OPTIMASI CMC-Na DAN PROPILEN GLIKOL PADA GEL
ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON
(Musa x. paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ni Made Anggita Laras Hati
NIM : 178114058
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
OPTIMASI CMC-Na DAN PROPILEN GLIKOL PADA GEL
ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON
(Musa x. paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ni Made Anggita Laras Hati
NIM : 178114058
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
OPTIMASI CMC-Na DAN PROPILEN GLIKOL PADA GEL
ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PISANG AMBON
(Musa x. paradisiaca L. “Ambon”): APLIKASI DESAIN FAKTORIAL
Skripsi yang diajukan oleh:
Ni Made Anggita Laras Hati
NIM : 178114058
telah disetujui oleh
Pembimbing
(apt. Christofori Maria Ratna Rini Nastiti, Ph.D)
tanggal 9 Februari 2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
�
�
�
L.�“Ambon”
�
�
�
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini,
maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 9 Februari 2021
Penulis
Ni Made Anggita Laras Hati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ni Made Anggita Laras Hati
Nomor Mahasiswa : 178114058
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
Optimasi CMC-Na dan Propilen Glikol pada Gel Antiinflamasi Ekstrak Etanol
Kulit Buah Pisang Ambon (Musa x. paradisiaca L. “Ambon”): Aplikasi Desain
Faktorial
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-
ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda
tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh
mesin pencari (search engine), misalnya google.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 16 April 2021
Yang menyatakan
(Ni Made Anggita Laras Hati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
ABSTRAK
Ekstrak etanol kulit buah pisang ambon telah dilaporkan dapat berperan
sebagai agen antiinflamasi topikal. Ekstrak ini potensial dikembangkan sebagai
sediaan topikal, salah satunya gel. Gel dengan sifat fisik dan sediaan yang baik
dapat diperoleh dengan mengoptimasi bahan penyusun utamanya, yaitu gelling
agent (CMC-Na) dan humektan (propilen glikol). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor dominan antara CMC-Na dan propilen glikol serta
kemungkinan interaksinya dalam mempengaruhi sifat fisik gel dan memperoleh
formula optimumnya.
Penelitian ini menggunakan metode desain faktorial dua faktor dan dua
level, yaitu CMC-Na dan propilen glikol pada level tinggi dan rendah. Respon yang
diamati adalah viskositas, daya sebar dan pergeseran viskositas. Data yang
diperoleh akan dianalisis menggunakan two-way ANOVA dari software Design
Expert versi 12 (free trial).
CMC-Na dominan mempengaruhi viskositas gel dengan kontribusi
sebesar 95,1885%, sedangkan propilen glikol dominan mempengaruhi daya sebar
yaitu 38,7061%. Dalam optimasi ini, tidak diperoleh area optimal, namun
komposisi gel yang disarankan sebagai formula optimum adalah formula B dengan
komposisi CMC-Na 3% dan propilen glikol 15%.
Kata Kunci: antiinflamasi, ekstrak etanol kulit buah pisang ambon (Musa x.
paradisiaca L. “Ambon”), CMC-Na, propilen glikol, desain faktorial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRACT
Ambon banana peel ethanolic extract was reported capable act as a
topical anti-inflammatory agent. This extract is potential to be formulated in topical
dosage forms, one of those is a gel. Gel with good physical properties and physical
stability can be obtained by optimizing the main constituent ingredients, such as
gelling agent (CMC-Na) and humectants (propylene glycol). The purpose of this
study was to determine the dominant factor between CMC-Na and propylene glycol.
The possibility of their interaction in influencing the physical properties of the gel
was also observed. The optimum formula was another goal for a qualified anti-
inflammatory gel of ambon banana peel ethanolic extract.
This study used a two-factor and two-level factorial design method, such
as CMC-Na and propylene glycol at high and low levels. The responses observed
were viscosity, spreadability and stability of formulation during storage. The data
obtained will be analyzed using two-way ANOVA from Design Expert software
version 12 (free trial).
CMC-Na was dominant in affecting the viscosity of gel with 95.1885%
contributions, whereas propylene glycol was dominant in influencing the
spreadability with 38.7061% contributions. The optimum area was not obtained,
however, the optimum composition was suggested with 3% of CMC-Na and 15% of
propylene glycol (formula B).
Keywords: anti-inflammatory, Ambon banana peel ethanolic extract (Musa x.
Paradisiaca L. "Ambon"), CMC-Na, propylene glycol, factorial design.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
METODE PENELITIAN ........................................................................................ 4
Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................................... 4
Alat dan Bahan .................................................................................................... 4
Determinasi Tanaman ...................................................................................... 4
Pengumpulan Bahan dan Pengeringan ............................................................ 5
Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia Kulit Buah Pisang Ambon ................ 5
Pembuatan Ekstrak .......................................................................................... 6
Penentuan Bobot Tetap Ekstrak ....................................................................... 6
Formulasi Gel .................................................................................................. 6
Pembuatan Sediaan Gel ................................................................................... 7
Pengujian Sifat Fisik dan Stabilitas Gel .......................................................... 7
Tata Cara Analisis Hasil ...................................................................................... 9
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 9
Determinasi Tanaman .......................................................................................... 9
Pengumpulan Bahan dan Pengeringan ................................................................ 9
Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia ............................................................. 10
Pembuatan dan Penentuan Bobot Tetap Ekstrak ............................................... 10
Pembuatan Gel .................................................................................................. 12
Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Gel ............................................................. 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
a. Uji Homogenitas dan Organoleptis ........................................................ 13
b. Uji pH ..................................................................................................... 14
c. Uji Daya Sebar ....................................................................................... 15
d. Uji Viskositas ......................................................................................... 15
e. Uji Stabilitas Gel .................................................................................... 16
Optimasi Formula Gel ....................................................................................... 17
a. Respon .................................................................................................... 17
b. Penentuan Area Optimum ...................................................................... 24
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 25
a. Kesimpulan ............................................................................................... 25
b. Saran .......................................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 26
LAMPIRAN .......................................................................................................... 32
BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula standar gel ............................................................................... 6
Tabel II. Formula gel ........................................................................................... 7
Tabel III. Hasil uji homogenitas dan organoleptis .............................................. 14
Tabel IV. Hasil uji pH gel (rerata±SD, 3 replikasi) ............................................ 14
Tabel V. Hasil uji daya sebar sediaan gel (rerata±SD, 3 replikasi) ................... 15
Tabel VI. Hasil uji viskositas sediaan gel (rerata±SD, 3 replikasi) ..................... 15
Tabel VII. Hasil uji stabilitas sediaan selama 1 bulan (rerata±SD, 3 replikasi) ... 17
Tabel VIII.Nilai efek CMC-Na, propilen glikol dan interaksinya terhadap respon
viskositas ............................................................................................. 18
Tabel IX. Nilai efek CMC-Na, propilen glikol dan interaksinya terhadap respon
daya sebar ............................................................................................ 21
Tabel X. Nilai efek CMC-Na, propilen glikol dan interaksinya terhadap respon
pergeseran viskositas ........................................................................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Respon viskositas oleh faktor CMC-Na dan propilen glikol .............. 19
Gambar 2. Contour plot respon viskositas ............................................................ 20
Gambar 3. Respon daya sebar oleh faktor CMC-Na dan propilen glikol ............. 22
Gambar 4. Contour plot respon daya sebar ........................................................... 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman yang digunakan ..................................... 32
Lampiran 2. Kulit dan serbuk kulit buah pisang ambon kering ............................ 33
Lampiran 3. Petepatan kadar air dalam serbuk kulit buah pisang ambon ............. 33
Lampiran 4. Ekstrak etanol kulit buah pisang ambon ........................................... 34
Lampiran 5. Penetapan bobot tetap ekstrak .......................................................... 34
Lampiran 6. Sediaan gel ekstrak etanol kulit buah pisang ambon selama 1 bulan
penyimpanan .................................................................................... 36
Lampiran 7. Pengujian homogenitas gel ............................................................... 38
Lampiran 8. Pengujian pH gel .............................................................................. 38
Lampiran 9. Pengujian daya sebar gel .................................................................. 39
Lampiran 10. Uji ANOVA dari respon viskositas ................................................ 39
Lampiran 11. Persamaan dari respon viskositas ................................................... 40
Lampiran 12. Nilai efek dan persen kontribusi setiap faktor pada respon viskositas
.......................................................................................................... 40
Lampiran 13. Uji ANOVA dari respon daya sebar ............................................... 40
Lampiran 14. Persamaan dari respon daya sebar .................................................. 41
Lampiran 15. Nilai efek dan persen kontribusi setiap faktor pada respon daya sebar
.......................................................................................................... 41
Lampiran 16. Uji ANOVA dari respon pergeseran viskositas .............................. 41
Lampiran 17. Persamaan dari respon pergeseran viskositas ................................. 42
Lampiran 18. Nilai efek dan persen kontribusi setiap faktor pada respon pergeseran
viskositas .......................................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan suatu respon pertahanan tubuh karena adanya
kerusakan jaringan yang disebabkan oleh trauma fisik, zat-zat mikrobiologik atau
zat kimia yang merusak (Putri, 2020). Respon suatu inflamasi ditandai dengan
adanya rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (nyeri), dan tumor
(pembengkakan) (Nurcholis et al., 2018). Meskipun respon inflamasi bertujuan
memacu pertumbuhan jaringan dan protektif dalam mengontrol inflamasi, namun
jika tidak diatasi dengan segera akan menimbulkan kerusakan dan mengakibatkan
penyakit apabila tidak terkontrol. Untuk meminimalkan hal tersebut, diperlukan
suatu agen antiinflamasi untuk mengatasi kondisi inflamasi yang tidak terkontrol
(Putri, 2020).
Penanganan inflamasi biasa dilakukan dengan menggunakan obat
antiinflamasi non steroid (OAINS) atau biasa juga disebut dengan non steroid anti-
inflammatory drug (NSAID). NSAID yang digunakan dapat berupa sediaan topikal
maupun oral. Penggunaan obat antiinflamasi oral jangka panjang dapat
meningkatkan risiko gangguan saluran pencernaan seperti mengiritasi lambung
(Marcum and Hanlon, 2010; Octasari and Ayuningtyas, 2016). Untuk mengurangi
risiko tersebut, dapat digunakan sediaan antiinflamasi topikal. Pemberian obat
secara topikal dapat mengurangi efek mengiritasi lambung karena tidak melewati
saluran pencernaan dan dapat menghindari first pass effect (Nurcholis et al., 2018;
Octasari and Ayuningtyas, 2016). Selain itu, NSAID topikal juga memiliki efikasi
yang mirip dengan NSAID oral, namun dengan profil keamanan yang jauh lebih
baik karena absorpsi sistemiknya lebih kecil (Rannou et al., 2016). Selain NSAID,
saat ini sudah mulai dikembangkan obat baru dari bahan alam yang memiliki
aktivitas antiinflamasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Putri (2020), diketahui
bahwa kulit buah pisang memiliki beberapa kandungan yaitu flavonoid, tanin,
polifenol dan triterpenoid. Adanya kandungan flavonoid yang cukup besar
membuat kulit buah pisang dapat dimanfaatkan sebagai agen antiinflamasi
(Adhayanti et al., 2018; Putri, 2020). Putri (2020), melakukan pengujian efek
antiinflamasi ekstrak etanol kulit buah pisang ambon dengan konsentrasi 0,5; 1; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
1,5% pada mencit yang diinduksi karagenin 4%. Secara berturut-turut, diperoleh
nilai persen penghambatan inflamasi sebesar 43,586; 57,398; dan 65,138%.
Flavonoid adalah senyawa yang memiliki banyak jenis dan terbagi
menjadi beberapa kelas yang memiliki struktur yang berbeda-beda, contohnya
seperti flavonol, flavon, flavanon, isoflavon, dan lain-lain (Verri et al., 2012). Dari
semua senyawa flavonoid yang ada, kuersetin dari kelas flavonol adalah salah satu
flavonoid yang memiliki aktivitas antiinflamasi dengan menghambat enzim
lipoksigenase yang dapat menghasilkan bentuk radikal bebasnya dan metabolit
sekunder berupa leukotrin yang merupakan mediator inflamasi (Chedea et al., 2012;
Wisastra and Dekker, 2014). Senyawa kuersetin ini dapat larut pada etanol, dan
hasil kandungan kuersetin optimal yang diperoleh melalui proses maserasi adalah
dengan etanol 70% (Suhendra, 2019; Pubchem, 2020).
Suatu ekstrak antiinflamasi dapat dilihat aktivitasnya dengan
mengaplikasikan langsung pada bagian tubuh yang mengalami inflamasi. Untuk
mencapai aktivitas tersebut, maka diperlukan suatu sediaan yang stabil, agar
pelepasan ekstraknya baik dan dapat diserap kulit sehingga bisa memberikan efek
antiinflamasi. Gel merupakan sediaan semisolid yang memiliki kandungan air yang
tinggi sehingga ketika diaplikasikan akan memiliki efek dingin dan nyaman, serta
memiliki daya serap yang baik pada kulit (Rosida et al., 2018; Ulfa et al., 2016).
Kandungan air yang tinggi pada gel, membuat flavonoid dapat diformulasikan
dalam bentuk gel karena memiliki sifat yang polar ditandai dengan adanya sejumlah
gugus hidroksil (Haeria, 2013). Sediaan gel memiliki rentang formula dengan sifat
fisik yang baik, dilihat dari homogenitas, pH, viskositas dan daya sebar. Perlu
dilakukan juga pengujian stabilitas fisik gel yang bertujuan untuk menjamin sediaan
tetap dalam kondisi baik selama masa penyimpanan (Sayuti, 2015).
Carboxymethylcellulose Sodium (CMC-Na) adalah bahan yang berfungsi
sebagai gelling agent atau bahan peningkat viskositas sediaan (Rowe, 2009). Pada
penelitian yang dilakukan oleh Tanwar and Jain (2012) yang melihat pengaruh
gelling agent pada pelepasan dan absorbsi natrium diklofenak, dinyatakan bahwa
pelepasan dan absorpsi obat menurun dengan seiringnya peningkatan viskositas gel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Optimasi pada gelling agent perlu dilakukan karena akan berpengaruh pada
viskositas sediaan gel yang dihasilkan. Semakin tinggi konsentrasi gelling agent
maka viskositas sediaan meningkat, namun seiring dengan meningkatnya viskositas
gel, daya sebar gel akan menurun, sehingga gel berisiko sukar untuk diaplikasikan
secara merata pada kulit dan akan mengganggu permeasi ekstrak sehingga absorpsi
obat akan menurun (Dewi and Saptarini, 2016).
Propilen glikol merupakan eksipien sediaan topikal yang berfungsi sebagai
humektan (Rowe, 2009). Propilen glikol sebagai humektan digunakan untuk
menjaga kandungan air pada sediaan agar sifat fisik dan stabilitas sediaan selama
penyimpanan dapat dijaga. Humektan berperan dalam menjaga sifat fisik dan
kestabilan sediaan gel selama penyimpanan dengan cara mengabsorpsi lembap dari
lingkungan dan mengurangi penguapan air dari gel (Sayuti, 2015). Propilen glikol
adalah bahan berbentuk cair dengan viskositas 58,1 mPa.s pada suhu 200C (Rowe
et al., 2009). Viskositas propilen glikol yang rendah dapat mempengaruhi viskositas
dan daya sebar gel (Andini et al., 2017). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Dwiastuti (2010), efek propilen glikol bernilai negatif terhadap viskositas dan
dan signifikan secara statistik. Hal ini mengindikasikan bahwa propilen glikol
menurunkan viskositas gel sehingga gel menjadi lebih cair, oleh karena itu
penggunaan humektan perlu diperhatikan dan dilakukan optimasi agar diperoleh
sediaan dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik (Andini et al., 2017).
Desain faktorial merupakan metode optimasi yang dapat digunakan untuk
menyelidiki setiap kemungkinan pengaruh dari kombinasi level dari semua faktor.
Selain itu, desain faktorial memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih efisien dalam
menggunakan sumber-sumber yang ada, informasi yang diperoleh lebih
komprehensif karena dapat mempelajari pengaruh dari interaksi antar faktor dan
hasil percobaan dapat diterapkan dalam suatu kondisi yang lebih luas (Salomon et
al., 2017).
Optimasi pada formula sediaan gel antiinflamasi ini penting dilakukan
untuk mengetahui efek CMC-Na, propilen glikol dan melihat interaksinya, serta
kemungkinan diperolehnya komposisi optimum sehingga didapatkan sediaan gel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
antiinflamasi ekstrak etanol kulit buah pisang ambon (Musa x. paradisiaca L.
“Ambon”) dengan komposisi gelling agent dan humektan yang optimum dan
memiliki stabilitas fisik yang baik.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental kuasi
dengan menggunakan metode desain faktorial dua faktor dan dua level untuk
melihat pengaruh dari interaksi antar kedua faktor sehingga diperoleh komposisi
sediaan yang optimum dan faktor dominan yang mempengaruhi sifat fisik gel.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah gelas beker, gelas ukur,
erlenmeyer, batang pengaduk, pipet tetes, sendok, mikser, pisau, cawan porselen,
moisture balance analyzer (Kern, Jerman), neraca analitik (Nagata, Jepang), ayakan
nomor mesh 50, penggaris, alat uji daya sebar, stopwatch, viskometer (Rheosys
Micra Merlyn VR, USA), oven (memert UF 260, Jerman), rotary evaporator
(BUCHI Rotavator R-300, Jerman), vakum (GAST DIA-P504 BN, USA) dan pH
meter (OHAUS®️ ST 10, USA).
Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah pisang
ambon yang telah matang, etanol 70%, CMC-Na (pharmaceutical grade), propilen
glikol (pharmaceutical grade), Butylated Hydroxytoluene (BHT), metil paraben,
akuades, aluminium foil, kertas saring Whatman no.1, kertas perkamen, plastic
wrap dan pot sebagai wadah gel.
Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman pisang ambon (Musa x. paradisiaca L. “Ambon”)
yang diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha Buruh Tani dan Nelayan
(LPUBTN) Sleman, Yogyakarta dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pengumpulan Bahan dan Pengeringan
Buah pisang ambon diperoleh dari Lembaga Pendampingan Usaha Buruh
Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman, Yogyakarta. Kulit buah pisang yang
digunakan adalah kulit yang memiliki tingkat kematangan penuh, dengan ciri
berwarna hijau dengan semburat kuning seluruhnya (±115 hari). Pisang dipanen
pada usia 98 hari, dengan penghitungan umur pisang dimulai saat bunga jantung
pisang terbuka semua (Saputri et al., 2020). Kulit buah pisang ambon dicuci hingga
bersih dengan air mengalir, kemudian kulitnya dikupas dan dipotong kecil-kecil.
Hasil potongan tersebut dikeringkan menggunakan oven pada suhu 400C hingga
benar-benar kering dan dapat dipatahkan. Setelah proses pengeringan selesai,
dilakukan sortasi kering untuk memisahkan pengotor dengan kulit buah pisang
yang akan digunakan. Simplisia kulit buah pisang yang sudah disortir selanjutnya
dihaluskan dengan blender dan diayak dengan menggunakan ayakan nomor mesh
50 (Putri, 2020).
Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia Kulit Buah Pisang Ambon
Syarat kadar air serbuk simplisia yang baik adalah ≤ 10 %. Kadar air dalam
serbuk simplisia dibatasi jumlahnya untuk mencegah pertumbuhan mikroba yang
akan menurunkan stabilitas serbuk (Utami et al., 2017). Penentuan kadar air pada
serbuk kulit buah pisang menggunakan alat moisture balance analyzer. Alat ini
menggunakan prinsip termogravimetri, yaitu alat akan menentukan berat awal
sampel, kemudian air yang ada di dalam sampel akan diuapkan dengan dipanaskan
menggunakan lampu halogen. Selama proses pengeringan, alat akan terus
mengukur berat sampel, dan setelah pengeringan selesai alat akan menimbang
sampel dengan berat konstan yang berarti semua air sudah diuapkan dan diperoleh
hasil kadar air sampel. Dua gram sebuk kulit buah pisang dimasukkan ke dalam
alat dengan suhu 1200C dan ditunggu hingga nilai kadar air (%) yang muncul sudah
konstan (Daud et al., 2019; GWP, 2020). Berikut adalah perhitungan persen kadar
air (Aventi, 2015):
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 =(Berat awal − Berat akhir)
Berat awal 𝑥 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan metode maserasi. Serbuk simplisia
kulit buah pisang ambon ditimbang 100 gram kemudian dicampurkan dengan 500
mL etanol 70% dan direndam selama 3 hari dan diaduk sesekali. Hasil rendaman
akan disaring dengan pompa vakum dan diperoleh filtrat dengan warna merah
kecoklatan. Ampas dari proses perendaman akan digunakan kembali untuk
dilakukan remaserasi sebanyak dua kali dengan menggunakan setengah pelarut
awalnya, yaitu 250 mL etanol 70%. Hasil filtrat dipekatkan dengan rotary
evaporator pada suhu 600C, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam oven untuk
mendapatkan ekstrak yang lebih pekat (Putri, 2020). Ekstrak yang sudah diperoleh
disimpan dalam wadah tertutup.
Penentuan Bobot Tetap Ekstrak
Ekstrak dikeringkan selama 1 jam dalam oven dengan suhu 600C,
selanjutnya ditimbang dan dikeringkan kembali (FHI, 2009; Annu et al, 2015).
Apabila setelah penimbangan dua kali berturut-turut diperoleh perbedaan yang
tidak lebih dari 0,25% atau selisihnya tidak melebihi 0,5 mg tiap gram zat yang
digunakan, maka ekstrak sudah mencapai bobot tetap (FHI, 2009; Dirjen RI, 2020).
Formulasi Gel
Gel dibuat menggunakan formula dengan komposisi sebagai berikut
(Hariningsih, 2019):
Tabel I. Formula standar gel
Bahan Komposisi (%)
CMC-Na 5
Propilen glikol 5
Metil paraben 0,25
Akuades ad 100
Berdasarkan formula standar di atas, dibuatlah gel sebanyak kurang lebih
100 gram dengan formula yang sudah dimodifikasi seperti di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Tabel II. Formula gel
Bahan Komposisi (g)
F1 FA FB FAB
Ekstrak etanol kulit pisang ambon 1 1 1 1
CMC-Na 3 4 3 4
Propilen glikol 10 10 15 15
Metil paraben 0,1 0,1 0,1 0,1
BHT 0,1 0,1 0,1 0,1
Akuades 85 85 85 85
Total 99,2 100,2 104,2 105,2
Pada penelitian ini digunakan CMC-Na sebagai gelling agent dan propilen
glikol sebagai humektan. CMC-Na berperan sebagai gelling agent pada rentang
konsentrasi 3-6%, sedangkan propilen glikol akan berperan sebagai humektan pada
konsentrasi 15% (Rowe et al., 2009). Pada penelitian ini digunakan CMC-Na
dengan konsentrasi 3% sebagai level rendah, konsentrasi 4% sebagai level tinggi,
dan propilen glikol konsentrasi 10% sebagai level rendah dan konsentrasi 15%
sebagai level tinggi, sehingga dalam level ini masih sesuai dengan persyaratan yang
disebutkan Rowe et al (2009).
Pembuatan Sediaan Gel
Dalam pembuatan sediaan gel, semua peralatan yang digunakan harus
disiapkan dan semua bahan sudah ditimbang. Pembuatan gelling agent dilakukan
dengan cara 56 mL akuades dituangkan ke wadah yang sudah diberikan label,
kemudian CMC-Na ditaburkan diatasnya, wadah ditutup dengan plastic wrap dan
ditunggu hingga mengembang. CMC-Na yang sudah mengembang dicampurkan
dengan propilen glikol, BHT dan metil paraben yang sebelumnya sudah dilarutkan
dengan etanol, akuades 39 mL, kemudian dicampur dengan mikser kecepatan 1
hingga homogen selama 5 menit. Selanjutnya 1 gram ekstrak kental ditambahkan
pada gel dan diaduk kembali hingga homogen dan disimpan pada wadah yang sudah
ditutup dengan aluminium foil (Gupta and Gupta, 2017; Hariningsih, 2019).
Pengujian Sifat Fisik dan Stabilitas Gel
Uji organoleptis. Uji ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi warna, bau
dan konsistensi dari gel (Hariningsih, 2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Uji homogenitas. Uji ini dilakukan untuk melihat keseragaman partikel
dalam gel. Dilakukan dengan mengoleskan sediaan gel pada kaca objek, kemudian
diamati (Hariningsih, 2019). Sediaan seharusnya menunjukkan susunan yang
homogen dan tidak terdapat butiran kasar (Ardana et al., 2015).
Uji pH. Uji ini dilakukan dengan mencelupkan elektroda pH meter pada gel,
kemudian ditunggu hingga angka yang ditunjukkan pH meter stabil (Nurcholis et
al., 2018). Pengukuran pH dilakukan untuk melihat apakah pH sediaan gel yang
dibuat sesuai dengan pH kulit atau tidak. pH sediaan gel yang baik adalah 4,5 – 6,5.
Hal ini perlu diketahui untuk menjaga keamanan dan kenyamanan saat penggunaan
gel (Ardana et al., 2015). Jika gel terlalu asam dibandingkan pH kulit dikhawatirkan
akan mengiritasi kulit, namun jika gel terlalu basa maka akan menyebabkan kulit
kering (Sayuti, 2015).
Uji daya sebar. Pengujian daya sebar dilakukan dengan menimbang 500 mg
gel, kemudian diletakkan di atas kaca bulat dan ditutup dengan kaca bulat lainnya
dan selanjutnya didiamkan selama 1 menit. Setelah didiamkan 1 menit, ukur
diameter sebar gel tersebut. Pengukuran dilanjutkan dengan penambahan beban 150
gram, dan dihitung kembali diameter sebar gel (Hariningsih, 2019). Nilai diameter
daya sebar yang baik adalah 3-7 cm (Nurahmanto et al., 2017).
Uji viskositas. Pengukuran viskositas gel dilakukan dengan menggunakan
viscometer rheosys cone & plate dengan kecepatan 10 rpm. Pengukuran dilakukan
dengan menempatkan sedikit gel pada plate bawah, dan ditekan menggunakan plate
atas dengan jarak antar plate kurang lebih 0,5 cm, kemudian viskositasnya diukur.
Nilai viskositas gel yang baik adalah 5-100 Pa.s (Nurahmanto et al., 2017).
Uji stabilitas penyimpanan. Pengujian stabilitas penyimpanan dilakukan
dengan cara sediaan gel diletakkan pada wadah tertutup rapat selama 4 minggu pada
suhu ruang (15-300C) (FHI, 2009). Dari penyimpanan ini, dilihat perubahan sifat
fisik gel yaitu pergeseran viskositas. Pergeseran viskositas diperoleh dengan
membandingkan viskositas selama penyimpanan dengan viskositas hari pertama
dan dibuat dalam bentuk persentase, dengan rumus seperti berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
𝑃𝑒𝑟𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =|𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐻28 − 𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐻1|
𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐻1 𝑥 100%
(Nurdianti et al., 2018).
Tata Cara Analisis Hasil
Hasil uji sifat fisik gel meliputi uji organoleptis, pH, homogenitas, daya
sebar, vikositas dan stabilitas gel selama 4 minggu penyimpanan pada suhu ruang.
Data hasil tersebut akan dianalisis menggunakan two-way ANOVA dengan tingkat
kepercayaan 95% dengan menggunakan software Design Expert versi 12. Analisis
ini digunakan untuk menyelidiki faktor yang memiliki efek signifikan dalam
mempengaruhi respon yang diamati. Selanjutnya, software Design Expert versi 12
ini akan digunakan untuk menentukan area optimum dengan cara memplotkan
counter plot dari respon daya sebar dan viskositas sehingga akan diperoleh overlay
plot yang merupakan area optimum.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk memperoleh kebenaran identitas
tanaman yang diteliti dan juga untuk menghindari kesalahan dalam pengumpulan
bahan utama suatu penelitian (Diniatik, 2015). Determinasi tanaman dilakukan di
Departemen Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
Berdasarkan hasil determinasi dinyatakan bahwa sampel yang diuji adalah pisang
ambon dengan nama latin Musa x. paradisiaca L. “Ambon” dari suku Musaceae
(Lampiran 1).
Pengumpulan Bahan dan Pengeringan
Bahan yang digunakan adalah kulit dari buah pisang ambon yang diperoleh
dari Lembaga Pendampingan Usaha Buruh Tani dan Nelayan (LPUBTN) Sleman,
Yogyakarta. Buah pisang matang yang berwarna hijau dengan semburat kuning
berumur ±115 hari akan diambil kulitnya. Menurut Tiarani (2018), kandungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
flavonoid lebih banyak ditemukan pada kulit pisang matang dibandingkan kulit
pisang mentah. Pembuatan simplisia dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu
pengumpulan bahan, sortasi basah, perajangan, pengeringan, sortasi kering hingga
penyimpanan (Wahyuni et al, 2014). Kulit pisang yang sudah dikumpulkan perlu
disortasi basah untuk memisahkan kotoran atau bahan asing yang terdapat pada
kulit pisang. Kulit pisang yang sudah bersih dipotong kecil-kecil atau dirajang
untuk mempermudah proses pengeringan. Simplisia dikeringkan dengan oven pada
suhu 40oC untuk mengurangi kadar air sehingga menjadi lebih awet ketika
penyimpanan dan mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Setelah proses
pengeringan, dilakukan sortasi kering untuk memisahkan benda asing yang masih
tertinggal pada simplisia kering (Wahyuni et al, 2014). Simplisia kering dihaluskan
dengan proses penyerbukan untuk memperkecil ukuran partikel sampel, sehingga
memiliki luas permukaan yang lebih besar, sehingga akan mempercepat proses
ekstraksi (Yuliastuti, 2018).
Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia
Kadar air pada serbuk simplisia ekstrak etanol kulit buah pisang ambon
diukur dengan menggunakan moisture balance analyzer (Kern, Jerman) yang ada
pada laboratorium FTS Padat. Selama proses pengeringan, alat selalu mengukur
berat serbuk hingga berat serbuk konstan yaitu 1,816 gram. Berdasarkan selisih
berat serbuk sebelum dan sesudah dipanaskan, diperoleh nilai kadar air serbuk yaitu
9,291% (Lampiran 3). Hasil ini sudah sesuai dengan prasyarat kadar air serbuk,
yaitu tidak boleh lebih dari 10% untuk mencegah terjadinya pertumbuhan mikroba
yang dapat menurunkan stabilitas dan kualitas serbuk (Utami et al., 2017).
Pembuatan dan Penentuan Bobot Tetap Ekstrak
Ekstrak etanol kulit buah pisang ambon dibuat dengan metode maserasi dan
dilakukan remaserasi sebanyak 2 kali untuk mendapatkan ekstrak yang lebih
banyak. Pemilihan metode maserasi didasarkan pada sifat senyawa flavonoid yang
tidak tahan panas dan mudah teroksidasi pada suhu tinggi. Apabila flavonoid
teroksidasi maka strukturnya akan berubah dan ini akan mengurangi atau bahkan
menghilangkan fungsi flavonoid sebagai zat aktif (Handayani and Sulistyo, 2008;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Hassan and Laily, 2014). Prinsip ekstraksi dengan metode maserasi adalah
terjadinya proses difusi pelarut ke dalam sel tumbuhan. Difusi ini menyebabkan
terjadinya perbedaan osmolaritas antara di dalam dan di luar sel, sehingga senyawa
yang memiliki kepolaran yang sama dengan pelarut terdesak keluar karena adanya
perbedaan tekanan tersebut (Pratiwi et al., 2016).
Ekstraksi flavonoid pada kulit buah pisang ambon menggunakan etanol
70% sebagai pelarut karena menurut penelitian yang dilakukan oleh Suhendra
(2019), didapatkan kadar total flavonoid yang diekstraksi dari ekstrak rimpang
ilalang dengan menggunakan etanol 70% adalah 90,91 mgQE/g ekstrak. Ini adalah
kadar flavonoid yang tertinggi dibandingkan jika menggunakan pelarut 40, 50, 60,
80 dan 90 %. Dari data ini kita bisa melihat bahwa senyawa flavonoid lebih mudah
diisolasi dari matriks sampel menggunakan etanol 70%. Etanol 70% juga
merupakan pelarut yang aman dengan toksisitas yang lebih rendah dibandingkan
dengan metanol dan juga lebih mudah menguap dibandingkan air, sehingga mudah
mengurangi jumlahnya dalam ekstrak (Bimakr et al., 2011). Proses ekstraksi
dilakukan selama 3 hari, karena menurut Kulsum et al (2019) waktu optimum
ekstraksi flavonoid dengan etanol adalah dalam 72 jam atau 3 hari.
Pada penelitian ini diperlukan ekstrak kental, yaitu ekstrak yang memiliki
konsistensi yang tidak terlalu cair atau pekat, yang memiliki kandungan air antara
5-30% (Kiromah, et al. 2020). Untuk mendapatkan ekstrak kental, hasil filtrat perlu
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 60oC, dan diperoleh 74,42 gram
ekstrak, namun belum mencapai bobot tetap. Berdasarkan Farmakope Herbal
Indonesia (2009), ekstrak dinyatakan mencapai bobot tetap apabila setelah
penimbangan dua kali berturut-turut diperoleh perbedaan yang tidak lebih dari
0,25% atau tidak melebihi 0,5 mg tiap gram zat yang digunakan (Dirjen RI, 2020).
Ekstrak yang diperoleh dioven selama 1 jam dengan suhu 60oC kemudian
ditimbang hingga diperoleh bobot tetap total ekstrak kentalnya adalah 30,23gram
yang dibagi dalam 2 cawan porselen (Lampiran 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Pembuatan Gel
Formula gel ini mengacu pada formula dari penelitian yang dilakukan oleh
(Hariningsih, 2019) yang sudah dimodifikasi. Berdasarkan formula acuan tersebut,
dilakukan modifikasi jumlah bahan yang digunakan dan juga dilakukan
penambahan Butylated Hydroxytoluene (BHT) yang digunakan sebagai antioksidan
yang dapat menghambat atau mencegah terjadinya proses oksidasi (Rowe et al.,
2009). Konsentrasi BHT yang digunakan adalah 0,1% dan jumlah ini sudah
disesuaikan dengan konsentrasi BHT yang diperlukan sebagai antioksidan pada
sediaan topikal menurut Rowe (2009), yaitu 0,0075 hingga 0,1%.
Penggunaan CMC-Na pada formula ini sebagai gelling agent dengan level
rendah 3% dan level tinggi 4%. Kedua konsentrasi ini sudah sesuai dengan
konsentrasi yang dibutuhkan CMC-Na sebagai gelling agent menurut Rowe (2009)
yaitu 3-6%. Gelling agent dapat terbentuk setelah CMC-Na dikembangkan dengan
akuades selama ± 24 jam. Pengembangan CMC-Na dapat terjadi karena pada
disperse polimer turunan selulosa yaitu salah satunya CMC-Na, molekul polimer
masuk ke dalam rongga yang dibentuk oleh molekul air. Hal ini menyebabkan
terbentuknya interaksi hidrogen antara molekul air dengan gugus karbonil (C=H)
dari CMC-Na. Dengan mekanisme ini, interaksi hidrogen akan membantu proses
pengembangan (swelling) CMC-Na, sehingga semakin tinggi konsentrasi CMC-
Na, maka akan semakin banyak ikatan hydrogen yang terbentuk dan viskositas
sediaan akan semakin meningkat (Li, et al., 2009; Nurdianti et al., 2018).
Selain gelling agent, pada sebuah gel juga diperlukan adanya humektan,
salah satunya adalah propilen glikol. Propilen glikol memiliki fungsi sebagai
humektan dengan konsentrasi sekitar 15% (Rowe et al., 2009). Humektan dapat
mempertahankan kandungan air dalam sediaan dengan cara mengurangi penguapan
air dari sediaan dan mengabsorpsi lembap dari lingkungan (Dwiastuti, 2010). Selain
itu, propilen glikol sebagai humektan juga dapat menarik air dari epidermis ke
stratum korneum (Purnamawati et al., 2017).
Penambahan metil paraben sebanyak 0,1% bertujuan untuk mencegah
terjadinya kontaminasi mikroba atau sebagai pengawet pada gel. Suatu gel perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
diberikan pengawet karena gel memiliki kandungan air yang tinggi sehingga mudah
menjadi tempat bertumbuhnya mikroba (Sayuti, 2015). Metil paraben dapat
berperan sebagai pengawet dengan konsentrasi 0,02-0,3% khususnya untuk sediaan
topikal (Rowe et al., 2009). Alasan pemilihan metil paraben sebagai pengawet pada
sediaan gel karena ini merupakan pengawet yang paling sering digunakan pada
formulasi farmasetik dan dapat bekerja pada pH 4-7 yang masih sesuai dengan pH
kulit manusia (Rowe et al., 2009). BHT dan metil paraben perlu dilarutkan terlebih
dahulu dengan etanol 96% karena melihat dari kelarutan kedua bahan tersebut.
BHT perlu dilarutkan dengan etanol terlebih dahulu karena BHT praktis tidak larut
dalam air dan propilen glikol, sedangkan mudah larut pada etanol (95%). Begitu
juga dengan metil paraben yang mudah larut dalam etanol (95%) dan sukar larut
pada air (Rowe et al., 2009).
Gel disimpan pada wadah tertutup rapat dan kedap cahaya. Tujuan pelapisan
ini adalah untuk mengurangi risiko gel mengalami paparan radiasi UV dari matahari
yang dapat mendukung reaksi oksidasi dini.
Hasil Uji Sifat Fisik dan Stabilitas Gel
Pengujian sifat fisik gel terdiri dari uji homogenitas, organoleptis, pH, daya
sebar dan viskositas gel. Dilakukan juga pengujian stabilitas gel yang dilihat dari
nilai pergeseran viskositas selama 30 hari penyimpanan gel pada suhu ruang.
Pengujian sifat fisik dan stabilitas ini bertujuan untuk memastikan sediaan gel
memiliki sifat fisik yang memenuhi kriteria yang ditentukan dan juga stabil dalam
penyimpanan. Berikut adalah pengujian sifat fisik dan stabilitas sediaan gel:
a. Uji Homogenitas dan Organoleptis
Pengujian homogenitas gel dilakukan dengan melihat ada tidaknya partikel
kasar pada gel yang diamati dari hasil pengolesan gel pada kaca objek. Sedangkan
pengujian organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau dan konsistensi
gel setelah pembuatan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh hasil
gel yang homogen, memiliki warna cokelat caramel, tidak berbau dan dengan
konsistensi agak kental seperti yang ditunjukkan pada tabel III dan lampiran 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Tabel III. Hasil uji homogenitas dan organoleptis
Formula Homogenitas Warna Bau Konsistensi
F1 Homogen Cokelat
karamel
Tidak
berbau Agak kental
FA Homogen Cokelat
karamel
Tidak
berbau Agak kental
FB Homogen Cokelat
karamel
Tidak
berbau Agak kental
FAB Homogen Cokelat
karamel
Tidak
berbau Agak kental
b. Uji pH
Pengujian pH gel bertujuan untuk memastikan pH gel yang dihasilkan
sesuai dengan pH kulit manusia yaitu 4,5 – 6,5 (Ardana et al., 2015). Hal ini
berkaitan dengan keamanan sediaan ketika penggunaan. pH sediaan yang terlalu
asam akan menimbulkan iritasi kulit, sedangkan pH yang terlalu basa akan
menyebabkan kulit menjadi lebih kering (Andini et al., 2017).
Tabel IV. Hasil uji pH gel (rerata±SD, 3 replikasi)
Formula pH
F1 5,889±0,019
FA 5,967±0,058
FB 6,256±0,077
FAB 5,900±0,033
Berdasarkan hasil uji pH yang ditunjukkan pada tabel IV, diperoleh keempat
formula memiliki rata-rata nilai pH antara 5 dan 6. Nilai pH ini sudah sesuai dengan
target yaitu berada pada rentang pH kulit manusia. Formula B (FB) adalah formula
yang memiliki pH paling tinggi dari keempat formula yaitu 6,256. Tingginya pH
FB berkaitan dengan penggunaan propilen glikol pada level tinggi. Propilen glikol
memiliki nilai pH > 7,5 (Rowe, 2009). Menurut penelitian Putri (2019), semakin
banyak penggunaan propilen glikol, maka pH gel akan semakin meningkat atau
menjadi semakin basa. Formula AB (FAB) juga menggunakan propilen glikol level
tinggi, namun memiliki pH yang lebih rendah dari FB karena pada formula AB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
terdapat CMC-Na pada level tinggi yang memiliki sifat lebih asam yaitu dengan pH
± 6,0 (Rowe, 2009).
c. Uji Daya Sebar
Pengujian daya sebar pada sediaan gel dilakukan untuk melihat kemampuan
penyebaran gel pada kulit ketika nantinya diaplikasikan. Dengan pengujian daya
sebar ini, diketahui seberapa luas area permukaan kulit yang dapat dijangkau ketika
gel diaplikasikan (Andini et al., 2017). Daya sebar gel yang baik adalah antara 3-7
cm (Nurahmanto et al., 2017). Berdasarkan hasil pengukuran daya sebar yang
ditunjukkan pada tabel V, dinyatakan bahwa keempat formula memiliki daya sebar
yang sesuai target yaitu dengan rentang antara 3-4 cm.
Tabel V. Hasil uji daya sebar sediaan gel (rerata±SD, 3 replikasi)
Formula Daya Sebar
F1 4,000±0,109
FA 3,417±0,072
FB 4,108±0,313
FAB 4,150±0,222
d. Uji Viskositas
Viskositas merupakan nilai yang menunjukkan besaran tahanan suatu
sediaan untuk mengalir (Hariningsih, 2019). Pengukuran viskositas dilakukan
untuk mengetahui viskositas setiap formula yang dibuat, sehingga dapat
diprediksikan pengaruh penambahan jumlah gelling agent dan humektan terhadap
viskositas gel masing-masing formula (Nurahmanto et al., 2017). Tabel VI
menunjukkan hasil pengujian viskositas gel dari masing-masing formula.
Tabel VI. Hasil uji viskositas sediaan gel (rerata±SD, 3 replikasi)
Formula Viskositas
(Pa.s)
F1 15,910±0,582
FA 26,803±0,861
FB 12,292±1,224
FAB 26,799±0,427
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Berdasarkan hasil pengukuran viskositas, dapat dilihat bahwa keempat
fomula memenuhi persyaratan viskositas gel yang diinginkan, yaitu antara 5-100
Pa.s (Nurahmanto et al., 2017). Keempat formula gel memiliki nilai viskositas yang
berbeda-beda dan diperkirakan terjadi karena adanya pengaruh penambahan jumlah
CMC-Na sebagai gelling agent dan propilen glikol sebagai humektan. Menurut
Sayuti (2015), CMC-Na dapat meningkatkan viskositas, sedangkan propilen glikol
dapat menurunkan viskositas gel. Pernyataan yang diberikan oleh Sayuti (2015),
sesuai dengan hasil pengujian viskositas yang sudah dilakukan. Formula A
menggunakan CMC-Na dengan konsentrasi yang lebih tinggi daripada formula 1,
sehingga formula A memiliki nilai viskositas yang lebih tinggi. Formula B
menggunakan propilen glikol lebih banyak daripada formula 1, sehingga formula
B memiliki viskositas yang lebih rendah. Peningkatan viskositas gel seiring dengan
peningkatan penggunaan CMC-Na pada gel dapat terjadi karena matriks gel yang
terbentuk semakin banyak dan kuat (Dwiastuti, 2010). Penurunan viskositas gel
akibat peningkatan jumlah propilen glikol diperkirakan dapat terjadi karena
propilen glikol memiliki sifat higroskopis yang dapat menarik air atau lembab dari
luar untuk mempertahankan kandungan air gel (Sayuti, 2015).
e. Uji Stabilitas Gel
Uji stabilitas gel dilakukan untuk melihat stabilitas gel yaitu nilai pergeseran
viskositas secara fisik selama proses penyimpanan. Pergeseran viskositas
menunjukkan adanya perubahan viskositas gel selama penyimpanan. Persen
pergeseran viskositas dapat diketahui dengan membandingkan nilai viskositas hari
pertama dengan nilai viskositas gel setelah 4 minggu penyimpanan (hari ke-28)
(Nurdianti et al., 2018). Berdasarkan tabel VII, dapat dilihat bahwa setiap formula
memiliki nilai pergeseran viskositas yang berbeda-beda. Formula 1 (F1) memiliki
pergeseran viskositas diatas 10%, sedangkan formula A (FA), formula B (FB) dan
formula AB (FAB) memiliki pergeseran viskositas kurang dari 10%. Suatu sediaan
dinyatakan memiliki stabilitas yang baik apabila tidak terjadi perubahan viskositas
yang signifikan selama penyimpanan atau nilai pergeseran viskositas kurang dari
10% (Nurdianti et al., 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Tabel VII. Hasil uji stabilitas sediaan selama 1 bulan (rerata±SD, 3 replikasi)
Formula
Pengujian hari
ke-1
(Pa.s)
Pengujian hari
ke-28
(Pa.s)
Pergeseran
Viskositas
(%)
F1 15,910±0,582 13,406±3,803 16,190
FA 26,803±0,861 24,679±2,668 8,039
FB 12,292±1,244 11,490±0,810 6,304
FAB 26,799±0,427 25,476±0,619 4,937
Formula 1 (F1) memiliki persen pergeseran viskositas yang paling tinggi
diantara keempat formula dan dinyatakan kurang stabil karena nilai pergeserannya
melebihi nilai 10%. Pada suatu gel yang memberikan peran penting adalah gelling
agent sebagai pembentuk matriks gel. Penurunan viskositas selama masa
penyimpanan dapat terjadi kemungkinan karena adanya kerusakan matriks gel
(Dwiastuti, 2010). Kerusakan matriks gel pada umumnya kemungkinan dapat
disebabkan oleh kemasan yang kurang kedap udara, sehingga humektan dapat
menyerap uap air dari luar dan menambah volume air dalam gel (Sayuti, 2015).
Optimasi Formula Gel
a. Respon
Optimasi formula gel dilakukan dengan menggunakan metode desain
faktorial 2 faktor dan 2 level. Untuk melihat pengaruh faktor konsentrasi CMC-Na,
konsentrasi propilen glikol ataupun interaksi antar kedua faktor, dapat dilakukan
analisis melalui data respon sifat fisik gel seperti nilai viskositas, daya sebar dan
pergeseran viskositas. Perbedaan respon atau efek yang ditimbulkan dapat dilihat
menggunakan Desain Expert version 12 (free trial).
1) Viskositas
Penggunaan Desain Expert version 12 (free trial) membantu dalam melihat
pengaruh faktor CMC-Na, propilen glikol dan interaksinya terhadap respon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
viskositas sediaan. Berdasarkan pengukuran nilai viskositas keempat formula,
diperoleh persamaan berikut:
Y = 14,70292 + 2,81460 X1 – 3,14708 X2 + 0,807805 X1X2 (1)
Berdasarkan persamaan di atas (Lampiran 12), Y merupakan nilai respon
viskositas yang akan dihasilkan, X1 menunjukkan CMC-Na, X2 adalah propilen
glikol, sedangkan X1X2 menunjukkan interaksi antara CMC-Na dengan
propilen glikol. Persamaan regresi model viskositas ini dapat digunakan sebagai
model optimasi, karena model yang terbentuk berpengaruh nyata atau
signifikan terhadap respon. Model dinyatakan signifikan apabila memiliki F-
value > p-value dan p-value < 0,05 (Chowdhury et al., 2016). Model yang
terbentuk memiliki nilai F-value 257,86 dan p-value <0,0001 dan dinyatakan
signifikan terhadap respon viskositas secara statistik (Lampiran 10). Persamaan
dari model yang signifikan dapat digunakan untuk mendapatkan area overlay
plot ketika melakukan penentuan area optimum suatu formula dan juga dapat
digunakan untuk menghitung perkiraan viskositas yang didapatkan dengan
berbagai jumlah CMC-Na dan propilen glikol yang akan digunakan.
Tabel VIII.Nilai efek CMC-Na, propilen glikol dan interaksinya terhadap
respon viskositas
Faktor Efek % Kontribusi p-value
CMC-Na 12,9122 95,1885 % < 0,0001
Propilen glikol -1,59884 1,45947 % 0,0097
Interaksi 2,01951 2,32852 % 0,0027
Tabel VIII ini menunjukkan efek dan persen kontribusi dari masing-masing
faktor dan interaksi antara faktor CMC-Na dengan propilen glikol. CMC-Na
dan interaksi kedua faktor memberikan nilai yang positif pada nilai viskositas
gel, sedangkan propilen glikol memberikan nilai negatif. Nilai efek positif ini
menunjukkan bahwa CMC-Na dan interaksi antara CMC-Na dengan propilen
glikol dapat meningkatkan nilai viskositas gel. Berdasarkan data ini dinyatakan
benar bahwa CMC-Na dapat meningkatkan viskositas suatu sediaan karena
berperan sebagai gelling agent dan juga bahan peningkat viskositas (Rowe et
al., 2009). Gelling agent berperan dalam pembentukan matriks gel, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
peningkatan konsentrasi gelling agent akan menambah dan memperkuat
matriks gel, oleh karena itu faktor dominan yang menentukan respon viskositas
adalah CMC-Na (Dwiastuti, 2010). Nilai efek negatif yang diberikan oleh
propilen glikol menunjukkan bahwa propilen glikol dapat menurunkan
viskositas gel. Semakin banyak penggunaan propilen glikol, maka viskositas
gel akan menurun (Dwiastuti, 2010).
Berdasarkan data tersebut, ditampilkan juga besarnya efek interaksi CMC-
Na dengan propilen glikol terhadap nilai viskositas gel yaitu +2,01951 dan
dengan kontribusi sebesar 2,32852 %. CMC-Na, propilen glikol dan interaksi
keduanya memiliki efek yang signifikan terhadap respon viskositas yang dilihat
dari p-value hasil uji ANOVA yaitu secara berturut-turut dengan nilai <0,0001;
0,0097; dan 0,0027. Ketiganya dinyatakan berpengaruh signifikan terhadap
respon viskositas karena nilainya kurang dari 0,05. Dari ketiga faktor tersebut,
CMC-Na adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap viskositas, dilihat
dari nilai efek yang diberikan CMC-Na yaitu 12,9122 dan dengan kontribusi
yang paling besar yaitu 95,1885%.
Gambar 1. Respon viskositas oleh faktor CMC-Na dan propilen glikol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 2. Contour plot respon viskositas
Respon viskositas dari faktor CMC-Na, propilen glikol dan interaksi
keduanya dapat dilihat melalui Gambar 1 dan 2. Pada Gambar 1, secara umum
terlihat bahwa respon viskositas meningkat seiring dengan meningkatnya
konsentrasi CMC-Na. Meskipun propilen glikol memberikan efek negatif atau
dapat menurunkan viskositas gel (Tabel VIII), namun efek ini tidak terlalu
muncul karena efek positif CMC-Na dalam meningkatkan viskositas gel lebih
besar persen kontribusinya sehingga efek ini menjadi lebih dominan.
Contour plot respon viskositas (Gambar 2) terdiri dari beberapa warna yang
menunjukkan tingkat respon viskositas yang dihasilkan berdasarkan komposisi
faktor yang digunakan. Warna biru paling kiri menunjukkan respon viskositas
yang paling rendah dan bergeser ke kanan seiring dengan meningkatnya respon
viskositas dan ditandai dengan perubahan warna menjadi warna merah yang
menunjukkan respon viskositas yang paling tinggi. Pada gambar ini ditunjukkan
bahwa peningkatan penggunaan konsentrasi CMC-Na sebagai gelling agent
seiring dengan peningkatan nilai viskositas gel.
2) Daya sebar
Respon daya sebar suatu gel dapat diperkirakan menggunakan persamaan
yang terbentuk dari data keempat formula yang diujikan. Adapun persamaannya
adalah sebagai berikut (Lampiran 17):
Y = 9,28333 – 1,83333X1 – 0,353333 X2 + 0,125000 X1X2 (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Persamaan ini menunjukkan Y sebagai nilai respon viskositas yang akan
dihasilkan, X1 menunjukkan CMC-Na, X2 adalah propilen glikol, sedangkan
X1X2 menunjukkan interaksi antara CMC-Na dengan propilen glikol.
Persamaan dari model yang signifikan akan digunakan untuk mendapatkan area
overlay plot ketika melakukan penentuan area optimum suatu formula dan juga
dapat digunakan untuk menghitung perkiraan daya sebar yang didapatkan
dengan berbagai jumlah CMC-Na dan propilen glikol yang akan digunakan.
Berdasarkan analisis statistik pengukuran daya sebar pada desain expert (free
trial) diperoleh F-value 8,48 dan p-value 0,0072 dan dinyatakan model ini
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap respon sehingga persamaan
regresi (2) yang terbentuk dapat digunakan dalam penentuan overlay plot
(Chowdhury et al., 2016) (Lampiran 13).
Tabel IX.Nilai efek CMC-Na, propilen glikol dan interaksinya terhadap
respon daya sebar
Faktor Efek % Kontribusi p-value
CMC-Na -0,270833 16,0311 % 0,0493
Propilen glikol 0,420833 38,7061 % 0,0070
Interaksi 0,3125 21,3432 % 0,0283
Efek setiap faktor yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat
melalui Tabel IX di atas. CMC-Na memberikan efek -0,270833 pada daya sebar
gel dan dengan kontribusi sebesar 16,0311%. Propilen glikol memberikan efek
sebesar 0,420833 dengan persen kontribusi 38,7061%. Interaksi antara faktor
CMC-Na dan propilen glikol juga memberikan efek sebesar 0,3125 dengan
persen kontribusi 21,3432%. Berdasarkan data ini, terlihat bahwa CMC-Na
memberikan efek negatif terhadap daya sebar gel. Efek bernilai negatif ini
menunjukkan bahwa CMC-Na berperan dalam menurunkan daya sebar gel
ekstrak etanol kulit buah pisang ambon. CMC-Na sebagai gelling agent dapat
menurunkan daya sebar karena memiliki viskositas yang tinggi, sehingga ikatan
yang terbentuk lebih kuat dan gel akan menjadi susah menyebar (Putri et al.,
2019). Faktor CMC-Na, propilen glikol dan interaksi kedua faktor memiliki p-
value < 0,05 sehingga dianggap bahwa ketiga faktor ini memberikan efek yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
signifikan terhadap daya sebar gel. Namun dari ketiga faktor, propilen glikol
merupakan faktor yang memberikan persen kontribusi paling besar dalam
meningkatkan daya sebar gel.
Gambar 3. Respon daya sebar oleh faktor CMC-Na dan propilen glikol
Gambar 4. Contour plot respon daya sebar
Menurut Maulina dan Sugihartini (2015), daya sebar suatu sediaan dapat
mengalami penurunan seiring dengan terjadinya peningkatan viskositas
sediaan. Hal ini juga terlihat dari data pada tabel IX yang menunjukkan bahwa
CMC-Na memiliki efek sebesar -0,270833 yang dapat menurunkan daya sebar
sediaan gel. Selain itu juga terlihat pada Gambar 3 dan 4 yang menunjukkan
bahwa semakin bertambahnya konsentrasi CMC-Na akan menurunkan daya
sebar gel. Namun jika diiringi dengan penambahan konsentrasi propilen glikol,
daya sebar gel dapat meningkat. Hal ini juga diperjelas pada Gambar 4 yang
menginterpretasikannya dalam urutan warna. Warna biru menunjukkan daya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
sebar paling rendah dan jika daya sebar meningkat maka warna akan berubah
menjadi warna hijau, hijau kekuningan hingga warna merah seiring dengan
peningkatan daya sebar gel.
3) Pergeseran viskositas
Pergeseran viskositas merupakan salah satu respon yang digunakan untuk
melihat stabilitas sediaan gel selama penyimpanan. Dari hasil data penelitian,
diperoleh persamaan sebagai berikut (Lampiran 18):
Y = 110,76600 – 24,86567 X1 – 6,98480 X2 + 1,66460 X1X2 (3)
Persamaan ini menunjukkan Y sebagai nilai respon pergeseran viskositas yang
akan dihasilkan, X1 menunjukkan CMC-Na, X2 adalah propilen glikol,
sedangkan X1X2 menunjukkan interaksi antara CMC-Na dengan propilen
glikol. Persamaan dari model yang signifikan dapat digunakan untuk
mendapatkan area overlay plot ketika melakukan penentuan area optimum suatu
formula dan juga dapat digunakan untuk menghitung perkiraan pergeseran
viskositas yang didapatkan dengan berbagai jumlah CMC-Na dan propilen
glikol yang akan digunakan. Dari hasil pehitungan data pergeseran viskositas
pada desain expert (free trial) diperoleh model yang tidak signifikan dengan
nilai F-value 0,5027 dan p-value 0,6909 (Lampiran 16). Model yang terbentuk
dari faktor pergeseran viskositas tidak signifikan, sehingga persamaan regresi
(3) tidak dapat digunakan untuk merancang overlay plot dan menentukan area
optimum.
Tabel X. Nilai efek CMC-Na, propilen glikol dan interaksinya terhadap
respon pergeseran viskositas
Faktor Efek % Kontribusi p-value
CMC-Na -4,05817 3,87846 % 0,5605
Propilen glikol -5,7935 7,90462 % 0,4112
Interaksi 4,1615 4,07848 % 0,5508
Tabel X menunjukkan faktor CMC-Na, propilen glikol dan interaksi kedua
faktor memiliki p-value > 0,05, yang menyatakan bahwa ketiga faktor ini tidak
memiliki efek terhadap pergeseran viskositas gel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
b. Penentuan Area Optimum
Penentuan area optimum dari formula gel ekstrak etanol kulit buah pisang
ambon dapat dilakukan dengan menggunakan Design Expert version 12 (free trial).
Area optimum merupakan area yang terbentuk sesuai dengan kriteria dari respon
viskositas, daya sebar dan pergeseran viskositas yang diinginkan. Kriteria yang
digunakan adalah formula dengan nilai viskositas antara 5-100 Pa.s, nilai daya sebar
gel 3-7 cm, dan pergeseran viskositas antara 0-10% atau kurang dari 10%. Masing-
masing contour plot yang terbentuk dari persamaan dari model setiap respon akan
dikelompokkan menjadi sebuah area. Dari model yang terbentuk dari ketiga respon,
model pergeseran viskositas dinyatakan tidak signifikan, sehingga tidak dapat
dibentuk overlay plot. Overlay plot yang terbentuk bersifat tidak valid, sehingga
tidak dapat digunakan sebagai area optimum. Jika area optimum dari desain expert
tidak dapat digunakan, maka penentuan formula optimum dapat dilakukan dengan
melihat kesesuaian respon dari setiap formula dengan target respon viskositas, daya
sebar dan pergeseran viskositas yang baik bagi gel.
Namun demikian, dari empat formula yang diujikan pada penelitian ini,
terdapat tiga formula yang masuk dalam kriteria gel yang baik. Ketiga formula
tersebut adalah formula A (FA), formula B (FB) dan formula AB (FAB). Dari
ketiga formula tersebut, akan dipilih salah satu untuk menjadi formula optimum
sediaan gel ekstrak etanol kulit buah pisang ambon. Formula yang dipilih adalah
formula B (FB) karena formula B memiliki persen pergeseran viskositas yang lebih
kecil dari formula A (FA)-. Konsistensi sediaan gel dari formula B juga baik, tidak
terlalu kental dan tidak terlalu cair. Selain itu, jika dibandingkan dengan formula
AB (FAB), formula B (FB) merupakan formula yang lebih efisien dari segi
penggunaan bahan penyusun gel, yaitu CMC-Na 3% dan propilen glikol 15%.
Formula B adalah formula dengan jumlah bahan penyusun yang sedikit, namun
sudah dapat menghasilkan formula yang baik dari segi sifat fisik dan juga
stabilitasnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Pada penelitian ini diperoleh bahwa faktor dominan dalam mempengaruhi
respon viskositas adalah CMC-Na dengan persen kontribusi sebesar 95,1885%.
Propilen glikol dominan mempengaruhi respon daya sebar dan pergeseran
viskositas dengan persen kontribusi secara berturut-turut sebesar 38,7061% dan
7,90462%.
2. Pada penelitian ini tidak diperoleh area komposisi optimum, namun dapat
disarankan komposisi optimum CMC-Na dan propilen glikol dalam
menghasilkan gel dengan sifat fisik dan stabilitas yang baik, pada penggunaan
CMC-Na 3% sebagai gelling agent dan propilen glikol 15% sebagai humektan.
b. Saran
1. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan standarisasi ekstrak etanol
kulit buah pisang ambon dengan parameter tertentu untuk mencapai derajat
kualitas ekstrak yang sama.
2. Berdasarkan kelemahan pada penelitian ini yang tidak melakukan pengujian
kandungan kuersetin pada ekstrak sebagai agen antiinflamasi, maka pada
penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan pengujian tersebut.
3. Penelian selanjutnya disarankan untuk melakukan optimasi formula dengan
level yang berbeda.
4. Penelitian selanjutnya disarankan untuk melakukan uji aktivitas antiinflamasi
sediaan gel yang telah dibuat untuk mengkonfirmasi aktivitas antiinflamasi
yang dimiliki gel setelah diformulasikan dengan ekstrak etanol kulit buah
pisang ambon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
DAFTAR PUSTAKA
Aboul-Enein, A.M., Salama, Z.A., Gaafar, A.A., Aly, H.F., Bou-Elella, F.A.,
Ahmed, H.A., 2016. Identification of Phenolic Compounds from Banana Peel
(Musa paradaisica L.) as Antioxidant and Antimicrobial Agents. Journal of
Chemical and Pharmaceutical Research, 8(4), 46–55.
Adhayanti, I., Abdullah, T., Romantika, R., 2018. Uji Kandungan Total Polifenol
dan Flavonoid Ekstrak Etil Asetat Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca var.
sapientum). Media Farmasi, 14(1), 39.
Alfaridz, F., Amalia, R., 2018. Klasifikasi dan Aktivitas Farmakologi dari Senyawa
Aktif Flavonoid. Farmaka, 16(3), 1–9.
Allen, L. V., Ansel, H.C., 2014. Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery
Systems.
Ametek, 2017. More Solutions to Sticky Problems.
Andini, T., Yusriadi, Y., Yuliet, Y., 2017. Optimasi Pembentuk Film Polivinil
Alkohol dan Humektan Propilen Glikol pada Formula Masker Gel Peel off
Sari Buah Labu Kuning (Cucurbita moschata Duchesne) sebagai Antioksidan.
Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal), 3(2),
165–173.
Annu, A., Baskar, R., Sivasankari, C., 2015. Optimization of Flavonoid Extraction
from the Peel of Poovan Variety Banana (Musa acumiata) using L16
Orthogonal Design. Journal of Chemical and Pharmaceutical Sciences. 8(4).
629-635.
Arief, H., Widodo, M.A., 2018. Peranan Stres Oksidatif pada Proses Penyembuhan
Luka. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. 5(2). 22-29.
Aquino, C.F., Salomao, L.C.C., Ribeiro, S.M.R., Siqueira, D.L. De, Cecon, P.R.,
2015. Carbohydrates, Phenolic Compound and Antioxidant Activity in Pulp
and Peel of 15 Banana Cultivars. Revista Brasileira de Fruticultura, 38(4), 1–
11.
Ardana, M., Aeyni, V., Ibrahim, A., 2015. Formulasi dan Optimasi Basis Gel
HPMC (Hydroxy Propyl Methyl Cellulose) dengan Berbagai Variasi
Konsentrasi. Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry, 3(2), 101–108.
Arifki, H.H., Barliana, M.I., 2018. Karakteristik dan Manfaat Tumbuhan Pisang di
Indonesia : Review Artikel. Farmaka, 16(3), 196–203.
Aventi, 2015. Penelitian Pengukuran Kadar Air Buah. Seminar Nasional
Cendekiawan, 12–27.
Bimakr, M., Rahman, R.A., Taip, F.S., Ganjloo, A., Salleh, L.M., Selamat, J.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Hamid, A., Zaidul, I.S.M., 2011. Comparison of Different Extraction Methods
for the Extraction of Major Bioactive Flavonoid Compounds from Spearmint
(Mentha spicata L.) leaves. Food and Bioproducts Processing, 89(1), 67–72.
Bolton, S., Bon, C., 2010. Pharmaceutical Statistiks : Practical and Clinical
Applications.
Chen, L., Deng, H., Cui, H., Fang, J., Zuo, Z., 2018. Inflammatory Responses and
Inflammation-Associated Diseases in Organs. Oncotarget, 9(6), 7204–7218.
Chowdhury, S., Yusof, F., Faruck, M.O., Sulaiman, N., 2016. Process Optimization
of Silver Nanoparticle Synthesis Using Response Surface Methodology, in:
Procedia Engineering. Elsevier Ltd, pp. 992–999.
Couto, M.F., Peternelli, L.A., Barbosa, M.H.P., 2013. Classification of the
Coefficients of Variation for Sugarcane Crops. Ciencia Rural, 43(6), 957–961.
Daud, A., Suriati, Nuzulyanti, 2019. Kajian Penerapan Faktor yang Mempengaruhi
Akurasi Penentuan Kadar Air Metode Thermogravimetri. Lutjanus, 24(2), 1–
16.
Desai, S.J., Prickril, B., Rasooly, A., 2018. Mechanisms of Phytonutrient
Modulation of Cyclooxygenase-2 (COX-2) and Inflammation Related to
Cancer. Nutrition and Cancer, 70(3), 350–375.
Dewi, C.C., Saptarini, N.M., 2016. Hidroksi Propil Metil Selulosa dan Karbomer
Serta Sifat Fisikokimianya Sebagai Gelling agent. Farmaka, 14(3), 1–13.
Diniatik, 2015. Penentuan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanolik Daun Kepel
(Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook f. & Th.) dengan Metode
Spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Farmasi, 3(1), 1–5.
Dirjen RI, 2020. Farmakope Indonesia Edisi VI. Jakarta: Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia. 36.
Dwiastuti, R., 2010. Pengaruh Penambahan CMC (Carboxymethyl Cellulose)
sebagai Gelling agent dan Propilen Glikol Sebagai Humektan Dalam Sediaan
gel Sunscreen Ekstrak Kering Polifenol Teh Hijau (Camellia Sinensis L).
Jurnal Penelitian, 13(2), 227–240.
Ferreira, V.L., Borba, H.H.L., Bonetti, A. de F., Leonart, L.P., Pontarolo, R., 2012.
Cytokines and Interferons : Types and Fuctions. Intech, 1.
FHI., 2009. Farmakope Herbal Indonesia. Edisi I. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Gupta, R., Gupta, G. Das, 2017. Formulation Development and Evaluation of Anti-
inflammatory Potential of Cordia Obliqua Topical Gel on Animal Model.
Pharmacognosy Journal, 9(6), s93–s98.
GWP, 2020. Moisture Analyzer HC103 [WWW Document].
https://www.hogentogler.com/images/Mettler_HC103_Moisture_Analyzer_q
uick_guide.pdf,.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Haeria, 2013. Penetapan Kadar Flavonoid Total dan Uji Daya Antioksidan Ekstrak
Etanol Daun Ungu ( Graptophyllum pictum L .) Griff ). JF FIK UINAM, 1(1),
1–9.
Handayani, R., Sulistyo, J., 2008. Sintesis Senyawa Flavonoid-α-Glikosida secara
Reaksi Transglikosilasi Enzimatik dan Aktivitasnya sebagai Antioksidan.
Biodiversitas, Journal of Biological Diversity, 9(1), 1–4.
Hariningsih, Y., 2019. Pengaruh Variasi Konsentrasi Na-CMC Terhadap Stabilitas
Fisik Gel Ekstrak Pelepah Pisang Ambon ( Musa paradisiaca L .) 8(2), 46–51.
Imam, M.Z., Akter, S., 2011. Musa paradisiaca L . and Musa sapientum L . : A
Phytochemical and Pharmacological Review Mohammad Zafar Imam and
Saleha Akter. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 01(05), 14–20.
Jain, P., Pandey, R., Shukla, S.S., 2015. Inflammation : Natural Resources and Its
Applications.
Kiromah, N.Z.W., Septiani, S.W., Rahmatulloh, W., Aji, A.P., 2020. Penetapan
Parameter Standar Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Ganitri (Elaeocarpus
serratus L.). Pharmaceutical Journal of Indonesia. 17(1), 207-215.
Kulsum, U., Saraswati, R., Fitri, A.C.K., Widyastuti, F.K., 2019. Optimasi Waktu
Maserasi dan Jenis Pelarut Terhadap Kadar Flavonoid pada Ekstrak Daun
Sirsak (Annona muricata L.). Prosiding Seminar Nasional Teknologi Industri,
Lingkungan dan Infrastruktur (SENTIKUIN), 2(1), 1-6.
Kusnadi, Devi, E.T., 2017. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid pada
Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) dengan Metode Refluks.
Pancasakti Science education Journal, 2(1), 56–67.
Kusumastuti, E., Handajani, J., Susilowati, H., 2014. Ekspresi COX-2 dan Jumlah
Neutrofil Fase Inflamasi pada Proses Penyembuhan Luka Setelah Pemberian
Sistemik Ekstrak Etanolik Rosela (Hibiscus sabdariffa) (studi in vivo pada
Tikus Wistar). Majalah Kedokteran Gigi Indonesia, 21(1), 13.
Li, Wei., Sun, Bingjie., Wu, Peiyi., 2009. Study on Hydrogen Bonds of
Carboxymethyl Cellulose Sodium Film with Two-dimensional Correlation
Infrared Spectroscopy. Carbohydrate Polymers. 78, 454-461.
Lisi, A.K.F., Runtuwene, M.R.J., Wewengkang, D.S., 2017. Uji Fitokimia dan
Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Metanol Bunga Soyogik (Saurauia
bracteosa DC.). Jurnal Ilmiah Farmasi, 6(1), 53–61.
Marcum, Z.A., Hanlon, J.T., 2010. Recognizing the risks of chronic nonsteroidal
anti-inflammatory drug use in older adults. Annals of Long-Term Care, 18(9),
24–27.
Maulina, L., Sugihartini, N., 2015. Formulasi Gel Ekstrak Etanol Kulit Buah
Manggis ( Garcinia mangostana L .) dengan Variasi Gelling agent Sebagai
Sediaan Luka Bakar Formulation Gel Ethanolic Extract of Pericarp
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Mangosteen ( Garcinia mangostana L .) with Variation of Gelling agent as
Wound. Pharmaciana, 5(1), 43–52.
Muntz, L.J., Burgoyne, A.D., Hoy Kristen Billiar, F., 2017. Rheometer Market
Analysis A Major Qualifying Project.
Nayak, B.K., Kumar, A., 2017. Activity of Leukotrienes in Inflammation.
European Journal of Pharmaceutical and Medical Research, 4(3), 207–215.
Nurahmanto, D., Mahrifah, I.R., Azis, R.F.N.I., Rosyidi, V.A., 2017. Formulasi
Sediaan Gel Dispersi Padat Ibuprofen : Studi Gelling Agent Dan Senyawa
Peningkat Penetrasi. Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(1), 96–105.
Nurcholis, I.A., Yusriadi, Sulastri, E., 2018. Aktivitas Antiinflamasi Gel Ekstrak
Rumput Mutiara ( Ordelandia corymbosa L .) pada Tikus ( Rattus norvegicus
L .) yang Diinduksikan Karagenan. Biocelebes, 12(2013), 88–97.
Nurdianti, L., Rosiana, D., Aji, N., 2018. Evaluasi Sediaan Emulgel Anti Jerawat
Tea Tree (Melaleuca alternifolia) Oil dengan Menggunakan HPMC Sebagai
Gelling Agent. Journal of Pharmacopolium, 1(1), 23–31.
Octasari, P.M., Ayuningtyas, F., 2016. Anti-inflammatory Effect of cream and
ointment from 2,5- bis- (4-Nitrobenzilidine) cyclopentanoneagainst Edema in
Mice Induced by Formalin. Journal of Pharmaceutical Science and Clinical
Research, 1(2), 102–111.
Polaskova, J., Pavlackova, J., Egner, P., 2015. Effect of vehicle on the performance
of active moisturizing substances. Skin Research and Technology, 21(4), 403–
412.
Pratiwi, L., Fudholi, A., Martien, R., Pramono, S., 2016. Ekstrak etanol, Ekstrak
etil asetat, Fraksi etil asetat, dan Fraksi n-heksan Kulit Manggis (Garcinia
mangostana L.) Sebagai Sumber Zat Bioaktif Penangkal Radikal Bebas.
JPSCR : Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 1(2), 71.
Pubchem, 2020. Quercetin.
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Quercetin. Diakses pada 20 Juli
2020.
Purnamawati, S., Indrastuti, N., Danarti, R., Saefudin, T., 2017. The Role of
Moisturizers in Addressing Various Kinds of Dermatitis: A Review. Clinical
Medicine & Research, 15(3–4), 75–87.
Putri, A.N., Laila, N., Forestryana, D., 2019. Formula Optimization of Annona
muricata Folium Ethanolic Extract of Anti Acne Gel Formulation using
Factorial Design Method. Borneo Journal of Pharmacy, 2(2), 63–70.
Putri, O.P.N., 2020. Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanol Kulit Buah Pisang
(Musa pardisiaca var. sapientum (L.) Kunt) “Ambon” pada Mencit Terinduksi
Karagenin.
Ramadhani, N., Sumiwi, S.A., 2018. Aktivitas Antiinflamasi Berbagai Tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Diduga Berasal Dari Flavonoid. Farmaka, 14(2), 111–123.
Rannou, F., Pelletier, J.P., Martel-Pelletier, J., 2016. Efficacy and Safety of Topical
NSAIDs in the Management of Osteoarthritis: Evidence from Real-Life
Setting Trials and Surveys. Seminars in Arthritis and Rheumatism, 45(4), S18–
S21.
Rohmani, A., Kuncoro, M.A.A., 2019. Uji Stabilitas dan Aktivitas Gel
Handsanitizer Ekstrak Daun Kemangi. Journal of Pharmaceutical Science and
Clinical Research, 1, 16-28.
Rosida, Sidiq, H.B.H.F.S., Apriliyanti, I.P., Jember, A.F., 2018. Evaluasi Sifat Fisik
dan Uji Iritasi Gel Ekstrak Kulit Buah Pisang (Musa Acuminata Colla) 2(1),
131–135.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, Revue des Nouvelles Technologies de l’Information.
Salim, Z., Munadi, E., 2017. Info Komoditi Tanaman Obat, Badan Pengkajian dan
Pengembangan Perdanganan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Salomon, L.L., Kosasih, W., Angkasa, S.O., 2017. Perancangan Eksperimen untuk
Meningkatkan Kualitas Ketangguhan Material dengan Pendekatan Analisis
General Faktorial Design (Studi Kasus: Produk Solid Surface). Jurnal
Rekayasa Sistem Industri, 4(1), 20.
Saputri, A.P., Augustina, I., Fatmaria, 2020. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air
Kulit Pisang Kepok ( Musa acuminate x Musa balbisiana ( ABB cv ) ) dengan
Metode ABTS ( 2 , 2 azinobis ( 3-etilbenzotiazolin ) -6-asam sulfonat ) pada
Berbagai Tingkat Kematangan. Jurnal Kedokteran, 8(1), 973–980.
Sariamanah, W.O.S., Munir, A., Agriansyah, A., 2016. Karakteristik Morfologi
Tanaman Pisang ((Musa paradisiaca L.) di Kelurahan Tobimeita Kecamatan
Abeli Kota Kendari. Jurnal Ampibi, 1(3), 32–41.
Sayuti, N.A., 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun
Ketepeng Cina (Cassia alata L.). Jurnal Kefarmasian Indonesia, 5(2), 74–82.
Silsia, D., Rosalina, Y., Muda, F., 2011. Pemanfaatan Asap Cair untuk
Mempertahankan Kesegaran Buah Pisang Ambon Curup. Jurnal
AgroIndustri, 1(1), 8–15.
Skrzypczak-Jankun, E., Zhou, K., Jankun, J., 2003. Inhibition of Lipoxygenase by
(-)-Epigallocatechin Gallate: X-Ray Analysis at 2.1 A Reveals Degradation of
EGCG and Shows Soybean LOX-3 Complex with EGC Instead. International
journal of molecular medicine, 12(4), 415–420.
Sylvester, J., 2019. Tutorial 405 Nonsteroidal Anti-inflammatory Drugs.
Anesthesia Tutorial Of The Week, 1–5.
Tanwar, Y.S., Jain, A.K., 2012. Formulation and evaluation of topical diclofenac
sodium gel using different gelling agent. Asian Journal of Pharmaceutical
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Research and Health Care, 4(1), 1–6.
Ulfa, M., Hendrarti, W., Muhram, P.N., 2016. Formulasi Gel Ekstrak Daun Kelor (
Moringa oleifera Lam .) Sebagai Anti Inflamasi Topikal Pada Tikus ( Rattus
novergicus ). Journal of Pharmacetical and Medicial Sciences, 1(2), 30–35.
Utami, Y.P., Umar, A.H., Syahruni, R., Kadullah, I., 2017. Standardisasi Simplisia
dan Ekstrak Etanol Daun Leilem ( Clerodendrum. Journal of Pharmaceutical
and medicinal Sciences, 2(1), 1–8.
Verri, W.A., Vicentini, F.T.M.C., Baracat, M.M., Georgetti, S.R., Cardoso, R.D.R.,
Cunha, T.M., Ferreira, S.H., Cunha, F.Q., Fonseca, M.J.V., Casagrande, R.,
2012. Flavonoids as anti-inflammatory and analgesic drugs: Mechanisms of
action and perspectives in the development of pharmaceutical forms. Studies
in Natural Products Chemistry, 36, 297–330.
Wahyuni, R., Guswandi., Rivai, H. 2014. Pengaruh Cara Pengeringan dengan
Oven, Kering Angin dan Cahaya Matahari Langsung Terhadap Mutu
Simplisia Herba Sambiloto. Jurnal Farmasi Higea. 6(2). 126-132.
Warnida, H., Juliannor, A., Sukawaty, Y., 2016. Formulation of Bawang Dayak
(Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.) Extract into a Gel Toothpaste. Jurnal Sains
Farmasi & Klinis, 3(1), 42–49.
Wisastra, R., Dekker, F.J., 2014. Inflammation, Cancer and Oxidative
Lipoxygenase Activity are Intimately Linked. Cancers, 6(3), 1500–1521.
Yandri, O., 2019. Optimasi Carbopol 940 dan Propilen glikol pada Sediaan Gel
Antibakteri Staphylococcus Aureus Ekstrak Etanol Biji Pepaya (Carica
Papaya L.) – Aplikasi Desain Faktorial.
Yuliastuti, Definingsih. 2018. Perbandingan Kandungan Golongan Senyawa Kimia
antara Ekstrak Etanol 70% Buah Stroberi (Fragaria x ananassa) dengan
Ekstrak Etanol 70% Daging Buah Pepaya (Carica papaya L) Secara Kualitatif.
Farmagazine. 5(1). 10-16.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat determinasi tanaman yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 2. Kulit dan serbuk kulit buah pisang ambon kering
Lampiran 3. Petepatan kadar air dalam serbuk kulit buah pisang ambon
Perhitungan manual:
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 =(Berat awal − Berat akhir)
Berat awal 𝑥 100%
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 =(2,002 − 1,816)
2,002 𝑥100%
% 𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 = 9,291 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 4. Ekstrak etanol kulit buah pisang ambon
Ekstrak Cair Ekstrak kental (bobot tetap)
Lampiran 5. Penetapan bobot tetap ekstrak
Waktu Penimbangan
Cawan 1
Bobot ekstrak
+ wadah
(gram)
0,25 % Selisih Keterangan
Berat awal 105,800 0,265 - -
1 hari kemudian 97,770 0,244 8,030 -
2 hari kemudian 91,200 0,228 6,570 -
3 hari kemudian 83,080 0,208 8,120 -
5 hari kemudian 83,400 0,209 0,320 -
Tiap 1 jam
82,980 0,207 0,420 -
82,760 0,207 0,220 -
82,490 0,206 0,270 -
Tiap 1 jam
83,840 0,210 1,350 -
83,370 0,208 0,470 -
82,970 0,207 0,400 -
82,720 0,207 0,250 -
82,410 0,206 0,310 -
82,060 0,205 0,350 -
81,930 0,205 0,130 -
Tiap 1 jam
82,330 0,206 0,400 -
82,190 0,205 0,140 Bobot tetap
82,100 0,205 0,090 Bobot tetap
Berat wadah 64,82 gram
Bobot tetap ekstrak 17,28 gram
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Waktu Penimbangan
Cawan 2
Bobot ekstrak
+ wadah
(gram)
0,25 % Selisih Keterangan
Berat awal 93,700 0,234 - -
1 hari kemudian 87,610 0,219 6,090 -
2 hari kemudian 81,520 0,204 6,090 -
3 hari kemudian 74,260 0,186 7,260 -
5 hari kemudian 74,770 0,187 0,510 -
Tiap 1 jam
74,250 0,186 0,520 -
73,960 0,185 0,290 -
73,640 0,184 0,320 -
Tiap 1 jam
74,100 0,185 0,460 -
73,760 0,184 0,340 -
73,520 0,184 0,240 -
73,370 0,183 0,150 Bobot tetap
73,210 0,183 0,160 Bobot tetap
Berat wadah 60,26 gram
Bobot tetap ekstrak 12,95 gram
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐛𝐨𝐛𝐨𝐭 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐞𝐤𝐬𝐭𝐫𝐚𝐤 = 𝟏𝟕, 𝟐𝟖 + 𝟏𝟐, 𝟗𝟓 = 𝟑𝟎, 𝟐𝟑 𝒈𝒓𝒂𝒎
Keterangan:
Penimbangan dinyatakan sudah mencapai bobot tetap apabila perbedaan dua kali
penimbangan berturut-turut setelah dikeringkan selama 1 jam tidak lebih dari
0,25%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 6. Sediaan gel ekstrak etanol kulit buah pisang ambon selama 1
bulan penyimpanan
F1 FA
H 1
H 7
H
14
H
21
H
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
FB FAB
H 1
H 7
H 14
H 21
H 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 7. Pengujian homogenitas gel
Lampiran 8. Pengujian pH gel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Lampiran 9. Pengujian daya sebar gel
Lampiran 10. Uji ANOVA dari respon viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Lampiran 11. Persamaan dari respon viskositas
Lampiran 12. Nilai efek dan persen kontribusi setiap faktor pada respon
viskositas
Lampiran 13. Uji ANOVA dari respon daya sebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Lampiran 14. Persamaan dari respon daya sebar
Lampiran 15. Nilai efek dan persen kontribusi setiap faktor pada respon
daya sebar
Lampiran 16. Uji ANOVA dari respon pergeseran viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 17. Persamaan dari respon pergeseran viskositas
Lampiran 18. Nilai efek dan persen kontribusi setiap faktor pada respon
pergeseran viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Optimasi CMC-Na dan
Propilen Glikol pada Gel Antiinflamasi Ekstrak
Etanol Kulit Buah Pisang Ambon (Musa x. paradisiaca
L. “Ambon”): Aplikasi Desain Faktorial” bernama Ni
Made Anggita Laras Hati. Anak kedua dari pasangan I
Gede Ardana dan Ni Ketut Suwitri. Penulis lahir di
Negara, 2 November 1999. Pendidikan formal yang
ditempuh penulis dimulai dari TK Dharma Sastra (2004-
2005). Pendidikan dilanjutkan ke SD Negeri 3
Penyaringan (2005-2011), pendidikan menengah pertama
di SMP Negeri 4 Mendoyo (2011-2014), pendidikan
menengah atas di SMA Negeri 1 Negara (2014-2017).
Kemudian pendidikan dilanjutkan di Fakultas Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis aktif dalam mengikuti kepanitiaan yaitu sebagai bendahara KPU (2017),
divisi konsumsi dalam kepanitiaan Pharmacy Performance (2017), divisi
sponsorship FACTION #3 (2018), dan divisi acara FACTION #4 (2019). Penulis
juga terlibat dalam kegiatan organisasi diantaranya menjadi anggota divisi Kesma
BEMF Farmasi USD (2018), sekretaris internal BEMF Farmasi USD (2019), dan
Gubernur BEMF Farmasi USD (2020), serta menjadi asisten praktikum matakuliah
Faramkognosi Fitokimia (2020) dan FTSF (2020).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI