8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
1/74
PEMICU 1
Kisah Malang sang Mahasiswa
Kelompok 10
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
2/74
Kelompok 10
Tutor : dr. Intan
Ketua : Aditiawan
Sekretaris : Julianthy Suento
Penulis : William
Anggota :
Patricia Veronika Edwin Kasmun
Meli A. Muchtariadi
Theresia Veronika
Sheila Jessica Andavanita
Novita Anggraini Yowendru
Angelina Shinta Aprilia
Alita Palpialy
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
3/74
Kisah Malang sang Mahasiswa
Seorang mahasiswa laki-laki berusia 19 tahun datang ke dokterpraktik umum dengan keluhan demam sejak 1 minggu lalu. Iamerasa tidak nyaman karena mengigau, malaise, sakit kepala, dannyeri perut. Pada awal demam ia kesulitan BAB, tetapi 2 hariterakhir justru mengalami diare 4-5x sehari,. Selama sakit ia
mencoba minum obat OTC seperti antipiretik, antidiare untukmengurangi gejala, namun belum ada perbaikan. Tubuhnya makinlemas karena kehilangan nafsu makan, ditambah nyeri perut yangmakin hebat, sehingga ia memutuskan mencari pertolongan dokter
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan kondisi umum pasien tampaksakit sedang, TD 110/70 mmHg, denyut nadi 56x/menit, frekuensi
napas 16x/menit, suhu aksiler 390C. Ditemukan lidah kotor denganbagian tepi hiperemis, nyeri tekan epigastrium, meteorismus,hepatomegali. Terdengar ronki pada pemeriksaan paru.Pemeriksaan lab menunjukkan Hb 10 g/dL, leukosit 3200/mm3,trombosit 135.000/mm3, uji widal S.typhi titer O 1:320 dan hasillainnya dalam batas normal
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
4/74
UT
Malaiselemas
OTCover the counter
Hiperemis
kemerahan Epigastriumdaerah sekitar ulu hati
Meteorismuskembung
Ronkisuara kasar saat bernafas Uji widaluji untuk PES
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
5/74
Perumusan Masalah
1. Mengapa demam meningkat pada malam haridan menurun pada siang hari dan telahberlangsung selama 1 minggu?
2. Mengapa awqal demam sulit BAB tapi 2 hari
terakhir malahan diare?3. Mengapa setelah mengkonsumsi OTC tetap
tidak ada perubahan kondisi?
Kondisi Nyeri Perut meningkat?
Hilang nafsu makan?
4. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisikdan lab?
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
6/74
Curah Pendapat1. (A1) metabolisme S.typhi pada malam hari
(A2) pada siang hari sumber panas lainnya (lingkungan, aktivitas) menutupigejala demam
(B) karena masa inkubasi S.typhi berlangsung selama 7 hari
2. (A1) Sulit BAB karena kehilangan nafsu makan, diare karena infeksi saluranpencernaan
3. (A1) karena hanya mengobati gejalanya bukan penyebabnya
(A2) karena antipiretik menghambat s.imunitas.
(B1) nyeri perut meningkathepatomegali
(B2) hepatomegalimenekan lambungkembunghilang nafsu makan
4. -denyut nadi menurun
-s.aksiler tinggidemam
-lidah kotor dengan tepi hiperemis?
-meteorismus
hepatomegali dan usus kembung akibat diare-hepatomegalis.typhi menyerang hati
-ronki pada pemeriksaan parukomplikasi s.typhi ke paru
-Hb turunanemia hemolitik, leukosit turun, trombosit turun, uji widal s.typhi(+)normal < 1:200
-nyeri tekan epigastriumhepatomegali
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
7/74
MMMahasiswa 19 tahun
Inf. S.typhi hepatomegali
Nyeri perut
meteorismus
Nyeri tekanperut
Tidak nafsu makan
demam
Lidah kotor dan hiperemis
diare
Konsumsi OTC
Tidak ada perbaikan
Berobat ke dokter dan
melakukan pemeriksaan
Lab dan fisik
Uji widal (+)Hb, leuko, trombo
menurun
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
8/74
LO
1. M definisi, klasifikasi, struktur bakteri
2. M patofisiologi infeksi bakteri
3. M mekanisme respon imun terhadap bakteri
4. M faktor yang berperan dalam respon imun
5. M tanda dan gejala untuk menegakkan diagnosis infbakteri
6. M pemeriksaan penunjang untuk inf. Bakteri
7. M tata laksana inf. Bakteri (farmakologi dan nonfarmakologi)
8. M penggunaan antibiotik
9. M edukasi dan pencegahan inf. bakteri
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
9/74
LO 1
M definisi, klasifikasi, struktur bakteri
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
10/74
DEFINISI
suatu organisme yang jumlahnya palingbanyak dan tersebar luas dibandingkandengan organisme lainnya di bumi.
Umumnya organisme uniseluler (berseltunggal)
prokariot
Umumnya tidak mengandung klorofil berukuran mikroskopik (sangat kecil).
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
11/74
BENTUK SEL BAKTERI
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
12/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
13/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
14/74
STRUKTUR BAKTERI
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
15/74
Flagel : alat gerak
Pili :
berfungsi sebagai pengikat , baik terhadapbakteri lain (sex pili) atau terhadap selpejamu (pili biasa).
membantu untuk mencegah fagositosis,
mengurangi daya tahan pejamu terhadapinfeksi bakteri
Kapsulfaktor virulensi pada kuman patogenuntuk mencegah fagositosis.
Dinding sel : memberi bentuk pada kuman
terdiri dari lapisan peptidoglikan, yang disebutjuga sebagai lapisan murein atau mukopeptida.
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
16/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
17/74
Bentuk
Bakteri
coccusbasil
spiral
Patologik
Dinding sel
Gram +
Gram -
mikobakterium
spirochaet
Tempat
Hidup
ekstraseluler
intraseluler
Kebutuhan O2
mikroaerofilik
Hanya tumbuh
Dengan baik bila
Tekanan O2 rendah
Aerob obligat Tumbuh suburBila ada O2 dalam
Jumlah besar
Anaerob obligat
Anaerob serotolerant
Anaerob fakultatif
Mampu tumbuh
Dengan baik tanpa O2
Hidup
Tanpa O2
Tdk mati dgn adanya O2
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
18/74
STRUKTUR DINDING BAKTERI
GRAM +
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
19/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
20/74
STRUKTUR DINDING SEL BAKTERI
GRAM NEGATIF
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
21/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
22/74
Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium leprae
Legionella pneumophila
Listeria monositogenes
Infeksi
bakteri
Intraselular Ekstraselular
Staphylococcus aureus
Vibrio cholerae
Clostridium tetani
Streptococcus pyogenes
Esherichia coli
BAKTERI MENURUT TEMPAT HIDUPNYA
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
23/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
24/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
25/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
26/74
LO 2
M Patofisiologi infeksi bakteri
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
27/74
PATOFISIOLOGI BAKTERI MASUK
Infeksi mikroorganisme masuk dari konjungtiva, sal.
cerna, sal. nafas, sal. urogenital
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
28/74
PROSES INFEKSI BAKTERI
Bakteri masuk dalam tubuh
Melekat pada sel host
(biasanya pada epitel)
Berkembang biak dan menyebar langsung melalui jaringan/sistem getahbening menuju aliran darah
Bakteremia (sementara atau menetap)
Menuju jaringan yang cocok bagi perkembangannya
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
29/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
30/74
Faktor Virulensi Bakteri
Faktor Perlekatan
Invasi ke Sel Inang dan Jaringan
Toksin
Eksotoksin Diproduksi gram (+) dan(-), tidak stabil, # demam
Enterotoksin V. cholerae, S. aureus
Endotoksin
bakteri Gram-Negatif, stabil, demamPeptidoglikan bakteri Gram-Positif
EnzimEnzim Pendegradasi Jaringan
Protease IgA1
Faktor Antifagosit
Patogenisitas Intrasel
Keanekaragaman Antigen
Kebutuhan Besi
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
31/74
Patogen vs. Non-Patogen
Suatu bakteri
dikatakan patogen
jika:
Immunitas Tubuh< Aktivitas Bakteri
Memenuhi aturan
Postulat Koch
Kochs Postulates
1. Ditemukan dalam jumlah banyak di
Subjek yg sakit, dan ditemukan sedikit
/ Nihil di Subjek yg sehat.
2. Bisa diisolasi dari subjek yg sakit dan
ditumbuhkan di kultur original (pure
culture).
3. Kultur mikroba tersebut menimbulkan
penyakit pada test subjek yang sehat.
4. Mikroba pada test subjek yang baru
dapat diisolasi kembali dan terbukti
identik dengan sebelumnya.
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
32/74
LO 3
M mekanisme respon imun terhadap bakteri
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
33/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
34/74
Pertahanan biokimia:
Sekresi sebaseakeringatdenaturasi
protein mikroba Lisozim :
Keringat
Saliva
Air mata
ASI
Asam neuraminik
Saliva
ASI
Menghancurkan
lapisan peptidoglikan
dinding bakteri
Menghancurkan E.coli dan
Pneumokokus
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
35/74
Asam hidroklorida
- lambung
Enzim proteolitik,antibodi,empedu-usus halus
pH yang rendah
- vagina
Spermin
- semen
Menciptakan
ling. yg dpat
mencegahinfeksi mikroba
Mencegahtimbulnya
bakteri gram +
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
36/74
Pertahanan humoral:
LOKAL :
1.Defensin
2.Katesidin
3.IFN
JAUH :
1.Protein fase akut (PFA)
Infeksi PFASitokin
CRP
Lektin
SAP
Efek antiviral
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
37/74
CRP:
Meningkat pada infeksimengukur ada
tidaknya infeksi Molekul opsonin
Mengaktifkan komplemen jalur klasik
SAP (Serum Amyloid Protein):
Berikatan dgn LPS bakteriopsonin
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
38/74
2. Komplemen
Protein yg berfungsi sbg opsonin, dan
berperan dlm aktivasi leukosit juga sbgpenghancur mikroba
Diproduksi hepatosit dan monosit
Diaktifkan melalui 3 jalur, dan ada 9 molekul
C9C8C7C6C5C3C2C4C1
a bb aab
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
39/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
40/74
Respon Imun Terhadap
Bakteri Ekstraselular
Innate immunity
Complement
Phagocytosis
Imflammatory
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
41/74
Respon Imun Terhadap
Bakteri Ekstraselular
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
42/74
Respon Imun Terhadap
Bakteri Ekstraselular
Adaptive immunity Block Infection
Eliminate microbes
Neutralize toxins Immunoglobulin
IgG [Opsonisation]
IgA [Mucosal Immunity]
IgM [Complement activation]
ComplementActivationAlternative pathway
Lectin pathway
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
43/74
Respon Imun Terhadap
Bakteri Ekstraselular
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
44/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
45/74
Respon Imun Terhadap
Bakteri Intraselular
Adaptive immunity T cell-Mediated immunity
CD4 T cell
CD8 T cell
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
46/74
Respon Imun Terhadap
Bakteri Intraselular
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
47/74
Respon Imun Terhadap Bakteri
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
48/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
49/74
LO 4
M faktor yang berperan dalam respon imun
Faktor yang berpengaruh terhadap sistem imun
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
50/74
Spesies Keturunan &
usia
hormon Suhu nutrisi Flora bakteri
normal
- Berbagai
spesies
memiliki
perbedaan
kerentananrerhadap
mikroba
co: tikus
sangat
resisten
terhadapdipteri
sedangkan
manusia
sangat
rentan
-Kembar
homosigot
menderita
tuberkulosis
pasanganlainnya
berisiko lebih
-Infeksi lebih
sering terjadi
pada anakusia balita
-Penurunan
resistensi
pada usia
lanjut
- Estrogen :
-menurunkan
aktivitas sel
Th 1
(penolakanjanin yang
mengandung
antigen asal
ayah)
-
menigkatkansintesis igG &
igA selama
hamil
-Kuman TBC
tidak akan
menginfeksi
hewan
berdarahdingin
- gononkok &
treponema
akan mati
pada suhu
diatas 40C
Kekurangan
protein
gangguan
imunitas,
atrofi &mengurangn
ya sel di
timus &
kel.limfoid di
sekitar PD
limpa yg infeksi
oportunistik
Produksi
bahan
antimikrobial
seperti
bakteriosindan asam
Faktor yang berpengaruh terhadap sistem imun
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
51/74
G j l j l kh i f k i b k i
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
52/74
Gejala-gejala khas infeksi bakteri
Demam yg tinggi >39C, demam naik turun suhunya.
Gigi dan gusi Pembengkakan dan perdarahan gusi, napas berbau dan rasa
sakit. Infeksi berat menyebabkan luka berdarah.
Infeksi tenggorokan Sakit tenggorokan, napas berbau, mulut terasa pahit, demam
dan perasaan tercekik.
Infeksi paru Nyeri dada, batuk, sesak napas, sputum/dahak yang berbau
busuk dan kehilangan berat badan.
Infeksi dalam rongga perut Rasa sakit, demam dan kemungkinan harus dilakukan tindakan
pembedahan., serta keluarnya cairan nanah yang berbau busukdari luka infeksi.
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
53/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
54/74
LO 6
M pemeriksaan penunjang untuk inf. Bakteri
UJI RESPON IMUNOLOGIK NON
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
55/74
UJI RESPON IMUNOLOGIK NON
SPESIFIK
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
56/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
57/74
UJI REAKSI ANTIGEN ANTIBODY
Uji Wid l
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
58/74
Uji Widal
Prinsip
Memeriksa reaksi antara antibodi aglutinin dalamserum penderita yang telah mengalami pengenceranberbeda-beda terhadap antigen somatik (O) danflagela (H) yang ditambahkan dalam jumlah yang sama
sehingga terjadi aglutinasi. Pengenceran tertinggi yang masih menimbulkan
aglutinasi menunjukkan titer antibodi dalam serum.
Hasil positif 5 hari atau lebih setelah infeksi.
Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64, 1/160 , 1/320 , 1/640.
K t b t ji id l
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
59/74
Keterbatasan uji widal
1. Negatif Palsu
Pemberian antibiotikademam> antibiotika
> tdk sembuh dalam
5 hari> tes Widal)menghalangi responantibodi. Padahalsebenarnya bisa positif
jika dilakukan kulturdarah.
2. Positif Palsu
- Beberapa jenisSalmonella lainnya(misalnya S. paratyphi A,B, C) memiliki antigen Odan H jugamenimbulkanreaksi silang dengan jenisbakteri lainnya, dan bisamenimbulkan hasil positifpalsu (false positive).
Padahal sebenarnya yangpositif bukan tifoid.- Beberapa penyakitlainnya : malaria, tetanus,sirosis, dll.
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
60/74
Kelemahan
Rendahnya sensitivitas dan spesifisitas serta
sulitnya melakukan interpretasi hasil,
membatasi penggunaannya dalam
penatalaksanaan penderita demam tifoid.
Tetapi hasil uji Widal positif memperkuat
dugaan demam tifoid (penanda infeksi).
Eli S l ll hi/ hi l G d l M
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
61/74
Elisa Salmonella tyhi/paratyphi lgG dan lgM
uji imunologik yang lebih baru, lebih sensitif danspesifik dibandingkan uji Widal untuk mendeteksiDemam Tifoid/Parafoid.
bila lgM positif menandakan infeksi akut
jika lgG positif menandakan pernah kontak/
pernah terinfeksi/ reinfeksi/ daerah endemic.
GALL CULTURE
(gold standard) untuk pemeriksaan DemamTifoid/Parafoid
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
62/74
1. Hematologi
- Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi pendarahan
- Hitung leukosit sering rendah(leukopenia), tetapi dapt pula normal atau
tinggi.- Hitung jenis leukosit sering neutropenia dengan limfositosis relative.
- LED (Laju Endap Darah) : meningkat
-Jumlah trombosit normal atau menurun (trombositopenia).
2. Urinalis
- Protein : bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)
- Leukosit dan eritrosit normal; bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit.
3. Kimia Klinik
Enzim hati (SGOT,SGPT)sering meningkat dengan gambaran peradangan
sampai hepatitis akut.
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
63/74
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
64/74
LO 7
M tata laksana inf. Bakteri (farmakologi dan non
farmakologi)
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
65/74
Trilogi penatalaksanaan
Istirahat dan perawatan, diet dan terapi
penunjang (baik simptomatik maupun
suportif), serta pemberian antimikroba. Tatalaksana komplikasi demam tifoid yang
meliputi komplikasi intestinal maupun
ekstraintestinal.
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
66/74
LO 8
M penggunaan antibiotik
Pemberian terapi
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
67/74
p
antibiotik
Ketepatan indikasi perlu pemberian
antibiotik
Ketepatan obat
Kemanfaatan dankeamanan Antibiotik
Keefektifan antibiotik
Sesuai uji sensitifitas
Jenis obat
keamanan obat
manfaat
beratnya gejala klinik
Ketepatan penderita kontraindikasi
kondisi khusus pasien
Ketepatan dosis & carapemakaian pemilihan cara pemakaian
frekuensi/intervalpemberian
lama pemberian
Kewaspadaan terhadap efeksamping faktor konsitusi terjadinya
efek samping
Hal penting mengenai antibiotika
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
68/74
Bakteriostatik :menghambatpertumbuhan kuman
dengan caramenghambat metabolisme kuman
Bakteriosidal :Membunuh kumanmisalnya dengan caramerusak dinding sel
Sifat aktifitasnya
Spektrum
antibiotika Spektrum sempit :
Hanya menghambatataumembunuh kelompok kuman tertentu
Spektrum luas :
Dapat menghambatbaik kuman grampositif maupun gramnegatif
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
69/74
MEKANISME KERJA ANTIMIKROBA
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
70/74
MEKANISME KERJA ANTIMIKROBA Menghambat metabolisme sel mikroba
sulfonamid, trimetoprim, asam p-amino salisilat (PAS),sulfon
Menghambat sintesis dinding sel mikroba
penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin, sikloserin
Mengganggu keutuhan membran sel mikroba
polimiksin, golongan polien, berbagai antimikroba
kemoterapeutik ( mis: antiseptik surface active agents)
Menghambat sintesis protein sel mikroba
aminoglikoid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin,kloramfenikol
Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
rifampisin, golongan kuinolon
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
71/74
LO 9
M edukasi dan pencegahan inf. bakteri
h i i
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
72/74
a. Pencegahan Primerpromosikesehatan dan pencegahankhusus yang dapat ditujukanpada host, agent dan
lingkunganb. Pencegahan Sekunder
diagnosa dini dan pencegahanyang cepat untuk mencegahmeluasnya penyakit, untukmencegah proses penyakitlebih lanjut serta mencegahterjadinya komplikasi.
c. Pencegahan tertiermencegah jangan sampaimengalami cacat atau kelainanpermanent, mencegahbertambah parahnya suatu
penyakit atau mencegahkematian.
d. Pencegahan Kuartiermenghindari intervensiberlebihan
Tindakan Pencegahan Penyakit
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapanpelindung
4. Menggunakan tehnikaseptik
5. Memproses alat bekaspakai
6. Menangani peralatantajam dengan aman
7. Menjaga kebersihan dankerapihan lingkungan sertapembuangan sampahsecara benar
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
73/74
Kesimpulan dan Saran
Kami telah mempelajari Definisi, struktur , klasifikasi dan cara infeksi bakteri
Respon imun dan faktor yang berpengaruhi terhadap infeksibakteri
Tatalaksana (farmakologi dan non farmakologi) infeksi bakteri
Pencegahan infeksi bakteri
Untuk terapi kausal, pemberian antibiotik sesuai sarandokter.
Untuk terapi simptomatik, diberikan antipiretik danantidiare
Istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi danmengganti cairan yang hilang
8/10/2019 Pemicu 1 - Imunologi
74/74