Post on 24-Aug-2019
transcript
MEMBUAT GAME SHOOTING THE MONSTERS MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS4
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Indra Bhaskoro 04.12.0959
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA
2012
MAKING THE GAME SHOOTING THE MONSTER USING ADOBE FLASH CS4
MEMBUAT GAME SHOOTING THE MONSTERS
MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS4
Emha Taufiq Luthfi Jurusan Sistem informasi
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Creating a computer game is a step for evolution concept of game that had been going from long time ago. Computers game is a game or an entertainment that used electronic device. As the development of technological advance. The 2Dimension game is easy to find over the internet, and also much loved couse the game has a flash format, Flash games become the first choice to wasting time or just for simply release the tension after work. The Goal of the reaserch is to make a game aplication using Adobe Flash Cs4 that can be used as a playing media. With the existence of this Shooting games is expected to be enhanced particularly by using Adobe Flash software. This game could be alternatives to create a shooting game with a small size and can be played online. From the results of testing this game application system has weaknesses in the design and the difficulty level, the movement of the character monsters can be remember because not used random system in that movement, and this game has not been able to score storage (saving). Keywords: make game using Adobe Flash Cs4, Flash game, 2-dimensional game, Shooting Game
1. Pendahuluan
Seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Game-game 2 dimensi ini menjadi
sangat mudah didapatkan melalui internet, dan yang banyak digemari adalah game
dengan format flash, game-game flash menjadi salah satu pilihan utama untuk mengisi
waktu senggang atau untuk sekedar melepas ketegangan setelah bekerja. Kelebihan
game berformat flash adalah karena game ini relatif ringan jika dijalankan, tidak
membutuhkan spesifikasi sistem yang besar, dan memiliki tampilan yang relatif menarik,
dan biasanya tidak perlu berpikir keras untuk memainkannya.
Agar batasan masalah tidak meluas dan menyimpang dari pokok bahasan maka
dalam penelitian ini dirumuskan batasan masalah sebagai berikut:
1. Game ini ber-genre Shooting
2. Game ini adalah game 2D (2 Dimensi)
3. Game ini terdiri dari 2 level
4. Parameter yang digunakan untuk naik level adalah mengumpulkan score yang
didapat dari menembak monster dan matinya musuh utama.
5. Input device yang digunakan yaitu mouse dan keyboard,
6. Kategori game ini adalah game single player,
7. Software yang digunakan :
a. Adobe Flash Cs4
b. Actionscript 2.0 sebagai script pendukung
2. Landasan Teori
2.1 Konsep Dasar Game
2.1.1 Definisi Game
Berikut adalah beberapa definisi game oleh para ahli dari berbagai sumber:1
1 Ian Schreiber. http://gamedesignconcepts.wordpress.com/2009/06/29/level-1-overview-what-
is-a-game/ Diakses pada tanggal 04 Oktober 2011
1. Game memiliki "akhir dan cara": sebuah tujuan, hasil dan serangkaian peraturan
untuk mencapainya. (David Parlett)
2. Game adalah aktivitas yang melibatkan keputusan pemain, mencapai tujuan dalam
"konteks terbatas" [yaitu aturan] (Clark C. Abt)
3. Game memiliki enam sifat: "bebas" (bermain adalah pilihan, bukan kewajiban),
"terpisah" (waktu dan tempat telah ditetapkan terlebih dahulu), memiliki hasil yang
tidak pasti, "tidak produktif" (artinya tidak menghasilkan barang atau kekayaan --
perhatikan bahwa bertaruh memindahkan kekayaan antar pemain tapi tidak
menciptakannya), dipayungi sebuah aturan, dan "pura-pura" (dibarengi dengan
kesadaran bahwa game bukan Kehidupan Nyata, tapi semacam realita yang
terpisah tapi dimiliki bersama). (Roger Callois)
4. Game adalah "upaya sukarela untuk mengatasi rintangan yang tidak perlu". Definisi
ini disukai mahasiswa saya. Terdengar agak beda tapi mencakup banyak konsep
dari definisi sebelumnya: Definisi ini mencakup sukarela, ada tujuan dan aturan.
Soal "rintangan yang tidak perlu" mensiratkan inefisiensi yang disebabkan oleh
aturan secara sengaja -- contohnya, jika tujuan dari Tic Tac Toe adalah menulis tiga
noktah secara berurutan dalam satu baris, kolom atau diagonal, cara paling mudah
adalah menuliskannya pada giliran pertama dan merebut kertas dari lawan. Tapi hal
itu tidak dilakukan, karena peraturan menghalangi hal itu..dan dari peraturan inilah
muncul permainannya. (Bernard Suits)
5. Game memiliki empat sifat. Yaitu "sistem formal, tertutup (ini artinya game memiliki
peraturan; "formal" berarti bisa didefinisikan, bukan mengenakan jas dan dasi);
mengandung interaksi; melibatkan konflik; dan aman untuk dilakukan, paling tidak
dibandingkan hal yang diwakilinya (contohnya, Football Amerika bukanlah hal yang
benar-benar aman, cedera sering terjadi, tapi sebagai game ini adalah perwakilan
abstrak dari perang, dan jelas lebih aman daripada menjadi seorang tentara di
medan tempur). (Chris Crawford)
6. Game adalah "sebentuk karya seni di mana peserta, disebut Pemain, membuat
keputusan untuk mengelola sumberdaya melalui game tokens demi mencapai
tujuan." Definisi ini mencakup beberapa konsep yang tidak terlihat dalam definisi lain
sebelumnya: game adalah karya seni, melibatkan pengambilan keputusan dan
manajemen sumber daya, dan memiliki "tokens" (bena dalam game). Juga ada
konsep yang sudah akrab soal tujuan. (Greg Costikyan)
7. Game adalah "sistem tempat pemain melakukan konflik bohongan, ditentukan oleh
aturan, yang memberi hasil terukur" ("terukur" di sini artinya, sebagai contoh, ada
konsep "menang" dan "kalah"). Definisi ini dari buku Rules of Play karya Katie Salen
dan Eric Zimmerman.
8. Game atau permainan adalah sesuatu yang dapat dimainkan dengan aturan tertentu
sehingga ada yang menang dan ada yang kalah, biasanya dalam konteks tidak
serius atau dengan tujuan refreshing. (Dawang Muchtar,2005)
2.1.2 Sejarah Game
Perkembangan game memang begitu pesat. Dunia game diawali dengan
console-console pendahulu seperti Atari, Nintendo, Super Nintendo (SNES), dan
SEGA yang menampilkan game-game 2 dimensi yang cukup sederhana namun
untuk di jamannya banyak diminati oleh masyarakat2.
Bahkan, perkembangan game ini juga ikut merambah ke komputer PC
(Personal Computer), yang kini pun telah menjadi console game yang cukup
diperhitungkan. Saat ini perkembangan games di komputer sangat cepat.
2.1.3 Jenis-Jenis Game
Begitu banyak jenis – jenis game yang sering ditemui. Jenis – jenis game ini terbagi
dalam kategori – kategori tertentu yang dibedakan menurut genre permainan. Di bawah
ini beberapa jenis game komputer (PC game) yang sering ditemui3:
1. Shooting Games.
2. Platform Games (Side Scrolling Game).
3. RTS ( Real Time Strategy ).
4. RPG (Role Playing Game).
5. Sport Games.
6. Racing Games.
7. Fighting Games.
8. Simulation Games.
Dan banyak lagi jenis-jenis permainan atau genre of games yang rata-rata sangat
bersinggungan dengan aktifitas dunia nyata.
2.2 Tahap-Tahap Pengembangan Game
Secara historis, metodologi desain pertama dikenal sebagai metode waterfall. Tahap
pertama yaitu merancang seluruh permainan di atas kertas, selanjutnya menerapkannya
2 Anggra, 2008. Memahami Teknik Dasar Pembuatan Game Berbasis Flash, Yogyakarta: Gava
Media, Hal 1
3 Anggra, 2008. Memahami Teknik Dasar Pembuatan Game Berbasis Flash, Yogyakarta:
Gava Media, Hal 2
(menggunakan pemrograman dalam permainan video, atau membuat papan dan
potongan untuk permainan non-digital), kemudian mengetes untuk memastikan aturan
bekerja dengan baik, menambahkan beberapa cat grafis untuk membuatnya terlihat
bagus, dan setelah itu dapat di publish.
Pada titik tertentu, ide yang baik untuk setidaknya memiliki pilihan untuk pergi
kembali dan memperbaiki segala sesuatu dalam langkah-langkah sebelumnya, dan
menciptakan apa yang kadang-kadang dikenal sebagai pendekatan iteratif. Seperti
metode waterfall, hanya langkah tambahan untuk mengevaluasi permainan.
Memainkannya, memutuskan apa yang baik dan apa yang perlu diubah atau apakah ada
kesalahan. Jika terjadi kesalahan atau ada yang perlu di ubah, maka langkah selanjutnya
yaitu memperbaiki perancangan dan mengimplementasikan kembali.
Gambar 2.1 Struktur Game Development Life Cycle 4
1. Design
Desain game adalah penciptaan aturan dan isi permainan. Ini tidak melibatkan
pemrograman, seni atau animasi, atau pemasaran, atau salah satu dari berbagai tugas
lain yang diperlukan untuk membuat game. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap ini
adalah:
a. Mengembangkan Ide
b. Cerita dan Pembangunan Karakter
c. Membuat Adegan
2.Implement
4
Ian Schreiber. Game Design Concepts. http://gamedesignconcepts.wordpress.com/2009/07/ .
Diakses tanggal 30 Juli 2011
Ketika konsep ini sepenuhnya dibuat dan sketsa dan ide selesai, saatnya
mengambil permainan dari imajinasi desainer dan mengubahnya menjadi pengalaman
nyata. Ini adalah tahap di mana programmer bekerja dengan kode untuk membuat
semua adegan yang dijelaskan sebelumnya. Grafis yang kemudian di fine-tuned untuk
membawa dunia dan karakter untuk hidup.
2. Playtest
Ketika pemrograman selesai, Penguji permainan mulai untuk melakukan pengujian
terhadap game yang dibuat dan memastikan kelancaran bermain game sebelum
dilepaskan.
3. Evaluate
Jika mengidentifikasi beberapa perubahan, kembali ke langkah desain, menemukan
cara untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi, mengimplementasikan perubahan-
perubahan, dan kemudian mengevaluasi kembali. Terus lakukan ini sampai game
tersebut benar-benar siap.
2.3 Flowchart
Alat bantu dalam analisis system dapat menggunakan Flowchart atau Data Flow
Diagram (DAD). Dalam Flowchart di kenal dua macam bentuk, yaitu Aplikasi Flowchart
dan Program Flowchart. Aplikasi Flowchart menggambarkan tahapan proses suatu
system, termasuk system multimedia. Program Flowchart menggambarkan urutan-urutan
instruksi dari suatu program komputer.
2.4 Software yang digunakan dalam pembuatan Game
Perangkat lunak atau software untuk multimedia seperti grafis, animasi, dan suara
sangat berperan penting dalam pembuatan game. Ada beberapa software yang
digunakan antara lain, Adobe Flash CS4 digunakan sebagai pembuatan animasi serta
terdapat ActionScript didalamnya.
3. Analisis (Proses Penelitian)
3.1 Analisis
Game bertujuan sebagai sarana hiburan atau bertujuan sebagai media
pembelajaran dan juga sebagai sarana untuk menguji ketrampilan pengguna yang
disebut sebagai simulasi yang biasanya dibuat sangat realistis serta mendekati keadaan
dunia nyata. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba membuat game dengan dasar
hiburan namun juga bertujuan sebagai sarana melatih ketangkasan dengan cara bermain
dan menghadirkan tampilan (interface) yang menarik serta penuh imajinasi.
Sebagai tahap awal membangun sebuah game ditentukan terlebih dahulu genre
game apa yang akan dibuat, apakah game yang akan dibuat bergenre RPG, racing,
shooting atau fighting. Game yang akan dibuat adalah game dengan genreShooting
(menembak). Cara bermainnya adalah dengan menembak musuh (karakter monster)
yang melewati layar. Game yang diberi judul “Shooting The Monsters” ini berfokus pada
pengumpulan score dan melawan musuh utama. Penghitungan score nya adalah
terdapat pada monster yang tertembak. Tiap monster memiliki poin. Untuk level 1 pemain
akan menghadapi musuh kecil level 1 (monster Kelelawar) yang pada waktu tertentu
akan muncul musuh utama level 1 (Drakula) yang harus dihadapi oleh pemain untuk
melanjutkan ke level 2. Di level 2 pemain akan menghadapi monster yang berbeda yaitu
monster kecil level 2 (monster Api) dan juga pada waktu tertentu akan muncul musuh
utama level 2 (Ghost).
Waktu yang diberikan level 1 dan level 2 adalah sama yaitu 40 detik. Waktu akan
berjalan mundur hingga 0. Musuh utama level 1 akan muncul pada detik ke 20 dan akan
menghilang pada detik ke 8. Musuh utama level 2 akan muncul pada detik ke 20 dan
akan menghilang pada detik ke 10. Jika pada rentang waktu yang telah ditentukan
musuh utama belum mati maka game akan dinyatakan kalah dan pemain akan
mengulang di level yang sama.
Poin yang di dapatkan jika berhasil menembak musuh kecil level 1 dan 2 adalah 20
dan untuk musuh utama level 1 dan 2 adalah sekali mengenai poinnya adalah 20.
Karena untuk membunuh musuh utama perlu beberapa kali tembak. Maka poin yang
didapat jika berhasil membunuh musuh utama adalah 80.
Syarat untuk berhasil menyelesaikan permainan perlevelnya adalah score harus
mencapai 200 dan musuh utama harus mati. Meski score mencapai 200 atau lebih tapi
musuh utama tidak mati maka dinyatakan gagal. Dan meski musuh utama mati tapi score
tidak mencapai 200 maka juga akan dinyatakan gagal. Perhitungan score akhir adalah
score murni yang didapat pemain saat berhasil menembak monster ditambah sisa waktu
saat pemain berhasil membunuh musuh utama dikali 10.
Gambar 3.1 Perhitungan total score
3.1.1 Analisis Kebutuhan
Untuk mempermudah menentukan keseluruhan kebutuhan secara lengkap, maka
analisis membagi kebutuhan sistem ke dalam dua jenis yaitu kebutuhan secara
fungsional dan kebutuhan non fungsional.
Total Score = Score + ( sisa waktu x 10 )
1. Kebutuhan Fungsional
Kebutuhan fungsional berisi proses-proses apa saja yang nantinya dapat
ditampilkan dan dilakukan oleh game. Dibutuhkan sebuah aplikasi game yang mampu
melakukan fungsi-fungsi seperti ini :
1. Game ini memiliki dua level,
2. Setiap levelnya memiliki tingkat kesulitan yang berbeda,
3. Game dapat menampilkan waktu dan skor dan healthbar musuh utama (tampilan
nyawa),
4. Peluru akan dibatasi. Jika peluru habis pemain harus mengisi ulang dengan
menekan keyboard Space atau mengklik roll pada mouse,
5. Diawal level, pemain akan menghadapi musuh kecil dan pada waktu tertentu akan di
lanjutkan melawan musuh utama untuk melanjutkan ke level selanjutnya dan
menyelesaikan permainan,
6. Jika musuh utama tidak mati maka game akan di ulang sesuai level,
7. Game ini juga dapat memberikan input nama kepada user apabila user telah
menyelesaikan game dan memperoleh high score,
8. Game ini mampu memberikan ouput berupa nilai tertinggi yang telah diperoleh user
setelah menyelesaikan permainan.
2. Kebutuhan Non Fungsional
a. Kebutuhan Perangkat Lunak
Aplikasi dan software yang digunakan dalam pembuatan game ini adalah:
1. Sistem Operasi Windows 7
2. Adobe Flash Cs4
3. ActionScript 2.0
4. Adobe Photoshop Cs4
5. Perangkat lunak yang dibutuhkan pada saat implementasi dan playtest (ujicoba)
yaitu sistem operasi Windows dan Flash Player.
b. Kebutuhan Perangkat Keras
Spesifikasi perangkat keras untuk membuat game Shooting The Monsters :
1. AMD Athlon™ II X2 250 Processor 3.00 Ghz
2. Motherboard Biostar A 780 L3G DDR3
3. Memori 2GB
4. HD 80 GB
5. VGA NVIDIA GeForce 8500 GT 256MB 128bit
c. Kebutuhan Pengguna
Sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pembuatan game Shooting the
Monsters antara lain :
1. Sistem Analis
2. Animator/Desain grafis
3. Progammer
Semua tugas dari sistem analis, animator / desain grafis dan programmer dilakukan
oleh peneliti
3.1.2 Analisis Kelayakan
Analisis kelayakan adalah suatu analisis yang akan digunakan untuk menentukan
kemungkinan apakah pengembangan proyek sistem multimedia layak diteruskan atu
dihentikan.
1. Analisis Kelayakan Teknologi
Dari segi kelayakan teknologi game ini dapat dikatakan layak karena untuk
menjalankan game ini tidak perlu spesifikasi komputer yang tinggi, dan untuk
mendapatkan komputer tersebut sangat mudah serta harga yang relatif terjangkau.
2. Analisis Kelayakan Hukum
Dari segi content game ini tidak melanggar hukum karena tidak mengandung unsur
sara dan pornografi. Untuk menjalankan game ini di butuhkan Flash Player yang dapat
diunduh secara gratis. Hanya saja software yang di gunakan dalam pembuatan dan
perancangan game ini belum sepenuhnya asli atau masih menggunakan software
bajakan, sehingga dari segi kelayakan hukum dalam mengembangkan game ini belum
dikatakan layak.
3. Analisis Kelayakan Operasional
Dari segi operasional game ini dikatakan layak karena saat ini masyarakat sudah
mampu mengoperasikan komputer dengan baik dan game ini tidak membutuhkan input
device khusus dan mudah dijalankan. Sumber daya manusia yang di butuhkan untuk
membangun game ini sudah cukup banyak.
3.2 Design (Perancangan)
A. Mengembangkan Ide
Hal Pertama yang dilakukan untuk membuat sebuah game adalah menentukan
genre game. Game yang akan dibuat adalah game yang bergenre Shooting
(menembak).
Setelah menentukan genre game dan konsep dari game yang akan dibuat, hal
berikut yang dilakukan adalah membuat flowchart. Flowchart menggambarkan tahapan
proses suatu sistem, termasuk sistem multimedia. Flowchart mengambarkan urutan -
urutan instruksi dari suatu program komputer.5
Berikut ini adalah flowchart sistem permainan Shooting the Monsters :
5M.Suyanto, 2007. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia Untuk Pemasaran, Yogyakarta: Andi
Offset, Hal 63
Gambar 3.2 Flowchart Game Shooting The Monsters
B. Cerita dan Pembangunan Karakter
Bercerita tentang sebuah kota kecil yang dikuasai oleh Monster-monster jahat.
Banyak monster berkeliaran mengganggu kegiatan masyarakat hingga masyarakat tidak
ada yang berani untuk keluar. Hingga suatu waktu datanglah seorang pahlawan (pemain)
yang akan membasmi monster-monster yang sangat meresahkan warga. Tetapi tugas
pahlawan ini tidaklah mudah, karena selain monster-monster kecil pemain harus
menghadapi Bos (musuh utama) yang tidak mudah untuk dikalahkan.
C. Storyboard
Selama pembuatan adegan, skenario atau seperangkat skenario (storyboard) harus
dikembangkan. Adegan utama penting untuk cerita dari permainan dijelaskan secara
rinci, dengan fokus pada komunikasi antara pemain dan permainan.
4. Hasil Penelitian dan pembahasan
4.1 Memproduksi Sistem
Tahapan ini adalah tahapan membangun dan mengembangkan game sesuai
dengan naskah yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan yang meliputi tentang
pembuatan desain grafik yang mendukung semua dialog, membuat animasi yang sesuai
dengan tema, membuat text sebagai penyampaian pesan, mengimport file yang sudah
jadi, yang semuanya akan digabungkan kedalam Adobe Flash sebagai software final.
4.2 Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan dibahas actionscript yang digunakan pada game
Shooting The Monsters sebagai action untuk sebuah kejadian.
4.3 Mengetes Program
Uji coba Program memudahkan para perancang untuk menentukan keberhasilan
sistem yang telah dikerjakan. Hal yang harus diperhatikan adalah langkah-langkah
perencanaan dan pelaksanaan harus direncanakan dengan baik dan berapa lama waktu,
upaya dan sumber daya yang diperlukan.
a. White Box Testing
White box testing umumnya dilakukan oleh orang yang memahami bahasa
pemograman, sehingga mampu mengatasi permasalahan seperti debuging dan
mengatasi error program.
b. Black Box Testing
Black box testing adalah istilah testing yang biasanya dilakukan oleh user (gamer).
Pencarian kesalahan dengan metode ini dilakukan pada saat game sedang dimainkan
dan umumnya game akan dimainkan dengan cara yang tidak mengikuti aturan baku
sehingga akan muncul kesalan-kesalahan yang diakibatkan ketidak sempurnaan
program.
Game di uji pada Notebook dengan spesifikasi sebagai berikut:
1. Intel Atom Processor 1,5 GHz.
2. RAM 1 GB.
3. HardDisk 250 GB.
4. Monitor 14” dengan Resolusi 1024 x 768.
5. Speaker.
6. Keyboard.
7. Mouse.
8. Sistem Operasi Windows 7 Starter.
4.4 Evaluate (Mengevaluasi)
Evaluasi pada proses pembuatan game Shooting The Monsters terdapat pada
perubahan tampilan game.
4.5 Manual Program
a. Tampilan Intro
Gambar 4.1 Intro
b. Tampilan Menu Utama
Gambar 4.3 Halaman Menu Utama
c. Tampilan Menu Level 1
Gambar 4.4 Tampilan Level 1 game Shooting The Monsters
d. Tampilan Menu Level 2
Gambar 4.5 Tampilan Level 2 game Shooting The Monsters
e. Tampilan Menu Instruction
Gambar 4.6 Tampilan Menu Instruction
f. Tampilan Menu Options
Gambar 4.7 Tampilan Menu Options
g. Tampilan Menu Highscore
Gambar 4.8 Tampilan Menu High Score
4.7 Memelihara Sistem
Pemeliharaan sistem untuk game Shooting The Monster ini dapat dilakukan dengan
cara berikut ini.
- Memisah/membagi masing-masing komponen game menjadi beberapa file sehingga
jika terjadi kesalahan pada suatu komponen maka hanya file tersebut yang
diperbaiki.
- Copy file game pada tempat/folder tertentu sehingga terpisah dari file-file yang
dijalankan (backup)
- Mempublish file dalam bentuk .exe agar tidak semua orang dapat melihat scriptnya.
- Jika hendak keluar dari program tekanlah tombol keluar (Quit atau Exit). Hal ini
untuk mengantisipasi kerusakan pada kode listing program jika dikeluarkan secara
paksa.
- Selain itu untuk menambahkan fitur tambahan pada program baik menu atau pun
bagian suara dilakukan dengan cara penambahan pada file mentah. Untuk itu
jagalah file mentah dari kesuluruhan program ini sehingga dapat dimodifikasi
sewaktu-waktu.
5. Kesimpulan
1. Untuk membangun game Shooting The Monsters dilakukan beberapa langkah yaitu
mendesain game, mengimplementasikannya ke dalam Adobe Flash, menguji game
tersebut dan mengevaluasi jika ada kesalahan atau perubahan sehingga perlu dilakukan
perbaikan dan perancangan ulang.
2. Dari hasil pengujian sistem aplikasi game ini memiliki kelebihan yaitu :
a. Perhitungan untuk bisa menyelesaikan perlevelnya tidak hanya pada banyaknya
musuh yang tertembak. Juga adanya musuh utama (bos) yang harus dikalahkan
dan terdapat batas score yg harus di capai.
b. Terbatasnya peluru, jadi pemain harus mengisi ulang dahulu (reload) agar bisa
menembak kembali.
c. Desain karakter monster yang berbeda di tiap levelnya. Jika ada penambahan level
akan ada karakter baru yang tidak sama dengan level-level sebelumnya.
Tapi ada kelemahan yang terdapat pada game ini yaitu
a. Pada desain background dan tingkat kesulitan setiap levelnya.
b. Pergerakan karakter musuh (monster) yang bisa diingat karena tidak
menggunakan sistem random pada pergerakannya.
3. Game ini belum mampu melakukan penyimpanan score (saving). Jika permainan
keluar (Exit) dan di buka kembali data highscore pada permainan sebelumnya akan
hilang.
DAFTAR PUSTAKA
Anggra. 2008. MEMAHAMI TEKNIK DASAR PEMBUATAN GAME BERBASIS FLASH.
Yogyakarta : Penerbit Gava Media
http://www.actionscript.org/forums/showthread.php3?t=194122, diakses tanggal 4
Oktober 2011
http://ilmugrafis.com/flash.php, diakses tanggal 10 Desember 2011
http://www.tutorialized.com/tutorial/Flash/1, diakses tanggal 10 Desember 2011
Ian Schreiber. 2009. http://gamedesignconcepts.wordpress.com/2009/07/, diakses
tanggal 30 Juli 2011
Ian Schreiber. 2009. http://gamedesignconcepts.wordpress.com/2009/06/29/level-1-
overview-what-is-a-game/ Diakses pada tanggal 04 Oktober 2011
Jogiyanto HM, 2005. ANALISIS DAN DESAIN SISTEM INFORMASI. Yogyakarta.
Penerbit Andi.
M.Suyanto, 2004. ANALISIS DAN DESAIN APLKASI MULTIMEDIA UUK PEMASARAN.
Yogyakarta : Penerbit Andi
M.Suyanto, 2003. MULTIMEDIA ALAT UNTUK MENINGKATKAN KEUNGGULAN
BERSAING. Yogyakarta, Penerbit Andi.
Radion, Kristo. 2009. ULTIMATE GAME DESIGN : BUILDING RPG GAMES USING
ADOBE FLASH ACTIONSCRIPT. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Rosenzwigh, Gary. 2007. ActionScript 3.0 Game Programing University. Indianapolis,
Indiana 46240 USA.
Wibawanto, Wandah. 2006. MEMBUAT GAME DENGAN MACROMEDIA FLASH.
Yogyakarta : Penerbit Andi
Zeembry. 2007. Animasi Kartun Dengan Flash 8. Jakarta : PT. Elex Media Komputendo.