+ All Categories
Transcript

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Analisis Lokasi dan Keruangan yang

berjudul “Penentuan Faktor Lokasi Rumah Sakit Umum Haji, Surabaya”.

Selama proses penulisan laporan ini banyak mendapatkan bantuan dari pihak-pihak

lain sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan optimal. Pada Kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

tugas ini yaitu:

1. Bapak Arwi Yudhi Koswara, ST sebagai dosen mata kuliah Analisis Lokasi dan

Keruangan yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan laporan ini serta

memberikan ilmu dan saran yang sangat bermanfaat

2. Velly Kukinul Siswanto, ST. M. Sc sebagai dosen mata kuliah Analisis Lokasi dan

Keruangan yang telah membantu kami dan memberikan banyak masukan dan saran

yang bermanfaat dalam menyelesaikan tugas ini

3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas ini

yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata kami ucapkan

terimakasih.

Surabaya, 18 April 2016

Tim Penulis

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................................... 3

2.1 Tinjauan Kebijakan ............................................................................................................... 3

2.2 Teori Lokasi .......................................................................................................................... 7

2.3. Faktor Penentu Lokasi Fasilitas Rumah Sakit ................................................................ 11

Pedoman Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Rumah Sakit ........................................... 11

UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit ............................................................................ 11

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001 ................... 11

Teori ........................................................................................................................................ 11

Teori Christaller ....................................................................................................................... 11

Teori Titik Henti (Breaking Point) ............................................................................................ 11

Teori Lokasi Optimum .............................................................................................................. 11

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI ........................................................................... 13

BAB IV ANALISIS LOKASI RSU HAJI SURABAYA ........................................................................ 15

4.1 Metodologi Penelitian ......................................................................................................... 15

4.2 Analisa Faktor Penentu Lokasi RSU Haji Surabaya .............................................................. 20

4.3 Tahapan Iterasi ..................................................................... Error! Bookmark not defined.

4.4 Arahan Pengoptimalisasian Lokasi RSU Haji Surabaya .......... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ..................................................................................... Error! Bookmark not defined.

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi, atau

ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka, serta hubungannya

dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan, ahli ekonomi

regional atau geografi terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar

dan kondisinya di semua arah adalah sama.

Jarak merupakan salah satu bentuk ruang dianalisis. Jarak menciptakan gangguan ketika

manusia berhubungan atau berpegian dari suatu tempat ke tempat lainnya. Salah satu hal yang

banyak dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intensitas orang berpergian dari

suatu lokasi ke lokasi lainnya. Studi tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya suatu

kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang

berdekatan (berjauhan) tersebut.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.340/MENKES/PER/III/2010, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis

pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, pelayanan perawatan,

pelayanan rehabilitasi, pencegahan, dan peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan

atau pelatihan medik dan para medik sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan

teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan gangguan kesehatan sebagaimana

yang dimaksud, sehingga perlu adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai

dengan persyaratan kesehatan.

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya merupakan salah satu rumah sakit di Kota

Surabaya, yang juga merupakan rumah sakit negeri milik pemerintah Kota Surabaya dan sejak

Oktober 2008 ditetapkan sebagai rumah sakit tipe B pendidikan. Rumah sakit ini terletak di Manyar

Kertoadi, Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya. Aktivitas pelayanan medis yang dilakukan rumah

sakit ini dapat dikatakan sibuk. Hal tersebut bisa dilihat dari banyaknya pasien setiap tahunnya di

rumah sakit ini yaitu berjumlah 230.482 pasien. Dalam makalah kali ini, kelompok kami ingin

melakukan penelitian lebih lanjut mengenai analisis pemilihan lokasi fasilitas umum yaitu pada

RSU Haji Surabaya. Dalam hal ini kelompok kami ingin mengetahui apakah pemilihan lokasi RSU

Haji Surabaya ini sudah ideal, sesuai dengan jarak dan kebutuhan masyarakat sekitar, dengan

menggunakan analisis AHP, wawancara maupun kuisioner yang kami gunakan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 2

1. Mengetahui faktor-faktor pemilihan rumah sakit

2. Mengetahui faktor pemilihan lokasi yang tepat pada pemilihan lokasi RSU Haji Surabaya

3. Mengaplikasikan metode analisis lokasi dan keruangan yang berkaitan dengan pemilihan

lokasi fasilitas umum khususnya rumah sakit

1.3 Sistematika penulisan

Adapun sistematika penulisan pada makalah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, bab ini berisikan latar belakang, tujuan, serta sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, merupakan pedoman literature untuk menentukan faktor-faktor

pemilihan lokasi rumah sakit menurut undang-undang dan para ahli serta alat analisis lokasi

pemilihan rumah sakit

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI, merupakan bab yang membahas mengenai gambaran

umum wilayah studi RSU Haji Surabaya

BAB IV ANALISIS, merupakan bab inti dari makalah ini yang membahas mengenai hasil analisis

pemilihan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya yang didapatkan dari kegiatan tinjauan pustaka

dan wawancara dan kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis AHP

BAB V PENUTUP, merupakan bab akhir dari makalah ini yang berisi mengenai kesimpulan dari

keseluruhan isi makalah ini dan juga rekomendasi.

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Kebijakan

Sebagaimana yang disebutkan pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44

tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah Rumah Sakit adalah institusi pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pengaturan

penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan, antara lain:

a. mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan;

b. memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan

rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit;

c. meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit; dan

d. memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia

rumah sakit, dan Rumah Sakit.

Berdasarkan tujuan pengaturan penyelenggaraan diatas yang salah satunya yakni

mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, dalam Undang-

Undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 7 ayat (1) dijelaskan bahwa Rumah Sakit

harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian,

dan peralatan. Pada pasal 8 ayat (1) disebutkan bahwa persyaratan lokasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 ayat (1) harus memenuhi ketentuan mengenai kesehatan, keselamatan lingkungan,

dan tata ruang, serta sesuai dengan hasil kajian kebutuhan dan kelayakan penyelenggaraan

Rumah Sakit, demikian juga pada ayat (3) disebutkan bahwa ketentuan mengenai tata ruang

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan

dan/atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. (Pedoman Penyusunan Rencana

Induk/Master Plan Rumah Sakit)

Dalam buku Pedoman Penyusunan Rencana Induk/Master Plan Rumah Sakit, perlu

adanya analisis kondisi umum dalam Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk/ Master Plan yakni

melakukan analisiis dari seluruh aspek-aspek baik dari aspek Eksternal maupun aspek Internal

sehingga aspek-aspek tersebut dapat menjadikan rumusan Kecenderungan suatu Rumah Sakit

dalam melakukan pembangunan baru atau melakukan pengembangan berupa peningkatan status

layanan Rumah Sakit. Aspek eksternal dan aspek internal merupakan aspek yang sangat berkaitan

dengan penempatan lokasi pada umumnya.

Aspek Eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang dapat menjadikan Rumah

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 4

Sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat ancaman yang perlu diantisipasi

oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah Sakit

kedepannya. Aspek-aspek eksternal tersebut, antara lain:

1) Kebijakan Melakukan Kajian berupa menganalisis Kebijakan dan Pedoman serta Peraturan, baik Kebijakan dan Pedoman yang terkait dengan pembangunan baru atau pengembangan suatu Rumah Sakit dari berbagai aspek ekternal maupun peraturan- peraturan Pemerintah Daerah setempat dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada.

2) Geografi Letak Rumah Sakit secara geografis sangat berpengaruh tehadap posisioning suatu Rumah Sakit. Posisi lahan Rumah Sakit terhadap kondisi wilayah disebelah utara, selatan, barat dan timur beserta kondisi sarana prasarananya baik sarana kesehatan, perumahan, pendidikan, aksesibilitas dll, merupakan penentu posisioning Rumah Sakit yang akan dibangun maupun melakukan pengembangan peningkatan Layanan Kesehatan Rumah Sakit.

3) Demografi Pertumbuhan Demografi suatu wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada dapat merupakan segmentasi pasar dari layanan kesehatan yang akan diberikan oleh Rumah Sakit tersebut. Untuk melihat kecenderungan Demografi perlu diproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya. Proyeksi Demografi yang dimaksud berupa proyeksi: a. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan

kecamatan. b. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan jenis

kelamin. c. Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan usia.

4) Sosial Ekonomi dan Budaya

a. Sosial Ekonomi

Pada Kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan kondisi perekonomian penduduk dan perekonomian daerah terkait, berupa proyeksi:

- Jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan mata pencaharian

- Jumlah penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan pendidikan

- Jumlah sarana pendidikan di wilayah tertentu dimana lokasi Rumah Sakit berada.

- Laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.

b. Sosial Budaya

Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa proyeksi jumlah penduduk secara kesuluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama, serta kajian terhadap kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar.

5) Sumber Daya Manusia/Tenaga Kesehatan

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 5

Kajian terhadap ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM)/ Ketenagakerjaan di Bidang Kesehatan pada wilayah dimana Rumah Sakit tersebut berada merupakan pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat suatu Layanan Kesehatan Rumah Sakit terutama dikaitkan dengan Layanan Unggulan. Ketersediaan SDM/ Ketenagakerjaan di bidang Kesehatan antara lain:

a. Tenaga medis dan penunjang medis

b. Tenaga keperawatan

c. Tenaga kefarmasian

d. Tenaga manajemen Rumah Sakit

e. Tenaga non-kesehatan

6) Derajat Kesehatan

Derajat kesehatan dalam penyusunan Rencana Induk/ Master Plan perlu dilakukan Kajian, dengan tujuan melihat kecenderungan derajat kesehatan pada wilayah tertentu sehingga dalam menyiapkan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit sesuai dengan kecenderungan di wilayah dimana lokasi Rumah Sakit tersebut berada. Kajian Derajat Kesehatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Angka Kematian

b. Angka Kelahiran

c. Angka Kesakitan

d. Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan

e. Jumlah Tempat Tidur tersedia

f. Indikator Kinerja Rumah Sakit

7) Pembuangan limbah rumah sakit

Pengelolaan limbah rumah sakit adalah bagian dari kegiatan penyehatan lingkungan di

rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya pencemaran

lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit. Mengingat dampak yang mungkin

timbul, maka diperlukan upaya pengelolaan limbah yang baik meliputi pengelolaan

sumber daya manusia, alat dan sarana, keuangan dan tatalaksana pengorganisasian

yang ditetapkan dengan tujuan memperoleh kondisi rumah sakit yang memenuhi

persyaratan kesehatan lingkungan (Said, 1999). Berikut adalah beberapa hal yang

perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan kodifikasi dengan warna yang

menyangkut hal-hal berikut:

1. Pemisahan limbah

2. Penyimpanan limbah

3. Pengangkutan limbah

4. Pembuangan limbah

8) Sistem Kelistrikan

Sistem kelistrikan pada Rumah Sakit Kelas B mempunyai pedoman teknis tersendiri.

Selain instalasinya, penempatan peralatan-peralatan listrik pun harus di tempat yang

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 6

mudah dipelihara (maintenance), dioperasikan, diamati, tidak membahayakan, tidak

menganggu, dan tidak merugikan lingkungan sekitar termasuk bagian bangunan dan

instalasi lain. Adapun perancangan dan pelaksanaannya harus berdasarkan PUIL / SNI 04-

0225 edisi terbaru dan peraturan yang berlaku. Hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Sumber daya listrik

b. Jaringan distribusi listrik

c. Instalasi listrik

d. Transformasi distribusi

e. Pemeliharaan

f. Persyaratan teknis

Sedangkan, aspek Internal adalah aspek-aspek yang akan dianalisis guna melihat

kekuatan bagi Rumah Sakit untuk dapat melaksanakan operasional secara berkesinambungan

dengan mengantisipasi ancaman yang kemungkinan terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu

diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam operasional Rumah

Sakit kedepannya.

1) Bangunan Kesehatan

Kajian bangunan kesehatan di sekitar wilayah jangkauan pelayanan Rumah Sakit yang akan dibangun atau pengembangan dimaksud untuk mendapatkan kecenderungan dalam hal pangsa pasar serta pola tarif di wilayah tertentu.

2) Pola Penyakit Di Rumah Sakit

Kajian Pola Penyakit di Rumah Sakit dimaksudkan untuk melihat kecederunagn Pola Penyakit yang banyak terjadi pada Rumah Sakit tersebut dengan memproyeksikan kencenderungan Pola Penyakit guna menentukan Unggulan Layanan Kesehatan Rumah Sakit serta penyiapan Fasilitas Sarana dan Prasarananya.

3) Teknologi

Kajian terhadap kemajuan Teknologi berupa Peralatan Kesehatan/ Sumber Daya Alat (SDA) yang terus menerus mengalami perkembangan tentunya sangat berpengaruh terhadap Layanan Kesehatan serta kesiapan SDM Rumah Sakit tersebut.

4) Sumber Daya Manusia/Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit

Kajian terhadap Sumber Daya Manusia (SDM)/ Ketenagakerjaan di Rumah Sakit dimaksudkan mengkaji kesiapan SDM di Rumah Sakit terhadap Jenis Layanan Kesehatan Rumah Sakit yang akan diberikan kepada masyarakat sesuai dengan segmentasi dan posisioning dari Rumah Sakit tersebut.

5) Organisasi

Organisasi di Rumah Sakit tentunya akan berpengaruh terhadap kegiatan operasional Rumah Sakit yang berdampak kepada kinerja suatu Rumah Sakit. Bentuk organisasi akan disesuaikan dengan jenis layanan dan tipe Rumah Sakit.

6) Kinerja dan Keuangan

Kondisi kinerja Rumah Sakit dan kondisi keuangan Rumah Sakit berupa pendapatan dan pengeluaran Rumah Sakit akan dikaji dan diproyeksikan yang diharapkan dapat melihat kecenderungan dan potensi perkembangan kinerja dan pendapatan Rumah Sakit dimasa mendatang sehingga mendapatkan gambaran kekuatan atau kelemahan rencana pengembangan Rumah Sakit tersebut.

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 7

Selain itu, berdasarkan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor

534/KPTS/M/2001 terdapat Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) berbagai

bidang pelayanan yang salah satunya adalah bidang pelayanan sarana kesehatan. Berikut ini adalah

tabel Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Sarana kesehatan.

Bidang Pelayanan

Indikator Standar Pelayanan Kualitas Keterangan

Kualitas

Cakupan Tingkat Pelayanan

Sarana Pelayanan Kesehatan

Sebaran fasilitas pelayanan kesehatan/jangkauan pelayanan

Tingkat harapan Hidup

Satu wilayah Kabupaten/Kota

Minimal tersedia: - 1 unit Balai

Pengobatan/3.000 jiwa

- 1 unit BKIA/RS Bersalin/10.000-30.000 jiwa

- 1 unit Puskesmas/120.000 jiwa

- 1 unit Rumah Sakit/240.000 jiwa

- Usia rata-rata penduduk 65-75 tahun

Lokasi di pusat lingkungan/kecamatan bersih, mudah dicapai, tenang, jauh dari sumber penyakit, sumber bau/sampah, dan pencemaran lainnya

Sumber: PEDOMAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PEDOMAN PENENTUAN STANDAR

PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENATAAN RUANG, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DAN PEKERJAAN UMUM (Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001

2.2 Teori Lokasi

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegiatan ekonomi,

atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang potensial, serta

hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan

lain baik ekonomi maupun sosial (Tarigan, 2006:77). Teori lokasi adalah suatu penjelasan

teoretis yang dikaitkan dengan tata ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula

dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya akan berpengaruh

dan berdampak terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi maupun sosial (Sirojuzilam,

2006).

Teori Central Place (Christaller)

Terkait dengan lokasi maka salah satu faktor yang menentukan apakah suatu lokasi

menarik untuk dikunjungi atau tidak adalah tingkat aksesibilitas. Tingkat aksesibilitas adalah

tingkat kemudahan untuk mencapai suatu lokasi ditinjau dari lokasi lain di sekitarnya (Tarigan,

2006:78). Menurut Tarigan, tingkat aksesibilitas dipengaruhi oleh jarak, kondisi prasarana

perhubungan, ketersediaan berbagai sarana penghubung termasuk frekuensinya dan tingkat

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 8

keamanan serta kenyamanan untuk melalui jalur tersebut. Sedangkan Menurut Daldjoeni (1992)

dalam Miarsih 2009 mengemukakan bahwa terdapat tiga konsep mengenai lokasi kegiatan

usaha, antara lain:

1. Jangkauan (range), maksudnya seberapa jauh yang mampu ditempuh untuk membeli

barang dan jasa pada tingkay harga tertentu.

2. Batas ambang penduduk (threshold), jumlah penduduk minimal yang dibutuhkan atau

membutuhkan suatu fasilitas tertentu

3. Tempat pusat (central place), yaitu suatu pusat yang melayani perkotaan dan pedasaan

serta wilayah yang lebih besar lagi daripada wilayahnya sendiri dengan masing-masing

tempat pusat tersebut menawarkan batas ambang populasi dan jangkauan fungsi untuk

wilayah komplemen yang dilayani

Di sisi lain, berbagai hal yang disebutkan di atas sangat terkait dengan aktivitas ekonomi

yang terjalin antara dua lokasi. Artinya, frekuensi perhubungan sangat terkait dengan potensi

ekonomi dari dua lokasi yang dihubungkannya. Dengan demikian, potensi mempengaruhi

aksesbilitas, tetapi di sisi lain, aksesbilitas juga menaikkan potensi suatu wilayah.

Selain itu, salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan gangguan karena

dibutuhkan waktu, tenaga dan biaya untuk mencapai lokasi yang satu dari lokasi lainnya. Selain

itu jarak juga menciptakan gangguan informasi, sehingga makin jauh dari suatu lokasi makin

kurang diketahui potensi/karakter yang terdapat pada lokasi tersebut. Makin jauh jarak yang

ditempuh, makin menurun minat orang untuk bepergian dengan asumsi faktor lain semuanya

sama. Selain teori yang dikemukakan di atas, terdapat teori lokasi yang perlu untuk diketahui

yaitu Central Place Theory.

Menurut Christaller (1933), pusat-pusat pelayanan cenderung tersebar di dalam wilayah

menurut pola berbentuk heksagon (segi enam). Untuk dapat menerapkan teori Christaller dalam suatu wilayah

terdapat dua syarat utama yang harus terpenuhi, yaitu sebagai berikut:

Topografi atau bentuk lahan di wilayah tersebut relative seragam atau homogeny

sehingga tidak ada bagian-bagian wilayah yang mendapat pengaruh dari lereng dan

pengaruh alam lainnya yang berhubungan dengan bentuk muka bumi.

Kehidupan atau tingkat ekonomi penduduk yang relatif homogen.

Penjelasan model Christaller tentang terjadinya model area pelayanan heksagonal adalah

sebagai berikut:

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 9

Gambar Model Pelayanan Heksagonal Christaller

1. Mula-mula terbentuk area pelayanan berupa lingkaran-lingkaran. Setiap lingkaran

memiliki pusat dan menggambarkan threshold. Lingkaran-lingkaran ini tidak

tumpeng tindih seperti pada (gb. A)

2. Kemudian digambarkan lingkaran-lingkaran berupa range dari pusat pelayanan

tersebut yang lingkarannya dapat tumpeng tindih (gb. B)

3. Range yang tumpah tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga

terbentuk areal yang heksagonal yang menutupi seluruh dataran yang tidak lagi

tumpeng tindih (gb. C)

4. Tiap pelayanan berdasarkan tingkat ordenya memiliki heksagonal atau thresholdnya

sendiri-sendiri. Akan dibahas lebih lanjut dibawah ini.

Teori Christaller (1933) menjelaskan keberadaan setiap tempat yang sentral tersbut

memiliki pengaruh yang berbeda sesuai dengan besar-kecilnya suatu wilayah, sehingga terjadilah

hierarki atau tingkatan tempat yang sentral. Selain berdasarkan besar-kecilnya wilayah atau pusat

pelayanan masyarakat, hierarki tempat yang sentral juga dapat didasarkan atas jenis-jenis pusat

pelayanan. Berdasarkan jenisnya, hierarki tempat yang sentral dibedakan menjadi tiga bagian,

yaitu sebagai berikut.

1) Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3)

Tempat sentral yang berhierarki 3 adalah pusat pelayanan berupa pasar yang

senantiasa menyediakan barang-barang konsumsi bagi penduduk yang tinggal di

daerah sekitarnya. Hierarki 3 sering disebut sebagai kasus pasar optimal yang

memiliki pengaruh 1/3 bagian dari wilayah tetangga di sekitarnya dari wilayah

tetangga disekitarnya yang berbentuk heksagonal, selain mempengaruhi wilayahnya

itu sendiri.

2) Tempat Sentral yang Berhierarki 4 (K=4)

Tempat sentral yang berhierarki 4 dinamakan situasi lalu lintas yang optimum,

artinya di daerah tersebut dan daerah-daerah di sekitarnya yang terpengaruh tempat

sentral itu senantiasa memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien.

Situasi lalu lintas optimum memiliki pengaruh ½ bagian dari wilayah-wilayah lain di

sekitarnya yang berbentuk segi enam selain mempengaruhi wilayah itu sendiri

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 10

3) Tempat Sentral yang Berhierarki 7 (K=7)

Tempat sentral yang berhierarki 7 dinamakan situasi administratif yang optimum.

Tempat sentral ini mempengaruhi seluruh bagian (satu bagian) wilayah-wilayah

tetangganya, selain mempengaruhi wilayah itu sendiri. Contoh tempat sentral

berhierarki 7 antara lain kota yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan.

Rumah Sakit Umum sebagai tempat sentral yang dibahas dalam penelitian ini menurut

Christaller tergolong kedalam Tempat Sentral yang Berhierarki 3 (K=3) dengan fungsi sebagai

tempat pelayanan umum bagi masyarakat sekitar.

Teori Titik Henti (Breaking Point Theory)

Teori Titik Henti (Breaking Point Theory) merupakan hasil modifikasi dari Model Gravitasi

Reily. Teori ini memberikan gambaran tentang perkiraan posisi garis batas yang memisahkan

wilayah-wilayah perdagangan dari dua kota atau wilayah yang berbeda jumlah dan komposisi

penduduknya. Teori Titik Henti juga dapat digunakan dalam memperkirakan penempatan lokasi

fasilitas atau pusat pelayanan masyarakat. Penempatan dilakukan di antara dua wilayah yang

berbeda jumlah penduduknya agar terjangkau oleh penduduk setiap wilayah. (Utoyo, 2007)

Menurut teori ini jarak titik henti (titik pisah) dari lokasi pusat fasilitas (atau pelayanan

sosial lainnya) yang lebih kecil ukurannya adalah berbanding lurus dengan jarak antara kedua

pusat fasilitas. Namun, berbanding terbalik dengan satu ditambah akar kuadrat jumlah penduduk

dari kota atau wilayah yang penduduknya lebih besar dibagi jumlah penduduk kota yang lebih

sedikit penduduknya. Formulasi Teori Titik Henti adalah sebagai berikut.

𝐷𝐴𝐵 =𝑑𝐴𝐵

1 + √𝑃𝐵𝑃𝐴

Keterangan:

DAB = jarak lokasi titik henti, diukur dari kota atau wilayah yang jumlah pendudukya lebih

kecil (dalam hal ini kota A)

dAB = jarak antara kota A dan B

PA = jumlah penduduk kota yang lebih kecil (kota A)

PB = jumlah penduduk kota yang lebih besar (kota B)

Teori Lokasi Optimum Untuk memilih lokasi yang optimal bagi layanan fasilitas perlu memperhatikan prinsip

pemanfaatan sumberdaya yang paling minimum, seperti waktu, biaya, jangkauan layanan, dan

lainnya. Metoda perhitungan:

𝐿𝑂 = Σ𝑑.𝑊 = 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑢𝑚

Keterangan:

LO = lokasi optimum

d = jarak antara lokasi pusat pelayanan dan lokasi yang dilayani

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 11

W = bobot lokasi yang dilayani

2.3. Faktor Penentu Lokasi Fasilitas Rumah Sakit

Pada tabel sintesis teori ini telah diketahui bahwa faktor-faktor yang digunakan dalam

menganalisis pemilihan lokasi fasilitas umum di Masjid Al-Akbar Surabaya berdasarkan teori-

teori lokasi fasilitas umum, antara lain adalah

Tabel Sintesis Faktor

Sumber Faktor

Kebijakan

Pedoman Penyusunan Rencana Induk (Master Plan) Rumah Sakit

- Kebijakan - Geografi - Demografi - Sosial ekonomi budaya - Sumber daya manusia atau

kesehatan - Derajat kesehatan - Wilayah sekitar bangunan - Pola Penyakit - Teknologi - Sumber Daya Tenaga

Kesehatan - Organisasi - Kinerja dan Keuangan

UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

- Kesehatan - Keselamatan lingkungan - Pemerataan pelayanan - Demografi

Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 534/KPTS/M/2001

- Jumlah penduduk - Karakteristik penduduk - Karakteristik lingkungan

Teori

Teori Christaller

- Tingkat aksesibilitas - Jarak - Kondisi prasarana

perhubungan - Sarana keamanan - Aktifitas ekonomi - Topografi - Jumlah penduduk

Teori Titik Henti (Breaking Point)

- Jarak - Jumlah penduduk

Teori Lokasi Optimum

- Waktu - Biaya - Jangkauan pelayanan - Jarak

Hasil Sintesis Teori

Faktor Penentu Pemilihan Lokasi (Variabel)

Sub Variabel

a. Kebijakan - Kebijakan

b. Tata Guna Lahan

- Geografi - Harga Lahan - Luas Lahan - Kesesuaian Lahan dengan RTRW

c. Lingkungan - Karakteristik lingkungan - Keselamatan lingkungan

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 12

d. Aksesibilitas

- Jarak - Waktu - Biaya - Jangkauan pelayanan

e. Sumber Daya Manusia

- Sosial budaya - Derajat kesehatan - Tenaga kesehatan - Jumlah penduduk - Ekonomi

f. Sarana dan Prasarana

- Sarana keamanan - Sarana perhubungan - Teknologi/Fasilitas penunjang

medik - Air bersih - Listrik - Telekomunikasi - Sarana pembuangan air limbah

Sumber: Hasil Analisis 2016

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 13

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya adalah rumah sakit milik Pemerintah provinsi

Jawa Timur yang didirikan berkenaan pada peristiwa yang menimpa para jamaah Jamaah Haji

Indonesia di terowongan Mina pada tahun 1990. Dengan adanya bantuan dana dari pemerintah

Arab Saudi dan dilanjutkan dengan biaya dari Pemerintah provinsi Jawa Timur, berhasil dibangun

gedung beserta fasilitasnya yang resmi dibuka pada tanggal 17 April 1993, sebagai RSU tipe C. Pada

tahun 1998 berkembang menjadi RSU tipe B Non pendidikan dan pada tanggal 30 Oktober 2008

sesuai SK, RSU Haji Surabaya berubah status menjadi RSU tipe B pendidikan.

RSU Haji Surabaya memiliki 226 tempat tidur perawatan, ditunjang dengan alat medis

canggih dan dokter spesialis senior Kota Surabaya. RSU Haji Surabaya tersedia 108 dokter, 81 lebih

banyak daripada rumah sakit tipikal di Jawa Timur dan 73 lebih banyak daripada rumah sakit

tipikal di Jawa. Dari 108 dokter di rumah sakit ini, 72 adalah spesialis. Dibandingkan dengan rata-

rata rumah sakit di wilayah, ini ; 55 lebih banyak daripada rumah sakit tipikal di Jawa Timur, dan

50 lebih banyak daripada rumah sakit tipikal di Jawa. Rumah sakit ini tersedia semua categori besar

dokter, termasuk: dokter umum, spesialis, dokter gigi, spesialis gigi, dan dokter bedah, dengan

rincian dokter umum berjumlah 23 orang, spesialis berjumlah 72 orang, dokter gigi berjumlah 4

orang, spesialis gigi berjumlah 5 orang dan dokter bedah berjumlah 4 orang.

Rumah Sakit Umum Haji Surabaya ini berlokasi di jalan Manyar Kertoadi Kecamatan

Sukolilo Surabaya dan berdampingan dengan asrama Haji Surabaya. RSU Haji ini menempati lahan

seluas 24.300 m2 dengan luas bangunan keseluruhan 15.464 m2 dan jalan paving serta halam parkir

seluas 6.741 m2.

Gambar peta lokasi RSU Haji Surbaya di Jalan Manyar Kertoadi Kecamatan Sukolilo Surabaya

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 14

Gambar Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

Sebagai rumah sakit dengan tipe B, RSU Haji Surabaya ini telah memiliki fasilitas yang

cukup memadai, seperti fasilitas rawat inap dengan 245 kamar tidur, dengan 121 kamar termasuk

di kamar kelas II. Rumah sakit ini juga tersedia tempat tidur di semua kelas kamar, dari kelas I

sampai kelas VVIP. Dan juga ruang kondisi darurat yang terdiri dari ruang ICU, HCU, IGD, dan NICU.

Dari segi aktivitas pelayanan medis rumah sakit ini umumnya sibuk, hal tersebut bisa

dilihat dari setiap tahunnya rumah sakit ini terdapat 230, 482 pasien menjenguk RSU Haji

Surabaya, dibanding rata-rata rumah sakit di wilayah, ini dengan 152, 157 lebih banyak dari rumah

sakit tipikal di Jawa.

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 15

BAB IV ANALISIS LOKASI RSU HAJI SURABAYA

4.1 Metodologi Penelitian Adapun tahapan metodologi penelitian dalam penentuan lokasi RSU Haji Surabaya dapat

dilihat pada diagram dibawah ini.

Variabel Penelitian

Berdasarkan pada sintesa tinjauan pustaka terkait faktor penentu lokasi rumah sakit,

maka diperoleh variabel-variabel yang paling dominan yang akan digunakan dalam analisis

faktor penentu lokasi RSU Haji Surabaya. Variabel-variabel tersebut antara lain:

Tabel Variabel dan subvariabel yang mempengaruhi lokasi rumah sakit

Faktor Penentu Pemilihan Lokasi

(Variabel)

Sub Variabel Definisi Operasional

a. Kebijakan Hukum atau peraturan-peraturan yang berlaku dan berkaitan dengan rumah sakit

b. Tata Guna Lahan

- Geografi Kondisi geografi atau permukaan tanah yang berhubungan dengan lokasi rumah sakit, seperti geologi atau jenis tanah dan topografi atau kemiringan tanah

- Harga Lahan Lahan per m2 berdasarkan transaksi pasar

- Luas Lahan Besaran luas lahan yang dibutuhkan untuk membangun sebuah rumah sakit

- Kesesuaian Lahan dengan RTRW

Kesesuaian antara fungsi lahan saat ini dengan rencaa pola pemanfaatan lahan yang terdapat dalam Rencana Tara Ruang Wilayah terkait, dalam hal ini RTRW Kota Surabaya

Tujuan

Tinjauan Pustaka

•Tinjauan Kebijakan

•Tinjauan Teori

Faktor-faktor Penentu Lokasi

Rumah Sakit Umum

Sintesis FaktorPembagian Kuisioer dengan Purposive

Sampling

Analisis dengan AHP

IterasiFaktor Penentu Lokasi RSU Haji

Surabaya

Kesimpulan dan Lesson Learned

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 16

c. Lingkungan

- Karakteristik lingkungan

Karakter atau ciri-ciri lingkungan sekitar terkait dengan lokasi pembangunan Rumah Sakit saat ini, seperti kesan dalam lingkungan tersebut, pola hidup yang berhubungan dengan lingkungan

- Keselamatan lingkungan

Keselamatan wilayah terkait, seperti bebas dari zona banjir atau bebas dari rawan bencana.

d. Aksesibilitas

- Jarak Jarak dari kedudukan penduduk yang dihitung berdasarkan jalur terpendek.

- Waktu Waktu yang ditempuh menuju rumah sakit

- Biaya Biaya (ongkos) menuju rumah sakit.

- Jangkauan pelayanan

Jangkauan pelayanan rumah sakit berdasarkan sifatnya berupa kegiatan promotive, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

e. Sumber daya manusia

- Sosial budaya Karakter penduduk berdasarkan sosial dan budaya masyarakat seperti kebiasaan, norma, dan adat istiadat yang ada.

- Derajat kesehatan Angka yang dihasilkan berdasarkan angka kematian, angka kelahiran, angka kesakitan, jumlah fasilitas pelayanan kesehatan, jumlah tempat tidur yang tersedia, dan indikator kinerja rumah sakit

- Tenaga kesehatan Tenaga kerja yag dibutuhkan dalam operasional rumah sakit

- Jumlah penduduk Jumlah seluruh penduduk yang menghuni suatu wilayah administrasi dalam satu satuan waktu

- Ekonomi Karakter masyarakat berdasarkan tingkat ekonomi, seperti tingkat pendapatan

f. Sarana dan prasarana

- Sarana keamanan Layanan keamanan untuk memenuhi keamanan rumah sakit

- Sarana perhubungan

Layanan sarana perhubungan terkait dengan rujukan menuju rumah sakit dengan tipe yang lebih tinggi

- Teknologi/Fasilitas penunjang medik

Layanan teknologi/fasilitas rumah sakit untuk menunjang kebutuhan medis di rumah sakit, seperti keberadaan apotek, laboratorium, pendidikan kesehatan, dan sebagainya

- Air bersih Layanan air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih rumah sakit

- Listrik Layanan kelistrikan untuk memenuhi kebutuhan listik rumah sakit

- Telekomunikasi Layanan telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasi rumah sakit

- Sarana pembuangan limbah

Layanan sarana yang terkait dengan pembuangan limbah, baik itu limbah B3 rumah sakit ataupun bukan.

Sumber: Hasil analisis, 2016

Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan melakukan

survei primer, dalam bentuk kuisioner. Pengambilan sampel dengan teknik pengambilan sampel

purposive sampling. Purposive sampling merupakan salah satu teknik pengambilan sampel yang

bersifat sengaja. Artinya peneliti menentukan sendiri sampel yang diambil karena ada

pertimbangan tertentu. Alasan memilih porpusive sampling sebagai teknik pengambilan sampling

pada penelitian ini adalah karena dengan menggunakan purposive sampling kriteria sampel yang

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 17

diperoleh benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel penentu penempatan lokasi RSU Haji

Surabaya, sehingga dengan melakukan teknik pengambilan sampel purposive sampling maka

yang merupakan responden pada penelitian ini adalah pihak manejemen rumah sakit, ahli

perencana, dan masyarakat sekitar.

Metode analisis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel penentu pemilihan lokasi RSU Haji

Surabaya. Dari hasil sintesa variabel-variabel penentu lokasi rumah sakit menurut pedoman yang

digunakan di Indonesia dan teori-teori yang berkaitan maka, untuk dapat mengetahui faktor

penentu pemilihan lokasi RSU Haji Surabaya metode analisis yang digunakan adalah metode

analisis AHP.

Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teknik untuk mendukung proses pengambilan

keputusan yang bertujuan untuk menentukan pilihan terbaik dari beberapa alternatif yang dapat

diambil. AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun 1970- an, dan telah mengalami

banyak perbaikan komprehensif dan rasional dalam menstrukturkan permasalahan

pengambilan keputusan. Gambaran umum dari proses AHP dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 3. Gambaran umum proses AHP

Sumber: pwktech.info

Langkah-langkah AHP

Dalam metode AHP dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Kadarsyah Suryadi dan

Ali Ramdhani, 1998):

1. Membuat struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama. Setelah menyusun tujuan

utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang berada di bawahnya yaitu

kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternatif yang

kita berikan dan menentukan alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas

yang berbeda-beda. Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan).

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 18

2. Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif

atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.

Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka

konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua

perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara

keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks

mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan didominasi.

Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan

menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Untuk memulai

proses perbandingan berpasangan dipilih sebuah kriteria dari level paling atas hirarki

dan kemudian dari level di bawahnya diambil elemen yang akan dibandingkan

3. Mendefinisikan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh jumlah penilaian

seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang

dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan berupa angka dari

1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen. Apabila

suatu elemen dalam matriks dibandingkan dengan dirinya sendiri maka hasil

perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah terbukti dapat diterima dan bisa membedakan

intensitas antar elemen. Hasil perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian

dengan elemen yang dibandingkan.

Skala perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan

oleh Saaty bisa dilihat di bawah. Intensitas Kepentingan

1 = Kedua elemen sama pentingnya, Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama

besar

3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya,

pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan

elemen yang lainnya

5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, Pengalaman dan

penilaian sangat kuat menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang

lainnya

7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen

yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek

9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya, Bukti yang mendukung

elemen yang satu terhadap elemen lain memeliki tingkat penegasan tertinggi

yang mungkin menguatkan.

2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan, Nilai

ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan Kebalikan = Jika untuk

aktivitas i mendapat satu angka dibanding dengan aktivitas j, maka j

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 19

mempunyai nilai kebalikannya dibanding dengan i

4. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka

pengambilan data diulangi.

5. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

6. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan yang

merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat

hirarki terendah sampai mencapai tujuan. Penghitungan dilakukan lewat cara

menjumlahkan nilai setiap kolom dari matriks, membagi setiap nilai dari kolom dengan

total kolom yang bersangkutan untuk memperoleh normalisasi matriks, dan

menjumlahkan nilai-nilai dari setiap baris dan membaginya dengan jumlah elemen untuk

mendapatkan rata-rata.

7. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan

melihat index konsistensi. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati

sempurna agar menghasilkan keputusan yang mendekati valid. Walaupun sulit untuk

mencapai yang sempurna, rasio konsistensi diharapkan kurang dari atau sama dengan

10 %.

Prinsip Dasar dan Aksioma AHP

AHP didasarkan atas 3 prinsip dasar yaitu:

1. Dekomposisi Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-

bagian secara hierarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam

bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level

alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan

yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki

merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung

beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki

kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika

perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level yang baru.

2. Perbandingan penilaian/pertimbangan (comparative judgments). Dengan prinsip ini

akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan

menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan skala

penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika

dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.

3. Sintesa Prioritas Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan

prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 20

elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal

dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari

elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.

4.2 Analisa Faktor Penentu Lokasi RSU Haji Surabaya Analisis faktor penentu pemilihan lokasi RSU Haji, dilakukan dengan menggunakan

metode analisis AHP dengan bantuan alat analisis adalah expert choice. Tujuan utama penelitian

adalah mengetahui faktor penentu penempatan lokasi RSU Haji. Berdasarkan hasil sintesis

tinjauan pustaka penentu lokasi rumah sakit terdiri dari enam variabel yaitu kebijakan, tata guna

lahan, lingkungan, akssibilitas, sumber daya manusia, sarana dan prasarana. Masing-masing

variabel terdapat beberapa sub variabel.

Dari hasil pengolahan data kuisioner dengan menggunakan expert choice menghasilkan

data goal untuk menentukan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dengan nilai inconsistensi

sebesar 0,02, yang berarti data tersebut dapat dikatakan valid untuk digunakan sebagai salah satu

prioritas dalam penentuan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Dengan membandingkan ke 6 variabel tersebut didapatkan variabel yang paling penting

dan paling berpengaruh adalah aksesbilitas dengan nilai 0.302 atau 30,2 %. Sedangkan kebijakan

hanya berpengaruh sebesar 0.016 atau 1,6%, variabel tata guna lahan berpengaruh sebesar 0,199

atau 19,9 %, variabel lingkungan berpengaruh sebesar 0,076 atau 7,6%, sumber daya manusia

berpengaruh sebesar 0,176 atau 17,6 %, dan variabel sarana dan prasarana berpengaruh sebesar

0,231 atau 23,1%.

Gambar Hasil pembobotan masing-masing variabel

Sumber : Hasil analisis, 2016

Setelah melakukan pembobotan dengan membandingkan antar variabel. Langkah

selanjutnya adalah dengan membandingkan sub variabel dalam sab variabel yang sama. Berikut

merupakan interpretasi data hasil analisis variabel-variabel penentu lokasi RSUD Haji Surabaya:

Variabel Tata Guna Lahan

Dari hasil pengolahan data kuisioner dengan menggunakan expert choice menghasilkan

data variabel tata guna lahan untuk menentukan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dengan

nilai inconsistensi sebesar 0,00579, yang berarti data tersebut dapat dikatakan valid untuk

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 21

digunakan sebagai salah satu prioritas dalam penentuan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Dengan membandingkan ke 4 sub variabel tersebut didapatkan sub variabel yang paling

penting dan paling berpengaruh adalah kesesuaian lahan degan RTRW dengan nilai 0,568 atau 56,8

%. Sedangkan sub variabel geografi hanya berpengaruh sebesar 0,259 atau 25,9%, sub variable

harga lahan di wilayah studi berpengaruh sebesar 0,79 atau 7,9 %, sub variabel luas lahan

berpengaruh sebesar 0,095 atau 9,5 %.

Gambar Hasil analisis variabel tata guna lahan

Sumber : Hasil analisis, 2016

Variabel lingkungan

Dari hasil pengolahan data kuisioner dengan menggunakan expert choice menghasilkan

data variabel lingkungan untuk menentukan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dengan nilai

inconsistensi sebesar 0,02, yang berarti data tersebut dapat dikatakan valid untuk digunakan

sebagai salah satu prioritas dalam penentuan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Dengan membandingkan ke 2 sub variabel tersebut didapatkan semua sub variabel adalah

penting dan berpengaruh. Sub variabel karakteristik lingkungan dan keselamatan lingkungan

dengan nilai 0,500 atau 50 %

Gambar Hasil analisis variabel lingkungan

Sumber : Hasil analisis, 2016

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 22

Variabel Aksesibilitas

Dari hasil pengolahan data kuisioner dengan menggunakan expert choice menghasilkan

data variabel aksesibilitas untuk menentukan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya dengan

nilai inconsistensi sebesar 0,02, yang berarti data tersebut dapat dikatakan valid untuk digunakan

sebagai salah satu prioritas dalam penentuan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Dengan membandingkan ke 4 sub variabel tersebut didapatkan sub variabel yang paling

penting dan paling berpengaruh adalah jangkauan pelayanan dengan nilai 0,489 atau 48,9 %.

Sedangkan sub variabel waktu tempuh ke lokasi berpengaruh sebesar 0,326 atau 32,6%, sub

variabel biaya berpengaruh sebesar 0,084 atau 8,4% dan sub variabel kondisi jarak berpengaruh

sebesar 0,101 atau 10,1 %.

Gambar Hasil analis variabel Aksesbilitas

Sumber : Hasil analisis, 2016

Variabel Sumber Daya Manusia

Dari hasil pengolahan data kuisioner dengan menggunakan expert choice menghasilkan

data variabel Sumber Daya Manusia untuk menentukan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

dengan nilai inconsistensi sebesar 0,00722, yang berarti data tersebut dapat dikatakan valid untuk

digunakan sebagai salah satu prioritas dalam penentuan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Dengan membandingkan ke 5 sub variabel tersebut didapatkan sub variabel yang paling

penting dan paling berpengaruh adalah ekonomi dengan nilai 0,390 atau 39 %. Sedangkan sub

variabel sosial budaya berpengaruh sebesar 0,079 atau 7,9%, sub variabel derajat kesehatan

berpengaruh sebesar 0,198 atau 19,8%, sub variabel tenaga kesehatan berpengaruh sebesar 0,209

atau 20,9 %, sub variabel jumlah penduduk berpengaruh 0,124 atau 12,4%

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 23

Gambar Hasil analisis variabel sumber daya manusia Sumber : Hasil analisis, 2016

Variabel sarana dan prasarana

Dari hasil pengolahan data kuisioner dengan menggunakan expert choice menghasilkan

data variabel internal rumah sakit untuk menentukan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya

dengan nilai inconsistensi sebesar 0,02, yang berarti data tersebut dapat dikatakan valid untuk

digunakan sebagai salah satu prioritas dalam penentuan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya.

Dengan membandingkan ke 7 sub variabel tersebut didapatkan sub variabel yang paling

penting dan paling berpengaruh adalah teknologi rumah sakit dengan nilai 0,262 atau 26,2 %.

Sedangkan sub variabel sarana keamanan rumah sakit berpengaruh sebesar 0,116 atau 11,6%,

sarana perhubungan berpengaruh sebesar 0,171 atau 17,1%, kemudian variabel air bersih

berpengaruh sebesar 0,108 atau 10,8%, variabel listrik berpengaruh sebesar 0,068 atau 6,8%,

variabel telekomunikasi sebesar 0,100 atau 10%, dan sarana pembuangan limbah sebesar 0,174

atau 17,4%.

Gambar Hasil Analisis variabel sarana dan prasarana

Sumber : Hasil Analisis 2016

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 24

5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari bab analisa diatas, terdapat beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Dengan membandingkan ke 6 variabel tersebut didapatkan variabel yang paling penting

dan paling berpengaruh adalah aksesbilitas dengan nilai 0.302 atau 30,2 %. Sedangkan

kebijakan hanya berpengaruh sebesar 0.016 atau 1,6%, variabel tata guna lahan

berpengaruh sebesar 0,199 atau 19,9 %, variabel lingkungan berpengaruh sebesar 0,076

atau 7,6%, sumber daya manusia berpengaruh sebesar 0,176 atau 17,6 %, dan variabel

sarana dan prasarana berpengaruh sebesar 0,231 atau 23,1%.

2. Dengan membandingkan ke 4 sub variabel tersebut didapatkan sub variabel yang paling

penting dan paling berpengaruh adalah kesesuaian lahan degan RTRW dengan nilai

0,568 atau 56,8 %. Sedangkan sub variabel geografi hanya berpengaruh sebesar 0,259

atau 25,9%, sub variable harga lahan di wilayah studi berpengaruh sebesar 0,79 atau 7,9

%, sub variabel luas lahan berpengaruh sebesar 0,095 atau 9,5 %.

3. Dengan membandingkan ke 2 sub variabel tersebut didapatkan semua sub variabel

adalah penting dan berpengaruh. Sub variabel karakteristik lingkungan dan keselamatan

lingkungan dengan nilai 0,500 atau 50 %.

4. Dengan membandingkan ke 4 sub variabel tersebut didapatkan sub variabel yang paling

penting dan paling berpengaruh adalah jangkauan pelayanan dengan nilai 0,489 atau

48,9 %. Sedangkan sub variabel waktu tempuh ke lokasi berpengaruh sebesar 0,326 atau

32,6%, sub variabel biaya berpengaruh sebesar 0,084 atau 8,4% dan sub variabel kondisi

jarak berpengaruh sebesar 0,101 atau 10,1 %.

5. Dengan membandingkan ke 5 sub variabel tersebut didapatkan sub variabel yang paling

penting dan paling berpengaruh adalah ekonomi dengan nilai 0,390 atau 39 %.

Sedangkan sub variabel sosial budaya berpengaruh sebesar 0,079 atau 7,9%, sub

variabel derajat kesehatan berpengaruh sebesar 0,198 atau 19,8%, sub variabel tenaga

kesehatan berpengaruh sebesar 0,209 atau 20,9 %, sub variabel jumlah penduduk

berpengaruh 0,124 atau 12,4.

6. Dengan membandingkan ke 7 sub variabel tersebut didapatkan sub variabel yang paling

penting dan paling berpengaruh adalah teknologi rumah sakit dengan nilai 0,262 atau

26,2 %. Sedangkan sub variabel sarana keamanan rumah sakit berpengaruh sebesar

0,116 atau 11,6%, sarana perhubungan berpengaruh sebesar 0,171 atau 17,1%,

kemudian variabel air bersih berpengaruh sebesar 0,108 atau 10,8%, variabel listrik

berpengaruh sebesar 0,068 atau 6,8%, variabel telekomunikasi sebesar 0,100 atau 10%,

dan sarana pembuangan limbah sebesar 0,174 atau 17,4%.

7. Secara keseluruhan variabel aksesibilitas merupakan variabel yang paling penting dan

berpengaruh dalam penentuan lokasi Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Hal ini

“Penentuan Faktor Lokasi RSU Haji, Surabaya” | 25

ditunjang dengan beberapa dokumentasi kondisi eksisting Rumah Sakit Umum Haji

Surabaya. Dari kondisi luas lahan parkir RSU Haji dapat mewakili aksesibilitas RSU Haji

Surabaya. Berikut ini kondisi eksisting RSU Haji Surabaya.

5.2 Lesson learned

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan berikut merupakan lesson

learned yang didapatkan :

1. Dengan menggunakan teknik AHP, dapat mengetahui kesesuaian antara faktor penentu

lokasi dengan kondisi eksisting di lapangan dalam menentukan lokasi rumah sakit.

2. Dalam mengambil keputusan termasuk dalam menentukan lokasi rumah sakit, dengan

menggunakan analisis AHP dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan melalui

pembobotan yang dilakukan pada masing-masing variabel.

3. Dalam menentukan lokasi suatu penggunaan lahan perlu mempertimbangkan berbagai

faktor yang berpengaruh besar terhadap keberadaan rumah sakit tersebut.

LAMPIRAN

Bapak/ibu yang kami hormati,

Kuisioner ini bertujuan untuk mengetahui nilai bobot pada tiap faktor dan sub faktor yang

berkaitan dengan Fakor-Faktor Penentuan Lokasi RSU Haji, Surabaya. Bobot ini sangat berguna

untuk memberikan ukuran prioritas pada tiap faktor. Pembobotan kriteria ini dilakukan dengan

menggunakan alat analisis AHP (Analytical Hierarchy Process). AHP merupakan salah satu

metode yang biasa digunakan untuk memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur

ke dalam kelompok-kelompok, dan mengatur kelompok tersebut ke dalam suatu hierarki. Alat ini

memerlukan suatu nilai numeric sebagai pengganti persepsi seseorang untuk mendapatkan

perbandingan relative sehingga diperoleh nilai prioritas kriteria. Dengan ini saya mengharap

kesediaan bapak/ibu untuk mengisi kolom kriteria sesuai dengan persepsi anda. Terima kasih

atas kesediaan Anda,

Hormat Kami,

Qonitah Rafiusrani 082302296931

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2016

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner

1. Penilaian terhadap faktor-faktor penentuan lokasi RSU Haji Surabaya dinyatakan secara

numerik dengan skala angka 1 sampai dengan 9.

2. Angka-angka tersebut menunjukkan suatu perbandingan dari dua elemen pernyataandengan

skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai perbandingan tingkat intensitas

kepentingan suatu elemen terhadap elemen yang lain dengan kriteria sebagai berikut:

Intentitas

Kepentingan Keterangan / Definisi Verbal Penjelasan

1 Sama pentingnya (equal

importance)

Dua elemen mempunyai

pengruh yang sama besar

terhadap tujuan

3 Sedikit lebih penting (moderate

importance)

Pengalaman dan penilaian

sedikit menyokong satu

elemen disbanding elemen

lainnya

5 Lebih penting (essential / strong

importance)

Pengalaman dan penilaian

sangat kuat menyokong satu

elemen disbanding elemen

lainnya

7 Jelas lebih penting (very strong

importance)

Satu elemen yang kuat

disokong dan dominan terlihat

dalam praktek

9 Mutlak sangat penting (extreme

importance)

Bukti yang mendukung elemen

yang satu terhadap elemen yang

lain memiliki tingkat penegasan

tertinggi yang mungkin

menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai diantara dua nilai

pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada dua

kompromi di antara dua pilihan

KUESIONER IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTUAN LOKASI RSU HAJI SURABAYA

Survei ini dilakukan berkenaan dengan penulisan tugas mata kuliah Analisis Lokasi dan

Keruangan tentang penentuan faktor lokasi runah sakit. Segala data/informasi yang diberikan

akan dijaga sepenuhnya kerahasiaannya. Atas kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini,

kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

A. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden : Bpk. Hari

2. Jenis Kelamin : Laki-laki

3. Usia : 38

4. Pekerjaan : Wiraswasta

B. KRITERIA ATAU FAKTOR LOKASI RUMAH SAKIT

1. Perbandingan Variabel

a. Kebijakan

b. Tata guna lahan

c. Lingkungan

d. Aksesbilitas

e. Sumber daya manusia

f. Sarana dan prasarana

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tata Guna Lahan

2 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

3 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Aksesibilitas

4 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber daya manusia

5 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan

prasarana

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2016

2. Perbandingan sub variabel tata guna lahan

a. Geografi

b. Harga Lahan

c. Luas Lahan

d. Kesesuaian Lahan dengan RTRW

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Geografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga Lahan

2 Geografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Luas Lahan

3 Geografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kesesuaian Lahan

dengan RTRW

4 Harga Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Luas Lahan

5 Harga Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kesesuaian Lahan dengan RTRW

6 Luas Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kesesuaian Lahan dengan RTRW

3. Perbandingan sub variabel lingkungan

a. Karakteristik Lingkungan

b. Keselamatan Lingkungan

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Karakteristik Lingkungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keselamatan Lingkungan

6 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

7 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aksesibilitas

8 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber daya manusia

9 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan Prasarana

10 Lingkungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aksesibilitas

11 Lingkungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber daya manusia

12 Lingkungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan prasarana

13 aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber daya manusia

14 aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan prasarana

15 Sumber daya manusia

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan prasarana

4. Perbandingan sub variabel aksesibilitas

a. Jarak

b. Waktu

c. Biaya

d. Jangkauan Pelayanan

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Jarak 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waktu

2 Jarak 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biaya

3 Jarak 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jangkauan Pelayanan

4 Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biaya

5 Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jangkauan Pelayanan

6 Biaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jangkauan Pelayanan

5. Perbandingan sub variabel sumber daya manusia

a. Sosial budaya

b. Derajat Kesehatan

c. Tenaga Kesehatan

d. Jumlah Penduduk

e. Ekonomi

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Derajat kesehatan

2 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga kesehatan

3 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penduduk

4 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

5 Derajat kesehatan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga kesehatan

6 Derajat kesehatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penduduk

7 Derajat kesehatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

8 Tenaga kesehatan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penduduk

9 Tenaga kesehatan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

10 Jumlah Penduduk

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

6. Perbandingan sub variabel sarana dan prasarana

a. Sarana keamanan

b. Sarana perhubungan

c. Teknologi/fasilitas penunjang medik

d. Air bersih

e. Listrik

f. Telekomunikasi

g. Sarana pembuangan limbah

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana perhubungan

2 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

3 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air bersih

4 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

5 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

6 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

7 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

8 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air bersih

9 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

10 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

11 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

12 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air bersih

13 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

14 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

15 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

16 Air bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

17 Air bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

18 Air bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

19 Listrik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

20 listrik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

Demikian kuisioner dari kami, terima kasih atas partisipasinya. Semoga informasi ini bermanfaat.

KUESIONER IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTUAN LOKASI RSU HAJI SURABAYA

Survei ini dilakukan berkenaan dengan penulisan tugas mata kuliah Analisis Lokasi dan

Keruangan tentang penentuan faktor lokasi runah sakit. Segala data/informasi yang diberikan

akan dijaga sepenuhnya kerahasiaannya. Atas kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini,

kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

C. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden : Bu Nur

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Usia : 48

4. Pekerjaan : Wiraswasta

D. KRITERIA ATAU FAKTOR LOKASI RUMAH SAKIT

1. Perbandingan Variabel

a. Kebijakan

b. Tata guna lahan

c. Lingkungan

d. Aksesbilitas

e. Sumber daya manusia

f. Sarana dan prasarana

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tata Guna Lahan

2 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

3 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Aksesibilitas

4 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber daya manusia

5 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan

prasarana

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2016

2. Perbandingan sub variabel tata guna lahan

a. Geografi

b. Harga Lahan

c. Luas Lahan

d. Kesesuaian Lahan dengan RTRW

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Geografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga Lahan

2 Geografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Luas Lahan

3 Geografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kesesuaian Lahan

dengan RTRW

4 Harga Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Luas Lahan

5 Harga Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kesesuaian Lahan dengan RTRW

6 Luas Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kesesuaian Lahan dengan RTRW

3. Perbandingan sub variabel lingkungan

a. Karakteristik Lingkungan

b. Keselamatan Lingkungan

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Karakteristik Lingkungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keselamatan Lingkungan

6 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

7 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aksesibilitas

8 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber daya manusia

9 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan Prasarana

10 Lingkungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aksesibilitas

11 Lingkungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber daya manusia

12 Lingkungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan prasarana

13 aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber daya manusia

14 aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan prasarana

15 Sumber daya manusia

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan prasarana

4. Perbandingan sub variabel aksesibilitas

a. Jarak

b. Waktu

c. Biaya

d. Jangkauan Pelayanan

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Jarak 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waktu

2 Jarak 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biaya

3 Jarak 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jangkauan Pelayanan

4 Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biaya

5 Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jangkauan Pelayanan

6 Biaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jangkauan Pelayanan

5. Perbandingan sub variabel sumber daya manusia

a. Sosial budaya

b. Derajat Kesehatan

c. Tenaga Kesehatan

d. Jumlah Penduduk

e. Ekonomi

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Derajat kesehatan

2 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga kesehatan

3 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penduduk

4 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

5 Derajat kesehatan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga kesehatan

6 Derajat kesehatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penduduk

7 Derajat kesehatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

8 Tenaga kesehatan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penduduk

9 Tenaga kesehatan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

10 Jumlah Penduduk

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

6. Perbandingan sub variabel sarana dan prasarana

a. Sarana keamanan

b. Sarana perhubungan

c. Teknologi/fasilitas penunjang medik

d. Air bersih

e. Listrik

f. Telekomunikasi

g. Sarana pembuangan limbah

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana perhubungan

2 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

3 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air bersih

4 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

5 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

6 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

7 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

8 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air bersih

9 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

10 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

11 Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

12 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air bersih

13 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

14 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

15 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

16 Air bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

17 Air bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

18 Air bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

19 Listrik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

20 listrik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

Demikian kuisioner dari kami, terima kasih atas partisipasinya. Semoga informasi ini bermanfaat.

KUESIONER IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTUAN LOKASI RSU HAJI SURABAYA

Survei ini dilakukan berkenaan dengan penulisan tugas mata kuliah Analisis Lokasi dan

Keruangan tentang penentuan faktor lokasi runah sakit. Segala data/informasi yang diberikan

akan dijaga sepenuhnya kerahasiaannya. Atas kesediaan Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini,

kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

E. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama Responden : Ibu Teti

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Usia : 41

4. Pekerjaan : Pegawai Rumah Sakit

F. KRITERIA ATAU FAKTOR LOKASI RUMAH SAKIT

1. Perbandingan Variabel

a. Kebijakan

b. Tata guna lahan

c. Lingkungan

d. Aksesbilitas

e. Sumber daya manusia

f. Sarana dan prasarana

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tata Guna Lahan

2 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

3 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Aksesibilitas

4 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber daya manusia

5 Kebijakan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan

prasarana

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA 2016

2. Perbandingan sub variabel tata guna lahan

a. Geografi

b. Harga Lahan

c. Luas Lahan

d. Kesesuaian Lahan dengan RTRW

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Geografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Harga Lahan

2 Geografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Luas Lahan

3 Geografi 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kesesuaian Lahan

dengan RTRW

4 Harga Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Luas Lahan

5 Harga Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kesesuaian Lahan dengan RTRW

6 Luas Lahan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kesesuaian Lahan dengan RTRW

3. Perbandingan sub variabel lingkungan

a. Karakteristik Lingkungan

b. Keselamatan Lingkungan

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Karakteristik Lingkungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Keselamatan Lingkungan

6 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan

7 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aksesibilitas

8 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber daya manusia

9 Tata Guna Lahan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan Prasarana

10 Lingkungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Aksesibilitas

11 Lingkungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber daya manusia

12 Lingkungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan prasarana

13 aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sumber daya manusia

14 aksesibilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan prasarana

15 Sumber daya manusia

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana dan prasarana

4. Perbandingan sub variabel aksesibilitas

a. Jarak

b. Waktu

c. Biaya

d. Jangkauan Pelayanan

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Jarak 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Waktu

2 Jarak 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biaya

3 Jarak 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jangkauan Pelayanan

4 Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Biaya

5 Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jangkauan Pelayanan

6 Biaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jangkauan Pelayanan

5. Perbandingan sub variabel sumber daya manusia

a. Sosial budaya

b. Derajat Kesehatan

c. Tenaga Kesehatan

d. Jumlah Penduduk

e. Ekonomi

No Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Derajat kesehatan

2 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga kesehatan

3 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penduduk

4 Sosial budaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

5 Derajat kesehatan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tenaga kesehatan

6 Derajat kesehatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penduduk

7 Derajat kesehatan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

8 Tenaga kesehatan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah penduduk

9 Tenaga kesehatan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

10 Jumlah Penduduk

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ekonomi

6. Perbandingan sub variabel sarana dan prasarana

a. Sarana keamanan

b. Sarana perhubungan

c. Teknologi/fasilitas penunjang medik

d. Air bersih

e. Listrik

f. Telekomunikasi

g. Sarana pembuangan limbah

N

o

Kriteria Bobot Tingkat Kepentingan Kriteria

1 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana perhubungan

2 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

3 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air bersih

4 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

5 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

6 Sarana keamanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Teknologi/Fasilitas penunjang medik

Sarana

perhubungan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air bersih

Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

Sarana perhubungan

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Air bersih

Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

Teknologi/Fasilitas penunjang medik

9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

Air bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Listrik

Air bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

Air bersih 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

Listrik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Telekomunikasi

listrik 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sarana pembuangan limbah

Demikian kuisioner dari kami, terima kasih atas partisipasinya. Semoga informasi ini bermanfaat.


Top Related