Date post: | 26-Jan-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | independent |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
TUGAS
HUKUM DAGANG LANJUTAN
DISUSUN OLEH
NAMA: DIRGA MARGA SAKTI
NSTBK: D 101 12 051
RUANGAN: BT 10 KELAS(A)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS TADULAKO
2014
KATA PENGATAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat
pada waktunya yang berjudul “investasi dan pembangunan nasional”
Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang investasi dan pembangunan nasional. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Palu.23 april 2014
Penyusun
DIRGA MARGA SAKTI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................I
B. Rumusan
masalah.......................................................
............................................II
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi dan arti investasi......................1.
B. Fungsi
investasi.....................................................
............. ..............1.1
C. Kriteria investasi...............................1.2
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi 1.3
E. Investasi nasional..............................1.4
F. Pengertian pembangunan nasional.................1.5
G. Hakikar pembangunan nasional.....................1.6
H. Visi dan misi pembangunan
nasional......................................................
.............1.7
I. Tujuan pembangunan
nasional......................................................
......................1.8
J. Asas-asas pembangunan
nasionaal.....................................................
.................1.9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................... III
B. Saran-Saran..................................... I.1
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.latar belakang
Investasi, khususnya investasi asing sampai hari ini
merupakan faktor penting untuk menggerakkan dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Harapan masuknya investasi asing dalam
kenyataannya masih sulit untuk diwujudkan. Faktor yang dapat
mempengaruhi investasi yang dijadikan bahan pertimbangan
investor dalam menanamkan modalnya, antara lain : Pertama
faktor Sumber Daya Alam, Kedua faktor Sumber Daya Manusia,
Ketiga faktor stabilitas politik dan perekonomian, guna
menjamin kepastian dalam berusaha, Keempat faktor kebijakan
pemerintah, Kelima faktor kemudahan dalam peizinan.
Pada pertengahan tahun 1997 Indonesia mengalami krisis
moneter. Krisis moneter ini diawali dengan terdefresiasinya
nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Defresiasi
nilai tukar rupiah makin tajam sehingga krisis moneter yang
terjadi tersebut berlanjut menjadi krisis ekonomi yang
dampaknya terasa hingga saat ini. Pertumbuhan ekonomi berjalan
sangat lambat.
Salah satu cara untuk membangkitkan atau menggerakkan
kembali perekonomian nasional seperti sediakala sebelum
terjadinya krisis ekonomi adalah kebijakan mengundang masuknya
investasi di Indonesia. Investasi, khususnya investasi asing
sampai hari ini merupakan faktor penting untuk menggerakkan
dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Harapan masuknya investasi
asing dalam kenyataannya masih sulit untuk diwujudkan.
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya keengganan masuk
investasi ke Indonesia pada saat ini. Faktor-faktor yang dapat
menjadi pendukung masuknya arus investasi ke suatu negara,
seperti jaminan keamanan, stabilitas politik, dan kepastian
hukum, tampaknya menjadi suatu permasalahan tersendiri bagi
Indonesia. Bahkan otonomi daerah yang sekarang diterapkan di
Indonesia dianggap menjadi permasalahan baru dalam kegiatan
investasi di beberapa daerah.
Dengan mulai diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 jo Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Indonesia memasuki era baru dalam hubungan antar
pemerintahan pusat dan pemerintah daerah. Indonesia memasuki
era otonomi daerah. Keadaan baru sangat diperhitungkan oleh
para investor berkaitan dengan dampak negatif yang
ditimbulkannya.
Di era reformasi, sejak pemerintahan BJ Habibie, kemudian
Abdurrahman Wahid, Megawati, dan kini Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Pemerintah justru berupaya menarik sebanyak mungkin
investasi asing melalui rentetan kunjungan kenegaraan ke luar
negeri, privatisasi BUMN, penegakkan supremasi hukum, serta
revisi terhadap berbagai undang-undang yang menyangkut bisnis
dan investasi perpajakkan, ketenagakerjaan dan seterusnya.
Semua upaya ini tentu bertujuan menciptakan iklim dunia usaha
dalam negeri yang lebih kondusif demi meningkatkan capital
inflow yang pada giliranya diharapkan meningkatkan
kesejahteraan rakyat.
Memasuki tahun 2007, semua indikator makro ekonomi
menunjukkan semakin membaiknya iklim dunia usaha, institusi
perbankan yang kian berpeluang untuk meningkatkan penyaluran
kredit, kian meningkatnya investor confidence, dan country
risk yang juga membaik, kinerja pemerintahan yang secara umum
mulai dapat dipercaya, walaupun masih ada berbagai
ketidakberesan yang perlu segera dibenahi di sektor birokrasi
dan penegakkan hukum.
Masuknya perusahaan asing dalam kegiatan investasi di
Indonesia dimaksudkan sebagai pelengkap untuk mengisi sektor-
sektor usaha dan industri yang belum dapat dilaksanakan
sepenuhnya oleh pihak swasta nasional, baik karena alasana
teknologi, manajemen, maupun alasan permodalan. Modal aing
juga diharapkan secara langsung maupun tidak langsung dapat
lebih merangsang dan menggairahkan iklim atau kehidupan dunia
usaha, serta dapat dimanfaatkan sebagai upaya menembus
jaringan pemasaran internasional melalui jaringan yang mereka
miliki. Selanjutnya modal asing diharapkan secara langsung
dapat mempercepat proses pembangunan ekonomi Indonesia.
B.Rumusan masalah
Di dalam makalah ini mempunyai beberapa rumusan masalah antara
lain :
1. Apa defenisi dan arti Investasi ?
2. Apa fungsi investasi dan kriteria investasi?
4 Apa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi ?
5. Bagaimana tentang investasi nasional
6. Pengertian Pembangunan Nasioanal?
7 . Hakikat Pembangunan Nasional?
8 . Visi dan Misi Pembangunan Nasional?
9. Tujuan Pembangunan Nasional ?
10. Asas-Asas Pembangunan Nasional?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Dan Arti Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian
yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah
tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva
dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.
Berdasarkan teori ekonomi investasi berarti pembelian (dan
produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi yang akan datang. Contohnya
membangun rel kereta api atau pabrik. Walaupun jika suatu
perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri
untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya
kesempatan dari investasi dana tersebut daripada meminjamkan
untuk mendapatkan bunga.
Pada hakikatnya tabungan yang terdapat di masyarakat ada
yang merupakan simpanan sementara, yaitu sebelum digunakan
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, ada jiga merupakan
tambahan modal yang sering disebut investasi.
: Berikut ini pengertian investasi menurut para ahli.
Pengertian investasi menurut James C Van Horn (1981)
Yaitu kegiatan yang dilangsungkan dengan
memanfaatkan kas pada masa sekarang ini, dengan
tujuan untuk menghasilkan barang di masa yang akan
dating
Pengertian investasi menurut Henry Simamora
(2000:438) : Investasi adalah suatu aktiva yang
digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaannya melalui distribusi hasil investasi
(seperti pedapatan bunga, royalty, deviden,
pendapatan sewa dan lain – lain), untuk apresiasi
nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi
perusahaan yang berinvestasi, seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan dagang.
Pengertian investasi menurut Fitz Gerald (1978)
Yaitu aktivitas yang berkaitan dengan usaha
penarikan sumber-sumber yang dipakai untuk
mengadakan modal barang pada saat sekarang ini.
Barang modal tersebut akan menghasilkan aliran
produk baru di masa yang akan datang. Fitz Gerald
juga mengungkapkan bahwa investasi yaitu aktivitas
yang berkaitan dengan usaha penarikan sumber-sumber
untuk dipakai mengadakan barang. Dari modal tersebut
akan dihasilkan aliran produk baru di masa yang akan
datang.
Pengertian investasi menurut Deliarnov (1995, h.123)
investasi merupakan: Pengeluaran perusahaan secara
keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli
bahan baku atau material, mesin-mesin dan peralatan
pabrik serta semua modal lain yang diperlukan dalam
proses produksi, pengeluaran untuk keperluan
bangunan kantor, bangunan tempat tinggal karyawan
dan bangunan konstruksi lainnya, juga perubahan
nilai stok atau barang cadangan sebagai akibat dari
perubahan jumlah dan harga.
Pengertian investasi menurut Sadono Sukirno :
Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barangmodal dan perlengkapan-
perlengkapan produksi untuk menambahkemampuan
memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang
tersedia dalam perekonomian. (Sadono Sukirno, 1997 :
107).
a. Investasi Di bedakan menjadi dua macam, yakni :
1. Investasi nyata (Real Investmen) : melibatkan asset
berwujud, pembelian asset produktif, pendirian pabrik,
pembukaan pertambangan, dsb.
2. Investasi keuangan (deposito, Commercial paper, dan
surat berharga pasar uang)dan pasar modal (saham, obligasi,
opsi dsb).
b. Investasi menurut penggunaannya terdiri dari tiga macam
yaitu :
1. Konstruksi
2. Rehabilitasi
3. Perluasan
c. Investasi menurut jenisnya
1. Investasi otonomi
2. Investasi terimbas
3. Investasi public
Investasi, yang lazim disebut juga dengan istilah
penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen
kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan
demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran
atau perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan
untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-
perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi barang-
barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan
perekonomian tersebut menghasikan lebih banyak barang dan jasa
di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal dilakukan
untuk menggantikan barang barang modal yang lama Yang telah
haus dan perlu didepresiasikan Dalam prakteknya, dalam usaha
untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam
suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau
pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi
pengeluaran/perbelanjaan yang berikut :
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan
peralatanproduksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis
industri dan perusahaan.
2. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan
kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual,
bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada
akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut
dinamakan investasi bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk
menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian dan
mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan
didapat investasi neto. Dalam teori ekonomi makro yang
dibahas adalah investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut
maka definisi investasi dapat lebih dipertajam sebagai
pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal.
Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu
perekonomian pada saat tertentu.
a. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
tercakup dalam investasi barang modal dan bangunan adalah
pengeluaranpengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin,
peralatan produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena daya
tahan madal dan bangunan umumnya lebih dari setahun,
seringkali investasi ini disebut sebagai investasi dalam
bentuk harta tetap (fixedinvestment). Di Indonesia, istilah yang
setara dengan fixed investment adalah pembentukan modal tetap
domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi
yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB
dikurangi penyusutan.
b. Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak
daripada target penjualan. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi
persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan.
Persediaan barang tersebut dikatakan sebagai investasi yang
direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah
direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga
dilakukuan dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah
jadi.
B. Fungsi Investasi
Kurva yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat
investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi
investasi.
Bentuk fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ia
sejajar dengan sumbu datar, atau bentuknya naik ke atas ke
sebelah kanan (yang berarti makin tinggi pendapatan nasional,
makin tinggi investasi).
Fungsi atau kurva investasi yang sejajar dengan sumbu
datar dinamakan investasi otonomi dan fungsi investasi yang
semakin tinggi apabila pendapatan nasional meningkat dinamakan
investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya
dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi
otonomi.
Menurut Joseph Allois Schumpeter investasi otonom
(autonomous investment,) dipengaruhi oleh perkembangan-
perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :
Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan diperoleh.
Tingkat bunga.
Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
Kemajuan teknologi.
Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya.
Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
Kriteria Investasi
Kriteria investasi adalah sebagai berikut :
a. Payback Period.
Payback period adalah waktu yang dibutuhkan agar
investasi yang direncanakan dapat dikembalikan, atau waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu yang
dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin
baik. Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan
kriteria payback period ini. Sebab ada investasi yang baru
menguntungkan dalam jangka panjang (> 5 tahun).
b. Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio).
B/C ratio mengukur mana yang lebih besar, biaya yang
dikeluarkan dibanding hasil (output) yang diperoleh. Biaya
yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang
dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima
atau menolak proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat
nilai B/C. Umumnya, proposal investasi baru diterima jika B/C
> 1, sebab berarti output yang dihasilkan lebih besar daripada
biaya yang dikeluarkan.
c. Net Present Value (NPV).
Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat
menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari
uang. Untuk membuat hasil lebih akurat, maka nilai sekarang
didiskontokan. Keuntungan dari menggunakan metode diskonto
adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai sekarang
dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih
inilah yang disebut net present value. Suatu proposal
investasi akan diterima jika NPV > 0, sebab nilai sekarang
dari penerimaan total lebih besar daripada nilai sekarang dari
biaya
total.
d. Internal Rate of Return (IRR).
Internal rate of return adalah nilai tingkat pengembalian
investasi, dihitung pada saat NPV sama dengan nol. Keputusan
menerima/menolak rencana investasi dilakukan berdasarkan hasil
perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian investasi yang
diinginkan (r).
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
1. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)
a. Kondisi Internal Perusahaan. Kondisi internal
adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol
Perusahaan, seperti tingkat efisiensi, kualitas SDM dan
teknologi. Sedangka faktor non-teknis, seperti kepemilikkan
hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan denga pusat
kekuasaan, dan penguasaan jalur informasi.
b. Kondisi Eksternal Perusahaan. Kondisi eksternal
yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan
investasi utama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan
pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.
2. Biaya Investasi.
Hal yang paling menentukan adalah tingkat bunga pinjaman.
Makin tinggi tingkat bunganya maka biaya investasi makin
mahal. Akibatnya minat akan investasi makin menurun. Namun
tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat
akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total
investasi masih tinggi dan faktor yang mempengaruhi adalah
masalah kelembagaan.
3. Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan
Marginal Efficiency of Investement (MEI)
D. Investasi Nasional
1. Keadaan Investasi Nasional
Di tengah kondisi perekonomian dunia (khususnya keuangan
dan perbankan) yang terus diguncang oleh krisis, ternyata
Indonesia masih sanggup untuk bertahan. Setidaknya, masyarakat
umum tidak merasakan dampak signifikan seperti krisis moneter
1997-1998 lalu. Pemerintah pun dinilai mampu mengatasi masalah
krisis global ini dengan tidak sampai mengeluarkan kebijakan
yang wah, seperti kenaikan harga BBM, listrik, atau pajak.
Sehingga, PHK masal atau kenaikan harga masif pun urung
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri.
Mengutip dengan artikel "Outlook" Investasi Reksa Dana
Tahun 2012 bahwa kekuatan perekonomian Indonesia masih
ditopang oleh:
1. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh didukung oleh
pertumbuhan ekonomi sektor konsumsi terutama konsumsi domestik
2. Kebijakan makro ekonomi Indonesia yang hati-hati
3. Cadangan Devisa Indonesia yang kuat
Hal ini akan membuat perekonomian Indonesia masih relatif
aman untuk beberapa waktu ke depan. Namun, bersikap santai
dengan hanya bergantung pada ketiga hal tersebut saja tanpa
ada perencanaan dan kebijakan lebih baik akan sangat
membahayakan ekonomi Indonesia dalam jangka waktu yang
panjang.Entah teori apa yang mendasari, namun analisis saya
tentang ketiga sendi penopang tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, memang Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi
yang cukup baik, bahkan di ranking dunia sekalipun. Namun
perlu diingat, bahwa dasar dari pertumbuhan ekonomi tersebut
masih saja konsumsi masyarakat (C). Neraca perdagangan (ekspor
dan impor) kita masih di ambang batas BEP. Di tahun 2010,
secara statistik (catatan pasar bersih:
Indonesia sanggup mengekspor kira-kira 157.779,1 million
USD dan melakukan impor sekitar 135.663,3 million USD. Memang
masih positif dengan balance sebesar 22.115,8 million USD.
Namun yang menjadi catatan adalah bahwa lebih dari 25% ekspor
kita masih ada minyak bumi dan gas alam yaitu kisaran 28.039,6
million USD. Intinya kita semua tahu bahwa bergantung pada hal
given seperti SDA yang tak terbarui tersebut dapat menyebabkan
Indonesia kelimpungan di masa mendatang karena kita tahu
cadangan sumber energi fosil dunia, termasuk Indonesia,
semakin menipis.
Mengandalkan konsumsi berarti juga produksi kita belum
cukup kuat menopang perekonomian Indonesia. Perusahaan-
perusahaan dalam negeri belum cukup bersaing dengan perusahaan
level global, ironisnya mungkin kecuali pabrik rokok. Di
tengah arus perdagangan global yang deras, budaya konsumsi
tentu akan menjadikan Indonesia pasar yang mewah bagi para
pedagang manca (yang tentu banyak di antaranya berskala
besar). Hal ini tak bisa dipungkiri lagi akan sangat mengancam
kelangsungan bisnis para pengusaha di Indonesia, khususnya
usaha kecil dan menengah.
Kedua, kebijakan ekonomi Indonesia yang tidak menerapkan
asas “lebih cepat lebih baik” ini dianggap oleh pengusaha
modern sebagai sesuatu yang lambat. Kehati-hatian yang dipilih
oleh pemerintah sering membuat jengkel para pebisnis yang
membutuhkan kepastian dalam waktu secepatnya karena tiap detik
dalam dunia bisnis adalah sangat berharga. Belum lagi trust
masyarakat kepada pemerintah akhir-akhir ini terus melemah
(entah memang pemerintah yang payah atau ada pihak-pihak yang
memprovokasi) dapat mempengaruhi efektivitas kebijakan yang
diambil itu sendiri.
Ketiga, kembali lagi meski Indonesia terus membaik dan
memang lebih baik dibanding negara-negara berkembang lainnya
namun hal ini masih perlu penguatan. Landasan utama Indonesia
dalam cadangan devisa berbeda dengan China (yang mengandalkan
neraca perdagangan) adalah portofolio dan foreign direct
investment (fdi). Hal tersebut tentu saja akan membuat kolaps
jika investasi-investasi tersebut ditarik mendadak secara
serentak.
Kembali lagi ke tema, bahwa sesuai nota keuangan Pemerintah
Indonesia yang mencantolkan pergerakan gerbong ekonomi
Indonesia pada investasi, pasar modal dan perbankan, memang
seakan menjadi pisau bermata ganda. Pisau yang dapat menolong
Indonesia dalam berbagai masalah sekaligus sanggup menusuk
balik kapan saja apabila tidak diatur dengan benar.
Beralih dari sudut pandang Investor bahwa investasi berupa
reksa dana atau deposito dalam beberapa segi akan lebih
menguntungkan dibanding investasi langsung. Ini salah satu
sebabnya kinerja Reksa Dana (khususnya syariah) lebih optimal
dibanding jika investor harus berinvestasi sendiri.
a. Likuiditas yang tinggi
Apabila investor ingin menarik investasinya
dikarenakan membutuhkan dana untuk keperluan yang lain ataupun
ingin melakukan realisasi keuntungan maka bisa dicairkan atau
ditarik kapan saja.
b. Biaya investasi cenderung rendah
Jika investor bertransaksi saham sendiri perhatikan
biaya yang dibebankan oleh sekuritas seperti biaya transaksi
minimal kisarannya adalah Rp 10.000-Rp 15.000. Namun ada juga
yang membebankan keseluruhan biaya transaksi dan ada yang per
saham. Selain itu jika kita menginginkan untuk melakukan
transaksi obligasi syariah (Sukuk) maka nilai yang investasi
yang ditawarkan minimal Rp 1 miliar kalaupun ada Sukuk Ritel
(SUKRI) maka pembelian 1 unit minimal Rp 5 juta. Pertanyaan
selanjutnya bagaimana jika anda
menginginkan investasi rutin dibawah Rp 5 juta maka anda
tidak bisa membeli Sukuk maupun Sukri. Untuk Deposito jika
dana anda dibawah Rp 500 juta maka anda hanya diberikan rate
counter yang saat ini ada dikisaran 5,5 persen-6,5 persen
belum dipotong PPh final 20 persen. Lalu bagaimana dengan Anda
yang mempunyai dana sekitar Rp 100.000-Rp 1.999.900 maka Anda
hanya bisa masuk tabungan dan tabungan berjangka dengan bagi
hasil 2 persen-3 persen (untuk tabungan) dan 4 persen untuk
tabungan berjangka sudah terkunci (lock) sekian tahun
(tergantung kebijakan bank) lagi-lagi terpotong PPh final 20
persen. Bandingkan dengan inflasi yang saat ini ada dikisaran
4,61 persen. Untuk Deposito diatas Rp 500 juta bank bisa
memberikan bagi hasil 9 persen gross. Bandingkan jika yang
mengelola adalah manajer investasi maka biaya investasinya
akan rendah dengan hasil yang optimal.
c. Transparansi Informasi
Semua informasi mengenai kinerja investasi harian
bisa dipantau di media masa. Setiap bulan nasabah akan
diberikan laporan kinerja investasi seperti rekening koran dan
kinerja Reksa Dana (Fund Fact Sheet).
d. Lebih Aman dan Stabil
Seperti telah dijelaskan diatas, rasio dengan batas
82 persen memberikan jaminan bahwa perusahaan memiliki
struktur modal yang sehat dengan perbandingan utang tidak
boleh lebih besar dari modal. Pada obligasi/sukuk mempunyai
underlying asset yang jelas sehingga resiko default kecil
sekali atau bahkan sama sekali tidak ada. Dengan demikian
melalui mekanisme rasio kuantitatif, Reksadana Syariah
terselamatkan dari penurunan NAB yang tajam. Untuk Obligasi
Syariah dengan mekanisme underlying (ada nilai pokok yang
dijadikan dasar penerbitan obligasi), investor dengan
sendirinya merasa yakin bahwa obligasi syariah relatif aman
sehingga banyak diinginkan oleh investor baik yang
mengharuskan portfolio investasinya di syariah maupun tidak
(konvensional). Umumnya yang memegang obligasi syariah adalah
institusi syariah dan mereka pada umumnya memegang sampai
tanggal jatuh tempo (hold to maturity) sehingga gejolak
harganya (volatilitas) nya relatif stabil.
e. Terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS)
Fungsi dari DPS adalah mengawasi dan memberikan
pengarahan agar pengelolaan Reksa Dana sesuai dengan prinsip
syariah yaitu jujur, berkeadilan dan bermanfaat bagi sesama.
f. Membantu perekonomian bangsa
Pada penerbitan SUKRI, negara bisa memanfaatkannya
sehingga biaya pemerintah jadi lebih kecil, sedang pada
perusahaan biasanya hasil penjualan sukuk dipakai untuk modal
kerja perusahaan.
E. Pengertian pembangunan nasional
Pengertian Pembangunan Nasional merupakan usaha
peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang
dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional
dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
memperhatikan tantangan perkembangan global (Tap. MPR No.
IV/MPR/1999).
Dalammengimplementasikan Pembangunan Nasional senantiasa
mengacu pada kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal
untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri,
berkeadilan, sejahtera, maju, serta kokoh, baik kekuatan moral
maupun etika bangsa Indonesia.
Pengalaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain
mencakup tanggung jawab bersama dari semua golongan
beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
secara bersama-sama meletakkan landasan spiritual, moral,
dan etik yang kukuh bagi pembangunan nasional.
Pengalaman Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, antara
lain mencakup poeningkatan martabat serta hak dan
kewajiban asasi warga Negara serta penghapusan
penjajahan, kesengsaraan dan ketidakadilan dari muka
bumi.
Pengalaman Sila Persatuan Indonesia antara lain mencakup
peningkatan pembinaan bangsa di semua bidang kehidupan
manusia, masyarakat, bangsa dan Negara sehingga rasa
kesetiakawanan semakin kuat dalam ragnka memperkukuh
persatuan dan kesatuan bangsa.
Pengalaman Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan anatara
lain mencakup upaya makin menumbuhkan dan mengembangkan
system politik Demokrasi Pancasila yang makin mampu
memelihara stabilitas nasional yang dinamis.
Pengalaman Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia antara lain mencakup upaya untuk mengembangkan
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi yang dikaitkan
dengan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju
kepada terciptanya kemakmuran yang berkeadilan
Pembangunan nasional dilaksanakan merata diseluruh tanah
air dan tidak hanya untuk satu golongan atau sebagian dari
masyarakat, tetapi untukseluruhmasyarakat.Keseluruhan
semangat arah dan gerak pembangunan dilaksanakan sebagai
pengalaman semua sila Pancasila secara serasi dan sebagai
kesatuan yang utuh, yang meliputi :
Pembangunan nasional dilaksanakan secara berencana,
menyeluruh, terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk
memacu peningkatan kemampuan nasional dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan
bangsa lain yang telah maju. Pembangunan nasional adalah
pembangunan dari, oleh dan untuk rakyat dilaksanakan semua
aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek politik, ekonomi,
social-budaya dan aspekpertahanan keamanan dengan
senantiasa harus merupakan.perwujudan Wawasan Nusantara
serta memperkukuh Ketahanan Nasional yang diselenggarakan
dengan sasaran jangkapanjang yang ingin diwujudkan.
F. Hakikat Pembangunan Nasional
Hakikat Pembangunan Nasional adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia
seluruhnya. Ini berarti dalam pelaksanaan pembangunan nasional
diperlukan hal-hal sebagai berikut:
1. Ada keselarasan, keserasian, kesimbangan, dan kebulatan
yang utuh dalam seluruh kegiatan pembangunan. Pembangunan
adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya manusia untuk
pembangunan. Dalam pembangunan dewasa ini, unsur manusia,
unsur sosial-budaya, dan unsur lainnya harus mendapatkan
perhatian yang seimbang.
2. Pembangunan harus merata untuk seluruh masyarakat dan di
seluruh wilayah tanah air.
3. Subjek dan objek pembangunan adalah manusia dan
masyarakat Indonesia, sehingga pembangunan harus
berkepribadian Indonesia pula.
4. Pembangunan dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan
pemerintah. Masyarakat adalah pelaku utama pembangunan
dan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan,
membimbing, serta menciptakan suasana yang menunjang.
Kegiatan masyarakat dan kegiatan pemerintah mesti saling
mendukung, saling mengisi, dan saling melengkapi dalam
satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan
pembangunan nasional.
G. Visi dan Misi Pembanguanan Nasional
Dalam mewujudkan visi Pembangunan Nasional tersebut ditempuh
delapan misi Pembangunan Nasional sebagai berikut :
1. Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasrkan falsafah
Pancasila adalah memperkuat jati diri dan karakter bengsa
melalui pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan
hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat
beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya,
mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur
budaya bangsa, dan meiliki kebanggab sebagai bangsa
Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual,
moral, dan etika pembangunan bangsa
2. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing adalah mengedepankan
pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya
saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan IPTEK
melalui penelitian, pengembangan , dan penerapan menuju
inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur
yang maju serta reformasi dibidang hukum dan aparatur
negara; dan memperkuat perekonomian domestik berbasis
keunggulan setiap wilayah menuju keunggulan kompetitif
dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi,
dan pelayanan termasuk pelayanan jasa dalam negeri
3. Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
adalah memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih
kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat
kualitas desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin
pengembangan media dan kebebasan media dalam
mengomunikasikan kepentingan masyarakat; dan melakukan
pembenahan struktur hukum dan meningkatkan budaya hukum
dan menegakkan hukum secara adil, konsekuen, tidak
diskriminatif, dan memihak pada rakyat kecil
4. Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu adalah
membangun kekuatan TNI hingga melampaui kekuatan esensial
minimum serta disegani dikawasan regional dan
internasional; memantapkan kemampuan dan meningkatkan
profesionalisme Polri agar mampu melindungi dan mengayomi
masyarakat; mencegah tindak kejahatan, dan menuntaskan
tindak kriminalitas; membangun kapabilitas lembaga
intelejen dan kontra intelejen negara dalam penciptaan
kemanan nasional; serta meningkatkan kesiapan komponen
cadangan, komponen pendukung pertahanan dan kotribusi
industri pertahanan nasional dalam sistem pertahanann
semesta
5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan adalah
meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi kesenjangan
sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat,
kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah;
menanggulangi kemiskinan dan pengangguran secara drastis;
menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap
berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana
ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai
aspek termasuk gender
6. Mewujudkan Indonesia asri dan lestari adalah memperbaiki
pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat menjaga
keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan,
keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan
kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan,
melalui pemanfaatab ruang yang serasu antara penggunaan
untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya
konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya
alam dan lingkungan yang berkesinambungan; memperbaiki
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan
kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan
pemanfaatan keanekargaman hayati sebagai modal dasar
pembangunan
7. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan
dunia internasional adalah memantapkan diplomasi
Indonesia dalam rangka memperjuangkan kepentinagn
nasional; melanjutkan komitmen Indonesia terhadap
pembentukan identitas.
H. Tujuan Pembangunan Nasional
Tujuan nasional, sebagaimana yang termaktub dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berlandaskan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Pernyataan di atas merupakan cerminan bahwa pada dasarnya
tujuan Pembangunan Nasional adalah untuk mewujudkan kehidupan
masyarakat Indonesia yang sejahtera, lahiriah maupun batiniah.
Untuk mewujudkan hal tersebut, maka pembangunan yang
dilaksanakan oleh bangsa Indonesia merupakan pembangunan yang
berkesinambungan, yang meliputi seluruh aspek kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara.
Agar pembangunan yang dilaksanakan lebih terarah dan
memberikan hasil dan daya guna yang efektif bagi kehidupan
seluruh bangsa Indonesia maka pembangunan yang dilaksanakan
mengacu pada perencanaan yang terprogram secara bertahap
dengan memperhatikan perubahan dan perkembangan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu pemerintah merancang suatu perencanaan
pembangunan yang tersusun dalam suatu Repelita (Rencana
Pembangunan Lima Tahun), dan mulai Repelita VII diuraikan
dalam suatu Repeta (Rencana Pembangunan Tahunan), yang memuat
uraian kebijakan secara rinci dan terukur tentang beberapa
Propenas (Program Pembangunan Nasional). Rancangan APBN tahun
2001 adalah Repeta pertama dari pelaksanaan Propenas yang
merupakan penjabaran GBHN 1999-2004, di samping merupakan
tahun pertama pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
fiskal.
Sejak repelita pertama (tahun 1969) hingga repelita
sekarang (tahun1999) telah terealisasi beberapa program
pembangunan yang hasilnya telah menyentuh seluruh aspek
kehidupan masyarakat, baik aspek politik, ekonomi, sosial dan
budaya. Meskipun realisasi pembangunan telah menyentuh dan
dinikmati oleh hampir seluruh masyarakat, namun tidak berarti
terjadi secara demokratis. Dengan kata lain, hasil-hasil
pembangunan tersebut belum mampu menjangkau pemerataan
kehidupan seluruh masyarakat.
Masih banyak terjadi ketimpangan atau kesenjangan
pembangunan maupun hasil-hasilnya, baik antara pusat dan
daerah atau dalam lingkup yang luas adalah kesenjangan antara
Kawasan Timur Indonesia (KTI) dan Kawasan Barat Indonesia
(KBI), khususnya pada sektor ekonomi. Salah satu kesenjangan
di sektor ekonomi tersebut diantaranya adalah tidak meratanya
kekuatan ekonomi di setiap wilayah, seperti tidak meratanya
tingkat pendapatan (per kapita) penduduk, tingkat kemiskinan
dan kemakmuran, mekanisme pasar dan lain-lain.
Dampak dari kesenjangan tersebut telah menimbulkan
beberapa gejolak dalam bentuk tuntutan adanya pemerataan
pembangunan maupun hasil-hasilnya, dari dan untuk setiap
wilayah di Indonesia. Untuk mengurangi bahkan menghilangkan
kesenjangan tersebut pemerintah telah menempuh beberapa
kebijaksanaan pembangunan diantaranya dengan memberlakukan
Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah yang
pada prinsipnya merupakan pelimpahan wewenang pusat ke daerah
untuk mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi
yang dimiliki oleh masing-masing daerah.
I. Asas-Asas Pembangunan Nasional
Asas Pembangunan Nasional adalah prinsip pokok yang harus
diterapkan dan dipegang teguh dalam perencanan dan pelaksanaan
Pembangunan Nasional :
Asas Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Asas Manfaat Kegiatan pembangunan memberikan manfaat bagi
peningkatan kesejahteraan
Asas Demokrasi Pancasila Kegiatan Pembangunan Nasional
dilakukan berdasarkan kekeluargaan
Asas Keseimbangan, Keserasian, dan Keselarasan dalam
Perikehidupan Dalam Pembangunan Nasional adanya
keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara dunia dan
akhirat, materil dan spiritual dan lain-lain
Asas Hukum Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional,
masyarakat harus taat dan patuh kepada hukum
Asas Kemandirian Pembangunan Nasional berlandaskan
kepercayaan akan kemampuan diri sendiri
Asas Kejuangan Dalam penyelenggaraan Pembangunan Nasional
masyarakata harus memiliki mental, tekad, jiwa dan
semangat
Asas Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Pembangunan Nasional dapat
memberikan kesejahteraan rakyat lahir dan batin yang
setinggi-tingginya
Modal dasar Pembangunan Nasional adalah keseluruhan sumber
kekuatan nasional baik yang efektif maupun potensial yang
dimiliki dan didayagunakan bangsa Indonesia dalam pembangunan
nasional, yaitu :
A. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan Negara Indonesia
B. Jiwa dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa
C. Wilayah nusantara yang luas yang berkedudukan di garis
khatulistiwa
D. Kekayaan alam yang beraneka ragam
E. Penduduk yang besar sebagai sumber daya manusia yang
potensuial
F. Rohaniah dan mental
G. Budaya bangsa Indonesia yang dinamais
H. Potensi dan kekuatan efektif bangsa
I. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan isi pada makalah ini, dapat di simpulkan
bahwa investasi adalah suatu istilah dengan beberapa
pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi .
Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk
aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa
depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman
modal . Menurut teori ekonomi , investasi berarti pembelian
(dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi yang akan dating .
Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada
investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan
investasi residential (rumah baru). Investasi juga dibagi
dalam beberapa macam dan jenisnya oleh karena itu masyarakat
jangan sampai salah dalam penafsiran. Pentingnya perang para
pemodal baik dalam negeri maupun luar negeri , oleh karena itu
pemerintah juga harus ikut terkait dalam mengatur system
tentang investasi agar para pemodal tidak takut dalam menanam
modalnya.
Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas
manusia dan masyarakat Indonesia secara berkelanjutan dengan
memanfaatkan kemajuan IPTEK serta perhatikan tantangan
perkembangan global. Pelaksanaannya mengacu pada kepribadian
bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkan
kehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan,
sejahtera, maju, serta kukuh kekuatan moral dan etikanya.
Tujuan Pembangunan Nasional itu sendiri adalah sebagai
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh bangsa
Indonesia. Dan pelaksanaannya bukan hanya menjadi tanggung
jawab seluruh rakyat Indonesia. Maksudnya adalah setiap warga
negara Indonesia harus ikut serta dan berperan dalam
melaksanakan pembangunan sesuai dengan profesi dan kemampuan
masing-masing.
Keikutsertaan setiap warga negara dalam Pembangunan
Nasional dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
mengikuti program wajib belajar, melestarikan lingkungan
hidup, mentaati segala peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku, menjaga ketertiban dan keamanan, dan sebagainya.
Pembangunan Nasional mencakup hal-hal yang bersifat
lahiriah maupun batiniah yang selaras, serasi, dan seimbang.
Itulah sebabnya Pembangunan Nasional bertujuan untuk
mewujudkan manusia dan masyarakat Indonesia yang seutuhnya,
yakni sejahtera lahir dan batin. Pembangunan yang bersifat
lahiriah dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan hajat hidup
fisik manusia, misalnya sandang, pangan, perumahan, pabrik,
gedung perkantoran, pengairan, sarana dan prasarana
transportasi dan olahraga, dan sebagainya. Sedangkan contoh
pembangunan yang bersifat batiniah adalah pembanguanan sarana
dan prasarana ibadah, pendidikan, rekreasi, hiburan,
kesehatan, dan sebagainya.
B. SARAN
Bagi para pembaca pentingnya memberikan informasi ke
setiap orang yang dikenal karena perkembangan negeri ini
merupakan peran penting bagi tiap individu. Pemerintah juga
membantu mengatur system peraturan penanaman modal
(investasi). Dan pembanguanan nasional,khususnys di negara
indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung.2008.Teori
Ekonomi Makro: Suatu Pengantar, Edisi Keempat. Jakarta:
Lembaga penerbit fakultas ekonomi Universitas
Ekonomi.
Buku Kertonegoro. Sentanoe, Analisa dan Manajemen
Investasi, Widya Press Jakarta, 1995
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8.
Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM
Liestyowati.2009. Modul Perkuliahan Semester Ganjil Tahun
Akademik 2009/2010. Universitas Mercu Buana.
Buku pengantar ilmu ekonomi.pengarang pratharma
rahardja dan mandala manurung.
Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, Erlangga, 2010
Buku Akuntansi Intermediate Jilid 3.
http://mbeged.blospot.com/2012/07/pengertian/
defenisi/investasi-menurut.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Investasi
http://www.indietours.com/component/content/
article/57-penanaman-modal/551-2-pmdn-penananaman-
modal-dalam-negeri-.html
Pendidikan Pancasila, Penerbit Paradigma,
Yogyakarta, 2010
http://www.damandiri.or.id/file/
frnsiskakorompisbab1.pdf
http://id.scribd.com/doc/15918195/pembangunan-
nasional
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/04/makna-
hakikat-dan-tujuan-pembangunan.html
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-
pembangunan-nasional-definisi.html