i
GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, PERAN DAN RESPON KELUARGA MERAWAT PASIEN SKIZOFRENIA
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun Oleh: Emi Yuliza
NPM: 3207010
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
YOGYAKARTA 2011
iv
ABSTRACT
OVERVIEW KNOWLEDGE FAMILY IN THE ROLE OF FAMILIES ABOUT DISEASE, CARING AND RESPONSE SCHIZOPHRENIA
PATIENTS A REGION OF KASIHAN 1 BANTUL DISTRICT
Emi Yuliza¹, Shanti Wardaningsih², Dwi Susanti³
Background: The healing process of patients with schizophrenia need support and knowledge of the social environment. Knowledge of the family is the most important source of support, because it will be the beginning of a successful range of ill family members. Purpose: The purpose of this study was to determine the discription of a family of knowledge in the role and response of families caring for schizophrenic patients in the region of Kasihan 1 Bantul District. The research method used by phenomenological design using in-depth interviews, which is a qualitative study. Taking participants using purposive sampling. By age 18-60 years. Number of participants 5 people the family who still have blood relations with people with mental disorders who experience mental illness at least 1 year and lived one house and interact directly patients. Results: The results of this study with reference to the results of research that there are still misconceptions in the family environment on psychiatric disorders and the factors that affect family knowledge of the role and response of families caring for patients with schizophrenia that is educational factor and economic factors. Discription of the role and response of the family of schizophrenic patient care overall is very active and adaptive. Knowledge of the role and response of families with recurrence in patients with schizophrenia are very influential in treating patients. Conclusion: showed that the discription of a family of knowledge in the role and response of families caring for patients with schizophrenia can be seen from the education, job and family care of patients with schizophrenia.
Key words: Knowledge of family, family roles, Schizophrenia
1. Student of Nursery Study Programme Achmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences
2. Lecturer of Muhammadiyah University of Yogyakarta 3. Lecturer of Achmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences
v
INTISARI
GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT, PERAN DAN RESPON KELUARGA MERAWAT PASIEN SKIZOFRENIA
DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN 1 BANTUL
Emi Yuliza¹, Shanti Wardaningsih², Dwi Susanti³
Latar belakang: Proses penyembuhan pasien skizofrenia dibutuhkan dukungan dan pengetahuan dari lingkungan sosial. Pengetahuan keluarga merupakan sumber dukungan yang paling utama, karena akan menjadi awal dari kesuksesan proses rentang sakit anggota keluarganya. Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia diwilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul. Metode penelitian yang digunakan dengan rancangan fenomenologi menggunakan metode wawancara mendalam (indeepth interview) yang merupakan penelitian kualitatif. Pengambilan partisipan menggunakan purposive sampling. Dengan umur 18-60 tahun. Jumlah partisipan 5 orang yaitu keluarga yang masih ada hubungan darah dengan penderita gangguan jiwa yang mengalami gangguan jiwa minimal 1 tahun dan tinggal satu rumah serta berinteraksi langsung dengan penderita. Hasil: Penelitian ini dengan mengacu pada hasil penelitian yaitu masih terdapat pandangan yang salah dalam lingkungan keluarga mengenai gangguan jiwa dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia yaitu faktor pendidikan dan faktor ekonomi. Gambaran peran dan respon keluarga mengenai perawatan pasien skizofrenia keseluruhan yaitu sangat aktif dan adaptif. Pengetahuan peran dan respon keluarga dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia sangat berpengaruh dalam merawat pasien. Simpulan: Penelitian menunjukan bahwa gambaran pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia dapat dilihat dari pendidikannya, pekerjaannya dan rasa keingin-tahuan keluarga dalam merawat pasien skizofrenia. Kata kunci: Pengetahuan keluarga,Peran Keluarga, Skizofrenia
1. Mahasiswi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A.Yani Yogyakarta 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 3. Dosen STIKES A.Yani Yogyakarta
vi
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian yang saya lakukan adalah hasil
karya sendiri. Tidak ada karya ilmiah atau sejenisnya yang diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan atau sejenisnya di Perguruan Tinggi manapun
seperti karya ilmiah yang saya susun.
Sepengetahuan saya juga, tidak ada karya ilmiah atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
karya ilmiah yang saya susun ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila pernyataan tersebut terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Yogyakarta, Juli 2011
Emi Yuliza
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat yang tak terhitung
banyaknya. Sholawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Segenap syukur kepada Allah atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dan
bantuan serta pengarahan dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. I. Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua STIKES A.YANI Yogyakarta.
2. Yanita Tri Setyaningsih, S.Kep.,Ns selaku Ketua Program Study
Keperawatan.
3. Shanti Wardaningsih, Ns, M.Kep, Sp. Kep. J selaku pembimbing I, yang
selalu memberikan pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
4. Dwi Susanti, S.Kep.,Ns. Selaku pembimbing II, yang telah memberikan
semangat dan tidak lelah meluangkan waktunya untuk memberikan masukan
untuk skripsi ini.
5. Tri Prabowo, S.Kp., M.sc. sebagai dosen penguji.
6. Semua Dosen yang telah bersedia memberikan arahan serta bimbingan kepada
penulis saat penulis mengalami kebingungan dan ketidaktahuan.
7. Bapak dan Ibu ku tercinta, yang selalu memberikan do’anya setiap hari,
nasihat, motivasi, dan cinta kasihnya yang tanpa balas budi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi penyempurnaan penulisan di
masa yang akan datang. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat diterima
sebagai syarat uji karya tulis dan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Yogyakarta,Juli , 2011
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii
INTISARI ......................................................................... ............................ iv
ABSTRACT ................................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... vi
HALAMAN MOTO .................................................................................. vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1 B. Fokus Penelitian ................................................................................. 6 C. Rumusan Masalah .............................................................................. 6 D. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7 F. Keaslian Penelitian ............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 9
A. Tinjauan Teoritis ................................................................................ 9 1. Skizofrenia ................................................................................... 9
a. Definisi Skizofrenia ............................................................... 9 b. Penyebab Skizofrenia ............................................................. 9 c. Gejala- gejala Skizofrenia .................................................... 11
2. Keluarga ..................................................................................... 14 a. Definisi Keluarga ................................................................. 14 b. Bentuk Keluarga................................................................... 14 c. Tahapan Sehat Sakit Keluarga ............................................. 15 d. Fungsi Keluarga ................................................................... 17 e. Peran Keluarga ..................................................................... 18
3. Pengetahuan ............................................................................... 19 a. Pengertian Pengetahuan ....................................................... 19 b. Pengetahuan Keluarga .......................................................... 19
x
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 21
A. Desain Penelitian .............................................................................. 21 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 21 C. Data dan sumber data ....................................................................... 22 D. Teknik Pengumpulan data ................................................................ 22 E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 23 F. Metode Pengolahan Data dan Analisis Data ............................ ........23 G. Etika Penulisan ................................................................................. 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ............................. 27
A. Gambaran Umum Demografi ........................................................... 27 B. Karakteristik Partisipan .................................................................... 28 C. Hasil ................................................................................................. 29 D. Analisa Data ..................................................................................... 33
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 48
A. Simpulan .......................................................................................... 49 B. Saran ................................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 51
LAMPIRAN ................................................................................................. 52
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Teori Somatogenesis....................................................................10 Tabel 2.1 Kategori Data...............................................................................29
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Time Schedule Penyusunan Skripsi
Lampiran 2. Surat Studi Pendahuluan dari Stikes A. Yani Yogyakarta
Lampiran 3. Surat Permohonan Partisipan
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Partisipan
Lampiran 5. Kuesioner Penelitian
Lampiran 6. Surat Keterangan Izin Sekretariat Daerah
Lampiran 7. Surat Keterangan Izin BAPPEDA
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian Dari Kampus
Lampiran 9. Data Partisipan
Lampiran 10. Hasil wawancara Partisipan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit skizofrenia memang masih kurang populer di
kalangan masyarakat awam. Gangguan jiwa ini sudah mulai
mencemaskan karena sampai sekarang penanganannya masih belum
memuaskan. Dimasa lalu banyak orang menganggap skizofrenia
merupakan penyakit yang tidak dapat diobati. Seiring dengan
kemajuan dibidang ilmu kedokteran jiwa maka kini anggapan itu
berlangsung hilang dan diakui skizofrenia sebenarnya termasuk
gangguan kesehatan dan termasuk dalam ilmu kedokteran jiwa
(psikiatri) yang penanganannya sesuai dengan terapi kedokteran
sebagaimana halnya penyakit fisik lainnya (Hawari, 2001).
Skizofrenia adalah gangguan jiwa psikotik paling lazim
dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan
menarik diri dari hubungan antar pribadi normal. Sering kali diikuti
dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa
ada rangsang panca indra) (Priyanto, 2007).
Penyakit ini menyebar merata di seluruh dunia. Satu dari 100
populasi beresiko menderita skizofrenia dalam seluruh masa
hidupnya. Skizofrenia menyerang semua kelompok masyarakat tanpa
2
pandang bulu. Laki-laki–wanita, kaya-miskin, ras Barat-Timur,
pendidikan tinggi-rendah mempunyai resiko yang sama untuk
menderita skizofrenia. Di Indonesia dapat diduga jumlah penderita
mencapai lebih dari 2 juta.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007,
prevalensi gangguan jiwa berat nasional sebesar 0,46%. Untuk
prevalensi gangguan jiwa berat tertinggi terdapat di Aceh sebesar
1,9%, Sumatera Barat 1,6% dan DKI Jakarta 2,03% yang semuanya
diatas rata-rata prevalensi nasional. Dibandingkan dengan Aceh dan
Sumatera Barat, prevalensi Yogyakarta untuk gangguan jiwa berat
tampak lebih rendah dari prevalensi nasional sebesar 0,38%.
Data yang diperoleh dari hasil pendahuluan peneliti
Rochmawati (2009) dari Bulan Oktober-November 2009.
Menunjukkan bahwa angka gangguan jiwa terutama pasien
Skizofrenia di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kasihan Bantul masih
sangat tinggi yaitu terdapat 143 pasien gangguan jiwa. Peningkatan
angka gangguan jiwa di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kesulitan ekonomi dan
bencana alam, dan selain itu peningkatan angka gangguan jiwa
dipengaruhi juga oleh pengetahuan mengenai bagaimana cara
merawat penderita gangguan jiwa dilingkungan keluarga.
3
Departemen Kesehatan RI dalam Effendy (1998)
mengatakan bahwa keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul
dan tinggal disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai
peran masing – masing yang merupakan bagian dari keluarga.
(Friedman 2003 dalam Suprajitno).
Menurut Dadang Hawari (2001) dalam kaitannya pada
penderita skizofrenia, stigma merupakan sikap keluarga dan
masyarakat yang menganggap bahwa bila salah seorang anggota
keluarga menderita skizofrenia. Hal ini merupakan aib bagi keluarga,
oleh karena itu kasus gangguan jiwa terutama skizofrenia, menjadi
sebuah beban yang berat bagi keluarga yang akan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain secara keseluruhan, karena karakteristik
skizofrenia yang sangat kompleks, ditandai dengan penyimpangan
perilaku yang tidak wajar. Barrowclough dan Tarrier (1990) dalam
penelitiannya menemukan bahwa pasien skizofrenia pasca perawatan
yang tinggal bersama keluarga dengan Expressed Emotion (EE) yang
tinggi menunjukkan keberfungsian sosial yang rendah. Sebaliknya,
pasien skizofrenia pasca perawatan tinggal bersama keluarga dengan
Expressed Emotion yang rendah menunjukkan keberfungsian sosial
yang tinggi. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Barrowclough
4
dan Tarrier (1990) menunjukkan bahwa untuk meningkatkan dan
mengembalikan keberfungsian sosial pasien skizofrenia pasca
perawatan diperlukan sikap keluarga yang turut terlibat langsung
dalam penangan, menjauhi tindakan bermusuhan, EE yang rendah,
kehangatan dan sedikit memberikan kritik. Penelitian-penelitian
tersebut menggambarkan bahwa salah satu faktor yang dapat
meningkatkan keberfungsian sosial pasien skizofrenia pasca
perawatan di rumah sakit adalah dengan dukungan keluarga.
Dukungan keluarga menurut Francis dan Satiadarma (2004)
merupakan bantuan/sokongan yang diterima salah satu anggota
keluarga dari anggota keluarga lainnya dalam rangka menjalankan
fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sebuah keluarga.
Studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti bulan
Desember 2010 mendapatkan bahwa keluarga pasien penderita
skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul belum
banyak menjalankan apa yang sudah diberitahu oleh tim kesehatan.
Belum banyak yang menjalankan perannya sebagai keluarga
semestinya. Pendapat tim kesehatan di puskesmas tersebut
mengatakan bahwa banyak keluarga pasien yang sudah apresiatif
untuk menyembuhkan anggota keluarganya. Dengan rajin datang ke
puskesmas dan melakukan saran tim kesehatan, sebagaimana
keluarga dalam merawat pasien skizofrenia, yaitu BHSP (Bina
Hubungan Saling Percaya ) terhadap anggota keluarganya. Oleh
5
karena itu, proses penyembuhan pasien skizofrenia dibutuhkan
dukungan dari lingkungan sosialnya. Keluarga merupakan sumber
dukungan yang paling utama. Karena akan menjadi awal dari
kesuksesan proses rentang sehat sakit anggota keluarganya.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan keluarga dalam
merawat pasien skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1
Bantul.
B. Fokus Penelitian
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah pengetahuan
keluarga dalam peran dan respon keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia. Fokus masalahnya yaitu pada partisipan/ informan dari
keluarga pasien skizofrenia dengan kriteria umur 18-60 tahun serta
jumlah partisipan tidak ditentukan. Tempat penelitiannya di Wilayah
Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah, “Bagaimana
gambaran pengetahuan keluarga tentang pengertian penyakit, peran
dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia di Wilayah Kerja
Puskesmas Kasihan 1 Bantul.
6
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran pengetahuan keluarga tentang penyakit,
peran dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia di Wilayah
Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul. .
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya faktor – faktor yang mempengaruhi
pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga
merawat pasien skizofrenia.
b. Diketahuinya gambaran pengetahuan terhadap peran klien
skizofrenia.
c. Untuk mengetahui respon terhadap keluarga dalam merawat
pasien skizofrenia.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Keperawatan, mengembangkan ilmu keperawatan
keluarga, dalam merawat penderita gangguan jiwa di lingkungan
keluarga melalui pengetahuan yang ada dalam keluarga dan
memberikan sumbangsih keilmuan bagi Ilmu Keperawatan,
khususnya di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A. Yani
Yogyakarta.
2. Bagi keluarga dengan anggota keluarga menderita gangguan jiwa
dapat membantu keluarga dalam memahami peran dan fungsi
7
keluarga terhadap masalah kesehatan keluarga terutama anggota
keluarganya dengan gangguan jiwa serta dapat menerapkan dan
menggali pengetahuan sebanyak – banyaknya untuk dapat merawat
dalam proses penyembuhan klien gangguan jiwa.
3. Bagi lingkungan masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan
1 Bantul, dapat menjadi dukungan dan support sosial bagi keluarga
dengan penderita gangguan jiwa dalam proses penyembuhan klien
gangguan jiwa dan dapat membantu tenaga kesehatan dalam
melakukan asuhan keperawatan.
4. Bagi puskesmas setempat dapat memberikan sumbangsih dalam
meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat, terutama pendidikan
kesehatan mengenai pengetahuan keluarga dalam merawat
gangguan jiwa.
5. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai data dasar untuk penelitian
keperawatan keluarga - jiwa selanjutnya.
F. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai pengetahuan keluarga pernah dilakukan
oleh Sri Wulansih (2008), dengan judul “Hubungan antara tingkat
pengetahuan dan sikap keluarga dengan kekambuhan pada pasien
skizofrenia di RSJD Surakarta”. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan menggunakan desain penelitian cross
sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling
8
yaitu teknik penentuan sampel yang didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoatmodjo,
2002).
Perbedaannya adalah, tujuan penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana gambaran pengetahuan keluarga dalam peran keluarga
merawat pasien skizofrenia dan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi keluarga dalam merawat pasien skizofrenia di
Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul.
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Demografi
Kecamatan Kasihan merupakan salah satu kecamatan yang terdapat
di Kabupaten Bantul. Batas wilayah Kecamatan Kasihan yaitu sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Sewon, sebelah utara berbatasan
dengan Kota Yogyakarta, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan
Sedayu, Kecamatan Gamping, dan Kecamatan Pajangan, dan sebelah
selatan berbatasan dengan Kecamatan Sewon dan Kecamatan Pajangan.
Luas Wilayah Kecamatan Kasihan yaitu 3.437,957 Ha2 dengan jumlah
penduduk 77.261 jiwa, kepadatan penduduk 2.247 jiwa/km2, dan memiliki
4 desa/kelurahan yaitu Bangunjiwo, Tirtonirmolo, Tamantirto, dan
Ngestiharjo.
Puskesmas Kasihan 1 Bantul mempunyai pelayanan kesehatan
khususnya di pelayanan kesehatan jiwa. Pasien yang datang terlebih
dahulu konsultasi dengan dokter atau perawat dan akan diberikan resep
dokter dan akan kembali untuk konsultasi lagi 10 hari setelah konsultasi.
Pasien yang datang ke Puskesmas Kasihan Bantul biasanya adalah pasien
yang sudah lama dan tempat tinggalnya masih dalam wilayah kerja
Puskesmas Kasihan 1 Bantul, adapun pasien yang baru rujukan dari RSJ.
Grahasia dan RS. Sarjito.
28
B. Karakterisitik Partisipan
Lima partisipan yang berpatisipasi dalam penelitian gambaran
pengetahuan dalam peran dan respon keluarga dalam merawat pasien
skizofrenia yaitu keluarga yang merawat pasien skizofrenia dan ada yang
tinggal langsung dengan pasien (P1, P2, P4) dan ada yang terpisah atau
tidak tinggal langsung satu rumah dengan pasien (P3 dan P5 ). Data lima
partisipan diambil dari wilayah kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul yang
kelimanya berada di Daerah Kelurahan Tamantirto tetapi berbeda desanya.
Desa Ngebel (P1), Desa Jetis (P2), Desa Kembaran (P3), Desa Jadan (P4),
Desa Tegal Rejo (P5). Penyeleksian data partisipan ditentukan oleh pihak
Puskesmas dengan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti, kemudian
oleh peneliti dilakukan survei dengan mencocokan data yang diperoleh
dari Puskesmas dengan data dilapangan. Kemudian peneliti melakukan
kontrak waktu dengan partisipan didaerah Kembaran, Jetis dan Tegal Rejo
sebelum dilakukannya wawancara mendalam.
Usia partisipan bervariasi antara 49 tahun sampai 71 tahun. Empat
partisipan asli Daerah Kelurahan Tamantirto semua dan satu partisipan asli
dari Daerah Delingo. Riwayat pendidikan partisipan rata – rata hanya lulus
SR atau setara dengan SD (P1, P3, P4 dan P5) dan satu lulusan D3 (P2).
Pekerjaan lima partisipan bervariasi dari petani, buruh dan penjual
rongsokan. Agama partisipan rata-rata islam (P1, P2, P4, P5) dan
beragama Kristen Katolik 1 partisipan yaitu P3.
29
Hasil penyeleksi pasien dari lima partisipan diperoleh 5 keluarga
dengan penderita gangguan jiwa Schizofrenia dengan klasifikasi
pengalaman merawat bervariasi yaitu sebagai berikut : P1 dengan lama
perawatan penderita gangguan jiwa selama 4 tahun. P2 lama merawat
pasien selama 2 tahun. P3 dengan lama pengalaman merawat pasien
gangguan jiwa selama 30 tahun. P4 dengan lama pengalaman merawat
pasien gangguan jiwa selama 3 tahun. P5 dengan lama pengalaman
merawat pasien gangguan jiwa selama 35 tahun. Hubungan partisipan
dengan klien sebagai berikut : P1 (Ibu kandung), P2 (Ayah kandung), P3
(Adik), P4 (Ibu kandung) dan P5 (Kakak).
C. Hasil
Data yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam kemudian
ditulis selengkap-lengkapnya sesuai dengan hasil rekaman dan catatan dari
peneliti. Transkrip data disusun dengan mendengarkan hasil rekaman
secara cermat dan berulang-ulang serta membaca dengan teliti hasil
catatan dari peneliti. Transkrip data wawancara yang telah dibuat
kemudian dibaca berulang-ulang untuk dicermati kembali, hasil
penelaahan transkrip data kemudian disajikan dalam bentuk tabel kategori
dan dari kategori tersebut dibuat pengelompokan kata-kata kunci yang
mendukung kategori yang telah ditentukan dari beberapa kategori tersebut
kemudian dibuat tema yang menghubungan kategori.
30
Kategori, Kata kunci dan Tema yang dimaksud terdapat dalam
tabel di bawah ini :
Tabel 2.1. Kategori Data Pengetahuan Keluarga Dalam Peran Dan Respon Merawat
Pasien Skizofrenia NO KATA KUNCI KATEGORI TEMA
1. a. .....ngelamun....
b. ..... pikirannya terganggu.
c. Ketemplekan......
Gangguan Jiwa
Karena kemasukan
roh/jin
Pengetahuan
Keluarga tentang
gangguan jiwa
2. a. .....ketakutan.....
b. ...pikiran yang tidak sampai....
c. ....psikologi
Gangguan Jiwa
disebabkan
tekanan
3. a. .....sesuatu yang tidak
terlampiaskan.....
b. ... sesuatu yang diinginkan tidak
terpenuhi....
c. ... tidak bisa menerima
6. a. ..... depresi berat.....
5. a. ..... di santet.....
b. ... diguna-guna...
Gangguan Jiwa
Karena Diguna-
guna
6. a. ...ke orang pinter dulu..... pernah
kepakem.....
Berobat Ke
Rumah Sakit Dan
Ke Paranormal
Upaya keluarga
terkait dengan
promosi
7. a. ..... dirawat RS. Bethesda....
b. ... pengobatan secara medis
diabaikan karena kental dengan
31
para normal. kesehatan
8. a. ......saya berobat ke dokter sama
ditambani obat jawa.
b. ..... kiyai, orang pinter (dukun)....
9. a. ......ke dokter.... Konsultasi Ke
dokter
10. a. ......cuma dikerik..... diberi makan
nasi ...
b. ..... diminumin air hangat
Respon keluarga
adaptif/ positif
Respons keluarga
terhadap tanda dan
gejala penyakit
11. a. ...... kalau ada keluarga ada yang
sakit , rasa keluarga akan sakit
semua...
b. ..... diberi obat herbal
Respon Keluarga
adaptif/ Posotif
12. a. ...... puskesmas
b. ..... RS Pakem
Langsung ke
tempat pelayanan
kesehatan
Mencari tempat
pelayanan
kesehatan 13. a. ......ke dokter....
b. ...karena jauh akhirnya
kepuskesmas
14. a. ...... mondok kesarjito tapi khan
biayanya....
b. ... mikir-mikir
c. ....pak dukuh akal-akalan....
d. ....tidak ada askes, tapi tetap ambil
obat kepuskes
Berusaha untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
Upaya rujukan
dan mendapatkan
pelayanan
kesehatan
15. a. ......seriang diajak ngobrol....
b. ...kalau takut tidur sering
ditemani...
32
c. .....disuruh melakukan pekerjaan
rumah
d....nganter anak kesekolah...
e. Tidak disuruh ngelamun.....sholat
f. .....minum obat teratur
Mengisi waktu
dengan melakukan
kegiatan
Respons segera
klien dan
keluarga terhadap
permasalah
kesehatan dan
perawatan
16. a. ......jaga counter...
b. ... seriang diajak ngobrol......
c. .....disuruh melakukan pekerjaan
rumah
d....minum obat teratur.....
17. a. ......sering ditakon-takoni (ditanya-
tanya)
b. ... seriang diajak ngobrol......
c. .....disuruh melakukan pekerjaan
rumah
d....minum obat teratur.....
18. a. ...... minum obat.....
b. ... seriang diajak ngobrol......
c. .....ditemani
19. a. ...... minum obat teratur..... Penanganan yang
biasa-biasa saja,
kurang interaktif/
keluarga kurang
adaptif
20. a. ...... pasrah dengan Yang Kuoso
(pasrah dengan Yang Kuasa) .....
b. ... mudah-mudahan cepat sembuh
gitu......
Pasrah dengan
Yang Kuasa
21. a. ...... ikhtiar.....
b. ... kalo Allah menghendaki herbal
Selalu berikhtiar
33
pun itu bisa untuk menyembuhkan......
c. .....membuat lingkungan nyaman
itu mempengaruhi psikologi anak..
Adaptasi terhadap
penyakit atau
upaya
penyembuhan
22. a...... kalau saya menyerah berarti
saya kalah.....
b. ... tidak bisa merawat apa kata
dokter......
c. .....didiamkan saja.
Koping keluarga
efektif
23. a. ...... harus kuat mbak.....
b. ... ganjaranne seko ngono ya gak
apa-apa, ditompo,......
Ikhlas dengan
keadaan yang
dilalui
24. a. ...... musibah.....
b. ...jangan buat dia sakit hati......
Musibah dan tetap
berusaha
25. a. ekonomi..........
b. ...buruh....
ekonomi
Kendala
mempengaruhi
pengetahuan
keluarga dalam
peran dan respon
26. a....pendidikan....
b. Buruh.....
pendidikan 27. a. tidak punya uang.....
b. pendidikan rendah....tamatan SD....
Tema yang didapatkan berdasarkan kategori-kategori diatas adalah :
7. Gambar Pengetahuan keluarga tentang pengertian keluarga mengenai
gangguan jiwa.
8. Gambar Pengetahuan keluarga tentang upaya keluarga terkait dengan
promosi kesehatan.
9. Gambar Pengetahuan keluarga tentang respons keluarga terhadap tanda
dan gejala penyakit.
34
10. Gambar Pengetahuan keluarga tentang mencari tempat pelayanan
kesehatan .
11. Gambar Pengetahuan keluarga tentang upaya rujukan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan.
12. Gambar Pengetahuan keluarga tentang respons segera klien dan keluarga
terhadap permasalah kesehatan dan perawatan.
13. Gambar Pengetahuan keluarga tentang adaptasi terhadap penyakit atau
upaya penyembuhan.
D. Analisa Data
1. Gambar Pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa.
Berdasarkan hasil wawancara mendalam, peneliti mendapatkan
beberapa jawaban dari partisipan berbeda-beda seperti dikemukakan oleh
partisipan sebagai berikut :
Kotak 1
“.....gangguan jiwa tu ya pikirannya terganggu, ketemplekan kalo kata
orang jawa....” (P1)
“...pikiran yang tidak sampai,jadi psikologinya terganggu.” (P2)
“Gangguan jiwa itu sesuatu yang disimpan yang tidak
terlampiaskan.....sesuatu yang diinginkan tidak terpenuhi, tidak tercukupi
jadi uring-uringan, dan tidak bisa menerima.” (P3)
“.....di santet..diguna-guna.....” (P4)
“.....depresi berat, secara psikologisnya .....” (P5)
35
2. Gambar Pengetahuan keluarga tentang upaya keluarga terkait
dengan promosi kesehatan
Keluarga terkait dengan promosi kesehatan sangat berpengaruh
dengan pengetahuan mereka terhadap skizofrenia, paradigma seseorang
dalam keluarga awal untuk menentukan promosi kesehatan dalam anggota
keluarga. Hal ini seperti diungkapkan partisipan 1 dan 4 yang dalam
paradigmanya skizofrenia yaitu ketemplekan (kemasukan jin) dan diguna-
guna :
Kotak 2
“ Ya saya khan bingung, saya minta tolong ke tetangga, cari orang tua,
orang pinter (dukun).” (P1)
“ saya berobat ke dokter sama ditambani obat jawa.” (P4)
Partisipan lainnya (2,3 dan 5) mengungkapkan hal yang berbeda
tentang upaya keluarga terkait dengan promosi kesehatan yaitu sebagai
berikut :
Kotak 3
“.....didokter.....diherbal sembuh, .....jika Allah menghendaki herbal pun
itu bisa untuk menyembuhkan” (P2)
“.....dirawat (RS. Bethesda), suaminya kental dengan para normal...” (P3)
“.....Ke puskesmas..... langsung ke balai pengobatan, ke Sarjito atau ke
Grhasia.” (P5)
36
3. Gambar Pengetahuan keluarga tentang respon keluarga terhadap
tanda dan gejala penyakit
Respon keluarga ada yang adaptif dan ada yang maladaptif, dalam
penelitian ini partisipan mengungkapkan hal yang hampir sama dan rata-
rata respon yang digunakan yaitu respon adaptif, respon dimana keluarga
memberikan hal yang terbaik untuk anggota keluarganya yang sakit,
seperti dalam pembicaraan partisipan berikut ini :
Kotak 4
“Keliatan matanya keatas kosong, cuma dikerik terus dimakanin nasi,
diminumin air hangat dan kadang ditanyain dah dimnium belum obatnya”
(P1)
“.....saya tahu karena sudah merawat kakak saya bertahun-tahun. Nanti
dikasih obat diminum, dalam selang 2-3 hari nanti normal kembali.” (P3)
Respon Keluarga ketika ada anggota keluarganya kambuh
biasanya langsung diberi obat dan memberikan ketenangan terhadap
klien.
4. Gambar Pengetahuan keluarga tentang mencari tempat pelayanan
kesehatan
Mencari tempat pelayanan kesehatan berkaitan dengan
paradigma keluarga terhadap pengertian dari skizofrenia tersebut. Jika
pengertian skizofrenia dikarenakan diguna-guna dan karena kemasukan
37
jin, maka tempat pelayanan yang mereka tuju yaitu orang pintar atau
dukun. Akan tetapi jika keluarga mengartikan skizofrenia disebabkan oleh
psikologi atau depresi maka keluarga akan mencari tempat pelayanan
kesehatan ke dokter atau ke Rumah Sakit.
Kotak 5
“ Iya kena guna-guna laki-laki itu 4 bulan, saya berobat ke dokter dengan
ditambani obat jawa, orang pinter/dukun.” (P4)
5. Gambar Pengetahuan keluarga tentang upaya rujukan dan
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Upaya keluarga untuk rujukan dan mendapatkan pelayanan pada
partisipan pertama sampai dengan kelima rata –rata bukan inisitaif dari
orangtua, inisitaif tersebut diberikan oleh tetangga atau keluarga dekatnya
sendiri, karena awalnya semua partisipan tidak mengetahui tentang cara-
cara rujukan dan hanya 1 partisipan yang mengurus rujukan sendiri
dikarenakan memang sudah mengetahui cara-caranya sejak dahulu,
ungkapan dari beberapa partisipan bahwa rujukan itu diketahuinya setelah
diberitahu oleh orang-orang terdekat mereka seperti sebagai berikut :
Kotak 6
“ saya minta tolong ke tetangga, cari orang tua, orang pinter, terus baru
dah sembuh langsung dibwa kerumah sakit. .....ambil berobat jalan.” (P1)
“ Warga disini malah menyuruh diruqiyah di Kerapyak .....kalau
38
diruqiyah muntah-muntah disabetin, wah ndak tegel saya mbak, wes ndak
tak lanjutin, .....kepuskesmas berobat jalan......” (P4)
“
Pada Partisipan (2,3 dan 5) menggunakan alternatif dari inisiatif
mereka sendiri yang terbaik dalam upaya rujukan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan.
6. Gambar keluarga tentang respon terhadap permasalah kesehatan dan
perawatan.
Respon segera klien dan keluarga terhadap permasalahan
kesehatan dan perawatan terdapat dalam pernyataan partisipan :
Respon keluarga rata-rata respon aktif atau biasa disebut respon
adaptif, karena keluarga antusias untuk memberikan perawatan yang
terbaik untuk anggota keluarganya yang sedang sakit.
Kotak 7
“ Keliatan matanya keatas kosong, Cuma dikerik terus dimakanin
nasi, diminumin air hangat dan kadang ditanyakan sudah minum
obatnya....” (P1)
39
7. Gambar Pengetahuan keluarga tentang adaptasi terhadap penyakit
atau upaya penyembuhan.
Adaptasi keluarga terhadap penyakit tergantung dari koping
keluarga terhadap sesuatu yang dihadapinya atau stressor yang sedang
melanda keluarga mereka.
Kotak 8
“.....walaupun saya merawat bertahun-tahun saya dah tau tentang hal-hal
seperti itu...” (P3)
E. Pembahasan
Setelah membaca berulang-ulang hasil transkip wawancara
mendalam, peneliti menjelaskan tentang hasil dalam penelitian gambaran
pengetahuan keluarga dalam peran dan respon keluarga merawat penderita
gangguan jiwa yang telah dilaksanakan pada lima partisipan yaitu keluarga
yang tinggal satu rumah dan keluarga yang tidak tinggal satu rumah dan
berinteraksi langsung dalam merawat penderita gangguan jiwa di Wilayah
Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul. Pembahasan pada penelitian
pengetahuan keluarga dalam peran dan respon merawat penderita
gangguan jiwa dapat dibagi menjadi beberapa hal, yaitu pengetahuan
dimana meliputi pengetahuan keluarga tentang gangguan jiwa dan
pengetahuan keluarga dalam merawat salah satu anggota keluarganya.
Peran meliputi 6 peran keluarga dalam merawat pasien dan didalam peran
40
terdapat respon keluarga terhadap anggota keluarganya yang sakit, dimana
pembahasananya sebagai berikut:
1. Pengetahuan
1.1 Pengetahuan Keluarga tentang gangguan jiwa.
Hasil pembahasan peneliti menemukan pengetahuan keluarga
pasien skizofrenia khususnya arti dari gangguan jiwa yaitu
dikarenakan banyaknya tekanan-tekanan dan kebutuhan yang
diinginkah tetapi tidak bisa terpenuhi, hal ini diungkapkan oleh (P3) :
“ Gangguan jiwa itu sesuatu yang disimpan yang tidak terlampiaskan
dengan keluarga, dan ada sesuatu yang diinginkan tidak terpenuhi,
tidak tercukupi jadi uring-uringan, dan tidak bisa menerima.”
Ungkapan dari (P3) menunjukan bahwa sesuatu yang dipendam dan
tidak terlampiaskan akan membawa pikiran “ketidakterimaan” dan
ketidakseimbangan antara hati dan pikiran seperti disampaikan(P3):
“ ternyata kalau kita banyak pikiran dan terus ndak kuat itu ndak baik
juga ya , kadang kala sini (menunjukan hati) yang ndak kuat terus sini
(menunjukan kepala ) juga ndak kuat , ya bisa gangguan jiwa juga,
jadi harus seimbang. “ Menurut Diagnostic and Statistic Manual Of
Mental Disorder, gangguan jiwa atau mental disorder yaitu seluruh
gejala atau pola perilaku seseorang yang berkaitan dengan tekanan
(Distress) dan ketidak mampuan seseorang (Pusat Medis.2008).
Beberapa partisipanpun masih ada yang berpendapat bahwa
gangguan jiwa yaitu kemasukan dan diguna-guna, biasanya pendapat
41
seperti ini karena pengetahuan mereka terlalu awam atau memang
sudah tersugesti dari budayanya. Seperti ungkapan (P1) : “ Gangguan
jiwa itu setau saya sering ngelamun aja, gangguan jiwa tu ya
pikirannya terganggu, ketemplekan kalo kata orang jawa. “ Sebagian
keluarga dan masyarakat masih menganggap bahwa skizofrenia
merupakan gangguan atau “penyakit” yang disebabkan oleh hal-hal
yang tidak rasional ataupun supranatural, sebagai contoh adanya
anggapan bahwa orang yang mengidap skizofrenia sebagai “orang
gila” yang disebabkan karena guna-guna atau diteluh, kemasukan
setan, kemasukan roh jahat (evil spirit), melanggar larangan atau tabu
dan lain-lain (Hawari.2006.2).
Pengetahuan keluarga terhadap gangguan jiwa merupakan
faktor yang paling penting untuk menentukan sikap dan tindakan
keluarga dalam membantu proses penyembuhannya. Diawali dari
pandangan keluarga tentang pengertian, gejala dan tanda-tanda
gangguan jiwa yang dialami oleh salah satu anggota keluarga,
sehingga akan menentukan tindakan preventif dari keluarga tentang
pengambilan keputusan dalam pengobatannya.
2. Peran
2.1. Upaya keluarga terkait dengan promosi kesehatan
Berdasarkan penelitian, P1 dalam uapaya terkait dengan
promosi kesehatan pernah ke RS, tetapi karena tidak kuat dengan
42
biaya akhirnya mencari jalan pintas seperti ungkapan (P1) : “Ya
saya khan bingung, itu saya minta tolong ke tetangga, cari orang
tua, orang pinter.” Ungkapan P2 dalam mencaari pengobatan :
“...misalnya dulu didokter ndak sembuh kok diherbal sembuh,
mungkin kalo Allah menghendaki herbal pun itu bisa untuk
menyembuhkan.”
Pengobatan yang terlambat lebih banyak disebabkan oleh
kurangnya pengetahuan masyarakat umum tentang penyakit ini.
Bahkan bagi yang telah sampai pada pengobatan dengan psikiater
atau dokter, penderita tetap mencoba jalan penyembuhan yang
berliku dengan tetap pergi ke berbagai pengobatan alternatif (
Perhimpunan Jiwa Sehat.2010).
P3, P4 dan P5 mengungkapkan upaya dalam merawat
keluarga mereka yang terkena skizofrenia langsung dibawa ke RS
atau lembaga kesehatan terdekat, seperti P3 : “... saya bawa dengan
bapak( orang tua pasien), disini dirawat (RS. Bethesda).” Sesuai
dengan Muhani dan Muhana (1997), keluarga yang menganggap
klien sakit karena masalah psikologis, pada umumnya meminta
bantuan ke tenaga medis atau ke tempat pelayanan kesehatan
(Puskesmas dan Rumah sakit). Jika penyakit klien disebabkan oleh
penyebab non psikologis seperti gangguan jin, maka pencarian
bantuan juga disesuaikan dengan penyebab tersebut yaitu dengan
melakukan ritual-ritual pengobatan alternatif.
43
2.2. Mencari tempat pelayanan kesehatan
Seorang ibu sangat mempunyai peran penting didalam
memutuskan anaknya berobat, apalagi jika sorang ibu yang sudah
ditinggal oleh suaminya, hal ini diungkapkan oleh P4 dalam sela-
sela wawancara yang peneliti tanyakan : “Iya kena guna-guna
laki-laki itu empat bulan, ya saya berobat ke dokter sama
ditambani obat jawa.” Dalam peran ini, ibu mendefinisikan
gejala dan memutuskan alternatif sumber yang “tepat”, ia juga
memegang kendali yang kuat terhadap apakah anak akan
mendapatkan layanan pencegahan atau pengobatan
(Aday&Eichhorn,1972;Rayner,1970).
Ungkapan P3 : “....jadi saya bawa dengan bapak( orang
tua pasien), disini dirawat (RS. Bethesda), suaminya juga kalau
pengobatan secara medis diabaikan karena kental dengan para
normal, disana (para normal) sudah berapa minggu semula
sembuh, tapi beberapa lama dia tiba-tiba lari..” peran keluarga
dan komunikasi keluarga sangat penting didalam mencari tempat
pelayanan kesehatan. Kehadiran peran dalam keluarga berespon
terhadap perubahan melalui fleksibilitas peran ( Ackerman, 1966
dalam Friedman edisi 5 hal 311).
Pasien dari keluarga baik dari keuangannya mencukupi
maupun tidak mencukupi akan terus berusaha mencari cara
44
perawatan dan pengobatan untuk menyembuhkan pasien, minimal
dapat mencegah dari kekambuhan penyakit (Stuart dan Sunden,
1996).
2.3. Upaya rujukan dan mendapatkan pelayanan kesehatan
Faktor keuangan menjadi faktor yang berpengaruh dalam
mengatasi masalah pengobatan. Dalam hal ini, keuangan dapat
menjadi sumber koping bagi keluarga yang akan membantu
keluarga dalam beradaptasi dengan masalah terutama dalam
proses penyembuhan gangguan jiwa. Pasien dari keluarga baik
dari keuangannya mencukupi maupun tidak mencukupi akan terus
berusaha mencari cara perawatan dan pengobatan untuk
menyembuhkan pasien, minimal dapat mencegah dari
kekambuhan penyakit (Stuart dan Sunden, 1996).
Upaya rujukan dan mendapatkan pelayanan kesehatan
didalam sebuah keluarga akan sangat berpengaruh didalam
komunikasi keluarga. Peneliti mendapatkan kesimpulan dari 5
partisipan yang teliti bahwa semua keluarga yang salah satu
anggota keluarganya sakit akan memberikan pelayanan kesehatan
yang terbaik, tetapi sekali lagi semua itu terbentur dengan maslah
ekonomi. Faktor ekonomi menjadi alasan dominan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang terbaik, sehingga
45
partisipan akhirnya memilih pelayanna kesehatan yang dianggap
murah dan mampu untuk dijalankan.
2.4. Adaptasi terhadap penyakit atau upaya penyembuhan .
Adaptasi terhadap penyakit didalam keluarga baik
menunjukan bahwa koping keluarga tersebut juga baik. Pearlin
dan Schooler (1978) menyatakan keluarga menggunakan
strategi koping ini digunakan sebagai mekanisme koping yang
efektif karena keluarga cenderung melihat segi positif dari
kejadian yang menghasilkan stress.
Menurut partisipan (P4) : “ ..... kalau ada keluarga ada
yang sakit , rasa keluarga akan sakit semua, itu sudah secara
psikologisnya......” berarti adaptasi keluarga akan timbul ketika
salah satu anggota keluarga ada yang sakit dan partisipasi
keluarga dalam merawat pasien juga kan timbul seiring
berjalannya waktu, hal ini dinyatakan oleh partisipan (P3) : “
..... walaupun saya merawat bertahun-tahun saya dah tau
tentang hal-hal seperti itu.....”
3. Respon
3.1. Respon keluarga terhadap tanda dan gejala penyakit
Respon keluarga berbeda-beda tergantung dari stigma yang
mereka miliki, seperti halnya P2 : “....ya gini mbak yang namanya
46
ada anggota keluarga yang sakit yang ya diterima mbak, tapi ya
kalo ada cobaan diterima atau diratapi ya ndak juga mbak, sebab
kalo spaneng terus ya bisa sakit semua mbak “ Pearlin dan
Schooler (1978) menyatakan keluarga menggunakan strategi
koping ini digunakan sebagai mekanisme koping yang efektif
karena keluarga cenderung melihat segi positif dari kejadian yang
menghasilkan stress. Dalam rentang respon kecemasan, keluarga
cenderung berada pada rentang respon adaptif, yaitu menerima
keadaan salah satu anggota keluarga yang mengalami gangguan
jiwa.
3.2 Respon segera klien dan keluarga terhadap permasalah
kesehatan dan perawatan.
Semua partisipan menggunakan strategi koping
pengontrolan makna dari masalah yaitu pengontrolan makna dari
masalah yang dimaknai sebagai salah satu upaya keluarga dalam
memberikan penilaian positif yang telah dialami keluarga. Respon
segera klien dan keluarga terhadap permasalahan tersebut harusnya
dibicarakan bersama-sama.
Menurut Reiss (1981) pemecahan masalah secara bersama-
sama dapat digambarkan sebagai situasi dimana keluarga dapat
mendiskusikan masalah yang ada secara bersama-sama, dan
mengupayakan solusi atau jalan keluar atas dasar logika serta
47
mencapai suatu kesepakatan bersama. Ditambahkan oleh Figley
(1989) mengidentifikasikan solusi yang berorientasi pada
pemecahan masalah sebagai sebuah tipe koping fungsional.
Hal ini berkaitan dengan pernyataan dari (P5) : “.....ya
kendalanya sampe pengawasan dan perhatiannya kurang, khawatir
kambuh lagi itu aja mbak, jadi saya kadang nyuruh adik-adik saya,
anak-anak saya ikut merawat dia, diajak berkomunikasi gitu .”
48
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan BAB IV dapat
disimpulkan gambaran pengetahuan keluarga dalam peran dan respon
keluarga merawat pasien skizofrenia di Wilayah Kerja Puskesmas
Kasihan 1 Bantul sebagai berikut:
a. Gambaran pengetahuan keluarga belum banyak mengetahui
pengertian skizofrenia secara benar dalam arti kesehatan. Diawali dari
pandangan keluarga tentang pengertian, gejala dan tanda-tanda
gangguan jiwa yang dialami oleh salah satu anggota keluarga,
sehingga akan menentukan tindakan preventif dari keluarga tentang
pengambilan keputusan dalam pengobatannya.
b. Masih terdapat pandangan yang salah dalam lingkungan keluarga
mengenai gangguan jiwa yang biasa disebut dengan stigma. Stigma
tersebut mempengaruhi keluarga dalam peran dan respon keluarga
merawat pasien skizofrenia
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan keluarga dalam peran
dan respon keluarga merawat pasien skizofrenia yaitu faktor
pendidikan dan faktor ekonomi.
49
d. Gambaran sikap peran dan respon keluarga mengenai perawataan
klien skizofrenia keseluruhan yaitu sangat aktif dan adaptif.
e. Pengetahuan peran dan respon keluarga dengan kekambuhan pada
pasien skizofrenia sangat berpengaruh dalam merawat pasien.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian “ Gambaran Pengetahuan Keluarga
Dalam Peran Dan Respon Keluarga Merawat Pasien Skizofrenia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan 1 Bantul “, maka saran yang dapat
disampaikan peneliti sebagai berikut :
1. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga dengan penderita gangguan jiwa dapat secara aktif
mencari informasi mengenai penanganan gangguan jiwa, terutama
dalam hal pengetahuan, karena pengetahuan sangat mempengaruhi
peran dan respon keluarga dalam merawat pasien skizofrenia.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan dukungan dan support sosial bagi
keluarga dengan penderita gangguan jiwa agar keluarga memiliki
motivasi dari lingkungannya dalam menerapkan peran keluarga didalam
masyarakat.
50
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Perlu penelitian yang lebih mendalam tentang pengetahuan keluarga
dalam peran dan respon keluarga merawat penderita gangguan jiwa
dengan menggunakan pengambilan data melalui FGD (Focus Group
Discussion) agar didapatkan data yang lebih lengkap dalam penelitian
kualitatif.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Rineka Cipta. Jakarta.
Arif, Iman S. (2006). Memahami Dinamika Keluarga Pasien Skizofrenia.
Bandung: PT. Refika Aditama. Danim, (2002). Research Methodology and Cualitatif Research. EGC. Jakarta. Friedmaan, Marlyn M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik. Jakarta:
EGC. Friedman, M (2003). Family Nursing Research Theory and Practise. Fifth
Edition: Prentice –Hall. Hawari, Dadang. (2001). Al Qur’an, Ilmu Kedokteran Jiwa Dan Kesehatan Jiwa.
Dana Bakthi Primayasa, Cet v. Hawari, Dadang. (2006). Pendekatan Holostik Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia
Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Penerbis FKUI. Maramis, dkk ( 2007), Konseling Dukungan, Perawatan, dan Pengobatan ODHA.
Airlangga University Press. Surabaya Marwatiningrum, Mitta Prana. (2004). Usaha Menghilangkan Stigma Masyarakat
terhadap Penderita Gangguan Jiwa. Jurnal Psikiatri. Faklutas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Notoatmodjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugrahani, A. (2001). Strategi Koping yang digunakan keluarga yang menderita Gangguan Jiwa di IRNA IV RSUP DR. Sardjito. Jurnal KTI. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nofiyanto, Muhamat. (2009). Persepsi Pekerja Seks Komersial (PSK) Tentang
Perilaku Merokok Di Resosialisasi Gmabilangu Mangkang Semarang. Riset Keperawatan Universitas Diponegoro.
Puskesmas Kasihan 1(2010). Buku Kunjungan Pasien gangguan jiwa ke
Puskesmas. Tidak dipublikasikan.
52
Rochmawati, ellya (2009). Gambaran Strategi Koping Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia di Wilayah Kecamatan Kasihan Bantul. KTI FK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Saryono dan Dwi Anggraeni, Mekar. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif
Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Stuart and Sundeen (1998). Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC. Suliswati. Dkk, (2005), “Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa”. EGC.
Jakarta. Susanti, Desi Fajar. (2004). Stigma Masyarakat Terhadap Gangguan Jiwa. Jurnal
Psikiarti. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Suwarsih. (2007). Hubungan Peran Serta Keluarga dengan Frekuensi
Kekambuhan Klien Skizofrenia di Wilayah Kerja PUSKESMAS Kasihan I Bantul. Jurnal KTI. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammdiyah Yogyakarta.
Takariawan, cahyadi (2007). Pernak-Pernik Rumah Tangga Islami. Intermedia,
Yogyakarta. Wulansih, Sri. (2007). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Keluarga dengan Kekambuhan Pada Pasien Skizofrenia di RSJD Surakarta. Skripsi.
Yosep, Iyus . (2007) Keperawatan Jiwa. Bandng : Refika Aditama. www.wapedia.mob .Kecamatan Kasihan. http://wapedia.mobi/id/Kasihan,_Bantul ------------ (2009). Data Laporan Pasien Gangguan Jiwa di Kecamatan Kasihan. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, DIY.