Post on 14-Mar-2021
transcript
Farrah bintang sabiti M.Farm.,Apt
Untuk mengetahui invus intravena
Untuk memberikan pemahaman tentang model farmakokinetik dlm satu kompartemen
Menjelaskan cara mendesain dan menghitung regimen dosis infus intravena
Tujuan
Literatur utama:
Shargel, L and Yu, ABC, 2005, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 5th Appleton & Lane, Connecticut
Hedaya, M.A.,2007, Basic Pharmacokinetics, CRC Press
Rowland and Tozer,2011, Clinical Pharmacokinetics and Pharmacodinamic Concepts and Applications, 4 th edition
Obat diberikan kepada pasien melalui salah satu dari beberapa rute pemberian, seperti : rute pemberian oral, topikal, parenteral, dll.
Parenteral routes
intravenous,
subcutaneous, and
intramuscular
Intravenous (IV) drug solutions
bolus dose
infused slowly through a vein
Introduction
Infus intravena------ pemberian sejumlah cairan
kedalam tubuh melalui sebuah jarum, kedalam pembuluh vena untuk menggantikan cairan hilang atau zat zat makanan.
Terapi intravena----- untuk memberikn cairan ketik pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, atau syok, untuk memberikan garam yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan elektrolit, atau glukosa yang diperlukan metabolisme dan membrikan medikasi.
Introduction
A. Keuntungan
1. Cepat ; langsung masuk kedalam sistemik
2. Efektif
3. Tidak melewati first pass effect
4. Laju difusi dapat dengan mudah diatur sesuai kebutuhan pasien
5. Mudah diberikan untuk pasien yang tidak dapat menerima pengobatan p.o
6. Infusi konstan mencegah fluktuasi puncak (maksimum) dan (minimum ) kadar obat dalam darah : untuk obat yang mpy IT
7. Pemberian obat, makanan, elektrolit dapat dilakukan secara bersamaan mell. infus
Keuntungan dan kerugian pemberian rute intravena
B. Kerugian
1. Tidak menyenangkan
2. Menyakitkan
3. Dapat meninggalkan bekas (goresan jarum suntik)
Keuntungan dan kerugian pemberian rute intravena
Tingkat konsentrasi obat meningkat dari konsentrasi nol dan secara bertahap menjadi konstan ketika mencapai steady-state level atau kadar plateau atau konsentrasi tunak.
Konsentrasi tunak adalah suatu keadaan dimana laju obat memasuki tubuh (infusi) sama dengan laju obat meninggalkan tubuh.
Laju infusi kadar tunak waktu untuk mencapai keadaan tunak tetap sama
Peningkatan laju infusi tidak mempengaruhi waktu untuk mencapai keadaan tunak
MODEL KOMPARTEMEN SATU
Selama infusi pada laju yang konstan, konsentrasi obat pada setiap waktu (t) dapat dihitung jika laju infusi (R), volume distribusi (Vd), dan tetapan kecepatan eliminasi (k) diketahui :
R
Cp = ------ (1 – e –kt)
Vd k
pada keadaan tunak (waktu tidak terbatas setelah infusi dimulai), t = sangat besar e –kt mendekati nol maka kadar obat dalam plasma saat keadaan tunak (Cpss)
R
Cpss = --------
Vd k
the rate of drug leaving the body is equal to the rate of drug entering the body (infusion rate) at steady state
Steady-State Drug Concentration (CpSS) and Time Needed to Reach Cp SS
% Cpss yang dicapai Jumlah Perkalian t1/2
90 3,32
95 4,32
99 6,65
Suatu antibiotik mempunyai volume distribusi 10 L, k = 0,2 jam-1. Konsentrasi tunak dalam plasma diinginkan 10 g/ml. Tentukan :
a. Laju infus untuk memperoleh nilai Cpss
b. Bila k mengalami penurunan menjadi 0,1 jam-1, berapakah R?
Soal latihan :
R = Cpss Vd K
= 10 g/mL (10)(103) mL (0,2/jam)
= 20 mg/jam
K=0,1/jam
R = Cpss Vd K
= 10 g/mL (10)(103) mL (0,1/jam)
= 10 mg/jam
Jawab:
Clearence total (ClT) : volume cairan (yang
mengandung obat ) yang dibersihkan dari obat persatuan waktu
Ex : Clt=15 ml/menit, Vd 12 L maka 15 ml dari 12 L volume cairan yang mengandung obat dibersihkan dari obat per menit
Clearence total (ClT) dapat ditentukan bila
diketahui nilai laju infusi (R) dan kadar obat dalam plasma saat keadaan tunak (Cpss)
Clearence total (ClT)
Pasien diberikan infus dengan konstan laju 2 mg/jam selama 2 minggu. Analisis serum menunjukkan konsentrasi obat 10 mg/L. Tentukan nilai klirens tubuh total !
R 2 mg/jam
Clt = ---- = ------------ =0,2 L/jam = 200 ml/jam
Cpss 10 mg/L
Soal latihan:
R β - k k - Cp = --------- ( 1+ --------- e-t + ----------- e-βt) Vp k - β - β pada keadaan tunak (waktu tidak terbatas setelah infusi
dimulai), t = sangat besar e-t dan e-βt mendekati nol maka kadar obat dalam plasma saat keadaan tunak (Cpss)
R Cpss = ---------- Vp k R Vp k = V β
β Cpss = ---------- V β
β
MODEL KOMPARTEMEN DUA
Soal latihan
Volume kompartemen sentral suatu obat 5 L. Tetapan laju eliminasi β diketahui 0,02 jam-1. Dengan laju infus obat 2mg/jam selama beberapa hari menghasilkan konsentrasi tunak obat 5 mg/L. Berapakah V β
?
R 2.103 µg/jam Cpss = -------- Vβ = --------------------------- Vβ β (5 µg/ml)(0,02/jam) Vβ = 20.103 ml= 20 L
Dosis muatan atau dosis bolus
awal dari suatu obat digunakan untuk mempercepat tercapainya konsentrasi tunak
INFUSI DENGAN PENAMBAHAN DOSIS
MUATAN
INFUSI DENGAN PENAMBAHAN DOSIS MUATAN PADA MODEL KOMPARTEMEN 1
Dosis muatan :
DM = Cpss Vd
R
DM = ------- Vd DM = R/k
Vd.k
a
Cp
b
c
d
t
Kurva d :infus intravena tanpa dosis muatan
Kurva c : infus intravena ditambah dengan dosis muatan tunggal yang terlalu rendah
Kurva b : infus intravena ditambah dengan dosis muatan tunggal
Kurva a : infus intravena ditambah dengan dosis muatan tunggal yang terlalu besar waktu untuk menurunkan konsentrasi obat dalam plasma ke kadar tunak lebih panjang
Keterangan grafik:
Persamaan dosis muatan :
DM
Cp dosis muatan = ------ e-kt
Vd
Persamaan infusi :
R
Cp infusi = ------ (1 - e-kt)
k Vd
Konsentrasi obat dalam plasma pada keadaan tunak:
Cp ss = Cp dosis muatan + Cp infusi
DM R
Cp ss= ------ e-kt + --------- (1- e-kt )
Vd k.Vd
Soal latihan:
Seorang dokter ingin memberikan suatu bahan
anestesi pada laju 2 mg/jam dengan infusi iv. Tetapan
laju eliminasi 0,1 jam-1 dan volume distribusi
(kompartemen satu) 10 L. Berapa dosis muatan yang
hendak saudara anjurkan, jika dokter menginginkan
kadar obat 2 mg/L segera dicapai?
2 mg/jam
Dm = -------------- = 20 mg
0,1/jam
Soal latihan :
Berapakah konsentrasi suatu obat pada 6 jam setelah
pemberian suatu dosis muatan 10 mg dan infusi 2 mg/jam
(obat memiliki t ½ 3 jam dan volume distribusi 10 L)?
T ½ =0,693/k k= 0,693/3= 0,231/jam DM R
Cp ss= ------ e-kt + -------- (1- e-kt ) Vd k.Vd
104 2.103
Cp ss =------ e-0,231(6)+ ---------(1-e-0,231(6))= 0,90 µg/ml
104 (0,231)104
Beberapa obat yang diberikan melalui infus intravena mengikuti kinetika model kompartemen 2. ex :lidokain dan teofilin
Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kadar tunak dalam darah bergantung pada waktu paruh obat waktu paruh panjang makin butuh dosis muatan untuk mempercepat pencapaian kadar tunak
INFUSI DENGAN PENAMBAHAN DOSIS MUATAN PADA MODEL KOMPARTEMEN
2
Keterangan :
a dan b : tetapan laju hibrida
R : laju infusi
Pada keadaan tunak, t = ~ , maka :
R
Cpss = ------- R = Cpss Vp K
Vp.K
R
Dmuatan = Cpss.Vp Dmuatan = ------
K
R = laju kec. infus
t inf = lama pemberian infus sebelum tercapai keadaan tunak
t pi = waktu setelah infus dihentikan
= waktu total - tinf
MENGHITUNG KONSENTRASI OBAT SETELAH INFUS DIHENTIKAN
pitktkee
Vdk
RCt
..).1(
.
inf
Penghentian infus setelah kadar tunak tercapai
keterangan
C t kadar obat tiap waktu setelah infus dihentikan
Cp ss konsentrasi steady state
K tetapan kecepatan aliminasi orde pertama
Ct = Cpss.e - kt
Seorang penderita diinfus selama 6 jam dengan
suatu obat (k=0,01/jam dan Vd= 10 L) pada laju 2 mg/jam. berapa konsentrasi obat dalam tubuh 2 jam setelah penghentian infusi?
2.103
Ct = ----------- (1-e-0,01(6)) e-0,01(2) = 1,14 µg/ml
(0,01)104
Soal latihan:
TERIMA KASIH