Post on 22-Jun-2018
transcript
FAKTOR-FAKTOR KNOWLEDGE MANAGEMENT YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA
TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
KNOWLEDGE MANAGEMENT FACTORS INFLUENCING THE PERFORMANCE OF ADMINISTRATIVE STAFF
IN HASANUDDIN UNIVERSITY
Setiorini1, Djabir Hamzah2, Yansor Djaya3
1Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, 2,3Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi: Setiorini, ST Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar, 90245 Telpon: 0411-589896 HP. 081341599164 Email: atikarini@gmail.com
1
ABSTRAK
Knowledge Management merupakan pengelolaan aset pengetahuan yang terdiri dari elemen people, process, dan technology, dimana salah satu manfaatnya dapat meningkatkan kinerja individu. Penelitian ini bertujuan untuk memeroleh hubungan kausalitas antara variabel personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology terhadap kinerja tenaga kependidikan Universitas Hasanuddin. Jenis penelitian adalah korelasional dengan populasi seluruh tenaga kependidikan Unhas berjumlah 1364 orang berstatus PNS dan honorer. Besar sampel sebanyak 309 diperoleh berdasarkan rumus Slovin dengan kriteria staf yang menggunakan ICT dalam pelayanan administrasi. Penarikan sampel secara proportional random sampling. Data dianalisis dengan teknik regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Pengembangan KMS berbasis ICT berhasil menjadikan variabel technology sebagai mediator dalam berbagi pengetahuan, sehingga secara parsial technology dan learning organization berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Pengaruh Learning organization yang dominan terhadap kinerja individu menunjukkan bahwa Unhas berhasil memfasilitasi budaya belajar bagi tenaga kependidikan melalui unsur-unsur learning organization yang dimilikinya.
Kata Kunci: personal knowledge, job procedure, learning organization, technology, kinerja tenaga kependidikan
ABSTRACT
Knowledge Management is management of knowledge asset the involving element of people, process, and
technology, where one of the benefits can improve individual performance. This research aims to find out the causal relationship between the variables of personal knowledge, job procedures, learning organization, and technology in the performance of administrative staff in Hasanuddin University. This study was conducted as a correlational research. The population included all administrative staff (1364 civil servants and contract-based staff members). From this population, 309 were selected as samples based on Slovin Formula, with the criterion of staff members using ICT in administration services. The sampling was conducted by using the proportional random sampling with multiple linear regression analysis technique using SPSS 16.0 for windows. The results reveal that, simultaneously, personal knowledge, job procedures, learning organization, and technology significantly influence individual performance. The improvement of ICT-based KMS has successfully caused the technology variable to become the mediator in sharing knowledge, so that, partially, technology and learning organization significantly influence individual performance. The dominant influence of learning organization on individual performance reveals that Hasanuddin University has successfully facilitated learning culture for administrative staff through its learning organization elements. Keywords: personal knowledge, job procedures, learning organization, technology, administrative staff performance
2
PENDAHULUAN
Knowledge Management (KM) di era informasi ini sangat penting diterapkan bagi
organisasi yang menghendaki keunggulan bersaing berkelanjutan (Munir, 2007), karena
implementasinya memberi manfaat pada bidang operasi dan pelayanan, dapat meningkatkan
kompetensi personal, memelihara ketersediaan knowledge dan inovasi serta pengembangan
produk (Awad, 2004). Apabila pengelolaan pengetahuan dilakukan dengan benar maka sangat
bermanfaat bagi organisasi (Prijono, 2008), diantarnya: explicit knowledge berupa dokumen dan
prosedur akan semakin terdokumentasi dengan baik, pemecahan masalah akan lebih cepat karena
sumber-sumber pengetahuan (expert) mudah diakses, dengan terdokumentasikannya best
practice maka dari waktu ke waktu setiap proses bisnis akan berubah menjadi semakin efisien,
kesalahan yang sama tidak akan terjadi berulang-ulang, akan terbentuk budaya kolaborasi
sebagai efek dari budaya sharing sehingga muncul inovasi.
Kebanyakan perusahaan besar di sektor swasta mengambil inisiatif secara aktif dalam
mengadopsi tool management baru, teknik dan filsafat, dimana pemerintah selalu mengikutinya.
Contoh prakteknya seperti perencanaan sumberdaya perusahaan (ERM), proses re-engineering
bisnis (BPR), manajemen mutu terpadu (TQM), dan yang terkini KM. Selama dekade terakhir
praktek KM di perusahaan swasta membuktikan bahwa KM tidak hanya menjadi tren
manajemen sebagaimana diklaim beberapa kritikus bahwa KM dinyatakan layak untuk tetap
diimplementasikan. Oleh karena itu waktu yang tepat bagi KM berpindah ke sektor publik (Cong
dan Pandya, 2003).
Pemerintah saat ini menyadari pentingnya KM dalam pembuatan kebijakan dan
pelayanan kepada masyarakat. Hal ini terbukti dengan dikeluarkannya Peraturan Menpan-RB
Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Manajemen Pengetahuan
(Knowledge Management). Penerapan KM dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
organisasi dalam mengelola aset intelektualnya berupa pengetahuan dan pengalaman yang ada.
Tujuannya adalah memanfaatkan aset tersebut untuk mencapai kinerja organisasi yang lebih baik
untuk mempercepat pencapaian tujuan pelaksanaan reformasi birokrasi.
CIO Council menyebutkan people, process, dan technology merupakan elemen kunci dari
KM. Menurut Cong dan Pandya (2003), fokus KM pada people adalah untuk merangsang dan
memelihara berbagi pengetahuan dan penggunaan pengetahuan, fokus KM pada process untuk
mencari, membuat, menangkap dan berbagi pengetahuan, sedangkan fokus KM pada technology
3
untuk menyimpan dan membuat pengetahuan mudah diakses dan untuk memungkinkan orang
bekerja sama.
Sejak berstatus badan layanan umum (BLU), Unhas mulai mengembangkan KM lebih
intensif tahun 2008. Dengan pengembangan KM, Unhas secara sadar mengidentifikasi
pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki dan memanfaatkan untuk meningkatkan kinerja dan
menghasilkan berbagai inovasi. Indikasi inovasi yang dihasilkan dibuktikan dengan tidak kurang
dari 20 universitas di Indonesia melakukan benchmarking pengelolaan BLU di Unhas. Namun
sejauhmana Unhas mengembangkan KM, salah satunya dapat diketahui dari kinerja tenaga
kependidikan. Fungsi ini terkait unsur people processes, dam technology. Unsur people terkait
dengan tacit knowledge sebagai pengetahuan individu yang diperoleh dari pengalaman
keseharian dan sulit diduplikasikan atau diajarkan kepada orang lain, dalam hal ini dikategorikan
dalam bentuk personal knowledge (Kosasih dan Budiani, 2007). Unsur proses terkait proses
menangkap, menciptakan, menyimpan dan menemukan kembali, serta memindahkan dan
membagi pengetahuan dikategorikan dalam bentuk job procedure dan learning organization.
Sedangkan unsur technology merupakan sarana yang menghubungkan unsur people dan prosess
melalui media intranet/internet.
Berdasarkan latar belakang, permasalahan penelitian dirumuskan: apakah faktor personal
knowledge, job procedure, learning organization, dan technology memiliki hubungan kausalitas
terhadap kinerja tenaga kependidikan. Tujuan peneltian ini adalah untuk mengetahui hubungan
kausalitas faktor personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology
terhadap kinerja tenaga kependidikan. Hasil studi ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
suatu upaya terhadap pengembangan KM di Universitas Hasanuddin.
METODE
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Hasanuddin Jl.Perintis Kemerdekaan KM.10
Makassar, Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi didasarkan atas pertimbangan sebagai
penyelenggara BLU yang berhasil dan dijadikan tujuan benchmarking bagi universitas lain.
Desain dan Variabel Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang menyelidiki nilai-nilai dari dua atau
lebih variabel dan menguji atau menentukan hubungan-hubungan (relations) atau antarhubungan
4
yang ada di antara mereka di dalam satu lingkungan tertentu, dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Penelitian ini bersifat eksplanasi yaitu bagaimana variabel-variabel yang diteliti akan
menjelaskan obyek yang diteliti melalui data yang terkumpul.
Variabel dalam penelitian ini meliputi personal knowledge (X1), job procedure (X2),
learning organization (X3), technology (X4) sebagai variabel bebas dan kinerja pegawai (Y)
sebagai variabel terikat. Personal knowledge didefinisikan pengetahuan yang diperoleh pegawai
berupa pengalaman, baik dari kejadian sehari-hari ataupun dari sumber lainnya. Job procedure
adalah tanggung jawab atau tugas yang harus dijalankan oleh pegawai berdasarkan SOP yang
ada dan sifatnya formal. Learning organization adalah proses seseorang memeroleh pengetahuan
dan pemahaman baru yang dihasilkan melalui perubahan dalam perilaku dan tindakan, dimana
pengetahuan yang tercipta selanjutnya dapat dibagi dan ditransfer baik antarpegawai, kelompok
mau pun ke seluruh organisasi. Technology adalah media penyebaran informasi melalui sarana
intranet/internet yang digunakan untuk mendukung tiap kegiatan kerja.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai administrasi Unhas, yang terdiri
dari PNS dan Honorer berjumlah 1364 orang. Besar sampel adalah 309 orang ditentukan
berdasarkan Rumus Slovin. Kriteria sampel adalah pegawai yang memanfaatkan ICT dalam
melaksanakan tugasnya. Dari teknik proporsional random sampling diperoleh proporsi sampel
kelompok unit kerja Pusat 130, Fakuktas Eksakta 132, Fakultas Non Eksakta 47.
Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang disusun dalam bentuk pertanyaan-
pertanyaan dengan mengikuti Skala Likert 1-5. Pengujian instrumen dilakukan melalui uji
validitas dan uji reliabilita, hasilnya diperoleh 7 pertanyaan valid untuk variabel personal
knowledge, 6 valid untuk job procedure, 22 valid untuk learning organization, 6 valid untuk
technology, dan 12 valid untuk variabel kinerja. Kuesioner yang dinyatakan valid dan reliable
inilah yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data, kemudian didistibusikan ke seluruh
kelompok unit kerja. Kuesioner yang telah diisi oleh responden langsung divalidasi oleh peneliti
untuk menghindari missing saat analisis.
Analisis Data
Data yang terkumpul dianalisis dengan program SPSS versi 16.00 for Windows. Hasil
analisis berupa statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji regresi dan uji hipotesis. Statistik
5
deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai karakteristik responden (umur,
jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama bekerja). Uji asumsi klasik (uji normalitas,
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi) digunakan sebagai syarat BLUE untuk
analisis regresi linier berganda. Uji regresi digunakan untuk menentukan persamaan regresi dari
masing-masing variabel. Uji hipotesis dilakukan untuk menjawab masalah penelitian, yaitu uji
F, uji t, dan uji koefisien beta.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Variabel personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
H2: Variabel personal knowledge, job procedure, learning organization, dan technology secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
H3: Variabel learning organization memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Responden
Responden berasal dari kelompok unit kerja pusat, eksakta, dan non eksakta. Jumlah
responden kelompok unit kerja fakultas eksakta (42,7%), pusat (42,1%), dan fakultas non
eksakta 15,2%. Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas pegawai yang memanfaatkan ICT/IT
dalam melaksanakan tugasnya dan diukur kinerjanya adalah berjenis kelamin perempuan
(53,4%), didominasi oleh pegawai negeri sipil (74,8%) yang berusia diantara 36-45 tahun (45%)
dengan latar belakang pendidikan sarjana (64,7%) dan telah bekerja di Unhas selama 11 hingga
15 tahun (29,4%).
Deskripsi Variabel Penelitian
Deskripsi variabel penelitian dapat dilihat dari nilai skor instrument dari masing-masing
variabel. Gambar 1 menunjukkan bahwa personal knowledge dan technology merupakan
variabel dengan kriteria sangat baik (skor>4,20), sedangkan job procedure,learning organization
dan kinerja termasuk dalam kriteria baik (3,40<skor < 4,20).
Hasil Uji Asumsi Klasik Agar analisis regresi dapat dianalisis dan memberikan hasil yang representatif (BLUE-Best Linier
Unbiased Estimation), maka harus memenuhi asumsi kenormalan residual dan tidak terjadi gejala
multikolinieritas, heteroskedasitas, dan autokorelasi. Tabel 2 memerlihatkan seluruh hasil uji
6
asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, multikolinieritas, heteroskedasitas, dan
autokorelasi. Dari hasil uji tersebut dinyatakan bahwa persyaratan model regresi telah terpenuhi.
Hasil Uji Hipotesis
Pengujian statistik dengan alat analisis regresi linier berganda dimaksudkan untuk
mendapatkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil penelitian regresi antara
variabel bebas dan variabel terikat dapat ditunjukkan pada Tabel 3. Model analisis dalam
penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut:
Y= 0,474 - 0,026X1 + 0,076X2 + 0,682X3 + 0,132X4 +0,248
Uji F menghasilkan Fhitung>Ftabel dan nilai signifikansi lebih kecil dari α=0,05. Kenyataan
ini menunjukkan bahwa faktor-faktor KM yang meliputi variabel personal knowledge (X1), job
procedure (X2), learning organization (X3), dan technology (X4) bersama-sama secara
signifikan memengaruhi kinerja pegawai. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel learning
organization dan technology berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai, terbukti dari
thitung>ttabel dan nilai signifikansinya kurang dari α=0,05. Sedangkan variabel personal knowledge
dan job procedure tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja pegawai, terbukti dari
thitung<ttabel dan nilai signifikansinya lebih dari α=0,05. Uji koefisien standardized beta
menunjukkan Learning Organization (X3) adalah variabel dominan yang berpengaruh terhadap
kinerja pegawai, terbukti nilai β=0,570 paling tinggi dibandingkan dengan variabel Personal
Knowledge (X1) β=-0,026, Job Procedure (X2) β=0,086, dan Technology (X4) β=0,155).
PEMBAHASAN
Implementasi KMS di Unhas jika mengacu pendapat Minonne dan Turner (2009) berada
pada level kedua dimana program KM sudah mulai dijalankan secara resmi. Dukungan-
dukungan dari divisi-divisi dan unit kerja di dalam organisasi sudah mulai terlihat, dan model
dari KM sudah ditetapkan. Kegiatan-kegiatan untuk eksplorasi knowledge telah mendapatkan
dukungan dari organisasi, dan mulai aktif dipromosikan kepada para staf di organisasi. Pada
level ini, struktur dari knowledge yang ada di dalam organisasi sudah mulai terbentuk, dengan
harapan akan adanya knowledge baru yang masuk ke dalam repository knowledge organisasi.
Pengujian terhadap hipotesis pertama (H1) dilakukan dengan uji F, dimana hasilnya
menunjukkan bahwa variabel personal knowledge, job procedure, learning organization dan
technology terbukti bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Kenyataan
ini mengindikasikan bahwa Pengalaman individu mewakili aspek people, SOP dan learning
7
organization mewakili aspek proses, dan pemanfaatan ICT melalui intranet/internet mewakili
aspek technology merupakan elemen KM yang tidak dapat terpisahkan satu dengan lainnya.
Hasil ini pada dasarnya mendukung penelitian Natalia dan Razak (2011), yang mengandung
pengertian bahwa pengalaman staf dalam melaksanakan tugas sesuai SOP melalui learning
organization dan pemanfaatan technology (ICT) memberikan sinergitas yang berpengaruh
signifikan terhadap kinerja tenaga kependidikan. Besarnya sinergitas dapat diketahui dari hasil
uji determinasi (Adjusted R2) yang menunjukkan 44,9%. Hal ini berarti kinerja individu dapat
dijelaskan oleh keempat variabel KM tersebut sebesar 44,9% sedangkan sisanya 55,1 persen
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Walau pun demikian
hasil uji R atau tingkat keeratan diantara variabel menunjukkan hubungan yang erat sebesar
67,5%.
Pengujian terhadap hipotesis kedua (H2) dilakukan dengan uji t, dimana hasilnya
menunjukkan bahwa variabel personal knowledge dan job procedure tidak signifikan
memengaruhi kinerja individu, sedangkan variabel learning organization dan technology
berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu.
Kenyataan bahwa personal knowledge tidak signifikan terhadap kinerja individu bahkan
berpengaruh negatif, mengindikasikan bahwa akumulasi tacit knowledge yang dilakukan melalui
pengalaman belum mampu meningkatkan kinerja individu. Untuk alasan ini, Sangkala (2007)
menyebutkan jika pengalaman individu dibatasi oleh rutinitas tugas, maka jumlah tacit
knowledge yang diperoleh dari pengulangan dan rutinitas cenderung akan berkurang. Dengan
kata lain tugas rutin pada dasarnya mengurangi kemampuan berpikir kreatif seorang individu
dalam membentuk pengetahuan baru. Lebih lanjut Sangkala (2007) membandingkan dua
pendekatan dalam melahirkan produk atau pun pasar baru yaitu melalui interaksi sosial (antara
individu, kelompok, dan organisasi) dan menggunakan pengalaman dan tindakan. Pendekatan
pertama merupakan gaya manajemen Jepang, dan terbukti berhasil. Namun ketika pendekatan
dilakukan menggunakan pengalaman dan tindakan, yang terjadi justru terkadang gagal di dalam
mengategorikan pengalaman, mengapa? Karena hanya bersandar pada refleksi dan perpikir logis
semata.
Kenyataan lain menunjukkan bahwa indikator pengalaman belum cukup untuk mewakili
variabel personal knowledge. Menurut Tiwana (2000), sumber tacit knowledge dalam porsi
KMS yang dapat diekpresikan menjadi explicit knowledge selain pengalaman diantaranya adalah
8
pengetahuan, skill, kompetensi, beliefs, norma, dan customer relationships. Sustermeister dalam
Sitanggang (2009), menambahkan faktor personal lain yang memengaruhi kinerja diantaranya
adalah motivasi, pendidikan, minat, dan sikap kepribadian.
Rendahnya variabel job procedure dalam memengaruhi kinerja individu dapat dilihat dari
rendahnya skor pada indikator pemahaman terhadap SOP dan lemahnya pemahaman terhadap
indikator SOP yang dapat menjamin terciptanya layanan yang baku. Kenyataan lain
menunjukkan bahwa SOP yang ada belum tersosialiasi dengan baik hingga ke tingkat end-user,
walau pun di beberapa unit kerja sudah terstandar ISO 9001:2000 atau ISO 9001:2008. Jika
mengacu pada hasil penelitian Kosasih dan Budiani (2007) serta Novealdy (2012), dimana
variabel personal knowledge berpengaruh terhadap variabel job procedure, artinya semakin baik
personal knowledge maka pemahaman terhadap job procedure juga semaikin baik, begitu pula
sebaliknya semakin rendah personal knowledge maka pemahaman terhadap job procedure juga
semaikin rendah. Jika merujuk pada hasil penelitian keduanya terbukti bahwa rendahnya atau
tidak signifikannya variabel personal knowledge berdampak pada variabel job procedure dalam
memengaruhi kinerja individu..
Kenyataan bahwa variabel learning organization berpengaruh signifikan terhadap kinerja
individu menunjukkan pada tingkatan individu, learning organization mampu meningkatkan
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan oleh seseorang melalui
pelatihan, belajar sendiri, pemahaman observasi, dan refleksi diri (Sangkala, 2007). Organisasi
tidak lagi fokus pada persoalan eksternal organisasi, tetapi menekankan bagaimana internal
organisasi mampu bertahan dan belajar di tengah persaingan yang ada (Parmono, 2001). Peran
learning organization dalam KM menurut Riana (2008) ada pada upaya memfasilitasi seluruh
komponen perusahaan untuk gemar menciptakan knowledge melalui aktivitas belajar. Knowledge
yang tercipta dapat dibagikan dan ditransfer ke berbagai tingkatan dalam perusahaan.
Dengan berpengaruhnya Technologi terhadap kinerja tenaga kependidikan
mengindikasikan bahwa ICT telah dimanfaatkan dengan baik sebagai media atau sarana yang
mempermudah penyebaran explicit knowledge dalam pelaksanaan tugas sehingga dapat
berpengeruh terhadap kinerja individu. Hal ini sesuai dengan pendapat Guedhue dkk (1995)
bahwa agar suatu teknologi informasi dapat memberikan dampak yang positif terhadap kinerja
individual, maka teknologi tersebut harus dimanfaatkan dengan tepat dan harus mempunyai
kecocokan dengan tugas yang didukung. Technology ICT berperan sebagai media yang
9
mempermudah penyebaran explicit knowledge, jika dimanfaatkan dengan tepat dan memiliki
kecocokan dengan tugas yang didukung maka dapat memberikan dampak yang positif terhadap
kinerja indivudu (Goodhue dkk, 1995). Salah satu teknologi yang paling mutakhir saat ini
digunakan adalah internet/intranet (Marwick, 2001).
Hasil ini menunjukkan bahwa Unhas memiliki kemampuan dalam pengelolaan ICT
memanfaatkan fasilitas internet/intranet sebagai sesuatu yang melekat dalam proses dan rutinitas
organisasi sehingga dapat menciptakan nilai dari aset yang dimilikinya. Richardson dkk (2003)
mendefinisikan kemampuan teknologi informasi sebagai kemampuan atau kompentensi dari
suatu organisasi yang mampu menciptakan, mengatur dan menyebarkan sumber daya teknologi
informasi.
Pengujian terhadap hipotesis ketiga (H3) dilakukan dengan uji koefisien standardized
beta, dimana hasilnya terbukti bahwa variabel Learning Organization memiliki pengaruh
dominan terhadap kinerja pegawai, Hasil ini mendukung penelitian Haryanti (2006) bahwa
karyawan yang tumbuh dalam organisasi yang mendukung pembelajaran ternyata mampu
mencapai peningkatan kinerja yang lebih baik. Karyawan akan termotivasi untuk memerbaiki
kualitasnya. Karyawan yang termotivasi akan terus tumbuh dan berkembang serta aktif untuk
mencari solusi-solusi baru dalam menghadapi permasalahan akan memiliki peluang lebih besar
dalam meningkatkan kinerjanya.
Keterbatasan Penelitian
Variabel personal knowledge hanya terwakili oleh indikator pengalaman sehingga
hasinya tidak signifikan berpengaruh terhadap kinerja individu , padahal masih terdapat indikator
lainnya yang dapat mewakili unsur people seperti pengetahuan, keahlian, kompetensi, dan
custumer relationship (Tiwana, 2000). Standar opersional prosedur mewakili variabel Job
Procedure kurang tersosialisasi dengan baik hingga end-user dengan demikian pemahaman
mereka terhadap instrument ini menjadi bias (apakah menggambarkan kondisi yang sebenarnya
terjadi ataukah kondisi idealnya).
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel personal knowledge, job procedure,
learning organization, dan technology secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
tenaga kependidikan Unhas. Walau pun variabel personal knowledge dan job procedure secara
10
parsial tidak signifikan dalam memengaruhi kinerja individu, namun variabel learning
organization dan technology berpengaruh signifikan terhadap kinerja individu. Variabel learning
organization memiliki pengaruh dominan terhadap kinerja individu.
Terbuktinya KM dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, diharapkan Unhas
lebih intensif mengembangkan KM. Agar implementasi KM dapat meningkatkan kinerja
individu, maka perlu dibentuk Tim KM sebagai fasilitator, sehingga kelak akan muncul
knowledge worker yang menjadi tulang punggung dalam proses penciptaan pengetahuan yang
bermanfaat bagi organisasi. Diharapkan agar SOP dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dengan
memperhatikan aspek kepraktisannya, dan disosialisasikan sampai kepada tingkatan end-user.
Untuk peneliti selanjutnya mempertimbangkan perlunya memperkaya indikator variabel
personal knowledge, mengingat personal knowledge sangat erat kaitannya dengan job procedure.
Disamping itu Instrumen penelitian yang digunakan sebaiknya tidak dipahami bias oleh
responden akibat terjebak pada kondisi idealnya, hal ini akan berdampak subjektivitas.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih dihaturkan kepada Prof. Dr. H. Djabir Hamzah, MA dan Dr.Ir
Yansor Djaya, SE, MA selaku dosen pembimbing, dosen penguji, pimpinan Magister
Manajemen beserta staf, rekan-rekan pegawai Unhas yang membantu terlaksananya
pengumpulan data, teristimewa kepada rekan-rekan yang bersedia mengisi kuesioner. Demikian
pula rekan-rekan kerja di Bagian Keuangan Fakultas Pertanian Unhas atas dukungannya.
Keluarga besar Bapak Kasnin Adipurwono (alm), Ibunda Soemarsini, saudara-saudaraku
teristimewa Suami dan anak-anakku yang dengan sabar dan ikhlas mendukung sampai selesainya
studi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agustyarini. Fajar A., Zakiah M., Setiaji W., Thahar F., Hidayat R. & Imraan. (2005). Knowledge management in Learning Organization. Journal of Knowledge management. 1, pp. 1-12.
Awad E.M dan Ghaziri H.M. (2004). Knowledge Management. International Edition. Pearson Education International.
Chinowsky P. dan Carillo P. (2007). Knowledge Management to Learning Organization Connection. Journal of Management in Engineering. ASCE/July 2007.
1.Cong X., dan Pandya K.V. (2003). Issues of Knowledge Management in the Public Sector. Electronic Journal of Knowledge Management Volume 1 Issue 2, 25-33. Academic Conferences Limited.
11
Hendaryatiningsih N. (2009). Penerapan Knowledge Management untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan. SELAMI IPS Edisi 26 Volume 2 Tahun XIV.
Kosasih N. dan Budiani S., (2007). Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja Karyawan: Studi Kasus Departemen Front Office Surabaya Plaza Hotel. Jurnal Manajemen Perhotelan, Vol.3, No.2, September:80-88.
Munir N. (2008). Knowledge Managemen Audit: Pedoman Evaluasi Kesiapan Organisasi Mengelola Pengetahuan. PPM Jakarta.
Natalia S.D. dan Razak, S. 2011. Analisa Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja Karyawan di Hotel Nirwana Bojonegoro. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra Surabaya.
Novealdy. 2012. Pengaruh Knowledge Management terhadap Kinerja Karyawan: Studi pada Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Thesis Undergraduate UPN Veteran Yogyakarta
Pinem J. (2010). Pengaruh budaya organisasi dan penerapan standar operasional prosedur pelayanan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati Medan (Tesis). Medan: Universitas Sumatera Utara.
Prijono K. (2008). Perancangan Knowledge Management (KM) Readiness Tool. e-Indonesia Initiatif 2008. Konferensi dan Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia 21-23 Mei 2008.
Program Pascasarjana Unhas. (2012). Pedoman Penulisan Artikel Jurnal Ilmiah. Cetakan Pertama: Maret 2012. Makassar.
Senge, P M. (1990) The Fifth Discipline: The Art and Practice of the Learning Organization, New York: Doubleday.
Tiwana A. (2000). The Knowledge Management Tollkit. Prentice Hall PTR Upper Saddle River, NJ 07458.
Tobing S.Y.L, dan Fitriati R. (2009). Pengaruh Organisasi Pembelajar terhadap Kompetensi Pegawai Bank. Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan—Apr, hlm. 25-35
Tsai C.H, Chang C.L, and Chen L. (2006). A Case Study of Knowledge Management Implementation for Information Consulting Company. International Journal of The Computer, the Internet and Management Vol. 14.No.3 (September-December).
12
Tabel 1. Profil Responden
Jumlah (n) Persentase Jenis Kelamin
Laki-laki 144 46,6% Perempuan 165 53,4%
Jumlah 309 100% Usia
<25 tahun 11 3,6% 26-35 tahun 82 26,5% 36-45 tahun 139 45% >46 tahun 77 24,9%
Jumlah 309 100% Pendidikan
SLTP 2 0,6% SLTA 68 22% D3 11 3,6% S1 200 64,7% S2 28 9,1%
Jumlah 309 100% Status
PNS 231 74,8% Honorer 78 25,2%
Jumlah 309 100% Masa Kerja
<5 tahun 29 9,4% 6-10 tahun 75 24,3% 11-15 tahun 91 29,4% 16-20 tahun 53 17,2% >21 tahun 61 19,7%
Jumlah 309 100%
Tabel 2. Ikhtisar Hasil Uji Asumsi Klasik
Metode Kriteria Keputusan Uji Normalitas Grafik normal plot Penyebaran titik-titik
mengikuti arah garis diagonal
Memenuhi Normalitas
Multikolinieritas Tollerance, dan VIF tollerance > 0,1 dan VIF<10
Tidak terjadi multikolinieritas
Heteroskedastisitas Grafik Scater Plot, dan Glejser
Titik-titik menyebar acak Signifikansi >0,05
Tidak terjadi heteroskedastisitas
Autokorelasi Durbin-Watson du/dl<2.034 <4du/4dl Tidak terjadi autokorelasi
13
Tabel 3. Ikhtisar Output Regresi Linier Berganda
Variabel Bebas
Unstandardized Coefficients
Std. Coef t-hitung Sign.t Keputusan
β Std.Error Beta
Constant 0.474 0.248 1.915 0.056 Personal Knowledge (X1) -0.026 0.050 -0.026 -0.531 0.596 Tidak Signifikan Job Procedure (X2) 0.076 0.046 0.086 1.669 0.096 Tidak Signifikan Learning Organization (X3) 0.682 0.060 0.570 11.280 0.000 Signifikan Technology (X4) 0.132 0.040 0.155 3.308 0.001 Signifikan
R Square ( R2 ) = 0,456 Adjusted R Square = 0,449 F-hitung = 63.775 Sign-F = 0,000
Variabel Terikat = Kinerja Pegawai (Y)
Gambar 1. Hasil skoring varibel bebas dan variabel terikat
4.21
4.07 4.03
4.3
3.99
3.83.9
44.14.24.34.4
Personal knowledge
Job procedure
Learning organization
Technology Kinerja
Skor