+ All Categories
Home > Documents > Tb paru dan anak

Tb paru dan anak

Date post: 28-Mar-2023
Category:
Upload: malahayati
View: 0 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
32
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Ini biasanya mempengaruhi paru-paru (TB pulmoner) tetapi dapat juga mempengaruhi organ selain paru-paru (TB extrapulmoner). Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit infeksi terbanyak di dunia. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar 1,9 miliar manusia (sepertiga penduduk dunia) telah terinfeksi kuman TB. Menurut WHO, pada tahun 2009 Indonesia menempati peringkat keempat dunia jumlah penderita tuberkulosis, setelah India, Cina, dan Afrika Selatan. Berdasarkan pada Pedoman Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru, maka diagnosis tuberkulosis paru ditegakkan berdasarkan gejala/pemeriksaan klinis, radiologis, dan laboratorium. Dalam menegakkan 1
Transcript

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang

disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Ini

biasanya mempengaruhi paru-paru (TB pulmoner) tetapi

dapat juga mempengaruhi organ selain paru-paru (TB

extrapulmoner). Tuberkulosis (TB) merupakan salah

satu penyakit infeksi terbanyak di dunia. World

Health Organization (WHO) menyatakan bahwa sekitar

1,9 miliar manusia (sepertiga penduduk dunia) telah

terinfeksi kuman TB. Menurut WHO, pada tahun 2009

Indonesia menempati peringkat keempat dunia jumlah

penderita tuberkulosis, setelah India, Cina, dan

Afrika Selatan.

Berdasarkan pada Pedoman Penatalaksanaan

Tuberkulosis Paru, maka diagnosis tuberkulosis paru

ditegakkan berdasarkan gejala/pemeriksaan klinis,

radiologis, dan laboratorium. Dalam menegakkan

1

diagnosis tuberkulosis paru, gambaran radiologis

tidak selalu khas dan sangat bervariasi, tetapi foto

toraks merupakan pemeriksaan penunjang pertama yang

membantu untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis

paru, memonitor respons pengobatan, dan membantu

dalam menghambat penyebaran infeksi. Selain itu,

foto toraks merupakan cara yang praktis, cepat, dan

mudah untuk menemukan lesi tuberkulosis. Foto toraks

juga dapat memberikan gambaran radiologis

tuberkulosis paru pada tuberkulosis paru basil tahan

asam (BTA) positif ataupun BTA negatif, sehingga

foto toraks dapat menyokong klinisi dalam menegakkan

diagnosis tuberkulosis paru.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Paru-Paru

Paru-paru berfungsi utama untuk pertukaran gas

antara udara atmosfer dan darah. Dalam menjalankan

fungsinya, paru-paru ibarat sebuah pompa mekanik

2

yang berfungsi ganda, yakni menghisap udara atmosfer

ke dalam paru (inspirasi) dan mengeluarkan udara

alveolus dari dalam tubuh (ekspirasi). Untuk

melakukan fungsi ventilasi, paru-paru mempunyai

beberapa komponen penting, antara lain :

a. Dinding dada yang terdiri dari tulang, otot, saraf

perifer.

b. Parenkim paru yang terdiri dari saluran napas,

alveoli, dan pembuluh darah.

c. Dua lapisan pleura, yakni pleura viseralis yang

membungkus erat jaringan parenkim paru, dan pleura

parietalis yang menempel erat ke dinding toraks

bagian dalam. Di antara kedua lapisan pleura

terdapat rongga tipis yang normalnya tidak berisi

apapun.

d. Beberapa reseptor yang berada di pembuluh darah

arteri utama.

Tiap paru, melekat pada jantung dan trachea

melalui radix pulmonalis dan ligamentum pulmonale.

Setiap paru-paru memiliki :

3

a. Apeks : tumpul, menonjol ke atas ke dalam leher

sekitar 2,5cm di atas clavicula

b. Permukaan costo-vertebral : menempel pada bagian

dalam dinding dada

c. Permukaan mediastinal : menempel pada pericardium

dan jantung

d. Basis pulmonis : terletak pada diafragma

2.1.1 Pulmo Dexter/Paru Kanan

Pulmo dexter sedikit lebih besar dari pulmo

sinister dan dibagi oleh fissura obliqua dan fissura

horizontalis pulmonis dexter menjadi tiga lobus :

lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior.

Fissura oblique berjalan dari pinggir inferior ke

atas dan ke belakang menyilang permukaan medial dan

costalis sampai memotong pinggir posterior sekitar

6,25 cm di bawah apex pulmonis. Fissura horizontalis

berjalan horizontal menyilang permukaan costalis

setinggi cartilage costalis IV dan bertemu dengan

fissure obliqua pada linea axillaris media. Pulmo

dexter mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima buah

4

segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada

lobus medial, dan tiga buah segmen pada lobus

inferior. Tiap-tiap segmen ini terbagi lagi menjadi

belahan-belahan yang bernama lobules.

Diantara lobules satu dengan yang lainnya dibatasi

oleh jaringan ikat yang berisi pembuluh darah, getah

bening, dan saraf. Dalam tiap lobules terdapat

sebuah bronkeolus. Di dalam lobules, bronkeolus ini

bercabang-cabang yang disebut duktus alveolus. Tiap

duktus alveolus berakhir pada alveolus yang

diameternya antara 0,2-0,3mm.

Segmen pulmo dexter :

a. Lobus superior :

Segmen apicale

Segmen posterior

Segmen anterior

b. Lobus medius :

Segmen lateral

Segmen medial

c. Lobus inferior :

5

Segmen apicobasal

Segmen mediobasal

Segmen anterobasal

Segmen laterobasal

Segmen posterobasal

Hilus pulmonalis dexter terdiri dari :

a. A. pulmonalis dextra

b. Bronchus principales dextra : bronchus lobaris

superior, medius dan inferior

c. Vv. Pulmonalis dextra

d. Nodule lymphideus

2.1.2 Pulmo Sinister/Paru Kiri

Pulmo sinister dibagi oleh fissure oblique dengan

cara yang sama menjadi dua lobus : lobus superior

dan lobus inferior. Pada pulmo sinister tidak ada

fissure horizontalis.

Segmen pulmo sinister :

a. Lobus superior :

Segmen apicoposterior

Segmen anterior

6

Segmen lingual superior

Segmen lingual inferior

b. Lobus inferior :

Segmen apicobasal

Segmen antero medial basal

Segmen laterobasal

Segmen posterobasal

Hilus pulmo sinister :

a. A. pulmonalis sinistra

b. Bronchus principales sinistra

c. Vv. Pumonalis sinistra

d. Noduli lymphoideus

7

Gambar 2.1 Pulmo sinistra

Gambar 2.2 Pulmo dextra

8

Gambar 2.3 Segmen paru dextra dan sinistra

2.2 Gambaran Radiologi Paru Normal

Batas-batas paru secara radiologis :

Apex : puncak paru (di atas costae) sampai

clavicula

Lapang atas : clavicula sampai costae II depan

Lapang tengah : costae II sampai costae IV

Lapang bawah : costae IV sampai diaphragm

9

Gambar 2.4 Gambaran radiologi thorax normal

2.3 Tuberkulosis Paru

Gambar 2.4 Gambaran Radiologi Thorax Normal

2.4 Tuberkulosis Paru

2.4.1 Definisi

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis).

Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat

juga mengenai organ tubuh lainnya.

2.4.2 Patofisiologi

10

A. Tuberkulosis Primer (tuberkulosis anak)

Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran

napas akan bersarang di jaringan paru, dimana ia

akan membentuk suatu sarang pneumonik, yang disebut

sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini

mugkin timbul di bagian mana saja dalam paru,

berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer

akan kelihatan peradangan saluran getah bening

menuju hilus (limfangitis lokal). Peradangan

tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah

bening di hilus (limfadenitis regional). Afek primer

bersama-sama dengan limfangitis regional dikenal

sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan

mengalami salah satu nasib sebagai berikut :

1. Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali

(restitution ad integrum)

2. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara

lain sarang Ghon, garis fibrotik, sarang

perkapuran di hilus)

3. Menyebar dengan cara :

11

a. Perkontinuitatum, menyebar kesekitarnya Salah satu

contoh adalah epituberkulosis, yaitu suatu

kejadian dimana terdapat penekanan bronkus,

biasanya bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus

yang membesar sehingga menimbulkan obstruksi pada

saluran napas bersangkutan, dengan akibat

atelektasis. Kuman tuberkulosis akan menjalar

sepanjang bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang

atelektasis dan menimbulkan peradangan pada lobus

yang atelektasis tersebut, yang dikenal sebagai

epituberkulosis.

b. Penyebaran secara bronkogen, baik di paru

bersangkutan maupun ke paru sebelahnya.

c. Penyebaran secara hematogen dan limfogen. Kejadian

penyebaran ini sangat bersangkutan dengan daya

tahan tubuh, jumlah dan virulensi basil. Sarang

yang ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan

tetapi bila tidak terdapat imuniti yang adekuat,

penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup

gawat seperti tuberkulosis milier, meningitis

12

tuberkulosa, typhobacillosis Landouzy. Penyebaran ini

juga dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat

tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak

ginjal, genitalia dan sebagainya.

B. Tuberkulosis Post-primer (tuberkulosis dewasa)

Dari tuberkulosis primer ini akan muncul

bertahun-tahun kemudian tuberkulosis post-primer,

biasanya pada usia 15-40 tahun. Tuberkulosis post

primer mempunyai nama yang bermacam macam yaitu

tuberkulosis bentuk dewasa, localized tuberculosis,

tuberkulosis menahun, dan sebagainya. Bentuk

tuberkulosis inilah yang terutama menjadi problem

kesehatan rakyat, karena dapat menjadi sumber

penularan. Tuberkulosis post-primer dimulai dengan

sarang dini, yang umumnya terletak di segmen

apikal dari lobus superior maupun lobus inferior.

Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang

pneumonik kecil. Nasib sarang pneumonik ini akan

mengikuti salah satu jalan sebagai berikut :

13

1. Diresopsi kembali, dan sembuh kembali dengan tidak

meninggalkan cacat

2. Sarang tadi mula mula meluas, tapi segera terjadi

proses penyembuhan dengan penyebukan jaringan

fibrosis. Selanjutnya akan membungkus diri menjadi

lebih keras, terjadi perkapuran, dan akan sembuh

dalam bentuk perkapuran. Sebaliknya dapat juga

sarang tersebut menjadi aktif kembali, membentuk

jaringan keju dan menimbulkan kaviti bila jaringan

keju dibatukkan keluar.

3. Sarang pneumonik meluas, membentuk jaringan keju

(jaringan kaseosa). Kaviti akan muncul dengan

dibatukkannya jaringan keju keluar. Kaviti awalnya

berdinding tipis, kemudian dindingnya akan menjadi

tebal (kaviti sklerotik). Nasib kaviti ini :

Mungkin meluas kembali dan menimbulkan sarang

pneumonik baru. Sarang pneumonik ini akan

mengikuti pola perjalanan seperti yang disebutkan

diatas

14

Dapat pula memadat dan membungkus diri

(encapsulated), dan disebut tuberkuloma.

Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh, tapi

mungkin pula aktif kembali, mencair lagi dan

menjadi kaviti lagi

Kaviti bisa pula menjadi bersih dan menyembuh yang

disebut open healed cavity, atau kaviti menyembuh

dengan membungkus diri, akhirnya mengecil.

Kemungkinan berakhir sebagai kaviti yang

terbungkus, dan menciut sehingga kelihatan seperti

bintang (stellate shaped).

2.4.3 Klasifikasi

Klasifikasi TB sekunder menurut American

Tuberculosis Association (ATA):

1. TB minimal : luas sarang-sarang yang terlihat

tidak melebihi daerah yang dibatasi oleh garis

median, apeks dan iga 2 depan ; sarang-sarang

soliter dapat berada dimana saja, tidak harus

15

berada di daerah tersebut diatas. Tidak ditemukan

kavitas(lubang).

2. TB lanjut sedang : luas sarang yang bersifat

bercak tidak melebihi luas satu paru. Bila ada

lubang tidak melebihi 4 cm. Kalau sifat bayangan

sarang-sarang tersebut berupa awan-awan yang

menjelma menjadi daerah konsolidasi yang homogen,

luasnya tidak boleh melebihi luas satu lobus.

3. TB sangat lanjut : Luas daerah yang dihinggapi

sarang-sarang lebih dari pada klasifikasi kedua

diatas. Atau bila ada lubang, diameter keseluruhan

semua lubang melebihi 4 cm.

Perbedaan tuberkulosis primer (TB anak) dengan

tuberkulosis sekunder (TB dewasa/re-infeksi)

antara lain, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TB primer (TB

anak)

TB sekunder (TB

dewasa)

Lokasi Dapat di semua

bagian paru

Apeks dan infra

klavikuler

Kelenjar limfe Membesar Tidak

16

regional

Penyembuhan Perkapuran Fibrosis

Penyebaran

Hematogen

Sering Jarang

2.4.4 Gambaran Radiologi Tuberkulosis Paru

Gambaran radiologi TB primer 

Gambaran kelainan radiologi tuberculosis

tergantung dari focus primernya, yaitu bisa

terletak di mana saja dalam paru seperti lapang

bawah, tengah dan atas paru. Biasanya kelainan

letaknya di perifer (subpleural) atau sekitar

hilus. Namun sarang dalam parenkim paru sering

disertai oleh pembesaran kelenjar limfe regional

(kompleks primer) yaitu limphangitis atau

limfadenitis parahiler/ paratracheal.

Kelainan gambaran radiologi Tb primer dapat

berupa:

1. Gambaran sarang dalam parenkim paru.

17

2. Komplikasi berupa pleuritis dan atelektasis.

Gambar 2.5 Lymphadenopathy pada tuberkulosis primer, hilus

kiri tampak melebar, dan tampak massa di paratracheal kanan

18

Gambar 2.7 Gambaran pembesaran hilus kanan pada TB primer

Gambar 2.8 TB paru primer dengan efusi pleura

Gambaran radiologis TB sekunder 

Sarang-sarang yang biasanya berkedudukan di

lapangan atas dan segmen apical lobi bawah. Kadang-

19

kadang dapat terlihat di lapangan bawah, biasanya

disertai dengan pleuritis.

Cara pembagian kelainan melalui foto Ro :

1. Sarang-sarang berbentuk awan atau bercak-bercak

dengan densitas rendah atau sedang dengan batas

tidak tegas. Sarang-sarang ini biasanya

menunjukkan proses aktif.

2. Lubang (kavitas), selalu berarti proses aktif

kecuali bila lubang sudah sangat kecil, yang

dinamakan lubang sisa (residual cavity).

3. Sarang seperti garis-garis (fibrotik) atau

bintik-bintik kapur (kalsifikasi) yang biasanya

menunjukkan proses telah tenang.

20

Gambar 2.9 Gambarankavitas pada TB paru

Cara lain

pembagian

kelainan

melalui foto

Ro :

1. Tb baru/aktif

: perbecakan

lunak, batas tak tegas (samar-samar).

2. Tb lama aktif : perbecakan lunak + kaverne

3. Tb lama : garis keras + noda keras; kaverne,

batas tegas

4. Milier : snow

strom appearance

(seperti jarum

(difus)

kecuali

sekitar hilus)

21

22

Gambar 10. Gambaran snow strom appearance pada TB milier

Klasifikasi Lesi Tuberkulosis Post Primer

1. Lesi minimal

23

Lesi terbatas sampai costae II depan ke atas

atau processus vertebrae thoracal IV atau

corpus vertebrae thoracal V.

Tidak ada cavitas

Pada sebagian kecil dari salah satu atau

kedua jaringan paru

2. Lesi lanjut sedang

Lesi pada satu atau kedua paru

Lesi tidak melebihi satu lobus atau salah

satu hemithoraks bila densitas tidak merata

Boleh ada cavitas dengan diameter <4 cm

24

3. Lesi luas/ lesi sangan lanjut

Lesi lebih hebat dari lesi sedang

Lesi aktif (infiltrate, cavitas) > 2 sela iga

Terdapat cavitas dimana pun, cavitas > 4cm

2.4.5 Penyembuhan Tuberkulosis

25

1. Penyembuhan tanpa bekas

Sering pada anak (tb primer), bahkan penderita

sama sekali tidak menyadari bahwa ia pernah

diserang penyakit tuberculosis. Pada orang dewasa

dapat terjadi apabila diberikan pengobatan yang

baik.

2. Penyembuhan dengan meninggalkan cacat.

Penyembuhan ini berupa garis-garis berdensitas

tinggi /fibrokalsifikasi di kedua lapangan atas

paru dapat mengakibatkan penarikan pembuluh-

pembuluh darah besar di kedua hilli ke atas.

Pembuluh darah besar di hilli terangkat ke atas,

seakan-akan menyerupai kantung celana (broekzak

fenomen). Sarang-sarang kapur kecil yang

mengelompok di apeks paru dinamakan sarang-sarang

Simon (Simon's foci). Secara roentgenologis, sarang

baru dapat dinilai sembuh (proses tenang) bila

setelah jangka waktu selama sekurang-kurangnya 3

bulan bentuknya sama. Sifat bayangan tidak boleh

berupa bercak-bercak, awan atau lubang, melainkan

26

garis-garis atau bintik-bintik kapur. Dan harus

didukung oleh hasil pemeriksaan klinik -

laboratorium, termasuk sputum.

2.4.6Perburukan ( perluasan ) penyakit

1. Pleuritis

Terjadi karena meluasnya infiltrat primer

langsung ke pleura atau melalui penyebaran

hematogen. Pada keadaan normal rongga pleura

berisi cairan 10-15 ml. Efusi pleura biasa

terdeteksi dengan foto toraks PA dengan tanda

meniscus sign/ellis line, apabila jumlahnya 175 ml. Pada

foto lateral dekubitus efusi pleura sudah bias

dilihat bila ada penambahan 5ml dari jumlah

normal. Penebalan pleura di apikal relative biasa

pada TB paru atau bekas TB paru. Pleuritis TB bias

terlokalisir dan membentuk empiema. CT Toraks

berguna dalam memperlihatkan aktifitas dari

pleuritis TB dan empiema.

2. Penyebaran miliar

27

Akibat penyebaran hematogen tampak sarang-

sarang sebesar l-2mm atau sebesar kepala jarum

(milium), tersebar secara merata di kedua belah

paru. Pada foto toraks, tuberculosis miliaris ini

menyerupai gambaran 'badai kabut’ (Snow storm

apperance). Penyebaran seperti ini juga dapat

terjadi pada ginjal, tulang, sendi, selaput

otak /meningen, dsb.

a. Stenosis bronkus

Stenosis bronkus dengan akibat atelektasis

lobus atau segmen paru yang bersangkutan sering

menempati lobus kanan ( sindroma lobus medius).

c. Kavitas (lubang)

Timbulnya lubang ini akibat melunaknya sarang

keju. Dinding lubang sering tipis berbatas licin

atau tebal berbatas tidak licin. Di dalamnya

mungkin terlihat cairan, yang biasanya sedikit.

Lubang kecil dikelilingi oleh jaringan fibrotik

dan tidak berubah-ubah pada pemeriksaan berkala

28

(follow up) dinamakan lubang sisa (residualcavity)

dan berarti suatu proses lama yang sudah tenang.

2.4.7Diagnosis Banding TB Paru secara Radiologis

1. TB paru primer

Pembesaran KGB pada TB paru primer : Limfoma,

sarkoidosis Pada TB paru primer, pembesaran KGB

dimulai dari hilus, baru ke paratrakea, dan

pada umumnya unilateral. Sedangkan pada limfoma

biasa dimulai dari paratrakea dan bilateral.

Pada sarkoidosis pembesaran KGB hilus

bilateral,

Infiltrat unilateral lapangan bawah paru

TB anak: Pneumonia

Untuk membedakan pneumonia TB dengan pneumonia

bukan karena TB, pada pneumonia bukan TB

umumnya tidak disertai pembesaran KGB dan pada

evaluasi foto cepat terjadi resolusi TB

dewasa : pneumonia non TB,

karsinoma(bronchioloalveolar cell ca),

sarkoidosis, non tuberculous mycobacteria (NTM)

29

2. TB post primer

Respiratory bronchiolitis interstitial lung

disease (RB ILD)

Kavitas pada usia tua, kemungkinan karena tumor

paru

Kavitas multiple bisa dijumpai juga pada

wegener granulomatosis dan jamur.

2.4.8Komplikasi

Komplikasi dini: pleuritis , efusi pleura,

empiema, laryngitis

Komplikasi lanjut; TB usus, Obstruksi jalan

nafas , Fibrosis paru, koch

pulmonal,amiloidosis, karsinoma paru, sindrom

gaal nafas dewasa, meningitis TB

30

BAB III

KESIMPULAN

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang

disebabkan oleh basil Mycobacterium tuberculosis. Ini

biasanya mempengaruhi paru-paru (TB pulmoner) tetapi

dapat juga mempengaruhi organ selain paru-paru (TB

extrapulmoner). Tuberkulosis (TB) merupakan salah

satu penyakit infeksi terbanyak di dunia

Dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis paru,

gambaran radiologis tidak selalu khas dan sangat

31

bervariasi, tetapi foto toraks merupakan pemeriksaan

penunjang pertama yang membantu untuk menegakkan

diagnosis tuberkulosis paru, memonitor respons

pengobatan, dan membantu dalam menghambat penyebaran

infeksi. Selain itu, foto toraks merupakan cara yang

praktis, cepat, dan mudah untuk menemukan lesi

tuberkulosis. Foto toraks juga dapat memberikan

gambaran radiologis tuberkulosis paru pada

tuberkulosis paru basil tahan asam (BTA) positif

ataupun BTA negatif, sehingga foto toraks dapat

menyokong klinisi dalam menegakkan diagnosis

tuberkulosis paru.

Pembagian tuberkulosis : tuberkulosis primer

(tuberkulosis anak), tuberkulosis post primer

(tuberkulosis dewasa). Keduanya memiliki gambaran

radiologi yang berbeda dan khas.

32


Recommended