Oksigen Rumahan
Gatut Priyonugroho
Rumah Sakit Universitas Indonesia
14 Agustus 2021
Penggunaan
Bincang awam
Others
•Workshop of Interventional Pulmonology; Bronchoscopy and Pleural Procedures. PIPKRA (2019)•Basic Life Support, American Heart Association (2018)•endTB regional workshop of new and repurposed drugs for durg-resistant TB (Ho Chi Minh,Vietnam, 11-16 September 2017)•Poster: Microbial pattern of bronchial washing in patient with lung cancer World congress ofbronchology and interventional pulmonology (World Congress of Bronchology and InterventionalPulmonology, Kyoto, 2014)•Workshop trainer: Diagnosis of DS TB & DR TB in adult, workshop of TB for District-based Public-Private Mix (2-6 October 2017)•Workshop trainer: Antibiotic strategy in sepsis, workshop of sepsis (26 October 2017)•Workshop trainer: PIPKRA - Pulmonary Emergency and Respiratory Life Support - Oxygen Therapysession (8 February 2017, Persahabatan hospital)•Good clinical practice (Jakarta, 10-12 August 2017)•Diagnosis of TB and NTM using GenoScholar (Jakarta 5-6 December 2017)•National facilitator of TB for district-based public-private mix in primary care and hospital(Yogyakarta, 21-24 August 2017)•Clinical teacher (Jakarta, 12-15 December 2017)•Basic and Advance Life Support, Training on Trainers for in-House Training, RSUI (2019)
Work Associate Lecturer, Universitas Indonesia. Medical Staff, KSM Paru(Pulmonology medical staff group), RS Pendidikan Universitas Indonesia(Universitas Indonesia Teaching Hospital), Universitas Indonesia (2019-now).Managing Assistant of Non-Communicable and Geriatry Cluster (April-September 2019). Staf, division of Pulmonary Infectious Disease, departementof Pulmonology & Respiratory Medicine, Faculty of Medicine, UniversitasIndonesia (2017-2018). Pulmonologist, RS Mitra Kalideres (2017-2019).Pulmonologist, Permata Bekasi hospital (2017-18). General physician, clinicfor industrial area (2009-11).
Biodata Research
• As investigator: Priyonugroho G, Zaini J, Samoedro E, Firmansyah I, Nurwidya F, Antariksa B, etal. Corrrelation between urinary cotinine, exhaled carbon monoxide, and nicotine dependenceamong Indonesian individuals in the national narcotics and illicit drug rehabilitation center. JNat Sc Biol Med 2018;9:268-72
• As research assistant: Nguyen VN, Yunus F, et all. The prevalence and patient characteristics ofchronic obstructive pulmonary disease in non-smokers in vietnam and Indonesia: anobservational survey. Respirology. 2015 May;20(4):602-11
Universitas IndonesiaRumah Sakit Pendidikan Universitas Indonesia
Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI cabang Jakarta)
o Wuhan nCoV / COVID-19 akibat virus SARS CoV2
dari Wuhan akhir 2019 menyebaran cepat ke
seluruh dunia menjadi pandemi.
o Indonesia mengalami ledakan kasus dan
keterbatasan fasilitas kesehatan
o Banyak terjadi penggunaan terapi oksigen
rumahan untuk pasien COVID di Indonesia.
o Terjadi kematian-kematian pasien COVID dengan
terapi oksigen di rumah-rumah.
Latar Belakang
H5N1 Flu Burung2003:
2019: 861 kasus
KEMATIANDunia : 53%IDN : 84%
COVID di Cina : 31 Desember 2019
44 kasus
90.955 kasus
11 Maret 2020
Angka kematian
SARS-CoV 10%MERS-CoV 37%H5N1 60-78%
Angka kematian
CoVCOVID19 = 2%
Perbandingan
Dunia : 118.162 kasus COVID-19.
1.https://experience.arcgis.com/experience/685d0ace521648f8a5beeeee1b9125cd2.www.who.int
Situasi
1. https://covid19.who.int/
https://covid19.go.id/peta-sebaran
BulanPertamaCOVID diIndonesia
Akhir 2020Awal 2021Indonesia
https://covid19.go.id/peta-sebaran
Era Indonesiahadapi situasiCOVIDterburuk
https://covid19.go.id/peta-sebaran
Angkakematian
https://www.macrotrends.net/countries/IDN/indonesia/death-rate
Situasi
https://covid19.go.id/peta-sebaranhttp://www.healthdata.org/special-analysis/estimation-excess-mortality-due-covid-19-and-scalars-reported-covid-19-deaths
Perlengkapan oksigen rumah pada umumnya
• Hardinge M, et al. British Thoracic Society guidelines for home oxygen use in adults. 2015
1) Perangkat pemberian oksigen: kontak ke pasien― Kanul, sungkup / masker / mask
2) Set regulator: pengatur aliran udara― Tabung pelembab, lubang keluar oksigen, meteran
arus, pengatur arus, katup pengaman / katup penurun tekanan, pengukur tekanan, pengatur tekanan / katup silinder / kenop pengunci tabung
3) Sumber oksigen― Tabung, oxygen concentrator, ventilator portabel
4) Alat tambahan― Memudakan transport: troli dengan roda, tas― Sumber energi: adaptor, baterai
Terima Kasih
Kehidupan manusia
1) Oksigen (O2)
2) Air (H2O)
3) Makanan (glukosa)
ATP digunakan oleh otot jantung untuk berdetak
Murray RK, et al. The Respiratory Chain & Oxidative Phosphorylation. In: Murray RK, et al. Harper's Illustrated Biochemistry, 28ePetty TL, et al. Long Term Oxygen Therapy (LTOT) History, Scientific Foundations, and Emerging Technologies: Sixth Oxygen Consensus Conference Recommendations
1774: O2 ditemukan oleh Joseph Priestley
1958: Alvan Barach membuat tabung O2 yang dapat digunakan saat beraktivitas
Terapi oksigen
Pemberian oksigen dengan kadar melebihi udara bebas.
Biasanya untuk menangani atau mencegah kadar oksigen yang rendah di tubuh (hipoksia) dan darah (hipoksemia) yang dapat mengakibatkan kerusakan tubuh atau bahkan kematian.
O'Driscoll et al. BTS guideline for emergency oxygen use in adult patients. Thorax. 2008 Oct;63 Suppl 6:vi1-68. doi: 10.1136/thx.2008.102947
Indikasi / alasan pemberian terapi oksigen
1) Kadar oksigen tubuh rendah (hypoxia, hypoxemia)2) Peningkatan usaha napas3) Alasan lain
― Keracunan gas lain― Pengembangan paru pada paru yang bocor + kempis
(Pneumothorax)― Penyakit dekompresi (naik ke permukaan terlalu cepat)― Cedera otak/kepala
O'Driscoll et al. BTS guideline for emergency oxygen use in adult patients. Thorax. 2008 Oct;63 Suppl 6:vi1-68. doi: 10.1136/thx.2008.102947Broaddus VC, et al. Murray & Nadel’s Textbook of Respiratory Medicine 6th ed.
Tujuan terapi oksigen
1) Menekan kematian2) Menekan kesakitan / membalikkan semua indikasi3) Menekan komplikasi penyakit4) Menekan penderitaan / memperbaiki gejala5) Perawatan di akhir kehidupan6) Lainnya: sosial, emosional, rehabilitasi
O'Driscoll et al. BTS guideline for emergency oxygen use in adult patients. Thorax. 2008 Oct;63 Suppl 6:vi1-68. doi: 10.1136/thx.2008.102947Broaddus VC, et al. Murray & Nadel’s Textbook of Respiratory Medicine 6th ed.
Jenis Terapi Oksigen
Terapi oksigen fasilitas kesehatan
Derajat keparahan umum penyakit1) Sakit Kritis2) Sakit Non-kritis
Terapi oksigen rumahan1) Singkat (short burst)2) Paliatif (penyakit stadium akhir)3) Saat aktivitas (ambulatory)4) Malam hari (nocturnal)5) Jangka panjang (long-term)
Jalur yang digunakan1) Invasif (alat dimasukkan ke
tubuh, atau tubuh dilubangi)2) Non-invasif
Terapi oksigen singkat (short burst)
o Untuk meringankan sesak yang tidak reda dengan cara laino Durasi 10-20 menito Digunakan pada
― Kadar oksigen normal― Cluster headache akut / sakit kepala yang pulih dg oksigen
• Hardinge M, et al. British Thoracic Society guidelines for home oxygen use in adults. 2015
Terapi oksigen paliatif (stadium akhir)
o Untuk meringankan sensasi sesak pada penyakit lanjut maupun penyakit mematikan dengan gejala sesak yang menetap dan tak dapat dihilangkan walau semua penyebab yang mungkin sudah coba diatasi
o Digunakan pada― Sakit kanker, jantung, atau paru stadium akhir dengan kadar
oksigen rendah― Pasien sesak yang tak membaik dg penanganan apapun
• Hardinge M, et al. British Thoracic Society guidelines for home oxygen use in adults. 2015
Terapi oksigen ambulatori (saat aktivitas)
o Terapi oksigen saat olahraga atau aktivitaso Digunakan pada
― Orang dg kadar oksigen menurun saat olahraga atau aktivitas― Pengguna oksigen jangka panjang yang mobile (misalnya
penyakit-penyakit dg kerusakan paru luas menahun seperti Cystic Fibrosis, Interstitial Lung Disease)
• Hardinge M, et al. British Thoracic Society guidelines for home oxygen use in adults. 2015
Terapi oksigen malam hari (nocturnal)
o Terapi oksigen yang dibutuhkan saat malam saja.o Digunakan pada
― Gagal jantung dengan Sleep Disorder Breathing yang mengganggu sehari-hari
― Gagal jantung berat― Penyakit/kelemahan saraf dan otot napas neuromuscular
(pemberian oksigen dengan mesin napas NIV / non-invasive ventilation)
• Hardinge M, et al. British Thoracic Society guidelines for home oxygen use in adults. 2015
Terapi oksigen jangka panjang (long term)
o Terapi oksigen 15 jam sehari atau lebih pada pasien yang dalam waktu lama mengalami penurunan kadar oksigen darah
o Syarat― Pasien dg kondisi penyakit paru yang sudah stabil― Kadar O2 darah <55 mmHg atau <60 mmHg dg peningkatan
hematokrit, gagal jantung, atau hipertensi pulmoner
• Hardinge M, et al. British Thoracic Society guidelines for home oxygen use in adults. 2015
Lalu…
o Apakah ada tempatnya terapi oksigendi rumah pada pasien COVID?
• H1 : demam batuk. Pemeriksaan molekular sudah bisa positif.
• H7: sesak
• H9/10/11: infeksi atau sakit berat, perlu ICU
• H12: ARDS / kerusakan paru yang sangat berat
1. Zhou F, et al. Clinical course and risk factors for mortality of adult inpatients with COVID-19 in Wuhan, China: a restrospective cohort study. The Lancet 2020. 2. Huang C, et al. Clinical features of patinets infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet 2020
Manifestasi
• H15: cardiac & kidney injury / kerusakan jantung dan ginjal yang sangat berat
• H17: infeksi sekunder. H19: meninggal
• 98% pasien selamat, hari ke-22 bisa pulang ke rumah.
Awal perburukan sampaiawal derajat berat: 2 hari
COVID ringan
COVID sedang
COVID berat
Meninggal
Sembuh
Pulih sepenuhnya
Long COVID
berat
Perburukan
1. Baxter A, Farmer B, Parker P et al. Emergency Department COVID-19 Severity Classification. Am Coll Emerg Physicians. 2020;(July). https://www.acep.org/globalassets/sites/acep/media/covid-19-main/acep_evidencecare_covid19severitytool.pdf
COVIDDerajat Berat COVID
Ringan Sedang Berat Kritis
Risiko perburukan / kematian
0,1% 8% 30% >60%
1. Baxter A, Farmer B, Parker P et al. Emergency Department COVID-19 Severity Classification. Am Coll Emerg Physicians. 2020;(July). https://www.acep.org/globalassets/sites/acep/media/covid-19-main/acep_evidencecare_covid19severitytool.pdf
2. Guan WJ, Ni ZY, Hu Y, et al. Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in China. N Engl J Med. 2020. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/32109013
Derajat beratnya COVID merupakangabungan atau kesimpulan dari data:1. Gejala / tanya jawab2. Pemeriksaan jasmani3. Laboratorium4. Radiologi / Rontgen / CT scan
Begitu COVID +
Upayakan :o Periksakan ke faskeso Tentukan derajat berat COVID-nyao Jika derajat ringan, berobat jalan/isomano Begitu derajat sedang/berat, langsung antri/daftar rawat inap
1. Baxter A, Farmer B, Parker P et al. Emergency Department COVID-19 Severity Classification. Am Coll Emerg Physicians. 2020;(July). https://www.acep.org/globalassets/sites/acep/media/covid-19-main/acep_evidencecare_covid19severitytool.pdf
2. Guan WJ, Ni ZY, Hu Y, et al. Clinical characteristics of coronavirus disease 2019 in China. N Engl J Med. 2020. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/32109013
o Minimalisir waktu terbuang
Masalah pada COVID
o COVID ini penyakit akut: Durasi pendek (seperti DBD, radang paru, tifoid/tifus, diare akut, cedera berat). Cepat sehat (sebagian) atau cepat MATI.
o Bukan penyakit kronik: Durasi panjang (seperti PPOK, gagal jantung, gagal ginjal, diabetes). Perjalanan penyakit perlu waktu.
o Ingat, ini penyakit akuto Memang relatif cepat sembuho Tapi juga cepat mematikan
Masalah pada COVID
o COVID derajat ringan kematiannya relatif kecilo COVID derajat sedang, berat, apalagi kritis tingkat kematiannya tinggio Kerusakan / penyulit sejak awal perlu ditangani dengan cepato Worsening is fasto Recovery is slow
o Kecepatan sangat pentingo Seberapa cepat anda bisa menolong
keluarga anda ?
Situasi 1: Perlu oksigen & oksigen sudah siap
o COVID derajat sedang / berat / kritiso Di rumah siap oksigen
o Pasang oksigeno Berangkat ke RS
Situasi 2: Sudah membaik, perlu oksigen
o Sudah stabil, perbaikan, dan dokter membolehkan pulang dari RSo Pasien stabil tapi kadar oksigen rendah (<60 mmHg)o Dokter menyarankan pasang oksigen jika secara temporer pasien
sesak (ngos-ngosan) atau situasi tertentu sesuai penilaian tim medis
o Siapkan O2 di rumah pasang 1 liter/menit >15 jam/hari atau sesuai anjuran tim
o Terlalu lama di RS berisiko kemasukan kuman RS, bahaya juga pulang
Situasi 3: Perlu oksigen & oksigen tidak ada
o COVID derajat sedang / berat / kritiso Belum punya oksigen
o Berangkat ke RS
o 2-3 hari lagi bisa kritis atau meninggal
Risiko bahaya terapi oksigen
o Ledakan !!!o Kelebihan oksigen (hiperoksia), karbondioksida (hiperkapnia)o Mengganggu cairan permukaan saluran napas & pembersihannyao Paru kempes (atelektasis)o Radikal bebas (radang tubuh)o Penyempitan/pelebaran pembuluh darah (vasokonstriksi)o Menyamarkan perburukan pasieno Dosis kurang, cara pemberian/pemakaian salaho Menghalangi hal penting laino Saluran napas dingin dan kering
Mematikan
Komponen Tatalaksana COVID-19 KemkesRI
1) Terapi suportif dini & pemantauan
2) Pengumpulan spesimen
3) Manajemen gagal napas & ARDS
4) Manajemen syok sepsis
5) Pencegahan komplikasi
6) Pengobatan spesifik anti COVID
1. Kemkes RI. Pedoman kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 revisi 4
―ISPA berat, distress pernapasan, hipoksemia, syok: Suplementasi O2
―Non-syok: manajemen cairan konservatif―Sepsis: antibiotik empirik dalam 1 jam
―Steroid tidak rutin
―Klinis perburukan: pemantauan ketat
―Pertimbangkan komorbid
―Hamil: konsul
1) Terapi suportif dini &
pemantauan
2) Pengumpulan spesimen
3) Manajemen gagal napas
hipoksemia & ARDS
4) Manajemen syok sepsis
5) Pencegahan komplikasi
6) Pengobatan spesifik COVID
1. Kemkes RI. Pedoman kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 revisi 4
―SM/RM/NRM 10-15 lpm masih hipoksemia : HFNO, NIV
―HFNO atau NIV
―Ventilasi mekanis (MV)
• VT 4-8 ml/kg PBW
• Permisif hiperkapnia jika pH 7,30-7,45
―ARDS sedang/berat:
• PEEP lebih tinggi
• Pelumpuh otot tidak rutin
―ARDS berat : prone
―ARDS tanpa syok : cairan konservatif
―ECLS jika ada
Komponen Tatalaksana COVID-19 KemkesRI
1) Terapi suportif dini &
pemantauan
2) Pengumpulan spesimen
3) Manajemen gagal napas
hipoksemia & ARDS
4) Manajemen syok sepsis
5) Pencegahan komplikasi
6) Pengobatan spesifik anti
COVID1. Kemkes RI. Pedoman kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 revisi 4
―Resusitasi cairan kristaloid isotonik (NS / RL) 30 ml/kg―Target :
• MAP >65• Urin >0,5ml/kg/jam• Hilangnya mottled skin / livedo reticularis / cutis
marmorata• Perbaikan CRT, kesadaran, dan laktat (turun)
―Vasopresor• Norepinefrin (lini pertama)• Tambahan: epinefrin atau vasopressin
―Dopamine―Inotropik : dobutamine
• Jika perfusi tetap buruk dan disfungsi jantung meskiMAP tercapai dan sudah dengan vasopresor
Komponen Tatalaksana COVID-19 KemkesRI
1) Terapi suportif dini & pemantauan
2) Pengumpulan spesimen
3) Manajemen gagal napas
hipoksemia & ARDS
4) Manajemen syok sepsis
5) Pencegahan komplikasi
6) Pengobatan spesifik COVID
1. Kemkes RI. Pedoman kesiapsiagaan menghadapi COVID-19 revisi 4
Komponen Tatalaksana COVID-19 KemkesRI
Dengan demikian
o Kerusakan tubuh dan komplikasi pada COVID luaso Target yang harus dicapai banyak, oksigen hanya salah satunyao Seringkali membutuhkan terapi oksigen dan terapi lainnya di level
advance yang hanya bisa dilakukan tenaga terlatih dan alat-alat rumit
Autopsi
• https://www.pulmonologyadvisor.com/home/topics/restrictive-lung-disease/effect-of-covid-19-on-pulmonary-fibrosis-clinical-trials-expert-interview/
• Fox SE, et al. Pulmonary and cardiac pathology in African American patients with COVID-19: an autopsy series from New Orleans
• Mucheleng'anga LA, et al. COVID-19 and Sudden Unexpected Community Deaths in Lusaka, Zambia, Africa - A Medico-Legal Whole-Body Autopsy Case Series
• Serrano GE, et al. Mapping of SARS-CoV-2 Brain Invasion and Histopathology in COVID-19 Disease. MedRxiv 2021
Terima Kasih