7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
1/97
PMTCT
Prevention Mother to Child
Transmission
Muchamad Budi Nugroho
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
2/97
Modul 1, Halaman 2
Epidemiologi HIV & AIDS
Fenomena gunung es
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
3/97
Pendahuluan
Penularan HIV:
Cairan genital
Darah
Vertikal dari ibu ke bayi
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
4/97
Modul 1, Halaman 4
Estimasi bayi dengan HIV lahir per tahun
Sumber: UNAIDS, 2005
India 500.000
China 70.000
Myanmar 23.000
Thailand 18.000
Cambodia 9.000Indonesia 3.000
Malaysia 1.700
Laos 800
Vietnam 600
Tantangan PMTCT di Asia !!
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
5/97
Modul 1, Halaman 5
Dilematika penularan HIV dari ibu ke bayi
EpidemiHIV
Ibu dengan HIV
Penularan pada
pasangan
Berhasil
Gagal
PMTCT
Bayi tanpa HIV
Bayi dengan HIVAnak dengan HIV
Yatim piatu dini
Terinfeksi HIV
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
6/97
Modul 9, Halaman 6
Tujuan Program PMTCT
Mencegah Penularan HIV dari Ibu ke Bayi
dan
Mengurangi dampak epidemi HIV
terhadap Ibu dan Bayi
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
7/97
Modul 9, Halaman 7
Kegiatan Komprehensif
1. Mencegah terjadinya penularan HIV padaperempuan usia reproduksi
WHO
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakanpada ibu dengan HIV
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari ibuhamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial danperawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi
& keluarganya
1 2 3
4Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
8/97
Modul 9, Halaman 8
1. Mencegah terjadinya penularan HIV padaperempuan usia reproduksi
A bstinenceB e FaithfulC ondom
D rug No
A bsen seksB ersikap saling setia
C egah dengan kondom
D ilarang menggunakan napzaKegiatan Pencegahan Primer kepada
PUS sebelum terjadinya infeksi
Penyebar luasan InformasiPenyuluhan berkelompok
Konseling
Mobilisasi masyarakat
Layanan bersahabat untuk pria 1
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
9/97
Modul 9, Halaman 9
Pilihan kontrasepsi dan alasannya
Suntik & Implan Bukan kontraindikasi
Vasektomi & Tubektomi Bila tidak ingin anak lagi
Spons & Diafragma Kurang efektif
AKDR Tidak dianjurkan, risiko perdarahan
Kondom Pilihan utama, karena bersifatDual Protection
2. Mencegah kehamilan yang tidak direncanakanpada Ibu dengan HIV
1 2
Karena adanya risiko MTCT, maka pada dasarnya Odha perempuan
tidak dianjurkan untuk hamil
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
10/97
Modul 9, Halaman 10
3. Mencegah terjadinya penularan HIV dari Ibuhamil dengan HIV ke bayi yang dikandungnya
Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang komprehensif
Layanan konseling dan tes HIV secara sukarela (VCT) Pemberian obat antiretrovirus (ARV)
Konseling tentang HIV dan makanan bayi, serta pemberian
makanan bayi
Persalinan yang aman.
Merupakan inti dari PMTCT, intervensi berupa:
1 2 3
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
11/97
Modul 4, Halaman 11
Risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
tanpa intervensi PMTCT
Periode transmisi Risiko
Kehamilan 5 - 10 %
Persalinan 10 - 20 %Menyusui 10 - 15 %
Total 25 - 45 %
Risiko tertinggi
Mazami Enterprise 2009
Sumber: de Cock dkk, 2000
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
12/97
Risiko Total Tanpa PMTCT
Risiko keseluruhan tanpa ASI: 15-30%
Risiko dengan pemberian ASI 6 bulan: 25-35%
Risiko dengan pemberian ASI 18-24 bulan: 30-40%
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
13/97
Apabila dilakukan PMTCT penularan dari ibu
HIV+ hamil ke bayinya tinggal 2%
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
14/97
Tatalaksana bayi dengan ibu HIV+
Penanganan perinatal
ARV profilaksis
Pilihan nutrisi
Imunisasi
Profilaksis untuk infeksi oportunistik
Pemantauan tumbuh kembang
Penentuan status HIV bayi
Dukungan psikososial
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
15/97
Penanganan perinatal
Jenis persalinan
Resusitasi sesuai prosedur
Universal precaution
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
16/97
Modul 4, Halaman 16
Risiko penularan masa persalinan
Mazami Enterprise 2009
Histekanan pada plasenta meningkatTerjadi sedikit pencampuran antara darah ibu dengandarah bayi
Lebih sering terjadi jika plasenta meradang/ terinfeksi
Bayi terpapar darah dan lendir serviks padasaat melewati jalan lahir
Bayi kemungkinan terinfeksi karena menelandarah dan lendir serviks pada saat resusitasi
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
17/97
Modul 4, Halaman 17
Mazami Enterprise 2009
Pemilihan rute persalinan tergantungStatus obstetri
Status PMTCT: ARV Profilaksis & viral load
Kesiapan petugas medis: Kewaspadaan standar, SDM,
sarana medis & non medis
Penatalaksanaan Persalinan
Persyaratan untuk persalinan pervaginamIbu minum ARV teratur lebih dari 4 minggu, dan/atau
Muatan virus/ viral load tidak terdeteksi
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
18/97
Modul 4, Halaman 18
Mazami Enterprise 2009
Seksio sesarea elektifMerupakan cara persalinan yangmemiliki risiko transmisi terkecil
Akan mengurangi risiko penularan HIVdari ibu ke bayi sebesar 50-66%
Persalinan pervaginamRisiko penularan meningkat apabila
terjadi Proses Persalinan (inpartu) danKetuban Pecah Dini
Bila terjadi KPD 4 jam atau lebih,dianjurkan persalinan pervaginam
Penatalaksanaan Persalinan
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
19/97
Modul 4, Halaman 19
Metode Keuntungan Kerugian
Seksio
sesareaelektif
Risiko penularan
rendahTerencana
Lama perawatan ibu
Perlu fasilitas &sarana pendukung
Biaya mahal
Per
vaginam
Mudah dilakukan di
sarana kesehatanterbatas
Biaya murah
Risiko penularan
tinggi(kecuali bila ibu minum ARV
teratur & VL tidak terdeteksi)
Penatalaksanaan Persalinan
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
20/97
Modul 4, Halaman 20
Mazami Enterprise 2009
Kewaspadaan standarDilakukan pada SEMUA penatalaksanaan persalinan
Universal precaution
Prinsip kewaspadaan standar
Cuci tangan
Penggunaan alat pelindung diri (topi, kacamata, masker,apron, sarung tangan, sepatu) untuk mencegah transmisiHIV melalui cairan
Penanganan alat medis tajam, baik dalam penggunaan,serah terima, penyimpanan maupun pembuangansebagai limbah medis
Penerapan budaya aman dalam kamar operasi dan kamarbersalin
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
21/97
Modul 9, Halaman 21
Bertujuan untuk menurunkan kadar HIV serendah
mungkin (profilaksis), sehingga mengurangi risiko
penularan.
Diberikan kepada SEMUA perempuan HIV positif yang
hamil, tanpa harus memeriksakan kadar CD4 nya dahulu.
ARV untuk PMTCT
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
22/97
Modul 9, Halaman 22
Merujuk pada Pedoman Terapi ARV Depkes 2007, yang
sesuai dengan Regimen WHO 2006
Bila memungkinkan, HINDARI pemberian ARV pada
Trimester I kehamilan
ARV profilaksis dilanjutkan sampai 1 minggu pascapersalinan
Kemudian ibu diperiksa CD4, dan melanjutkan terapi
dengan ARV seumur hidup
ARV Profilaksis
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
23/97
Modul 6, Halaman 23
ARV Profilaksis untuk bayi
Mazami Enterprise 2009
Sumber: WHO, 2006
Lama Zidovudin pada bayi tergantung lama pemberianARV profilaksis pada ibu selama kehamilan
Ibu sudah diberi ARV profilaksis > 4 minggu, makalama pemberian Zidovudin 1 minggu
Selain itu, maka Zidovudin diberikan selama 4 minggu
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
24/97
Modul 6, Halaman 24
Rejimen ARV ProfilaksisIbu belum memenuhi syarat ARV Terapi
Ranking Jenis pemberianAntepartum Intrapartum Postpartum
Rekomendasi AZT 300mg 2 x
sehari
(mulai > 28 mgg)
AZT 600mg pd awal persalinan
atau
AZT 300mg pd awal
persalinan, dan tiap 3 jam
sampai melahirkanDAN
Sd-NVP 200mg pd awal
persalinan
DAN
3TC 150mg pd awal
persalinan dan setiap 12 jamsampai melahirkan
Ibu: AZT(300mg) + 3TC
(150mg) 2x/hari - 7 hr
Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB
segera setelah lahir +
AZT 4mg/kgBB 2x/hari -
7 hari
Alternatif AZT 300mg 2 x
sehari
(mulai > 28 mgg)
Sd-NVP 200mg pd awal
persalinan
Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB
segera setelah lahir +
AZT 4mg/kgBB 2x/hari -
7 hari
AZT=ZDV (Zidovudin) NVP (Nevirapin) 3TC (Lamivudin) Sd= Single doseMazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
25/97
Modul 6, Halaman 25
Rejimen ARV ProfilaksisIbu belum memenuhi syarat ARV Terapi
RankingJenis pemberian
Antepartum Intrapartum Postpartum
Minimum - Sd-NVP +
AZT/3TC
Ibu:
AZT/3TC 7 hari
Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB
segera setelah lahir
AZT=ZDV (Zidovudin) NVP (Nevirapin) 3TC (Lamivudin) Sd= Single doseMazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
26/97
Modul 6, Halaman 26
Rejimen ARV ProfilaksisIbu belum mendapat ARV Profilaksis Antepartum 1/2
RankingJenis pemberian
Intrapartum Postpartum
Rekomendasi AZT 600mg pd awal persalinan
atau
AZT 300mg pd awal persalinan,
dan tiap 3 jam sampai melahirkan
DAN
Sd-NVP 200mg pd awal persalinan
DAN
3TC 150mg pd awal persalinan dan
setiap 12 jam sampai melahirkan
Ibu: AZT(300mg) DAN3TC (150mg)
2x/hari - 7 hari
Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera
setelah lahir DAN
AZT 4mg/kgBB 2x/hari - 4 minggu
Alternatif AZT 600mg pd awal persalinan
atau
AZT 300mg pd awal persalinan,
dan tiap 3 jam sampai melahirkan
DAN
3TC 150mg pd awal persalinan dan
setiap 12 jam sampai melahirkan
Ibu: AZT(300mg) DAN3TC (150mg)
2x/hari - 7 hari
Bayi: AZT 4mg/kgBB 2x/hari - 7 hari
DAN3TC 2mg/kgBB 2x/hari - 7 hari
AZT=ZDV (Zidovudin) NVP (Nevirapin) 3TC (Lamivudin) Sd= Single doseMazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
27/97
Modul 6, Halaman 27
Rejimen ARV Profilaksis
RankingJenis pemberian
Intrapartum Postpartum
Minimum Sd-NVP 200mg pd awal persalinan Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah
lahir
AZT=ZDV (Zidovudin) NVP (Nevirapin) 3TC (Lamivudin) Sd= Single dose
Ibu belum mendapat ARV Profilaksis Antepartum 2/2
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
28/97
Modul 6, Halaman 28
Rejimen ARV ProfilaksisIbu belum mendapat ARV Profilaksis Antepartum atau
Intrapartum
Ranking Postpartum
Rekomendasi Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir DAN
AZT 4mg/kgBB 2x/hari - 4 minggu
Alternatif Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir DAN
AZT 4mg/kgBB 2x/hari - 7 hr
Minimum Bayi: Sd-NVP 2mg/kgBB segera setelah lahir
AZT=ZDV (Zidovudin) NVP (Nevirapin) Sd= Single doseMazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
29/97
Modul 6, Halaman 29
Rekomendasi IDAI, 2009
ARV Profilaksis untuk bayi
Mazami Enterprise 2009
Sumber: IDAI, 2009
Obat Cara pemberianNevirapin 2 mg/kgBB diberikan antara 0-72 jam sesudah kelahiran
Zidovudin 2 mg/KgBB/dosisUsia gestasi < 30 minggu diberikan setiap 12 jam,
kemudian setiap 8 jam pada usia 4
minggu
Usia gestasi 30-35 minggu diberikan setiap 12 jam,
kemudian setiap 8 jam pada usia 2minggu
Usia gestasi > 35 minggu diberikan 6-12 jam sesudah kelahiran,
kemudian setiap 6 jam
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
30/97
Efeksamping ARV Profilaksis
Anemia, reversible
Hepatotoksik
Ruam
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
31/97
Pilihan Nutrisi
Konseling perlu diberikan kepada Ibu HIV+
pada masa kehamilan dan dukung apapun
pilihan ibu
Apabila terdapat makanan pengganti yang
ideal (AFAS), direkomendasikan hindari ASI
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
32/97
Modul 5, Halaman 32
Alternatif pemberian nutrisi bayi
Informasi yang diperlukan saat konseling
Risiko penularan
HIV melalui ASI
Susu Formula
& syarat AFASS
Ibu dengan HIV perlu mendapatkan konseling mengenai
alternatif pemberian nutrisi untuk bayinya
ASI Eksklusif &
Manajemen
laktasi
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
33/97
Modul 5, Halaman 33
Rekomendasi tentang nutrisi bayi
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi
Risiko penularan HIV melalui ASI sekitar 15-20%
Risiko penularan HIV diperbesar dengan adanya lecet
pada payudara ibu dengan HIV (menjadi 63%)
1/4Bayi dari ibu dengan HIV
Sumber: Maternal HIV infection during pregnancy & breastfed, 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
34/97
Modul 5, Halaman 34
Rekomendasi tentang nutrisi bayi
Persyaratan AFASS harus dipenuhi apabila ibu inginmemilih memberikan Susu Formula Eksklusif
2/4
cceptable Dapat diterimaeasible Mudah dilakukan
ffordable Harga terjangkauustainable Berkesinambunganafe Aman
A
F
A
SS
Bayi dari ibu dengan HIV
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
35/97
Modul 5, Halaman 35
Transmisi HIV melalui ASITransmisi melalui ASI 5-20%
Tingkat penularan meningkat seiring lamanya laktasi
Meta analisis: Transmisi kumulatif sebesar 9.3% padausia 18 bulan(dengan persentase menyusu 8,9% per
tahun)
WHO
Umur (bulan) Kumulatif
1-6 4% 4%
7-12 5% 9%
13-24 7% 16%
Ghent, 2002
Late postnatal transmission of HIV-1 in breast-fed children: an individual patient data meta-analysis.
Coutsoudis A, Dabis F. J Infect Dis. 2004 Jun 15;189(12):2154-66.
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
36/97
Modul 5, Halaman 36
Transmisi HIV melalui ASI
Sumber: Coutsoudis et al. AIDS 2001, 15:379-87
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
L
ahir
6mgg 3
bl6bl
12bl
15bl
ASI eksklusif
Menyusui campur
Susu formula
Menyusui campur akan meningkatkan kemungkinan bayi
terinfeksi HIV pada masa laktasi
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
37/97
Modul 5, Halaman 37
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan kalori bayi per hari
Diberikan dalam bentuk
Umur (bulan) Kalori (kal/ KgBB)
0 - 3 120
4 - 9 110
10-12 100
Hanya cairan: sampai usia 6 bulan (ASI, susu formula)
Ditambah makanan padat: mulai usia 6 bulan
ASI
Susu Balita
MP ASI
6 bulan 2 tahun
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
38/97
Modul 5, Halaman 38
Kuantitas pemberian susu formulaUntuk bayi cukup bulan
Umur Frekuensi(kali/ hari)
Porsi(ml/ kali)
Total(ml/ hari)
0 -
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
39/97
Modul 5, Halaman 39
Apabila ibu memilih untuk memberikan ASI, dianjurkanuntuk ASI Eksklusif selama 6 bulan
Rekomendasi tentang nutrisi bayi
Ibu perlu diberi informasi mengenai manajemen laktasi
(cara menyusui yang baik dan benar)
Sangat tidak dianjurkan untuk menyusui campur (mix
feeding)
3/4
Setelah 6 bulan, bayi diberi PASI, dan ASI dihentikan
Bayi dari ibu dengan HIV
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
40/97
Modul 5, Halaman 40
Rekomendasi tentang nutrisi bayi
Apabila persyaratan AFASS terpenuhi sebelum 6 bulan,bagi ibu yang memberikan ASI dapat memilih
4/4
Meneruskan ASI Eksklusif sampai 6 bulan
Beralih ke Susu Formula Eksklusif
Tidak memberikan ASI lagi (mix feeding)
Apapun pilihan ibu tentang pemberian makanan bayi,
perlu diberikan dukungan
Bayi dari ibu dengan HIV
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
41/97
Modul 5, Halaman 41
Persyaratan AFASS tidak terpenuhi
Kondisi sosial ekonomi tidak memungkinkan untuk
mencari Ibu susu atau memanaskan ASInya sendiri
Memahami teknik menyusui yang benar, sehingga
terhindar dari mastitis (radang payudara) dan laserasi(lecet) puting payudara
Mazami Enterprise 2009
Pertimbangan menentukan penggunaan
ASIBagi ibu dengan HIV
Keadaan yang dianggap AMAN untuk menyusui
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
42/97
Modul 5, Halaman 42
Viral load tidak terdeteksi, atau kadar CD4 tinggi
Keadaan yang dianggap aman untuk
menyusui
Tidak terdapat luka/lecet pada puting payudara. Bila
terdapat luka/lecet dilarang menyusui
Tidak terjadi mastitis (radang payudara)
Mazami Enterprise 2009
Perilaku seks aman (selalu menggunakan kondom)
Manajemen laktasi yang baik (perlekatan, posisi,
frekuensi)
Bagi ibu dengan HIV
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
43/97
Modul 5, Halaman 43
Ibu susu lain
Alternatif ASI lainnya
Memanaskan (Pasteurisasi) ASI perah dariibu dengan HIV
Untuk bayi dari ibu dengan HIV
HIV akan mati pada suhu 56 0C
Pasteurisasi ASI bekerja pada suhu 62,5 0C
Dengan Pasteurisasi ASI, maka bayi tidak mendapatkan antibodi, tetapi
setidaknya masih mendapatkan protein susu yang mudah dicerna oleh
usus bayi sehingga terhindar dari diare
(menyusu dari ibu lain yang serologis negatif)
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
44/97
Modul 5, Halaman 44
Calon ibu susu adalah perempuan yang telah terbukti
serologis HIV negatif, dan bersedia menyusui hingga bayi
berusia setidaknya 6 bulan
Ibu susu lainUntuk bayi dari ibu dengan HIV
Bicarakan aspek sosial/budaya/agama yang timbul dengan
bayi disusui ibu lain
Ibu kandung masih dapat terlibat dalam perawatan bayi
lainnya
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
45/97
Modul 5, Halaman 45
Susu Formula bayi berbahan dasar susu sapi
Alternatif Pengganti ASI yang baikUntuk bayi dari ibu dengan HIV
Susu binatang yang dimodifikasi
Susu sapi dievaporasi (tidak memakai
pemanis)
Susu Formula bayi berbahan dasar isolatprotein soya
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
46/97
Modul 5, Halaman 46
Susu skim (segar maupun bubuk)
Pengganti ASI yang tidak dianjurkan
untuk 6 bulan pertama
Susu fermentasi (yogurt)Susu yang ditambah perasa
Susu kental manis
Santan
Jus, teh, air gula
Serealia, bubur
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
47/97
Modul 5, Halaman 47
Keuntungan dan kerugian pemberian susu
formula
Pertimbangan menentukan penggunaan
susu formula
Kemungkinan kendala AFASS
Bagi ibu dengan HIV
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
48/97
Modul 5, Halaman 48
Keuntungan
Keuntungan & kerugian Susu Formula
Menurunkan angka transmisi HIV hingga 2% dibanding
ASI
Bacterial Contamination & Over-dilution of Commercial Infant Milk in South Africa: A Sub-Study of the National PMTCT
Cohort Study. Erika Bergstrm, XV International AIDS Conference. Bangkok, Thailand, July 11-16 2004)
ASI Transmisi Transmisi Susu Formula
Thai PHPT2 1,1-6,3% 14,9-20,0% Petra studyThai MUA 2,8% 15,7-25,8% HIVnet 012
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
49/97
Modul 5, Halaman 49
Keuntungan & kerugian Susu Formula
Kerugian
Free formula Milk for Infants of HIV-Infected Women: Blessing or Curse?
Coutsoudis A et al. Health Policy Plan. 2002 Jun; 17(2):154-60
Memperberat efek buruk susu formula
Mempengaruhi kebebasan memilih
Membuka status HIV
Tidak memperhitungkan ongkos persiapan susu formula (yang
tidak terhitung)
Meningkatkan kemungkinan ASI campur susu formula
Meningkatkan efek perluasan perilaku pemberian susu formula
pada ibu yang non HIV (Spill Over)
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
50/97
Modul 5, Halaman 50
Keuntungan & kerugian Susu Formula
Kerugian
Nutritional Adequacy and Cost of Home Prepared Infant Milk (HPIM) in Kwa-Zulu Natal, South Africa.
Papathakis et al, XV International AIDS Conference, Thailand, 2004
Home prepared formuladitemukan sering kekurangan
pemenuhan mikronutrien dan membutuhkan waktu yang lama
Intake Vitamin A, Vitamin C, Vitamin E, Asam folat, Asampantotenat, Zn, Cu, Se,dan Asam lemak esensial tidak
adekuat
Biaya $9.80/bulan atau 20% pendapatan/bulan
Waktu persiapan 20-30 menit untuk 120 ml
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
51/97
Modul 5, Halaman 51
Stigma di masyarakat: Mengapa tidak menyusui?
Kemungkinan kendala AFASS
Mengakibatkan praktikmenyusui campur
cceptable Dapat diterimaA
Malah meningkatkan
kemungkinan penularan
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
52/97
Modul 5, Halaman 52
100 100
80.985.5
66.369
49.4
56.1
28.8 27.7
18.121.2
0
1020
30
40
50
60
70
80
90
100
Susenas (2005) Susenas (2006)
1 Bln 2 Bln 3 Bln 4 Bln 5 Bln 6 Bln
Kenyataan: Sebagian besar ibu di Indonesia melakukan
praktik menyusui campur
Kemungkinan kendala AFASS
cceptable Dapat diterimaA
Profil ASI Eksklusif di Indonesia
Menyusui
campur
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
53/97
Modul 5, Halaman 53
Ibu mempunyai waktu, ketrampilan, pengetahuan
untuk menyiapkan & memberikan susu formula
Kemungkinan kendala AFASS
Disisi lain, tidak ada kepastian agar ibu bisa
mendapatkan bantuan untuk menyiapkan dan
memberikan susu formula
easible Mudah dilakukanF
Perlu ada orang dewasa sehat untukmenyiapkan dan memberikan setiap asupan
Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
54/97
Modul 5, Halaman 54
Ibu mempunyai waktu, ketrampilan, pengetahuan
untuk menyiapkan & memberikan susu formula
Kemungkinan kendala AFASS
Disisi lain, tidak ada kontrol di masyarakat
bahwa ibu benar paham cara menyiapkan
formula yang benar
easible Mudah dilakukanF
Kenyataannya konsumen susu formula TIDAK
DIAJARI cara membuat & menyiapkan formulayang tepat
Mazami Enterprise 2009
Informasi sulit diterima: Sebagian besar
pendidikan ibu kurang dari sekolah menengah.
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
55/97
Modul 5, Halaman 55
Perlu biaya cukup mahal untuk membeli susu formula
minimal sampai usia 6 bulan
Kemungkinan kendala AFASS
Disisi lain, belum ada asuransi (swasta) yang
bersedia membayar kasus HIV
ffordable Harga terjangkauA
Kenyataannya ibu dengan HIV memerlukan
biaya untuk pemeriksaan berkala danmendapatkan ARV (biaya pemeliharaan
kesehatan ibu dengan HIV cukup mahal)
Mazami Enterprise 2009
SS
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
56/97
Modul 5, Halaman 56
Keberadaan susu formula minimal sampai usia 6 bulan
Kemungkinan kendala AFASS
Bila susu formula ini disediakan oleh
pemerintah, maka perlu kajian lebih lanjut
terkait dana untuk layanan HIV lainnya
misalnya: obat antiretroviral, obat infeksi
oportunistik
ustainable BerkesinambunganS
Anggaran untuk menyediakan susu formula
harus dipastikan terpenuhi untuk 6 bulanpertama kehidupan bayi
Mazami Enterprise 2009
K ki k d l AFASS
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
57/97
Modul 5, Halaman 57
Mengandung gizi cukup & higienis
Kemungkinan kendala AFASS
Tersedia bahan bakar dan air untuk
mempersiapkan makanan tersebut.
Kenyataan hanya 72% yang mempunyailemari pendingin
afe Aman penggunaannyaS
Tersedia air bersih & sabun untuk
membersihkan peralatan
Takaran harus sesuai, tidak terlalu kental
atau encer. Yang sering terjadi
pengenceran berlebihan (14-47%)
Mazami Enterprise 2009
Kontaminasi tinggi (38-81%)
S t b i f l
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
58/97
Modul 5, Halaman 58
Syarat pemberian susu formula
Peralatan
Tersedia alat untukmenyiapkan dan menakar
(gelas ukur, sendok susu,
botol/ dot)
Tersedia alat untuk mencucidan merebus botol (sikat
botol, panci, kompor)
Bahan
Tersedia air bersihTersedia sabun untuk cuci
tangan dan botol
Tersedia bahan bakar untuk
merebus airTersedia lemari pendingin
(apabila ibu tidak sanggup
untuk membuat 8 kali sehari)
Ibu/ pengasuh bayiMampu menyiapkan susu formula sesuai takaranMampu menyiapkan untuk 8 kali pemberian per hari
Mampu memberikan susu formula dengan benar
I i i
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
59/97
Modul 6, Halaman 59
Imunisasi diperlukan untuk melindungi bayi yang terpajan
HIV
Imunisasi
Prinsip umum: Tidak memberi vaksin hidup bila terdapat
gejala infeksi HIV
Mazami Enterprise 2009
Untuk daerah endemis dan sumber daya terbatas, BCG
diberikan pada usia dini (mulai 0 bulan)
Vaksin Hidup Mati
Bakteri BCG, Demam tifoid oral Difteri, Tetanus, Pertusis, Botulinum,Kolera, Lepra, Tifoid Vi,
Pneomokokus, Meningokokus
Virus Polio (oral), Campak, Gondongan
(parotitis), Rubella, Rotavirus,
Demam kuning
Hepatitis A, Hepatitis B
Polio (injeksi), Rabies
Hemofilus influenza B
I i i
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
60/97
Modul 6, Halaman 60
Dapat mengikuti Jadual Departemen Kesehatan, atau
Jadual Ikatan Dokter Anak Indonesia
Imunisasi
Perhatian khusus pada BCG
Mazami Enterprise 2009
J d l I i i
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
61/97
Modul 6, Halaman 61Mazami Enterprise 2009
Vaksin Terinfeksi HIVtanpa gejala
Terinfeksi HIVdengan gejala
Waktu yang optimaluntuk imunisasi
BCG* Ya Tidak Saat lahir
DPT Ya Ya 6,10,14 minggu
OPV** Ya Tidak 0, 6, 10, 14 mingguCampak Ya Tidak 6 dan 9 bulan
Hepatitis B Ya YaSeperti pada bayi
tidak terinfeksi
Demam kuning Ya Tidak
Tetanus toxoid Ya Ya
* Untuk daerah endemis dan sumber daya terbatas, BCG diberikan sejak usia dini (0 bulan) pada HIV TANPA gejala
** Untuk daerah endemis, Polio (oral) diberikan pada HIV TANPA gejala
Jadual Imunisasi
Rekomendasi WHO
P h P i
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
62/97
Modul 6, Halaman 62
Bertujuan untuk mencegah pneumonia Pneumocystis
jiroveci/carinii(PCP)
Pencegahan Pneumonia
Rekomendasi UNAIDS & WHO: Kotrimoksasol
Mazami Enterprise 2009
Mulai usia 4-6 minggu, sampai anak tidak terbukti terinfeksi HIV
Dosis: 4-6 mg/kg Trimetoprim, 1 kali/hari, setiap hari
P h P i
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
63/97
Modul 6, Halaman 63
Keluarga dan pasien perlu mengerti bahwa kotrimoksasol
tidak mengobati dan menyembuhkan infeksi HIV, hanyamencegah infeksi PCP
Pencegahan Pneumonia
Mazami Enterprise 2009
Memerlukan pemantauan adherens
Kotrimoksasol
PCP HIV
D i K t i k l
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
64/97
Modul 6, Halaman 64
Dosis Kotrimoksasol
Mazami Enterprise 2009
Rekomendasi
dosis harianSuspensi Tablet anak
Tablet
dewasa
Tablet dewasa
kekuatan ganda
Sulfametoxazol /
Trimetoprim
5ml sirup 200
mg/ 40 mg
100 mg/
20 mg
400 mg/
80 mg
800 mg/
160 mg
< 6 bulan
S 100 mg/ T 20 mg 2,5 ml 1 tablet tablet,dicampur makanan
-
6 bln
5 thnS 200 mg/ T 40 mg 5 ml 2 tablet tablet -
6 14 thn
S 400 mg/ T 80 mg 10 ml 4 tablet 1 tablet tablet
>14 thnS 800 mg/ T 160 mg - - 2 tablet 1 tablet
Frekuensi pemberian: SEKALI sehari
Sumber: Perinatal HIV Guidelines Working Group, 2008
P ik t t HIV k
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
65/97
Modul 6, Halaman 65
Pemeriksaan serologis anti HIV tidak dapat dipakai sebagai
perasat diagnosis pada anak < 18 bulan, karena masihterdapat sisa IgG ibu yang ditransfer selama kehamilan
Pemeriksaan status HIV anak
Bila Serologis Positif pada usia > 18 bulan, dianggap anakterinfeksi HIV
IgG AntiHIV ibu
Serologis Serologis
Lahir 9 bln 12 bln 18 bln1 bln 2 bln
Mazami Enterprise 2009
S di i t t HIV
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
66/97
Modul 6, Halaman 66
Anak usia kurang dari 18 bulan
Sasaran diagnosis status HIV
1. Bayi dari ibu HIV positif yang masuk program PMTCT
2. Status ibu tidak diketahui
3. Ibu dengan HIV, bayi mendapat ASI
4. Status ibu tidak diketahui, uji virologis awal negatif,
gejala & tanda sesuai HIV
Anak usia lebih dari 18 bulan
Bagan penilaian dan tatalaksana awal
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
67/97
Modul 6, Halaman 67
Bagan penilaian dan tatalaksana awal
Penilaian kemungkinan infeksi HIV
Status HIV ibu
Paparan ibu pada ARV
Cara kelahiran dan laktasi
Gejala HIV & infeksi oportunistikAnamnesis, pemeriksaan fisik: Cari gejala & tanda HIV
Anamnesis, pemeriksaan fisik: Cari infeksi oportunistik
Berikan pengobatan yang sesuai
ARV profilaksis & Profilaksis PCPARV profilaksis dapat diberikan pada bayi baru lahirdari ibu HIV
positif paing lambat dalam 72 jam pertama
Berikan kotrimoksazol setelah usia 4-6 minggu
Uji diagnostik status HIV
Lakukan uji diagnostik HIV (metode yang digunakan tergantung usia anak)
Bayi/anak dengan paparan
HIV
Bagan penilaian dan tatalaksana awal
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
68/97
Modul 6, Halaman 68
Bagan penilaian dan tatalaksana awal
Identifikasi faktor risiko infeksi HIVStatus HIV ibu
Cara kelahiran dan laktasi
Transfusi darah
Penularan seksual
Pengguna Napza suntik
Gejala HIV & infeksi oportunistikAnamnesis, pemeriksaan fisik: Cari gejala & tanda HIV
Anamnesis, pemeriksaan fisik: Cari infeksi oportunistik
Berikan pengobatan yang sesuai
Uji diagnostik status HIVIdentifikasi gejala dan tanda HIV, atau infeksi oportunistik yang mungkin akibat HIV
Lakukan uji diagnostik HIV (metode yang digunakan tergantung usia anak)
Pada kasus status HIV ibu tidak dapat ditentukan, dan uji virologik tidak dapat dikerjakan
pada bayi usia < 18 bulan, maka uji antibodi HIV harus dikerjakan
Anak sakit berat, paparan HIV
tidak diketahui, dicurigai HIV
Pemeriksaan status HIV bayi
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
69/97
Modul 6, Halaman 69
Uji diagnosis virus HIV
Pemeriksaan status HIV bayi
Mazami Enterprise 2009
Uji diagnosis antibodi terhadap HIV
Pemeriksaan RNA HIV (PCR)
Pemeriksaan DNA HIV (PCR)
Pemeriksaan Antigen p24 (belum tersedia)
Biakan HIV (belum tersedia)
Pemeriksaan Ig G Anti HIV
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
70/97
Apakah bayi dari ibu HIV+ tertular?
PCRdiagnosis pasti, positif berarti terinfeksi IgG antiHIV + bisa didapat dari ibu, Akan tetap
positif sampai umur 18 bulandiagnosis
presumtif Bila pada Umur 9 bulan IgG antiHIVnya
negatif, dan ASI telah dihentikan >6minggu,kemungkinan besar tidak tertular
Bila umur 18 bulan IgG antiHIV masih positif,kemungkinan besar tertular
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
71/97
Pemantauan Tumbuh kembang
Sama dengan pemantauan tumbuh kembanganak normal
Diharapkan bayi dengan ibu HIV+ mempunyai
status gizi, pertumbuhan dan perkembanganyang normal.
Jadwal kunjungan bayi
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
72/97
Modul 6, Halaman 72
Jadwal kunjungan disesuaikan dengan bayi sehat lainnya
(klinik bersama). Kegiatan sesuai jadwal bayi sehat lain(penimbangan, pemeriksaan KPSP, vitamin A, dll)
Jadwal kunjungan bayi
Tidak boleh ada pelabelan HIV
Mazami Enterprise 2009
Kewaspadaan standar tetap dilakukan
Gunakan kesempatan untuk pelayanan PMTCT
(kesehatan ibu, KB dan sterilisasi, kesehatan saudara
kandung, penilaian ulang sosial ekonomi, pasangan,keluarga besar)
Manfaatkan untuk promosi nutrisi bagi ibu dan bayi
Jadual kunjungan bayi
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
73/97
Modul 6, Halaman 73
Jadual kunjungan bayi
Mazami Enterprise 2009
KegiatanSaat
lahir10 Hr 4 Mgg 6 Mgg 2 Bln 3 Bln 4 Bln 6 Bln 9 Bln 12 Bln 18 Bln
Tiap 6
Bln
Evaluasi klinis
Berat Badan &
Panjang Badan
Pemberian makanan SF/ASIe SF/ASI SF/ASI SF/ASI SF/eASI SF/ASI SF/ASI SF+MP SF+MP SF+MP
ARV Profilaksis
Kemoprofilaksis
Imunisasi Sesuai dengan jadwal imunisasi Depkes/IDAIPerhatian khusus untuk BCG
Laboratorium
Hb & Leukosit
Kadar CD4
PCR (RNA/DNA)
Serologi HIV
SF= Susu Formula
ASIe= Air Susu Ibu eksklusif PCR= Polimerase Chain Reaction
DNA= Deoxy Ribonucleic Acid
RNA= Ribonucleic AcidHepB= Hepatitis B
HIB= Hemofilus Influenza B
OPV= Oral Polio Vaccine
MP= Makanan Padat
BCG= Bacillus Calmette Guerrin
DTP= Difteri Tetanus Pertusis
Hb= Hemoglobin
Jadwal Kunjungan PMTCT
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
74/97
j g
Lahir 10-14hari
4
minggu
6
minggu
2
bulan
3
bulan
4
bulan
6
bulan
9
bulan
18
bulan
Berat badan/
tinggi badan/
lingkar kepala
Nutrisi SF/ASIe* SF/ASIe* SF/ASIe* SF/ASIe* SF/ASIe* SF/ASIe* SF/ASIe* SF/ASIe* SF-MP SF-MP
ARV profilaksis
(AZT 4 mg/kg/x,
2x/hari**
Kotrimoksazol
Imunisasi Imunisasi Hepatitis B, OPV, DPT dapat diberikan sesuai jadwal
Imunisasi campak dapat diberikan kecuali HIV simptomatik
Perhatian khusus: BCG diberikan sesudah infeksi HIV dapat disingkirkan
Hb/Ht
PCR RNA/DNAAB
Note: SF: susu formula; ASIe*: Air susu ibu eksklusif, evaluasi AFASS, tidak mixed feeding; MP: makanan padat
Hb = Hemoglobin Ht = Hematokrit PCR RNA/DNA = Polymerase chain reactionRNA/DNA
AB = HIV antibody ARV: antiretroviral, AZT: zidovudin, **: dosis khusus untuk bayi prematur
4 M b ik d k ik l i i l d
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
75/97
Modul 9, Halaman 75
4. Memberikan dukungan psikologis, sosial danperawatan kepada ibu dengan HIV beserta bayi& keluarganya
Kepatuhan minum ARV
Biaya untuk pemeriksaan laboratorium setiap 3 bulan Biaya untuk memperoleh ARV
Isu yang mungkin dihadapi oleh ibu dengan HIV:
Menjadi yatim-piatu lebih dini Biaya pemeliharaan kesehatan lebih besar daripada bayi
normal
Isu yang mungkin dihadapi oleh anak:
1 2 3
4Mazami Enterprise 2009
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
76/97
Modul 9, Halaman 76
Konseling dalam PMTCT
Konseling Sebelum dan sesudah tes HIV Konseling ARV
Konseling Kehamilan & Persalinan
Konseling Pemberian Makanan Bayi Konseling Psikologis & Sosial
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
77/97
Modul 9, Halaman 77
Konseling Sebelum & Sesudah Tes HIV
Dilaksanakan pada saat ANC
Dilaksanakan oleh konselor yang sudahterlatih
Reactive
Control
Positive
HIV-1/2
Positive
(+)
Negative
(-)
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
78/97
Dukungan Psikososial
Dukung ibu dan keluarga Jangan distigma, dikucilkan, diskriminasi
Libatkan pasangan, keluarga, peer group, supportgroup, LSM/pemuka masyarakat, tenaga medis
dan pemerintah Dengan cara:
Konseling
Pendampingan
Dukungan ekonomi keluarga
KIE
Ringkasan 1/2
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
79/97
Modul 5, Halaman 79
Ringkasan
ASI adalah makanan terbaik untuk bayi
Guna mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi melalui ASI, makaibu dengan HIV mempunyai beberapa ALTERNATIFpemberian
makanan untuk bayinya
ASI Eksklusif 6 bulan Susu Formula Eksklusif
Pasteurisasi ASI
ASI dari Ibu Susu lain
Susu binatang dimodifikasi
Susu sapi dievaporasi
Ibu & keluarga perlu diberikan INFORMASI/ KONSELINGmengenai
pilihan makanan untuk bayinyaPerlu diberikan DUKUNGANterhadap apapun pilihan ibu mengenai
makanan untuk bayinya
1/2
Ringkasan 2/2
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
80/97
Modul 5, Halaman 80
Ringkasan
Pemberian susu formula harus memenuhi persyaratan AFASS
Pertimbangan untuk menentukan pemberian ASI
Pertimbangan untuk menentukan pemakaian susu formula
Keuntungan dan kerugian susu formula
Kemungkinan kendala AFASS
Persyaratan AFASS tidak terpenuhi
Keadaan yang dianggap aman untuk menyusui
Kondisi sosial ekonomi yang tidak memungkinkan
terpenuhinya persyaratan AFASS
Memahami teknik menyusui yang benar
2/2
Dampak HAART pada perjalanan alamiah HIV
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
81/97
Modul 3a, Halaman 81
Dampak HAART pada perjalanan alamiah HIV
Sumber: EuroSIDA
HAART: Highly Active Anti Retroviral Therapy
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
82/97
Terima kasih
HAART
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
83/97
Modul 3a, Halaman 83
HAART
HighlySelalu menggunakan minimal kombinasi tiga
obat antiretroviral
agar
Mengurangi kesempatan virus untuk bermutasi
menjadi resisten terhadap obat ARV
AntiActive TherapyRetroviral
Mazami Enterprise 2009
Kriteria syarat medis untuk terapi ARV (WHO
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
84/97
Modul 3a, Halaman 84
Kriteria syarat medis untuk terapi ARV (WHO2006)
Berikan ARV pada SEMUA PASIEN dengan CD4 < 200 atau Limfosit < 1.200 sel/mm3
Berikan ARV pada IBU HAMIL dengan CD4 < 350 sel/mm3
Pertimbangkan untuk ARV pada IBU TIDAK HAMIL dengan CD4 < 350 sel/mm3
Berikan ARV pada SEMUA PASIEN pada stadium 4, dan stadium 3 (bila tidak tersedia
pemeriksaan CD4)
Stadium
Klinis
Tidak tersedia
Pemeriksaan CD4
Tersedia Pemeriksaan
CD4
1 Limfosit < 1.200 sel/mm3 < 200 sel/mm3
2 Limfosit < 1.200 sel/mm3 < 200 sel/mm3
3 Tanpa memandangJumlah Limfosit 200 - 350 sel/mm3
4Tanpa memandang
Jumlah Limfosit
Tanpa memandang
Jumlah CD4Mazami Enterprise 2009
Teknik menyusui yang benar 1/2
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
85/97
Modul 5, Halaman 85
Kepala dan badan bayi berada dalam satu
garis lurus
Teknik menyusui yang benar
Untuk bayi baru lahir sampai usia 3 bulan,ibu harus menyangga seluruh badan bayi
(bukan hanya kepala dan bahu)
Wajah bayi menghadap payudara, dengan
hidung bayi berhadapan dengan puting
Ibu memeluk bayi dekat dengan badannya,
ibu menatap ke wajah bayi
/
Posisi badan ibu dan bayi
Teknik menyusui yang benar 2/2
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
86/97
Modul 5, Halaman 86
Teknik menyusui yang benar /
Perlekatan bayi pada payudara ibu
Mulut bayi terbuka lebar
Bibir bawah bayi melengkung ke
luar
Dagu bayi menyentuh payudara
Teknik menyusui yang salah 1/2
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
87/97
Modul 5, Halaman 87
Kepala dan badan bayi tidak berada dalamsatu garis lurus
Teknik menyusui yang salah
Tangan ibu hanya menyangga bahu bayi(bukan seluruh badan bayi)
Wajah bayi tidak menghadap payudara
Tubuh bayi jauh dari tubuh ibu, tidak ada
kontak mata antara ibu dan bayi (ibu
menoleh ke samping)
/
Posisi badan ibu dan bayi
Teknik menyusui yang salah 2/2
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
88/97
Modul 5, Halaman 88
Teknik menyusui yang salah /
Perlekatan bayi pada payudara ibu
Mulut bayi tidak terbuka lebar,
mengerucut ke depan
Bibir bawah bayi tidak melengkung
ke luar
Dagu bayi tidak menyentuh
payudara
Teknik menyusui
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
89/97
Modul 5, Halaman 89
Benar Salah
Teknik menyusui
Pasteurisasi ASI perah 1/4
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
90/97
Modul 5, Halaman 90
Pasteurisasi ASI perah
Merangsang refleks oksitosin
Ibu & keluarga diajarkan untukmerangsang refleks oksitosin agar ASI
dapat mengalir dengan lancar
Dilakukan pemijatan sirkuler dengan
ibu jari, di sepanjang tulang belakang
segmen thorakal
Duduk santai, minum air hangat
Payudara dikompres hangat/ disiram
air hangat
Puting payudara dirangsang dengan
tarikan dan pilinan ringan oleh jari ibu
sendiri
Mazami Enterprise 2009
Pasteurisasi ASI perah 2/4
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
91/97
Modul 5, Halaman 91
Pasteurisasi ASI perah
Cuci tangan dengan sabun & airmengalir
Letakkan jari dan ibu jari di tiap sisi
areola dan tekan ke dalam ke arah
dinding dada
Tekan di belakang puting dan areola di
antara ibu jari dan jari telunjuk
Tekan dari samping untuk
mengosongkan semua bagian
Memerah ASI
Mazami Enterprise 2009
Pasteurisasi ASI perah 3/4
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
92/97
Modul 5, Halaman 92
Pasteurisasi ASI perah
Cangkir, gelas, atau botol/ kendibermulut lebar
Cuci wadah dengan sabun & air
mengalir (dapat dipersiapkan sehari
sebelumnya)
Sebelum digunakan, tuangkan air
mendidih, biarkan beberapa menit.
Air mendidih akan membunuh
sebagian besar bakteri.Bila telah siap memerah, buang air
dari gelas tersebut.
Tempat penampungan ASI perah
Mazami Enterprise 2009
Pasteurisasi ASI perah 4/4
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
93/97
Modul 5, Halaman 93
S p
Didihkan air pada panci, pertahankandengan api kecil
Masukkan gelas berisi ASI ke panci
berisi air dingin
ASI perah yang dimasak sebaiknyadipakai secepatnya dalam waktu 1
jam
Memanaskan ASI perah
Panaskan ASI pada suhu 62,5 0Cselama 30 menit dengan di tim
Masukkan gelas berisi ASI ke panci
berisi air mendidihairair
air
30 menit
62,50C
ASI
Sajikan ASI perah dengan cangkir, jangan dengan botol, karena cangkir
lebih mudah dibersihkan dan aman bila didihkanMazami Enterprise 2009
Mazami Enterprise 2009
Cara menyiapkan susu formula 1/4
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
94/97
Modul 5, Halaman 94
y p
Cuci tangan
Setelah dari toilet
Setelah mengganti popok bayi
Setelah menyiapkan susu/ makanan
Sebelum menyuapi/ memberikan susu
Cara menyiapkan susu formula 2/4
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
95/97
Modul 5, Halaman 95
y p
Cuci peralatan
Cuci segera setelah selesai digunakan
Simpan peralatan yang telah bersih di
tempat kering dan ditutupi
Gunakan peralatan yang bersih untukmemberi makan/ minum bayi
Cara menyiapkan susu formula 3/4
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
96/97
Modul 5, Halaman 96
y p
Memasak air matang
Masaklah semua air minum dan air untuk
membuat susu formula hingga mendidih
Simpan air matang di wadah yang bersih dan
tertutup rapat.
Gunakan air masak untuk membuat susu
sesaat sebelum disajikan
Cara menyiapkan susu formula 4/4
7/22/2019 Dr Budi_pmtct Pada Bayi
97/97
y p
Menyajikan susu formula
Simpan bahan pembuat susu dalam wadah
yang bersih dan tertutup rapat
Usahakan menyimpan bahan baku dalam
keadaan kering (misalnya bubuk susu, gula)
Bila menyimpan susu dalam lemari
pendingin, paling lama disimpan selama
sehari
Jangan berikan susu yang telah disimpan (di suhu
kamar) lebih dari satu jam