1
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF THE INCOME OF ADVERTISEMENT AND STREET LIGHTING
TAXES ON TAX REVENUE
(A Case Study at the Income Departement of Tasikmalaya)
By,
TATI SITI NURZANAH
083403136
Guidance :
Euis Rosidah, SE., M.AK
Iwan Hermanyah, SE., M.Si. Ak.,
This research objectives were to know: (1)the income of advertisement, the street lighting
taxes, and tax revenue at Tasikmalaya City (2) the influence of the income of advertisement and
street lighting taxes partially and simultaneously on tax revenue Tasikmalaya City. The method
which used in this research was an analytic descriptive method with a case study approach. The
techniques of collecting the data are done through the primary data which obtained directly from
the data source from the Income Departement of Tasikmalay and the secondary data which
acquired from literature and books related to the research problem. The tool of analyzing the data
is multiple regression test with the scale of ration measurement. The hypothesis examination uses
t-test for partially and uses f-test for simultaneously. Influence of the income of advertisement and
street lighting taxes partially had on advertisement and street lighting taxes partially has had an
effect significant influence on tax revenue. The result of this research shows that the income of
advertisement and street lighting taxes simulataneously has had an effect significant on tax
revenue effect.
Key word : the income of advertisement tax, the income of street lighting tax,
Tax revenue
2
ABSTRAK
PENGARUH PENDAPATAN PAJAK REKLAME DAN PAJAK PENERANGAN JALAN
TERHADAP PENERIMAAN PAJAK DAERAH
(Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya)
Oleh,
TATI SITI NURZANAH
083403136
Pembimbing :
Euis Rosidah, SE.,M.AK
Iwan Hermansyah, SE., M.Si.Ak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pendapatan Pajak Reklame, Pajak
Penerangan Jalan, dan Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya, (2) Pengaruh Pendapatan
Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara parsial dan simultan terhadap Penerimaan Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskrptif analitis
dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui data data primer dan
data yang diperoleh langsung dari sumber dimana penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendapatan
Kota Tasikmalaya dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari literatur dan buku-buku yang
ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti. Alat analisis yang digunakan adalah analisis
regresi berganda dengan skala rasio. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t untuk parsial
dan uji F untuk simultan. Hasil penelitian menunjukan Pendapatan Pajak Reklame secara parsial
berpengaruh tidak signifikan terhadap Penerimaan pajak Daerah. Pendapatan Pajak Penerangan
Jalan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan Pajak Daerah. Pendapatan Pajak
Reklame dan Pajak Penerangan Jalan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penerimaan
Pajak Daerah.
Kata Kunci: Pendapatan Pajak Reklame, Pendapatan Pajak Penerangan Jalan, dan Penerimaan
Pajak Daerah.
3
LATAR BELAKANG PENELITIAN
Pembiayaan pemerintah daerah
dalam melaksanakan tugas pemerintahan
dan pembangunan senantiasa memerlukan
sumber penerimaan yang dapat diandalkan.
Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh
daerah terutama sejak diberlakukannya
Otonomi Daerah sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai
penyempurnaan UU Nomor 1999 tentang
Pokok-Pokok Pemerintah Daerah dan UU
Nomor 29 Tahun 1999 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah. Dengan adanya otonomi daerah
dipacu untuk dapat berkreasi mencari
sumber penerimaan daerah yang dapat
mendukung pembiayaan pengeluaran
daerah. Dari berbagai alternatif sumber
penerimaan yang mungkin dipungut oleh
daerah, Undang-Undang tentang
Pemerintahan Daerah menetapkan pajak dan
retribusi daerah menjadi salah satu sumber
penerimaan yang berasal dari dalam daerah
dan dapat dikembangkan sesuai dengan
kondisi masing-masing daerah.
Untuk memungut pajak dan
retribusi daerah pemerintahan dan DPR
sejak lama telah mengeluarkan undang-
undang dasar hukum yang kuat. Selain itu
peraturan yang dikeluarkan pada masa
pemerintahan penjajah Belanda masih ada
yang tetap digunakan sampai dengan tahun
1997. Hal ini terjadi karena ketentuan
peralihan Undang-Undang Dasar 1945
memang memungkinkan penerapan
peraturan perundang-undangan yang ada
masih tetap berlaku selama belum diadakan
yang baru. Hanya saja mengingat
perkembangan kondisi sosial, ekonomi, dan
politik yang semakin membaik segala
peraturan pemungutan pajak dan retribusi
daerah di Indonesia perlu dilakukan agar
memiliki dasar hukum yang lebih kuat dan
hasilnya dapat digunakan untuk membiayai
pengeluaran pemerintah daerah.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1997 lahir sebagai upaya untuk mengubah
sistem perpajakan daerah dan retribusi
daerah yang berlangsung di Indonesia, yang
banyak menimbulkan kendala, baik dalam
penetapan maupun pemungutannya. Adanya
ketidak jelasan dalam penetapan objek pajak
maupun objek retribusi serta kemungkinan
timbulnya pengenaan berganda telah
mengakibatkan proses pemungutan pajak
dan retribusi daerah tidak sesuai lagi dengan
perkembangan kondisi ekonomi dan
dinamika masyarakat. Oleh karena itu,
lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun
1997 telah membawa perubahan dalam
pemungutan pajak dan retribusi daerah.
Dalam perkembangan penerapan Undang-
Undang tersebut, pemerintah dan DPR
merasa perlu dilakukan perubahan dan
penyempurnaan seiring dengan
perkembangan situasi perekonomian secara
makro serta otonomi daerah yang semakin
besar. Dengan demikian, Undang-Undang
Nomor 34 Tahun 2000 lahir sebagai
penyempurnaan terhadap Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1997.
Pemberlakuan pajak dan retribusi
daerah sebagai sumber penerimaan daerah
pada dasarnya tidak hanya menjadi urusan
pemerintah daerah sebagai pihak yang
menetapkan dan memungut pajak dan
retribusi daerah, tetapi juga berkaitan dengan
masyarakat pada umumnya. Sebagai anggota
masyarakat yang menjadi bagian dari
daerah, setiap orang atau badan-badan yang
memenuhi ketentuan yang diatur dalam
peraturan pajak daerah maupun yang
menikmati jasa yang diberikan oleh
pemerintah daerah harus membayar pajak
atau retribusi daerah yang terutang. Hal ini
menunjukan pada akhirnya proses
pemungutan pajak dan retribusi daerah akan
memberikan beban kepada masyarakat. Oleh
karena itu, masyarakat perlu memahami
ketentuan pajak dan retribusi daerah dengan
jelas agar mau memenuhi kewajibannya
dengan penuh tanggung jawab.
Pajak daerah terdiri dari berbagai
jenis pajak yang terkait dengan berbagai
sendi kehidupan masyarakat. Demikian pula
dengan retribusi daerah. Masing-masing
jenis pajak dan retribusi daerah memiliki
objek, subjek, tarif, dan berbagai ketentuan
pengenaan tersendiri, yang mungkin berbeda
dengan jenis pajak atau retribusi daerah
lainnya. Di sisi lain semangat otonomi
daerah yang diberlakukan di Indonesia
memungkinkan setiap daerah provinsi atau
kabupaten/kota mengatur daerahnya sendiri.
Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009, pasal 2
menyebutkan:
3
1 Jenis Pajak Provinsi terdiri atas:
a. Pajak Kendaraan Bermotor;
b. Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor;
c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor;
d. Pajak Air Permukaan;
e. Pajak Roko.
2 Jenis Pajak Kabupaten/ Kota terdiri
atas:
a Pajak Hotel;
b Pajak Restoran;
c Pajak Hiburan;
d Pajak Reklame;
e Pajak Penerangan Jalan;
f Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan;
g Pajak Parkir;
h Pajak Air Tanah;
i Pajak Sarang Burung Walet;
j Pajak Bumi dan Bangunan
Pedesaan dan Perkotaan; dan
k Bea perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan.
Dari banyak komponen pajak
daerah yang dikelola Kota Tasikmalaya
yang menarik untuk diteliti oleh penulis
adalah Pajak Reklame dan Pajak Penerangan
Jalan, yang secara kasat mata banyak
terdapat dihampir sepanjang Kota
Tasikmalaya. Banyak reklame jenis outdoor
maupun indoor (di dalam gedung mall)
dalam bentuk poster, spanduk, baligo,
hingga billboard raksasa, reklame suara,
reklame mobil bahkan untuk tahun 2008
muncul jenis reklame yang baru yaitu
megatron. Dengan bertambahnya jenis
reklame bisa di manfaatkan oleh pihak
perusahaan atau badan yang akan
mengiklankan produknya dengan
menggunakan pemasangan reklame sebagai
salah satu alat promosi. Dalam hal ini berarti
tidak menutup kemungkinan Kota
Tasikmalaya memiliki potensi yang besar
untuk memperoleh pendapatan dari sektor
pajak reklame.
Selain pajak reklame komponen pajak
daerah lainnya yang menarik untuk di teliti
adalah pajak penerangan jalan. Pajak
penerangan jalan ini sangat dibutuhkan bagi
semua orang yang akan melakukan
aktivitasnya pada malam hari. Fungsi dari
penerangn jalan umum akan sangat
membantu kelancaran kegiatan ekonomi
khususnya di Kota Tasikmalaya, sehingga
masyarakat yang akan menjalankan
usahanya pada malam hari tidak akan
terganggu oleh masalah penerangan. Tidak
hanya bagi masyarakat yang akan
melakukan usaha pada malam hari, manfaat
lain dapat dirasakan juga oleh masyarakat
pengguna jalan. Mereka tidak akan kesulitan
berkendara karena sepanjang jalan yang
mereka lalui sudah terpasang penerangan
jalan.
IDENTIFIKASI MASALAH
Yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Pendapatan Pajak Reklame
di Kota Tasikmalaya
2. Bagaimana Pendapatan Pajak
Penerangan Jalan di Kota Tasikmalaya
3. Bagaimana Penerimaan Pajak Daerah
di Kota Tasikmalaya
4. Bagaimana Pengaruh Pendapatan Pajak
Reklame dan Pajak Penerangan Jalan
secara Parsial dan secara Simultan
terhadap Penerimaan Pajak Daerah di
Kota Tasikmalaya.
Menurut Brotodiharjo, R (1982 :
2) mengatakan bahwa :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada negara
(yang dapat di paksakan) yang terutang oleh
wajib pajak membayarnya berdasarkan
peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat
prestasi kembali yang langsung dapat di
tunjuk dan yang dapat di gunakan untuk
membiayai pengeluaran umum berhubungan
dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintah”.
Menurut Mardismo (2004 : 1)
mengatakan bahwa :
“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas
negara berdasarkan undang-undang (yang
dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat
jasa timbal balik (kontra prestasi) yang
langsung dapat ditunjukan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran
umum”.
Menurut Marihot P. Siahaan (2005
: 7) mengatakan bahwa :
4
4
“Pajak adalah pungutan dari masyarakat
oleh negara (pemerintah) berdasarkan
undang-undang yang bersifat dapat
dipaksakan dan terutang oleh wajib yang
membayarnya dengan tidak mendapat
prestasi kembali (kontra prestasi/balas jasa)
secara langsung, yang hasilnya digunakan
untuk membiayai pengeluaran negara dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan”.
Menurut Perda Nomor 4 tahun
2011 mendefinisikan pajak reklame sebagai
berikut:
“Pajak atas penyelenggaraan Reklame.
Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau
media yang bentuk dan corak ragamnya
dirancang untuk tujuan komersial
memperkenalkan, menganjurkan,
mempromosikan atau untuk menarik
perhatian umum terhadap barang, jasa, orang
atau badan, yang dapat dilihat, dibaca,
didengar, dirasakan dan atau dinikmati oleh
umum”.
Menurut Ahmad Y (2008: 55)
mendefinisikan pajak reklame sebagai
berikut:
“Pajak atas penyelenggaraan reklame.
Reklame yaitu benda, alat, perbuatan, atau
media yang menurut bentuk dan corak
ragamnya untuk tujuan komersial di
pergunakan untuk memperkenalkan,
mengajukan atau memujikan suatu barang,
jasa atau orang, ataupun untuk menarik
perhatian umum kepada suatu barang, jasa
atauorang yang ditempatkan atau dapat
dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu
tempat oleh umum kecuali yang dilakukan
oleh pemerintah”.
Pajak penerangan jalan adalah
pajak atas penggunaan tenaga listrik, dengan
ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut
tersedia penerangan jalan, yang rekeningnya
dibayar oleh pemerintah daerah (Ahmad Y,
2008; 56)
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif analisis dengan
pendekatan studi kasus. Menurut Bogdan
dan Bikien (1982) yang dialih bahasakan
oleh Erna Febru Aries S (2008) studi kasus
merupakan pengujian secara rinci terhadap
satu latar atau satu orang subjek atau satu
tempat penyimpanan dokumen atau satu
peristiwa tertentu. Metode deskriptif adalah
suatu metode dalam meneliti setatus
sekelompok manusia, suatu obyek, suatu
kondisi, atau suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat
deskipsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta sifat, serta hubungan antar
fenomena yang diselidiki (Mohamad Nazir,
2003:63).
OPERASIONALISASI VARIABEL
Dalam penelitian ini penulis melakukan
analisis pada pengaruh yang ditimbulkan
variabel independen terhadap variabel
devenden. Variabel-variabel sehubungan
dengan judul yang diajukan adalah
Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame dan
Pajak Penerangan Jalan Terhadap
Penerimaan Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya. Maka, yang menjadi variabel
dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen (variabel bebas)
Variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya
variabel devenden.
Dalam penelitian ini yang berfungsi
sebagai variabel bebas yaitu :
Χ1 = Pendapatan Pajak Reklame,
indikatornya yaitu :
- Nilai sewa reklame
- Nilai jual pajak reklame
- Nilai strategis pemasangan
reklame.
X2 = Pendapatan Pajak Penerangan
Jalan , indikatornya yaitu :
- Nilai jual objek pajak
penerangan jalan.
2. Variabel Dependen (variabel terikat)
Variabel dependen (terikat) merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang
menajdi akibat karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang
dijadikan variabel dependen yaitu :
Y = Penerimaan Pajak Daerah,
indikatornya yaitu :
- Pajak reklame
- Pajak penerangan jalan
- Pajak hotel
- Pajak restoran
- Pajak parkir
5
5
- Pajak penggalian bahan
galian golongan c
- Pajak hiburan
- Pajak air tanah
- Bea perolehan hak atas
tanah dan bangunan.
Untuk lebih jelasnya penulis
sajikan operasionalisasi variabel yang diteliti
dalam tabel.
Tabel 1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Konsep Indikator ukuran skala
Pendapatan Pendapatan pajak reklame - Nilai Sewa Reklame Rupiah Rasio
Pajak adalah secara keseluruhan (NSR) dalam satuan
Reklame penerimaan pajak atas uang
(X1) penyelenggaraan reklame. - Nilai Jual Objek
Reklame adalah benda, alat, Reklame (NJOR)
Perbuatan, atau media yang dalam satuan uang
Menurut bentuk dan corak - Nilai Strategis
Ragamnya untuk tujuan Pemasangan
Komersial, digunakan untuk Reklame dalam
Memperkenalkan, satuan uang
Memujikan suatu barang, jasa,
atau orang, ataupun untuk
menarik perhatian umum
kepada suatu barang, jasa, atau
orang, yang dilihat, dibaca, dan
atau didengar dari suatu
tempat umum, kecuali yang
dilakukan oleh pemerintah.
(Ahmad Y, 2008: 55)
Pendapatan pajak atas penggunaan tenaga - Nilai Jual Objek Rupiah Rasio
Pajak listrik, dengan ketentuan bahwa Penerangan
Penerangan diwilayah daerah tersebut Jalan dalam satuan
Jalan tersedia penerangan jalan, uang
(X2) yang rekeningnya dibayar
oleh pemerintah daerah.
(Ahmad Y, 2008: 56)
Penerimaan Pajak Daerah adalah iuran - Pajak Hotel Rupiah Rasio
Pajak wajib yang dilakukan oleh - Pajak Restoran
Daerah pribadi atau badan kepada - Pajak Reklame
(Y) daerah tanpa imbalan langsung - Pajak Hiburan
yang seimbang, yang berlaku, - Pajak
yang digunakan untuk membiayai Penerangan
penyelenggaraan pemerintah Jalan
daerah dan pembangunan daerah. - Pajak
(Erly Suandy, 2011: 229) Pengambilan
Bahan Galian
Golongan C
- Pajak Parkir
- Pajak Air Tanah
6
7
- Bea perolehan hak atas
tanah dan bangunan.
MODEL/PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma penelitian merupakan
pola pikir yang menunjukan hubungan
antara variabel yang akan diteliti yang
sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis, dan
jumalah hipotesis, dan teknik analisis
statistik yang digunakan (Sugiyono, 2010 :
63).
Dalam hal ini, sesuai dengan judul
penelitian ”Pengaruh Pendapatan Pajak
Reklame dan Pajak Penerangan Jalan
Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya”.
Maka paradigma penelitiannya adalah :
Gambar 1
Paradigma Penelitian
Keterangan :
X1 = Pendapatan Pajak Reklame
X2 = Pendapatan Penerangan Jalan
Y = Penerimaan Pajak Daerah
ɛ = Faktor-faktor lain yang tidak diteliti
TEKNIK ANALISIS DATA
Dalam penelitian kuantitatif,
analisis data merupakan kegiatan setelah
data dari seluruh responden terkumpul.
Kegiatan dalam menganalisis data adalah
mengelompokan data berdasarkan variabel
dari seluruh responden, mentabulasikan data
berdasarkan variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab
rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipotesis yang
telah diajukan untuk penelitian yang tidak
merumuskan hipotesis, langkah terakhir
tidak dilakukan (Sugiyono, 2010 : 206).
Berdasarkan data yang telah
dikumpulkan akan diperoleh dan dianalisis
sebagai berikut :
1. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pendapatan pajak
reklame (X1) dan pajak penerangan jalan
(X2) terhadap penerimaan pajak daerah (Y)
dengan rumus sebagai berikut :
Sugiyono, (2010 : 278)
Sugiyono, (2010 : 278)
Keterangan :
Y = Variabel Dependen (Penerimaan
Pajak Daerah)
X1 = Variabel Independen ( Pendapatan
Pajak Reklame)
X2 = Variabel Independen (Pendapatan
Pajak Penerangan Jalan)
a = Nilai Y Jika X = 0 (harga konstan)
b = Koefisien Regresi
2. Analisis Korelasi Ganda Korelasi ganda menunjukan
kuatnya hubungan antara pendapatan pajak
reklame (X1), pendapatan pajak penerangan
jalan (X2) dengan penerimaan pajak daerah
(Y).
Rumus ditulis sebagai berikut :
𝑅𝑌𝑋1𝑋2 =
𝑟𝑌𝑋1𝑋22+ 𝑟𝑌𝑋2
2 −2𝑟𝑌𝑋1 𝑟𝑌𝑋2 𝑟𝑋1𝑋2
1−𝑟𝑋1𝑋2
Sugiyono, (2010 : 256)
Keterangan :
𝑅𝑌𝑋1𝑋2 = korelasi ganda antara X1
X2 secara bersama-sama
dengan Y
X1
X2
Y
ɛ
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2
𝑋1 𝑌 = 𝑎 𝑋1 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋1𝑋2
𝑋2 𝑌 = 𝑎 𝑋1 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋22
8
𝑟𝑌𝑋1 = korelasi product moment
antara X1 dengan Y
𝑟𝑌𝑋2 = korelasi product moment
antara X2 dengan Y
𝑟𝑋1𝑋2 = korelasi product moment
antara X1 dan X2
Untuk dapat memberi interpretasi
terhadap kuatnya hubungan, maka dapat
digunakan pedoman sebagai berikut :
Tabel 2
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi
Interfal Koefisien Tingkat
Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sugiyono,( 2010 : 250)
3. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk
mengetahui besarnya pengaruh Pendapatan
Pajak Reklame (X1), dan Pengaruh
Pendapatan Pajak Penerangan Jalan (X2)
terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Y).
Rumus koefisien determinasi
dapat dilihat sebagai berikut :
Kd = (r2) x 100%
Keterangan :
Kd = koefisien determinasi
r2 = koefisien korelasi dikuadratkan
Untuk mengetahui apakah hubungan
anatara X dan Y di atas berpengaruh, maka
dilakukan uji hipotesis sebagai berikut :
1) Ha1 : 𝜌𝑌𝑋1 ≠ 0 :
Pendapat
an pajak
reklame
berpenga
ruh
secara
parsial
terhadap
penerima
an pajak
daerah.
Ho1 : 𝜌𝑌𝑋1= 0 :
Pendapat
an pajak
reklame
tidak
berpenga
ruh
secara
parsial
terhadap
penerima
an pajak
daerah.
2) Ho2 , 𝜌𝑌𝑋2 ≠ 0 :
Pendapat
an pajak
penerang
an jalan
berpenga
ruh
secara
parsial
terhadap
penerima
an pajak
daerah. Ho2, 𝜌𝑌𝑋2 = 0 :
Pendapat
an pajak
penerang
an jalan
tidak
berpenga
ruh
secara
parsial
terhadap
penerima
an pajak
daerah.
3) H𝑎3, 𝜌𝑌𝑋1 =𝜌𝑌𝑋2 ≠ 0 :
Pendapat
an pajak
reklame
dan pajak
penerang
an jalan
berpenga
ruh
secara
simultan
terhadap
penerima
an pajak
daerah.
9
H𝑜3, 𝜌𝑌𝑋1 =𝜌𝑌𝑋2 = 0 :
Pendapat
an pajak
reklame
dan pajak
penerang
an jalan
tidak
berpenga
ruh
secara
simultan
terhadap
penerima
an pajak
daerah.
4. Uji Signifikasi
Untuk menguji signifikasi
dilakukan dua pengujian yaitu :
1). Secara parsial menggunakan uji t
(Sugiyono, 2010 : 366)
t = 𝑟 𝑛−2
1−𝑟2
2). Secara simultan menggunakan uji F
(Sugiyono, 2010 : 256)
Untuk menguji signifikansi koefisien
korelasi ganda dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Fh = 𝑅2 / 𝑘
1− 𝑅2 /(𝑛−𝑘−1)
Keterangan :
R = koefisien korelasi ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah anggota sampel
Kriteria Pengujian
1). Secara Parsial
Ho diterima jika -t1 2 𝛼 ≤ thitung ≤ t
12 𝛼
Ho ditolak jika thitung > t1 2 𝛼 atau
thitung < -t 1 2 𝛼
2). Secara Simultan
Ho diterima Jika Fhitung≤Ftabel
Ho ditolak Jika Fhitung>Ftabel
Penentuan model keputusan
dilakukan dengan menggunakan metode
pengujian dua pihak dengan asumsi sebagai
berikut:
1. Daerah kritis dapat dicari dengan
melihat tabel, nilai tabel dapat dicari
pada tabel t yakni nilai t dari α = 0,05
2. Derajat kebebasannya df: n-2
5. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengujian di atas penulis akan melakukan
analisis bersifat kuantitatif. Dari hasil analisa
tersebut akan ditarik kesimpulan, apakah
hipotesis yang telah ditetapkan itu diterima
atau ditolak.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tabel 3
Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Pajak Reklame Kota Tasikmalaya
Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2011
No Tahun
Anggaran
Realisasi
(Rp)
Persentasi
Pertumbuhan (%)
1 2002 118.486.970,00 -
2 2003 202.987.105,00 71,32
3 2004 238.411.288,00 17,45
4 2005 280.252.339,00 17,55
5 2006 321.841.534,00 14,84
6 2007 623.509.447,00 93,73
7 2008 1.376.387.508,00 120,75
8 2009 1.614.636.017,00 17,31
10
9 2010 1.849.558.133,00 14,55
10 2011 1.788.089.621,00 -3,32
Jumlah 8.414.159.962,00
Rata-rata 841.415.996,00 40
(Sumber: Dinas Pendapatan, data diolah kembali)
Dari tabel diatas dapat dilihat
perubahan pendapatan pajak reklame dari
tahun ke tahun. Perubahan terbesar terjadi
pada tahun 2008 yaitu 120,75% dimana
jumlah nominal pendapatan pajak reklame
meningkat dari periode sebelumnya Rp
623.509.447 menjadi 1.376.387.508. Hal ini
disebabkan karena bertambahnya
pemasangan reklame dan perpanjangan izin
reklame. Pada tahun 2011 mengalami
penurunan yaitu -3,32% dimana jumlah
nominal pendapatan pajak reklame menurun
dari periode sebelumnya sebesar Rp
1.849.558.133 menjadi Rp 1.788.089.621.
hal ini disebabkan karena wajib pajak tidak
lagi memperpanjang izin reklame.
Tabel 4
Pertumbuhan Pendapatan Pajak Penerangan Jalan
Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2011
No Tahun
Anggaran
Realisasi
(Rp)
Persentasi Pertumbuhan
(%)
1 2002 1.614.257.635,00 -
2 2003 2.124.567.155,00 31,61%
3 2004 2.500.211.948,00 17,68%
4 2005 2.792.938.834,00 11,71%
5 2006 3.156.357.421,00 13,01%
6 2007 3.531.438.797,00 11,88%
7 2008 4.347.314.381,00 23,10%
8 2009 4.802.182.562,00 10,46%
9 2010 6.348.538.318,00 32,20%
10 2011 9.723.311.289,00 53,16%
Jumlah 40.941.118.340,00
Rata-rata 4.094.111.834,00 23%
(Sumber: Dinas Pendapatan, data diolah kembali)
11
Dari tabel diatas dapat dilihat
perubahan pendapatan pajak penerangan
jalan dari tahun ke tahun. Perubahan terbesar
terjadi pada tahun 2011 yaitu 53,16%
dengan jumlah nominal sebelumnya sebesar
Rp 6.348.538.318. menjadi Rp
9.723.311.289. Hal tersebut dikarenakan
semakin tingginya masyarakat pengguna
listrik, dimana ketika mereka membayar
biaya listrik sudah termasuk didalamnya
pajak penerangan jalan.
Tabel 5
Pertumbuhan Penerimaan Pajak Daerah
Tahun Anggaran 2002 sampai dengan 2011
No Tahun
Anggaran
Realisasi
(Rp)
Persentasi pertumbuhan
(%)
1 2002 2.924.234.221,00 -
2 2003 3.518.429.648,00 20,32%
3 2004 4.140.303.846,00 17,67%
4 2005 4.653.748.175,00 12,40%
5 2006 5.173.010.214,00 11,16%
6 2007 6.135.283.205,00 18,60%
7 2008 8.572.895.585,00 39,73%
8 2009 9.583.828.253,00 11,79%
9 2010 12.972.424.095,00 35,36%
10 2011 24.985.154.772,00 92,60%
Jumlah 82.659.312.014,00 -
Rata-rata 8.265.931.201,00 28,85%
(Sumber: Dinas Pendapatan, data diolah kembali)
Dari tabel diatas dapat dilihat
perubahan penerimaan pajak daerah dari
tahun ke tahun, perubahan terbesar terjadi
pada tahun 2011 yaitu 92,60% dimana
jumlah nominal penerimaan pajak daerah
meningkat dari periode sebelumnya yang
sebesar Rp 12.972.424.095 meningkat
menjadi Rp 24.985.154.772. hal tersebut
dikarenakan adanya penambahan pajak
daerah yang dikelola Dinas Pendapatan Kota
Tasikmalaya.
Pengaruh Pendapatan Pajak Reklame
dan Pajak Penerangan Jalan Secara
Parsial dan Simultan Terhadap
Penerimaan Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya
Untuk mengetahui pengaruh
pendapatan pajak reklame secara parsial
terhadap penerimaan pajak daerah Kota
Tasikmalaya berdasarkan koefisien
determinasi untuk nilai r secara parsial yaitu
pendapatan pajak reklame terhadap
12
penerimaan pajak daerah Kota Tasikmalaya.
Dari hasil pengolahan SPSS diketahui
koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan
Pajak Reklame (X1) terhadap Penerimaan
Pajak Daerah (Y) adalah sebesar -0,625
sedangkan diperoleh koefisien determinasi
sebesar 0,391 atau sebesar 39,1%,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti, diantaranya pajak
parkir, pajak hiburan serta pajak lainnya yg
termasuk kedalam pajak daerah. Untuk
pengujian signifikansi dilakukan dengan uji
t, diperoleh nilai thitung sebesar -2.117,
sedangkan diperoleh nilai ttabel dari tabel t
dengan ketentuan n-k-t atau (10-1-1), jadi
diperoleh nilai ttabel sebesar 2.306. Karena
thitung (-2.117 < 2.306) ttabel, atau dengan
melihat nilai sig sebesar 0,072 > 0,05 maka
Ho diterima, berarti Pendapatan Pajak
Reklame berpengaruh tidak signifikan
terhadap Penerimaan Pajak Daerah.
Dari pengolahan SPSS diketahui
koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan
Pajak Penerangan Jalan (X2) terhadap
Penerimaan Pajak Daerah (Y) adalah sebesar
0,983, dan diperoleh koefisien determinasi
sebesar 0,966 atau sebesar 96,6%. Untuk
pengujian signifikan dilakukan uji t,
diperoleh nilai thitung sebesar 14.105,
sedangkan diperoleh ttabel dari tabel t dengan
ketentuan n-k-1 atau (10-1-1), jadi diperoleh
nilai ttabel sebesar 2.306. Karena thitung (14.105
> 2.306) ttabel , atau dengan melihat nilai sig
sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha diterima,
berarti Pendapatan Pajak penerangan Jalan
secara Parsial berpengaruh signifikan
terhadap Penerimaan Pajak daerah. Hasil
tersebut dikarenakan pendapatan pajak
penerangan jalan mempunyai kontribusi
yang besar terhadap Penerimaan Pajak
Daerah.
Kemudian untuk mengetahui
pengaruh pendapatan pajak reklame dan
pajak penerangan jalan secara simultan
terhadap penerimaan pajak daerah kota
tasikmalaya, setelah melakukan penelitian
dan memperoleh data yang diperlukan, maka
dilakukan pengujian hipotesis yang
dilanjutkan. Dalam pengujian hipotesis
dilakukan serangkaian langkah-langkah uji
statistik yaitu analisis regresi berganda,
analisis korelasi, analisis koefisien
determinasi, pengujian hipotesis dan kaidah
keputusan secara simultan. Dengan
pengujian statistik di atas maka dapat
diketahui dari penaksiran derajat korelasi
pendapatan pajak reklame dan pajak
penerangan jalan terhadap penerimaan pajak
daerah Kota Tasikmalaya.
Dari data yang diperoleh dari Dinas
Pendapatan,, pengelolaan keuangan dan
asset daerah Kota Tasikmalaya kemudian
diolah dengan menggunakan program SPSS
Versi 16.0, maka hasil perhitungan yang
dilakukan penulis adalah sebagai berikut:
a Analisis Regresi Berganda
Untuk mengetahui besarnya
pengaruh pendapatan pajak reklame
(X1) dan penerangan jalan (X2)
terhadap Penerimaan Pajak Daerah (Y),
maka digunakan alat analisis regregi
berganda. Diperoleh persamaan regresi:
Y= a+b1 (X1) + b2(X2)
Hasil perhitungan persamaan
regresi ganda dengan menggunakan
SPSS 16.0 adalah sebagai berikut:
a = -3217492380,524
b1 = -1.569
b2 = 3.127
Maka persamaan regresinya adalah:
Y = -3217492380,524 - 1.569 (X1) +
3.127 (X2)
Dari persamaan regresi tersebut
dikatakan bahwa apabila Pajak
Reklame dan Pajak Penerangan Jalan
sama dengan nol (X=0) maka
Penerimaan Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya akan negatif (minus)
sebesar -3217492380,524. Adapun
interpretasi dari masing-masing
variabel yaitu sebagai berikut:
Koefisien regresi X1 = -1.569,
jika pendapatan pajak reklame
Kota Tasikmalaya meningkat
sebesar 1% maka Penerimaan
Pajak Daerah Kota Tasikmalaya
akan berkurang sebesar -1.569%
jadi tanda negatif menyatakan
pengaruh negatif dan berkurang
pendapatan pajak reklame akan
mengakibatkan berkurangnya
penerimaan pajak daerah Kota
Tasikmalaya.
Koefisien regresi X2 = 3.127,
jika pendapatan pajak penerangan
jalan Kota Tasikmalaya
meningkat sebesar 1% maka
Penerimaan Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya akan meningkat
13
sebesar 3.127% dari hal tersebut
dapat diketahui bahwa semakin
meningkat pajak penerangan jalan
Kota Tasikmalaya maka
Penerimaan Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya yang diraih pun akan
semakin tinggi.
b Analisis Koefisien Korelasi
Untuk mengetahui besarnya derajat
korelasi antara pendapatan pajak
reklame dan pajak penerangan jalan
dengan penerimaan pajak daerah,
berdasarkan hasil perhitungan dengan
menggunakan program SPSS 16.0,
diketahui nilai koefisien korelasi ganda
sebesar 0.994. Hal ini menunjukan
bahwa tingkat keeratan hubungan
antara pajak reklame dan pajak
penerangan jalan terhadap penerimaan
pajak daerah adalah sebesar 0.994.
Nilai tersebut berada diantara 0.80-
1.000 yang dapat dilihat pada tabel 3.2
dan angka tersebut menunjukan
terjadinya korelasi sangat kuat.
c Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui berapa pengaruh
pendapatan pajak reklame dan pajak
penerangan jalan secara simultan
terhadap penerimaan pajak daerah,
maka rumus yang digunakan adalah:
Kd = r2 x 100%
Berdasarkan program SPSS 16.0
yang terdapat dalam tabel summary
diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi sebesar 0.988, maka
besarnya pengaruh pendapatan pajak
reklame dan pajak penerangan jalan
terhadap penerimaan pajak daerah Kota
Tasikmalaya adalah sebesar 97,6%.
Dalam hal ini, penerimaan pajak daerah
dipengaruhi oleh pendapatan pajak
reklame dan pajak penerangan jalan
sebesar 97.6%, sedangkan sisanya yaitu
sebesar 2,4% dipengaruhi oleh faktor
lain yang tidak diteliti oleh penulis,
yaitu seperti: pajak hiburan, pajak
restoran, pajak hotel dan lain
sebagainya yang termasuk ke dalam
pajak daerah.
d Uji Signifikansi
Untuk mengetahui apakah
pendapatan pajak reklame dan pajak
penerangan jalan berpengaruh secara
signifikan terhadap Penerimaan Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya atau
sebaliknya, maka rumus yang
digunakan untuk uji signifikansi ini
adalah sebagai berikut:
Fh = 𝑅2 / 𝑘
1− 𝑅2 /(𝑛−𝑘−1)
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS
16.0 yang terdapat dalam tabel
ANOVAb pada lampiran, diperoleh nilai
Fhitung sebesar 298.685 kemudian Fhitung
ini dibandingkan dengan Ftabel dengan
ketentuan dk pembilang = 2 dan dk
penyebut =(10-2-1) = 7 dengan taraf
kesalahan 5%, diperoleh nilai Ftabel
sebesar 4.737. Ternyata nilai Fhitung
lebih besar dari Ftabel (298.685 >
4.737). Karena Fhitung > Ftabel maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Dengan diterimanya Ha bahwa
pada tingkat keyakinan 95%
Pendapatan Pajak Reklame dan Pajak
Penerangan Jalan secara simultan
berpengaruh signifikan Terhadap
Penerimaan Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya. Hasil tersebut
dikarenakan pendapatan pajak reklame
dan pajak penerangan jalan mempunyai
kontribusi yang sangat besar terhadap
Penerimaan Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya jika dibandingkan dengan
komponen Pajak Daerah yang lainnya.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan mengenai Pengaruh Pajak
Reklame dan Pajak Penerangan Jalan
Terhadap Penerimaan Pajak DaerahKota
Tasikmalaya Tahun 2002-2011 dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pendapatan Pajak Reklame di Kota
Tasikmalaya periode 2002 sampai
dengan 2010 pada umumnya
mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun kecuali dari tahun 2010 ke tahun
2011 mengalami penurunan. Terjadi
kenaikan pendapatan pajak reklame
disebabkan karena bertambahnya
pemasangan reklame, dan
perpanjangan izin reklame. Terjadi
penurunan pajak reklame disebabkan
14
karena wajib pajak tidak
memperpanjang izin pajak reklame.
2. Pendapatan Pajak Penerangan Jalan di
Kota Tasikmalaya periode 2002 sampai
dengan 2011 selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
Terjadi kenaikan pendapatan pajak
penerangan jalan disebabkan karena
semakin tingginya masyarakat
pengguna listrik, dimana ketika mereka
membayar biaya listrik sudah termasuk
didalamnya pajak penerangan jalan.
3. Penerimaan Pajak Daerah di Kota
Tasikmalaya dari tahun 2002 sampai
dengan 2011 selalu mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
4. Pendapatan Pajak Reklame secara
parsial berpengaruh tidak signifikan
terhadap Penerimaan Pajak Daerah
Kota Tasikmalaya. Pendapatan Pajak
Penerangan Jalan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap
Penerimaan Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya. Pendapatan Pajak
Reklame dan Pajak Penerangan Jalan
secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Penerimaan Pajak Daerah
Kota Tasikmalaya.
SARAN
Berdasarkan simpulan diatas,
penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah
Proses penetapan target yang
dilakukan sebelumnya, sebaiknya
memperhatikan potensi yang ada
sebenarnya, sehingga petugas yang
terkait akan terpacu untuk melampaui
target yang telah ditetapkan.
2. Bagi Peneliti Lain
Untuk penelitian selanjutnya
penulis menyarankan bagi orang yang
akan meneliti tentang Penerimaan
Pajak Daerah agar bisa meneliti sektor
lain selain pendapatan pajak reklame
dan pendapatan pajak penerangan jalan
agar dapat diketahui hasil dari
komponen lainnya. .
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Yani. 2008. Hubungan Keuangan
anatara Pemerintah Pusat Dan Daerah Di
Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Deddy Supriady Bratakusumah dan Dadang
Solihin. 2001. Otonomi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.. Jakarta: PT
gramedia Pustaka Utama.
Devi Kasamira. 2011. Pengaruh Pendapatan
Pajak Reklame Dan Pajak Penerangan
Jalan Terhadap Pendapatan Asli Daerah
Kota Tasikmalaya. Universitas Siliwangi.
Helvianti. 2009. Kontribusi Penerimaan
Pajak Reklame dan Pajak Penerangan Jalan
Terhadap Pendapatan asli Daerah
Kabupaten Rokan Hilir.universitas Sumatera
Utara.
Erly Suandy. 2011. Hukum Pajak.
Yogyakarta: Salemba Empat.
Hessel Nogi S. Tangkilisan. 2005.
Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo.
Irwansyah Lubis. 2010. Menggali Potensi
Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan
Pelaksanaan Hukum. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Yogyakarta:
Andi.
Marihot P Siahaan. 2005. Pajak Daerah Dan
retribusi Daerah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Muhammad. Nazir. 2003. Metode
Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo.
2009. Metodologi Penelitian Bisnis. BPFE-
Yogyakarta: Anggota IKAPI No 008.
Peraturan Daerah No. 04 Tahun 2011. Pajak
Daerah.
Riduwan, dkk. 2011. Cara Mudah Belajar
SPSS 17.0 dan Aplikasi Statistik Penelitian.
Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung. ALFABETA.
Suharimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
15
Undang-undang RI No. 32 Tahun 2004.
Perubahan atas Undang-undang No. 22
Tahun 1999 Tentang Perimbangan Daerah.
Undang-undang RI No. 33 Tahun 2004.
Perubahan atas Undang-undang No. 25
Tahun 1999 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah.
Undang-undang RI No 34 Tahun 2004.
Perubahan atas Undang-undang RI No. 18
Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
Undang-undang RI No 28 Tahun 2009.
Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Yosi Muhammad Nur. 2011. Efektivitas dan
Efisiensi Pemungutan Pajak Reklame Serta
Kontribusinya Terhadap Penerimaan Pajak
Daerah. Universitas siliwangi.
http://jhohandewangga.wordpress.com/2012/
02/27/pengertian-dan-macam-macam-pajak-
daerah/
http://wijiraharjo.wordpress.com/2007/12/10
/sejarah-perpajakan-indonesia-indonesian-
tax-history/