1
PENGARUH SIKAP DAN PROMOSI TERHADAP PENINGKATAN
JUMLAH PENUMPANG BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS SEMARANG
Hanung Eka Atmaja
Drs. Sutopo, MS.
ABSTRACT
A number of urban activities in the city of Hyderabad to make the high
increase of the internal and external zone of Semarang city. Increased movement
certainly needs the support of public transportation systems that are reliable, fast, and
efficient. But until the current public transport service in the city of Hyderabad still
has not shown the existence of good service on-demand movement. As part of efforts
to solve the problems of congestion, the central government through the Department
of Transportation proposed the implementation of Bus Rapid Transit (BRT) or better
known as the busway is now beginning to be applied in various cities in Indonesia.
The concept of BRT is an integrated mass transit system in every corridor, which
aims to meet community needs for transportation in the city. The purpose of this
study was to determine the effect of attitude, the promotion of the increased number
of passengers Bus Rapid Transit (BRT) Semarang Trans.
The population in this study are all passengers Bus Rapid Transid (BRT)
Semarang Trans. The sample in this study was a passenger Bus Rapid Transid (BRT)
Semarang Trans. The method used is the Non-Probability Sampling with Accidental
Sampling techniques. Data collection methods are questionnaires, interviews.
The results of this study indicate that there are significant positive and
significant correlation between attitude variables Passengers (X1) on Efforts to
Increase Number of Passengers (Y), there is a positive and significant influence
between Promotion (X2) against Efforts to Increase Number of Passengers (Y). This
means that the hypothesis proposed in this study received.
2
PENDAHULUAN
Semarang merupakan salah satu kota besar yang ada di Indonesia, Kota
Semarang juga merupakan kota wisata yang cukup dikenal, terutama dengan objek
wisata yaitu Lawang Sewu, Tugu Muda, Kawasan Kota Lama, Museum Mandala
Bakti dan memiliki museum terbesar di Jawa Tengah yaitu Museum Jawa Tengah
Ronggowarsito serta masih banyak lagi tempat wisata yang banyak diminati oleh
wisatawan baik dari dalam kota maupun luar kota bahkan tidak sedikit pula
wisatawan mancanegara yang tertarik untuk mengunjungi Kota Semarang. Demikian
pula jumlah penduduk yang ada di Kota Semarang maupun para pendatang dari luar
kota ke Semarang yang semakin tahun semakin bertambah, oleh karena itu kebutuhan
sarana transportasi khususnya bus kota di dalam melayani penumpang armadanya
masih terbatas, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang juga masih terbatas
dalam memiliki sarana transportasi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
kebutuhan arus penumpang khususnya bus kota semakin hari semakin bertambah.
Kota Semarang termasuk kota yang mengalami masalah transportasi yang
cukup pelik, terutama transportasi darat. Transportasi darat adalah salah satu sektor
yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dari suatu wilayah bahkan suatu
negara. Apabila transportasi darat lancar maka akan mendorong efisiensi pergerakan
barang dan jasa. Namun sayangnya berbagai permasalahan di sektor angkutan darat
hingga saat ini masih bermunculan. Kemacetan di kota besar, jalan yang rusak,
terminal yang tidak mendukung dan permasalahan lainnya masih menjadi berita yang
didengar hampir setiap hari. Berbagai permasalahan seperti pertumbuhan jumlah
kendaraan yang jauh meninggalkan pertumbuhan jalan serta pertumbuhan pusat
kegiatan yang tidak seiring dengan peningkatan kapasitas dan pembukaan akses.
Selain itu juga penggunaan kendaraan pribadi yang jauh lebih besar daripada
kendaraan umum, pelayanan angkutan umum dari sisi kenyamanan yang relatif
3
kurang, dan sebagainya mengakibatkan kemacetan arus lalu lintas meningkat pada
beberapa ruas jalan utama dan tingginya tingkat polusi udara.
Sebagai bagian dari upaya memecahkan permasalahan kemacetan, Pemerintah
Pusat melalui Departemen Perhubungan mengajukan penyelenggaraan Bus Rapid
Transit (BRT) atau lebih dikenal dengan busway yang saat ini mulai diterapkan di
berbagai kota di Indonesia. Konsep BRT merupakan sistem angkutan massal yang
terintegrasi di setiap koridor, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
akan transportasi dalam kota. Namun sayangnya kebijakan penerapan BRT tersebut
ternyata belum dapat terselenggara dengan baik di berbagai kota. Sebagai persiapan,
petugas melakukan pembersihan shelter-shelter diantaranya pembersihan shelter,
seperti mengepel lantai dan melap kaca.
Sampai dengan saat ini, operasional Bus Rapid Transit (BRT) Trans
Semarang Koridor I Mangkang - Penggaron baru saja terealisasi pada tahun 2009
lalu, Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Kota
Semarang sudah mempersiapkan koridor II Pudakpayung - Terboyo.
Rencana lainnya, Koridor II jurusan Terboyo - Pudakpayung, Koridor III
jurusan Terboyo - Tembalang Universitas Diponegoro melalui Simpanglima, Koridor
IV jurusan Pelabuhan Tanjung Emas - Banyumanik melalui Bubakan, Koridor V
jurusan Penggaron - Terboyo melalui Citarum, dan Koridor VI jurusan Terboyo -
Bandara Ahmad Yani melewati Kedungmundu. BRT ditargetkan untuk
menggantikan sejumlah angkutan umum kota pada koridor yang sama sehingga
mengurangi kuota trayek angkutan umum yang ada saat ini. Satu armada BRT
diharapkan mampu menggantikan tiga bus angkutan kota atau juga setara dengan
enam unit mobil penumpang umum (MPU). Bila semua koridor sudah berjalan maka
akan semakin memudahkan penumpang bus.
Kepala Dishubkominfo Kota Semarang menambahkan bahwa saat ini
pihaknya sedang berusaha mempercepat penyiapan sarana prasarana BRT. Maret-
April 2010 harus sudah ada pengerjaan fisik, berbagai sarana yang diperlukan.
4
Sehingga pihaknya sedang mengintensifkan koordinasi dengan instansi terkait untuk
menyiapkan sarana prasarana. Koordinasi tersebut misalnya, pengaspalan jalan yang
masih berupa tanah. Ada sejumlah pemberhentian bus di mana antara jalan dan
pemberhentian bus masih ada jarak berupa tanah belum beraspal.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka sangat dibutuhkan strategi pemasaran
yang baik dari pihak penyedia dan pengelola layanan BRT tersebut. Dalam hal ini
pihak penyedia atau pengelola layanan disebut sebagai penjual dan penumpang yang
menjadi pihak yang memperoleh jasa sebagai konsumen. Strategi yang digunakan
oleh penjual harus mampu mempengaruhi konsumen sebagai sasaran pemasaran.
Strategi yang dilakukan tersebut adalah dengan melakukan promosi dalam
memasarkan produk atau jasa yang ditawarkan kepada pihak konsumen sehingga
konsumen terpengaruh dengan strategi yang dilakukan oleh penjual produk atau jasa
tersebut dan dapat menentukan sikap.
Oleh karena itu, untuk mengetahui pengaruh sikap penumpang dan promosi
penjual terhadap peningkatan jumlah penumpang pada BRT Trans Semarang, dan
mengambil judul “Pengaruh Sikap dan Promosi Terhadap Peningkatan Jumlah
Penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang”.
Masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh
sikap untuk meningkatkan jumlah penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans
Semarang? apakah terdapat pengaruh promosi untuk meningkatkan jumlah
penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang?
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu antara lain untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh sikap terhadap peningkatan jumlah penumpang Bus Rapid
Transit (BRT) Trans Semarang dalam hal ini adalah masyarakat sebagai pengguna
jasa Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang, untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh promosi terhadap peningkatan jumlah penumpang Bus Rapid Transit (BRT)
Trans Semarang.
5
TELAAH PUSTAKA
Variabel Sikap Penumpang (X1) terhadap Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)
Paul dan Olson (1999) menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep secara
menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pada tingkat
intensitas dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh sistem
afektif maupun kognitif. Sistem pengaruh secara otomatis memproduksi tanggapan
afektif termasuk emosi, perasaan, suasana hati dan evaluasi terhadap sikap, yang
merupakan tanggapan segera dan langsung pada rangsangan tertentu. Tanggapan
afektif yang menyenangkan atau tidak menyenangkan tersebut muncul tanpa
pemrosesan kognitif yang disadari terhadap informasi produk tertentu. Kemudian
melalui proses classical conditioning, evaluasi tersebut dapat dikaitkan dengan
produk atau merek tertentu, sehingga menciptakan suatu sikap” (Simamora, 2002 :
153).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa sikap konsumen yang
dalam hal ini adalah sikap penumpang terhadap merek dapat diartikan sebagai
penyampaian apa yang diharapkan pembeli agar dapat memuaskan kebutuhan-
kebutuhan pembeli. Karena itu sikap konsumen dapat mengacu keinginan atau niat
untuk membeli produk. Sikap konsumen terhadap merek dapat timbul setelah
mengenal merek atau langsung mendengar pesan iklan yang di sampaikan produsen.
Penelitian Petrus Wisnubroto (1998) menunjukkan bahwa sikap penumpang
terhadap promosi perusahaan dan operasi bus memuaskan. Artinya sikap penumpang
sangat berpengaruh terhadap upaya peningkatan jumlah penumpang. Apabila
penumpang memberikan respon yang kurang memuaskan maka upaya untuk
meningkatkan jumlah penumpang tidak bisa maksimal. Hal ini diantaranya
disebabkan oleh fasilitas sarana dan prasarana, kenyamanan dan kemananan yang
disediakan.
Atas dasar hal tersebut dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
6
H1 : Terdapat pengaruh signifikan antara sikap penumpang terhadap upaya
peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang.
Variabel Promosi (X2) terhadap Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)
Promosi merupakan salah satu dari bauran pemasaran sehingga ini perlu
diperhatikan. Agar persaingan dengan loyalitas konsumen tersebut terhadap produk-
produk yang sudah dipasarkan, maka para produsen barang-barang baru dan variasi-
variasi produk baru harus menyebarluaskan informasi sehubungan dengan apa yang
ditawarkan mereka seperti dengan periklanan, publisitas, penjualan tatap muka dan
promosi penjualan. Menurut Philip Kotler ( 1992 : 237), definisi promosi adalah
sebagai berikut:
"Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang
dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang
menciptakan pertukaran dalam pemasaran."
Menurut Mc Carthy ( 1993 : 294 ) , difinisi mengenai promosi adalah:
"kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada pembeli atau
pihak lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku”.
Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa betapapun
bermanfaatnya suatu produk, akan tetapi jika tidak dikenal oleh konsumen, maka
produk tersebut tidaka akan diketahui kemanfaatannya dan mungkin tidak dibeli
konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha mempengaruhi para
konsumen, untuk dapat menciptakan permintaan atas produk itu, dan kemudian
dipelihara dan dikembangkan.
Upaya untuk meningkatkan jumlah penumpang diantaranya adalah kegiatan
promosi. Kegiatan promosi bisa dilakukan dengan berbagai cara misalnya adalah
melalui media elektronik dan media cetak. Studi Petrus Wisnubroto (1998)
menunjukkan bahwa sikap penumpang terhadap promosi perusahaan dan operasi bus
7
memuaskan. Hal ini dapat diartikan bahwa semakin banyak melakukan promosi maka
akan dapat meningkatkan jumlah penumpang BRT Trans Semarang.
Maka berdasar telaah pustaka tersebut di atas, maka dapat diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Terdapat pengaruh signifikan antara kegiatan promosi terhadap upaya
peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang.
Promosi merupakan salah satu variabel yang dipakai untuk mempengaruhi
pasar bagi suatu produk maupun jasa dari suatu perusahaan. Banyak yang
berpendapat bahwa promosi itu sama dengan penjualan, bahkan ada pula yang
berpendapat bahwa promosi itu merupakan bagian dari penjualan. Menurut Kotler:
”Promosi adalah merupakan informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran.” Sedang menurut Swastha: “Promosi dapat diartikan semua jenis
kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan”. Pengertian
promosi baik dari Kotler maupun dari Swastha, keduanya tidaklah saling
bertentangan. Disatu pihak lebih menitikberatkan kepada penciptaan pertukaran,
sedang di pihak yang lain lebih menitikberatkan kepada pendorongan permintaan.
Kegiatan promosi dalam prakteknya menurut Swastha (1995: 278) adalah sebagai alat
untuk:
a. Modifikasi tingkah laku.
Orang-orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan,
antara lain mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan pertolongan atau
intruksi, pengembangan ide dan pendapat. Sedangkan promosi dari segi lain
berusaha merubah sikap tingkah laku dan pendapat, serta memperkuat sikap dan
tingkah laku yang telah ada. Penjual sebagai sumber selalu berusaha menciptakan
kesan yang baik yang ada pada dirinya (lembaganya) untuk mendorong
peningkatan pembelian barang dan jasa yang ditawarkan.
8
b. Pemberitahuan.
Kegiatan promosi dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju
tentang penawaran hasil produk suatu perusahaan. Promosi yang bersifat informasi
ini harus dilakukan sejak tahap-tahap awal dari siklus kehidupan produk. Sebagian
konsumen tidak akan membeli suatu produk, apabila mereka belum mengetahui
apa bentuk produk tadi dan apa faedahnya produk tadi. Promosi yang bersifat
informatif ini sangat penting dilaksanakan, karena akan sangat terkesan membantu
konsumen dalam memutuskan untuk membeli atau tidak membeli.
c. Membujuk.
Promosi yang bersifat membujuk (persuasi) umumnya kurang disenangi oleh
sebagian masyarakat. Namun kenyataannya dewasa ini promosi yang bersifat
persuasif ini malah tumbuh dan berkembang, karana hasilnya sangat
menguntungkan. Promosi ini terutama ditujukan untuk meningkatkan jumlah
pembelian dari suatu produk yang telah mulai memasuki tahap pertumbuhan
dalam siklus kehidupannya.
d. Mengingatkan.
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merk suatu produk agar tetap diminati oleh para konsumen.
Promosi macam ini sangat perlu dilakukan apabila produk tadi telah memasuki
tahap kedewasaan dalam siklus kehidupannya.
Paul dan Olson (1999) menyatakan bahwa sikap adalah evaluasi konsep
secara menyeluruh yang dilakukan oleh seseorang. Evaluasi adalah tanggapan pada
tingkat intensitas dan gerakan yang relatif rendah. Evaluasi dapat diciptakan oleh
sistem afektif maupun kognitif. Sistem pengaruh secara otomatis memproduksi
tanggapan afektif termasuk emosi, perasaan, suasana hati dan evaluasi terhadap sikap,
yang merupakan tanggapan segera dan langsung pada rangsangan tertentu.
Tanggapan afektif yang menyenangkan atau tidak menyenangkan tersebut muncul
tanpa pemrosesan kognitif yang disadari terhadap informasi produk tertentu.
9
Kemudian melalui proses classical conditioning, evaluasi tersebut dapat dikaitkan
dengan produk atau merek tertentu, sehingga menciptakan suatu sikap” (Simamora,
2002 : 153).
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dijelaskan bahwa sikap konsumen yang
dalam hal ini adalah sikap penumpang terhadap merek dapat diartikan sebagai
penyampaian apa yang diharapkan pembeli agar dapat memuaskan kebutuhan-
kebutuhan pembeli. Karena itu sikap konsumen dapat mengacu keinginan atau niat
untuk membeli produk. Sikap konsumen terhadap merek dapat timbul setelah
mengenal merek atau langsung mendengar pesan iklan yang di sampaikan produsen.
Kemampuan iklan untuk menciptakan sikap yang mendukung terhadap produk sering
tergantung pada sikap konsumen dengan adanya iklan-iklan yang di minati atau di
evaluasi secara menguntungkan dapat menghasilkan sikap yang lebih positif terhadap
produk. Iklan yang tidak diminati dapat mengurangi niat beli produk oleh konsumen.
10
METODE PENELITIAN
Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dan kuantitaif.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penumpang Bus Rapid transit
(BRT) Trans Semarang.
Sampel
Rumus dari Rao Purba sebagai berikut:
2
2
)(4 moeZn =
Dimana, n = jumlah sample.
Z = tingkat keyakinan yang dalam penelitian sample 95%=1,96.
Moe = margin of error atau kesalahan maksimum yang bisa ditoleransi, disini
ditetapkan sebesar 10%.
Berdasarkan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:
n = 0.25 [ ]
n = 96,04
Maka berdasarkan hasil perhitungan tersebut, jumlah sample adalah 96
responden dan hal ini di anggap mewakili populasi yang akan diteliti.
Teknik Sampling
Pada penelitian ini menggunakan teknik Accidental Sampling,
Sumber Data
1,96 0,1
²
11
Dalam penelitian ini sumber data dibedakan atas data primer dan data
sekunder.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sikap penumpang, promosi, dan upaya
peningkatan Jumlah Penumpang Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang”.
Skor dalam kuesioner penelitian menggunakan lima alternatif jawaban yaitu :
Nilai 1 berarti sangat tidak setuju, Nilai 2 berarti tidak setuju, Nilai 3 berarti ragu-
ragu, Nilai 4 berarti setuju, Nilai 5 berarti sangat setuju.
Teknik Pengolahan Data
Proses pengolahan data dalam penelitian ini adalah editing, koding, dan
tabulasi.
Metode Analsisi Data
1) Uji Normalitas Data.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau
mendekati normal. Untuk menguji apakah distribusi normal atau tidak dengan
melakukan analisis grafik, yaitu dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Adapun
pengambilan keputusan didasarkan kepada:
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tiak mengikuti arah garis
diagonal, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
12
2) Uji Multikolinearitas.
Dari hasil pengujian multikolinieritas yang dilakukan diperoleh hasil tidak
terdapat variabel independen yang memiliki hubungan linier yang sempurna,
karena hasil pengujian menunjukkan nilai Tolerance kurang 1 dan nilai VIF di
bawah 10.
3) Uji Autokorelasi.
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antar
anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (times series)
atau ruang (cross sectional). Hal ini mempunyai arti bahwa suatu tahun tertentu
dipengaruhi oleh tahun berikutnya
Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dapat dilakukan dengan pengujian
terhadap nilai uji Durbin-Watson (Uji DW). Sugiyono (2002 : 76) mengemukakan
bahwa terjadinya autokorelasi jika nilai Durbin-Watson memiliki nilai lebih dari 5
(≥ 5).
4) Uji Heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas terjadi apabila tidak adanya kesamaan deviasi standar
nilai variabel dependen pada setiap variabel independen. Bila terjadi
heterodastisitas, akan mengakibatkan varians koefisien regresi menjadi minimum
dan confident interval menyempit sehingga hasil uji signifikansi statistik tidak
valid lagi. adapun dasar untuk menganalisisnya adalah:
a) Jika ada pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang serta titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu
Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Setelah melakukan uji asumsi klasik lalu menganalisis dengan Uji regresi
linier berganda untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antar
variabel. Berdasarkan hubungan dua variabel yang dinyatakan dengan persamaan
linear dapat digunakan untuk membuat prediksi (ramalan) tentang besarnya nilai
Y (variabel dependen) berdasarkan nilai X tertentu (Variabel independent).
13
Ramalan (prediksi) tersebut akan menjadi lebih baik bila kita tidak hanya
memperhatikan satu variabel yang mempengaruhi (variabel independen) sehingga
menggunakan analisis regresi linear berganda. Adapun bentuk persamaan regresi
linear berganda yang digunakan dapat dirumuskan (Ghozali, 2002):
Y = a + βlXl + β2X2 + e
Keterangan:
Y : jumlah penumpang.
a : Konstanta.
β1, β2, : koefisien variabel sikap dan promosi.
X1, X2, : Variabel sikap dan promosi.
e : faktor pengganggu.
14
HASIL PENELITIAN
Identitas Responden
Dari 96 orang responden yang diberikan daftar pernyataan diperoleh data
sebagai berikut ini. Berikut merupakan data identitas responden, jenis kelamin
responden berjenis kelamin perempuan yakni 60 penumpang, sedangkan penumpang
yang berjenis kelamin laki-laki yakni 36 penumpang. Berdasarkan pekerjaan
responden pelajar 38 orang, PNS 23 orang, swasta 17 orang, wiraswasta yakni 11
orang, dan buruh 7 orang. Berdasarkan usia responden kurang dari 20 tahun 37 orang,
antara 20 tahun sampai 30 tahun 39, di atas 30 tahun 20 orang.
Sikap Penumpang
Sikap penumpang BRT Trans Semarang dari 10 pertanyaan yang merupakan
indikator variabel sikap penumpang meliputi: kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan rasa
aman, pelayanan, jumlah armada BRT Trans Semarang. Tentang naik bus lebih enak
dari pada angkutan lainnya yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 18 responden, yang
menyatakan setuju sebanyak 74 responden, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 4 responden. Tentang BRT Trans Semarang lebih menyenangkan daripada
bus lainnya yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 37 responden, yang menyatakan
setuju sebanyak 53 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 6
responden. Tentang BRT Trans Semarang memberikan rasa aman kepada para
penumpang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 36 responden, yang menyatakan
setuju sebanyak 53 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 7
responden. Tentang BRT Trans Semarang memberikan rasa nyaman karena
dilengkapi dengan AC yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 34 responden, yang
menyatakan setuju sebanyak 58 responden, yang menyatakan sangat setuju sebanyak
4 responden. Tentang Pelayanan yang ramah membuat saya senang naik BRT Trans
Semarang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 13 responden, yang menyatakan
15
setuju sebanyak 73 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 10
responden. Tentang pelayanan BRT Trans Semarang adalah lebih tepat waktu yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 12 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 76
responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 8 responden. Tentang BRT
Trans Semarang mengantarkan penumpang sampai tujuan yang diinginkan, yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 11 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 75
responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 10 responden. Tentang saat
menurunkan penumpang BRT Trans Semarang sesuai tempat transit yang ditetapkan,
yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 16 responden, yang menyatakan setuju
sebanyak 75 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 5 responden.
Tentang Jumlah armada BRT Trans Semarang sudah mencukupi kebutuhan semua
penumpang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 38 responden, yang menyatakan
setuju 52 responden, dan yang menyatakan sangat setuju 6 responden. Tentang Saat
naik BRT Trans Semarang tidak pernah berdesakan, sehingga merasa aman.
Responden yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 48 responden, yang menyatakan
setuju sebanyak 37 responden, dan yang menyatakan sebanyak 11 responden.
Promosi
Promosi BRT Trans Semarang dari 10 pertanyaan yang merupakan indikator
variabel promosi yang terdiri dari harga yang terjangkau, informasi, periklanan,
sosialisasi, pengelolaan, dan sarana promosi. Tentang untuk meningkatkan jumlah
penumpang, memberi harga murah merupakan sarana promosi yang efektif yang
menyatakan setuju sebanyak 43 responden, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 53 responden. Tentang agar lebih dikenal masyarakat, berita merupakan
sarana yang tepat dalam memperkenalkan BRT Trans Semarang yang menyatakan
ragu-ragu sebanyak 22 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 35 responden,
dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 39 responden. Tentang saat mendesak,
BRT Trans Semarang sangat mudah didapatkan penumpang yang menyatakan tidak
16
setuju sebanyak 61 responden, dan yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 35
responden. Tentang saat promosi, BRT Trans Semarang menggunakan program
personal selling yang menyatakan tidak setuju sebanyak 61 responden, dan yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 35 responden. Tentang selain sebagai angkutan,
BRT Trans Semarang juga melakukan kegiatan periklanan yang menyatakan setuju
sebanyak 60 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 36 responden.
Tentang BRT Trans Semarang juga memberikan sosialisasi terhadap masyarakat
umum yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 22 responden, yang menyatakan setuju
sebanyak 53 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 21 responden.
Tentang Televisi (TV) dapat digunakan sebagai sarana promosi BRT Trans Semarang
yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 21 responden, yang menyatakan setuju
sebanyak 25 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 50 responden.
Tentang Selain televisi, radio juga sebagai sarana promosi BRT Trans Semarang
yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 22 responden, yang menyatakan setuju
sebanyak 21 responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 53 responden.
Tentang di samping media elektronik, media cetak sangat membantu dalam promosi
BRT Trans Semarang yang menyatakan setuju sebanyak 35 responden dan yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 61 responden. Tentang majalah sebagai sarana
promosi BRT Trans Semarang, sangat membantu yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 22 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 38 responden, dan yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 36 responden.
Upaya peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang
Upaya peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang dari 10
pertanyaan yang merupakan indikator variabel upaya peningkatan jumlah penumpang
yang terdiri dari pengenalan BRT Trans Semarang, program yang dicanangkan untuk
menambah penumpang, upaya memaksimalkan pelayanan pada penumpang, faktor
penarik pada penumpang, langkah dalam menjaga keamanan. Tentang BRT Trans
17
Semarang melakukan sosialisasi agar menarik perhatian masyarakat yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 2 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 40
responden, dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 54 responden. Tentang Agar
tidak salah jalur, petugas memberikan sosialisasi tentang rute BRT Trans Semarang
kepada masyarakat yang menyatakan ragu-ragu sebanyak sebanyak 27 responden,
yang menyatakan setuju sebanyak 28 responden, dan yang menyatakan sangat setuju
sebanyak 41 responden. Tentang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,
menambah jumlah armada BRT Trans Semarang yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 28 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 14 responden dan yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 54 responden. Tentang agar memperlancar proses
transportasi, pengelola akan merenovasi fasilitas BRT Trans Semarang yang
menyatakan ragu-ragu sebanyak 29 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 14
responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 53 responden. Tentang
Petugas membagikan brosur tentang rute BRT Trans Semarang kepada masyarakat
yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 1 responden, yang menyatakan setuju sebanyak
54 responden dan yang menyatakan sangat setuju sebanyak 41 responden. Tentang
Untuk memperlancar proses administrasi petugas membagikan brosur tarif BRT
Trans Semarang pada masyarakat yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 15
responden, yang menyatakan setuju sebanyak 67 responden, dan yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 14 responden. Tentang membagikan brosur tentang layanan
BRT Trans Semarang kepada masyarakat yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 17
responden, yang menyatakan setuju sebanyak 14 responden, dan yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 65 responden. Tentang Menjamin rasa aman kepada
penumpang BRT Trans Semarang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 27
responden, yang menyatakan setuju sebanyak 14 responden, dan yang menyatakan
sangat setuju sebanyak 55 responden. Tentang Menjamin rasa nyaman kepada
penumpang BRT Trans Semarang yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 1 responden,
yang menyatakan setuju sebanyak 28 responden, dan yang menyatakan sangat setuju
18
sebanyak 67 responden. Tentang Memiliki public relation (piar) untuk menangani
masalah terkait dengan pelayanan BRT Trans Semarang yang menyatakan ragu-ragu
sebanyak 26 responden, yang menyatakan setuju sebanyak 41 responden, dan yang
menyatakan sangat setuju sebanyak 29 responden.
Hasil Uji Persyaratan Analisis
a. Uji Validitas
Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan alat bantu program SPSS
16.0, nilai rhitung untuk seluruh pertanyaan dibandingkan dengan nilai rtabel 0,361
pada taraf signifikansi 0,05. Jika nilai rhitung > r table, pertanyaan dinyatakan valid.
- Hasil uji validitas untuk variabel sikap berada pada rentang nilai antara
0,4212 – 0,9213 artinya kuesioner sikap tersebut valid karena nilai pada item
pertanyaannya lebih besar dari pada nilai rtabel 0,361.
- Hasil uji validitas untuk variabel promosi berada pada rentang nilai antara
0,5848 – 0,9581 artinya kuesioner promosi tersebut valid karena nilai pada
item pertanyaannya lebih besar dari pada nilai rtabel 0,361.
- Hasil uji validitas untuk variabel upaya peningkatan jumlah penumpang
berada pada rentang nilai antara 0,5210 – 0,9467 artinya kuesioner upaya
peningkatan jumlah penumpang tersebut valid karena nilai pada item
pertanyaannya lebih besar dari pada nilai rtabel 0,361.
b. Uji Reliabilitas
Variabel penelitian yang terdiri Sikap (X1) Cronbach Alphanya sebesar
0,8953, Promosi (X2) Cronbach Alphanya sebesar 0,9414, dan peningkatan
jumlah Penumpang (Y) Cronbach Alphanya sebesar 0,9311. Berhubung dari
masing-masing variabel tersebut didapatkan nilai Cronbach Alpha yang lebih
besar dari 0,60 maka instrumen penelitian ini dapat dikatakan handal (reliabel)
untuk digunakan sebagai alat ukur.
19
c. Uji Normalitas
Hasil pengolahan data maka didapatkan hasil bahwa semua data
berdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan, sehingga data yang
dikumpulkan dapat diproses dengan metode-metode selanjutnya. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan diperlihatkannya sebaran data yang menyebar
membentuk pola dengan mengikuti garis diagonal pada pada koordinat 0,00
sampai 1,00 “Normal P-Plot of Regresion Standardized Residual” sesuai gambar
di atas. Sehingga data-data yang didapatkan berdistribusi normal dan tidak terjadi
penyimpangan dan bisa dilanjutkan dengan metode-metode selanjutnya.
d. Uji Multikolinearitas.
Hasil perhitungan dari variabel bebas pada penelitian ini yang terdiri
Sikap (X1) diperoleh nilai Tolerance sebesar 0,897 dan VIF sebesar 1,115, dan
untuk variabel Promosi (X2) diperoleh nilai Tolerance sebesar 0,897 dan VIF
sebesar 1,115. Menurut hasil perhitungan tersebut di atas nilai tolerance variabel
menunjukan lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas pada variabel bebas yang
digunakan pada penelitian ini.
e. Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW). Jika
nilai DW terletak diantara du dan 4-du dari tabel maka menunjukkan bahwa
model regresi tidak mengandung adanya masalah autokorelasi. Dari hasil analisis
diperoleh angka DW sebesar 1,721 (lihat lampiran SPSS). Dengan jumlah data
(n) sebanyak 96 dan jumlah variabel bebas (k) sebanyak 2 serta α = 5% diperoleh
angka dL = 1,62 dan dU = 1,71. Karena DW = 1,721 terletak antara 4 – dU dan dU
maka model persamaan regresi yang diajukan tidak terdapat masalah autokorelasi
baik positif maupun negatif.
20
f. Uji Heterokedasitas
Jika titik-titik membentuk suatu pola tertentu, maka hal ini
mengindikasikan terjadinya heteroskedastisitas, tetapi apabila titik-titik pada
grafik scatterplot menyebar di atas dan di bawah angka 0, maka hal ini
mengindikasikan tidak terjadinya heteroskedastisitas.
Hasil Analisis Data
a. Pengaruh Sikap Penumpang (X1), Promosi (X2) terhadap Upaya
Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)
Berdasarkan hasil perhitungan tentang pengaruh Sikap Penumpang
(X1), Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y),
setelah dilakukan pengolahan data dengan bantuan program SPSS 16,0
Y = βlXl + β2X2 + e
Y = 0,220Xl + 0,375X2 + e
Dari persamaan di atas, hasil yang dapat diterangkan sebagai
berikut :
1. Angka pada hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa semakin
tinggi sikap penumpang maka akan berdampak semakin tinggi pula
jumlah penumpang, hal ini mengindikasikan adanya pengaruh yang
positif antara sikap penumpang terhadap upaya peningkatan jumlah
penumpang.
2. Angka pada hasil persamaan regresi menunjukkan bahwa Koefisien
tersebut menggambarkan bahwa terdapat pengaruh positif antara
promosi terhadap upaya peningkatan jumlah penumpang, yang berarti
semakin tinggi nilai koefisien promosi maka akan meningkatkan upaya
peningkatan jumlah penumpang.
21
3. Promosi adalah variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap
upaya peningkatan jumlah penumpang yaitu dengan nilai koefisiensi
sebesar 0,375.
4. Konstanta positif berarti nilai upaya peningkatan jumlah penumpang
tetap atau konstan dan terjadi peningkatan apabila didukung dengan
adanya penambahan variabel sikap penumpang dan promosi.
b. Pengujian Terhadap Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)
1. Uji t antara Sikap Penumpang (X1) terhadap Upaya Peningkatan
Jumlah Penumpang (Y)
Berdasarkan t-hitung hasilnya adalah 2,303 sedangkan t-tabel
sebesar 1,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, berdasarkan hasil
perhitungan tersebut, dimana t-tabel = 1,986 dan t-hitung = 2,303 berarti t-
hitung > t-tabel dan didukung dengan nilai signifikansi <0,05, maka Ha
diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Sikap
Penumpang (X1) terhadap variabel Upaya Peningkatan Jumlah
Penumpang (Y).
2. Uji t antara Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah
Penumpang (Y)
Berdasarkan pada t-hitung hasilnya adalah 3,932 sedangkan t-
tabel sebesar 1,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000, berdasarkan
hasil perhitungan tersebut, dimana t-tabel = 1,986 dan t-hitung = 3,932
berarti t-hitung > t-tabel, dan didukung dengan nilai signifikansi <0,05,
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara promosi (X2)
terhadap upaya peningkatan jumlah penumpang (Y).
22
c. Pengujian Terhadap Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
Test hipotesis Uji F secara bersama antara variabel Sikap
Penumpang (X1), Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah
Penumpang (Y) didapatkan Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F-test)
adalah apabila F-hitung > F-Tabel, Ho ditolak dan Ha diterima dan
apabila Sig F-hitung < 0.05, Ho ditolak dan Ha diterima. Seperti
pada Tabel 4.6. bahwa F-hitung hasilnya adalah 14,823 dengan taraf
signifikansi sebesar 0,000, F-tabel dari penelitian diperoleh angka 3,09
hal ini berarti F-hitung > F-Tabel, sehigga dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian berarti bahwa terdapat
pengaruPh yang positif dan signifikan secara bersama-sama antara
variabel sikap penumpang (X1), promosi (X2) terhadap upaya peningkatan
jumlah penumpang (Y).
d. Pengujian Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Sikap Penumpang
(X1), Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)
maka digunakan nilai koefisien Determinasi (R2). Besarnya sumbangan
variabel dalam penelitian ini dapat di lihat dari nilai R2 yakni sebesar 0,242
atau 24,2 persen. Dapat diartikan bahwa 24,2 persen variasi variabel upaya
peningkatan jumlah penumpang (Y) pada model regresi penelitian dijelaskan
oleh variabel bebas yang terdiri sikap penumpang (X1), promosi (X2).
Sedangkan sisanya 75,8 persen (100%– 24,2%) dipengaruhi oleh variabel lain
diluar model penelitian atau selain variabel sikap penumpang (X1), promosi
(X2) yakni bisa jadi dipengaruhi oleh kepuasan pelanggan, kualitas
pelayanan, dan harga.
23
Pembahasan
a. Terdapat Pengaruh Signifikan Antara Sikap Penumpang Terhadap Upaya
Peningkatan Jumlah Penumpang Bus Rapid Transid (BRT) Trans Semarang
Hasil penelitan menunjukkan bahwa t-hitung hasilnya adalah 2,303
sedangkan t-tabel sebesar 1,986 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000,
berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dimana t-tabel = 1,986 dan t-hitung =
2,303 berarti t-hitung > t-tabel dan didukung dengan nilai signifikansi <0,05,
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Sikap Penumpang (X1)
terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y).
Berdasarkan hasil deskripsi responden diperoleh hasil bahwa sebanyak 76
responden atau sebesar 79,2% pada pelayanan Bus Rapid Transid (BRT) Trans
Semarang akan lebih menginginkan BRT Trans Semarang memberikan pelayanan
tepat waktu. Pengelolaan BRT Trans Semarang akan dapat meningkatan jumlah
penumpang apabila para pengelola memberikan pelayan yang maksimal sehingga
penumpang lebih memilih BRT Trans Semarang daripada angkutan umum yang
lainnya.
Sikap penumpang terhadap BRT Semarang sudah baik, hal tersebut
terlihat dari sikap penumpang yang merasa aman dan nyaman selama
menggunakan BRT Semarang. Sebagai upaya untuk memupuk sikap penumpang
yang sudah baik ini dapat dilakukan dengan cara menambah jalur yang sudah
ditetapkan sejak awal serta menambah jumlah armada. Semakin baik sikap
penumpang terhadap keberadaan BRT Semarang maka akan dapat meningkatkan
jumlah penumpang BRT Semarang.
24
b. Terdapat Pengaruh Signifikan Antara Promosi Terhadap Upaya
Peningkatan Jumlah Penumpang Bus Rapid Transid (BRT) Trans Semarang
Promosi yang dilakukan BRT Semarang adalah dengan melakukan
Personal Selling, Periklanan dan Promosi Penjualan. Jenis – jenis promosi yang
dilakukan meliputi surat kabar, gratis naik selama tiga hari pada masa perkenalan,
kemet dan pengemudi langsung menarik penumpang, papan – papan jalur pada
setiap BRT Semarang berpenampilan baik, melalui pameran pembangunan,
brosur, dokumentasi, baliho, piagam, mobil unit keliling, petugas satpam,
discount pelajar dan mahasiswa, kartu bebas penumpang. Semakin sering promosi
yang dilakukan oleh pihak pengelola BRT Semarang maka akan dapat
meningkatkan jumlah penumpang BRT Semarang.
25
SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN
Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah sikap penumpang terhadap upaya
peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang tergolong baik, khususnya
dalam hal pengelolaan BRT meliputi memperbaiki semua sistem dan mendengarkan
keluhan yang dihadapi oleh penumpang. Diantaranya adalah memberikan rasa
nyaman, rasa aman, pelayanan yang prima, dan menambah jumlah armada BRT
Trans Semarang. Promosi terhadap upaya peningkatan jumalah penumpang BRT
Trans Semarang tergolong baik, diantaranya adalah menyampaikan informasi melalui
promosi yang meliputi media elektronik maupun cetak. Meliputi mengenai harga
yang terjangkau, informasi, periklanan, sosialisasi, pengelolaan, dan sarana promosi.
Upaya peningkatan jumlah penumpang BRT Trans Semarang tergolong baik
diantaranya adalah pengenalan BRT Trans Semarang pada masyarakat melalui
berbagai media masa baik elektronik maupun cetak, menambah program yang
berfungsi untuk menambah penumpang, memaksimalkan pelayanan pada
penumpang, menambah petugas keamanan dalam menjaga keamanan sehingga
penumpang merasa aman dan nyaman saat menaiki BRT Trans Semarang. Hipotesis
pertama yang menguji adanya pengaruh variabel Sikap Penumpang (X1) terhadap
Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y) di dapatkan hasil bahwa terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara variabel Sikap Penumpang (X1) terhadap
Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y). Hal ini berarti hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini diterima. Hipotesis kedua yang menguji adanya pengaruh
variabel Promosi (X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y)
didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Promosi
(X2) terhadap Upaya Peningkatan Jumlah Penumpang (Y). Hal ini berarti hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini diterima.
26
5.1. Keterbatasan
1. Penelitian ini merupakan studi kasus pada Dinas Perhubungan Pemerintah
Kota Semarang dengan demikian kesimpulan yang diperoleh dalam
penelitian ini tentunya belum memungkinkan untuk dijadikan kesimpulan
yang berlaku umum pada Dinas Perhubungan secara umum. Hal ini
disebabkan oleh kompleksitas permasalahan yang dihadapi untuk masing-
masing instansi yang berbeda.
2. Menjawab permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan jumlah
penumpang BRT Trans Semarang dalam penelitian ini hanya dicoba faktor
yang menonjol dan memfokuskan pada faktor sikap penumpang, dan promosi
berikut indikator-indikatornya. Bukan tidak mungkin bahwa sebenarnya
masih ada faktor lain dan indikatornya yang turut mempengaruhi jumlah
penumpang yang diharapkan.
Saran
Setelah mengetahui kesimpulan dari penelitian tentang pengaruh sikap dan
promosi terhadap upaya peningkatan jumlah penumpang Bus Rapid Transit (BRT)
Trans Semarang, maka peneliti mencoba memberikan saran yang dapat berguna bagi
pihak-pihak yang terkait khusus pada pengelola Bus Rapid Transid (BRT) Trans
Semarang:
Promosi yang dilakukan BRT Semarang adalah dengan melakukan Personal
Selling, Periklanan dan Promosi Penjualan. Jenis – jenis promosi yang dilakukan
meliputi: pembuatan website yang menjelaskan tentang BRT di Semarang, surat
kabar, gratis naik selama tiga hari pada masa perkenalan, petugas dan pramugara
memberikan pelayanan yang baik, rambu jalur pada setiap BRT Semarang berkondisi
baik, discount pelajar dan mahasiswa. Sikap penumpang terhadap BRT Semarang
sudah baik, hal tersebut terlihat dari sikap penumpang yang merasa aman dan nyaman
selama menggunakan BRT Semarang untuk memupuk sikap penumpang yang sudah
27
baik ini dapat dilakukan dengan cara menambah jalur koridor yang sudah ditetapkan
sejak awal serta menambah jumlah armada.
28
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Diskominfo) Kota Semarang
tahun 2010.
Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariante dengan Program SPSS Edisi 2.
Semarang: UNDIP.
Gujarati, D. N. 1995. “ Basic Econometrics “, Third Edition, Singapore: McGraw-
Hill International Edition.
J. Paul Peter dan Jerry C. Olson. 1999. Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan
Strategi Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 1992. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,Implementasi
dan Kontrol. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Kotler, Philip dan Armstrong. 1991. Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol. Penerbit PT. Prenhallindo: Jakarta.
McCarthy, E. Jerome & Wiliam D. Perreault. 1993. Dasar-dasar Pemasaran (Edisi
Kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nasution Rozaini. 2003. Teknik Sampling. Fakultas Kesehatan Masyarakat:
Universitas Sumatera Utara.
Rao, Purba. 1996. Measuring Consumer Perceptions through Factor Analysis. The
Asean Manager, Peb-march.
Saifuddin Azwar. 2000. Reliabilitas dan Validitas, edisi ketiga. Pustaka Pelajar:
Yogyakarta.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elek Media
Komputindo: Jakarta
Simamora, Bilson. 2002. Remarketing For Business Recovery. Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Stanton, William. 1996. Terjemahan Lamarto Yohanes. Prinsip Pemasaran 1.
Erlangga: Jakarta.
29
Suara merdeka online tahun 2009.
Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Swastha, Basu. 2000. Manajemen Pemasaran: Analisa Perilaku Konsumen. BPFE:
Yogyakarta.
Swasta, Basu, DH., Dharmestha, dan T. Hani Handoko, 1997. Manajemen
Pemasaran, Analisa Perilaku Konsumen, Edisi Pertama, Cetakan Ketiga.
Penerbit BPFE: Yogyakarta.
S. Nitisemito, Alex. 1988. Manajemen Personalia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Swastha, Urawan. 1990.“Manajemen Pemasaran Modern”. Edisi-2, Liberty,
Yogyakarta.
Winardi, 2001. Azas-Azas Marketing, Penerbit Alumni, Bandung.
Wikipedia. BRT www.google.com
Wisnubroto, Petrus. 1998 “Pengaruh Sikap dan Promosi dalam usaha meningkatkan
Jumlah Penumpang Bus Kopata di DIY”, Jurnal Academia Ista 2/11/1998.