A CHURCH WHERE CARE, TEACHING, AND MISSION MEET TOGETHER
Panggilan Beribadah PengkhotbahVotum PengkhotbahBacaan Bertanggapan Liturgos & JemaatPujian Pengakuan Dosa Liturgos & JemaatDoa Pengakuan Dosa Secara Pribadi Jemaat
Doa Pengakuan Dosa LiturgosBerita Anugerah LiturgosPetunjuk Hidup baru Liturgos & JemaatPujian “Salam Damai” / “Shalom shalom” Liturgos & Jemaat
Pujian Syukur 1 Liturgos & JemaatPujian Syukur 2 Liturgos & JemaatPengakuan Iman Liturgos & JemaatPujian Liturgos & JemaatDoa Firman Tuhan PengkhotbahKhotbah PengkhotbahPersembahan Liturgos & JemaatDoa Persembahan & Doa Syafaat Petugas DoaPengumuman & Seri Pembinaan PengkhotbahDoxology / “Kami memuji Kebesaran-Mu” Pengkhotbah
Doa berkat PengkhotbahAmin / “Thank You Lord” PengkhotbahTheme Song “Jesus At The Center“ Pengkhotbah
SuSunan Liturgi ibadah Minggu
2
3
haMba tuhan rECGEMBALA SIDANG SENIORPdt. Yakub Tri Handoko, Th.MTelp : 0815 5055 985Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL ESTE SQUAREPdt. Reyco Wattimury, S.Th. Telp.081-331515954 Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL NGINDEN Ev. Yohanes Dodik Iswanto, M.A. Telp. 081-233780070 Email: [email protected]
GEMBALA LOKAL POS PI BATAMEv. Samuel Sambudjo Budiman, M.K. Telp. 081-931003006 Email: [email protected] /[email protected]
GEMBALA LOKAL DARMOPdt. Novida Lassa, M.Th. Telp. 081-13321904 Email: [email protected]
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
Pertanyaan dalam judul di atas bersentuhan dengan banyak aspek: filosofis, theologis, maupun praktis. Secara filosofis kita menggumulkan
apakah keberadaan kejahatan (dosa dan penderitaan) bertentangan dengan keberadaan Allah? Secara theologis kita bergulat dengan kebaikan dan keadilan Allah. Apakah Dia benar-benar baik dan adil? Secara praktis kita semua pernah menjalani penderitaan yang sedemikian berat dan sukar untuk dimengerti.
Mazmur 73 merupakan salah satu teks yang secara khusus menyinggung tentang pergumulan tersebut. Asaf, sebagai penulis mazmur, berusaha untuk bersikap jujur dengan kenyataan dan TUHAN. Sebuah pergumuan yang riil dan menyesakkan dada.
Mengapa Orang Benar Menderita?(Mazmur 73:21-28)| Mimbar REC | Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
4
Walaupun judul khotbah hari ini lebih
ke arah “mengapa?”, tetapi fokus pembahasan sengaja diletakkan pada “bagaimana?”. Alasan-alasan di balik penderitaan tentu saja tetap akan diuraikan, namun bukan sebagai materi utama. Kita lebih menyoroti bagaimana orang benar seharusnya menyikapi penderitaan dalam hidupnya.
Pergumulan yang menyesakkan (ayat 1-12)
Penderitaan tidak pernah menyenangkan. Bahkan ketika seseorang paham alasan-alasan di balik penderitaannya, belum tentu hal itu meringankan perasaannya. Penderitaan sebagai hukuman, misalnya, tetap sukar untuk diterima dengan lapang dada.
Situasi akan menjadi lebih rumit apabila penderitaan itu terjadi seolah-olah tanpa alasan dan tujuan. Inilah yang sering menimpa orang benar. Inilah yang terjadi pada Asaf.
Dia meyakini bahwa TUHAN baik kepada umat-Nya yang tulus hati
(73:1). Dalam kehidupan Asaf, prinsip theologis ini tampaknya tidak berlaku. Dia justru melihat kemujuran orang fasik (73:4-11). Akibatnya, hati yang tulus (73:1) mulai dikuasai oleh rasa cemburu (73:3, lit. “iri hati”). Bagaimana kenyataan di ayat 4-11 ini dapat diselaraskan dengan pola kerja Allah di ayat 1?
Jika kita menempatkan diri pada posisi Asaf, kita dapat memahami pergumulannya dengan lebih baik. Sikap yang ditunjukkan Asaf adalah wajar, walaupun hal itu tetap tidak benar. Sebagai seorang Israel yang taat kepada TUHAN dan perjanjian-Nya, Asaf meyakini ajaran Hukum Taurat tentang berkat dan kutuk: taat mendatangkan berkat, dosa mendatangkan celaka (Ul. 30). Allah membuat perbedaan antara orang benar dan orang fasik (misalnya Mzm. 1:6; 37:7; 75:11). Persoalannya, keadaan Asaf justru terbalik dengan firman Tuhan ini. Dia mengalami banyak penderitaan (Mzm. 73:14), sementara orang-orang fasik menikmati kehidupan yang menyenangkan (Mzm. 73:4-11).
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
5
Bukan hanya itu, orang-orang fasik malah
mengumbar kejahatan mereka (73:8). Mereka tidak segan-segan menantang siapa saja, termasuk TUHAN (73:9). Tidak heran, banyak orang bergabung ke dalam kefasikan mereka (73:10) dan mencobai TUHAN (73:11). Di manakah Allah? Di manakah keadilan-Nya?
Menghadapi penderitaan dengan benar (ayat 21-28)
Diukur dari aspek manapun – filosofis, theologis, maupun praktis - pergumulan Asaf tidaklah mudah. Dimengerti saja sudah sukar (73:16), apalagi diterima dan dijalani. Semakin coba dipahami semakin menusuk hati.
Puji Tuhan! Misteri ini bukan tanpa jawaban. Titik balik dalam pergumulan Asaf terjadi di hadirat Allah (73:17 “sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah”). Keterangan tempat ini tampaknya memang memegang peranan sentral dalam pergumulan Asaf. Titik balik terjadi di sana. Titik akhir pun ada di sana (73:28 “aku suka dekat
dengan Allah”). Asaf belajar untuk melihat realita kehidupan dalam terang hadirat TUHAN. Perspektif dari atas, bukan dari bawah. Tidak berfokus pada persoalan, tetapi pada TUHAN.
Hal ini berbeda dengan kebiasaan sebagian orang. Ketika persoalan datang menerpa, mereka justru menjauhkan diri dari Allah. Mereka membiarkan kekecewaan, kebingungan, dan ketakutan menarik diri mereka semakin jauh dari Allah. Dengan demikian mereka semakin menjauhkan diri dari jawaban yang mereka sedang perlukan.
Jawaban TUHAN kepada Asaf terlalu panjang untuk diuraikan satu per satu. Dalam khotbah kali ini kita hanya menyoroti perubahan sikap Asaf sesudah dia mengalami perjumpaan pribadi dengan Allah di tempat kudus-Nya. Sikap seperti apa yang ditunjukkannya sesudah perjumpaan tersebut?
Pertama, membiasakan diri untuk hidup dengan pertanyaan-pertanyaan (ayat 21-22). Betapa
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
6
dalamnya pertanyaan dalam diri Asaf disiratkan
oleh penggunaan kata “hati” (lēbāb) dan “buah pinggang (kilyâ, lit. “ginjal”). Secara figuratif dua kata ini memang kadangkala muncul bersamaan sebagai rujukan untuk bagian terdalam dalam diri manusia (Yer. 11:20). Secara khusus kata kilyâ dikontraskan dengan bagian tubuh eksternal (Yer. 12:2; ibadah yang cuma di bibir belaka dikontraskan dengan yang di kilyâ).
Selain menunjukkan kedalaman pergumulan, Mazmur 73:21 juga menyiratkan pergulatan yang hampir mematikan. Kata kilyâ beberapa kali dikaitkan dengan panah (Ay. 16:13; Rat. 3:13). Dalam konteks peperangan, serangan anak panah ke ginjal dipandang sangat menyakitkan dan mematikan. Seperti itulah perasaan Asaf tatkala merenungkan keadaannya.
Gambaran selanjutnya di 73:22 semakin mempertegas betapa beratnya pergumulan Asaf. Kali ini dia menyamakan ketidaktahuannya dengan kebodohan binatang. Kata “dungu” kadangkala memang
dikenakan pada hewan (Mzm. 49:11, 13). Dalam ketidakmengertiannya, Asaf tetap bersama dengan TUHAN (73:22b). Ketidakadaan jawaban dari TUHAN tidak berarti ketidakadaan TUHAN. Asaf belajar untuk hidup dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum/tidak terjawab.
Kedua, meyakini penyertaan Allah yang sempurna (ayat 23-24). Kebersamaan Asaf dengan TUHAN di ayat 21-22 ternyata tidak ditentukan oleh upaya Asaf saja. Dia memang memilih untuk tetap dekat dengan Allah (73:23a, lit. “tetapi aku terus-menerus bersama Engkau”). Namun, hal itu bisa berlangsung karena TUHAN yang aktif di dalam prosesnya. TUHAN selalu sebagai subjek (“Engkau...Engkau...Engkau...”). Allah memegang tangan kanannya (73:23b). Allah menuntun dia dengan nasihatnya (73:24a). Allah mengangkat dia dalam kemuliaan (73:24b, lit. “Engkau akan menerima aku kepada kemuliaan”).Kebenaran ini patut dicamkan. Pada saat di dalam penderitaan yang berat, kita seringkali merasa ditinggalkan sendirian oleh Allah. Dia tidak mempedulikan kita. Kita
7
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
sudah mencoba mendekatkan diri kepada-Nya tetapi Dia terlihat jauh.
Perasaan ini ternyata menipu. TUHAN selalu aktif dalam seluruh proses pergumulan. Dia bekerja di belakang layar. Kita mungkin tidak memahami hal ini, tetapi hal itu bukan halangan untuk meyakini janji ini.
Ketiga, menjadikan TUHAN sebagai harta satu-satunya (ayat 25-26). Tatkala Asaf kehilangan segala sesuatu yang menyenangkan dalam hidupnya, dia diajar oleh TUHAN untuk mengetahui harta yang sesungguhnya, yaitu TUHAN. Dia baru menyadari betapa dia selama ini sudah memberhalakan berkat-berkat TUHAN. Ketika semua itu lenyap, dia merasa kehilangan semuanya. Ini menjadi sinyal bahaya dalam kerohaniannya. Melalui penyertaan dan tuntunan TUHAN (73:23-24), Asaf akhirnya menemukan TUHAN dalam arti yang sesungguhnya; sebagai harta satu-satunya yang berharga. Dia menginginkan Allah lebih daripada yang lain. Tidak ada yang ia ingini kecuali Allah saja (73:25). Dia mengutamakan Allah lebih daripada dirinya sendiri. Sekalipun semua dalam dirinya hancur dan lenyap, Allah tetap menjadi tempat perlindungan dan bagian yang terbaik (73:26).
Tatkala Allah menetapkan kita untuk kehilangan sesuatu (bahkan segalanya!) Dia sebenarnya sedang menuntun kita untuk menemukan sesuatu yang lebih baik. Kita menemukan Dia di dalam kehilangan kita. Kehilangan menjadi keuntungan.
Keempat, mengubah penilaian kita tentang apa yang baik (ayat 27-28). Bagian awal dari ayat 28 secara hurufiah berbunyi: “Tetapi bagiku, adalah baik untuk dekat dengan Allah” (kontra LAI:TB “Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah”). Dari sini terlihat bahwa Mazmur 73 diawali dan diakhiri dengan kata “baik”. Asaf bergumul tentang kebaikan Tuhan. Sekarang dia menemukan kebaikan yang sejati.
8
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
Apakah keadaan Asaf berubah? Tidak! Mazmur
73 tidak memberi petunjuk apapun tentang keadaan Asaf yang membaik.
Yang berubah bukan keadaan Asaf, tetapi pemahamannya tentang kebaikan Allah. Sebelumnya dia mengindentikkan kebaikan TUHAN dengan segala pemberian dan kesenangan hidup. Sekarang dia benar-benar memahami apa yang baik, yaitu dekat dengan Allah. Dia bukanlah orang fasik yang jauh dari Allah, dan pasti akan dibinasakan (73:27). Dia adalah orang benar yang menyukai hadirat TUHAN (73:28). Di tengah bahaya dia menjadikan Allah sebagai tempat perlindungan (ayat 28a). Sesudah semuanya lewat, dia akan keluar dengan aman untuk menceritakan segala perbuatan TUHAN (ayat 28b). Masa penantian yang mendebarkan bersama TUHAN itulah yang Asaf sebut kebaikan. Adalah baik untuk mendekat pada TUHAN! Soli Deo Gloria.
9
eMAGZ
Khotbah Minggu | #TEACHING
Kita menemukan Dia dalam kehilangan kita.
Kehilangan menjadi keuntungan
POKOK DOA SYAFAAT
10
eMAGZ
Pokok Doa Syafaat | #TEACHING
1. Berdoa untuk team Diakonia yang baru. •Kiranya para anggota team semakin efektif melayani Tuhan. •Anggota team melayani dengan segenap hati dan nama
Tuhan dimuliakan.
2. Berdoa bagi panitia Natal REC Nginden tahun 2017 yang sudah mulai mempersiapkan acara.
•Kiranya para anggota team semakin efektif melayani Tuhan. •Anggota team melayani dengan segenap hati dan nama
Tuhan dimuliakan.
KATEKISMUS WESTMINSTER
11
eMAGZ
Katekismus Westminster | #TEACHING
Pertanyaan 135: Dosa apa yang dilarang dalam hukum yang keenam?
Jawaban :Dosa yang dilarang dalam hukum yang keenam ialah, mencabut dengan cara apa pun nyawa kita sendiri atau nyawa orang lain, kecuali dalam hal peradilan resmi, perang yang sah, atau pembelaan diri yang perlu; mengabaikan atau mencabut sarana-sarana yang sah dan perlu untuk memelihara hidup; amarah berdosa, kebencian, iri hati, keinginan untuk membalas dendam; semua hawa nafsu yang lewat batas; kekhawatiran yang mengacaukan pikiran kita; makan dan minum, bekerja, serta mencari hiburan yang kelewat banyak; kata-kata menantang; menindas; bertengkar, memukul, melukai, dan apa saja yang cenderung merusak kehidupan siapa pun. a. Kis 16:28. b. Kej 9:6. c. Bil 35:31. d. Yer 48:10; Ula 20. e. Kel 22:2, 3. f. Mat 25:42, 43; Yak 2:15, 16; Pengk 6:1, 2. g. Mat 5:22., h. 1Yo 3:15; Ima 19:17. i. Ams 14:30. j. Rom 12:19. k. Efe 4:31. l. Mat 6:31, 34. m. Luk 21:34; Rom 13:13. n. Pengk 12:12; 2:22-23. o. Yes 5:12. p. Ams 15:1;12:18. q. Yeh 18:18; Kel 1:14. r. Gal 5:15; Ams 23:29. s. Bil 35:16-18, 21. t. Kel 21:18-36.
12
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
TEROBOSAN MENJADI ORANGTUASatu Renungan Terakhir Tentang Terobosan
Baru-baru ini saya menerima sepucuk surat dari Kyle Beard
yang berusia 10 tahun, seorang anak laki-laki yang ibunya telah menciptakan suatu perubahan dalam hidupnya. Dalam amplop suratnya terdapat dua buah pita kecil, sebuah kisah dan sebuah tulisan seperti ini:
Bapak Maxwell yang baik,Apa kabar? Saya tahu Anda sibuk mempersiapkan Konferensi Pertumbuhan Gereja di Toledo, Ohio. Saya sudah mendengar kaset Anda dan saya tahu bahwa kaset-
kaset itu menarik hati Ibu saya dan memberi manfaat baginya. Demikian juga tentang konferensi-konferensi itu …
Harap Anda membaca juga cerita yang saya lampirkan. Kelompok anak yang saya ikuti sedang membuat sebuah tugas sama persis seperti yang ada dalam cerita… saya memberikan pita saya kepada Anda adalah karena Anda telah memberi pengaruh BESAR dalam hidup Kekristenan saya… Saya tahu bahwa Anda terlalu sibuk, tetapi jika
13
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
mungkin, sisihkan waktu 5 menit untuk membalas
surat saya dan beritahukan kepada saya siapa yang telah Anda beri pita Anda. Untuk menyelesaikan tugas ini, saya harus memberi laporan kembali. Saya berdoa bagi Anda setiap malam.
Sahabatmu,Kyle Beard
Inilah kisah yang Kyle lampirkan dalam suratnya:Seorang guru di New York memutuskan untuk memberi tanda penghormatan kepada siswa-siswanya di SMU dengan memberitahu mereka apa yang membuat masing-masing berbeda... guru itu memanggil setiap siswa ke depan kelas satu per satu. Pertama-tama ia memberitahu mereka bagaimana siswa tadi membuat dirinya dan seluruh kelas merasa lain dari yang lain. Kemudian ia menyematkan di dada masing-masing siswa sebuah pita biru dengan tulisan berwarna emas yang berbunyi, “Keberadaan Saya Membuat Suatu Perubahan.”
Selanjutnya guru itu memutuskan untuk memberi seluruh kelas sebuah tugas untuk melihat apa dampak tanda penghargaan seperti terhadap masyarakat. Ia memberi masing-masing siswa tiga buah pita dan menyuruh mereka menyebarluaskan kegiatan itu. Mereka harus memantau hasilnya, melihat siapa yang diberi penghargaan dan melaporkan kembali dalam waktu seminggu.
Salah satu di antara siswa laki-laki memberi tanda penghargaan kepada seorang eksekutif muda di suatu perusahaan dekat sekolahnya karena ia telah membantunya dalam merancang karir. Ia memberi pria eksekutif itu sebuah pita biru dan menyematkan di dadanya. Kemudian ia memberi dua buah pita ekstra sambal berkata, “Kami sedang mengerjakan tugas kelas mengenai tanda penghargaan. Kami ingin Anda tinggalkan ruangan Anda dan mencari seseorang yang Anda ingin beri tanda penghargaan…”
Beberapa saat kemudian di hari yang sama pria eksekutif muda itu menemui bosnya yang, konon, terkenal gemar bersungut-sungut.
14
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
Ia berkata pada bos itu bahwa ia sangat mengaguminya karena ia merupakan seorang jenius dan kreatif. Bos itu kelihatan sangat kaget. Eksekutif muda itu bertanya kalau-kalau ia mau menerima
tanda penghargaan tersebut dan boleh menyematkan di dadanya. Bosnya yang keheranan menjawab, “Tentu saja.”
Eksekutif itu menyematkan sebuah pita biru di dadanya. Ketika ia memberikan pita yang terakhir, ia berkata, “Maukah Anda menolong saya? Maukah Anda menerima pita ekstra ini dan memberikannya kepada orang lain yang Anda hormati…”
Malam itu bos itu pulang dan menemui anak lelakinya yang berusia 14 tahun. Ia minta anak lelaki itu duduk dan kemudian ia berkata “Hal yang paling mengejutkan terjadi hari ini padaku. Ayah sedang di kantor, dan salah seorang staf datang dan berkata bahwa ia mengagumi Ayah dan memberi sebuah pita biru karena Ayah adalah seorang genius yang kreatif. Kemudian ia mengambil pita biru yang bertuliskan, ‘Keberadaan Saya Membuat Suatu Perubahan,’ pada jas di dada. Ia memberiku sebuah pita ekstra dan minta Ayah mencari seseorang yang patut diberi tanda penghargaan. Ketika aku mengemudi dari kantor, aku berpikir keras siapa yang akan aku hargai dengan pita ini, dan terlintas dalam ingatanku, dirimu. Ayah ingin menghormatimu.”
“Di kantor aku selalu stres dan setibanya di rumah aku tidak menaruh perhatian padamu. Kadang-kadang aku marah karena angka tesmu di sekolah tidak baik dan kamarmu seperti kapal pecah. Tetapi bagaimanapun juga pada malam ini aku ingin engkau tahu bahwa engkau telah membuatku berubah. Di samping ibumu, engkau adalah orang terpenting dalam hidupku. Engkau anak yang hebat, dan aku menyayangimu.”
Anak lelaki yang keheranan itu mulai tersedu, dan tangisnya tidak dapat dibendung. Tubuhnya gemetar. Ia menengadah dan dengan air matanya
15
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
yang mengalir deras ia berkata, ”Aku bermaksud bunuh diri besok, Yah, karena aku pikir Ayah tidak menyayangiku. Sekarang aku tidak akan berbuat itu.”
Cerita yang dikisahkan Kyle menyentuh hati saya – begitu hebatnya sehingga saya memutuskan bahwa saya harus melakukan sesuatu. Tatkala saya menerima suratnya, saya tengah mempersiapkan Konferensi Pertumbuhan Gereja ke-20 di Toledo. Saya membaca surat Kyle dan melihat dua pita yang ia lampirkan. Saya tahu bahwa saya ingin memberikan pita itu kepada orang lain.
Beberapa saat sebelum acara dimulai, saya, ayah saya, dan partner doa sebanyak 25 orang, berkumpul untuk berdoa. Tatkala mereka menumpangkan tangan atas diri saya dan mendoakan saya serta kebaktian yang akan berlangsung, saya merasa bahwa Allah akan hadir dengan kuasa-Nya dan akan mengubah banyak hati.
Malam itu, saya berkhotbah dengan tema “Saya Mengubah” di mana saya berbicara tentang sejumlah orang tidak dikenal di dalam Alkitab yang membuat perubahan besar dalam Kerajaan Allah. Ketika saya mengakhiri kebaktian, saya mengucapkan penghargaan kepada sejumlah orang yang telah mengubah hidup saya, termasuk ayah saya yang telah menjadi model dan pembimbing saya; ibu saya, yang selalu membasuh hati saya dengan doa-doanya; dan Margaret, orang yang paling bertanggung jawab dalam keberhasilan saya dalam hidup ini.
Selanjutnya saya menceritakan kisah Kyle Beard dan bagaimana ia sudah mengubah dan menyentuh hidup banyak orang dengan cara yang positif. Saya mengundang Kyle datang ke konferensi malam itu dan tatkala saya memintanya maju ke mimbar, setiap orang di sana bangkit untuk memberi sambutan dengan penuh keharuan.
16
eMAGZ
All About Marriage | #CARE
Ratusan orang maju ke depan malam itu untuk menyerahkan hidup mereka agar dipakai dalam pelayanan Kristen purna waktu, dan bahkan lebih banyak gembala yang menyerahkan
ulang pelayanan mereka. Roh Kudus mengalir di antara orang-orang itu dengan menakjubkan.
Saat ini, saya masih mempunyai sebuah pita – dan sebagai seorang ayah, saya ingin memberikannya kepada Anda karena Anda telah membuat sebuah perubahan. Pilihan yang Anda buat dan tindakan yang Anda ambil dapat mengubah hidup anak-anak Anda. Mungkin ini akan menjadi terobosan yang paling menyolok dari semua yang dibahas dalam buku ini – suatu kenyataan bahwa Anda mempunyai suatu kekuatan untuk mengubah sedemikian rupa. Apa yang Anda lakukan dalam menolong anak-anak Anda tidak ternilai, tidak saja dalam kehidupan mereka pada saat ini tetapi juga untuk hidup nanti. Anak-anak Anda kelak akan menyentuh hati ribuan orang lain.
Mengetahui bahwa Anda membuat perubahan sebagai orangtua – sebagai ayah atau ibu – adalah terobosan yang Anda buat. Sekarang tiba waktunya untuk menolong anak-anak Anda mengalami terobosan mereka.
Breakthrough Parenting – John C. MaxwellT A M A T
eMAGZ
Apakah Konsep Tritunggal Dis iratkan Dalam Kejadian? | #QandA
(Lanjutan tgl 24 September 2017)
Pandangan ini lebih kuat daripada solusi-solusi sebelumnya. Kitab Kejadian memang mencatat percakapan deliberatif dalam diri
Allah (3:22; 11:7). Persoalannya, apakah bentuk jamak di Kejadian 1:26 sekadar menyiratkan hal tersebut? Ataukah ada hal lain yang diungkapkan?
Seturut dengan konteks Kejadian 1:26-27, saya lebih memilih untuk menafsirkan teks ini sebagai rujukan terhadap kejamakan dan ketunggalan dalam diri Allah. Sejak awal para pembaca sudah diperkenalkan kepada Allah (1:1) dan Roh Allah (1:2). Mereka pasti menangkap kesamaan dan perbedaan antara Allah dan Roh Allah. Jika Allah secara mutlak sama persis dengan Roh Allah, mengapa
Apakah Konsep Tritunggal Disiratkan Dalam Kejadian 1:26-27?Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M
17
eMAGZ
Apakah Konsep Tritunggal Dis iratkan Dalam Kejadian? | #QandA
digunakan dua istilah yang berbeda? Jika keduanya benar-benar berbeda, mengapa diletakkan secara berdekatan, baik
secara posisi maupun konsep?
Dukungan lain berkaitan dengan manusia sebagai gambar Allah. Kejamakan dan ketunggalan dalam diri manusia pasti mencerminkan hal yang sama dalam diri Allah, karena manusia diciptakan menurut gambar Allah. Dugaan ini tentu saja bukan tanpa alasan.
Kejamakan Allah diungkapkan melalui kata ganti “Kita” dan ungkapan “gambar dan rupa Kita”. Ketunggalan-Nya dinyatakan melalui “gambar-Nya” maupun “gambar Allah”. Istilah “gambar” di ayat ini tidak disertai dengan “rupa”. Bentuk tunggal, gambar. Frasa “berfirmanlah Allah” di awal ayat 26 juga berbentuk tunggal.Kejamakan dan ketunggalan di atas juga tercermin daalam diri manusia. Ayat 27a mengungkapkan sisi tunggal: “manusia itu” (“man”, tunggal) dan “dia” (“him”, tunggal). Kejamakan manusia dinyatakan melalui “laki-laki dan perempuan” maupun “diciptakan-Nya mereka”.
Seturut dengan pewahyuan yang lebih lanjut di dalam Alkitab kita mengetahui bahwa bentuk jamak yang terlibat dalam penciptaan merujuk pada Allah Tritunggal: Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bapa terlibat dalam penciptaan. Ini sudah jelas. Anak pun terlibat (Yoh. 1:3; Kol. 1:15-17). Roh Kudus pun aktif dalam karya penciptaan (Mzm. 104:30). Menariknya, Alkitab yang sama secara eksplisit menyatakan bahwa TUHAN menciptakan segala sesuatu seorang diri saja. Yesaya 44:24b “Akulah TUHAN, yang menjadikan segala sesuatu, yang seorang diri membentangkan langit, yang menghamparkan bumi siapakah yang mendampingi Aku?”. Satu-satunya alasan yang
18
eMAGZ
Apakah Konsep Tritunggal Dis iratkan Dalam Kejadian? | #QandA
masuk akal dan konsisten dengan seluruh Alkitab adalah menafsirkan Kejadian 1:26 sebagai rujukan pada Allah
Tritunggal. Soli Deo Gloria.
19
20
eMAGZ
Doctrine Does Matter | #TEACHING
(Lanjutan tgl 24 September 2017)KELAHIRAN DAN KEHIDUPAN AWAL YESUS
Tapi, keadaan-keadaan seputar kelahiran-Nya menunjukkan bahwa Ia menghadapi keterbatasan-keterbatasan seperti manusia biasa.
Lukas menjelaskan hal ini dengan baik, “Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan kain lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” (Luk. 2:7). R. T. France dan lainnya telah menunjukkan bahwa palungan di masa itu tidaklah bau dan kotor seperti yang kita bayangkan. Tapi fakta tetap menunjukkan bahwa Dia dilahirkan bukan dalam keadaan yang nyaman di rumah sendiri. Ada dua kelompok orang yang dilaporkan mengunjungi bayi Yesus: para gembala, yang dianggap rendah dalam masyarakat, dan orang bijak dari timur,
LAYAK MENJADI PENGANTARA YANG SEMPURNA
21
eMAGZ
Doctrine Does Matter | #TEACHING
yang dianggap tinggi dalam masyarakat. Kedua kelompok ini diberi tahu tentang kelahiran-Nya dengan cara yang tidak biasa. Saat Maria dan Yusuf membawa Yesus ke Bait Allah, korban
yang mereka berikan adalah sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati (Luk. 2:24), bukan domba seperti biasanya. Ini merupakan persembahan yang diperbolehkan untuk orang yang tidak mampu memberikan seekor domba (Im. 12:8). Sesudah itu, mereka sekeluarga harus melarikan diri dari Herodes ke Mesir. Jelas sekali, pada awal hidup-Nya, keluarga Yesus identik dengan penderitaan umat manusia.
Kita bisa menebak bahwa kabar burung tentang Yesus sebagai anak di luar nikah pastilah merupakan topik gosip di Nazaret tempat Yesus bertumbuh. Cerita bahwa ayah Yesus sebenarnya adalah seorang prajurit Roma yang ditempatkan di Nazaret sudah umum dalam polemik orang Yahudi melawan Kekristenan setidaknya sejak pertengahan abad kedua. Sekilas cerita mengenai masa kecil Yesus yang kita miliki hanyalah percakapan-Nya saat berumur dua belas tahun dengan para guru agama di Bait Allah. Kita melihat dalam cerita ini, ibu-Nya tidak mengerti, menegur Dia atas perbuatan-Nya (Luk. 2:48). Hal ini tentu saja biasa dialami anak muda di sepanjang sejarah. Tetapi orang di Bait Allah menyadari bahwa Dia adalah seorang yang luar biasa: “Semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya” (Luk. 2:47).
Dari pengamatannya bahwa Yusuf tidak ada di sisi Maria dalam narasi-narasi Kitab Injil dan bahwa Yesus dikenal sebagai “anak Maria” (Mrk. 6:3), R. T. France menyimpulkan kemungkinan Yusuf sudah meninggal saat Yesus masih muda. Oleh sebab itu, Yesus sebagai anak tertua, harus mengelola usaha pertukangan keluarga-Nya. France berkata, “Dengan sekitar empat saudara laki-laki dan sejumlah saudara perempuan yang harus dihidupi [Mrk. 6:3], harapan untuk mendapatkan pendidikan formal yang lebih tinggi pastilah sangat kecil.” Maka dari itu, “di mata orang Dia tidak berpendidikan” (Yoh. 7:15). Dia telah mengalami halangan yang
22
eMAGZ
Doctrine Does Matter | #TEACHING
dihadapi semua orang miskin pada masa kini. Tapi kemiskinan-Nya memberinya pelajaran yang luar biasa tentang kehidupan. Jadi, masa kecil dan masa mudanya pasti telah mempersiapkan
Dia untuk menjadi seorang Pengantara antara Allah dan manusia (1 Tim. 2:5).
Bersambung……..Sumber: Supremasi Kristus oleh Ajith Fernando
23
eMAGZ
Apakah Art i Manusia Menurut Gambar Allah?|#DOYOUKNOW
Salah satu perdebatan panjang dalam Kejadian 1 salah satunya
berhubungan dengan arti “menurut gambar dan rupa Allah” di ayat 26-27. Dalam kapasitas dan batasan apa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah? Apakah istilah “gambar” berbeda dengan “rupa. Sebelum meneliti arti ungkapan ini, kita sebelumnya perlu membahas dua hal: (1) apakah kata depan be dan ke yang dipakai dalam
frase “dalam gambar kita menurut rupa Kita” (NASB “in Our image according to Our likeness”) adalah sinonim?; (2) apakah “gambar” (șelem) dan “rupa” (děmût) adalah sinonim?
Pertanyaan ke-1 dapat dijawab secara pasti bahwa dua kata depan tersebut dalam konteks Kejadian 1:26 adalah sinonim, walaupun dalam kasus lain dua kata ini kadangkala dipakai
APAKAH ARTI “MANUSIA DICIPTAKAN MENURUT GAMBAR DAN RUPA ALLAH“?
Ev. Nike Pamela, M.A
24
Apakah Art i Manusia Menurut Gambar Allah?|#DOYOUKNOW
secara berbeda. Baik kata depan be maupun ke sama-sama dipakai sebelum kata șelem maupun děmût (5:1, 3). Dengan demikian terjemahan NIV “in our image, in our image” dapat dibenarkan.
Untuk pertanyaan ke-2 jawabannya juga sama. Maksudnya, șelem dan děmût adalah sinonim. Ada beberapa argumen yang mendukung pendapat ini. Dari sisi tata bahasa Ibrani yang dipakai, tidak ada kata sambung “dan” yang memisahkan antara șelem dan děmût. Hal yang sama juga ditemui di Kejadian 5:3. Kata sambung “dan” diadopsi oleh beberapa penerjemah modern dari Septuaginta (LXX) dan Vulgata. Dengan kata sambung ini, ada kesan bahwa șelem dan děmût adalah dua hal yang berbeda. Argumen lain yang mendukung bahwa șelem dan děmût adalah sinonim diperoleh dari perbandingan pemunculan dua kata ini dalam kitab Kejadian yang menunjukkan bahwa dua kata ini dipakai secara bergantian (1:26-27; 5:1, 3; 9:6). Sebagai tambahan argumen, penerjemah LXX ternyata memakai kata eikōn untuk menerjemahkan děmût di Kejadian 5:1, sedangkan penerjemah yang sama di Kejadian 1:26-27 dan 9:6 memakai eikōn untuk șelem dan homoiōsis untuk děmût. Di tempat lain ketika membicarakan tentang “rupa Allah”, Paulus memakai kata eikōn (Kol 1:15; 3:10; 2Kor 4:4), sedangkan Yakobus lebih memilih kata homoiōsis (Yak 3:9). Semua ini membuktikan bahwa kata șelem dan děmût merupakan sinonim.
Jika dua kata tersebut memang sinonim, mengapa penulis Kitab Kejadian kadangkala memakai dua kata tersebut secara bersamaan? Apakah hal ini dimaksudkan sebagai penekanan belaka ataukah kata yang satu memberi penjelasan yang lebih detil terhadap kata yang lain?
Sebagian penafsir memandang penggunaan dua kata berbeda yang dimaksudkan sebagai sinonim ini bukan hanya sebagai bentuk penekanan, tetapi juga penjelasan. Maksudnya, segambar dengan Allah harus dipahami dalam konteks keserupaan dengan Dia. Manusia memang gambar Allah, namun manusia tetap hanyalah serupa dengan Allah, bukan identik.
eMAGZ
25
Apakah Art i Manusia Menurut Gambar Allah?|#DOYOUKNOW
Pendapat di atas tampaknya perlu dikaji lebih mendalam. Perbedaan urutan dua kata ini di 1:26 (șelem dan děmût) dan 5:3 (děmût dan șelem) menyiratkan bahwa tidak ada yang penting
dari urutan pemunculan dua kata ini. Di samping itu, pemunculan salah satu kata untuk mewakili keduanya (1:27; 9:6) menunjukkan bahwa makna dalam dua kata tersebut sudah tercakup dalam salah satu. Pendeknya, dua kata ini memiliki arti yang benar-benar sinonim. Petunjuk dari Alkitab ini juga sesuai dengan penemuan arkheologis sebuah patung di Tell Fekheriyeh di Siria yang ditulis dalam dua bahasa: Siria dan Aramik. Di patung tersebut terdapat tulisan “patung [dmwt’] Hadd-yithci dan patung [șlm] Hadd-yithci“.
Bersambung……..NK_P
eMAGZ
26
Inj i l Ditengah Ketidakadi lan dan Kemiskinan | #MISSION
(Lanjutan tgl 24 September 2017)
Kita perlu tahu bahwa keyakinan pokok semua
kaum universalis adalah dibalik berbagai cara memandang Allah dan berbagai pengungkapan yang nyata dari fenomena agama, terletak realitas yang sama. Mereka berasumsi bahwa Bahasa selalu belum pasti, dapat salah, mempunyai sifat kebergantungan
dan umumnya suatu wahaya yang tidak memadai untuk mengungkapkan sesuatu yang begitu mendalam dan misterius seperti realitas yang transenden dan mutlak. Pengalaman pokok setiap agama menunjuk dengan ragu-ragu ke sasaran terakhir yang sama. Tidak ada yang dapat mengklaim suatu pemahaman yang lebih unggul atau menjadi
INJIL DITENGAH PERJUMPAAN DENGAN AGAMA-AGAMA DUNIA
eMAGZ
27
eMAGZ
Inj i l Ditengah Ketidakadi lan dan Kemiskinan | #MISSION
norma untuk mengukur apakah yang lain memadai atau tidak. Mereka semuanya secara setara akan menemukan penggenapannya dalam tindakan keselamatan akhir oleh
Allah, yang kepada-Nya semuanya mengacu. Mereka adalah para menyembah berhala, apabila beranggapan bahwa Allah dapat dibatasi secara memadai di dalam seperangkat symbol:
Sebagai respon-respon terhadap Misteri, agama-agama saling terkait di dalam Misteri dan di dalam kemausiaan kita bersama yang diralisasi secara berbeda dan di dalam kerumitan sejarah kita bersama. Mengabaikan kekayaan dan harapan dari pelbagaian ini atau mencoba menguraikan hanya melalui unsur-unsur yang terdapat di semua agama atau untuk menilai agama yang satu berdasarkan kriteria dari agama yang lain, adalah merupakan pemiskinan yang besar, suatu tindakan agresi dan kesalahan metodologis.
Kalau seperti itu pandangan-pandangan mereka, maka secara garis besar bagaimana orang Kristen memahami agama-agama lain dan asumsi-asumsi yang atasnya pandangan mereka didasarkan? Bagaimana kita harus menilainya? Saya melihat ada empat bidang yang perlu ditelusuri secara seksama; kedudukan Kitab Suci; persoalan-persoalan tentang Yesus Kristus; isu kebenaran dan masalah misi. Tentu menurut saya di dalam menjalankan tugas ini kita perlu berhati-hati:
Menggambarkan pandangan orang lain secara adil, terutama kalau kita sedang berselisih paham dengan mereka.
Untuk tidak menggunakan argument ad hominem, yaitu argument yang didasarkan pada pemburukan suatu aspek ciri-ciri lawan,
28
eMAGZ
Inj i l Ditengah Ketidakadi lan dan Kemiskinan | #MISSION
sehingga dengan demikian kita menolak mendengarkan argument itu sendiri.
Di saat ini orang Kristen harus percaya bahwa sesungguhnya Alkitab sebagai locus penyataan diri Allah, yang menentukan norma, standar atau aturan yang dapat diterima atau bermanfaat di dalam menentukan doktrin Kristen. Selama ini orang Kristen selalu selektif dalam mengutip ayat yang mendukung ide-ide mereka, kebiasaan yang dilakukan semua orang dari semua aliran. Kaum Partikularis dengan semangat mengutip ayat-ayat tertentu, seakan-akan ayat-ayat itu saja sudah dapat menyelesaikan perselisihan yang cukup rumit. Teks seperti Yohanes 14:6 dan Kisah Para Rasul 4:12; di pihak lainnya kaum universalis melakukan hal yang sama persis, tetapi dengan teks lain, Matius 25:31 dan seterusnya; Lukas 4:18; 10:37. Tidak ada pembenaran bagi praktik seperti itu, begitu juga dengan praktik hanya menekankan bagian-bagian tertentu Kitab Suci melawan bagian-bagian lain. Kapanpun, mereka akan memakai Kitab Suci untuk memperkuat pandangan mereka, yang dari awal tidak punya maksud untuk membiarkan Kitab Suci sebagai sumber yang utama dalam pandangan mereka, maka mereka dengan semaunya menghina dan mengkhianati teks-teks yang tidak mendukung pandangan mereka, demi tercapainya tujuan mereka.
Kalaupun teks digunakan untuk meneguhkan satu posisi, hal itu harus dilakukan menurut peraturan tafsiran yang lazim. Kitab Suci yang sudah jelas, tetapi mereka tetap tidak mau dipahami seperti itu, maka hal itu sama dengan menajiskan integritasnya. Dengan perkataan lain, ayat-ayat seperti Kisah Para Rasul 4:12 dan Matius 25:31 dan seterusnya perlu diartikan baik dalam konteksnya yang langsung maupun yang lebih luas. Teks itu tidak boleh dihilangkan
29
eMAGZ
Inj i l Ditengah Ketidakadi lan dan Kemiskinan | #MISSION
artinya. Jadi, sudah nyata bahwa suatu penafsiran dari kata-kata, “Tidak ada keselamatan di dalam siapapun juga
selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan,” yang jelas merujuk kepada Kristus, teks ini bukan hanya ditujukan kepada orang-orang Yahudi, tetapi tidak membatasi lingkup keselamatan untuk orang-orang non-Yahudi.
Bersambung……...
30
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
RENUNGAN HARIANSenin, 2 Oktober 2017
SESABAR AYUB(BACAAN: AYUB 1:13-22)
November 1873, Horatio G. Spafford mengantar istri dan empat anaknya ke atas kapal untuk berangkat ke Inggris. Malangnya, Ville du Havre,
kapal yang ditumpangi keluarganya tenggelam. Sebanyak 226 penumpang tewas. Istri selamat; empat putrinya tenggelam. Saat tengah berlayar untuk menjemput sang istri, di Samudera Atlantik, kapten kapal memanggilnya dan berkata: “Sebuah perhitungan cermat telah dibuat dan sekarang kita sedang melewati tempat Ville du Havre tenggelam.” Malam itu juga, Horatio G. Spafford menulis lirik untuk himne terkenal, “Nyamanlah Jiwaku.”
Kisah yang hampir sama sebelumnya terjadi pada Ayub. Anak-anaknya tewas, hartanya lenyap, istrinya bersungut-sungut, para sahabat yang diharapkannya datang menghibur justru menghakiminya. Belum cukup, luka dan koreng di sekujur tubuhnya membuatnya nyaris tak dikenali lagi. Namun, lewat cobaan berat tersebut, kesabaran Ayub membuahkan hasil. Tuhan mengganti segala miliknya yang hilang dan imannya tak perlu lagi dipertanyakan.
Penderitaan merupakan momok yang menakutkan jika kita bersandar pada pengertian sendiri, sekaligus seumpama soal ujian yang menentukan kelulusan iman. Berbahagialah jika kita berada di titik yang terasa begitu berat. Kiranya kita dimampukan keluar dari kondisi itu dengan iman dan pengharapan yang baru. Dalam dukanya, Horatio menciptakan pujian menguatkan. Dalam dukanya, Ayub tetap memuji Tuhan. Kiranya kesabarannya menjadi teladan bagi kita saat Tuhan menempatkan kita pada situasi yang serupa. (YES)
31
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
Selasa, 3 Oktober 2017KETIKA TIDAK ADA YANG MEMBELA
(BACAAN: AYUB 13:1-28)
Pernahkah Anda merasa sendirian menghadapi masalah? Teman dan kerabat tidak bersimpati karena mereka menganggap Anda sendiri
penyebab masalah itu. Bahkan Anda merasa Tuhan pun sepertinya tidak peduli.
Kekecewaan dan kemarahan terasa oleh kita dalam ucapan Ayub terhadap para sahabatnya. Ayub menuduh mereka sebagai tabib-tabib palsu yang tidak menolong kesakitan Ayub, sebab tuduhan-tuduhan mereka adalah dusta (ayat 4). Sebaiknya mereka tutup mulut saja (ayat 5). Ayub merasa bahwa teman-temannya telah mencatut nama Allah untuk meneguhkan pandangan mereka akan keberdosaan dirinya (ayat 7-8). Oleh sebab itu, ia balik mengingatkan para temannya itu bahwa Allah tidak bisa ditipu. Mereka sendiri akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan atas tuduhan yang tak mendasar itu (ayat 9-11). Sesudah menegur keras sahabat-sahabatnya, Ayub menantang mereka untuk berhenti berbicara, lalu mendengarkan pembelaan yang akan Ayub buat sendiri di hadapan Allah (ayat 12-18).
Nada bicara Ayub terhadap Allah bercampur antara marah, pengakuan iman, permohonan, kepahitan. Di satu pihak Ayub yakin bahwa dirinya benar (ayat 22-23). Di lain pihak Ayub menganggap Allah telah memperlakukannya secara tidak adil (ayat 24,26), terlalu keras (ayat 25), tidak sesuai dengan daya tahan manusia yang sangat terbatas (ayat 27). Tidak ada hal lain yang diharapkannya selain keadilan Allah. Allah yang melihat kehidupan Ayub yang tidak bersalah pastilah akan menyelamatkannya. Itulah iman dan keterbukaan Ayub di hadapan-Nya. Ia meminta Allah menyatakan kesalahannya dan tidak hanya berdiam diri (ayat 24-25).
32
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
Mari kita belajar dari Ayub. Ketika teman tidak peduli bahkan menyerang kita, bahkan Allah pun sepertinya bungkam, kita harus terus mencari wajah-Nya. Meski ada pertanyaan pelik dan
kebingungan, Ayub tidak menjauhi Allah. Ia menujukan pertanyaan dan permohonannya kepada Sang Pembela sejati. Manusia bisa salah mengerti kita. Allah sempurna mengenal kita. Dialah pembela sejati kita. (SH)
Rabu, 4 Oktober 2017HATI-HATI MENUDUH SESAMA SEBAGAI ORANG FASIK
(BACAAN: AYUB 18:1-21)
Keadilan Tuhan pasti menghukum orang fasik. Hanya ada satu cara menghindarkan diri dari hukuman yaitu: bertobat, mengaku dosa,
dan memohon pengampunan-Nya.
Itulah yang diungkapkan Bildad menjawab sikap tegar Ayub bahwa dirinya tidak berdosa (ayat 2-4). Masalahnya, apa bukti Ayub berdosa? Bildad mulai dengan mengecam sikap Ayub yang dianggapnya sombong, seakan-akan dirinya dan teman-temannya bersikap bodoh dalam menuduh Ayub berdosa (ayat 1-4). Lalu Bildad meneruskan perkataannya dengan menguraikan nasib orang fasik (ayat 5-21). Pertama, orang fasik yang tampaknya bernasib terang, akan mengalami kegelapan yang menyebabkan ia akan terhambat dalam jalan kejahatannya (ayat 5-7). Kedua, orang fasik akan mengalami nasib buruk terjebak oleh perangkap yang dipasangnya sendiri, seperti seorang pemburu terkena umpannya sendiri (ayat 8-10). Ketiga, segala “nasib sial” akan mengejarnya ke mana pun ia pergi, yakni: kelaparan, penyakit, dan bahkan kematian. (kata “kemah” di sini menunjukkan tubuhnya) (ayat 11-15). Keempat, orang fasik akan binasa dalam keadaan miskin, kesepian, dan menderita (ayat 16-21).
Terdapat dua kesalahan dalam paparan Bildad tentang orang fasik ini. Kesalahan pertama adalah Bildad hanya menguraikan nasib ̀ lahiriah’ dari
33
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
orang fasik. Kenyataannya justru banyak orang fasik yang secara lahiriah hidup menyenangkan. Sesungguhnya kesusahan orang fasik lebih bersifat psikis dan hati nurani. Kesalahan kedua adalah
Bildad `salah alamat’ dengan mengidentikkan Ayub sebagai orang fasik, padahal tak satu pun tuduhan para sahabat Ayub bahwa Ayub berdosa terbukti.
Alkitab menyatakan orang fasik dimurkai Tuhan. Bildad tak berhak menuduh bahwa Ayub adalah orang fasik. Kekeliruan Bildad ini disebabkan hanya melihat penderitaan fisik Ayub saja. Sebenarnya bukan tugas kita untuk menilai bahkan menghakimi orang lain. Hanya firman Tuhan yang boleh dijadikan ukuran fasik tidaknya seseorang. (SH)
Kamis, 5 Oktober 2017PENGHIBUR BUKAN PERONGRONG
(BACAAN: AYUB 21)
Pada akhir ronde kedua dialog Ayub dan ketiga temannya, ia mengajukan kenyataan yang sering kita jumpai. Ada orang baik
yang mengalami masalah serius bertubi-tubi. Misalnya, seorang yang mau menjadi misionaris tewas dalam perjalanan ke tempat misi. Seorang yang pensiun dari pelayanan dengan harapan menikmati masa tua bersama cucu, hanya untuk mendapati dirinya terkena kanker ganas. Sementara itu, orang-orang jahat berkuasa. Koruptor dan para penjahat kelas kakap lolos dari hukuman. Teroris merajalela menculik, memperkosa, membunuh, menimbulkan kerusakan hebat di mana-mana. Bagaimana orang terhibur dengan kata-kata Elifas, Bildad, dan Zofar?
Terkadang kita ingin membela Tuhan, hanya karena kita tahu satu-dua hal tentang Tuhan. Ketika kita berhadapan dengan pahit dan getirnya pengalaman hidup sesama manusia, maka dengan mudahnya kita memberi ceramah rohani kepada orang-orang yang malang. Kita tidak berupaya memberikan telinga kita untuk mendengar keluhan
34
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
mereka. Mereka membutuhkan pundak tempat menangis dan tangan untuk memeluk mereka. Di tengah kompleksitas hidup, Tuhan memanggil kita menjadi saksi-saksi-Nya.
Ayub mengawali kata-katanya dengan permintaan agar teman-temannya mendengar baik-baik apa yang hendak ia katakan (2). Setelah itu, ia mengakhirinya dengan hardikan bahwa kata-kata yang disodorkan teman-temannya itu tidak sesuai dengan kenyataan dan hanya memperburuk keadaan (3-4). Hari ini kita sekali lagi diingatkan bahwa kepercayaan kepada karma adalah bodoh, berbahaya, dan menyakitkan.
Alkitab tidak mengajarkan bahwa kesuksesan dan kemapanan hidup merupakan indikator keselamatan kekal. Kenapa orang baik terkena masalah dan orang jahat kelihatannya sukses? Terkadang kita memang tidak tahu dan tidak ada perlunya kita berpura-pura tahu atau menebak-nebak. Biarlah kehadiran kita menjadi saluran anugerah dan penghiburan Tuhan bagi orang-orang di sekitar kita. (AKI)
Jumat, 6 Oktober 2017SEPERTI EMAS
(BACAAN: AYUB 23:1-17)
Emas termasuk logam mulia, yaitu logam yang tahan terhadap oksidasi dan korosi (karat). Berbeda dengan kayu yang menjadi abu bila dibakar,
emas tetap bertahan dalam kobaran api. Hanya wujudnya yang mencair pada suhu sekitar 1000°C.
Ayub menggambarkan pengalaman dan ujian hidupnya sebagai proses pemurnian emas (ay. 10). Ia juga menyadari hidup ini penuh misteri, termasuk fakta bahwa Allah seolah diam saja. Di situ Ayub belajar beriman bahwa Allah itu hidup dan sedang menguji dirinya.
35
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
Seolah-olah, Ayub berkata kepada sahabatnya, “Hai Elifas, Bildad, dan Zofar, sekalipun aku tak mampu menemukan hadirat Allah, aku yakin Dia hidup dan mengetahui jalan
hidupku. Dia tahu jalan yang kutempuh. Aku percaya kepada-Nya. Setelah ujian ini berlalu, Dia akan membenarkan aku, sebab Dia tahu bagaimana aku hidup di hadapan-Nya. Aku akan timbul seperti emas yang sudah teruji oleh api pencobaan. Aku bersaksi bahwa aku menuruti jalan-Nya, dan firman-Nya aku simpan dalam hatiku” (ay. 8-12).
Kisah penderitaan Ayub ini dimaksudkan untuk mengajarkan kepada kita bahwa selalu ada rencana terbaik di balik setiap ujian hidup yang Tuhan izinkan menimpa kita. Cara Ayub memandang persoalan mengajar kita bahwa Tuhan memegang kendali kehidupan kita. Hidup kita ibarat emas dan begitu berharga di mata Tuhan. Jika Tuhan ‘membakar’ hidup kita, Dia tidak bermaksud menghancurkannya. Sebaliknya, Dia ingin mendapati kualitas iman yang teruji, yang murni, sebuah kehidupan yang tanpa cela di hadapan-Nya. (SYS)
Sabtu, 7 Oktober 2017BERANI KARENA BENAR(BACAAN: AYUB 27:1-6)
Saya punya seorang teman yang terkenal berani. “Selama aku benar, enggak ada yang perlu kutakuti. Siapa pun akan kuhadapi, dengan
segala risikonya,” katanya. Tak jarang prinsip yang dipegangnya dengan teguh ini membuatnya kerepotan. Ia pernah dipanggil pihak manajemen di kantornya karena dianggap bersalah, padahal ia sama sekali tidak melakukan kesalahan. Pengalaman itu tak membuatnya jera. Baginya, mempertahankan kebenaran memang bukan tanpa risiko.
Dalam percakapan dengan teman-temannya, Ayub terlihat jelas sebagai sosok yang tidak mau mengkompromikan kebenaran. Uraian, nasihat, dan sangkaan mereka—bahwa dirinya pasti ada kesalahan di hadapan
36
eMAGZ
Family Fel lowship | #CARE
Allah—dibalasnya dengan tegas bahwa ia tidak bersalah. Ayub bahkan berkata, “Sampai binasa aku tetap mempertahankan bahwa aku tidak bersalah.” Ia melanjutkan bahwa dirinya
berkomitmen untuk memegang teguh kebenaran dalam hari-hari yang telah dijalaninya (ay. 6). Dari mana keberanian dan keteguhan hati Ayub terhadap kebenaran? Semuanya berasal dari hati Ayub yang takut akan Allah (Ayb. 1:1). Kualitas pribadi yang diakui, bahkan dibanggakan oleh Allah di hadapan Iblis (Ayb. 1:8).
Ada korelasi kuat antara takut akan Allah dengan cara hidup seseorang. Seseorang yang mengaku bahwa ia takut akan Allah, tetapi sering mengkompromikan kebenaran, pengakuannya dapat diragukan. Masihkah kebenaran menjadi hal yang berharga dan kita pegang teguh? Masihkah takut akan Tuhan ada dalam diri kita? (GHJ)
37
eMAGZ
PENGUMUMAN
Hari / Tanggal Keterangan
Senin, 2 Oktober 2017 23.00Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Bahtera Yudha , 96,4 FMHUT: Ibu HannaHUT: Ibu Megawati G
Selasa, 3 Oktober 2017 STAR: BAHASA YUNANIOleh Ibu Mettasari, M.Div.HUT: Ibu Lisa LesmanaHUT: Sdri. Debora Oktavia Smith
Rabu, 4 Oktober 2017 18.30Pembinaan Jemaat modul 1 “Gereja Yang Menggerakkan Jemaat”Oleh: Ev. Heri Kristanto
19.00 Latihan Musik KU 3
Kamis, 5 Oktober 2017 18.30Pembinaan Jemaat modul 1 “Gereja Yang Menggerakkan Jemaat”Oleh: Ev. Yohanes Dodik
19.00 Latihan Musik KU 1 dan KU 2Jumat, 6 Oktober 2017 HUT: Ibu Swie HiangSabtu, 7 Oktober 2017 06.00 Doa Pemuridan
18.30 Persekutuan Pemuda
22.00Siaran rohani “Grace Alone” Pdt. Yakub Tri Handoko, Th.M di Radio Mercury, 96 FM
Minggu, 8 Okt 2017 HUT: Ibu Endang SupiatiHUT: Bp. SugirahardjoHUT: Sdri. Alice Pigai
AGENDA MINGGU INI
eMAGZ
JADWAL PENATALAYANAN
IBADAH UMUMMinggu, 1 Oktober 2017
Penata-layanan
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
Ibadah Umum I(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Cab. Darmo
(Pk. 07.00)
Cab. Darmo
(Pk. 10.00)
Tema Jika Allah Baik, Mengapa Orang Benar Menderita? Bagian 2 (Mazmur 73)
Pengkhot-bah
Gabung Ibadah Umum
Pdt. Yakub Tri Handoko, Th. M
Pdt. Reyco Wattimury,
S.Th
Ev. Yo-hanes Dodik
Ev. Edo Walla
Liturgos Ibu Wilis Ibu Ike Ev. Mito Sdr. Dave
Pelayan Musik Bp. Eliazar
Sdr. AmirSdr. ClemingSdr. Willy W
Sdr. Amir
Sdr. AmirSdr. Rio
Sdr. IshakSdr.
KlemensPelayan
LCD Sdr. Lutfi Sdr. Evan Sdr. Tan Hendra Sdr. Yosi Sdri.
Marlin
Penyambut Jemaat
Bp. Agus Sw
Ibu EnggarIbu Naomi
Sdr. CalvinSdr. Aurel
Sdr. Nathan
Sdr. KevindieSdri. BrendaSdri. Karina
Sdr. Sebastian
Ibu RuthBp. Andrew L
Doa Syafaat Bp. Agus Swandono Ev. Heri Ibu Mei Ev.
DodikEv. Edo Walla
Doa Pra & pasca Ibadah
Ibu Wilis Ev. Heri
Singer Ibu DebbyIbu Santi
Ibu CarlaSdr. Daniel
Sdri. LiaSdr. Michael
Sdri. EkaSdri. Dita
Sdri. DinaSdri. Dita
Sdri. Clara
39
eMAGZ
JADWAL PENATALAYANAN
IBADAH UMUMMinggu, 08 Oktober 2017
Penata-layanan
Ibadah Remaja
(Pk. 10.00 WIB)
Ibadah Umum I(Pk. 07.00)
Ibadah Umum II(Pk. 10.00)
Ibadah Umum III (Pk. 17.00)
Cab. Darmo
(Pk. 07.00)
Cab. Darmo
(Pk. 10.00)
Tema Jika Allah Baik, Mengapa Dia Tidak Menjawab Doa?(2 Korintus 12:7-10)
Pengkhot-bah
Ev. Heri Kristanto Ev. Yohanes Dodik Iswanto Pdt. Steward Mouls
Liturgos Sdr. Aaron Bp. Andreas W Sdri. Helen Bp. Koe-soemo
S d r i . Grace
Pelayan Musik
Sdr. AndreasSdr. Igo
Sdr. YeyelSdr. Arka
Sdr. Michael
Sdr. Tan Hendra
Sdr. HarisSdr. Edsel
Sdr. James
Sdr. AmirSdri.
StephanieSdr. Rio
Sdr. SugikSdr. Yosua
Pelayan LCD Sdr. Evan Sdr. Kevin
TSdri.
Melissa Sdr. Yosi Sdri. Marlin
Penyambut Jemaat
Sdri. FefeSdri. Naomi
Ibu TitikSdri.
KrisnaSdr. Yori
Bp. Hendri Tjong
Ibu MellyIbu Evi
Sdr. Robin
Bp. ImboIbu SuyatmiBp. Andreas
Ibu Rini
Sdr. Mito
Doa Syafaat
Sdri. Naomi Bp. Santoso Sdr. Robin Ibu Carla
Pdt. StewardDoa
Persemba-han
Sdr. Mito
Doa Pra & pasca Ibadah
Ev. Dodik Bp. Andreas Ev. Heri
SingerIbu Vena
Sdri. Michelle
Sdr. IanSdri.
Michelle
Sdri. AngelineSdr. Dennis
AngTEAM Sdri. Clara
Sdri. Suci
40
eMAGZ
JADWAL PENATALAYANAN
Keterangan 1 Oktober 2017(Pk. 09.30 WIB)
8 Oktober 2017(Pk. 09.30 WIB)
Liturgis Kak Santi Kak Mei
Pelayan Musik Kak Willy Kak Willy
Doa Pra/Pasca SM Kak Suani Kak Vena
TemaTUHAN MEMILIKI
RENCANA ATAS HIDUP YUSUF
TUHAN MEMILIKI RENCANA ATAS HIDUP YUSUF
Bahan Alkitab Kejadian 35:23-36; 37:1-11 Kejadian 37:12-36
Sion Kak Budi Kak Budi
Getsemani Kak Suani Kak Suani
Yerusalem Kak Vena Kak Vena
Nazareth Kak Debby Kak Dessy
Betlehem Kak Kezia Kak Santi
SEKOLAH MINGGU
Keterangan 30 September 2017(Pk. 09.30 WIB)
7 Oktober 2017(Pk. 09.30 WIB)
Tema
Pengkhotbah Pdt. Reyco W Pdt. Reyco W
Litrugos Sdri. Fredy Sdri. July
Pelayan Musik TEAM TEAM
Pelayan LCD Sdri. Christine Sdri. Christine
Penyambut Jemaat Sdri. JennySdri. Lovery
Sdri. ClaraSdr. Oka
Petugas Doa Sdr. Lovery Sdr. Oka
Singer Sdri. YantiSdr. Lexi
Sdri. ElsyeSdr. Lovery
IBADAH PEMUDA
41
eMAGZ
Data Kehadiran Jemaat
Ibadah Hari/Tanggal Jumlah Jemaat Keterangan
Umum 1
Minggu, 24 September 2017
41
Umum 2 94
Umum 3 61
Sekolah Minggu 30
Remaja 17
Pemuda -
Cab. Darmo KU 1 -
Cab. Darmo KU 2 73 SM = 6; RM = 3
POS Batam 16 SM = 46; RM = 67
POS Batu Aji SM & RM = 28
DATA KEHADIRAN JEMAAT