EasyChair Preprint№ 6292
Using Base Path Technique in White BoxTesting in Evaluation of the E-Kiosk System ofBPJS Patient Registration Services
Mochamad Irpan Pratama
EasyChair preprints are intended for rapiddissemination of research results and areintegrated with the rest of EasyChair.
August 14, 2021
PENGGUNAAN TEKNIK BASIS PATH DALAM PENGUJIAN
WHITE BOX DALAM EVALUASI SISTEM E-KIOSK LAYANAN
PENDAFTRAN PASIEN BPJS
Mochamad Irpan Pratama
Universitas Raharja
ABSTRAK
Memberikan pelayanan yang optimal dan terbaik adalah sebuah visi dari hampir semua
perusahaan termasuk rumah sakit, dari visi tersebut rumah sakit selalu berusaha untuk selalu
memberikan pelayanan yang oprtimal dan megembangkan teknologi mengikuti
perkembangan yang semakin modern. Ada beberapa masalah sebelumnya dalam pelayanan
salah satunya adalah pelayanan untuk pendaftaran pasien BPJS yang semakin hari semakin
banyak, hampir 500 pasien mendaftar untuk berobat ke rumah sakit tetapi penunjang
pendukung terbatas sehingga antrian menumpuk, selain itu juga banyak pasien yang tidak
disiplin waktu dan tertib, banyak yang berlomba-lomba untuk datang ke rumah sakit pada
dini hari untuk mendapatkan nomor antrian di counter pendaftaran. Kiosk pendaftaran
adalah solusinya untuk permasalahan tersebut namun walaupun sudah adanya penunjang
pendukung masih ada permasalahan yang ada saat ini adalah tidak spesifik data yang muncul
kendala apa yang menyebabkan tidak berhasilnya pasien mendaftar di kiosk contohnya
seperti surat rujukan sudah tidak berlaku, adanya ketidakcocokan antara data di BPJS dan
Rumah Sakit. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah CSF atau Critical Success
Factor yang bisa menunjukkan hal-hal yang diperlukan perusahannya agar dapat mencapai
visi misi perusahaan. Dari hasil penelitian ini membuktikan bahwa dengan adanya rancangan
sistem informasi data yang lengkap pasien dapat mudah untuk melakukan pendaftaran serta
membuat sistem kiosk pendaftaran yang lebih informatif, sehingga tidak adanya lagi pasien
yang bingung dengan sistem tersebut.
Kata Kunci: KIOSK, Pendaftaran, Self-Service
PENDAHULUAN
Memberikan pelayanan yang optimal dan terbaik adalah sebuah visi dari hampir semua
perusahaan termasuk rumah sakit, dari visi tersebut rumah sakit selalu berusaha untuk selalu
memberikan pelayanan yang oprtimal dan megembangkan teknologi mengikuti
perkembangan yang semakin modern. Sebelumnya ada beberapa masalah dalam pelayanan
salah satunya adalah pelayanan untuk pendaftaran pasien BPJS yang semakin hari semakin
banyak, hampir 700 pasien mendaftar untuk berobat ke rumah sakit tetapi penunjang
pendukung terbatas sehingga antrian menumpuk, selain itu juga banyak pasien yang tidak
disiplin waktu dan tertib, banyak yang berlomba-lomba untuk datang ke rumah sakit pada
dini hari untuk mendapatkan nomor antrian di counter pendaftaran. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan data kunjungan pasien pada Januari - Mei 2020 berdasarkan Tabel 1 dibawah
ini :
Tabel 1. Jumlah Pasien pada Januari - Mei 2020 di Salah Satu Rumah Sakit Swasta
Kabupaten Tangerang
Sumber : Dept. Keperawatan Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kabupaten Tangerang ( 2020 )
Kiosk Pendaftaran Rawat Jalan BPJS ini adalah sebuah mesin pendaftaran yang dirancang
semudah mungkin agar bisa digunakan oleh semua kalangan. Tujuan lain dari Kiosk
Pendaftaran Rawat Jalan BPJS yaitu dapat menjadikan pasien lebih cepat tidak menunggu
antrian di counter pendaftaran, pasien bisa langsung menuju mesin Kiosk untuk melakukan
pendaftaran, selain itu pasien tidak harus datang dini hari, mesin akan membaca data pasien
sesuai harus jam berapa pasien datang. Namun permasalahan yang ada saat ini adalah tidak
spesifik data yang muncul kendala apa yang menyebabkan tidak berhasil pasien mendaftar
di kiosk contohnya seperti surat rujukan sudah tidak berlaku, adanya ketidakcocokan antara
data di BPJS dan Rumah Sakit
Gambar 1. Grafik Turnover Pasien Salah Satu Rumah Swasta di Kabupaten Tangerang
Sumber: Dept. Keperawatan Salah Satu Rumah Sakit Swasta Kabupaten Tangerang ( 2020
)
Untuk wadah layanan ini menggunakan website localhost dengan UI Design dimana desain
antarmuka untuk mesin dan perangkat lunak, seperti komputer, perangkat mobile dengan
Bulan Jumlah Pasien
Pasien
Rawat
Jalan
%
Pasien
Rawat
Jalan
Pasien
Rawat
Inap
%
Pasien
Rawat
Inap
Januari 920 688 74.78 232 25.21
Februari 701 513 73.18 188 26.82
Maret 761 655 86.07 106 13.93
April 653 514 78.71 139 21.29
Mei 664 555 83.58 109 16.41
411465
554
721
279 232 199120
0
200
400
600
800
Juni Juli Agustus September
Rawat Jalan Rawat Inap
fokus pada memaksimalkan pengalaman pengguna serta sebagai salah satu traffic website
seberapa seringnya pengguna menggunakan website tersebut
Selain itu juga website ini dirancang dengan UX Design sebagai Proses meningkatkan
kepuasan pengguna dalam meningkatkan kegunaan dan kesenangan yang diberikan dalam
interaksi antara pengguna dan produk menjadi mudah untuk digunakan dan tidak
membingungkan ketika digunakan oleh pengguna
METODE PENELITIAN
Pengujian perangkat lunak merupakan bagian dari Software Development Life Cycle (SDLC) yang wajib dilakukan untuk mengidentifikasi semua kesalahan dan kelengkapan kebutuhan fungsional / non-fungsional. Meskipun tidak semua kesalahan (error) tidak dapat diidentifikasi, setidaknya dapat mengurangi kesalahan dari semua fungsi dalam sistem. Teknik pengujian terdiri dari pengujian statis dan dinamis. Pengujian statis digunakan sebagai verifikasi sebelum code deployment seperti spesifikasi kebutuhan perangkat lunak, desain dokumen, source code, dan konten web page. Pengujian dinamis digunakan sebagai validasi pengujian fungsional dan struktural. Pada penelitian ini saya menggunakan teknik pengujian dinamis sebagai pengujian sistem layanan mandiri pendaftaran pada e-kiosk BPJS . Pada penelitian sebelumnya, saya hanya menggunakan test case sebagai dasar pengujian untuk mengetahui bahwa komponen yang digunakan sudah sesuai dengan kebutuhan fungsional sistem dan mengetahui tingkat keberhasilan dari modul atau fungsi (source code). Pada penelitian ini, saya melanjutkan pengujian perangkat lunak dengan menggunakan teknik pengujian white box. White box testing merupakan pengujian yang difokuskan pada internal sistem yaitu source code program. Tujuan dari pengujian white box digunakan sebagai alat uji kompleksitas dari code program. Bagi programmer, white box sangat penting untuk menentukan kompleksitas dari suatu code. Pengujian white box juga dapat digunakan sebagai validasi apakah source code mengikuti desain; apakah source code sesuai dengan kebutuhan fungsional; apakah source code memiliki kerentanan. Pada sistem layanan e-kiosk BPJS, white box diterapkan di semua class seperti class pendaftaran dan cetak ulang struk. Pengujiannya menggunakan basis path yaitu penomoran pada source code yang fungsinya untuk mengetahui kompleksitas code. Setelah basis path diperoleh, penomoran tersebut digunakan dalam penghitungan cyclometic complexity. Jika hasil penghitungan dibawah 10, maka kompleksitas program masih bagus.
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
a. White Box Testing
Pengujian perangkat lunak merupakan bagian dari Software Development Life Cycle
(SDLC) yang wajib dilakukan untuk mengidentifikasi semua kesalahan dan kelengkapan
kebutuhan fungsional / nonfungsional. Meskipun tidak semua kesalahan (error) tidak dapat
diidentifikasi, setidaknya dapat mengurangi kesalahan dari semua fungsi dalam sistem.
Teknik pengujian terdiri dari pengujian statis dan dinamis [6]. Pengujian statis digunakan
sebagai verifikasi sebelum code deployment seperti spesifikasi kebutuhan perangkat lunak,
desain dokumen, source code, dan konten web page. Pengujian dinamis digunakan sebagai
validasi pengujian fungsional dan struktural. Pada penelitian ini saya menggunakan teknik
pengujian dinamis sebagai pengujian sistem layanan mandiri pendaftaran pada e-kiosk
BPJS. Pada penelitian sebelumnya, saya hanya menggunakan test case sebagai dasar
pengujian untuk mengetahui bahwa komponen yang digunakan sudah sesuai dengan
kebutuhan fungsional sistem dan mengetahui tingkat keberhasilan dari modul atau fungsi
(source code). Pada penelitian ini, saya melanjutkan pengujian perangkat lunak dengan
menggunakan teknik pengujian white box. White box testing merupakan pengujian yang
difokuskan pada internal sistem yaitu source code program. Tujuan dari pengujian white
box digunakan sebagai alat uji kompleksitas dari code program. Bagi programmer, white
box sangat penting untuk menentukan kompleksitas dari suatu code. Pengujian white box
juga dapat digunakan sebagai validasi apakah source code mengikuti desain; apakah source
code sesuai dengan kebutuhan fungsional; apakah source code memiliki kerentanan [7].
Pada sistem layanan pendaftaran pada e-kiosk BPJS, white box diterapkan di semua class
seperti class pendaftaran dan cetak ulang struk. Pengujiannya menggunakan basis path yaitu
penomoran pada source code yang fungsinya untuk mengetahui kompleksitas code. Setelah
basis path diperoleh, penomoran tersebut digunakan dalam penghitungan cyclometic
complexity. Jika hasil penghitungan dibawah 10, maka kompleksitas program masih bagus.
Pengujian white box hanya dilakukan pada class – class utama yaitu class yang sesuai
dengan kebutuhan fungsional perangkat lunak. Kebutuhan fungsional seperti fitur
pendaftaran dan cetak ulang struk. Berikut adalah contoh pengujian white box pada source
code ‘class keberangkatan’ dengan basis path:
Gambar 2. Basis Path – Keberangkatan
Berdasarkan Gambar.2, basis path digunakan sebagian acuan cyclometic complexity. Kompleksitas bertujuan mengukur jalur pada source code keberangkatan. Pengukuran kompleksitas didasarkan pada jumlah edge (E) dan node (N) dengan menggunakan rumus: V (G) = E – N + 2. Jumlah edge = 19; jumlah node = 18. Penghitungan cyclometic complexity:
V(G)=E–N+2
V(G)=19–18+2
V(G)=3
Dari hasil penghitungan diperoleh 3 jalur:
1) . Path 1: 1-2-3-4-5-6-18
2) . Path 2: 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-18
3) . Path 3: 1-2-3-4-5-6-7-8-9-10-11-12-13-14-15-16-17-18
Masing – masing path minimal eksekusi satu kali. Jika dilihat pada stuktur kode, class
Pendaftaran memiliki beberapa fungsi yang saling berkaitan. Masing – masing fungsi
berpengaruh pada proses pendaftaran pasien BPJS. Output yang diharapkan adalah
menampilkan kebutuhan fungsional pada class Pendaftaran, namun berdasarkan kondisi path
yang diuji, sistem tidak selalu menampilkan hasil yang diharapkan. Ada kondisi yang
menggambarkan bahwa sistem tidak dapat menampilkan data jika tidak ada inputan pada
form id patient atau nomor rujukan pasien.
Gambar 3. Stuctured Based Testing - Function renpendaftaran()
Berdasarkan contoh pada Gambar 3, fungsi renpendaftaran() merupakan fungsi yang
menampilkan kebutuhan fungsional Perjanjian Pendaftaran Pasien BPJS. Flowchart tersebut
menggambarkan bahwa form id patient atau nomor rujukan pasien harus diisi untuk
mendapatkan output yang maksimal. Fungsi ini dapat meng-cover semua jalur yang ada dan
melakukan update data dengan kondisi jika input form telah valid sesuai aturan.
Penentuan jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini menggunakan rumus
Cyclomatic Complexity sebagai berikut:
White Box Testing yang sebagai salah satu cara untuk menguji suatu aplikasi atau software
dengan melihat modul untuk memeriksa dan menganalisis kode program ada yang salah atau
tidak. Jika modul ini dan telah diproduksi dalam output yang tidak memenuhi persyaratan,
kode akan dikompilasi ulang dan diperiksa lagi sampai mencapai apa yang diharapkan
singkatnya White Box Testing ini menguji dengan cara melihat Pure Code dari suatu
aplikai/software yang diuji tanpa memperdulikan Tampilan atau UI dari aplikasi tersebut.
Teknik White-box Testing yang diambil adalah Basis Path Testing yang merupakan metode
memungkinkan perancang testcase untuk membuat pengukuran kompleksitas logikal dari
rancangan prosedural dan menggunakan pengukuran ini sebagai panduan untuk
mendefinisikan himpunan basis dari jalur eksekusi. Test case yang dibuat untuk menguji
himpunan basis dijamin akan mengeksekusi setiap statement di dalam program sekurangnya
sekali pada saat pengujian.
b. User Acceptance Testing
User Acceptance Testing merupakan pengujian yang melibatkan end user. Tujuannya untuk mengetahui apa yang sistem lakukan dan keuntungan apa yang diperoleh dari sistem berdasarkan sudut pandang pengguna akhir (end user). Pengujian UAT melibatkan 75 responden petugas pendaftaran. Pengujian dilakukan di salah satu rumah sakit swasta kabupaten tangerang dengan sebelumnya diberikan
tutorial penggunaan sistem layanan mandiri pendaftaran pada e-kiosk BPJS. Para responden
menjawab kuesioner setelah menggunakan tutorial sistem layanan mandiri pendaftaran pada e-
kiosk BPJS. Pada tabel 2 mempresentasikan materi survei kuesioner yang terdiri dari 3 bagian:
setting fungsi; usability; dan user satisfaction.
1 Setting Pendaftaran
2 Setting Rencana Konsultasi Dokter 3 Setting Pasien Rawat Jalan 4 Setting Pasien Rawat Inap
5 Display Jadwal Praktek Dokter
6 Mudah digunakan dan dipahami
7 Interface menarik
8 Sistem Responsive
9 Fungsionalitas 10 Performa Baik
Materi 1 sampai dengan 5 merupakan fokus setting yang meliputi pertanyaan apakah sistem
memudahkan petugas pendaftaran memasukkan data pendaftaran pasien apakah sistem mampu memantau data pendaftaran pasien apakah sistem memudahkan petugas pendaftaran memantau
keberhasilan pendaftaran; apakah sistem memudahkan petugas pendaftaran mengatur Rencana Konsultasi Dokter; apakah sistem mampu menginformasikan jumlah pasien rawat jalan dan pasien
rawat inap; apakah sistem memudahkan petugas pendaftaran dalam membuat laporan operasional.
Tabel 2. Survey kuesioner
No Materi
Pada materi 5, merupakan fungsi tambahan untuk melengkapi fitur layanan mandiri pendaftaran
pada e-kiosk BPJS dalam mengatur dan menginformasikan jadwal praktek dokter pada pasien. Materi 6 dan 7 merupakan fokus usability yang meliputi pertanyaan apakah sistem mudah digunakan; apakah fitur – fitur sistem mudah dipahami; apakah interface sistem menarik dalam penggunaan warna, teks, dan button yang digunakan dapat dipahami pengguna. Materi 8, 9, dan 10 merupakan fokus user satisfaction yang meliputi user interface dan functionality. Fokus user satisfaction meliputi pertanyaan apakah tampilan pengguna (pasien) sesuai kebutuhan pengguna seperti halaman login, dashboard petugas pendaftaran, dan penyusunan tata letak menu; apakah semua menu dapat dijalankan; apakah semua menu menampilkan informasi yang sesuai;
apakah informasi dapat di perbarui.
Tabel 3. Hasil evaluasi
Tabel 3 merupakan hasil UAT yang melibatkan petugas IT dalam mengevaluasi sistem
layanan mandiri pendaftaran pada e-kiosk BPJS. Sebanyak 75 responden melakukan
evaluasi dalam pengisian kuesioner. Diperoleh hasil kuesioner dalam bentuk likert scale
yang akan dianalisis dalam sebuah grafik.
Gambar 4. Grafik Setting Adanya Sistem e-Kiosk BPJS
Pada gambar 4 diperoleh bahwa para responden setuju sistem layanan mandiri pendaftaran pada
e-kiosk BPJS mampu digunakan sebagai alat untuk memantau jadwal konsultasi dan pendaftaran
dan memudahkan petugas dalam memperbarui informasi terkait perubahan jadwal dokter. Grafik menunjukkan bahwa 73% responden memberikan pernyataan sangat setuju serta setuju dan sisanya
26% menjawab kurang dan tidak setuju. Saya menyimpulkan bahwa saat ini petugas pendaftaran
Setting Up SA A N D SD
Setting Pendaftaran 27 37 11 0 0 Setting Rencana Konsultasi Dokter 20 33 15 8 0 Setting Pasien Rawat Jalan 5 29 24 14 3
Setting Pasien Rawat Inap 4 25 21 18 7
Display Jadwal Praktek Dokter 25 34 16 0 0
Usability SA A N D SD
Mudah digunakan dan dipahami 6 40 29 0 0 Interface menarik 31 25 9 0 0
User Satisfaction SA A N D SD
Fungsionalitas 0 17 27 21 11
50
75
40
5
0
20
40
60
80
Sangat Setuju Setuju Kurang Tidak Setuju
ADANYA SISTEM E-KIOSK BPJS
membutuhkan alat untuk menunjang pekerjaannya dalam tugas mendaftarkan pasien. Terbukti,
bahwa sistem layanan mandiri pendaftaran pada e-kiosk BPJS mampu membantu petugas dalam
memantau perkembangan pasien terkait pendaftaran..
Gambar 5. Setting Up Menu Layanan e-Kiosk
Grafik pada Gambar 5 merupakan fokus pada fitur pendaftaran dalam sistem layanan
pendaftaran pada e-kiosk BPJS. Pada sistem sebelumnya, menu layanan e-kiosk hanya sebagai
catatan bagi petugas pendaftaran jika pasien ada yang menanyakannya. Namun, pada tahun ini
menu layanan e-kiosk merupakan fitur tambahan yang memang harus ditampilkan pada sistem
layanan pendaftaran pada e-kiosk BPJS. Grafik menunjukkan bahwa 62% para responden setuju
fitur menu layanan ditambahkan pada sistem layanan pendaftaran pada e-kiosk BPJS. Selain itu,
para responden juga setuju bahwa sistem memudahkan pasien untuk mendaftar tanpa bertanya
kepada petugas pendaftaran.
Gambar 6. Grafik Usability
Grafik pada Gambar 6 fokus pada sistem metric sistem layanan pendaftaran pada e-kiosk BPJS
seperti apakah sistem layanan responsive terhadap masukan; apakah secara keseluruhan fitur
dapat dijalankan dengan baik; apakah button selalu mengalami kesalahan. Grafik menunjukkan
bahwa para responden menjawab sangat setuju serta setuju diatas 30% dan kurang serta tidak
setuju diatas 36%. Kami menyimpulkan bahwa rata - rata para responden masih meragukan
sistem layanan pendaftaran pada e-kiosk BPJS berjalan dengan baik. Meskipun fungsi - fungsi
40
60
50
10
0
10
20
30
40
50
60
70
Sangat Setuju Setuju Kurang Tidak Setuju
SETTING UP MENU LAYANAN E-KIOSK
30
60
70
40
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Sangat Setuju Setuju Kurang Tidak Setuju
USABLITY
dapat dijalankan dengan baik, namun masih perlu ditingkatkan dalam performa dan responsive.
Perlu adanya peningkatan dalam pencarian optimal mengenai informasi data pasien dan jadwal
praktek dokter
Gambar 6. User Satisfaction
Berdasarkan pengujian UAT, secara keseluruhan kami menyimpulkan bahwa prototype
sistem layanan layanan pendaftaran pada e-kiosk BPJS masih layak digunakan dalam
membantu petugas pendaftaran memantau kejadian – kejadian dalam pendaftaran tahun
ini. Permasalahan mengenai ketidakcocokan data pasien dan jadwal dokter tidak muncul
mampu diselesaikan menggunakan sistem layanan pendaftaran pada e-kiosk BPJS.
Meskipun, ada beberapa fitur – fitur yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan indeks
kepuasan pasien.
Gambar 7. Rata – Rata Responden
Pada gambar 11 menunjukkan bahwa secara keseluruhan, responden menjawab setuju (bar orange) lebih tinggi di banding bar untuk neutral, disagree, dan strongly agree. Hal ini membuktikan bahwa para responden percaya sistem layanan pendaftaran pada e-kiosk BPJS dapat digunakan secara maksimal dalam memantau perkembangan sistem
pendaftaran tahun ini.
10
80
40
00
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Setuju Setuju Kurang Tidak Setuju
USER SATISFACTION
0
20
40
60
80
100
120
Questionnaire
Sangat Setuju Setuju Kurang Tidak Setuju
Data yang diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh para responden, selanjutnya akan diolah
untuk dianalisis menggunakan SPSS:
Uji Validitas
Untuk menyatakan butir Valid atau tidak valid digunakan ketentuan Corrected Item-Total
Correlation (CITC) atau disebut dengan r (koefien korelasi) dengan ketentuan, jika r hitung
> r tabel, maka dinyatakan valid, sedangkan jika r hitung < r tabel, maka dinyatkaan tidak
valid (Priyatno, 2008).
Uji Reliabilitas
Menurut Suliyanto (2005:42), reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. Menurut Umar (2005), suatu pertanyaan dikatakan reliable
jika memiliki nilai alpha cronbach> 0,60.
Uji Kolmogorov-Smirnov(K-S)
Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05, data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05.
Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain,
salah satu caranya dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen
(Ghozali, 2013:139)
Uji Hipotesis
Uji T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,
2013:98).
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam
model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,
2013:98)
Uji determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:95).
Analisis Korelasi Antar Dimensi
Analisis korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat
hubungan linear antara satu variabel dengan variabel lain (Suliyanto, 2005:52).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Masalah penelitian yang telah dirumuskan pada bab pendahuluan telah dijawab dan
dijelaskan pada bab hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Teknik pengujian yang diusulkan digunakan sebagai evaluasi lanjutan pada
pengembangan prototype sistem mandiri layanan pendaftaran pada e-kiosk BPJS di
salah satu rumah sakit swasta kabupaten tangerang. Sistem layanan mandiri pendaftaran
pada e-kiosk BPJS menyediakan fungsi – fungsi dalam membantu petugas pendaftaran
menjalankan tugasnya mendampingi dan memantau pasien yang mendaftar. Selain itu,
sistem juga ditujukan kepada pasien yang mendaftar dalam update menu pendaftaran
terbaru, jadwal pendaftaran konsultasi serta adanya fungsi baru mengenai toke failed
membantu pasien dalam informasi gagal pendaftaran. Teknik pengujian yang saya
usulkan adalah white box. Pengujian white box merupakan pengujian terhadap source
code program, melibatkan para developer untuk mengetahui kompleksitas program.
Pengujian menggunakan metode survey dengan penyebaran kuesioner kepada petugas
pendaftaran. Sebagai analisis hasil kuesioner, saya menggunakan likert scale untuk
mengambil hasil uji. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh bahwa secara garis besar
responden setuju diatas 56% (diatas 42 responden) bahwa sistem layanan mandiri
pendaftaran pada e-kiosk BPJS yang diusulkan mampu mengatasi permasalahan
layanan mandiri pendaftaran pada e-kiosk BPJS seputar laporan operasional,
terlambatnya informasi mengenai kejadian yang terjadi. Namun, beberapa kelemahan
perlu diperbaiki lebih lanjut untuk mendapatkan sistem layanan mandiri pendaftaran
pada e-kiosk BPJS lebih responsive. Fungsionalitas fitur, button, dan luaran perlu
diperbaiki untuk menjadikan sistem lebih interaktif. Prototype sistem layanan mandiri
pendaftaran pada e-kiosk BPJS dapat dijadikan acuan pada pengembangan selanjutnya
yaitu mobile application. Targetnya, pada penerapan kedepan saya fokus pada
notification system, controlling, dan responsive system.
2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa layanan mandiri pendaftaran pada e-kiosk BPJS
mempunyai pengaruh negatif, signifikan namun lemah terhadap turnover intention.
Artinya semakin rendah tingkat kepuasan pasien maka turnover intention akan semakin
tinggi. Dimensi yang mempunyai hubungan yang paling kuat pada variabel kepuasan
kerja adalah lingkungan kerja. Dimana fasilitas yang kurang informatif dan tidak
UI/UX design akan mendorong pasien mempunyai niat berpindah dari rumah sakit
tempat dimana mereka mendaftar karena keterbatasan yang ada dibandingkan dengan
jika fasilitas yang memadai dan cukurp informatif yang mereka dan nyaman maka,
setiap pasien akan tetap berkunjung ke rumah sakit tersebut serta turnover intention
menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta :Mediakom.
Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia. Bogor.
Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
M. A. Sethi, “A Review Paper On Levels, Types & Techniques in Software Testing,” Int. J. Adv. Res. Comput. Sci., vol. 8, no. 7, pp. 269–271, 2017. M. Kumar, S. K. Singh, and R. . Dwivedi, “A Comparative Study of Black Box Testing and White
Box Testing Techniques,” Int. J. Adv. Res. Comput. Sci. Manag. Stud., vol. 3, no. 10, pp. 32–44, 2015.