8/16/2019 Case BP Ruri
1/39
8/16/2019 Case BP Ruri
2/39
BAB II
ILUSTRASI KASUS
BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
RS PENDIDIKAN : RSUD BUDHI ASIH JAKARTA
STATUS PASIEN
Nama Mahasiswa : Ruri Nur I!ah P"m#im#i$ : !r% R&si!a' S(%A
NIM : )*)++,-+ Ta!a .a$a :
IDENTITAS
Da.a Pasi" A/ah I#u
Nama n. 4n. y.
Umur + bulan ## hari %* tahun #+ tahunJ"is K"0ami 6aki-laki 6aki-laki Perempuan
A0ama. 7alan kebon sayur 1 /4 1& /8 15, kecamatan jatinegara 7akarta
A$ama $slam $slam $slam
Su1u #a$sa Padang
P"!i!i1a - 1
P"1"r2aa - 8iraswasta $/4
P"$hasi0a - /p. #.&&&.&&&,- -
K"."ra$a 0ubungan dengan
orang tua 9 nak
2andung
Ta$$a0 Masu1 RS &+-&5-#&1)
I% ANAMNESIS
"ilakukan secara alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal &+ ei #&1) pukul 1*.&&
di ruang )11 bangsal anak lantai ) timur /:" Budhi sih.
K"0uha U.ama : esak na pas sejak % hari /
K"0uha Tam#aha: Batuk, pilek dan demam
A% Riwa/a. P"/a1i. S"1ara$:
Pasien datang ke $;" /:" Budhi sih pada hari sabtu pagi tanggal + mei
#&1) pukul &5.%& 8$B dengan keluhan sesak napas sejak hari kamis pagi % hari
/. 2eluhan dirasakan terus-menerus dan semakin lama semakin berat. walnya
' hari yang lalu hari rabu pagi tanggal ' ei #&1), pasien demam tinggi sampai %* o<
diukur dengan thermometer digital! disertai dengan pilek, dan batuk berdahak namun
dahak tidak bisa dikeluarkan. 2eesokan harinya tanggal 5 mei #&1), pasien juga
nampak agak sesak, nafas cepat dan dangkal lalu pasien dibawa berobat ke klinik #'
2
8/16/2019 Case BP Ruri
3/39
jam dan diberi obat batuk dan penurun panas namun sesak tidak membaik. 0ari jumat
tanggal ) mei #&1) pasien dibawa kembali ke puskesmas karena keluhan sesak tetap
tidak membaik akhirnya pasien diberi surat rujukan unruk dirawat inap. Pada tanggal
+ ei #&1) pukul #.%& pagi, pasien nampak sesak semakin berat dan kesulitan
bernapas sehingga dibawa ke $;" /:" Budhi sih. enurut ibu pasien sesak
disertai bunyi =ngik> dan semenjak sesak nafsu minum pasien berkurang. Pasien baru
pertama kali mengalami keluhan sesak seperti ini. /iwayat tersedak tidak ada.
2eluhan mual, muntah, kejang, gangguan BB dan B2, disangkal.
$bu pasien menyangkal adanya riwayat batuk lama, riwayat demam ? #
minggu, dan menurut pengakuannya tidak ada anggota keluarga maupun tetangga
sekitar yang mengalami batuk lama, atau menjalani pengobatan paru-paru selama )
bulan.
/iwayat alergi terhadap makanan, maupun obat-obatan disangkal oleh ibu
pasien. /iwayat asma disangkal. /iwayat gatal @ gatal maupun kemerahan pada kulit
wajah maupun ditempat lainnya disangkal oleh ibu pasien. amun diketahui ayah
pasien memiliki alergi debu, dan ibu memiliki riwayat asma.
B% RI3A4AT PEN4AKIT 4ANG PERNAH DIDERITA
P"/a1i. Umur P"/a1i. Umur P"/a1i. Umur
lergi 567 "ifteria 567Penyakit
jantung
567
8/16/2019 Case BP Ruri
4/39
Panjang lahir 9 ibu pasien tidak tahu
6ingkar kepala 9 tidak tahu
6angsung menangis C!
erah C!
Pucat -!
Biru -!
2uning -! ilai P;/ 9 D*
2elainan bawaan 9 tidak ada
K"sim(u0a riwa/a. 1"hami0a91"0ahira: Pasien neonatus kurang bulan dengan berat
badan lahir rendah lahir secara ectio caesarea di /
8/16/2019 Case BP Ruri
5/39
"P4 D P4 # bulan ' bulan ) bulan
Polio & bulan # bulan ' bulan
8/16/2019 Case BP Ruri
6/39
secara rutin dibersihkan debunya, disapu, dan pel oleh ibu pasien setiap harinya, namun
dikamar terdapat kapret dan gordeng yang jarang dicuci. 4empat pembuangan sampah ada di
depan rumah yang setiap harinya diangkut oleh dinas kebersihan /8 setempat.
K"sim(u0a 1"a!aa 0i$1u$a: 2eadaan rumah pasien kurang baik, ventilasi yang
kurang baik dan terdapat kapret dan gordeng yang jarang dicuci dapat menjadi sumber infeksi
bagi pasien.
J% RI3A4AT SOSIAL DAN EKONOMI
yah pasien bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan /p.#.&&&.&&&,-Dbulan.
edangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. enurut ibu pasien penghasilan tersebut
cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. ehari-hari pasien diasuh oleh ibunya.
K"sim(u0a s&sia0 "1&&mi: penghasilan ayah pasien tersebut cukup untuk memenuhi
kebutuhan pokok sehari-hari.
II% PEMERIKSAAN FISIK 5Ta$$a0 ; M"i ,)+- (u1u0 +
8/16/2019 Case BP Ruri
7/39
MATA:
lis mata merata, madarosis -!
Bulu mata hitam, merata, trikiasis -!
Iisus 9 normal Ptosis 9 -D-
klera ikterik 9 -D- 6agofthalmus 9 -D-
2onjungtiva anemis 9 -D- 7
JANTUNG
$nspeksi 9 $ctus cordis tidak tampak
Palpasi 9 $ctus cordis teraba pada $9>7
7
8/16/2019 Case BP Ruri
8/39
ABDOMEN :
$nspeksi 9 perut buncit' tidak dijumpai adanya efloresensi pada kulit perut maupun
benjolan, roseola spot -!, kulit keriput -!, gerakan peristaltik -!
Palpasi 9 supel,nyeri tekan -! hampir menyeluruh di regio abdomen, turgor kulit baik.
0epar dan lien tidak teraba.
Perkusi 9 timpani pada seluruh lapang perut
uskultasi 9bising usus C!, frekuensi #G D menit
GENITALIA 9 7enis kelamin laki-laki. 4estis sudah turun ke skrotum dan bentuk rugae baik.
KGB :
Preaurikuler 9 tidak teraba membesar
Postaurikuler 9 tidak teraba membesar
ubmandibula 9 tidak teraba membesar
upraclavicula 9 tidak teraba membesar
Gilla 9 tidak teraba membesar $nguinal 9 tidak teraba membesar
ANGGOTA GERAK :
Jkstremitas 9 kral hangat pada keempat ekstremitas,
8/16/2019 Case BP Ruri
9/39
Darah L"$1a(
6eukosit 1+1&& Dul )&&&-1+5&&
0emoglobin +*'; gDdl 1&, @ 1#,*
0ematokrit %* ( %5-'%
4rombosit %+*&&& ribuDul #1+&&&-'*+&&&
8/16/2019 Case BP Ruri
10/39
10
8/16/2019 Case BP Ruri
11/39
D"s1ri(si 9 bercak kesuraman difus di kedua lapang paru
K"sa 9 bronkopneumonia
IV% RESUME
Pasien datang ke $;" /:" Budhi sih dengan keluhan sesak napas sejak % hari /. 2eluhan
dirasakan terus-menerus dan semakin lama semakin berat. walnya ' hari yang lalu hari rabu pagi
tanggal ' ei #&1), pasien demam tinggi sampai %*o< diukur dengan thermometer digital! disertai
dengan pilek, dan batuk berdahak namun dahak tidak bisa dikeluarkan. 2eesokan harinya tanggal 5
mei #&1), pasien juga nampak agak sesak, nafas cepat dan dangkal lalu pasien dibawa berobat ke
klinik #' jam dan diberi obat batuk dan penurun panas namun sesak tidak membaik. 0ari jumat
tanggal ) mei #&1) pasien dibawa kembali ke puskesmas karena keluhan sesak tetap tidak membaik
akhirnya pasien diberi surat rujukan unruk dirawat inap. Pada tanggal + ei #&1) pukul #.%& pagi,
pasien nampak sesak semakin berat dan kesulitan bernapas sehingga dibawa ke $;" /:" Budhisih. enurut ibu pasien sesak disertai bunyi =ngik> dan semenjak sesak nafsu minum pasien
berkurang. Pasien baru bertama kali mengalami keluhan sesak seperti ini. /iwayat batuk lama
disangkal, demam ? # minggu disangkal, riwayat kontak dengan seseorang yang batuk lama atau
menderita 4B juga disangkal. ual muntah tidak ada. /iwayat tersedak tidak ada. Buang air besar
dan buang air kecil tidak ada keluhan. /iwayat alergi di sangkal.
"ari pemeriksaan fisik didapatkan suhu tubuh %),)o
8/16/2019 Case BP Ruri
12/39
- 6ab9 0itung jenis
- :ji 4uberkulin
- oto rotgen thoraG
- $gJ
VII%PENATALAKSANAAN
• /awat $nap• Aksigen # lpm
• "iet asiD susu formula )G%& ccD ;4 post inhalasi
• $I" 2aen 1B %ccDkgBBDjam
• $nj.
D"mam >
Ba.u1 >
2es 9 compos mentis
2: 9 4
44I9 Suhu : *;'+ 8
Na!i : +)@C9m"i.'
1ua. a$1a.' isi u1u(
RR : -*C9m"i.
at A#9 *5(
Naas u(i$ hi!u$ >
Th&ra1s : R".ra1si >'
V"si1u0"r' Rh >9>'
wh>9>
Jkstremitas9 kral
hangat ,
8/16/2019 Case BP Ruri
13/39
at A# 9 *)(
Naas 8u(i$ hi!u$
>
Th&ra1s : R".ra1si
5>7' wh>9>' Rh >9>
kral hangat, 7
Ba.u1 5>7
"emam -!
2es 9 composmentis
2: 9 4
44I9
uhu 9 %5,) <
adi 9 11#GDmenit,
kuat angkat,
isi cukup
RR : @C9m"i.
N8H 6Th&ra1s : R".ra1si
su#&s.a" 5>7' wh >9>
"1s(irasi m"ma2a$'
Rh >9>'
kral hangat,
8/16/2019 Case BP Ruri
14/39
N8H 6
Th&ra1s : R".ra1si 567
ri$a' Rh 696' 3h 696
kral hangat,
8/16/2019 Case BP Ruri
15/39
- $nhalasi a
8/16/2019 Case BP Ruri
16/39
Darah L"$1a(
6eukosit +5&& Dul )&&&-1+5&&
0emoglobin '< gDdl 1&, @ 1#,*
0ematokrit ,< ( %5-'%
4rombosit +,;%))) ribuDul #1+&&&-'*+&&&
8/16/2019 Case BP Ruri
17/39
A% D"iisi
Pneumonia adalah infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah yang mengenai
parenkim paru, meliputi alveolus dan jaringan interstitial.# ecara klinis pneumonia
didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme bakteri,
virus, jamur, parasit!, bahan kimia, radiasi, aspirasi, obat-obatan dan lain-lain. Penyakit ini
bersifat sekunder yang biasanya menyertai penyakit $P $nfeksi alurann Pernapasan
tas!,demam infeksi spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh. ebagai
infeksi primer biasanya hanya dijumpai pada anak-anak dan orang tua. 1,#
ecara anatomis pneumonia dibagi %, yaitu 9
a pneumonia lobaris
b pneumonia intertitialis bronkiolitis!
c pneumonia lobularis bronkopneumonia!
;ambar 1. Bronkopneumonia
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai
alveolus disekitarnya berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution) seperti
terlihat pada gambar, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. Beberapa faktor
yang dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya dan beratnya pneumonia antara lai adalah
defek anatomi bawaan, defisit imunologi, polusi, aspirasi, ;J/, dll. aluran pernapasan
tersebut tersumbat oleh eksudat yang mukopurulen, yang membentuk bercak-bercak
konsolidasi di lobulus yang berdekatan.
B% E.i&0&$i
ecara umum individu yang terserang bronkopneumonia diakibatkan oleh adanya
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Arang yang17
8/16/2019 Case BP Ruri
18/39
normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang
terdiri atas9 reflek glottis dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia yang menggerakan
kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
4imbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, proto3oa,
mikrobakteri, mikoplasma, dan riketsia. Iirus merupakan penyebab tersering pneumonia
pada bayi usia 1 bulan sampai # tahun. Pola kuman penyebab pneumonia biasanya berubah
sesuai dengan distribusi umur pasien.
ecara garis besar, bronkopneumonia disebabkan oleh faktor infeksi dan non infeksi.
a% Fa1.&r i"1si:
4abel 1. "ugaan penyebab pneumonia berdasar manifestasi klinik
P"/"#a# P"um&ia
.a(a1&m(0i1asi
P"um&ia !"$a 1&m(0i1asi
Jfusi pleura bses paru epsis
s.pneumoniae CCCC CC C CC
h.influenza CC CC C -
Streptococcus
grup A
C CC - -
S.aureus C CC CCCC CCC
Flora mulut C CCC CC -
4abel #. ikroorganisme penyebab pneumonia menurut umur
Umur P"/"#a# /a$ s"ri$
6ahir-#& hari • E.coli
• Streptococcus grup B• Listeria monocytogenes
% minggu-% bulan Bakteri9
• hlamydia trachomatis
• Streptococcus pneumonia
Iirus9
• /espiratory yncitial Iirus
• $nfluen3a dan parainfluen3a virus
• denovirus
' bulan-5 tahun Bakteri9
18
8/16/2019 Case BP Ruri
19/39
• hlamydia pneumoniae
• Streptococcus pneumonia
• !ycoplasma pneumoniae
Iirus9
• /espiratory yncitial Iirus
• /hinovirus• $nfluen3a dan parainfluen3a virus
• denovirus
• easles virus
5 tahun-remaja • hlamydia pneumoniae
• Streptococcus pneumonia
• !ycoplasma pneumoniae
#% Fa1.&r N& I"1si:
4erjadi akibat disfungsi menelan atau refluks esophagus meliputi 9
1. Bronkopneumonia hidrokarbon9 4erjadi oleh karena aspirasi selama penelanan
muntah atau sonde lambung 3at hidrokarbon seperti pelitur, minyak tanah dan bensin!.
#. Bronkopneumonia lipoid9 4erjadi akibat pemasukan obat yang mengandung minyak
secara intranasal, termasuk jeli petroleum. etiap keadaan yang mengganggumekanisme menelan seperti palatoski3is,pemberian makanan dengan posisi
hori3ontal, atau pemaksaan pemberian makanan seperti minyak ikan pada anak yang
sedang menangis. 2eparahan penyakit tergantung pada jenis minyak yang terinhalasi.
7enis minyak binatang yang mengandung asam lemak tinggi bersifat paling merusak
contohnya seperti susu dan minyak ikan.
elain faktor di atas, daya tahan tubuh sangat berpengaruh untuk terjadinya
Bronkopneumonia. enurut sistem imun pada penderita-penderita penyakit yang berat
seperti $" dan respon imunitas yang belum berkembang pada bayi dan anak merupakan
faktor predisposisi terjadinya penyakit ini.
8% E(i!"mi&0&$i
enurut survei kesehatan nasional 2! #&&1, #+,)( kematian bayi dan ##,(
kematian balita $ndonesia disebabkan oleh penyakit sistem pernapasan, terutama pneumonia
menduduki peringkat keempat dari sepuluh penyakit terbanyak yang dirawat pertahun. ngkakematian pneumonia yang dirawat inap berkisar antara #&-%5(.
19
8/16/2019 Case BP Ruri
20/39
enurut /iskedas tahun #&&+, pneumonia merupakan penyebab kematian kedua
tertinggi setelah diare diantara balita. 0al ini menunjukkan bahwa pneumonia merupakan
penyakit yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama yang berkontribusi terhadap
tingginya angka kematian balita di $ndonesia. aktor sosial ekonomi yang rendah
mempertinggi angka kematian.
Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari # tahun,
usia bayi, balita, usia lanjut lebih dari )5 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan
malnutrisi, gangguan imunologi!. enurut hasil /iskesdas #&1%, period pre"alence
pneumonia berdasarkan diagnosis selama 1 bulan sebelum wawancara sebesar &,#(.
edangkan berdasarkan diagnosisDgejala sebesar 1,(. "ibandingkan dengan hasil /iskesdas
#&&+ yang sebesar #,1%(, period pre"alence pneumonia berdasarkan diagnosisDgejala pada
tahun #&1% mengalami penurunan menjadi 1,(.Pada balita, period pre"alence berdasarkandiagnosis sebesar #,' per 1.&&& balita dan berdasarkan diagnosisDgejala sebesar 1,5 per
1.&&& balita.
enurut umur, period pre"alence pneumonia tertinggi terjadi pada kelompok umur
balita terutama usia K1 tahun. enurut daerah tempat tinggal, di perdesaan period pre"alence
pneumonia #,&(! lebih tinggi dibandingkan di perkotaan 1,)(!. alah satu upaya yang
dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini yaitu dengan meningkatkan penemuan
pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia pada balita di suatu wilayah sebesar 1&(
dari jumlah balita di wilayah tersebut.
ampai dengan tahun #&1%, angka cakupan penemuan pneumonia balita tidak
mengalami perkembangan berarti yaitu berkisar antara #%(-#+(. elama beberapa tahun
terakhir cakupan penemuan pneumonia tidak pernah mencapai target nasional, termasuk
target tahun #&1% yang sebesar &(. ngka kematian akibat pneumonia pada balita sebesar
1,1*(. Pada kelompok bayi angka kematian lebih tinggi yaitu sebesar #,*( dibandingkan
pada kelompok umur 1-' tahun yang sebesar &,#&(. ortalitas disebabkan oleh bakteremia
S.aureus dan S.pneumoniae selain karena malnutrisi dan kurangnya akses keperrawatan1.
D% Pa.&$""sis
"alam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme,
keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. 4erdapatnya bakteri di
dalam paru merupakan ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga
mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit.
asuknya mikroorganisme ke dalam saluran nafas dan paru dapat melalui berbagai
cara, antara lain 9
20
8/16/2019 Case BP Ruri
21/39
- $nhalasi langsung dari udara
- spirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring
- Perluasan langsung dari tempat-tempat lain
- Penyebaran secara hematogen
ekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat efisien untuk
mencegah infeksi yang terdiri dari 9
- usunan anatomis rongga hidung
- 7aringan limfoid di nasofaring
- Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret lain yang
dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.
- /efleks batuk.
- /efleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksi.
- "rainase sistem limfatis dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.
- agositosis aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama dari $g .
- ekresi en3im @ en3im dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang bekerja sebagai
antimikroba yang non spesifik.
Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke
alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya. etelah itu
mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat
stadium, yaitu 9
• tadium $ '@1# jam pertamaDkongesti!
"isebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung
pada daerah baru yang terinfeksi. 0al ini ditandai dengan peningkatan aliran darah
dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. 0iperemia ini terjadi akibat pelepasan
mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan
cedera jaringan. ediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin.
"egranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. 2omplemen bekerja sama
dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan
peningkatan permeabilitas kapiler paru. 0al ini mengakibatkan perpindahan eksudat
plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar
kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan
jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini
21
8/16/2019 Case BP Ruri
22/39
dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi
oksigen hemoglobin.
• tadium $$ ' jam berikutnya!
"isebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat
dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu host! sebagai bagian dari reaksi peradangan.
6obus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit
dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada
stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan
bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama ' jam.
• tadium $$$ % @ hari!
"isebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi
daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh
daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel. Pada stadium ini eritrosit di
alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit,
warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.
• tadium $I + @ 11 hari!
"isebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda,
sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali
ke strukturnya semula.
Bronkopneumonia dimulai dengan masuknya kuman melalui inhalasi, aspirasi,
hematogen dr fokus infeksi atau penyebaran langsung. amun sebagian besar pneumonia
timbul melalui mekanisme aspirasi kuman atau penyebaran langsung kuman dari respiratorik
atas. ehingga terjadi infeksi dalam alveoli, membran paru mengalami peradangan dan
berlubang-lubang sehingga cairan dan bahkan sel darah merah dan sel darah putih keluar dari
darah masuk ke dalam alveoli. "engan demikian alveoli yang terinfeksi secara progresif
menjadi terisi dengan cairan dan sel-sel, dan infeksi disebarkan oleh perpindahan bakteri dari
alveolus ke alveolus. 2adang-kadang seluruh lobus bahkan seluruh paru menjadi padat
consolidated! yang berarti bahwa paru terisi cairan dan sisa-sisa sel.#
Bakteri treptococcus pneumoniae umumnya berada di nasopharing dan bersifat
asimptomatik pada kurang lebih 5&( orang sehat. danya infeksi virus akan memudahkan
Streptococcus pneumoniae berikatan dengan reseptor sel epitel pernafasan. 7ika
22
8/16/2019 Case BP Ruri
23/39
Streptococcus pneumoniae sampai di alveolus akan menginfeksi sel pneumatosit tipe $$.
elanjutnya Streptococcus pneumoniae akan mengadakan multiplikasi dan menyebabkan
invasi terhadap sel epitel alveolus. Streptococcus pneumoniae akan menyebar dari alveolus
ke alveolus melalui pori dari 2ohn. Bakteri yang masuk kedalam alveolus menyebabkan
reaksi radang berupa edema dari seluruh alveolus disusul dengan infiltrasi sel-sel P.#
Pneumonia virus biasanya berasal dari persebaran infeksi sepanjang jalan napas,
berhubungan dengan kerusakan langsung epitel pernapasan, yang berakibatkan pada
obstruksi jalan napas akibat edema, sekresi abnormal, dan debris seluler. 2aliber kecil pada
jalan napas bayi muda membuat sangat rentan terjadinya infeksi berat. telektasis, edema
interstisial, dan gangguan ventilasi-perfusi menyebabkan hipoksemia yang sering
berhubungan dengan obstruksi jalan napas.infeksi virus juga dapat menyebabkan infeksi
sekunder akibat bakteri karena mengganggu mekanisme pertahanan normal pasien,menggubah sekresi, dan mengubah flora bakteri.5
Pneumonia bakteri lebih sering terjadi bila organism saluran napas berkoloni pada
trakea dan mencapai paru, tetapi pneumonia juga dapat berakibat dari penyebaran langsung
ke jaringan paru setelah bakteremia. 2etika infeksi bakteri telah mencapai parenkim paru,
proses patologis dapat bervariasi tergantung dari organismnya.5
• . pneumoniae menempel pada epitel pernapasan, menghambat kerja siliar, dan
menyebabkan destruksi sel dan respon inflamasi terhadap submukosa. 2etika infeksi
berlangsung, debris sel yang terlepas, sel inflamasi, dan mucus menyebabkan obstruksi
jalan napas, dan infeksi tersebar sepanjang cabang bronkus, seperti pada pneumonia
virus.5
• . pneumoniae menyebabkan edema local yang menunjang proliferasi organism dan
penyebarannya ke bagian paru yang berdekatan.5
• $nfeksi treptococcus grup pada saluran napas bawah mengakibatkan infeksi yang
lebih difus dengan pneumonia interstisial. Patologinya termasuk nekrosis mukosa
trakeobronkial, pembentukan eksudat dalam jumlah besar, edema, perdarahan local,
dengan penjalaran ke septum interalveolar dan melibatkan pembuluh limfatik dan
meningkatkan keterlibatan pleura.5
• . aureus bermanifestasi pada bronkopneumonia, dimana lebih sering unilateral dan
dicirikan dengan adanya area nekrosis perdarahan yang luas dan kavitas irregular dari
parenkim paru, menyebabkan pneumotokel, empiema, atau fistula bronkopulmonar.5
23
8/16/2019 Case BP Ruri
24/39
8/16/2019 Case BP Ruri
25/39
Dia$&sis
Gambaran Klinis
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas selama beberapa hari !uhu dapat naik se"ara mendadak sampai 39#40 0$
dan mungkin disertai ke%ang karena demam yang tinggi &nak sangat gelisah'
dispnu' pernafasan "epat dan dangkal disertai pernafasan "uping hidung dan
sianosis di sekitar hidung dan mulut Batuk biasanya tidak di%umpai pada a(al
penyakit'anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari' di mana pada
a(alnya berupa batuk kering kemudian men%adi produktif
)ada pemeriksaan *sik didapatkan +
• ,inding thorak terlihat retraksi inter"ostali dan kalau berat
disertai retraksi epigastrium !temfremitus teraba mengeras
bila beberapa kelainan ke"il menyatu )ada perkusi sering
tidak ditemukan kelainan' tetapi kalau sarang
bronkopneumonia men%adi satu' pada perkusi terdengar
redup )ada auskultasi terdengar -esikuler mengeras' ronkhi
basah halus dan sedang nyaring yang terdengar pada stadium
permulaan dan stadium resolusi sedangkan pada stadium
hepatisasi ronkhi tidak terdengar
Pemeriksaan Laboratorium
1 .ambaran darah menun%ukkan leukositosis' biasanya 15000 / 40000 mm3
dengan pergeseran ke kiri umlah leukosit yang tidak meningkat
berhubungan dengan infeksi -irus atau my"oplasma
2 ilai b biasanya tetap normal atau sedikit menurun
3 )eningkatan ,
4 ultur dahak dapat positif pada 20 / 50 penderita yang tidak diobati !elain
kultur dahak ' biakan %uga dapat diambil dengan "ara hapusan tenggorok
throat s(ab
5 &nalisa gas darah &.,& menun%ukkan hipoksemia dan hiperkarbia)ada
stadium lan%ut dapat ter%adi asidosis metabolik
25
8/16/2019 Case BP Ruri
26/39
,iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi'
karena pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat
dilakukan kuman penyebab tidak selalu dapat ditemukan :leh karena itu ;:
menga%ukan pedoman diagnosa dan tata laksana yang lebih sederhana
Berdasarkan pedoman tersebut bronkopneumonia dibedakan berdasarkan+
1 Bronkopneumonia sangat berat + Bila ter%adi sianosis sentral dan anak
tidak sanggup minum'maka anak harus dira(at di rumah sakit dan diberi
antibiotika
2 Bronkopneumonia berat + Bila di%umpai adanya retraksi' tanpa sianosis dan
masih sanggup minum'maka anak harus dira(at di rumah sakit dan diberi
antibiotika
3 Bronkopneumonia+ Bila tidak ada retraksi tetapi di%umpai pernafasan yang
"epat +
- 60
8/16/2019 Case BP Ruri
27/39
, P"m"ri1saa Fisi1
anifestasi klinis yang terjadi akan berbeda-beda berdasarkan kelompok
umur tertentu. Pada neonatus sering dijumpai takipneu, retraksi dinding
dada, grunting, dan sianosis. Pada bayi-bayi yang lebih besar jarang
ditemukan grunting. ;ejala yang sering terlihat adalah takipneu, retraksi,sianosis, batuk, panas, dan iritabel.#
Pada anak pra sekolah, gejala yang sering terjadi adalah demam, batuk
non produktif D produktif!, takipneu dan dispneu yang ditandai dengan
retraksi dinding dada. Pada kelompok anak sekolah dan remaja, dapat
dijumpai panas, batuk non produktif D produktif!, nyeri dada, nyeri
kepala, dehidrasi dan letargi.#,%
* P"m"ri1saa La#&ra.&rium
Pemeriksaan darah pada pneumonia umumnya didapatkan 6ekositosis
hingga ? 15.&&&Dmm% seringkali dijumpai dengan dominasi netrofil pada hitung
jenis. 6ekosit ? %&.&&&Dmm% dengan dominasi netrofil mengarah ke pneumonia
streptokokus. 4rombositosis ? 5&&.&&& khas untuk pneumonia bakterial.
4rombositopenia lebih mengarah kepada infeksi virus. Biakan darah merupakan
cara yang spesifik namun hanya positif pada 1&-15( kasus terutama pada anak-
anak kecil.#
P"m"ri1saa P"u2a$
a Pemeriksaan radiologis
oto toraks PDlateral! merupakan pemeriksaan penunjang utama untuk
menegakkan diagnosis. oto P dan lateral dibutuhkan untuk menentukan
lokasi anatomik dalam paru. $nfiltrat tersebar paling sering dijumpai, terutama
pada pasien bayi. Pada bronkopneumonia bercak-bercak infiltrat didapatkan
pada satu atau beberapa lobus. 7ika difus merata! biasanya disebabkan oleh
Staphylo#o#us pneumonia.%
27
8/16/2019 Case BP Ruri
28/39
;ambar % 9 oto toraks P pada pneumonia lobaris9 tampak bercak-bercak
infiltrat pada paru kanan.
E% Gam#ara K0iis Br&1&("um&ia
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama
beberapa hari. uhu dapat naik secara mendadak sampai %*-'&o< dan mungkin disertai
kejang karena demam yang tinggi. nak sangat gelisah, dispnue, pernafasan cepat dan
dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut. Batuk
biasanya tidak dijumpai pada awal penyakit, anak akan mendapat batuk setelah beberapa hari,
pada awalnya berupa batuk kering kemudian menjadi produktif.
Pada pemeriksaan fisik paru didapatkan9
• $nspeksi 9 perlu diperhatikan adanya ta#ipnue, dispnue, sianosis sekitar hidung dan
mulut, pernapasan cuping hidung, distensi abdomen, retraksi sela iga,
4abel %. 2riteria 4akipnea menurut 80A
28
8/16/2019 Case BP Ruri
29/39
• Palpasi 9 suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membesar, fremitus raba
mungkin meningkat pada sisi yang sakit.
• Perkusi 9 suara redup pada sisi yang sakit.
• uskultasi9 auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke
hidungDmulut bayi. Pada anak yang bronkopneumonia akan terdengar stridor.
Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisik tergantung pada luasnya daerah yang
terkena. Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi mungkin
hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang. Bila sarang bronkopneumonia
menjadi satu konfluens! mungkin pada perkusi terdengar suara yang meredup dan suara
pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras.
F% P"m"ri1saa P"u2a$
A4A 40A/2
oto thoraks pada pneumonia ringan tidak rutin dilakukan, hanya
direkomendasikan pada pneumonia berat dan dirawat. 2adang bercak udah ditemukan
sebelum adanya gejala klinis dan resolusi infiltrate membutuhkan waktu yang lebih lama.
Pada pemeriksaan foto thoraks memperlihatkan adanya infiltrate yang mendukung
diagnosis pneumonia, dapat juga memperlihatkan komplikasi seperti efusi pleura atau
empiema. Pneumonia virus biasanya dicirikan oleh hiperinflasi dengan infiltrate
interstisial bilateral dan penebalan peribronkial. Pada infeksi bacterial dapat terlihat
infiltrate alveolar berupa konsolidasi segmenDlobus, air bronchogram, bronkopneumonia.
0anya gambaran foto thoraks saja tidak diagnostic, dan harus memikirkan kelainan klinis
lainnya. oto thoraks ulangan dapat dilakukan jika gejala klinis menetap, penyakit
memburuk, atau untuk tindak lanjut, dan tidak diperlukan untuk membuktikan
kesembuhan.#,5
ecara umum gambaran foto thoraks terdiri atas9#
• $nfiltrat intersisial, ditandai dengan peningkatan corakan bronkovaskular,
peribronchial cuffing dan hiperaerasi.#
• $nfiltrat alveolar, merupakan konsilidai paru dengan air bronchogram. 2onsolidasi
dapat mengenai satu lobus disebut pneumonia lobaris atau terlihat sebagai lesi
tunggal yang biasanya cukup besar, berbentuk sferis, berbatas tidak terlalu tefas, dan
menyerupai lesi tumor paru, dikenal sebagai round pneumonia.#
29
8/16/2019 Case BP Ruri
30/39
• Bronkopneumonia ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa
bercak @ bercak infiltrate yang dapat meluas hingga daerah perifer paru, disertai
dengan peningkatan corakan peribronkial.#
"/0 PJ/$J/ 6J;2P
0itung leukosit dapat berguna dalam membedakan pneumonia virus atau
bacterial. Pada pneumonia virus, leukosit dapat normal atau meningkat tetapi biasanya
tidak lebih dari #&,&&&Dmm%, dengan dominan limfosit. Pneumonia bacterial seing
berhubungan dengan peningkatan leukosit, dengan kisaran 15,&&& @ '&,&&&Dmm%, dan
dominan granulosit. Jfusi pleura besar, konsolidasi lobus, dan demam tinggi pada
permulaan penyakit dapat dicurigai etiologinya bakteri.5
Pneumonia atipikal yang disebabkan oleh
8/16/2019 Case BP Ruri
31/39
"iagnosis definitive infeksi bacterial memerulukan isolasi organism dari darah,
cairan pleura, atau paru. 2ultur sputum sangat sedikit bernilai pada diagnosis pneumonia
pada anak. 2ultur darah positif hanya 1&( pada anak dengan pneumonia pneumococcus.5
pecimen yang memenuhi syarat adalah sputum yang mengandung #5 leukosit dan
kurang dari '& sel epitelDlapangan pada pemeriksaan mikroskopis dengan pembesaran
kecil.#
G% Dia$&sis
"iagnosis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik yang
sesuai dengan gejala dan tanda yang diuraikan sebelumnya disertai pemeriksaan
penunjang. Pada bronkopneumonia, bercak-bercak infiltrat didapati pada satu atau beberapa lobus. oto rontgen dapat juga menunjukkan adanya komplikasi seperti pleuritis,
atelektasis, abses paru, pneumotoraks atau perikarditis. ;ambaran ke arah sel
polimorfonuklear juga dapat dijumpai. Pada bayi-bayi kecil jumlah leukosit dapat berada
dalam batas yang normal. 2adar hemoglobin biasanya normal atau sedikit menurun.
"iagnosis etiologi dibuat berdasarkan pemeriksaan mikrobiologi serologi, karena
pemeriksaan mikrobiologi tidak mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan kuman
penyebab tidak selalu dapat ditemukan.
2lasifikasi 80A menggunakan kriteria klinis berikut untuk diagnosis pneumonia
pada daerah dengan keterbatasan sarana 9
1. Bayi berusia K # bulan
• Pneumonia berat 9 nafas cepat M )& kaliDmenit! atau retraksi yang
berat
• Pneumonia sangat berat 9 tidak mau menetekDminum, kejang, letargi,
demamDhipotermia, bradipnea, atau pernafasan ireguler.
#. nak berusia # bulan - 5 tahun
• Pneumonia ringan 9 nafas cepat M 5& kaliDmenit pada usia # bulan
hingga 1 tahun, M '& kaliDmenit pada usia ? 1-5 tahun!
• Pneumonia berat 9 retraksi
• Pneumonia sangat berat 9 tidak mau makanDminum, kejang, letargis,
malnutrisi.
KRITERIA DIAGNOSIS
31
8/16/2019 Case BP Ruri
32/39
"asar diagnosis pneumonia menurut 0enry ;orna dkk tahun 1**% adalah ditemukannya
paling sedikit % dari 5 gejala berikut ini 9
a sesak nafas disertai dengan pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
b panas badan
c /onkhi basah sedang nyaring crac#les!
d oto thoraG menunjukkan gambaran infiltrat difus
6eukositosis pada infeksi virus tidak melebihi #&.&&&Dmm% dengan limfosit predominan, dan
bakteri 15.&&&-'&.&&&Dmm% neutrofil yang predominan!%
H% Dia$&sis Ba!i$
• Bronkiolitis
• spirasi pneumonia
• 4b paru
I% P"a.a0a1saaa
1. Pneumonia ringan
• nak di rawat jalan
• Beri antibiotik9 2otrimoksasol ' mg 4PDkg BBDkali! # kali sehari selama % hari
atau moksisilin #5 mgDkg BBDkali! # kali sehari selama % hari. :ntuk pasien 0$I
diberikan selama 5 hari.
32
8/16/2019 Case BP Ruri
33/39
8/16/2019 Case BP Ruri
34/39
6anjutkan pemberian oksigen sampai tanda hipoksia seperti tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam yang berat atau napas ?+&Dmenit! tidak ditemukan lagi.
P"rawa.a ("u2a$
Bila anak disertai demam ? %*o
parasetamol. Bila ditemukan adanya 'heeze, beri bronkhodilator kerja cepat. Bila terdapat sekret
kental di tenggorokan yang tidak dapat dikeluarkan oleh anak, hilangkan dengan alat
pengisap secara perlahan. Pastikan anak memperoleh kebutuhan cairan rumatan sesuai
umur anak tetapi hati-hati terhadap kelebihan cairanDoverhidrasi.
njurkan pemberian $ dan cairan oral.
7ika anak tidak bisa minum, pasang pipa nasogastrik dan berikan cairan rumatan
dalam jumlah sedikit tetapi sering. 7ika asupan cairan oral mencu#upi jangan
mengguna#an pipa nasogastri# untu# mening#at#an asupan #arena a#anmening#at#an risi#o pneumonia aspirasi.
7ika oksigen diberikan bersamaan dengan cairan nasogastrik, pasang keduanya pada
lubang hidung yang sama.
Bujuk anak untuk makan, segera setelah anak bisa menelan makanan.
Beri makanan sesuai dengan kebutuhannya dan sesuai kemampuan anak dalam
menerimanya.
P"ma.aua
7ika tidak ada komplikasi, dalam # hari akan tampak perbaikan klinis
bernapas tidak cepat, tidak adanya tarikan dinding dada,bebas demam dan anak dapat
makan dan minum!.
J% K&m(0i1asi
7ika anak tidak mengalami perbaikan setelah dua hari, atau kondisi anak semakin
memburuk, lihat adanya komplikasi atau adanya diagnosis lain. 7ika mungkin, lakukan
foto dada ulang untuk mencari komplikasi. Beberapa komplikasi yang sering terjadi
adalah sebagai berikut9
a! Pneumonia Stafilokokus.
8/16/2019 Case BP Ruri
35/39
atatan 2loksasilin dapat diganti dengan antibiotik anti-stafilokokal lain seperti
oksasilin, flukloksasilin, atau dikloksasilin.
b! Empiema.
8/16/2019 Case BP Ruri
36/39
- Iaksin influen3a
- Iaksin 0ib untuk mencegah pneumonia karena 0aemophilus influen3a tipe B!
BAB IV
ANALISIS KASUS
Berdasarkan anamnesis pasien mengeluh sesak yang semakin lama semakin berat yang diawali
dengan batuk berdahak, pilek dan demam. Pada kasus ini terdapat sesak yang semakin berat karena
proses peradangan yang terjadi pada bronkiolus terminalis dan juga parenkim paru dimana awalnya
akan terjadi perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan
dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan
jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini menjadi
terganggu dan menyebabkan sesak. 2emudian paru mengalami konsolidasi oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan akibat reaksi peradangan sehingga pada stadium ini udara
36
8/16/2019 Case BP Ruri
37/39
alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak. Pada pasien ini juga
terdapat batuk berdahak, pilek dan demam ' hari / dimana biasanya pada bronkopneumoni
diawali dengan infeksi saluran pernapasan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya napas cuping hidung, laju napas yang
meningkat napas cepat dan dalam serta retraksi otot tambahan dinding dada dimana ini
menandakan adanya usaha tubuh yang lebih untuk mendapatkan oksigen dari luar. Pada
auskultasi paru didapatkan adanya ronki pada paru kanan dan kiri karena adanya infiltrate,
juga terdapat whee3ing dimana hal ini terjadi karena kemungkinan terjadi penekanan pada
lumen bronkiolus oleh infiltrate sehingga terjadi obstruksi dan terjadi whee3ing.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil 0b yang meningkat dan terdapat
abnormalitas pada hasil analisa gas darah yaitu peningkatan pA# dan penurunan p
8/16/2019 Case BP Ruri
38/39
"iberikan injeksi antibiotik
8/16/2019 Case BP Ruri
39/39
http9DDwww.ichrc.orgD'##-pneumonia-diagnosis-dan-tatalaksana. 7 4rop Pediatr
ebruary #&&)! 5# 1!9 1-#. doi9 1&.1&*%DtropejDfmk&&)
'. 8orld 0ealth Argani3ation. +ospital are for hildren guidelines for the
management of common illnesses 'ith limited resources. ;eneva9 80AN #&&5.
4ersedia di9 http9DDwww.who.intDchild-adolescent-
healthDpublicationsD