8/16/2019 perencanaan base ment
1/17
PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAI
DAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP
DAKTAIL PARSIAL
Naskah Publikasi
untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat S-1 Teknik Sipil
diajukan oleh :
ARGA FRANSDIKA
NIM : D 100 070 049
NIRM : 07 06 03010 50049
Kepada :
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
8/16/2019 perencanaan base ment
2/17
8/16/2019 perencanaan base ment
3/17
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Pacitan yang juga dikenal dengan ”Kota 1001 Goa”
merupakan salah satu tujuan wisata di daerah perbatasan antara Provinsi Jawa
Timur dengan Provinsi Jawa Tengah. Panorama bukit kars, tebing-tebing curam
dan pantai pasir putih yang eksotis sangat mudah ditemukan di daerah ini.
Kekayaan alam inilah yang sengaja dimanfaatkan Pemkab Pacitan untuk
memaksimalkan pendapatan asli daerah melalui sektor pariwisata.
Untuk menunjang potensi dibidang pariwisata ini, maka perlu didukungdengan sarana dan prasarana yang memadai. Meskipun sudah terdapat beberapa
hotel, tetapi penambahan jumlah hotel masih diperlukan, mengingat jumlah
wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri untuk berkunjung ke
Pacitan semakin meningkat setiap tahunnya. Berkaitan dengan hal tersebut, maka
penyusun mencoba untuk merencanakan gedung perhotelan empat lantai dengan
satu basement di Pacitan.
Salah satu faktor yang paling berpengaruh dalam perencanaan strukturbangunan bertingkat tinggi adalah kekuatan struktur bangunan, dimana faktor ini
sangat terkait dengan keamanan dan ketahanan bangunan dalam menahan atau
menampung beban yang bekerja pada struktur. Menurut SNI 1726-2002, Pacitan
termasuk pada wilayah gempa 3 yaitu merupakan daerah cukup besar
kemungkinan terjadinya gempa maka untuk itulah dalam perencanaan gedung
bertingkat tinggi ini harus direncanakan dan didesain sedemikian rupa agar dapat
digunakan sebaik-baiknya, nyaman dan aman terhadap bahaya gempa bagi
pemakai atau pengguna struktur gedung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan pada bagian latar belakang,
dapatlah diambil suatu rumusan yang akan digunakan sebagai acuan. Adapun
rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1). Mengingat Pacitan termasuk pada wilayah gempa 3, maka diperlukan
perencanaan struktur gedung tahan gempa.
8/16/2019 perencanaan base ment
4/17
2). Keadaan Pacitan yang semakin berkembang sehingga dibutuhkan suatu
perhotelan yang memiliki struktur tahan gempa yang baik.
C. Tujuan Perencanaan
Perencanaan gedung perhotelan empat lantai dengan satu basement di
Pacitan dengan prinsip daktail parsial ini bertujuan untuk mendapatkan hasil
desain struktur bangunan perhotelan empat lantai dengan satu basement di Pacitan
yang tahan gempa sesuai dengan prinsip daktail parsial, serta peraturan-peraturan
yang berlaku di Indonesia.
D. Manfaat perencanaan
Manfaat pada Tugas Akhir ini ada 2 macam yang hendak dicapai yaitu
manfaat secara teoritis dan secara praktis, dengan penjelasan sebagai berikut :
1). Secara teoritis, perencanaan gedung ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan di bidang perencanaan struktur, khususnya dalam perencanaan
struktur beton bertulang tahan gempa dengan prinsip daktilitas parsial.
2). Secara praktis, perencanaan gedung ini diharapkan dapat dipakai sebagai
salah satu referensi dalam merencanaan struktur bangunan gedung tahan
gempa khususnya di daerah Pacitan.
E. Batasan Masalah
Menghindari melebarnya pembahasan, dalam penyusunan tugas akhir
ini permasalahan dibatasi pada masalah-masalah berikut :
1). Gedung yang direncanakan adalah gedung dengan empat lantai dengan satu
basement di Pacitan.
2). Perhitungan struktur mencakup perhitungan struktur atap (kuda-kuda) dan
beton bertulang (plat lantai, plat tangga, perhitungan balok, perhitungan kolom
dan perhitungan pondasi).
3). Pembebanan yang diakibatkan oleh lift tidak diperhitungkan.
4). Digunakan beton bertulang dengan mutu beton f’c = 25 MPa, mutu baja f y =
390 MPa untuk tulangan utama, dan f y = 240 MPa untuk tulangan geser.
5). Bangunan berada di Wilayah Pacitan (wilayah gempa 3).
6). Pada perencanaan ini digunakan peraturan-peraturan sebagai berikut:
a). Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.
8/16/2019 perencanaan base ment
5/17
b). Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) 1971.
c). Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983.
d). Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung
SNI-1726-2002.
e). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI 03-
2847-2002.
7). Gedung direncanakan dengan system daktail parsial, dengan mengambil nilai
= 2,0 dan R = 3,2.
8). Sudut kemiringan tangga direncanakan sebesar 30˚.
9). Keadaan tanah diasumsikan sebagai tanah keras dengan muka air tanah kurang
lebih 4 meter, sehingga tekanan air tanah berpengaruh pada sloof dan plat
lantai basement .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Umum
Berdasarkan Pasal 1.2 SNI 1726-2002, Syarat-syarat perencanaan
struktur gedung tahan gempa yang ditetapkan tidak berlaku untuk bangunan
sebagai berikut :
a). Gedung dengan sistem struktur yang tidak umum atau masih
memerlukan pembuktian tentang kelayakannya.
b). Gedung dengan sistem isolasi landasan (base isolation) untuk menahan
pengaruh gempa terhadap struktur atas.
c). Bangunan teknik sipil seperti jembatan, bangunan air, dinding dan
dermaga pelabuhan, anjungan lepas pantai dan bangunan non gedung
lainnya.
d). Rumah tinggal satu tingkat dan bangunan gedung-gedung non teknis
lainnya.
B. Daktilitas
Daktilitas (ductility) adalah perbandingan antara simpangan maksimum
sebelum bahan runtuh dengan simpangan pada saat leleh awal. Bahan atau
struktur yang bersifat elastis murni, biasanya dikatakan bahan getas, artinya jika
8/16/2019 perencanaan base ment
6/17
8/16/2019 perencanaan base ment
7/17
B. Perencanaan Struktur Plat Lantai dan Tangga
1. Perencanaan plat
Plat merupakan struktur bidang datar (tidak melengkung) yang jika ditinjau
secara 3 dimensi mempunyai tebal yang jauh lebih kecil dari pada ukuran bidang
plat. Untuk merencanakan plat beton bertulang perlu dipertimbangkan tidak hanya
pembebanan, tapi juga ukuran dan syarat-syarat tumpuan pada tepi yang
menentukan jenis perletakan dan jenis penghubung di tempat tumpuan.
2. Perencanaan tangga beton bertulang
Tangga adalah bagian dari bangunan gedung yang berfungsi sebagai alat
penghubung dari tingkatan-tingkatan lantai bangunan gedung tersebut. Tangga
berfungsi sebagai penghubung lantai tingkat yang satu dengan lantai tingkat yang
lain. Semakin datar suatu tangga akan semakin mudah untuk digunakan.
Penentuan sudut kemiringan suatu tangga tergantung dari fungsi/keperluan tangga
yang akan dibangun. Sebagai pedoman dapat diambil ketentuan sebagai berikut
(Asroni, 2007):
1). Tangga mobil masuk garasi max = 12,5 atau 1: 8
2). Tangga di luar bangunan max = 20 atau 1: 5
3). Tangga gedung bangunan umum max = 30 - 35
4). Tangga curam ( 41º), untuk basement max = 45
untuk menara/ tandon air max = 75 - 90
B. Perencanaan Balok Dengan Sistem Daktail Parsial
1. Perhitungan penulangan memanjang balok .
Hitungan tulangan memanjang balok dilaksanakan dengan langkah sebagai
berikut :
1a). Menghitung momen perlu MU balok dengan memilih nilai yang paling besar
dari nilai MU.
1b). Menghitung jumlah tulangan.
2. Perhitungan momen rencana (Mr) balok
1). Menghitung luas tulangan tarik dan tekan (As dan As’)
2). Menghitung nilai a
3). Dihitung tegangan tulangan tekan f s’
8/16/2019 perencanaan base ment
8/17
3. Perhitungan tulangan geser/begel balok
Pemasangan begel balok di daerah sendi plastis (sepanjang 2.h dari muka
kolom) dibuat lebih rapat daripada di bagian tengah bentang (di luar 2.h).
D. Perencanaan Kolom Dengan Sistem Daktail Parsial
1. Perhitungan tulangan memanjang kolom
Hitungan tulangan memanjang kolom pada struktur dengan daktilitas
parsial, dilaksanakan sebagai berikut :
1). Dihitung momen perlu Mu,k dan gaya normal /aksial perlu Nu,k
2). Dihitung luas tulangan memanjang kolom As,t
2. Perhitungan tulangan geser/begel kolom
Begel pada daerah sendi plastis dipasang lebih rapat dari pada bagian luarnya.
Proses hitungan begel kolom dilaksanakan sebagai berikut :
1). Dihitung momen kapasitas kolom dengan membuat diagram interaksi kolom.
2). Dihitung gaya geser perlu kolom (Vu,k ), dipilih yang terkecil.
3). Dihitung gaya geser yang ditahan begel (Vs,k )
4). Dihitung luas begel perlu (Av,u) untuk setiap 1 meter panjang kolom (S = 1000
mm), dipilih yang terbesar diantara Av dan Av,min
5). Dihitung jarak begel (s) dengan memilih begel n kaki menggunakan diameter
tulangan polos dp = y.
E. Perencanaan Pondasi
Hitungan perencanaan pondasi dilaksanakan dengan langkah sebagai berikut :
1). Perhitungan kekuatan tiang tunggal
2). Perhitungan jumlah tiang dan daya dukung kelompok tiang
3). Kontrol daya dukung maksimum tiang pancang
4). Kontrol tegangan geser dan penulangan poer pondasi
5. Perhitungan tulangan dan kontrol tegangan (beton dan baja) tiang
6. Perencanan sloof
BAB IV
METODE PERENCANAAN
Perencanaan gedung ini dilaksanakan dalam 6 (enam) tahap seperti
terlihat dalam bagan alir pada Gambar IV.1, yaitu sebagai berikut :
8/16/2019 perencanaan base ment
9/17
Tahap III
.
Dimensi balok cukup(?)
Dimensi kolom
cuku ?
Dimensi poer dan
tiang pancang(?)
Tahap VI
Tahap V
Tahap IV
Tahap II
Tahap I
Tidak
Tidak
Tidak
Mengumpulkan data dan tes sondir
Desain gambar rencana
Menghitung struktur atap
Menghitung tulangan plat dan tangga
Analisa pembebanan
Asumsi dimensi awal balok dan kolom
Beban mati Beban hidup Beban gempa
Asumsi dimensi poer dan tiang pancang
Membuat gambar detail
Analisa mekanika
Penentuan beban kombinasi
Penulangan balok
Penulangan kolom
Penulangan poer dan tiang pancang
Selesai
Mulai
Ya
Ya
Ya
8/16/2019 perencanaan base ment
10/17
V. HASIL PERENCANAAN
Gambar V.1. Denah perencanaan
A. Perencanaan Struktur Atap
Perencanaan Struktur atap menggunakan penutup atap dari genteng
dengan rangka atap dari baja. Berdasarkan hasil perhitungan digunakan gording
profil baja lip kanal C150x75x20x4,5, dan rangka kuda-kuda baja menggunakan profil
siku 40.80.8, 40.60.7, 40.60.6. Alat sambung menggunakan baut ( = 1/2”
dengan menggunakan plat kopel 4 mm dan plat buhul 10 mm. Rangka atap dapat
dilihat seperti pada Gambar V.2.
a1
a2
a3
a4
a6
a5
a7
a8
b1 b2 b3 b4 b5
d1
d2 d3
d6
d5
d4
d7 d8
d14
d13d12
d9
d10
d11
A
C
D
E G
H
I
J K L M N
O
F
P
b6
v1
Gambar V. 2. Rangka kuda-kuda atap
L IF T L IF T
N N
R E S E P S I O N I S T
L A V A T O R I
Pa
L A V A T O R I
Pi
L O B B Y U T A M A
R E S T A U R A N T
H A L L / R U A N G
S E M I N A R
L 0 C
K
E R
L 0 C
K
E
R
L 0 C
K
E
R
L 0 C
K
E
R
L 0 C
K
E R
+ 0 . 0 0
H A L L
- 0 .15
+ 0 . 1 5
8/16/2019 perencanaan base ment
11/17
A. Perencanaan Plat
Perencanaan struktur plat lantai dapat dilihat pada Tabel V.1.
Tabel V.1. Tulangan dan momen tersedia plat lantai.
Tipe plat Mu (KNm) Tulangan Pokok Tulangan BagiMomen Tersedia
(KNm)
A
Mlx = 4,667
Mly = 4,667
Mtx = -2,678
Mty = -2,678
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-200
D8-200
13,185
11,420
13,185
11,420
B
Mlx = 6,273
Mly = 6,273
Mtx = -3,825
Mty = -3,825
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-200
D8-200
13,185
11,420
13,185
11,420
C
Mlx = 4,514
Mly = 4,514
Mtx = -2,754
Mty = -2,754
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-220
D8-220
13,185
11,420
13,185
11,420
D
Mlx = 5,891
Mly = 5,891
Mtx = -3,902
Mty = -3,902
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-220
D8-220
13,185
11,420
13,185
11,420
E
Mlx = 7,480
Mly = 7,480
Mtx = -5,168
Mty = -5,168
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-220
D8-220
13,185
11,420
13,185
11,420
F
Mlx = 6,800
Mly = 6,800
Mtx = -5,168
Mty = -5,168
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-220
D8-220
13,185
11,420
13,185
11,420
G
Mlx = 5,712
Mly = 5,712
Mtx = -5,032
Mty = -5,032
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-220
D8-220
13,185
11,420
13,185
11,420
H
Mlx = 5,168
Mly = 5,168
Mtx = -5,848
Mty = -5,848
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-220
D8-220
13,185
11,420
13,185
11,420
I
Mlx = 4,284
Mly = 4,284
Mtx = -2,831
Mty = -2,831
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-220
D8-220
13,185
11,420
13,185
11,420
J
Mlx = 4,361
Mly = 4,361
Mtx = -2,831
Mty = -2,831
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-220
D8-220
13,185
11,420
13,185
11,420
K
Mlx = 1,972
Mly = 1,972
Mtx = -1,224
Mty = -1,224
D12-240
D12-240
D12-240
D12-240
-
-
D8-220
D8-220
13,185
11,420
13,185
11,420
L Mlx = 1,904 D12-240 - 13,185
8/16/2019 perencanaan base ment
12/17
8/16/2019 perencanaan base ment
13/17
R
Mlx(+) = 9,581
Mly(+) = 5,872
Mtx(-) = 21,325
Mty(-) = 17,616
D12 – 160 mm
D12 – 160 mm
D12 – 160 mm
D12 – 160 mm
D8 – 130 mm
D8 – 130 mm
32,98
30,63
32,98
30,63
C
Mlx(+) = 6,490
Mly(+) = 6,490
Mtx(-) = 16,071
Mty(-) = 16,071
D12 – 160 mm
D12 – 160 mm
D12 – 160 mm
D12 – 160 mm
D8 – 130 mm
D8 – 130 mm
32,98
30,63
32,98
30,63
D. Perencanaan Tangga
Pada perencanaan ini tangga yang digunakan tiap lantai sama. Dalam
analisa perhitungan, tangga dibagi menjadi 2 bagian. Sebagai contoh hasil
perencanan yaitu pada tangga bagian bawah dengan denah yang dapat dilihat pada
gambar V. 3. dan pada Tabel V.2, dengan injakan 31 cm dan tanjakan 16 cm.
Perencanaan anak tangga, dilakukan dengan menghitung tinggi papan tanjakan
(T) dan papan injakan (I) sebagai berikut :
Tabel V.4 Penulangan tangga bagian bawah.
BatangDaerahBatang
Momen perlu( kN-m )
Tulanganpokok
Tulanganbagi
Momen
tersedia(kN-m)
1
Kiri
Lapangan
Kanan
-24,068
12,04
-16,72
D12-110
D12-230
D12-160
D8-200
D8-200
D8-200
24,62
12,385
17,452
a. Tangga bagian atas
1
2
a. Tangga bagian bawahGambar V.3. Perencanaan tangga basement, lantai 1,2,3,dan 4.
1
2
(Sumber : hasil hitungan)
8/16/2019 perencanaan base ment
14/17
2
Kiri
Lapangan
Kanan
-16,72
-6,336
0,000
D12-160
D12-240
D12-240
D8-200
D8-200
D8-200
17,452
11,89
11,89
( Sumber : Hasil hitungan )
E. Perencanaan Struktur Balok
Hasil perhitungan perencanaan balok dapat dilihat pada Gambar V. 4
Perencanaan Struktur Kolom
Hasil perhitungan perencanaan kolom dapat dilihat pada Gambar V.5.
Gambar V.4a. Hasil perencanaan tulangan balok portal as-7
Gambar V.4b. Hasil perencanaan tulangan balok portal as-7
D16-120
D19-90
2dp6-120
4D19
D16-120
D19-90
2dp10-260
II
II II
4D22
4D22
lo = 0,60 m
16D25
16D25
2dp10-100
16D25
DETAILPOT. I - IDETAILPOT. II - II
Gambar V.5. Hasil perencanaan tulangan kolom portal as-7
4D22
4D22
2dp10-1302D12
3D22
3D22
2dp10-2602D12
DETAIL POT. C - C DETAIL POT. B - B
4D22
3D22
2dp10-1302D12
3D22
3D22
2dp10-2602D12
DETAILPOT. B -B
4D22
4D22
2dp10-1302D12
DETAILPOT. C -CDETAILPOT. A -A
II II
16D25
II II
2dp10-130 2dp10-260 2dp10-130
C
C4D22
4D22C
C4D22
4D22
3D22
3D22B
B
2dp10-130
C
C4D22
4D22
II II II II
4D22
4D22C
C
2dp10-130 2dp10-260 2dp10-130
A
A3D22
4D22
3D22
3D22B
B3D22
3D22D
D3D22
3D22D
D
2dp10-130
8/16/2019 perencanaan base ment
15/17
F. Perencanaan Struktur Pondasi
Hasil perhitungan perencanaan pondasi dapat dilihat pada Gambar V. 6.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah melakukan analisis perhitungan perencanaan struktur beton
bertulang untuk gedung perhotelan empat lantai dan 1 basement dengan prinsip
daktail parsial di daerah Pacitan tinjauan 3 dimensi, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Perencanaan struktur beton bertulang ini direncanakan aman terhadap beban
mati, beban hidup dan beban gempa rencana. Distribusi beban geser/gempa
menggunakan analisis statik ekivalen sedangkan perhitungan analisis mekanika
strukturnya menggunakan program bantu hitung SAP 2000 v. 8 nonlinear. Dari
hasil analisis didapat hasil sebagai berikut :
1).Struktur atap menggunakan kuda-kuda rangka baja profil 40.40.5, dan
35.35.4
Gambar V. 6. Penulangan pondasi tiang pancang.
2dp10-100
16D25
D16-120
D19-90
2dp6-120
4D19
PONDASI TIANG PANCANG
2dp10-260
2dp10-260
D16-120
D19-90
3D19
3D19
Penulangan plat poer
D19-90
D16-120
D19-90
D16-120
D19-90
D 1 9 - 9 0
D16 -120
D 1 6 - 1 2 0
4D16
2dp6-120
Penulangan Tiang Pancang
8/16/2019 perencanaan base ment
16/17
2).Struktur plat meliputi ;
a).Ketebalan plat lantai (1,2,3,4,) 12 cm dengan tulangan pokok D12 dan
tulangan bagi dp 8.
b).Ketebalan plat dinding basement tebal 12 cm dengan tulangan pokok
D12 dan tulangan bagi dp 8.
c). Ketebalan plat lantai basement tebal 20 cm, dengan tulangan pokok D12,
dan tulangan bagi dp 8.
3).Struktur tangga digunakan bentuk K dengan hasil perencanaan optrade 16
cm dan antrade 30 cm. Untuk plat tangga digunakan tebal 12 cm dengan
tulangan pokok D12 dan tulangan bagi dp 8, sedangkan untuk plat bordes
digunakan tebal 12 cm dengan tulangan pokok D12 dan tulangan bagi dp 8.
4).Struktur portal gedung beton bertulang meliputi :
a). Balok induk dengan dimensi 400/600 mm dengan tulangan pokok D22
dan tulangan geser menggunakan 2dp10.
b). Kolom dengan dimensi kolom 600/600 mm dan 500/500 mm dengan
tulangan pokok D25 dan tulangan geser menggunakan 2dp10.
5).Struktur pondasi menggunakan pondasi tiang pancang beton bertulang dan
dipancang sampai tanah keras meliputi :
a). Plat poer pondasi menggunakan ukuran (2,5 x 2,5) m2
setebal 90 cm
dengan tulangan D19 dan jarak 90 mm.
b). Kelompok tiang pancang berjumlah 4 tiang dengan dimensi tiang
pancang 250/250 dengan Tulangan pokok 4D1 dengan begel 2dp6-120.
B. Saran
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan struktur beton
bertulang untuk gedung bertingkat pada umumnya dan secara khusus pada Tugas
Akhir ini penulis mencoba memberikan saran diantaranya sebagai berikut :
1. Faktor keamanan/keselamatan dan faktor ekonomis dalam perencanaan gedung
merupakan hal yang sangat perlu dipertimbangkan, sehingga pemilihan tingkat
daktilitas menjadi pertimbangan yang sangat penting.
2. Letak bangunan yang direncanakan harus diperhatikan, karena akan
berpengaruh pada beban horisontal/beban gempa yang bekerja.
8/16/2019 perencanaan base ment
17/17
3. Asumsi-asumsi yang digunakan perlu diperhatikan berdasarkan ketetapan
Standar Nasional Indonesia (SNI) terbaru sehingga tidak terjadi kesalahan-
kesalahan dalam mencari gaya dalamnya dan mampu menerapkan aturan
terbaru.
4. Setiap gedung memiliki permasalahan yang berbeda-beda sehingga diharapkan
bagi para perencana agar dapat memahami prinsip-prinsip dasar dari
perhitungan konstruksi, analisis struktur dan pondasi.
5. Jika dalam perencanaan menggunakan program bantu hitung untuk perhitungan
analisa mekanika struktur seperti SAP 2000 atau yang lainnya hendaknya
diperhatikan ketelitian dalam memasukkan data (input ) karena akan
berpengaruh terhadap keluaran data (output ).