Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam lingkungan manufaktur, perbaikan terhadap produktivitas mengalami
pembenahan terus-menerus dan hal itu telah menjadi isu besar bagi setiap orang. Sejak
computer ditemukan dan digunakan secara meluas dalam industri perdagangan, IT telah
menyodorkan berbagai macam solusi dalam rangka perbaikan tingkat produktivitas.
Sekitar 30 tahun lampau MRP(Material Requirement Planning) hadir di dunia. Inilah
awal mulanya komputer menambah sistem perencanaan guna mendukung bidang
manufaktur. MRP telah berkembang menjadi popular. Penagihan atas barang yang
sebelumnya dilakukan dengan menggunakan kertas, kini semuanya dilakukan secara digital
dan ditayangkan dalam komputer, sehingga bisa diperhitungkan berapa jumlah barang
untuk memenuhi perencanaan produksi atas produk akhir. Setelah penggunaan MRP
menjadi popular metode itu sendiri mengalami pembenahan secara bertahap dengan
perubahan nama seperti MRP II (Manufacturing Resource Planning), ERP (Enterprise
Resource Planning), dll. Pembenahan tersebut dilakukan dalam rangka memperbaiki
computing power dari hardware dan IT Technology.
MRP tidak lain merupakan konsep manajemen produksi yang berbicara mengenai
cara tepat perencanaan kebutuhan barang dalam berproduksi. MRP dalam keberadaannya
memanfaatkan kemampuan komputer untuk menyimpan dan mengolah data yang berguna
dalam operasionalisasi aktifitas perusahaan. MRP mampu mengkoordinasikan berbagai
fungsi dalam perusahaan manufaktur seperti teknik, produksi, dan pengadaan. Dari
karenanya, MRP menarik tidak hanya menunjang decision making tetapi juga total perannya
mendukung aktifitas perusahaan.
Pada dasarnya MRP terdiri dari jadwal induk produksi, daftar material, dan catatan
persediaan. Berdasarkan informasi dari jadwal induk produksi diketahui permintaan suatu
produk akhir. Lantas, dengan mengetahui komponen yang membentuk Produk akhir, status
Kelompok 1 Page 1
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
persediaan, waktu tenggang untuk memesan bahan maupun merakit komponen disusun
suatu perencanaan kebutuhan dari komponen yang diperlukan. Output MRP tidak lain
berbentuk jadwal pesanan pembelian komponen kepada supplier atau bagian produksi
dalam pengerjaan perakitan komponen tertentu.
1.2 Batasan Masalah
1. Konsep yang akan dipaparkan adalah mengenai MRP dan CRP.
2. Proses Lotting dilakukan dengan menggunakan teknik :
a. Lot for Lot (L-4-L)
b. Part Period Balancing (PPB)
c. Economic Order Quantity (EOQ)
3. Contoh perusahaan yang telah menerapkan MRP dan aplikasinya pada
perusahaan tersebut.
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan laporan ini yakni:
1. Mengetahui konsep MRP dan CRP
2. Dapat membuat perencanaan bahan untuk seluruh komponen
3. Dapat membuat CRP dan grafiknya
4. Dapat menentukan kebijakan untuk mengatur kelebihan kapasitas
Kelompok 1 Page 2
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
BAB II
TEORI DASAR
II.1 MRP (MATERIAL REQUIREMENT PLANNING)
II.1.1 Pengertian dan Tujuan MRP (Material Requirement Planning)
1. Pengertian MRP
Material Requirement Planning (MRP) adalah Suatu prosedur logis berupa
aturan keputusan dan teknik transaksi berbasis komputer yang dirancang untuk
menterjemahkan jadwal induk produksi menjadi “kebutuhan bersih” untuk semua item
(Baroto,2002). Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur
mengatasi kebutuhan akan item-item dependent secara lebih baik dan efisien.
Disamping itu, sistem MRP dirancang untuk membuat pesanan-pesanan produksi dan
pembelian untuk mengatur aliran bahan baku dan persediaan dalam proses sehingga
sesuai dengan jadwal produksi untuk produk akhir. Hal ini memungkinkan perusahaan
memelihara tingkat minimum dari item-item yang kebutuhannya Dependent, tetapi
tetap dapat menjamin terpenuhinya jadwal produksi untuk produk akhirnya. Sistem
MRP juga dikenal sebagai perencanaan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu (Time-
phase requirements planning).
Teknik Perencanaan Kebutuhan Material (Material Requirement Planning/MRP)
digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang/komponen yang
tergantung (dependent) pada item-item ditingkat/level yang lebih tinggi. Kebutuhan
pada item-item yang bersifat dependent merupakan hasil dari kebutuhan yang
disebabkan oleh penggunaan item-item tersebut dalam memproduksi item yang lain.
MRP menyediakan timing dari order pembelian dan due datenya. Dari MRP
tersebut kita dapat dengan mudah memperkirakan kapan dan berapa jumlah yang akan
kita bayarkan pada vendor.MRP, memberikan input pada sistem perencanaan
kapasitas, dimana menyediakan informasi mengenai tingkat staffing, overtime, dan
Kelompok 1 Page 3
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
sebagainya, perlu disesuaikan dengan jadwal. Dari informasi tersebut sehingga kita
dapat menentukan upah obligasi di masa mendatang.
MRP terdiri dari 3 bagian yaitu input, proses dan output. Input terdiri dari
jadwal induk produksi yang berisi waktu dan jumlah pemesan dari pelanggan, struktur
produk yang berisi komponen-komponen dan jumlah yang dibutuhkan untuk merakit
barang jadi dan file catatan persediaan yang berisi persediaan yang ada diperusahaan
dan jumlah pemesanan. Proses berisi informasi untuk menentukan kebutuhan bersih
pada setiap periode waktu yang telah ditentukan. Output berisi rencana jadwal
pemesanan, realisasi pemesanan, perubahan, laporan pengendalian, laporan
perencanaan dan laporan transaksi persediaan. Ketiga elemen ini dapat digambarkan:
Gambar 1. Proses transformasi persediaan MRP
2. Tujuan MRP
Tujuan MRP adalah menentukan kebutuhan dan jadwal untuk pembuatan
komponen-komponen dan subasembling-subasembling atau pembelian material untuk
memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh MPS.
Selain itu MRP juga bertujuan :
Merencanakan kebutuhan material untuk membuat suatu produk pada jumlah
dan saat yang diperlukan
Kelompok 1 Page 4
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Tidak ada kelebihan atau kekurangan material sehingga dapat membuat
perusahaan efisien
Efektif untuk pengelolaan persediaan material produk yang berstruktur rumit
II.1.2 Masukan dan Keluaran MRP (Material Requirement Planning)
1. Masukan MRP
Ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP, yaitu :
a. Jadwal Input Produksi
Jadwal Input Produksi (JIP) didasarkan pada peramalan atas permintaan dari
setiap produk akhir yang akan dibuat. Hasil peramalan (perencanaan jangka
panjang) dipakai untuk membuat rencana produksi (perencanaan jangka
sedang) yang pada akhirnya dipakai untuk membuat JIP (perencanaan jangka
pendek) yang berisi rencana secara mendetail mengenai “jumlah produksi”
yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir beserta “periode waktunya” untuk
suatu jangka perencanaan dengan memperhatikan kapasitas yang tersedia
(pekerja, mesin, dan bahan).
b. Catatan Keadaan Persediaan
Catatan Keadaan Persediaan menggambarkan status semua item yang ada
dalam persediaan. Setiap item persediaan harus diidentifikasikan secara jelas
jumlahnya karena transaksi-transaksi yang terjadi, seperti penerimaan,
pengeluaran, produk cacat, dan data-data tentang lead time, teknik ukuran lot
yang dipakai, persediaan pengaman dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk
menghindari kesalahan dalam perencanaan.
c. Struktur Produk
Struktur Produk berisi informasi hubungan antar komponen-komponen dalam
suatu proses asembling. Informasi ini dibutuhkan dalam menentukan kebutuhan
kotor dan kebutuhan bersih suatu komponen. Selain itu, struktur produk juga
Kelompok 1 Page 5
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
berisi informasi tentang “jumlah kebutuhan komponen” pada setiap tahap
asembling dan “jumlah produk akhir” yang harus dibuat.
Ketiga input tersebut membentuk arsip-arsip yang saling berhubungan dengan
bagian produksi dan pembelian sehingga dapat menghasilkan informasi terbaru tentang
pemesanan, penerimaan, dan pengeluaran komponen dari gudang.
Gambar 2. Input (masukan) MRP
2. Keluaran MRP
Output dari perhitungan MRP adalah penentuan jumlah masing-masing BOM
dari item yang dibutuhkan bersamaan dengan tanggal dibutuhkannya. Informasi ini
digunakan untuk merencanakan pelepasan pesanan (order release) untuk pembelian
dan pembuatan sendiri komponen-komponen yang dibutuhkan. Pelepasan pesanan
yang direncanakan (planned order release, POR) secara otomatis dihasilkan oleh sistem
komputer MRP bersamaan dengan pesanan-pesanan yang harus dijadwalkan kembali,
dimodifikasi, ditangguhkan, atau dibatalkan. Dengan cara ini, MRP menjadi suatu alat
untuk perencanaan operasi bagi manajer produksi. Berdasarkan uraian diatas, output
yang dapat diperoleh dari sistem MRP dapat kita rangkum sebagai berikut :
Kelompok 1 Page 6
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
a. Memberikan catatan tentang jadwal pemesanan yang harus dilakukan atau
direncanakan, baik dari pabrik sendiri atau dari supplier.
b. Memberikan indikasi bila diperlukan penjadwalan ulang.
c. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan.
d. Memberikan indikasi tentang keadaan dari persediaan.
II.1.3 Langkah-Langkah Proses Pengolahan MRP (Material Requirement Planning)
Sistem MRP memerlukan syarat-syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi yang ahrus
dipenuhi. Bila syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi tersebut telah dipenuhi, maka kita
bisa mengolah MRP dengan empat langkah dasar sebagai berikut :
1. Netting (Perhitungan Kebutuhan Bersih)
Kebutuhan Bersih (NR) dihitung sebagai nilai dari Kebutuhan Kotor (GR) minus
Jadwal Penerimaan (SR) minus Persediaan Ditangan (OH). Kebutuhan bersih
dianggap nol bila NR lebih kecil dari atau sama dengan nol.
2. Lotting (Penentuan Ukuran Lot)
Langkah ini bertujuan menentukan besarnya pesanan individu yang optimal
berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Metode yang umum
dipakai dalam prakteknya adalah Lot-for-Lot (L-4-L).
3. Off Setting (Penentuan Waktu Pemesanan)
Langkah ini bertujuan agar kebutuhan komponen dapat tersedia tepat pada saat
dibutuhkan dengan memperhitungkan lead time pengadaan komponen
tersebut.
4. Explosion
Langkah ini merupakan proses perhitungan kebutuhan kotor untuk tingkat item
(komponen) pada level yang lebih rendah dari struktur produk yang tersedia
Kelompok 1 Page 7
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
II.1.4 Teknik-Teknik Lot Sizing
Dalam suatu proses MRP, terdapat berbagai macam penentuan teknik lot sizing
yang diterapkan, sebab proses lotting ini merupakan salah satu fundamen yang penting
dalam suatu sistem rencana kebutuhan bahan. Pemakaian serta pemilihan teknik-teknik lot
sizing yang tepat sesuai dengan situasi perusahaan akan sangat membantu dan
mempengaruhi keefektifan dari rencana kebutuhan bahan sehingga dapat memperoleh
hasil yang lebih memuaskan.
Hingga kini telah banyak dikembangkan oleh para ahli mengenai teknik-teknik
penetapan ukuran lot. Sampai saat ini teknik ukuran lot dapat dibagi menjadi 4 bagian
besar, yaitu :
1. Teknik ukuran lot untuk satu tingkat dengan kapasitas tak terbatas.
2. Teknik ukuran lot satu tingkat dengan kapasitas terbatas.
3. Teknik ukuran lot banyak tingkat dengan kapasitas tak terbatas.
4. Teknik ukuran lot banyak tingkat dengan kapasitas terbatas.
Dilihat dari cara pendekatan pemecahan masalah, juga terdapat dua aliran, yaitu
pendekatan level by level dan period by period. Nampak jelas dalam hal ini bahwa teknik
lot sizing masih dalam tehap perkembangan, khususnya untuk kasus multi level.
Dikembangkan beberapa teknik lot sizing, antara lain:
1. Fixed Order Quantity (FOQ)
Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan tetap karena keterbatasan
akan fasilitas. Mis : kemampuan gudang, transportasi, kemampuan supplier dan
pabrik. Jadi dalam menentukan ukuran lot berdasarkan intuisi atau pengalaman
sebelumnya.
Kelompok 1 Page 8
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
2. Lot for Lot (LFL)
Pendekatan menggunakan konsep atas dasar pesanan diskrit dengan pertimbangan
minimasi dari ongkos simpan, jumlah yang dipesan sama dengan jumlah yang
dibutuhkan.
3. Least Unit Cost (LUC)
Pendekatan menggunakan konsep pemesanan dengan ongkos unit perkecil, dimana
jumlah pemesanan ataupun interval pemesanan dapat bervariasi. Keputusan untuk
pemesanan didasarkan : ((ongkos perunit terkecil = (ongkos pesan perunit) +
(ongkos simpan perunit)).
4. Economic Order Quantity (EOQ)
Pendekatan menggunakan konsep minimasi ongkos simpan dan ongkos pesan.
Ukuran lot tetap berdasarkan hitungan minimasi tersebut.
5. Period Order Quantity (POQ)
Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis agar dapat dipakai
pada periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode EOQ.
Dengan mengambil dasar perhitungan pada metode pesanan ekonomis maka akan
diperoleh besarnya jumlah pesanan yan harus dilakukan dan interval periode
pemesanannya adalah setahun.
6. Part Period Balancing (PPB)
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot ditetapkan bila ongkos simpannya
sama atau mendekati ongkos pesannya.
7. Fixed Periode Requirment (FPR)
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot dengan Periode tetap, dimana
pesanan dilakukan berdasarkan periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah
pesanan tidak didasarkan oleh ramalan tetapi dengan cara menggunakan
penjumlahan kebutuhan bersih pada interval pemesanan dalam beberapa periode
yang ditentukan.
Kelompok 1 Page 9
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
8. Least Total Cost (LTC)
Pendekatan menggunakan konsep ongkos total akan di minimasikan apabila untuk
setiap lot dalam suatu horison perencanan hampir sama besarnya. Hal ini dapat
dicapai dengan memesan ukuran lot yang memiliki ongkos simpan perunit-nya
hampir sama dengan ongkos pengadaannya/ unitnya.((ongkos total) = (ongkos
simpan + ongkos pengadaan))
9. Wagner Within (WW)
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot dengan prosedur optimasi program
linear, bersifat matematis. Pada prakteknya ini sulit diterapkan dalam MRP karena
membutuhkan perhitungan yang rumit. Fokus utama dalam penyelesaian masalah
ini adalah melekukan minimasi penggabungan ongkos total dari ongkos set-up dan
ongkos simpan dan berusahan agar ongkos set-up dan ongkos simpan tersebut
mendekati nilai yang sama untuk kuantitas pemesanan yang dilakukan.
10. Silver Mean (SM)
Menitik beratkan pada ukuran lot yang harus dapat meminimumkan ongkos total
per-perioda. Dimana ukuran lot didapatkan dengan cara menjumlahkan kebutuhan
beberapa periode yang berturut-turut sebagai ukuran lot yang tentatif (Bersifat
sementara), penjumlahan dilakukan terus sampai ongkos totalnya dibagi dengan
banyaknya periode yang kebutuhannya termasuk dalam ukuran lot tentatif
tersebut meningkat. Besarnya ukuran lot yang sebenarnya adalah ukuran lot
tentatif terakhir yang ongkos total periodenya masih menurun.
II.1.5 Manfaat MRP
Permintaan dependen membuat penjadwalan dan perencanaan persediaan menjadi
kompleks, sekaligus menguntungkan. Beberapa manfaat MRP adalah:
1. Peningkatan pelayanan dan kepuasan konsumen.
2. Peningkatan pemanfaatan fasilitas dan tenaga kerja.
3. Perencanaan dan penjadwalan persediaan yang lebih baik.
4. Tanggapan yang lebih cepatterhadap perubahan dan pergeseran pasar.
5. Tingkat persediaan menurun tanpa mengurangi pelayanan kepada konsumen.
Kelompok 1 Page 10
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
II.2 CRP (CAPACITY REQUIREMENT PLANNING)
II.1.1 Pengertian dan Tujuan CRP (Capacity Requirement Planning)
1. Pengertian CRP
CRP merupakan tahap penentuan kapasitas yang dibutuhkan sesuai hasil MRP.
Kebutuhan kapasitas akan dibandingkan dengan kapasitas yang dapat digunakan.
Modifikasi dilakukan dengan menambah overtime, merubah routing (urutan proses),
dan sub kontrak. Ketika kapasitas yang dapat digunakan tidak dapat mencukupi, meski
telah dilakukan modifikasi, maka perlu dilakukan perubahan MPS. Masalahnya, revisi
MPS akan merevisi MRP dan output kebutuhan kapasitas juga berubah.
Perencanaan kebutuhan kapasitas (CRP) adalah Suatu perincian
membandingkan kapasitas yang diperlukan oleh rencana kebutuhan material (MRP)
oleh pemesanan sekarang dalam proses verifikasi yang mendasari dalam membuat
suatu akhir penerimaan terhadap pengendali jadwal produksi (MPS) (Fogarty dkk,
1991).
2. Tujuan CRP
Tujuan utama dari CRP adalah menunjukkan perbandingan antara beban yang
ditetapkan pada pusat-pusat kerja melalui pesanan kerja yang ada dan kapasitas dari
setiap pusat kerja selama periode waktu tertentu (Garpezs, 1998).
3. Keuntungan dan kelemahan dari CRP
a. Keuntungan dari CRP
Memberikan time-phased visibility dari ketidakseimbangan kapasitas dan
beban
Mengkonfirmasi bahwa fasilitas cukup, ada pada basis kumulatif sepanjang
horizon perencanaan.
Mempertimbangkan ukuran lot spesifik dan routings
Menggunakan perkiraan lead time yang lebih tepat daripada MRP
Kelompok 1 Page 11
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Menghilangkan erratic lead times dengan cara memberikan data untuk
memuluskan beban sepanjang pusat kerja
b. Kelemahan dari CRP
Hanya dapat diterapkan terutama dalam lingkungan job shop manufacturing
Membutuhkan perhitungan yang banyak sekali, sehingga harus
menggunakan computer
Biasanya hanya menggunakan teknik penjadwalan backward scheduling
sehingga tidak menunjukkan dimana slack times mungkin dapat digunakan
untuk keseimbangan yang lebih baik.
Membutuhkan data input yang banyak
Sering menghasilkan perhitungan terperinci yang menyesatkan (misleading),
khususnya planned queue times
Tidak mapu memberikan informasi yang terperinci yang tepat dalam periode
harian (day-to-day) sehingga keputusan jangka pendek menjadi sulit diambil
secara tepat
Tidak menunjukkan secara jelas pengaruh dari perbaikan MPS terhadap
keseimbangan yang dicapai, sehingga mungkin membuat situasi tetap jelek.
Bagaimanapun, apabila kita tidak melakukan analisis CRP, konsekuensi-
kosekuensi berikut dapat timbul: muncul hambatan (bottlenecks), inventori work-in-
process menjadi tinggi, waktu tunggu menjadi lebih panjang, keterlambatan
penyerahan dan kekurangan produk, penggunaan sumber-sumber daya tidak efisien,
produktifitas turun, dan lain-lain.
II.1.2 Masukan dan Keluaran CRP (Capacity Requirement Planning)
1. Masukan CRP
Adapun input dari CRP adalah sebagai berikut :
a. Schedule of planned factory order releases
Kelompok 1 Page 12
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Merupakan salah satu output dari MRP. CRP memiliki dua sumber utama dari
load data, yaitu: (1) Scheduled receipts yang berisi data order due date, order
quantity, operations completed, operations remaining, dan (2) planned order
releases yang berisi data planned order releases date, planned order receipt
date, planned order quantity. Sumber-sumber lain seperti: product rework,
quality recalls, engineering prototypes, excess scrap, dan lain-lain, harus
diterjemahkan ke dalam satu dari dua jenis pesanan yang digunakan oleh CRP
itu
b. Work order status
Informasi status ini diberikan untuk semua open orders yang ada dengan
operasi yang masih harus diselesaikan, work center yang terlibat dan perkiraan
waktu.
c. Routing data
Memberikan jalur yang direncanakan untuk factory melalui proses produksi
dengan perkiraan waktu operasi. Setiap part, assembly, dan produk yang
dibuat memiliki suatu routing yang unik, terdiri dari satu atau lebih operasi.
Informasi yang diperlukan untuk CRP adalah: operations number, operation,
planned work center, possible alternate work center, standard setup time,
standard run time per unit, tooling needed at each work center, dan lain-lain.
Routing memberikan petunjuk pada proses CRP sebagaimana layaknya BOM
memberikan petunjuk pada proses MRP.
d. Work center data
Data ini berkaitan dengan setiap production work center, termasuk sumber-
sumber daya, Standar-standar utilisasi dan efisiensi, serta kapasitas. Elemen-
elemem data pusat kerja adalah: identifikasi dan deskripsi, banyaknya mesin
atau stasiun kerja, banyaknya hari kerja per periode, banyaknya shifts yang
dijadwalkan per hari kerja, banyaknya jam kerja per shift, faktor utilisasi &
efisiensi.
Kelompok 1 Page 13
PerencanaanKebutuhan Material(MRP)
Proses CRP :Menghitung
kapasitas pusat kerjaMenentukan beban
(load)Menyeimbangkan Kapasitas dengan
beban
INPUT :Schedule of
planned factory order releasesWork order
statusRouting data
Work center data
OUTPUT :Work center load
reportRevised schedule of
planned factory order releases
Umpan
Balik
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Gambar 3 Sistem Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP)
2. Keluaran CRP
Sedangkan output dari CRP adalah sebagai berikut :
a. Laporan beban pusat kerja (Work center load report)
Laporan ini menunjukkan hubungan antara kapasitas dan beban. Apabila
dalam laporan ini tampak ketidakseimbangan antara kapasitas dan beban,
proses CRP secara keseluruhan mungkin perlu diulang. Work center load profile
sering ditampilkan dalam bentuk grafik batang yang sangat bermanfaat untuk
Kelompok 1 Page 14
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
melihat hubungan antara beban yang diproyeksikan dan kapasitas yang
tersedia, sekaligus mengidentifikasi apakah terjadi kelebihan atau kekurangan
kapasitas. CRP biasanya menghasilkan Workt center load profile untuk setiap
pusat kerja yang diidentifikasi dalam pabrik. Perbandingan antara beban dan
kapasitas dapat juga ditampilkan dalam format kolom.
b. Perbaikan Schedule of planned factory order releases
Perbaikan jadwal ini menggambar bahwa output dari MRP disesuaikan
terhadap Specific release dates untuk factory orders berdasarkan perhitungan
keterbatasan kapasitas. Perbaikan schedule of planned factory order releases
merupakan output tidak langsung (indirect output) dari proses CRP sebab
mereka adalah hasil dari human judgements yang berdasarakan pada analisis
dari output laporan beban pusat kerja (Work cente load reports). Salah satu
pilihan penyesuaian yang mungkin, di samping perubahan kapasitas, adalah
mengubah planned start dates yang dibuat melalui rencana MRP. Hal ini
mempunyai pengaruh terhadap pergeseran beban di antara periode waktu
untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik.
II.1.3 Menyeimbangkan Kapasitas dan beban
CRP memungkinkan kita untuk menyeimbangkan beban (load) terhadap
kapasitas.Berikut ini adalah lima tindakan dasar yang mungkin kita ambil apabila terjadi
perbedaan (ketidakseimbangan) antara kapasitas yang ada dan beban yang dibutuhkan.
1. Meningkatkan kapasitas (Increasing Capacity) :
Menambah extra shifts
Menjadwalkan lembur (overtime) atau bekerja di akhir pecan (work weekends)
Menambah peralatan / personel
Subkontak satu atau lebih shop orders
2. Mengurangi kapasitas (Reducing capacity) :
Kelompok 1 Page 15
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Menghilangkan shifts atau mengurangi panjang dari shifts
Reassign personnel temporarily
3. Meningkatkan beban (Increasing load) :
Mengeluarkan pesanan lebih awal dari yang dijadwalkan
Meningkatkan ukuran lot
Meningkatkan MPS
Membuat item yang dalam keadaan normal item itu dibeli atau disubkontrakkan
4. Mengurangi beban (Reducing Load) :
Subkontrakkan pekerjaan ke pemasok luar (membeli beberapa item yang dalam
keadaan normal item itu dibuat)
Mengurangi ukuran lot
Mengurangi MPS
Menahan pekerjaan dalam pengendalian produksi
Meningkatkan waktu tunggu penyerahan
5. Mendistribusikan kembali beban (redistributing Load) :
Menggunakan alternate work centers
Menggunakan alternate routings
Menyesuaikan tanggal mulai operasi ke depan atau ke belakang (lebih awal atau
lebih lambat)
Menahan beberapa pekerjaan dalam pengendalian produksi untuk
memperlambat pengeluaran pesanan manufacturing
Memperbaiki MPS
II.1.4 Analisis Perancangan Kebutuhan Kapasitas (CRP)
Analisis CRP membutuhkan perhitungan terpisah berkaitan dengan kebutuhan setup
time dan run time. Analisis CRP lebih terperinci dibandingkan RCCP, di mana didalam
analisis CRP dibutuhkan informasi tentang standard setup time dan standard run time per
unit item yang akan dibuat. Perhitungan operation time per unit dalam anlisis CRP
menggunakan formula berikut :
Kelompok 1 Page 16
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Operation time per unit = Run time / unit + Setup time / unit
Run time / unit + {(setup time /lot) / Average Lot size}
Pada dasarnya terdapat beberapa langkah yang diperlukan untuk melaksanakan
analisa CRP, yaitu:
1. Memperoleh informasi tentang pesanan produksi yang dikeluarkan (planned
order release) dari MRP
2. Memperoleh informasi tentang standard run time per unit dan standard setup
time per lot size
3. Menghitung kapasitas yang dibutuhkan dari masing-masing proses kerja
4. Membuat laporan CRP
BAB III
PENGOLAHAN DATA
Kelompok 1 Page 17
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
3.1 Pengumpulan Data
3.1.1 Bill Of Material (BOM)
Perusahaan X memproduksi sebuah produk A. Produk A terdiri dari 1
komponen B dan 1 komponen C. Komponen C terdiri dari 2 komponen D dan 1
komponen B
3.1.2 Master Production Schedule
Period 1 2 3 4
Product A 250 300 400 200
3.1.3 Routing and Work Standards File
Operation Item Work Center
Standard time
/unit (Hr)
1 D Fris 1.5
2 C Bubut 1
3 B Drill 0.5
4 A Assembly 1
3.1.4 Work Center Master Files
WC Name Jumlah Eficiency (%) Utility (%)
1 Frais 2 96 98
Kelompok 1 Page 18
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
2 Bubut 1 95 98
3 Drill 1 95 96
4 Assembly 1 96 95
3.1.5 Ongkos Material dan Ongkos Simpan
Komponen Ongkos material / unit
(Rp)
Ongkos simpan / minggu
(Rp)
D 2500 75
C 3000 50
B 1000 100
A - 45
3.1.6 Data-data lain
Data-data lain sebagai berikut :
1 bulan = 24 hari dan 1 hari = 8 jam kerja
Lead time 1 stasiun kerja = 1 minggu
Persediaan awal produk A = 10% dari kebutuhan kotor
Persediaan awal produk B, C, dan D = 15% dari kebutuhan kotor
Ongkos pesan Rp 5000,- untuk sekali pesan
Lead time untuk komponen :
B = 1 minggu
C = 2 minggu
D = 1 minggu
Soal :
1. Buat perencanaan Bahan untuk seluruh komponen! Proses lotting
menggunakan teknik Lot for lot (LFL), POQ, dan PPB
Kelompok 1 Page 19
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
2. Buat CRP untuk tiap stasiun kerja disertai grafiknya!
3. Kebijakan apa yang dilakukan untuk mengatur kelebihan kapasitas?
4. Analisis MRP dan CRP!
3.2 Pengolahan Data
1. Proses Lotting
Metode Lot for Lot
Untuk komponen A
Kebutuhan kotor komponen A sebagai berikut:
Periode 1 = 250 unit Periode 3 = 400 unit
Periode 2 = 300 unit Periode 4 = 200 unit
Persediaan awal = 10 % x kebutuhan kotor periode 1 = 10% x 250 = 25 unit
Komponen A, L=0 PERIODE
1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 250 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 25 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 225 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 225 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 225 300 400 200
Ongkos Simpan = Rp. 0
Ongkos pesan = 4 x Rp. 5000 = Rp. 20.000,-
Ongkos Total = Rp.0 + Rp. 20.000 = Rp. 20.000
Untuk komponen B
Kebutuhan komponen B sebagai berikut :
Kelompok 1 Page 20
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Periode 1 = 225 unit Periode 3 = 400 unit
Periode 2 = 300 unit Periode 4 = 200 unit
Persediaan awal = 15 % x kebutuhan kotor periode 1 = 15% x 225 = 33,75 ≈ 34 unit
Komponen B, L=1 PERIODE
0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 225 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 34 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 191 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200 X
Ongkos Simpan = Rp. 0
Ongkos pesan = 4 x Rp. 5000 = Rp. 20.000,-
Ongkos Total = Rp.0 + Rp. 20.000 = Rp. 20.000
Untuk Komponen C
Kebutuhan komponen C sebagai berikut :
Periode 1 = 225 unit Periode 3 = 400 unit
Periode 2 = 300 unit Periode 4 = 200 unit
Persediaan awal = 15 % x kebutuhan kotor periode 1 = 15% x 225 = 33,75 ≈ 34 unit
KOMPONEN C, L=2 PERIODE
-1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 225 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 34 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 191 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN
TERENCANA
191 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200 X X
Kelompok 1 Page 21
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Ongkos Simpan = Rp. 0
Ongkos pesan = 4 x Rp. 5000 = Rp. 20.000,-
Ongkos Total = Rp.0 + Rp. 20.000 = Rp. 20.000
Untuk komponen B’
Kebutuhan komponen B’ sebagai berikut :
Periode 1 = 191 unit Periode 3 = 400 unit
Periode 2 = 300 unit Periode 4 = 200 unit
Persediaan awal = 15 % x kebutuhan kotor periode 1 = 15% x 191 = 28,65 ≈ 29 unit
Komponen B’, L=1 PERIODE
-2 -1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 191 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 29 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 163 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 163 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 163 300 400 200 X
Ongkos Simpan = Rp. 0Ongkos pesan = 4 x Rp. 5000 = Rp. 20.000,-Ongkos Total = Rp.0 + Rp. 20.000 = Rp. 20.000
Untuk komponen D
Kebutuhan komponen D sebagai berikut :
Periode 1 = 2 X 191 = 382 unit Periode 3 = 2 X 400 = 800 unit
Periode 2 = 2 X 300 = 600 unit Periode 4 = 2 X 200 = 400 unit
Persediaan awal = 15 % x kebutuhan kotor periode 1 = 15% x 382 = 57,3 ≈ 54 unit
Ongkos Simpan = Rp. 0
Kelompok 1 Page 22
Komponen D, L=1 PERIODE
-2 -1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 382 600 800 400
PERSEDIAAN DI TANGAN 54 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 328 600 800 400
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 328 600 800 400
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 32 600 800 400 X
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Ongkos pesan = 4 x Rp. 5000 = Rp. 20.000,-
Ongkos Total = Rp.0 + Rp. 20.000 = Rp. 20.000
Metode POQ (Period Order Quantity)
Untuk Komponen A
Kebutuhan kotor komponen A sebagai berikut:
Kebutuhan komponen A sebagai berikut :
Periode 1 = 250 unit Periode 3 = 400 unit
Periode 2 = 300 unit Periode 4 = 200 unit
Persediaan awal = 10 % x kebutuhan kotor periode 1 = 10% x 250 = 25 unit
D(rata-rata permintaan per minggu) =Total Demandperiode
=250+300+400+2004
=¿
287,5≈288 unit/minggu
Ongkos untuk sekali pesan = Rp. 5000,-
Ongkos simpan per minggu = Rp. 45/minggu
EOQ=√ 2Dkh
= √ 2 (288 )(5000)45
= 252,98
N =EOQD
=252.98288
=¿ 0.878 1 periode
Komponen A, L=0 PERIODE
1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 250 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 25 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 225 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 225 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 225 300 400 200
Biaya Simpan = 0
Biaya Pesan = 4 x Rp. 5.000 = Rp. 20.000
Biaya Total = Rp. 20.000
Untuk komponen B
Kelompok 1 Page 23
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
D(rata-rata permintaan per minggu) =
287,5≈288 unit/minggu
Ongkos untuk sekali pesan = Rp. 5000,-
Ongkos simpan per minggu = Rp. 100/minggu
= = 169.7
N = 0.589 1 periode
Komponen B, L=1 PERIODE
0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 225 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 34 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 191 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200 X
Biaya Simpan = 0
Biaya Pesan = 4 x Rp. 5.000= Rp. 20.000
Biaya Total = Rp. 20.000
Untuk Komponen C
D(rata-rata permintaan per minggu) =
287,5≈288 unit/minggu
Ongkos untuk sekali pesan = Rp. 5000,-
Ongkos simpan per minggu = Rp. 50/minggu
= = 240
Kelompok 1 Page 24
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
N = 0.833 1 periode
KOMPONEN C, L=2 PERIODE
-1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 225 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 34 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 191 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200 X X
Biaya Simpan = 0
Biaya Pesan = 4 x Rp. 5000 = Rp. 20.000
Biaya Total = Rp. 20.000
Untuk Komponen B’
D(rata-rata permintaan per minggu) =
287,5≈288 unit/minggu
Ongkos untuk sekali pesan = Rp. 5000,-
Ongkos simpan per minggu = Rp. 50/minggu
= = 240
N = 0.833 1 periode
Komponen B’, L=1 PERIODE
Kelompok 1 Page 25
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
-2 -1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 191 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 29 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 163 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 163 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 163 300 400 200 X
Biaya Simpan = Rp. 0
Biaya Pesan = 4 x Rp. 5000 = Rp. 20.000
Biaya Total = Rp. 20.000
Untuk Komponen D
D(rata-rata permintaan per minggu) =
287,5≈288 unit/minggu
Ongkos untuk sekali pesan = Rp. 5000,-
Ongkos simpan per minggu = Rp. 50/minggu
= = 195.9
N = 0.68 1 periode
Kelompok 1 Page 26
Komponen D, L=1 PERIODE
-2 -1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 382 600 800 400
PERSEDIAAN DI TANGAN 54 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 328 600 800 400
PENERIMAAN PESANAN
TERENCANA
328 600 800 400
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 328 600 800 400 X
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Biaya Simpan = Rp. 0
Biaya Pesan = 4 x Rp. 5000 = Rp. 20.000
Biaya Total = Rp. 20.000
Kelompok 1 Page 27
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Metode PPB (PART PERIOD BALANCING)
a. Komponen A dengan persediaan ditangan 25 unit.
Lead Time = 0 mingguk = Rp. 5000/pesan ; h = Rp. 45/mingguPP = k/h = 5000/45 = 111.11
PERIODE DIGABUNG
UKURAN LOT PERCOBAAN (KEBUTUHAN BERSIH KUMULATIF)
SEBAGIAN PERIODE
PERBANDINGAN BIAYA
BIAYA
SETUP PENYIMPANAN TOTAL
1 225 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000
1,2 525 300 k+h = Rp. 5045
Oleh karena itu, periode 0 ; 0 sedekat dengan PPP 111.11 yang akan diperoleh
2 300 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000
2,3 700 400 k+h = Rp. 5045
Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 111.11 yang akan diperoleh
3 400 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000
3,4 600 200 k+h = Rp. 5045
Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 111.11 yang akan diperoleh
4 200 0 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000
Total Rp.20.000
Rp.0 Rp.20.000
Masalah Penentuan Lot MRP : teknik PPB
Komponen A, L=0 PERIODE
1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 250 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 25 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 225 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 225 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 225 300 400 200
Biaya simpan = Rp.45 x 0 = Rp. 0
Biaya pesan = Rp 5.000 x 4 = Rp 20.000
Total Biaya = Rp 20.000
b. Komponen B dengan persediaan ditangan 34 unit.
Kelompok 1 Page 28
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lead Time = 1 mingguk = Rp. 5000/pesan ; h = Rp. 100/mingguPP = k/h = 5000/100 = 50
PERIODE DIGABUNG
UKURAN LOT PERCOBAAN (KEBUTUHAN BERSIH KUMULATIF)
SEBAGIAN PERIODE
PERBANDINGAN BIAYA
BIAYA
SETUP PENYIMPANAN TOTAL
1 191 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.50001,2 491 300 k+h = Rp. 5100
Oleh karena itu, periode 0 ; 0 sedekat dengan PPP 50 yang akan diperoleh2 300 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000
2,3 400 100 k+h = Rp. 5100 Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 50 yang akan diperoleh
3 400 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.50003,4 600 200 k+h = Rp. 5100
Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 50 yang akan diperoleh4 200 0 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000
Total Rp.20.000
Rp.0 Rp.20.000
Masalah Penentuan Lot MRP : teknik PPB
KOMPONEN B, L=1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 225 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 34 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 191 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200 X
Biaya simpan = Rp.100 x 0 = Rp. 0
Biaya pesan = Rp 5000 x 4 = Rp 20.000
Total Biaya = Rp 20.000
c. Komponen C dengan persediaan ditangan 30 unit.
Kelompok 1 Page 29
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lead Time = 2 mingguk = Rp. 5000/pesan ; h = Rp. 50/mingguPP = k/h = 5000/50 = 100
PERIODE DIGABUNG
UKURAN LOT PERCOBAAN (KEBUTUHAN BERSIH KUMULATIF)
SEBAGIAN PERIODE
PERBANDINGAN BIAYA
BIAYA
SETUP PENYIMPANAN TOTAL
1 191 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.50001,2 491 300 k+h = Rp.
5050
Oleh karena itu, periode 0 ; 0 sedekat dengan PPP 100 yang akan diperoleh
2 300 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.50002,3 400 100 k+h = Rp.
5050
Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 100 yang akan diperoleh
3 400 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.50003,4 600 200 k+h = Rp.
5050Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 100 yang akan
diperoleh4 200 0 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000
Total Rp.20.000
Rp.0 Rp.20.000
Masalah Penentuan Lot MRP : teknik PPB KOMPONEN C, L=2 PERIODE
-1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 225 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 34 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 191 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200 X X
Biaya simpan = Rp.100 x 0 = Rp. 0Biaya pesan = Rp 5000 x 4 = Rp 20.000Total Biaya = Rp 20.000
d. Komponen D dengan persediaan ditangan 54 unit.
Kelompok 1 Page 30
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lead Time = 1 mingguk = Rp. 5000/pesan ; h = Rp. 75/mingguPP = k/h = 5000/75= 66.67
PERIODE DIGABUNG
UKURAN LOT PERCOBAAN (KEBUTUHAN BERSIH KUMULATIF)
SEBAGIAN PERIODE
PERBANDINGAN BIAYA
BIAYA
SETUP PENYIMPANAN TOTAL
-1 328 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000-1,0 928 600 k+h = Rp.
5075
Oleh karena itu, periode 0 ; 0 sedekat dengan PPP 66.67 yang akan diperoleh
0 600 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.50000,1 1400 800 k+h = Rp.
5075
Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 66.67 yang akan diperoleh
1 800 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.50001,2 1200 400 k+h = Rp.
5075Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 66.67 yang akan
diperoleh2 400 0 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000
Total Rp.20.000
Rp.0 Rp.20.000
Masalah Penentuan Lot MRP : teknik PPBKomponen D, L=1 PERIODE
-2 -1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 382 600 800 400
PERSEDIAAN DI TANGAN 54 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 328 600 800 400
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 328 600 800 400
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 328 600 800 400 X
Biaya simpan = Rp.100 x 0 = Rp. 0
Biaya pesan = Rp 5000 x 4 = Rp 20.000
Total Biaya = Rp 20.000
e. Komponen B’ dengan persediaan ditangan 29 unit.
Kelompok 1 Page 31
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Lead Time = 1 mingguk = Rp. 5000/pesan ; h = Rp. 50/mingguPP = k/h = 5000/100= 50
PERIODE DIGABUNG
UKURAN LOT PERCOBAAN (KEBUTUHAN BERSIH KUMULATIF)
SEBAGIAN PERIODE
PERBANDINGAN BIAYA
BIAYA
SETUP PENYIMPANAN TOTAL
-1 191 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000-1,0 491 300 k+h = Rp.
5050
Oleh karena itu, periode 0 ; 0 sedekat dengan PPP 50yang akan diperoleh
0 300 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.50000,1 400 100 k+h = Rp.
5050
Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 50yang akan diperoleh
1 400 0 k = Rp. 5000 Rp.5000 Rp.0 Rp.50001,2 600 200 k+h = Rp.
5050Oleh karena itu, periode 0 ; 1 sedekat dengan PPP 50yang akan
diperoleh2 200 0 Rp.5000 Rp.0 Rp.5000
Total Rp.20.000 Rp.0 Rp.20.000
Masalah Penentuan Lot MRP : teknik PPB
Komponen B’, L=1 PERIODE
-2 -1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 191 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 29 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 163 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 163 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 163 300 400 200 X
Biaya simpan = Rp.100 x 0 = Rp. 0
Biaya pesan = Rp 5000 x 4 = Rp 20.000
Total Biaya = Rp 20.000
2. CRP (CAPACITY REQUAIREMENT PLANNING)
Kelompok 1 Page 32
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Work Center 1 =Frais
Data MRP metode Lot For Lot ( komponen D )
Komponen D, L=1 PERIODE
-2 -1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 382 600 800 400
PERSEDIAAN DI TANGAN 54 0 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 328 600 800 400
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 328 600 800 400
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 328 600 800 400 X
Planned Order release komponen
Komponen Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4
D 328 600 800 400
Kapasitas yang dibutuhkan
Periode komponen Lot size
(unit)
Work Center Operation
time
(menit)
Total
Operation
(menit)
-2 D 328 WC 1 1,5 492
-1 600 900
0 800 1200
1 400 600
Laporan CRP
NO Deskripsi Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Total
Kelompok 1 Page 33
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
1 Waktu yang tersedia(menit)
2880 2880 2880 2880 11520
2 Tingkat utilisasi (kondisi aktual)
98 % = 0,98 98 % = 0,98 98 % = 0,98 98 % = 0,98 -
3 Tingkat efisiensi (kondisi aktual)
96 % = 0,96 96 % = 0,96 96 % = 0,96 96 % = 0,96 -
4 Kapasitas tersedia (rated capacity)
2710 2710 2710 2710 10840
5 Kebutuhan aktual 492 900 1200 600 31926 kelebihan dan
kekurangan kapasitas
+2218 +1810 +1510 +2110 +7648
Waktu yang tersedia perminggu dihitung berdasarkan 6 hari / mingguX8 jam /hariX 60
menit/jam = 2880 menit/minggu
Work Center 2 = Bubut
Data MRP metode Lot For Lot ( komponen C)
KOMPONEN C, L=2 PERIODE
-1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 225 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 34 0 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 191 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200 X X
Planned Order release komponen
Komponen Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4
C 191 300 400 200
Kapasitas yang dibutuhkan
Periode komponen Lot size Work Operation Total
Kelompok 1 Page 34
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
(unit)
Center time
(menit)
Operation
(menit)
-1 C 191 WC 2 1 191
0 300 300
1 400 400
2 200 200
Laporan CRP
NO Deskripsi Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Total
1 Waktu yang tersedia(menit)
2880 2880 2880 2880 11520
2 Tingkat utilisasi (kondisi aktual)
98 % = 0,98 98 % = 0,98 98 % = 0,98 98 % = 0,98 -
3 Tingkat efisiensi (kondisi aktual)
95 % = 0,95 95 % = 0,95 95 % = 0,95 95 % = 0,95 -
4 Kapasitas tersedia (rated capacity)
2681 2681 2681 2681 10724
5 Kebutuhan aktual 191 300 400 200 10916 kelebihan dan
kekurangan kapasitas
+2490 +2381 +2281 +2481 +9633
Waktu yang tersedia perminggu dihitung berdasarkan 6 hari / mingguX8 jam /hariX 60
menit/jam = 2880 menit/minggu
Work Center 3 = Drill
Data MRP metode Lot For Lot ( komponen B)
Kelompok 1 Page 35
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
KOMPONEN B, L=1 0 1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 225 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 34 0 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 191 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 191 300 400 200 X
Planned Order release komponen
Komponen Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4
B 191 300 400 200
Kapasitas yang dibutuhkan
Periode komponen Lot size
(unit)
Work
Center
Operation
time
(menit)
Total
Operation
(menit)
0 B 191 WC 3 0,5 96
1 300 150
2 400 200
3 200 100
Laporan CRP
Kelompok 1 Page 36
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
NO Deskripsi Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Total
1 Waktu yang tersedia(menit)
2880 2880 2880 2880 11520
2 Tingkat utilisasi (kondisi aktual)
96 % = 0,96 96 % = 0,96 96 % = 0,96 96 % = 0,96 -
3 Tingkat efisiensi (kondisi aktual)
95 % = 0,95 95 % = 0,95 95 % = 0,95 95 % = 0,95 -
4 Kapasitas tersedia (rated capacity)
2627 2627 2627 2627 10508
5 Kebutuhan aktual 191 300 400 200 10916 kelebihan dan
kekurangan kapasitas
+2436 +2327 +2227 +2427 +9417
Waktu yang tersedia perminggu dihitung berdasarkan 6 hari / mingguX8 jam /hariX 60
menit/jam = 2880 menit/minggu
Work Center 4 = Assembly
Data MRP metode Lot For Lot ( komponen A)
Komponen A, L=0 PERIODE
1 2 3 4
KEBUTUHAN KOTOR 250 300 400 200
PERSEDIAAN DI TANGAN 25 0 0 0
KEBUTUHAN BERSIH 225 300 400 200
PENERIMAAN PESANAN TERENCANA 225 300 400 200
PELEPASAN PESANAN TERENCANA 225 300 400 200
Planned Order release komponen
Komponen Periode1 Periode2 Periode 3 Periode 4
A 225 300 400 200
Kapasitas yang dibutuhkan
Kelompok 1 Page 37
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Periode Komponen Lot size
(unit)
Work
Center
Operation
time
(menit)
Total
Operation
(menit)
1 A 225 WC 4 1 225
2 300 300
3 400 400
4 200 200
Laporan CRP
NO
Deskripsi Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Total
1 Waktu yang tersedia(menit)
2880 2880 2880 2880 11520
2 Tingkat utilisasi (kondisi aktual)
95 % = 0,95 95 % = 0,95 95 % = 0,95 95 % = 0,95 -
3 Tingkat efisiensi (kondisi aktual)
96 % = 0,96 96 % = 0,96 96 % = 0,96 96 % = 0,96 -
4 Kapasitas tersedia (rated capacity)
2627 2627 2627 2627 10508
5 Kebutuhan aktual 225 300 400 200 11256 kelebihan dan
kekurangan kapasitas
+2402 +2327 +2227 +2427 +9383
Waktu yang tersedia perminggu dihitung berdasarkan 6 hari / mingguX8 jam /hariX 60
menit/jam = 2880 menit/minggu
Kelompok 1 Page 38
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Kelompok 1 Page 39
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
3. Kebijakan yang dilakukan untuk mengatur kelebihan kapasitas
Langkah yang dapat ditempuh antara lain adalah sebagai berikut :
JIT production
Membuat produk yang diperlukan, buat pada satu yang tepat, buat dalam
kuantitas yang diperlukan
Group Technology
Mengatur mesin berdasarkan kesamaan karakteristik tertentu, membentuk sel
manufacturing, menetapkan ukuran batch yaitu 1 (satu), menghindari tumpukan
inventori yang belum diproses.
Quality at the Source
Next Process is your’s customer, sehingga produk yang cacat tidak dikirim ke
stasiun kerja selanjutnya.
Uniform Plant Loading
Perencanaan yang seragam memerlukan schedule yang stabil, proses yang
kontinyu dan selalu berulang, adanya produk yang standar.
Kelompok 1 Page 40
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
4. Analisis hasil MRP dan CRP
# Analisis hasil MRP (Material Requirement Planning)
METODE PRODUK JADI TOTAL
COSTKOMPONEN A KOMPONEN B KOMPONEN C KOMPONEN B’ KOMPONEN D TC
LOT FOR
LOT
Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 100.000
POQ Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 100.000
PPB Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 100.000
Untuk komponen A metode Lot for Lot dan Part Period Balancing yang memiliki
nilai ekonomis yaitu sebesar Rp. 20000
Untuk komponen B metode Lot for Lot dan Part Period Balancing yang memiliki
nilai ekonomis yaitu sebesar Rp. 20000
Kelompok 1 Page 41
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Untuk komponen C metode Lot for Lot dan Part Period Balancing yang memiliki
nilai ekonomis yaitu sebesar Rp. 20000
Untuk komponen B’ metode Lot for Lot dan Part Period Balancing yang memiliki
nilai ekonomis yaitu sebesar Rp. 20000
Untuk komponen B’ metode Lot for Lot dan Part Period Balancing yang memiliki
nilai ekonomis yaitu sebesar Rp. 20000
Kesimpulan :
Keseluruhan metode baik PPB, POQ, dan Lot for Lot memiliki optimalisasi yang serupa
untuk kasus ini. Dengan kata lain, untuk menyelesaikan proses MRP produk A, seluruh
metode masing-masing memiliki kapabilitas yang sama. Dibuktikan dengan
seragamnya nilai total biaya yang dibutuhkan di tiap-tiap tiga metode tersebut.
# Analisis hasil CRP (Capacity Requirement Planning)
CRP merupakan tahap penentuan kapasitas yang dibutuhkan sesuai hasil MRP. Dari
hasil pemgolahan data maka diperoleh grafik kebutuhan aktual seperti berikut :
Dengan data sebagai berikut :
Kelompok 1 Page 42
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
PERIODE Frais Bubut Drill Assembly1 2710 2681 2627 26272 2710 2681 2627 26273 2710 2681 2627 26274 2710 2681 2627 2627
Hal ini dikarenakan besarnya kapasitas tersedia lebih besar dibandingkan kapasitas aktualnya..
Kesimpulan :
Untuk kapasitas tersedia (rated capacity) di seluruh Work Center tidak ada yang
melewati kapasitas yang tersedia
Hal tersebut dikarenakan besarnya kapasitas tersedia dapat ditanggulangi oleh
kapasitas aktual
Hal ini menandakan bahwa mesin yang digunakan dapat bekerja dengan normal
begitu juga dengan pekerja dapat bekerja dengan normal tanpa ada jam lembur
tambahan (Hr).
BAB IV
PEMBAHASAN
IV.I ANALISA HASIL
IV.I.A. MRP
1) METODE LOT FOR LOT
Metode lot for lot merupakan metode pemesanan yang dilakukan sesaat sebelum
barang tersebut dipergunakan. Dari hasil perhitungan diperoleh
STASIUN KERJA METODE TOTAL BIAYA
A LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
B LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
C LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
Kelompok 1 Page 43
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
B’ LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
D LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
Dengan total biaya perakitan = Rp. 100.000,-
2) METODE POQ
Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan ekonomis agar dapat
dipakai pada periode bersifat permintaan diskrit, teknik ini dilandasi oleh metode
EOQ.
STASIUN KERJA TOTAL BIAYA
A Rp. 20.000,-
B Rp. 20.000,-
C Rp. 20.000,-
B’ Rp. 20.000,-
D Rp. 20.000,-
Dengan total biaya perakitan = Rp. 100.000,-
3) METODE PPB
Pendekatan menggunakan konsep ukuran lot ditetapkan bila ongkos simpannya
sama atau mendekati ongkos pesannya.
STASIUN KERJA TOTAL BIAYA
A Rp. 20.000,-
B Rp. 20.000,-
C Rp. 20.000,-
B’ Rp. 20.000,-
D Rp. 20.000,-
Dengan total biaya perakitan = Rp. 100.000,-
Kelompok 1 Page 44
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Dengan melihat hasil perhitungan tiap metode maka yang dipilih adalah metode
dengan total perakitan yang kecil sehingga keputusan yang diambil yaitu
STASIUN KERJA METODE TOTAL BIAYA
A LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
B LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
C LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
B’ LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
D LOT FOR LOT Rp. 20.000,-
Total biaya perakitan
TC = Rp. 20.000+ Rp. 20.000+ Rp. 20.000+ Rp. 20.000+ Rp. 20.000
= Rp. 100.000,-
Analisis hasil CRP (Capacity Requirement Planning)
CRP merupakan tahap penentuan kapasitas yang dibutuhkan sesuai hasil MRP. Dari
hasil pemgolahan data maka diperoleh grafik kebutuhan aktual seperti berikut :
Kelompok 1 Page 45
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Dengan data sebagai berikut :
PERIODE Frais Bubut Drill Assembly1 2710 2681 2627 26272 2710 2681 2627 26273 2710 2681 2627 26274 2710 2681 2627 2627
hal ini dikarenakan besarnya kapasitas tersedia lebih besar dibandingkan kapasitas aktualnya.
Kesimpulan :
Untuk kapasitas tersedia (rated capacity) di seluruh Work Center tidak ada yang
melewati kapasitas yang tersedia
Kelompok 1 Page 46
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Hal tersebut dikarenakan besarnya kapasitas tersedia dapat ditanggulangi oleh
kapasitas aktual
Hal ini menandakan bahwa mesin yang digunakan dapat bekerja dengan normal
begitu juga dengan pekerja dapat bekerja dengan normal tanpa ada jam lembur
tambahan (Hr)
Kelompok 1 Page 47
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
BAB VI
PENUTUP
VI.1 Kesimpulan
MRP terdiri dari 3 bagian yaitu input, proses dan output. Input terdiri dari jadwal
induk produksi yang berisi waktu dan jumlah pemesan dari pelanggan, struktur produk yang
berisi komponen-komponen dan jumlah yang dibutuhkan untuk merakit barang jadi dan file
catatan persediaan yang berisi persediaan yang ada diperusahaan dan jumlah pemesanan.
Proses berisi informasi untuk menentukan kebutuhan bersih pada setiap periode waktu
yang telah ditentukan. Output berisi rencana jadwal pemesanan, realisasi pemesanan,
perubahan, laporan pengendalian, laporan perencanaan dan laporan transaksi persediaan.
Ketiga elemen ini dapat digambarkan:
Gambar 1. Proses transformasi persediaan MRP
Sebagai suatu system perencanaan kapasitas dalam system MRP II yang lebih besar, CRP
memiliki input, proses, dan output, dan umpan balik. SistemCRP ditunjukan dalam gambar.
Input CRP :
- Schedule of planned order releases
Jadwal ini merupakan salah satu input dari MRP. CRP memiliki dua sumber utama
dari load data , yaitu:
Kelompok 1 Page 48
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
a. Scheduled receipts, yang berisi data order due rate, order quantity,
operations compled,operations remaining
b. Planned order releases, yang berisi data planned order realease date,
planned osder receipt date, planned order quantity.
Sumber-sumber lain seperti : product rework, quality recalls, engineering prototypes,
excess scrap, dan lain-lain, harus diterjemahkan ke dalam satu dari dua jenis pesanan
yang digunakan oleh CRP itu.
- Work order status
Informasi status ini diberikan untuk semua open orders yang ada dengan operasi
yang masih harus diselesaikan, work center yang terlibat, dan perkiraan waktu.
- Routing data
Memberikan jalur yang direncanakan untuk factory orders melalui proses produksi
dengan perkiraan waktu operasi.
- Work center data
Data ini berkaitan dengan setiap production work center, termasuk sumber-sumber
daya, standar-standar utilisasi dan efesiensi, serta kapasitas.
Kelompok 1 Page 49
PerencanaanKebutuhan Material(MRP)
Proses CRP :Menghitung
kapasitas pusat kerja
Menentukan beban (load)
Menyeimbangkan Kapasitas dengan
beban
INPUT :Schedule of
planned factory order releasesWork order
statusRouting data
Work center data
OUTPUT :Work center load
reportRevised schedule of planned factory
order releases
Umpan
Balik
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Gambar 2 Sistem Perencanaan Kebutuhan Kapasitas (CRP)
Proses CRP :
Menghitung kapasitas pusat kerja (work center)
Kapasitas pusat kerja ditentukan berdasarkan sumber-sumber daya mesin dan
manusia, factor-faktor jam operasi, efisiensi, dan utilisasi. Kapasitas pusat kerja
biasanya ditentukan secara manual.
Menentukan beban (load)
Perhitungan load pada setiap pusat kerja dalam setiap periode waktu dilakukan
dengan menggunakan backward scheduling, menggunakan infinite loading,
menggandakan load untuk setiap item melalui kuantitas dari item yang dijadwalkan
dalan suatu periode waktu.
Menyeimbangkan kapasitas dan beban
Kelompok 1 Page 50
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
Apabila tampak ketidakseimbangan antara kapasitas dan beban, salah satu dari
kapasitas atau beban harus disesuaikan kembali untuk memperoleh jadwal yang
seimbang. Apabila penyesuaian-penyesuaian rutin tidak cukup memadai,
penjadwalan ulang dari output MRP atau MPS perlu dilakukan.
Output CRP :
Laporan beban pusat kerja (work center load report)
Laporan ini menunjukkan hubungan antara kapasitas dan beban. Apabila dalam
laporan ini tampak ketidakseimbangan antara kapsitas dan beban, proses CRP secara
keseluruhan mungkin perlu diulang.
Perbaikan schedule of planned factory order releases
Perbaikan jadwal ini menggambarkan bahwa output dari MRP disesuaikan terhadap
specific release dates untuk factory orders berdasarkan perhitungan keterbatasan
kapasitas.
Kelompok 1 Page 51
Laboratorium Perencanaan Teknik Industri III Program Studi Teknik Industri Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
DAFTAR PUSTAKA
1. Gaspersz,Vincent, 2004. Production Planning And Inventory Control berdasarkan
pendekatan sistem terintegrasi MRP II dan JIT menuju Manufakturing 21. PT
Gramedia Utama, Jakarta.
2. http://insidewinme.blogspot.com/2008/02/material-requirement-planning-
mrp.html
3. http://neear85.wordpress.com/
4. http:// www.geocities.com/visiweb
Kelompok 1 Page 52