Date post: | 28-Feb-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
i
TREND PERKEMBANGAN SENTRA BATIK DI DESA
JARUM, BAYAT, KLATEN DITINJAU DARI UPAH, OMSET PENJUALAN, LUAS PASAR, JUMLAH TENAGA KERJA,
DAN LABA USAHA TAHUN 2009-2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
Disusun oleh:
Andreas Frengki Wijayanto
09 1324 016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Bapak, Ibuk, dan saudara-saudariku tercinta,
Keluarga besarku yang hebat,
Almamaterku yang Agung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Saat menulis janganlah memperhitungkan ”Situasi Kaotik (Chaos)”
sebagai situasi yang merugikan/mengkhawatirkan, tetapi sikapilah itu
sebagai hal yang menguntungkan. Berbagai kemungkinan yang
terdapat dalam situasi tersebut akan memperkaya tulisan yang tengah
kita buat (Peter Elbow)
Belajar... berdoa... belajar...
Berdoa... belajar... berdoa...
Bekerja... berhasil... berderma.Amin.
Jangan pernah sepelekan perkara-perkara kecil, karena itu akan
menjadi besar kalau tidak disiasati dengan tepat (NN)
Saya sadar tidak lagi bocah, tetapi sayapun sadar bahwa umur
membawa kebijaksanaan (Rowan Atkinson)
Hidupku seperti musik
Musik yang hadir setiap kali kaki ini melangkah
Mengalunkan nada di tengah gelombangkehidupan
Harmoni, ritme, irama, birama, tempo, dinamika
Berpadu dalam satu orkestra, orkes sang petualang
(Mrfreng)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Andreas Frengki Wijayanto
Nomor Mahasiswa : 091324016
Demi pengembangan Ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
TREND PERKEMBANGAN SENTRA BATIK DI DESA JARUM, BAYAT,
KLATEN DITINJAU DARI UPAH, OMSET PENJUALAN, LUAS PASAR,
JUMLAH TENAGA KERJA, DAN LABA USAHA TAHUN 2009-2013
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
TREND PERKEMBANGAN SENTRA BATIK DI DESA
JARUM, BAYAT, KLATEN DITINJAU DARI UPAH, OMSET
PENJUALAN, LUAS PASAR, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN LABA USAHA
TAHUN 2009-2013
Andreas Frengki Wijayanto Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2014
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend perkembangan sentra batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten ditinjau dari upah, omset penjualan, luas pasar,
jumlah tenaga kerja, dan laba usaha tahun 2009-2013.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah data primer hasil wawancara, dengan teknik sampel jenuh.
Jumlah populasi ada 28 usaha batik, sampel yang digunakan ada 23 usaha batik. Analisis data menggunakan analisis trend kuadrat terkecil.
Hasil penelitian ini adalah: (1) Upah yang diterima tenaga kerja di Sentra Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 4,56%, (2) Omset penjualan yang diterima Sentra Batik Desa Jarum,
Bayat, Klaten mengalami peningkatan sebesar 2,92%, (3) Jumlah Tenaga Kerja yang bekerja di Sentra Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013
mengalami peningkatan sebesar 7%, (4) Area pemasaran oleh Sentra Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten mencapai DIY, Solo, Semarang, Klaten sendiri, Pekalongan, Kalimantan, Sumatra, Bali, dan juga ke pasar internasional seperti Malaysia,
Thailand, India, Jepang, Australia, Prancis, dan Amerika, (5) Laba yang diperoleh Sentra Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013 mengalami peningkatan
sebesar 3,54%.
Kata Kunci: upah, omset penjualan, tenaga kerja, pemasaran, laba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
TREND DEVELOPMENT OF BATIK CENTRE VILLAGE IN
JARUM, BAYAT, KLATEN PERCEIVED FROM WAGES, TURNOVER, MARKET AREA, THE FORCE WORKER, AND
OPERATING PROFIT FROM 2009 TO 2013
Andreas Frengki Wijayanto
Sanata Dharma University Yogyakarta
2014 This research aims to determine trend development of Batik Centre
Village in Jarum, Bayat, Klaten in terms of wages, turnover, market area, the force worker, and operating profit from 2009 to 2013.
This research is a descriptive quantitative research. The data were primary data interviews with saturated sample technique. There were 28 batik businesses as the population, and there were 23 batik business used as samples.
Analysis of the data was squares trend analysis. The results of this study are: (1) Wages received by Labor of Batik
Centre in Jarum, Bayat, Klaten from 2009 to 2013 has increased to 4,56%, (2) The turnover has increased to 2,92%, (3) Numbers of Labor who work at Batik Centrein Jarum, Bayat, Klaten from 2009 to 2013 has increased to 7%, (4)
Marketing area reached to DIY, Solo, Semarang, Klaten, Pekalongan, Kalimantan, Sumatra, Bali, and also to the international markets such as Malaysia, Thailand,
India, Japan, Australia, France, and America, (5) Operating profit from 2009 to 2013 has increased to 3,54%.
Keywords: wages, turnover, labor, marketing, profit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Segalanya, yang telah
melimpahkan berkat dan karunia kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul ”Trend Perkembangan Batik di
Desa Jarum, Bayat, Klaten Ditinjau dari Upah, Omset Penjualan, Luas Pasar,
Jumlah Tenaga Kerja, dan Laba Usaha Tahun 2009-2013” sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi.
Selama penulisan skripsi ini, penulis telah mendapat bantuan, masukan dan
dorongan dari banyak pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Pembimbing kedua yang
dengan sabar, dan penuh perhatian telah memberikan masukan dan saran
dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc selaku Dosen Pembimbing pertama
yang telah meluangkan waktu, sabar, dan penuh perhatian memberikan
dorongan, saran dan arahan kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
4. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo yang bersedia menjadi dosen penguji pada saat
ujian penggodogan sehingga penulis dapat memperoleh banyak masukan dan
saran untuk penyempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S selaku Dosen yang telah banyak
mengarahkan mindset penulis untuk selalu berkembang, belajar, membaca
literatur, melihat realita, memahami sejarah dunia dengan berbagai sudut
pandang.
6. Para Dosen: Bapak Indra, Bapak Mudayen, Bapak Harsoyo, Bapak Teguh,
Ibu Nia, Ibu Supriyati, Opa Marianus, Bapak Heri, Bapak Subakti, Bapak
Joko W., Bapak Rubi, Ibu Rita, Ibu Cornel, dan semua dosen yang telah
mendidik penulis. Terima kasih atas jasa-jasa yang telah bapak- ibu berikan
pada penulis sehingga penulis terbentuk sebagai pribadi yang seperti ini.
7. Mbak Titin dan seluruh tenaga administrasi Program Studi Pendidikan
Ekonomi Universitas Sanata Dharma, Staf dan Karyawan UPT Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma.
8. Kepada Kantor Kesbangpol DIY, Badan Penanaman Modal Daerah Jawa
Tengah, Badan Kesbanglinmas Jawa Tengah, Kantor Bappeda Klaten, Dinas
Pariwisata Klaten, dan Kantor Kecamatan Bayat yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian di lokasi yang dipilih oleh penulis.
9. Kepada Para Pengusaha Batik di Jarum, Bayat, Klaten yang telah
memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di lokasi industri
dan atas bantuan selama penulis mengadakan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
10. Kedua orangtuaku Bapak FG Samiyanto dan Ibuk Elisabeth Surip, terima
kasih untuk pengorbanan, kasih sayang, dukungan (moril dan materiil) dan
doa yang telah diberikan.
11. Kakak-kakakku (Mbak Etik, Mbak Ita, Mbak Heni, Mas Dedi, Mas Bhakti,
Mas Yos, Mas Hari, Mbak Maria, dan Adikku Ian, keponakanku Vincent,
Karel, terima kasih atas dukungan (moril dan materiil), saran, keceriaan, dan
doa yang telah diberikan.
12. Thanks to Sembadra for all and everything, you are my sunshine.
13. Teman-teman PE‟09 (rasah tak sebutke wae-pokoke sahabat-sahabat Butik
Jos) yang telah berjuang bersama-sama, terima kasih atas kebersamaannya
selama ini, kalian luar biasa.
14. Teman-teman hebat yang menemukanku di kampus ini seperti Joseph, Pipit,
Arip, Niko, Adit, Agnes, Siwo, Okta, Siska, Melan, Anis, Sr. Yus, Paul,
Ceper, Vitul, Christy, Joehan, Cendol, Sunyi, Asri, Nia, Brian, Antok, dan
Fani ratu drink. Terima kasih kalian telah memberi warna dalam goresan-
goresan lukisan di hidupku. Kisah-kisah ceroboh, aneh, lucu, mengharukan,
menggembirakan, menyedihkan, kocak, dramatis, fun, heboh semua lengkap
dan akan abadi dalam bingkai waktu.
15. Thanks to Mas Bejo yang telah membantu dalam pemahaman penulis tentang
diagram alir dan bimbingannya, itu sangat membantu jalannya penelitian
yang dilakukan penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
16. Thanks to Mas Agus Munadi yang telah membantu memberi bimbingan pada
penulis pada saat penulis merasa sangat malas mengerjakan tulisan ini, terima
kasih atas dorongan semangat yang sangat luar biasa.
17. Thanks to rekan-rekan Seniman musik, dan brothers-sisters yang sering
disebut Mudika/OMK yang sebenarnya tidak terlalu membantu dalam
penulisan skripsi ini, namun keceriaan saudara/i dalam kebersamaan telah
menciptakan suasana yang menyegarkan sehingga ketika penulis merasa
”Mumet eNdahe” kita tetap bisa ngekek dan ngakak bareng. Ahaha salam ojo
kendho.
18. Almamaterku yang Agung, terima kasih telah menerima penulis untuk belajar
dengan fun.
19. Semua pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis yang tidak
dan tak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak
kesalahan di sana-sini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan
selalu penulis terima. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Halaman Lembar Persetujuan Dosen ................................................................ ii
Halaman Lembar Pengesahan ……………………………………………….. iii
Halaman Persembahan ..................................................................................... iv
Motto .................................................................................................................. v
Pernyataan Keaslian Karya ............................................................................. vi
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi ................................................... vii
Abstrak ............................................................................................................... viii
Abstract .............................................................................................................. ix
Kata Pengantar ………………………………………………………………. x
Halaman Daftar Isi ............................................................................................ xiv
Halaman Daftar Tabel ....................................................................................... xix
Halaman Daftar Grafik ..................................................................................... xx
Halaman Daftar Diagram ................................................................................. xxi
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 6
C. Rumusan Masalah ................................................................................... 6
D. Definisi Operasional ................................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengusaha/Industri Kecil
1. Pengertian Usaha Kecil ...................................................................... 11
2. Asas dan Tujuan Usaha Kecil ........................................................... 12
3. Tujuan Pembangunan Usaha Kecil/Menengah ............................... 12
B. Batik
1. Pengertian Batik ................................................................................. 13
2. Fungsi Batik ........................................................................................ 14
3. Jenis-Jenis Batik .................................................................................. 14
4. Motif Batik .......................................................................................... 15
5. Daerah Penghasil Batik ..................................................................... 16
6. Karakteristik Batik Bayat ................................................................. 22
C. Upah
1. Pengertian Upah ................................................................................ 22
a. Sistem Upah ................................................................................. 23
b. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Upah ..................................... 25
c. Keadilan dan Kelayakan Pengupahan ....................................... 26
d. Landasaan Kebijakan Pengupahan ............................................. 27
D. Omset Penjualan ……………….............................................................. 28
E. Luas Pasar
1. Pengertian Pasar ............................................................................... 30
2. Peranan Pasar ................................................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
F. Tenaga Kerja
1. Pengertian Tenaga Kerja .................................................................. 33
2. Klasifikasi Tenaga Kerja .................................................................. 34
3. Permasalahan Ketenagakerjaan ..................................................... 36
4. Dampak Sentra Batik terhadap Tenaga Kerja ……………………… 38
5. Dampak Tenaga Kerja Terhadap Sentra Batik …………………….. 38
G. Laba Usaha ……………………………………………………………... 38
H. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 40
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ......................................................................................... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian ............................................................................... 44
2. Waktu Penelitian ................................................................................. 44
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian ............................................................................... 44
2. Objek Penelitian ................................................................................. 44
D. Definisi Operasional dan Sumber Data
1. Definisi Operasional ........................................................................... 45
2. Sumber Data ........................................................................................ 46
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi ............................................................................................... 46
2. Sampel ................................................................................................. 46
3. Teknik Pengambilan Sampel ............................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi Langsung ........................................................................... 47
2. Wawancara ......................................................................................... 48
3. Dokumentasi ..................................................................................... 48
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Trend .................................................................................. 49
2. Klasifikasi dari Gerakan Trend ......................................................... 50
H. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian
1. Diagram Alir ........................................................................................ 53
2. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................... 53
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Aspek Geografis ……………………………………………………… 57
1. Letak Geografis …………………………………………………... 57
2. Keadaan Wilayah …………………………………………………. 57
3. Luas Penggunaan Lahan ………………………………………...... 58
B. Gambaran Umum Industri Batik di Jarum, Bayat, Klaten
1. Sejarah Batik Jarum, Bayat ……………………………….............. 69
2. Proses Pembuatan Batik ………………………………...………… 61
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
1. Analisis Trend Upah…………………………………..……….. 64
2. Analisis Trend Omset Penjualan ……………………………….. 68
3. Analisis Trend Tenaga Kerja ……………………………………. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
4. Analisis Trend Luas Pasar ………………………………………… 78
5. Analisis Trend Laba Usaha ………………………………………... 81
B. Pembahasan
1. Pembahasan Trend Upah ………………………………………….. 86
2. Pembahasan Trend Omset Penjualan ……………………………… 97
3. Pembahasan Trend Tenaga Kerja …………………………….……. 101
4. Pembahasan Trend Luas Pasar…………………………………..…. 105
5. Pembahasan Trend Laba Usaha ………………………………….… 110
6. Hubungan Peningkatan Upah dengan Tenaga Kerja ……………… 112
7. Prospek Sentra Batik Ke Depan, Harapan Pengusaha …………...... 112
BAB VI KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan …………………………………..…………………..……. 114
B. Saran …………………………………………………………………… 115
C. Keterbatasan Penelitian ……………………………………………….. 116
Daftar Pustaka .............................................................................................. 118
Lampiran ………………………………………………..…………………. 121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Daftar Usaha Batik di desa Jarum, Bayat, Klaten …………………. 60
Tabel 5.1 Data Upah Tenaga Kerja …………………………………………… 64
Tabel 5.1.1 Perhitungan Upah Tenaga Kerja …………………………………… 65
Tabel 5.1.2 Nilai Trend Upah Tenaga Kerja ……………………………………. 67
Tabel 5.2 Data Omset Penjualan ……………………………………………… 68
Tabel 5.2.1 Perhitungan Omset Penjualan ……………………………………… 69
Tabel 5.2.2 Nilai Trend Omset Penjualan ………………………………………. 71
Tabel 5.3 Data Jumlah Tenaga Kerja …………………………………………. 73
Tabel 5.3.1 Perhitungan Jumlah Tenaga Kerja …………………………………. 74
Tabel 5.3.2 Nilai Trend Jumlah Tenaga Kerja ………………………………….. 77
Tabel 5.4 Luas Pemasaran …………………………………………………….. 79
Tabel 5.5 Data Laba Usaha ….………………………………………………… 81
Tabel 5.5.1 Perhitungan Laba Usaha ……………………………………………. 82
Tabel 5.5.2 Nilai Trend Laba Usaha ……………………………………………. 85
Tabel 5.6 Pertumbuhan Upah ………………………………………………… 88
Tabel 5.7 Upah Rata-Rata Tenaga Kerja ……………………………………… 93
Tabel 5.7.1 Perhitungan Upah Rata-Rata ………………………………………. 94
Tabel 5.7.2 Trend Upah Rata-Rata ……………………………………………… 96
Tabel 5.8 Pertumbuhan Omset Penjualan …………………………………..… 101
Tabel 5.9 Pertumbuhan Tenaga Kerja ………………………………………… 104
Tabel 5.10 Pertumbuhan Laba …………………………………………………. 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GRAFIK
Grafik 5.1.2 Grafik Upah Tenaga Kerja …………………………….….……….. 67
Grafik 5.2.2 Grafik Omset Penjualan ……………………………………,……… 73
Grafik 5.3.2 Grafik Tenaga Kerja ………………………………….……………. 77
Grafik 5.5.2 Grafik Laba Usaha …………………………………………………. 86
Grafik 5.7.2 Grafik Upah Rata-Rata ……………………………………………… 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 5.4 Diagram Luas Pemasaran ………………………………………… 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batik merupakan salah satu warisan leluhur yang sangat luar biasa. Batik
menjadi suatu ikon dalam tradisi masyarakat Indonesia. Dalam ensiklopedia
bahasaIndonesia menjelaskan bahwa batik melambangkan dimensi sosial dalam
kehidupan sehari-hari. Batik sendiri merupakan seni menggambar yang ekspresif
dan penuh imajinasi. Batik yang ada di Bayat tak pernah lepas dari peran
pengusaha itu sendiri dan juga dari karyawan yang bekerja di perusahan itu
sendiri. Batik telah menjadi simbol yang khas di masyarakat. Letak kekhasan
batik tulis adalah cara pembuatan secara manual oleh pembatik dengan
menggoreskan alat berupa canting ke lembaran kain atau kayu untuk digambar
sesuai pola yang sudah disesuaikan.
Menurut UNESCO, Batik asal Indonesia kaya akan simbol status sosial,
komunitas lokal, alam, sejarah dan warisan budaya, menyediakan masyarakat
Indonesiadenganrasa identitas dan sebagai komponen penting yang keberlanjutan
dari kehidupan mereka dari lahir sampai mati, dan terus berkembang tanpa
kehilangan arti tradisionalnya.
Tembayat atau yang sekarang lebih dikenal dengan Bayat, Kabupaten
Klaten, merupakan daerah penghasil batik, yang sudah terkenal sejak abad ke-17.
Batik Bayat terkenal karena kehalusan dan proses pewarnaannya yang sempurna.
Sentra batik di Kabupaten Klaten menyebar di Kecamatan Bayat, Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Wedi, dan Kecamatan Juwiring.Namun kecamatan yang memiliki jumlah sentra
usaha batik terbanyak adalah Kecamatan Bayat yang memiliki 10 sentra industri
batik. UMKM batik ini memberikan kontribusi yang cukup besar untuk
perekonomian Kabupaten Klaten.
Beberapa sentra produksi di Kecamatan Bayat, antara lain Batik Cap di
Desa Beluk, Batik Tulis di Desa Jarum dan Desa Kebon, dan Batik Tenun Lurik
di Desa Tegalrejo. Untuk proses pembuatan batik dari penggambaran motif batik,
pembatikan, pencelupan, pengeringan, pengemasan sampai produk batik siap
dipasarkan terdapat di Kabupaten Klaten itu sendiri. Sehingga tenaga kerja
sebagian besar berasal dari Kecamatan Bayat yang telah menekuni usaha batik
karena membatik dilakukan secara turun-temurun.
Sumber bahan baku kain mori berasal dari Surakarta, Surabaya, dan
Yogyakarta. Kain mori merupakan kain tenun berwarna putih yang terbuat dari
kapas dan dipakai sebagai bahan untuk membuat kain batik.Batik-batik yang ada
di Kecamatan Bayat ini pemasarannya bukan hanya di Kabupaten Klaten saja,
melainkan hingga ke luar kota seperti Surakarta, Yogyakarta, Semarang, Jakarta
hingga ke luar negeri seperti Malaysia, Thailand, dan India, namun sebagian hasil
batik ini dikirim ke Surakarta. Sejak berdirinya Keraton Surakarta melalui
perjanjian Giyanti (1755), banyak batik-batik yang digunakan oleh kerabat
Keraton Surakarta dibuat di Bayat Klaten, dengan demikian keterkaitan batik
Klaten dengan batik Solo merupakan keterkaitan yang sudah terjadi sejak masa
lampau. Corak khas batik Bayat terdapat pada coklat sogan dan tanahannya ukel
dan grinsing yang menyatu.Sedangkan motif-motifnya mengambil dari motif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
klasik batik Solo (sido, semen, dsb). Kolaborasi corak-corak tersebut muncul
akibat interaksi yang sudah cukup lama antara Klaten dengan Surakarta
(fitinline.com).
Sumber modal usaha batik Bayat ada yang berasal dari modal sendiri,
kredit, sistem simpan pinjam, dll. Selain itu, ada juga yang mendapat bantuan
modal dari lembaga- lembaga lain seperti batik tulis di Desa Kebon yang mendapat
bantuan modal dari lembaga IOM (International Organization for Migration) dan
lembaga donor JRF (Java Reconstruction Fund). Selain itu, terdapat juga
pendidikan yang mendukung adanya perkembangan UKM Batik Bayat ini. Salah
satunya adalah SMKN 1 Rota di Kecamatan Bayat. Sekolah kejuruan ini
membekali siswa dengan keterampilan teknik dan pengetahuan seni tekstil
berfokuskan pada seni batik, mencetak siswa yang mampu menopang industri
tekstil daerah dan nasional. Sehingga dengan adanya pendidikan SMK ini
membantu untuk mengembangkan industri Batik Bayat sehingga Batik Bayat
mampu bersaing di pasar internasional (studiosetunggal.wordpress.com).
Sampai saat ini perkembangan batik dengan cara printing sudah menjamur
dimana-mana dan perkembangannya jauh lebih pesat dibanding dengan
perkembangan yang terjadi pada batik tulis. Batik printing yang lebih dikenal
dengan batik sablon menjadi sangat popoler karena proses produksinya yang
relatif lebih cepat, mudah, dan dengan biaya yang lebih murah menyebabkan batik
ini cepat populer di masyarakat. Lihat saja beberapa bulan yang lalu muncul batik
sablon dengan motif klub sepak bola yang dengan segera mendapat hati di
masyarakat, terutama di kalangan anak muda yang gila bola.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Perkembangan teknologi telah mengubah cara produksi batik yang pada
mulanya dengan menggunakan teknik tulis sekarang sudah menjamur batik-batik
dengan cara cap. Itu juga tak lepas dari peran karyawan yang selalu dituntut untuk
terus berkreasi dan berinovasi dengan karya batik yang selalu berkembang.
Teknologi telah memengaruhi cara kerja yang dilakukan saat ini. Meski demikian
karyawan yang ada di perusahaan sangat berpengaruh terhadap keberlanjutan
usaha yang dijalankan, dalam hal ini sangat berpengaruh terhadap eksistensi
Industri batik yang ada di Bayat.Karena karyawanlah sebenarnya yang menjadi
penopang jalannya operasi Industri batik. Oleh karena itu pengusaha perlu
memperhitungkan keberadaan karyawannya dengan baik.
Perlu diketahui bahwa peran karyawan sangatlah penting dalam jalannya
operasi usaha.Berita-berita di televisi yang memperlihatkan aksi mogok yang
dilakukan para buruh membuat jalannya perekonomian industri menjadi
kacau.Beberapa tahun silamburuh di Daerah Cianjur dan kota-kota lain
melakukan aksi mogok, kerja perusahaan sudah mengalami stagnasi. Itu
menggambarkan kuatnya pengaruh karyawan dalam perusahaan yang bergerak
dalam bidang apapun.
Industri batik sebagai salah salah satu industri kreatif yang mencerminkan
corak bangsa sangat perlu memperhatikan kesejahteraan karyawan apabila ingin
operasi usahanya berjalan dengan lancar, dilihat dari upah yang diberikan oleh
pemilik usaha. Alasan penulis meneliti usaha batik di Klaten adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Industri Batik yang ada di Bayat, Klaten sangat banyak memiliki ciri dan
corak yang khas sesuai dengan daerah.
2. Saat ini untuk daerah Klaten, Industri Batik tulis dan batik modern (cap,
sablon) yang berkembang baik adalah di Bayat yaitu di Desa Jarum, Bayat.
Sehingga lokasi ini yang paling tepat untuk lokasi penelitian.
3. Industri batik sebagai salah satu usaha yang khas dari usaha lain perlu
memperhatikan kesejahteraan karyawan, sehingga dengan adanya penelitian
ini diharapkan karyawan yang bekerja di usaha batik dapat hidup sejahtera
sesuai upah yang pantas dan layak menjadi keharusan yang wajib diberikan
oleh pemilik usaha.
4. Batik telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia
yang asli, memiliki nilai-nilai luhur bangsa Indonesia. Batik kaya akan simbol
status sosial, komunitas lokal, alam, sejarah, dan warisan budaya,
menyediakan masyarakat Indonesia dengan rasa identitas dan sebagai
komponen penting yang keberlanjutan dari kehidupan mereka dari lahir
sampai mati, dan terus berkembang tanpa kehilangan arti tradisionalnya.
5. Masyarakat semakin gemar memakai baju batik. Sekolah-sekolah sering
didapati para guru dan murid memakai baju batik di hari-hari tertentu. Juga
beberapa tahun silam muncul ide kreatif dari pengusaha batik yang
menciptakan batik dengan motif baru. Produsen yang jeli melihat pasar yang
baik situasi ini dan merespon dengan menciptakan kreasi baru “batik bola”.
Produsen membuat motif demikian karena melihat kesempatan dan peluang
yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Identifikasi Masalah
Dengan bermunculnya banyak industri batik cap yang ada saat ini akan
mengikis citra batik tulis (asli) dan bila tidak segera disiasati maka batik tulis akan
menjadi langka sehingga berdampak pada harga yang melambung (baca: harganya
menjadi sangat mahal).
Masalah perkembangan batik penulis rasa sangat penting dan menarik
karena batik merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia yang perlu
dilestarikan sampai kapanpun. Oleh karenanya, hal itu menjadi dasar penulis
merasa perlu meneliti perkembangan batik sampai saat ini. Khususnya
perkembangan batik di Bayat Klaten ditinjau dari tingkat upah, omset penjualan,
tenaga kerja, luas pasar, dan laba usaha di Sentra Batik Bayat. Saat ini industri
batik yang berkembang pesat berpusat di Bayat, diharapkan daerah lain yang ada
di Klaten bisa mendirikan industri batik juga karena batik bila tidak diteruskan
oleh generasi yang akandatang lama-kelamaan akan hilang. Seni membatik perlu
dilestarikan oleh anak-anak muda saat ini.
C. Rumusan Masalah
Sesuai latar belakang yang sudah diuraikan tersebut maka penulis merumuskan
masalah yang akan menjadi pokok bahasan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana trend perkembanganSentra Batik di Jarum, Bayat, Klaten tahun
2009-2013 ditinjau dari Upah?
2. Bagaimana trend perkembangan Sentra Batik di Jarum, Bayat, Klaten tahun
2009-2013 ditinjau dari Omset Penjualan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Bagaimana perkembangan Sentra Batik di Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-
2013 ditinjau dari Luas Pasar?
4. Bagaimana trend perkembangan Sentra Batik di Jarum, Bayat, Klaten tahun
2009-2013 ditinjau dari Jumlah Tenaga Kerja?
5. Bagaimana trend perkembangan Sentra Batik di Jarum, Bayat, Klaten tahun
2009-2013 ditinjau dari Laba Usaha?
D. Definisi Operasional
1. Upah
Upah adalah Penghasilan yang diperoleh tenaga kerja setelah ia
melaksanakan tanggung jawabnya sebagai tenaga kerja di usaha batik dalam
satuan rupiah per tahun.
2. Omset Penjualan
Omset penjualan dimaksudkan sebagai perolehan nilai penjualan sentra batik
dalam satuan mata uangyaitu dalam rupiah. Omset penjualan didefinisikan
sebagai keseluruhan dalam penjualan barang dan atau jasa dalam kurun waktu
tertentu yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh per tahun.
Omset penjualan diperoleh melalui hasil kali antara harga dengan jumlah
batik yang diproduksi ( ).
3. Luas Pasar
Luas Pasar yang dimaksudkan adalah luas cakupan wilayah pemasaran sentra
batik yang dijalankan dalam memasarkan produk batiknya per tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja adalah kuantitas/banyaknya tenaga kerja yang bekerja
di sentra batik yang telah dijalankan oleh pemilik usaha batik per tahun.
5. Laba Usaha
Laba Usaha adalah keuntungan yang diperoleh pemilik usaha batik dalam
satuan rupiah per tahun.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel:
X1 adalah Kesejahteraan Karyawan
X2 adalah Omset Penjualan
X3 adalah Luas Pasar
X4 adalah Jumlah Tenaga Kerja
X5 adalah Laba Usaha
Y adalah Periode Tahun
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan sebelumnya maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Mengetahui trend tingkat perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat,
Klaten ditinjau dariupah tahun 2009-2013.
2. Mengetahui trend tingkat perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat,
Klaten ditinjau dariomset penjualan tahun 2009-2013.
3. Mengetahui perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten
ditinjau dari Luas Pasar tahun 2009-2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
4. Mengetahui trend tingkat perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat,
Klaten ditinjau dari Jumlah tenaga kerja tahun 2009-2013.
5. Mengetahui trend tingkat perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat,
Klaten ditinjau dari Laba Usaha tahun 2009-2013.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan bisa memberikan gambaran mengenai trend
perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat pada tahun 2009-2013.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bantuan informasi bagi
pengusaha batik di Desa Jarum, Bayat supaya perusahaan bisa memahami
manajemen yang ada di perusahaannya sehingga mampu menganalisis
keadaan ekonomi agar bisa melestarikan budaya batik tulis dan bisa
memberikan hak yang pantas diterima karyawannya sesuai dengan tanggung
jawab yang sudah dilakukan karyawan. Perusahaan juga mampu
mengembangkan usahanya ke arah yang lebih baik. Dalam hal ini adalah
pengupahan yang layak dan juga pemberian fasilitas yang bagus bagi
karyawan.
3. Bagi Karyawan
Supaya karyawan memahami hak-haknya yang pantas ia dapatkan dari
perusahaan setelah melakukan kewajibannya. Karyawan menerima upah yang
pantas dan fasilitas yang baik dari perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
4. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat yang mungkin akan mendirikan usaha apapun itu,
khususnya usaha batik, supaya bisa menyadari pentingnya budaya batik tulis
dan mau melestarikannya ke depan, lebih- lebih mampu memberi pelayanan
yang baik bagi karyawan dan juga masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengusaha/ Industri Kecil
1. Pengertian Usaha Kecil
Pengembangan usaha kecil yang ada di Indonesia dapat menyumbang
pendapatan yang cukup besar bagi perekonomian Negara. Pengertian usaha
kecil menurut UU No. 20 pasal 1 tahun 2008 tentang UMKM adalah usaha
ekonomi positif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari Usaha Menengah/Usaha Besar yang memenuhi
kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.
Sedangkan menurut Undang-undang yang lama, yaitu UU No 9 (pasal 1)
Tahun 1995 pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
Kriteria untuk menentukan besar kecilnya usaha antara lain besarnya
modal yang dimiliki dengan kapasitas produksi, banyaknya tenaga kerja yang
dipekerjakan, serta seberapa jauh dominasi perusahaan tersebut pada pasar
untuk produk yang sejenis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2. Asas dan Tujuan Usaha Kecil
Menurut UU No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM pasal 2, adalah sebagai
berikut:
a. Kekeluargaan
b. Demokrasi ekonomi
c. Kebersamaan
d. Efisiensi berkeadilan
e. Berkelanjutan
f. Berwawasan lingkungan
g. Kemandirian
h. Keseimbangan kemajuan
3. Tujuan Pembangunan Usaha Kecil/Menengah
a. Memperluas kesempatan kerja
Dengan adanya pertambahan usaha kecil/menengah akan mendorong
terserapnya tenaga kerja untuk bekerja pada usaha yang beroperasi.
b. Meratakan kesempatan berusaha
Dengan adanya pembangunan industri kecil/menengah maka semakin
besar pula kesempatan masyarakat untuk membuka usaha sesuai dengan
keahlian mereka masing-masing.
c. Memanfaatkan SDA dan SDM yang ada
d. Dengan adanya usaha kecil/menenggah yang beroperasi di daerah maka
SDA dan SDM yang ada akan terserap dan memiliki nilai guna, misalnya
Batu dari letusan gunung akan bisa dimanfaatkan untuk bahan pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
patung, masyarakat yang saat ini belum bekerja akan mendapatkan
pekerjaan di usaha yang berdiri.
B. Batik
1. Pengertian Batik
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi
bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-
perempuan Jawa pada masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam
membatik sebagai mata pencaharian, sehingga pada masa lalu pekerjaan
membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik
Cap" yang memungkinkan masuknya laki- laki ke dalam bidang ini. Ada
beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki
garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana
di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun-temurun,
sehingga kadangkala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga
tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang.Bahkan
sampai saat ini, beberapa motif batik tradisional hanya dipakai oleh keluarga
keraton Yogyakarta dan Surakarta.
”Indonesian Batik has a rich symbolism related to social status, local
community, nature, history and cultural heritage; provides Indonesian people with a sense of identity and continuity as an essential component
of their life from birth to death; and continues to evolve without losing its traditional meaning (unesco.org)”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Seperti uraian yang dijelaskan tersebut di atas menyatakan Batik asal
Indonesia kaya akan simbol status sosial, komunitas lokal, alam, sejarah dan
warisan budaya, menyediakan masyarakat Indonesia dengan rasa identitas dan
sebagai komponen penting yang keberlanjutan dari kehidupan mereka dari
lahir sampai mati, dan terus berkembang tanpa kehilangan arti tradisionalnya.
2. Fungsi Batik
Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi
estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia tentang rasa keindahan, misalnya lukisan, patung, dan lainnya.
Fungsi praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda
pakai. Misalnya vas bunga, kursi ukir, dan bingkai foto (Sunaryo, 2009: 4).
Kegunaan batik secara tradisional antara lain sebagain kain panjang, kain
sarung, kain selendang, kain ikat kepala, dan kain kemben. Pada keraton
Surakarta kain batik merupakan busana kebesaran keraton yang digunakan
pada hari biasa maupun upacara-upacara besar dan kecil (Pujiyanto, 2008: 78).
3. Jenis-jenis batik menurut teknik pembuatannya digolongkan menjadi
(wikipedia.org):
a. Batik Tulis
Kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik menggunakan tangan.
Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Batik Cap
Kain yang dihias dengan tekstur dan corak batik yang dibentuk dengan
cap (biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini
membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari
c. Batik Lukis
Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis
pada kain putih
d. Batik Printing
Batik printing adalah batik yang proses pembuatannya dengan cara
sablon. Batik jenis inilah yang saat ini banyak beredar dipasaran.
4. Motif Batik
Dalam penciptaanya motif batik diterapkan sebagai busana, asesoris, dan
kain panjang. Untuk busana, batik diklasifikasikan pada busana wanita dan
busana pria. Pada busana wanita berupa terusan panjang, baju atasan,
selendang dan kain panjang. Pada busana pria berupa atasan lengan panjang
dan lengan pendek. Pada Asesoris batik difungsikan berupa tas dan sandal
sebagai pelengkap busana wanita. Sehingga batik mengalami perkembangan
ditinjau dari nilai fungsinya, apabila dulu batik hanya digunakan oleh para
bangsawan/keluarga istana berupa kain panjang, selendang, dan busana
kebesaran, sekarang batik bebas dipakai oleh kalangan apapun dalam berbagai
bentuk produk selain busana. Hal ini sejalan dengan pendapat Anne Richter
dalam Soedarso (2006: 61), yang mengemukakan bahwa pada jaman modern
ini, batik tidak lagi hanya dipakai oleh para keluarga istana dan bangsawan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
akan tetapi batik berkembang dan banyak diciptakan untuk diterapkan sebagai:
kemeja lengan panjang, rok, alas meja, serbet makan, bahkan juga gorden.
Benda-benda teknologis yang dibuat manusia juga dapat dijadikan sebagai
motif hias.Semua benda-benda buatan manusia untuk peralatan dan keperluan
hidup sehari-sehari digolongkan ke dalam benda-benda teknologi (Sunaryo,
2000: 183).
5. Daerah Penghasil Batik
Indonesia sejak abad ke-19 sudah dikenal sebagai negara penghasil
batikmulai mencapai masa keemasannya setelah seorang saudagar Belanda
Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat
berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam. Industri batik di
Indonesia telah menyebar di setiap pulau dan daerah. Setiap daerah yang ada
di Indonesia memiliki corak dan motifnya masing-masing.
Tidak heran kalau Indonesia memiliki sentra industri batik yang sangat
banyak. Di Jawa saja daerah-daerahnya terkenal dengan batiknya masing-
masing.
a. Surakarta
Surakarta merupakan pusat produksi batik yang penting di samping
Yogyakarta dan Pekalongan. Batik yang menjadi ciri khas Kota Solo
adalah sebagai berikut:
1) Sido Mulyo sebagai simbol kebahagiaan dan kaya
2) Sido Dadi sebagai simbol kemakmuran, kebahagiaan dan kaya
3) Satriyo Wibowo sebagai simbol pria/wanita bermartabat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4) Tikel Asmorodono sebagai simbol cinta yang diberikan oleh orang
lain.
Kampoeng Batik Laweyan (Batik Desa Laweyan) adalah tempat yang
terkenal sebagai produsen Batik yang terletak di sebuah desa tradisional
penuh bangunan kuno berarsitektur Belanda dengan jalan-jalan sempit,
khas desa di Indonesia. Selain memiliki ruang pamer dan toko, beberapa
produsen menyelenggarakan khursus batik pendek bagi wisatawan.
Pasar tradisional memainkan peran yang sangat penting untuk
transaksi Batik, terutama untuk usaha kecil dan menengah, misalnya di
Solo ada Pasar Klewer yang menjual semua jenis kain, terutama batik.
Kain tradisional lainnya adalah lurik (kain khas jawa dengan motif katun
bergaris) dan tenun. Disana ada ratusan toko-toko batik di sepanjang
lorong- lorong sempit.
b. Yogyakarta
Yogyakarta dikenal sebagai pusat seni dan budaya Jawa klasik dan
Batik adalah produksi utama mereka. Produk penting lainnya dari kota ini
adalah kerajinan termasuk didalamnya batik, garmen, dan barang rumah
tangga seperti produk kayu, kulit, keramik dan tembikar juga perak.
Pola dan motif khas batik Yogyakarta sebagian besar terdiri dari
Parang, Ceplok, Sido-Mukti, Truntum dan Kawung. Kombinasi warna
Batik Yogyakarta adalah sama dengan Solo, didominasi o leh warna
coklat, nila (biru), hitam, putih dan krem. Daerah yang terkenal Produksi
Batik di Yogyakarta, antara lain Prawirotaman dan Kulon Progo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Pasar Tradisional Bringhardjo adalah salah satu tempat penting
bagi para pedagang batik dan itu menjadi titik pertemuan bagi perusahaan
skala kecil dan menengah untuk melakukan bisnis. Selain grosir, ada
banyak took batik yang menawarkan harga ritel untuk wisatawan lokal
dan asing. Pasar ini telah berfungsi sebagai salah daya tarik wisata di
Yogyakarta, karena koleksinya yang lengkap, mulai dari kain batik untuk
pakaian yang terbuat dari bahan katun dan sutra, dengan harga mulai dari
puluhan ribu sampai satu juta.
c. Cirebon
Cirebon merupakan area yang penting untuk produksi Batik di
pantai utara Jawa. Salah satu sentra produksi batik di Cirebon adalah
„Batik Trusmi, sebuah desa kecil yang terdapat 520 industri kecil dan
menengah. Desa ini terletak 7 kilometer dari Kota Cirebon. Pada tahun
2007 disebutkan bahwa lebih dari 70% penduduk atau 5.938 orang
bekerja di bisnis ini, yang terdiri dari perempuan 80% dan pria 20%.
Sama halnya Batik dari wilayahpantai utara Jawa (Batik Pesisir), Batik
Cirebon telah dipengaruhi oleh Eropa, Arab, budaya Cina dan India, yang
memiliki desain penuh warna dengan motif binatang dan bunga. Tentang
motif dan pola, ada dua kategori pola:
1) Motif Kesultanan Kasepuhan, yang dipengaruhi oleh ajaran Islam,
yang melarang menggambar desain hewan di Batik.
2) Motif Kesultanan Kanoman, yang memungkinkan seniman untuk
menggambar dan memiliki desain hewan di Batik (Ini termasuk motif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dari Keprabonan dan Kesultanan Cirebonan). Bahan yang digunakan
adalah dari sutra, katun, katun primisima dan prima. Sekitar 40 persen
dari produksi diserap oleh pasar lokal, 50 persen untuk perdagangan
antar pulau dan 10 persen diekspor ke mancanegara seperti Jepang,
Malaysia, Singapura, Myanmar, Laos, Amerika Serikat, Brunei
Darussalam dan Jerman.
d. Pekalongan
Pekalongan adalah salah satu daerah produksi utama batik dengan
desain utara Jawa pesisir. Sebagian besar batik yang diproduksi dalam
motif warna-warni dipengaruhi oleh Cina Arab dan Belanda. Ada lebih
dari 100 desain Batik yang sudah dikembangkan sejak 1802, dan
beberapa yang populer Batik Pekalongan pola Jlamprang, Hokokai, dan
Pagi-Sore.
Para seniman memiliki ribuan ide- ide dalam mendesain motif batik
tanpa sesuai pakem motif tradisional, misalnya selama pendudukan
Jepang mereka menciptakan Javanese Kokokai yaitu motif batik yang
cocok untuk jaket kimono. Pada tahun enam puluhan mereka
menciptakan Tritura Batik, yaitu setelah politik terkenal dekrit Presiden
Soekarno. Ada beberapa desain baru lainnya seperti Batik Presiden SBY
dan Batik Tsunami yang diciptakan baru-baru ini. Selain Batik tulis, ada
banyak produsen batik cap di Pekalongan dan biasanya digunakan untuk
gaun kasual dan kerajinan rumah tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Pasar Batik besar yang terkenal di Pekalongan adalah “Pasar Grosir
Setono” yang merupakanpasar ritel yang dibangun selama krisis ekonomi
pada 1990 untuk membantu produsen batik dalam memasarkan produk
mereka. Ada sekitar 7.000 pekerja yang bekerja di 12 wilayah pusat
produksi Batik, batik garmen, dan kerajinan. Mereka kebanyakan bekerja
untuk industri kecil dan menengah.
e. Madura
Salah satu sentra produksi batik yang terkenal di Madura terletak di
Tanjung Bumi, 50 kilometer dari Bangkalan. Karakteristik Batik Madura
adalah dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari Jawa,
desain batik Madura memiliki warna cerah dan lebih banyak kebebasan
dalam aplikasi desain. Di Madura, hampir tidak ada yang menghasilkan
Batik cap, para pengrajin sebagian besar menghasilkan Batik tulis. Salah
satu batik terkenal dari Madura adalah Batik Gentongan, yang memiliki
karakteristik tertentu dalam mewarnai, yang dihasilkan dari pengolahan
yang berbeda dibandingkan dengan batik lainnya. Pada tahap pertama
dari proses tersebut, kapas (mori) dicuci dan direndam dalam tong air
yang dicampur dengan minyak khusus dari residu kayu. Pada langkah
terakhir dari pengolahan kain diletakkan kembali ke dalam tong selama
sedikitnya dua bulan untuk membuat efek yang selalu awet dan
perbedaan warna.
Dalam perkembangan terakhir, Batik Madura menjadi sangat
populer di kalangan masyarakat Indonesia dan dilaporkan hampir 90%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
dari orang-orang muda di Tanjung Bumi sekarang bekerja dalam
pembuatan Batik untuk mempercepat produksi dalam memenuhi
permintaan pasar.
f. Bali
Batik Bali Batik karakteristik yang berbeda. Meskipun produksi
Batik Tulis tidak begitu besar, titik menariknya adalah pada kebebasan
dalam merancang motif dan warna yang cerah. Produksi batik cap d i Bali
lebih dominan.
Kain batik selendang yang dihiasi dengan desain bunga modern
banyak diproduksi dalam jumlah besar seperti yang digunakan untuk
pakaian pantai oleh para wisatawan. Kain selendang menjadi ikon
cinderamata khusus dari Bali.
Wilayah lain untuk sentra produksi batik tradisional di Pulau Jawa
adalah:Bandung, Banten, Banyumas, Batang, Blitar, Ciamis, Garut,
Gresik, Indramayu, Jakarta, Jember, Jombang, Klaten, Lasem, Semarang,
Sidoarjo, Sragen, Surabaya, Tasikmalaya, Tuban, Tulungagung,
Wonogiri.
Sedangkan Di luar Pulau Jawa, beberapa daerah penghasil batik
Kalimantan Timur dan tengah (yang memproduksi Batik dengan motif
Dayak): Riau, Jambi, Bengkulu, Nangroe Aceh Darussalam, Padang, dan
Kalimantan Barat memproduksi Batik dengan motif dominan Melayu
yang dan Islam. Wilayah bagian Papua, Kalimantan dan Sulawesi adalah
wilayah baru produksi Batik yang memproduksi batik dengan motif lokal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
6. Karakteristik Batik Asal Bayat, Klaten
Batik yang berasal dari Bayat memiliki karakteristik yang serupa dengan
batik asal Surakarta dan Yogyakarta karena letak daerah yang dekat dan
pangsa pasar yang sama. Batik yang berasal dari Bayat biasanya pesanan dari
daerah Surakarta dan Yogyakarta, batik ini memiliki corak warna yang kalem
(tidak terlalu cerah namun juga tidak terlalu mencolok). Warna khasnya
adalah coklat sogan dan tanahannya ukel dan grinsing yang menyatu.
C. Upah
Upah merupakan salah satu rangsangan penting bagi para karyawan dalam
suatu perusahaan. Hal ini tidaklah berarti bahwa tingkat upahlah yang merupakan
pendorong utama, tingkat upah hanya merupakan dorongan utama hingga pada
tarif dimana upah itu belum mencukupi kebutuhan hidup para karyawan
sepantasnya. Upah sesungguhnya merupakan syarat perjanjian kerja yang diatur
oleh pengusaha dan buruh atau karyawan serta pemerintah. “Upah adalah jumlah
keseluruhan yang ditetapkan oleh perusahaan sebagai pengganti jasa yang telah
dikeluarkan oleh karyawan meliputi masa atau syarat-syarat tertentu.”
Dewan Penelitian Pengupahan Nasional memberikan definisi pengupahan
sebagai berikut :
“Upah ialah suatu penerimaan kerja untuk berfungsi sebagai jaminan
kelangsungan kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi dinyatakan
menurut suatu persetujuan undang-undang dan peraturan dan dibayarkan atas
dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Dari pengertian diatas, mengenai upah ini dapat diartikan bahwa upah
merupakan penghargaan dari tenaga karyawan atau karyawan yang
dimanifestasikan sebagai hasil produksi yang berwujud uang, atau suatu jasa yang
dianggap sama dengan itu, tanpa suatu jaminan yang pasti dalam tiap-tiap minggu
atau bulan.
Gaji sebenarnya juga upah, tetapi sudah pasti banyaknya dan waktunya.
Artinya banyaknya upah yang diterima itu sudah pasti jumlahnya pada setiap
waktu yang telah ditetapkan. Dalam hal waktu yang lazim digunakan di Indonesia
adalah bulan. Gaji merupakan upah kerja yang dibayar dalam waktu yang
ditetapkan.Sebenarnya bukan saja waktu yang ditetapkan, tetapi secara relatif
banyaknya upah itu pun sudah pasti jumlahnya. Di Indonesia, gaji biasanya untuk
pegawai negeri dan perusahaan-perusahaan besar. Jelasnya di sini bahwa
perbedaan pokok antara gaji dan upah yaitu dalam jaminan ketepatan waktu dan
kepastian banyaknya upah. Namun keduanya merupakan balas jasa yang diterima
oleh para karyawan atau karyawan.
a. Sistem Upah
Ada beberapa sistem yang digunakan untuk mendistribusikan upah,
dirumuskan empat sistem yang secara umum dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Sistem upah menurut banyaknya produksi
2) Sistem upah menurut lamanya bekerja
3) Sistem upah menurut lamanya dinas
4) Sistem upah menurut kebutuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Berikut ini akan dijelaskan keempat macam sistem pengupahan
tersebut:
a) Sistem upah menurut banyaknya produksi
Upah menurut banyaknya produksi diberikan dapat
mendorong karyawan untuk bekerja lebih giat dan berproduksi
lebih banyak. Produksi yang dihasilkan dapat dihargai dengan
perhitungan ongkosnya. Upah sebenarnya dapat dicari dengan
menggunakan standar normal yang membandingkan kebutuhan
pokok dengan hasil produksi. Secara teoritis sistem upah menurut
produksi ini akan diisi oleh tenaga-tenaga yang berbakat dan
sebaliknya orang-orang tua akan merasa tidak kerasan.
b) Sistem upah menurut lamanya dinas
Sistem upah semacam ini akan mendorong untuk lebih setia
dan loyal terhadap perusahaan dan lembaga kerja. Sistem ini sangat
menguntungkan bagi yang lanjut usia dan juga orang-orang muda
yang didorong untuk tetap bekerja pada suatu perusahaan. Hal ini
disebabkan adanya harapan bila sudah tua akan lebih mendapat
perhatian. Jadi upah ini akan memberikan perasaan aman kepada
karyawan, disamping itu sistem upah ini kurang bisa memotivasi
karyawan.
c) Sistem upah menurut lamanya kerja
Upah menurut lamanya bekerja disebut pula upah menurut
waktu, misalnya bulanan. Sistem ini berdasarkan anggapan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
produktivitas kerja itu sama untuk waktu yang kerja yang sama,
alasan-alasan yang lain adalah sistem ini menimbulkan
ketenteraman karena upah sudah dapat dihitung, terlepas dari
kelambatan bahan untuk bekerja, kerusakan alat, sakit dan
sebagainya.
d) Sistem upah menurut kebutuhan
Upah yang diberikan menurut besarnya kebutuhan
karyawan beserta keluarganya disebut upah menurut kebutuhan.
Seandainya semua kebutuhan itu dipenuhi, maka upah itu akan
mempersamakan standar hidup semua orang. Salah satu kelemahan
dari sistem ini adalah kurang mendorong inisiatif kerja, sehingga
sama halnya dengan sistem upah menurut lamanya kerja dan
lamanya dinas. Kebaikan akan memberikan rasa aman karena nasib
karyawan ditanggung oleh perusahaan.
b. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Upah
Beberapa faktor penting yang mempengaruhi besarnya upah yang diterima
oleh para karyawan, yaitu :
1. Penawaran dan permintaan karyawan
2. Organisasi buruh
3. Kemampuan untuk membayar
4. Produktivitas
5. Biaya hidup
6. Peraturan pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
c. Keadilan dan Kelayakan Dalam Pengupahan
Di dalam memberikan upah/gaji perlu juga memperhatikan prinsip
keadilan. Keadilan bukan berarti bahwa segala sesuatu mesti dibagi sama
rata. Keadilan harus dihubungkan antara pengorbanan dengan penghasilan.
Semakin tinggi pengorbanan semakin tinggi penghasilan yang
diharapkan.Karena itu pertama yang harus dinilai adalah pengorbanan
yang diperlukan oleh suatu jabatan, pengorbanan dari suatu jabatan
dipertunjukan dari persyaratan-persyaratan (spesifikasi) yang harus
dipenuhi oleh orang yang memangku jabatan tersebut. Semakin tinggi
persyaratan yang diperlukan, semakin tinggi pula penghasilan yang
diharapkan. Penghasilan ini ditunjukan dari upah yang diterima.
Rasa keadilan ini sangat diperhatikan oleh para karyawan, mereka
tidak hanya memperhatikan besarnya uang yang dibawa pulang, tetapi
juga membandingkan dengan rekan yang lain. Di samping masalah
keadilan, maka dalam pengupahan perlu diperhatikan unsur kelayakan.
Kelayakan ini bisa dibandingkan dengan pengupahan pada perusahaan-
perusahaan lain. Atau bisa juga dengan menggunakan peraturan
pemerintah tentang upah minimum atau juga dengan menggunakan
kebutuhan pokok minimum.
Dalam hubungannya dengan ketidaklayakan dengan pengupahan
apabila dibandingkan dengan perusahaan lain, ada dua macam
ketidaklayakan tersebut, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
1. Mengundang skala-skala upah yang lebih rendah dibandingkan dengan
skala upah yang dibayarkan untuk skala pekerjaan yang sama dalam
perusahaan lain.
2. Skala-skala upah dimana suatu pekerjaan tertentu menerima
pembayaran yang kurang dari skala yang layak dibandingkan dengan
skala-skala untuk jenis pekerjaan yang lain dalam perusahaan yang
sama.
d. Landasan Kebijaksanaan Pengupahan
Dalam kebijaksanaan pengupahan tujuan utama yaitu kebijaksanaan yang
mendasarkan upah dari sumbangan tenaga dan pikiran karyawan. Struktur
upah/gaji menunjukan sistem yang formal mengenai skala-skala untuk
tujuan tersebut. Sistem ini membedakan dalam pembayaran-pembayaran
yang dianggap menunjukan perbedaan yang sama dalam bentuk-bentuk
pekerjaan. Tambahan-tambahan produktivitas atau penyesuaian faktor-
faktor perbaikan yang menghubungkan upah/gaji dengan dibuat menurut
rata-rata kemajuan perusahaan.Kebijaksanaan pengupahan umumnya
dibuat untuk:
1. Adanya pembayaran upah/gaji yang cukup untuk menjamin hidup
berkeluarga dalam keadaan normal.
2. Mengadakan diferensiasi penghargaan pengupahan/penggajian dalam
perbedaan skill, tanggungjawab, usaha dan kondisi kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3. Mengadakan suatu pembinaan pengupahan/penggajian sesuai dengan
peningkatan karya atau efisiensi kerja yang diberikan untuk
mempertinggi daya hidup karyawan.
4. Mengadakan suatu pembinaan pengupahan/penggajian menurut
stabilitas keuangan perusahaan.
D. Omset Penjualan
Usaha apa saja yang dijalankan oleh perorangan atau perusahaan pastilah
mengharapkan keuntungan atau laba yang sesuai dengan pengorbanan yang telah
ia lakukan dan ini sejalan dengan pandangan para ahli. Menurut “commite on cost
concepts and standars of the america accounting association” yang disadurkan
oleh Abas Karetadinata (1985), pengertian biaya adalah pengorbanan yang diukur
dengan satuan uang yang dilakukan atau harus dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu atau pengorbanan yang dilakukan untuk mempero leh suatu
manfaat. Selanjutnya Menurut Mulyadi (1993), biaya tenaga kerja adalah harga
yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut.
Omset berarti jumlah, sedangkan penjualan adalah kegiatan menjual
barang/jasa yang bertujuan untuk memperoleh laba. Jadi omset penjualan adalah
jumlah laba yang diperoleh dari proses menjual barang/jasa. Menurut Sutamto
(1977), penjualan adalah usaha yang dilkaukan manusia untuk menyampaikan
barang dan jasa kebutuhan yang telah dihasilkannya kepada mereka yang
membutuhkan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan
sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Menurut swasta (1993), omset penjualan adalah akumulasi dari penjualan
seluruh produk barang dan jasa yang dihitung secara keseluruhan selama kurun
waktu tertentu secara terus-menerus atau dalam suatu proses akuntansi.
Winardi (1991), menyatakan penjualan sebagai proses dimana penjual atau
produsen memastikan, mengaktifkan, dan memuaskan kebutuhan atau keinginan
pembeli/konsumen agar dicapai mufakat dan manfaat baik bagi penjual dan
pembeli secara berkelanjutan dan saling menguntungkan.
Rustam (2002), omset penjualan merupakan nilai maksimum yang dapat
dikonsumsi oleh seseorang dalam suaatu periode dengan mengharapkan keadaan
yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Dengan kata lain omset
adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang
diperoleh selaama satu periode, dan bukan hanya yang dikonsumsi juga tidak ada
kaitannya dengan perubahan modal dan hutang.
Omset diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam
memanfaatkan faktor- faktor produksi untuk mempertahankan diri dan
pertumbuhan.Seluruh kegiatan/operasi perusahaan menciptakan omset secara
keseluruhan menimbulkan pengaruh positif (omset) dan keuntungan, juga
pengaruh negatif (baca: pengorbanan) seperti biaya. Selisih dari keduanya
nantinya akan menjadi laba atau rugi.
Fakta di lapangan menunjukkan adanya faktor-faktor yang memengaruhi
omset penjualan. Menurut Swasta (1999:121), faktor- faktor yang memengaruhi
besar kecilnya omset penjualan dibagi menjadi dua faktor yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Faktor internal, yaitu faktor- faktor yang dikendalikan oleh perusahan, pada
umumnya faktor- faktor internal adalah sebagai berikut:
a) Kemampuan perusahaan untuk mengelola produk yang akan dipasarkan
b) Kebijaksanaan harga dan promosi yang digariskan perusahaan
c) Kebijaksanaan untuk memilih perantara yang digunakan
2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak-pihak
perusahaan, pada umumnya faktor eksternal adalah sebagai berikut:
a) Perkembangan ekonomi dan perdagangan baik nasional maupun
internasional, perdagangan dan moneter.
b) Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi, perdagangan, dan moneter.
c) Suasana persaingan pasar.
E. Luas Pasar
1. Pengertian pasar
Luas secara harafiah adalah satuan untuk mendefinisikan besarnya
wilayah, sedang pasar adalah tempat terjadinya jual beli barang dan atau jasa.
Pasar dapat digolongkan dalam dua golongan yaitu pasar konkrit dan pasar
abstrak.
Pasar konkrit merupakan tempat dimana para peminta dan penawar barang
berkumpul dan bertemu. Ciri pasar konkrit yaitu peserta pasar (penjual dan
pembeli) dan barang yang diperdagangkan terdapat pada pasar tersebut,
sedang pasar abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat dengan
kasat mata. Konsumen dan produsen tidak bertemu secara langsung. Biasanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dapat melalui internet, pemesanan telepon dan lain- lain. Barang yang
diperjualbelikan tidak dapat dilihat dengan kasat mata, tapi pada umumnya
melalui brosur, rekomendasi dan lain- lain.Kita juga tidak dapat melihat
konsumen dan produsen bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan
produsen dan konsumen sekaligus (Hanafiah, 1983).
Pasar juga dapat diartikan sebagai sasaran atau target yang akan dicapai
oleh perusahaan sebagai pemasaran barang produksinya. Pasar yang dimaksud
di sini adalah pasar sebagai sasaran penjualan. Sehingga luas pasar adalah
luasnya wilayah yang menjadi sasaran penjualan dari target yang sudah
ditetapkan oleh perusahaan. Dalam memasarkan barang perlu dipikirkan
strategi yang baik untuk peningkatan jangkauan pasar yang dihadapi oleh
perusahaan.Strategi pemasaran menurut Kotler (1997), adalah sejumlah
tindakan terintegrasi yang diarahkan untuk mencapai keuntungan kompetitif
yang berkelanjutan. Inti pemasaran strategis modern terdiri atas tiga langkah
pokok, yaitu segmentasi, penentuan pasar sasaran, dan penetapan posisi.
Ketiga langkah ini sering disebut STP (segmenting, targetting, positioning)
(Kotler dan Amstrong, 2004). Langkah pertama adalah segmentasi pasar,
yakni mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli yang terpisah-
pisah yang membutuhkan produk dan/atau bauran pemasaran
tersendiri.Langkah kedua adalah penentuan pasar sasaran, yaitu tindakan
memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dimasuki maupun dilayani.
Langkah ketiga adalah penetapan posisi, yaitu tindakan membangun dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mengkomunikasikan manfaat produk yang istimewa dari produk di dalam
pasar.
Pasar (dalam arti luas) merupakan tempat perjumpaan antara pembeli dan
penjual, di mana barang/jasa atau produk dipertukarkan antara pembeli dan
penjual. Ukuran kerelaan dalam pertukaran tersebut biasanya akan muncul
suatu tingkat harga atas barang dan jasa yang dipertukarkan tersebut
(Ehrenberg dan Smith, 2003). Pasar terbentuk dari proses pertemuan sampai
terjadinya kesepakatan. Pasar tersebut tidak mempedulikan tempat dan jenis
barang.Jadi pasar tidak terbatas pada suatu lokasi saja (Rasyaf, 1996).
2. Peranan Pasar
a. Peranan pasar bagi produsen
1) Sebagai tempat untuk mempromosikan barang
2) Sebagai tempat untuk menjual hasil produksi
3) Sebagai tempat untuk memperoleh bahan produksi
b. Peranan pasar bagi konsumen
1) Mempermudah konsumen untuk mendapatkan barang
2) Sebagai tempat bagi lonsumen untuk menawarkan sumber daya yang
dimiliki
c. Peranan pasar bagi pemerintah
1) Sebagai penunjang kelancaran pembangunan
2) Sebagai sumber pendapatan negara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
F. Tenaga Kerja
1. Pengertian Tenaga Kerja
Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bab I pasal 1 ayat
2 disebutkan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun masyarakat.
Menurut Kasnawi (2006), mengemukakan bahwa produktivitas tenaga
kerja adalah pencerminan dari mutu tenaga kerja jika hal-hal lain dianggap
tetap sama. Menurutnya perubahan (peningkatan) produktivitas tenaga kerja
dapat terjadi karena pengaruh beberapa hal yaitu:
a. Sumber daya modal fisik tersedia dalam jumlah yang banyak
b. Sebagai sumber daya yang tersedia dalam jumlah yang besar
c. Mutu modal manusia itu sendiri yang meningkat
d. Kondisi dan lingkungan kerja yang lebih baik
Ini menjelaskan berbagai pertanyaan yang ada dalam dunia ekonomi
selama ini yang mempertanyakan mengapa ada banyak negara kaya akan
sumber daya alam namun negara itu tetap miskin sedang banyak negara yang
memiliki sedikit sumber daya alam namun menjelma menjadi negara kaya di
dunia. Sebagai gambaran negara kecil seperti Jepang saat ini menjadi negara
dengan pendapatan nasional tertinggi di Asia yang sebenarnya negara itu
memiliki sedikit sumber daya alam, namun mereka berani menyatakan unggul
dari segi sumber daya manusianya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Kasnawi(2006), mengemukakan gagasannya bahwa produktivitas tenaga kerja
dipengaruhi oleh:
1) Perkembangan barang modal per pekerja
2) Perbaikan tingkat keterampilan, pendidikan, dan kesehatan kerja
3) Meningkatkan skala usaha
4) Perpindahan pekerja antar jenis kegiatan
5) Perubahan komposisi output dari tiap sektor atau sub sektor
6) Perubahan teknik produksi
2. Klasifikasi tenaga kerja
a. Berdasarkan Penduduknya
1) Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah seluruh jumlah penduduk yang dianggap dapat
bekerja dan sanggup bekerja jika tidak ada permintaan kerja. Menurut
undang-undang ketenagakerjaan mereka yang dikelompokkan sebagai
tenaga kerja adalah yang berusia 15-64 tahun
2) Bukan Tenaga Kerja
Bukan tenaga kerja adalah mereka yang dianggap tidak mampu dan
tidak mau bekerja, meskipun ada permintaan bekerja. Menurut UU
tenaga kerja No.13 tahun 2003, mereka yang berusia di luar usia kerja.
yaitu mereka yang berusia di bawah 15 tahun dan berusia di atas 64
tahun. Mereka ini ini biasanya anak-anak, dan para lansia(lanjut usia)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
e. Berdasarkan Batas Kerja
1) Angkatan Kerja, mereka adalah penduduk usia produktif yang berusia
15-64 tahun yang saat ini tidak atau belum bekerja dan sedang mencari
pekerjaan.
2) Bukan Angkatan Kerja, mereka adalah penduduk yang berumur 10
tahun ke atas yang kegiatannya bersekolah, mengurus rumah tangga dan
sebagainya. Kelompok ini adalah anak-anak sekolah, ibu rumah tangga,
dan pengangguran.
f. Berdasarkan Kualitasnya
1) Tenaga Kerja Terdidik
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
dalam bidang tertentu dengan cara sekolah atau menjalani pendidikan
formal dan non formal, tenaga kerja ini ini contohnya adalah guru,
dosen.
2) Tenaga Kerja Terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian
dalam bidang tertentu melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja ini
memerlukan latihan secara berulang-ulang sehingga mampu menguasai
pekerjaan tersebut. Contohnya adalah pembuat patung, teknisi mesin,
karyawan bengkel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3) Tenaga Kerja Tidak Terdidik
Tenaga kerja tidak terdidik adalah tenaga kerja yang biasanya
hanya mengandalkan tenaga fisik saja. Contoh dari tenaga kerja ini
adalah kuli bangunan, kenek.
3. Permasalahan Ketenagakerjaan
Negara Indonesia terkenal dengan penduduk yang sangat banyak dan
sebagian besar penduduk Indonesia bekerja sebagai tenaga kerja yang bekerja
di dalam negeri maupun di luar negeri. Tenaga kerja dari Indonesia umumnya
berbekal pendidikan yang minim.
Hal itu menimbulkan persoalan-persoalan pelik yang harus dihadapi oleh
pemerintah ini. Berikut permasalahan umum yang ada di Indonesia tentang
ketenagakerjaan:
a. Rendahnya Kualitas Tenaga Kerja
Pendidikan bisa dijadikan patokan kualitas sumber daya manusia di
suatu negara, proses yang sepertinya sepele ini tidak boleh diacuhkan
sebab banyak juga yang gagal dalam proses pendidikan. Dikaji lebih jauh
lagi pendidikan di Indonesia masih sangat rendah bila dibanding dengan
pendidikan di negara lain seperti di Jepang. Pengetahuan dan teknologi
menjadi sangat rendah. Minimnya pengusaan ilmu pengetahuan dan
teknologi menyebabkan rendahnya produktivitas tenaga kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
b. Jumlah Angkatan Kerja yang terus bertambah tidak sebanding dengan
lapangan pekerjaan yang ada
Angkatan kerja yang ada di Indonesia sampai saat ini sangat
banyak sedang perluasan lapangan pekerjaan tidak dan atau belum
terealisasikan. Lapangan pekerjaan di Indonesia masih sangat minim
menyebabkan pemerintah harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk
menopang semua itu.
c. Persebaran Tenaga Kerja yang Tidak Merata
Sampai saat ini tenaga kerja sebagian besar berada di pulau Jawa.
Sedang di daerah lain masih kekurangan tenaga kerja, terutama untuk
sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Di Jawa saat ini sudah
sangat padat dan banyak penganggur, namun di daerah lain seperti
Kalimantan, Papua, Sumatra masih kaya sumber daya alam dan sangat
butuh sumber daya manusia.
d. Pengangguran
Pengangguran di Indonesia sampai saat ini sangat banyak, saking
banyaknya lapangan pekerjaan yang ada tak mencukupi untuk menampung
pencari kerja. Lapangan pekerjaan yang ada saat ini tidak sebanding
dengan luapan penganggur yang ada di negara ini. Apabila lapangan
pekerjaan tidak segera ditambah oleh pemerintah, lama-kelamaan
pengangguran yang saat ini sudah banyak akan terus bertambah banyak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4. Dampak Sentra Batik terhadap Tenaga Kerja
Usaha Batik telah berkontribusi dalam menyediakan lapangan pekerjaan
bagi masyarakat di Desa Jarum, Bayat, Klaten. Batik yang berkembang di
Jarum, Bayat membawa angin segar pada ekonomi masyarakat. Masyarakat
(warga sekitar) yang tak mempunyai pekerjaan kini bisa menunjukkan
eksistensinya sebagai tenaga kerja di usaha-usaha batik di Jarum, Bayat.
Dengan begitu menciptakan situasi ekonomi yang stabil, masyarakat
mendapatkan penghasilan sebagai tenaga kerja di usaha batik. Penghasilan
masyarakat yang cukup menciptakan tingkat kesejahteraan pada masyarakat.
5. Dampak Tenaga Kerja terhadap Sentra Batik
Usaha batik yang sampai saat ini eksis di Sentra Batik Jarum, Bayat tak
bisa dilepaskan dari peran penting tenaga kerja yang secara sadar telah
membantu berbagai proses operasi usaha yang berjalan. Tenaga kerja menjadi
penggerak roda perekonomian sentra batik. Keberadaan tenaga kerja telah
menjadi poros perkembangan dan kemajuan sentra batik di lokasi ini.
G. Laba Usaha
Menurut Soemarso (2004 : 245), laba adalah selisih lebih pendapatan atas
beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama
periode tertentu. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh
mana suatu perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai
selisih dari keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang
dikeluarkan untuk proses penjualan selama periode tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Umumnya perusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan tertentu. Yang dikorbankan
pada umumnya adalah tenaga, uang, kesempatan, dan waktu. Untuk mencapai hal
tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap aktivitas
usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung
secara terus-menerus.
Pengertian laba menurut Baridwan (2004 : 29), kenaikan modal (aktiva bersih)
yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari
badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang memengaruhi badan
usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau
investasi oleh pemilik.
Menurut Rustam (2002), laba usaha didefinisikan sebagai selisih antara
penerimaan total dengan biaya-biaya produksi, biaya tenaga kerja, penyusustan,
dan sebagainya.
Sedangkan menurut Simamora (2002 : 45), laba adalah perbandingan antara
pendapatan dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya
adalah laba bersih.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari semua
transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan memengaruhi
kegiatan perusahaan pada periode tertentu. Laba didapat dari selisih antara
pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar dari pada beban maka
perusahaan akan mendapatkan laba, apabila terjadi sebaliknya maka perusahaan
mengalami kerugian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Munawir (2007), memberikan pengertian laporan laba/rugi adalah laporan
yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu.
Sedangkan menurut Baridwan (2004), mendefinisikanlaporan laba/rugi adalah
suatu laporan yang menunjukkan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari
suatu unit usaha untuk suatu periode tertentu.
Setiap perusahaan mempunyai tujuan umum dalam menjalankan aktivitasnya
yaitu memperoleh laba, dari laporan laba rugi dapat menggambarkan
keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.
Dalam setiap perusahaan untuk mengetahui laba perusahaan tersebut dapat
dilakukan dengan memperbandingkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya
yang dikeluarkan. Dengan adanya perbandingan tersebut perusahaan dapat
mengetahui keadaan perusahaan dalam posisi untung atau rugi, jika pendapatan
lebih besar dari pada biaya keluar maka perusahaan dapat dikatakan perusahaan
tersebut memperoleh laba dan sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari pada
pengeluaran maka dapat dikatakan perusahan dalam keadaan rugi.
H. Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitia penulis ini adalah penelitian yang
pernah dilakukan oleh Handayani (2011), mengenai faktor- faktor yang
memengaruhi peningkatan kreativitas di industri batik, studi kasus pada industri
batik di Kota Pekalongan, Lasem, Solo, dan Yogyakarta menemukan hasil
penelitian yang menyatakan bahwa Salah satu jenis industri kreatif yang berasal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dari kerajinan adalah industri batik. Industri ini memberikan kontribusi besar
terhadap industri kreatif yaitu rata-rata sebesar 33.704.640 selama tahun 2002-
2006 atau sebesar 24,09% Penelitian-penelitian di industri batik menunjukkan
bahwa kreativitas perlu ditingkatkan. Ia juga menambahkan bahwa Kesimpulan
dalam penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian ini dapat membuktikan bahwa iklim organisasi kreatif, proses
kreatif, dan SDM kreatif (yang terdiri dari motivasi dan karakter untuk
berkreasi) mempengaruhi peningkatan kreativitas di industri batik. Hal ini
dibuktikan dengan diketahuinya nilai CR<1,96 dan p>0,05),
2. Pengaruh motivasi terhadap SDM kreatif (pesisir: 0,688; non pesisir: -0,237),
pengaruh karakter terhadap SDM kreatif (pesisir: -0,029; non pesisir: 0,397),
pengaruh SDM kreatif terhadap kreativitas (pesisir: 0,828; non pesisir: 0,210),
pengaruh iklim organisasi kreatif terhadap kreativitas (pesisir: 0,314; non
pesisir: -0,018), pengaruh proses kreatif terhadap kreativitas (pesisir: 0,228;
non pesisir: 0,042),
3. Faktor yang paling memengaruhi peningkatan kreativitas dari aspek :
a. SDM kreatif adalah menyukai nilai seni dan tertarik untuk
mengembangkan ide- ide kreatif tentang batik,
b. Iklim organisasi kreatif adalah adanya rasa saling percaya dan terbuka
dalam lingkungan kerja,
c. Proses kreatif adalah menemukan kesulitan dalam membatik dan bertanya
apabila mendapat kesulitan (http://core.kmi.open.ac.uk/display/11731976).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Penelitian serupa adalah penelitian yang dilakukan oleh Satriadi, yang
melakukan penelitian tentang perkembangan industri kerajinan wayang kulit di
Kabupaten Bantul tahun 2005-2009 dilihat dari jumlah pengusaha, omset
penjualan, dan laba industri wayang kulit. Dalam penelitiannya dia menemukan
hasil penelitian yang menyatakan bahwa trend perkembangan industri kerajinan
wayang kulit di Kabupaten Bantul DIY tahun 2005-2009: (1) Terjadi peningkatan
perkembangan jumlah pengusaha selama tahun 2005-2009, (2) Terjadi
peningkatan perkembangan jumlah tenaga kerja selama tahun 2005-2009, (3)
Terjadi peningkatan perkembangan jumlah omset selama tahun 2005-2009, (4)
Terjadi peningkatan perkembangan jumlah jumlah laba selama tahun 2005-2009.
Penelitian lain yang masih sejenis dengan penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Maharani yang meneliti perkembangan industri kerajinan
batu di Desa Keji, Muntilan. Dalam penelitiannya ia memperoleh hasil yang
menunjukkan trend bahwa: (1) Terjadi peningkatan jumlah unit usaha kerajinan
batu sebesar 1,7 unit usaha setiap tahunnya, (2) Terjadi penurunan jumlah tenaga
kerja kerajinan batu sebesar -9,4 tenaga kerja setiap tahunnya, (3) Terjadi
peningkatan jumlah omset kerajinan batu sebesar Rp. 8.370.427,00 rupiah setiap
tahunnya, (4) Terjadi peningkatan jumlah laba kerajinan batu sebesar Rp.
1.496.091,00 rupiah setiap tahunnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Deskripsi yang akan
dijelaskan adalah perkembangan sentra batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten.
Perkembangan dilihat berdasarkan peningkatan upah, omset penjualan, luas pasar,
jumlah tenaga kerja, dan laba usaha selama tahun 2009-2013.Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dan berfokus pada subjek dan
objekpenelitiannya.
Metode penelitian deskriptif menurut Pauline (1974 : 65), bahwa ”Peneliti
berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu
secara jelas dan sistematis”. Metode penelitian deskriptif berfungsi untuk
mengetahui dan menjelaskan karakteristik variabel-variabel dari sebuah situasi
atau keadaan yang sedang berlangsung saat ini. Metode deskriptif bertujuan untuk
mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,
mengidentifikasi masalah danmemeriksa kondisi yang sedang terjadi, dan
membuat perbandingan atau evaluasi.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan atau memberikan
gambaran terhadap subjek dan atau objek yang diteliti melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya kemudian melakukan analisis namun tidak
membuat kesimpulan yang berlaku umum (generalisasi/inferensi) (Sugiyono,
2010 : 21).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuanlitatif yang menyediakan informasi data dan penganalisisannya diwujudkan
dalam bentuk perhitungan angka.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jarum, Bayat yang berada di
Kabupaten Klaten. Daerah ini menjadi salah satu penghasil Batik yang
banyak. Usaha-usaha batik di daerah ini sangat banyak bahkan tahun 2013
desa Jarum sudah diresmikan menjadi desa wisata. Potensi dan keunggulan
dari produksi batik di daerah ini sudah tidak diragukan lagi. Tempat penelitian
akan dilaksanakan di sentra batik Desa Jarum, Bayat, Klaten. Penelitian
dilaksanakan di sini karena memang daerah ini yang menjadi lokasi utama
produksi batik, baik berupa kain atau kayu.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama bulan April-Juli 2014.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian ini adalah para Pengusaha Batik di daerah
Jarum, Bayat, Kabupaten Klaten.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel-variabel yang yang diteliti yaitu: Upah,
Omset Penjualan, Luas Pasar, Jumlah Tenaga Kerja, dan Laba Usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
D. Definisi Operasional dan Sumber Data
1. Definisi Operasional
Data yang masuk dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif, data yang
dicari adalah:
a. Jumlah pengusaha, yaitu jumlah pemilik usaha batik yang ada di desa
Jarum, Bayat pada tahun 2009-2013. Jumlah pengusaha yang dicari
dalam satuan orang.
b. Upah, yaitu penghasilan yang diterima tenaga kerja setelah ia melakukan
kewajibannya dengan memproduksi batik dalam satuan mata uang, di
sini digunakan rupiah.
c. Jumlah Tenaga Kerja, yaitu jumlah seluruh tenaga kerja yang bekerja di
usaha batik, desa Jarum, Kecamatan Bayat pada tahun 2009-2013 dalam
satuan orang.
d. Jumlah Omset Penjualan, yaitu jumlah penerimaan total yang dihasilkan
oleh proses produksi setiap tahunnya oleh usaha batik di Desa Jarum,
Kecamatan Bayat pada tahun 2009-2013 dalam satuan mata uang, di sini
digunakan rupiah.
e. Luas Pasar, yaitu luas cakupan wilayah pemasaran usaha yang
dijalankan pengusaha dalam memasarkan produknya per tahun.
f. Laba Usaha, yaitu keuntungan yang diperoleh pemilik usaha batik dalam
satuan rupiah per tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Variabel dalam penelitian ini adalah upah, omset penjualan, luas pasar,
jumlah tenaga kerja, dan laba usaha di Sentra Batik yang berada di desa
Jarum, Bayat, Klaten pada tahun 2009-2013.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan para
pengusaha batik di Desa Jarum, Bayat. Sedang untuk memperoleh data
sekunder adalah dengan meminta data-data rekap bulanan yang dilakukan
oleh para pengusaha Batik di daerah ini. Data yang diperlukan tentu saja
adalah jumlah omset penjualan, jumlah tenaga kerja, luas pasar, laba usaha,
dan juga pengeluaran-pengeluaran usaha seperti upah karyawan dan juga
pengeluaran untuk produksi.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yaitu kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen yang sejenis, akan
tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan itu disebabkan karena
adanya karakteristik yang berlainan (Supranto, 1986). Yang menjadi populasi
dalam penelitian ini adalah pengusaha batik yang ada di Desa Jarum, Bayat,
Klaten yang berjumlah 28 orang.
2. Sampel
Sampel yaitu sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1992).
Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
sejumlah dari total pengusaha yang memiliki usaha batik di Desa Jarum,
Bayat, Klaten yang berjumlah 23 orang.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampel jenuh, yaitu cara
pengambilan sampel menurut sejumlah populasi yang ada, diambil secara
keseluruhan sebagai sampel denganmelihat pertimbangan khusus.
Pertimbangan tersebut dilihat dengan menitikberatkan pada data yag
diperoleh. Dari 28 usaha batik yang diselidiki ternyata yang valid ada 23 yang
kemudian bisa dijadikan sampel. Sedang sisanya lima usaha batik tidak
dipakai karena tidak memiliki data secara lengkap, sesuai yang dibutuhkan
dalam penelitian ini. Ketidaklengkapan data disebabkan karena lima usaha
batik tersebut belum mulai beroperasi sejak tahun 2009. Tentu saja lima
usaha batik tidak memiliki data-data tentang upah, omset, luas pasar, jumlah
tenaga kerja, dan laba pada tahun 2009.
Sampel diambil dari keseluruhan jumlah populasi yang ada di SentraBatik
Desa Jarum, Bayat. Dalam pengambilan sampel ini penulis/peneliti
menggunakan wawancara sehingga peran peneliti sangat penting untuk
memberi arahan demi hasil yang maksimal.
F. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah antara lain:
1. Observasi/pengamatan
Observasi yaitu metode pengumpulan data secara sistematis melalui
pengamatan langsung terhadap subjek yang diteliti. Dengan metode ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
peneliti mengamati secara langsung para pengusaha dan karyawan di Sentra
Batik di Desa Jarum, Bayat, Kabupaten Klaten untuk memperoleh gambaran
tentang keadaan fisik yang sesungguhnya seperti untuk mengamati proses
produksi batik, dari kain mori yang di batik hingga pencelupan, melihat
banyaknya tenaga kerja yang bekerja.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan memberikan pertanyan yang
sekiranya perlu untuk ditanyakan langsung kepada pemilik usaha dan juga
responden yang adalah karyawan batik. Wawancara kepada pemilik usaha ini
dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai omset penjualan, biaya per
bulan, persaingan, hambatan usaha, upah karyawan, omset penjualan, laba
usaha, jumlah tenaga kerja, luas pasar. Wawancara ini dapat membantu
penulis untuk memperoleh data yang tidak dapat digali dengan teknik yang
pertama, yakni observasi/pengamatan di lokasi.
3. Dokumenter
Pengumpulan data sekunder yang ada di usaha batik ini. Data yang
dimaksud adalah data pengeluaran perusahaan seperti pembiayaan karyawan,
dalam hal ini upah yang diberikan industri kepada karyawan di usaha batik
tulis, omset penjualan produk, luas pasar, jumlah tenaga kerja, dan
pengeluaran untuk produksi. Dokumenter mampu menyediakan data dalam
bentuk visual yang dapat menambah data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
G. Teknik Analisis
1. Analisis Trend
Data berkala atau yang sering disebut time series adalah data yang
dikumpulkan dari waktu ke waktu, untuk menggambarkan suatu
perkembangan kegiatan (perkembangan produksi, harga, hasil penjualan,
jumlah personil, penduduk, jumlah kecelakaan, jumlah peserta, dan lain
sebagainya). Analisis data juga memungkinkan mengetahui perkembangan
sesuatu/beberapa kejadian serta hubungannya/pengaruhnya terhadap kejadian
lainnya. Misalnya apakah kenaikan biaya advertensi diikuti oleh kenaikan
hasil penjualan, apakah kenaikan penggunaan pupuk akan diikuti oleh
kenaikan produksi padi, apakah kenaikan gaji akan diikuti oleh kenaikan
pajak pendapatan, apakah kenaikan konsumsi akan diikuti oleh kenaikan
konsumsi, dan lain sebagainya. Dengan kata lain apakah kenaikan suatu
kejadian akan memengaruhi kejadian lainnya, kalau memang memengaruhi
berapa besarnya pengaruh tersebut secara kuantitatif.
Data berkala terdiri dari komponen-komponen, maka dengan analisis data
berkala kita dapat mengetahui masing-masing komponen kalau kita ingin
menyelidiki komponen-kompponen tersebut secara mendalam tanpa
kehadiran komponen-komponen yang lainnya. Data berkala karena adanya
pengaruh dari komponen-komponen tersebut selalu mengalami perubahan-
perubahan sehingga apabila dibuat grafik akan menunjukkan suatu fluktuasi,
yaitu gerakan naik-turun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Contoh grafik produksi barang A, B, C selama empat tahun dari tahun 2000-
2004 dalam jumlah:
2. Klasifikasi dari Gerakan Trend
Gerakan/variasi dari trend terdiri dari empat macam/komponen:
a. Gerakan trend jangka panjang (long term movements or secular trend),
yaitu gerakanyang menunjukkan arah perkembangan secara umum
(kecenderungan menaik/menurun)
b. Gerakan/Variasi Siklis (cyclical movements or variation), yaitu
gerakan/variasi jangka panjang di sekitar garis trend (berlaku untuk data
tahunan). Gerakan siklis ini bisa terulang setelah jangka waktu tertentu
(setiap 3 tahun, 5 tahun, atau lebih) bisa juga tidak terulang dalam jangka
waktu yang sama.
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
2000 2001 2002 2004
C
B
A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Gerakan/Variasi Musiman (seasonal movements/variation), yaitu
gerakan yang mempunyai pola tetap dari waktu ke waktu, misalnya
menaiknya harga sembako pada saat lebaran.
d. Gerakan/variasi yang tidak teratur (irregular or random movements),
yaitu gerakan/variasi yang sporadik sifatnya, misalnya naik-turunnya
produksi padi akibat banjir yang datangnya tidak teratur, naik-turunnya
produksi industri akibat pemogokkan, dan lain sebagainya.
Analisis trend sangat cocok untuk penelitian ini sebab penelitian ini
memberikan gambaran yang nyata tentang keadaan yang ada di lokasi
penelitian, yaitu usaha-usaha batik di Bayat.
Deret berkala dibedakan menjadi 4 komponen yang seakan-akan
independen dan disebabkan oleh beberapa hal. Analisis data menggunakan
kuadrat deret berkala yaitu menggunakan kuadrat terkecil untuk menghitung
nilai trend dari tahun 2009-2013. Alasan menggunakan deret berkala kuadrat
terkecil karena hasil peramalan lebih sesuai dan memberikan hasil yang
mendekati kenyataan sebenarnya. Metode kuadrat minimum/terkecil
merupakan metode yang memuaskan bagi penggambaran garis trend linear.
Nilai kuadrat terkecil menghendaki agar jumlah kuadrat dari semua titik-titik
vertikal (residu) antara titik-titik koordinat dan garis trend menjadi
seminimal mungkin (Dajan, 1986:303).
Rumus yang dipakai adalah Y‟=a + bX
Y : nilai trend periode tertentu
a : nilai konstanta, yaitu nilai Y‟ pada saat X sama dengan Nol (0)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Nilai a diperoleh dengan menggunakan rumus:
b : nilai kemiringan, yaitu nilai Y‟ pada saat X bertambah satu satuan
Nilai b diperoleh dengan menggunakan rumus:
X : nilai periode tahun
Bentuk tabel perhitungan adalah sebagai berikut:
Tahun Y X XY Nilai Trend ( Y‟)
2009
2010
2011
2012
2013
Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan trend sekuler, yaitu
gerakan yang berjangka panjang, lambat, dan berkecenderungan menuju ke satu
arah, arah menaik atau menurun. Trend sekuler umumnya meliputi gerakan
selama 10 tahun atau lebih (Dajan, 1986).Untuk mencari nilai trend pada rumusan
masalah pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima menggunakan teknik
analisis data dengan analisis deret berkala, metode kuadrat terkecil. Analisis
dengan metode kuadrat terkecil karena tingkat kesalahan yang dihasilkan
minimum sehingga memberikan hasil perhitungan yang mendekati kenyataan dan
dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya mengenai trend Perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten yang ditinjau dari Upah, Omset Penjualan,
Luas Pasar, Jumlah Tenaga Kerja, dan Laba Usaha.
H. Prosedur dan Tahap-Tahap Penelitian
1. Diagram Alir
2. Langkah-Langkah Penelitian
b. Start
c. Studi Penelitian
Dalam studi penelitian ini penulis melakukan survei ke lokasi usaha yaitu
usaha batik di Bayat yang akan dijadikan lokasi penelitian oleh penulis.
Survei ini dilakukan oleh penulis dengan maksud untuk mendapatkan
START Survei Ke Lokasi Usaha Batik KONSULTASI
IDENTIFIKASI
MASALAH
PENELITIAN
Mencari Buku-
Buku Referensi
Yang Cocok
Membuat
Batasan Masalah
MERUMUSKAN
TUJUAN DAN
MANFAAT
PENELITIAN
MERUMUSKAN
MASALAH
Cari Teori-Teori
Yang Sesuai
Penelitian
Pengumpulan
Data (Catatan
Bulanan
Usaha Batik)
Teori Analisis Data
dengan trend
Analisis
Data dengan
Kuadrat
Terkecil
Membuat Kesimpulan FINISH
KONSULTASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
gambaran umum yang lebih jelas terhadap lokasi usaha. Penulis datang ke
lokasi usaha untuk “kula nuwun” dengan pemilik usaha dan melakukan
wawancara dengan beberapa karyawan yang bekerja di usaha batik ini.
d. Konsultasi
Setelah melakukan survei ke lokasi usaha, penulis berkonsultasi dengan
dosen pembimbing secara diskusi untuk membicarakan gambaran yang
ada di lokasi usaha yang kemudian menentukan permasaahan-
permasalahan yang terjadi di lokasi usaha dengan melihat realita yang ada.
Konsultasi dilakukan agar dosen pembimbing mengerti dan memahami
keadaan perusahaan dan dapat memberikan masukan dan saran mengenai
langkah yang akan dilakukan selanjutnya.
e. Identifikasi Masalah
Setelah melakukan studi pendahuluan dan konsultasi dengan dosen
pebimbing, dilakukan identifikasi masalah yang terjadi pada usaha batik.
Identifikasi masalah ini untuk mendeskripsikan perkembangan sentra batik
di Desa Jarum, Bayat.
f. Tinjauan Pustaka
Pada langkah ini peneliti akan melakukan peninjauan pustaka dengan
buku-buku dan sumber-sumber referensi, dimana sumber-sumber
pendukung ini yang dapat membantu peneliti dalam menganalisis dan
menyelesaikan permasalahan yang dipilih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
g. Menentukan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian harus disesuaikan dengan identifikasi dan
perumusan masalah yang telah diangkat pada penelitian ini. Dan tentunya
tujuan penelitian ini juga mempunyai manfaat bagi karyawan, perusahaan,
serta bagi peneliti-peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan
topik sejenis.
h. Membuat Batasan Masalah
Akan dilakukan pembatasan atas masalah yang diambil sehingga peneliti
bisa lebih fokus akan inti dari masalah itu. Sehingga ruang lingkup dari
permasalahan ini bisa jelas dan sistematis.
i. Merumuskan Masalah
Pada langkah selanjutnya ini akan dilakukan perumusan terhadap sejumlah
masalah yang didapat pada tahapan identifikasi masalah. Sehingga dari
identifikasi masalah akan dilakukan perumusan dengan beberapa
pertanyaan yang dapat mendukung untuk menentukan perbaikan-
perbaikan yang dapat dilakukan.
j. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini teknik yan digunakan antara lain:
1) Wawancara dengan pemilik usaha batik di Sentra Batik Desa Jarum,
Bayat, Klaten.
2) Peninjauan langsung dengan data historis perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
k. Pengolahan Data
Data yang terkumpul diolah menggunakan Ms. Excel dan disajikan dalam
bentuk data deskriptif kuantitatif tentang upah, omset penjualan, luas
pasar, jumlah tenaga kerja, dan laba usaha tahun 2009-2013 di Sentra
Batik Desa Jarum, Bayat.
l. Kesimpulan
Pada tahap ini penulis menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan
pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya untuk
menjawab perumusan-perumusan masalah yang telah ditetapkan di awal.
Selain itu sejumlah saran yang diharapkan dapat berguna bagi karyawan,
perusahaan, dan masyarakat.
m. Selesai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kabupaten Klaten
1. Letak Geografis
Secara geografis Kabupaten Klaten terletak di antara 110°30'-110°45'
Bujur Timur dan 7°30'-7°45' Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Klaten
mencapai 665,56 km2. Letak wilayah yang berada di tengah-tengah antara
Daerah Istimewa Yogyakarta dan Surakarta menjadikan Kabupaten Klaten
sebagai kota strategis untuk perdagangan. Wilayah Kabupaten Klaten
berbatasan dengan beberapa kabupaten:
a. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo,
b. Di sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul (Daerah
Istimewa Yogyakarta),
c. Di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman (Daerah Istimewa
Yogyakarta),
d. Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali.
2. Keadaan Wilayah
Wilayah Kabupaten Klaten terbagi menjadi 3 dataran:
a. Dataran Lereng Gunung Merapi membentang di sebelah utara, meliputi
sebagian kecil wilayah Kecamatan Kemalang, Karangnongko, Jatinom,
Tulung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b. Dataran rendah membujur di tengah, meliputi seluruh wilayah kecamatan
di Kabupaten Klaten, kecuali sebagian kecil wilayah merupakan dataran
lereng gunung merapi dan gunung kapur.
c. Dataran gunung kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi
sebagian kecil sebelah selatan Kecamatan Bayat dan Cawas.
Daerah Klaten merupakan daerah pertanian yang potensial.Di
samping sebagai batu kapur, batu kali dan pasir yang berasal dari gunung
merapi. Ketinggian daerah:
1) Sekitar 3,72% terletak diantara ketinggian 0-100 meter di ataas
permukaan laut
2) Terbanyak 83,52% terletak diantara ketinggian 100-500 meter dari
permukaan air laut
3) Sisanya 12,76% terletak diantara ketinggian 500-2.500 meter dari
atas permukaan air laut.
3. Luas Penggunaan Lahan
Kabupaten Klaten mempunyai luas wilayah sebesar 65.556 ha, terbagi
dalam 25 kecamatan, 401 desa/kelurahan. Dari 65,556 ha luas Kabupaten
Klaten, yang merupakan merupakan lahan bukan sawah adalah 50,98%
(33.423 ha).
Pertumbuhan penduduk yang cepat memaksa lingkungan untuk mengikuti
pola manusia yang sangat cepat termobiliasi dan/atau bertempat tinggal di
wilayah ini. Hal ini berpengaruh dengan terjadinya perubahan penggunaan
dari lahan petanian ke non pertanian. BPS Jawa Tengah merekap data luas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
lahan se-provinsi dengan memetak-metakkan per kabupaten. Di Klaten, luas
lahan terus mengalami penurunan, terutama lahan sawah (pada tahun 2010;
33.398 ha, dua tahun sebelumnya, tahun 2008;33.411,5 ha), sedangkan lahan
bukan sawah mengalami kenaikan (tahun 2010; 32.158 ha, dua tahun
sebelumnya tahun 2008;32.145 ha). Ini menunjukkaan adanya perubahan
yang signifikan. Penurunan lahan sawah sebesar 0,04%, sedang peningkatan
lahan bukan sawah 0,04 %.
B. Gambaran Umum Industri Batik di Jarum, Bayat, Klaten
1. Sejarah Batik Jarum, Bayat
Batik di Jarum, Bayat sudah terkenal mulai tahun 1970an. Pada awal
eksistensi batik di Jarum, Bayat hanya ada beberapa pengusaha batik yang
ada di Jarum, Bayat. Batik itu adalah batik milik Ibu Purwanti yang dinamai
sesuai pemiliknya Batik Purwanti. Kemudian Batik Hardi, setelahnya Batik
Unik Suroto yang mulai berkembang, Bapak Suroto awalnya adalah
karyawan di Batik Purwanti, ia bekerja cukup lama di usaha batik milik Ibu
Purwanti ini. Dengan modal yang pas-pasan, mepet sebenarnya pada waktu
itu, Bapak Suroto mendirikan usaha batiknya sendiri. Dengan ketekunan dan
semangat yang diselaraskan dengan visi dan misi ke depan, akhirnya
berdirilah Batik Unik Suroto. Batik yang lain adalah Nardho Batik. Nardho
Batik termasuk batik pelopor yang ada di Jarum, Bayat. Nardho Batik masih
memiliki ikatan keluarga dengan Batik Hardi, Nardho Batik ini berdiri pada
awal tahun ‟80an. Warna Khas yang ditonjolkan pada kain telah
membuktikan masa depannya. Batik yang diproduksi oleh Nardho Batik ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
memiliki warna yang tak mudah luntur, kualitas warna benar-benar
diperhatikan. Batik Purwanti telah menjadi ikon batik di Jarum, Bayat.
Pengunjung yang ingin mencari batik di daerah bayat, biasanya menanyakan
Batik Purwanti karena batik ini sudah tak asing di telinga pelanggan.
Setelah tahun 1998, tahun dimana lengsernya Presiden Soeharto dari
kedudukannya sebagai orang nomor satu di Indonesia menjadi awal tahun
kebangkitan Batik di Jarum, Bayat. Batik Jarum mulai menjamur dan setiap
sudut desa ini saat ini ada pabrik batik rumahan. Batik telah menjadi tombak
perekonomian yang telah menjadi bagian kesejahteraan masyarakat ini. Mulai
tahun 1998 banyak sekali usaha-usaha batik yang muncul dan berdiri.
Diantaranya adalaah Batik Sarwidi, Batik Sarino, Batik Mino, Raka Batik,
Batik Suhodo dan masih banyak lagi.
Tabel 4.1
Daftar Usaha Batik di Desa Jarum, Bayat
Tahun 2009-2013
No Nama Usaha
Batik Pemilik
Lama
Usaha
(tahun)
Tahun
Berdiri
1 Batik Purwanti Ibu Purwanti 46 1968
2 Nardho Batik Bapak Budi Susanto 33 1981
3 Batik Unik Suroto Bapak Suroto 34 1980
4 Batik Natural Sarwidi
Bapak Sarwidi 8 2006
5 Batik Sekar Mawar Bapak Sarino 16 1998
6 Batik Suhodo Bapak Suhodo 8 2006
7 Raka Batik Bapak Agus Indarto 13 2001
8 Batik Giyarto Bapak Giyarto 7 2007
9 Batik Giyatno Bapak Giyatno 34 1980
10 Batik Hardi Bapak Hardi
Trimanto
36 1978
11 Batik Harsiyem Ibu Harsiyem 14 2000
12 Batik Jumiyati Ibu Jumiyati 25 1989
13 Batik Miyono Bapak Miyono 16 1998
14 Batik Sajino Bapak Sajino 14 2000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
No. Nama Usaha
Batik Pemilik
Lama
Usaha
(tahun)
Tahun
Berdiri
15 Batik Sudarji Bapak Sudarji 9 2005
16 Batik Sri Miyono Bapak Sri Miyono 9 2005
17 Batik Sularto Bapak Sularto 11 2003
18 Batik Sunardi Bapak Sunardi 13 2001
19 Batik Suparman Bapak Suparman 5 2009
20 Batik Warna Alami Ibu Suratmi 6 2008
21 Batik Suyanto Bapak Suyanto 12 2002
22 Batik Umi Ibu Umi Haryati 12 2002
23 Batik Yadino Bapak Yadino 9 2005
24 Batik Jinem Ibu Jinem 2 2012
25 Batik Suyarti Ibu Suyarti 2 2012
26 Batik Purnomo Bapak Purnomo 3 2011
27 Batik Modern Ibu Sumarsih 4 2010
28 Batik Etnik Bapak Parman 3 2011
Sumber: Data diolah, 2014
2. Proses Pembuatan Batik
Proses pembuatan batik di Jarum, Bayat tak jauh berbeda dengan proses-
proses pembuatan batik di daerah lain. Yang membedakan adalah pemakaian
bahan-bahan pewarna yang alami. Bahan-bahan pewarna alami itu ditemukan
oleh salah pemilik usaha batik asal Jarum, Bapak Sarwidi.
Secara umum proses pembuatan batik melalui tiga tahap, mulai dari
pewarnaan, pemberian malam (lilin) pada kain, dan pelepasan lilin dari kain.
Pelepasan lilin ini dengan mencelupkan kain yang telah selesai di batik pada
air panas. Panasnya air disesuaikan dengan jenis kain yang dipakai sebagai
bahan batik.
Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera atau
tetap warna putih sebelum kemudian dibatik (dihias dengan malam). Proses
pemberian malam ini yang dinamakan ”membatik”, pemberian malam dapat
dilakukan dengan canting dan sesuai tekniknya itulah disebut membatik tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Membatik yang lainnya adalah dengan memberi warna dengan cap.
Membatik dengan cap memiliki keunggulan lebih cepat namun nilai seni
yang terkandung dalam batik cap kurang terlihat dibanding dengan batik tulis
sebab seni membatik adalah ada pada goresan-goresan membentuk pola yang
ada pada batik yang ditulis. Proses pewarnaan dan pemberian malam dapat
dilakukan beberapa kali sesuai dengan keingginan, berapa warna yang di
inginkan dan seperti apa warna yang ingin dibentuk oleh pemilik usaha.
Selesai proses pemberian malam (lilin) dan pewarnaan, setelah itu malam
perlu dilunturkan dengan proses pemanasan. Batik yang sudah jadi, direbus
hingga malam yang menempel pada kain meleleh dan terlepas dari kain.
Perebusan ini dilakukan dua kali, pertama kali dilakukan untuk melelehkan
malam yang menempel pada kain, sedang yang kedua adalah perebusan
dengan air soda Ash untuk mematikan warna yang menempel pada kain
batik. Soda Ash (sodium carbonate)/asam karbonat merupakan senyawa yang
yang menyerap uap air dari udara. Perbusan dengan soda Ash ini untuk
menghindari kelunturan warna pada kain batik apabila suatu hari
dicuci.Setelah perebusan selesai batik kemudian direndam dalam air dingin
dan dijemur. Setelah melalui proses yang panjang tadi kain yang ditempeli
lilin, kemudian di corat-coret, kemudian diwarnai, direbus akhirnya menjadi
kain batik yang bernilai jual. Ya batik bernilai jual tingi, itu sudah diakui oleh
masyarakat dan pemerintah juga UNESCO.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB V
ANALISIS TREND DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Trend
Dari data-data primer yang telah didapatkan selama tiga bulan proses
penyelidikan di lokasi penelitian. Penulis telah mengumpulkan data-data
pengamatan secara langsung dengan wawancara dan juga rekap data dari usaha-
usaha batik yang ada di Jarum, Bayat, Klaten yang berjumlah 28 usaha batik. Dari
seluruh usaha batik yang telah di selidiki, ada 23 usaha batik yang valid sebagai
usaha yang layak diteliti dan sesuai dengan analisis dalam penelitian ini.
Penulis meneliti usaha batik yang telah berproduksi selama tahun 2009-2013.
Dari 28 usaha batik yang beroperasi, 23 usaha batik diantaranya sudah memenuhi
syarat uji trend, sedang sisanya yang berjumlah lima usaha batik tidak layak untuk
diuji (baca: tidak layak dijadikan sampel) karena tidak memenuhi syarat untuk di
analisis. Usaha batik yang tidak layak untuk dijadikan sampel penelitian karena
usaha tersebut baru berdiri pada tahun 2010, 2011, 2013 sehingga tidak
mempunyai data-data tahun 2009 yang dibutuhkan penulis.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah Upah, Omset Penjualan,
Luas Pasar, Jumlah Tenaga Kerja, serta Laba Usaha yang diperoleh usaha-usaha
batik ini pada tahun 2009-2013. Analisis data disajikan penulis dalam bentuk tabel
dan grafik sehingga mudah untuk dibahas dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
1. Analisis Trend Upah Total yang diterima Tenaga Kerja pada Tahun
2009-2013
Upah Tenaga Kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.1
Upah Total Tenaga Kerja tahun 2009-2013
No Nama Usaha Upah Total TK (Rupiah)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Batik Purwanti 320.000.000 275.000.000 298.000.000 300.000.000 480.000.000
2 Nardho Batik 200.000.000 198.000.000 210.000.000 198.000.000 200.000.000
3 Batik Unik Suroto
188.000.000 188.300.000 195.000.000 200.000.000 240.000.000
4 Batik Natural Sarwdi
140.000.000 142.000.000 160.000.000 170.000.000 176.000.000
5 Batik Sekar
Mawar
190.000.000 190.000.000 192.000.000 180.000.000 180.000.000
6 Batik Suhodo 185.000.000 185.000.000 195.000.000 210.000.000 210.000.000 7 Raka Batik 70.000.000 70.000.000 100.000.000 180.000.000 180.000.000
8 Batik Giyarto 50.000.000 50.000.000 50.000.000 60.000.000 60.000.000
9 Batik Giyatno 200.000.000 200.000.000 230.000.000 230.000.000 230.000.000
10 Batik Hardi 185.000.000 200.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
11 Batik Harsiyem 140.000.000 150.000.000 130.000.000 130.000.000 125.000.000
12 Batik Jumiyati 240.000.000 250.000.000 270.000.000 290.000.000 290.000.000
13 Batik Miyono 240.000.000 245.000.000 245.000.000 240.000.000 240.000.000
14 Batik Sajino 200.000.000 200.000.000 250.000.000 250.000.000 252.000.000
15 Batik Sudarji 90.000.000 90.000.000 91.000.000 86.000.000 86.000.000
16 Batik Sri Miyono
80.000.000 82.000.000 82.000.000 82.000.000 84.000.000
17 Batik Sularto 180.000.000 210.000.000 200.000.000 230.000.000 245.000.000
18 Batik Sunardi 70.000.000 90.000.000 90.000.000 80.000.000 100.000.000
19 Batik Suparman 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000
20 Batik Warna Alami
8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000
21 Batik Suyanto 170.000.000 172.000.000 189.000.000 200.000.000 200.000.000
22 Batik Umi 168.000.000 170.000.000 180.000.000 185.000.000 197.000.000
23 Batik Yadino 50.000.000 50.000.000 52.000.000 54.000.000 55.000.000
Jumlah 3.371.000.000 3.420.300.000 3.604.000.000 3.750.000.000 4.025.000.000
Sumber: Data Diolah, 2014
Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai trend
Upah Total Tenaga Kerja selama tahun 2009-2013. Pencarian nilai trend
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (minimum). Perhitungan
nilai-nilai konstanta (Y‟) dapat dirumuskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Y‟ = variabel upah tenaga kerja
a = besarnya Y saat X sama dengan nol (0)
b = besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan satu
satuan
X = waktu
Nilai a dan b diperoleh dengan menggunakan rumus:
,
Tabel 5.1.1
Perhitungan Upah total TK
Sentra Batik 2009-2013
Tahun Y X XY
2009 3.371.000.000 -2 4 -6.742.000.000
2010 3.420.300.000 -1 1 -3.420.300.000
2011 3.604.000.000 0 0 0
2012 3.750.000.000 1 1 3.750.000.000
2013 4.025.000.000 2 4 8.050.000.000
JMLH 18.170.300.000 0 10 1.637.300.000
Sumber: Data diolah, 2014
Untuk mengetahui besarnya Y‟ maka perlu mengetahui besarnya konstanta
a dan b. Konstanta a dan b dapat dicari dengan rumus:
Konstanta a dan b disubstitusikan ke dalam persamaan maka akan
diperoleh persamaan trend linear yang memenuhi persamaan kuadrat
terkecil sebagai berikut: Y‟= a+bX
Y‟= + X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Keterangan:
Y‟ adalah nilai trend yang ditaksir
a= adalah nilai trend periode dasar
b= adalah perubahan per tahun secara linear
X adalah unit tahun yang dihitung dari X= 0
Perhitungan trend Upah total di usaha Batik Desa Jarum, Bayat,
Klaten dari tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
a. Tahun 2009
Y‟= + (-2)
Y‟= -327.540.000
Y‟= 3.306.520.000
b. Tahun 2010
Y‟= + (-1)
Y‟= -
Y‟= 3.470.290.000
c. Tahun 2011
Y‟= + (0)
Y‟= +0
Y‟=
d. Tahun 2012
Y‟= + (1)
Y‟= +
Y‟= 3.797.790.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
e. Tahun 2013
Y‟= + (2)
Y‟= +327.540.000
Y‟= 3.961.600.000
Dari data dan rumus yang telah diperoleh tersebut maka
perhitungan Trend dari Upah total yang diberikan Pemilik Usaha kepada
Tenaga Kerjanya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1.2
Nilai Trend dari Upah TotalTenaga Kerja
Sentra Batik Jarum, Bayat2009-2013
Tahun Y X XY Nilai Trend ( Y’)
2009 3.371.000.000 -2 4 -6.742.000.000 3.306.520.000
2010 3.420.300.000 -1 1 -3.420.300.000 1.996.360.000
2011 3.604.000.000 0 0 0 3.634.060.000
2012 3.750.000.000 1 1 3.750.000.000 3.797.790.000
2013 4.025.000.000 2 4 8.050.000.000 6.909.460.000
JMLH 18.170.300.000 0 10 1.637.300.000
Sumber: Data Diolah,2014
Grafik 5.1.2
Trend Upah Tenaga Kerja
Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013 (Rupiah)
Sumber: Data Diolah, 2014
0
500.000.000
1.000.000.000
1.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
3.000.000.000
3.500.000.000
4.000.000.000
4.500.000.000
2009 2010 2011 2012 2013
Y
Y'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
2. Analisis Trend Omset Penjualan yang diterima Usaha-usaha Batik
Tahum 2009-2013
Omset Penjualan dapat dilihat pada Tabel 4.15 di bawah ini:
Tabel 5.2
Omset PenjualanSentraBatik
Tahun 2009-2013
Nama usaha Omset Penjualan (Rupiah)
2009 2010 2011 2012 2013 Batik
Purwanti
898.000.000 950.000.000 981.500.000 1.002.600.000 1.104.700.000
Nardho Batik 876.500.000 895.000.000 910.000.000 900.000.000 912.500.000 Batik Unik
Suroto
880.000.000 875.000.000 970.000.000 980.000.000 960.010.000
Batik Natural Sarwidi
700.000.000 698.000.000 795.000.000 750.000.000 720.300.000
Batik SM 550.000.000 600.700.000 500.000.000 610.000.000 655.200.000
Batik Suhodo 530.000.000 570.000.000 600.000.000 569.000.000 540.030.000
Raka Batik 290.000.000 310.000.000 350.000.000 500.000.000 560.000.000
Batik Giyarto 180.000.000 190.000.000 200.000.000 270.000.000 268.000.000
Batik Giyatno 650.000.000 680.000.000 730.000.000 750.000.000 756.000.000
Batik Hardi 450.000.000 500.000.000 390.000.000 400.000.000 480.000.000 Batik
Harsiyem
340.000.000 210.000.000 230.000.000 250.000.000 280.000.000
Batik Jumiyati
740.000.000 650.000.000 700.000.000 730.000.000 780.100.000
Batik Miyono 750.000.000 765.000.000 750.000.000 800.000.000 840.000.000
Batik Sajino 600.000.000 550.000.000 700.000.000 650.000.000 720.300.000
Batik Sudarji 330.000.000 370.000.000 220.000.000 240.000.000 274.000.000
Batik Sri Miyono
230.000.000 210.000.000 250.000.000 220.000.000 240.000.000
Batik Sularto 600.000.000 645.000.000 640.000.000 650.000.000 700.000.000
Batik Sunardi 310.000.000 330.000.000 290.000.000 250.000.000 300.000.000
Batik Suparman
35.000.000 37.000.000 34.000.000 39.000.000 40.000.000
Batik Warna Alami
52.000.000 56.000.000 65.000.000 70.000.000 72.000.000
Batik Suyanto 400.000.000 400.000.000 420.000.000 450.000.000 480.000.000
Batik Umi 315.000.000 330.000.000 350.000.000 340.000.000 360.000.000
Batik Yadino 198.000.000 200.000.000 185.000.000 194.000.000 192.000.000
Jumlah 10.904.500.000 11.021.700.000 11.260.500.000 11.614.600.000 12.235.140.000
Sumber: Data Diolah,2014
Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai trend
Omset Penjualan selama tahun 2009-2013. Pencarian nilai trend dengan
menggunakan metode kuadrat terkecil (minimum).
Perhitungan nilai-nilai konstanta (Y‟) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y‟ = variabel Omset Penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
a = besarnya Y saat X sama dengan nol (0)
b= besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan satu satuan
X = waktu
Nilai a dan b diperoleh dengan menggunakan rumus:
Tabel 5.2.1
Perhitungan Omset Penjualan
Sentra Batik Jarum, Bayat2009-2013
Tahun Y X XY
2009 10.904.500.000 -2 4 -21.809.000.000
2010 11.021.700.000 -1 1 -11.021.700.000
2011 11.260.500.000 0 0 0
2012 11.614.600.000 1 1 11.614.600.000
2013 12.235.140.000 2 4 24.470.280.000
JUMLAH 57.036.440.000 0 10 3.254.180.000
Sumber: data diolah, 2014
Untuk mengetahui besarnya Y‟ maka perlu mengetahui besarnya konstanta a
dan b. Konstanta a dan b dapat dicari dengan rumus:
Konstanta a dan b disubstitusikan ke dalam persamaan maka akan
diperoleh persamaan trend linear yang memenuhi persamaan kuadrat terkecil
sebagai berikut:
Y‟= a+bX
Y‟= 11.407.288.000+325.418.000X
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Keterangan:
Y‟ adalah nilai trend yang ditaksir
a= 11.407.288.000 adalah nilai trend periode dasar
b= 325.418.000 adalah perubahan per tahun secara linear
X adalah unit tahun yang dihitung dari X= 0
Perhitungan trend Omset Penjualan di usaha Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten
dari tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
a. Tahun 2009
Y‟= 11.407.288.000+325.418.000(-2)
Y‟= 11.407.288.000-650.836.000
Y‟= 10.756.452.000
b. Tahun 2010
Y‟= 11.407.288.000+325.418.000(-1)
Y‟= 11.407.288.000-325.418.000
Y‟= 11.081.870.000
c. Tahun 2011
Y‟= 11.407.288.000+325.418.000 (0)
Y‟= 11.407.288.000+0
Y‟= 11.407.288.000
d. Tahun 2012
Y‟= 11.407.288.000+325.418.000(1)
Y‟= 11.407.288.000+325.418.000
Y‟= 11.732.706.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
e. Tahun 2013
Y‟= 11.407.288.000+325.418.000(2)
Y‟= 11.407.288.000+650.836.000
Y‟= 12.058.124.000
Dari data dan rumus yang telah diperoleh tersebut, maka perhitungan Trend
dari Omset Penjualan dari usaha Batik di Jarum, Bayat adalah sebagai
berikut:
Tabel 5.2.2 Nilai Trend dari Omset Penjualan
Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013 (Rupiah)
Sumber: data diolah, 2014
Dengan menggunakan rumus perhitungaan trend yang telah
disesuaikan di atas. Kita bisa memprediksi berapa Omset Penjualan pada
tahun-tahunyang akan datang. Ambil contoh kita ingin mengetahui berapa
trend omset penjualan pada tahun 2014, dan 2015, kita gunakan saja rumus
yang telah dibuat sebelumnya dengan memasukkan nilai X (periode tahun
tertentu):
Tahun Y X XY Nilai Trend ( Y’)
2009 10.904.500.000 -2 4 -21.809.000.000 10.756.452.000
2010 11.021.700.000 -1 1 -11.021.700.000 11.081.870.000
2011 11.260.500.000 0 0 0 11.407.288.000
2012 11.614.600.000 1 1 11.614.600.000 11.732.706.000
2013 12.235.140.000 2 4 24.470.280.000 12.058.124.000
JMLH 57.036.440.000 0 10 3.254.180.000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tahun 2014 trend Omset Penjualan akan mencapai Rp.
12.383.542.000,-. Sedangkan pada tahun 2015 akan mencapai Rp.
12.708.960.000,-. Perhitungan dilakukan sebagai berikut di bawah:
Y‟= a+bX
Tahun 2014
Y‟= 11.407.288.000+325.418.000(3)
Y‟= 11.407.288.000+976.254.000
Y‟= 12.383.542.000
Tahun 2015
Y‟= 11.407.288.000+325.418.000(4)
Y‟= 11.407.288.000+1.301.672.000
Y‟= 12.708.960.000
Ramalan ini akan menjadi prediksi yang positif bagi perkembangan
usaha-usaha batik yang akan berlangsung ke depan. Dengan diketahui
persamaan yang telah terhitung, hasil ramalannya trend akan semakin baik ke
depannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Grafik 5.2.2
Trend Omset Penjualan
Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013 (Rupiah)
Sumber: Data Diolah,2014
3. Analisis Trend Jumlah Tenaga Kerja di Sentra Batik tahun 2009-2013
JumlahTenaga Kerja dapat dilihat pada tabeldi bawah ini:
Tabel 5.3
Jumlah Tenaga Kerja
tahun 2009-2013
No Nama usaha Jumlah TK (Orang)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Batik Purwanti 14 15 19 23 23
2 Nardho Bat ik 12 14 16 15 15
3 Batik Unik Suroto 13 13 15 15 16
4 Batik Natural Sarwidi 8 10 11 14 14
5 Batik Sekar Mawar 10 16 19 16 16
6 Batik Suhodo 11 14 14 15 17
7 Raka Batik 7 11 10 12 11
8 Batik Giyarto 5 4 5 5 5
9 Batik Giyatno 12 12 14 16 16
10 Batik Hard i 6 11 11 12 12
11 Batik Harsiyem 7 7 7 8 8
12 Batik Jumiyati 13 14 15 15 16
13 Batik Miyono 11 11 12 12 18
14 Batik Sajino 11 13 13 13 13
15 Batik Sudarji 5 5 5 5 5
16 Batik Sri Miyono 8 8 7 9 9
17 Batik Sularto 7 7 7 14 14
18 Batik Sunardi 11 11 11 12 12
19 Batik Suparman 3 3 3 3 3
20 BatikWarna Alami 3 4 4 4 4
9.500.000.000
10.000.000.000
10.500.000.000
11.000.000.000
11.500.000.000
12.000.000.000
12.500.000.000
13.000.000.000
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Y
Y'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
No Nama usaha Jumlah TK (Orang)
2009 2010 2011 2012 2013
21 Batik Suyanto 15 14 19 19 19
22 Batik Umi 10 10 10 7 8
23 Batik Yadino 8 8 8 8 8
Jumlah 210 235 255 272 282
Sumber: Data diolah, 2014
Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai trend
penyerapan tenaga kerja selama tahun 2009-2013. Pencarian nilai trend
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil (minimum).
Perhitungan nilai-nilai konstanta (Y‟) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Y‟ = variabel penyerapan tenaga kerja
a = besarnya Y saat X sama dengan nol (0)
b = besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan satu satuan
X = waktu
Nilai a dan b diperoleh dengan menggunakan rumus:
Tabel 5.3.1
Perhitungan Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Sentra Batik Jarum, Bayat tahun 2009-2013
Tahun Y X XY
2009 210 -2 4 -420
2010 235 -1 1 -235
2011 255 0 0 0
2012 272 1 1 272
2013 282 2 4 564
TOTAL 1254 0 10 181
Sumber:datadiolah, 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Untuk mengetahui besarnya Y‟ maka perlu mengetahui besarnya konstanta a
dan b. Konstanta a dan b dapat dicari dengan rumus:
Konstanta a dan b disubstitusikan ke dalam persamaan maka akan
diperoleh persamaan trend linear yang memenuhi persamaan kuadrat terkecil
sebagai berikut:
Y‟= a+bX
Y‟= 270,8+18,1X
Keterangan:
Y‟ adalah nilai trend yang ditaksir
a= 270,8 adalah nilai trend periode dasar
b= 18,1 adalah perubahan per tahun secara linear
X adalah unit tahun yang dihitung dari X= 0
Perhitungan trend penyerapan tenaga kerja tidak akan pernah ada
angka di belakang koma (,) oleh sebab itu angka yang seperti disebutkan
tersebut perlu dibulatkan. Perhitungan trend jumlah tenaga kerja di usaha
batik desa Jarum, Bayat, Klaten dari tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
a. Tahun 2009
Y‟= 270,8+18,1(-2)
Y‟= 270,8-36,2
Y‟= 234,6 dibulatkan menjadi 234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
b. Tahun 2010
Y‟= 270,8+18,1(-1)
Y‟= 270,8-18,1
Y‟= 252,7 dibulatkan menjadi 252
c. Tahun 2011
Y‟= 270,8+18,1(0)
Y‟= 270,8+0
Y‟= 270,8 dibulatkan menjadi 270
d. Tahun 2012
Y‟= 270,8+18,1(1)
Y‟= 270,8+18,1
Y‟= 288,9 dibulatkan menjadi 288
e. Tahun 2013
Y‟= 270,8+18,1(2)
Y‟= 270,8+36,2
Y‟= 307
Dari data dan rumus yang telah tersedia diperoleh tersebut maka perhitungan
Jumlah Tenaga Kerja yang ada di Usaha Batik desa Jarum, Bayat, Klaten
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 5.3.2
Nilai Trend Jumlah Tenaga Kerja
Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013
Tahun Y X XY Nilai Trend ( Y’)
2009 210 -2 4 -420 234
2010 235 -1 1 -235 252
2011 255 0 0 0 270
2012 272 1 1 272 288
2013 282 2 4 564 307
TOTAL 1254 0 10 181
Sumber :datadiolah, 2014
Grafik 5.3.2
Trend Jumlah Tenaga Kerja Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013 (orang)
Sumber: diolah, 2014
0
50
100
150
200
250
300
350
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Y
Y'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4. Analisis Luas Pemasaran Sentra Batik Desa Jarum, Bayat tahun 2009-
2013
Berdasarkan wawancara dalam proses penyelidikan yang berlangsung
selama bulan April sampai dengan Juli 2014. Pengusaha Batik Yang berlokasi
di Jarum, Bayat, Klaten memasarkan produk mereka di wilayah Kabupaten
Klaten, juga Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Jakarta, Bali, Kalimantan,
bahkan pada tahun 2012/2013 lalu pemasaran telah sampai ke Malaysia,
Thailand, India, Jepang, Australia, Prancis, juga Amerika.
Wawancara dilakukan dengan 28 pemilik usaha batik.Pelaksanaan
wawancara terbukti efektif dengan topik pembicaraan yang kental dengan
berkelakar.Karena para pengusaha batik di Jarum, Bayat, Klaten memilik i
selera humor yang baik. Wawancara yang dilakukan selama rata-rata 3
jam/hari itu menghasilkan informasi yang sangat dibutuhkan oleh penulis.
Sebagian pengusaha membuka Show Room sendiri-sendiri, baik di
rumah produksi atau membuka lokasi khusus. Pemilik usaha selalu
menyediakan stok yang lebih di show room. Mereka sangat memerhatikan
ketersediaan barang yang agar konsumen tidak “kecelik” saat ingin membeli
barang di galeri mereka.
Pelanggan yang datang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Mereka umumnya membeli batik untuk keperluan pribadi, ataupun untuk
dijual oleh mereka sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Luas Pemasaran produk batik dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.4
Luas Pasar Sentra Batik Jarum, Bayat
tahun 2009-2013
Nama
Usaha
Luas Pasar
2009 2010 2011 2012 2013
Batik
Purwanti
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo,
Australia,
Amerika
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Australia,
Amerika
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo,
Australia,
Prancis, AS
Nardho
Batik
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Batik Unik
Suroto
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Batik
Natural
Sarwidi
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Batik
Sekar
Mawar
Jakarta, Bali,
, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta, Bali,
, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta, Bali,
, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta, Bali,
, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta, Bali,
, Jateng,
DIY, Solo
Batik
Suhodo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Raka Batik Bali,
Semarang,
DIY, Solo
Bali, ,
Semarang,
DIY, Solo
Bali, , Jateng,
DIY, Solo
Bali, , Jateng,
DIY, Solo
Bali, , Jateng,
DIY, Solo
Batik
Giyarto
Klaten, DIY,
Solo
Klaten, DIY,
Solo
Klaten, DIY,
Solo
Klaten, DIY,
Solo
Klaten, DIY,
Solo
Batik
Giyatno
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
Batik
Hardi
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Semarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Batik
Harsiyem
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
Batik
Jumiyati
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Nama
Usaha
Luas Pasar
2009 2010 2011 2012 2013 Batik
Miyono
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Batik
Sajino
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Batik
Sudarji
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Batik Sri
Wiyono
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Batik
Sularto
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Batik
Sunardi
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Batik
Suparman
Klaten, Solo Klaten, Solo Klaten, Solo Klaten, Solo Klaten, Solo
Batik
Warna
Alami
Klaten, DIY,
Solo
Klaten, DIY,
Solo
Klaten, DIY,
Solo
Klaten, DIY,
Solo
Klaten, DIY,
Solo
Batik
Suyanto
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
Batik Umi Klaten, DIY,
Solo,
Semarang,
Pekalongan
Klaten, DIY,
Solo,
Semarang,
Pekalongan
Klaten, DIY,
Solo,
Semarang,
Pekalongan
Klaten, DIY,
Solo,
Semarang,
Pekalongan
Klaten, DIY,
Solo,
Semarang,
Pekalongan
Batik
Yadino
Klaten, DIY,
Solo,
Semarang
Klaten, DIY,
Solo,
Semarang
Klaten, DIY,
Solo,
Semarang
Klaten, DIY,
Solo,
Semarang
Klaten, DIY,
Solo,
Semarang
Sumber: data diolah, 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Diagram 5.4
Luas Pasar Sentra Batik Jarum, Bayat
tahun 2009-2013
Sumber: Data Diolah,2014
5. Analisis Trend Laba Usaha oleh Sentra Batik tahun 2009-2013
Laba dapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini:
Tabel 5.5
Laba Usaha Tahun 2009-2013
Nama Usaha Laba (Rupiah)
2009 2010 2011 2012 2013
Batik Purwanti 150.000.000 139.200.000 168.000.000 210.000.000 220.940.000
Nardho Batik 70.000.000 75.600.000 80.000.000 77.000.000 85.000.000
Batik Unik Suroto 84.000.000 90.000.000 95.000.000 95.600.000 87.000.000
Batik Natural
Sarwidi
52.000.000 50.400.000 65.000.000 63.000.000 61.700.000
Batik SM 69.000.000 74.000.000 56.000.000 61.000.000 65.000.000
Batik Suhodo 98.000.000 79.200.000 73.000.000 65.000.000 62.000.000
Raka Batik 27.000.000 28.800.000 32.000.000 50.000.000 55.000.000
Batik Giyarto 19.200.000 18.000.000 20.000.000 25.000.000 37.000.000
Batik Giyatno 70.000.000 69.300.000 70.000.000 71.000.000 73.000.000
Batik Hardi 43.100.000 42.000.000 43.500.000 45.000.000 47.000.000
Batik Harsiyem 14.600.000 15.000.000 19.800.000 19.500.000 19.700.000
Batik Jumiyati 61.000.000 63.024.000 65.000.000 78.000.000 80.000.000
Batik Miyono 80.000.000 82.800.000 80.000.000 63.000.000 81.900.000
Batik Sajino 66.000.000 64.800.000 68.000.000 66.700.000 70.000.000
Batik Sudarji 12.500.000 12.000.000 14.000.000 13.900.000 19.000.000
Batik Sri Miyono 33.100.000 32.040.000 31.000.000 28.000.000 30.000.000
Batik Sularto 56.000.000 57.000.000 55.000.000 55.800.000 71.000.000
Batik Sunardi 36.800.000 36.000.000 34.000.000 30.000.000 36.000.000
Batik Suparman 4.600.000 4.800.000 4.500.000 5.000.000 7.000.000
Batik Warna
Alami
5.700.000 6.000.000 6.000.000 7.000.000 7.200.000
20%
80%
LUAS PEMASARAN PRODUK BATIK 2009-2013 dlm %
LUAR NEGERI
DALAM NEGERI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Nama Usaha Tahun
2009 2010 2011 2012 2013
Batik Suyanto 64.000.000 63.000.000 66.000.000 70.000.000 71.000.000
Batik Umi 25.500.000 24.000.000 26.000.000 26.000.000 28.000.000
Batik Yadino 19.900.000 21.000.000 17.600.000 19.000.000 18.900.000
Jumlah 1.162.000.000 1.147.964.000 1.189.400.000 1.244.500.000 1.333.340.000
Sumber: Data Diolah, 2014
Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa besar nilai trend
Laba selama tahun 2009-2013. Pencarian nilai trend dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil (minimum). Perhitungan nilai-nilai konstanta (Y‟)
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y‟ = variabel Laba
a = besarnya Y saat X sama dengan nol (0)
b = besarnya perubahan Y apabila X mengalami perubahan satu satuan
X = waktu
Nilai a dan b diperoleh dengan menggunakan rumus:
,
Tabel 5.5.1
Perhitungan Laba Usaha-Usaha Batik
2009-2013
Tahun Y X XY
2009 1.162.000.000 -2 4 -2.324.000.000
2010 1.147.964.000 -1 1 -1.147.964.000
2011 1.189.400.000 0 0 0
2012 1.244.500.000 1 1 1.244.500.000
2013 1.333.340.000 2 4 2.666.680.000
JMLH 6.077.204.000 0 10 439.216.000
Sumber: Data diolah,2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Untuk mengetahui besarnya Y‟ maka perlu mengetahui besarnya konstanta a
dan b. Konstanta a dan b dapat dicari dengan rumus:
Konstanta a dan b disubstitusikan ke dalam persamaan maka akan diperoleh
persamaan trend linear yang memenuhi persamaan kuadrat terkecil sebagai
berikut:
Y‟= a+bX
Y‟= 1.215.440.800+43.921.600X
Keterangan:
Y‟ adalah nilai trend yang ditaksir
a= 1.215.440.800 adalah nilai trend periode dasar
b= 43.921.600 adalah perubahan per tahun secara linear
X adalah unit tahun yang dihitung dari X= 0
Perhitungan trend Laba Usaha-usaha Batik Desa Jarum, Bayat, Klaten
dari tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
a. Tahun 2009
Y‟= 1.215.440.800+43.921.600(-2)
Y‟= 1.215.440.800-87.843.200
Y‟= 1.127.597.600
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
b. Tahun 2010
Y‟= 1.215.440.800+43.921.600(-1)
Y‟= 1.215.440.800-43.921.600
Y‟= 1.171.519.200
c. Tahun 2011
Y‟= 1.215.440.800+43.921.600(0)
Y‟= 1.215.440.800+0
Y‟= 1.215.440.800
d. Tahun 2012
Y‟= 1.215.440.800+43.921.600(1)
Y‟= 1.215.440.800+43.921.600
Y‟= 1.259.362.400
e. Tahun 2013
Y‟= 1.215.440.800+43.921.600(2)
Y‟= 1.215.440.800+87.843.200
Y‟= 1.303.284.000
Dari data dan rumus yang telah diperoleh tersebut maka perhitungan Trend
dari Laba dari usaha Batik di Jarum, Bayat adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Tabel 5.5.2
Nilai Trend dari Laba Usaha Sentra Batik
Jarum, Bayat 2009-2013
Tahun Y X XY Nilai Trend ( Y’)
2009 1.162.000.000 -2 4 -2.324.000.000 1.127.597.600
2010 1.147.964.000 -1 1
-1.147.964.000 1.171.519.200
2011 1.189.400.000 0 0
0 1.215.440.800
2012 1.244.500.000 1 1
1.244.500.000 1.259.362.400
2013 1.333.340.000 2 4
2.666.680.000 1.303.284.000
JMLH 6.077.204.000 0 10
439.216.000
Sumber: Data diolah,2014
Trend Laba menunjukkan peningkatan. Tak terlalu signifikan, tapi
adanya peningkatan yang ditunjukkan dalam tabel ini. Memberi angin segar
bagi usaha-usaaha batik. Dengan demikiaan estimasi tahun-tahun ke depan
trend akan tetap menuju ke titik positif.
Tak dapat dipungkiri bahwa perekonomian sektor informal,
khususnya batik bisa mengalami proses naik-turun yang tak terhindarkan.
Namun berpatokan pada nilai trend ini penulis yakin tahun-tahun ke depan
usaha-usaha batik ini akan semakin menarik, dengan angka-angka yang lebih
fantastis pada laba yang diperoleh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Grafik 5.5.2
Nilai Trend dari Laba Usaha
Sentra Batik Jarum, Bayat2009-2013
Sumber: Data Diolah, 2014
Terlihat jelas di dalam grafik ini.Bisa kita lihat dari tahun 2009 terjadi
penunuran yang sedang kemudian meningkat terus sampai pada tahun 2013.
Laba yang berangsur-angsur meningkat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
terutama adalah karena pemasaran yang semakin menyeluruh ke wilayah-
wilayah lain di seluruh Indonesia dan manca negara.
B. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Trend Upah yang diterima Tenaga Kerja pada tahun 2009-
2013
Upah merupakan salah satu faktor penentu dalam produktivitas
batik.Upah yang diterima oleh Tenaga Kerja secara nyata (Y) menunjukkan
peningkatan selama tahun 2009-2013. Dengan menghitung dan menganalisis
1.000.000.000
1.050.000.000
1.100.000.000
1.150.000.000
1.200.000.000
1.250.000.000
1.300.000.000
1.350.000.000
2009 2010 2011 2012 2013
Y
Y'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
data yang telah dikumpulkan menggunakan persamaan trend, diperoleh
persamaan untuk mengetahui trend upah total:
Y‟= + X
Pertumbuhan upah total tenaga kerja selama tahun 2009-2013
mengalami kenaikan. Kenaikan itu dipicu oleh beberapa faktor, tentu saja
karena Omset yang meningkat. Namun selain itu juga karena etos kerja yang
semakin baik dari karyawan.
Kita lihat pada tabel 5.6, terjadi kenaikan yang paling tinggi pada
tahun 2013 sebesar 7,33% sedangkan kenaikan yang terkecil pada tahun
2010. Peningkatan upah ini diketahui karena faktor kebijakan perusahaaan
yang berusaha meningkatkan mutu dan kesejahteraan tenaga kerjanya.
Peningkatan Upah mendorong iklim perekonomian masyarakat menjadi
segar, khususnya dilihat dari daya beli tenaga kerja. Tenaga kerja bisa
mencukupi kebutuhan-kebutuhannya.
Peningkatan Upah ini juga berdampak positif pada perusahaan
terutama menciptakan Loyalitas Tenaga Kerja, Tenaga kerja menjadi lebih
loyal terhadap perusahaan. Tenaga kerja semakin menunjukkan etos kerja
yang baik. Etos kerja yang baik ditunjukkan dengan semakin banyaknya kain
batik yang hendak dibatik oleh tenaga kerja (hasil wawancara dengan
responden). Ini juga dapat dilihat pada tabel 5.8, tentang pertumbuhan tenaga
kerja.
Dalam usaha yang berorientasi pada profit seperti sentra batik ini,
tenaga kerja tak akan terlepas dari upah dan upah tidak akan terlepas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
tenaga kerja. Upah menjadi kebutuhan yang sangat dibutuhkan pekerja batik.
Buruh Batik tak akan mau bekerja kalau tak mendapat upah.
Tabel 5.6
Pertumbuhan Upah Tenaga Kerja tahun
2009-2013 (%)
Tahun Upah (Y) Pertumbuhan (%)
2009 3.371.000.000 -
2010 3.420.300.000 1,46 %
2011 3.604.000.000 5,37 %
2012 3.750.000.000 4,05 %
2013 4.025.000.000 7,33 %
Sumber: data diolah, 2014
Pengelolaan upah yang diberikan oleh Pemilik Usaha Batik di Desa
Jarum, Bayat terhadap tenaga kerjanya menganut sistem upah menurut
banyaknya produksi. Dalam sistem pengupahan seperti ini cenderung tak
membedakan status pribadi seorang karyawan. Apakah ia telah lama bekerja
atau baru beberapa hari bekerja, itu bukan suatu persoalan. Yang penting
adalah ia bisa memenuhi target yang perlu dikerjakan. Itu diperuntukkan bagi
pembatik, lain halnya dengan karyawan yang bertugas sebagai “pencelup”
(bagian pewarnaan), ada perlakuan khusus pada upah yang mereka
dapatkan.Sistem seperti ini manciptakan iklim yang baik terhadap operasi
usaha. Tenaga kerja semakin berusaha mendapatkan bahan bagian yang lebih,
demi mendapatkan upah yang lebih pula. Sedang pemilik usaha juga
diuntungkan dengan etos kerja yang dilakukan oleh tenaga kerjanya. Semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
hari produktivitas barang semakin di tambah oleh perusahaan dan tenaga
kerja semakin banyak pula mendapatkan bagian untuk memproduksi.
Akhirnya upah yang diterima oleh tenaga kerja juga meningkat.
UU No. 13 Tahun 2003 tentang pengupahan. Pasal 88 ayat 1, 2, 3
mengatur hak-hak tenaga kerja dan kewajiban yang harus dipenuhi
perusahaan. (1) Buruh berhak memenuhi penghidupan yang layak, (2) sesuai
dengan hak buruh mendapatkan penghidupan layak maka perusahaan wajib
memberi perlindungan dengan kebijakan pengupahan sedang pada (3)
kebijakan penguahan untuk melindungi tenaga kerja seperti upah minimum,
upah kerja lembur, dan tata cara pengupahan lain. Dengan adanya UU yang
tertera tersebut di atas, maka pemilik usaha harus mampu mensejahterakan
tenaga kerjanya. Ketentuan-ketentuan dalam perundang-undangan yang di
maksudkan tersebut menjadi tolak ukur kenaikan pengupahan.Pemilik usaha
merasa perlu menaikkan upah tenaga kerjanya. Rata-rata per potong proses
pembatikan yang dilakukan oleh tenaga kerjanya dihargai Rp 5.000, apabila
ia bisa membatik 10 potong saja maka dalam seharinya tenaga kerja itu
memperoleh Rp 50.000. dengan begitu selama seminggu ia bisa memperoleh
Rp 350.000, dan satu bulan ia memperoleh Rp 1.300.000. Dan itu berarti
sudahterealisasi Pasal 88 ayat 3 pada UU yang sama, diketahui UMK
Kabupaten Klaten sebesar Rp 1.026.600 pada tahun 2014. Keadaan itu dapat
terjadi dengan beberapa syarat yang harus dipenuhi, ketekunan dan kesabaran
tenaga kerja diuji disini. Salah satu faktor yang menyebabkan upah naik
adalah undang-undang ini, yang mengatur kelayakan pengupahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Produktivitas barang yang diproduksi per orang berpengaruh terhadap
kenaikan upah mereka. Semakin banyak produksi yang dihasilkan oleh tenaga
kerja maka semakin besar pula upah yang diterima tenaga kerja. Intinya
semakin banyak batik yang diproduksi oleh tenaga kerja semakin besarlah ia
mendapat upah.
Itulah keunggulan sekaligus kelemahan sistem upah ini, bagaimana
tidak dengan sistem ini tenaga kerja sangat besar berpengaruh terhadap
perusahaan. Saat tenaga kerja menunjukkan etos kerja yang semakin baik
dengan melakukan proses pembatikan yang banyak, produksi meningkat
diikuti penjualan perusahaan meningkat, namun bila sekali saja semua tenaga
kerja mogok, maka sekali itu juga perekonomian lumpuh. Karena batik
menjual seni kerajinan yang asli diciptakan tangan-tangan manusia. Melihat
situasi seperti ini, maka perhatian usaha batik semakin tampak, semakin
terlihat jelas bahwa keberadaannya sungguh tak dipungkiri karena adanya
tenaga kerjanya.
Perhatian pemilik usaha dengan memberikan nilai ukur bahan baku
yang dibatik oleh tenaga kerja semakin tinggi. Rata-rata 1 kaos/baju dihargai
5.000-10.000 sedang 1 kain jarik dihargai 15.000-25.000 tergantung jenis
kain yang di batik, kain yang dibatik umumnya adalah kain mori, sutra, juga
ada proses pembatikan pada kayu. Semakin hari harga yang ditetapkan
semakin tinggi melihat kondisi ekonomi yang timbul saat ini harga kain batik
yang sudah jadi juga mahal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Grafik 5.6.1
Trend Upah Tenaga Kerja
Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013 (Rupiah)
Sumber: Data Diolah, 2014
Menurut John Stuart Mill, yang mengemukakan tentang teori dana
upah, ia berpendapat bahwa tinggi rendahnya tingkat upah ditentukan oleh
permintaan dan penawaran kerja. Permintaan kerja ditentukan oleh dana upah
yang tersedia (sejumlah modal tertentu yang dipakai untuk membayar upah).
Sedangkan penawaran kerja ditentukan oleh jumlah penduduk.Menurut Von
Thunen, yang mengemukakan teori upah etis, bahwa tinggi rendahnya upah
kerja tergantung pada naik turunnya biaya hidup dan produktivitas kerja
buruh.Menurut Karl Marx, yang mengemukakan teori nilai lebih, ia
berpendapat bahwa buruh itu memiliki nilai tukar dan nilai pakai, kelebihan
nilai pakai atas nilai tukar menjadi milik pengusaha, kelebihan tersebut
dinamakan nilai lebih. Marx lebih lanjut mengatakan bahwa kelebihan yang
merupakan keuntungan itu sebenarnya diperoleh dengan memeras buruh
karena tingkat upah ditekan sampai batas biaya hidup buruh (Sutrisno : 2010).
0
500.000.000
1.000.000.000
1.500.000.000
2.000.000.000
2.500.000.000
3.000.000.000
3.500.000.000
4.000.000.000
4.500.000.000
2009 2010 2011 2012 2013
Y
Y'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Dari teori yang tertera di atas dan masih banyak lagi teori yang
dikemukakan para ahli dapat dijelaskan yang sejalan dengan hasil
pengamatan di lapangan adalah teori dari Von Thunen. Produksi batik yang
dihasilkan tenaga kerja menjadi standar kelayakan pengupahan yang berlaku
di usaha ini. Tenaga kerja layak mendapatkan upah sesuai banyaknya
produksi batik yang dihasilkan (baca: dibatik) dalam satuan jumlah dan
dihargai dengan upah sesuai dengan harga tertentu dalam satuan uang.
Produktivitas dilihat begitu penting dalam penelitian ini. Ditunjukkan dengan
jumlah produksi yang banyak memberikan kontribusi yang besar pula pada
upah yang diterima tenaga kerja. Dalam kaitannya dengan besarnya upah
yang diterima, seorang tenaga kerja selalu menginginkan produksi yang
lebih, ia berani membatik beberapa potong, dengan harapan memperoleh
upah yang lebih. Sebab sistem yang dipakai oleh usaha-usaha batik di sini
adalah sistem upah menurut banyaknya produksi.
Teori yang disampaikan oleh Karl Marx juga sejalan dengan temuan
di lapangan, dengan melihat situasi yang terjadi di usaha batik ini, seorang
pembatik yang semakin banyak membatik, ia mendapatkan upah yang lebih
banyak menurut hasil kerjanya. Meski begitu tak boleh dipungkiri mereka
sama-sama membutuhkan, pemilik usaha membutuhkan tenaga kerja untuk
bisa eksis dengan operasi usahanya, sedang tenaga kerja membutuhkan upah
untuk kelangsungan hidupnya. Dari kacamata pemilik usaha maupun tenaga
kerja, mereka sama-sama diuntungkan dan menguntungkan. Itulah yang
terjadi di usaha batik di Jarum, Bayat, Klaten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Dalam penelitian ini penulis membandingkan antara upah total dengan
upah rata-rata tenaga kerja yang bekerja di Sentra Batik Jarum, Bayat tahun
2009-2013 upah rata-rata dimaksudkan sebagai hasil bagi antara upah total
tenaga kerja dengan jumlah tenaga kerja yang bekerja di Sentra Batik Desa
Jarum, Bayat, Klaten 2009-2013. Upah rata-rata tenaga kerja dapat dilihat
pada tabel 5.7 di bawah ini:
No Nama Usaha Upah Rata-RataTK (Rupiah)
2009 2010 2011 2012 2013 1 Batik Purwanti 22.857.143 18.333.333,3 15.684.210,5 13.043.478,26 20.869.565 2 Nardho Batik 16.666.667 14.142.857,1 13.125.000 13.200.000 13.333.333
3 Batik Unik Suroto 14.461.538 14.484.6154 13.000.000 13.333.333,33 15.000.000
4 Batik Natural Sarwdi 17.500.000 14.200.000 14.545.454,5 12.142.857,14 12.571.429
5 Batik Sekar Mawar 19.000.000 11.875.000 10.105.263,2 11.250.000 11.250.000
6 Batik Suhodo 16.818.182 13.214.285,7 1.392.8571,4 14.000.000 12.352.941
7 Raka Batik 10.000.000 6.363.636,36 10.000.000 15.000.000 16.363.636
8 Batik Giyarto 10.000.000 12.500.000 10.000.000 12.000.000 12.000.000
9 Batik Giyatno 16.666.667 16.666.666,7 16.428.571,4 14.375.000 14.375.000
10 Batik Hardi 30.833.333 18.181.818,2 16.363.636,4 15.000.000
15.000.000
11 Batik Harsiyem 20.000.000 21.428.571,4 18.571.428,6 16.250.000 15.625.000
12 Batik Jumiyati 18.461.538 17.857.142,9 18.000.000 19.333.333,33 18.125.000
13 Batik Miyono 21.818.182 22.272.727,3 20.416.666,7 20.000.000 13.333.333
14 Batik Sajino 18.181.818 15.384.615,4 19.230.769,2 19.230.769,23 1.938.4615
15 Batik Sudarji 18.000.000 18.000.000 18.200.000 17.200.000 17.200.000
16 Batik Sri Miyono 10.000.000 10.250.000 11.714.285,7 9.111.111.111 9.333.333,3
17 Batik Sularto 25.714.286 30.000.000 28.571.428,6 16.428.571,43 17.500.000
18 Batik Sunardi 6.363.636.4 8.181.818,18 8.181.818,18 6.666.666,67 8.333.333,3
19 Batik Suparman 2.333.333.3 2.333.333,33 2.333.333,33 2.333.333,33 2.333.333,3 20 Batik Warna Alami 2.666.666.7 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000
21 Batik Suyanto 1.133.3333 12.285.714,3 9.947.368,42 10.526.315,79 10.526.316
22 Batik Umi 16.800.000 17.000.000 18.000.000 26.428.571,43 24.625.000
23 Batik Yadino 6.250.000 6.250.000 6.500.000 6.750.000 6.875.000
Jumlah 352.726.324 323.206.136 314.847.806 305.603.341,1 308.310.169
Sumber: data diolah, 2014
Seperti halnya dengan perhitungan trend sebelumnya, upah rata-rata
tenaga kerja juga dianalisis dengan cara yang sama dengan rumus:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 5.7.1
Perhitungan Upah Rata-Rata TK
Sentra Batik 2009-2013
Tahun Y X XY
2009 352.726.324 -2 4
-705.452.648
2010 323.206.136 -1 1
- 323.206.136
2011 314.847.806 0 0
0
2012 305.603.341,1 1 1
305.603.341,1
2013 308.310.169 2 4
616.620.338
JMLH 1.604.693.776 0 10 -106.435.105
Sumber: Data diolah, 2014
Untuk mengetahui besarnya Y‟ maka perlu mengetahui besarnya konstanta a
dan b. Konstanta a dan b dapat dicari dengan rumus:
Konstanta a dan b disubstitusikan ke dalam persamaan maka akan
diperoleh persamaan trend linear yang memenuhi persamaan kuadrat terkecil
sebagai berikut:
Y‟= a+bX
Y‟= + X
Keterangan:
Y‟ adalah nilai trend yang ditaksir
a= adalah nilai trend periode dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
b= adalah perubahan per tahun secara linear
X adalah unit tahun yang dihitung dari X= 0
Perhitungan trend Upah rata-rata Sentra Batik Desa Jarum, Bayat,
Klaten dari tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut:
a. Tahun 2009
Y‟= +
Y‟= +212.870.210
Y‟= 533.808.965,2
b. Tahun 2010
Y‟= +
Y‟= +
Y‟= 427.373.860,2
c. Tahun 2011
Y‟= +
Y‟= +0
Y‟=
d. Tahun 2012
Y‟= +
Y‟= -
Y‟= 214.503.650,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
e. Tahun 2013
Y‟= +
Y‟= – 212.870.210
Y‟= 108.068.564
Dari data dan rumus yang telah diperoleh tersebut maka perhitungan trend
dari upah rata-rata yang diberikan pemilik usaha kepada tenaga kerjanya
adalah sebagai berikut:
Tabel 5.7.2
Nilai Trend dari Upah Rata-Rata Tenaga Kerja
Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013
Tahun Y X XY Nilai Trend ( Y’)
2009 352.726.324 -2 4 -705.452.648 533.808.965
2010 323.206.136 -1 1 -323.206.136 427.373.860
2011 314.847.806 0 0 0 320.938.755,2 2012 305.603.341,1 1 1 305.603.341,1 214.503.650
2013 308.310.169 2 4 616.620.338 108.068.564
JMLH 1.604.693.776 0 10 -106.435.105
Sumber: Data Diolah, 2014
Grafik 5.7.2
Upah Rata-Rata Tenaga Kerja
Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013
Sumber: data diolah,2014
0
100.000.000
200.000.000
300.000.000
400.000.000
500.000.000
600.000.000
2009 2010 2011 2012 2013
Y
Y'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Terlihat dalam grafik 5.6.1 dengan grafik 5.7.2 di atas, situasi yang
jomplang (baca: berbanding terbalik) antara trend upah total yang diterima
tenaga kerja dengan trend upah rata-rata yang diterima tenaga kerja di Sentra
Batik Desa Jarum, Bayat. Dari grafik 5.7.2 ini upah rata-rata tenaga kerja
menurun, sedangkan dilihat dari upah total tenaga kerja menaik/meningkat
terlihat pada grafik 5.6.1. tentu ada hal menarik di sini yang perlu dikaji.
Kecenderungan upah total menaik diketahui karena peningkatannya semata-
mata dilihat secara independen tanpa memerhatikan faktor lain yang ikut
memengaruhinya. Namun secara mendalam ketika upah total tadi dikaitkan
dengan variabel lain, yaitu peningkatan jumlah tenaga kerja. Maka yang
didapat adalah upah rata-rata yang tampak seperti tabel 5.7 di atas.
Keadaan ini memberikan gambaran bahwa tidak semua upah yang
diterima tenaga kerja dari tahun 2009-2013 meningkat secara individu,
melainkan kadang naik kadang turun (lihat tabel 5.7).Dengan melihat
perbandingan ini berarti produktivitas tenaga kerja dalam membatik
sebenarnya juga mengalami pasang surut. Upah secara total meningkat sangat
mungkin dipengaruhi oleh peningkatan tenaga kerja dan barangkali bukan
semata-mata karena peroduksi batik yang melonjak.
2. Pembahasan Trend Omset Penjualan yang diterima Usaha-usaha Batik
pada tahun 2009-2013
Omset adalah total penghasilan total kotor. Pendapatan keseluruhan
yang diterima usaha-usaha batik. Jumlah hitung nyata (Y) menunjukkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
omset yang diperoleh usaha-usaha batik pada tahun 2009-2013 selalu
meningkat. Garis trend Ini menunjukkan adanya trend positif yang setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Kenaikan itu dapat dilihat dengan
persamaan Y‟= 11.407.288.000+(325.418.000X).Dengan begitu diperkirakan
Omset Penjualan Batik Di desa Jarum, Bayat, Klaten akan terus mengalami
peningkatan.
Peningkatan Omset Penjualan ini dipicu oleh beberapa faktor yang
penting. Yang utama adalah karena harga batik meningkat. Kemudian karena
peminat batik itu sendiri mengalami peningkatan, anak-anak muda sekarang
juga menyukai batik. Berbagai model batik yang ada menggugah mereka
untuk ikut tampil dengan busana khas daerah, busana asli Indonesia, yaitu
batik. Selera yang muncul sepeti ini menciptakan iklim ekonomi yang baik
bagi pemilik usaha batik. Berbagai mode, model busana berbahan kain batik
mulai ngetren (diminati) oleh anak-anak muda, juga anak-anak kecil yang
sejak dini dikenalkan oleh orang tuanya tentang kain batik. Begitu juga
dengan produksi batik yang meningkat meningkatkan income yamg
meningkat juga.
Batik itu elegan, batik itu ciri khas bangsa Indonesia, “Cintai produk-
produk Indonesia”. Iklan- iklan semacam ini juga marak di media massa,
sering terdengar seruan-seruan supaya memakai produk dalam negeri, batik
termasuk produksi dalam negeri. Promosi yang tak langsung seperti ini juga
menimbulkan minat dan selera konsumen, yang pada akhirnya membuat batik
sekali lagi terjunjung oleh opini-opini publik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lebih spesifik lagi, promosi batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten saat
ini juga lebih menonjol. Media massa seperti internet, koran, radio, yang tak
kalah penting adalah promosi “gethok-tular” antara pelanggan yang satu
dengan pelanggan lain menjadi motor penjualan produk batik. “gethok-tular”
menjadi sangat bermakna dan relevan karena promosi ini efektif namun
murah, sebab yang menjadi promotor adalah pelanggan itu sendiri. Pelanggan
yang puas atas mutu dan bentuk dari batik asli banyak ini sering menciptakan
testimoni di media massa.
Sering juga pelancong manca ataupun lokal yang datang ke
Yogyakarta, terutama yang berlibur (holiday) ke Prambanan, Borobudur, atau
daerah-daerah lain bersedia menyempatkan diri untuk datang dan menengok
usaha-usaha batik di Klaten. Mereka yang datang biasanya ingin mengetahui
lokasi real/nyata usaha-usaha batik ini. Kedatangan mereka membawa berkah
tersendiri bagi pemilik usaha batik karena mereka sering membeli produk
batik relatif banyak.
Perhatian pemerintah terhadap usaha batik juga semakin ditunjukkan
dengan adanya pameran-pameran, juga pada pelantikan kabinet kerja yang
dilaksanakan oleh presiden terpilih periode 2014-2019, Bapak Joko Widodo
mengkomando seluruh menteri terpilih untuk menggunakan busana batik
pada acara pelantikannya. Peran pemerintah seperti ini yang secara tak
langsung ikut mempromosikan batik ke hadapan muka internasional. Selain
itu peran yang menonjol datang dari salah satu Universitas di Surakarta.
Universitas ini sering bekerjasama dengan pemilik usaha batik di Desa Jarum,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Bayat, Klaten dalam membuat pameran-pameran batik di desa ini. Dampak
positif yang diperoleh pada akhirnya adalah usaha-usaha batik di desa ini
adalah semakin familiar, menjadi semakin dikenal oleh khalayak ramai yang
menciptakan pasar baru, atau setidaknya mengokohkan keberadaannya di
pasaran.
Semakin sering diadakan even-even desa seperti pentas tari, musik
tradisional gamelan, keroncong, dan juga musik modern seperti organ
tunggal, dangdut, band semakin menyemarakkan desa. Adanya acara seperti
itu menciptakan daya tarik bagi masyarakat sekitar sekaligus masyarakat luar.
Yang pada ujungnya semakin populer nama Jarum sebagai desa penghasil
batik.
Tahun 2014 ini tepatnya pada bulan April Desa Jarum disahkan oleh
Kabupaten sebagai desa wisata. Tepat sekali, dengan berbagai usaha batik,
usaha patung dari kayu, beragam kesenian (musik, tari, wayang).Seni
pewayangan sangat kental di desa Jarum. Dengan menyandang nama sebagai
desa wisata, Jarum semakin dikenal oleh masyarakat tentang batiknya. Jadi
salah satu terjadinya peningkatan omset penjualan produk batik adalah karena
desa itu sendiri semakin eksis “Jarum Desa Wisata”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Tabel 5.8
Pertumbuhan Omset Penjualan Batik tahun
2009-2013 (%)
Tahun Omset (Y) Pertumbuhan (%)
2009 10.904.500.000 -
2010 11.021.700.000 1,07 %
2011 11.260.500.000 2,16 %
2012 11.614.600.000 3,14 %
2013 12.235.140.000 5,34 %
Sumber: data diolah, 2014
Grafik 5.8.1
Trend Omset Penjualan
Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013 (Rupiah)
Sumber: Data Diolah,2014
3. Pembahasan Trend Jumlah Tenaga Kerja di Usaha-usaha Batik pada
tahun 2009-2013
Dari hasilperhitungan yang telah dilakukan didapatkan persamaan
yang Y‟= 270,8+18,1X. Persamaan ini mengukur nilai pertumbuhan Tenaga
kerja yang menunjukkn trend positif. Trend mengarah ke kanan atas, menaik
9.500.000.000
10.000.000.000
10.500.000.000
11.000.000.000
11.500.000.000
12.000.000.000
12.500.000.000
13.000.000.000
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Y
Y'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
ke titik yang memberikan pemahaman adanya tenaga kerja yang terus
meningkat.
Lihat Tabel 5.8 di bawah ini, pertumbuhan tenaga kerja terjadi pada
tahun 2010 sebesar 11,90 %. Pertumbuhan yang sedemikian disebabkan oleh
faktor yang lainnya seperti, upah yang meningkat, layanan perusahaan dengan
fasilitas yang diberikan oleh usaha-usaha batikseperti tunjangan hari raya
yang sebesar kalkulasi pendapatannya selama sebulan. Biasanya tenaga kerja
memperoleh upah mingguan, tetapi THR diberikan oleh pemilik usaha
sebesar penghasilan tenaga kerja selama sebulan.
Pertumbuhan yang paling kecil adalah pada tahun 2013 yang hanya
sebesar 3,67%. Perlu diingat Pertumbuhan ini dimaksudkan sebagai
penambahan tenaga kerja dari tahun 2009-2013, jadi walaupun pertumbuhan
kecil dalam persen, itu tidak semata-mata dapat diartikan kalau tenaga kerja
sedikit.
Tenaga kerja dari tahun ke tahun selama 2009-2013 mengalami
peningkatan. Peningkatan ini dipengaruhi oleh produktivitas yang semakin
banyak oleh usaha batik. Dengan produksi barang yang meningkat tanpa
diimbangi oleh karyawan yang bartambah pula itu akan menjatuhkan usaha
ke dasar. Kenapa demikian? Tentu saja itu terjadi karena produksi yang
diutamakan, menonjol, dilestarikan oleh usaha-usaha batik di Desa Jarum,
Bayat ini adalah batik tulis. Batik yang kental sekali dengan aspek manusia,
human resources, pekerjaan dilakukan secara manual dengan menggambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
pada kain atau kayu.Pertumbuhan produksi dan permintaan pasar semakin
memacu kebutuhan usaha-usaha ini akan tenaga kerja.
Salah satu sisi positif dari pertumbuhan usaha-usaha batik ini adalah
terserapnya orang-orang yang ada di sekitar usaha untuk menjadi tenaga kerja
di sentra batik. Pengangguran masyarakat yang berkurang.
Diperkirakan ke depan tenaga kerja akan terus bertambah seiring
dengan usaha batik yang semakin lama semakin tumbuh besar. Ciri khas,
keunikan, sisi pembeda (dalam bentuk, warna, pola, garis) akan tetap
dilestarikan. Cara kerja manual dengan manusia sebagai pembuat produk
akan tetap dilakukan. Sebab batik tulis itu unik.
Tenaga kerja semakin hari semakin bertambah juga dipengaruhi oleh
menjamurnya usaha batik di Desa Jarum, Bayat. Pertumbuhan usaha yang
berdiri semakin hari semakin banyak. Ada dua calon usaha batik yang akan
berdiri pada saat penulis mengetik tulisan ini. Kabar itu penulis peroleh dari
kantor kepala desa pada tanggal 25 Agustus 2014. Informasi itu mengatakan
ada perusahaan batik asal Solo yang akan mendirikan usahanya di desa
Jarum.
Tenaga kerja meningkat dikarenakan semakin banyak masyarakat
yang memanfaatkan peluang bisnis itu sebagai usahanya. Usaha dengan dasar
melestarikan budaya batik itu dapat meningkatkan lapangan pekerjaan yang
pada akhirnya mampu menyerap tenaga kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel 5.9
Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja tahun
2009-2013 (%)
Tahun TK (Y) Pertumbuhan (%)
2009 210 -
2010 235 11,90 %
2011 255 8,51 %
2012 272 6,66 %
2013 282 3,67 %
Sumber :datadiolah, 2014
Grafik 5.9
Trend Jumlah Tenaga Kerja
Sentra Batik Jarum, Bayat 2009-2013 (orang)
Sumber: diolah, 2014
0
50
100
150
200
250
300
350
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Y
Y'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
4. Pembahasan Luas Pemasaran Sentra Batik pada tahun 2009-2013
Seperti yang ada dalam tabel 5.4 di atas. Pemasaran produk sebagian
besar terkonsentrasi di Pulau Jawa, Kalimantan, Bali, Sumatra. Di Jawa bisa
ditemukan di DIY, Solo, Semarang, Pekalongan, juga di Klaten sendiri. Juga
sebagian Batik asal Jarum, Bayat, Klaten sudah merambah dunia
Internasional. Jepang, Australia, Amerika adalah beberapa negara yang
menerima Ekspor Batik khas ini. Batik memang telah menjadi ikon
Indonesia, menjadi ciri khas bangsa Indonesia, warisan budaya yang melekat
pada bangsa.
Meski demikian saat ini masih minim ekspor batik yang merambah
dunia internasional. Terkonsentrasinya pemasaran di Jawa yang terjadi saat
ini perlu diperlebar, dalam hal ini peran pemerintah sangatlah diperlukan.
Akses ke daerah luar jawa perlu diperlancar.
Banyak wisatawan yang datang ke Jarum, Bayat, Klaten menjadi
peran penting dalam pasar usaha-usaha ini. Mereka barasal dari wilayah
sendiri ataupun dari daerah lain. Sebagian adalah turis mancanegara yang
biasa datang ke Prambanan (DIY) atau sekitarnya meluangkan waktu untuk
mampir di usaha batik Jarum, Bayat, Klaten.
Pemasaran yang dilakukan oleh Sentra Batik Desa Jarum, Bayat ini
mempunyai berbagai strategi yang populer seperti iklan di media internet,
mengiklankan di radio-radio, bekerja sama dengan lembaga- lembaga industri
kreatif, bekerja sama dengan salah satu lembaga pendidikan di Surakarta,
yakni Universitas Negeri Surakarta. Universitas itu sering membuat pameran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
usaha lokal yang ada di Surakarta dan daerah sekitarnya. Keadaan ini menjadi
salah satu jalan yang dilangkahi oleh usaha-usaha batik Jarum untuk semakin
dikenal khalayak ramai.
Dari berbagai strategi yang dilakukan yang menarik menarik justru
tampak dari strategi produksinya. Sebagian besar usaha-usaha batik di desa
ini khas, mereka menciptakan kualitas yang lain dengan batik-batik di kota
lain. Kekhasan dari bahan produksinya terutama pewarna. Pewarna yang
digunakan oleh usaha-usaha batik ini adalah warna alami. Pewarna yang
dibuat sendiri oleh pemilik usaha.Dengan kualitas yang bagus seperti itu,
menciptakan iklim pemasaran yang menonjol. Strategi yang lain adalah
adanya “gethok tular” yang artinya penyebaran informasi berantai, ini terjadi
karena kepuasan yang diperoleh konsumen. Konsumen yang puas dengan
produk batik desa Jarum, Bayat ini lantas sering memberitakan ke
kenalannya, kerabatnya, teman-temannya. Akhirnya informasi itu menyebar,
dan batik ini di kenal oleh khalayak ramai.
Ramai diperbincangkan hingga seorang cendekiawan Indonesia
terkenal, Bapak Rhenald Khasali. Seorang budayawan, penulis, dan juga
pembawa acara di salah satu stasiun tivi nasional tertarik dengan batik khas
asal desa Jarum, Bayat ini. Beberapa kali ia datang ke Desa Jarum, bertemu
dengan pengusaha batik.
Ia beserta stasiun tivi tempatnya bekerja membuat suatu program acara
yang menarik minat masyarakat untuk menyukai batik. Dalam acara itu ia
mempromosikan batik asal Desa Jarum, Bayat. Suatu bentuk pemasaran tak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
langsung yang menguntungkan usaha.Salah satu pemilik usaha batik, Bapak
Sarwidi. Orang yang pertama kali menggagas ide pembuatan pewarna alami.
Ia menciptakan pewarna kain dengan menggunakan kulit kelapa (jawa:
sepet), kemudian dengan kulit mahoni, dengan daun jati, juga dengan bahan-
bahan lain yang bisa digunakan sebagai pewarna.
Arswendo Atmowiloto, Sabtu 30 November 2013, Koran Jakarta yang
menjadi pembicara dalam Indonesia Creative Power 2013, di Epicentrum Kuningan, Jakarta, mengatakan teringat Sarwidi di Desa Jarum, Klaten, Solo.Pekan kreatif yang diselenggarakan dengan
megah itu secara tak langsung memberikan promosi baik asal Desa Jarum, Bayat. Inti pembicaraannya ia menambahkan gagasan yang
memupuk minat pelanggan batik. Begitu juga Yayasan Bina Swadaya, yang dikomandani Bambang Ismawan antara lain menerbitkan majalah Trubus, memberi anugerah Kusala Swadaya. Semacam award
untuk prestasi, pengabdian pergulatan yang berakar dalam masyarakatnya (Fajar, 2013)
Ibu Purwanti, pemilik Batik Purwanti juga mempunyai andil yang luar
biasa terhadap familiarnya batik asal Jarum, Bayat ini. Ia telah berkali-kali
mendapatkan penghargaan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat
dengan industri kreatifnya menciptakan batik. Ia pernah mendapatkan
penghargaan dan diberi langsung oleh Ibu Any Yudhoyono yang merupakan
istri dari mantan presiden, Susilo Bambang Yudoyono. Penghargaan
diberikan kepada Ibu Purwanti dengan jenis penghargaan atas jasanya
mengembangkan industri rumah tangga yang menarik, khas
(http://batikpurwantibayat.com/).
Dukungan untuk mengembangkan usaha batik asal Desa Jarum, Bayat
juga diberikan oleh kemenperin dengan membuat produk dengan warna
alami, dikatakan oleh Direktur Jenderal IKM Kemenperin Euis Saedah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
pameran produk interior dan kerajinan tangan Indonesia, “Interior and Craft
(ICRA)”2014 di JCC, Jakrata. Dengan melestarikan kekayaan budaya dan
mengangkat kearifan lokal melalui gerakan warna alam di seluruh Indonesia
maka usaha ini menunjukkanpromosi dengan keunggulan kualitas. Dalam hal
ini kemenperin telah ikut berkontribusi mempromosikan produk batik asal
desa ini.
Meski semakin genjar promosi yang dilakukan oleh Sentra Batik
Jarum, namun masih ada kendala yang dialami dengan strategi yang
dikerjalankan. Kendala tersebut pada umumnya karena promosi dilakukan
secara perorangan, dulu (awal tahun 2000) pernah ada kerja sama antar
pengusaha, setiap bulan selalu berkumpul untuk membahas permasalahan
komplek yang dialami usaha-usaha batik ini, mereka menamai perkumpulan
itu “Cipto Menir”, kegiatan yang mereka lakukan seperti pengumpulan dana
untuk membantu usaha batik yang masih hijau (baru mulai beroperasi),
namun saat ini sudah tidak pernah dilakukan, usaha-usaha batik berjalan
sendiri-sendiri. Bukan tanpa sebab perkumpulan itu dibubarkan, perkumpulan
itu bubar setelah didapati hal itu dirasakan kurang efektif, usaha-usaha yang
kecil dan masih baru sering menggantungkan diri pada usaha batik yang
sudah mapan.
Kendala selanjutnya adalah daerah operasi usaha batik di Desa Jarum,
Bayat yang jauh dari pusat kota kabupaten. Situasi menyebabkan pelanggan
yang mau datang langsung ke Sentra Batik harus menempuh jarak yang jauh.
Ditambah lagi akses jalan desa yang belum terlalu bagus, untuk menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
lokasi perlu melewati medan jalan yang terjal dengan jalan yang sempit. Ini
yang perlu diperhatikan oleh pemerintah kabupaten maupun provinsi melalui
binamarga. Kesulitan itu menyebabkan Sentra Batik ini perlu mengeluarkan
biaya lebih untuk memasarkan/mendistribusikan produksinya.
Dengan adanya berbagai kendala yang dihadapi, tak menyurutkan
usaha batik untuk terus menciptakan produk dan memasarkannya. Mereka
mengatasi kendala dengan memanfaatkan media massa yang kompeten,
jejaring sosial dan website menjadi salah satu pilihan promosi yang sampai
saat ini masih efektif, gethok-tular juga masih efektif, dengan akses jalan
yang dirasa kurang memadai tidak terlau signifikan memengaruhi penjualan.
Dibuktikan dengan banyaknya wisatawan lokal maupun manca yang datang
di lokasi produksi. Lumbung batik tak pernah sepi pengunjung.
Diagram 5.10
Luas Pasar Sentra Batik Jarum, Bayat
tahun 2009-2013
Sumber: Data Diolah,2014
20%
80%
LUAS PEMASARAN PRODUK BATIK 2009-2013 dlm %
LUAR NEGERI
DALAM NEGERI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
5. Pembahasan Trend Laba Usaha-usaha Batik pada tahun 2009-2013
Usaha-usaha batik ini berorientasi pada Laba (profit). Dari tahun ke
tahun selama 2009-2013 terjaadi peningkatan yang baik. Peningkatan yang
positif kecuali pada tahun 2010, pada tahun 2009 profit diperoleh
1.162.000.000 dan menurun pada tahun 2010 menjadi 1.147.964.000.
Penurunan ini sebesar 1,20%.
Penurunan sebesar 1,20% diketahui karena harga bahan baku yang
melonjak. Bahan baku yaang harganya menaik. Kenaikan dipicu oleh naiknya
harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yang direvisi oleh pemerintah.Harga
BBM yang meningkat, membuat produksi batik juga menurun. Sedang pajak
dan biaya-biaya pengeluaran tetap atau bertambah. Itu mengakibatkan
fluktuasi laba menurun.
Kita lihat pada tahun 2013 laba meningkat 7,13% dari tahun
sebelumnya. Kenaikan ini menjadi kenaikan terbesar dalan kurun waktu
2009-2013. Harga-harga yang stabil, pasar yang semakin luas, karyawan yang
loyal menciptakan iklim pertumbuhan laba yang baik.
Laba usaha semakin lama semakin meningkat karena harga produk
juga semakin lama semakin mahal. Harga batik tulis memang mahal, itu
sebabnya batik tulis bisa digunakan sebagai salah satu sarana gadai, terutama
kain jarik. Dengan upah tenaga kerja yang meningkat, tenga kerja yang
meningkat, dan ditambah berbagai biaya-biaya yang lain ternyata masih
menciptakan profit bagi pemilik usaha. Hal ini karena harga bahan baku yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
dipakai untuk memproduksi batik relatif stabil. Keadaan ini menguntungkan
usaha yang berjalan.
Laba dari tahun ke tahun tetap meningkat karena itu tadi, saat ini
harga bahan baku relatif stabil, produktivitas barang meningkat, karyawan
bertambah, dan harga barang produksi berupa batik relatif mahal, untuk kain
jarik tulis misalnya berkisar tujuh ratus ribu sampai ada yang dua juta per
potong. Harga barang jadi yang mahal itu bisa memangkas biaya yang
dikeluarkan, sehingga laba meningkat.
Tabel 5.10
Pertumbuhan Laba Penjualan Batik tahun
2009-2013 (%)
Tahun Laba (Y) Pertumbuhan (%)
2009 1.162.000.000 -
2010 1.147.964.000 -1,20 %
2011 1.189.400.000 3,60 %
2012 1.244.500.000 4,63 %
2013 1.333.340.000 7,13 %
Sumber: data diolah, 2014 Grafik 5.10.1
Nilai Trend dari Laba Usaha Sentra Batik
Jarum, Bayat 2009-2013
Sumber: Data Diolah, 2014
1.000.000.000
1.050.000.000
1.100.000.000
1.150.000.000
1.200.000.000
1.250.000.000
1.300.000.000
1.350.000.000
2009 2010 2011 2012 2013
Y
Y'
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
6. Pembahasan Hubungan Peningkatan Upah dengan Peningkatan Tenaga
Kerja
Upah total pada tabel 5.6 menunjukkan suatu keadaan yang positif
tentang peningkatan upah selama tahun 2009-2013. Trend Upah meningkat
dari tahun ke tahun. Tetapi apakah peningkatan total upah itu menunjukkan
peningkatan upah per karyawan?, kita lihat pada table 5.8 tentang kenaikan
tenaga kerja. Dari sisi ini tenaga kerja ternyata juga meningkat.
Secarasederhana kita dapat memahami keadaan ternyata peningkatan upah
total yang terjadi tiap tahunnya dibarengi dengan peningkatan tenaga kerja.
Tenaga kerja yang bertambah menyebabkan upah total meningkat. Ada
sedikit kesangsian di sini yang tak bisa dipandang sebelah mata oleh penulis,
jangan-jangan peningkatan upah yang diberikan pada karyawan per orang
sebenarnya jumlahnya sama, karena upah total terlihat meningkat karena
jumlah tenaga kerja juga meningkat.
7. Prospek Sentra Batik ke Depan, Harapan Pengusaha Batik, serta Peran
Pemerintah dalam Operasi Sentra Batik di Jarum, Bayat
Penulis mendefinisikan “prospek sebagai kondisi yang akan dihadapi
oleh perusahaan dimasa yang akan datang baik kecenderungan untuk
meningkatkan atau menutup usaha. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai
peluang dan ancaman yang dihadapi. Kelemahan dan kekuatan yang dimiliki
perusahaan sehingga diperlukan perencanaan dan perumusan strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
perusahaan secara baik.Khususnya kebijakan pemasaran dan perusahaan
dapat meningkatkan pemasaran produksinya”.
Dilihat dari jawaban responden dalam wawancara, prospek ke depan
sentra batik akan semakin menggairahkan, mulai dari produksi yang akan
semakin banyak, promosi akan semakin gencar, diharapkan mampu
memberikan hasil yang lebih baik dari sekarang. Pemilik usaha batik secara
tegas menjelaskan ke depan akan meningkatkan produksi batik. Mereka
berharap tahun-tahun yang akan datang omset mereka bisa semakin
meningkat. Mereka juga berharap perhatian dari pemerintah juga semakin
tinggi. Pemerintah bisa lebih sering lagi membuat even-even pameran,
pemilik batik secara terang-terangan mengininkan batik asal Jarum, Bayat
semakin mampu bersaing dengan batik asal daerah lain. Mereka berharap
kepada pemerintah supaya dibuatkan lokasi khusus untuk menampung dan
memasarkan produk mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti
mengenai Trend Perkembangan Sentra Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten selama
tahun 2009-2013 diketahui:
1. Upah yang diterima Tenaga Kerja di Sentra Batik Jarum, Bayat, Klaten Dari
Tahun 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 4,56%.
2. Omset Penjualan yang diterima Sentra Batik Jarum, Bayat, Klaten mengalami
peningkatan sebesar 2,92%
3. Jumlah Tenaga Kerja yang bekerja di Sentra Batik Jarum, Bayat, Klaten tahun
2009-2013 mengalami peningkatan sejumlah 7,67% dibulatkan menjadi 7%
4. Area Pemasaran oleh Sentra Batik Jarum, Bayat, Klaten mencapai DIY, Solo,
Semarang, Klaten sendiri, Pekalongan, Kalimantan, Sumatra, Bali, dan juga
Malaysia, Thailand, India, Jepang, Australia, Prancis, dan Amerika.
5. Laba yang diperoleh di Sentra Batik Jarum, Bayat, Klaten tahun 2009-2013
mengalami peningkatan sebesar 3,54%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
B. Saran
Batik adalah warisan budaya yang khas, unik, elegan. Sudah sepantasnya kita
melestarikan, menjaga, melanjutkan keberadaannya. Sebagai nilai luhur bangsa
yang patut kita teladani adalah kemajuan cara-cara dan teknik-teknik membatik,
efisiensi, tanpa memahat corak dan mengubah ciri khas. Nilai asli dari membatik
itu sendiri, “ketekunan dan kesabaran”.
Maka sehubungan dengan proses melestarikan budaya tersebut, penulis
memiliki beberapa saran bagi pihak-pihak yang bersangkutan:
1. Bagi Pemilik Usaha-Usaha Batik
Setelah penelitian ini selesai penulis mendapatkan hasil analisis yang
positif tentang trend perkembangan batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten tahun
2009-2013. Semoga dengan hasil tersebut semakin mengokohkan iklim
ekonomi yang lebih baik di tahun-tahun mendatang. Bukan tidak mungkin
suatu saat kondisi pasar bisa mengalami kelesuan akibat kebijakan-kebijakan
pemerintah atau kondisi pasar yang yang mengalami masalah, ataupun
acapkali daya beli masyarakat yang mungkin bisa menurun, atau
produktivitas menurun. Meski begitu usaha batik di Jarum (khususnya) harus
tetap jeli melihat peluang dan melihat kemungkinan-kemungkinan yang bisa
terjadi di hari mendatang. Sederhananya sesuai hasil perhitungan trend
perkembangan batik yang penulis selidiki selama tiga bulan untuk
mendapatkan data-data upah, omset, luas pasar, tenaga karja, dan luas pasar
selama 2009-2013, meramalan trend akan menuju titik positif, menaik pada
tahun-tahun mendatang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
2. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu sumbangan
bagi Universitas, khususnya bagi Program Studi Pendidikan Ekonomi. Dapat
menjadi salah satu rujukan untuk penelitian sejenis.
C. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian hanya berlaku di lokasi penelitian yakni di Desa Jarum,
Bayat, Klaten pada tahun 2009-2013, dan tidak akan sama dengan penelitian
sejenis di daerah lain.
Dalam penelitian ini peningkatan upah secara total terlihat ”bias”, karena
peningkatannya berbanding lurus (baca: diikuti) dengan peningkatan jumlah
tenaga kerja. Hal ini menciptakan pertanyaan ”apakah upah yang diterima tenaga
kerja benar-benar meningkat?, atau jangan-jangan peningkatan upah secara
kumulatif per tahun yang terlihat dikarenakan jumlah tenaga kerja yang juga
meningkat setiap tahunnya. Dengan kata lain jangan-jangan upah yang diterima
tenaga kerja per orang sesungguhnya sama (baca: tetap, statis) dan peningkatan itu
lebih karena pertambahan jumlah tenaga kerja”.
Ketidaktersediaan data mengenai jumlah batik yang diproduksi, biaya
produksi, distribusi, promosi dalam penelitian ini penulis rasa bisa menyebabkan
pembaca kurang menerima analisis data seperti omset penjualan yang meningkat,
laba usaha yang meningkat dikarenakan tingkat kejelasan yang rendah terkait
meningkatnya omset penjualan, laba usaha.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Ketidaktersediaan data mengenai jumlah batik yang diproduksi, biaya
produksi, distribusi, promosi yang menyebabkan analisis tentang peningkatan
omset, upah, laba dirasa kurang tajam. Data yang dibutuhkan seperti omset, upah,
laba diperoleh secara langsung dari Usaha Batik di Desa Jarum, Bayat melalui
proses wawancara dan rekap database mereka. Meski demikian data-data yang
dimiliki usaha batik tidak semuanya terekam dengan baik mengingat sebagian
usaha batik adalah industri rumahan kreatif yang pemiliknya kurang mengerti
tentang hitung-hitungan matematis sesuai dengan tata cara yang tertera di buku-
buku jurnal akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi, Dr., 1989, Manajemen Penelitian, Rhineka cipta, Jakarta
Batik Bayat Klaten: http://fitinline.com/article/read/batik-bayat-klaten. Diakses tanggal 15 Desember 2013
Batik, Jenis-Jenis Batik, Sejarah Batik, http://id.wikipedia.org/wiki/Batik. diakses
tanggal 23 Juni 2013
Dajan, Anto. 1987. Pengantar Metode Statistik 1. Jakarta: Pustaka LP3ES
Kurnianto, Fajar. 2013. Sarwidi dengan batik alami:
http://kolompakar.blogspot.com/2014/03/sarwidi-dengan-batik-
alami.html). Diakses tanggal 24 Agustus 2014
Harian umum Solopos, data UMK se-karisidenan surakarta, artikel dengan judul upahminimum 2014, UMK Sukoharjo Tertinggi Di Soloraya, tanggal 19 November 2013
Heidjachman Ranupandojo, dan Suad Husnan, komaruddin, moekijat.
Ketenagakerjaan dan Pengangguran, http://pelajaranesema.blogspot.com/2012/11/bab-1-ketenagakerjaan-dan-pengangguran.html. Diakses tanggal 25 maret 2014
http://batikpurwantibayat.com/
http://www.antaranews.com/berita/441216/kemenperin-dukung- industri-kreatif-
gunakan-pewarna-alam
Indonesian Batik, http://www.unesco.org/culture/ich/index.php?RL=00170.
Diakses tanggal 16 Febriari 2014 Kasnawi, M. Tahih. 2006. Produktivitas Tenaga Kerja Per Sub Sector di Provinsi
Sulawesi Selatan. Jurnal Agro Ekonomi,Vol.1. Mei, 2006
Maharani, maria. 2011. Trend Perkembangan Industri Batu di Keji Muntilan. Yogyakarta
Manullang, 1974, Manajemen Personalia, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta
Mulyadi. 2001. Sistem Akutansi. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE
Universitas Gunadarma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Munawir, S. 2007. Analisis laporan keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty
Young, Pauline V. 1973. Scientific Social Surveys and Reasearch. India: Prentice-
Hall
Pujiyanto. 2008. Estetika Batik Keraton Surakarta. Malang
Putri H, Okki. 2011.Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan
Kreativitas di Industri Batik (Studi Kasus pada Industri Batik di Kota
Pekalongan, Lasem, Solo dan Yogyakarta): http://core.kmi.open.ac.uk/display/11731976. Diakses tanggal 15 Februari
2014 Rustam. 2002. Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan NO.23.
Satriadi, HG. 2012. Trend Perkembangan Industti Kerajinan Wayang Kulit Di
Kabupaten Bantul DIY tahun 2005-2009. Yogyakarta Soedarso.2006. Trilogi Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia
Studiosetunggal.Batik Bayat, http://studiosetunggal.wordpress.com/seputar-
umkm/lurik/. Diakses tanggal 7 Agustus 2013 Sugiono. 2010. Statistik untuk penelitian. Bandung: Alfabeta
Sunaryo, Aryo.2009. Ornamen Nusantara. Semarang: Dahara Prize
Supranto. 1986.Statistik Teori dan Aplikasi, edisi 3, Jilid 2, Erlangga, Jakarta
Sutamto. 1977. Teknik menjual barang. Jakarta: Balai Aksara
Swasta DH, Basu. 1993. Manajemen pemasaran modern. Yogyakarta: Liberty Swasta DH, Basu. 1999. Manajemen penjualan. Yogyakarta: BEFE
UU No.9 Tahun 1995 tentang usaha Mikro Kecil dan Menengah
Sutrisno. 2010. Teori Pengupahan, (http://matakristal.com/teori-upah-menurut-
john-stuart-mill-von-thunen-dan-karl-marx. Diakses tanggal 14 Oktober
2014
UU No. 13 tahun 2008 Bab I pasal 1 ayat 3 tentang ketenagakerjaan UU No. 20 (pasal 1 dan 3) Tahun 2008 tetang UMKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Winardi. 1991. Pengantar manajemen penjualan. Bandung: Citra Adya
BaktiYogyakarta.
Zamzammufid. 2012. Daerah-daerah penghasil batik di Indonesia,
http://www.kaskus.co.id/thread/51b7460a6112430e0800000b/daerah-daerah-penghasil-batik-di- indonesia. Diakses tanggal 27 februari 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Pedoman Wawancara
Kepada Yth, Pemilik Usaha Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten. Demi
memenuhi Skripsi, Saya Andreas Frengki Wijayanto, Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi, Universitas Sanata Dharma akan melaksanakan penelitian di rumah-
rumah Produksi Batik di Desa Jarum, Bayat. Oleh sebab itu saya mohon bantuan
informasi berupa data-data yang sesuai dengan penelitian ini. Judul Skripsi yang
saya susun adalah “Trend Perkembangan Batik di Desa Jarum, Bayat, Klaten
Ditinjau dari Upah, Omset Penjualan, Luas Pasar, Jumlah Tenaga Kerja, Dan
Laba Usaha Tahun 2009-2013”. Seluruh data yang saya peroleh akan digunakan
sebagaimana mestinya, bertanggung jawab dan dijamin kerahasiannya dari pihak-
pihak di luar kepentingan penelitian. Atas bantuan yang diberikan, saya
mengucapkan terima kasih.
1) Data Pribadi Pemilik Usaha
Nama Pemilik :
Nama Usaha :
Tahun Berdirinya Usaha :
2) Omset Penjualan
2009 2010 2011 2012 2013
3) Upah Tenaga Kerja
2009 2010 2011 2012 2013
4) Luas Pemasaran
2009 2010 2011 2012 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
5) Laba
2009 2010 2011 2012 2013
6) Bagaimana prospek usaha batik anda sampai saat ini melihat persaingan
yang semakin ketat, dengan usaha-usaha batik yang menjamur?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
7) Adakah harapan tertentu anda ke depan dari Usaha Batik yang bapak
jalankan?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
8) Bagimana peran pemerintah (daerah/pusat) dalam ikut andil dalam industri
batik?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Data Total Upah Tenaga Kerja 2009-2013
N
o Nama Usaha
Upah TK (Rupiah)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Batik Purwanti 320.000.000 275.000.000 298.000.000 300.000.000 480.000.000
2 Nardho Batik 200.000.000 198.000.000 210.000.000 198.000.000 200.000.000
3 Batik Unik
Suroto
188.000.000 188.300.000 195.000.000 200.000.000 240.000.000
4 Batik Natural
Sarwdi
140.000.000 142.000.000 160.000.000 170.000.000 176.000.000
5 Batik Sekar
Mawar
190.000.000 190.000.000 192.000.000 180.000.000 180.000.000
6 Batik Suhodo 185.000.000 185.000.000 195.000.000 210.000.000 210.000.000
7 Raka Batik 70.000.000 70.000.000 100.000.000 180.000.000 180.000.000
8 Batik Giyarto 50.000.000 50.000.000 50.000.000 60.000.000 60.000.000
9 Batik Giyatno 200.000.000 200.000.000 230.000.000 230.000.000 230.000.000
10 Batik Hardi 185.000.000 200.000.000 180.000.000 180.000.000 180.000.000
11 Batik Harsiyem 140.000.000 150.000.000 130.000.000 130.000.000 125.000.000
12 Batik Jumiyati 240.000.000 250.000.000 270.000.000 290.000.000 290.000.000
13 Batik Miyono 240.000.000 245.000.000 245.000.000 240.000.000 240.000.000
14 Batik Sajino 200.000.000 200.000.000 250.000.000 250.000.000 252.000.000
15 Batik Sudarji 90.000.000 90.000.000 91.000.000 86.000.000 86.000.000
16
Batik Sri
Miyono
80.000.000 82.000.000 82.000.000 82.000.000 84.000.000
17 Batik Sularto 180.000.000 210.000.000 200.000.000 230.000.000 245.000.000
18 Batik Sunardi 70.000.000 90.000.000 90.000.000 80.000.000 100.000.000
19 Batik Suparman 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000 7.000.000
20 Batik Warna
Alami
8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000 8.000.000
21 Batik Suyanto 170.000.000 172.000.000 189.000.000 200.000.000 200.000.000
22 Batik Umi 168.000.000 170.000.000 180.000.000 185.000.000 197.000.000
23 Batik Yadino 50.000.000 50.000.000 52.000.000 54.000.000 55.000.000
Jumlah 3.371.000.000 3.420.300.000 3.604.000.000 3.750.000.000 4.025.000.000
Sumber: data diolah, 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Data Upah Rata-Rata Tenaga Kerja 2009-2013
No Nama Usaha Upah Rata-Rata TK (Rupiah)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Batik Purwanti 22.857.143 18.333.333,3 15.684.210,5 13.043.478,26 20.869.565
2 Nardho Batik 16.666.667 14.142.857,1 13.125.000 13.200.000 13.333.333
3 Batik Unik
Suroto 14.461.538 14.484.6154 13.000.000 13.333.333,33 15.000.000
4 Batik Natural Sarwdi 17.500.000 14.200.000 14.545.454,5 12.142.857,14 12.571.429
5 Batik Sekar
Mawar 19.000.000 11.875.000 10.105.263,2 11.250.000 11.250.000
6 Batik Suhodo 16.818.182 13.214.285,7 1.392.8571,4 14.000.000 12.352.941
7 Raka Batik 10.000.000 6.363.636,36 10.000.000 15.000.000 16.363.636
8 Batik Giyarto 10.000.000 12.500.000 10.000.000 12.000.000 12.000.000
9 Batik Giyatno 16.666.667 16.666.666,7 16.428.571,4 14.375.000 14.375.000
10
Batik Hardi 30.833.333 18.181.818,2 16.363.636,4 15.000.000
15.000.000
11 Batik
Harsiyem 20.000.000 21.428.571,4 18.571.428,6 16.250.000 15.625.000
12 Batik Jumiyati 18.461.538 17.857.142,9 18.000.000 19.333.333,33 18.125.000
13 Batik Miyono 21.818.182 22.272.727,3 20.416.666,7 20.000.000 13.333.333
14 Batik Sajino 18.181.818 15.384.615,4 19.230.769,2 19.230.769,23 1.938.4615
15 Batik Sudarji 18.000.000 18.000.000 18.200.000 17.200.000 17.200.000
16 Batik Sri
Miyono 10.000.000 10.250.000 11.714.285,7 9.111.111.111 9.333.333,3
17 Batik Sularto 25.714.286 30.000.000 28.571.428,6 16.428.571,43 17.500.000
18 Batik Sunardi 6.363.636.4 8.181.818,18 8.181.818,18 6.666.666,67 8.333.333,3
19 Batik Suparman 2.333.333.3 2.333.333,33 2.333.333,33 2.333.333,33 2.333.333,3
20 Batik Warna
Alami 2.666.666.7 2.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000
21 Batik Suyanto 1.133.3333 12.285.714,3 9.947.368,42 10.526.315,79 10.526.316
22 Batik Umi 16.800.000 17.000.000 18.000.000 26.428.571,43 24.625.000
23 Batik Yadino 6.250.000 6.250.000 6.500.000 6.750.000 6.875.000
Jumlah 352.726.324 323.206.136 314.847.806 305.603.341,1 308.310.169
Sumber: data diolah,2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Data Omset Penjualan 2009-2013
No Nama usaha Omset Penjualan (Rupiah)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Batik
Purwanti
898.000.000 950.000.000 981.500.000 1.002.600.000 1.104.700.000
2 Nardho Batik 876.500.000 895.000.000 910.000.000 900.000.000 912.500.000
3 Batik Unik
Suroto
880.000.000 875.000.000 970.000.000 980.000.000 960.010.000
4 Batik Natural
Sarwidi
700.000.000 698.000.000 795.000.000 750.000.000 720.300.000
5 Batik SM 550.000.000 600.700.000 500.000.000 610.000.000 655.200.000
6 Batik Suhodo 530.000.000 570.000.000 600.000.000 569.000.000 540.030.000
7 Raka Batik 290.000.000 310.000.000 350.000.000 500.000.000 560.000.000
8 Batik Giyarto 180.000.000 190.000.000 200.000.000 270.000.000 268.000.000
9 Batik Giyatno 650.000.000 680.000.000 730.000.000 750.000.000 756.000.000
10 Batik Hardi 450.000.000 500.000.000 390.000.000 400.000.000 480.000.000
11 Batik
Harsiyem
340.000.000 210.000.000 230.000.000 250.000.000 280.000.000
12 Batik Jumiyati 740.000.000 650.000.000 700.000.000 730.000.000 780.100.000
13 Batik Miyono 750.000.000 765.000.000 750.000.000 800.000.000 840.000.000
14 Batik Sajino 600.000.000 550.000.000 700.000.000 650.000.000 720.300.000
15 Batik Sudarji 330.000.000 370.000.000 220.000.000 240.000.000 274.000.000
16 Batik Sri
Miyono
230.000.000 210.000.000 250.000.000 220.000.000 240.000.000
17 Batik Sularto 600.000.000 645.000.000 640.000.000 650.000.000 700.000.000
18 Batik Sunardi 310.000.000 330.000.000 290.000.000 250.000.000 300.000.000
19 Batik
Suparman
35.000.000 37.000.000 34.000.000 39.000.000 40.000.000
20 Batik Warna
Alami
52.000.000 56.000.000 65.000.000 70.000.000 72.000.000
21 Batik Suyanto 400.000.000 400.000.000 420.000.000 450.000.000 480.000.000
22 Batik Umi 315.000.000 330.000.000 350.000.000 340.000.000 360.000.000
23 Batik Yadino 198.000.000 200.000.000 185.000.000 194.000.000 192.000.000
Jumlah 10.904.500.000 11.021.700.000 11.260.500.000 11.614.600.000 12.235.140.000
Sumber: data diolah, 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Data Jumlah Tenaga Kerja 2009-2013
No. Nama usaha Jumlah TK (Orang)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Batik Purwanti 14 15 19 23 23
2 Nardho Batik 12 14 16 15 15
3 Batik Unik Suroto 13 13 15 15 16
4 Batik Natural Sarwidi 8 10 11 14 14
5 Batik Sekar Mawar 10 16 19 16 16
6 Batik Suhodo 11 14 14 15 17
7 Raka Batik 7 11 10 12 11
8 Batik Giyarto 5 4 5 5 5
9 Batik Giyatno 12 12 14 16 16
10 Batik Hardi 6 11 11 12 12
11 Batik Harsiyem 7 7 7 8 8
12 Batik Jumiyati 13 14 15 15 16
13 Batik Miyono 11 11 12 12 18
14 Batik Sajino 11 13 13 13 13
15 Batik Sudarji 5 5 5 5 5
16 Batik Sri Miyono 8 8 7 9 9
17 Batik Sularto 7 7 7 14 14
18 Batik Sunardi 11 11 11 12 12
19 Batik Suparman 3 3 3 3 3
20 BatikWarna Alami 3 4 4 4 4
21 Batik Suyanto 15 14 19 19 19
22 Batik Umi 10 10 10 7 8
23 Batik Yadino 8 8 8 8 8
Jumlah 210 235 255 272 282
Sumber: data diolah, 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Data Luas Pemasaran tahun 2009-2013
No Nama
Usaha
Luas Pasar
2009 2010 2011 2012 2013
1
Batik
Purwanti
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo,
Australia,
Amerika
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Australia,
Amerika
Jakarta, bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo,
Australia,
Amerika
2
Nardho
Batik
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
3
Batik
Unik
Suroto
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
4
Batik
Natural
Sarwidi
Jakarta,
Bali, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta,
Bali, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
5
Batik
Sekar
Mawar
Jakarta,
Bali, ,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali, ,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali, ,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali, ,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali, ,
Jateng, DIY,
Solo
6
Batik
Suhodo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Kalimantan,
Jateng, DIY,
Solo
7
Raka
Batik
Bali,
Semarang,
DIY, Solo
Bali, ,
Semarang,
DIY, Solo
Bali, ,
Jateng, DIY,
Solo
Bali, ,
Jateng, DIY,
Solo
Bali, ,
Jateng, DIY,
Solo
8 Batik
Giyarto
Klaten,
DIY, Solo
Klaten,
DIY, Solo
Klaten,
DIY, Solo
Klaten,
DIY, Solo
Klaten,
DIY, Solo
9
Batik
Giyatno
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
Riau, DIY,
Solo
10
Batik
Hardi
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Semaarang,
Pekalongan,
DIY, Solo
11 Batik
Harsiyem
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Pekalongan,
DIY, Solo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
No. Nama
Usaha
Luas Pasar
2009 2010 2011 2012 2013
12
Batik
Jumiyati
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
Klaten,
Palembang,
Pekalongan,
DIY, Solo
13
Batik
Miyono
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
14
Batik
Sajino
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Klaten,
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
15
Batik
Sudarji
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
16
Batik Sri
Wiyono
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
Jakarta,
Semarang,
DIY, Solo
17
Batik
Sularto
Jakarta,
Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Bali,
Jateng, DIY,
Solo
18
Batik
Sunardi
Jakarta,
Bali, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta,
Bali, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta,
Bali, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta,
Bali, Jateng,
DIY, Solo
Jakarta,
Bali, Jateng,
DIY, Solo
19 Batik
Suparman
Klaten, Solo Klaten, Solo Klaten, Solo Klaten, Solo Klaten, Solo
20
Batik
Warna
Alami
Klaten,
DIY, Solo
Klaten,
DIY, Solo
Klaten,
DIY, Solo
Klaten,
DIY, Solo
Klaten,
DIY, Solo
21
Batik
Suyanto
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
Jakarta,
Sumatra
(Riau),
Jateng, DIY,
Solo
22
Batik Umi Klaten,
DIY, Solo,
Semarang,
Pekalongan
Klaten,
DIY, Solo,
Semarang,
Pekalongan
Klaten,
DIY, Solo,
Semarang,
Pekalongan
Klaten,
DIY, Solo,
Semarang,
Pekalongan
Klaten,
DIY, Solo,
Semarang,
Pekalongan
23
Batik
Yadino
Klaten,
DIY, Solo,
Semarang
Klaten,
DIY, Solo,
Semarang
Klaten,
DIY, Solo,
Semarang
Klaten,
DIY, Solo,
Semarang
Klaten,
DIY, Solo,
Semarang
Sumber: data diolah, 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Data Laba Perusahaan 2009-2013
No Nama Usaha Laba (Rupiah)
2009 2010 2011 2012 2013 1 Batik Purwanti 150.000.000 139.200.000 168.000.000 210.000.000 220.940.000
2 Nardho Batik 70.000.000 75.600.000 80.000.000 77.000.000 85.000.000
3 Batik Unik Suroto 84.000.000 90.000.000 95.000.000 95.600.000 87.000.000
4 Batik Natural
Sarwidi
52.000.000 50.400.000 65.000.000 63.000.000 61.700.000
5 Batik SM 69.000.000 74.000.000 56.000.000 61.000.000 65.000.000
6
Batik Suhodo 98.000.000 79.200.000 73.000.000 65.000.000 62.000.000
7 Raka Batik 27.000.000 28.800.000 32.000.000 50.000.000 55.000.000
8 Batik Giyarto 19.200.000 18.000.000 20.000.000 25.000.000 37.000.000
9 Batik Giyatno 70.000.000 69.300.000 70.000.000 71.000.000 73.000.000
10 Batik Hardi 43.100.000 42.000.000 43.500.000 45.000.000 47.000.000
11 Batik Harsiyem 14.600.000 15.000.000 19.800.000 19.500.000 19.700.000
12 Batik Jumiyati 61.000.000 63.024.000 65.000.000 78.000.000 80.000.000 13 Batik Miyono 80.000.000 82.800.000 80.000.000 63.000.000 81.900.000
14 Batik Sajino 66.000.000 64.800.000 68.000.000 66.700.000 70.000.000
15 Batik Sudarji 12.500.000 12.000.000 14.000.000 13.900.000 19.000.000
16 Batik Sri Miyono 33.100.000 32.040.000 31.000.000 28.000.000 30.000.000
17 Batik Sularto 56.000.000 57.000.000 55.000.000 55.800.000 71.000.000
18 Batik Sunardi 36.800.000 36.000.000 34.000.000 30.000.000 36.000.000
19 Batik Suparman 4.600.000 4.800.000 4.500.000 5.000.000 7.000.000
20 Batik Warna
Alami
5.700.000 6.000.000 6.000.000 7.000.000 7.200.000
21 Batik Suyanto 64.000.000 63.000.000 66.000.000 70.000.000 71.000.000
22 Batik Umi 25.500.000 24.000.000 26.000.000 26.000.000 28.000.000
23 Batik Yadino 19.900.000 21.000.000 17.600.000 19.000.000 18.900.000
Jumlah 1.162.000.000 1.147.964.000 1.189.400.000 1.244.500.000 1.333.340.000
Sumber: data diolah, 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI