8/19/2019 kusta revisi.doc
1/19
LEPRA
Penulis : Dhila Dhalia Ulfah (03012074)
Penguji :
1. Fisiologi
2. uli!
3. Pa!ologi ana!o"i
4. #i$%o&iologi
'. Fa%"a$ologi
. e*ah
o"+e!ensi : 4A ("en*iagnosis, "ela$u$an +ena!ala$sanaan se-a%a "an*i%i *an !un!as ang
*i-a+ai +a*a saa! lulus *o$!e%)
DEF///Kusta (bahasa sansakerta : kustha) yaitu kumpulan gejala gejala kulit secara umum.
Kusta atau lepra atau Morbus hansen adalah penyakit infeksi kronis progresif menular yang
disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat (tidak dapat berkembang biak
diluar sel inang) yang mula mula menyerang saraf perifer sebagai afinitas pertama lalu kulit, mukosa
traktus respiratorius atas kemudian ke organ lain kecuali susunan saraf pusat.
E/L/
Bakteri Mycobacterium leprae
aerob (Perlu oksigen untuk proses respirasi, pertumbuhan, kelangsungan hidup dan reproduksi)
tidak membentuk spora (badan lonjong, refraktil yang terbentuk dalam bakteri terutama genus
famili bacillaceae yang dianggap sebagai stadium istirahat selama riayat hidup sel tersebut dan
ditandai dengan sifat resistensi terhadap perubahan lingkungan)
tidak bergerak
bentuk : batang (basil)
!ram positif
dikelilingi "e"&%an sel lilin (ciri khas spesies Mycobacterium)
panjang : "#$ micro
lebar : %,%,' micro
berkelompok yang paralel (biasanya) tapi ada yang tersebar satu satu atau massa globular biasanya
ditemukan pada serpihan kulit atau membran mukosa lepra lepromatosa
basil tahan asam (tidak mudah diarnai, jika diarnai akan tahan terhadap dekolorisasi oleh
asam alkohol)
Basil sering ditemukan dalam sel endotel pembuluh darah atau dalam sel mononuklear
belum dapat dikultur
"
8/19/2019 kusta revisi.doc
2/19
pearnaan iehl#*ielsen (dibahas dipemeriksaan bakteriologis)
# basil yang hidup : batang utuh, merah terang, ujung bulat (solid)
# basil yang mati : bentuk terpecah (fragmanted) atau granular
penularan ke manusia : kontak langsung dengan penderita dan pernafasan
&e%!ahan 5 ha%i *ilua% !u&uh "anusia
perkembangbiakkan bakteri (membelah) : + minggu ( "#&" hari )
masa inkubasi ' tahun (lama)
setelah ' tahun penderita mulai muncul keluhan (perkembangan penyakit) : bercak putih, merah,
rasa kesemutan
Pertumbuhan optimal kuman kusta pada suhu &-#+% derajat celcius
D/A/
1. D/A/
a. namnesis
# Kapan timbulnya keluhan/
# pakah ada anggota keluarga yang berkeluhan sama (riayat kontak)/
# 0ahir dan tinggal dimana
# 1iayat pengobatan sebelumnya
b. Pemeriksaan fisik
• 2empat : cukup cahaya, diluar rumah, tidak kena sinar matahari langsung, arah sinar miring
• 3aktu : siang hari
• Penjelasan mengenai cara pemeriksaan
• 4nspeksi :
# sistematis kepala hingga kaki
# bercak pada kulit
# penentuan kelainan kulit yang akan diperiksa rasa raba
# kelainan dan cacat
• Palpasi, memperhatikan :
# 2erdapat penebalan pembesaran
# 5araf kanan dan kiri sama besar berbeda
# 2erdapat nyeri tidak pada saraf
# Mimik pasien : terlihat sakit atau tidak
# + saraf yang ajib diraba :". 5araf ulnaris
# 0ekukan tonjolan tulang siku dan tonjolan tulang kecil bagian medial, arah palpasi
keatas
&. 5araf peroneus komunis (Poplitea lateralis)
# Pasien duduk
# 0etakan jari tengan dan jari telunjuk dipertengahan betis bagian luar, arah jari
keatas sampai menemukan benjolan tulang, kemudian raba saraf peroneus " cm
arah belakang, kemudian arah palpasi ke kanan dan kiri
+. 5araf tibialis posterior # Pasien duduk
# 6ari telunjuk dan tengah raba saraf tibialis posterior bagian belakang baah dari
&
8/19/2019 kusta revisi.doc
3/19
mata kaki sebelah dalam dengan tangan menyilang
• Pemeriksaan saraf
ARAF FU/
#R/ ER/ #
AUR/6ULAR/
#AU
# rea belakang
telinga Mempersarafi :#kelenjar keringat
#kelenjar minyak
#pembuluh darah
FA6/AL/ Kelopak mata
agar bisa
menutup
#
ULAR/ #jari manis
#jari kelingking
1asa raba
telapak tangan :
#jari kelingking
#separuh jari
manis
#ED/AU #ibu jari
#telunjuk #jari tengah
1asa raba
telapak tangan :#ibu jari
#telunjuk
#jari tengah
#separuh jari
manis
RAD/AL/ Kekuatan
pergelangan
tangan
PEREU
6#U/
Kekuatan
pergelangan jarikaki
//AL/
PER/R
6ari kaki 1asa raba
telapak kaki
a. 5araf sensoris rasa raba anastesi
• Pasien menunjuk bagian yang dirasakan ada sentuhan menghitung jumlah sentuhan
dan mengacungkan tangan
• rasa raba dengan kapas (pasien menutup mata) Cottonwool
# sentuhkan kapas pada kulit normal dan yang ada lesi, bandingkan
# Penderita disentuh ringan dengan sehelai cottonwool pada satu titik.
+
8/19/2019 kusta revisi.doc
4/19
• nastesi dengan jarum (jika secara inspeksi mirip penyakit lain) Pin-prick
5ensasi nyeri diperiksa dengan menggunakan tusuk gigi kayu yang telah
distandarisasi.
• Pemeriksaan suhu dengan menggunakan air panas dan dingin (jika yang lain tidak
begitu jelas)
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan & tabung reaksi, yang satu
berisi air panas (sebaiknya % derajat 7) dan lainnya air dingin (sebaiknya sekitar &%
derajat 7). Penderita diminta menutup mata atau menoleh ke tempat lain, lalu kedua
tabung ditempelkan bergantian pada kulit. pabila penderita beberapa kali salah
menyebutkan rasa pada kulit yang diperiksa maka dapat disimpulkan baha sensasi
suhu pada lokasi tersebut terganggu
b. 5araf otonom
2es keringat dengan pinsil tinta : pada lesi, akan hilang. 5edangkan pada kulit normal
akan ada bekas tinta (2es !unaan)
c. Mata
# Motorik *. fasialis8 Memejamkan mata (menutup sempurna tidak8 lagoftalmus)
# 5ensorik *.trigeminus 8 pemeriksaan kornea (tidak dilakukan dilapangan)
d. 2angan
9tot kuat : gerakan tahanan kuat
9tot sedang : gerakan tahanan lemah
9tot lumpuh : tidak ada gerakan
ULAR/ .#ED/AU .RAD/AL/#R/ #Pegang ujung jari
manis, jari tengah,
telunjuk, telapak tangan
menghadap keatas,
posisi ekstensi,
kelingking bebas
bergerak
#Pasien mendekatkan
(dduksi) dan
menjauhkan (abduksi)kelingking dan jari
lainnya
#Bila dapat melakukan
yg diatas : tahan
kelingking posisi jauh
dari yang lainnya,
dorong pangkal jari
kelingking
!o! $ua! : pasien bisa
menahan dorongan ibu
jari pemeriksa
terdapat tahanan pada
# Pegang jari
telunjuk#
kelingking, posisi
ekstensi, telapak
tangan hadap
keatas
# 4bu jari pasien
ditegakan keatas,
menunjuk arah
hidung, pertahankan posisi
tekan pangkal ibu
jari (bagian batas
antara punggung
dan telapak tangan)
mendekati telapak
tangan
# !erakan
kepalan tangan
ke atas ekstensi
# 2ahan posisi
ekstensi,
pemeriksa
menarik tangan
pasien ke
arahnya
8/19/2019 kusta revisi.doc
5/19
kertas (saat kertas
dijepit antara jari manis
kelingking,
kemudian ditarik oleh
pemeriksa
!o! se*ang : pasien
tidak bisa menahandorongan ibu jari
pemeriksa
!o! le"ah : pasien
tidak dapat
mendekatkan (adduksi)
dan menjauhkan
(abduksi) dari jari
lainnya kertas mudah
lepas.
ER/ ; gangguan rasa raba : 2idak dapat
menunjukan < atau sama dengan & titik
e. Kaki
*. 24B4045
P952=1491
*. P=19*=>5
79MM>*45
M92914K # # ngkat ujung kaki ;
tumit tetap dilantai
ekstensi maksimal(berjalan dengan
tumit)
# 2ahan posisi
ekstensi, pemeriksa
tekan punggung kaki
kebaahlantai
5=*5914K ; gangguan rasa
raba : 2idak dapat
menunjukan < atau
sama dengan & titik
#
6a%*inal signs (gejalagejala u!a"a) : !e!a+ *i!e"u$an +a*a +asien ang su*ah se"&uh 8 RF
". 0esi kulit yang mati rasa
Kelainan kulit berupa hipopigmentasi (bercak keputih putihan) atau erimatous (bercak
kemerahan) yang mati rasa
&. Penebalan saraf yang disertai gangguan fungsi
Penebalan gangguan saraf akibat peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer) dan tergantung
area yang dipersarafi
# !angguan fungsi sensorik : mati rasa kurang rasa
'
8/19/2019 kusta revisi.doc
6/19
# !angguan fungsi motorik : paresis paralysis
# !angguan fungsi otonom : kulit kering, retak, edema
+. Basil tahan asam (B2)
Bahan pemeriksaan : kerokan kulit (skin smear) pada cupping telinga serta bagian aktif lesi
kulit. Pemeriksaan kerokan kulit berguna untuk mempercepat diagnosis (-#"%? penderitalesi PB
meragukan merupakan kasus MB dini).
@anya ditemukan sgin kedua disebut suspek kusta, dengan tanda:
". 2anda pada kulit
&. 2anda pada saraf
+. 0ahir dan tinggal didaerah endemik kusta, memiliki kelainan kulit yang tidak sembuh dengan
pengobatan rutin (terutama bila terdapat penebalan saraf tepi)
6ika diagnosis belum dapat ditegakan dipikirkan :
• Aiagnosis banding
a. Psoriasis# Bercak merah
# Batas tegas
# 5isik berlapis
b. 2inea 7ircinata
# Bercak merah meninggi
# 5ering meradang
# Mengandung esikel krusta
c. Aermatitis seboroik
# Bercak merah
# 0esi di daerah sebore (berminyak)
# 5isik kuning berminyak
# !atal
# Kronis
# 1esidif
# 2idak ada baal
d. Citiligo
# Bercak sangat putih
# Pigmen kulit hilang total
e. Pitriasis ersikolor
# Bercak putih
# Punggung tampak lesi berupa plak hipopigmentasi dengan skuama halus# Batas tegas
f. Pityriasis alba
# Makula bundar oal
# 5isik
# 1asa raba normal
g. *eurofibromatosis
# *odul
# Bercak cafD au lait : bercak coklat muda batas tegas
# 5ering timbul sejak lahir
# *odus dan tumor bertangkai pada usia lebih lanjut
# 2ersebar luas# 2idak ada rasa baal
# B2 (#)
h. 5arkoma kaposi
E
8/19/2019 kusta revisi.doc
7/19
# *odul lunak arna biru keunguan
# 2erutamapada kaki
# B2 (#)
i. Ceruka ulgaris
# Papul diatas dengan permukaan kasar
# *odul
• Pengambilan kerokan kulit
• 6ika pengambilan kerokan kulit tidak tersedia, tunggu +#E bulan dan periksa cardinal signs. ; :
terdiagnosis kusta, # : dirujuk
2. PEEAPA LA/F/A/
# Klinis
# @asil pemeriksaan B2 positif negatif
Fungsi : untuk menentukan indeks bakteriologi (4B) dan indeks morfologi (4M). Pemeriksaan
untuk membantu menentukan klasifikasi, menegakkan diagnosis pasien relaps, menilai hasil
pengobatan dan menentukan adanya resistensi pengobatan.
5ediaan :
# kerokan jaringan kulit pada lesi yang aktif (lesi meninggi dan berarna merah)
# usapan dan kerokan mukosa hidung yang diarnai dengan pearnaan terhadap basil tahan
asam, antara lain iehl *eelsen.
7ara :
5ediaan diletakkan diatas rak pearna karbon fukhsin
Aipanaskan sampai keluar uap (tidak mendidih ) selama + G ' menit
7uci dengan air setengah menit
Preparat ditetesi atau dicelup metilen biru "? selama setngah G & menit
7uci dengan air
Biarkan kering dari air, kemudian preparat dilihat dibaah mikroskop
@asil pembacaan :
Bentuk kuman pada mikroskop :
# Bentuk utuh solid : dinding sel tidak putus, Hat arna merata, panjang kuman kalilebarnya
# Bentuk pecah pecah fragmented : dinding sel terputus sebagian seluruhnya, Hat arna
tidak merata
# Bentuk granular granulated : seperti titik tersusun garis lurus berkelompok
# Bentuk globus : B2 utuh atau fragmented granulated mengadakan ikatan atau kelompok
kecil %#E% B2 besar &%%#+%% B2
# Bentuk clumps : granular membentuk pulau tersendiri (
8/19/2019 kusta revisi.doc
8/19
Ailihat : kepadatan, solid, fragmented granulated
4ndeks bakteri (4B) : Kepadatan B2 tanpa membedakan solid dan non solid. (Menurut 1idley)
"; : Bila "#"% B2 dalam "%% 0apang pandang
&; : Bila "#"% B2 dalam "% 0apang pandang
+; : Bila "#"% B2 rata rata dalam " 0apang pandang
; : Bila ""#"%% B2 rata rata dalam " 0apang pandang
'; : Bila "%"#"%%% B2 rata rata dalam " 0apang pandang
E; : Bila kuran
Aistribusi
Permukaan
Batas
!angguan sensibilitas
Kehilangan kemampuan
berkeringat, bulu rontok
pada bercak
"#'
Kecil besar
>nilateral bilateral
simetris
Kering kasar
2egas
5elalu ada jelas
Bercak tidak
berkeringat, ada bulu
rontok pada bercak
Banyak
Kecil
Bilateral simetris
@alus, berkilat
Kurang tegas
Biasanya tidak jelas (jika
ada, pada yang sudah
lanjut)
Bercak masih
berkeringat, bulu tidak
rontok
&. 4nfiltrat
Kulit
Membran mukosa
(hidung tersumbat,
pendarahan di hidung)
2idak ada
2idak pernah
da, kadang kadang
tidak
da, kadang kadang
tidak
+. *odulus 2idak ada Kadang ada
. Penebalan saraf tepi 0ebih sering terjadi dini
simetris
0ebih sering terjadi lanjut
5imetris
Biasanya lebih dari "
$
8/19/2019 kusta revisi.doc
9/19
'. Aeformitas Biasanya asimetris dini Biasanya lanjut
E. 5ediaan apus B2 negatif B2 positif
-. 7iri khusus 7entral healing
(penyembuhan ditengah)
Punched out lession (lesi seperti
kue donat)
Madarosis ginekomastia
@idung pelana
5uara sungau
REA/ UA
1eaksi kusta dapat terjadi sebelum mendapat pengobatan, pada saat pengobatan, maupun sesudah
pengobatan, namun reakis kusta paling sering terjadi pada E bulan sampai satu tahun sesudah dimulainya
pengobatan.
1eaksi kusta adalah interupsi dengan episode akut pada perjalanan penyakit yang sebenarnya
kronik.
1eaksi kusta dapat dibagi atas dua kelompok yaitu: 1eaksi kusta tipe " &
2ipe reaksi klasifikasi
J
8/19/2019 kusta revisi.doc
10/19
Faktor pencetus
REA/ /PE / REA/ /PE //
Pasien bercak multipel luas pada ajah lesi 9bat MA2 (kecuali lampren)
B4
8/19/2019 kusta revisi.doc
11/19
#0agoftalmus (* C44) # 4ridosiklitis
# !laukoma
# Katarak
$ Peradangan organ lain @ampir tidak ada # 2estis : lunak, nyeri, membesar
# 5endi
# !injal
# K!B# Mata : nyeri, penurunan isus,
merah sekitar limbus
Perbedaan
RA
A
EREA
REA/ /PE / REA/ /PE //
Ringan e%a! Ringan e%a!
" Kulit
#Bercak
#*odus
6adi ulkus
#>lserasi
#=dema tangan
kaki
# bercak putih jadi
merah lebih
merah meninggi
#
#
# bercak putih jadi
merah lebih
merah# timbel bercak
baru (kadang
disertai malaise,
panas)
;
;
# Merah, panas,
nyeri
5edikit
# Merah, tebal,
nyeri
Banyak sering
& 5araf tepi# Membesar
# *yeri
# Fungsi saraf
La
#
2idak terganggu
La
;
2erganggu
La
#
2idak terganggu
La
;
2erganggu
+ !ejala
konstitusi
Aemam # ; # ; # ; #
!angguan
organ lain
# # # # 4ridocylitishitis
# *ephritis
# 0ymphadenitis
' Penatalaksanaan Prinsip :
". berobat jalan&. nalgetik
penenang
+. MA2 dosis
. @indari
faktor
ntipiretik, obat
jika perlu
tetap
hilangkan
pencetus
Prinsip :
". berobat jalan&. nalgetik
penenang
+.MA2 dosis
.@indari faktor
faktor
'.9bat anti reaksi
E.4ndikasi raat
ntipiretik, obat
jika perlu
tetap
hilangkan
pencetus
Prednison,
0ampren
4nap, rujuk 15
Berat : reaksi kulit dekat saraf
4ndikasi rujukan pasien reaksi ke rumah sakit :
""
8/19/2019 kusta revisi.doc
12/19
# =*0 melepuh, pecah (ulserasi), demam tinggi, neuritis
# 1eaksi tipe " ; bercak ulserasi neuritis
# 1eaksi ; komplikasi penyakit berat lain (hepatitis, AM, hipertensi, tukak lambung berat)
PEAALAAAA
2ujuan :
• Memutuskan rantai pengobatam
• Mencegah resistensi obat
• Memperpendek masa pengobatan
• Meningkatkan keteraturan berobat
• Mencegah terjadinya cacat
4ndikasi MA2 :
• Pasien baru di diagnosis kusta belum pernah mendapat MA2
• Pasien ulangan :
# 1elaps
# Masuk kembali ke default
# Pindahan
# !anti klasifikasi tipe
2ipe PB
*ama 9bat ' tahun ' G J tahun "% G " tahun
8/19/2019 kusta revisi.doc
13/19
# "#& mg
kgBB hari
maksimal +E
bulan
7lofaHimine
0ampren
"%% mg bln "'% mg bln +%% mg bln Minum didepan
petugas
'% mg
&I"minggu
'% mg setiap &
hari
+%% mg bln Minum dirumah
Penatalaksanaan reaksi berat
/PE REA/ EUR// PRED/ LA#PRE 8 6LFA;/#/
2ipe " & berat, deasa # 5esuai skema
# =aluasi tiap & minggu
# Membaik, diturunkan
# Menetap, dilanjutkan
"minggu
# Memburuk, dinaikan " tingka
2ipe " & berat, anak # Aosis maksimal aal " mg
kgBB
# =aluasi tiap & minggu
(penurunan dosis)
# Maksimal pengobatan "&
minggu
*euritis # 2erjadi E bulan : prednison
dosis standard "& minggu
# Aosis mulai %#E% mg hari,
dosis maksimal " mg kgBB
# Biasanya terjadi
penyembuhan beberapa hari=*0 berat berulang,
8/19/2019 kusta revisi.doc
14/19
7lofaHimin 0ampren nemia Berikan tablet Fe dan
sam folat
5emua 9bat MA2 (+) Masalah gastrointestinal 9bat diminum bersama
makanan setelah makan
e%ius
Aapson 1uam kulit yang gatal
Aapson 1ifampisin lergi urtikaria @entikan, rujuk
1ifampisin 4kterus kuning
1ifampisin 5hock, purpura, gagal
ginjal
E=ALUA/ PEAA
Pasien PB yang telah mendapat pengobatan MA2 E dosis dalam aktu E#J bulan dinyatakan 1F2
tanpa diharuskan melakukan pemeriksaan laboratorium
Pasien MB yang telah mendapat pengobatan MA2 & dosis dalam aktu & G &E bulan
dinyatakan 1F2 tanpa diharuskan melakukan pemeriksaan laboratorium
1F2 dapat dilaksanakan setelah dosis dipenuhi tanpa harus melakukan pemeriksaan
(sureillance) dan dapat dilakukan oleh petugas kusta
Masa pengamatan (setelah 1F2 dilakukan secara pasif )
2ipe PB selama & tahun
2ipe MB selama ' tahun tanpa diharuskan melakukan pemeriksaan laboratorium
@ilang out of control
Pasien PB MB dinyatakan hilang bila dalam " tahun tidak mengambil obat dan dapat dikeluarkan
dari register pasien
1elaps kambuh
2erjadi bila lesi aktif kembali setelah pernah dinyatakan sembuh atau 1F2
#PL/A/
Bila tidak ditangani : 5ecara progresif menyebabkan kerusakan pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata (")
>lkus akibat kusta yan terabaikan karena tidak sakit dan mudah terinfeksi kuman
7acat kusta
6A6A UA
7acat primer : langsung oleh aktiitas penyakit (anastesi, cla hand, kulit kering)
7acat sekunder : akibat cacat primer (ulkus, kontraktur)
"
8/19/2019 kusta revisi.doc
15/19
'. 7acat
ARAF FU/
#R/ ER/ #
FA6/AL/ # Kelopak mata
tidak
menutup
lagoftalmus
# Mulut
mencong
# Kulit kering
retak
ULAR/ #0emah
lumpuh kiting
# Mati rasa jari
manis
"'
8/19/2019 kusta revisi.doc
16/19
jari manis
kelingking
kelingking
#ED/AU # 0emah
lumpuh kiting
jari telunjuk,
tengah dan ibu
jari
# Mati rasa jari
telunjuk, tengah
dan ibu jari
ULAR/ >
#ED/AU
# jari kiting
clo toes
# tangan
cakar cla
hand
RAD/AL/ #2angan
lunglai drop
rist
PEREU6#U/
# Kaki semper drop foot
//AL/
PER/R
# 6ari kaki kiting
cla toes
Mati rasa
telapak kaki
E. Aerajat
3@9
Aepkes
/A #AA ELAPA AA 8 A/ EERAA
0 2idak ada kelainan
pada mata akibat
kusta
2idak ada cacat akibat
kusta
1 nastesi kelemahan
otot (tidak ada cacat
yang terlihat)
Kerusakan saraf
sensoris (mati rasa
pada bercak tidak
termasuk)
Kerusakan saraf
motoris :kelemahan
2 0agoftalmus
Kekeruhan kornea
Kemerahan pada
mata (ulserasi
kornea ueitis)
!angguan
penglihatan berat
kebutaan
da cacat yang
terlihat (ulkus, jari
kiting, kaki semper)
-. Pencegahan
"E
8/19/2019 kusta revisi.doc
17/19
a. Penemuan dini pasien
b. Pengobatan pasien
c. Aeteksi dini reaksi kusta
d. Penanganan reaksi kusta
e. Penyuluhan
Pemeriksaan
Mata : bercermin adakah kemerahan atau benda yang masuk ke mata
2angan, kaki : kaki kering, ada luka tidak
f. Peraatan diri
Mata : tetes mata mengandung saline (jika mata kering), saat istirahat (tutup mata dengan kain
basah)
0uka : raat dan istirahatkan bagian yang luka hingga sembuh, rendam &%#+% menit dengan air,
gosok bagian pinggiran luka, beri minyak pada bagian yang tidak luka, istirahatkan
Kulit kering : rendam selama &% menit dengan air kemudian gosok bagian yang menebal, olesi
dengan minyak kelapa lainnya (untuk melembabkan)
Bengkok : memakai tangan lain untuk meluruskan sendi (mencegah kekakuan lebih berat)
Kelemahan : rapatkan dan pisahkan jari secara berulang pada kelemahan jari tangan (Aengan karet
gelang + kali), pada kelemahan kaki (ikat pada tiang, tahan beberapa saat dan ulangi beberapa
kali)
g. Penggunaan alat bantu
Mata : kacamata
2angan : sarung tangan agak tebal
Kaki : memakai alas kaki (empuk bagian dalam, keras dibaah, tidak mudah lepas), angkat lutut
lebih tinggi aktu jalan (karet antara lutut dan sepatu)
h. 1ehabilitasi medik
i. 1ujukan
Mata : bedah korektif lagoftalmus, bedah katarak 2angan : infeksi (penanganan), operasi pada clo hand kelemahan syarat sendi masih bergerak
Kaki : bedah septik skuestrektomi amputasi (luka disertai infeksi, fistel, osteomielitis)
PR//P /DAA EDA<
Kehilangan rasa tidak dapat diperbaiki karena kerusakan bukan hanya pada akson tetapi juga
ujung saraf kulit.
Keadaan yang ditangani pada tindak bedah :
*euritis akut : 2ukak neuropatik tangan maupun kaki
1eaksi akut
"-
8/19/2019 kusta revisi.doc
18/19
Mata
2angan
Paralisis
kut n.peroneus (dropfoot)
4nersi paralitik kaki
6ari rajaali ditangan maupun kaki
kut n.radialis (dropist)
*. fasialis (akut ataupun kronik)
Berbagai cacat :
@idung pelana
7acat sayap hidung
5isa nodul fibrosa
Aaun telinga yang terlalu panjang
Kehilangan kening
Kedutan muka (Facies leontiasis)
!inekomastia
ea*aan A$u!
2ujuan : mencegah cacat primer dan sekunder, membedakan cacat dini dan lanjut
7acat dini : disebabkan oleh reaksi lepra akut dan neuritis akut dapat sembuh sempurna.2indakan :
pasien istirahat tirah baring
perbaiki keadaan umum
anti lepra
obat nyeri
antiinflamasi *54A
anastetik lokal atau neurolisis (kasus nyeri menetap, untuk menghilangkan penekanan pada akson
akibat reaksi inflamasi dan udem pada saraf)
Bidai (mengistirahatkan bagian yang sakit upayakan agar sendi lebih stabil)
Peregangan pasif (mencegah dan menghilangkan kontraktur)
ea*aan $%onis
>mumnya terjadi akibat : anastesi, paralisis dan kekerigan kulit berupa ulserasi neuropati dan
kelumpuhan otot.
2ampak : dropfoot, clatoes, drop rist, tangan cakar, paralisis fasial, hidung pelana atau
ginekomastia.
"$
8/19/2019 kusta revisi.doc
19/19
Kelumpuhan bersifat menetap
Pencegahan ulserasi neuropari : diajarkan dan diberi penegtahuan untuk hidup dengan keadaan
tubuh demikian, memakai alas kaki saat berjalan, memakai pelindung tangan saat mengangkat
barang.
5arat bedah rekonstruksi :
• Bersedia dioperasi
• Mengerti manfaat dan batasan operasi
• >sia produktif
• 1F2
• Bebas reaksi bebas prednison minimal dalam E bulan terakhir
• Penyakit sedang tidak aktif
• 7acat menetap