penerapan media youtube akun catatan khoirul

Post on 19-Nov-2023

0 views 0 download

transcript

PENERAPAN MEDIA YOUTUBE AKUN CATATAN KHOIRUL

TRIANN DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PADA SISWA KELAS X SMA WASKITO

KOTA TANGERANG SELATAN

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

oleh

M. Faridh Wazdy

NIM 1117013000066

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2021

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi berjudul Penerapan Media YouTube Akun Catatan Khoirul Triann dalam

Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas X SMA Waskito Kota Tangerang

Selatan Tahun Pelajaran 2020/2021 disusun oleh M. Faridh Wazdy, Nomor Induk

Mahasiswa 11170130000066, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah

pada tanggal 9 Desember 2021 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis

berhak memperoleh gelar Sarjana S-1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia.

Tangerang Selatan, 9 Desember 2021

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Dr. Makyun Subuki, M.Hum. 25 Februari 2022

NIP. 19800305 200901 1 015

Sekretaris Program Studi

Novi Diah Haryanti, M.Hum. 25 Februari 2022

NIP. 19841126 201503 2 007

Penguji I

Dra. Mahmudah Fitriyah. Z.A., M.Pd.

NIP. 19640212 199703 2 001

Penguji II

Dr. Elvi Susanti, M.Pd.

NIP. 196880801 200801 2 016

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dr. Sururin, M. Ag.

NIP. 19710319 1998032 001

i

ABSTRAK

Muhammad Faridh Wazdy. NIM: 11170130000066. Skripsi “Penerapan

Media YouTube Akun Catatan Khoirul Triann dalam Keterampilan Menulis

Puisi pada Siswa Kelas X SMA Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021”:

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pembimbing: Dr. Hindun, M.Pd. 2021.

Skipsi ini tentang penerapan media YouTube dalam pembelajaran

yang bertujuan untuk 1) Mengetahui penerapan aplikasi YouTube sebagai

media dalam keterampilan menulis puisi. 2) Melihat kompetensi siswa kelas

X SMA Waskito tahun pelajaran 2020/2021 dalam menggunakan software

Google Form yang disebarkan sebagai angket dalam keterampilan menulis

puisi. 3) Mengetahui tepat atau tidaknya penggunaan media YouTube pada

materi menulis puisi pada siswa kelas X semester genap MIPA SMA

Waskito tahun pelajaran 2020/2021.

Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi,

angket dan penilaian praktik. Aspek yang dinilai dalam penulisan puisi

yaitu tema, bait, diksi, dan majas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa YouTube menjadi media yang

tepat diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa

SMA kelas X. Terbukti, penelitian yang peneliti lakukan terhadap 28 siswa

dalam membangun puisinya mayoritas meraih skor 4 dan 6 dalam rentang

nilai 0-10. Skor 4 memberi makna bahwa diksi siswa = cukup, dan skor 6

memberi makna bahwa diksi siswa = sangat baik. Oleh karena itu, secara

keseluruhan pembelajaran menulis puisi siswa mendapatkan nilai 88,75

dengan predikat Baik Sekali.

Kata Kunci: Media, YouTube, akun Catatan Khoirul Triann, Keterampilan

Menulis Puisi

ii

ABSTRACT

Muhammad Faridh Wazdy. NIM: 11170130000066. Thesis “Application of

YouTube Media account Catatan Khoirul Triann in Writing Skills Poetry

Student of Class X in SMA Waskito Academic Year 2020/2021. Indonesian

Language and Literatur Education Department, Faculty of Tarbiyah and

Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.

Supervisor: Dr. Hindun, M.Pd. 2021.

This thesis is about the application of YouTube media in learning which

aims to 1) Knowing the application of the YouTube application as a medium in

poetry writing skills. 2) Seeing the competence of class X Waskito High School

students for the 2020/2021 academic year in using the Google Form software

which was distributed as a questionnaire in poetry writing skills. 3) Knowing

whether or not the use of YouTube media is appropriate for writing poetry

material for class X students in the even semester of MIPA Waskito High School

for the 2020/2021 academic year.

The research method used is descriptive qualitative method. Data

collection techniques using questionnaire, observation, documentation and

practical assessment. The aspects assessed in writing the poetry include theme,

distich, diction, and figure of speech.

The results show that YouTube is the right medium to be applied in

learning poetry writing skills for high school students in class X. Evidently, the

research that the researchers conducted on 28 students in constructing their poetry

achieved scores of 4 and 6 in the range of values of 0-10. A score of 4 means that

students' diction = sufficient, and a score of 6 means that students' diction = very

good. Therefore, overall learning to write poetry, students get a score of 88.75

with the predicate Very Good.

Keywords: Media, YouTube, Accounts Catatan Khoirul Triann, Poetry Writing

Skills.

iii

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur ke hadirat Allah Swt. berkat rahmat dan segala

nikmat dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan

salam semoga dicurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad saw.

sebagai suri tauladan bagi kita semua.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi

S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta dengan

judul “Penerapan Media YouTube Akun Catatan Khoirul Triann dalam

Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA Waskito Tahun

Pelajaran 2020/2021”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Novi Diah Haryanti, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Hindun, M.Pd. Dosen pembimbing yang sangat baik dan telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan

dukungan dengan penuh kesabaran selama penyusunan skripsi hingga

selesai.

5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kepala Perpustakaan Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh

staf dan jajarannya.

7. Kepala sekolah, guru, dan murid sekolah SMA Waskito Kota

Tangerang Selatan.

8. Teristimewa untuk Ibu Suryanih dan Bapak Warta yang tidak henti

mendoakan dan mendukung anaknya untuk mencapai sukses.

9. Terima kasih untuk keluarga besar H. Ali dan H. Lihin atas

dukungannya

iv

10. Terima kasih juga untuk Melissa yang telah mendukung dan

memberikan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.

11. Terima kasih kepada grup Putra Revolusi (Arief, Hendi, Ega, Yudi

Farhan, Fahrin, Ponco, Rangga).

12. Terima kasih juga kepada grup “cewe-cewe” hitz B Ceria.

13. Seluruh keluarga B Ceria 2017 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

14. Seluruh teman, kerabat, sahabat semua yang telah membantu dan

mendukung dalam penulisan skripsi ini.

Tangerang Selatan, 2021

Penulis

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 3

C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

D. Pembatasan Masalah ................................................................................. 4

E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORETIS................................................................. 6

A. Media Pembelajaran.................................................................................. 6

B. Media Sosial ........................................................................................... 13

C. YouTube ................................................................................................. 15

D. Keterampilan Menulis ............................................................................. 19

E. Puisi........................................................................................................ 22

F. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 31

A. Waktu dan Tempat .................................................................................. 31

B. Fokus Penelitian...................................................................................... 31

vi

C. Metode Penelitian ................................................................................... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33

E. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 51

A. Deskripsi Sekolah ................................................................................... 51

B. Analisis Data Penelitian .......................................................................... 53

BAB V PENUTUP ..........................................................................................105

A. Simpulan ...............................................................................................105

B. Saran .....................................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................107

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Halaman awal channel akun “Catatan Khoirul Triann” .......... 18

Gambar 2.2 Daftar video yang terdapat di channel akun “Catatan Khoirul

Triann” ..................................................................................................... 18

Gambar 3.1 Halaman Google Form .......................................................... 37

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Angket ......................................................... 34

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penilaian Menulis Puisi Siswa .................................... 46

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kriteria Penilaian Menulis Puisi Siswa ...................... 47

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Siswa ................ 48

Tabel 4.1 Data Hasil Penilaian Tes Keterampilan Menulis Puisi ............. 102

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Bimbingan

Lampiran 2 : Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 3 : Surat Balasan Penelitian

Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 5 : Tangkapan Layar Angket Siswa

Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar

Lampiran 7 : Lembar Uji Referensi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Modernisasi besar-besaran di segala bidang kehidupan banyak membawa

dampak terhadap kehidupan manusia. Dampak tersebut dapat dirasakan bersama-

sama baik dampak yang bersifat positif ataupun negatif. Dampak positif dari

modernisasi terutama dapat memudahkan kehidupan manusia di segala bidang,

seperti pada bidang teknologi dan pengetahuan. Sedangkan dampak negatifnya

dapat dilihat kepada seseorang yang tidak bijak dalam memanfaatkan kemajuan

pada segala bidang, terutama di bidang teknologi.

Pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesatnya. Semua kalangan

bisa untuk mengaksesnya, dari anak-anak sampai orang tua bisa menggunakan

teknologi, namun orang tua tidak sepenuhnya bisa mengoperasikannya, tidak

seperti kalangan generasi milenial saat ini yang serba bisa menggunakan aplikasi

apapun. Aplikasi yang banyak diketahui orang sekarang ini yaitu YouTube. Pada

zaman sekarang, orang tua lebih memilih untuk memberi anak gawai

dibandingkan dengan memberi anak buku untuk membacanya. Hal tersebut

disebabkan oleh sebagian orang tua sekarang tidak mau terlalu repot untuk

mengajarkan langsung berbagai pengetahuan kepada anak-anak. Padahal, pada

aplikasi-aplikasi di gawai tersebut tidak hanya berisi nilai-nilai positif, melainkan

banyak negatifnya jika seseorang tidak bijak dalam menggunakannya.

Kehadiran teknologi pada dasarnya sangat membantu untuk semua

kalangan, seperti pada media sosial. Pada media sosial tersebut terdapat berbagai

macam informasi. Informasi atau konten yang ada di dalam media sosial tidak

semuanya mengandung unsur kebenaran melainkan terdapat banyak informasi

bohong (hoax). Media sosial seperti YouTube sangat berpengaruh kepada guru

untuk memudahkan memberi bahan ajar. Khususnya kepada siswa SMA atau

anak milenial.

Dalam penerapan media pembelajaran di lingkungan sekolah haruslah

sesuai dengan karakteristik lingkungan sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk

2

memudahkan siswa dalam mengikuti perkembangan zaman. Seperti yang

dikatakan oleh sahabat Rasulullah Ali bin Abi Thalib “Didiklah anakmu sesuai

dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu” dengan demikian,

perkataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemajuan teknologi dan ilmu

pengetahuan sekarang ini menuntut para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif

dalam menerapkan media pembelajaran yang baik dan sesuai dengan zamannya.

Pendidik atau guru masih banyak yang masih menggunakan media pembelajaran

lama, dengan alasan takut anak didiknya tidak bisa mengoprasikan media

pembelajaran yang menggunakan teknologi. Tanpa dipungkiri bahwa anak-anak

zaman sekarang atau anak milenial lebih pandai dan ahli dalam menggunakan

teknologi, dan guru dituntut dapat mengikuti perkembangan zaman supaya siswa

tidak bosan dalam proses belajar mengajar.

Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk dapat menguasai

berbagai macam keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca

dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain

dan tidak dapat dipisahkan. Seperti ketika seseorang yang mampu menyimak

dengan baik maka orang tersebut mampu berbicara dengan baik juga. Begitu pun

halnya dengan menulis dan membaca. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan

pembelajaran yang sangat membosankan, ketika pendidik tidak mampu

menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan sekolah.

Ketika media yang digunakan masih dengan media lama dan tidak mengikuti

perkembangan zaman, siswa akan sulit untuk memahami dan menemukan ide

dalam proses belajar.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling akhir setelah

menyimak, berbicara, dan membaca. Seseorang dapat menulis jika seseorang

tersebut mampu menyimak dan membaca dengan baik. Keterampilan menulis

harus dilatih sejak dini, biasakan anak untuk menulis apa saja yang ada di pikiran

mereka. Karena menulis sangat berguna di dalam kehidupan. Seperti yang

dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi

selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.

Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

3

Penulis sangat tertarik dengan media YouTube, karena YouTube mampu

membius masyarakat dengan cepat untuk menggunakannya. Entah untuk hanya

sekadar hiburan, belajar, bahkan sampai untuk mendapatkan penghasilan

tambahan. Selain itu, media YouTube juga bisa dimanfaatkan untuk bahan ajar

siswa. Media YouTube ini juga merupakan penggabungan dua media, yaitu media

audio dan media visual. Penulis tertarik pada satu akun, yaitu akun “Catatan

Khorul Triann” di media YouTube tersebut, karena YouTuber tersebut mampu

menulis puisi dengan sangat baik dengan menggunakan kata-kata yang indah. Hal

tersebut memberikan bukti bahwa banyak sekali yang suka terhadap puisi yang

dibuat oleh Khoirul Triann sampai mendapatkan 249 ribu subscriber/pengikut.

Penulis akan menggunakan media YouTube dengan akun Khoirul Triann sebagai

bahan ajar dalam keterampilan siswa dalam menulis puisi. Penulis menggunakan

media YouTube karena media tersebut digunakan oleh semua kalangan dan sangat

mudah untuk diakses.

Siswa akan mudah terangsang untuk terampil dalam menemukan ide untuk

menulis puisi. Siswa tidak akan merasa bosan, karena siswa dituntut untuk

menyimak dan melihat apa yang ada di YouTube tersebut lalu dituangkan dalam

sebuah tulisan, yaitu puisi. Penulis sangat tertarik terhadap akun Catatan Khoirul

Triann karena, akun tersebut sangat menarik dan selalu aktif dalam berkarya.

Seperti contohnya, akun “Catatan Khoirul Triann” selalu menulis atau

membagikan hasil karya tulisnya pada setiap bulan dari Januari-Desember. Oleh

karena itu, penulisan skripsi ini berjudul “Penerapan Media YouTube Akun

Catatan Khoirul Triann dalam Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X

SMA Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021”

B. Pembatasan Masalah

Berdasarkan dari rumusan masalah, penulis hanya membatasi masalah

pada keterampilan menulis siswa dengan menggunakan aplikasi YouTube dalam

materi pelajaran menulis puisi yang bertemakan pandemi di kelas X MIPA

semester genap SMA Waskito kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2. Siswa dan hasil

belajarnya dijadikan penentu sebagai bahan pengamatan dan penulisan dalam

penggunaan aplikasi belajar.

4

C. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dalam proses penulisan

skripsi ini mencoba meidentifikasi permasalahan yang terkait dengan

perkembangan saat ini.

1. Siswa sulit menemukan ide dalam menulis puisi.

2. Guru dituntut untuk memberikan media pembelajaran yang tepat

untuk siswa.

3. Siswa sulit untuk menemukan ide dalam menulis puisi melalui

YouTube.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana penerapan media platform Google From dan YouTube

dalam keterampilan menulis puisi pada Siswa Kelas X SMA

Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021?

2. Bagaimana penerapan media YouTube Akun Catatan Khoirul

Triann dalam pada Siswa Kelas X SMA Waskito Tahun Pelajaran

2020/2021?

3. Bagaimana keterampilan menulis puisi siswa dalam menggunakan

media YouTube Akun Catatan Khoirul Triann dalam pada Siswa

Kelas X SMA Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021?

E. Tujuan Penulisan

Berdasarkan Batasan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah:

1. Mengetahui penerapan aplikasi YouTube sebagai media dalam

keterampilan menulis puisi.

2. Melihat kompetensi siswa kelas X SMA Waskito tahun pelajaran

2020/2021 dalam menggunakan flatfrom Google Form yang disebarkan

sebagai angket dalam keterampilan menulis puisi.

3. Mengetahui tepat atau tidaknya penggunaan media YouTube pada materi

menulis puisi pada siswa kelas X semester genap MIPA SMA Waskito

tahun pelajaran 2020/2021.

5

F. Manfaat Penulisan

Dari penulisan ini penulis berharap bermanfaat untuk:

1. Manfaat Teoretis

Hasil penulisan ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memanfaatkan media teknologi yang

semakin hari semakin berkembang, khususnya untuk media pembelajaran

bahasa Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi Guru

Penulisan ini bermanfaat bagi guru untuk menggunakan media

pembelajaran yang berbasis teknologi.

b) Bagi Siswa

Siswa menjadi lebih mudah untuk menentukan ide membuat puisi, dan

membuat siswa tertarik mengikuti pelajaran tersebut.

c) Bagi Sekolah

Penulisan ini bermanfaat bagi sekolah dengan mengikuti seiring

berkembangnya zaman.

6

BAB II

LANDASAN TEORETIS

A. Landasan Teori

1. Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.

Media adalah berbagai jenis kompnen dalam lingkungan siswa yang dapat

merangsangnya untuk belajar. Media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan dan merangsang siswa untuk belajar, seperti buku film,

kaset, dan lain-lain.1

Ambuko Benson, Florence Odera dalam Joni Purwono menyatakan bahwa

“Media is expected to play a critical role in enhancing academic

performance”. (Media diharapkan dapat memainkan peran penting dalam

meningkatkan prestasi akademik). Suranto dalam Joni Purwono menyatakan

bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan

dari seorang komunikator kepada komunikan. Trini Prastati dalam Joni

Purwono memberi makna media sebagai apa saja yang dapat menyalurkan

informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Sunday Taiwo dalam

Joni Purwono Media used to supplement the teacher byenhancing his

effectiveness in the classroom and media used to substitute the teacher

through instructional media system (Media yang digunakan untuk melengkapi

guru dengan meningkatkan keefektifitasannya dalam kelas dan media yang

digunakan untuk menggantikan guru melalui sistem media pembelajaran).2

Selanjutnya, Arsyad dalam Dwita Wahyuni mengatakan pengajaran

melalui media audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang

penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya

1 Muhammad Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Banjarmasin: Antasari Press, 2016),

h.1. 2 Joni Purwono, “Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan”, Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran

Vol.2, No.2, h 127 – 144, Edisi April 2014 (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), h.128.

tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbul yang serupa.3

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran merupakan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan,

menyalurkan informasi yang sifatnya untuk meningkatkan dan

mengefektifkan pada saat belajar mengajar dan untuk mencapai tujuan yang

diinginkan.

2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Edgar Dale dalam Sigit Prasetyo mengungkapkan bahwa “Secara umum

media memiliki kegunaan yaitu: memperjelas pesan agar tidak terlalu

verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra,

menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan

sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama,

mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama”.4

Pemanfaatan media pembelajaran sekarang semakin canggih, seiring

dengan kecanggihan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehinga

manfaatnya sangat dirasakan leh pelaksana pembelajaran, seperti dapat

membantu dalam mempercepat penyampaian materi, mempermudah daya

kepahaman siswa, dan lain-lain. secara lebih rinci manfaat penggunaan media

pembelajaran adalah:5

a. Memberikan feedback untuk penyempurnaan pembelajaran yang telah

berlangsung atau yang akan direncanakan.

b. Pokok bahasan bagi pebelajar yang lebih fungsional dan terasa manfaatnya

bagi mereka.

c. Memberikan pengalaman pengayaan secara langsung kepada pebelajar

terhadap apa yang telah disampaikan oleh pembelajar.

3 Dwita Wahyuni, dkk, “Penerapan Metode Pemetaan Pikiran dengan Media Audiovisual untuk

meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran

Khatulistiwa 8 (7), 727-734, h. 3. 4 Joni Purwono, Op.Cit., h,129. 5 Muhammad Ramli, Op.Cit., h.7.

d. Membiasakan pebelajar untuk lebih meyakinkan terhadap pembelajaran

yang diajarkan, sehingga akan menimbulkan rasa hormat dan kagum

terhadap pembelajar.

e. Perasaan pebelajar akan measa mendalam dalam dirinya dengan

bertemunya konsep yang diajarkan pembelajar dengan yang didapatnya di

luar sekolah.

f. Secara tidak langsung pebelajar membiasakan mengadakan studi

komparasi terhadap materi yang diberikan guru dengan yang diperolehnya

dari media pembelajaran di luar sekolah.

Hal-hal yang menarik dalam penggunaan media pembelajaran ini bagi

guru adalah membantu dalam memberikan rangsangan yang sama kualitasnya

kepada pebelajar dalam waktu yang sama. Kalau guru menyajikan pokok

bahasannya dengan metode ceramah atau metode mengajar lainnya, mungkin

akan diterima oleh pebelajar yang pengertian yang berbeda.6

3. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Media Pelajaran

Mempelajari dan memahami banyaknya klasifikasi media pembelajaran

yang dikemukakan oleh para ahli, yang mereka mempunyai sudut pandang

masing-masing. Maka dapat dikemukakan klasifikasi media pembelajaran

paling tidak ada lima macam, yaitu:7

a. Media tanpa proyeksi dua dimensi (hanya punya ukuran panjang dan

lebar), seperti: gambar, bagan, grafik, poster, peta dasar dan sebagainya.

b. Media tanpa proyeksi tiga dimensi (punya ukuran panjang, lebar, dan

tebal/tinggi, seperti: benda sebenarnya, model, boneka, dan sebagainya.

c. Media audio (media dengar), seperti: radio dan tape recorder),

d. Media dengan proyeksi (media yang diproyeksikan), seperti: film, slide,

filmstrip, overhead proyektor, dan sebagainya.

e. Televisi (TV) dan Video Tape Recorder (VTR). TV adalah alat untuk

melihat gambar dan mendengarkan suara dari jarak yang jauh. VTR adalah

6 Ibid., h.10. 7 Ibid., h.16.

alat untuk merekam, menyimpan, dan menampilkan kembali secara

serempak suara dan gambar dari suatu objek.

Media pembelajaran merupakan media yang membantu pembelajar

lebih mudah dalam melakukan proses belajar mengajar. Sudjana dan Rivai

dalam Irsan mengemukakan jenis-jenis media pembelajaran seperti

berikut:8

a) Media grafis seperti gambar, grafik, bagan atau diagram, poster, komik,

dan lain-lain. Media grafik juga disebut media dua dimensi, yakni media

yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.

b) Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat, model

penampang, model susun, model kerja, dan lain-lain.

c) Model proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan lain-

lain.

d) Pengunaan lingkungan sebagai media pengajaran.

4. Pengertian Media Audio Visual

Media Audio Visual adalah seperangkat media yang secara serentak dapat

menampilkan gambar dan suara dalam waktu yang bersamaan, yang berisi

pesan-pesan pembelajaran.9

Selanjutnya, masih diungkapkan oleh Muhammad Ramli tentang media

pembelajaran sebagai berikut. Media pembelajaran ini mempunyai lebih dari

satu komponen sehingga merupakan integrasi dari beberapa unsur sehingga

dapat menampilkan suara dan gambar bergerak secara serentak telah

direncanakan secara matang, sistematis dan logis sesuai dengan tujuan dan

tingkat kesiapan siswa yang menerimanya.10 Winataputra dalam Rukayah

menjelaskan, media audio visual yaitu jenis media yang selain mengandung

unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya

rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya.

“Audiovisual media technologies support the impartation of information

between transmitter and receiver, and as they illustrate objective reality, they

8 Isran Rasyid Karo-Karo, Rohani, “Manfaat Media dalam Pembelajaran”, AXIOM: Vol. VII, No.

1, h.92. 9 Muhammad Ramli, Op.Cit., h. 85. 10 Ibid.

contribute to the learning process through representation.”11 Kalimat

tersebut menjelaskan teknologi media audiovisual mendukung pemberian

informasi antar pemberi dan penerima, dan ketika media audiovisual tersebut

menggambarkan objek dengan nyata, maka teknologi media audiovisual

tersebut sudah berkontribusi dalam proses pembelajaran melalui representasi.

Wang dan Cheung dalam Rukayah menjelaskan bahwa media audiovisual

merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang

dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang

diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Untuk itu dapat

dikatakan bahwa, media audiovisual merupakan media perantara atau

penggunaan materi dan penerapannya melalui pandangan dan pendengaran

sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu

memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap12. Di dalam media audio

visual dibagi menjadi dua kategori yaitu:13

a. Audio-visual diam yaitu: media yang menampilkan suara dan gambar

diam seperti: film bingkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara.

b. Audio-visual gerak yaitu: media yang dapat menampilkan unsur suara dan

gambar yang bergerak seperti: film suara dan video-caset, televisi, OHP,

dan komputer. Syaiful Bahri dalam Joni Purwono.

Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Rather “Audio-Visual aids are

thse instructional devices which are used in the clasrm to encourage learning

and make it easier and interesting. The material like charts, maps, mdels, film

strip, projectors radio, television etc called instructional aids14” ungkapan

tersebut dapat dimaknai sebagai berikut, alat bantu audiovisual adalah

perangkat intruksional yang digunakan di kelas untuk mendorong

pembelajaran agar menjadi lebih mudah dan menarik. Bahan-bahan lainnya

11 Constantinos Nicolau, Maria Matsiola, George Kallris, “Technology-Enhanced Learning and

Teaching Methodologies through Audiovisual Media”, www.mdpi.com/journal/education, (Educ.

Sci. 2019, 9, 196; doi: 10. 3390/educsci9030196), h.2. 12 Rukayah, Abd. Hafid, dan Sidra Afriani Rachman, “Keefektifan Penggunaan Media

Audiovisual dalam Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Nomor 10 Manurungnge Kecamatan

Tanete Riattang Kabupaten Bone”, (ojs.umn.ac.id. 2017), h.125. 13 Joni Purwono, Op.Cit., h.130-131. 14 Saima Rasul, Qadir Buksh, Shazia Batool, “A study to analyze the effectiveness of audiovisual

aids in teaching learning process at university level”, Procedia Social and Behavioral Sciences, 28

(2011), h. 79.

seperti grafik, peta, model, strip film, radio proyektor, televisi, dan lain-lain

disebut alat bantu instruksional.

“Audio visual aids are effective tool that ”invest the past with an air of

reality.”A.V aids provide the learners with realistic experience, which capture

their attention and help in the understanding of the historical phenomena”15

Ungkapan tersebut dapat dimaknai sebagai berikut, Alat bantu audiovisual

adalah perangkat yang menyajikan unit pengetahuan melalui pendengaran

rangsangan visual yang bertujuan untuk membantu belajar.

Singh dalam Saima Rasul menjelaskan “They supplement the work of the

teacher and help in the study of the text books. The great educationist

Comenius has well said: The foundation of all learning consists in

representing clearly to the senses and sensible objects so they can be

appreciated easily16” Audiovisual mewujudkan pengetahuan agar dapat

membantu dalam pembelajaran untuk pengalaman yang nyata. Audiovisual

melengkapi pekerjaan guru dan membantu dalam mempelajari teks buku.

Pendidik hebat Comenius berkata dalam Singh, fondasi dari semua

pembelajaran adalah merepresentasikannya dengan jelas indra dan objek

sehingga pendidik dapat dihargai dengan mudah.

5. Manfaat dan Karakteristik Media Audio Visual

Media audiovisual menurut Saberan dalam Deden adalah sebagai alat

untuk memperlancar komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa

sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan efisien.

Beberapa karakteristik yang berhubungan dengan kelebihan dan

keterbatasan media audio visual sebagai pembelajaran adalah:17

a. Kelebihan yang terdapat pada media audio visual

a) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), seseorang dapat

menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerak yang ditunjukkan itu dapat

berupa rangsangan yang serasi, atau berupa respons yang diharapkan dan

siswa.

15 Ibid. 16 Ibid. 17 Muhammad Ramli, Op.Cit., h. 87.

b) Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk

dikritik atau dievaluasi. Caranya adalah dengan merekam jalannya

kegiatan yang terpilih.

c) Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar

maupun nilai hiburan dari penyajian tersebut.

d) Seseorang akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi

pelajaran/latihan, yang digunakan secara interaktif dengan buku kerja,

buku petunjuk, alat atau benda lain yang biasanya untuk di lapangan.

Informasi yang dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di

lokasi (kelas) yang berbeda, dan dengan jumlah penonton atau peserta

yang tidak terbatas, dengan menempatkan monitor (pesawat televisi) di

kelas-kelas.

e) Suatu kegiatan belajar mandiri di mana siswa belajar sesuai dengan

kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang

mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan

komputer atau bahan cetakan.18

b. Keterbatasan yang terdapat pada media audio visual

a) Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di

tempat penggunaan.

b) Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah

dan menyita waktu.

c) Biaya prduksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu

mengerjakannya.

d) Apabila gambar pada video ditransfer ke film hasilnya jelek.

e) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali

jaringan monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak.

f) Jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah

huruf grafis untuk film/gambar di-am.

g) Bila anda menggunakan grafis yang berwarna pada TV hitam putih

haruslah berhati-hati sekali.

h) Perubahan yang pesat dalam teknlogi menyebabkan keterbatasan sistem

video menjadi masalah yang berkelanjutan.19

6. Langkah-Langkah Penggunaan Media Audio-Visual dalam

Pembelajaran

Dalam implementasinya ketika pembelajaran, langkah-langkah

penggunaan media audio-visual jika jauh berbeda dengan media audio,

yaitu:20

a. Langkah persiapan

a) Persiapan dalam merencanakan, seperti berkonsultasi para ahli.

b) Berikan pengarahan, khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa yang

akan dikemukaan dalam materi.

c) Perhitungan kelompk sasaran.

d) Usahakan sasaran harus dalam keadaan siap.

e) Periksa peralatan yang akan digunakan.

b. Langkah penyajian

a) Sajikan dalam waktu yang tepat dengan kebiasaan atau cara

mendengarkan.

b) Atur situasi ruangan, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

pembelajaran.

c) Brikan semangat untuk mulai mendengarkan dan mulai konsentrasi

terhadap permasalahan yang akan dihadapi.

c. Tindak Lanjut

Merupakan langkah untuk melakukan koreksi dan perbaikan secara

menyeluruh terhadap kegiatan, baik yang berhubungan dengan langkah

persiapan maupun kegiatan yang terdapat dalam langkah penyajian.

B. Media Sosial

Media sosial (sering disalahtuliskan sebagai sosial media) adalah sebuah

media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,

berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia

virtual. Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah,

19 Muhammad Ramli, Ibid., h. 88. 20 Ibid., h. 91.

forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau

gambar, video, peringkat dan bookmark sosial.21

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa

dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,

jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki

merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat

di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media

online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan

teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.22

Masih dijelaskan oleh Jain Rahman dalam artikelnya bahwa Media Sosial

(Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di

dunia maya (internet). Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi,

berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun

jaringan (networking). Jika kita mencari definisi media sosial di mesin pencari

Google, dengan mengetikkan kata kunci "social media meaning", maka Google

menampilkan pengertian media sosial sebagai "websites and applications used

for social networking" website dan aplikasi yang digunakan untuk jejaring

sosial.23

Sementara itu, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan

media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang

membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang

memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".24

1. Ciri-Ciri Media Sosial

Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:

a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa

keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet

21 Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2019), h.82-83. 22 Jain Rahman, Pengaruh Media Sosial Bagi Proses Belajar Siswa,

https://kalsel.kemenag.go.id/files/file/artikelprakom/15162891659956.pdf. Diakses pada 2

Agustus 2021. 23Ibid. 24Ibid.

b. Kualitas distribusi pesan melalui media sosial memiliki berbagai variasi

yang tinggi, mulai dari kualitas yang sangat rendah hingga kualitas yang

sangat tinggi tergantung pada konten.

c. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu “Gatekeeper”

d. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media lainnya

e. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.25

2. Jenis-Jenis Media Sosial

Ada beberapa jenis media sosial yang sering digunakan oleh orang-orang

untuk hanya sekedar hiburan, alat komunikasi, mengungkapkan perasaannya, dan

lain sebagainya. Jain Rahman menyebutkan ada beberapa Media sosial yang

populer digunakan di Indonesia antara lain:

a. Facebook

b. Twitter

c. YouTube

d. Blog

e. Google Plus.26

3. Peran dan Manfaat Media Sosial

Peran media sosial pada zaman sekarang sangatlah berpengaruh di dalam

kehidupan. Media sosial pada saat ini banyak digunakan oleh semua kalangan,

baik anak-anak, remaja, hingga orang tua. Selain itu, media sosial juga

memberikan banyak manfaat di dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai

alat komunikasi, alat promosi, pembelajaran, dan lain sebagainya.

C. YouTube

YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) yang

populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video

secara gratis. Didirikan pada bulan Februari 2005 oleh tiga orang mantan

karyawan PayPal, yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim.27 Menurut

penjelasan Terantino dalam Bethany “YouTube was launched in 2005 as a place

25 Ibid. 26 Ibid. 27 Faiqah, Fatty, Muh. Nadjib, dan Andi Subhan Amir, “YouTube Sebagai Sarana

KomunikasiBagi Komunitas Makasarvidgram”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 5 No.2 Juli -

Desember 2016, h.259.

where individuals could record and share their own videos without cost”28

YouTube dibentuk tahun 2005 sebagai tempat di mana setiap orang bias

merekam dan mempublikasikan video mereka tanpa harus membayar.

Salah satu layanan dari Google ini memfasilitasi penggunanya untuk

mengupload video dan bisa diakses oleh pengguna yang lain dari seluruh dunia

secara gratis. Bisa dikatakan YouTube adalah database video yang paling

populer di dunia internet, atau bahkan mungkin yang paling lengkap dan variatif.

Pada awalnya YouTube memang bukan dikembangkan oleh Google, kemudian

Google mengakuisinya dan menggabungkannya dengan layanan-layanan Google

lainnya.29 YouTube kini telah menjadi berbagai macam kebutuhan dari

penggunanya, fitur-fitur yang ditawarkan dengan kemajuan teknologi YouTube

saat ini sangat membantu dari berbagai aspek kebutuhan yang dibutuhkan sang

pengguna.30

Sebagai perbandingan DeCesare menjelaskan dalam Faqiah sebagai

berikut, YouTube dan Vimeo adalah sumber daya yang sangat baik untuk video

online. Situs ini sangat berbeda dalam penawaran mereka untuk pengguna

upload. Panjang video, penonton, dan alat-alat yang tersedia bervariasi.

"Streaming Resources Video untuk Pengajaran, Learning, dan Penelitian," akan

juga mencakup beberapa sangat baik akses terbuka, seluruh negara bagian, dan

inisiatif video online kelembagaan, serta interdisipliner situs dengan koleksi

video online besar dalam berbagai kategori dan topik.31

Fleck menjelaskan “Such social media sites allow people to share and

generate information with the rest of the word. The website “YouTube” is one

source of social media that has grown in popularity over the past five years,

including its use in the classroom as an educational tool32.” Banyak situs media

sosial yang mengizinkan orang-orang untuk berbagi dan menghasilkan informasi

ke seluruh dunia. Situs YouTube menjadi salah satu sumber di sosial media yang

28 Bethany K.B Fleck, dkk, “YouTube in the Classroom: Helpful Tips and Student Perceptions”,

The Journal of Effective Teaching, Vol. 14, No.3, 2014, h. 22. 29 Ibid., h.259-260. 30 Ibid., h.260. 31 Ibid. 32 Bethany K.B Fleck, Op.Cit., h. 22.

dapat berkembang pesat dalam lima tahun, YouTube juga digunakan di dalam

kelas sebagai sarana Pendidikan.

YouTube adalah media sosial yang paling banyak diminati masyarakat

dewasa ini. Popularitasnya diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan

jumlah pengguna. Sebelumnya, YouTube mencatat jumlah penonton bulanan

terdaftar (logged-in monthly users) sebesar 1,5 miliar pada pertengahan 2017.

(https://tekno.kompas.com/read/2018/05/0 4/14250087/berapa-banyak-orang-

yangmenonton-YouTube-setiap-harinya-.). Bahkan, lembaga riset pasar Statista

memprediksi bahwa jumlah penggunanya akan mencapai angka 1,8 miliyar

orang pada tahun 2021 nanti.33

Meningkatnya popularitas YouTube didorong oleh meningkatnya nilai

guna platform berbagi video pada situs tersebut bagi para penggunanya. Pada

tanggal 9 Mei 2018, Google mewakili YouTube menyampaikan hasil riset yang

dilaksanakan bersama Kantar TNS. Riset tersebut mempelajari penggunaan

YouTube di Indonesia.34

Media Sosial YouTube adalah salah satu bukti nyata perkembangan

teknologi di dunia. Di dalam situs YouTube memuat berbagai macam video.

Video yang terdapat di dalam YouTube dapat diakses oleh siapa saja dari

kalangan apa saja kapanpun dan di manapun.

Dalam penggunaannya YouTube dapat memiliki dampak positif dan

negatif. Dampak positif dari YouTube adalah bisa menjadi sarana hiburan,

ladang informasi, atau bahkan bisa menjadi ladang uang. Banyak orang yang

menggunakan YouTube untuk sarana hiburan, karena di dalamnya terdapat

berbagai macam video yang unik dan menghibur. Bagi para pelajar dan

pengajar, YouTube juga bisa menjadi sarana untuk mencari sebuah informasi

yang berguna untuk menunjang sarana pembelajaran. Banyak artis tidak hanya

di Indonesia tetapi di belahan dunia, YouTube telah menjadi ladang uang bagi

mereka yang dibayar dari perusahaan YouTube tersebut.

33 Haryadi Mujianto, “Pemanfaatan YouTube sebagai Media Ajar dalam Meningkatkan Minat dan

Motivasi Belajar”, Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Program Studi Ilmu

Komunikasi, Universitas Garut P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X, h. 136.

34Ibid.

Dampak negatif yang ditimbulkan akibat tidak bisa memanfaatkannya

dengan baik, pengguna atau pengakses YouTube dapat membuatnya kecanduan.

Dalam YouTube juga terdapat berbagai macam video yang jika ditonton secara

kecanduan akan menimbulkan banyak kerugian, dari waktu, kesehatan, dan yang

lainnya. Dalam situs ini juga terdapat banyak sekali tontonan dari yang sifatnya

menuntun sampai dengan yang merusak. Maka bijaklah dalam menggunakan

situs YouTube ini.

1. Profil Akun YouTube “Catatan Khoirul Triann”

Channel YouTube “Catatan Khoirul Triann” merupakan channel YouTube

yang berisi konten-konten puisi yang dikemas menggunakan bahasa yang indah

dan sederhana namun menarik. Terbukti dari jumlah penonton yang melihat

video tersebut sejak dibuatnya channel YouTube “Catatan Khoirul Triann” pada

20 Agustus 2014 sampai sekarang mencapai 28.864.375 kali ditonton.

Gambar 2.1 halaman awal channel akun “Catatan Khoirul Triann”

Gambar 2.2 daftar video yang terdapat di channel akun “Catatan Khoirul Triann”

D. Keterampilan Menulis

1. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis atau dengan sebutan menulis merupakan suatu

bentuk keterampilan berbahasa di samping tiga keterampilan yang lain, yaitu

keterampilan mendengarkan (menyimak), keterampilan berbicara dan

keterampilan membaca. Keempat keterampilan itu pada dasarnya merupakan

satu kesatuan atau catur tunggal Tarigan dalam Mohammad Siddik.35

Menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa.

Selanjutnya Tarigan menjelaskan dalam Mohammad Siddik “menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan

gambaran grafik itu.”36

Mohammad Sidiq menjelaskan “Menulis berarti melahirkan atau

mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui suatu lambang (tulisan). Tentu

saja segala lambang (tulisan) yang dipakai haruslah merupakan hasil

kesepakatan para pemakai bahasa yang satu dan lainnya saling memahami.

Apabila seseorang diminta untuk menulis maka berarti ia akan mengungkapkan

pikiran dan/atau perasaannya ke dalam bentuk tulisan. Jadi menulis itu berarti

melakukan hubungan dengan tulisan.”37 Dapat disimpulkan bahwa menulis

merupakan hasil dari sebuah pemikiran seseorang yang diungkapkan dengan

bentuk tulisan yang sudah disepakati bersama sesuai dengan bahasa masing-

masing.

2. Tujuan Menulis

Secara garis besar, penulis dengan tulisannya berupaya untuk memberikan

atau menyampaikan segala bentuk dan macam informasi kepada pembaca.

Tentu saja penulis dengan karyanya itu berharap agar pembaca menerima

semua yang diungkapkannya sebagai masukan yang berharga. Di sini ada

semacam unsur memengaruhi dari penulis kepada pembaca. Bila tujuan

35 Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya, (Malang: Tunggal Mandiri

Publishing, 2016), h. 2. 36 Ibid., h.5. 37 Dalman, Op.Cit., h. 3-4.

penulis tercapai, maka dengan sendirinya pembaca telah merasa mendapatkan

sesuatu dari penulis.38

Tujuan menulis tidak bisa dipisahkan dengan tujuan penulis. Penulis

mengharapkan apa yang telah di pikiran lalu diungkapkannya melalui tulisan

tersebut hasilnya dapat diterima dengan baik oleh pembaca.

3. Menulis Merupakan Komunikasi Tertulis

Dengan kegiatan menulis ini, sungguh memperluas jangkauan komunikasi

antara penulis dengan pembaca yang bukan saja untuk satu masa dengan

penulis, tetapi bisa berlanjut untuk lapisan pembaca yang akan datang.

Artinya, dengan tulisan yang disusun oleh penulis seorang penulis, maka ia

akan bermanfaat bagi generasi sesudahnya. Melalui karya tulis tentu akan

melestarikan segala khazanah ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Kita

ambil contoh, betapa hebat dan beruntung nya Buya Hamka, sebagai ulama,

budayawan, pujangga, dan sekaligus pengarang, sehingga kebesaran beliau

akan terasa. Hamka banyak menulis buku yang berhubungan dengan agama,

kehidupan, sastra dan budaya. Rupanya Hamka mempunyai keistimewaan

khusus, beliau lancar dan menarik bila berbicara serta pandai pula

mengarang.39

Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan

(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur,

yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan

pembaca.40

Supriadi mengatakan menulis merupakan suatu prses kreatif yang banyak

melibatkan cara berfikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat).

Menulis merupakan proses penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil

kreativitas penulisnyadengan menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak

monoton dan tidak terpusat pada satu pemecahan masalah saja. Penulis dapat

38 Ibid, h. 3-4. 39 Ibid. 40 Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 3.

menghasilkan berbagai bentuk dan warna tulisan secara kreatif sesuai dengan

tujuan dan sasaran tulisannya.41

Menulis dalam prosesnya akan menggunakan kedua belahan tak. Menulis

adalah sebuah proses mengait-ngaitkan antara kata, kalimat, paragraf maupun

antara bab secara logis agar dapat dipahami. Proses ini mendorong seorang

penulis harus berpikir secara sitematis dan lgis sekaligus kreatif.

4. Langkah-langkah Dasar Menulis

Terdapat beberapa langkah-langkah dasar menulis, di antaranya:

a. Penentuan tema dan judul

Gorys Keraf menjelaskan bahwa memberikan suatu batasan singkat

tentang tema, yaitu suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis

melalui karangannya. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan

Poerwardarminta yang diolah kembali oleh Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa disebutkan bahwa arti kata tema, antara lain adalah

pokok pikiran atau dasar cerita (yang dipercakapkan, yang dipakai sebagai

dasar mengarang).

b. Perumusan masalah dan pembatasan masalah

Perumusan masalah berarti suatu penjelasan tentang hal yang dikarang.

Hal itu biasa dilakukan dengan menjelaskan bentuk pengungkapan yang ada

pada judul. Sedangkan, pembatasan masalah adalah hal yang mendasar bagi

karangan karena dari situ pengarang dapat meyakinkan pembaca bahwa hal

yang sudah dibatasi itulah yang akan dibicarakannya.

c. Penetapan Metode Penulisan dan Tujuan Penulisan

Metode penulisan merupakan cara yang ditempuh penulis dalam membuat

suatu karangan. Pada dasarnya metode penulisan ada dua, yakni: 1) metode

kepustakaan, dan 2) metode observasi. Metode kepustakaan dilakukan dengan

cara mempelajari berbagai buku atau bahan bacaan yang dianggap relevan

dengan masalah yang dikarang. Metode observasi dilakukan dengan cara

terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan pengamatan. Tujuan

penulisan merupakan kehendak yang ingin dicapai sehubungan dengan

pembuatan suatu karangan.

41 Ibid, h. 5.

d. Kerangka karangan

Gorys Keraf mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kerangka

karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu

karangan yang akan digarap. Kerangka karangan juga biasa disebut “outline”

e. Penataan karangan42

Penataan karangan merupakan upaya meninjau kembali hal yang telah

penulis cantumkan dan yang penulis kembangkan dalam kerangka karangan.

E. Puisi

1. Pengertian Puisi

Secara etimologis puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poites, yang

berarti pembangun, pembentuk dan pembuat. Sementara menurut bahasa

Latin yaitu poeta, artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan dan

menyair.

Shahnon Ahmad dalam Pradopo mengutarakan bahwa puisi adalah bentuk

pemikiran manusia dengan unsur berupa emosi, imajinasi, ide, nada, irama,

kesan, pancaindra, susunan kata, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-

baur.43

Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Karya-karya besar di

dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Puisi tidak hanya

dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun ternyata puisi juga

sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Dunia telah diperindah

dengan adanya puisi.44

Somad menjelaskan dalam Sulkifli bahwa puisi merupakan media ekspresi

penyair dalam menuangkan gagasan atau ide. Lebih dalam lagi, puisi menjadi

ungkapan terdalam kegelisahan hati penyair dalam menyikapi suatu peristiwa.

Biasanya dalam sebuah karya, dalam hal ini puisi dapat mencerminkan

rekaman peristiwa yang terjadi pada suatu masa tertentu.45

Sementara Kosasih dalam Sulkifli mengatakan bahwa puisi adalah bentuk

karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan

42 Mohammad Siddik, Op.Cit., h.7-23. 43 Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada), h.71. 44 Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987), h. 1. 45 Sulkifli dan Marwati, “Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 3

Langgikima Kabupaten Konawe Utara”, Jurnal Bahasa Vol. 1, No. 1, Maret 2016, h. 4.

sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung

dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa.46 Dalam kamus

besar Bahasa Indonesia puisi diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya

terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait.47

Puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran

dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan

mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yakni dengan

mengkosentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi terdiri atas dua

unsur pokok yakni struktur fisik dan struktur batin. Kedua bagian itu terdiri

atas unsur-unsur yang saling mengikat keterjalinan dan semua unsur itu

membentuk totalitas makna yang utuh.48

Struktur batin puisi terdiri atas: tema, nada, perasaan, dan amanat;

sedangkan stuktur fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata kongkret,

majas, versifikasi, dan tipografi puisi. Majas terdiri atas lambang dan kiasan,

sedangkan versifikasi terdiri atas: rima, ritma, dan metrum.49

2. Jenis-Jenis Puisi

Puisi dibedakan ke dalam dua jenis, yakni puisi berdasarkan zaman dan

berdasarkan sudut pandang penulis puisi.50

a) Berdasarkan Zaman

a) Puisi Lama

Puisi lama dikenal pada masa Melayu lama, puisi-puisi dengan aturan atau

kaidah penulisan yang kuat begitu nampak pada puisi lama.

b) Puisi Baru

Puisi baru adalah puisi yang sedikit mengabaikan aturan-aturan baku

sebuah puisi, dengan kata lain bentuk puisi baru lebih bebas dalam

perwajahannya.

b) Bedasarkan Sudut Pandang dan Orientasinya

a) Puisi Lirik

46 Ibid. 47 Ibid. 48 Herman J Waluyo, Op.Cit., h29. 49 Ibid., h. 28. 50 Elvi Susanti, Op.Cit, h. 75.

Puisi lirik adalah puisi yang mengutamakan perasaan atau gambaran hati,

pengalaman, perenungan, dan penghayatan yang bersifat individual dan

subjektif seorang penyairnya.

b) Puisi Simbolik

Semua teks sastra pada dasarnya memang bersifat simbolis. Tapi, dalam

definisi ini kaitannyadalam seni baca puisi, puisi simbolik lebih dimaksudkan

sebagai bentuk puisi yang bersifat abstrak. Jenis puisi ini banyak mengandung

kata, baris kalimat, dan bait yang sukar dipahami arti dan maknanya.

c) Puisi Naratif

Puisi naratif adalah puisi yang berbentuk tuturan, cerita, atau kisah yang

disampaikan penyairnya.

d) Puisi Dramatik

Puisi jenis ini seolah menampilkan sebuah naskah di dalamnya. Puisi ini

ditulis dengan teknik tertentu untuk mencapai keindahan audio dan visual saat

puisi ini disampaikan.

c) Berdasarkan Isi dan Tema Puisi

a) Puisi Pamflet

Puisi jenis ini sering disamakan dengan puisi sosial, namun makna sosial

dianggap memiliki konotasi yang terlalu luas, dan pada dasarnya setiap puisi

memang mengandung unsur sosial. Puisi ini berisikan kritik-kritik terhadap

sebuah otoritas dan mampu mewakili suara rakyat pada tujuan puisi ini.

b) Puisi Feminis

Puisi ini cenderung membahas atau menyuarakan masalah kesetaraan

gender, penindasan, dan ketidakadilan sistem budaya terhadap kaum

perempuan.

c) Puisi Religius

Puisi ini memiliki kecenderungan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan

gaib di luar alam semesta, sehingga dikategorikan sebagai puisi religius. Puisi

ini menekankan eksistensi Tuhan dalam kehidupan manusia.

d) Puisi Humor

Puisi yang diciptakan untuk menghibur hati penyair maupun pembaca dan

pendengar puisi tersebut. puisi ini berisi gurauan mendalam pada setiap

unsurnya.51

3. Menulis Puisi

Menulis puisi sebagai sebuah proses kreatif, tetap harus memperhatikan

pembentuk puisi. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Waluyo dalam Yuli

Nurrahmawati yang menyebutkan bahwa seseorang yang hendak menulis puisi

harus memperhatikan ciri-ciri kebahasaan puisi. Adapun ciri-ciri kebahasaan

puisi adalah sebagai berikut.52

a. Pemadatan makna

Puisi bukan merupakan deretan kata-kata yang membentuk kalimat dan

alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya

dengan kalimat, karena larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat.

b. Pemilihan kata

Faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata adalah (1) makna kias

(bukan makna sebenarnya); (2) lambang (penggantian suatu hal atau benda

dengan hal atau benda lain); (3) persamaan bunyi atau rima.

c. Kata konkret, dalam arti atau sudut pandang pembaca.

d. Pengimajinasian

Kata atau susunan kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa

yang dinyatakan oleh penyair.

e. Irama

Berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Irama

dapat juga berarti pegantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek

kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang

memperindah puisi.

f. Tata wajah, tata wajah membentuk gambar yang mewakili maksud

tertentu.

51 Elvi Susanti, Ibidt, h. 77. 52 Yuli Nurrahmawati, “Keefektifan Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Experiential

Learning Berbantuan Video Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo”, (Skripsi

Universitas Negreri Yogyakarta, 2013), h.13.

Selain memahami ciri-ciri kebahasaan puisi, sebelum seseorang menulis

seharusnya mengetahui karakteristik yang membedakan puisi dengan

karangan yang lain sebagai berikut menurut Kosasih dalam Yuli

Nurahmawati:

a) Puisi itu padat makna

b) Puisi banyak menggunakan kata-kata konotasi

c) Puisi mengutamakan keindahan kata-kata

d) Puisi disajikan dalam bentuk monolog

e) Puisi dibentuk dalam bait-bait atau baris-baris yang tidak selesai, bukan

dalam bentuk paragraf

Sedangkan menurut Warsanto dalam Yuli Nurahmawati, langkah-langkah

menulis puisi adalah sebagai berikut.

a) Menentukan tema yang disenangi, baik mengenai alam, keindahan,

kehidupan sosial, ketuhanan, dan lain-lain

b) Menentukan urutan gagasan pokok

c) Mengamati atau mengobservasi objek yang akan ditulis

d) Menentukan pilihan kata yang tepat

e) Menulis majas yang sesuai dengan konteks

f) Mengembangkan ide gagasan pokok tersebut

g) Menulis puisi secara keseluruhan.53

F. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang penggunaan media audiovisual juga perah dilakukan oleh

Rukayah, Abd. Hafid, dan Sidra Afriani Rachman mahasiswa Program Studi

PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar pada tahun 2017

dengan judul “Keefektifan Penggunaan Media Audiovisual dalam Menulis Puisi

Siswa Kelas V SD Negeri Nomor 10 Manurungnge Kecamatan Tanete Riattang

Kabupaten Bone”. Penelitian tersebut menyimpulkan, bahwa siswa merespon

pembelajaran dengan sangat baik yaitu 28 (43,08%). 24 (36,92%) siswa

merespons dengan baik. Sembilan (13,85%) siswa merespon dengan cukup baik,

dan empat (6,15%) siswa merespons dengan kurang baik. Dengan demikian,

53 Yuli Nurrahmawati, Ibid., h.14-15.

penggunaan media audiovisual dapat berpengaruh positif dan efektif di dalam

suatu pembelajaran.54

1. Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2017, sedangkan peneliti

melakukan penelitian pada tahun 2021

2. Penelitian di atas menggunakan metode penelitian eksperimen, sedangkan

peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.

3. Sampel penelitian Rukayah yaitu siswa SD kelas V, sedangkan peneliti

menulis puisi pada siswa SMA kelas X

4. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Rukayah di Bone, sedangkan

peneliti melakukan penelitian di Tangerang Selatan.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Widyantara55 dalam sebuah artikel

penelitian yang berjudul “Penggunaan Media YouTube Sebelum dan Saat

Pandemi Covid-19 dalam Keterampilan Berbahasa Peserta Didik”.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di dalam penelitian tersebut

penerapan media Youtube dalam keterampilan menyimak siswa sudah

diterapkan sebelum disaranannya pembelajaran jarak jauh atau disebut dengan

pembelajaran daring. Media Youtube ini sebelum pandemi dapat membantu

siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam keterampilan menulis.

Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2020, sedangkan peneliti melakukan

penelitian pada tahun 2021

1. Sampel penelitian Widyantara yaitu siswa SD kelas III, sedangkan peneliti

menulis puisi pada siswa SMA kelas X

2. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Widyantara di Pontianak Selatan,

sedangkan peneliti melakukan penelitian di Tangerang Selatan.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Supriatini56 dengan judul

“Penerapan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis

54 Rukayah, Abd. Hafid, dan Sidra Afriani Rachman, “Keefektifan Penggunaan Media

Audiovisual dalam Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Nomor 10 Manurungnge Kecamatan

Tanete Riattang Kabupaten Bone”, (ojs.umn.ac.id. 2017). 55 Widyantara, “Penggunaan Media YouTube sebelum dan saat Pandemi Covid-19 dalam

Keterampilan Berbahasa Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Vol 9 No 2. 56 Supriatini, “Penerapan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi

Siswa Kelas VIII Smp Negeri 13 Palembang”, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UM Palembang, Jurnal Bindo Sastra 1 (1)

(2017): 45–51.

Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Palembang”. Penelitian ini bertitik

tolak dari masalah bagaimana menerapkan media audio visual dalam

meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 13

Palembang. Penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dijelaskan bahwa penelitian tindakan

sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat

reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan

terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi. Berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

peneliti simpulkan sebagai berikut. (1) Media audiovisual dapat dipergunakan

oleh guru mata pelajaran, khususnya guru Bahasa Indonesia pada proses

belajar mengajar; (2) audiovisual audiovisual adalah salah satu cara guru

untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia, khususnya menulis puisi.

1. Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2017, sedangkan peneliti

melakukan penelitian pada tahun 2021

2. Penelitian di atas menggunakan metode metode PTK (Penelitian Tindakan

Kelas), sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.

3. Sampel penelitian Supriatini yaitu siswa SMP kelas VIII, sedangkan

peneliti menulis puisi pada siswa SMA kelas X

4. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Supriatini di Palembang, sedangkan

peneliti melakukan penelitian di Tangerang Selatan.

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Rizqi Azhari Rahim dan Abd

Rahim57 dengan judul “Penggunaan Media Video YouTube Demi Raga yang

Lain dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran Daring Puisi Siswa Kelas X

SMA Insan Cendekia Syech Yusuf Kabupaten Gowa” Penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran puisi secara daring

menggunakan media audiovisual berupa video YouTube berjudul “Demi Raga

yang Lain” diposting oleh Viqi Tika Chanel. Penelitian ini dilaksanakan

57 Rizqi Azhari Rahim dan Abd Rahim, “Penggunaan Media Video YouTube Demi Raga yang

Lain dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran Daring Puisi Siswa Kelas X SMA Insan Cendekia

Syech Yusuf Kabupaten Gowa”, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas

Muslim Maros, Sumatra Selatan, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IDIOMATIK.

dalam dua siklus. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

dengan pemaparan data deskriptif kualitatif dan data kuantitatif. Data

kualitatif diperoleh dari lembar observasi dari setiap pelaksanaan tindakan

(proses pembelajaran), dan data kuantitatif diperoleh dari tes akhir setiap

siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang terdiri dari dua

kelas berjumlah 43 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentasi

keberhasilan siswa mencapai KKM pada siklus I hanya 41,8% dan meningkat

menjadi 84% pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,

pembelajaran puisi pada siswa kelas X di SMA Insan Cendekia Syech Yusuf

Kabupaten Gowa menggunakan media video YouTube “Demi Raga yang

Lain” dapat meningkatkan kemampuan siswa, dari proses maupun hasil

belajarnya.

1. Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2020, sedangkan peneliti

melakukan penelitian pada tahun 2021

2. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Rizqi di Gowa (Sulawesi Selatan),

sedangkan peneliti melakukan penelitian di Tangerang Selatan.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Evan Yudianda, Isah Cahyani,

Yunus Abidin58 dengan judul “Pemanfaatan Media YouTube untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa” menggunakan metode deskriptif

kualitatif dan hasil dari penelitian tersebut adalah media memberikan peranan

besar dalam kegiatan pembelajara. Media membantu guru untuk menarik

minat siswa untuk belajar. Dengan pemilihan media yang tepat tujuan

pembelajaran pun dapat dicapai. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan

oleh guru dalam pembelajaran adalah YouTube. Dengan fitur tersebut guru

bisa memanfaatkan YouTube sebagai media pembelajaran yang mudah

dijangkau kapan pun sehingga tidak ada lagi batasan dalam belajar.

1. Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2020, sedangkan peneliti

melakukan penelitian pada tahun 2021

58 Evan Yudianda, Isah Cahyani, Yunus Abidin, “Pemanfaatan Media YouTube untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa”, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,

Seminar Internasional Riksa Bahasa XIV http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa

2. Penelitian di atas dilakukan di Bandung, peneliti melakukan penelitian di

Tangerang Selatan.

3. Penelitian di atas dengan objek menulis siswa, sedangkan peneliti menulis

puisi siswa.

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan saat proposal ini dibuat pada 6 April 2020

hingga skripsi selesai ditulis. Adapun pengambilan data dilakukan pada

tanggal 2 Juni sampai 22 November 2021.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini terikat pada suatu tempat, dikarenakan penelitian ini

dilakukan di suatu sekolah yang berada di daerah Tangerang Selatan, yaitu

SMA Waskito Tangerang Selatan, Jl. Pamulang Raya No.75, Serua, Kec.

Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan

penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian, dan

pengembangan.1 Penemuan berarti data yang diperleh dari penelitian itu

adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.

Pembuktian berarti data yang diperleh digunaan untuk membuktikan adanya

keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan

pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang sudah

ada. Penelitian berarti proses menemukan data-data baru yang akan dijadikan

sebuah pembuktian dan pengembangan secara menyeluruh untuk suatu

informasi atau ilmu penegetahuan yang valid dan jelas.

Data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas

suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi

tahu, memecahkan berarti menghilangkan masalah, mengantisipasi berarti

mengupayakan agar masalah tidak terjadi.2

1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,

2013), h. 2. 2 Ibid., h.3.

32

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena

popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena

berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai

metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola),

dan disebut sebagai metode interpretif karena data hasil penelitian lebih

berkenan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting);

disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih

banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai

metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat

kualitatif.3

Menurut Bogdan dan Taylor dalam Maleong mendefinisikan metodologi

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati.4

Metode ini digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk memberikan

pendeskripsian mengenai sesuatu yang bersifat objektif dalam penelitian

penerapan media audio visual youtube untuk meningkatkan motivasi dan

keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Waskito tahun pelajaran

2020/2021.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada Penerapan Media Audio Visual YouTube

dalam Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X semester genap SMA

Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021. Subjek penelitian ini adalah sekolah

SMA Waskito Tangerang Selatan, dan objek penelitian adalah siswa-siswi

SMA Waskito Tangerang Selatan dengan jumlah siswa yang menjadi fokus

penelitian untuk melihat keterampilan menulis puisi ini yaitu 63 orang. Peneliti

memfokuskan pada dua kelas yakni X MIPA 1 (32), dan X MIPA 2 (31), hal

tersebut merupakan rekomendasi dari guru pamong ketika mendampingi saya

3 Ibid., h.7-8. 4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Edisi Revisi,

2016), h. 4.

33

selama penelitian. Akan tetapi, dari 63 orang siswa yang benar-benar membuat

puisi sebanyak 28 orang, hal tersebut diakui penulis sebagai sulitnya

pengambilan data melalui daring.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah sebuah cara untuk mengumpulkan data.

Pengumpulan data tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan harus

menggunakan teknik yang tepat dan sesuai kebutuhan dalam penelitian. Hal

demikian dilakukan agar memungkinkan diperolehnya data yang objektif.5

Penelitian dilakukan di Sekolah Waskito Tangerang Selatan pada siswa kelas X

semester genap MIPA 1, dan MIPA 2 Tahun Pelajaran 2020/2021.

1. Teknik Observasi

Observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan suatu objek,

secara sistematik fenomena yang diselidiki.6 Observasi dilakukan oleh

peneliti dengan cara mengamati objek. Pengamatan yang dilakukan dengan

teliti dan saksama agar mendapatkan data yang dapat dideskripsikan dengan

jelas dalam penelitian. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan di Sekolah

Waskito Tangerang Selatan dengan menggali informasi dari siswa sejauh

mana pengetahuan mereka mengenai media audiovisual YouTube dan

intensitas mereka mengakses aplikasi YouTube tersebut.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan

tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,

teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan

masalah penelitian.7 Pengumpulan data dilakukan dengan melampirkan

dokumen sebagai bukti bahwa penelitian telah dilakukan sesuai dengan

metode penelitiannya. Data yang dikumpulkan berupa gambar kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan di SMA Waskito Kota Tangerang Selatan.

3. Angket

5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-2, 2010), h.

158. 6 Sukandarrumidi M. dan Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian, (Yogyakarta:

Gadjah Mada Press, Cet. Ke-2, 2014), h. 35.

7 S. Margono, Op. Cit., h. 181

34

Kuisioner (Questionnaire) atau angket, merupakan serangkaian (daftar)

pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik (dalam penelitian:

responden) mengenai masalah-masalah tertentu yang bertujuan untuk

mendapatkan tanggapan dari peserta didik (responden) tersebut.8

Angket dapat bersifat terbuka, tertutup, atau gabungan keduanya. Angket

bersifat tebuka jika peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab sesuai

dengan keyakinannya, tertutup jika jawaban yang harus dipilih sudah tersedia,

dan gabungan keduanya jika disediakan pilihan jawaban tetapi sekaligus boleh

mengisi jawaban sendiri.9

Angket yang peneliti lakukan kepada peserta didik adalah angket yang

bersifat tertutup. Angket tersebut diberikan kepada peserta didik melalui

media Google Form dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang

mengharuskan untuk tidak berkerumun dan lain sebagainya. Berikut ini

merupakan butir pertanyaan yang disebar kepada responden sebelum diubah

menjadi Google Form.

Petunjuk Pengisian:

1. Bacalah setiap butir pertanyaan dengan cermat!

2. Terdapat dua jenis kolom jawaban. Perhatikanlah secara cermat!

3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan

keadaan atau pendapat anda. Pilihlah salah satu jawaban yang telah

disediakan dengan keterangan berikut:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju, dan

(YA) atau (TIDAK)

Tabel 3.1

Daftar Pertanyaan Angket

No Pertanyaan SS S TS STS

8 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE-

YOGYAKARTA), h.109 9Ibid.

35

1. Saya adalah pengguna

media sosial

2. Saya adalah pengguna

media sosial yang aktif

3. Saya mengetahui media

sosial YouTube

4. Saya selalu membuka

aplikasi YouTube setiap

hari

5. Saya menggunakan

aplikasi YouTube hanya

sekadar hiburan

No Pertanyaan YA TIDAK

6. Sebelum saya memberitahu

tentang channel YouTube

Catatan Khoirul Trian, apakah

kalian mengetahuinya?

7. Setelah anda mengetahui

channel YouTube Catatan

Khoirul Triann, apakah

videonya menarik?

8. Apakah setelah menonton

channel YouTube Catatan

Khoirul Triann, Anda lebih

terinspirasi dalam menulis

puisi?

9. Apakah Anda lebih mudah

memahami menulis puisi

setelah menggunakan media

pembelajaran?

36

10. Apakah Anda lebih mudah

menulis dengan melihat dan

medengar menggunakan media

pembelajaran (YouTube)?

No Pertanyaan SS S TS STS

11. Menurut Anda, bagaimana

jika media YouTube

digunakan sebagai media

pembelajaran?

12. Apakah media YouTube

membantu Anda untuk

lebih mudah menulis

puisi?

13. Apakah Anda menjadi

lebih mudah menemukan

diksi (pilihan kata) ketika

menulis puisi

menggunakan media

YouTube tersebut?

14. Apakah Channel YouTube

Catatan Khoirul Triann

membantu Anda dalam

membuat puisi?

15. Apakah Anda menjadi

lebih terampil membuat

puisi ketika menggunakan

media pembelajaran

YouTube?

37

Gambar 3.1

Berikut ini butir pertanyaan yang sudah diubah ke dalam Google Form.

38

39

40

41

42

43

44

45

46

4. Penilaian Praktik

Penilaian praktik merupakan penilaian yang menurut respons berupa

keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi.

Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas

proses mengerjakan atau melakukan suatu tugas.10

Penilaian praktik bertujuan menilai kemampuan peserta didik dalam

mendemonstrasikan keterampilannya utuk melakukan suatu kegiatan.11

Peneliti meminta siswa untuk menonton video yang terdapat pada channel

YouTube “Akun Catatan Khoirul Triann” dengan durasi 2x45 menit, video

yang ditonton adalah “Desember dan Lukanya, Singkatnya Begini, Dari Aku

yang Hampir Menyerah, dan Kita Hanya Virtual. Setelah siswa menonton

video, siswa diminta untuk membuat sebuah puisi. Pengerjaan praktik

dilakukan secara individu dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan

menulis puisi siswa. Selain itu dilakukannya praktik juga bertujuan untuk

mengetahui penggunaan media YouTube dalam pembelajaran menulis puisi

merupakan media yang tepat atau tidak.

a. Tes Kemampuan Menulis Puisi

Tabel 3.2

Kisi-kisi Penilaian Menulis Puisi Siswa12

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

10 Wiwik Setiawati, dkk. Pedadogi Pembelajaran 6. Konsep Penilaian, Modul Belajar Mandiri,

Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja. 2021, h. 139. 11 Ibid. 12 Burhan Nurgiantoro, Op.Cit., h. 277.

47

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kriteria Penilaian Menulis Puisi Siswa13

Aspek Bobot

Skor

Indikator

Tema 7 Tema yang dipilih sangat baik seperti yang ditentukan

6 Tema yang dipilih baik terkait yang ditentukan

5 Tema yang dipilih cukup seperti yang ditentukan

4 Tema yang dipilih sedang seperti yang ditentukan

3 Tema yang dipilih kurang seperti yang ditentukan

2 Tema yang dipilih sangat kurang seperti yang

ditentukan

1 Tema yang dipilih tidak sesuai dengan yang ditentukan

Bait 4 Tiga bait

3 Dua bait

2 Satu bait

1 Tidak berbentuk bait

Diksi 6 Diksi yang dipilih sangat baik

5 Diksi yang dipilih baik

4 Diksi yang dipilih cukup

3 Diksi yang dipilih kurang

2 Diksi yang dipilih sangat kurang

1 Diksi yang dipilih tidak sesuai

Majas 8 Majas yang digunakan sangat baik

13 Burhan Nurgiantoro, diubah suaikan, Ibid., h. 277.

48

7 Majas yang digunakan baik

6 Majas yang digunakan cukup

5 Majas yang digunakan sedang

4 Majas yang digunakan kurang

3 Majas yang digunakan sangat kurang

2 Majas yang digunakan tidak sesuai

1 Tidak terdapat majas yang digunakan

Skor Maksimal 25

Skor Maksimal 25

Skor yang diperoleh

Perhitungan Nilai : X 100

Skor Maksimal

Skor pada penelitian ini mengacu kepada penilaian dengan rentang 10-

100. Peneliti menghitung dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh

siswa dan dibagi skor maksimal dan kemudian dikalikan 100.

Analisis penelitian ini menggunakan kriteria penilaian yang mengacu kepada teori

Burhan Nurgiantoro dalam buku Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi edisi kedua cetakan ketujuh, Juli 2016.14 Berikut merupakan

penentuan kriteria dengan penghitungan persentase untuk skala sepuluh.

Tabel 3.415

Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Siswa

Interval Persentase

Tingkat Penguasaan

Nilai Ubahan

Skala Sepuluh

Keterangan

96-100 10 Sempurna

86-94 9 Baik Sekali

76-85 8 Baik

14 Burhan Nurgiantoro, h. 277. 15 Ibid.

49

66-75 7 Cukup

56-65 6 Sedang

46-55 5 Hampir Sedang

36-45 4 Kurang

26-35 3 Kurang Sekali

16-25 2 Buruk

1-5 1 Buruk Sekali

E. Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Waskito Tangerang Selatan dengan

langkah-langkah berikut:

1. Menyiapkan Video

Peneliti menyiapkan beberapa video untuk dijadikan sebagai media

dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X jurusan MIPA. Video

yang peneliti siapkan yaitu beberapa video yang terdapat pada Media

YouTube yang mengenai penjelasan dan struktur puisi.

2. Materi pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan video yang

terdapat dalam YouTube akun Catatan Khoirul Triann. Peneliti melakukan

kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia kepada siswa kelas X jurusan

MIPA sebagai langkah awal dalam pembelajaran di kelas. Hal ini untuk

memberi pengetahuan kepada siswa mengenai materi yang berkaitan

dengan pelajaran bahasa Indoneisa, terutama keterampilan menulis puisi.

3. Melakukan praktik menulis puisi. Hal ini merupakan kelanjutan setelah

mereka mengetahui secara teori mengenai puisi.

4. Analisis Data Tes

Analisis data tes untuk menentukan kemampuan siswa dalam

menulis puisi dengan menggunakan media audiovisual YouTube.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis non-statistik. Dalam hal ini penelitian kualitatif mengajak

seseorang untuk mempelajari sesuatu masalah yang ingin diteliti secara

50

mendasar dan mendalam sampai ke akar-akarnya.16 Analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji dan mencermati

Penerapan Media Audio Visual (YouTube) untuk mengubah

Keterampilan Menulis Puisi siswa yang data awalnya bernilai rata-rata

82,5 di Kelas X SMA Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021.

16 S. Margono, Op.Cit, h. 190.

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Sekolah

1. Pofil SMAS Waskito Tangerang Selatan

1) Nama Sekolah : SMAS Waskito

2) Alamat : Jl. Raya Pamulang Permai II No.75

3) Kelurahan : Serua

4) Kecamatan : Ciputat

5) Kabupaten/Kota : Tangerang Selatan

6) Provinsi : Banten

7) NPSN :69756416

8) Kurikulum : Kurikulum 2013

9) Jurusan : MIPA dan IPS

10) Rombongan Belajar : Kelas X (3 IPA dan 4 IPS).

: Kelas XI (3 IPA dan 4 IPS).

: Kelas XII (3 IPA dan 5 IPS).

11) Tanggal Berdiri : 2013-10-13

12) Akreditasi : A

13) Kepemilikan Tanah : Yayasan

14) SK Pendirian : 168.

15) Tanggal SK Pendirian : 2012-10-13.

16) SK Izin Operasional : 421.3/Kep.3492-Dikmen/2012.

17) Tanggal SK Izin Operasional : 2012-10-13.

2. Sejarah Singkat Sekolah

SMA Waskito berdiri di bawah yayasan Waskito yang diketuai oleh

Drs. Djarot yang lokasinya berada di Jl. Raya Pamulang Permai II No. 75

52

Serua Ciputat Tanggerang. Yayasan ini menyelenggarakan kegiatan di bidang

pendidikan dan sosial. Pada bidang pendidikan, yayasan ini mengelola

lembaga yang lengkap dari TK – SD – SMP dan SMK, sedangkan di bidang

sosial yayasan ini juga menyelenggarakan santunan kepada anak yatim dan

fakir miskin. Selain mutunya yang berkualitas, sekolah ini juga termasuk yang

menjadi pilihan di masyarakat, maka tak heran sekolah ini termasuk sekolah

yang banyak peminatnya yang didukung dengan berbagai fasilitas serta lokasi

yang mudah dijangkau, tentunya semua ini menjadi sebuah kerja keras yang

dilakukan oleh putri penerus bangsa. R. Ayu Siti Suwastinah sebagai

penggerak awal berdirinya sekolah Waskito. Sebelum mendirikan sekolah

Waskito ini pada mulanya pada tahun 1967 beliau mendirikan sekolah yang

berada di jalan Setia Budi di daerah Jakarta Selatan dengan tingkatan SD dan

SMA. Selang beberapa waktu kemudian lokasi tersebut dipindahkan di daerah

Pondok Labu. Beliau mendirikan sebuah sekolah dengan tingkatan SMP dan

SMA yaitu pada tahun 1992. Namun, tidak ada perkembangan yang signifikan

yaitu letaknya yang kurang strategis maka lokasi atau sekolah tersebut belum

banyak peminatnya, dan beliau memindahkan lokasi tersebut ke daerah yang

menurutnya lebih tepat. Kemudian pada tahun 1991 beliau membuka sekolah

lagi di daerah Pamulang yang berada di bawah penyelenggara yayasan

pendidikan Waskito Barulah sekolah ini termasuk sekolah favorit yang

mengalami banyak kemajuan dari tahun ke tahun. Seiring jalannya waktu

sekolah Waskito ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini bisa

dilihat dari jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMK yang dibangun

untuk memenuhi kebutuhan sekolah.1 SMA Waskito ditunjang oleh berbagai

sarana dan prasarana, diantaranya: UKS, perpustakaan, musholla, kantin,

ruang musik, lapangan indoor, ruang konseling, laboratorium komputer,

laboratorium bahasa, dan lain-lain.

3. Visi, Misi Sekolah

a) Visi

1 Diakses pada laman https://text-id.123dok.com/document/lq5mjgv3y-gambaran-umum-smp- waskito-pamulang-1-sejarah-berdirinya.html Pada Rabu, 17 Maret 2021 pukul 16.38 WIB.

53

Menciptakan lulusan yang berkomitmen dalam ilmu pengetahuan,

berbudi pekerti luhur, kreatif, mandiri dan menjadi kader beriman.

b) Misi

(a) Menumbuhkan sikap kreatif dan mandiri, serta membentuk

kedisiplinan yang berbudi pekerti luhur dengan dilandasi keimaman

dan ketaqwaan.

(b) Mengembangkan potensi siswa/siswi hingga menghasilkan lulusan

yang berkualitas dan mampu melanjutkan jenjang pendidikan yang

lebih tinggi.

(c) Meningkatkan kualitas tenaga pendidikan dan kependidikan, serta

sarana dan prasarana pendidikan.

4. Guru dan Tenaga Pendidik

SMA Waskito mempunyai dua puluh empat guru bidang mata

pelajaran, empat orang tenaga administrasi sekolah, dua guru bimbingan

konseling, dan satu kepala sekolah.

5. Siswa

SMA Waskito mempunyai total 650 siswa secara keseluruhan,

diantaranya 270 siswa kelas X, 277 siswa kelas XI, dan 153 jumlah

siswa kelas XII.

B. Analisis Data Penelitian

1. Hasil Analisis Penerapan Media YouTube Akun “Catatan Khoirul Trian”

Pengambilan data dilakukan di SMAS Waskito Tangerang Selatan.

Penelitian dilakukan pada tanggal 2 Juni sampai 16 Juni 2021. Peneliti

mengambil data dengan jumlah siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 yang

berjumlah 28 siswa. Jumlah siswa pada kedua kelas itu berjumlah enam puluh

tiga siswa, namun pada saat penelitian terdapat tiga puluh lima siswa yang

tidak hadir ketika proses pengambilan data berlangsung. Dari ketiga puluh

lima siswa tersebut mengalami kendala, seperti kurang sehat, tidak ada kuota,

susah sinyal, dan lain sebagainya.

54

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan tes keterampilan

menulis puisi siswa dengan tema pandemi atau covid. Penelitian ini dilakukan

secara daring dengan menggunakan aplikasi zoom meeting dan google form.

Dengan aplikasi zoom meeting peneliti memaparkan materi mengenai menulis

puisi. Kemudian peneliti menggunakan google form untuk mengambil data

berupa beberapa angket dan keterampilan menulis puisi siswa kelas X.

Analisis data setiap siswa akan dijelaskan sebagai berikut. Data yang

diambil peneliti berupa tes kemampuan menulis puisi dengan media YouTube.

Akun yang digunakan oleh peneliti adalah “Catatan Khoirul Triann”. Peneliti

memilih akun tersebut karena beberapa hal. Video-video tersebut sudah

disetujui oleh guru Bahasa Indonesia karena video tersebut mengangkat tema-

tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga layak diperlihatkan

untuk anak-anak SMA.

Angket yang peneliti bagikan berjumlah 15 butir pertanyaan. Angket

tersebut bersifat tertutup atau siswa hanya bisa memilih jawaban yang sudah

disediakan oleh peneliti. Berikut adalah hasil dari angket yang telah peneliti

sebar. Pada butir soal pertama sebanyak 20 siswa menyatakan dirinya

sangat setuju bahwa responden sebagai pengguna sosial, dan 8 siswa

menjawab setuju. Butir soal kedua sebanyak 7 siswa menjawab sangat setuju

sebagai pengguna media sosial yang aktif, 17 siswa setuju, dan 4 siswa tidak

setuju. Selanjutnya, Butir soal ketiga sebanyak 22 siswa sangat setuju

mengetahui media sosial YouTube, dan 6 setuju. Butir soal keempat

sebanyak 6 siswa sangat setuju membuka aplikasi YouTube setiap hari, 13

siswa menjawab setuju, dan 8 siswa tidak setuju, 1 siswa menjawab sangat

tidak setuju. Butir soal kelima sebanyak 14 siswa menjawab sangat setuju

menggunakan aplikasi YouTube hanya sekadar hiburan, 7 siswa menjawab

setuju, dan 7 siswa lagi menjawab tidak setuju.

Berikutnya butir soal keenam sebanyak 22 siswa tidak mengetahui

channel YouTube Catatan Khoirul Trian, dan 6 siswa mengetahuinya. Butir

soal ketujuh, sebanyak 27 siswa menjawab channel YouTube Catatan

Khoirul Trian menarik, dan 1 siswa menjawab tidak menarik. Butir soal

55

kedelapan sebanyak 23 siswa menjawab channel YouTube Catatan Khoirul

Trian menginspirasi siswa dalam menulis puisi, dan 5 siswa menjawab tidak.

Butir soal kesembilan sebanyak 27 siswa menjawab bahwa lebih mudah

memahami pembelajaran setelah menggunakan media pembelajaran, dan satu

siswa menjawab tidak. Selanjutnya, butir soal kesepuluh sebanyak 26 siswa

menjawab lebih mudah menulis dengan melihat dan medengar menggunakan

media pembelajaran (YouTube), dan 2 siswa menjawab tidak.

Pada butir soal kesebelas sebanyak 7 siswa menjawab sangat setuju

jika media YouTube digunakan sebagai media pembelajaran, 18 siswa

menjawab setuju, 2 siswa menjawab tidak setuju, dan 1 siswa menjawab

sangat tidak setuju. Butir soal keduabelas sebanyak 6 siswa menjawab sangat

setuju jika media YouTube membantu untuk lebih mudah menulis, 19

menjawab setuju, dan 3 menjawab tidak setuju. Butir soal ketigabelas

sebanyak 6 siswa menjawab sangat setuju lebih mudah menemukan diksi

(pilihan kata) ketika menulis puisi menggunakan media YouTube, 21 siswa

menjawab setuju, dan 1 siswa menjawab tidak setuju. Butir soal

keempatbelas sebanyak 3 siswa menjawab sangat setuju channel YouTube

Catatan Khoirul Triann membantu dalam membuat puisi, 23 siswa menjawab

setuju, 1 siswa menjawab tidak setuju, dan 1 siswa menjawab sangat tidak

setuju. Selanjutnya, butir soal kelimabelas sebanyak 3 siswa menjawab

sangat setuju menjadi lebih terampil membuat puisi ketika menggunakan

media pembelajaran YouTube, 19 siswa menjawab setuju, dan 6 siswa

menjawab tidak setuju.

Data angket di atas membuktikan bahwa siswa lebih mudah menyerap

materi dengan menggunakan media yang sudah modern dan mengikuti

perkembangan zaman. Siswa menjadi lebih terinspirasi dalam mengerjakan

tugas dan menjadi lebih mudah memahami pelajaran setelah menggunakan

media pembelajaran YouTube.

56

2. Hasil Analisis Keterampilan Menulis Puisi Siswa

Data yang ditampilkan oleh penulis merupakan data asli dari responden.

Penulis tidak mengubah sama sekali data yang telah dikirimkan oleh

responden.

1) Analisis siswa 1 (Rayhan) MIPA 2

Di seluruh dunia dihantui akan kekhawatiran Dan aku pun juga ikut

merasakannya

Oleh virus yang bentuknya sangat kecil

Yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang

Semua orang mengeluh

Akan rasa ketakutan dengan virus ini Hebatnya kau wahai virus corona

Sampai sampai banyak negara yang memberlakukan lockdown wilayahnya

Hanya untuk menghindarimu

Seberapa kuatnya dirimu Sebesar apapun jabatanmu Bahkan sekaya apapun

dirimu

Tidak dapat menghindari virus sekecil ini

Virus ini merupakan ciptaan tuhan

Yang hanya menunjukan Sedikit Kekuasaan dan kebesarannya Agar

manusia dapat sadar Bahwa tuhan itu tidak tidur

Mengambil semua hartamu, kekuasaanmu Dan jabatanmu hanya sekejap

dengan virus ini

Apakah dengan adanya virus ini kita akan taat kepada tuhan kita? Akankah

kita menjauhi perbuatan maksiat yang dilarangnya? Semoga kita semua

sadar dengan adanya virus Dan secepatnya hilang dari bumi tercinta ini

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Rayhan mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti dari unsur yang terkandung dari setiap larik

mengarah pada tema yang dimaksud. Seperti pada kutipan berikut,

“Hebatnya kau wahai virus corona”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Rayhan membuat puisi

lebih dari tiga bait atau lebih dari yang ditentukan oleh peneliti. Seperti pada

kutipan berikut ini, /Di seluruh/ sampai /mata telanjang/ bait pertama,

selanjutnya /semua orang/ sampai /menghindarimu/ bait kedua, /seberapa

57

kuat/ sampai /sekecil ini/ bait ketiga, /virus ini/ sampai /virus ini/bait

keempat, dan /apakah/ sampai /tercinta ini/ adalah bait kelima.

Aspek penilaian diksi, Rayhan mendapat skor enam untuk diksi yang

digunakan di dalam puisi tersebut. Terbukti diksi yang dipilih sangatlah

tepat seperti semua orang rasakan. Berikut kutipannya “Di seluruh dunia

dihantui akan kekhawatiran” kalimat tersebut menggambarkan seluruh

manusia merasakan ketakutan yang luar biasa akibat adanya virus covid-19.

Aspek penilaian majas, Rayhan mendapat skor enam. Terbukti

terdapat majas yang digunakan yaitu metafora “kekuasaannya dan

kebesarannya”. Sebagaimana diketahui bahwa majas metafora adalah

membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa.

Pada kutipan itu, peserta didik memakai /kekuasaan dan kebesarannya/

untuk menggambarkan kekuasaan dan kebesaran tuhan dalam mengatur

segala kehidupan di muka bumi dan alam semesta.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

2) Analisis siswa 2 (Anisa) MIPA 1

Pelawan Covid

Covid datang ditahun 2019 hingga kini

Rakyat menyepelekan dia, tidak mematuhi perintah Semua yang di perintah

hanya dianggap angin lalu Banyak korban yang terkena virus covid

Mereka bekerja baik siang maupun malam Dan menyimpan lelah dalam diri

Mereka rela tak bertemu keluarga

58

Hanya untuk menyelamatkan banyak jiwa

Mereka rela berkorban untuk menyelamatkan jiwa Semangat mereka tidak

pernah hilang

Mari bantu mereka untuk menyelamatkan dunia Dengan mematuhi protokol

yang di perintahkan

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Anisa mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Anisa Maharani

adalah “Pelawan Covid” dan setiap unsur yang terkandung dari setiap larik

mengarah pada tema yang dimaksud. Seperti pada kutipan “Covid datang

ditahun 2019 hingga kini”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Anisa membuat puisi

dengan tiga bait sesuai dengan yang ditentukan oleh peneliti, dan dari bait

pertama hingga bait ketiga masih berkaitan. Seperti pada kutipan berikut,

/covid datang/ sampai /virus covid/ bait pertama, /mereka/ sampai /banyak

jiwa/ bait kedua, dan /mereka rela/ sampai /perintahkan/ bait ketiga.

Aspek penilaian diksi, Anisa mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut lazim yang

terjadi pada saat pandemi seperti sekarang ini. Berikut kutipannya “Mereka

rela tak bertemu keluarga, Hanya untuk menyelamatkan banyak jiwa”,

kalimat tersebut mengungkapkan bahwa banyak tenaga kesehatan yang rela

berkorban tenaga, waktu, pikirannya bahkan kesehatan dan keluarganya

hanya untuk menyelamatkan pasien covid-19.

Aspek penilaian majas, Anisa mendapat skor enam. Terbukti ada

majas yang digunakan, yaitu majas personifikasi “perintah hanya dianggap

angin lalu”. Sebagaimana diketahui bahwa majas personifikasi merupakan

gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda tersebut selayaknya

manusia. Pada kutipan itu, peserta didik memakai /angin lalu/ untk

menggambarkan perbandingan kondisi masyarakat yang “tidak bisa”

diberitahu akan bahaya virus tersebut. Oleh karena itu, kata “tidak bisa”

59

yang mewakili fenomena yang terjadi di masyarakat menjadi suatu keadaan

yang coba dibandingkan dengan kondisi tersebut.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

3) Analisis Siswa 3 (Bachtiar) MIPA 1

Keadilan...

Itu hanya sebuah perkataan Tetapi Keadilan...

Tidak bisa si jual belikan

Kaulah yang menentukan,,,, Siapa yang salah dan yang benar

Kaulah yang menunjukkan kebenaran Dan juga menghukum yang salah

Sayang seribu sayang..

Di Indonesia tidak demikian

Hanya berduitlah yang akan selalu benar

Dan yang tidak berduit akan selalu disalahkan

Indonesiaku...

Kapan kau selalu menerapkan keadilan Tanpa mementingkan jumlah uang

Semoga keadilan indonesia bisa membaik......

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Bachtiar mendapatkan skor

satu untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Bachtiar Yusuf

adalah “Keadilan” dan unsur yang terkandung dari setiap larik tidak

60

mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti kutipan

berikut “Kapan kau selalu menerapkan keadilan”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti walaupun Bachtiar

membuat puisi yang melenceng dari tema yang ditentukan, tetapi Bachtiar

Yusuf membuat puisi dengan empat bait, dan dari bait pertama hingga

keempat masih berkaitan satu sama lain. seperti pada kutipan berikut ini,

/keadilan/ sampai /belikan/ adalah bait pertama, /kaulah/ sampai /yang salah/

bait kedua, /sayang/ sampai /disalahkan/ bait ketiga, dan /Indonesiaku/

sampai /membaik/ bait keempat.

Aspek penilaian diksi, Bachtiar mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut lazim yang

terjadi pada saat pandemi seperti sekarang ini. Berikut kutipannya “Mereka

rela tak bertemu keluarga, Hanya untuk menyelamatkan banyak jiwa”,

Aspek penilaian majas, Bachtiar mendapat skor enam. Terbukti

terdapat majas yang digunakan, yaitu majas metafora

“Kaulah yang menunjukkan kebenaran

Dan juga menghukum yang salah”.

Sebagaimana diketahui bahwa majas metafora adalah

membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa.

Pada kutipan itu peserta didik memakai /menunjukkan kebenaran dan juga

menghukum yang salah/ untuk menggambarkan tuhanlah yang

menunjukkan kebenaran dan tuhan pula yang menghukum yang melakukan

kesalahan.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

61

Nilai 17

X 100

25

= 68 – Cukup

4) Analisis siswa 4 (Vania) MIPA 1

PANDEMI COVID-19

lihatlah mereka

yang diserang tanpa sadar yang berniat tertawa bersama

akhirnya terkurung di dalam sebuah kamar

hanya terdiam menikmati sinar

harus terisolasi dan akhirnya termenung menikmati kesendirian di dalam

kamar dan hanya bisa berdoa dapat sembuh

ingin ku kembali ke masa lalu

dan berharap virus ini kembali pulang ku peluk mereka dengan rasa rinduku

dan tak akan ku biarkan mereka menghilang.

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Vania mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Vania Lystia

Putri adalah “PANDEMI COVID-19” dan setiap unsur di dalam baitnya

yang terkandung dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan

oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut “dan berharap virus ini kembali

pulang”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Vania membuat puisi

dengan tiga bait sesuai dengan yang ditentukan oleh peneliti, dan dari bait

pertama hingga bait ketiga masih berkaitan dan mengarah pada tema yang

dimaksud. Berikut kutipannya, /lihatlah/ sampai /kamar/ bait pertama,

/hanya/ sampai /sembuh/ bait kedua, dan /ingin/ sampai /menghilang/ bait

ketiga.

62

Aspek penilaian diksi, Vania mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut yang

diungkapkan oleh penulis sama seperti yang dirasakan oleh semua orang.

Berikut kutipannya “ingin ku kembali ke masa lalu” masa lalu yang terdapat

di dalam puisi tersebut maksudnya adalah kehidupan yang normal seperti

sediakala sebelum adanya virus covid-19 yang mengubah segala-galanya.

Aspek penilaian majas, Vania mendapatkan skor enam. Terbukti

terdapat majas hiperbola yang digunakan di dalam puisi yang dibuat.

Berikut kutipannya “yang diserang tanpa sadar”. Seperti diketahui bahwa

majas hiperbola merupakan gaya bahasa yang digunakan saat

membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain yang tidak masuk akal. Pada

kutipan itu, peserta didik memakai /diserang/ untuk menggambarkan betapa

ganasnya virus corona tersebut terhadap siapapun.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

5) Analisis siswa (Ahmad) MIPA 1

Pandemi belum berakhir

Berita penyakit yang membuat pikiran ku ambigu Sangat banyak tersebar di

berbagai media

Pada akhirnya aku libur dua minggu Dengan kondisi tidak apa apa

Liburku terus menerus diperpajang

63

Dari kasus pertama hingga vaksin sudah ada Tugas tugas berjejer dengan

panjang

Dan aku harus terus mengerjakan yang ada

Sampai saat ini pandemi belum juga berakhir Sampai pulang kampung harus

menjadi mimpi lagi Banyak yang pulang kampung tanpa mikir mikir

Dan mengakibatkan jalan ramai lagi

Di Negara lain kasus semakin memanas Dari situ bisa menjadi pembelajaran

Puasa saat ini tidak terlalu panas

Lalu orang orang berbelanja dan menyebabkan kerumunan

pandemi membuat semua orang sengsara tidak pandang bulu dari

jabatannya

dari orang kaya yang punya banyak sarana sampai orang bawah juga terkena

semuanya

pandemi bukan hanya menyerang dalam segi penyakit pandemi juga

menyerang ekonomi

dari orang yang yang melanggar jadi sakit dan orang orang baik juga ikut

terbasmi

vaksin memang membuat perlidungan dari garda terdepan hingga rakyat

biasa kita harus saling berpegangan tangan

agar covid tidak bisa menyerang kita semua

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Ahmad mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Ahmad Ravialy

Vanevy adalah “Pandemi belum berakhir” dan setiap unsur yang terkandung

dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti.

Berikut kutipannya “Sampai saat ini pandemi belum juga berakhir”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Ahmad membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait, dan dari bait pertama hingga bait terakhir masih

berkaitan. Berikut kutipannya, /berita/ sampai /apa/ bait pertama, /liburku/

sampai /ada/ bait kedua, /sampai/ sampai /lagi/ bait ketiga, /Di Negara/

sampai /kerumunan/ bait keempat, /pandemi/ sampai /semuanya/ bait

kelima, /pandemi/ sampai /terbasmi/ bait keenam, dan /vaksin/ sampai

/semua/ bait ketujuh.

64

Aspek penilaian diksi, Ahmad mendapat skor empat untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi yang diungkapkan oleh

penulis tersebut kurang tepat. Berikut kutipannya

“Di Negara lain kasus semakin memanas Dari situ bisa menjadi

pembelajaran Puasa saat ini tidak terlalu panas

Lalu orang orang berbelanja dan menyebabkan kerumunan”

Pilihan kata atau diksi yang digunakan masih sangat berantakan, hal

tersebut dibuktikan dengan “kasus yang semakin panas” dan dibandingkan

dengan “puasa saat ini tidak terlalu panas”. Tentu itu adalah hal yang

berbeda.

Aspek penilaian majas, Ahmad Ravialy Vanevy mendapatkan skor

enam. Terbukti terdapat majas hiperbola di dalam puisinya tersebut. berikut

kutipannya “di negara lain kasus semakin memanas”. Seperti diketahui

bahwa majas hiperbola merupakan gaya bahasa yang digunakan saat

membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain yang tidak masuk akal. Pada

kutipan itu, peserta didik memakai /memanas/ untuk menggambarkan kasus

corona di negara lain semakin naik, belum ada tanda-tanda penurunan kasus.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 21

X 100

25

= 84 – Baik

6) Analisis siswa 6 (Marah Jacky) MIPA 1

Corona

65

corona datang menyerang dunia menyerang tanpa permisi

entah kapan ia akan pergi corona, pandemi dunia

.

dokter dan perawat datang

datang untuk menyelamatkan dunia

negara negara berjuang dengan cara masing² demi menghilangnya corona

dari muka bumi

.

dunia sedang sakit dunia sedang bersedih

corona mengubah semua cepatlah pergi corona.

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Marah Jacky mendapatkan

skor tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Marah

Jacky adalah “Corona” dan setiap unsur yang terkandung dari setiap larik

mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya

“corona datang menyerang dunia”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Marah Jacky membuat

puisi dengan tiga bait, dan dari bait pertama hingga ketiga masih berkaitan.

Berikut kutipannya, /corona/ sampai /dunia/ bait pertama, /dokter/ sampai

/muka bumi/ bait kedua, /dunia/ sampai /corona/ bait ketiga.

Aspek penilaian diksi, Marah Jacky mendapat skor enam untuk

diksi. Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut

menggambarkan situasi saat ini. Berikut kutipannya “corona, pandemi

dunia”. Virus corona telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO sejak

tahun 2020.

Selanjutnya majas, Marah Jacky mendapatkan skor enam. Terbukti

terdapat majas personifikasi di dalam puisi yang dibuatnya. Berikut

kutipannya “dunia sedang sakit”. Sebagaimana yang diketahui, majas

personifikasi adalah membandingkan manusia dengan benda mati, seolah-

olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia. Pada kutipan itu, peserta

didik memakai /sakit/ untuk menggambarkan perbandingan kondisi atau

keadaan dunia dengan situasi yang memprihatinkan yakni “sedih”. Oleh

karena itu kata “sedih” yang mewakili fenomena dunia kekinian menjadi

suatu keadaan yang coba dibandingkan dengan kondisi tersebut.

66

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

7) Analisis siswa 7 (Intan) MIPA 1

Corona . . .

kau virus yang berbahaya, Mengancam kesehatan manusia, Membuat kami

jera,

Kau telah memakan banyak korban, kau juga telah menyebar dimana-mana,

Kau bikin kegiatan manusia jadi susah, Kau juga memutuskan tali saudara,

Cepatlah kau pergi, Kami ingin kau pergi,

karena mu banyak yang mati, semoga kita terlindungi.

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Intan mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Intan Melinda

Wulandari adalah “Corona” dan setiap unsur yang terkandung dari setiap

larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut

kutipannya, “kau virus yang berbahaya”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Intan membuat puisi

dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait ketiga saling berkaitan.

Berikut kutipannya, /corona/ sampai /jera/ bait pertama, /kau/ sampai

/saudara/ bait kedua, dan /cepatlah/ sampai /terlindungi/ bait ketiga.

67

Aspek penilaian diksi, Intan mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut

menggambarkan situasi saat ini. Berikut kutipannya “Kau telah memakan

banyak korban, kau juga telah menyebar dimana-mana,”. Seperti yang

diketahui, virus corona sudah banyak memakan korban jiwa, tidak

memandang usia, harta, dan jabatan. Virus corona hampir menyerang

seluruh dunia, tanpa terkecuali.

Selanjutnya majas, Intan mendapat skor enam. Terbukti terdapat

majas personifikasi di dalam puisi Intan Melinda Wulandari. Berikut

kutipannya “kau juga memutuskan tali saudara”. Sebagaimana yang

diketahui, majas personifikasi adalah membandingkan manusia dengan

benda mati, seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia. Pada

kutipan itu, peserta didik memakai /memutuskan tali/ untuk

menggambarkan perbandingan kondisi atau keadaan dengan situasi yang

memprihatinkan yakni “hubungan” keluarga menjadi terputus semenjak

adanya virus corona. Oleh karena itu kata “hubungan” yang mewakili

fenomena kekinian menjadi suatu keadaan yang coba dibandingkan dengan

kondisi tersebut.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

8) Analisis siswa 8 (Alfin) MIPA 2

68

Dua tahun lalu tahun yang istimewa Aku sangat menikmati setiap detiknya

Setiap detiknya dengan orang berharga Yang sebelumnya berharga

Entah dari mana kau datang Meredupkan hidup yang terang Mengacaukan

jalinan hubungan Menghancurkan jalan pikiran

Kehadiranmu sangat mengubah diri Kekecewaan yang selalu menghampiri

Membantu menempa jiwa dan badan Aku bukan lagi aku yang kemarin

Meski begitu kau tetap tidak diharapkan Membunuh dengan langsung atau

perlahan Dosamu terlalu banyak untuk dimaklumkan COVID,

menghancurkan dan menguatkan

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Alfin mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Alfin Noor Hasan

tentang covid. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah pada

tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya “COVID,

menghancurkan dan menguatkan”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Alfin membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Berikut kutipannya, /dua/ sampai /berharga/ adalah bait pertama,

/entah/ sampai /pikiran/ bait kedua, /kehadiran/ sampai /kemarin/ bait ketiga,

/meski/ sampai /menguatkan/ bait keempat.

Aspek penilaian diksi, Alfin mendapat skor empat untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut kurang tepat.

Berikut kutipannya “Setiap detiknya dengan orang berharga, Yang

sebelumnya berharga”. Maksud dari kalimat tersebut belum jelas dan belum

diketahui maknanya.

Selanjutnya majas, Alfin mendapatkan skor enam untuk majas.

Terbukti terdapat majas antitesis pada puisi Alfin Noor Hasan. Berikut

kutipannya “meredupkan hidup yang terang”. Sebagaimana yang diketahui,

majas antitseis adalah pasangan kata yang maknanya bertentangan atau

berlawanan. Pada kutipan itu peserta didik memakai /meredupkan hidup

yang terang/ untuk meggambarkan perbandingan kondisi setelah virus

69

corona datang yakni “mematikan”. Oleh karena itu, kata “mematikan” yang

mewakili fenomena dunia setelah virus corona tersebut hadir.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 21

X 100

25

= 84 – Baik

9) Analisis siswa 9 (Dira) MIPA 1

Ketika tuhan punya alasan.

Ketika tuhan menciptakan makhluk yang tidak diinginkan semesta, itu

berarti tuhan mempunyai alasan.

Tuhan hanya perlu menciptakan makhluk yang kecilnya memang tidak

sekecil atom, tapi bisa membuat semesta terdiam dari biasanya, meskipun

sebentar.

Sudah Berhari hari, berminggu minggu, berbulan bulan dan kita telah

sampai di tahun yang kita harapkan telah usai dari segala permasalahan,

yang ternyata malah pupus nya harapan.

Suatu saat nanti di tahun berikutnya, tanpa kita sadari kita telah melupakan

pion2 penting dari hidup kita.. keluarga,teman,sahabat,ataupun orang tua

yang mungkin meninggalkan kita duluan.

Sampai saat dimana kita akan belajar melupakan semuanya dan menjalani

hidup normal yang baru.

-Jakarta2021

70

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Dira mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti judul yang digunakan oleh Dira adalah “Ketika

tuhan punya alasan”. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik

mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut

kutipannya, “Sampai saat dimana kita akan belajar melupakan semuanya

dan menjalani hidup normal yang baru.”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Dira membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Berikut kutipannya, /Ketika/ sampai /alasan/ adalah bait pertama,

/Tuhan/ sampai /sebentar/ bait kedua, /sudah/ sampai /harapan/ bait ketiga,

/suatu/ sampai /duluan/ bait keempat, /sampai/ sampai /baru/ bait kelima.

Aspek penilaian diksi, Dira mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Berikut kutipannya “Ketika tuhan menciptakan makhluk yang tidak

diinginkan semesta, itu berarti tuhan mempunyai alasan”. Maksud dari

kalimat tersebut adalah, Allah menciptakan sesuatu pasti mempunyai alasan,

seperti cobaan, atau kutukan.

Selanjutnya majas, Dira mendapatkan skor enam. Terbukti terdapat

majas antitesis di dalam puisi Dira. Berikut kutipannya “ketika tuhan

menciptakan makhluk yang tidak diinginkan semesta”. Sebagaimana yang

diketahui, majas antitseis adalah pasangan kata yang maknanya

bertentangan atau berlawanan. Pada kutipan itu peserta didik memakai

/menciptakan/ tetapi /tidak diinginkan/ untuk meggambarkan perbandingan

virus corona diciptakan oleh tuhan tetapi seluruh dunia “menolaknya”. Oleh

karena itu, kata “menolaknya” yang mewakili fenomena dunia pada saat

virus corona tersebut hadir.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

71

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

10) Analisis siswa 10 (Michell) MIPA 2

Bosan ku menatap layar Menatap layar digital Menyapa tanpa raga

Hanya memandang layar kaca

Tak bisa ke taman

Tak bisa bertemu teman Keluh kesahku tak berarti

Semua orang berusaha untuk bertahan

Bila tiba saatnya nanti

Kan kuucapkan terimakasih Pada para penyelamat Yang berkorban tanpa

lelah

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Michell mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Michell masih

berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik

mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut

kutipannya, “Menyapa tanpa raga” kalimat tersebut menggambarkan pada

saat pandemi semua kegiatan dibatasi, menyapa salah satunya hanya boleh

menggunakan sosial media.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Michell membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Berikut kutipannya, /Bosan/ sampai /kaca/ merupakan bait

pertama, /Tak bisa/ sampai /bertahan/ bait kedua, /Bila/ sampai /lelah/ bait

ketiga.

72

Aspek penilaian diksi, Michell mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Michell menjelaskan bahwa pandemi ini

membuatnya menjadi bosan, dikarenakan semua kegiatan harus dibatasi.

Berikut kutipannya “Bosan ku menatap layar” dan “Tak bisa bertemu

teman”.

Selanjutnya majas, Michell mendapatkan skor enam. Terbukti

terdapat majas eufimisme di dalam puisi Michell. Berikut kutipannya “pada

para penyelamat”. Sebagaimana yang diketahui, majas eufimisme adalah

kata-kata yang memiliki arti yang baik. Pada kutipan itu, peserta didik

memakai /pahlawan/ untuk menggambarkan perbandingan kondisi atau

keadaan dengan situasi yang mengagumkan yakni “penolong” bagi seluruh

masyarakat. Oleh karena itu kata “penolong” yang mewakili fenomena

kekinian menjadi suatu keadaan yang coba dibandingkan dengan kondisi

saat ini.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

11) Analisis siswa 11 (Aqil) MIPA 1

Sudah satu tahun pandemi melanda Namun tidak juga kunjung reda

Rindu menunggu kereta sembari minum soda

Namun keluar saja sekarang harus mematuhi protokol yang ada

73

Tidak terasa aku akan berumur 17 tahun Artinya sebentar lagi aku akan

membuat ktp

Yaa, Semakin dewasa semakin banyak tanggung jawab Apalagi aku adalah

seorang anak laki-laki

Terkadang aku suka merasa iri dengan anak-anak seumuranku Mereka yang

sudah keluar dengan teman-temannya

Mereka yang sudah mengendarai motornya dihari minggu pagi Sedangkan

aku hanya dirumah

Namun badaipun pasti berlalu

Aku tidak ingin terlalu lama di dalam badai itu Aku harus membuat rencana

untuk masa depanku

Bukan hanya berdiam diri dan larut dalam kesedihanku

Dalam puisi ini aku bercerita

Yang diketik dengan jari yang penuh derita Untuk kelak tercapainya cita-

cita

Dan dapat berkehidupan yang nyata

Aqil Bara, 2021

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Aqil mendapatkan skor lima

untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Aqil Bara Zulkarnain

berkaitan dengan pandemi namun, isi dari puisi tersebut hanya satu bait

yang menggambarkan pandemi, selebihnya tentang kegelisahan menjalani

kehidupannya. Berikut kutipannya, “Sudah satu tahun pandemi melanda”

dan “Terkadang aku suka merasa iri dengan anak-anak seumuranku”

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Aqil membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait. Tetapi, Aqil bait yang dituliskan tidak berkaitan

dengan tema yang diteliti oleh peneliti. Berikut kutipannya, /Sudah/ sampai

/ada/ merupakan bait pertama, /Tidak/ sampai /laki-laki/ bait kedua,

/Terkadang/ sampai /dirumah/ bait ketiga, /Namun/ sampai /kesedihanku/

bait keempat, dan /Dalam/ sampai /nyata/ bait kelima.

Aspek penilaian diksi, Aqil mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Aqil awalnya menggambarkan keresahannya

74

karena pandemi, tetapi ia juga menggambarkan keresahan dirinya menjalani

kehidupan.

Selanjutnya majas, Aqil mendapatkan skor tujuh. Terbukti terdapat

majas hiperbola di dalam puisi Aqil. Berikut kutipannya “aku tidak ingin

terlalu lama di dalam badai itu”. Sebagaimana yang diketahui bahwa majas

hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan saat membandingkan sesuatu

dengan sesuatu yang lain, tetapi tidak masuk akal. Pada kutipan itu, peserta

didik memakai /badai itu/ untuk menggambarkan perbandingan kondisi

yang sedang “buruk”. Oleh karena itu, kata “buruk” yang mewakili keadaan

dunia sekarang.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 22

X 100

25

= 88 – Baik

12) Analisis siswa 12 (Nabila) MIPA 1

Mereka bekerja baik siang maupun malam Menyimpan lelah dalam-dalam

Mereka tak bisa berkumpul bersama keluarga Demi menyelamatkan banyak

raga

Mereka satu per satu gugur

Namun semangatnya tak pernah luntur

Mereka berkorban susah payah Kita bantu dengan tetap di rumah

75

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Nabila mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti setiap unsur yang terkandung dari setiap larik

mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada

kutipan “Demi menyelamatkan banyak raga”.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Nabila membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait, dari bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Bait pertama /Mereka/ sampai /dalam-dalam/, bait kedua /mereka/

sampai /raga/, bait ketiga /mereka/ sampai /luntur/, dan bait kempat /mereka/

sampai /rumah/.

Aspek penilaian diksi, Nabila mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik

dan jelas. Berikut kutipannya “Mereka satu per satu gugur, Namun

semangatnya tak pernah luntur”. Maksud dari kalimat tersebut adalah, para

tenaga kesehatan tidak mengenal lelah, walaupun nyawa menjadi

taruhannya.

Selanjutnya majas, Nabila mendapatkan skor enam. Terbukti di

dalam puisi Nabila terdapat majas personifikasi. Berikut kutipan puisinya

“namun semangatnya tak pernah luntur”. Sebagaimana yang diketahui,

majas personifikasi adalah membandingkan manusia dengan benda mati,

seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia. Pada kutipan itu,

peserta didik memakai /luntur/ untuk menggambarkan perbandingan

keadaan dengan situasi yang terjadi saat ini yakni “kokoh”. Oleh karena itu

kata “kokoh” yang mewakili sikap para tenaga kesehatan yang tidak

mengenal rasa lelah.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur Tema

76

Puisi Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

13) Analisis siswa ke 13 (Revalina)

Pandemi

Datang tak diundang

Dan entah kapan menghilang Tak terlihat

Tetapi hadir mu membuat orang sakit

Ku tak bisa bermain Bertemu dengan teman Kapan kau pergi?

Lelah rasanya diri ini

Bila tiba masa kau pergi Semua berpeluk tanpa henti Melepas rasa rindu

Yang telah lama ditunggu-tunggu

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Revalina mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti judul yang digunakan oleh Revalina adalah

“Pandemi”. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah pada

tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut ini,

“Tetapi hadir mu membuat orang sakit”.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Revalina membuat

puisi dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Berikut kutipannya, bait pertama /Datang/ sampai /sakit/, bait

kedua /Ku/ sampai /ini/, bait ketiga /Bila/ sampai /ditunggu-tunggu/.

Aspek penilaian diksi, Revalina mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Berikut kutipannya “Melepas rasa rindu, Yang telah lama ditunggu-tunggu”.

77

Maksud dari kalimat tersebut adalah ketika virus tersebut hilang, semua

orang akan kembali seperti semula, dan kembali beraktivitas normal seperti

dahulu sebelum adanya virus corona.

Selanjutnya majas, Revalina mendapatkan skor enam. Terbukti

terdapat majas retorika di dalam puisi Revalina Ferdika. Berikut kutipannya

“kapan kau pergi?”. Sebagaimana diketahui bahwa majas retorika adalah

berbentuk kalimat tanya yang bertujuan untuk penegasan. Pada kutipan itu,

peserta didik memakai /kapan kau pergi?/ menegaskan kapankah virus

corona akan hilang dari muka bumi tersebut.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

14) Analisis siswa 14 (Dyah) MIPA 2

judul: Secercah Harapan tema: pandemi

waktu terus berjalan harapan terus datang kapan situasi ini kembali ?

kembali seperti sedia kala

kala tawa canda tak dibatasi jarak demi kesehatan kita terpaksa berhenti

kini...

tanpa masker hidup dalam rawan

hidup bagai di dalam sangkar

walau tak ada lagi yang bisa dilakukan tiada rasa putus asa

untuk terus panjatkan doa

78

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Dyah mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti judul yang digunakan oleh Dyah adalah

“Secercah Harapan”. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik

mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut

kutipannya, “tanpa masker hidup dalam rawan”.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Dyah membuat puisi

dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.

Berikut kutipannya, bait pertama /waktu/ sampai /kala/, bait kedua /kala/

sampai /rawan/, bait ketiga /hidup/ sampai /doa/.

Aspek penilaian diksi, Dyah mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik

dan jelas. Berikut kutipannya “tanpa masker hidup dalam rawan”. Maksud

dari kalimat tersebut adalah, memakai masker menjadi hal yang sangat

wajib pada saat pandemi virus covid-19. Sampai pemerintah Indonesia

mengingatkan kepada seluruh warga Indonesia bahwa pakai masker harga

mati, tidak pakai masker bisa mati.

Selanjutnya majas, Dyah mendapatkan skor tujuh. Terbukti terdapat

dua majas di dalam puisi yang dibuat oleh Dyah Wilutami. Berikut

kutipannya “waktu terus berjalan, harapan terus datang” kalimat tersebut

merupakan majas metafora. “kapan situasi ini kembali ?” merupakan majas

retorika. Sebagaimana yang diketahui, majas metafora adalah

membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa.

Pada kutipan itu, peserta didik memakai /waktu terus berjalan, harapan terus

datang/ untuk menggambarkan perbandingan jika waktu terus berjalan maka

harapan pun akan terus ada. Selanjutnya majas retorika adalah berbentuk

kalimat tanya yang bertujuan untuk penegasan. Pada kutipan itu, peserta

didik memakai / kapan situasi ini kembali ?/ untuk menegaskan kapan

situasi yang sangat menyedihkan ini kembali seperti biasa sebelum

datangnya virus corona tersebut.

Aspek yang Indikator Tingkat Capaian Siswa

79

dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 24

X 100

25

= 96 – Sempurna

15) Analisis siswa 15 (Radhwa) MIPA 1

Corona kenapa engkau menginjak di tanah kami

Hari hari kami penuh kegelisahan penuh kekhawatiran Dimana doa terbaik

sudah dipanjatkan

Bekerja, belajar, dan ibadah sudah dirumahkan

Dokter dan perawat sedang berjuang Berjuang untuk menyelamatkan dunia

Mereka bekerja baik siang maupun malam Menyimpan lelah dalam-dalam

Kami menunggu kajaiban itu datang Keajaiban hilangnya virus covid ini Ku

tunggu lekas sembuhnya bumiku

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Radhwa mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti setiap unsur yang terkandung dari setiap larik

mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut

kutipannya, “Corona kenapa engkau menginjak di tanah kami”.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Radhwa membuat puisi

dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.

Berikut kutipannya, bait pertama dari /Corona/ sampai /dirumahkan/, bait

kedua /Dokter/ sampai /dalam-dalam/, bait ketiga /Kami/ sampai /bumiku/.

Aspek penilaian diksi, Radhwa mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik

dan mudah untuk dipahami. Berikut kutipannya “Hari hari kami penuh

80

kegelisahan penuh kekhawatiran”. Maksud dari kalimat tersebut adalah,

semua orang sekarang sedang diselimuti dengan kegelisahan dan

kekhawatiran akibat virus covid-19. Sampai seluruh kegiatan harus di

rumahkan.

Selanjutnya majas, Radhwa mendapatkan skor enam. Terbukti

terdapat majas hiperbola di dalam puisinya. Berikut kutipannya “berjuang

untuk menyelamatkan dunia”. Sebagaimana yang diketahui bahwa majas

hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan saat membandingkan sesuatu

dengan sesuatu yang lain, tetapi tidak masuk akal. Pada kutipan itu, peserta

didik memakai /menyelamatkan dunia/ untuk menggambarkan perbandingan

kondisi dunia yang sedang terkena “musibah”. Oleh karena itu, kata

“musibah” mewakili keadaan dunia sekarang yang sedang dilanda oleh virus

corona.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

16) Analisis siswa 16 (Shafira) MIPA 2

Saat ini . . .

Semua negara sedang diuji Datangnya virus yg tak terlantasi Bisa

mengakibatkan mati

Corona. . . Corona

Tak bisa terlihat tapi nyata Menyerang siapa saja tak menal usia

81

Dan sudah menelan banyak korban jiwa

Tuhan, kami ingin corona pergi Sejauh mungkin dari negara ini Agar kami

bisa kembali

Berkumpul dan bersama sama saudara kami

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Shafira mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Shafira berkaitan

dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah

pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut

ini “Datangnya virus yg tak terlantasi”.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Shafira membuat puisi

dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.

Berikut kutipannya, /Saat ini/ sampai /mati/ adalah bait pertama, /Corona/

sampai /jiwa/ bait kedua. /Tuhan/ sampai /kami/ bait ketiga.

Aspek penilaian diksi, Shafira mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Shafira menjelaskan keinginannya bahkan

keinginan semua orang supaya virus covid-19 ini cepat pergi, dan bisa

berkumpul bersama sanak saudara. Berikut kutipannya “Tuhan, kami ingin

corona pergi”.

Selanjutnya majas, Shafira mendapatkan skor enam. Terbukti

terdapat majas paradoks di dalam puisi Shafira. Berikut kutipannya “tak bisa

terlihat tapi nyata”. Sebagaimana diketahui bahwa majas paradoks adalah

gaya bahasa yang menyatakan sesuatu namun bertentangan. Pada kutipan itu

peserta didik memakai /tak bisa terlihat tapi nyata/ kalimat tersebut sangat

bertentangan.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

82

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

17) Analisis siswa 17 (Meyla) MIPA 2

Satu persatu hari telah berlalu Semua upaya sudah dilakukan

Terlihat jelas jiwa-jiwa semakin kesulitan Semakin banyak jiwa yang

kelaparan

Penawarpun belum ditemukan

Semua ikut menjadi sasaran virus mematikan Dan harus tetap hidup tanpa

penghasilan

Orang-orang sibuk mencari berita hingga lupa kegelisahan bersemayam

didalam hatinya

Orang-orang sibuk membersihkan badan

Hingga lupa membersihkan pikiran pesimis dalam pikirannya Tenaga medis

garda terdepan

Berjuang sadis walau nyawa jadi korban

Usaha aturan sudah ditetapkan

Demi menyelamatkan dunia dari kehancuran

Namun tak ada pilihan kecuali menjalani takdir dari tuhan

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Meyla mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan Meyla berkaitan dengan

pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah pada

tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut ini,

“Semua ikut menjadi sasaran virus mematikan”.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Meyla membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Berikut kutipannya, /Satu/ sampai /kelaparan/ bait pertama,

83

/Penawarpun/ sampai /hatinya/ bait kedua, /Orang-orang/ sampai /korban/

bait ketiga, /Usaha/ sampai /tuhan/ bait keempat.

Aspek penilaian diksi, Meyla mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik

dan sesuai dengan yang dirasakan oleh pembaca. Diksi yang digunakan oleh

Meyla menjelaskan bahwa karena virus covid-19 banyak masyarakat yang

semakin susah, virus tersebut bukan hanya membunuh raga tetapi jiwa pun

ikut terbunuh. Berikut kutipannya “Terlihat jelas jiwa- jiwa semakin

kesulitan”.

Selanjutnya majas, Meyla medapatkan skor enam untuk majas.

Terbukti terdapat majas eufimisme di dalam puisi Meyla. Berikut

kutipannya “penawarpun belum ditemukan”. Sebagaimana diketahui bahwa

majas eufimisme adalah gaya bahasa yang memiliki kata-kata yang baik.

Pada kutipan itu, peserta didik memakai /penawar/. Oleh karena itu, kata

“penawar” merupakan untuk menunjukkan bahwa belum ditemukannya obat

pencegah virus corona sampai sekarang.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

18) Analisis siswa 18 (Muhammad Zikran) MIPA 1

Hai temanku....

Sudah lama kita tak bertemu

Apa kabarnya kamu di sana temanku Rindu mendengar tawamu

84

Sudah lebih dari setahun....

Virus datang dan tak kunjung pergi Tak ada yang bisa kita lakukan Hanya

diam di rumah sendiri

Rindu rasanya bermain bersama Pergi ke wisata beramai-ramai Rindu

bercanda bersama Bersenda gurau sambil menari

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Muhammad Zikran

mendapatkan skor tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan

Muhammad Zikran berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang

terkandung dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh

peneliti. Berikut kutipannya, “Virus datang dan tak kunjung pergi”.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Muhammad Zikran

membuat puisi dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Seperti pada kutipan berikut, /Hai/ sampai /tawamu/ bait pertama,

/Sudah/ sampai /sendiri/ bait kedua, /Rindu/ sampai /menari/ bait ketiga.

Aspek penilaian diksi, Muhammad Zikran mendapat skor empat

untuk diksi. Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut

datar dan masih menggunakan bahasa yang digunakan dalam sehari-hari.

Berikut kutipannya, “Rindu rasanya bermain bersama”.

Selanjutnya majas, Muhammad Zikran medapatkan skor satu.

Terbukti tidak terdapat majas di dalam puisi Muhammad Zikran Mazaya.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 16

X 100

25

85

= 57 – Sedang

19) Analisis siswa 19 (Rahma) MIPA 1

Judul: Pandemi covid 19

Ia datang mengubah segalanya Menyebar dengan cepatnya

Tak melihat status atau jabatannya Memberi penderitaan bagi semuanya

Banyak yang tak mempedulikan

Sampai keadaan tak terkendalikan Kekhawatiran mulai dirasakan Hingga

akhirnya saling menyalahkan

Kami harus mengurung diri Terjebak disini demi kesehatan diri Masker tak

pernah lepas dari kami

Berharap dapat mengurangi penyebaran virus ini

Dunia berubah menjadi mengerikan Semakin banyak manusia gila jabatan

Memanfaatkan keadaan demi keuntungan Tanpa melihat kami yang sedang

berjuang

Ku kira semua hanya angin lalu Nyatanya bagai badai yang tak berlalu

Dunia seketika berubah kelabu

Hanya berharap pada angan yang semu

Berapa lama lagi kami harus bertahan? Menunggu tanpa ada perubahan

Mencoba bertahan pada penderitaan Sampai waktu yang tak dapat

ditentukan

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Rahma mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti judul puisi Rahma “Pandemi Covid 19” dan

tema yang digunakan oleh Rahma Trianisa Mauliddina masih berkaitan

dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah

pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya, “Ia

datang mengubah segalanya”.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Rahma membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Kutipannya sebagai berikut, /Ia/ sampai /semuanya/ bait pertama,

86

/Banyak/ sampai /menyalahkan/ bait kedua, /Kami/ sampai /ini/ bait ketiga,

/Dunia/ sampai /berjuang/ bait keempat, /Ku/ sampai /semu/ bait kelima, dan

/Berapa/ sampai /ditentukan/ adalah bait terakhir atau keenam.

Aspek penilaian diksi, Rahma mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Rahma menjelaskan bahwa banyak masyarakat

yang tidak memperdulikan protokol kesehatan dan akhirnya keadaan

semakin memburuk. Berikut kutipannya

“Banyak yang tak mempedulikan

Sampai keadaan tak terkendalikan”

Selanjutnya majas, Rahma mendapatkan skor tujuh untuk majas.

Terbukti terdapat dua majas di dalam puisi Rahma. Berikut kutipannya

“dunia berubah menjadi mengerikan” kalimat tersebut terdapat majas

hiperbola. Sebagaimana yang diketahui bahwa majas hiperbola adalah gaya

bahasa yang digunakan saat membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang

lain, tetapi tidak masuk akal. Pada kutipan itu, peserta didik memakai /dunia

berubah menjadi mengerikan/ untuk menggambarkan perbandingan kondisi

yang sedang “menegangkan”. Oleh karena itu, kata “menegangkan” yang

mewakili keadaan dunia sekarang. Selanjutnya terdapat majas retorika yaitu

“berapa lama lagi kami harus bertahan?”. Sebagaimana diketahui, majas

retorika adalah berbentuk kalimat tanya yang bertujuan untuk penegasan.

Pada kutipan itu, peserta didik memakai /berapa lama lagi kami harus

bertahan?/ untuk menegaskan sampai kapan keadaan seperti ini terjadi, dan

bisakah keadaan dapat kembali seperti biasa sebelum datangnya virus

corona tersebut.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

87

Diksi

Majas

Nilai 24

X 100

25

= 96 – Baik Sekali

20) Analisis siswa 20 (Ista) MIPA 2

Kau datang dengan sangat tiba-tiba Menghancurkan mimpi dan harapan

kami Merebut nyawa saudara-saudara kami Tidakkah kau tega melihat kami

seperti ini

Kau buat kami tak bisa kemana-mana Kau buat kami jauh dari keluarga

Kau juga yang buat kami kehilangan pekerjaan Apa kau belum puas dengan

semua ini

Sampai kapan kau menetap di bumi Sampai kapan kau membuat kekacauan

Raga dan jiwa kami sudah sampai pada batasnya Segeralah pergi dan jangan

kembali lagi

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Ista mendapatkan skor tujuh

untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Ista masih berkaitan dengan

pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah pada

tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya, “Kau datang

dengan tiba-tiba”, virus corona datang secara tiba-tiba dan langsung banyak

merenggut nyawa manusia.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Ista membuat puisi

dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.

Berikut kutipannya, /Kau datang/ sampai /ini/ merupakan bait pertama, /Kau

buat/ sampai /ini/ bait kedua, /Sampai/ sampai /lagi/ bait ketiga.

Aspek penilaian diksi, Ista mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Ista menggambarkan kekecewaan terhadap virus

88

yang datang dengan tiba-tiba dan mengubah segala-galanya. Berikut

kutipannya “Menghancurkan mimpi dan harapan kami”

Selanjutnya majas, Ista mendapatkan skor enam untuk majas.

Terbukti terdapat majas metafora di dalam puisi Ista. Berikut kutipannya

“segeralah pergi dan jangan kembali lagi”. Sebagaimana diketahui bahwa

majas metafora adalah membandingkan dua objek yang berbeda namun

memiliki sifat yang serupa. Pada kutipan itu peserta didik memakai

/segeralah pergi dan jangan kembali/ untuk menggambarkan bahwa manusia

sudah bosan dengan keadaan yang meyedihkan tersebut.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

21) Analisis siswa 21 (Kezia) MIPA 2

oh corona... cepatlah kau pergi

aku sudah lelah karenamu corona pergilah dan tausah kembali

karenamu banyak orang menderita begitupun aku disini yang juga tersiksa

hentikanlah permainanmu corona

agar semua orang bahagia

begitu banyak planet yang ada dan begitu besar alam semesta tidakkah kau

ingin pindah saja

agar semua kembali seperti semula

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Kezia mendapatkan skor

89

tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Kezia masih berkaitan

dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah

pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Kutipannya sebagai berikut,

“aku sudah lelah karena mu corona”, semua orang pada kenyataannya sudah

bosan akan kehadiran virus yang mematikan tersebut.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Kezia membuat puisi

dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.

Berikut kutipannya, /oh corona/ sampai /kembali/ merupakan bait pertama,

/karenamu/ sampai /bahagia/ bait kedua, /begitu/ sampai /semula/ bait

ketiga.

Aspek penilaian diksi, Kezia mendapat skor satu untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Kezia menggambarkan keinginannya virus

corona segera pergi dari bumi ini, supaya kehidupan bisa normal lagi seperti

dahulu kala. Berikut kutipannya

“tidakkah kau ingin pindah saja agar semua kembali seperti semula”

Selanjutnya majas, Kezia mendapatkan skor enam untuk majas.

Terbukti terdapat majas eufimisme di dalam puisi Kezia. Berikut kutipannya

“hentikanlah permainanmu corona”. Sebagaimana yang diketahui, majas

eufimisme adalah kata-kata yang memiliki arti yang baik. Pada kutipan itu,

peserta didik memakai /permainan/ untuk menggambarkan perbandingan

kondisi atau keadaan dengan situasi yang melelahkan yakni “perbuatan”.

Oleh karena itu, kata “perbuatan” yang mewakili fenomena kekinian

menjadi suatu keadaan yang coba dibandingkan dengan kondisi saat ini.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 18

90

X 100

25

= 72 – Cukup

22) Analisis siswa 22 (Aliya Ramadhani Haidir) MIPA 2

Siapakah engkau? Tak tampak dirimu Tiba tanpa sapa

Membawa kelabu pada buana Siapakah engkau?

Kau bertamu

Namun tak kunjung jauh Seolah sejatinya disini

Keberadaanmu membawa mala Pula membawa duka lelap Menjadikan

harapan bersama Semoga kau hirap

Pergilah engkau

Secepat hembusan sang angin Kepergianmu itu

Tak kan pernah dirindu, dikenang, pulang dihiraukan

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Aliya mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Aliya berkaitan

dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah

pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya

“Keberadaanmu membawa mala”, kalimat tersebut menggambarkan bahwa

kehadiran virus corona membawa musibah bagi siapapun.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Aliya membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Berikut kutipannya, /Siapakah engkau?/ sampai /buana/

merupakan bait pertama, /Siapakah engkau?/ sampai /disini/ bait

kedua,

/Keberadaanmu/ sampai /hirap/ bait ketiga, /Pergilah/ sampai /dihiraukan/

adalah bait keempat.

Aspek penilaian diksi, Aliya mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Aliya bertanya siapakah sebenarnya virus covid-

91

19 tersebut, sampai-sampai membawa bencana. Berikut kutipannya

“Keberadaanmu membawa mala”.

Selanjutnya majas, Aliya mendapatkan skor enam untuk majas.

Terbukti terdapat majas retorika di dalam puisi Aliya Ramadhani Haidir.

Berikut kutipannya “siapakah engkau?”. Sebagaimana diketahui, majas

retorika adalah berbentuk kalimat tanya yang bertujuan untuk penegasan.

Pada kutipan itu, peserta didik memakai /siapakah engaku?/ untuk

menegaskan siapa virus corona tersebut sampai membuat semuanya semua

orang kesusahan, kesedihan, dan lain sebagainya.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

23) Analisis siswa 23 (Lulu) MIPA 2

Asal mulamu

Siapakah engkau gerangan? Dimana ia berbekal pasukan Kau menyerang

begitu saja

Membuat dunia tidak baik-baik saja

Kehidupanku berubah seketika Saat badai menghampiriku Seketika ku

bertanya-tanya

Haruskah ku memulai kehidupan yang baru?

Tak perlu ku takutkan Diriku bangkit menyerang Bersama ribuan pahlawan

Bersatu kita menang

92

Ribuan petir menghantuiku Sambaran petir menusuk jantung Cepatlah

berlalu wahai petir

Melampunglah bebas tanpa arah melintang

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Lulu mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Lulu berkaitan

dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah

pada tema yang

telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya, “Membuat dunia tidak

baik-baik saja”, semua kegiatan di dunia terhenti sejak kedatangan virus

corona.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Lulu membuat puisi

dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Berikut kutipannya, /Siapakah/ sampai /saja/ merupakan bait

pertama, /Kehidupanku/ sampai /baru?/ bait kedua, /Tak perlu/ sampai

/menang/ bait ketiga, /Ribuan/ sampai /melintang/ bait keempat.

Aspek penilaian diksi, Lulu mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Lulu menjelaskan bahwa kedatangan virus

corona merubah segala- galanya dengan cepat dan ganas. Berikut

kutipannya

“Kehidupanku berubah seketika Saat badai menghampiriku”.

Selanjutnya majas, Lulu mendapatkan skor tujuh untuk majas.

Terbukti terdapat majas retorika dan majas hiperbola. Berikut kutipan majas

retorika “Haruskah ku memulai kehidupan yang baru?”. Sebagaimana

diketahui, majas retorika adalah berbentuk kalimat tanya yang bertujuan

untuk penegasan. Pada kutipan itu, peserta didik memakai / Haruskah ku

memulai kehidupan yang baru?/ untuk menegaskan haruskah memulai

kehidupan yang baru setelah virus corona datang dan tidak tahu kapan virus

tersebut akan pergi. Selanjutnya terdapat majas hiperbola, berikut

kutipannya “ribuan petir menghantuiku”. Sebagaimana yang diketahui

93

bahwa majas hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan saat

membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, tetapi tidak masuk akal.

Pada kutipan itu, peserta didik memakai /ribuan petir menghantuiku/ untuk

menggambarkan perbandingan kondisi yang sedang dialami oleh peserta

didik “cobaan”. Oleh karena itu, kata “cobaan” yang mewakili keadaan

peserta didik atau seluruh orang dalam menjalankan kehidupan di masa

pandemi.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 24

X 100

25

= 96 – Baik Sekali

24) Analisis siswa 24 (Valentine) MIPA 2

Pandemi Covid-19

*Corona*

Satu tahun Corona menemani kehidupan manusia di bumi. Hingga

kehidupan di bumi menjadi berubah drastis.

Orang-orang tampak takut dan gelisah karna kehadiran kau yang sangat

orang-orang benci

Kenapa kau sangat nyaman dengan dunia kami? Sudah banyak derita dan

luka yg kau perbuat.

Sehingga kami harus merasakan kesedihan yg sangat mendalam

Karena kau hadir kami harus menjalani aktifitas kami di rumah belajar di

rumah, kerja di rumah, diam di rumah

Bahkan banyak orang yang hilang pekerjaan nya karena kau... Kembalikan

dunia kami seperti dulu, jauh dari virus yang menyebalkan...

94

Corona... semoga kau cepat pergi dari dunia ini, agar kami bisa melakukan

aktifitas kami seperti biasa.

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Valentine mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Valentine berkaitan

dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah

pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya, “Satu

tahun Corona menemani kehidupan manusia di bumi”.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Valentine membuat

puisi dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Kutipannya sebagai berikut, /Satu tahun/ sampai /benci/

merupakan bait pertama, /Kenapa/ sampai /mendalam/ bait kedua,

/Karena/ sampai /menyebalkan/ bait ketiga, /Corona/ sampai /biasa/ bait

keempat.

Aspek penilaian diksi, Valentine mendapat skor lima untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut cukup baik.

Diksi yang digunakan oleh Valentine sangat panjang dan terdapat beberapa

pengulangan. Berikut kutipannya “Karena kau hadir kami harus menjalani

aktifitas kami di rumah”.

Selanjutnya majas, Valentine mendapatkan skor enam untuk majas.

Terbukti terdapat majas repetisi di dalam puisi Valentine. Berikut

kutipannya “Karena kau hadir kami harus menjalani aktifitas kami di rumah,

belajar di rumah, kerja di rumah, diam di rumah. Sebagaimana diketahui

bahwa majas repetisi adalah gaya bahasa yang terdapat pengulanga berkali-

kali yang bertujuan untuk penegasan. Pada kutipan itu, peserta didik

memakai /di rumah/ untuk menegaskan kondisi sekarang pada saat pandemi

semua kegiatan hanya boleh dilakukan di rumah saja.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur Tema

95

Puisi Bait

Diksi

Majas

Nilai 22

X 100

25

= 88 – Baik

25) Analisis siswa 25 (Muhammad Deyon) MIPA 2

Mereka bekerja tiada henti Dari malam sampai pagi Rasa letih dan keringat

diri

mereka Abaikan demi keselamatan rakyat negeri Banyak cobaan mereka

lalui

Hanya demi keselamatan negeri tercinta ini

Sanak saudara mereka hindari

Demi kewajiban yang mereka hadapi Banyak protokol mereka lalui

Hanya Demi perlindungan diri

Oh pahlawan negeri ini

Karena Mu kami semua bisa berlega diri

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Muhammad Deyon

mendapatkan skor tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh

Muhammad Deyon berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang

terkandung dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh

peneliti. Berikut kutipannya, “Hanya demi keselamatan negeri tercinta ini”,

kalimat tersebut masih berkaitan dengan pandemi karena banyak tenaga

kesehatan yang rela berkorban hanya untuk menyelamatkan banyak nyawa.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Muhammad Deyon

membuat puisi dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Berikut kutipannya, /mereka/ sampai /tercinta ini/ merupakan bait

96

pertama, /Sanak/ sampai /diri/ bait kedua, /Oh/ sampai /diri/ bait dua

setengah.

Aspek penilaian diksi, Muhammad Deyon mendapat skor enam

untuk diksi. Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut

sangat baik. Diksi yang digunakan oleh Muhammad Deyon menceritakan

perjuangan tenaga medis untuk kesembuhan negeri tanpa meikirkan resiko

yang dihadapi. Berikut kutipannya “Hanya demi keselamatan negeri tercinta

ini”

Selanjutnya majas, Muhammad Deyon mendapatkan skor enam

untuk majas. Terbukti terdapat majas eufimisme di dalam puisi Muhammad

Deyon. Berikut kutipannya “oh pahlawan negeri ini”. Sebagaimana yang

diketahui, majas eufimisme adalah kata-kata yang memiliki arti yang baik.

Pada kutipan itu, peserta didik memakai /pahlawan/ untuk menggambarkan

perbandingan kondisi atau keadaan dengan situasi yang mengagumkan

yakni “penolong” bagi negeri. Oleh karena itu kata “penolong” yang

mewakili fenomena kekinian menjadi suatu keadaan yang coba

dibandingkan dengan kondisi saat ini.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

26) Analisis siswa 26 (Reni) MIPA 2

Tatap Tanpa Jabat Karya: Reni Rahmawati

97

Ku awali pagi Tetap sepi kian hari

Tersenyum pada dunia

Yang entah kapan kembali bahagia

Lalu ku menghadap Pada layar ku tatap Berjumpa tanpa jabat

Mereka yang hanya bisa ku lihat

Rindu ingin bertemu Namun harus ku tunda dulu Menunggu waktu tiba

Dunia kembali suka cita

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Reni mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Reni berkaitan

dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah

pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut

ini, “Yang entah kapan kembali bahagia”, dunia sedang bersedih sejak

kehadiran virus corona, entah sampai kapan.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Reni membuat puisi

dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.

Berikut kutipannya, /Ku awali/ sampai /bahagia/ adalah bait pertama, /Lalu/

sampai /lihat/ bait kedua, /Rindu/ sampai /cita/ bait ketiga.

Aspek penilaian diksi, Reni mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Reni menceritakan kerinduannya akan bertemu

dengan teman-teman, saudara, dan lain sebagainya, yang hanya bisa dilihat

dengan menjaga jarak dan tanpa jabat. Berikut kutipannya “Berjumpa tanpa

jabat Mereka yang hanya bisa ku lihat” dan “Rindu ingin bertemu”

Selanjutnya majas, mendapatkan skor enam untuk majas. Terbukti

terdapat majas personifikasi di dalam Reni. Berikut kutipannya “dunia

kembali suka cita”. Sebagaimana yang diketahui, majas personifikasi adalah

membandingkan manusia dengan benda mati, seolah-olah benda tersebut

bersikap selayaknya manusia. Pada kutipan itu, peserta didik memakai

/dunia kembali suka cita/ untuk menggambarkan perbandingan keadaan

dengan situasi yang terjadi saat ini yakni “menyedihkan”. Oleh karena itu

98

kata “menyedihkan” akan berganti menjadi suka cita setelah keadaan

kembali normal seperti sebelum adanya virus corona

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

27) Analisis siswa 27 (Sandra) MIPA 2

Corona

Kecil tak terlihat

Garang menerjang

Namun memakan korban

Mewabah di mana mana

Sampai lintas benua

Membuat bumi rehat sejenak

Doa dan ikhtiar selalu kita panjatkan

Ikuti aturan yang telah ditetapkan

Sisanya tinggal serahkan kepada Yang Maha Menentukan

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, Maka Sandra mendapatkan skor

tujuh untuk tema. Terbukti judul yang ditulis oleh Sandra adalah “Corona”

tema yang digunakan berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang

terkandung dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh

99

peneliti. Berikut kutipannya, “Mewabah di mana mana” hampir seluruh

dunia dilanda virus corona tersebut.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Sandra membuat puisi

dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.

Kutipannya sebagai berikut, /Kecil/ sampai /korban/ adalah bait pertama,

/Mewabah/ sampai /sejenak/ bait kedua, /Doa/ sampai /menentukan/ adalah

bait ketiga.

Aspek penilaian diksi, Sandra mendapat skor enam untuk diksi.

Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.

Diksi yang digunakan oleh Sandra menceritakan virus corona yang sangat

kecil namun tidak memandang siapapun untuk dijadikan korbannya .

Berikut kutipannya

“Kecil tak terlihat

Garang menerjang

Namun memakan korban”

Selanjutnya majas, Sandra Larashati mendapat skor enam terdapat

majas hiperbola, berikut kutipannya “Garang menerjang”. Sebagaimana

yang diketahui bahwa majas hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan

saat membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, tetapi tidak masuk

akal. Pada kutipan itu, peserta didik memakai /garang menerjang/ untuk

menggambarkan perbandingan kondisi yang sedang dialami manusia “virus

yang mematikan”. Oleh karena itu, kata “virus yang mematikan” yang

mewakili keadaan peserta didik atau seluruh orang dalam menjalankan

kehidupan di masa pandemi.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

100

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

28) Analisis siswa 28 (Gabriella Karen) MIPA 2

Sisi Terang Covid

Dia datang sebagai penyelamat

Perlahan perbaiki akibat tangan-tangan rusak penghuni dunia Peningkatan

populasi penyebab dunia sempit dan kotor

Kini berkurang seiring menanjaknya kasus terpapar sang wabah

Bisa kau bayangkan bumi tanpa hadirnya

Manusia makhluk yang tak seimbang angka hidup dan matinya Tanpa henti

membuat dunia terasa penuh dari tahun-ketahun Bahkan dia juga si pelaku

pengambil paksa habitat makhluk lain

Covid, Covid yang menegur perbuatan kotor kita

Malukah dirimu harus merasa kehilangan dahulu sebelum menyesal

Sadari wahai penghuni yang mengatakan dunia sebagai rumahnya

Kehilangan keluarga tidak menutup kemungkinan hari esok yang cerah

Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang

diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Gabriella Karen

mendapatkan skor tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh

Gabriella Karen berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung

dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti.

Berikut kutipannya, “Covid, Covid, yang menegur perbuatan kotor kita”

selain kemunculan virus corona membawa musibah, virus corona juga

menjadi bahan perenungan untuk seluruh umat manusia untuk menjadi lebih

baik lagi.

Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Gabriella Karen

membuat puisi dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling

berkaitan. Kutipannya sebagai berikut, /Dia/ sampai /wabah/ adalah bait

pertama, /Bisa/ sampai /lain/ bait kedua, /Covid/ sampai /cerah/ bait ketiga.

101

Aspek penilaian diksi, Gabriella Karen mendapat skor enam untuk

diksi. Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat

baik. Diksi yang digunakan oleh Gabriella Karen berbeda dengan yang lain

kebanyakan. Gabriella Karen melihat pandemic covid-19 ini dengan positif,

bukan negatifnya yang dia lihat. Seperti kutipannya berikut ini

“Dia datang sebagai penyelamat

Perlahan perbaiki akibat tangan-tangan rusak penghuni dunia Peningkatan

populasi penyebab dunia sempit dan kotor

Kini berkurang seiring menanjaknya kasus terpapar sang wabah”

Selanjutnya majas, Gabriella Karen mendapatkan skor enam untuk majas.

Terbukti terdapat majas paradoks di dalam puisinya. Berikut kutipannya

“Peningkatan populasi penyebab dunia sempit dan kotor”. Sebagaimana

diketahui bahwa majas paradoks adalah yang menyatakan sesuatu namun

bertentangan. Pada kutipan itu, peserta didik memakai

/peningkatan/ dan sempit/ pada kalimat tersebut terjadi pertenangan.

Seharusnya jika terjadi peningkatan maka terjadi juga perluasan.

Aspek yang

dinilai

Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur

Puisi

Tema

Bait

Diksi

Majas

Nilai 23

X 100

25

= 92 – Baik Sekali

102

Tabel 4.1

Data Hasil Penilaian Tes Keterampilan Menulis Puisi

No Nama Aspek Penilaian

Tema Bait Diksi Majas Total Nilai Keterangan

1 RWE 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

2 AM 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

3 BY 1 4 6 6 17 68 Cukup

4 VLP 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

5 ARV 7 4 4 6 21 84 Baik

6 MJCA 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

7 IMW 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

8 ANH 7 4 4 6 21 84 Baik

9 DRG 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

10 MNN 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

11 ABZ 5 4 6 7 22 88 Baik Sekali

12 N 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

13 RF 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

14 DW 7 4 6 7 24 96 Sempurna

15 RHN 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

16 SPN 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

17 MZM 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

18 MZMR 7 4 4 1 16 57 Sedang

19 RTM 7 4 6 7 24 96 Sempurna

20 IB 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

21 KJS 7 4 1 6 18 72 Cukup

22 ARH 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

23 LA 7 4 6 7 24 96 Sempurna

103

24 VH 7 4 5 6 22 88 Baik Sekali

25 MDA 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

26 RR 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

27 SL 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

28 GKGIT 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali

Berdasarkan hasil penelitian mengenai keterampilan menulis puisi

siswa menggunakan media YouTube akun Catatan Khoirul Triann, diperoleh

nilai siswa sebagai berikut.

Mencari nilai rata-rata dengan rumus:

Jumlah nilai seluruh siswa

Total nilai: X 100

Jumlah Siswa

Berdasarkan rumus tersebut, nilai rata-rata siswa dalam menulis puisi sebagai

berikut:

2485

Total nilai: X 100

28

= 88,75 (Baik Sekali)

Nilai rata-rata siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMA Waskito dalam

menulis puisi menggunakan media YouTube adalah 88,75 dengan keterangan

Baik Sekali. Hanya ada satu siswa yang mendapat nilai 57 dengan keterangan

sedang, selanjutnya satu siswa mendapat nilai 68 dengan keterangan cukup.

Tiga siswa mendapat nilai tertinggi yaitu 96 dengan keterangan sempurna,

delapanbelas siswa mendapatkan nilai 92 dengan keterangan Baik Sekali, dua

siswa mendapat nilai 88 dengan keterangan Baik Sekali, dua siswa mendapat

nilai 84 dengan keterangan baik, dan satu siswa mendapat nilai 72 dengan

keterangan cukup.

104

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian penerapan media YouTube

akun “Catatan Khoirul Triann” dalam keterampilan menulis puisi siswa kelas X

SMA Waskito tahun pelajaran 2020/2021, terbukti bahwa YouTube menjadi

media yang tepat diterapkan untuk pembelajaran keterampilan menulis puisi pada

siswa SMA kelas X. Penerapan media YouTube dapat membantu siswa menjadi

lebih mudah memahami pembelajaran keterampilan menulis puisi dan menjadi

terinspirasi dalam menulis puisi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa YouTube menjadi media yang tepat

diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa SMA kelas X.

Terbukti, penelitian yang peneliti lakukan terhadap 28 siswa sebagaimana table

4.4 “diksi” yang digunakan oleh siswa dalam membangun puisinya mayoritas

meraih skor 4 dan 6. Skor 4 memberi makna bahwa diksi siswa = cukup, dan skor

6 memberi makna bahwa diksi siswa = sangat baik. Oleh karena itu, secara

keseluruhan pembelajaran menulis puisi siswa mendapatkan nilai 8,7 dengan

predikat Baik Sekali.

B. Saran

Hasil penelitian penerapan media YouTube akun Catatan Khoirul Triann

dalam keterampilan menulis puisi siswa kelas X SMA Waskito tahun pelajaran

2020/2021, peneliti memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait

berdasarkan permasalahan yang terjadi, antara lain:

1. Untuk Kepala Sekolah, memberikan motivasi dan dukungan serta

memfasilitasi tenaga pendidik dalam mengembangkan kreatifitas dan

inovatif dalam mengajar mengikuti perkembangan zaman.

2. Untuk tenaga pendidik, penerapan media YouTube sebagai media

pembelajaran sudah tepat, khususnya untuk pembelajaran keterampilan

105

menulis puisi. YouTube menjadi alternatif media supaya pembelajaran

bervariasi dan tidak monoton.

3. Untuk peneliti selanjutnya, peneliti melakukan penelitian di SMA Waskito

Tangerang Selatan dengan menggunakan media YouTube channel Akun

Catatan Khoirul Triann dalam keterampilan menulis puisi. Sebaiknya

penelitian selanjutnya menggunakan media Youtube dengan channel

berbeda dan lebih inovatif.

106

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Dalman, Keterampilan Menulis, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.

Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta,

Cet. Ke-2, 2010.

Moleong, J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, Edisi Revisi, 2016.

M. Sukandarrumidi dan Haryanto. Dasar-dasar Penulisan Proposal

Penelitian.Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Cet. Ke-2. 2014.

Nurgiantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,

Yogyakarta: BPFE, 2016.

Ramli, Muhammad. Media dan Teknologi Pembelajaran, Banjarmasin: Antasari

Press, 2012.

Siddik, Mohammad. Dasar-Dasar Menulis Dengan Penerapannya, Malang:

Tunggal Mandiri Publishing, 2016.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:

Alfabeta, 2013.

Susanti, Elvi. Keterampilan Berbicara, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada).

2018.

Susanti, Elvi. Keterampilan Menyimak, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada).

2019.

Setiawati, Wiwik. dkk, Pedagogi, Pembelajaran 6. Konsep Penilaian, Modul

Belajar Mandiri, Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja. 2021.

Waluyo, J. Herman. Teori dan Apresiasi Puisi, Jakarta: Erlangga, 1987.

Jurnal

Fatty, Faiqah. dkk. “Youtube sebagai Sarana Komunikasi bagi

Komunitas Makasarvidgram”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 5 No.2 Juli –

Desember 2016.

Fleck, Bethany K.B. dkk, “YouTube in the Classroom: Helpful Tips and Student

Perceptions”, The Journal of Effective Teaching, Vol. 14, No.3, 2014.

Haryadi Mujianto, “Pemanfaatan YouTube sebagai Media Ajar dalam

Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar”, Jurnal Komunikasi Hasil

107

Pemikiran dan Penelitian Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas

Garut P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X. 2019.

Marwati, dan Sulkifl. “Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP

Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara”, Jurnal

Bahasa Vol. 1, No. 1, Maret 2016.

Nicolau, Constantinos. Matsiola, Maria. Kallris, George. “Technology-

Enhanced Learning and Teaching Methodologies through Audiovisual

Media”, www.mdpi.com/journal/education, 2019.

Purwono, Joni. “Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan”,

Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran Vol.2, No.2, hal 127

144, Edisi April 2014.

Rahman, Jain. “Pengaruh Media Sosial Bagi Proses Belajar Siswa”,

https://kalsel.kemenag.go.id/files/file/artikelprakom/15162891659956.pdf

2017.

Rasyid, Isran, Karo-Karo, Rohani. “Manfaat Media dalam Pembelajaran”,

AXIOM: Vol. VII, No. 1, 2018.

Rasul, Saima, dkk . “A study to analyze the effectiveness of audiovisual aids

in teaching learning process at university level”, Procedia Social and

Behavioral Sciences, 28. 2011.

Rahim, Rizqi Azhari. Rahim, Abd. “Penggunaan Media Video Youtube “Demi

Raga yang Lain” dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran Daring

Puisi Siswa Kelas X SMA Insan Cendekia Syech Yusuf Kabupaten

Gowa”, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas

Muslim Maros, Sumatra Selatan, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia IDIOMATIK. 2018.

Rukayah, dkk. “Keefektifan Penggunaan Media Audiovisual Dalam Menulis

Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Nomor 10 Manurungnge Kecamatan

Tanete Riattang Kabupaten Bone”, ojs.umn.ac.id. 2017.

Supriatini. “Penerapan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Keterampilan

Menulis Puisi Siswa Kelas VIII Smp Negeri 13 Palembang”, Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan UM Palembang, Jurnal Bindo Sastra 1 (1)

2017.

Setiawati, Wiwik. “Pedagogi, Pembelajaran 6”. Konsep Penelitian, Modul

BelajarMandiri, Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja. 2021

Wahyuni, Dwita, dkk. “Penerapan Metode Pemetaan Pikiran dengan Media

Audiovisual untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa”.

Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa 8 (7), 727-734, h. 3.

2018.

Widyantara, “Penggunaan Media YouTube sebelum dan saat Pandemi Covid-19

dalam Keterampilan Berbahasa Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan dan

Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 9 No 2. 2020.

108

Wiadi, Deden Darma. “Pengembangan Media Audiovisual Mata Pelajaran Biologi

Kelas XII IPA SMA Pokok Bahasan Substansi Genetik SMA 4 Negeri

Kota Jambi”, Jurna Ilmiah Dikdaya, 10(2). 2020.

Yudianda, Evan. dkk. “Pemanfaatan Media Youtube untuk

MeningkatkanKeterampilan Menulis Siswa”, Universitas Pendidikan

Indonesia, Bandung, Seminar Internasional Riksa Bahasa XIV

http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa.2021.

109

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA Waskito

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/semester : X /Genap

Materi Pokok : Teks Puisi

Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (1 x 2 jam pelajaran @ 45 menit)

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan

proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial

dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian

yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi

Dasar 3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.

3.18 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya.

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

3.17.1 Menganalisis diksi dalam puisi

3.17.2 Menjelaskan imaji dalam puisi 3.17.3 Mengidentifikasi kata kongkret dalam puisi

3.17.4 Menjelaskan rima/ irama dalam puisi

4.18.1 Menulis puisi untuk mengungkapkan perasaan 4.18.2 Menulis puisi dengan menggunakan ide dari berita yang

didengar atau dibaca.

C. Tujuan Pembelajaran

A. Siswa dapat menganalisis unsur-unsur pembangun puisi dalam menulis

puisi.

B. Siswa dapat menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya.

C. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan ide dari video yang dilihat,

didengar atau dibaca.

D. Pendekatan, Model dan Metode

1. Pendekatan pembelajaran : pendekatan proses saintifik

2. Model pembelajaran : discovery learning

3. Metode pembelajaran : latihan

E. Media, Alat/Bahan Pembelajaran

1. YouTube/Google Drive

2. Handphone, Laptop

3. Internet

F. Sumber Belajar

1. Buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas X

2. Artikel dari berbagai sumber

G. Kegiatan Pembelajaran

Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Pendahuluan

Guru memberi salam

Siswa dan guru berdo’a untuk memulai

pelajaran.

Siswa melengkapi presensi kelas.

siswa diminta untuk mengamati keadaan

kebersihan lingkungan di dalam kelas, dan

menyampaikan pentingnya kebersihan

lingkungan untuk mendukung kehidupan

yang baik.

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dan manfaatnya dalam

kehidupan sehari-hari

Guru menyampaikan garis besar cakupan

materi dan kegiatan yang akan dilakukan

Guru menyampaikan lingkup dan teknik

penilaian yang akan digunakan

10 menit

Kegiatan Inti

Guru menanyakan kesiapan peserta didik

terkait materi teks puisi.

Guru menyampaikan materi tentang teks

puisi.

Guru memberikan arahan kepada peserta

didik melalui aplikasi Zoom meeting terkait

dengan teks puisi.

Siswa menonton video YouTube akun

“Catatan Khoirul Triann”.

Siswa memperhatikan dan menyimak

video yang ditonton tersebut.

45 menit

Penutup

Siswa mengerjakan tugas menulis puisi

dengan tema “pandemi” minimal tiga bait.

Siswa mengisi angket yang diberikan oleh

pendidik

Untuk penguatan materi yang telah

dipelajari, pendidik memberikan pemahaman

kepada peserta didik terkait pembelajaran

dan memberikan motivasi kepada peserta

didik.

35 menit

H. Penilaian

1. Penilaian Sikap

No Nama Siswa Aspek Penilaian Sikap

Disiplin Aktif Tekun

1

2

dst.

2. Penilaian Pengetahuan

No Nama Siswa 1. Soal pretest mengisi angket dalam

bentuk pilihan ganda.

2. Soal posttest membuat puisi di Google

Form.

1

2

dst.

3. Penilaian Keterampilan

Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Siswa

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Struktur Puisi Tema

Bait

Diksi

Majas

Mengetahui, Tangerang Selatan, 6 April 2020

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

SMA WASKITO

Himmayatun Aliyah Agustina, S.P., M.M. M. Faridh Wazdy

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Muhammad Faridh Wazdy, lahir di Tangerang pada tanggal 16 Mei 1999 adalah

anak kedua dari tiga bersaudara pasangan

Warta dan Suryanih. Saat ini penulis

bertempat tinggal di jalan Gria Jakarta RT

002/007 No. 41 Pamulang Barat, Pamulang,

Tangerang Selatan.

Jenjang Pendidikan pertama penulis tahun

2005-2009 di SD Negeri Serua VII, lalu

pada tahun 2009-2011 melanjutkan di SD Negeri Serua X. Pada tahun 2011-

2014 penulis menempuh pendidikan ke jenjang berikutnya di SMP Negeri 17

Tangerang Selatan. Selanjutnya pada tahun 2014-2017 penulis meneruskan

pendidikan di SMA Waskito Tangerang Selatan. Pada tahun 2017 penulis

meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Pengalaman diri penulis yakni mengikuti organisasi Karang Taruna, Majlis

Ta’lim Remaja, dan sebagainya di lingkungan tempat tinggal penulis. Penulis

juga pernah menjadi anggota OSIS di SMA Waskito pada tahun 2016-2017.

Penulis pernah melakukan magang di sebuah teater dan menjalankan pentas

bersama Sarekat Islam yang berjudul “DISTRAKSI”.

Penulis pernah melahirkan karya tulisan berupa artikel yang diterbitkan oleh

media Kumparan.com yang berjudul “Pendidikan di Tengah Pandemi:

Perubahan Sistem Belajar Mengajar” yang terbit pada bulan Juni 2020 dan

“Syair Sebagai Jejak Sejarah Sastra Melayu dalam Naskah Sha’ir Bunga Anyer

Mawar” terbit pada bulan Desember 2020, selain Kumparan, tulisan penulis

berupa artikel juga pernah diterbitkan oleh ib Times.ID dengan judul “Ujian

untuk Kebiasaan Berbagi Masyarakat Indonesia” terbit pada bulan Juni 2020.