 responden. Adapun
kriteria sampel yaitu:
a. Kriteria Inklusi
1) Bersedia menjadi responden
2) Responden yang sedang berkunjung ke poliklinik RSKD Dadi
29
b. Kriteria Eksklusi
1) Responden dengan kunjungan berulang
2) Tidak Kooperatif
3) Tidak mampu berkomunikasi dengan baik
3. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi (Nursalam, 2015). Teknik pengambilan sampel Pada
penelitian ini adalah accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu sesuai sebagai sumber data.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel Independen
Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel
independen dalam penelitian ini adalah Waktu tunggu dan penerapan
5S perawat.
b. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya dan
ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2017).Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah Kepuasan pasien.
30
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah
yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga
mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi,
2015).
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
31 N
o V
ariabel D
efinisi O
perasional P
aramater
Alat U
kur Skala U
kur
1. Ind
ependen :
Waktu tunggu
Seluruh w
aktu yang
digunakan responden
untuk m
emperoleh
pelayanan kesehatan
mulai
dari responden
menunggu
di poliklinik
yang dituju
sampai
mendapatkan
pelayanan dari dokter poliklinik.
1. T
idak Sesuai
standar jika > 60 m
enit 2.
Sesuai standar
jika ≤
60 menit
Kuesioner
dan Lem
bar O
bservasi
Ordinal
2. Ind
ependen :
Penerapan 5S (Senyum,
Salam, S
apa, Sopan dan Santun) peraw
at
Perawat
dalam
melaksanakan
pelayanan kepada
responden m
enerapkan 5S
(Senyum,
Salam,
Sapa, Sopan
dan S
antun) kepada
pasien dan keluarga.
1. K
urang menerapkan 5S
(Senyum, Salam
, Sapa, Sopan dan Santun) jika skor <
5 2.
Menerapkan 5S
(Senyum, Salam
, Sapa, Sopan dan Santun) jika skor ≥ 5
Kuesioner
Ordinal
3. D
ependen : K
epuasan Pasien
Perasaan senang
atau kecew
a dari
responden yang
muncul
setelah m
embandingkan antara persepsi atau
kesan terhadap
kinerja yang
diharapkan
1. K
urang puas jika skor <
63 2.
Puas jika skor ≥ 63
Kuesioner
O
rdinal
32
D. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di Poliklinik Rumah Sakit Khusus
Daerah Dadi Provinsi Sulawesi Selatan.
E. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 januari sampai dengan 10
Februari 2020.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi dan lembar kuesioner. Lembar observasi digunakan untuk melihat
berapa lama waktu tunggu responden mulai dari menunggu di Poliklinik
sampai mendapatkan pelayanan di poliklinik yang dituju. Jika waktu tunggu
<60 menit maka dinyatakan sesuai standar, akan tetapi jika waktu tunggu ≥
60 menit, maka dinyatakan tidak sesuai standar. Sedangkan Kuesioner
digunakan untuk mengukur penerapan 5S perawat (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun) dan Kepuasan pasien.
Pertanyaan tentang penerapan 5S perawat (Senyum, Salam, Sapa,
Sopan dan Santun) terdiri dari 10 nomor dimana jika responden menjawab
“Ya” maka mendapatkan skor 2 dan jika responden menjawab “Tidak” maka
mendapatkan skor 1. Adapun Skor standar dari penerapan 5S perawat yaitu:
(Jumlah pertanyaan X Skor tertinggi) + (Jumlah pertanyaan X Skor terendah) 2
= (10 X 1) + (10 X 0) 2
= 10/2 = 5
33
Sedangkan pertanyaan tentang Kepuasan pasien terdiri dari 25 nomor
dengan dengan empat pilihan jawaban yaitu Sangat tidak puas = skor 1,tidak
Puas = skor 2, puas = skor 3 ,Sangat puas= Skor 4.Adapun skor standar dari
penilaian Kepuasan pasien yaitu:
(Jumlah pertanyaan X Skor tertinggi) + (Jumlah pertanyaan X Skor terendah) 2
= (25 X 4) + (25 X 1) 2
= 125/2
= 62,5
= 63
G. Prosedur Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk
mengumpulkan data yaitu dilakukan secara langsung dengan cara observasi
disertai kuesioner.
H. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan menggunakan komputer dengan program
SPSS 16.0 (Statistical Package for Social Science) untuk memeriksa jawaban
pada kuesioner sudah lengkap, jelas dan relevan. Setelah semua data
diperoleh kemudian diolah melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Editing yaitu setiap lembar jawaban dari kuesioner di teliti kembali
apakah jawabannya sudah lengkap, relavan, jelas dan konsisten.
2. Coding yaitu langkah untuk mengklasifikasikan ulang atau mengecek
kembali jawaban atau hasil yang diperoleh yang menurut macamnya
dalam bentuk ringkas dengan menggunakan kode.
34
3. Transfering yaitu proses pemindahan data yang sudah diberi kode sesuai
dengan kelompoknya untuk mempermudah pengolahan data.
4. Entry data proses pemasukan data ke program pengolahan data
computer.
I. Analisis Data
Analisa data yang dimaksud untuk menilai presentase masing-masing
variabel, serta analisis hubungan variabel sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian
dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga menghasilkan
distribusi dan persentase data setiap variabel penelitian.
2. Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara varibel bebas
dan variabel terikat yang diduga berhubungan, dalam penelitian ini
digunakan uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan 95% (α : 0.05).
J. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2018), penelitian apapun khususnya yang
menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan dengan etika,
oleh karena itu setiap peneliti menggunakan subjek harus mendapatkan
persetujuan dari subjek yang diteliti dan institusi tempat penelitian. Peneliti
memperhatikan aspek etika responden dengan menekankan masalah etika
yang meliputi :
35
1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Informed consent merupakan lembaran persetujuan antara peneliti dan
responden yang diberikan sebelum penelitian. Tujuan informed consent
yaitu responden yang dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila
responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak
responden.
2. Tanpa Nama (Anonimity)
Anonimity adalah memberikan jaminan dalam penggunaan subjek peneliti
dengan cara tidak memberikan atau tidak mencantumkan nama responden
pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembaran
pengumpulan data.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Confidentiality adalah semua informasi yang dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang
dilaporkan pada hasil riset.
36
BAB V
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul Hubungan Waktu Tunggu
dan Penerapan 5S Perawat dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Khusus
Daerah Dadi Provinsi Sulawesi selatan pada bulan februari 2020 dengan
jumlah sampel 50 responden yang didapatkan dengan menggunakan
accidental sampling dan sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditetapkan.
Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, data kemudian
disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi meliputi analisis univariat dan
bivariat dengan menggunakan analisis uji Chi Square yang dapat dilihat
dalam penjelasan berikut ini:
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik responden
Karekteristik responden yang berkunjung ke Rumah sakit
Khusus Daerah Dadi pada bulan Februari 2020 terdiri atas Umur,
jenis kelamin, Pendidikan terakhir dan pekerjaan yang dijabarkan
dalam tabel 5.1 dibawah ini:
37
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik responden
di Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan bulan Februari 2020
Karakteristik Frekuensi Persentase
Umur 16-25 tahun (Remaja akhir) 26-35 tahun (Dewasa awal) 36-45 tahun (Dewasa akhir) 46-55 tahun (Lansia awal) 56-65 tahun (Lansia akhir) 65 tahun keatas (Manula)
4 6 11 10 11 8
8
12 22 20 22 16
Total 50 100
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
25 25
50 50
Total 50 100 Pendidikan terakhir Tidak tamat SD SD SLTP SLTA D III S1
2 10 12 17 5 4
4
20 24 34 10 8
Total 50 100
Pekerjaan Tidak bekerja Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Pegawai swasta PNS Petani Pensiunan
14 13 7 6 3 3 4
28 26 14 12 6 6 8
Total 50 100
Sumber : Data primer, Februari 2020
Hasil analisis pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa kelompok
umur terbanyak berusia antara 36-45 tahun (Dewasa akhir) dan 56-65
tahun (Lansia awal) yaitu masing-masing sebanyak 11 responden
38
(22%) dan kelompok umur paling sedikit yaitu usia antara 16-25 tahun
yang masuk dalam kategori remaja akhir yaitu sebanyak 4 responden
(8%). Ditinjau dari jenis kelamin responden, laki-laki dan perempuan
sama besar yaitu masing-masing 25 responden (50%). Pendidikan
terakhir responden terbanyak adalah SLTA yaitu sebanyak 17
responden (34%) dan paling sedikit yaitu tidak tamat SD yaitu
sebanyak 2 responden (4%). Sedangkan pekerjaan responden
terbanyak adalah tidak bekerja yaitu sebanyak 14 responden (28%)
dan pekerjaan yang paling sedikit adalah PNS dan petani yaitu
masing-masing sebanyak 3 responden (6%).
b. Waktu Tunggu Pasien
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Waktu tunggu pasien di
Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Februari 2020
Waktu Tunggu Frekuensi Persentase
Tidak Sesuai standar Sesuai standar
7 43
14 86
Total 50 100 Sumber : Data primer, Februari 2020
Hasil analisis pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa 7 responden
(14%) menunggu hingga lebih dari 60 menit (tidak sesuai standar
pelayanan minimal) sampai mereka mendapatkan pelayanan oleh
dokter dan 43 responden (86%) lainnya menunggu kurang dari 60
menit (Sesuai standar).
39
c. Penerapan 5S Perawat
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Penerapan 5S Perawat
di Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Februari 2020
Penerapan 5S Perawat Frekuensi Persentase
Kurang menerapkan 5S Menerapkan 5S
10 40
20 80
Total 50 100 Sumber : Data primer, Februari 2020
Hasil analisis pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa 10
responden (20%) mendapatkan perawat yang kurang menerapkan %S
dan 40 responden (80%) mendapatkan penerapan 5S Perawat.
d. Kepuasan Pasien
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Kepuasan Pasien di
Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan Bulan Februari 2020
Kepuasan Pasien Frekuensi Persentase
Kurang Puas Puas
12 38
24 76
Total 50 100 Sumber : Data primer, Februari 2020
Hasil analisis pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa 12
responden (24%) merasa kurang puas dengan pelayanan yang
diberikan oleh petugas poliklinik dan 38 responden (76%) merasa
puas dengan pelayanan yang telah diberikan.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
hubungan antara variabel independen dan dependen. Adanya hubungan
40
antara variabel independen dengan variabel dependen ditunjukkan
dengan nilai p < 0,05. Hubungan keeratan antara variabel independen
dengan variabel dependen dalam penelitian ini ditunjukkan dalam tabel-
tabel sebagai berikut:
a. Hubungan antara waktu tunggu dengan Kepuasan pasien
Tabel 5.5 Hubungan waktu tunggu dengan kepuasan pasien di Poliklinik
RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan bulan Februari 2020
Waktu tunggu Kepuasan pasien Total p
value Kurang Puas Puas n % n % n %
Tidak Sesuai standar 5 10 2 4 7 14 0,006 Sesuai standar 7 14 36 72 43 86
Jumlah 12 24 38 76 50 100 Sumber : Data primer, Februari 2020
Hasil analisis pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah
responden yang menunggu lebih dari 60 menit dan merasa tidak puas
dengan pelayanan yang diterima yaitu sebanyak 5 reponden (10%).
Hasil uji statistik Chi Square diperoleh hasil 1 cell (25%) EC < 5
sehingga menggunakan alternatif Fisher,s Exact Test didapatkan nilai
p = 0,006 lebih kecil dari α=0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara waktu tunggu dengan kepuasan
pasien sehingga Ha diterima.
41
b. Hubungan antara penerapan 5S perawat dengan Kepuasan pasien
Tabel 5.6 Hubungan penerapan 5S perawat dengan kepuasan pasien di Poliklinik
RSKD Dadi Provinsi Sulawesi selatan bulan Februari 2020
Penerapan 5S perawat Kepuasan pasien Total p
value Kurang Puas Puas n % n % n %
Kurang Menerapkan 5S 9 18 1 2 10 20 0,000 Menerapkan 5S 3 6 37 74 40 80
Jumlah 12 24 38 76 50 100 Sumber : Data primer, Februari 2020
Hasil analisis pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa jumlah
responden yang kurang mendapatkan penerapan 5S perawat dan
merasa puas sebanyak 1 responden (2%), sedangkan responden yang
mendapatkan penerapan 5S perawat dan merasa tidak puas yaitu
sebanyak 3 responden (6%). Hasil uji statistik Chi Square diperoleh
hasil 1 cell (25%) EC < 5 sehingga menggunakan alternatif Fisher,s
Exact Test didapatkan nilai p=0,001 lebih kecil dari α = 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
penerapan 5S perawat dengan kepuasan pasien sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan Waktu tunggu dengan Kepuasan pasien
Waktu tunggu merupakan total waktu yang digunakan oleh pasien
menunggu di poliklinik, terhitung dari pasien selesai mendaftar sampai
pasien mendapatkan pelayanan dari dokter di poliklinik. Menurut
Kepmenkes RI No.129/Menkes/SK/IV/2008 pelayanan rawat jalan
42
dengan indikator waktu tunggu pelayanan di rawat jalan adalah waktu
yang diperlukan mulai pasien mendaftar sampai dengan diterima/dilayani
oleh dokter yaitu 60 menit.
Dikaitkan dengan manajemen mutu, aspek lamanya waktu tunggu
pasien dalam mendapatkan pelayanan kesehatan merupakan salah satu
hal penting dan sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh suatu unit pelayanan kesehatan (Buhang, 2017). Menurut
Munro (2016), waktu tunggu pelayanan di rumah sakit menjadi masalah
yang senantiasa harus dibenahi seperti meminimalkan pasien untuk tidak
terlalu lama menunggu pelayanan sehingga pasien atau keluarganya akan
merasa puas terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, apabila
pasien sudah merasa puas, kemungkinan besar akan memanfaatkan
kembali pelayanan yang diterimanya tersebut.
Pada penelitian ini didapatkan 10% responden yang menunggu
lebih dari 60 menit merasa tidak puas dan 72% responden yang
menunggu kurang dari 60 menit merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan pasien di
rawat jalan di RSKD Dadi sudah sesuai dengan standar pelayanan
minimal (SPM) karena hasil yang diperoleh sebagian besar sesuai dengan
pencapaian waktu yang dijadikan sebagai tolak ukur.
Hasil uji statistik Chi Square pada penelitian ini menunjukkan
bahwa nilai pvalue = 0,006 lebih kecil dari α = 0,05. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara waktu
43
tunggu dengan kepuasan pasien di poliklinik RSKD Dadi. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Laeliyah (2017) yang mendapatkan nilai pvalue = 0,042 lebih kecil α =
0,05 dan menunjukkan bahwa adanya hubungan antara waktu tunggu
pelayanan pasien rawat jalan dengan kepuasan pasien yang berarti ada
kecenderungan lamanya waktu tunggu pelayanan pasien di rawat jalan
akan membuat pasien tidak puas dengan pelayanan yang diberikan di
rawat jalan, dan begitupun dengan sebaliknya. Masalah tersebut dapat
menjadi perhatian khusus dan perlu dilakukan pembenahan kembali bagi
manajemen rumah sakit.
Sebagai pembanding dan mendukung hasil penelitian, oleh
Wahono (2011) dalam penelitiannya tentang kepuasan keluarga pasien
terhadap waktu tunggu pelayanan di instalasi rawat jalan Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Kalimantan Barat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang kuat antara lama waktu tunggu dengan kepuasan keluarga pasien
(ρ<0,05). Penelitian lainnya yang sesuai adalah penelitian Kurniawan
(2012) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh waktu pelayanan
terhadap kepuasan pasien (ρ=0,043).
2. Hubungan penerapan 5S (Senyum, salam, sapa, sopan dan santun)
perawat dengan kepuasan pasien
Menurut Hakim (2018) dengan keikhlasan di dalam memberikan
senyum, salam, sapa, sopan dan santun akan meningkatkan kualitas
kinerja di Rumah sakit tersebut. Karena segala hal selalu dihadapi dengan
44
senyuman. Bahkan secara otomatis berdampak pada pasien dan penikmat
layanan tersebut.
Responden pada penelitian ini 2% menilai penerapan 5S
(Senyum, salam, sapa, sopan dan santun) perawat masih kurang tetapi
masih tetap merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas
poliklinik RSKD Dadi. Sedangkan responden yang mendapatkan
penerapan 5S perawat dan merasa puas yaitu sebanyak 74%.
Dalam penelitian ini hasil uji statistik Chi square diperoleh nilai
pvalue = 0,001 yang berarti bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara penerapan 5S perawat dengan kepuasan pasien di poliklinik RSKD
Dadi Provinsi Sulawesi selatan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Transyah (2017)
dimana diperoleh nilai pvalue = 0,003 lebih kecil dari α = 0,05. Hasil
penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara penerapan 5S perawat dengan kepuasan pasien.
Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh
Nugrahaningsih yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan sikap
perawat dengan kepuasan pasien dalam pelayanan keperawatan di
Bangsal Pavilliun RSUD Salatiga (nilai pvalue = 0,000<0,05). Maka
semakin baik sikap perawat, semakin tinggi tingkat kepuasan pasien,
begitu pula sebaliknya. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mutiara yang mengatakan ada hubungan antara sikap
petugas pelayanan dengan kepuasan ibu hamil di wilayah kerja
45
Puskesmas Lalang Luas Kecamatan V Koto Kabupaten Mukomuko
dengan kategori hubungan sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Penerapan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun) memiliki
hubungan dengan Kepuasan pasien, semakin baik Sikap petugas atau
penerapan 5S perawat, maka semakin tinggi tingkat kepuasan pasien,
begitupun sebaliknya.
C. Implikasi dalam Keperawatan
1. Implikasi terhadap pelayanan keperawatan
Waktu tunggu pasien di ruang tunggu poliklinik merupakan salah
satu indikator kepuasan pelayanan pasien pada saat di rumah sakit.
Sesuai dengan Standar Minimum Pelayanan bahwa waktu tunggu
pelayanan adalah tidak lebih dari 60 menit hingga mendapatkan
pelayanan dari dokter. Penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan
penerapan 5S perawat khususnya di poliklinik yang notabene setiap hari
bertemu dengan pasien maupun keluarga pasien.
Hal ini tentunya menjadi perhatian penting bagi manajemen
rumah sakit khususnya bidang keperawatan untuk memastikan pasien
tidak terlalu lama menunggu dan selalu menjaga penerapan 5S perawat
kepada pasien maupun keluarganya sehingga tingkat kepuasan pasien
dapat terus meningkat.
2. Implikasi terhadap pendidikan keperawatan
Institusi pendidikan keperawatan sebagai tempat yang akan
mencetak tenaga perawat diharapkan dapat meningkatkan peran serta
46
peserta didik dalam pelayanan keperawatan. Dengan keterlibatan peserta
didik diharapkan dapat meningkatkan kepuasan pasien di pelayanan
keperawatan terutama pada saat menunggu di poliklinik.
3. Implikasi terhadap pengembangan ilmu keperawatan dan penelitian
Sebagai acuan terhadap perawat dalam melakukan penelitian
selanjutnya tentang waktu tunggu dan penerapan 5S perawat dengan
kepuasan pasien.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti kepuasan pasien secara
keseluruhan, sehingga tidak ada penjelasan terperinci mengenai item-item
dari kepuasan pasien seperti Tangible (Kenyataan), Empathy (empati),
Reliability (kehandalan), Responsiveness (Cepat tanggap) dan Assurance
(Kepastian).
47
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar responden menunggu kurang dari 60 menit (sesuai
standar) yaitu sebanyak 43 responden (86%) dan sebagian kecil
responden menunggu lebih dari 60 menit (tidak sesuai standar) yaitu
sebanyak 7 responden (14%).
2. Sebagian besar responden mendapatkan penerapan 5S perawat yaitu
sebanyak 40 responden (80%) dan sebagian kecil kurang menerapkan 5S
perawat yaitu sebanyak 10 responden (20%).
3. Sebagian besar responden puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
petugas yaitu sebanyak 38 responden (76%) dan sebagian kecil merasa
tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas yaitu sebanyak
12 responden (24%).
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara waktu tunggu dengan
kepuasan pasien yang datang berkunjung ke poliklinik RSKD Dadi
Provinsi Sulawesi selatan. Dari hasil uji statistik diperoleh nilai pvalue =
0,006 lebih kecil dari α = 0,05.
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan 5S perawat dengan
kepuasan pasien dimana dalam uji statistik diperoleh nilai pvalue = 0,000
lebih kecil dari α=0,05.
48
B. Saran
Sebaiknya manajemen RSKD Dadi membuat Standar Operasional
Prosedur (SOP) tentang standar pelayanan minimal waktu tunggu dan
penerapan 5S perawat di Poliklinik, sehingga petugas kesehatan dapat
memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien yang datang
berkunjung. Selain itu, agar perawat memiliki komitmen dan kedisiplinan
waktu dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan, pedoman dan kompetensi yang dimiliki secara konsisten dan
terstruktur. Selain itu diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk mengukur
seluruh dimensi yang ada pada dimensi kepuasan dan kemudian
menghubungkan dengan tingkat kepuasan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M, H. (2015). Study on outpatients' waiting time in hospital university kebangsaan Malaysia (HUKM) through the six aigma approach. http://www.statistics.gov.my/portal/index.php?option=com Diakses tanggal 30 Oktober 2019 12.00
Ardiansyah, A. A. dan Ima Nadatien. 2019. Hubungan Waktu Tunggu dan Sikap Petugas dengan Kepuasan Pasien di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Islam Surabaya (RSIS) Jemursari. MTPH Journal, Volume 3, No. 1
Erhun, M, O. (2013). Patients' response to waiting time in an out-patient pharmacy in Nigeria. Tropical journal of pharmaceutical research, 207 – 214. http://tspace.library.utoronto.ca/handle/18073175. Diakses 04 November 2019. 19.00
Fajri., &Khairani. 2010. Hubungan antara komunikasi ibu-anak dengan kesiapan menghadapi menstruasi pertama (menarche) pada siswi SMP Muhammadiyah Banda Aceh. Skripsi. Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Hadi, S. 2013. Keajaiban Senyuman Menguak Rahasia di Balik Senyuman dan Tawa Dalam Bisnis, Kesehatan dan Penyembuhan. Gava Media. Yogyakarta.
Hakim, L. 2018. Salam, Senyum, Sapa, Pentingkah diterapkan bagi Pelayan Kesehatan?.https://www.kompasiana.com/abineaisyumna/5b82d3e6c112fe52af4eb8c5/salam-senyum-sapa-pentingkah-diterapkan-bagi-pelayan-kesehatan?page=all# Diakses 28 Oktober 2019 20:00
Hasan. 2014. Hubungan Waiting Times/Waktu Tunggu dengan Kepuasan Pasien di Poliklinik Mata pada Instalasi Rawat Jalan di RSUD Tarakan Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013. Skripsi. Universitas Hasanuddin makassar.
Herlambang, S. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Hidayat, A. A. 2018. Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan. Salemba Medika. Jakarta.
Irfan, M. 2018. Kualitas pelayanan dan daya saing rumah sakit daerah di Sulawesi selatan tahun 2017. http://balitbangda.sulselprov.go.id/kualitas-pelayanan-dan-daya-saing-rumah-sakit-daerah-di-sulawesi-selatan-tahun-2017/ Diakses 9 Desember 2019 12.00
Muninjaya, A,A. 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC
Mustari, M. 2011. Nilai Karakter.LaksBang PRESSindo. Yogyakarta
Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta : Salemba Medika.
Paju, Wanto. 2018. Senyum, Salam, Sapa Obat yang ampuh bagi pasien. http://ppnipropntt.com/news_opini-senyum-salam-sapa--obat-yang-ampuh-bagi-pasien
Pohan, I,S. (2013). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Rachmad, R. 2018. Rumah sakit dikenal yel yel budaya 5 s dan poster.https://www.coursehero.com/file/ph28j8/rumah-sakit-dikenal-yel-yel-budaya-5-S-dan-poster-berisi-budaya-5-S-Tidak-hanya/ Diakses 28 Oktober 2019 23.00
Sabarguna, Boy S. 2014. Sistem Bantu Keputusan Untuk Quality Assurance Rumah Sakit. Yogyakarta.
Satrianegara, Fais. 2014. Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan. Jakarta. Salemba Medika.
Setiawardani, R. A. 2016. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen. Jurnal Dimensi Pratama
Simbolon, R (2011). Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi dan mulut di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Skripsi. Universitas Sumatera Utara Medan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20965/7. Diakses 29 November 2019 20.00
Soebarto K, K. 2011. Tinjauan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Tunggu Pelayanan Rekam Medis di Pendaftaran Rawat Jalan RSUD Datu Sanggul Rantau. Skripsi. Universitas Banjarbaru.
Suharna & Suharti. 2014. Pendidikan Karakter Hormat dalam Buku Pelajaran Bahasa Jawa di Sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter Vol 2 (1)
Sutarno, A. 2018. Renungan dan Catatan Harian. Obor. Jakarta
Ujiningsih. 2010. Pembudayaan Sikap Sopan Santun di Rumah dan di Sekolah Sebagai Upaya untuk Meningkatkan Karakter Siswa. Skripsi. Universitas Terbuka
Lampiran 4
LEMBAR PENJELASAN PENELITI
Kepada
Yth. Responden
Di Tempat
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muliati Haya
NIM : 18.01.065
Alamat : Jl. Poros Kariango KM. 5 Desa Tenrigangkae, Mandai Maros
Adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar yang sedang mengadakan penelitian tentang “Hubungan Waktu Tunggu dan Penerapan 5S Perawat dengan Kepuasan Pasien di Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan”.
Kegiatan yang diharapkan dari calon responden adalah mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan menjawab semua pertanyaan sesuai petunjuk yang ada. Jawaban yang calon responden berikan akan peneliti jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja.
Apabila anda sebagai calon responden bersedia, mohon menandatangani lembar persetujuan dan mengisi lembar kuesioner yang disertakan.
Makassar, Januari
2020
Peneliti
Lampiran 5
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Dengan menandatangani lembar ini, saya:
Nama :
Umur :
Alamat :
Memberikan persetujuan untuk mengisi lembar persetujuan menjadi
responden yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa saya menjadi
bagian dari penelitian yang bertujuan mengetahui ”Hubungan Waktu
Tunggu dan Penerapan 5S Perawat dengan Kepuasan Pasien di
Poliklinik RSKD Dadi Provinsi Sulawesi Selatan”
Saya telah diberitahu peneliti, bahwa jawaban yang diberikan akan
dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan peneliti.
Oleh karena itu, secara sukarela saya ikut berperan serta dalam penelitian
ini.
Makassar, Januari 2020
Responden
Lampiran 6
KUESIONER PENELITIAN
1. Karakteristik Responden Petunjuk : - Lengkapi Data anda dibawah ini - Lingkari jawaban yang benar
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Pendidikan terakhir :
1. Tidak TAMAT SD 2. SD 3. SLTP 4. SLTA 5. D III 6. S1 7. S2 8. S3
Pekerjaan :
1. Tidak bekerja 2. Ibu Rumah Tangga 3. Wiraswasta 4. Pegawai Swasta 5. PNS 6. POLRI 7. TNI 8. Petani 9. Nelayan 10. Buruh 11. Pensiunan
2. Waktu Tunggu Tiba di poliklinik tujuan: jam ………. (diisi peneliti berdasarkan
observasi).
Mendapatkan pelayanan di Poliklinik : jam ……. (diisi peneliti
berdasarkan observasi).
Waiting times/waktu tunggu : □ ≤60 menit (di isi oleh peneliti)
□ >60 menit (di isi oleh peneliti)
3. Penerapan 5S Perawat Petunjuk : - Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang paling sesuai - Berikan tanda Centang (√) pada pilihan yang anda anggap paling
sesuai No. Pernyataan YA TIDAK 1 Perawat Poliklinik RSKD Dadi tersenyum ketika bertemu
dengan saya
2 Perawat Poliklinik RSKD Dadi tersenyum ketika bertemu dengan keluarga saya
3 Perawat Poliklinik RSKD Dadi mengucapkan salam ketika bertemu dengan saya
4 Perawat Poliklinik RSKD Dadi mengucapkan salam ketika bertemu dengan keluarga saya
5 Perawat Poliklinik RSKD Dadi selalu menyapa ketika bertemu dengan saya
6 Perawat Poliklinik RSKD Dadi selalu menyapa ketika bertemu dengan keluarga saya
7 Perawat Poliklinik RSKD Dadi berbicara dengan sopan kepada saya
8 Perawat Poliklinik RSKD Dadi berbicara dengan sopan kepada keluarga saya
9 Perawat Poliklinik RSKD Dadi berbicara menggunakan bahasa yang santun kepada saya
10 Perawat Poliklinik RSKD Dadi berbicara menggunakan bahasa yang santun kepada keluarga saya
4. Kepuasan Pasien Petunjuk : - Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan jawaban yang paling sesuai - Berikan tanda Centang (√) pada pilihan yang anda anggap paling
sesuai
No. Pernyataan Sangat Tidak Puas
Tidak Puas
Puas Puas
1 2 3 4 5
TANGIBLES (KENYATAAN) Perawat memberi informasi tentang administrasi yang berlaku bagi pasien di Rumah Sakit. Perawat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan yang Anda tempati. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-alat kesehatan yang digunakan. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet. Perawat selalu menjaga kerapian dan penampilannya
6 7 8 9
10
RELIABILITY (KEANDALAN) Perawat mampu menangani masalah perawatan Anda dengan tepat dan profesional. Perawat memberikan informasi tentang fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya dan tata tertib yang berlaku di RS. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang harus dipatuhi dalam perawatan Anda. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang dilarang dalam perawatan Anda. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan ketika Anda membutuhkan.
11
12
13
14
RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB) Perawat bersedia menawarkan bantuan kepada Anda ketika mengalami kesulitan walau tanpa diminta. Perawat segera menangani Anda ketika sampai di ruangan. Perawat menyediakan waktu khusus untuk membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti posisi tidur, dan lain-lain. Perawat membantu Anda untuk memperoleh obat.
15 Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan pelayanan foto dan laboratorium di RS ini.
16
17
18
19
20
ASSURANCE (JAMINAN) Perawat memberi perhatian terhadap keluhan yang Anda rasakan. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang tindakan perawatan yang diberikan kepada Anda. Perawat jujur dalam memberikan informasi tentang keadaan Anda. Perawat selalu memberi salam dan senyum ketika bertemu dengan Anda. Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan tindakan keperawatan kepada Anda.
21
22
23 24
25
EMPATHY (EMPATI) Perawat memberikan informasi kepada Anda tentang segala tindakan perawatan yang akan dilaksanakan. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila Anda membutuhkan. Perawat memeriksa keadaan Anda seperti mengukur tensi, suhu, nadi, dan pernapasan. Pelayanan yang diberikan perawat tidak memandang pangkat/status tapi berdasarkan kondisi Anda. Perawat perhatian dan memberi dukungan moril terhadap keadaan Anda (menanyakan dan berbincang-bincang tentang keadaan Anda).
MASTER TABEL
Pendidikan
Kode Pekerjaan
Kode W
aktu tunggu
Kode Penerapan 5 S
Perawat
Kode Kepuasan
Pasien Kode
Sesuai standar, tidak puas
Menerapkan 5S Tidak
Puas
5
Pensiunan 7
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Petani 6
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
3
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Pegawai Sw
asta 4
Sesuai standar
2 Kurang m
enerapkan 5S
1 Tidak puas
1
4
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Pegawai Sw
asta 4
Sesuai standar
2 Kurang m
enerapkan 5S
1 Tidak puas
1
2
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Tidak puas 1
2
Tidak bekerja 1
Tidak sesuai 1
Menerapkan 5S
2 Puas
2
3
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Wirasw
asta 3
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
6 PN
S 5
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
2
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 Kurang m
enerapkan 5S
1 Tidak puas
1
2
Petani 6
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
6 W
iraswasta
3 Sesuai
standar 2
Menerapkan 5S
2 Puas
2
4
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Wirasw
asta 3
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
6 PN
S 5
Tidak sesuai 1
Kurang menerapkan
5S 1
Tidak puas 1
3
Ibu Rumah
Tangga 2
Tidak sesuai 1
Kurang menerapkan
5S 1
Tidak puas 1
3
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Pensiunan 7
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
3
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
5
PNS
5 Sesuai
standar 2
Menerapkan 5S
2 Puas
2
3
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
2
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Tidak puas 1
5
Pegawai Sw
asta 4
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
Tidak tamat
1
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
3
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
5
Pegawai Sw
asta 4
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
3
Tidak bekerja 1
Tidak sesuai 1
Kurang menerapkan
5S 1
Tidak puas 1
3
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 Kurang m
enerapkan 5S
1 Tidak puas
1
3
Wirasw
asta 3
Tidak sesuai 1
Menerapkan 5S
2 Tidak puas
1
2
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
3
Wirasw
asta 3
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
2
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
2
Tidak bekerja 1
Tidak sesuai 1
Kurang menerapkan
5S 1
Tidak puas 1
4
Wirasw
asta 3
Sesuai standar
2 Kurang m
enerapkan 5S
1 Puas
2
4
Pegawai Sw
asta 4
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Wirasw
asta 3
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
2
Ibu Rumah
Tangga 2
Tidak sesuai 1
Menerapkan 5S
2 Puas
2
2
Petani 6
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
6 Pensiunan
7 Sesuai
standar 2
Menerapkan 5S
2 Puas
2
5
Pensiunan 7
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
Tidak tamat
1
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
3
Tidak bekerja 1
Sesuai standar
2 Kurang m
enerapkan 5S
1 Tidak puas
1
4
Pegawai Sw
asta 4
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
4
Ibu Rumah
Tangga 2
Sesuai standar
2 M
enerapkan 5S 2
Puas 2
Frequencies
Statistics
Umur Jenis Kelamin
Pendidikan
Terakhir Pekerjaan Waktu Tunggu Penerapan 5S Kepuasan Pasien
N Valid 50 50 50 50 50 50
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 3.8400 1.5000 3.5000 2.9200 1.8600 1.8000
Median 4.0000 1.5000 4.0000 2.0000 2.0000 2.0000
Mode 3.00a 1.00a 4.00 1.00 2.00 2.00
Std. Deviation 1.51671 .50508 1.26572 1.90424 .35051 .40406
Range 5.00 1.00 5.00 6.00 1.00 1.00
Minimum 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00
Maximum 6.00 2.00 6.00 7.00 2.00 2.00
Percentiles 25 3.0000 1.0000 2.7500 1.0000 2.0000 2.0000
50 4.0000 1.5000 4.0000 2.0000 2.0000 2.0000
75 5.0000 2.0000 4.0000 4.0000 2.0000 2.0000
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 16-25 tahun (Remaja Akhir) 4 8.0 8.0 8.0
26-35 tahun (Dewasa Awal) 6 12.0 12.0 20.0
36-45 tahun (Dewasa akhir) 11 22.0 22.0 42.0
46-55 tahun (Lansia awal) 10 20.0 20.0 62.0
56-65 tahun (Lansia akhir) 11 22.0 22.0 84.0
66 tahun keatas (Manula) 8 16.0 16.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 25 50.0 50.0 50.0
Perempuan 25 50.0 50.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak tamat SD 2 4.0 4.0 4.0
SD 10 20.0 20.0 24.0
SLTP 12 24.0 24.0 48.0
SLTA 17 34.0 34.0 82.0
D III 5 10.0 10.0 92.0
S1 4 8.0 8.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak bekerja 14 28.0 28.0 28.0
Ibu Rumah Tangga 13 26.0 26.0 54.0
Wiraswasta 7 14.0 14.0 68.0
Pegawai Swasta 6 12.0 12.0 80.0
PNS 3 6.0 6.0 86.0
Petani 3 6.0 6.0 92.0
Pensiunan 4 8.0 8.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Waktu Tunggu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak sesuai standar 7 14.0 14.0 14.0
Sesuai standar 43 86.0 86.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Penerapan 5S
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang menerapkan 5S 10 20.0 20.0 20.0
Menerapkan 5S 40 80.0 80.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Kepuasan Pasien
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak puas 12 24.0 24.0 24.0
Puas 38 76.0 76.0 100.0
Total 50 100.0 100.0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Waktu Tunggu * Kepuasan
Pasien 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Waktu Tunggu * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Count
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Waktu Tunggu Tidak sesuai standar 5 2 7
Sesuai standar 7 36 43
Total 12 38 50
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 10.038a 1 .002
Continuity Correctionb 7.242 1 .007
Likelihood Ratio 8.525 1 .004
Fisher's Exact Test .006 .006
Linear-by-Linear Association 9.837 1 .002
N of Valid Casesb 50
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,68.
Waktu Tunggu * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Count
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Waktu Tunggu Tidak sesuai standar 5 2 7
Sesuai standar 7 36 43
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Penerapan 5S * Kepuasan
Pasien 50 100.0% 0 .0% 50 100.0%
Penerapan 5S * Kepuasan Pasien Crosstabulation
Count
Kepuasan Pasien
Total Tidak puas Puas
Penerapan 5S Kurang menerapkan 5S 9 1 10
Menerapkan 5S 3 37 40
Total 12 38 50
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 29.852a 1 .000
Continuity Correctionb 25.500 1 .000
Likelihood Ratio 27.296 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 29.255 1 .000
N of Valid Casesb 50
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,40.
b. Computed only for a 2x2 table
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama lengkap : Muliati Haya
Tempat dan tanggal lahir : Maros, 15 Mei 1988
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status pernikahan : Menikah
Alamat : Jl. Poros Kariango KM. 5 Desa Tenrigangkae, Mandai Maros
No. HP : 085242048447
Alamat email : [email protected]
Pendidikan Formal
Tingkat Pendidikan
Nama Sekolah Tahun masuk
Tahun Selesai
SD SD Inpres No. 14 Makaaraeng
1994 2000
SLTP SLTP Negeri 3 Mandai 2000 2003 SLTA SMA Disamakan Angkasa 2003 2006 D III Akper YAPENAS 21 Maros 2006 2009
Pendidikan Non Formal
Nama Pelatihan/Kursus
Instansi Penyelenggara
Tahun
Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS)
HIPGABI SULSEL
2015
Prestasi
Prestasi Tahun - -
Beasiswa
Nama Beasiswa Instansi Pemberi Tahun - - -