+ All Categories
Home > Documents > TAHAP-TAHAP PENGUKURAN PEMASARAN

TAHAP-TAHAP PENGUKURAN PEMASARAN

Date post: 10-Mar-2023
Category:
Upload: unud
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
31
BAB I PEMBAHASAN TEORI I. TAHAP-TAHAP UKURAN PEMASARAN A. Proses Pengendalian Tanpa melihat tingkat organisasinya, proses pengendalian pada intinya sama. Proses pengendalian mencakup menetapkan standar kinerja, menspesifikan dan mendapatkan data umpan balik, mengevaluasinya, dan melakukan tindakan korektif. Meskipun organisasi staf sangat bertanggung jawab untuk menghasilkan data kontrol, organisasi lini mengatur proses pengendalian.
Transcript

BAB I

PEMBAHASAN TEORI

I. TAHAP-TAHAP UKURAN PEMASARAN

A. Proses Pengendalian

Tanpa melihat tingkat organisasinya, proses

pengendalian pada intinya sama. Proses pengendalian

mencakup menetapkan standar kinerja, menspesifikan

dan mendapatkan data umpan balik, mengevaluasinya,

dan melakukan tindakan korektif. Meskipun organisasi

staf sangat bertanggung jawab untuk menghasilkan

data kontrol, organisasi lini mengatur proses

pengendalian.Mengevaluasi data umpan balik---menjelaskan kesenjangan antara standar kineja nyata dan yang ditetapkan

B. Menetapkan Standar Kinerja

Standar kinerja banyak berasal dari tujuan dan

strategi yang ditetapkan ditingkat SBU dan produk

pasar individual. Mereka menghasilkan serangkaian

harapan kinerja untuk kemampu;abaan (pengembalian

pada ekuitas atau pengembalian pada aset), pangsa

pasar, dan penjualan. Pada tingkat produk pasar

seperti predentase distribusi yang efektif,

kesadaran, perubahan sikap konsumen terhadap ciri

produk tertentu, dan poerluasan dari paritas harga.

Dan akhirnya anggaran untuk setiap produk harus

disesuaikan dengan biaya seperti armada penjualan

(gaji) dan iklan (biaya kampanye spesifik) yang

berfungsi sebagai pengendalian biaya dan standar

kinerja. Tanpa himpunan standar kinerja yang

memadai, para manajer tidak akan mengetahui hasil-

hasil yang sedang dicapai, sampai dimana hasil-hasil

ini memuaskan, atau mengapa mereka memuaskan atau

tidak memuaskan

Tahun-yahun terakhir ini telah terjadi

perubahan dari penggunaan ukuran-ukuran kinerja

berdasarkan keuangan ke perlakuan ukuran-ukuran itu

sebagai bagian yang sederhana dari berbagai ukuran

yang lebih luas. Meskipun penggunaan ukuran-ukuran

nonkeuangan bukanlah hal yang baru, tetapi yang baru

adalah membuat posisi mereka menjadi sederajat atau

lebih baik. Jadi, semakin banyak perusahaan yang

beralih ke ukuran-ukuran yang mereka anggap lebih

baik mencerminkan bagaimana manajer-manajer mereka

berpikir tentang daerah keputusan apakah yang

membuat perusahaan berhasil, seperti kepuasan

pelanggan, mutu produk, pangsa pasar, dan

pengembangan produk baru. Jika suatu perusahaan

telah menetapkan nilai pemegang saham yang semakin

tinggu sebagai tujuan akhir, maka perusahaan itu

perlu berubah dari konsep ROI tradisional ke konsep

ROI yang melibatkan penggunaan model penilaian

(valuation) yang fokus pada arus kas masa depan yang

didiskonto pada tingkat diskon yang tepat yang telah

disesuaikan dengan risiko.

Agar bermanfaat standar kinerja harus bisa

diukur, selanjutnya standar kinerja harus dikaitkan

pada beberapa periode waktu tertentu, terutama bila

berkaitan dengan sistem kompensasi manajemen. Secara

umum, sistem pengendalian pada tingkat produk pasar

beroperasi per bulan, per kuartal, dan per tahun,

dengan data bulanan dan kuartalan yang dirangkum

untuk menampilkan gambaran sekarang dan mendukung

perbandingan dengan tahun-tahun sebelumnya. Dewasa

ini, tren yang terjadi adalah penggunaan sistem

pengendalian yang beroperasi dalam periode yang

lebih pendek (mingguan dan bahkan harian) dan supaya

data pengendalian tersedia dengan lebih cepat.

Hal lain yang penting adalah apakah unit bisnis

secara keseluruhan dan bagian produk pasar (product

market entry) individualnya telah menetapkan tonggak

ukuran pencapaian. Sebagai contoh, dalam rencana

strategis tiga tahun, SBU tertentu memiliki tonggak

12-bulan seperti penjualan tahunan sebesar $100juta,

laba $20juta, dan pengembalian pada asset 14,5

persen. Pada tingkat bagian produk pasar (product

market entry), tonggak itu meliputi ukuran-ukuran

seperti penjualan produk per segmen pasar,

kontribusi marjinal, dan marjin operasi. Pada

tingkat daerah fungsional pemasaran, contoh-contoh

dari ukuran tonggak untuk barang konsumen adalah

tingkat kesadaran, percobaan, dan pembelian ulang

anggota-anggota pemirsa sasaran, dan presentase

persedian toko (ditimbang berdasarkan penjualan).

Analisa Kemampulabaan, tanpa melihat tingkat

organisasinya, pengendalian mencakup beberapa bentuk

analisa kemampulabaan (profitability analyst). Singkatnya,

analisa dengan kegiatan-kegiatan pemasaran spesifik

untuk menentukan kemampulabaan dari unit-unit

seperti segmen pasar, produk, pelanggan, dan saluran

distribusi (perantara) yang berbeda. Kemampulabaan

adalah ukuran kinerja tunggal yang paling penting,

tapi memiliki keterbatasan. Keterbatasan-

keterbatasan itu adalah:

Banyak tujuan bisa diukur dengan baik dalam hal

non-keuangan (misalnya, mempertahankan pangsa

pasar)

Laba adalah ukuran jangka pendek dan dapat

dimanipulasi dengan mengambil tindakan yang

bisa menimbulkan disfungsional dalam jangka

yang lebih panjang (misalnya, mengurangi biaya

litbang)

Laba dapat dipengaruhi oleh faktor0faktor yang

tidak bisa dikendalikan manajemen (misalnya,

cuaca)

Para analisis bisa menggunakan penetapan biaya

langsung atau penuh dalam menentukan kemampulabaan

dari suatu produk atau segmen pasar. Dalam

perhitungan biaya penuh (full costing), para analisis

menetapkan biaya langsung, atau variable, dan

biaya tidak langsung ke unit analisa. Biaya tidak

langsung (indirect cost) mencakup joint cost tetap

yang tidak dapat dihubungkan secara langsung pada

unit analisa tunggal. Sebagai misalnya, biaya

penginapan, manajemen umum, dan manajemen amada

penjualan semuanya adalah biaya tidak langsung

untuk perusahaan multiproduk. Perhitungan biaya

langsung (direct costing) mencakup penggunaan

akuntansi kontribusi. Perusahaan yang menggunakan

marjin kontribusi menyatakan tidak ada cara yang

benar-benar akurat dalam menetapkan biaya tidak

langsung. Selanjutnya, karena biaya tidak langsung

kebanyakan tetap, produk atau pasar bisa membuat

kontribusi laba meskipun perusahaan sebenarnya

mengalami kerugian.

Kepuasan Pelanggan, samapi sejauh ini kita telah

membicarakan ukuran-ukuran kinerja menurut kaidah

keuangan. Tapi, kaidah keuangan tidak memadai

karena gagal mendorong pentingnya kepuasan

pelanggan, yang merupakan kekuatan pengarah

penting bagi pangsa pasar dan kemampulabaan

perusahaan. Ketika produk dan jasa semakin sulit

dibedakan dalam pasar yang tingkat persaingannya

tinggi, kemampuan untuk memuaskan pelanggan

diantara berbagai aktivitas (dan produk adalah

salah satu bagiannya) akan menjadi penentu

keberhasilan yang lebih besar. Jdi, ukuran-ukuran

yang berkaitan dengan prefensi dan kepuasan

pelanggan sangatlah penting sebagaimana peringatan

dini atas masalah dan peluang yang muncul.

Perusahaan multiproduk membutuhkan ukuran-

ukuran kepuasan pelanggan untuk setiap produknya

jika produk-produk itu dijual pada pelanggan yang

sama. Hal ini bisa terjadi jika criteria pilihan

sangat bervariasi diantara produk, terutama dalam

kaitannya dengan harapan-harapan terhadap

pelayanan (pengiriman, reparasi, dan ketersedian

suku cadang). Selain itu, kita harus mencatat

bahwa perusahaan perlu mengembangkan ukuran-ukuran

kepuasannya sendiri dengan berbagai perantara

(anggota-anggota saluran) dan pemasok utamanya

(biro iklan).

Ukuran-ukuran Pendugaan, Dalam kebanyakan kasus,

cirri-ciri individual yang mendasari dugaan

kepuasan adalah bersifat multidimensi. Jadi, perlu

untuk mencapai sebuah ukuran untuk setiap dimensi

dan kemudian menimbang hasilnya berdasarkan

kepentingan relatifnya untuk mendapatkan ukuran

yang menyeluruh. Jika ini tidak dilakukan, tidak

mungkin memahami sikap dan ruang lingkup peringkat

harapan pelanggan dan melakukan tindak perbaikan.

Ukuran-ukuran Kinerja, inilah ukuran-ukuran tentang

sejauh mana perusahaan telah memenuhi dengan baik

harapan pelanggan atas cirri tertentu (beserta

dimensi-dimensinya). Tentu saja, seluruh ukuran

kinerja tidak berarti kecuali jika dibandingkan

dengan ukuran-ukuran pendugaan pelanggan yang

tepat. Hasilnya bisa saja negative apabila kinerja

kurang dari yang diharapkan, memuaskan apabila

setidaknya sama dengan harapan, dan positif

apabila kinerja lebih baik dari pada yang

diharapkan.

Ukuran-ukuran kinerja memiliki beberapa bentuk.

Dua bentuk yang paling umum adalahukuran-ukuran

absolute (waktu pengiriman/jumlah produk

kedaluarsa) dan ukuran-ukuran skala seperti yang

pernah dibahas dalam kaitannya dengan ukuran-

ukuran pendugaan.

C. Menspesifikasi dan Mendapatkan Data Umpan-Balik

Setelah perusahaan mengembangkan standar-

standar kinerjanya, tahap berikutnya adalah

mengembangkan sistem yang memberikan data umpan

balik yang bisa digunakan dan tepat waktu

berdasarkan kinerja actual. Dalam kebanyakan kasus,

seseorang harus mengumpulkan dan memproses data yang

bisa dipertimbangkan untuk mendapatkan ukuran-ukuran

kinerja, terutama pada tingkat produk pasar. Para

analisis memperoleh data umpan balik dari berbagai

sumber termasuk catatan akuntansi perusahaan dan

jasa informasi pemasaran sindikasi seperti A.C.

Nielsen.

D. Melakukan Tindakan Perbaikan

Tahap terakhir dalam proses pengendalian adalah

yang berkaitan dengan mengungkapkan tindakan yang

dibutuhkan untuk meluruskan situasi. Tapi dalam

kebanyakan kasus, sulit mengidentifikasi sebab

masalah, dampak saling mempengaruhi hamper selalu

muncul diantara variable-variabel masukan dan

lingkungan. Ada juga masalah yang yang berkaitan

dengan tanggapan yang terhambat dan dampak yang

tidak bisa ditanggulangi.

II. KEPUTUSAN BAGI SISTEM MONITORING STRATEJIK

A. Pengendalian Strategis

Pengendalian strategis berkaitan dengan

memantau dan mengevaluasi strategi-strateg tingkat

SBU perusahaan. Sistem itu sulit diterapkan kareba

biasanya ada sejumlah besar waktu antara perumusan

strategi dan kapan strategi itu dijalankan dan

solusinya terbukti. Karena lingkungan internal dan

eksternal secara konstan berevolusi , pengendalian

strategis harus memberikan beberapa cara untuk

mengubah kepercayaan perusahaan jika terdapat

informasi baru tentang lingkungan dan kinerja

perusahaan begitu mendominasi.

B. Mengidentifikasi Variabel-variabel Penting

Untuk menerapkan pengendalian strategis,

perusahaan harus mengidentifikasi variable-variabel

penting untuk dipantau, yang merupakan asumsi-asumsi

penting yang dibuat dalam merumuskan strategi.

Memutuskan dengan tepat variabel-variabel apa yang

perlu dipantau merupakan keputusan spesifik

perusahaan, secara umum, keputusan itu harus

memfokuskan pada variable-variabel yang paling

mempengaruhi posisi masa depan perusahaan dalam

kelompok industrinya.

C. Menelusuri dan Memantau

Langkah selanjutnya untuk merinci informasi apa

(atau ukuran) yang dibutuhkan pada variable-variabel

penting untuk menentukan apakah implementasi dari

rencana strategis sesuai jadwal dan jika tidak

mengapa. Perusahaan bisa menggunakan rencana

pengawasan sebagai sistem peringatan dini dan alat

diagnosa. Jika suatu perusahaan telah membuat

asumsi-asumsi tertentu tentang tingkat pada apa

permintaaan pasar meningkat, perusahaan itu harus

memantau penjualan industry secara teratur.

D. Penilaian Ulang Strategi

Penilaian ulang strategi bisa dilakukan pada

interval periode, misalnya, kuartal atau tahunan,

ketika perusahaan mengevaluasi kinerjanya untuk

menyesesuaikan diri dengan poerubahan-perubahan

dalam lingkungan eksternal.

III. KEPUTUSAN BAGI UKURAN PEMASARAN

Ukuran pemasaran adalah (marketing metrics) adalah

sejumlah ukuran yang membantu pemasar menghitung,

membandingkan, dan menerjemahkan kinerja pemasaran

mereka. Ukuran pemasaran dapat digunakan oleh menejer

merek untuk menjustifikasi dan merancang program

pemasaran dan oleh menejemen senior untuk memutuskan

alokasi keuangan.

Tim Ambler dari London Business School menyarankan

bahwa jika perusahaan berpikir mereka sudah mengukur

kinerja pemasaran dengan baik, mereka harus menjawab

dengan jujur pertanyaan berikut kepada diri mereka

sendiri :

1. Apakah anda meneliti prilaku konsumen secara rutin

(retensi, akuitisi, penggunaan) dan mengapa konsumen

berprilaku seperti itu (kesadaran, kepuasan, kualitas

anggapan)?

2. Apakah anda melaporkan hasil riset ini secara rutin

kepada dewan dalam format yang terintegrasi dengan

ukuran pemasaran keuangan?

3. Dlam laporan itu, apakah anda membandingkan hasil

dengan tingkat yang telah diramalkan sebelumnya dalam

rencana bisnis?

4. Apakah anda juga membandingkan hasil tersebut dengan

tingkat yang dicapai oleh pesaing utama anda dengan

menggunakan indicator yang sama?

5. Apakah anda menilai kinerja jangka pendek menurut

perubahan dalam asset berbasis pemasaran anda?

Ambler yakin perusahaan harus memprioritaskan

pengukuran dan melaporkan kinerja pemasaran. Ia yakin

penilaian dapat dibagi menjadi 2 bagian: (1) hasil jangka

pendek dan (2) perubahan ekuitas merek. Hasil jangka

pendek yang sering mencerminkan masalah laba dan rugi

seperti yang diperhatikan oleh perputaran penjualan,

nilai pemegang saham, atau beberapa kombinasi keduanya.

Ukuran ekuitas merek dapat mencakup kesadaran pelanggan,

sikap, dan prilaku; pangsa pasar;premi harga

relative;jumlah keluhan; distribusi dan ketersediaan;

total jumlah pelanggan; kwalitas persepsi; serta

loyalitas dan retensi.

Ambler juga merekomendasikan pengembangan ukuran dan

metric karyawan, berpendapat bahwa pengukuran akhir

adalah pelanggan utama, tetapi staf anda sendirilah yang

pertama.

Sample Ukuran Pemasaran

1. Eksternal

Kesadaran

Pangsa pasar (volume atau nilai)

Harga relative (nilai/volume pangsa pasar)

Jumlah keluhan (tingkat ketidakpuasan)

Kepyasan konsumen

Distribusi/ketersediaan

Total jumlah pelanggan

Loyalitas/retensi

Kwalitas presepsi relative

2. Internal

Kesadaran akan sasaran (goal)

Komitmen terhadap sasaran

Dukungan inovasi aktif

Kecukupan sumber daya

Penetapan staf/tingkat keahlian

Keinginan untuk belajar

Kehendak untuk berubah

Kebebasan untuk gagal

Otonomi

Kepuasan karyawan relative

IV. AUDIT PEMASARAN

Audit manajemen merupakan suatu penilaian dari organisasi

manajerial dan efisiensi dari suatu perusahaan, departemen,

atau setiap entitas dan subentitas yang dapat di audit.

Penekanannya adalah untuk mencapai efisiensi yang lebih besar,

efektivitas, dan ekonomisasi dalam usaha dan organisasi yang

lain. Pendekatan audit yang biasa dilakukan dalam suatu audit

manajemen adalah menilai efisiensi, efektivitas, dan

keekonomisan dari masing-masing fungsi yang terdapat dalam

perusahaan. Misalnya : fungsi penjualan dan pemasaran, fungsi

produksi, fungsi pergudangan dan distribusi, fungsi sumber

daya manusia, fungsi akuntansi dan fungsi keuangan. Prosedur

audit yang dilakukan dalam suatu audit manajemen tidak seluas

audit prosedur yang dilakukan dalam suatu general audit,

karena ditekankan pada evaluasi terhadap kegiatan usaha

perusahaan.

Prosedur audit yang dilakukan mencakup :

1. Prosedur Penelaahan Analitis,

2. Evaluasi atas Management Control System yang Terdapat di

Perusahaan,

3. Compliance Test (Pengujian Ketaatan).

Dari beberapa fungsi yang perlu diperiksa oleh audit

manajemen, salah satunya adalah fungsi marketing (pemasaran).

Jika program yang ditetapkan untuk bagian marketing tidak bisa

dicapai dan budget yang ditetapkan tidak bisa dipenuhi,

berarti fungsi marketing tidak berjalan efektif. Misalnya

market share perusahaan tidak bisa ditingkatkan sesuai

rencana. Pemasaran memegang kunci keberhasilan dalam menggali,

memelihara (mempertahankan), dan mengembangkan sumber-sumber

penghasilan perusahaan. Karakteristik lingkungan bisnis yang

penuh turbulence dan tingkat persaingan yang sangat ketat

sudah merupakan sebuah keniscayaan. Oleh karena itu untuk

dapat terus survive maka audit pemasaran merupakan salah satu

kunci yang senantiasa harus selalu di perhatikan oleh kalangan

bisnis. Karena di dalam iklim bisnis pasar yang semakin

kompetitif dan penuh gejolak harus disadari bahwa keberhasilan

dimasa depan hanya akan datang dari perencanaan pemasaran yang

sangat cermat dan pelaksanaan audit pemasaran akan sangat

menentukan keberhasilan implementasi perencanaan pemasaran

tersebut.

Audit Pemasaran adalah suatu bentuk pengujian yang

komprehensif, sistematis, independen dan dilakukan secara

periodik terhadap lingkungan pemasaran baik itu dari segi

tujuan, strategi, dan aktifitas perusahaan atau unit bisnis

untuk menentukan peluang dan permasalahan yang terjadi, serta

memberikan rekomendasi rencana tindakan untuk meningkatkan

kinerja pemasaran perusahaan. Audit pemasaran lebih menekankan

pada evaluasi terhadap bagaimana efektivitas organisasi

pemasaran dalam meningkatkan kinerjanya. Seperti halnya audit

keuangan, audit pemasaran dilaksanakan secara berkala sebagai

pengganti ketika mekanisme pengendalian tampak keluar dari

sistem pengendalian. Audit pemasaran bukan suatu proses

pengendalian yang digunakan hanya selama terjadi krisis, akan

tetapi dalam bisnis yang mengalami hambatan mungkin digunakan

untuk mengisolasi permasalahan dan mencarikan solusinya.

Tujuan utama dari audit pemasaran adalah untuk

mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi

perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk

mengeliminasi ancaman tersebut. Sedangkan manfaat yang

diperoleh dari audit ini, hasil audit dapat memberikan

gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan

dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan upaya

pemasaran yang masih memerlukan perbaikan.

Didalam Audit pemasaran terdapat dua tipe audit

pemasaran, yaitu: 1. audit fungsional (vertikal) merupakan

audit yang dilakukan terhadap beberapa aktivitas dari

departemen pemasaran seperti periklanan atau penjualan dan

membuat analisis terhadap bagian -bagian yang diaudit

tersebut, 2. audit menyeluruh (horizontal), yang melakukan

audit terhadap keseluruhan dari fungsi pemasaran perusahaan.

Dalam penentuan tipe audit yang digunakan tergantung dari

perusahaan itu sendiri akan seberapa penting audit pemasaran

dibutuhkan oleh perusahaan dan seberapa besar pula dana yang

sanggup dikeluarkan perusahaan tersebut untuk melakukan audit

pemasaran, karena untuk melakukan audit menyeluruh diperlukan

dana yang cukup besar. Audit pemasaran tidak hanya memberikan

manfaat yang besar bagi perusahaan yang sedang dirundung

persoalan. Dalam situasi dan kondisi perusahaan yang berjalan

normal, berbagai industri yang dapat melaksanakan audit

pemasaran dan menindaklanjuti hasilnya dengan baik sehingga

mampu untuk memperkecil kesenjangan negatif antara lingkungan

bisnis dengan strategi, taktik dan kapasitas internal

perusahaan akan memiliki tingkat return of investment (ROI)

yang jauh lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

memperhatikan audit pemasaran sebagaimana mestinya.

Arti penting pelaksanaan audit pemasaran bagi suatu

perusahaan akan semakin dirasakan oleh suatu perusahaan ketika

mereka memahami sejumlah manfaat yang akan dipetik dengan

melaksanakannya dengan baik. Karena dengan melaksanakan audit

pemasaran dengan baik dan benar maka akan memberikan banyak

sekali manfaat, seperti :

memberikan suatu evaluasi yang independen dan tidak bias

terhadap program-program pemasaran, termasuk strategi,

penawaran, dan kreatifitas suatu perusahaan.

dapat mengidentifikasi area-area yang dibutuhkan dalam

menigkatkan dan menghasilkan saran-saran dan ide-ide yang

spesifik serta bagaimana memperbaikinya.

identifikasi tersebut termasuk beberapa cara (several

ways) untuk memperbaiki respons pemasaran.

memberikan sebuah perusahaan ide-ide baru yang segar,

teknik-teknik dan new direction pada masa mendatang.

membantu perusahaan secara periodik dalam menganalisis

upaya pemasaran, mengcreate serta merevisi pendekatan

pemasaran untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Dengan demikian, audit pemasaran adalah merupakan aktivitas

vital yang sangat menentukan kesuksesan suatu perusahaan.

Karena, didalam iklim bisnis pasar yang semakin kompetitif dan

penuh turbulence harus disadari bahwa keberhasilan dimasa

depan akan sangat ditentukan oleh kesuksesan pelaksanaan audit

pemasaran. Oleh karena itu dalam makalah ini, kami mengambil

contoh mengenai kasus, misalnya O’Brien Candy Company –

perusahaan kembang gula di Amerika Tengah yang suatu ketika,

perusahaan tersebut pernah menghadapi persoalan berat berupa

penurunan tingkat penjualan dan keuntungan.

Kompleksitas permasalahan yang harus dihadapi dunia

bisnis di dalam mengelola perusahaan merupakan sebuah

keniscayaan. Kerap, kompleksitas permasalahan tersebut

menggiring top management terperosok pada lubang jebakan

dengan melihat permasalahan dengan menggunakan ’kaca mata

kuda’. Tidak jarang persoalan yang timbul hanya ditangkap dari

satu sudut pandang. Padahal ’penyakit’ yang berhasil dideteksi

tersebut hanyalah symptom, bukan akar permasalahan yang

sesungguhnya. Konsekuensinya adalah effort yang dikeluarkan

untuk ’menyembuhkan penyakit’ perusahaan menjadi sia-sia

belaka, jauh dari sebuah upaya yang efektif.

Audit pemasaran yang merupakan kegiatan pemeriksaan

terhadap segenap program pemasaran pada suatu perusahaan atau

unit bisnis secara komprehensif, sistematis, independen, dan

berkala terbukti ampuh untuk menepis fenomena tersebut dengan

memberikan pendekatan yang terstruktur terhadap pengumpulan

dan analisis data/informasi pada lingkungan bisnis yang

kompleks dan selanjutnya dapat ditindak lanjuti dengan

melakukan langkah-langkah korektif sehingga efektivitas

program-program pemasaran dapat tercapai.

Kasus O’Brien Candy Company –perusahaan kembang gula di

Amerika Tengah dapat memberikan gambaran betapa pentingnya

pelaksanaan audit pemasaran. Suatu ketika, perusahaan tersebut

pernah menghadapi persoalan berat berupa penurunan tingkat

penjualan dan keuntungan.

Top management berpendapat bahwa penyebabnya terletak

pada tenaga penjual yang dianggap tidak bekerja keras dan

kurang terampil. Untuk itu, mereka memperkenalkan suatu sistem

perangsang konpensasi baru dan mempekerjakan pelatih tenaga

penjualan untuk mendidik para pegawai penjualan dalam bidang

perniagaan dan teknik-teknik penjualan moderen.

Akan tetapi, sebelum melakukan hal tersebut, mereka

memutuskan untuk mempekerjakan konsultan pemasaran untuk

melakukan audit pemasaran dengan menghasilkan kesimpulan tegas

tentang permasalahan perusahaan O’Brien yang tidak akan

terpecahkan dengan cara-cara peningkatan kemampuan tenaga

penjualan; karena permasalahan yang sesungguhnya dihadapi

perusahaan bersifat lebih mendasar. Antara lain (a) Tujuan-

tujuan pemasaran perusahaan tidak jelas dan tidak realistis,

(b) Strategi perusahaan tidak memperhitungkan perubahan pola

penyaluran atau menyelenggarakan perubahan pasar yang cepat,

(c) Perusahaan lebih dijalankan oleh organisasi penjualan

daripada oleh organisasi pemasaran, (d) Jajaran produk

perusahaan berada dalam keseimbangan yang mengkhawatirkan. Dua

macam produk yang menonjol menanggung 75% dari seluruh

penjualan dan tidak memiliki potensi untuk berkembang, (e)

Serangkaian variabel pemasaran (marketing mix) perusahaan

tidak seimbang dan terlalu banyak menghabiskan dana untuk

tenaga penjualan tapi tidak cukup untuk bagian pengiklanan,

(f) Perusahaan tidak memiliki prosedur pengembangan produk

baru secara berhasil, (g) Usaha penjualan tidak terarah pada

perhitungan yang menguntungkan.

Ternyata persoalan yang ditangkap top management O’Brien bahwa

tenaga penjual yang dianggap kurang kerja keras tidak lebih

dari sekedar symptom. Akar permasalahan perusahaan baru dapat

ditangkap secara utuh setelah melaksanakan audit pemasaran.

Kasus O’Brien secara gamblang menunjukkan betapa pentingnya

audit pemasaran untuk mengetahui permasalahan pemasaran yang

sesungguhnya dihadapi perusahaan. Tanpa melakukan audit

pemasaran maka persoalan perusahaaan O’Brien tak kunjung

terpecahkan karena upaya manajemen untuk membasmi ‘penyakit’

dilakukan dengan ‘obat’ yang tidak tepat.

Audit pemasaran tidak hanya memberikan manfaat yang besar

bagi perusahaan yang sedang dirundung persoalan. Dalam situasi

normal, berbagai industri dapat melaksananakan audit pemasaran

dan menindaklanjutinya dengan baik. Dampaknya adalah

perusahaan mampu memperkecil kesenjangan negatif antara

lingkungan bisnis dengan strategi, taktik, dan kapasitas

internal perusahaan sehingga memiliki tingkat return on

investment (ROI) yang jauh lebih baik dibandingkan dengan

perusahaan yang tidak memperhatikan audit pemasaran

sebagaimana mestinya.

Ini dapat dilihat dari penelitian yang menunjukkan bahwa

perusahaan dengan kesenjangan negatif besar mempunyai ROI

lebih kurang setengah dari perusahaan dengan kesenjangan

negatif kecil. Tidak mengherankan bila sejumlah perusahaan

terkemuka di manca negara telah memahami arti penting dan

mengimplementasikan audit pemasaran sehingga kontrol strategi

perusahaan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan

perencanaan pemasaran yang telah ditetapkan. Di samping itu,

program pemasaran dapat berjalan secara lebih efektif yang

pada gilirannya kinerja pemasaran dapat terus ditingkatkan.

Dengan ungkapan lain dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

audit pemasaran akan memastikan strategic control mechanism

perusahaan dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga

memudahkan pencapaian tujuan, siasat, dan sistem pemasaran

yang disesuaikan secara optimal dengan lingkungan pemasaran;

sekarang maupun masa mendatang; sebagai strategic control dan

sekaligus merupakan alat penilai keberhasilan pemasaran

(marketing effectiveness rating instrument) yang akan

menggambarkan keberhasilan pemasaran secara menyeluruh.

Pengertian Audit Pemasaran adalah pengumpulan serta

pengevaluasian bukti-bukti atas informasi untuk menentukan dan

melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan

Kriteriakriteria yang telah ditetapkan (Alvin A.Arens et al.,

2003). Sebelum mengetahui pengertian Audit Pemasaran, terlebih

dahulu penulis jelaskan pengertian dari Audit. Pada dasarnya,

Audit merupakan suatu alat perusahaan agar dapat mengerti

bagaimana perusahaan berhubungan dengan lingkungan tempat

perusahaan beroperasi. Audit merupakan alat perusahaan untuk

mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya sebagaimana mereka

berhubungan dengan peluang dan ancaman (Amin Widjaja Tunggal,

2003).

Menurut Amin Widjaja Tunggal (2003) Audit Pemasaran

merupakan sejumlah cara titik mulai yang benar untuk proses

perencanaan pemasaran strategist, karena melalui audit,

strategist sampai pada suatu tolak ukur baik dari peluang dan

ancaman lingkungan ataupun kemampuan pemasaran organisasi.

Tujuan dan Manfaat Audit Pemasaran Menurut (IBK

Bayangkara, 2008), tujuan utama dari audit pemasaran adalah

untuk mengidentifikasi ancaman-ancaman pemasaran yang dihadapi

perusahaan dan merencanakan perbaikan yang diperlukan untuk

mengeleminasi ancaman tersebut. Sedangkan manfaat yang

diperoleh dari audit ini, hasil audit dapat memberikan

gambaran yang objektif tentang kinerja pemasaran perusahaan

dan berbagai kekurangan yang terjadi dalam pengelolaan upaya

pemasaran yang masih memerlukan perbaikan. Rekomendasi yang

diberikan auditor dapat menjadi alternatif solusi atas

kekurangan yang terjadi sehingga perbaikan-perbaikan yang

diperlukan segera dapat dilakukan.

Ada dua tipe audit pemasaran, pertama audit fungsional

(vertikal) merupakan audit yang dilakukan terhadap beberapa

aktivitas dari departemen pemasaran seperti periklanan atau

penjualan dan membuat analisis terhadap bagian-bagian yang

diaudit tersebut. Kedua adalah audit menyeluruh (horizontal)

yang melakukan audit terhadap keseluruhan dari fungsi

pemasaran perusahaan.

Dalam pelaksanaannya, audit pemasaran kebanyakan

merupakan campuran dari kedua tipe audit di atas. Pertama-tama

manajemen menginginkan analisis menyeluruh terhadap fungsi

pemasarannya untuk mengetahui adanya indikasi berbagai

permasalahan dan kemudian memilih salah satu (beberapa)

permasalahan untuk diuji secara lebih rinci. Biaya dari audit

menyeluruh yang cukup besar sering menjadi kendala pelaksanaan

audit ini.

Bentuk Audit Pemasaran, Menurut (Amin Widjaja Tunggal,

2003) :

1. Audit eksternal berhubungan dengan variabel yang tidak

dapat dikendalikan, dimulai dengan suatu pengujian

informasi atas ekonomi umum dan kemudian berpindah pada

pandangan atas kesehatan dan pertumbuhan dari pasar yang

dilayani oleh perusahaan.

2. Audit internal berkaitan dengan variabel yang dapat

dikendalikan yang bertujuan untuk menilai sumber daya

organisasi bagaimana mereka berhubungan dengan lingkungan

dan berhadapan dengan sumber daya dari pesaing.

Ruang Lingkup Audit Pemasaran Menurut (IBK

Bayangkara, 2008), Audit pemasaran dapat mencakup enam

wilayah utama dalam pemasaran sebagai berikut :

Audit Lingkungan Pemasaran

Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian

terhadap pelanggan, pesaing, dan berbagai faktor lain

yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan. Audit ini

meliputi aspek lingkungan makro seperti ekonomi,

teknologi, sosial, dan politik.

Audit Strategi Pemasaran

Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan

telah menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya,

sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi

bahwa tujuan dan strategi perusahaan tidak secara jelas

dinyatakan dan kemudian Auditor harus menentukan

pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasiannya.

Audit Organisasi Pemasaran

Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam

mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan

kemampuan tim pemasaran untuk secara efektif berinteraksi

dengan bagian-bagian lain seperti litbang, keuangan,

pembelian, dan sebagainya.

Audit Sistem Pemasaran

Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan

untuk memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian

operasi pemasaran. Hal ini berhubungan dengan penilaian

apakah perusahaan telah memiliki metode yang memadai atau

tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin di

bidang pemasaran.

Audit Produktivitas Pemasaran

Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas

produk, kelompok pelanggan, atau unit analisis yang lain

di dalam pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah salah

satu metode untuk menganalisis profitabilitas dan

produktivitas pemasaran.

Audit Fungsi Pemasaran

Audit ini merupakan audit vertikal atau analisis secara

mendalam terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti

produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan,

promosi, dan lain-lain.

Tahapan-tahapan Audit Pemasaran, Pada dasarnya

pelaksanaan audit pemasaran bisa mengikuti tahapan audit

secara umum, yaitu:

1. Audit pendahuluan

2. Review dan pengujian atas pengendalian manajemen

perusahaan

3. Audit lanjutan

4. Pelaporan

Audit Lingkungan Pemasaran, Lingkungan pemasaran

(marketing environment) terdiri atas para pelaku dan kekuatan-

kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi kemampuan

pemasaran perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan

transaksi yang berhasil dengan konsumen sasarannya. Untuk

mampu bertahan dan berhasil dalam kondisi persaingan yang

sangat ketat ini, perusahaan harus menyesuaikan bauran

pemasarannya untuk mengikuti tren dan perkembangan di dalam

lingkungan ini. Lingkungan pemasaran terdiri atas dua kelompok

besar yaitu:

1) Lingkungan mikro, terdiri atas kekuatan-kekuatan di

sekitar perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya

dalam melayani pelanggannya. Berikut adalah para

pelaku utama dalam lingkungan mikro, yaitu

perusahaan, pemasok, perantara pemasaran, pelanggan,

bisnis/komersial, dan terdapat pesaing utama yaitu

konstruksi BUMN. Perusahaan mengidentifikasi

kebutuhan pelanggan dengan melakukan analisa pasar

dan telah menetapkan saluran distribusi yang tepat

untuk menyalurkan produk/jasa kepada pelanggan,

sehingga memiliki tingkat efisiensi dan potensi

pertumbuhan yang baik dalam masing-masing saluran

distribusi.

2) Lingkungan makro, merupakan kekuatan-kekuatan

kemasyarakatan yang lebih luas yang mempengaruhi

segenap ligkungan mikro perusahaan dan keputusan-

keputusan strategis pemasaran. Lingkungan ini

meliputi lingkungan alam, demografi, ekonomi,

teknologi, politik, dan budaya.

Dalam lingkungan makro, perkembangan dan kecenderungan

demografis utama tidak memberikan peluang ataupun ancaman bagi

perusahaan karena perusahaan dapat memanfaatkan kecenderungan

tersebut dengan adanya kantor cabang dan perwakilan untuk

kemajuan perusahaan. Untuk menanggapi perkembangan dan

kecenderungan tersebut, perusahaan menambah atau memperluas

wilayah. Perusahaan memiliki ketersediaan sumber daya alam

serta energi yang cukup baik, dan dapat mengantisipasi

perkembangan utama dalam pendapatan, harga, penghematan,

kredit yang dapat mempengaruhi perusahaan dengan meningkatkan

kinerja sumber daya keuangan.

Perusahaan mendapat tanggapan baik dari masyarakat

mengenai bisnis dan produk/jasa yang ditawarkan perusahaan,

disamping itu perusahaan melakukan peningkatan kinerja

Direktorat Teknik & Pengembangan dalam upaya meningkatkan

upaya pemasaran terhadap gaya hidup dan nilai-nilai pelanggan.

Audit Strategi Pemasaran, Dalam strategi pemasaran

terdapat tujuan dan sasaran pemasaran perusahaan yang telah

dinyatakan dengan jelas untuk dapat membimbing perencanaan

pemasaran dan pengukuran kinerja juga terdapat misi bisnis

perusahaan yang telah dinyatakan dengan jelas dan berorientasi

pasar, tujuan pemasaran yang tepat dan mempertimbangkan sumber

daya, posisi persaingan dan peluang.

Manajemen strategi didefinisikan sebagai sekumpulan

keputusan dan tindakan yang menghasilkan formulasi dan

implementasi berbagai rencana yang dirancang untuk mencapai

sasaran-sasaran perusahaan. Manajemen memiliki tanggung jawab

untuk merencanakan, mengarahkan, mengorganisasikan, dan

mengendalikan keputusan dan tindakan-tindakan perusahaan yang

berkaitan dengan strategi yang dipilih. Strategi adalah

rencana yang berskala besar dan berorientasi ke masa depan

untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan dalam mencapai

sasaran-sasaran perusahaan.

Audit Sistem Pemasaran, Dalam sistem pemasaran

perusahaan, sistem intelijen pemasaran menghasilkan informasi

yang akurat, tepat waktu dan memadai mengenai perkembangan

pasar yang berkaitan dengan pelanggan, calon pelanggan,

pesaing dan masyarakat.

Perusahaan, departemen, atau divisi memanfaatkan riset

pemasaran untuk perencanaan sebagaimana halnya pemecahan

masalah, seperti pengambilan keputusan pemasaran didasarkan

pada hasil riset pemasaran yang memadai. Perusahaan juga

memberikan cukup dorongan pada riset pemasaran. Perusahaan

memiliki prosedur pengendalian untuk memastikan bahwa rencana

tahunan tercapai yaitu yang tercatat pada Annual Bussiness

Plan dan Management Review dan perusahaan terorganisasi dengan

baik untuk mengumpulkan, menghasilkan, dan menyaring ide-ide

tentang produk baru melalui Rapat Triwulan dan Review Proyek.

Sistem informasi perusahaan adalah orang, peralatan, dan

prosedur untuk mengumpulkan, memilah, menganalisis,

mengevaluasi, dan mendistribusikan informasi yang dibutuhkan

pengambil keputusan pemasaran secara akurat dan tepat waktu.

Sistem informasi pemasaran dirancang untuk menghubungkan

kebutuhan manajemen terhadap informasi berbagai aktivitas

pemasaran yang telah dilakukan dan memenuhi kebutuhan

informasi tersebut dalam menjalankan fungsi manajerialnya.

Suatu informasi pemasaran yang bermanfaat memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. Relevan, informasi ini dapat mempengaruhi keputusan

manajemen (memiliki dmpak yang berbeda pada pengambilan

keputusan bisnis)

2. Cukup, informasi ini tersedia dalam jumlah yang cukup

dan teruji keakuratannya.

3. Kompeten, diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya

dan dari proses pengolahan (analisis) data yang tepat.

4. Efisien, informasi harus diperoleh secara efisien.

Pertimbangan biaya dan manfaat harus dijadikan dasar

untuk menilai suatu informasi.

Audit Organisasi Pemasaran, Pemasaran pada dasarnya

adalah keseluruhan dari perusahaan karena pemenuhan kepuasan

pelanggan adalah tanggung jawab keseluruhan bagian atau fungsi

yang terdapat di perusahaan. Secara ideal tanggung jawab

peningkatan nilai pelanggan yang menjadi pemicu kepuasan

pelanggan adalah tanggung jawab semua bagian atau fungsi yang

ada di dalam perusahaan. Konsep pemasaran tidak terbatas pada

penjualan danpromosi saja, pemasaran memegang fungsi yang

sangat kompleks dan menyangkut secara keseluruhan kepentingan

perusahaan. Pemasaran harus secara intensif menjalin kerja

sama dengan berbagai bagian dan fungsi, membentuk suatu

sinergi dalam meningkatkan nilai pelanggan.

Oleh karena itu, kesuksesan kinerja pemasaran perusahaan

bukan sesuatu yang berdiri sendiri, tetapi lebih pada kerja

sama antarfungsi dan bagian yang membentuk suatu rangkaian

rantai nilai dalam pecapaian tujuan perusahaan. Dalam

organisasi pemasaran, wakil direktur bidang pemasaran memiliki

wewenang dan tanggung jawab yang memadai dalam merencanakan,

mengelola dan mengendalikan upaya pemasaran perusahaan dan

otoritas final decision terdapat di wakil direktur. Di dalam

perusahaan terdapat komunikasi dan hubungan kerja yang baik

antara pemasaran dan tenaga penjualan.

Organisasi pemasaran harus mampu memandu berbagai

aktivitas pemasaran dalam rangka memenuhi kepuasan

pelanggannya. Direktur pemasaran harus memiliki wewenang dan

tanggung jawab yang memadai dalam mengelola berbagai aktivitas

peningkatan kepuasan pelanggan tersebut. Disamping itu, untuk

menjadikan berbagai program pemasaran berjalan secara efektif

dan efisien, organisasi pemasaran juga harus optimal mampu

mengoordinasikan keempat dimensi aktivitas pemasaran yaitu (i)

fungsional, (ii) geografis, (iii) produk, dan (iv) pelanggan.

Organisasi pemasaran harus mampu menjadi prasarana yang andal

dalam menata upaya pemasaran, menetukan tugas, tanggung jawab,

dan wewenang dengan tepat dalam pencapaian tujuan pemasaran

perusahaan.

Audit Fungsi Pemasaran, Audit fungsi pemasaran merupakan

pengujian yang sistematis dan terdokumentasi terhadap

bagaimana perusahaan menentukan bauran pemasarannya dan apakah

bauran pemasaran tersebut secara efektif dan mencapai tujuan

pemasaran dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Fungsi

pemasaran melibatkan kebijakan penting dalam bauran pemasaran

untuk mencapai tujuan pemasaran. Kebijakan tersebut meliputi:

(1) kebijakan produk,

(2) kebijakan harga,

(3) kebijakan promosi, dan

(4) kebijakan saluran distribusi.

KASUS WAL-MART

Wal-mart adalah pengecer produk-produk kebutuhan sehari-

hari yang terbesar, paling menguntungkan dan paling dipuji di

Amerika Serikat. Didirikan 30 tahun yang lalu., Wal-Mart telah

mencetak penjualan sebesar $55 miliar pada tahun 1993 dengan

pendapatan bersih sebesar $2 miliar dengan 28,5 persen

pengembalian pada ekuitas pemegang saham. Salama dekade

lampau, perusahaan itu terus menduduki posisi sebagai salah

satu dari perusahaan-perusahaan terbaik.

Pada akhir April 1993, perusahaan itu mengoperasikan

1.880 toko Wal-Mart dan 256 Sam”s Club. Sam”s dengan penjualan

tahunan lebih dari $12 miliar setahun, menargetkan perusahaan-

perusahaan kecil dan rumah tangga beresiko rendahm. Sum”s

beroperasi dengan marjin kotor sebesar 9 sampai 10 persen dan

persediaan hanya sekitar 3.500 produk (bandingkan dengan rata-

rata lebih dari 50.000 produk untuk toko Wal-Mart). Manajemen

memiliki rencana agresif untuk toko WaL-Mart dan 65 Sam”s

Club.

Sebab utama dari keberhasilan Wal-mart adalah

kemampuannya untuk mengendalikan biaya. Pada tahun 1993

perusahaan itu mampu menurunkan biaya operasi, penjualan, dan

administrasiumum mencapai 15 persen dari penjualan bila

dibandingkan 15,8 persen pada tiga tahun yang lalu. Ini cukup

jauh dibawah pesaing terdekatnya, Kmart dan menjelaskan

sebagian dari catatan kemampulabaan yang prima perusahaan itu.


Recommended