Post on 08-Jul-2018
transcript
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
1/56
BAB I
PENDAHULUAN
SKENARIO III
PANAS
Kasus 1 :
Seorang anak perempuan berusia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke IGD dikarenakan
demam tinggi.Saat ini anak tidak mau makan dan minum.Demam didapatkan sejak
dua hari yang lalu.Selain itu ditemukan mata sedikit kemerahan, pilek tanpa disertai
batuk dan diare. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan nadi 110!menit,
pernapasan 30!menit, temperature" #00$. Ditemukan rash.
Kasus 2 :
Sudah sejak 3 hari %gus berusia & tahun mengalami demam tinggi terus menerus
sepanjang hari.Sudah diberi obat penurun panas oleh ibunya tetapi panas hanya turun
sebentar dan kemudian naik lagi.Ibu %gus 'emas karena anak tetangganya dirawat di
rumah sakit dengan gejala mirip.Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dokter meminta
untuk dilakukan pemeriksaan penunjang dan sambil memberikan penatalaksanaan
dokter juga memberi penjelasan pada ibu mengenai tanda(tanda perdarahan atau
syok.)ila terdapat tanda(tanda tersebut supaya ibu segera membawa %gus ke rumah
sakit untuk mendapatkan penatalaksanaan kegawatdaruratan yang dialaminya.
Selanjutnya dokter akan berkoordinasi dengan Dinas *esehatan setempat untuk
memutus rantai penularan.
1
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
2/56
BAB II
DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA
%. +angkah I " emba'a skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam
skenarioDalam skenario III ini kami mengklarifikasi beberapa istilah sebagai berikut "
1. -ash "
-uam inflamasi perubahan warna kulit yang dapat disebabkan karena luka
gores, obat(obatan, kosmetik, atau penyakit seperti ruam popok, dermatitius,
infeksi jamur,dll.
/. Syok "%danya ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan konsumsi oksigen
dalam tubuh sehingga perfusi organ menjadi tidak adekuat.
3. anda pendarahan "
Syok hipoolemik ketidaknormalan dari system peredaran darah yang
mengakibatkan perfusi organ dan oksigenisasi ke jaringan tidak adekuat
karena kehilangan akut olume peredaran darah yang salah satunya ditandai
dengan timbulnya pete'hie, purpura, dan ekimosis .
#. IGD "
Instalasi Gawat Darurat yang buka /# jam, merupakan salah satu unit
terdepan dari bagian pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan pada
pasien gawat darurat!emergen'y dan false emergen'y bekerja sama dengan
unit terkait lainnya.
2
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
3/56
). +angkah II " enentukan! mendefinisikan permasalahan2ermasalahan pada
skenario 2%4%S5 antara lain"
1 )agaimana interpretasi pemeriksaan fisik dari kasus I6
/ )agaimana patogenesis rash dan apa hubungannya dengan demam63 %pa hubungan mata kemerahan dengan demam tinggi6# engapa terjadi pilek tanpa batuk dan diare6 %pa hubungannya dengan
demam tinggi6
7 )agaimana patofisiologi syok dan klasifikasinya6& )agaimana sistem termoregulasi pada anak6
8 )agaimana patofisiologi demam dan apa saja jenisnya6
9 engapa pada pasien I tidak mau makan dan minum6
: %pa saja diagnosis banding dan diagnosis kerja dari kasus I dan II610 %pa edukasi yang diberikan untuk memutus rantai penularan penyakit6
11 %pa saja pemeriksaan penunjang pada kasus I dan II6
1/ )agaimana penatalaksanaan awal dan setelah terjadi syok613 )agaimana penatalaksanaan pada kasus I6
1# %pa kaitan penyakit yang dialami pada kasus II dengan sakit tetangganya6
17 %pa pemeriksaan fisik yang dilakukan pada kasus II61& Dimana kerja obat antipiretik menekan6 2ada situasi apa obat tersebut dipilih6
$. +angkah III " enganalisis permasalahan dan membuat pertanyaan sementara
mengenai permasalahan ;tersebut dalam langkah II<
1. Interpretasi pemerisaan !isi
Den"ut Na#i $Heart Rate%
2ada bayi dan anak, ada atau tidaknya denyut nadi utama yang kuat sering
merupakan tanda berguna untuk melihat ada tidaknya syok dibandingkan
mengukur tekanan darah. 4ilai normal denyut nadi pada anak menurut usia,
yaitu"
0 = 3 bulan " 97 = /00 kali!menit
3 bulan = / tahun " 100 = 1:0 kali!menit/ = 10 tahun " &0 = 1#0 kali!menit
2ada anak yang sedang tidur denyut nadi normal 10> lebih lambat ;?@A,
/00:<
&reuensi Pernapasan $Respirat'r" Rate%
3
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
4/56
%dapun kriteria normal frekuensi pernapasan pada neonatus dan anak menurut
usia sebagai berikut ;?@A, /00:
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
5/56
Dari hasil pemeriksaan histopatologi ruam yang disebabkan oleh irus
'ampak memberikan kesan bahwa, kejadian pertama adalah infeksi sel
endothelial kulit, selanjutnya diikuti dengan penyebaran infeksi ke dalam
epidermis yang tumpang(tindih dengan sel epithelial pada stratum granulosum,
sehingga terbentuk keratosis fokal dan edema, dan terjadi akumulasi bentuk sel
epithelial raksasa dan infiltrat periaskuler.
/. S0OK, TANDA DAN EJALA
S"' Hip''*emi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kehilangan 'airan
tubuh atau darah yang menyebabkan jantung tidak mampu memompakan 'ukup
darah ke seluruh tubuh sehingga perfusi jaringan tubuh menjaditerganggu.*eadaan ini bersifat emergensi dan dapat menyebabkan seluruh organ
gagal berfungsi dan lebih parah lagi, dapat menimbulkan kematian
organ.@ipoolemia berbeda dengan dehidrasi, dimanapada hipoolemia biasanya
terjadi penurunan sodium dalam darah, sedangkan pada dehidrasi tidak.
*ehilangan 'airan tubuh hingga men'apai 1!7 dari total 'airan tubuh dapat
menebabkan syok hypoolemik. *ehilangan 'airan tubuh tersebut dapat
disebabkan oleh
• *ehilangan darah ;seperti perdarahan interna maupun eksterna<
• *ehilangan plasma ;seperti terbakar, luka bakar<
• *ehilangan sodium dan 'airan intraaskular ;seperti keringat berlebih,
diare, atau muntah<
• Dilatasi ;pelebaran< pembuluh darah ;akibat 'idera pada saraf yang
mengontrol pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah
mengalami dilatasi, obat ( obatan yang menyebabkan asodilatasi
Fpelebaran pembuluh darah seperti antihipertensi<
5
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
6/56
Tan#a #an e-a*a
anda dan gejala syok hipoolemik tidak akan mun'ul sampai sesorang
mengalami kehilangan 'airan tubuh atau darah hingga 10(/0>. %pabila terjadi
syok hipoolemia, tanda dan gejala yang akan mun'ul yaitu terjadi takikardi
;denyut jantung menjadi 'epat
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
7/56
Gambar 1 ( Gray urnerJs sign
Gambar / ( $ullenJs sign
Sta+e S"' Hip''*emi
7
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
8/56
Syok hipoolemik dibagi menjadi # tingkatan.Kmpat tingkatan ini dikanal
juga dengan JenisJs Sho'k @ypoolemi' Sho'kH. @al ini dikarenakan # tingkatan
dari persentase kehilangan darah pada stage ini mirip dengan skor pada olah raga
tenis, yaitu 17, 17(30, 30(#0, #0.
Sta+e 1 Sta+e 2 Sta+e /
$*assi3 si+n%
Sta+e 4
5
Ke(i*an+an
'*ume #ara(
B17> olume
total ;870 ml<
17> ( 30>
olume total
;870 = 1700 ml<
30> ( #0>
olume total
;1700 = /000
ml<
C#0> olume
total ;C/000
ml<
ar#ia3
Output
4ormal
terkompensasi
oleh konstriksi
pembuluh
darah
idak mampu
dikompensasi
oleh konstriksi
pembuluh darah
idak mampu
dikompensasi
oleh konstriksi
pembuluh
darah
idak mampu
dikompensasi
oleh konstriksi
pembuluh
darah
Teanan
#ara(
4ormal D sistolik
normal namun
diastoli'
meningkat
sehingga gap
antara sistolik
dan diastoli'
;pulse pressure<
menurun.
D sistolik
menurun B100
mm@g
enurun
hingga B 80
mm@g
8
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
9/56
La-u na!as 4ormal eningkat
namun B 30
!menit
akipnea jelas
;C30 !menit<
akipnea jelas
;C30 !menit<
Na#i 4ormal akikardi
;C100!menit<
akikardia
jelas ;C1/0 !
menit<
akikardia
;C130 ! menit<
dengan pulsasi
yang lemah
Ku*it *ulit mulai
pu'at
2u'at, dingin
karena alian
darah menuju ke
organ ital
)erkeringat,
dingin dan
pu'at
)erkeringat,
dingin, dan
sangat pu'at
Status 6enta* 4ormal hingga
sedikit tampak
'emas! gelisah
Gelisah ringan
;restless<
)ingung,
'emas, agitasi
2enurunan
kesadaran,
lethargy, 'oma
Pen+isian
Kapi*er
normal Delayed ;?aktu
pengisian
kapiler
memanjang<
Delayed absent
Urine Output normal enurun ;/0(30
ml ! jam<
/0 ml !jam Sangat
menurun
hingga absent(
idak berarti
KLASI&IKASI S0OK 6ENURUT PROSESN0A
Syok digolongkan ke dalam beberapa kelompok " ;jokronegoro, %., dkk, /003
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
10/56
/. Syok hipovolemik ; akibat penurunan olume darah<
3. Syok anafilaktik ;akibat reaksi alergi<
#. Syok septik ;berhubungan dengan infeksi<
7. Syok neurogenik ;akibat kerusakan pada sistem saraf
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
11/56
anak selalu berusaha mengatur suhu tubuhnya.Suhu tubuh diatur oleh suatu
mekanisme yang menyangkut susunan saraf, biokimia, dan hormonal.
@ipotalamus menerima informasi suhu tubuh bagian dalam dari suhu darah
yang masuk ke otak dan informasi suhu luar tubuh dari reseptor panas di
kulit.ermostat dalam hipotalamus diatur pada set-point sekitar suhu 380$ dengan
rentang sekitar 10$, dan suhu dipertahankan dengan menjaga keseimbangan
pembentukan atau pelepasan panas.Saraf eferen dari hipotalamus terdiri dari saraf
somatik dan saraf autonom, sehingga hipotalamus dapat mengatur aktifitas otot,
kelenjar keringat, peredaran darah, dan entilasi paru.
@ipotalamus posterior merupakan pusat pengatur yang bertugas meningkatkan
produksi panas dan mengurangi pengeluaran panas. )ila suhu luar lebih rendah, pembentukan panas akan dilakukan dengan meningkatkan metabolisme, dengan
mekanisme kontraksi otot ! menggigil, pengeluaran panas akan dikurangi dengan
asokonstriksi pembuluh darah kulit dan pengurangan produksi keringat.
@ipotalamus anterior merupakan pusat pengatur pengeluaran panas. )ila suhu di luar
tubuh lebih tinggi maka pengeluaran panas ditingkatkan dengan 'ara asodilatasi,
eaporasi ;berkeringat ), radiasi ;dipan'arkan
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
12/56
awal malam hari pukul 1&.00 = 19.00. *ura demam biasanya juga mengikuti
pola diurnal ini.1,/ Suhu tubuh juga dipengaruhi oleh faktor indiidu dan
lingkungan, meliputi usia, jenis kelamin, aktiitas fisik dan suhu udara ambien.
Aleh karena itu jelas bahwa tidak ada nilai tunggal untuk suhu tubuh normal.
@asil pengukuran suhu tubuh berariasi tergantung pada tempat pengukuran
2ola demam
2ola demam 2enyakit
*ontinyu Demam tifoid, malaria fal'iparum malignan
-emitten Sebagian besar penyakit irus dan bakteri
Intermiten alaria, limfoma, endo'arditis
@ektik atau septik 2enyakit *awasaki, infeksi pyogeni'
Muotidian alaria karena 2.ia
Double Nuotidian
*ala aLar, arthritis gonococcal , juvenile rheumathoid
arthritis, beberapa drug fever ;'ontoh karbamaLepin<
-elapsing atau
periodi' alaria tertiana atau kuartana, bru'ellosis
Demam rekuren Familial editerranean fever
• Demam dengan lo'aliLing sign
Ke*'mp' Pen"ait
Infeksi saluran
nafas atas
IS2% irus, otitis media, tonsillitis, laryngitis, stomatitis
herpetika
12
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
13/56
2ulmonal )ronkiolitis, pneumonia
Gastrointestinal Gastroenteritis, hepatitis, appendi'itis
Sistem saraf pusat eningitis, en'ephalitis
Kksantem $ampak, 'a'ar air
*olagen !heumathoid arthritis, penyakit *awasaki
4eoplasma +eukemia, lymphoma
ropis *ala aLar, cickle cell anemia
2enyakit demam yang paling sering ditemukan pada praktek pediatrik berada
pada kategori ini.Demam biasanya berlangsung singkat, baik karena mereda
se'ara spontan atau karena pengobatan spesifik seperti pemberian antibiotik.
Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik
• Demam tanpa localizing signs
Sekitar /0> dari keseluruhan episode demam menunjukkan tidak
ditemukannyalocali"ing signs pada saat terjadi. 2enyebab tersering adalah infeksi
irus, terutama terjadi selama beberapa tahun pertama kehidupan.Infeksi seperti ini
harus dipikirkan hanya setelah menyingkirkan infeksi saluran kemih dan
bakteremia. Demam tanpa locali"ing signs umumnya memiliki awitan akut,
berlangsung kurang dari 1 minggu, dan merupakan sebuah dilema diagnostik yang
sering dihadapi oleh dokter anak dalam merawat anak berusia kurang dari 3& bulan.
• Persistent P"re8ia '! Unn'9n Ori+in $PUO%
Istilah ini biasanya digunakan bila demam tanpa locali"ing signs bertahan selama 1
minggu dimana dalam kurun waktu tersebut ealuasi di rumah sakit gagal mendeteksi penyebabnya. #ersistent pyre$ia of unknown origin, atau lebih dikenal sebagai fever
of unknown origin ;OPA< didefinisikan sebagai demam yang berlangsung selama
minimal 3 minggu dan tidak ada kepastian diagnosis setelah inestigasi 1 minggu di
rumah sakit.
13
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
14/56
14
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
15/56
Demam %noreksia ketika demam
2atogenesis
*asus 1*asus /
Dengan Syok
anpa syok
2enyakit eantema
anak
Diagnosis )anding
2rognosis, komplikasi
%namnesis
2emeriksaan Oisik
2emeriksaan 2enunjang
erapi
( %nti piretik pada anak
( erapi lain
*asus 1
( $ampak
( -ubella
( -oseola
*asus /
( Demam )erdarah De
( alaria
( Demam typoid
( Dengue feer
(+eukimia
D. +angkah IQ "enginentarisasi permasalahan se'ara sistematis dan pernyataan
sementara mengenai permasalahan pada langkah III
15
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
16/56
K. +angkah Q " erumuskan tujuan pembelajaranujuan pembelajaran ;learning o%jectives< pada skenario III ini adalah
menjelaskan tentang"
1. engetahui tentang patogenesis pilek tetapi tidak disertai batuk dan diare
pada anak di kasus pertama/. engetahui penyebab anak tidak mau makan dan minum pada skenario kasus
pertama
3. engetahui diagnosis banding dan diagnosis kerja pada skenario kasus 1 dan
/.
#. *oordinasi dengan Dinas *esehatan pada skenario kasus /.
7. engetahui pemeriksaan fisik pada kasus /&. engetahui tata laksana penanggulangan kasus / dengan dan tanpa syok.
8. engetahui manfaat pentingnya mengetahui kaitan sakit yang dialami
tetangga9. pemeriksaan penunjang pada skenario kedua kasus.
:. engetahui tatalaksana ;terapi< dari skenario kedua kasus.
10. engetahui fungsi, indikasi, kontraindikasi, dan 'ara pemakaian obat
antipiretik pada anak.
11. 2atogenesis Syok mengenai sistem -%%
O. +angkah QI " engumpulkan informasi baru
asing(masing anggota kelompok kami telah men'ari sumber = sumber
ilmiah dari beberapa buku referensi maupun akses internet yang sesuai dengan topik
diskusi tutorial ini se'ara mandiri untuk disampaikan dalam pertemuan berikutnya.
16
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
17/56
G. +angkah QII " elaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang
diperoleh
1. PATOENESIS PILEK TANPA DISRTAI DE6A6 DAN DIARE PADA
BALITA KASUS PERTA6A.
2ilek pada pasien menandakan bahwa kemungkinan agen penyebab penyakit
didapat dari saluran pernapasan. idak ada diare menandakan kemungkinan
agen penyebab tidak didapat dari makanan atau jalur gastrointestinal seperti
pada penyakit demam tifoid.
Sel endothelial pada pembuluh darah ke'il di seluruh badan memperlihatkan
bukti adanya infeksi irus 'ampak se'ara jelas ;misalnya, ditemukan badan
inklusi antigen irus 'ampak, atau -4%< pada saat gejala prodromal danmun'ulnya ruam pada kulit. @al ini disertai dengan pelebaran pembuluh
darah, peningkatan permeabilitas pembuluh darah, inflitrasi sel mononu'lear,
dan terjadinya infeksi di sekitar jaringan. Sel endotel yang diinfeksi
tampaknya memegang peranan utama dalam pathogenesis, sehingga terjadi
perubahan pada kulit, konjungtia, dan membrane mukosa.
2enyakit 'ampak ditransmisikan melalui droplet respirasi. Qirus dari droplet
dapat aktif dan menular hingga / jam baik di udara bebas maupun di suatu
permukaan. +okasi infeksi awal biasanya terjadi di epitel tra'hea dan bronkus.
+okasi infeksi ini yang menimbulkan mun'ulnya gejala prodormal seperti
demam, konjungtiitis, batuk, dan koriLa.
Dari hasil pemeriksaan histopatologi ruam yang disebabkan oleh irus
'ampak memberikan kesan bahwa, kejadian pertama adalah infeksi sel
endothelial kulit, selanjutnya diikuti dengan penyebaran infeksi ke dalam
epidermis yang tumpang(tindih dengan sel epithelial pada stratum
granulosum, sehingga terbentuk keratosis fokal dan edema, dan terjadi
akumulasi bentuk sel epithelial raksasa dan infiltrat periaskuler.
2. PEN0EBAB TIDAK 6AU 6AKAN DAN 6INU6 PADA SKENARIO
KASUS PERTA6A.
17
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
18/56
Selain menyebabkan demam, I+(1 juga bertanggung jawab terhadap gejala
lain seperti timbulnya rasa antuti#ur, supresi na!su maan, dan
penurunan sintesis albumin serta transferin. 2enurunan nafsu makan
merupakan akibat dari kerjasama I+(1 dan 4O(R. *eduanya akan
meningkatkan ekspresi leptin oleh sel adiposa. 2eningkatan leptin dalam
sirkulasi menyebabkan negatif feedba'k ke hipothalamus entromedial yang
berakibat pada penurunan intake makanan ;+uheshi et al&, /000
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
19/56
warna putih atau abu(abu kebiruan di atas dasar bergranulasi atau
eritematosa.
• Demam sangat tinggi di saat ruam merata dan menurun dengan 'epat setelah
/(3 hari timbulnya eksantema.
• Dapat disertai adanya adenopati generali ata dan splenomegali.
• Kksantema timbul pada hari ke 3(# masa prodromal, memudar setelah 3 hari
dan meng(hilang setelah &(8 hari.
• Krupsi dimulai dari belakang telinga dan per(batasan rambut kepala
kemudian menyebar se'ara sentrifugal sampai ke seluruh badan pada hari
ke(3 eksantema
• Kksantema berupa papul eritematosa berbatas jelas dan kemudian
berkonfluensi menjadi ber'ak yang lebih besar, tidak gatal dan kadang
disertai purpura.
• )er'ak menghilang disertai dengan hiperpigmentasi ke'oklatan dan
deskuamasi ringan yang menghilang setelah 8(10 hari.
• )la'k measles merupakan keadaan yang berat dari 'ampak, terdapat demam
dan delirium diikuti penekanan fungsi pernafasan dan erupsi hemo(ragik
yang luas.
Diagnosis"
• manifestasi klinis, tanda patognomonik ber'ak *oplik
• isolasi irus dari darah, urin, atau sekret nasofaring
• pemeriksaan serologis" titer antibodi / minggu setelah timbulnya penyakit
*omplikasi"
Atitis media, mastoiditis, pneumonia, ensefalomielitis, suba'ute s'lerosing
panen'hephalitis ;SS2K
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
20/56
Istirahat, sebaiknya pasien ditempatkan pada ruangan hangat dan lembab serta hindari
paparan sinar yang kuat. )iasanya anak anda akan dirawat dalam ruang isolasi untuk
men'egah penyebaran penyakit hingga empat hari setelah ber'ak mun'ul, setelah itu
anak dapat beraktiitas biasa
Abat penurun panas
%supan 'airan yang 'ukup.
Qitamin % ;100.000IP untuk usia & bulan( 1 tahun, dan /00.000IP untuk usia C 1
tahun
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
21/56
Qirus orbilli pada ibu hamil muda ;1(/ bulan pertama< kemungkinan besar
mengalami abortus ;keguguran dari keseluruhan kasus 'ampak. *omplikasi
yang dapat mun'ul adalah otitis media ;radang telinga
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
22/56
dan gosoklah kulitnya perlahan. Sehabis mandi, keringkan dan taburi dengan
bedak saly'yl tal'.
ampa Atipi
Ktiologi " Imnunisasi oleh aksin irus 'ampak yang telah dimatikan
2atogenesis " Delayed hypersensitiity terhadap antigen irus
anifestasi klinis"
Demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot dan nyeri perut yang disertai pneu monitis.
Krupsi kulit tidak seperti 'ampak yaitu berupa urtikaria, maku(lopapular, ptekie,
purpurik dan kadang esikular dengan predileksi pada ekstremitas. Dapat terjadi
edema pada lengan dan kaki serta hiperestesi pada kulit. )entuk dan distribusi dari
eksantema menyerupai ro'ky mountain = spotted feer.
erapi" Simtomatik.
2en'egahan" Imunisasi oleh aksin irus 'ampak hidup yang dilemahkan.
Ru)e*a (German Measles)
Ktiologi " -ubi1irus ;fam. 'ogaviridae
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
23/56
anifestasi klinis "
• asa prodromal 1(7 hari ditandai dengan demam subfebris, malaise, anoreksia,
konjungtiitis ringan, koriLa, nyeri tenggorokan, batuk dan limf deno(pati. Gejala
'epat menurun setelah hari pertama timbulnya ruam.
• Demam berkisar 390$ =39,80$. )iasanya timbul dan menghilang bersamaan
dengan ruam kulit.
• Knantema pada rubela (Forschheimer spots) ditemukan pada periode
prodrodromal sampai satu hari setelah timbulnya ruam, berupa ber'ak pinpoint
atau lebih besar, warna merah muda, tampak pada palatum mole sampai uula.
)er'ak Forsch heimer bukan tanda patognomonik.
• erdapat limfadenopati generalisata tapi lebih sering pada nodus limfatikus
suboksipital, retroaurikular atau suboksipital.
• Kksantema berupa makulopapular, eritematosa, diskret. 2ertama kali ruam tampak
di muka dan menyebar ke bawah dengan 'epat ;leher,badan, dan ekstremitas<
-uam pada akhir hari pertama mulai merata di badan kemudian pada hari ke dua
ruam di muka mulai menghilang, dan pada hari ke tiga ruam tampak lebih jelas di
ekstremitas sedangkan di tempat lain mulai menghilang.
Diagnosis"
2rodromal ringan, ruam menghilang dalam 3 hari, limfadenopati retroaurikular dan
suboksipital. Isolasi irus, irus ditemukan pada faring 8 hari sebelum dan 1# hari
sesudah timbulnya ruam. Serologis dapat dideteksi mulai hari ke tiga timbulnya ruam.
*omplikasi" Earang pada anak. *omplikasi dapat berupa artritis, purpura
danensefalitis.
2en'egahan" aksinasi -
R'se'*a In!antum $ Exanthem Subitum%
23
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
24/56
etiologi " @@Q &
Inkubasi" sulit diketahui
anifestasi klinis"
• 2erjalanan penyakit dimulai dengan demam tinggi mendadak men'apai #0(
#0,&0$, anak tampak iritabel, anoreksia, biasanya terdapat koriLa, konjungtiitis
dan batuk. Demam menetap 3(7 hari dan menurun se'ara mendadak ke suhu
normal disertai timbulnya ruam.
• -uam tampak pertama kali di punggung dan menyebar ke leher, ekstremitas atas
muka, dan ektremitas bawah.
•
-uam berwarna merah muda, makulopapular, diskret, jarang koalesen sehinggamirip dengan lesi rubela.
• +amanya timbul erupsi 1(/ hari, kadang dapat hilang dalam beberapa jam. -uam
hilang tidak meninggalkan bekas berupa pigmentasi atau deskuamasi.
Diagnosis" anifestasi klinis penurunan hitung leukosit.
erapi" Simptomatis.
Kasus 2
1. Demam Ber#ara( Den+ue $DBD%
Pat'+enesis
Qirus dengue dibawa oleh nyamuk %edes aegypti dan %edes albopi'tus sebagai
e'tor ketubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi yang pertama
24
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
25/56
kali dapat member gejala sebagi DD. %pabila orang tersebut mendapat infeksi
berulang oleh tipe irus dengue.
Qirus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi pertama
mungkin memberi gejala sebagai demam dengue. -eaksi yang amat berbeda akan
tampak bila seseorang mendapat infeksi yang berulang dengan tipe irus dengue
yang berlainan. @ipotesis infeksi sekunder ;the se'amdary heterologous infe'tion!
the seNuential infe'tion hypothesis< menyatakan bahwa demam berdarah dengue
dapat terjadi bila seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali mendapat
infeksi berulang dengue lainnya. -e = infeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi
amnestif antibodi yang akan terjadi dalam beberapa hari mengakibatkan
proliferasi dan transformasi limsofit dengan menghasilkan titik tinggi antibodi IgG antidengue. Disamping itu replikasi irus dengue terjadi juga dalam limsofit
yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya irus dalam jumlah banyak. @al
ini akan mengakibatkan terbentuknya irus kompleks antigen = antibody ;irus
antibody 'omple< yang selanjutnya akan mengakibatkan aktiasi sistem
komplemen pelepasan $3a dan $7a akibat aktiasi $3 dan $7 menyebabkan
peningkatan permeabilitis dinding pembuluh darah dan merembesnya plasing dari
ruang intraas'ular ke ruang ekstraas'ular.
25
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
26/56
Penata*asana
idak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah terapi
suportif. Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan
hingga kurang dari 1>. 2emeliharaan olume 'airan sirkulasi merupakan
tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus D)D. %supan 'airan
pasien harus tetap dijaga terutama 'airan oral. Eika asupan 'airan oral pasien tidak
mampu
dipertahankan,
maka dibutuhkan
suplemen 'aiaranmelalui intraena
untuk men'egah
dehidrasi dan
hemokonsentraasi
se'ara bermakna.
2enatalaksanaan
DD atau D)D tanpa
penyulit bias
dengan tirah baring.
Dan dengan makan
makanan lunak, bila
belum memiliki
nafsu makan diberi
minum 1,7(/ liter
dalam /# jam ;susu,
air dengan gula, atau
sirop< atau air tawar
ditambah garam.
2asien D@O perlu diobserasi teliti terhadap penemuan dini tanda renjatan, yaitu"
26
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
27/56
o *eadaan umum memburuk
o @ati makin membesar
o asa perdarahan memanjang karena trombositopenia
o @ematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala
Dalam hal ditemukan tanda(tanda dini tersebut, infus harus disiapkan dan
terpasang pada pasien. Aberasi meliputi pemeriksaan tiap jam terhadap keadaan
umum, nadi, tekanan darah, suhu dan pernafasan, serta @b dan @t setiap # = & jam
pada hari pertama pengamatan, selanjutnya tiap /# jam.
erapi untuk SSD bertujuan utama untuk mengembalikan olume 'airan
intraaskular ke tingkat yang normal, dan hal ini dapat ter'apai dengan pemberian
segera 'airan intraena. Eenis 'airan dapat berupa 4a$l faali, laktat -inger atau
bila terdapat renjatan yang berat dapat dpaki plasma atay ekspander plasma.
Eumlah 'airan dan ke'epatan pemberian 'airan disesuaikan dengan perkembangan
klinis.
*e'epatan permulaan tetesan ialah /0 ml ! kg berat badan, dan bila renjatan telah
dilatasi, ke'epatan tetesan dikurangi menjadi 10 ml ! kg berat badan ! jam.72ada
kasus dengan renjatan berat, 'airan diberikan dengan diguyur, dan bila tak tampak
perbaikan, diusahakan pemerian plasma atau ekspander plasma atau dekstran atau
preparat hemasel dengan jumlah 17 = /: ml ! kg berat badan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan keadaan asidosis yang harus dikireksi dengan 4abikarbonas. 2ada
umumnya untuk menjaga keseimbangan olume intraaskular, pemberian 'airan
intraena baik dalam bentuk elektrolit maupun plasma dipertahankan 1/ = #9 jam
setelah renjatan teratasi. ranfusi darah dilakukan pada"
( 2asien dengan perdarahan yang membahayakan ;hematemesis dan
melena<
( 2asien SSD pada pemeriksan berkala, menunjukan penurunan kadah @b
dan @t.( DIG diperkirakan merupakan penyebab utama perdarahan. )ila dengan
pemeriksaan hemostasis terbukti adanya DIG, heparin perlu diberikan.
Derajat Penyakit
27
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
28/56
Derajat penyakit D)D diklasifikasikan dalam # derajat ;pada setiap derajat sudah
ditemukan trombositopenia dan hemokonsentrasi<
Derajat IDemam disertai gejala tidak khas dan satu(satunya manifestasi perdarahan ialah
uji bendung.
Derajat II Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.
Derajat III
Didapatkan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi 'epat dan lambat, tekanan nadi
menurun ;/0 mm@g atau kurang< atau hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit
dingin dan lembap dan anak tampak gelisah.
Derajat IQSyok berat ;profound sho'k
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
29/56
Pr'+n'sis
*ematian karena demam dengue hamper tidak ada. 2ada D)D! DSS mortalitasnya
'ukup tinggi. 2enelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang, dan Eakarta
menunjukan bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya lebih ringan
daripada anak(anak.
2. 6a*aria
2ada anamnesis ditanyakan gejala penyakit dan riwayat bepergian ke daerah endemi'
malaria. Gejala dan tanda yang dapat ditemukan seperti demam, splenomegali,
anemia, dan ikterus. Demam khas pada malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil
;17 menit( 1 jam
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
30/56
keseluruhan ada lebih dari 100 plasmodium yang menginfeksi binatang ;9/ pada jenis
burung dan reptile dan // pada binatang primata
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
31/56
darah putih ;berfungsi sebagai daya tahan tubuh melawan infeksi
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
32/56
4. PENEAHAN 6E6UTUS RANTAI PENULARAN PADA PASIEN 2
DAN KOORDINASI DINAS KESEHATAN
Salah satu pen'egahan rantai penularan pada kasus pasien / dengan 'ara
melakukan teknik dasar 3 2lus. eknik dasar 3 2lus yang telah
disosialisasikan antara lain" 1< menutup adalah memberi tutup yang rapat pada
tempat air ditampung seperti bak mandi, kendi, gentong air, botol air minum, dan
tempat penampungan air lainnya /< menguras adalah membersihkan tempat yang
sering dijadikan tempat penampungan air seperti kolam renang, bak mandi, ember
air, tempat air minum, penampung air di belakang kulkas, penampungan air
tetesan dispenser, dan tempat penampungan air lainnya 3< mengubur adalah
memendam di dalam tanah sampah plastik atau barang bekas yang memiliki potensi menampung air hujan sehingga dapat menjadi tempat nyamuk ektor
D)D bertelur. Selain itu, ditambahkan kegiatan pen'egahan meliputi
menggunakan obat nyamuk!antinyamuk sesuai dosis dan petunjuk pemakaian
pada kemasan menggunakan kelambu saat tidur siang dan malam hari menanam
tanaman pengusir nyamuk seperti laender, Lodia memelihara ikan yang dapat
memakan jentik nyamuk pada kolam atau bak mandi menghindari daerah gelap
di dalam rumah agar tidak ditempati nyamuk dengan mengatur entilasi dan
pen'ahayaan serta memberi bubuk larasida pada tempat penampungan air yang
sulit dibersihkan.
+angkah pen'egahan penularan ini dapat digunakan untuk men'egah penyakit
menular, terutama pada daerah endemis.$ontoh langkah 3 2lus ini dapat
digunakan untuk membatasi nyamuk sebagai ektor pada kasus D)D.
32
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
33/56
%lur 2enanggulangan *+)(D)D
33
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
34/56
7. PE6ERIKSAAN PENUNJAN PADA PASIEN KASUS 2
D)D
anifestasi klinis pasien / mirip dengan penyakit D)D maka perlupemeriksaan
laboratorium. 2arameter laboratoris yang dapat diperiksa antara lain"
• +eukosit " dapat normal atau menurun. ulai hari ketiga dapat ditemui
limfosit relatie ;C#7> dari total leukosit< disertai adanya limfosit plasma
biru ;+2)< C17> dari jumlah total leukosit yang pada fase syok akan
meningkat.
• rombosit " umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3(9
• @ematokrit " kebo'oran plasma dibuktikan dengan ditemukannya peningkatan
hematokrit C /0> dari hematokrit awal, umumnya mulai pada hari ketiga
demam.
• @emostasis " dilakukan pemeriksaan 2, %2, Oibrinogen, D(Diner, atau
OD2 pada keadaan yang di'urigai terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan
darah.
• 2rotein!albumin " dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebo'oran plasma.
• SGA!SG2 dapat meningkat
• Preum,kreatinin " bila didapatkan gangguan fungsi ginjal
• Klektrolit " sebagai parameter pemantauan pemberian 'airan
• Golongan darah dan 'ross mat'h " bila diberikan transfuse darah atau
komponen darah.
• Imunoserologi dilakukan pemeriksaan Ig dan IgG terhadap dengue.
Ig " terdeteksi mulai hari ke 3(7, meningkat sampai minggu ke(3,
menghilang setelah &0(:0 hari.
IgG " pada infeksi primer, IgG mulai terditeksi pada hari ke 1#, pada infeksi
sekunder IgG mulai terditeksi pada hari ke /
• 2emeriksaan radiologis " 2ada foto dada didapatkan efusi pleura terutama
pada hemitoraks kanan tetapi apabila terjadi perembesan plasma hebat, efusi
pleura dapat dijumpai pada kedua hemitoraks. 2emeriksaan rongen dada
34
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
35/56
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
36/56
• )erikan parasetamol bila demam. Eangan berikan asetosal atau ibuprofen
karena obat(obatan ini dapat merangsang terjadinya perdarahan.
• )erikan infus sesuai dengan dehidrasi sedang"
o )erikan hanya larutan isotonik seperti -inger laktat!asetat
o *ebutuhan 'airan parenteral
)erat badan B 17 kg " 8 ml!kg))!jam
)erat badan 17(#0 kg " 7 ml!kg))!jam
)erat badan C #0 kg " 3 ml!kg))!jam
o 2antau tanda ital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium
;hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin< tiap & jam
o %pabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan
jumlah 'airan se'ara bertahap sampai keadaan stabil. $airan intraena
biasanya hanya memerlukan waktu /#=#9 jam sejak kebo'oran pembuluh
kapiler spontan setelah pemberian 'airan.
• %pabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan tata
laksana syok terkompensasi ;compensated shock
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
37/56
/ atalaksana malariaAbati anak se'ara rawat jalan dengan obat anti malaria lini pertama, seperti yang
direkomendasikan pada panduan nasional.erapi yang direkomendasikan ?@A
saat ini adalah kombinasi artemisinin sebagai obat lini pertama ;lihat rejimen yangdapat digunakan di halaman berikut• %rtemeter!lumefantrin. ablet kombinasi yang mengandung /0 mg artemeter dan
1/0 mg lumefantrin"
o %rtemeter " 3./ mg!kg))!hari, dibagi / dosis
o +umefantrin " /0 mg!kg))
o ablet kombinasi ini dibagi dalam dua dosis dan diberikan selama 3 hari.
• %modiakuin ditambah S2. ablet terpisah 173 mg amodiakuin basa dan 700
mg sulfadoksin!/7 mg pirimetamin
37
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
38/56
o %modiakuin " 10 mg(basa!kg))!dosis tunggal
o S2 " /7 mg ;Sulfadoksin
Pntuk alaria falsiparum khusus untuk anak usiaC 1 tahun tambahkan primakuin
0.87 mg(basa!kg))!dosis tunggal selama 1 hari. Pntuk ia, oale dan malariae
tambahkan primakuin basa 0./7 mg!kg))!hari dosis tunggal selama 1# hari
) Tata*asana asus #en+an s"'
1 atalaksana syok hipoolemia
• Oirst %id
*etika terdapat pasien yang menunjukkan tanda dan gejala syok hipoolemia,
tindakan pertama adalah sesegera mungkin men'ari bantuan medis.
Sementara menunggu bantuan medis datang, lakukan hal hal berikut "
1 )uat pasien merasa nyaman dan hangat ;untuk men'egah terjadinya
hipotermia<
/ 2astikan bahwa tidak ada permasalahan pada %)$ ;%irway, )reathing,
and $ir'ulation<
3 %pabila tampak akadanya pendarahan eksternal, maka lakukan penekanan
se'ara langsung pada lokasi perdarahan. %pabila hal tersebut gagal
lakukan penekanan se'ara tidak langsung atau pun dengan 'ara
memberikan torni*uet&
# )aringkan pasien dalam posisi datar dengan kaki ditinggikan #7 derajat
untuk mempertahankan sirkulasi. %pabila terdapat 'idera pada kepala,
leher, tungkai bawah, seperti fraktur, maka jangan berusaha untuk
digerakkan sebelum sudah terfiksasi dengan baik ke'uali apabila pasien
dalam keadaan darurat
7 Eika terjadi reaksi alergi, tangani reaksi alergi terebut. @ospitalisasi
bertujuan untuk mengani 'airan atau darah yang hilang ketika terjadi
syok.
38
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
39/56
• Oield $are
2ada perawatan di lapangan atau saat transportasi menuju ke rumah sakit,
berikan oygen kepada pasien untuk mempertahan splai oksigen ke jaringan.erapi
'airan intraena seperti pemberian -inger +a'tat dapat mengkompensasi kehilangan
darah pada pasien, namun'airan intraena tidak mengangkut darah pada pasien,
sehingga tetap lebih baik untuk mendapatkan tranfusi darah.
Selain itu juga, dilakukan metode H2ermissie @ypotensionH terutama pada
pasien trauma, yaitu melakukan terapi 'airan se'ara restriktif sehingga tekanan
darah sistolik miningkat tanpa men'apai normotensif ;tekanan darah normal
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
40/56
• +aju hilang nya darah! 'airan
• 2enyakit atau 'idera yang menyebabkan kehilangan darah
• penyakit yang menyertai, seperti diabetes, penyakit jantung, paru(paru, dan
ginjal
K'mp*iasi
• *erusakan Ginjal
• *erusakan Atak
• Gangren pada lengan atau tungkai hingga amputasi
• Serangan Eantung
• Syok yang berat dapat berujung pada kematian
/ atalaksana syok pada Dengue @aemorrhagi' Oeer ;D@O<
idak ada terapi yang spesifik untuk demam dengue, prinsip utama adalah
terapi suportif.Dengan terapi suportif yang adekuat, angka kematian dapat diturunkan
hingga kurang dari 1>.2emeliharaan olume 'airan sirkulasi merupakan tindakan
yang paling penting dalam penanganan kasus D)D.%supan 'airan pasien harus tetap
dijaga terutama 'airan oral.Eika asupan 'airan oral pasien tidak mampu
dipertahankan, maka dibutuhkan suplemen 'aiaran melalui intraena untuk men'egah
dehidrasi dan hemokonsentraasi se'ara bermakna.
2enatalaksanaan DD atau D)D tanpa penyulit bias dengan tirah baring. Dan
dengan makan makanan lunak, bila belum memiliki nafsu makan diberi minum 1,7(/
liter dalam /# jam ;susu, air dengan gula, atau sirop< atau air tawar ditambah garam.
2asien D@O perlu diobserasi teliti terhadap penemuan dini tanda renjatan,
yaitu"
( *eadaan umum memburuk
( @ati makin membesar
asa perdarahan memanjang karena trombositopenia
(@ematokrit meninggi pada pemeriksaan berkala
40
https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjQ_7_S7qnLAhVTco4KHf0FAbwQFggbMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.abcmedika.com%2F2013%2F08%2Fdengue-haemorrhagic-fever-dhf.html&usg=AFQjCNFnUdMLQM_aKrbhOx1TiwBzoc5ITAhttps://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjQ_7_S7qnLAhVTco4KHf0FAbwQFggbMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.abcmedika.com%2F2013%2F08%2Fdengue-haemorrhagic-fever-dhf.html&usg=AFQjCNFnUdMLQM_aKrbhOx1TiwBzoc5ITA
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
41/56
Dalam hal ditemukan tanda(tanda dini tersebut, infus harus disiapkan dan terpasang
pada pasien. Aberasi meliputi pemeriksaan tiap jam terhadap keadaan umum, nadi,
tekanan darah, suhu dan pernafasan, serta @b dan @t setiap # = & jam pada hari
pertama pengamatan, selanjutnya tiap /# jam.
erapi untuk SSD bertujuan utama untuk mengembalikan olume 'airan
intraaskular ke tingkat yang normal, dan hal ini dapat ter'apai dengan pemberian
segera 'airan intraena.Eenis 'airan dapat berupa 4a$l faali, laktat -inger atau bila
terdapat renjatan yang berat dapat dpaki plasma atay ekspander plasma.Eumlah 'airan
dan ke'epatan pemberian 'airan disesuaikan dengan perkembangan klinis.
*e'epatan permulaan tetesan ialah /0 ml ! kg berat badan, dan bila renjatan
telah dilatasi, ke'epatan tetesan dikurangi menjadi 10 ml ! kg berat badan ! jam.
7
2adakasus dengan renjatan berat, 'airan diberikan dengan diguyur, dan bila tak tampak
perbaikan, diusahakan pemerian plasma atau ekspander plasma atau dekstran atau
preparat hemasel dengan jumlah 17 = /: ml ! kg berat badan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan keadaan asidosis yang harus dikireksi dengan 4abikarbonas.2ada
umumnya untuk menjaga keseimbangan olume intraaskular, pemberian 'airan
intraena baik dalam bentuk elektrolit maupun plasma dipertahankan 1/ = #9 jam
setelah renjatan teratasi. ranfusi darah dilakukan pada"
(2asien dengan perdarahan yang membahayakan ;hematemesis dan melena<
( 2asien SSD pada pemeriksan berkala, menunjukan penurunan kadah @b dan @t.
DIG diperkirakan merupakan penyebab utama perdarahan. )ila dengan pemeriksaan
hemostasis terbukti adanya DIG, heparin perlu diberikan.
• 2erlakukan hal ini sebagai gawat darurat. )erikan oksigen /(# +!menit se'arra
nasal.
• )erikan /0 ml!kg larutan kristaloid seperti -inger laktat!asetat se'epatnya.
• Eika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid /0 ml!kg))
se'epatnya ;maksimal 30 menit< atau pertimbangkan pemberian koloid 10(
/0ml!kg))!jam maksimal 30 ml!kg))!/# jam.
41
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
42/56
• Eika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi berikan transfusi
darah!komponen.
• Eika terdapat perbaikan klinis ;pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai
membaik, tekanan nadi melebar
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
43/56
3 Tata*asana ma*aria )erat
Tindakan gaat darurat ! harus dilakukan dalam aktu satu jam "ertama#
• )ila terdapat hipoglikemia atasi sesuai dengan tatalaksana hipoglikemia
• %tasi kejang sesuai dengan tatalaksana kejang
• 2erbaiki gangguan sirkulasi darah ;lihat gangguan pada keseimbangan 'airan
• Eika anak tidak sadar, pasang pipa nasogastrik dan isap isi lambung se'ara
teratur untuk men'egah risiko pneumonia aspirasi
• %tasi anemia berat
• ulai pengobatan dengan obat anti malaria yang efektif ;lihat bawah
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
44/56
berikan 10 mg!kg)) dalam 'airan IQ selama / jam dan ulangi tiap 9 jam sampai
anak bisa minum obat. *emudian, berikan dosis oral untuk menyelesaikan 8 hari
pengobatan atau berikan satu dosis S2 bila tidak ada resistensi terhadap S2
tersebut.Eika ada resistensi S2, berikan dosis penuh terapi kombinasi
artemisinin. Dosis awal kina di%erikan hanya %ila ada pengawasan ketat dari
perawat terhadap pem%erian infus dan pengaturan tetesan infus& +ika ini tidak
memungkinkan, le%ih aman untuk mem%eri o%at kina intramuskular&
• Kina intramusu*ar. Eika obat kina melalui infus tidak dapat diberikan,
*uinine dihydrochloride dapat diberikan dalam dosis yang sama melalui suntikan
intramuskular. )erikan garam kina 10 mg!kg)) I dan ulangi setiap 9 jam. +arutan
parenteral harus dien'erkan sebelum digunakan, karena akan lebih mudah untuk
diserap dan tidak begitu nyeri
# atalaksana komplikasi perdarahan
• Eika terjadi perdarahan berat segera beri darah bila mungkin. )ila tidak, beri
koloid dan segera rujuk.
Penan+anan e*e)i(an 3airan
*elebihan 'airan merupakan komplikasi penting dalam penanganan syok. @al ini
dapat terjadi karena"
• kelebihan dan!atau pemberian 'airan yang terlalu 'epat
• penggunaan jenis 'airan yang hipotonik
• pemberian 'airan intraena yang terlalu lama
• pemberian 'airan intraena yang jumlahnya terlalu banyak dengan kebo'oran
yang hebat.
anda awal"
• napas 'epat
• tarikan dinding dada ke dalam
• efusi pleura yang luas
44
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
45/56
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
46/56
• Abati dengan kloramfenikol ;70(100 mg!kg))!hari dibagi dalam # dosis per oral atau
intraena< selama 10(1# hari, namun lihat halaman 89 untuk pengobatan bagi bayi
muda.
• Eika tidak dapat diberikan kloramfenikol, dipakai amoksisilin 100 mg!kg))!hari
peroral atau ampisilin intraena selama 10 hari, atau kotrimoksaLol #9 mg!kg))!hari
;dibagi / dosis< peroral selama 10 hari.
• )ila klinis tidak ada perbaikan digunakan generasi ketiga sefalosporin seperti
seftriakson ;90 mg!kg I atau IQ, sekali sehari, selama 7(8 hari< atau sefiksim oral
;/0 mg!kg))!hari dibagi / dosis selama 10 hari
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
47/56
Pemerisaan !isi
)agi pasien demam dengue saja tidak ditemukan kelainan. )agi
pasien Demam )erdarah Dengue ;D)D
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
48/56
• *ebutuhan 'airan parenteral
)erat badan B 17 kg " 8 ml!kg))!jam
)erat badan 17(#0 kg " 7 ml!kg))!jam
)erat badan C #0 kg " 3 ml!kg))!jam
• 2antau tanda ital dan diuresis setiap jam, serta periksa laboratorium
;hematokrit, trombosit, leukosit dan hemoglobin< tiap & jam
• %pabila terjadi penurunan hematokrit dan klinis membaik, turunkan
jumlah 'airan se'ara bertahap sampai keadaan stabil. $airan intraena
biasanya hanya memerlukan waktu /#=#9 jam sejak kebo'oran pembuluh
kapiler spontan setelah pemberian 'airan.
• %pabila terjadi perburukan klinis berikan tatalaksana sesuai dengan
tata laksana syok terkompensasi ;compensated shock
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
49/56
Tata*asana Demam Ber#ara( Den+ue #en+an S"'
• 2erlakukan hal ini sebagai gawat darurat. )erikan oksigen /(# +!menit se'arra
nasal.
• )erikan /0 ml!kg larutan kristaloid seperti -inger laktat!asetat se'epatnya.
• Eika tidak menunjukkan perbaikan klinis, ulangi pemberian kristaloid /0
ml!kg)) se'epatnya ;maksimal 30 menit< atau pertimbangkan pemberian
koloid 10(/0ml!kg))!jam maksimal 30 ml!kg))!/# jam.
• Eika tidak ada perbaikan klinis tetapi hematokrit dan hemoglobin menurun
pertimbangkan terjadinya perdarahan tersembunyi berikan transfusi
darah!komponen.
• Eika terdapat perbaikan klinis ;pengisian kapiler dan perfusi perifer mulai
membaik, tekanan nadi melebar
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
50/56
• pemberian 'airan intraena yang jumlahnya terlalu banyak dengan kebo'oran
yang hebat.
anda awal"
• napas 'epat
• tarikan dinding dada ke dalam
• efusi pleura yang luas
• asites
• edema peri(orbital atau jaringan lunak.
anda(tanda lanjut kelebihan 'airan yang berat
• edema paru
• sianosis
• syok ireersibel.
atalaksana penanganan kelebihan 'airan berbeda tergantung pada keadaan apakah
klinis masih menunjukkan syok atau tidak"
• anak yang masih syok dan menunjukkan tanda kelebihan 'airan yang berat
sangat sulit untuk ditangani dan berada pada risiko kematian yang tinggi.
-ujuk segera.
• Eika syok sudah pulih namun anak masih sukar bernapas atau bernapas 'epat
dan mengalami efusi luas, berikan obat minum atau furosemid intraena 1
mg!kg))!dosis sekali atau dua kali sehari selama /# jam dan terapi oksigen
;lihat halaman 30/
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
51/56
• %ntuk anak tan"a syok# 2etugas medis memeriksa tanda ital anak ;suhu
badan, denyut nadi dan tekanan darah< minimal empat kali sehari dan nilai
hematokrit minimal sekali sehari.
$atat dengan lengkap 'airan masuk dan 'airan keluar. Eika terdapat tanda berikut"
syok berulang, syok berkepanjangan, ensefalopati, perdarahan hebat, gagal hati akut,
gagal ginjal akut, edem paru dan gagal napas, segera rujuk.
1. 6ENETAHUI &UNSI, INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN ARA
PE6AKAIAN OBAT ANTIPIRETIK PADA ANAK.
2enggunaan antipiretik parasetamol ;a'etaminophen< atau ibuprofen
direkomendasikan untuk menurunkan demam untuk mengurangi ketidaknyamanan.
2eng(gunaan kombinasi atau alternatif antipiretik tidak dianjurkan. Dosis antipiretik
harus berdasarkan berat badan anak bukan berdasarkan usia. 2emberian oral
parasetamol lebih dianjurkan dibanding pemberian rektal,apabila memungkinkan
penggunaan ibuprofen tidak direkomendasikan pada anak demam disertai ari'ella
atau dehidrasi. 2enggunaan ibuprofen atau parasetamol tidak dikontraindikasikan
pada anak demam dengan asma. Data masih sangat terbatas untuk membentuk
rekomendasi dalam hal penanganan demam pada anak dengan kondisi kronis, tetapi
peringatan harus diberikan pada kasus gagal hati berat atau gagal ginjal berat atau
malnutrisi berat. )ayi baru lahir dengan demam harus dirawat inap karena risiko yang
meingkat terhadap penyakit berat, parasetamol dapat diberikan tetapi dengan
penyesuaian dosis berdasarkan usia gestasi. 2enggunaan parasetamol atau ibuprofen
tidak efektif dalam men'egah kejang demam atau efek samping dari aksinasi
11. PATOENESIS S0OK 6ENENAI SISTE6 RAA
-enin %ngiotensin %ldosteron System atau disebut juga -%%S adalah suatu
sistem!mekanisme hormon yang mengatur keseimbangan tekanan darah dan 'airan
dalam tubuh.
51
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
52/56
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
53/56
merangsang sekresi aldosteron di kalenjar adrenal yang kemudian meningkatkan
reabsorpsi garam dan air oleh tubulus ginjal.
merangsang 'entral nerous system untuk menjadi haus sehingga kelenjar
pituitary posterior mengeluarkan hormon asopresin ;%D@< yang akan
menstimulasi reabsorpsi air di du'tus 'olle'tius dan peningkatan tonus simpatis,
meningkatkan 'ardia' output.
Sistem ini juga dapat diaktifkan oleh mekanisme lain yaitu melalui enLim natriureti'
peptides ;)42 dan %42< yang dihasilkan oleh jantung. Pntuk penjelasan mengenai
hal ini dan juga hubungannya -%%S dengan penyakit hipertensi akan dijelaskan
dikemudian waktu.
53
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
54/56
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
55/56
8/19/2019 Blok Pediatri_Skenario 3_FIX.docx
56/56
DA&TAR PUSTAKA
)ehrman. ;1:::/0+aksana>/0D)D.pdf
;diakses pada Oebruari /01&<
Oisher -G, )oy'e G.;/007