PENGARUH PENDEKATAN MODIFICATION OF
RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI REDOKS
TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X SMA KOPERASI PONTIANAK
SKRIPSI
Oleh:
RETNO ANJAR KUSUMA
NPM. 131620155
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2017
i
PENGARUH PENDEKATAN MODIFICATION OF RECIPROCAL
TEACHING PADA MATERI REDOKS TERHADAP
AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA
KOPERASI PONTIANAK
SKRIPSI
Oleh:
RETNO ANJAR KUSUMA
NPM: 131620155
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Pada Program Studi
Pendidikan Kimia
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PONTIANAK
2017
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan.
Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja
keras (untuk urusan yang lain)”
(Qs. 94:6-7)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sebelum mereka merubah nasib mereka sendiri”
(Qs. Al-Ra’ad: 11)
“Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan
kaum yang kafir”
(Qs. Yusuf: 87)
Jika kita ingin melihat pelangi yang indah
kita harus bersabar menanti redanya
hujan (Promod Brata)
Keyakinan seseorang mengenai kemampuan dirinya
sangat berpengaruh pada kemampuan itu sendiri .
( Albert Bandura)
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Rasa terimakasih akan kupersembahkan kepada Allah SWT dan orang-
orang
yang mendukung serta mencintaiku sampai ajal menjemputku yaitu
^^ Kedua orang tua ku,( Bapak ibu ) terimakasih telah memberikan
dukungan yang luar biasa tidak hanya dari segi materi namun juga
semangat dan doa. Memberikan tauladan di setiap segi kehidupan^^
^kakak dan adik –adikku, yang selalu memberikan semangat dikala putus
asa. Menjadi tempat bercerita dan juga tidak pernah lupa untuk
mendoakan ^
“Sahabat-sahabatku yang slalu mengingatkan untuk kembali kejalur yang
benar (ketika malas mengerjakan skripsi)”
“Serta seseorang yang akan mendampingiku di dunia yang
akan menjadi penuntun ku hingga
ke Jannah-Nya”
Skripsi ini aku persembahkan untuk kalian.
=^.^=
vii
ABSTRAK
RETNO ANJAR KUSUMA. 131620155. Pengaruh Pendekatan Modification of
Reciprocal Teaching Pada Materi Redoks Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar
Siswa Kelas X SMA Koperasi Pontianak. Dibimbing oleh TUTI KURNIATI,
S.Pd., M.Si dan RIZMAHARDIAN.A.K., M.Sc.
Penelitian ini dilatarbelakangi kurangnya aktivitas belajar siswa di dalam
kelas dan rendahnya hasil belajar siswa pada materi reduksi oksidasi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan aktivitas dan hasil belajar
siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan pembelajaran modification of
reciprocal teaching dengan siswa yang diajarkan menggunakan pendekatan
pembelajaran ekspositori dan seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan
pendekatan modification of reciprocal teaching pada aktivitas dan hasil belajar
siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan
penelitian nonequivalent control group design. Pengambilan sampel
menggunakan teknik sampling jenuh. Penentuan sampel penelitian menggunakan
teknik purposive sampling didapatkan kelas XA sebagai kelas kontrol dan XB
sebagai kelas eksperimen.Teknik pengumpulan data menggunakan teknik
pengukuran, observasi dan komunikasi langsung. Alat pengumpul data berupa tes
hasil belajar, lembar observasi dan pedoman wawancara. Berdasarkan analisis
data menggunakan uji non-parametrik U-Mann Whitney menunjukankan terdapat
perbedaan aktivitas belajar siswa dan berdasarkan analisis data menggunakan uji
parametrik Uji-T menunjukankan terdapat perbedaan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil analisis statistik menggunakan SPSS 22,0 dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajarkan
menggunakan pendekatan modification of reciprocal teaching dengan pendekatan
ekspositori. Nilai effect size yang diperoleh untuk aktivitas dan hasil belajar siswa
adalah 1,41 dan 2,41 yang termasuk dalam kriteria tinggi, berpengaruh sebesar
92,07% terhadap aktivitas belajar siswa dan 99,20% terhadap hasil belajar siswa.
Penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan modification of reciprocal
teaching berpengaruh besar terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : aktivitas belajar, hasil belajar, modification of reciprocal teaching,
redoks
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan pada Allah SWT, rabb semesta alam yang
memegang kekuasaan di bumi dan di langit. Allah yang selalu melimpahkan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Modification of Reciprocal
Teaching Pada Materi Redoks Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Kelas X SMA Koperasi Pontianak”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada baginda nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, serta para
pengikutnya yang dengan sepenuh jiwa, raga, dan hartanya senantiasa setia,
istiqomah memegang teguh diin yang mulia ini hingga akhir zaman. Peneliti
menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan pihak lain
yang turut memberikan sumbangsihnya, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti
ingin memberikan ucapan terima kasih dan penghormatan kepada:
1. Arif Didik Kurniawan, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah memberikan
pengarahan, dorongan, dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dedeh Kurniasih, S.Pd, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Pontianak yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Tuti Kurniati, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, saran, masukan, kritik, dan motivasi selama penyusunan skripsi
ini.
4. Rizmahardian A.K, S.Si, M.Si, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing, memberikan saran dan kritik, serta memotivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Rhaudhatul Fadhila, S.Pd, M.Si selaku Dosen Penguji 1 yang telah
membimbing, memberikan saran dan kritik, serta memotivasi dalam
penyusunan skripsi ini.
ix
6. Dedeh Kurniasih, S.Pd, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah membimbing,
memberikan saran dan kritik, serta memotivasi dalam penyusunan skripsi ini.
7. H. Mahdi, SH selaku Kepala Sekolah SMA Koperasi Pontianak yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan penelitian di
sekolah.
8. Mutiarani Ellizah, S.Pd selaku guru mata pelajaran Kimia yang telah
membantu dan memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di SMA
Koperasi Pontianak.
9. Hamdil Mukhlisin, S.Pd., M.Pd,. selaku validator instrumen penelitian yang
telah membantu dan memberikan saran pada instrumen penelitian yang
digunakan.
10. Para Dosen dan staf di lingkungan FKIP Universitas Muhammadiyah
Pontianak yang selalu memberikan dukungan dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
11. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan do’a,
dukungan, dan motivasi yang tak terhingga
12. Teman-teman mahasiswa pendidikan kimia FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak khususnya angkatan 2013 yang telah memberikan
dukungan, bantuan, motivasi, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
13. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada peneliti
untuk menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
saran dan kritik yang membangun senantiasa peneliti harapkan untuk perbaikan
kedepannya. Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi peneliti khususnya dan
para pembaca pada umumnya. Semoga Allah SWT berkenan menjadikannya
sebagai amal baik.
Pontianak, 14 Agustus 2017
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ....................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ......................................... iv
MOTTO/KUTIPAN ISTIMEWA ....................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ........................................................................... viii
DAFTAR ISI .......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xii
DAFTAR PERSAMAAN...................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Masalah Penelitian .................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
E. Definisi Oprasional ................................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUTSAKA ........................................................... 9
A. Aktivitas Belajar...................................................................................... 9
B. Hasil Belajar ............................................................................................ 10
C. Pendekatan Ekspositori ........................................................................... 11
D. Pendekatan Reciprocal Teaching ............................................................ 13
E. Pendekatan Modification Reciprocal Teaching ...................................... 14
F. Materi Reduksi Oksidasi ......................................................................... 15
G. Hipotesis .................................................................................................. 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 20
A. Metode dan Bentuk Penelitian ................................................................ 20
B. Variabel Penelitian .................................................................................. 21
C. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................. 22
D. Populasi dan Sampel ............................................................................... 22
E. Prosedur Penelitian.................................................................................. 23
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ....................................................... 26
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 36
A. Perbedaan Aktivitas Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen ................. 36
B. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen ........................ 43
C. Pengaruh Pendekatan Modification of Reciprocal Teaching Terhadap
Aktivitas dan Hasil Belajar ..................................................................... 48
xi
BAB V PENUTUP ................................................................................. 50
A. Kesimpulan ............................................................................................. 50
B. Saran ........................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 51
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Presentase Ulangan Harian ..................................................... 2
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Kontrol Group ................... 20
Tabel 3.2 Daftar Pelaksanaan Penelitian ................................................. 22
Tabel 3.3 Nilai Kriteria Effect Size ......................................................... 36
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Visual ............................................37
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Oral ...............................................38
Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Tulis ..............................................40
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Mental ...........................................40
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Aktivitas Belajar ....................................... 41
Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik Hasil Belajar ............................................. 46
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian .............................................................. 25
Gambar 4.1 Grafik Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen ....................................................................................... 36
Gambar 4.2: Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol ..............................................................................44
xiii
DAFTAR PERSAMAAN
Halaman
Persamaan 2.1. Reaksi Pembentukan Kalsium Oksida (CaO) ................ 16
Persamaan 2.2 Reaksi Perkaratan Besi .................................................. 16
Persamaan 2.3 Pembakaran Lembaran Magnesium................................ 16
Persamaan 2.4 Pengolahan Bijih Besi Pada Tanur Tinggi ..................... 16
Persamaan 2.5 Reaksi Pengurangan Kadar Oksigen............................... 16
Persamaan 2.6 Reaksi Pembentukan HCl dan SO2 ................................ 19
Persamaan 3.1 Rumus Realibilitas ......................................................... 29
Persamaan 3.2 Rumus Varian Total ....................................................... 30
Persamaan 3.3 Rumus Effect Size .......................................................... 33
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A DATA PRA RISET
Lampiran A-1 Hasil Observasi ...............................................................53
Lampiran A-2 Hasil Wawancara Siswa ..................................................54
Lampiran A-3 Hasil Wawancara Guru ...................................................57
LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN
Lampiran B-1 Kisi-kisi Soal Tes ............................................................60
Lampiran B-2 Soal Pretest ......................................................................62
Lampiran B-3 Soal posttest .....................................................................63
Lampiran B-4 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Pretest ..............64
Lampiran B-5 Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Posttest .............65
Lampiran B-6 Lembar Validasi Pretest...................................................66
Lampiran B-7 Lembar Validasi Posttest .................................................70
Lampiran B-8 Pedoman Penilaian Aktivitas Belajar ..............................74
Lampiran B-9 Lembar Observasi Aktivitas Belajar................................75
Lampiran B-10 Lembar Validasi Observasi Aktivitas Belajar ...............76
Lampiran B-11 RPP Kelas Eksperimen ..................................................80
Lampiran B-12 Lembar Validasi RPP Kelas Eksperimen ......................94
Lampiran B-13 RPP Kelas Kontrol.........................................................98
Lampiran B-14 Lembar Validasi RPP Kelas Kontrol .............................111
LAMPIRAN C VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Lampiran C-1 Perhitungan Validitas Pretest ..........................................115
Lampiran C-2 Perhitungan Validitas Posttest .........................................120
Lampiran C-3 Perhitungan Validitas Aktivitas Belajar ..........................125
Lampiran C-4 Perhitungan Validitas RPP Kelas Eksperimen ................126
Lampiran C-5 Perhitungan Validitas RPP Kelas Kontrol .......................127
Lampiran C-6 Perhitungan Reliabilitas Soal Test ...................................128
LAMPIRAN D HASIL UJI
Lampiran D-1 Nilai Aktivitar Belajar Kelas kontrol .............................132
Lampiran D-2 Nilai Aktivitar Belajar Kelas Eksperimen ......................134
Lampiran D-3 Uji Normalitas Aktivitas Belajar Kelas Kontrol .............136
Lampiran D-4 Uji Normalitas Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen .......137
Lampiran D-5 Uji U-Man Whitney Aktivitas Belajar .............................138
Lampiran D-6 Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Kontrol ........................139
Lampiran D-7 Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen .................140
Lampiran D-8 Uji Normaliatas Pretest Kontrol......................................141
Lampiran D-9 Uji Normaliatas Pretest Eksperimen ...............................142
Lampiran D-10 Uji U-Man Whitney Pretest ...........................................143
Lampiran D-11 Uji Normalitas Selisih Kelas Kontrol ............................144
Lampiran D-12 Uji Normalitas Selisih Kelas Eksperimen .....................145
Lampiran D-13 Uji F ...............................................................................146
Lampiran D-14 Uji T ..............................................................................147
Lampiran D-15 Perhitungan Effect Size ..................................................148
Lampiran D-16 Hasil Wawancara ...........................................................149
xv
LAMPIRAN E SURAT DAN DOKUMENTASI
Lampiran E-1 Surat Izin Penelitian .........................................................151
Lampiran E-2 Surat Pelaksanaan Penelitian ...........................................152
Lampiran E-3 Surat Pernyataan validator 1 ............................................153
Lampiran E-4 Surat Pernyataan validator 2 ............................................154
Lampiran E-5 Dokumentasi Uji Coba Soal ............................................155
Lampiran E-6 Dokumentasi Pretest Kelas Eksperimen..........................156
Lampiran E- Dokumentasi Pretest Kelas Kontrol ..................................157
Lampiran E-8 Dokumentasi Perlakuan Kelas Eksperimen .....................158
Lampiran E-9 Dokumentasi Perlakuan Kelas kontrol ............................160
Lampiran E-10 Dokumentasi Observasi Kelas Eksperimen ...................162
Lampiran E-11 Dokumentasi Observasi Kelas Kontrol .........................163
Lampiran E-12 Dokumentasi Posttest Kelas Eksperimen ......................164
Lampiran E-13 Dokumentasi Posttest Kelas Kontrol .............................165
Lampiran E-14 Dokumentasi Lembar Uji Coba Soal .............................166
Lampiran E-15 Dokumentasi Lembar Pretest Kelas Eksperimen ..........167
Lampiran E-16 Dokumentasi Lembar Pretest Kelas Kontrol .................168
Lampiran E-17 Dokumentasi Lembar Posttest Kelas Eksperimen .........169
Lampiran E-18 Dokumentasi Lembar Posttest Kelas Kontrol ...............170
xvi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan di sekolah tidak lepas dari kegiatan belajar mengajar yang
merupakan perencanaan secara sistematis yang dibuat oleh guru dalam bentuk
satuan pelajaran. Menciptakan kegiatan belajar mengajar yang mampu
mengembangkan hasil belajar maksimal merupakan tugas dan kewajiban guru.
Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi penyampaian materi untuk
mendesain kegiatan belajar mengeajar yang dapat merangsang hasil belajar
yang efektif dan efisien sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Siswa sebagai subyek belajar harus berperan aktif dalam pembelajaran,
menurut William ( 2013: 84) menggolongkan aktivitas belajar siswa menjadi 8
bagian yaitu visual activities, oral activities, listening activitie, wiriting
activities, drawing activities, motor activities, mental activities, dan emotional
activities. Keaktifan siswa merupakan bentuk pembelajaran mandiri, yaitu
siswa berusaha mempelajari segala sesuatu atas kehendak dan kemampuannya
sendiri, sehingga dalam hal ini guru hanya berperan sebagai pembimbing,
motivator, dan fasilitator. Di dalam suatu kelas, tingkat kecerdasan dan
keaktifan siswa berbeda-beda oleh karena itu, guru harus mampu
memperlakukan siswa dengan baik berdasarkan tingkat kecerdasannya dan
mampu membuat semua siswa aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di kelas X pada tanggal 21 Januari 2017
menunjukan aktivitas belajar siswa yang rendah. Hal ini terlihat dari aktivitas
siswa dalam pembelajaran, sebagian besar siswa terlihat pasif, dalam
mengikuti pembelajaran di dalam kelas. Siswa cendrung hanya mendengarkan
dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru tanpa bertanya. Selain itu siswa
juga kurang tanggap ketika diberi pertanyaan, sebagian siswa hanya diam dan
menunggu saja tanpa berusaha untuk mencoba menjawab pertanyaan guru
sehingga pada akhirnya guru yang menjawab sendiri pertanyaan yang
diberikannya (Lampiran A-1).
2
Hasil observasi dikuatkan dengan wawancara pada tanggal 21 Januari
2017 terhadap 6 orang siswa kelas X A dan 6 orang siswa dikelas XB SMA
Koperasi Pontianak. Siswa jarang bertanya pada saat kegiatan belajar mengajar
dikarenakan siswa kurang paham dengan materi yang disampaikan guru tetapi
pada saat mengerjakan tugas siswa mencoba untuk bertanya kepada teman
sekelasnya. Selain itu, siswa cenderung merasa bosan saat kegiatan belajar
mengajar hal ini disebabkan pada pelajaran metode yang lebih sering
digunakan oleh guru hanya ceramah saja (Lampiran A-2).
Wawancara juga dilakukan terhadap guru mata pelajaran kimia,
diketahui bahwa metode yang sering digunakan dalam mengajar adalah metode
ceramah. Metode ceramah digunakan karena cakupan materi yang banyak
sedangkan waktu yang diberikan terbatas. Kurangnya sarana dan prasarana
juga menjadi penyebab kurangnya variasi metode pembelajaran. Guru pernah
melakukan metode diskusi Pada saat metode diskusi dilakukan pusat
pembelajaran berpusat pada siswa sehingga siswa dituntut untuk mandiri dalam
mencari informasi (Lampiran A-3). Proses pembelajaran tersebut berakibat
pada rendahnya hasil belajar yang terlihat dari nilai ulangan harian yang belum
mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM = 70 %). Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Presentase Ketuntasan Ulangan Harian Kimia SMA Koperasi
Pontianak Tahun ajaran 2015/2016 :
Kelas
Ketuntasan
Larutan
Elektrolit dan
Non Elektrolit
Reaksi
Reduksi
Oksidasi
(Redoks)
Senyawa
Hidrokarbon
dan Minyak
Bumi
Minyak Bumi
XA 80 % 37,5 % 59 % 50 %
XB 84 % 34 % 62 ,5 % 59 %
Rata-Rata 82% 35,75% 60,75 % 54,5 %
Tabel 1.1 menunjukan pada materi redoks memiliki presentase
ketuntasan yang paling rendah dibandingkan dengan materi lainnya. Materi
redoks memiliki presentase terendah hal ini dikarenakan pada materi redoks
3
terdapat konsep dan perhitungan yang harus dipahami. Materi redoks
merupakan salah satu materi penting yang harus dipahami siswa untuk
mempelajari materi selanjutnya yaitu elektrokimia. Dalam menyampaikan
materi redoks diperlukan suatu pendekatan yang dapat mengaktifkan siswa di
dalam kelas. Sehingga diperlukan suatu alternatif pendekatan pembelajaran
yang dapat digunakan oleh guru dalam mengajarkan materi reduksi oksidasi.
Salah satu pendekatan yang dapat mengaktifkan siswa didalam kelas
adalah Pendekatan modification of reciprocal teaching. Modification of
reciprocal teaching pendekatan yang menggabungkan pembelajaran
konvensional dengan pembelajaran berbalik dan disajikan dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil. Pendekatan modification of reciprocal teaching
menekankan pembelajaran yang berpusat pada keaktifan guru dan siswa,
sehingga dapat terentuk proses pembelajaran yanng aktif.
Hasil penelitian Wiwit, dkk (2013 : 29) menunjukan bahwa penerapan
pembelajaran Kimia Dasar menggunakan media PowerPoint 2010 dan
PheT Simulation dengan pendekatan modification of reciprocal teaching
(moderat) berbasis konstruktivisme dapat meningkatkan penguasaan dan
pemahaman materi mahasiswa yang dilihat pada peningkatan hasil belajar.
Hasil ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat
kenaikan nilai rata-rata tes mahasiswa tiap siklus yaitu 4,8 %. Berdasarkan
hasil penelitian Yani dan Mariati (2016 : 17) penerapan pembelajaran
modification of reciprocal teaching dapat meningkatkan hasil belajar kimia
yang signifikan pada pokok materi faktor-faktor yang mempengaruhi
kesetimbangan kimia siswa kelas XI IPA 3 SMA Negeri 6 Banda Aceh tahun
pelajaran 2015/2016 hal ini dapat dilihat dari presentase kenaikan kenaikan
hasil belajar sebesar 80,95% dan Penerapan pembelajaran modification of
reciprocal teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan
presentase peningkatan 13,54%.
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka diperlukan suatu
upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa terhadap materi
redoks sehingga kualitas pembelajaran meningkat. Untuk mengatasi masalah
4
tersebut dilakukan suatu usaha dengan mengimplementasikan suatu pendekatan
pembelajaran yang memungkinkan adanya keaktifan dari siswa sehingga dapat
terciptanya proses pembelajaran yang efektif. Salah satu pendekatan
pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu melalui pendekatan pembelajaran
modification of reciprocal teaching.
B. Masalah Penelitian
Masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana pengaruh
pembelajaran menggunakan pendekatan modification of reciprocal
teaching pada materi reduksi oksidasi (Redoks) terhadap aktivitas dan
hasil belajar siswa dikelas X SMA Koperasi Pontianak?” secara spesifik
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA
Koperasi Pontianak antara yang diajarkan dengan pendekatan modification
of reciprocal teaching dengan pendekatan ekspository pada materi reaksi
reduksi oksidasi (Redoks) ?
2. Seberapa besar pengaruh pembelajaran dengan pendekatan modification of
reciprocal teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi
reaksi reduksi oksidasi (Redoks)?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah penelitian yang dikemukakan diatas maka
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pembelajaran dengan pendekatan modification of reciprocal teaching pada
materi reaksi reduksi oksidasi (Redoks) terhadap aktivitas dan hasil belajar
siswa di kelas X SMA Koperasi Pontianak. Secara spesifik tujuan
penelitian ini adalah untuk :
1. Mengetahui ada tidaknya perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas
X SMA Koperasi Pontianak antara yang diajarkan dengan pendekatan
modification of reciprocal teaching dengan pendekatan ekspository pada
materi reaksi reduksi oksidasi (Redoks).
5
2. Mengetahui besarnya pengaruh pembelajaran dengan pendekatan
modification of reciprocal teaching pada materi reaksi reduksi oksidasi
(Redoks) terhadap aktivitas dan hasil belajar kelas X SMA Koperasi
Pontianak.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjawab masalah dan memberikan
manfaat sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan
informasi mengenai pengaruh pendekatan modification of reciprocal
teaching terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memberikan pengalaman baru dalam kegiatan pembelajaran
kimia.
b. Bagi Guru
1) Pembelajaran dengan pendekatan modification of reciprocal
teaching dapat sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran.
2) Menambah informasi mengenai pendekatan yang efektif dalam
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
1) Dapat menjadi referensi bagi sekolah dalam hal perbaikan dan
peningkatan mutu pembelajaran.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah kesesuaian persepsi antara penulis dan
pembaca untuk memahami istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian.
Dengan demikian masalah yang akan dibahas menjadi jelas.
6
1. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala
kegiatan, keaktifan dan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran
pada materi reduksi oksidasi. Aktivitas belajar yang diukur dalam
penelitian ini yaitu, aktivitas visual (memperhatikan guru pada saat
menyampaikan materi), aktivitas oral (bertanya dan menjawab/menangapi
pertanyaan yang diberikan guru), aktivitas tulis (mencatat materi yang
diberikan guru) dan aktivitas mental (mengerjakan soal yang diberikan
guru). Untuk mengukur aktivitas belajar siswa digunakan metode
observasi langsung dengan melibatkan 3 observer dalam mengamati
aktivitas belajar siswa.
2. Hasil belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penetian ini adalah pengetahuan
yang diperoleh setelah terjadi kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini
diperoleh dari tes hasil belajar yaitu pretest dan postest.
3. Pendekatan Ekspositori
Pendekatan pembelajaran ekspositori merupakan pendekatan yang
dilakukan dengan mengkombinasikan bermacam - macam metode
pembelajaran. Dalam prakteknya metode ini berpusat pada guru ( teacher
centered ), guru lebih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran metode
pembelajaran yang dilakukan berupa metode ceramah, pemberian tugas
dan tanya jawab.
4. Pendekatan Modification of Reciprocal
Menurut Nurhayati (2010 : 22) pendekatan modification of
reciprocal teaching merupakan pendekatan yang menggabungkan
pembelajaran konvensional dengan pembelajaran berbalik dan disajikan
dalam bentuk kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran konvensional yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelajaran klasikal yang
7
berjalan seperti biasanya, dimana guru menjelaskan materi dan penugasan.
Pembelajaran berbalik sendiri adalah pembelajaran dimana siswa dilatih
untuk belajar mandiri, siswa harus lebih aktif dengan membaca materi,
mempelajari, merangkum, membuat pertanyaan, mendiskusikan maupun
pada saat siswa berlaku sebagai guru di depan kelas untuk menyampaikan
materi, berlatih memprediksi pengembangan materi dan membuat
kesimpulan. Apabila pendekatan modification of reciprocal teaching ini
diimplementasikan, maka langkah pembelajaran yang ditempuh guru
sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan materi yang akan diajarkan, kemudian
diinformasikan kepada siswa agar terlebih dahulu merangkum materi
dan mempelajari materi dirumah.
b. Guru menjelaskan secara garis besar, kemudian siswa mempelajari
lagi materi tersebut secara mandiri.
c. Siswa dibagi dalam kelompok dengan pembagian siswa yang
memiliki kemampuan tinggi merata pada setiap kelompok. Siswa
yang memiliki kemampuan tinggi berperan sebagai guru yang dapat
membimbing teman dalam kelompoknya yang mengalami kesulitan,
sampai semua teman dalam kelompoknya benar-benar dapat
mengerjakan soal latihan yang diberikan pada guru.
d. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru.
Siswa dapat membimbing temannya.
e. Siswa dalam masing-masing kelompok mempresentasikan jawabanya.
f. Guru membahas soal latihan yang diberikan.
g. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali materi
secara singkat untuk mengembangkan materi selanjutnya.
h. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui sampai dimana
keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan.
8
5. Materi Reduksi Oksidasi
Materi reaksi reduksi-oksidasi merupakan istilah yang menjelaskan
berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah
reaksi kimia. Materi redoks yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu
tentang konsep redoks berdasarkan penerimaan dan pelepasan oksigen,
konsep redoks berdasarkan penerimaan dan pelepasan elektron, konsep
redoks berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi, cara
menentukan bilangan oksidasi, dan aplikasi redoks dalam kehidupan
sehari-hari. Penelitian ini akan dilakukan dalam satu kali pertemuan yaitu
75 menit.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah interaksi yang spesifik antara pembelajar dengan
orang lain menggunakan alat-alat dan sumber daya tertentu demi mencapai
hasil tertentu. Pembalajaran dapat dianalisis menurut apa yang menjadi
identitas, kompetensi, dan peran mereka dalam aktivitas belajar. Identittas
meliputi preferensi, kebutuhan, dan motifasi seseorang dalam belajar. Peserta
belajar menentukan sendiri apa yang ingin mereka pelajari atau pengetahuan
apa yang mereka butuhkan untuk memudahkan kehidupan mereka.
Kompetensi meliputi keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang membuat
seseorang terlibat dalam aktivitas belajar tertentu, sementara peran dapat
dilihat dari pendekatan dan cara apa yang seseorang gunakan untuk belajar
(William, 2013: 84).
Kegiatan belajar mengajar bagi siswa diorientasikan pada keterlibatan
intelektual, emosional, fisik dan mental. Aktivitas belajar dapat
dikelompokan sebagai berikut (William, 2013: 84).
1. Visual activities seperti membaca, memperhatikan, demonstrasi,
percobaa, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2. Oral activities seperti menanyakan, merumuskan, bertanya dan memberi
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi dan
sebagainya.
3. Listening activitie, seperti mendengrkan uraian, mendengarkan
percakapan, mendengar pidato dan sebagainya.
4. Wiriting activities seperti mencatat, menulis cerita, karangan, laporan,
menyalin dan sebagainya.
5. Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, membuat peta,
diagram, pola dan sebagainya.
6. Motor activities seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi,
model mereparasi, bermain, berkebun dan sebagainya.
10
7. Mental activities seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal,
menganalisis, dan sebagainya.
8. Emotional activities seperti menaruh minat, merasa bosan gembira,
berani, tenang, gugup dan sebagainya
B. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar.
Hasil belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Secara sederhana, yang dimaksud
dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses dari seseorang
yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional,
biasanya guru menetapkan tujuan pembelajaran ( Susanto, 2013:5).
Hasil belajar memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar,
penilaian di dalam hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru
mengenai kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan proses
belajar mengajar sampai sejauh mana kemajuan ilmu pengetahuan yang
telah mereka kuasai. Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai
telahsesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui dengan
mengadakan evaluasi.
Evaluasi merupakan proses pengunaan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memnuhi kebutuhan
siswa, jadi berhasil tidaknya proses belajar mengajar yang dilakukan guru
kepada siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran. Selain itu
dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian dapat dijadikan feedback atau
tindak lanjut, atau cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.
Kemajuan hasil belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu
pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian
penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari disekolah
11
baik itu menyangkut pengetahuan sikap dan keterampilan yang diberikan
kepada siswa (Susanto, 2013 : 6).
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dikelompokan menjadi
dua, yaitu antara lain (Suryabrata, 2005 : 233) :
a. Faktor Internal
Fakor internal yaitu yang berasal dari dalam individu meliputi
faktor fisik jasmani dan mental psikologis. Faktor fisik misalnya
keadaan badan lemah atau sakit sedangkan faktor mental psikologis
meliputi kecerdasan atau intelegnsi, minat konsentrasi, ingatan,
dorongan, rasa ingin tahu dan sebagainya.
b. Faktor Eksternal.
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu
yang belajar meliputi faktor alam fisik, lingkungan serta strategi
pembelajaran yang dipilih mengajar untuk menunjang proses belajar
mengajar.
C. Pendeakatan Ekspositori.
Pendekatan pembelajaran ekspositori merupakan pendekatan yang
dilakukan dengan mengkombinasikan bermacam - macam metode
pembelajaran dalam prakteknya metode ini berpusat pada guru ( teacher
centered ), guru lebih mendominasi dalam kegiatan pembelajaran metode
pembelajaran yang dilakukan berupa metode ceramah, pemberian tugas dan
tanya jawab. Pendekatan konvensional merupakan pendekatan pembelajaran
yang banyak dilaksanakan di sekolah saat ini, yang menggunakan urutan
kegiatan pemberian uraian contoh dan latihan (Gora dan Sunarto, 2010:5).
Pendekatan konvensional memandang bahwa proses pembelajaran yang
dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarakan materi pada siswanya,
guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa sedangkan siswa lebih
12
banyak menerima, pendekatan pembelajaran konvensional memiliki ciri
sebagai berikut (Gora dan Sunarto, 2010: 7) :
1. Otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai contoh bagi
muridnya.
2. Perhatian kepada masing-masing individu atau minat siswa sangat kecil.
3. Pembelajaran disekolah lebih banyak dilihat sebagai pesiapan akan masa
depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi siswa saat ini.
4. Penekanan yang mendasar adalah pada bagaimana pengetahuan di serap
oleh siswa dan penguasaan pengetahuan tersebutlah yang menjadi tolak
ukur keberhasilan tujuan, sementara pengembangan potensi siswa
diabaikan.
Pendekatan konvensional ditandai dengan guru mengajar lebih banyak
mengajarkan tentang Pendekatan konvensional ditandai dengan guru
mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan
kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk
melakukan sesuatu dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak
mendengarkan. Pendekatan konvensional ini dipandang efektif terutama
untuk (Gora dan Sunarto, 2010: 7)
1. Berbagi informasi yang tidak mudah ditemukan ditempat lain
2. Menyampaikan informasi dengan cepat.
3. Membangkitkan minat akan informasi
4. Mengajari siswa cara belajar terbaiknya dengan mendengarkan.
Namun demikian pendekatan pembelajaran konvensional mempunyai
kelemahan sebagai berikut (Gora dan Sunarto, 2010: 8) :
1. Tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik dengan mendengarkan.
2. Sering terjadi kesulitan untuk menjaga agar siswa tetap tertarik dengan
apa yang dipelajari.
3. Pendekatan tersebut cendrung tidak memerlukan pemikiran yang kritis
4. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa cara belajar siswa itu sama
dan tidak bersifat pribadi.
13
D. Pendekatan Reciprocal Teaching.
Pendekatan reciprocal teaching merupakan pendekatan konstruktivis
yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan/ pengajuan pertanyaan.
Metode dalam pendekatan komunikatif ini memiliki manfaat agar tujuan
pembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri sehingga siswa
mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain serta dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam belajar mandiri. Pembelajaran menggunakan
reciprocal teaching harus memperhatikan tiga hal yaitu siswa belajar
mengingat, siswa dapat berfikir dan siswa dapat memotivasi diri (Trianto,
2007:96).
Menurut Brown dalam Trianto (2007: 96) dalam reciprocal teaching
guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan
menciptakan pengalaman belajar mandiri. Tujuan utama pengajaran ini ialah
mengajarkan siswa untuk belajar atas kemauan dan kemampuan diri sendiri/
pembelajar mandiri. Melalui pemodelan perilaku tertentu dan kemudian
membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha
mereka sendiri dengan memberikan selalu semangat/motivasi belajar.
Kelebihan dari pembelajaran reciprocal teaching antara lain sebagai berikut :
1. Mengembangkan kreativitas siswa
2. Memupuk kerjasama antara siswa
3. Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara dan
mengembangkan sikap
4. Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri
5. Melatih siswa untuk menganalisa masalah dan mengambil kesimpulan
dalam waktu singkat.
Kelemahan metode reciprocal teaching antara lain :
1. Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai guru
menyebabkan tujuan tak tercapai
2. Pendengar (siswa yang tak berperan) sering mentertawakan tingkah laku
siswa yang menjadi guru sehingga merusak suasana
14
3. Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya
memperhatikan aktifitas siswa yang berperan sebagai guru membuat
kesimpulan akhir sulit tercapai
E. Pendekatan Modification of Reciprocal Teaching
Menurut Nurhayati (2010 : 22) pendekatan modification of reciprocal
teaching merupakan pendekatan yang menggabungkan pembelajaran
konvensional dengan pembelajaran berbalik dan disajikan dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil. Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini
adalah pembelajaran klasikal yang berjalan seperti biasanya, dimana guru
menerangkan, memberi contoh soal, tanya jawab dan latihan soal.
Pembelajaran berbalik sendiri adalah pembelajaran dimana siswa dilatih
untuk belajar mandiri, siswa harus lebih aktif dengan membaca materi,
mempelajari, merangkum, membuat pertanyaan, mendiskusikan maupun pada
saat siswa berlaku sebagai guru di depan kelas untuk menyampaikan materi,
berlatih memprediksi pengembangan materi dan membuat kesimpulan.
Apabila pendekatan modification of reciprocal teaching ini
diimplementasikan, maka langkah pembelajaran yang ditempuh guru sebagai
berikut (Mufaidah, 2012: 13):
1. Guru menyiapkan materi yang akan diajarkan, kemudian diinformasikan
kepada siswa agar terlebih dahulu merangkum materi dan mempelajari
materi dirumah.
2. Guru menjelaskan secara garis besar, kemudian siswa mempelajari lagi
materi tersebut secara mandiri.
3. Siswa diberi soal latihan yang dikerjakan secara mandiri. Guru
mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya mancatat sejumlah siswa
yang dapat mengerjakan secara benar.
4. Siswa dibagi dalam kelompok dengan pembagian siswa yang dapat
mengerjakan secara benar dan meyakinkan merata pada setiap
kelompoknya, dengan tujuan dapat membimbing teman dalam
kelompoknya yang mengalami kesulitan, sampai semua teman dalam
15
kelompoknya benar-benar dapat mengerjakan soal latihan yang diberikan
pada guru.
5. Siswa dalam kelompok mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru.
Siswa dapat membimbing temannya.
6. Guru membahas soal latihan yang diberikan.
7. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali materi
secara singkat untuk mengembangkan materi selanjutnya.
8. Guru memberi tugas/soal secara individu, termasuk memberikan soal
yang mengacu pada kemampuan siswa untuk memprediksi
pengembangan materi berikutnya.
9. Siswa mengerjakan tes tertulis sebagai evaluasi.
10. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan
pembelajaran yang telah dilakukan.
F. Materi Reaksi Reduksi Oksidasi
1. Pengertian reaksi redoksi oksidasi
Reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) dikenal sebagai transfer-
elektron. Reaksi oksidasi-reduksi berperan dalam banyak hal di dalam
kehidupan sehari-hari reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan
bakar minyak bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan
dalam rumah tangga. Selan itu sebagian besar unsur logam dan non logam
diperoleh melalui bijihnya melalui prosesoksidasi dan reduksi (Chang,
2003 : 100). Reaksi oksidasi-reduksi ( redoks ) merupakan reaksi yang
mengakibatkan ada unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi.
Unsur yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi disebut teroksidasi, dan
yang turun disebut tereduksi (Syukri, 1999 : 50). Dengan kata lain reaksi
oksidasi dapat diartikan sebagai reaksi yang terjadi akibat peningkatan
bilangan oksidasi dan reaksi reduksi merupakan reaksi yang terjadi akibat
penurunan bilangan oksidasi ( Mulyanti, 2015 : 93).
Diperlihatkan reaksi pembentukan kalsium oksida (CaO) dari
kalsium dan oksigen seperti pada persamaan 2.1 (Chang, 2003 : 100):
16
2Ca(s) + O2(g) 2CaO
(Persamaan 2.1)
Pengertian oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan. Pada awalnya,
reaksi reduksi-oksidasi dikaitkan dengan pengikatan dan pelepasan
oksigen kemudian dikembangkan menjadi proses serah-terima elektron
dan perubahan bilangan oksidasi.
2. Konsep Penggabungan dan Pelepasan Oksigen
Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang melibatkan penggabungan
oksigen pada suatu zat baik unsur maupun senyawa. Contoh konsep reaksi
redoks ditinjau dari penggabungan oksigen ( Mulyanti, 2015 : 93) :
1) Peristiwa perkaratan besi
Reaksinya : 4Fe(s) + 3O2(g) 2Fe2O3(s)
(Persamaan 2.2)
2) Pembakaran Lembaran magnesium pada kembang api tetes
Reaksinya : Mg(s) + ½ O2(g) MgO(s)
(Persamaan 2.3)
Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen dari suatu
zat. Contoh konsep reaksi redoks ditinjau dari pelepasan oksigen:
1) Pengolahan bijih besi pada tanur tinggi
Reaksinya : Fe2O3(s)+ 3CO(g) 2Fe(s) + 3CO2(g)
(Persamaan 2.4)
2) Pengurangan kadar oksigen
Reaksinya : 2KNO3(s) 2KNO2(s)+ O2(g)
(Persamaan 2.5)
17
3. Konsep Penggabungan dan Pelepasan Elektron
Pelepasan dan penangkapan elektron terjadi secara stimulant ,
artinya jika suatu spesi melepas elektron berarti ada spasi lain yang
menangkap. Hal itu berarti bahwa setiap oksidasi disertai reduksi. Reaksi
yang melibatkan oksidasi-reduksi selanjutnya disebut reaksi redoks.
Contoh reaksi yang termasuk reaksi redoks ( Mulyanti, 2015 : 93):
Contoh di atas, kalsium dioksidasi oleh belerang. Oleh karena itu,
belerang merupakan pengoksidasi atau oksidator sedangkan belerang
direduksi oleh kalsium sehingga kalsium merupakan pereduksi atau
oksidator. Jadi oksidator merupakan reaksi yang menangkap elektron atau
yang mengalami reduksi sedangkan reduktor merupakan reaksi penerima
electron atau mengalami oksidasi.
4. Penentuan Bilangan Oksidasi.
Dalam menentukan bilangan oksidasi suatu atom dalam suatu
senyawa dapat digunakan beberapa ketentuan berikut ( Sastrohamidjojo,
2010 :108) :
1) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan
oksidasi 0 tidak peduli apakah membentuk molekul yang sederhana
atau kompleks.
2) Pada ion-ion yang sederhana (yaitu yang mengandung satu atom)
bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada ion tersebut.
Dalam hal ini , muatan dari atom adalah muatan dari ion yang
sesungguhnya. Misalnya :
a) Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam
senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi.
Oksidasi : Ca Ca2+ + 2e-
Reduksi : S + 2e- S2-
+
Redoks : Ca + S Ca2+ + S2-
(Persamaan 2.6)
18
b) Atom-atom golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawa
selalu mempunyai bilangan oksidasi + 2
c) Atom –atom golongan IIIA (Ba, Al, Ga ) dalam senyawa selalu
mempunyai bilangan oksidasi +3..
3) Atom oksigen di dalam senyawa pada umumnya mempunyai bilangan
oksidasi -2, kecuali pada senyawa peroksida. Ada dua pengecualian
yaitu untuk senyawa – senyawa peroksida contohnya H2O2 dan
senyawa OF2. Senyawa peroksida memiliki bilangan oksidasi -1 dan
senyawa OF2 memiliki bilangan +2.
4) Pada senyawa-senyawa yang mengandung hidrogen maka bilangan
oksidasi dari hidrogen biasanya +1. Namun demikian untuk senyawa-
senyawa hibrida logam, missal natrium hibrida, NaH, bilangan
oksidasi untuk hidrogen adalah -1.
5) Fluor memiliki bilangan oksidasi -1 dalam semua senyawanya.
Halogen lainnya (Cl, Br, I) memiliki bilangan oksidasi negatife ketika
sebagai ion halida dalam senyawanya. Ketika halogen – halogen
tersebut bergabung dengan oksigen. Misalnya dalam asam okso dan
anion okso maka memiliki bilangan oksidasi positif.
6) Dalam molekul netral, jumlah bilangan oksidasi semua atom
penyusunnya harus nol. Dalam ion poliatomik, jumlah bilangan
oksidasi semua unsur dalam ion tersebut harus sama dengan muatan
total ion. Sebagai contoh pada perhitungan 2.7 :
Dalam ion ammonium :
NH4+ bilangan oksidasi N = -3
bilangan oksidasi H = +1
jumlah bilangan oksidasi = (-3) + 4(+1) = +1
Dalam ion dikromat :
Cr2O72-jumlah total ion harus = -2
Bilangan oksidasi O = -2
Bilangan oksidasi Cr = y
-2 = 2(y) + 7(-2)
19
-2 = 2y + (-14)
-2 + 14 = 2y
Y = −2+14
2
= + 6
Bilangan oksidasi dikenal juga dengan tingkat oksidasi merujuk
pada jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul (senyawa
ionik) jika senyawa-senyawanya berpindah seluruhnya. Contoh dalam
persamaan pembentukan HCl dan SO2. (Chang, 2004 : 101)
H2(g) + Cl2(g) 2HCl(g)
0 0 +1 -1
S(s) + O2(g) 2SO2(g)
0 0 +4 -2
(Persamaan 2.7)
Angka di bawah lambang unsur adalah bilangan oksidasi, dalam
kedua reaksi di atas menunjukkan tidak ada muatan pada atom-atom di
dalam molekul reaktan. Dengan demikian bilangan oksidasi pada reaktan
adalah nol. Namun demikian bilangan oksidasi pada produk perpindahan
electron dianggap telh terjadi dengan sempurna dan atom-atom telah
menangkap atau kehilangan elektron-elektronnya. Bilangan oksidasi
mencerminkan jumlah elektron “yang berpindah” (Chang, 2003 : 110).
G. Hipotesis
Menurut sugiyono (2016 : 96 ) hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis dalam penelitian
ini adalah terdapat perbedaan aktivitas dan hasil belajar siswa yang diajarkan
dengan pendekatan modification of reciprocal teaching dengan siswa yang
diajarkan dengan pendekatan ekspositori.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimen. Menurut sukmadinata (2010 : 194) metode
eksperimen merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang paling penuh,
dalam arti memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan sebab
akibat. Peneliti membagi kondisi menjadi dua yaitu kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Kelompok eksperimen diberikan stimulus tertentu sesuai dengan
tujuan peneliti. Pada penelitian ini, peneliti akan mengungkapkan pengaruh
perlakuan pembelajaran menggunakan pendekatan ekspositori dengan metode
ceramah kelas kontrol dan membandingkannya dengan kelas eksperimen
yang menggunakan pendekatan modification of reciprocal teaching.
Jenis eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen semu (quasi eksperiment research ). Pola rencana eksperimen
semu yang digunakan adalah nonequivalent control group design (Sugiyono,
2016 : 116) :
Tabel 3.1 Desain penelitian nonequivalent control group design
E O1 X O2
K O3 O4
Sumber: Sugiyono (2016 ; 16).
Keterangan:
E : Kelas eksperimen.
K : Kelas kontrol.
O1 : Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas eksperimen sebelum
pembelajaran dengan pendekatan modification of reciprocal
teaching.
X : Perlakuan pembelajaran dengan pendekatan modification of
reciprocal teaching.
21
O2 : Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas eksperimen sesudah
pembelajaran dengan pendekatan modification of reciprocal
teaching.
O3 : Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas kontrol sebelum
pembelajaran
O4 : Aktivitas dan hasil belajar siswa kelas kontrol setelah
pembelajaran.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja, yang
ditetapkan oleh penelti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan ( Sugiyono, 2016 : 60).
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan, atau
timbulnya variabel teriakat. Adapun variabel bebas dalam penenlitian ini
adalah pendekatan pembelajaran yang digunakan yaitu :
a. Pembelajaran menggunakan Pendekatan modification of reciprocal.
b. Pembelajaran menggunakan pendekatan ekspositori.
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas , variabel terikat dalam penelitian ini
adalah :
a. Aktivitas belajar siswa SMA Koperasi Pontianak pada materi redoks.
b. Hasil belajar siswa SMA Koperasi Pontianak pada materi redoks.
3. Variabel kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
constant, sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak
22
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti, variabel kontrol dalam
penelitian ini adalah :
a. Jumlah jam pelajaran sama, baik pada kelas eksperimen maupun kelas
kontrol.
b. Guru yang mengajar sama yaitu peneliti.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Koperasi Pontianak pada siswa kelas
x, adapun waktu pelaksanaan dapat dilihat pada Tabel 3.1 :
Tabel 3.1 Daftar Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Kelas eksperimen Kelas kontrol
Hari / Tanggal Waktu Hari / Tanggal Waktu
Pretest Rabu,26-04-
2017
13.00-13.20
Wib
Rabu, 26-04-
2017
14.00–14.20
Wib
Perlakuan Jumat, 28-04-
2017
13.30–14.45
Wib
Kamis, 27-04-
2017
12.45–14.00
Wib
Postest Jumat, 28-04-
2017
14.45 –15. 05
Wib
Kamis, 27-04-
2017
14.00–14.20
Wib
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016 : 117), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
SMA Koperasi Pontianak tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri dari dua
kelas yaitu kelas XA yang berjumlah 32 orang dan XB yang berjumlah 31
orang.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2016 : 118) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik, yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik pengambilang
sampel dalam penelitian ini yaitu dengan sampling jenuh. Teknik ini
23
adalah teknik pengambilan sampel dengan semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Sampel yang digunakan pada penelitian ini
yaitu kelas XA dan XB.
E. Prosedur Penelitian
1. Prariset
a. Mengurus surat izin yang diperlukan baik dari program studi
pendidikan kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
maupun dari sekolah SMA Koperasi Pontianak.
b. Melakukan observasi, menganalisis hasil belajar siswa dan melakukan
wawancara dengan guru kimia dan siswa untuk mengetahui gambaran
megenai pembelajaran kimia dikelas X SMA Koperasi Pontianak.
2. Tahap Persiapan Penelitian.
a. Membuat perangkat pembelajaran berupa RPP pembelajaran dengan
pendekatan modifcaton of reciprocal teaching dan RPP pembelajaran
dengan pendekatan ekspositori dengan metode ceramah.
b. Menyiapkan dan menyusun instrumen penenlitian yang terdiri dari:
1) Kisi-kisi pretest dan postest
2) Soal pretest dan posttest
3) Kunci jawaban soal pretest dan postest
4) Rubrik penilaian pretest dan postest
5) Lembar observasi aktivitas siswa.
6) Pedoman penskoran aktivitas siswa.
c. Melakukan validasi perangkat pembelajaran den instrument penelitian
oleh tim ahli (satu orang dosen kimia FKIP Universitas
Muhammadiyah Pontianak dan satu orang guru kimia SMA Koperasi
Pontianak)
d. Merevisi perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian
berdasarkan hasil validasi.
e. Melakukan uji coba soal tes hasil belajar dikelas XI IPA SMA
Koperasi Pontianak.
24
f. Menentukan reliabilitas tes hasil belajar berdasarkan data hasil uji
coba.
3. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Melaksanakan pretest materi reduksi oksidasi pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol untuk melihat kemampuan awal siswa yang
dijadikan sampel dalam penelitian sebelum dilakukan perlakuan.
b. Melaksanakan perlakuan.
1) Pengajaran menggunakan pendekatan modificatian of reciprocal
teaching pada kelas eksperimen.
2) Pengajaran menggunakan pendekatan ekspositori dengan metode
ceramah.
c. Melaksanakan posttest materi reduksi oksidasi pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis yang
diperoleh setelah diberikan perlakuan.
d. Melakukkan wawancara terhadap beberapa orang siswa.
4. Tahap akhir
a. Menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian.
b. Membahas dan membuat kesimpulan sebagai jawaban dari masalah
penelitian.
c. Menyusun laporan penelitian.
Langkah-langkah penelitian yang akan dilaksanakan secara
sistematis dapat ditunjukan pada gambar 3.1
25
Pembuatan Instrumen Pembelajaran
Soal Test
Revisi
Wawancara
Rumusan Masalah
Tahapan Persiapan
Pembuatan Perangkat Pembelajran (RPP)
Validasi
Revisi
Tahapan Pelaksanaan
Pretest
Pelaksanaan Pembelajaran Pendekatan Modificaton of Reciprocal
Posttest
Analisis Data
Tahap Akhir
Kesimpulan
Tahapan Awal
Laporan Akhir
Valid
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Observasi
Tidak
Validasi Validasi
Valid Tidak Valid
Tidak
Reliabilitas
Tidak
Reliabel
Lembar Observasi
26
F. Teknik dan Alat Pengumpul data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengukuran
Teknik pengukuran bersifat mengukur karena menggunakan
instrumen standar atau telah distandaraisasikan dan menghasilkan data.
Hasil pengukuran yang berbentuk angka-angka (Sukmadinata, 2010 :
222). Digunkan teknik pengukuran, untuk melihat hasil belajar siswa
melalui pengaruh perlakuan yang akan diberikan. Pengukuran yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pemberian nilai terhadap hasil
belajar siswa menggunakan tes (pretest dan posttest ) yang dilakukan
dalam pembelajaran dengan pendekatan modification of reciprocal dan
pendekatan ekspositori.
b. Observasi
Menurut purwanto (2012 :148) observasi adalah cara-cara
menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai
tingkah laku, dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok
secara langsung. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasi langsung, dimana observer mengamati yang dilakukan
terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya.
Teknik observasi dalam penelitian ini ialah untuk mengamati aktivitas
siswa dalam pembelajaran modification of reciprocal teaching.aktivita
belajar yang diamati dalam penelitian ini yaitu, Visual activities, Oral
activities, Wiriting activities, dan Mental activities.
c. Teknik Komunikasi Langsung.
Menurut Nawawi (2015:101) teknik komunikasi langsung adalah
cara mengumpulkan data yang mengharuskan seorang peneliti
mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka dengan
sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
yang dibuat untuk keperluan ini. Teknik komunikasi langsung yang
27
digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara. Wawancara
adalah usaha mengumpulkan informasi dengan dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula.
2. Alat Pengumpul Data
a. Tes
Menurut Sudjana ( 2010 : 35), tes hasil belajar adalah tes yang
digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama
hasil belajar kognitif. Tes yang digunakan oleh peneliti adalah test
tertulis yang berbentuk uraian. Tes uraian adalah tes yang
menghendaki testee (peserta tes) memberikan jawaban dalam bentuk
uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri (Nawawi, 2015 :
118). Tes ini akan diberikan sebelum pelajaran (pretest) dan sesudah
pelajaran (posttest) pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan panduan dalam melakukan penelitian
terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati. Lembar observsi
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi tertutup
atau terstruktur. Lembar observasi digunakan untuk mengukur
aktivitas siswa, yang meliputi beberapa aktivitas yaitu aktivitas tulis,
aktivitas lisan, aktivitas mental dan aktivitas oral. Lembar observasi di
susun dengan menggunakan skor pada skala 0-2 dengan beberapa
kriteria (Lampiran B-9). Pada kegiatan observasi setiap setiap siswa
diberi nomor sehingga observer mengamati siswa berdasarkan nomor
yang diberikan pada siswa. Untuk penilaian aktivitas tulis, catatan
siswa dikumpulkan dan baru dilakukan penilaian hal ini dilakukan
untuk menyamakan pendapat para observer.
28
c. Pedoman Wawancara.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis –
garis besar permaslahan yang ditanyakan wawancara ini berfungsi
untuk memperkuat hasil observasi yang telah dilakukan dan
mengungkap pendapat siswa terhadap proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan serta mengungkapkan hal-hal yang tidak terungkap
dalam lembar observasi. Wawancara didalm penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui seberapa besar aktivitas belajar yang dimiliki oleh
masing-masing siswa.
3. Validitas dan Reliabilitas
a. Validitas
Validitas tes menunjuk pada pengertian bahwa alat tersebut benar-
benar mengukur apa yang hendak diukur. Suatu tes yang valid adalah
tes yang menuntun siswa melakukan tingkah laku yang sama
sebagaimana telah dirumuskan dalam tujuan belajar mengajar
(Hamalik, 2008 : 217). Pada penelitian ini validitas yang diuji adalah
validitas isi. Menurut sukmadinata (2010 : 228) validitas isi
berkenaan dengan isi dan format isi dari instrumen . Instrumen yang
divalidasi dalam penelitian ini adalah soal pretest, soal postest,
panduan penilaian aktivitas belajar, rpp kelas kontrol dengan
pendekatan ekspositori dan rpp kelas eksperimen dengan pendekatan
modification of reciprocal teaching. Validasi dilakukan oleh dua
orang, satu dosen kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak
dan satu guru kimia SMA Koperasi Pontianak dengan kriteria validasi
isi menurut Gregory.
Validasi pada validator 1 dilakukan tanggal 10 april 2017,
penilaian yang diberikan validator 1 berupa komentar dan saran.
Berdasarkan penilaian dari validator 1 dilakukan perbaikan yang
mencakup bahasa yang digunakan dalam soal pretest dan postest dan
saran yang diberikan yaitu tahapan pelaksaanaan yang dilakukan
29
dalam observasi dimana siswa diberikan nomor untuk mempermudah
observer dalam mengamati dan untuk penilaian aktivitas tulis
dilakukan pengumpulan catatan untuk menyamakan pendapat antar
observer.
Validasi pada validator 2 dilakukan tanggal 18 april 2017,
penilaian yang diberikan validator 2 berupa komentar dan saran.
Berdasarkan penilaian dari validator 2 dilakukan perbaikan yang
mencakup bahasa yang digunakan dalam soal pretest dan postest dan
penduan penilaian hasil belajar.
Hasil penilaian kedua validator dianalisis menggunakan tabulasi
silang dan didapatkan hasil perhitungan pada instrumen soal pretest,
posttest, rubrik penilaian aktivitas belajar, rpp kelas kontrol dan rpp
kelas eksperimen yaitu 1,00. Berdasarkan nilai yang diperoleh,
instrumen yang digunakan dalam penelitian memiliki kriteria
kevalidan sangat tinggi.
b. Reliabilitas
Menurut Widoyoko (2014) suatu tes dikatakan reliabel jika
memberikan suatu hasil yang tetap atau konsisten. Tingkat reliabilitas
tes dapat diketahui setelah tes uji coba terlebih dahulu pada siswa
yang telah mempelajari pokok bahasan redoks. Realiabel tes dalam
penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus alpha sebagai
berikut.
r11 = ( 𝑛𝑛−1
) (1 ∑σ²₁
𝜎₁² )
(Persamaan 3.1)
30
Keterangan :
r11 = reliabilitas yang dicari
n = banyaknya butir soal
∑σ²₁ = jumlah varians skor tiap – tiap item
𝜎₁² = varians total.
Rumus Varian yang digunakan untuk menghitung reliabilitas
adalah :
𝜎₁² = ∑x2-(∑x𝑁
)²
N
(Persamaan 3.2)
Keterangan :
𝜎₁² = varians total
(∑x𝑁
)² = Kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa
∑x 2 = Jumlah skor yang diperoleh siswa
N = Jumlah Subjek
Uji coba soal tes dilakukan di SMA Koperasi Pontianak pada kelas XI IPA
pada tanggal 25 April 2017. Hasil perhitungan reliabilitas tes (Lampiran C-6)
dengan menggunakan rumus alpha diperoleh reliabilitas tes untuk soal postest
sebesar 0,71. Karena r11 = 0,71 terletak diantara 0,600 dan 0,799 maka
reliabilitas soal posttest tergolong tinggi dan dapat digunakan sebagai
instrumen penelitian.
G. Teknik Analisis Data.
Analisis data dilakukan untuk menjawab tujuan dari penelitian.
Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu data yang
diperoleh dari tes hasil belajar dengan pengolahan sebagai berikut :
31
1. Menjawab sub pertanyaan pertama yaitu apakah terdapat perbedaan hasil
belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Peneliti melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa pada lembar
tes dikelas eksperimen dan kelas kontrol sesuai dengan pedoman
penskoran tes.
b. Menghitung nilai pretest siswa pada kelas kontrol dan eksperimen.
c. Nilai pretest diuji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorof –
Smirnorf, uji ini dilakukan untuk mengetahui data yang yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan
menentukan hipotesis dan kriteria pengujian sebagai berikut :
Ho : Data terdistribusi normal dengan kriteria pengujian diterima
jika signifikasi > 0,05.
Ha : Data tidak terdistribusi normal dengan kriteria pengujian
ditolak jika signifikasi < 0,05.
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dibawah 0,05 hal ini menandakan bahwa data tidak
berdistribusi normal.
d. Melakukan uji non parametrik dengan uji statistik nonparametrik
menggunakan uji U Mann- Whitney karena terdapat dua kelas yang
memperoleh hasil pretest tidak berdistribusi normal. Adapun langkah-
langkah uji U Mann- Whitney pada program SPSS 22,0 for windows
yaitu dengan menentukan hipotesis dan kriteria pengujian sebagai
berikut :
Ho : Hasil belajar kelas eksperimen sama dengan hasil belajar
kelas kontrol dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi > 0,05.
Ha : Hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar
kelas kontrol dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi < 0,05
32
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dibawah 0,05 hal ini menandakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
e. Menghitung selisih nilai posttest dan pretest siswa pada kelas kontrol
dan eksperimen karna terdapat perbedaan kemampuan awal pada
kedua kelas.
f. Selisih nilai posttest dan pretest diuji normalitas dengan menggunakan
uji Kolmogorof – Smirnorf, uji ini dilakukan untuk mengetahui data
yang yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
dilakukan dengan menentukan hipotesis dan kriteria pengujian sebagai
berikut :
Ho : Data terdistribusi normal dengan kriteria pengujian diterima
jika signifikasi > 0,05.
Ha : Data tidak terdistribusi normal dengan kriteria pengujian
ditolak jika signifikasi < 0,05.
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen diatas 0,05 hal ini menandakan bahwa data
berdistribusi normal.
g. Melakukan uji f untuk mengetahui data homogen atau heterogen
menggunakan SPSS 22,0 for windows langkah –langkah yang
dilakukan yaitu dengan menentukan hipotesis dan kriteria pengujian
sebagai berikut :
Ho : Hasil belajar kelas eksperimen sama dengan hasil belajar
kelas kontrol dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi > 0,05.
Ha : Hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar
kelas kontrol dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi < 0,05
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen dibawah 0,05 hal ini menandakan bahwa data tidak
homogen .
33
h. Melakukan uji t dengan asumsi varians tidak sama menggunakan SPSS
22,0 for windows langkah –langkah yang dilakukan yaitu dengan
menentukan hipotesis dan kriteria pengujian sebagai berikut :
Ho : Hasil belajar kelas eksperimen sama dengan hasil belajar
kelas kontrol dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi > 0,05.
Ha : Hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar
kelas kontrol dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi < 0,05
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dibawah 0,05 hal ini menandakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
2. Menjawab sub pertanyaan kedua yaitu apakah terdapat perbedaan aktivitas
belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Peneliti melakukan penilaian terhadap aspek aktivitas pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol sesuai dengan pedoman
penilaian aktivitas belajar.
b. Menghitung nilai aktivitas belajar dengan rumus :
Nilai aktivitas belajar: ∑ 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 × 100%
c. Melakukan uji normalitas data aspek aktivitas belajar
menggunakan SPSS, uji ini dilakukan untuk mengetahui data yang
yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Pengujian
dilakukan dengan menentukan hipotesis dan kriteria pengujian
sebagai berikut :
Ho : Data terdistribusi normal dengan kriteria pengujian diterima
jika signifikasi > 0,05.
Ha : Data tidak terdistribusi normal dengan kriteria pengujian
ditolak jika signifikasi < 0,05.
34
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dibawah 0,05 hal ini menandakan bahwa data
tidak berdistribusi normal.
d. Melakukan uji non parametrik dengan uji statistik nonparametrik
menggunakan uji U Mann- Whitney karena terdapat dua kelas yang
memperoleh hasil pretest tidak berdistribusi normal. Adapun
langkah-langkah uji U Mann- Whitney pada program SPSS 22,0 for
windows yaitu dengan menentukan hipotesis dan kriteria pengujian
sebagai berikut :
Ho : Hasil belajar kelas eksperimen sama dengan hasil belajar
kelas kontrol dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi > 0,05.
Ha : Hasil belajar kelas eksperimen berbeda dengan hasil belajar
kelas kontrol dengan kriteria pengujian diterima jika
signifikasi < 0,05
Berdasarkan hasil yang diperoleh signikasi pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dibawah 0,05 hal ini menandakan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
3. Menjawab sub pertanyaan yang ketiga yaitu untuk mengetahui berapa
besar pengaruh pendekatan modification of reciprocal teaching pada
materi reduksi oksidasi terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA
Koperasi Pontianak, maka digunakan rumus effect size. Rumus dan kriteria
besarna rumus effect size sebagai berikut :
ES = x̄e− x̄c
𝑆𝑐
(Persamaan 3.3)
Keterangan :
ES : Effect Size
x̄e : Rata-rata kelas eksperimen
x̄k : Rata-rata kelas kontrol
35
St : Standar deviasi kelas kontrol
Kriteria besarnya effect size dengan diklasifikasikan sebagai berikut (Tabel
3.7) :
Tabel 3.7 Nilai kriteria Effect Size
Koefisien Effect Size Kriteria
ES ≤ 0,2 Rendah
0,2 < ES < 0,8 Sedang
ES ≥ 0,8 Tinggi
Berdasarkan perhitungan effect size diperoleh persentase pengaruh
pengaruh pendekatan modification of reciprocal teaching terhadap
aktivitas dan hasil belajar siswa sebesar 92,07 % dan 99, 20 % (Lampiran
D-14).
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Perbedaan Aktivitas Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen.
1. Deskripsi Perbedaan Aktivitas Belajar Siswa.
Aktivitas belajar siswa diketahui setelah dilakukannya observasi
terhadap 32 siswa di kelas kontrol dan 31 siswa di kelas eksperimen.
Aktivitas belajar siswa diamati oleh 3 orang observer, setiap observer
mengamati 10-12 orang siswa. Hasil observasi ditampilkan dalam Gambar
4.1.
GAMBAR 4.1 : Grafik Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen.
Hasil observasi menunjukan bahwa terdapat perbedaan aktivitas belajar
siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Aktivitas belajar siswa kelas
kontrol berkisar antara 0,00 hingga 80,00 dengan rata-rata aktivitas belajar
sebesar 32,05 (Gambar 4.1). Aktivitas belajar kelas eksperimen memiliki
rentang dan rata-rata yang lebih tinggi yaitu berkisar antara 10,00 hingga
100,00 dengan rata-rata aktivitas belajar 73,22 (Gambar 4.1). Adapun detail
73,22 %
87,09 %
62,9 %
95,16 %
85,48 %
32,05 %
53,22 %50 %
25,8 %32,25 %
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Aktivitas
Total
Aktivitas
Visual
Aktivitas
Tulis
Aktivitas
Oral
Aktivitas
Mental
eksperimen
kontrol
37
aktivitas siswa kelas kontrol dan eksperimen disajikan pada Lampiran D-1 dan
Lampiran D-2.
Akktivitas belajar adalah interaksi yang spesifik antara pembelajar dengan
orang lain menggunakan alat-alat dan sumber daya tertentu demi mencapai
hasil tertentu. Aktivitas belajar siswa yang diukur didalam penelitian ini
terbagi menjadi 4 aspek yaitu, aktivitas visual, aktivitas oral, aktivitas tulis dan
aktivitas mental.
a. Aktivitas Visual
Aktivitas visual yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu siswa
memperhatikan guru pada saat menyampaikan materi. Hasil persentase
rata-rata aktivitas visual kelas eksperimen lebih tiggi dibandingkan kelas
kontrol yaitu 53,22 % dan 87,09 % (Gambar 4.1). Data persentase
didapatkan dari hasil observasi yang dilakakuan pada kelas kontrol dan
eksperimen yang disajikan dalam tabel 4.1 :
Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Visual
Perbedaan aktivitas visual yang terjadi di kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat dari peran siswa dalam melihat guru menjelaskan
materi, pada kelas kontrol sebagian siswa melihat guru menjelaskan tetapi
ada juga yang tidak melihat saat guru menjelaskan materi. Siswa yang
tidak memperhatikan saat guru menyampaikan materi biasanya
mengobrol, bermain handphone dan mengerjakan tugas dari pelajaran
yang lain. Siswa kelas eksperimen lebih banyak yang melihat guru pada
Kelas Indikator
Memperhatikan
guru saat
menyampaikan
materi dari awal
sampai akhir
Kurang
memperhatikan
guru
Tidak mengamati
penjelasan yang
diberikan guru.
Kontrol 4 siswa 26 siswa 2 siswa
Eksperimen 24 siswa 6 siswa 1 siswa
38
saat menjelaskan walaupun ada beberapa siswa yang kurang
memperhatikan tetapi jumlah yang memperhatikan penjelasan guru lebih
banyak apabila dibandingkan dengan kelas kontrol.
Siswa kelas eksperimen lebih memperhatikan penjelasan guru, hal ini
disebabkan guru menyampaikan bahwa ada kegiatan presentasi individu
pada akhir pembelajaran. Adanya kegiatan presentasi menyababkan siswa
memiliki rasa tanggung jawab sendiri untuk memahami materi, sedangkan
pada kelas kontrol tidak terdapat kegiatan presentasi (Lampiran D-12).
b. Aktivitas Oral
Aktivitas oral yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bertanya
kepada guru dan menjawab/ menanggapi pertanyaan dari guru. Hasil
persentase rata-rata aktivitas oral kelas eksperimen lebih tiggi
dibandingkan kelas kontrol yaitu 25,8 % dan 95,16 % (Gambar 4.1). Data
persentase didapatkan dari hasil observasi yang dilakakuan pada kelas
kontrol dan eksperimen yang disajikan dalam Tabel 4.2 :
Tabel 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Oral
Siswa kelas eksperimen bertanya pada guru dikelas saat selesai
menjelaskan, saat diskusi dan saat guru memberikan penguatan setelah
kegiatan diskusi. Pertanyaan yang sering diajukan pada kelas eksperimen
yaitu mengenai konsep dasar penentuan reduksi oksidasi, penentuan
bilangan oksidasi berdasarkan aturan bilangan oksidasi, contoh reaksi
Kelas
Indikator
Bertanya
lebih dari
1 kali
Bertanya
1 kali
Tidak
mengajukan
pertanyaan
Menjawab
pertanyaan
dengan
tepat
Menjawab
pertanyaan
namun
salah
Tidak
menjawab
pertanyaa
n guru
Kontrol 4 siswa 3 siswa 6 siswa 6 siswa 3 siswa 29 siswa
Eksperimen 9 siswa 14 siswa 8 siswa 10 siswa 7 siswa 14 siswa
39
yang mengalami reduksi-oksidasi, dan cara menentukan reduktor dan
oksidator pada suatu reaksi. Pertanyaan yang diajukan siswa kelas
eksperimen merupakan pertanyaan yang mengacu pada soal pretest yang
dikerjakan satu hari sebelum perlakuan. Pada kelas kontrol siswa bertanya
kepada guru hanya pada saat guru memberikan soal latihan. Pertanyaan
yang sering diajukan pada kelas kontrol yaitu bagaimana cara menentukan
bilangan oksidasi. Penguatan yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen berupa membahas lagi secara singkat menganai materi yang di
sampaikan guru.
Siswa kelas eksperimen lebih aktif menjawab pertanyaan. Hal ini
disebabkan sebelum proses pembelajaran siswa belajar terlebih dahulu,
sehingga siswa siap dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru.
Pertanyaan yang diberikan guru merupakan garis-garis besar materi yang
diajarkan. Pada kelas kontrol siswa kurang aktif dalam menjawab
pertanyaan. Hal ini disebabkan siswa tidak belajar terlebih dahulu sebelum
dimulainya pembelajaran (Lampiran D-12)
c. Aktivitas Tulis
Aktivitas tulis yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah siswa
mencatat materi yang disampaikan guru, aktivitas tulis diketahui dengan
cara mengumpulkan catatan pada akhir pembelajaran. Hasil persentase
rata-rata aktivitas tulis kelas eksperimen lebih tiggi dibandingkan kelas
kontrol yaitu 50 % dan 62,9 % (Gambar 4.1). Data persentase didapatkan
dari hasil observasi yang dilakakuan pada kelas kontrol dan eksperimen
yang disajikan dalam Tabel 4.3 :
40
Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Tulis
Perbedaan aktivitas tulis kelas kontrol dan eksperimen hanya
memiliki selisih sebesar 9,68 %. Aktivitas tulis seperti mencatat materi
yang disampaikan guru dimana materi yang disampaikan guru bersumber
dari LKS dilakukan dengan baik oleh siswa karena telah memiliki LKS
dan buku paket. Wawancara di kelas kontrol siswa malas mencatat karena
sudah memiliki LKS sedangkan pada kelas eksperimen siswa ada yang
mencatat karna catatan yang diberikan guru didepan kelas lebih ringkas
sehingga mudah untuk diingat ( Lampiran D-12).
d. Aktivitas mental
Aktivitas mental dalam penelitian ini adalah siswa mengerjakan soal-
soal yang yang diberikan guru. Hasil persentase rata-rata aktivitas mental
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol yaitu 32,25 %
dan 85,48 % (Gambar 4.1). Data persentase didapatkan dari hasil
observasi yang dilakakuan pada kelas kontrol dan eksperimen yang
disajikan dalam Tabel 4.4 :
Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Mental
Pemberian soal pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan
dengan cara berbeda. Kelas kontrol pemberian soal dilakukan dengan
Kelas Indikator
Mencatat materi
dengan benar
dan lengkap
Mencatat materi
namun tidak
lengkap
Tidak mencatat materi
yang disampaikan
guru
Kontrol 4 siswa 23 siswa 5 siswa
Eksperimen 13 siswa 13 siswa 5 siswa
Kelas
Indikator
Mengerjakan
soal dengan
benar
Mengerjakan soal
namun salah
Tidak mengerjakan
soal yang diberikan
Kontrol 2 siswa 17 siswa 13 siswa
Eksperimen 24 siswa 5 siswa 2 siswa
41
mengerjakan soal pada LKS secara individu sedangkan pada kelas
eksperimen pemberian soal dilakukan dengan mengerjakan soal pada LKS
secara berkelompok dengan pendekatan modification of reciprocal
teaching.
Perbedaan aktivitas mental pada kelas kontrol dan eksperimen
dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang digunakan. Pada kelas
eksperimen siswa lebih aktif dalam belajar selain mendengarkan
penjelasan guru, siswa juga berinteraksi dengan teman satu kelompoknya
untuk membahas kembali penjelasan yang diberikan guru. Selain itu,
sebelum pembelajaran dimulai pada kelas eksperimen siswa terlebih
dahulu belajar. Berbeda dari kelas eksperimen pada kelas kontrol siswa
belajar hanya dari mendengarkan penjelasan yang diberikan guru dan
latihan soal yang dilakukan secara individu. Perbedaan aktifitas inilah
menyeabkan aktivitas kelas eksperimen lebih tinggi dibandikan kelas
kontrol.
2. Perbedaan Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Eksperimen Secara Statistik.
Tabel 4.5 Tabel Hasil uji Statistik Aktivitas Belajar
No Uji Signifikan Kesimpulan
1. Uji kolmogorov-smirnov
a. Kontrol 0,00 Data tidak berdistribusi
normal
b. Eksperimen 0,02 Data tidak berdistribusi
normal
2. Uji U Mann- Whitney 0,00 Terdapat perbedaan aktivitas
belajar
Aktivitas belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji statistik,
yang dirangkum pada tabel 4.1. Aktivitas belajar kelas eksperimen dan
kontrol tidak berdistribusi normal. Hal ini dapat disimpulkan dari nilai
signifikasi uji kolmogorof-Smirnov yaitu 0,00 dan 0,02 yang kurang dari
0,05. Data selanjutnya diuji dengan uji U Mann- Whitney untuk
42
mengetahui ada tidaknya peredaan aktivitas belajar. Berdasarkan uji U
Mann- Whitney didapatkan nilai signifikan 0,00 yang kurang dari 0,05.
Dari uji tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan aktivitas
belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Aktivitas belajar siswa pada kelas eksprimen yang diajarkan
dengan menggunakan pendekatan modificaton of reciprocal teaching
diperoleh nilai lebih tinggi, dari aktivitas kelas kontrol yang diajarkan
dengan pendekatan ekspositori. Tahapan modificaton of reciprocal
teaching yang meliputi ceramah, diskusi dan presentasi menyababkan
tidak hanya guru yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran tetapi
juga siswa.
Sebelum dimulainya diskusi guru terlebih dahulu menjelaskan
materi secra garis besar dengan metode ceramah. Setelah guru selesai
menjelaskan materi siswa diminta bergabung dengan kelompoknya dan
mendiskusikan soal yang ada di LKS. Kegiatan diskusi melibatkan satu
orang siswa yang berperan sebagai guru pada masing-masing kelompok
Siswa menjadi aktif dalam pembelajaran karena berinteraksi langsung
dengan teman sekelasnya.
Kegiatan presentasi dilakukan setelah siswa selesai mengerjakan
soal yang didiskusikan. Presentasi dilakukan dengan memilih acak siswa
didalam kelompok dan mewajibkan siswa untuk menjelaskan dihadapan
temannya. Kegiatan presentasi ini menyebabkan siswa memiliki rasa
tanggung jawab agar mampu dalam menguasai materi yang sedang
dipelajari. Rasa tanggung jawab yang dimiliki siswa memnyebabkan siswa
aktif dalam proses pembelajaran (Lampiran D-12)
Kegiatan belajar mengajar kelas kontrol dilakukan seperti biasanya
menggunakan pendekatan ekspositroy dengan metode ceramah. Siswa di
kelas kontrol lebih cendrung pasif dalam kegiatan belajar, hal ini
disebabkan guru hanya menjelaskan materi kemudian meminta siswa
untuk mengerjakan soal yang ada di LKS secara individu dan kemudian
meminta siswa yang sudah selesai mengerjakan soal di depan kelas.
43
Kegiatan ini membuat siswa tidak memiliki rasa tanggung jawab untuk
memahami materi sehingga dalam pembelajaran yang aktif hanya
beberapa siswa saja.
Hasil wawancara pada tanggal 29 April 2017 siswa kelas
eksperimen, dengan siswa yang memiliki kemampuan tinggi
mengungkapkan bahwa dengan diterapkan kegiatan diskusi yang dibantu
oleh siswa menyebabkan siswa harus lebih belajar. Hal ini di karenakan
siswa memiliki tanggung jawab untuk menjelaskan materi terhadap teman
satu kelompoknya. Siswa yang memiliki keamampuan sedang dan rendah
mengungkapkan bahwa harus belajar lebih banyak belajar terhadap
temannya yang bertindak sebagai guru karena khawatir apabila tidak bisa
mempresentasikan dengan baik hasil diskusi (Lampiran D-15).
Wawancara juga dilakukan pada kelas kontrol pada tanggal 29,
April 2017, dengan siswa yang memiliki kemampuan tinggi
mengungkapkan bahwa tidak ada hal yang menarik dalam proses
pembelajaran sehingga siswa bertindak seperti biasa saat proses belajar
mengajar, pada siswa yang memiliki kemampuan sedang mengungkapkan
bahwa siswa merasa bosan dengan materi yang disampaikan karna dari
awal tidak mengerti dengan materi yang disampaikan dan pada siswa yang
memiliki kemampuan rendah juga mengungkapkan hal yang sama seperti
siswa yang memiliki kemampuan sedang (Lampiran D-15).
B. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Eksperimen.
1. Deskripsi Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan
Eksperimen.
Hasil belajar siswa diukur melalui pretest dan postest, pretest
dilakukan satu hari sebelum perlakuan sedangkan postest dilakukan
setelah perlakuan. Nilai pretest dan postest kelas kontrol dan eksperimen
dapat dilihat pada Gambar 4.2.
44
Gambar 4.2: Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol.
Pretest kelas kontrol dan eksperimen dilakukan pada tanggal 24
April 2017. Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui bahwa hasil pretest
menunjukan nilai rata – rata siswa kelas kontrol 29,18 dan kelas
eksperimen 16,51. Hasil pretest kelas kontrol memiliki rentang berkisar 12
hingga 56 dan pada kelas eksperimen memiliki rentang berkisar 0 hingga
68. Adapun detail hasil pretest disajikan pada Lampiran D-3 dan
Lampiran D-4.
Soal pretest yang diberikan pada kelas kontrol dan eksperimen
merupakan soal yang sama. Siswa kelas kontrol kesulitan dalam menjawab
soal nomor 3, 4, dan 5. Sedangkan siswa kelas eksperimen kesulitan
menjawab nomor 1, 2, 4, dan 5. Soal nomor 1 dan 2 merupakan soal
dengan indikator konsep dasar penentuan reaksi reduksi dan oksidasi. Soal
nomor 3 merupakan soal dengan indikator penentuan bilangan oksidasi
berdasarkan aturan bilangan oksidasi. Soal nomor 4 merupakan soal
dengan indikator penentuan reaksi reduksi oksidasi berdasarkan aturan
bilangan oksidasi dan soal nomor 5 merupakan soal dengan indikator
penentuan reduktor dan oksidator berdasarkan aturan bilangan oksidasi.
Setelah dilakukan pretest siswa diberi perlakuan dan dilanjutkan
dengan pemberian soal postest. Soal postest yang diberikan pada kelas
29.18
37.12
16.51
60.64
0
10
20
30
40
50
60
70
Pretest postest
kontrol
eksperimen
45
kontrol dan eksperimen merupakan soal yang sama. Indikator soal yang
digunakan dalam pembuatan soal postest sama dengan indikator yang
digunakan dalam pembuatan soal pretest.
Siswa kelas kontrol sebagian besar kesulitan dalam menjawab soal
nomor 3, 4, dan 5. Sedangkan pada kelas eksperimen sebagian besar
kesulitan menjawab soal nomor 5. Pada saat perlakuan pembelajaran siswa
kelas kontrol aktif bertanya mengenai konsep dasar reduksi-oksidasi, cara
menentukan bilangan oksidasi, penentuan reduksi-oksidasi berdasarkan
kenaikan bilangan oksidasi dan penentuan reduktor dan oksidator. Selain
bertanya kepada guru, siswa juga mendiskusikannya lagi didalam
kelompok. Sedangkan pada kelas kontrol siswa hanya bertanya mengenai
penentuan bilangan oksidasi pada saat mengerjakan soal yang ada di LKS.
2. Perbedaan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Secara
Statistik
Hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji statistik
yang dirangkum pada Tabel 4.6. Hasil belajar kelas eksperimen dan
kontrol tidak berdistribusi normal hal ini dapat disimpulkan dari nilai
signifikasi uji kolmogorof-Smirnov yaitu 0,00 dan 0,00 yang kurang dari
0,05. Selanjutnya data diuji dengan uji U Mann- Whitney berdasarkan uji
U Mann- Whitney nilai signifikasinya 0,00 yang berarti terdapat perbedaan
hasil belajar dikelas eksperimen dan kelas kontrol.
46
Tabel 4.6 : Tabel Hasil Uji Statistik Hasil Belajar
No Uji Signifikan Kesimpulan
1. Uji kolmogorov-smirnov
a. Kontrol
1. Pretest
2. Selisih pretest
dan postest
1. 0,00
2. 0,33
1. Data tidak
berdistribusi
normal
2. Data berdistribusi
normal
b. Eksperimen
1. Pretest
2. Selisih pretest
dan posttest
1. 0,00
2. 0,39
1. Data tidak
berdistribusi
normal
2. Data berdistribusi
normal
2. Uji U Mann- Whitney
Pretest kelas
kontrol dan
eksperimen.
0,00
Terdapat
perbedaan hasil
belajar
3. Uji F
Selisih pretest
postest kelas
kontrol dan
Eksperimen
0,00
4. Uji T 0,00 Terdapat
perbedaan hasil
belajar
Berdasarkan uji statistik pada pretes diperoleh hasil adanya
perbedaan kemampuan awal antara kelas kontrol dan eksperimen, karna
adanya peredaan kemampuan awal analisis yang dilakukan selanjutnya
yaitu menganalisis selisih nilai psotest dan pretest pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Selisih nilai postets dan pretest dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Selisih hasil belajar siswa dianalisis dengan menggunakan uji
statistik yang dirangkum pada Tabel 4.6. Selisih hasil belajar kelas
eksperimen dan kontrol berdistribusi normal hal ini dapat disimpulkan dari
Nilai signifikan uji Kolmogorof- Smirnof yaitu 0,33 dan 0,39 yang lebih
besar dari 0,05, karena data berdistribusi normal dilanjutkan dengan uji F,
47
dan didapatkan nilai signifikan yaitu 0,00 yang menandakatan data
berdistribusi normal dengan asumsi varian beda. Selanjutnya dilakukan uji
T dengan asumsi varian beda, berdasarkan uji T pada selisih pretest dan
postest kelas kontrol dan eksperimen, diproleh nilai signifikan yaitu 0,00
yang lebih kecil dari 0,05 nilai tersebut menyatakan terdapat perbedaan
antara hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen.
Hasil belajar yang dilihat dalam penelitian ini yaitu hasil belajar
kognitif, menurut Purwanto (2013: 50) mengemukakan bahwa hasil
belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan
kognisi. Hasil blajar kognitif merupakan kemampuan tunggal, tingkatan
hasil belajar tersebut dimulai dari yang paling rendah yaitu hafalan hingga
yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
Pendekatan pembelajaran modification of reciprocal teaching
menerapakan pendekatan yang menggabungkan antara pembelajaran
konvensional dengan pembelajaran berbalik dimana pembelajaran berbalik
sendiri adalah pembelajaran yang menerapkan siswa sebagai guru didalam
kelompoknya. Metode yang terapkan dalam pendekatan modification of
reciprocal teaching yaitu ceramah, diskusi dan presentasi. Adanya
kegiatan ceramah pada awal pembelajaran membantu siswa dalam memahi
materi, sedangkan kegiatana diskusi yang dibantu oleh teman yang
bertindak sebagai guru membantu siswa lebih memahami materi kembali
karna pada tahap diskusi ini siswa yang bertindak sebagai guru harus
menjelaskan lagi materi terhadap teman satu kelompoknya, dan pada
kegiatan presetasi individu membuat siswa memiliki rasa tanggung jawab
agar dapat memahi materi yang sedang dipelajari. Kegiatan pembelajaran
seperti ini belum pernah dilakukan sebelumnya sehingga pada saat
diterapkan kegiatan ini siswa lebih aktif belajar hal ini berimbas pada hasil
belajar yang siswa. Dengan penerapan pembelajaran ini pada kelas
eksperimen menyebabkan hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol.
48
C. Pengaruh Pendekatan Modification of Reciprocal Teaching Terhadap
Aktivitas dan Hasil Belajar.
Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pembelajaran dengan
pendekatan modification of reciprocal teaching terhadap aktivitas dan hasil
belajar siswa pada materi reduksi oksidasi, maka digunakan rumus effect
size. Pada perhitungan effect size diketahui bahwa nilai ES yang diperoleh
dari nilai aktivitas dan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol yaitu sebesar 1,41 dan 2,41 (Lampiran D-14), hal tersebut
menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan pendekatan modification of
reciprocal memberikan pengaruh yang tinggi terhadap aktivitas dan hasil
belajar.
Berdasarkan nilai yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan pendekatan modification of reciprocal teaching
berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa sebesar 92,07 % dan hasil
belajar siswa sebesar 99,20 %. Hal ini sesuai dengan dengan penelitian
Yani dan Mariati (2016 : 71) bahwa pendekatan modification of reciprocal
teaching dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sebesar 86,45
% dan 72,91 %.
Penelitian yang dilakukan memiliki besar pengaruh yang lebih tinggi
dari penelitian Yani dan Mariati (2016 : 71). Hal ini disebabkan dalam
penerapan pendekatan modification of reciprocal teaching peneliti
melakukan inovasi dalam pemilihan siswa untuk mengerjakan soal dan
menjelaskannya didepan kelas. Pemilihan siswa dilakukan secara acak, hal
ini menyebabkan seluruh siswa menjadi aktif saat proses pembelajaran.
Berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran pendekatan
modification of reciprocal teaching tahapan yang dapat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa yaitu pada tahapan diskusi karena pada tahapan
diskusi semua siswa ikut berperan aktif dalam mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dan dibantu oleh siswa yang berperan sebagai guru
didalam masing-masing kelompok.
49
Berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran modification of
reciprocal teaching tahapan yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa
yaitu pada tahapan diskusi dan presentasi. Pada kegiatan diskusi siswa
disetiap kelompok akan dibantu oleh teman yang bertindak sebagai guru
didalam kelompoknya, siswa yang menjadi guru pada kelompoknya
memiliki peran untuk membantu teman nya dalam menjawab soal yang
diberikan oleh guru sehingga siswa yag kurang mengerti dengan materi
yang disampaikan guru sebelumnya akan terbantu pada penjelasan yang
diberikan temannya.
Kegiatan presentasi belum pernah dilakukan sebelumnya hal ini
menyebabkan siswa akan memiliki rasa tanggung jawab untuk memahami
materi yang sedang dipelajari. Setelah dilakukan diskusi guru kembali
memberikan penguatan tentang apa yang telah dipelajari sehingga siswa
akan lebih memahami isi pembelajaran secara lebih mendalam dan dapat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan modification of
reciprocal teaching sangat baik digunakan didalam kelas yang kurang
memadai dalam sarana dan prasana pembelajaran, hal ini dikarenakan
pada proses pembelajaran siswa dapat berperan aktif tanpa menggunakan
media pembelajaran. Selain itu pembelajaran dengan pendekatan
modification of reciprocal teaching dapat digunakan pada sekolah yang
baru menerapakan k13 atau pada sekolah yang akan menerapkan k13. Hal
ini dikarenakan pendekatan modification of reciprocal teaching
merupakan pendekatan yang berpusat pada guru dan juga siswa.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari tes hasil belajar dan
aktivitas belajar siswa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberikan
pembelajaran menggunakan pendekatan modification of reciprocal
pada materi reduksi-oksidasi.
2. Terdapat perbedaan aktivitas belajar antara siswa yang diberikan
pembelajaran menggunakan pendekatan modification of reciprocal
pada materi reduksi-oksidasi.
3. Pembelajaran menggunakan pendekatan modification of reciprocal
pada materi reduksi-oksidasi memberikan pengaruh yang tinggi
terhadap aktivitas belajar dengan harga effect size 1,41 dengan
presentase sebesar 92,07%.
4. Pembelajaran menggunakan pendekatan modification of reciprocal
pada materi reduksi-oksidasi memberikan pengaruh yang tinggi
terhadap hasil belajar dengan harga effect size 2,41 dengan presentase
sebesar 99,20%.
B. Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa temuan yang
dapat dijadikan sebagai dalam rangka pengembangan pengajaran IPA
khusunya kimiadisekolah menengah. Adapun saran-saran dalam penelitian
ini sebagai berikut :
1. Pembelajaran menggunakan pendekatan modification of reciprocal
dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa maka
diharapkan pada guru dapat mengembangkan pendekatan
pembelajaran ini sebagai alternatif dalam pembelajaran kimia
2. Untuk peneliti lainnya agar dapat melaksanakan penelitian lanjutan
untuk materi lainnya dengan menggunakan pendekatan modification
of reciprocal pada pembelajaran kimia disekolah.
51
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian (Revisi IV). Jakarta: Rineka Cipta.
Chang, R. (2003). Kimia Dasar : Konsep-Konsep Inti. Edisi Ke-4 Jilid 1. Jakarta
Erlangga.
Gora, W., & Sunarto. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Berbasis TIK.
Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Hairida, & Astuti, M., W. (2012). Self Efficacy dan Prestasi Belajar Siswa
dalam Pembelajaran IPA-Kimia. Jurnal Pendidikan Matematika dan
IPA. 3(1): 29-33.
Hamalik, O. (2008). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mulyanti, S. (2015). Kimia Dasar (Jilid 1). Bandung : Alfabeta
Mufaidah. (2013). Efektivitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Dengan
Pendekatan Moderat (Modificationof Reciprocal Teaching) Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas X Materi Suhu dan Kalor MA Manbaul Ulum
Tlogororejo Karangawen Demak Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi.
Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Nawawi, H. (2015). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Pres.
Nurhayati, S. (2010). Peningkatan hasil belajar pada mata kuliah kimia dasar 1
dengan metode Pendekatan Modification Of Reciprocal Teacching
(MODERAT). Lembar Ilmu Kependidikan. Edisi April.
Purwanto, M., N. (2012). Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sastrahamidjojo, H. (2010). Kimia Dasar. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press.
Suardi, M. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
52
Sukmadinata, N., S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Suryabrata, S. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Press.
Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenadamedia Group.
Syah, M. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Syukri . (1999) . Kimia Dasar 1. Bandung : ITB
Trianto. (2007). Model model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Widoyoko, E.P. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
William. (2013). Tiga Tahun Dari Sekarang. Jakarta : Feliz Books.
Wiwit, Ginting, S., M., & Firdaus, M., L,. (2013). Penerapan Pembelajaran
Kimia Dasar Menggunakan Media Power point 2010 dan Phet SimulationI
Dengan Pendekatan Modification Of Reciprocal Teaching Berbasis
Kontruktivisme. Jurnal Exacta. 11(1): 29-32.
Yani, M. & Mariati. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Pendekatan
Modification Of Recriprocal Teaching Pada Materi Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia Siswa Kelas XI IPA-3 SMA -
Negeri 6 Banda Aceh. Serambi Akademica. IV(1): 71-76.
53
HASIL OBSERVASI PEMBELAJARAN KIMIA DI KELAS XA DAN
XB SMA KOPERASI PONTIANAK
Tempat : Ruang kelas XA dan XB
Materi : Larutan Elektrolit
Tanggal : 21 januari 2017
Guru Siswa
Guru membuka pembelajaran Siswa memperhatikan guru namun
siswa kurang bersemangat saat guru
membuka pelajaran.
Guru menyampaikan materi
pembelajaran
Saat kegiatan belajar mengajar
berlanglung metode yang digunakan
guru didepan kelas adalah metode
ceramah. Metode ceramah ini sangat
efesien digunaakan oleh guru karena
dengan metode ini dalam waktu yang
sedikit guru dapat menyampaikan
materi yang banyak. Tetapi pada saat
kegiatan belajar mengajar siswa kurang
memperhatikan penjelasan guru hal ini
dilihat dari beberapa siswa yang terlihat
mengobrol dengan teman sebangkunya.
Selaian siswa kurang memperhatikan
siswa juga terlihat kurang bersemangat
pada saat guru memberikan soal untuk
dikerjakan bersama-sama sebagaian
besar siswa hanya diam dan mencatat
soal yang diberikan guru tanpa
berusaha untuk menjawab, namun ada
beberapa siswa juga yang mencoba
menjawab soal tetapi masih
memerlukan bantuan dari gurunya
untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan.
Lampiran A-1
54
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA SMA KOPERASI
PONTIANAK
Jumlah siswa : 12 orang
Kelas : XA dan XB
1. Wawancara dengan siswa kelompok atas
Hari : 21 Januari 2017
Jumlah : 4 orang
Subyek wawancara XA1 : XA1
Subyek wawancara XA2 : XA2
Subyek wawancara XB1 : XB1
Subyek wawancara XB2 : XB2
Hasil wawancara
P : Apakah guru sering menggunakan metode ceramah? Dan apkah kalian
mengerti dengan materi yang disampaikan?
XA1 : “ iya buk. Biasanya guru menjelaskan saja didepan kelas, terkadang
saya mengerti tapi ada juga beberapa materi yang saya kurang mengerti”
XA2 : “iya, memang guru lebih sering menjelaskan kemudian memberikan
contoh soal dan kemudian memberikan latihan. Ada yang mengerti ada
yang tidak buk “
XB1 : “iya buk, guru biasanya hanya menjelaskan kemudian memberikan
contoh dan latihan ada beberapa yang dapat dimengerti dan ada juga yang
tidak”
XB2 : “iya buk, lebih sering menjelaskan didepan kelas ada yang mengerti dan
ada yang tidak”
P : jika kalian belum mengerti dengan materi yang disampaikan apa yang
kalian lakukan? Apa kalian hanya diam atau bertanya?
XA1 : “saya tanya langsung dengan gurunya”
Lampiran A-2
55
XA2 :”saya tanya dengan kawan saya yang mengerti buk”
XB1 : “saya tanya dengan teman yang mengerti buk”
XB2 : “saya bertanya dengan teman yang mengerti”
2. Wawancara dengan siswa kelompok tengah
Hari : 21 Januari 2017
Jumlah : 4 orang
Subyek wawancara XA3 : XA3
Subyek wawancara XA4 : XA4
Subyek wawancara XB3 : XB3
Subyek wawancara XB4 : XB4
Hasil wawancara
P : Apakah guru sering menggunakan metode ceramah? Dan apkah kalian
mengerti dengan materi yang disampaikan?
XA1 : “ iya buk, biasanya guru menjelaskan didepan . saya kurang mengerti
dengan materi yang disampaikan jadinya saya didalam kelas merasa bosan
buk karna tidak tau dengan materi yang disampaikan”
XA2 : “iya, guru lebih sering menjelaskan kemudian memberikan latihan.
Kurang mengerti saya bu”
XB1 : “iya buk, biasanya hanya menjelaskan kemudian memberikan contoh
dan latihan ada yang dapat dimengerti dan ada juga yang tidak”
XB2 : “iya buk, lebih sering menjelaskan didepan kelas ada yang saya
mengerti dan ada yang tidak”
P : jika kalian belum mengerti dengan materi yang disampaikan apa yang
kalian lakukan? Apa kalian hanya diam atau bertanya?
XA1 : “saya diam buk”
XA2 :”saya diam buk tapi kalau disuruh mengerjakan soal saya tanya
teman yang mengerti ”
56
XB1 : “saya diam buk kalau ada tugas baru tanya guru atau teman”
XB2 : “saya bertanya dengan teman yang mengerti”
3. Wawancara dengan siswa kelompok bawah.
Hari : 2017
Jumlah : 4 orang
Subyek wawancara XA5 : XA5
Subyek wawancara XA6 : XA6
Subyek wawancara XB5 : XB5
Subyek wawancara XB6 : XB6
Hasil wawancara
P : Apakah guru sering menggunakan metode ceramah? Dan apkah kalian
mengerti dengan materi yang disampaikan?
XA1 : “ iya buk, biasanya guru menjelaskan didepan . saya tidak mengerti
buk”
XA2 : “iya buk, guru sering menjelaskan. Tidak mengerti saya bu”
XB1 : “iya buk, biasanya hanya menjelaskan, ada yang dapat dimengerti dan
ada juga yang tidak”
XB2 : “iya buk, lebih sering menjelaskan didepan kelas, saya kurang mengerti
buk”
P : jika kalian belum mengerti dengan materi yang disampaikan apa yang
kalian lakukan? Apa kalian hanya diam atau bertanya?
XA1 : “Diam buk”
XA2 :”saya diam buk, makanya saya bosan sebanarnya buk”
XB1 : “saya diam buk kalau ada tugas baru tanya guru atau teman”
XB2 : “saya bertanya dengan teman yang mengerti”
57
HASIL WAWANCARA DENGAN GURU KIMIA SMA KOPERASI
PONTIANAK
Tujuan : Memperoleh informasi mengenai proses belajar kimia yang
diterapkan guru.
Narasumber : Guru mata pelajaran kimia kelas X SMA Koperasi Pontianak.
Nama Guru : Mutiarani Elizah, S.Pd
Tanggal :
Keterangan: P: peneliti
G: Guru
Hasil wawancara :
P : “ Selama ibu mengajar menurut ibu dari beberapa materi kimia di kelas X,
materi apa yang kira-kira sulit dipahami oleh siswa?”
G : ” Menurut saya materi yang paling sulit di pahami siswa itu adalah materi
reduksi oksidasi mengapa saya beranggapan demikian hal ini dikarenakan
pada saat ulangan nilai reduksi oksidasi inilah yang paling rendah nilainya
apabila dibandingkan dengan nilai-nilai materi lainnya dan nilai reduksi
oksidasi ini juga belum mencapai KKM yaitu 70%”
P : “ Bagaimana kemampuan siswa dalam berpikir kritis (menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi?)
G : “Kemampuan siswa untuk berpikir kritis masih kurang. Kebanyakan siswa
masih bingung ketika mereka disuruh menganalisis, mensintesis atau
mengevaluasi informasi yang diberikan oleh guru. Siswa cenderung
menerima apa yang saya (guru) sampaikan tanpa ada pertanyaan”
P : “ Metode apa yang sering ibu gunakan pada saat kegiatan belajar mengajar ?”
G : “Saya lebih sering mengunakan metode ceramah”
P : “Mengapa ibu lebih sering menggunakan metode ceramah”
G : “ Karna cakupan materi yang cukup banyak sedangkan waktu yang diberikan
oleh sekolah itu sedikit, pelajaran kimia pada kelas X ini hanya 1 kali dalam
seminggu dan waktu yang diberikan 2x 35 menit dalam satu kali pertemuan
Lampiran A-3
58
dan kurang adanya sarana dan prasarana untuk menunjang proses
pembelajaran.
P : “ Apa ibu pernah mencoba metode lain selain ceramah, pada saat
kegiatan belajar mengajar”
G : “ Saya pernah menggunakan metode lain selain ceramah, metode yang saya
gunakan kemarin yaitu metode diskusi dimana pada metode diskusi ini
pembelajaran berfokus sepenuhnya pada siswa dan saya hanya
memperhatikan jalannya diskusi, tetapi pada saat pelaksanaan siswa malah
sulit untuk diatur dan materi yang diharapkan dapat dimengerti sendiri oleh
siswa malahan siswa sulit mengerti. Padahal yang saya harapkan pada
pembelajaran ini mereka bisa lebih paham dengan materi dengan cara
mandiri yaitu menemukan informasi sendiri. Padahal metode diskusi ini
sangat baik untuk digunakan dan saat digunakan metode diskusi saya
melihat siswa sangat tertarik dalam belajar”
P : “ Bagaimana cara pelaksanaan metode diskusi yang ibu gunakan?”
G : “ siswa saya bentuk kelompok 1 kelompok sekitar 8 orang kemudian saya
langsung memberikan tugas”
P : “ Apa ibu menjelaskan materi terlebih dahulu?”
G : “Tidak, jadi pada saat diskusi pembelajaran berpusat seutuhya kepada siswa
dan saya hanya menilai pada saat akhir pembelajaran dengan mengoreksi
pekerjaan yang mereka kerjakan”
P : “ Pada saat materi reduksi oksidasi metode apa yang ibu gunakan ?”
G : “ Metode ceramah “
P : “ Mengapa ibu menggunakan metode ceramah?”
G : “ Karna materi ini saya rasa sulit apabila digunakan metode seperti diskusi
karna pada metode diskusi lebih ditekankan pada siswa untuk memperoleh
informasi sendiri jadi saya lebih memilih metode ceramah dimana saya yang
memberikan informasi pada siswa.
P : “ Bagaimana respon siswa pada saat ibu menjelaskan materi redoks dengan
metode ceramah”
59
G : “ Mereka memperhatikan pada saat saya menjelaskan tetapi pada saat
mengerjakan tugas yang saya berikan rata-rata dari mereka belum bisa
mengerjakan nya sendiri dan masih harus dibantu saya dalam pengerjaan
tugas.
60
KISI-KISI SOAL PRETEST & POSTEST
Nama Sekolah : SMA Koperasi Pontianak
Kurikulum : KTSP
Mata Pelajaran : Kimia
Alokasi Waktu : 75 Menit.
Kelas/Semester : X/2
Jumlah soal : 5 soal
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator Soal Bentuk soal No soal
Memahami sifat-
sifat laruran
elektrolit dan non
elektroli serta
reaksi reduksi-
oksidasi
Memahami sifat-
sifat larutan
elektrolit dan non
elektrolit serta
reaksi oksidasi
reduksi
Reaksi Reduksi
Oksidasi
(Redoks)
1. Menentukan konsep reduksi
oksidasi ditinjau dari
penggabungan dan pelepasan
oksigen.
C3 1
2. Menentukan konsep reduksi
oksidasi ditinjau dari pelepasan
dan penerimaan elektron.
C3 2
61
3. Menentukan bilangan oksidasi
unsur dalam suatu senyawa.
C3 3a dan 3b
4. Menentukan konsep reduksi
oksidasi ditinjau dari kenaikan
dan penurunan bilangan oksidasi.
C3 4
5. Menentukan oksidator dan
reduktor dalam suatu reaksi
redoks.
C3 5
62
SOAL PRETEST
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X
Materi : Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks)
Waktu : 20 menit
Petunjuk :
1. Berdoa sebelum mengerjakan soal
2. Baca soal-soal berikut dengan teliti
3. Jawab soal-soal yang dianggap mudah terlebih dahulu.
4. Kerjakan soal dengan benar dan disertai dengan langkah-langkah
penyelesaiannya.
1. Tentukan dan jelaskan jenis reaksi dibawah ini berdasarkan
pelepasan dan pengikatan oksigen?
4Fe(s) + 3O2(aq) 2Fe2O3
2. Tentukan dan jelaskan jenis reaksi dibawah ini berdasarkan
pelepasan dan penerimaan elektron?
Zn2+(aq) + 2 e- Zn(s)
3. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang dicetak tebal pada senyawa
berkut !
a. SO3
b. S2O62-
4. Tentukan reaksi reduksi dan oksidasi dari persamaan reaksi
dibawah ini, berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan
oksidasi!
MnO(s) + PbO2(g) MnO4-
(g) + Pb2+ (g)
5. Tentukanlah zat yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor
pada reaksi dibawah ini!
Cl2(g) + 2KI(aq) 2KCl(aq) + I2(aq)
Lampiran B-2
63
SOAL POSTTEST
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Semester : X
Materi : Reaksi Reduksi Oksidasi (Redoks)
Waktu : 20 menit
Petunjuk :
1. Berdoa sebelum mengerjakan soal
2. Baca soal-soal berikut dengan teliti
3. Jawab soal-soal yang dianggap mudah terlebih dahulu.
4. Kerjakan soal dengan benar dan disertai dengan langkah-langkah
penyelesaiannya.
1. Tentukan dan jelaskan jenis reaksi dibawah ini berdasarkan pelepasan dan
pengikatan oksigen?
2CuO(aq) 2Cu(aq) + O2(g)
2. Tentukan dan jelaskan jenis reaksi dibawah ini berdasarkan pelepasan dan
penerimaan elektron?
Cl2(g) 2Cl-(g) + 2e
3. Tentukan bilangan oksidasi unsur yang dicetak tebal pada senyawa berkut
!
a. H2S
b. Cr2O72-
4. Tentukan reaksi reduksi dan oksidasi dari persamaan reaksi dibawah ini,
berdasarkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi!
Cl2(g) + K2MnO4(s) 2KCl(s) + 2KMnO4(s)
5. Tentukanlah zat yang bertinak sebagai oksidator dan reduktor pada reaksi
dibawah ini!
MnO4-(g)
+ C2O42- (s) MnO2(g) + 2CO2(g)
Lampiran B-3
64
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL PRETEST
No Jawaban Skor Skor total
1. Merupakan reaksi oksidasi
Karena pada reaksi tersebut terjadi pengikatan oksigen.
5
5
10
2. Merupakan reaksi reduksi
Karena pada reaski tersebut terjadi penerimaan elektron
5
5
10
3. a. SO3
(b.o S) + (3 x b.o O) = 0
(b.o S) + (3 x -2 ) = 0
(b.o S) + (-6) = +6
b. S2O62-
(2 xb.o S) + (6 x b.o O) = -2
(2 xb.o S) + (6 x -2) = -2
(2 xb.o S) + (-12) = -2
(2 xb.o S) = -2+ 12
= +5
1
1
1
2
1
1
1
1
1
10
4. MnO + PbO2 MnO4- + Pb2+
+2 +4 +7 +2
Oksidasi
Reduksi
4
2
4
10
5. Cl2(g) + 2KI(aq) 2KCl(aq) + I2(aq)
0 -1 -1 0
Reduksi
Oksidasi
Dari persamaan reaksi diatas yang bertindak sebagai oksidator
adalah Cl2, karena mengalami reduksi dan yag bertindak
sebagai reduktor adalah I , karena mengalami oksidasi.
4
2
4
10
Lampiran B-4
65
KUNCI JAWABAN DAN PEDOMAN PENSKORAN SOAL POSTTEST
No Jawaban Skor Skor total
1. Merupakan reaksi reduksi
Karena pada reaksi tersebut terjadi pelepasan oksigen.
5
5
10
2. Merupakan reaksi oksidasi
Karena pada reaski tersebut terjadi pelepasan elektron
5
5
10
3. a. H2S
(b.o H x 2 ) + (b.o S) = 0
(1 x 2) + (b.o S) = 0
(2) + (b.o S) = -2
b. Cr2O7
2-
(2 xb.o Cr) + (-2x 7) = -2
(2 xb.o Cr) + (-14) = -2
(4 xb.o Cr) = -2+ 14
(4 xb.o Cr) = 12
S = 3
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
10
4. Cl2(g) + K2MnO4(s) 2KCl(s) + 2KMnO4(s)
0 +6 -1 +7
Oksidasi
Reduksi
4
4
2
10
5. MnO4-(g)
+ C2O42- (s) MnO2(g) + 2CO2(g)
+7 +3 +4 +4
Reduksi
Oksidasi
Dari persamaan reaksi diatas yang bertindak sebagai oksidator
adalah Mn, karena mengalami reduksi dan yag bertindak
sebagai reduktor adalah C2, karena mengalami oksidasi.
2
2
2
4
10
Lampiran B-
5
66
Lampiran B-6
Lampiran B-2
67
68
69
70
Lampiran B-7
71
72
73
74
Penilaian Aktivitas Belajar
a. Rubrik Penilaian Aktivitas Belajar
No Kategori Indikator Skor
0 1 2
1. Aktivitas visual Memperhatikan guru
pada saat
menyampaikan materi
Tidak
mengamati
penjelasan guru
Kurang memprhatikan
guru saat
menyampaikan materi
Memperhatikan
guru saat
menyampaikan
materi dari awal
sampai akhiir
2. Aktivitas oral Bertanya kepada guru Tidak
mengajukan
pertanyaan
Bertanya satu kali Bertanya lebih
dari satu kali.
Menjawab/
menanggapi
pertanyaan dari guru
Tidak
menjawab/
menanggapi
pertanyaan
Menjawab/menanggapi
pertanyaan namun
salah
Menjawab /
menanggapi
pertanyaan
dengan tepat
3. Aktivitas Tulis Mencatat materi yang
disampaikan guru
Tidak mencatat
materi yang
disampaikan
guru
Mencatat materi tetapi
keliru
Mencatat materi
dengan benar dan
lengkap
4. Aktivitas Mental Mengerjakan soal-soal
yang diberikan guru
Tidak
mengerjakan
soal yang
diberikan guru
Mengerjakan soal
namun salah
Mengerjakan soal
den benar
Lampiran B-8
75
b. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar.
No Nama Siswa Aktivitas
Visual
Aktivitas Oral Aktivitas
Tulis
Aktivitas
Mental
Jumlah
skor
Memperhatikan
guru pada saat
menyampaikan
materi
Bertanya
kepada guru
Menjawab /
menanggapi
pertanyaan
dari guru
Mencatat
materi yang
disampaikan
guru
Mengerjakan
soal-soal
yang
diberikan
guru
Rata –rata
Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100%
Lampiran B-9
76
Lampiran B-10
77
78
79
80
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMA KOPERASI PONTIANAK
Mata Pelajaran : Reaksi Redoks
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu : 2 x 37,5 Menit
Standar Kompetensi:
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi
Kompetensi dasar :
3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta
penerapannya.
A. Indikator Pencapaian Kompetensi:
Lampiran B-11
81
1. Membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan
elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
B. Tujuan:
1. Siswa dapat membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan
penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
2. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion
3. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
C. Materi Ajar
1. Perkembangan konsep reaksi redoks
pada awalnya konsep reduksi oksidasi (redoks) terbatas pada reaksi yang melibatkan pelepasan dan pengikatan
oksigen . Reaksi oksidasi merupaka reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat, contohnya :
C(s) + O2 CO2(g)
H2(g) + ½ O2 H2O(l)
Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat, contohnya:
HgO(s) + CO(g) Fe(s) +CO2(g)
Konsep reaksi reduksi dan oksidasi brdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen ternyata kurang universal (luas)
karena reaksi kimia tidak hanya melibatkan oksigen saja. Misalnya reaksi antara gas klorin dengan logam natrium membentuk
natrum klorida
Na(s) + ½ Cl2(g) NaCl(s)
82
Konsep reaksi reduksi dan oksidasi selanjutnya dijelaskan dengan menggunakan konsep transfer elektron, dimana
oksidasi adalah pelepasan elektron sedangkan reduksi adalah reaksi pengikatan elektron. Dengan menggunkan konsep
tersebut maka dapat dijelaskan terjadinya reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada reaksi antara gas klorin dengan logam
natrium sebagai berikut:
Na(s) + ½ Cl2(g) NaCl(s)
Dalam reaksi tersebut, terdapat dua peristiwa yaitu
Na(s) Na+(s) + e- (oksidasi)
½ Cl2 + e- Cl-(s) (reduksi)
Berdasarkan konsep ini, dapat ditunjukan bahwa peristiwa reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung secara bersamaan.
2. Penentuan bilangan oksidasi
Dengan memperhatikan ikatan, skala keelektronegatifan dan struktur molekul maka bilangan oksidasi suatu atom dapat
ditentukan dengan ketentuan berikut:
7) Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi 0 tidak peduli apakah membentuk molekul
yang sederhana atau kompleks.
8) Pada ion-ion yang sederhana (yaitu yang mengandung satu atom) bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada
ion tersebut. Dalam hal ini , muatan dari atom adalah muatan dari ion yang sesungguhnya. Misalnya :
d) Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi +1.
e) Atom-atom golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi + 2
83
f) Atom –atom golongan IIIA (Ba, Al, Ga ) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi +3..
9) Atom oksigen di dalam senyawa pada umumnya mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa peroksida.
Ada dua pengecualian yaitu untuk senyawa – senyawa peroksida contohnya H2O2 dan senyawa OF2. Senyawa
peroksida memiliki bilangan oksidasi -1 dan senyawa OF2 memiliki bilangan +2.
10) Pada senyawa-senyawa yang mengandung hidrogen maka bilangan oksidasi dari hidrogen biasanya +1. Namun
demikian untuk senyawa-senyawa hibrida logam, missal natrium hibrida, NaH, bilangan oksidasi untuk hidrogen
adalah -1.
11) Fluor memiliki bilangan oksidasi -1 dalam semua senyawanya. Halogen lainnya (Cl, Br, I) memiliki bilangan oksidasi
negatife ketika sebagai ion halida dalam senyawanya. Ketika halogen – halogen tersebut bergabung dengan oksigen.
Misalnya dalam asam okso dan anion okso maka memiliki bilangan oksidasi positif.
12) Dalam molekul netral, jumlah bilangan oksidasi semua atom penyusunnya harus nol. Dalam ion poliatomik, jumlah
bilangan oksidasi semua unsur dalam ion tersebut harus sama dengan muatan total ion.
Dengan menggunkan konsep bilanagan oksidasi, maka dari suatu reaksi redoks dapat diketahui zat mana yang
mengalami reaksi reduksi dan zat mana yang mengalami reaksi oksidasi. Caranya yaitu dengan memperhatiakan
perubahan bilangan oksidasi dari atom-atom yang terlibat reaksi. Dengan memperhatikan perubahan bilangan
oksidasi, maka : reaksi oksidsi adalah reaksi yang disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi dan reaksi reduksi
adalah reaksi yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi (sudarmono,2013:152).
84
D. Media, dan sumber Pembelajaran
1. Media : Papan tulis, spidol dam penghapus.
2. Sumber belajar :
Modul pembelajara kimia
Sudarmo, U., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga.
E. Metode pendekatan:
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kali ini adalah pendekatan Modification of Reciprocal Teaching.
o Ceramah
o Diskusi
o Penugasan
F. Skenario Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
No Tahap Kegiatan
Jenis Kegiatan Waktu
Guru Siswa
1. Awal 1. Guru mengucapkan salam
2. Guru meminta salah seorang siswa
memimpin doa sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru mengabsensi kehadiran
siswa
4. Guru menyampaikan apersepsi
5. Guru menyampaikan tujuan
1. Siswa menjawab salam
2. Salah satu siswa memimpin
doa
3. Siswa menjawab absen
4. Siswa mendengarkan
5. Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
5 Menit
85
pembelajaran.
2. Inti Eksplorasi
6. Guru menyajikan materi
reaksi reduksi-oksidasi
Elaborasi
7. Guru membagi siswa
menjadi beberapa
kelompok (Siswa dibagi
dalam kelompok dengan
pembagian siswa yang
memiliki kemampuan
tinggi secara merata
disetiap kelompoknya
hal ini ditujukan agar
siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dapat
membantu teman dalam
kelompoknya yang
mengalami kesulitan
dalam mengerjakan
latihan yang diberikan
6. Siswa mendengarkan penjelasan
guru
7. Siswa berkumpul dengan
kelompoknya
20 Menit
40 Menit
86
guru)
8. Guru memberikan
latihan soal disetiap
kelompok.
9. Guru meminta salah satu
siswa dari masing-
masing kelompok untuk
mengerjakan soal yang
dikerjakan.
Konfirmasi
10. Guru membahas soal
yang diberikan.
8. Siswa yang memiliki kemampuan
tinggi berperan sebagai guru
didalam kelompoknya untuk
membantu temannya dalam
mengerjakan latihan yang
diberikan guru.
9. Siswa mengerjakan soal yang
diberikan
87
10. Siswa mendengarkan penjelasan
guru.
8 Menit
3. Akhir 11. Guru meminta untuk
salah satu siswa untuk
menyimpulkan materi.
12. Menutup pelajaran
dengan berdoa dan
salam penutup.
12. Salah seorang siswa
menyimpulkan materi.
13. Siswa berdoa dan menjawab
salam.
2 Menit
88
G. Penilaian hasil pembelajaran
Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran ini dibagi menjadi dua kali yaitu pretest dan postest
1. Instrumen Penilaian Hasil Belajar
No Indikator Aspek Nomor Soal
C1 C2 C3
1. Membedakan konsep oksidasi
reduksi ditinjau dari penggabungan
dan pelepasan oksigen, pelepasan
dan penerimaan elektron dan
✓ 1
2. Membedakan konsep oksidasi
reduksi ditinjau , pelepasan dan
penerimaan elektron.
✓ 2
3. Membedakan konsep oksidasi
reduksi ditinjau kenaikan dan
penurunan bilangan oksidasi.
✓ 3
4. Menentukan bilangan oksidasi
pada satu senyawa
✓ 4
5. Menetukan reduktor, oksidator,
dalam reaksi redoks.
✓ 5
Soal :
1. Jelaskan perbedaan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkaitan dengan unsur oksigen!
2. Jelaskan perbedaan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkaitan dengan pelepasan dan pengikatan elektron!
3. Jelaskan perbedaan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi berkaitan dengan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi!
4. Tentukan bilangan oksidasi masing-masing atom Cl berikut ini :
a. Cl2 c. HClO3 e. Cl2O7
89
b. KCl d. KClO2
5. Tentuka reduktor dan oksidator dalam reaksi berikut :
2KCl + MnO2 + 2H2SO4 K2SO4 + MnSO4 + Cl2 +H2O
90
Kunci Jawaban Aspek Skor
1. Berdasarkan reaksi yang berkaitan dengan oksigen, reduksi adalah reaksi
yang melepaskan oksigen dari suatu senyawa sedangkan oksidasi adalah
reaksi yang mengikat (penggabungan) oksigen oleh suatu zat.
C2 10
2. Berdasarkan reaksi yang berkaitan dengan elektron, reduksi adalah reaksi
yang menerima elektron dari suatu senyawa sedangkan oksidasi adalah
reaksi yang melepaskan elektron oleh suatu zat.
C2 10
3. Berdasarkan reaksi yang berkaitan denganbilangan oksidasi, reduksi
adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi sedangkan
oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
C2 10
4. a. Cl2 = 0
b. KCl
1 + (b.o. Cl) = 0
Cl = -1
c. HClO3
1 + (b.o. Cl) + (-2 x 3) = 0
1 + (b.o. Cl) + (-6) = 0
Cl = 5
d. KClO2
1 + (b.o. Cl) + (-2 x 2) = 0
1 + (b.o. Cl) + (-4) = 0
Cl = 3
e. Cl2O7
(2 x b.o Cl) + (-2 x7) = 0
(2 x b.o Cl) + (-14) = 0
Cl = 7
C3 20
91
5. 2KCl + MnO2 + 2H2SO4 K2SO4 + MnSO4 + Cl2 +H2O
-1 +4 +3 0
Reduksi
Oksidasi
C3 20
92
2. Penilaian Aktivitas Belajar
c. Rubrik Penilaian Aktivitas Belajar
No Kategori Indikator Skor
0 1 2
1. Aktivitas visual Memperhatikan guru
pada saat
menyampaikan
materi
Tidak
mengamati
penjelasan guru
Kurang
memperhatikan guru
saat menyampaikan
materi
Memperhatikan
guru saat
menyampaikan
materi dari awal
sampai akhiir
2. Aktivitas oral Bertanya kepada guru Tidak
mengajukan
pertanyaan
Bertanya satu kali Bertanya lebih
dari satu kali.
Menjawab/
menanggapi
pertanyaan dari guru
Tidak
menjawab/
menanggapi
pertanyaan
Menjawab/menanggapi
pertanyaan namun
salah
Menjawab /
menanggapi
pertanyaan
dengan tepat
3. Aktivitas Tulis Mencatat materi yang
disampaikan guru
Tidak mencatat
materi yang
disampaikan
guru
Mencatat materi tetapi
keliru
Mencatat materi
dengan benar dan
lengkap
4. Aktivitas Mental Mengerjakan soal-
soal yang diberikan
guru
Tidak
mengerjakan
soal yang
diberikan guru
Mengerjakan soal
namun salah
Mengerjakan
soal den benar
d. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar.
93
No Nama Siswa Aktivitas
Visual
Aktivitas Oral Aktivitas
Tulis
Aktivitas
Mental
Jumlah
skor
Memperhatikan
guru pada saat
menyampaikan
materi
Bertanya
kepada guru
Menjawab /
menanggapi
pertanyaan
dari guru
Mencatat
materi yang
disampaikan
guru
Mengerjakan
soal-soal
yang
diberikan
guru
Rata –rata
Perhitungan rata-rata aktivitas aktivitas belajar siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100
Mengetahui
Kepala SMA/MA Guru Mata Pelajaran
............................
...................................
NIP/NIK.
NIP/NIK.
94
Lampiran B-12
95
96
97
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMA KOPERASI PONTIANAK
Mata Pelajaran : Reaksi Redoks
Kelas / Semester : X / 2
Alokasi Waktu : 2 x 37,5 Menit
Standar Kompetensi:
3. Memahami sifat-sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit, serta reaksi oksidasi-reduksi
Kompetensi dasar :
3.2. Menjelaskan perkembangan konsep reaksi oksidasi- reduksi dan hubungannya dengan tata nama senyawa serta
penerapannya.
A. Indikator Pencapaian Kompetensi:
1. Membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan penerimaan
elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
2. Menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion
Lampiran B-13
99
3. Menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
B. Tujuan:
1. Siswa dapat membedakan konsep oksidasi-reduksi ditinjau dari penggabungan dan pelepasan oksigen, pelepasan dan
penerimaan elektron, serta peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi
2. Siswa dapat menentukan bilangan oksidasi atom unsur dalam senyawa atau ion
3. Siswa dapat menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks.
C. Materi Ajar
1. Perkembangan konsep reaksi redoks
pada awalnya konsep reduksi oksidasi (redoks) terbatas pada reaksi yang melibatkan pelepasan dan pengikatan
oksigen . Reaksi oksidasi merupaka reaksi pengikatan oksigen oleh suatu zat, contohnya :
C(s) + O2 CO2(g)
H2(g) + ½ O2 H2O(l)
Reaksi reduksi merupakan reaksi pelepasan oksigen oleh suatu zat, contohnya:
HgO(s) + CO(g) Fe(s) +CO2(g)
Konsep reaksi reduksi dan oksidasi brdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen ternyata kurang universal (luas)
karena reaksi kimia tidak hanya melibatkan oksigen saja. Misalnya reaksi antara gas klorin dengan logam natrium membentuk
natrum klorida
Na(s) + ½ Cl2(g) NaCl(s)
Konsep reaksi reduksi dan oksidasi selanjutnya dijelaskan dengan menggunakan konsep transfer elektron, dimana
oksidasi adalah pelepasan elektron sedangkan reduksi adalah reaksi pengikatan elektron. Dengan menggunkan konsep
100
tersebut maka dapat dijelaskan terjadinya reaksi oksidasi dan reaksi reduksi pada reaksi antara gas klorin dengan logam
natrium sebagai berikut:
Na(s) + ½ Cl2(g) NaCl(s)
Dalam reaksi tersebut, terdapat dua peristiwa yaitu
Na(s) Na+(s) + e- (oksidasi)
½ Cl2 + e- Cl-(s) (reduksi)
Berdasarkan konsep ini, dapat ditunjukan bahwa peristiwa reaksi oksidasi dan reduksi berlangsung secara bersamaan.
3. Penentuan bilangan oksidasi
Dengan memperhatikan ikatan, skala keelektronegatifan dan struktur molekul maka bilangan oksidasi suatu atom dapat
ditentukan dengan ketentuan berikut:
a). Pada unsur-unsur yang bebas, setiap atom mempunyai bilangan oksidasi 0 tidak peduli apakah membentuk molekul
yang sederhana atau kompleks.
b). Pada ion-ion yang sederhana (yaitu yang mengandung satu atom) bilangan oksidasi adalah sama dengan muatan pada
ion tersebut. Dalam hal ini , muatan dari atom adalah muatan dari ion yang sesungguhnya. Misalnya :
1) Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi +1.
a. Atom-atom golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi + 2
b. Atom –atom golongan IIIA (Ba, Al, Ga ) dalam senyawa selalu mempunyai bilangan oksidasi +3..
101
c. Atom oksigen di dalam senyawa pada umumnya mempunyai bilangan oksidasi -2, kecuali pada senyawa
peroksida. Ada dua pengecualian yaitu untuk senyawa – senyawa peroksida contohnya H2O2 dan senyawa OF2.
Senyawa peroksida memiliki bilangan oksidasi -1 dan senyawa OF2 memiliki bilangan +2.
d. Pada senyawa-senyawa yang mengandung hidrogen maka bilangan oksidasi dari hidrogen biasanya +1. Namun
demikian untuk senyawa-senyawa hibrida logam, missal natrium hibrida, NaH, bilangan oksidasi untuk hydrogen
adalah -1.
e. Fluor memiliki bilangan oksidasi -1 dalam semua senyawanya. Halogen lainnya (Cl, Br, I) memiliki bilangan
oksidasi negatife ketika sebagai ion halida dalam senyawanya. Ketika halogen – halogen tersebut bergabung
dengan oksigen. Misalnya dalam asam okso dan anion okso maka memiliki bilangan oksidasi positif.
f. Dalam molekul netral, jumlah bilangan oksidasi semua atom penyusunnya harus nol. Dalam ion poliatomik,
jumlah bilangan oksidasi semua unsur dalam ion tersebut harus sama dengan muatan total ion.
Dengan menggunkan konsep bilanagan oksidasi, maka dari suatu reaksi redoks dapat diketahui zat mana yang
mengalami reaksi reduksi dan zat mana yang mengalami reaksi oksidasi. Caranya yaitu dengan memperhatiakan
perubahan bilangan oksidasi dari atom-atom yang terlibat reaksi. Dengan memperhatikan perubahan bilangan
oksidasi, maka : reaksi oksidsi adalah reaksi yang disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi dan reaksi reduksi
adalah reaksi yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi (sudarmono,2013:152).
D. Media, dan sumber Pembelajaran
a. Media : Papan tulis, spidol dam penghapus.
b. Sumber belajar :
102
Sudarmo, U., 2014, Kimia untuk SMA/MA Kelas X, Jakarta: Erlangga.
E. Metode pendekatan:
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kali ini adalah pendekatan Ekspositori,dengan metode pembelajaran yaitu :
o Ceramah
o Tanya jawab
o Penugasan
F. Skenario Pembelajaran
Pertemuan Ke-1
No Tahap Kegiatan
Jenis Kegiatan Waktu
Guru Siswa
4. Awal 1. Guru mengucapkan salam
2. Guru meminta salah seorang siswa
memimpin doa sebelum memulai
pembelajaran.
3. Guru mengabsensi kehadiran
siswa
4. Guru menyampaikan apersepsi
5. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
1. Siswa menjawab salam
2. Salah satu siswa
memimpin doa
3. Siswa menjawab absen
4. Siswa mendengarkan
5. Siswa mendengarkan
penjelasan guru.
5 Menit
103
5. Eksplorasi
6. Guru menyajikan materi
reaksi reduksi-oksidasi
Elaborasi
7. Guru memberikan
contoh soal
8. Guru memberikan
latihan soal yang
dikerjakan secara
individu.
9. Guru meminta salah satu
siswa untuk
mengerjakan soal yang
diberikan dideapan
kelas.
Konfirmasi
10. Guru membahas
kembali soal yang
diberikan
6. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
7. Siswa memperhatikan
dengan seksama contoh soal
yang diberikan guru.
8. siswa mengerjakan latihan
yang diberikan guru.
9. siswa maju kedepan kelas
untuk mengerjakan soal.
35 Menit
20 Menit
104
10. siswa mendengarkan
10 Menit
6. Akhir 11. Guru meminta untuk
salah satu siswa untuk
menyimpulkan materi.
12. Menutup pelajaran
dengan berdoa dan
salam penutup.
12. Menyimpulkan materi
13. Berdoa dan menjawab
salam
5 Menit
105
G. Penilaian hasil pembelajaran
Penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran ini dibagi menjadi dua kali yaitu pretest dan postest
a. Instrumen Penilaian Hasil Belajar
No Indikator Aspek Nomor Soal
C1 C2 C3
1. Membedakan konsep oksidasi
reduksi ditinjau dari penggabungan
dan pelepasan oksigen, pelepasan
dan penerimaan elektron dan
✓ 1
b. Membedakan konsep oksidasi
reduksi ditinjau , pelepasan dan
penerimaan elektron.
✓ 2
c. Membedakan konsep oksidasi
reduksi ditinjau kenaikan dan
penurunan bilangan oksidasi.
✓ 3
d. Menentukan bilangan oksidasi
pada satu senyawa
✓ 4
5. Menetukan reduktor, oksidator,
dalam reaksi redoks.
✓ 5
Soal :
1. Jelaskan perbedaan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkaitan dengan unsur oksigen!
2. Jelaskan perbedaan reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkaitan dengan pelepasan dan pengikatan elektron!
106
3. Jelaskan perbedaan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi berkaitan dengan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi!
4. Tentukan bilangan oksidasi masing-masing atom Cl berikut ini :
c. Cl2 c. HClO3 e. Cl2O7
d. KCl d. KClO2
5. Tentuka reduktor dan oksidator dalam reaksi berikut :
2KCl + MnO2 + 2H2SO4 K2SO4 + MnSO4 + Cl2 +H2O
107
Kunci Jawaban Aspek Skor
6. Berdasarkan reaksi yang berkaitan dengan oksigen, reduksi adalah reaksi
yang melepaskan oksigen dari suatu senyawa sedangkan oksidasi adalah
reaksi yang mengikat (penggabungan) oksigen oleh suatu zat.
C2 10
7. Berdasarkan reaksi yang berkaitan dengan elektron, reduksi adalah reaksi
yang menerima elektron dari suatu senyawa sedangkan oksidasi adalah
reaksi yang melepaskan elektron oleh suatu zat.
C2 10
8. Berdasarkan reaksi yang berkaitan denganbilangan oksidasi, reduksi
adalah reaksi yang mengalami penurunan bilangan oksidasi sedangkan
oksidasi adalah reaksi yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
C2 10
9. a. Cl2 = 0
b. KCl
1 + (b.o. Cl) = 0
Cl = -1
c. HClO3
1 + (b.o. Cl) + (-2 x 3) = 0
1 + (b.o. Cl) + (-6) = 0
Cl = 5
d. KClO2
1 + (b.o. Cl) + (-2 x 2) = 0
1 + (b.o. Cl) + (-4) = 0
Cl = 3
e. Cl2O7
(2 x b.o Cl) + (-2 x7) = 0
(2 x b.o Cl) + (-14) = 0
Cl = 7
C3 20
108
10. 2KCl + MnO2 + 2H2SO4 K2SO4 + MnSO4 + Cl2 +H2O
-1 +4 +3 0
Reduksi
Oksidasi
C3 20
109
5. Penilaian Aktivitas Belajar
e. Rubrik Penilaian Aktivitas Belajar
No Kategori Indikator Skor
0 1 2
5. Aktivitas visual Memperhatikan guru
pada saat
menyampaikan materi
Tidak
mengamati
penjelasan guru
Kurang memprhatikan
guru saat
menyampaikan materi
Memperhatikan
guru saat
menyampaikan
materi dari awal
sampai akhiir
6. Aktivitas oral Bertanya kepada guru Tidak
mengajukan
pertanyaan
Bertanya satu kali Bertanya lebih
dari satu kali.
Menjawab/
menanggapi
pertanyaan dari guru
Tidak
menjawab/
menanggapi
pertanyaan
Menjawab/menanggapi
pertanyaan namun
salah
Menjawab /
menanggapi
pertanyaan
dengan tepat
7. Aktivitas Tulis Mencatat materi yang
disampaikan guru
Tidak mencatat
materi yang
disampaikan
guru
Mencatat materi tetapi
keliru
Mencatat materi
dengan benar dan
lengkap
8. Aktivitas Mental Mengerjakan soal-soal
yang diberikan guru
Tidak
mengerjakan
soal yang
diberikan guru
Mengerjakan soal
namun salah
Mengerjakan soal
den benar
110
f. Lembar Penilaian Aktivitas Belajar.
No Nama Siswa Aktivitas
Visual
Aktivitas Oral Aktivitas
Tulis
Aktivitas
Mental
Jumlah
skor
Memperhatikan
guru pada saat
menyampaikan
materi
Bertanya
kepada guru
Menjawab /
menanggapi
pertanyaan
dari guru
Mencatat
materi yang
disampaikan
guru
Mengerjakan
soal-soal
yang
diberikan
guru
Rata –rata
Perhitungan rata-rata aktivitas aktivitas belajar siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥 100
Mengetahui
Kepala SMA/MA Guru Mata Pelajaran
............................
...................................
NIP/NIK.
NIP/NIK.
111
Lampiran B-14
112
113
114
115
Perhitungan Validitas Pretset
1. Rekapitulasi Validitas
a. Soal no 1
b. Soal no 2
c. Soal no 3
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 3
2 4 3
3 4 3
4 4 3
5 4 3
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 3
2 4 3
3 4 3
4 4 3
5 4 3
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 3
2 4 3
3 4 3
4 4 3
5 4 3
Lampiran C-1
116
d. Soal no 4
e. Soal no 5
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 3
2 4 3
3 4 3
4 4 3
5 4 3
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 3
2 4 3
3 4 3
4 4 3
5 4 3
117
2. Tabulasi Silang
a. Soal no 1
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 5
0+0+0+5
= 5
5
= 1
b. Soal no 2
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 5
0+0+0+5
= 5
5
= 1
c. Soal no 3
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
118
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 5
0+0+0+5
= 5
5
= 1
d. Soal no 4
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
119
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 7
0+0+3+7
= 7
10
= 0,7
e. Soal no 5
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 5
0+0+0+5
= 5
5
= 1
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 3
2 4 3
3 4 3
4 4 3
5 4 3
120
Perhitungan Validitas Postest
1. Rekapitulasi Validitas
a. Soal no 1
b. Soal no 2
c. Soal no 3
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 3
2 4 3
3 4 3
4 4 3
5 4 3
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 3
2 4 3
3 4 4
4 4 4
5 4 4
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 3
2 4 3
3 4 3
4 4 3
5 4 3
Lampiran C-2
121
d. Soal no 4
e. Soal no 5
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
5 4 4
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
5 4 4
122
2. Tabulasi Silang
a. Soal no 1
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 5
0+0+0+5
= 5
5
= 1
b. Soal no 2
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 5
0+0+0+5
= 5
5
= 1
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
123
c. Soal no 3
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 5
0+0+0+5
= 5
5
= 1
d. Soal no 4
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 5
0+0+0+5
= 5
5
= 1
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
124
e. Soal no 5
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 5
0+0+0+5
= 5
5
= 1
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 5
125
Perhitungan Validitas Aktivitas Belajar
1. Rekapitulasi Validitas
2. Tabulasi Silang
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 8
0+0+0+8
= 8
8
= 1
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
5 4 4
6 4 4
7 4 4
8 4 4
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 8
Lampiran C-3
126
Perhitungan Validitas RPP Kelas Eksperimen
1. Rekapitulasi Validitas
2. Tabulasi Silang
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 18
0+0+0+18
= 18
18
= 1
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
5 4 4
6 4 4
7 4 4
8 4 4
9 4 4
10 4 4
11 4 4
12 4 4
13 4 4
14 4 4
15 4 4
16 4 4
17 4 4
18 4 4
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 18
Lampiran C-4
127
Perhitungan Validitas RPP Kelas Kontrol
1. Rekapitulasi Validitas
2. Tabulasi Silang
Rumus Validitas isi = 𝐷
𝐴+𝐵+𝐶+𝐷
= 18
0+0+0+18
= 18
18
= 1
No Penilaian Pakar
Pakar 1
( Hamdil Mukhlisin )
Pakar 2
(Mutiarani Ellizah)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan
(Skor 3 – 4)
1 4 4
2 4 4
3 4 4
4 4 4
5 4 4
6 4 4
7 4 4
8 4 4
9 4 4
10 4 4
11 4 4
12 4 4
13 4 4
14 4 4
15 4 4
16 4 4
17 4 4
18 4 4
Tabulasi Silang
Penilai II
Tidak Relevan
(Skor 1-2)
Relevan ( Skor 3 -
4)
Penilai 1 Tidak Relevan
(Skor 1-2)
(A) (C)
Relevan ( Skor 3
-4)
(B) (D) 18
Lampiran C-5
128
Skor Hasil Uji Coba Soal Kelas XI IPA SMA Koperasi Pontianak
Lampiran C-6
129
Perhitungan Reliabilitas hasil uji coba soal Posttest
Kelas Xi IPA SMA Koperasi Pontianak
A. Menentukan nilai Varians tiap item soal menggunakan rumus :
σt2 =
∑x2−(∑x𝑁
)²
𝑁
keterangan :
𝜎₁² = varians total
(∑x𝑁
)² = Kuadrat jumlah skor yang diperoleh siswa
∑x 2 = Jumlah skor yang diperoleh siswa
N = Jumlah Subjek
1. Varian soal No 1
𝜎₁² = ∑x2−(∑x
𝑁)
2
𝑁
= 1510−(190
24 )²
24
= 1510−1504,16
24
= 0,24
2. Varian soal No 2
𝜎₂² = ∑x2−(∑x
𝑁)
2
𝑁
= 1493−(166
24 )2
24
= 1493−1488,37
24
= 0,19
3. Varian soal No 3
𝜎₃² = ∑x2−(∑x
𝑁)
2
𝑁
= 1808−(179
24 )2
24
130
= 1808−1633,5
24
= 7,27
4. Varian soal No 4
𝜎₄2 = ∑x2−(∑x
𝑁)
2
𝑁
= 1331−(149
24 )2
24
= 1331−1053,37
24
= 11,56
5. Varian soal No 5
𝜎₅2 = ∑x2−(∑x
𝑁)
2
𝑁
= 907−(131
24 )2
24
= 969−715,04
24
= 7,9
Σσi2 = 0,24 + 0,19 + 7,27+ 11,57+ 7,99
= 27,25
B. Menentukan Jumlah Varians Total Untuk reliabilitas soal ini menggunakan rumus :
σt2 =
∑x2−(∑x𝑁
)²
𝑁
= 32837−(867
24 )²
24
= 32837−31320,37
24
= 63,19
131
C. Menghitung koefisien reliabilitas soal dengan rumus :
r11 = ( 𝑛𝑛−1
) (1 ∑σ²₁ 𝜎₁²
)
Keterangan :
r11 = reliabilitas yang dicari
n = banyaknya butir soal
∑σ²₁ = jumlah varians skor tiap – tiap item
𝜎₁² = varians total.
r11 = ( 𝑛𝑛−1
) (1 − ∑σt²
∑ 𝜎𝑖² )
= ( 55−1
) (1 − 27,5 63,19
)
= ( 55−1
) (1 − 0,43)
= (1,25) (0,57)
= 0,71
Jadi koefisien reliabilitas soal yang yang diperoleh adalah 0,71,
yang terletak pada rentang 0,600 – 0,799 dengan kroteria tinggi. Sehingga
dari perhitungan ini dapat disimpulkan bahwa item soal instrumen
penelitian ini memiliki relibialitas yang termasuk dalam kategori tinggi.
132
Nilai Aktivitas Belajar Kelas Kontrol
Lampiran D-1
133
134
Nilai Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen
Lampiran D-2
135
136
Uji Normalitas Aktivitas Belajar Kelas Kontrol
Case Processing Summary
kontrol
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Aktivitas 1,00 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%
Tests of Normality
kontrol
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Aktivitas 1,00 ,243 32 ,000 ,925 32 ,029
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran D-3
137
Uji Normalitas Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen
Case Processing Summary
eksperimen
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Aktivitas 1,00 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%
Tests of Normality
eksperimen
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Aktivitas 1,00 ,199 32 ,002 ,872 32 ,001
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran D-4
138
Uji U-Mann-Whitney Aktivitas Belajar
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai kontrol 32 19,00 608,00
eksperimen 31 45,42 1408,00
Total 63
Test Statisticsa
nilai
Mann-Whitney U 80,000
Wilcoxon W 608,000
Z -5,767
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: kelas
Lampiran D-5
139
NILAI PRETEST DAN POSTEST KELAS KONTROL
No Kode Siswa Pretest Posttest
1 A1 20 66
2 A2 34 40
3 A3 12 20
4 A4 20 20
5 A5 18 20
6 A6 20 20
7 A7 44 50
8 A8 46 66
9 A9 40 66
10 A10 34 10
11 A11 20 32
12 A12 36 34
13 A13 46 40
14 A14 56 60
15 A15 20 26
16 A16 30 30
17 A17 44 30
18 A18 14 30
19 A19 14 30
20 A20 44 30
21 A21 36 30
22 A22 42 74
23 A23 18 16
24 A24 20 40
25 A25 20 30
26 A26 20 40
27 A27 34 40
28 A28 8 10
29 A29 40 72
30 A30 32 30
31 A31 32 62
32 A32 20 30
jumlah 934 1194
rata-rata 29,18 37,12
Lampiran D-6
140
NILAI PRETEST DAN POSTEST KELAS EKSPERIMEN
No Kode Siswa Pretest Posttest
1 B1 20 16
2 B2 20 96
3 B3 0 94
4 B4 68 84
5 B5 18 74
6 B6 14 20
7 B7 16 60
8 B8 4 100
9 B9 10 90
10 B10 10 30
11 B11 10 96
12 B12 10 100
13 B13 10 40
14 B14 40 18
15 B15 30 96
16 B16 20 100
17 B17 0 96
18 B18 20 50
19 B19 16 10
20 B20 0 96
21 B21 0 60
22 B22 20 50
23 B23 20 60
24 B24 0 80
25 B25 20 10
26 B26 4 16
27 B27 40 16
28 B28 20 40
29 B29 40 76
30 B30 6 10
31 B31 6 96
jumlah 512 1880
rata-rata 16,51 60,64
Lampiran D-7
141
Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Case Processing Summary
kontrol
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest 1,00 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%
Tests of Normality
kontrol
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest 1,00 ,240 32 ,000 ,933 32 ,048
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran D-8
142
Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Case Processing Summary
eksperimen
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pretest 1,00 31 100,0% 0 0,0% 31 100,0%
Tests of Normality
eksperimen
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
pretest 1,00 ,247 31 ,000 ,850 31 ,000
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran D-9
143
Pretest
Uji U Mann-Whitney Test
Ranks
kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Nilai kontrol 32 40,48 1295,50
eksperimen 31 23,24 720,50
Total 63
Test Statisticsa
nilai
Mann-Whitney U 224,500
Wilcoxon W 720,500
Z -3,774
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: kelas
Lampiran D-10
144
Uji Normalitas Selisih Kelas Kontrol
Case Processing Summary
kontrol
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Selisih 1,00 32 100,0% 0 0,0% 32 100,0%
Tests of Normality
kontrol
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Selisih 1,00 ,119 32 ,033* ,976 32 ,673
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran D-11
145
Uji Normalitas Selisih Kelas Eksperimen
Case Processing Summary
eksperimen
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Selisih 1,00 31 100,0% 0 0,0% 31 100,0%
Tests of Normality
eksperimen
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Selisih 1,00 ,148 31 ,039 ,925 31 ,032
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran D-12
146
Uji- F
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,461a ,213 ,200 27,87401
a. Predictors: (Constant), VAR00001
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 12807,816 1 12807,816 16,485 ,000b
Residual 47394,597 61 776,961
Total 60202,413 62
a. Dependent Variable: postest
b. Predictors: (Constant), VAR00001
Lampiran D-13
147
T-Test
Group Statistics
kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Nilai kontrol 32 8,1250 14,99193 2,65022
eksperimen 31 44,1290 39,06212 7,01576
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Nilai Equal variances
assumed 39,101 ,000
-
4,859 61 ,000
-
36,00403 7,41023
-
50,82171 -21,18636
Equal variances
not assumed
-
4,801
38,41
6 ,000
-
36,00403 7,49964
-
51,18087 -20,82719
Lampiran D-14
148
PERHITUNGAN EFFECT SIZE
AKTIVITAS BELAJAR
ES = x̄e− x̄c
𝑆𝑐
= 70,76− 39,84
21,86
= 1,41
= 92,07 %
PERHITUNGAN EFFECT SIZE
HASIL BELAJAR
ES = x̄e− x̄c
𝑆𝑐
= 44,12− 8,12
14,9
= 2.41
= 99,20 %
Lampiran D-15
149
HASIL WAWANCARA DENGAN SISWA SMA KOPERASI PONTIANAK
Jumlah siswa : 6 orang
Kelas : XA dan XB
Hari : 21 Januari 2017
Jumlah : 3 orang
Siswa Kemampuan Tinggi : XB1
Siswa Kemampuan Sedang : XB2
Siswa Kemampuan Rendah : XB3
Hasil wawancara :
P : Apakah anda senang dan bersemangat dalam melaksanakan pendekatan
Pembelajaran Modification of Reciprocal?
XB1 : “senang buk, saya juga semangat saat pembelajaran kemarin soalnya ibu
menunjuk saya untuk jadi guru bagi teman-teman saya jadi saya merasa punya
tangung jawab bu untuk mengerti materi redoks makanya saya saat ibu
menjelaskan kemarin saya benar-benar memperhatikan ibu dan jika tidak
mengerti saya tanya langsung keibu soalnya saya takut tidak bisa menjelaskan
sama teman-teman saya bu dan saya juga belajar sebelumnya dirumah bu.
XB2 : “Senang bu, saya juga semangat saat pembelajaran kemarin soalnya ibu pesan
kalau diterakhir belajar ibu mau minta satu orang dari masing-masing
kelompok maju sendiri kedepan buat ngerjakan soal dan menjelaskan didepan
jadi saya takut tidak bisa bu soalnya kami belum pernah disuruh maju kedepan
kelas sendiri dan menjelaskan didepan kelas, makanya saat ibu menjelaskan
saya benar-benar memperhatikan terus kalau ada yang saya tidak mengerti ya
saya tanya langsung keibu terus saat teman saya menjelaskan ulang didalam
kelompok saya juga memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan saat
mengerjakan tugas kelompok saya coba sendiri mengerjakan tapi masih ada
bantuan dari teman saya”.
XB3 : “ Senang sih buk, tapi saya lebih merasa takut tidak bisa menjelaskan didepan
kelas nanti makanya saya semangat buat belajar kemarin bu soalnya saya tidak
mau dilihat tidak bisa sama teman-teman saya bu”.
P : “Selama pembelajaran apakah kalian mencatat tulisan guru didepan?”
XB1 : “catat bu, soalnya catatan ibu lebih ringkas”
Lampiran D-16
150
XB2 : “mencatat bu”
XB3 : “ tidak bu, kan udah ada di LKS”
P : Apakah ada kendala yang anda alami selama mengikuti pembelajaran kimia
menggunakan pendekatan Pembelajaran Modification of Reciprocal?
XB1 : “kendalanya tidak ada sih bu”
XB2 : “tidak ada bu”
XB3 : “tidak ada buk”
4. Wawancara Siswa Kelas Kontrol
Hari : 21 Januari 2017
Jumlah : 3 orang
Siswa Kemampuan Tinggi : XA1
Siswa Kemampuan Sedang : XA2
Siswa Kemampuan Rendah : XA3
P : Apakah anda senang dan bersemangat dalam melaksanakan pendekatan
Pembelajaran Ekspository?
XA1 : “biasa saja bu, tidak ada yang menarik, suasananya biasa aja”
XA2 : “biasa saja bu, suasananya sama seperti biasanya”
XA3 : “tidak senang bu, ngantuk”
P : “Selama pembelajaran apakah kalian mencatat tulisan guru didepan?”
XA1 : “catat bu ringkas”
XA2 : “mencatat bu tapi hanya yang penting saja”
XA3 : “ tidak bu, kan udah ada di LKS”
P : Apakah ada kendala yang anda alami selama mengikuti pembelajaran kimia
menggunakan pendekatan Pembelajaran Ekspository?
XA1 : “Terlalu banyak aturan biloks bu, ibu juga ngejelasinnya terlalu cepat”
XA2 : “ngantuk buk”
XA3 : “ngantuk buk”
151
Lampiran E-1
152
Lampiran E-2
153
Lampiran E-3
154
Dokumentasi Uji Coba Soal di Kelas XI IPA
Lampiran E-4
155
Dokumetasi Uji Coba Soal
Hari/ Tanggal : Kamis, 20 April 2019
Lampiran E-5
156
Lampiran E-6
157
Dokumentasi Pretest Kelas Kontrol
Hari/ Tanggal : Rabu, 26 April 2017
Lampiran E-7
158
Dokumentasi Perlakuan Kelas Eksperimen
Hari/ Tanggal : Jumat, 28 April 2017
1. Guru menjelaskan materi
2. Diskusi Kelompok
Lampiran E-8
159
3. Presentasi
Dokumentasi Observasi Aktivitas Belasjar Kelas Eksperimen
Hari/ Tanggal : Rabu, 26 April 2017
160
Dokumentasi Perlakuan Kelas Kontrol
Hari/ Tanggal : Kamis, 27 April 2017
1. Guru Menjelaskan Materi
2. Siswa mengerjakan tugas di LKS
3. Siswa mengerjakan tugas didepan kelas
Lampiran E-9
161
162
Dokumentasi Observasi Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen
Hari/ Tanggal : Jumat, 28 April 2017
Lampiran E-10
163
Dokumentasi Observasi Aktivitas Belajar Kelas Kontrol
Hari/ Tanggal : Kamis, 27 April 2017
Lampiran E-11
164
Dokumentasi Posttest Kelas Eksperimen
Hari/ Tanggal : Jumat, 28 April 2017
Lampiran E-12
165
Dokumentasi Posttest Kelas Kontrol
Hari/ Tanggal : Jumat, 28 April 2017
Lampiran E-13
166
Lembar Uji Coba Soal di Kelas XI IPA
Lampiran E-14
167
Lembar Pretest Kelas Eksperimen
Lampiran E-15
168
Lembar Pretest Kelas Kontrol
Lampiran E-16
169
Lembar Posttest Kelas Eksperimen
Lembar Posttest Kelas kontrol
Lampiran E-17
Lampiran E-18