Date post: | 19-Nov-2023 |
Category: |
Documents |
Upload: | khangminh22 |
View: | 0 times |
Download: | 0 times |
PENERAPAN MEDIA YOUTUBE AKUN CATATAN KHOIRUL
TRIANN DALAM KETERAMPILAN MENULIS PUISI
PADA SISWA KELAS X SMA WASKITO
KOTA TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
oleh
M. Faridh Wazdy
NIM 1117013000066
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
Skripsi berjudul Penerapan Media YouTube Akun Catatan Khoirul Triann dalam
Keterampilan Menulis Puisi Pada Siswa Kelas X SMA Waskito Kota Tangerang
Selatan Tahun Pelajaran 2020/2021 disusun oleh M. Faridh Wazdy, Nomor Induk
Mahasiswa 11170130000066, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada tanggal 9 Desember 2021 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana S-1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
Tangerang Selatan, 9 Desember 2021
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Makyun Subuki, M.Hum. 25 Februari 2022
NIP. 19800305 200901 1 015
Sekretaris Program Studi
Novi Diah Haryanti, M.Hum. 25 Februari 2022
NIP. 19841126 201503 2 007
Penguji I
Dra. Mahmudah Fitriyah. Z.A., M.Pd.
NIP. 19640212 199703 2 001
Penguji II
Dr. Elvi Susanti, M.Pd.
NIP. 196880801 200801 2 016
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dr. Sururin, M. Ag.
NIP. 19710319 1998032 001
i
ABSTRAK
Muhammad Faridh Wazdy. NIM: 11170130000066. Skripsi “Penerapan
Media YouTube Akun Catatan Khoirul Triann dalam Keterampilan Menulis
Puisi pada Siswa Kelas X SMA Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021”:
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pembimbing: Dr. Hindun, M.Pd. 2021.
Skipsi ini tentang penerapan media YouTube dalam pembelajaran
yang bertujuan untuk 1) Mengetahui penerapan aplikasi YouTube sebagai
media dalam keterampilan menulis puisi. 2) Melihat kompetensi siswa kelas
X SMA Waskito tahun pelajaran 2020/2021 dalam menggunakan software
Google Form yang disebarkan sebagai angket dalam keterampilan menulis
puisi. 3) Mengetahui tepat atau tidaknya penggunaan media YouTube pada
materi menulis puisi pada siswa kelas X semester genap MIPA SMA
Waskito tahun pelajaran 2020/2021.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif.
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi,
angket dan penilaian praktik. Aspek yang dinilai dalam penulisan puisi
yaitu tema, bait, diksi, dan majas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa YouTube menjadi media yang
tepat diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa
SMA kelas X. Terbukti, penelitian yang peneliti lakukan terhadap 28 siswa
dalam membangun puisinya mayoritas meraih skor 4 dan 6 dalam rentang
nilai 0-10. Skor 4 memberi makna bahwa diksi siswa = cukup, dan skor 6
memberi makna bahwa diksi siswa = sangat baik. Oleh karena itu, secara
keseluruhan pembelajaran menulis puisi siswa mendapatkan nilai 88,75
dengan predikat Baik Sekali.
Kata Kunci: Media, YouTube, akun Catatan Khoirul Triann, Keterampilan
Menulis Puisi
ii
ABSTRACT
Muhammad Faridh Wazdy. NIM: 11170130000066. Thesis “Application of
YouTube Media account Catatan Khoirul Triann in Writing Skills Poetry
Student of Class X in SMA Waskito Academic Year 2020/2021. Indonesian
Language and Literatur Education Department, Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
Supervisor: Dr. Hindun, M.Pd. 2021.
This thesis is about the application of YouTube media in learning which
aims to 1) Knowing the application of the YouTube application as a medium in
poetry writing skills. 2) Seeing the competence of class X Waskito High School
students for the 2020/2021 academic year in using the Google Form software
which was distributed as a questionnaire in poetry writing skills. 3) Knowing
whether or not the use of YouTube media is appropriate for writing poetry
material for class X students in the even semester of MIPA Waskito High School
for the 2020/2021 academic year.
The research method used is descriptive qualitative method. Data
collection techniques using questionnaire, observation, documentation and
practical assessment. The aspects assessed in writing the poetry include theme,
distich, diction, and figure of speech.
The results show that YouTube is the right medium to be applied in
learning poetry writing skills for high school students in class X. Evidently, the
research that the researchers conducted on 28 students in constructing their poetry
achieved scores of 4 and 6 in the range of values of 0-10. A score of 4 means that
students' diction = sufficient, and a score of 6 means that students' diction = very
good. Therefore, overall learning to write poetry, students get a score of 88.75
with the predicate Very Good.
Keywords: Media, YouTube, Accounts Catatan Khoirul Triann, Poetry Writing
Skills.
iii
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur ke hadirat Allah Swt. berkat rahmat dan segala
nikmat dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Salawat dan
salam semoga dicurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad saw.
sebagai suri tauladan bagi kita semua.
Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi
S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta dengan
judul “Penerapan Media YouTube Akun Catatan Khoirul Triann dalam
Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X SMA Waskito Tahun
Pelajaran 2020/2021”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Makyun Subuki, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Novi Diah Haryanti, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Dr. Hindun, M.Pd. Dosen pembimbing yang sangat baik dan telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, arahan, dan
dukungan dengan penuh kesabaran selama penyusunan skripsi hingga
selesai.
5. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Kepala Perpustakaan Pusat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh
staf dan jajarannya.
7. Kepala sekolah, guru, dan murid sekolah SMA Waskito Kota
Tangerang Selatan.
8. Teristimewa untuk Ibu Suryanih dan Bapak Warta yang tidak henti
mendoakan dan mendukung anaknya untuk mencapai sukses.
9. Terima kasih untuk keluarga besar H. Ali dan H. Lihin atas
dukungannya
iv
10. Terima kasih juga untuk Melissa yang telah mendukung dan
memberikan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.
11. Terima kasih kepada grup Putra Revolusi (Arief, Hendi, Ega, Yudi
Farhan, Fahrin, Ponco, Rangga).
12. Terima kasih juga kepada grup “cewe-cewe” hitz B Ceria.
13. Seluruh keluarga B Ceria 2017 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
14. Seluruh teman, kerabat, sahabat semua yang telah membantu dan
mendukung dalam penulisan skripsi ini.
Tangerang Selatan, 2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 3
C. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
D. Pembatasan Masalah ................................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORETIS................................................................. 6
A. Media Pembelajaran.................................................................................. 6
B. Media Sosial ........................................................................................... 13
C. YouTube ................................................................................................. 15
D. Keterampilan Menulis ............................................................................. 19
E. Puisi........................................................................................................ 22
F. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 31
A. Waktu dan Tempat .................................................................................. 31
B. Fokus Penelitian...................................................................................... 31
vi
C. Metode Penelitian ................................................................................... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33
E. Teknik Pengolahan Data ......................................................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 51
A. Deskripsi Sekolah ................................................................................... 51
B. Analisis Data Penelitian .......................................................................... 53
BAB V PENUTUP ..........................................................................................105
A. Simpulan ...............................................................................................105
B. Saran .....................................................................................................105
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................107
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Halaman awal channel akun “Catatan Khoirul Triann” .......... 18
Gambar 2.2 Daftar video yang terdapat di channel akun “Catatan Khoirul
Triann” ..................................................................................................... 18
Gambar 3.1 Halaman Google Form .......................................................... 37
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Angket ......................................................... 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Penilaian Menulis Puisi Siswa .................................... 46
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kriteria Penilaian Menulis Puisi Siswa ...................... 47
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Siswa ................ 48
Tabel 4.1 Data Hasil Penilaian Tes Keterampilan Menulis Puisi ............. 102
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Permohonan Bimbingan
Lampiran 2 : Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 3 : Surat Balasan Penelitian
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 5 : Tangkapan Layar Angket Siswa
Lampiran 6 : Dokumentasi Kegiatan Belajar Mengajar
Lampiran 7 : Lembar Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Modernisasi besar-besaran di segala bidang kehidupan banyak membawa
dampak terhadap kehidupan manusia. Dampak tersebut dapat dirasakan bersama-
sama baik dampak yang bersifat positif ataupun negatif. Dampak positif dari
modernisasi terutama dapat memudahkan kehidupan manusia di segala bidang,
seperti pada bidang teknologi dan pengetahuan. Sedangkan dampak negatifnya
dapat dilihat kepada seseorang yang tidak bijak dalam memanfaatkan kemajuan
pada segala bidang, terutama di bidang teknologi.
Pengetahuan dan teknologi berkembang begitu pesatnya. Semua kalangan
bisa untuk mengaksesnya, dari anak-anak sampai orang tua bisa menggunakan
teknologi, namun orang tua tidak sepenuhnya bisa mengoperasikannya, tidak
seperti kalangan generasi milenial saat ini yang serba bisa menggunakan aplikasi
apapun. Aplikasi yang banyak diketahui orang sekarang ini yaitu YouTube. Pada
zaman sekarang, orang tua lebih memilih untuk memberi anak gawai
dibandingkan dengan memberi anak buku untuk membacanya. Hal tersebut
disebabkan oleh sebagian orang tua sekarang tidak mau terlalu repot untuk
mengajarkan langsung berbagai pengetahuan kepada anak-anak. Padahal, pada
aplikasi-aplikasi di gawai tersebut tidak hanya berisi nilai-nilai positif, melainkan
banyak negatifnya jika seseorang tidak bijak dalam menggunakannya.
Kehadiran teknologi pada dasarnya sangat membantu untuk semua
kalangan, seperti pada media sosial. Pada media sosial tersebut terdapat berbagai
macam informasi. Informasi atau konten yang ada di dalam media sosial tidak
semuanya mengandung unsur kebenaran melainkan terdapat banyak informasi
bohong (hoax). Media sosial seperti YouTube sangat berpengaruh kepada guru
untuk memudahkan memberi bahan ajar. Khususnya kepada siswa SMA atau
anak milenial.
Dalam penerapan media pembelajaran di lingkungan sekolah haruslah
sesuai dengan karakteristik lingkungan sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk
2
memudahkan siswa dalam mengikuti perkembangan zaman. Seperti yang
dikatakan oleh sahabat Rasulullah Ali bin Abi Thalib “Didiklah anakmu sesuai
dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu” dengan demikian,
perkataan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan sekarang ini menuntut para pendidik untuk lebih kreatif dan inovatif
dalam menerapkan media pembelajaran yang baik dan sesuai dengan zamannya.
Pendidik atau guru masih banyak yang masih menggunakan media pembelajaran
lama, dengan alasan takut anak didiknya tidak bisa mengoprasikan media
pembelajaran yang menggunakan teknologi. Tanpa dipungkiri bahwa anak-anak
zaman sekarang atau anak milenial lebih pandai dan ahli dalam menggunakan
teknologi, dan guru dituntut dapat mengikuti perkembangan zaman supaya siswa
tidak bosan dalam proses belajar mengajar.
Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk dapat menguasai
berbagai macam keterampilan, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain
dan tidak dapat dipisahkan. Seperti ketika seseorang yang mampu menyimak
dengan baik maka orang tersebut mampu berbicara dengan baik juga. Begitu pun
halnya dengan menulis dan membaca. Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan
pembelajaran yang sangat membosankan, ketika pendidik tidak mampu
menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan lingkungan sekolah.
Ketika media yang digunakan masih dengan media lama dan tidak mengikuti
perkembangan zaman, siswa akan sulit untuk memahami dan menemukan ide
dalam proses belajar.
Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling akhir setelah
menyimak, berbicara, dan membaca. Seseorang dapat menulis jika seseorang
tersebut mampu menyimak dan membaca dengan baik. Keterampilan menulis
harus dilatih sejak dini, biasakan anak untuk menulis apa saja yang ada di pikiran
mereka. Karena menulis sangat berguna di dalam kehidupan. Seperti yang
dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi
selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
3
Penulis sangat tertarik dengan media YouTube, karena YouTube mampu
membius masyarakat dengan cepat untuk menggunakannya. Entah untuk hanya
sekadar hiburan, belajar, bahkan sampai untuk mendapatkan penghasilan
tambahan. Selain itu, media YouTube juga bisa dimanfaatkan untuk bahan ajar
siswa. Media YouTube ini juga merupakan penggabungan dua media, yaitu media
audio dan media visual. Penulis tertarik pada satu akun, yaitu akun “Catatan
Khorul Triann” di media YouTube tersebut, karena YouTuber tersebut mampu
menulis puisi dengan sangat baik dengan menggunakan kata-kata yang indah. Hal
tersebut memberikan bukti bahwa banyak sekali yang suka terhadap puisi yang
dibuat oleh Khoirul Triann sampai mendapatkan 249 ribu subscriber/pengikut.
Penulis akan menggunakan media YouTube dengan akun Khoirul Triann sebagai
bahan ajar dalam keterampilan siswa dalam menulis puisi. Penulis menggunakan
media YouTube karena media tersebut digunakan oleh semua kalangan dan sangat
mudah untuk diakses.
Siswa akan mudah terangsang untuk terampil dalam menemukan ide untuk
menulis puisi. Siswa tidak akan merasa bosan, karena siswa dituntut untuk
menyimak dan melihat apa yang ada di YouTube tersebut lalu dituangkan dalam
sebuah tulisan, yaitu puisi. Penulis sangat tertarik terhadap akun Catatan Khoirul
Triann karena, akun tersebut sangat menarik dan selalu aktif dalam berkarya.
Seperti contohnya, akun “Catatan Khoirul Triann” selalu menulis atau
membagikan hasil karya tulisnya pada setiap bulan dari Januari-Desember. Oleh
karena itu, penulisan skripsi ini berjudul “Penerapan Media YouTube Akun
Catatan Khoirul Triann dalam Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X
SMA Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021”
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan dari rumusan masalah, penulis hanya membatasi masalah
pada keterampilan menulis siswa dengan menggunakan aplikasi YouTube dalam
materi pelajaran menulis puisi yang bertemakan pandemi di kelas X MIPA
semester genap SMA Waskito kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2. Siswa dan hasil
belajarnya dijadikan penentu sebagai bahan pengamatan dan penulisan dalam
penggunaan aplikasi belajar.
4
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dalam proses penulisan
skripsi ini mencoba meidentifikasi permasalahan yang terkait dengan
perkembangan saat ini.
1. Siswa sulit menemukan ide dalam menulis puisi.
2. Guru dituntut untuk memberikan media pembelajaran yang tepat
untuk siswa.
3. Siswa sulit untuk menemukan ide dalam menulis puisi melalui
YouTube.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana penerapan media platform Google From dan YouTube
dalam keterampilan menulis puisi pada Siswa Kelas X SMA
Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021?
2. Bagaimana penerapan media YouTube Akun Catatan Khoirul
Triann dalam pada Siswa Kelas X SMA Waskito Tahun Pelajaran
2020/2021?
3. Bagaimana keterampilan menulis puisi siswa dalam menggunakan
media YouTube Akun Catatan Khoirul Triann dalam pada Siswa
Kelas X SMA Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021?
E. Tujuan Penulisan
Berdasarkan Batasan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah:
1. Mengetahui penerapan aplikasi YouTube sebagai media dalam
keterampilan menulis puisi.
2. Melihat kompetensi siswa kelas X SMA Waskito tahun pelajaran
2020/2021 dalam menggunakan flatfrom Google Form yang disebarkan
sebagai angket dalam keterampilan menulis puisi.
3. Mengetahui tepat atau tidaknya penggunaan media YouTube pada materi
menulis puisi pada siswa kelas X semester genap MIPA SMA Waskito
tahun pelajaran 2020/2021.
5
F. Manfaat Penulisan
Dari penulisan ini penulis berharap bermanfaat untuk:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penulisan ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam memanfaatkan media teknologi yang
semakin hari semakin berkembang, khususnya untuk media pembelajaran
bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Guru
Penulisan ini bermanfaat bagi guru untuk menggunakan media
pembelajaran yang berbasis teknologi.
b) Bagi Siswa
Siswa menjadi lebih mudah untuk menentukan ide membuat puisi, dan
membuat siswa tertarik mengikuti pelajaran tersebut.
c) Bagi Sekolah
Penulisan ini bermanfaat bagi sekolah dengan mengikuti seiring
berkembangnya zaman.
6
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Landasan Teori
1. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
Media adalah berbagai jenis kompnen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan dan merangsang siswa untuk belajar, seperti buku film,
kaset, dan lain-lain.1
Ambuko Benson, Florence Odera dalam Joni Purwono menyatakan bahwa
“Media is expected to play a critical role in enhancing academic
performance”. (Media diharapkan dapat memainkan peran penting dalam
meningkatkan prestasi akademik). Suranto dalam Joni Purwono menyatakan
bahwa media adalah suatu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari seorang komunikator kepada komunikan. Trini Prastati dalam Joni
Purwono memberi makna media sebagai apa saja yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Sunday Taiwo dalam
Joni Purwono Media used to supplement the teacher byenhancing his
effectiveness in the classroom and media used to substitute the teacher
through instructional media system (Media yang digunakan untuk melengkapi
guru dengan meningkatkan keefektifitasannya dalam kelas dan media yang
digunakan untuk menggantikan guru melalui sistem media pembelajaran).2
Selanjutnya, Arsyad dalam Dwita Wahyuni mengatakan pengajaran
melalui media audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya
1 Muhammad Ramli, Media dan Teknologi Pembelajaran, (Banjarmasin: Antasari Press, 2016),
h.1. 2 Joni Purwono, “Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan”, Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran
Vol.2, No.2, h 127 – 144, Edisi April 2014 (http://jurnal.fkip.uns.ac.id), h.128.
tergantung kepada pemahaman kata atau simbol-simbul yang serupa.3
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan sarana yang sangat penting untuk menyampaikan,
menyalurkan informasi yang sifatnya untuk meningkatkan dan
mengefektifkan pada saat belajar mengajar dan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Edgar Dale dalam Sigit Prasetyo mengungkapkan bahwa “Secara umum
media memiliki kegunaan yaitu: memperjelas pesan agar tidak terlalu
verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra,
menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar, memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama”.4
Pemanfaatan media pembelajaran sekarang semakin canggih, seiring
dengan kecanggihan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehinga
manfaatnya sangat dirasakan leh pelaksana pembelajaran, seperti dapat
membantu dalam mempercepat penyampaian materi, mempermudah daya
kepahaman siswa, dan lain-lain. secara lebih rinci manfaat penggunaan media
pembelajaran adalah:5
a. Memberikan feedback untuk penyempurnaan pembelajaran yang telah
berlangsung atau yang akan direncanakan.
b. Pokok bahasan bagi pebelajar yang lebih fungsional dan terasa manfaatnya
bagi mereka.
c. Memberikan pengalaman pengayaan secara langsung kepada pebelajar
terhadap apa yang telah disampaikan oleh pembelajar.
3 Dwita Wahyuni, dkk, “Penerapan Metode Pemetaan Pikiran dengan Media Audiovisual untuk
meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa”. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa 8 (7), 727-734, h. 3. 4 Joni Purwono, Op.Cit., h,129. 5 Muhammad Ramli, Op.Cit., h.7.
d. Membiasakan pebelajar untuk lebih meyakinkan terhadap pembelajaran
yang diajarkan, sehingga akan menimbulkan rasa hormat dan kagum
terhadap pembelajar.
e. Perasaan pebelajar akan measa mendalam dalam dirinya dengan
bertemunya konsep yang diajarkan pembelajar dengan yang didapatnya di
luar sekolah.
f. Secara tidak langsung pebelajar membiasakan mengadakan studi
komparasi terhadap materi yang diberikan guru dengan yang diperolehnya
dari media pembelajaran di luar sekolah.
Hal-hal yang menarik dalam penggunaan media pembelajaran ini bagi
guru adalah membantu dalam memberikan rangsangan yang sama kualitasnya
kepada pebelajar dalam waktu yang sama. Kalau guru menyajikan pokok
bahasannya dengan metode ceramah atau metode mengajar lainnya, mungkin
akan diterima oleh pebelajar yang pengertian yang berbeda.6
3. Klasifikasi dan Jenis-Jenis Media Pelajaran
Mempelajari dan memahami banyaknya klasifikasi media pembelajaran
yang dikemukakan oleh para ahli, yang mereka mempunyai sudut pandang
masing-masing. Maka dapat dikemukakan klasifikasi media pembelajaran
paling tidak ada lima macam, yaitu:7
a. Media tanpa proyeksi dua dimensi (hanya punya ukuran panjang dan
lebar), seperti: gambar, bagan, grafik, poster, peta dasar dan sebagainya.
b. Media tanpa proyeksi tiga dimensi (punya ukuran panjang, lebar, dan
tebal/tinggi, seperti: benda sebenarnya, model, boneka, dan sebagainya.
c. Media audio (media dengar), seperti: radio dan tape recorder),
d. Media dengan proyeksi (media yang diproyeksikan), seperti: film, slide,
filmstrip, overhead proyektor, dan sebagainya.
e. Televisi (TV) dan Video Tape Recorder (VTR). TV adalah alat untuk
melihat gambar dan mendengarkan suara dari jarak yang jauh. VTR adalah
6 Ibid., h.10. 7 Ibid., h.16.
alat untuk merekam, menyimpan, dan menampilkan kembali secara
serempak suara dan gambar dari suatu objek.
Media pembelajaran merupakan media yang membantu pembelajar
lebih mudah dalam melakukan proses belajar mengajar. Sudjana dan Rivai
dalam Irsan mengemukakan jenis-jenis media pembelajaran seperti
berikut:8
a) Media grafis seperti gambar, grafik, bagan atau diagram, poster, komik,
dan lain-lain. Media grafik juga disebut media dua dimensi, yakni media
yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
b) Media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat, model
penampang, model susun, model kerja, dan lain-lain.
c) Model proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP, dan lain-
lain.
d) Pengunaan lingkungan sebagai media pengajaran.
4. Pengertian Media Audio Visual
Media Audio Visual adalah seperangkat media yang secara serentak dapat
menampilkan gambar dan suara dalam waktu yang bersamaan, yang berisi
pesan-pesan pembelajaran.9
Selanjutnya, masih diungkapkan oleh Muhammad Ramli tentang media
pembelajaran sebagai berikut. Media pembelajaran ini mempunyai lebih dari
satu komponen sehingga merupakan integrasi dari beberapa unsur sehingga
dapat menampilkan suara dan gambar bergerak secara serentak telah
direncanakan secara matang, sistematis dan logis sesuai dengan tujuan dan
tingkat kesiapan siswa yang menerimanya.10 Winataputra dalam Rukayah
menjelaskan, media audio visual yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya
rekaman video, film, slide suara, dan lain sebagainya.
“Audiovisual media technologies support the impartation of information
between transmitter and receiver, and as they illustrate objective reality, they
8 Isran Rasyid Karo-Karo, Rohani, “Manfaat Media dalam Pembelajaran”, AXIOM: Vol. VII, No.
1, h.92. 9 Muhammad Ramli, Op.Cit., h. 85. 10 Ibid.
contribute to the learning process through representation.”11 Kalimat
tersebut menjelaskan teknologi media audiovisual mendukung pemberian
informasi antar pemberi dan penerima, dan ketika media audiovisual tersebut
menggambarkan objek dengan nyata, maka teknologi media audiovisual
tersebut sudah berkontribusi dalam proses pembelajaran melalui representasi.
Wang dan Cheung dalam Rukayah menjelaskan bahwa media audiovisual
merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang
dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang
diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide. Untuk itu dapat
dikatakan bahwa, media audiovisual merupakan media perantara atau
penggunaan materi dan penerapannya melalui pandangan dan pendengaran
sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap12. Di dalam media audio
visual dibagi menjadi dua kategori yaitu:13
a. Audio-visual diam yaitu: media yang menampilkan suara dan gambar
diam seperti: film bingkai suara, film rangkai suara, dan cetak suara.
b. Audio-visual gerak yaitu: media yang dapat menampilkan unsur suara dan
gambar yang bergerak seperti: film suara dan video-caset, televisi, OHP,
dan komputer. Syaiful Bahri dalam Joni Purwono.
Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Rather “Audio-Visual aids are
thse instructional devices which are used in the clasrm to encourage learning
and make it easier and interesting. The material like charts, maps, mdels, film
strip, projectors radio, television etc called instructional aids14” ungkapan
tersebut dapat dimaknai sebagai berikut, alat bantu audiovisual adalah
perangkat intruksional yang digunakan di kelas untuk mendorong
pembelajaran agar menjadi lebih mudah dan menarik. Bahan-bahan lainnya
11 Constantinos Nicolau, Maria Matsiola, George Kallris, “Technology-Enhanced Learning and
Teaching Methodologies through Audiovisual Media”, www.mdpi.com/journal/education, (Educ.
Sci. 2019, 9, 196; doi: 10. 3390/educsci9030196), h.2. 12 Rukayah, Abd. Hafid, dan Sidra Afriani Rachman, “Keefektifan Penggunaan Media
Audiovisual dalam Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Nomor 10 Manurungnge Kecamatan
Tanete Riattang Kabupaten Bone”, (ojs.umn.ac.id. 2017), h.125. 13 Joni Purwono, Op.Cit., h.130-131. 14 Saima Rasul, Qadir Buksh, Shazia Batool, “A study to analyze the effectiveness of audiovisual
aids in teaching learning process at university level”, Procedia Social and Behavioral Sciences, 28
(2011), h. 79.
seperti grafik, peta, model, strip film, radio proyektor, televisi, dan lain-lain
disebut alat bantu instruksional.
“Audio visual aids are effective tool that ”invest the past with an air of
reality.”A.V aids provide the learners with realistic experience, which capture
their attention and help in the understanding of the historical phenomena”15
Ungkapan tersebut dapat dimaknai sebagai berikut, Alat bantu audiovisual
adalah perangkat yang menyajikan unit pengetahuan melalui pendengaran
rangsangan visual yang bertujuan untuk membantu belajar.
Singh dalam Saima Rasul menjelaskan “They supplement the work of the
teacher and help in the study of the text books. The great educationist
Comenius has well said: The foundation of all learning consists in
representing clearly to the senses and sensible objects so they can be
appreciated easily16” Audiovisual mewujudkan pengetahuan agar dapat
membantu dalam pembelajaran untuk pengalaman yang nyata. Audiovisual
melengkapi pekerjaan guru dan membantu dalam mempelajari teks buku.
Pendidik hebat Comenius berkata dalam Singh, fondasi dari semua
pembelajaran adalah merepresentasikannya dengan jelas indra dan objek
sehingga pendidik dapat dihargai dengan mudah.
5. Manfaat dan Karakteristik Media Audio Visual
Media audiovisual menurut Saberan dalam Deden adalah sebagai alat
untuk memperlancar komunikasi dan interaksi antara guru dengan siswa
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan efisien.
Beberapa karakteristik yang berhubungan dengan kelebihan dan
keterbatasan media audio visual sebagai pembelajaran adalah:17
a. Kelebihan yang terdapat pada media audio visual
a) Dengan menggunakan video (disertai suara atau tidak), seseorang dapat
menunjukkan kembali gerakan tertentu. Gerak yang ditunjukkan itu dapat
berupa rangsangan yang serasi, atau berupa respons yang diharapkan dan
siswa.
15 Ibid. 16 Ibid. 17 Muhammad Ramli, Op.Cit., h. 87.
b) Dengan video, penampilan siswa dapat segera dilihat kembali untuk
dikritik atau dievaluasi. Caranya adalah dengan merekam jalannya
kegiatan yang terpilih.
c) Dengan menggunakan efek tertentu dapat diperkokoh baik proses belajar
maupun nilai hiburan dari penyajian tersebut.
d) Seseorang akan mendapatkan isi dan susunan yang utuh dari materi
pelajaran/latihan, yang digunakan secara interaktif dengan buku kerja,
buku petunjuk, alat atau benda lain yang biasanya untuk di lapangan.
Informasi yang dapat disajikan secara serentak pada waktu yang sama di
lokasi (kelas) yang berbeda, dan dengan jumlah penonton atau peserta
yang tidak terbatas, dengan menempatkan monitor (pesawat televisi) di
kelas-kelas.
e) Suatu kegiatan belajar mandiri di mana siswa belajar sesuai dengan
kecepatan masing-masing dapat dirancang. Rancangan kegiatan yang
mandiri ini biasanya dilengkapi atau dikombinasikan dengan bantuan
komputer atau bahan cetakan.18
b. Keterbatasan yang terdapat pada media audio visual
a) Ketika akan digunakan, peralatan video tentu harus sudah tersedia di
tempat penggunaan.
b) Menyusun naskah atau skenario video bukanlah pekerjaan yang mudah
dan menyita waktu.
c) Biaya prduksi video sangat tinggi dan hanya sedikit orang yang mampu
mengerjakannya.
d) Apabila gambar pada video ditransfer ke film hasilnya jelek.
e) Layar monitor yang kecil akan membatasi jumlah penonton, kecuali
jaringan monitor dan sistem proyeksi video diperbanyak.
f) Jumlah huruf pada grafis untuk video terbatas, yakni separuh dari jumlah
huruf grafis untuk film/gambar di-am.
g) Bila anda menggunakan grafis yang berwarna pada TV hitam putih
haruslah berhati-hati sekali.
h) Perubahan yang pesat dalam teknlogi menyebabkan keterbatasan sistem
video menjadi masalah yang berkelanjutan.19
6. Langkah-Langkah Penggunaan Media Audio-Visual dalam
Pembelajaran
Dalam implementasinya ketika pembelajaran, langkah-langkah
penggunaan media audio-visual jika jauh berbeda dengan media audio,
yaitu:20
a. Langkah persiapan
a) Persiapan dalam merencanakan, seperti berkonsultasi para ahli.
b) Berikan pengarahan, khusus terhadap ide-ide yang sulit bagi siswa yang
akan dikemukaan dalam materi.
c) Perhitungan kelompk sasaran.
d) Usahakan sasaran harus dalam keadaan siap.
e) Periksa peralatan yang akan digunakan.
b. Langkah penyajian
a) Sajikan dalam waktu yang tepat dengan kebiasaan atau cara
mendengarkan.
b) Atur situasi ruangan, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
pembelajaran.
c) Brikan semangat untuk mulai mendengarkan dan mulai konsentrasi
terhadap permasalahan yang akan dihadapi.
c. Tindak Lanjut
Merupakan langkah untuk melakukan koreksi dan perbaikan secara
menyeluruh terhadap kegiatan, baik yang berhubungan dengan langkah
persiapan maupun kegiatan yang terdapat dalam langkah penyajian.
B. Media Sosial
Media sosial (sering disalahtuliskan sebagai sosial media) adalah sebuah
media daring, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi,
berbagi, dan menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum, dan dunia
virtual. Media sosial teknologi mengambil berbagai bentuk termasuk majalah,
19 Muhammad Ramli, Ibid., h. 88. 20 Ibid., h. 91.
forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, podcast, foto atau
gambar, video, peringkat dan bookmark sosial.21
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa
dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog,
jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki
merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat
di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media
online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan
teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif.22
Masih dijelaskan oleh Jain Rahman dalam artikelnya bahwa Media Sosial
(Social Media) adalah saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di
dunia maya (internet). Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi,
berinteraksi, saling kirim pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun
jaringan (networking). Jika kita mencari definisi media sosial di mesin pencari
Google, dengan mengetikkan kata kunci "social media meaning", maka Google
menampilkan pengertian media sosial sebagai "websites and applications used
for social networking" website dan aplikasi yang digunakan untuk jejaring
sosial.23
Sementara itu, Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan
media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang
membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang
memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content".24
1. Ciri-Ciri Media Sosial
Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut:
a. Pesan yang disampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa
keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet
21 Elvi Susanti, Keterampilan Menyimak, (Depok: Raja Grafindo Persada, 2019), h.82-83. 22 Jain Rahman, Pengaruh Media Sosial Bagi Proses Belajar Siswa,
https://kalsel.kemenag.go.id/files/file/artikelprakom/15162891659956.pdf. Diakses pada 2
Agustus 2021. 23Ibid. 24Ibid.
b. Kualitas distribusi pesan melalui media sosial memiliki berbagai variasi
yang tinggi, mulai dari kualitas yang sangat rendah hingga kualitas yang
sangat tinggi tergantung pada konten.
c. Pesan yang disampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu “Gatekeeper”
d. Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat dibanding media lainnya
e. Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi.25
2. Jenis-Jenis Media Sosial
Ada beberapa jenis media sosial yang sering digunakan oleh orang-orang
untuk hanya sekedar hiburan, alat komunikasi, mengungkapkan perasaannya, dan
lain sebagainya. Jain Rahman menyebutkan ada beberapa Media sosial yang
populer digunakan di Indonesia antara lain:
a. Facebook
b. Twitter
c. YouTube
d. Blog
e. Google Plus.26
3. Peran dan Manfaat Media Sosial
Peran media sosial pada zaman sekarang sangatlah berpengaruh di dalam
kehidupan. Media sosial pada saat ini banyak digunakan oleh semua kalangan,
baik anak-anak, remaja, hingga orang tua. Selain itu, media sosial juga
memberikan banyak manfaat di dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai
alat komunikasi, alat promosi, pembelajaran, dan lain sebagainya.
C. YouTube
YouTube adalah sebuah situs web video sharing (berbagi video) yang
populer dimana para pengguna dapat memuat, menonton, dan berbagi klip video
secara gratis. Didirikan pada bulan Februari 2005 oleh tiga orang mantan
karyawan PayPal, yaitu Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim.27 Menurut
penjelasan Terantino dalam Bethany “YouTube was launched in 2005 as a place
25 Ibid. 26 Ibid. 27 Faiqah, Fatty, Muh. Nadjib, dan Andi Subhan Amir, “YouTube Sebagai Sarana
KomunikasiBagi Komunitas Makasarvidgram”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 5 No.2 Juli -
Desember 2016, h.259.
where individuals could record and share their own videos without cost”28
YouTube dibentuk tahun 2005 sebagai tempat di mana setiap orang bias
merekam dan mempublikasikan video mereka tanpa harus membayar.
Salah satu layanan dari Google ini memfasilitasi penggunanya untuk
mengupload video dan bisa diakses oleh pengguna yang lain dari seluruh dunia
secara gratis. Bisa dikatakan YouTube adalah database video yang paling
populer di dunia internet, atau bahkan mungkin yang paling lengkap dan variatif.
Pada awalnya YouTube memang bukan dikembangkan oleh Google, kemudian
Google mengakuisinya dan menggabungkannya dengan layanan-layanan Google
lainnya.29 YouTube kini telah menjadi berbagai macam kebutuhan dari
penggunanya, fitur-fitur yang ditawarkan dengan kemajuan teknologi YouTube
saat ini sangat membantu dari berbagai aspek kebutuhan yang dibutuhkan sang
pengguna.30
Sebagai perbandingan DeCesare menjelaskan dalam Faqiah sebagai
berikut, YouTube dan Vimeo adalah sumber daya yang sangat baik untuk video
online. Situs ini sangat berbeda dalam penawaran mereka untuk pengguna
upload. Panjang video, penonton, dan alat-alat yang tersedia bervariasi.
"Streaming Resources Video untuk Pengajaran, Learning, dan Penelitian," akan
juga mencakup beberapa sangat baik akses terbuka, seluruh negara bagian, dan
inisiatif video online kelembagaan, serta interdisipliner situs dengan koleksi
video online besar dalam berbagai kategori dan topik.31
Fleck menjelaskan “Such social media sites allow people to share and
generate information with the rest of the word. The website “YouTube” is one
source of social media that has grown in popularity over the past five years,
including its use in the classroom as an educational tool32.” Banyak situs media
sosial yang mengizinkan orang-orang untuk berbagi dan menghasilkan informasi
ke seluruh dunia. Situs YouTube menjadi salah satu sumber di sosial media yang
28 Bethany K.B Fleck, dkk, “YouTube in the Classroom: Helpful Tips and Student Perceptions”,
The Journal of Effective Teaching, Vol. 14, No.3, 2014, h. 22. 29 Ibid., h.259-260. 30 Ibid., h.260. 31 Ibid. 32 Bethany K.B Fleck, Op.Cit., h. 22.
dapat berkembang pesat dalam lima tahun, YouTube juga digunakan di dalam
kelas sebagai sarana Pendidikan.
YouTube adalah media sosial yang paling banyak diminati masyarakat
dewasa ini. Popularitasnya diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan
jumlah pengguna. Sebelumnya, YouTube mencatat jumlah penonton bulanan
terdaftar (logged-in monthly users) sebesar 1,5 miliar pada pertengahan 2017.
(https://tekno.kompas.com/read/2018/05/0 4/14250087/berapa-banyak-orang-
yangmenonton-YouTube-setiap-harinya-.). Bahkan, lembaga riset pasar Statista
memprediksi bahwa jumlah penggunanya akan mencapai angka 1,8 miliyar
orang pada tahun 2021 nanti.33
Meningkatnya popularitas YouTube didorong oleh meningkatnya nilai
guna platform berbagi video pada situs tersebut bagi para penggunanya. Pada
tanggal 9 Mei 2018, Google mewakili YouTube menyampaikan hasil riset yang
dilaksanakan bersama Kantar TNS. Riset tersebut mempelajari penggunaan
YouTube di Indonesia.34
Media Sosial YouTube adalah salah satu bukti nyata perkembangan
teknologi di dunia. Di dalam situs YouTube memuat berbagai macam video.
Video yang terdapat di dalam YouTube dapat diakses oleh siapa saja dari
kalangan apa saja kapanpun dan di manapun.
Dalam penggunaannya YouTube dapat memiliki dampak positif dan
negatif. Dampak positif dari YouTube adalah bisa menjadi sarana hiburan,
ladang informasi, atau bahkan bisa menjadi ladang uang. Banyak orang yang
menggunakan YouTube untuk sarana hiburan, karena di dalamnya terdapat
berbagai macam video yang unik dan menghibur. Bagi para pelajar dan
pengajar, YouTube juga bisa menjadi sarana untuk mencari sebuah informasi
yang berguna untuk menunjang sarana pembelajaran. Banyak artis tidak hanya
di Indonesia tetapi di belahan dunia, YouTube telah menjadi ladang uang bagi
mereka yang dibayar dari perusahaan YouTube tersebut.
33 Haryadi Mujianto, “Pemanfaatan YouTube sebagai Media Ajar dalam Meningkatkan Minat dan
Motivasi Belajar”, Jurnal Komunikasi Hasil Pemikiran dan Penelitian Program Studi Ilmu
Komunikasi, Universitas Garut P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X, h. 136.
34Ibid.
Dampak negatif yang ditimbulkan akibat tidak bisa memanfaatkannya
dengan baik, pengguna atau pengakses YouTube dapat membuatnya kecanduan.
Dalam YouTube juga terdapat berbagai macam video yang jika ditonton secara
kecanduan akan menimbulkan banyak kerugian, dari waktu, kesehatan, dan yang
lainnya. Dalam situs ini juga terdapat banyak sekali tontonan dari yang sifatnya
menuntun sampai dengan yang merusak. Maka bijaklah dalam menggunakan
situs YouTube ini.
1. Profil Akun YouTube “Catatan Khoirul Triann”
Channel YouTube “Catatan Khoirul Triann” merupakan channel YouTube
yang berisi konten-konten puisi yang dikemas menggunakan bahasa yang indah
dan sederhana namun menarik. Terbukti dari jumlah penonton yang melihat
video tersebut sejak dibuatnya channel YouTube “Catatan Khoirul Triann” pada
20 Agustus 2014 sampai sekarang mencapai 28.864.375 kali ditonton.
Gambar 2.1 halaman awal channel akun “Catatan Khoirul Triann”
Gambar 2.2 daftar video yang terdapat di channel akun “Catatan Khoirul Triann”
D. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis atau dengan sebutan menulis merupakan suatu
bentuk keterampilan berbahasa di samping tiga keterampilan yang lain, yaitu
keterampilan mendengarkan (menyimak), keterampilan berbicara dan
keterampilan membaca. Keempat keterampilan itu pada dasarnya merupakan
satu kesatuan atau catur tunggal Tarigan dalam Mohammad Siddik.35
Menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan berbahasa.
Selanjutnya Tarigan menjelaskan dalam Mohammad Siddik “menulis adalah
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca
lambang-lambang grafik tersebut, kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu.”36
Mohammad Sidiq menjelaskan “Menulis berarti melahirkan atau
mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui suatu lambang (tulisan). Tentu
saja segala lambang (tulisan) yang dipakai haruslah merupakan hasil
kesepakatan para pemakai bahasa yang satu dan lainnya saling memahami.
Apabila seseorang diminta untuk menulis maka berarti ia akan mengungkapkan
pikiran dan/atau perasaannya ke dalam bentuk tulisan. Jadi menulis itu berarti
melakukan hubungan dengan tulisan.”37 Dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan hasil dari sebuah pemikiran seseorang yang diungkapkan dengan
bentuk tulisan yang sudah disepakati bersama sesuai dengan bahasa masing-
masing.
2. Tujuan Menulis
Secara garis besar, penulis dengan tulisannya berupaya untuk memberikan
atau menyampaikan segala bentuk dan macam informasi kepada pembaca.
Tentu saja penulis dengan karyanya itu berharap agar pembaca menerima
semua yang diungkapkannya sebagai masukan yang berharga. Di sini ada
semacam unsur memengaruhi dari penulis kepada pembaca. Bila tujuan
35 Mohammad Siddik, Dasar-Dasar Menulis dengan Penerapannya, (Malang: Tunggal Mandiri
Publishing, 2016), h. 2. 36 Ibid., h.5. 37 Dalman, Op.Cit., h. 3-4.
penulis tercapai, maka dengan sendirinya pembaca telah merasa mendapatkan
sesuatu dari penulis.38
Tujuan menulis tidak bisa dipisahkan dengan tujuan penulis. Penulis
mengharapkan apa yang telah di pikiran lalu diungkapkannya melalui tulisan
tersebut hasilnya dapat diterima dengan baik oleh pembaca.
3. Menulis Merupakan Komunikasi Tertulis
Dengan kegiatan menulis ini, sungguh memperluas jangkauan komunikasi
antara penulis dengan pembaca yang bukan saja untuk satu masa dengan
penulis, tetapi bisa berlanjut untuk lapisan pembaca yang akan datang.
Artinya, dengan tulisan yang disusun oleh penulis seorang penulis, maka ia
akan bermanfaat bagi generasi sesudahnya. Melalui karya tulis tentu akan
melestarikan segala khazanah ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Kita
ambil contoh, betapa hebat dan beruntung nya Buya Hamka, sebagai ulama,
budayawan, pujangga, dan sekaligus pengarang, sehingga kebesaran beliau
akan terasa. Hamka banyak menulis buku yang berhubungan dengan agama,
kehidupan, sastra dan budaya. Rupanya Hamka mempunyai keistimewaan
khusus, beliau lancar dan menarik bila berbicara serta pandai pula
mengarang.39
Menulis merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan
(informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Aktivitas menulis melibatkan beberapa unsur,
yaitu: penulis sebagai penyampaian pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan
pembaca.40
Supriadi mengatakan menulis merupakan suatu prses kreatif yang banyak
melibatkan cara berfikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat).
Menulis merupakan proses penyampaian informasi secara tertulis berupa hasil
kreativitas penulisnyadengan menggunakan cara berpikir yang kreatif, tidak
monoton dan tidak terpusat pada satu pemecahan masalah saja. Penulis dapat
38 Ibid, h. 3-4. 39 Ibid. 40 Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016), h. 3.
menghasilkan berbagai bentuk dan warna tulisan secara kreatif sesuai dengan
tujuan dan sasaran tulisannya.41
Menulis dalam prosesnya akan menggunakan kedua belahan tak. Menulis
adalah sebuah proses mengait-ngaitkan antara kata, kalimat, paragraf maupun
antara bab secara logis agar dapat dipahami. Proses ini mendorong seorang
penulis harus berpikir secara sitematis dan lgis sekaligus kreatif.
4. Langkah-langkah Dasar Menulis
Terdapat beberapa langkah-langkah dasar menulis, di antaranya:
a. Penentuan tema dan judul
Gorys Keraf menjelaskan bahwa memberikan suatu batasan singkat
tentang tema, yaitu suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis
melalui karangannya. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan
Poerwardarminta yang diolah kembali oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa disebutkan bahwa arti kata tema, antara lain adalah
pokok pikiran atau dasar cerita (yang dipercakapkan, yang dipakai sebagai
dasar mengarang).
b. Perumusan masalah dan pembatasan masalah
Perumusan masalah berarti suatu penjelasan tentang hal yang dikarang.
Hal itu biasa dilakukan dengan menjelaskan bentuk pengungkapan yang ada
pada judul. Sedangkan, pembatasan masalah adalah hal yang mendasar bagi
karangan karena dari situ pengarang dapat meyakinkan pembaca bahwa hal
yang sudah dibatasi itulah yang akan dibicarakannya.
c. Penetapan Metode Penulisan dan Tujuan Penulisan
Metode penulisan merupakan cara yang ditempuh penulis dalam membuat
suatu karangan. Pada dasarnya metode penulisan ada dua, yakni: 1) metode
kepustakaan, dan 2) metode observasi. Metode kepustakaan dilakukan dengan
cara mempelajari berbagai buku atau bahan bacaan yang dianggap relevan
dengan masalah yang dikarang. Metode observasi dilakukan dengan cara
terjun langsung ke lapangan untuk mengadakan pengamatan. Tujuan
penulisan merupakan kehendak yang ingin dicapai sehubungan dengan
pembuatan suatu karangan.
41 Ibid, h. 5.
d. Kerangka karangan
Gorys Keraf mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kerangka
karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu
karangan yang akan digarap. Kerangka karangan juga biasa disebut “outline”
e. Penataan karangan42
Penataan karangan merupakan upaya meninjau kembali hal yang telah
penulis cantumkan dan yang penulis kembangkan dalam kerangka karangan.
E. Puisi
1. Pengertian Puisi
Secara etimologis puisi berasal dari bahasa Yunani yaitu poites, yang
berarti pembangun, pembentuk dan pembuat. Sementara menurut bahasa
Latin yaitu poeta, artinya membangun, menyebabkan, menimbulkan dan
menyair.
Shahnon Ahmad dalam Pradopo mengutarakan bahwa puisi adalah bentuk
pemikiran manusia dengan unsur berupa emosi, imajinasi, ide, nada, irama,
kesan, pancaindra, susunan kata, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-
baur.43
Puisi adalah bentuk kesusastraan yang paling tua. Karya-karya besar di
dunia yang bersifat monumental ditulis dalam bentuk puisi. Puisi tidak hanya
dipergunakan untuk penulisan karya-karya besar, namun ternyata puisi juga
sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Dunia telah diperindah
dengan adanya puisi.44
Somad menjelaskan dalam Sulkifli bahwa puisi merupakan media ekspresi
penyair dalam menuangkan gagasan atau ide. Lebih dalam lagi, puisi menjadi
ungkapan terdalam kegelisahan hati penyair dalam menyikapi suatu peristiwa.
Biasanya dalam sebuah karya, dalam hal ini puisi dapat mencerminkan
rekaman peristiwa yang terjadi pada suatu masa tertentu.45
Sementara Kosasih dalam Sulkifli mengatakan bahwa puisi adalah bentuk
karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan
42 Mohammad Siddik, Op.Cit., h.7-23. 43 Elvi Susanti, Keterampilan Berbicara, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada), h.71. 44 Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987), h. 1. 45 Sulkifli dan Marwati, “Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP Negeri Satu Atap 3
Langgikima Kabupaten Konawe Utara”, Jurnal Bahasa Vol. 1, No. 1, Maret 2016, h. 4.
sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima dan irama yang terkandung
dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa.46 Dalam kamus
besar Bahasa Indonesia puisi diartikan sebagai ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait.47
Puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran
dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan
mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yakni dengan
mengkosentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya. Puisi terdiri atas dua
unsur pokok yakni struktur fisik dan struktur batin. Kedua bagian itu terdiri
atas unsur-unsur yang saling mengikat keterjalinan dan semua unsur itu
membentuk totalitas makna yang utuh.48
Struktur batin puisi terdiri atas: tema, nada, perasaan, dan amanat;
sedangkan stuktur fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata kongkret,
majas, versifikasi, dan tipografi puisi. Majas terdiri atas lambang dan kiasan,
sedangkan versifikasi terdiri atas: rima, ritma, dan metrum.49
2. Jenis-Jenis Puisi
Puisi dibedakan ke dalam dua jenis, yakni puisi berdasarkan zaman dan
berdasarkan sudut pandang penulis puisi.50
a) Berdasarkan Zaman
a) Puisi Lama
Puisi lama dikenal pada masa Melayu lama, puisi-puisi dengan aturan atau
kaidah penulisan yang kuat begitu nampak pada puisi lama.
b) Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang sedikit mengabaikan aturan-aturan baku
sebuah puisi, dengan kata lain bentuk puisi baru lebih bebas dalam
perwajahannya.
b) Bedasarkan Sudut Pandang dan Orientasinya
a) Puisi Lirik
46 Ibid. 47 Ibid. 48 Herman J Waluyo, Op.Cit., h29. 49 Ibid., h. 28. 50 Elvi Susanti, Op.Cit, h. 75.
Puisi lirik adalah puisi yang mengutamakan perasaan atau gambaran hati,
pengalaman, perenungan, dan penghayatan yang bersifat individual dan
subjektif seorang penyairnya.
b) Puisi Simbolik
Semua teks sastra pada dasarnya memang bersifat simbolis. Tapi, dalam
definisi ini kaitannyadalam seni baca puisi, puisi simbolik lebih dimaksudkan
sebagai bentuk puisi yang bersifat abstrak. Jenis puisi ini banyak mengandung
kata, baris kalimat, dan bait yang sukar dipahami arti dan maknanya.
c) Puisi Naratif
Puisi naratif adalah puisi yang berbentuk tuturan, cerita, atau kisah yang
disampaikan penyairnya.
d) Puisi Dramatik
Puisi jenis ini seolah menampilkan sebuah naskah di dalamnya. Puisi ini
ditulis dengan teknik tertentu untuk mencapai keindahan audio dan visual saat
puisi ini disampaikan.
c) Berdasarkan Isi dan Tema Puisi
a) Puisi Pamflet
Puisi jenis ini sering disamakan dengan puisi sosial, namun makna sosial
dianggap memiliki konotasi yang terlalu luas, dan pada dasarnya setiap puisi
memang mengandung unsur sosial. Puisi ini berisikan kritik-kritik terhadap
sebuah otoritas dan mampu mewakili suara rakyat pada tujuan puisi ini.
b) Puisi Feminis
Puisi ini cenderung membahas atau menyuarakan masalah kesetaraan
gender, penindasan, dan ketidakadilan sistem budaya terhadap kaum
perempuan.
c) Puisi Religius
Puisi ini memiliki kecenderungan untuk mendekatkan diri dengan Tuhan
gaib di luar alam semesta, sehingga dikategorikan sebagai puisi religius. Puisi
ini menekankan eksistensi Tuhan dalam kehidupan manusia.
d) Puisi Humor
Puisi yang diciptakan untuk menghibur hati penyair maupun pembaca dan
pendengar puisi tersebut. puisi ini berisi gurauan mendalam pada setiap
unsurnya.51
3. Menulis Puisi
Menulis puisi sebagai sebuah proses kreatif, tetap harus memperhatikan
pembentuk puisi. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Waluyo dalam Yuli
Nurrahmawati yang menyebutkan bahwa seseorang yang hendak menulis puisi
harus memperhatikan ciri-ciri kebahasaan puisi. Adapun ciri-ciri kebahasaan
puisi adalah sebagai berikut.52
a. Pemadatan makna
Puisi bukan merupakan deretan kata-kata yang membentuk kalimat dan
alinea, tetapi membentuk larik dan bait yang sama sekali berbeda hakikatnya
dengan kalimat, karena larik memiliki makna yang lebih luas dari kalimat.
b. Pemilihan kata
Faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata adalah (1) makna kias
(bukan makna sebenarnya); (2) lambang (penggantian suatu hal atau benda
dengan hal atau benda lain); (3) persamaan bunyi atau rima.
c. Kata konkret, dalam arti atau sudut pandang pembaca.
d. Pengimajinasian
Kata atau susunan kata yang dapat memperjelas atau memperkonkret apa
yang dinyatakan oleh penyair.
e. Irama
Berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Irama
dapat juga berarti pegantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek
kata secara berulang-ulang dengan tujuan menciptakan gelombang yang
memperindah puisi.
f. Tata wajah, tata wajah membentuk gambar yang mewakili maksud
tertentu.
51 Elvi Susanti, Ibidt, h. 77. 52 Yuli Nurrahmawati, “Keefektifan Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Model Experiential
Learning Berbantuan Video Bagi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Sentolo, Kulon Progo”, (Skripsi
Universitas Negreri Yogyakarta, 2013), h.13.
Selain memahami ciri-ciri kebahasaan puisi, sebelum seseorang menulis
seharusnya mengetahui karakteristik yang membedakan puisi dengan
karangan yang lain sebagai berikut menurut Kosasih dalam Yuli
Nurahmawati:
a) Puisi itu padat makna
b) Puisi banyak menggunakan kata-kata konotasi
c) Puisi mengutamakan keindahan kata-kata
d) Puisi disajikan dalam bentuk monolog
e) Puisi dibentuk dalam bait-bait atau baris-baris yang tidak selesai, bukan
dalam bentuk paragraf
Sedangkan menurut Warsanto dalam Yuli Nurahmawati, langkah-langkah
menulis puisi adalah sebagai berikut.
a) Menentukan tema yang disenangi, baik mengenai alam, keindahan,
kehidupan sosial, ketuhanan, dan lain-lain
b) Menentukan urutan gagasan pokok
c) Mengamati atau mengobservasi objek yang akan ditulis
d) Menentukan pilihan kata yang tepat
e) Menulis majas yang sesuai dengan konteks
f) Mengembangkan ide gagasan pokok tersebut
g) Menulis puisi secara keseluruhan.53
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang penggunaan media audiovisual juga perah dilakukan oleh
Rukayah, Abd. Hafid, dan Sidra Afriani Rachman mahasiswa Program Studi
PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar pada tahun 2017
dengan judul “Keefektifan Penggunaan Media Audiovisual dalam Menulis Puisi
Siswa Kelas V SD Negeri Nomor 10 Manurungnge Kecamatan Tanete Riattang
Kabupaten Bone”. Penelitian tersebut menyimpulkan, bahwa siswa merespon
pembelajaran dengan sangat baik yaitu 28 (43,08%). 24 (36,92%) siswa
merespons dengan baik. Sembilan (13,85%) siswa merespon dengan cukup baik,
dan empat (6,15%) siswa merespons dengan kurang baik. Dengan demikian,
53 Yuli Nurrahmawati, Ibid., h.14-15.
penggunaan media audiovisual dapat berpengaruh positif dan efektif di dalam
suatu pembelajaran.54
1. Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2017, sedangkan peneliti
melakukan penelitian pada tahun 2021
2. Penelitian di atas menggunakan metode penelitian eksperimen, sedangkan
peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.
3. Sampel penelitian Rukayah yaitu siswa SD kelas V, sedangkan peneliti
menulis puisi pada siswa SMA kelas X
4. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Rukayah di Bone, sedangkan
peneliti melakukan penelitian di Tangerang Selatan.
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Widyantara55 dalam sebuah artikel
penelitian yang berjudul “Penggunaan Media YouTube Sebelum dan Saat
Pandemi Covid-19 dalam Keterampilan Berbahasa Peserta Didik”.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di dalam penelitian tersebut
penerapan media Youtube dalam keterampilan menyimak siswa sudah
diterapkan sebelum disaranannya pembelajaran jarak jauh atau disebut dengan
pembelajaran daring. Media Youtube ini sebelum pandemi dapat membantu
siswa untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam keterampilan menulis.
Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2020, sedangkan peneliti melakukan
penelitian pada tahun 2021
1. Sampel penelitian Widyantara yaitu siswa SD kelas III, sedangkan peneliti
menulis puisi pada siswa SMA kelas X
2. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Widyantara di Pontianak Selatan,
sedangkan peneliti melakukan penelitian di Tangerang Selatan.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Supriatini56 dengan judul
“Penerapan Media Audio Visual dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis
54 Rukayah, Abd. Hafid, dan Sidra Afriani Rachman, “Keefektifan Penggunaan Media
Audiovisual dalam Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Nomor 10 Manurungnge Kecamatan
Tanete Riattang Kabupaten Bone”, (ojs.umn.ac.id. 2017). 55 Widyantara, “Penggunaan Media YouTube sebelum dan saat Pandemi Covid-19 dalam
Keterampilan Berbahasa Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Vol 9 No 2. 56 Supriatini, “Penerapan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Puisi
Siswa Kelas VIII Smp Negeri 13 Palembang”, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UM Palembang, Jurnal Bindo Sastra 1 (1)
(2017): 45–51.
Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Palembang”. Penelitian ini bertitik
tolak dari masalah bagaimana menerapkan media audio visual dalam
meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 13
Palembang. Penelitian tersebut menggunakan jenis penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dijelaskan bahwa penelitian tindakan
sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat
reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi. Berdasarkan
hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
peneliti simpulkan sebagai berikut. (1) Media audiovisual dapat dipergunakan
oleh guru mata pelajaran, khususnya guru Bahasa Indonesia pada proses
belajar mengajar; (2) audiovisual audiovisual adalah salah satu cara guru
untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya menulis puisi.
1. Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2017, sedangkan peneliti
melakukan penelitian pada tahun 2021
2. Penelitian di atas menggunakan metode metode PTK (Penelitian Tindakan
Kelas), sedangkan peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.
3. Sampel penelitian Supriatini yaitu siswa SMP kelas VIII, sedangkan
peneliti menulis puisi pada siswa SMA kelas X
4. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Supriatini di Palembang, sedangkan
peneliti melakukan penelitian di Tangerang Selatan.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Rizqi Azhari Rahim dan Abd
Rahim57 dengan judul “Penggunaan Media Video YouTube Demi Raga yang
Lain dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran Daring Puisi Siswa Kelas X
SMA Insan Cendekia Syech Yusuf Kabupaten Gowa” Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan proses dan hasil pembelajaran puisi secara daring
menggunakan media audiovisual berupa video YouTube berjudul “Demi Raga
yang Lain” diposting oleh Viqi Tika Chanel. Penelitian ini dilaksanakan
57 Rizqi Azhari Rahim dan Abd Rahim, “Penggunaan Media Video YouTube Demi Raga yang
Lain dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran Daring Puisi Siswa Kelas X SMA Insan Cendekia
Syech Yusuf Kabupaten Gowa”, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas
Muslim Maros, Sumatra Selatan, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia IDIOMATIK.
dalam dua siklus. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
dengan pemaparan data deskriptif kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif diperoleh dari lembar observasi dari setiap pelaksanaan tindakan
(proses pembelajaran), dan data kuantitatif diperoleh dari tes akhir setiap
siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang terdiri dari dua
kelas berjumlah 43 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentasi
keberhasilan siswa mencapai KKM pada siklus I hanya 41,8% dan meningkat
menjadi 84% pada siklus II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa,
pembelajaran puisi pada siswa kelas X di SMA Insan Cendekia Syech Yusuf
Kabupaten Gowa menggunakan media video YouTube “Demi Raga yang
Lain” dapat meningkatkan kemampuan siswa, dari proses maupun hasil
belajarnya.
1. Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2020, sedangkan peneliti
melakukan penelitian pada tahun 2021
2. Lokasi penelitian yang dilakukan oleh Rizqi di Gowa (Sulawesi Selatan),
sedangkan peneliti melakukan penelitian di Tangerang Selatan.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Evan Yudianda, Isah Cahyani,
Yunus Abidin58 dengan judul “Pemanfaatan Media YouTube untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa” menggunakan metode deskriptif
kualitatif dan hasil dari penelitian tersebut adalah media memberikan peranan
besar dalam kegiatan pembelajara. Media membantu guru untuk menarik
minat siswa untuk belajar. Dengan pemilihan media yang tepat tujuan
pembelajaran pun dapat dicapai. Salah satu media yang dapat dimanfaatkan
oleh guru dalam pembelajaran adalah YouTube. Dengan fitur tersebut guru
bisa memanfaatkan YouTube sebagai media pembelajaran yang mudah
dijangkau kapan pun sehingga tidak ada lagi batasan dalam belajar.
1. Penelitian di atas dilakukan pada tahun 2020, sedangkan peneliti
melakukan penelitian pada tahun 2021
58 Evan Yudianda, Isah Cahyani, Yunus Abidin, “Pemanfaatan Media YouTube untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa”, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
Seminar Internasional Riksa Bahasa XIV http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa
2. Penelitian di atas dilakukan di Bandung, peneliti melakukan penelitian di
Tangerang Selatan.
3. Penelitian di atas dengan objek menulis siswa, sedangkan peneliti menulis
puisi siswa.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
a. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan saat proposal ini dibuat pada 6 April 2020
hingga skripsi selesai ditulis. Adapun pengambilan data dilakukan pada
tanggal 2 Juni sampai 22 November 2021.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini terikat pada suatu tempat, dikarenakan penelitian ini
dilakukan di suatu sekolah yang berada di daerah Tangerang Selatan, yaitu
SMA Waskito Tangerang Selatan, Jl. Pamulang Raya No.75, Serua, Kec.
Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum tujuan
penelitian ada tiga macam yaitu bersifat penemuan, pembuktian, dan
pengembangan.1 Penemuan berarti data yang diperleh dari penelitian itu
adalah data yang betul-betul baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Pembuktian berarti data yang diperleh digunaan untuk membuktikan adanya
keragu-raguan terhadap informasi atau pengetahuan tertentu, dan
pengembangan berarti memperdalam dan memperluas pengetahuan yang sudah
ada. Penelitian berarti proses menemukan data-data baru yang akan dijadikan
sebuah pembuktian dan pengembangan secara menyeluruh untuk suatu
informasi atau ilmu penegetahuan yang valid dan jelas.
Data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas
suatu masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi
tahu, memecahkan berarti menghilangkan masalah, mengantisipasi berarti
mengupayakan agar masalah tidak terjadi.2
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Penerbit Alfabeta,
2013), h. 2. 2 Ibid., h.3.
32
Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena
popularitasnya belum lama, dinamakan metode postpositivistik karena
berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai
metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola),
dan disebut sebagai metode interpretif karena data hasil penelitian lebih
berkenan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting);
disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih
banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai
metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.3
Menurut Bogdan dan Taylor dalam Maleong mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku dapat diamati.4
Metode ini digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk memberikan
pendeskripsian mengenai sesuatu yang bersifat objektif dalam penelitian
penerapan media audio visual youtube untuk meningkatkan motivasi dan
keterampilan menulis puisi pada siswa kelas X SMA Waskito tahun pelajaran
2020/2021.
C. Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada Penerapan Media Audio Visual YouTube
dalam Keterampilan Menulis Puisi pada Siswa Kelas X semester genap SMA
Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021. Subjek penelitian ini adalah sekolah
SMA Waskito Tangerang Selatan, dan objek penelitian adalah siswa-siswi
SMA Waskito Tangerang Selatan dengan jumlah siswa yang menjadi fokus
penelitian untuk melihat keterampilan menulis puisi ini yaitu 63 orang. Peneliti
memfokuskan pada dua kelas yakni X MIPA 1 (32), dan X MIPA 2 (31), hal
tersebut merupakan rekomendasi dari guru pamong ketika mendampingi saya
3 Ibid., h.7-8. 4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, Edisi Revisi,
2016), h. 4.
33
selama penelitian. Akan tetapi, dari 63 orang siswa yang benar-benar membuat
puisi sebanyak 28 orang, hal tersebut diakui penulis sebagai sulitnya
pengambilan data melalui daring.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah sebuah cara untuk mengumpulkan data.
Pengumpulan data tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan harus
menggunakan teknik yang tepat dan sesuai kebutuhan dalam penelitian. Hal
demikian dilakukan agar memungkinkan diperolehnya data yang objektif.5
Penelitian dilakukan di Sekolah Waskito Tangerang Selatan pada siswa kelas X
semester genap MIPA 1, dan MIPA 2 Tahun Pelajaran 2020/2021.
1. Teknik Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan dan pencatatan suatu objek,
secara sistematik fenomena yang diselidiki.6 Observasi dilakukan oleh
peneliti dengan cara mengamati objek. Pengamatan yang dilakukan dengan
teliti dan saksama agar mendapatkan data yang dapat dideskripsikan dengan
jelas dalam penelitian. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan di Sekolah
Waskito Tangerang Selatan dengan menggali informasi dari siswa sejauh
mana pengetahuan mereka mengenai media audiovisual YouTube dan
intensitas mereka mengakses aplikasi YouTube tersebut.
2. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat,
teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian.7 Pengumpulan data dilakukan dengan melampirkan
dokumen sebagai bukti bahwa penelitian telah dilakukan sesuai dengan
metode penelitiannya. Data yang dikumpulkan berupa gambar kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan di SMA Waskito Kota Tangerang Selatan.
3. Angket
5 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. Ke-2, 2010), h.
158. 6 Sukandarrumidi M. dan Haryanto, Dasar-Dasar Penulisan Proposal Penelitian, (Yogyakarta:
Gadjah Mada Press, Cet. Ke-2, 2014), h. 35.
7 S. Margono, Op. Cit., h. 181
34
Kuisioner (Questionnaire) atau angket, merupakan serangkaian (daftar)
pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada peserta didik (dalam penelitian:
responden) mengenai masalah-masalah tertentu yang bertujuan untuk
mendapatkan tanggapan dari peserta didik (responden) tersebut.8
Angket dapat bersifat terbuka, tertutup, atau gabungan keduanya. Angket
bersifat tebuka jika peserta didik diberi kebebasan untuk menjawab sesuai
dengan keyakinannya, tertutup jika jawaban yang harus dipilih sudah tersedia,
dan gabungan keduanya jika disediakan pilihan jawaban tetapi sekaligus boleh
mengisi jawaban sendiri.9
Angket yang peneliti lakukan kepada peserta didik adalah angket yang
bersifat tertutup. Angket tersebut diberikan kepada peserta didik melalui
media Google Form dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang
mengharuskan untuk tidak berkerumun dan lain sebagainya. Berikut ini
merupakan butir pertanyaan yang disebar kepada responden sebelum diubah
menjadi Google Form.
Petunjuk Pengisian:
1. Bacalah setiap butir pertanyaan dengan cermat!
2. Terdapat dua jenis kolom jawaban. Perhatikanlah secara cermat!
3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling sesuai dengan
keadaan atau pendapat anda. Pilihlah salah satu jawaban yang telah
disediakan dengan keterangan berikut:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju, dan
(YA) atau (TIDAK)
Tabel 3.1
Daftar Pertanyaan Angket
No Pertanyaan SS S TS STS
8 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA), h.109 9Ibid.
35
1. Saya adalah pengguna
media sosial
2. Saya adalah pengguna
media sosial yang aktif
3. Saya mengetahui media
sosial YouTube
4. Saya selalu membuka
aplikasi YouTube setiap
hari
5. Saya menggunakan
aplikasi YouTube hanya
sekadar hiburan
No Pertanyaan YA TIDAK
6. Sebelum saya memberitahu
tentang channel YouTube
Catatan Khoirul Trian, apakah
kalian mengetahuinya?
7. Setelah anda mengetahui
channel YouTube Catatan
Khoirul Triann, apakah
videonya menarik?
8. Apakah setelah menonton
channel YouTube Catatan
Khoirul Triann, Anda lebih
terinspirasi dalam menulis
puisi?
9. Apakah Anda lebih mudah
memahami menulis puisi
setelah menggunakan media
pembelajaran?
36
10. Apakah Anda lebih mudah
menulis dengan melihat dan
medengar menggunakan media
pembelajaran (YouTube)?
No Pertanyaan SS S TS STS
11. Menurut Anda, bagaimana
jika media YouTube
digunakan sebagai media
pembelajaran?
12. Apakah media YouTube
membantu Anda untuk
lebih mudah menulis
puisi?
13. Apakah Anda menjadi
lebih mudah menemukan
diksi (pilihan kata) ketika
menulis puisi
menggunakan media
YouTube tersebut?
14. Apakah Channel YouTube
Catatan Khoirul Triann
membantu Anda dalam
membuat puisi?
15. Apakah Anda menjadi
lebih terampil membuat
puisi ketika menggunakan
media pembelajaran
YouTube?
46
4. Penilaian Praktik
Penilaian praktik merupakan penilaian yang menurut respons berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi.
Dengan demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas
proses mengerjakan atau melakukan suatu tugas.10
Penilaian praktik bertujuan menilai kemampuan peserta didik dalam
mendemonstrasikan keterampilannya utuk melakukan suatu kegiatan.11
Peneliti meminta siswa untuk menonton video yang terdapat pada channel
YouTube “Akun Catatan Khoirul Triann” dengan durasi 2x45 menit, video
yang ditonton adalah “Desember dan Lukanya, Singkatnya Begini, Dari Aku
yang Hampir Menyerah, dan Kita Hanya Virtual. Setelah siswa menonton
video, siswa diminta untuk membuat sebuah puisi. Pengerjaan praktik
dilakukan secara individu dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan
menulis puisi siswa. Selain itu dilakukannya praktik juga bertujuan untuk
mengetahui penggunaan media YouTube dalam pembelajaran menulis puisi
merupakan media yang tepat atau tidak.
a. Tes Kemampuan Menulis Puisi
Tabel 3.2
Kisi-kisi Penilaian Menulis Puisi Siswa12
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
10 Wiwik Setiawati, dkk. Pedadogi Pembelajaran 6. Konsep Penilaian, Modul Belajar Mandiri,
Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja. 2021, h. 139. 11 Ibid. 12 Burhan Nurgiantoro, Op.Cit., h. 277.
47
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kriteria Penilaian Menulis Puisi Siswa13
Aspek Bobot
Skor
Indikator
Tema 7 Tema yang dipilih sangat baik seperti yang ditentukan
6 Tema yang dipilih baik terkait yang ditentukan
5 Tema yang dipilih cukup seperti yang ditentukan
4 Tema yang dipilih sedang seperti yang ditentukan
3 Tema yang dipilih kurang seperti yang ditentukan
2 Tema yang dipilih sangat kurang seperti yang
ditentukan
1 Tema yang dipilih tidak sesuai dengan yang ditentukan
Bait 4 Tiga bait
3 Dua bait
2 Satu bait
1 Tidak berbentuk bait
Diksi 6 Diksi yang dipilih sangat baik
5 Diksi yang dipilih baik
4 Diksi yang dipilih cukup
3 Diksi yang dipilih kurang
2 Diksi yang dipilih sangat kurang
1 Diksi yang dipilih tidak sesuai
Majas 8 Majas yang digunakan sangat baik
13 Burhan Nurgiantoro, diubah suaikan, Ibid., h. 277.
48
7 Majas yang digunakan baik
6 Majas yang digunakan cukup
5 Majas yang digunakan sedang
4 Majas yang digunakan kurang
3 Majas yang digunakan sangat kurang
2 Majas yang digunakan tidak sesuai
1 Tidak terdapat majas yang digunakan
Skor Maksimal 25
Skor Maksimal 25
Skor yang diperoleh
Perhitungan Nilai : X 100
Skor Maksimal
Skor pada penelitian ini mengacu kepada penilaian dengan rentang 10-
100. Peneliti menghitung dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh
siswa dan dibagi skor maksimal dan kemudian dikalikan 100.
Analisis penelitian ini menggunakan kriteria penilaian yang mengacu kepada teori
Burhan Nurgiantoro dalam buku Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi edisi kedua cetakan ketujuh, Juli 2016.14 Berikut merupakan
penentuan kriteria dengan penghitungan persentase untuk skala sepuluh.
Tabel 3.415
Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Puisi Siswa
Interval Persentase
Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan
Skala Sepuluh
Keterangan
96-100 10 Sempurna
86-94 9 Baik Sekali
76-85 8 Baik
14 Burhan Nurgiantoro, h. 277. 15 Ibid.
49
66-75 7 Cukup
56-65 6 Sedang
46-55 5 Hampir Sedang
36-45 4 Kurang
26-35 3 Kurang Sekali
16-25 2 Buruk
1-5 1 Buruk Sekali
E. Teknik Pengolahan Data
Penelitian ini akan dilakukan di SMA Waskito Tangerang Selatan dengan
langkah-langkah berikut:
1. Menyiapkan Video
Peneliti menyiapkan beberapa video untuk dijadikan sebagai media
dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas X jurusan MIPA. Video
yang peneliti siapkan yaitu beberapa video yang terdapat pada Media
YouTube yang mengenai penjelasan dan struktur puisi.
2. Materi pembelajaran keterampilan menulis puisi menggunakan video yang
terdapat dalam YouTube akun Catatan Khoirul Triann. Peneliti melakukan
kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia kepada siswa kelas X jurusan
MIPA sebagai langkah awal dalam pembelajaran di kelas. Hal ini untuk
memberi pengetahuan kepada siswa mengenai materi yang berkaitan
dengan pelajaran bahasa Indoneisa, terutama keterampilan menulis puisi.
3. Melakukan praktik menulis puisi. Hal ini merupakan kelanjutan setelah
mereka mengetahui secara teori mengenai puisi.
4. Analisis Data Tes
Analisis data tes untuk menentukan kemampuan siswa dalam
menulis puisi dengan menggunakan media audiovisual YouTube.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis non-statistik. Dalam hal ini penelitian kualitatif mengajak
seseorang untuk mempelajari sesuatu masalah yang ingin diteliti secara
50
mendasar dan mendalam sampai ke akar-akarnya.16 Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji dan mencermati
Penerapan Media Audio Visual (YouTube) untuk mengubah
Keterampilan Menulis Puisi siswa yang data awalnya bernilai rata-rata
82,5 di Kelas X SMA Waskito Tahun Pelajaran 2020/2021.
16 S. Margono, Op.Cit, h. 190.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Sekolah
1. Pofil SMAS Waskito Tangerang Selatan
1) Nama Sekolah : SMAS Waskito
2) Alamat : Jl. Raya Pamulang Permai II No.75
3) Kelurahan : Serua
4) Kecamatan : Ciputat
5) Kabupaten/Kota : Tangerang Selatan
6) Provinsi : Banten
7) NPSN :69756416
8) Kurikulum : Kurikulum 2013
9) Jurusan : MIPA dan IPS
10) Rombongan Belajar : Kelas X (3 IPA dan 4 IPS).
: Kelas XI (3 IPA dan 4 IPS).
: Kelas XII (3 IPA dan 5 IPS).
11) Tanggal Berdiri : 2013-10-13
12) Akreditasi : A
13) Kepemilikan Tanah : Yayasan
14) SK Pendirian : 168.
15) Tanggal SK Pendirian : 2012-10-13.
16) SK Izin Operasional : 421.3/Kep.3492-Dikmen/2012.
17) Tanggal SK Izin Operasional : 2012-10-13.
2. Sejarah Singkat Sekolah
SMA Waskito berdiri di bawah yayasan Waskito yang diketuai oleh
Drs. Djarot yang lokasinya berada di Jl. Raya Pamulang Permai II No. 75
52
Serua Ciputat Tanggerang. Yayasan ini menyelenggarakan kegiatan di bidang
pendidikan dan sosial. Pada bidang pendidikan, yayasan ini mengelola
lembaga yang lengkap dari TK – SD – SMP dan SMK, sedangkan di bidang
sosial yayasan ini juga menyelenggarakan santunan kepada anak yatim dan
fakir miskin. Selain mutunya yang berkualitas, sekolah ini juga termasuk yang
menjadi pilihan di masyarakat, maka tak heran sekolah ini termasuk sekolah
yang banyak peminatnya yang didukung dengan berbagai fasilitas serta lokasi
yang mudah dijangkau, tentunya semua ini menjadi sebuah kerja keras yang
dilakukan oleh putri penerus bangsa. R. Ayu Siti Suwastinah sebagai
penggerak awal berdirinya sekolah Waskito. Sebelum mendirikan sekolah
Waskito ini pada mulanya pada tahun 1967 beliau mendirikan sekolah yang
berada di jalan Setia Budi di daerah Jakarta Selatan dengan tingkatan SD dan
SMA. Selang beberapa waktu kemudian lokasi tersebut dipindahkan di daerah
Pondok Labu. Beliau mendirikan sebuah sekolah dengan tingkatan SMP dan
SMA yaitu pada tahun 1992. Namun, tidak ada perkembangan yang signifikan
yaitu letaknya yang kurang strategis maka lokasi atau sekolah tersebut belum
banyak peminatnya, dan beliau memindahkan lokasi tersebut ke daerah yang
menurutnya lebih tepat. Kemudian pada tahun 1991 beliau membuka sekolah
lagi di daerah Pamulang yang berada di bawah penyelenggara yayasan
pendidikan Waskito Barulah sekolah ini termasuk sekolah favorit yang
mengalami banyak kemajuan dari tahun ke tahun. Seiring jalannya waktu
sekolah Waskito ini mengalami perkembangan yang cukup pesat, hal ini bisa
dilihat dari jenjang pendidikan mulai dari TK sampai SMK yang dibangun
untuk memenuhi kebutuhan sekolah.1 SMA Waskito ditunjang oleh berbagai
sarana dan prasarana, diantaranya: UKS, perpustakaan, musholla, kantin,
ruang musik, lapangan indoor, ruang konseling, laboratorium komputer,
laboratorium bahasa, dan lain-lain.
3. Visi, Misi Sekolah
a) Visi
1 Diakses pada laman https://text-id.123dok.com/document/lq5mjgv3y-gambaran-umum-smp- waskito-pamulang-1-sejarah-berdirinya.html Pada Rabu, 17 Maret 2021 pukul 16.38 WIB.
53
Menciptakan lulusan yang berkomitmen dalam ilmu pengetahuan,
berbudi pekerti luhur, kreatif, mandiri dan menjadi kader beriman.
b) Misi
(a) Menumbuhkan sikap kreatif dan mandiri, serta membentuk
kedisiplinan yang berbudi pekerti luhur dengan dilandasi keimaman
dan ketaqwaan.
(b) Mengembangkan potensi siswa/siswi hingga menghasilkan lulusan
yang berkualitas dan mampu melanjutkan jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
(c) Meningkatkan kualitas tenaga pendidikan dan kependidikan, serta
sarana dan prasarana pendidikan.
4. Guru dan Tenaga Pendidik
SMA Waskito mempunyai dua puluh empat guru bidang mata
pelajaran, empat orang tenaga administrasi sekolah, dua guru bimbingan
konseling, dan satu kepala sekolah.
5. Siswa
SMA Waskito mempunyai total 650 siswa secara keseluruhan,
diantaranya 270 siswa kelas X, 277 siswa kelas XI, dan 153 jumlah
siswa kelas XII.
B. Analisis Data Penelitian
1. Hasil Analisis Penerapan Media YouTube Akun “Catatan Khoirul Trian”
Pengambilan data dilakukan di SMAS Waskito Tangerang Selatan.
Penelitian dilakukan pada tanggal 2 Juni sampai 16 Juni 2021. Peneliti
mengambil data dengan jumlah siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 yang
berjumlah 28 siswa. Jumlah siswa pada kedua kelas itu berjumlah enam puluh
tiga siswa, namun pada saat penelitian terdapat tiga puluh lima siswa yang
tidak hadir ketika proses pengambilan data berlangsung. Dari ketiga puluh
lima siswa tersebut mengalami kendala, seperti kurang sehat, tidak ada kuota,
susah sinyal, dan lain sebagainya.
54
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan tes keterampilan
menulis puisi siswa dengan tema pandemi atau covid. Penelitian ini dilakukan
secara daring dengan menggunakan aplikasi zoom meeting dan google form.
Dengan aplikasi zoom meeting peneliti memaparkan materi mengenai menulis
puisi. Kemudian peneliti menggunakan google form untuk mengambil data
berupa beberapa angket dan keterampilan menulis puisi siswa kelas X.
Analisis data setiap siswa akan dijelaskan sebagai berikut. Data yang
diambil peneliti berupa tes kemampuan menulis puisi dengan media YouTube.
Akun yang digunakan oleh peneliti adalah “Catatan Khoirul Triann”. Peneliti
memilih akun tersebut karena beberapa hal. Video-video tersebut sudah
disetujui oleh guru Bahasa Indonesia karena video tersebut mengangkat tema-
tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, sehingga layak diperlihatkan
untuk anak-anak SMA.
Angket yang peneliti bagikan berjumlah 15 butir pertanyaan. Angket
tersebut bersifat tertutup atau siswa hanya bisa memilih jawaban yang sudah
disediakan oleh peneliti. Berikut adalah hasil dari angket yang telah peneliti
sebar. Pada butir soal pertama sebanyak 20 siswa menyatakan dirinya
sangat setuju bahwa responden sebagai pengguna sosial, dan 8 siswa
menjawab setuju. Butir soal kedua sebanyak 7 siswa menjawab sangat setuju
sebagai pengguna media sosial yang aktif, 17 siswa setuju, dan 4 siswa tidak
setuju. Selanjutnya, Butir soal ketiga sebanyak 22 siswa sangat setuju
mengetahui media sosial YouTube, dan 6 setuju. Butir soal keempat
sebanyak 6 siswa sangat setuju membuka aplikasi YouTube setiap hari, 13
siswa menjawab setuju, dan 8 siswa tidak setuju, 1 siswa menjawab sangat
tidak setuju. Butir soal kelima sebanyak 14 siswa menjawab sangat setuju
menggunakan aplikasi YouTube hanya sekadar hiburan, 7 siswa menjawab
setuju, dan 7 siswa lagi menjawab tidak setuju.
Berikutnya butir soal keenam sebanyak 22 siswa tidak mengetahui
channel YouTube Catatan Khoirul Trian, dan 6 siswa mengetahuinya. Butir
soal ketujuh, sebanyak 27 siswa menjawab channel YouTube Catatan
Khoirul Trian menarik, dan 1 siswa menjawab tidak menarik. Butir soal
55
kedelapan sebanyak 23 siswa menjawab channel YouTube Catatan Khoirul
Trian menginspirasi siswa dalam menulis puisi, dan 5 siswa menjawab tidak.
Butir soal kesembilan sebanyak 27 siswa menjawab bahwa lebih mudah
memahami pembelajaran setelah menggunakan media pembelajaran, dan satu
siswa menjawab tidak. Selanjutnya, butir soal kesepuluh sebanyak 26 siswa
menjawab lebih mudah menulis dengan melihat dan medengar menggunakan
media pembelajaran (YouTube), dan 2 siswa menjawab tidak.
Pada butir soal kesebelas sebanyak 7 siswa menjawab sangat setuju
jika media YouTube digunakan sebagai media pembelajaran, 18 siswa
menjawab setuju, 2 siswa menjawab tidak setuju, dan 1 siswa menjawab
sangat tidak setuju. Butir soal keduabelas sebanyak 6 siswa menjawab sangat
setuju jika media YouTube membantu untuk lebih mudah menulis, 19
menjawab setuju, dan 3 menjawab tidak setuju. Butir soal ketigabelas
sebanyak 6 siswa menjawab sangat setuju lebih mudah menemukan diksi
(pilihan kata) ketika menulis puisi menggunakan media YouTube, 21 siswa
menjawab setuju, dan 1 siswa menjawab tidak setuju. Butir soal
keempatbelas sebanyak 3 siswa menjawab sangat setuju channel YouTube
Catatan Khoirul Triann membantu dalam membuat puisi, 23 siswa menjawab
setuju, 1 siswa menjawab tidak setuju, dan 1 siswa menjawab sangat tidak
setuju. Selanjutnya, butir soal kelimabelas sebanyak 3 siswa menjawab
sangat setuju menjadi lebih terampil membuat puisi ketika menggunakan
media pembelajaran YouTube, 19 siswa menjawab setuju, dan 6 siswa
menjawab tidak setuju.
Data angket di atas membuktikan bahwa siswa lebih mudah menyerap
materi dengan menggunakan media yang sudah modern dan mengikuti
perkembangan zaman. Siswa menjadi lebih terinspirasi dalam mengerjakan
tugas dan menjadi lebih mudah memahami pelajaran setelah menggunakan
media pembelajaran YouTube.
56
2. Hasil Analisis Keterampilan Menulis Puisi Siswa
Data yang ditampilkan oleh penulis merupakan data asli dari responden.
Penulis tidak mengubah sama sekali data yang telah dikirimkan oleh
responden.
1) Analisis siswa 1 (Rayhan) MIPA 2
Di seluruh dunia dihantui akan kekhawatiran Dan aku pun juga ikut
merasakannya
Oleh virus yang bentuknya sangat kecil
Yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang
Semua orang mengeluh
Akan rasa ketakutan dengan virus ini Hebatnya kau wahai virus corona
Sampai sampai banyak negara yang memberlakukan lockdown wilayahnya
Hanya untuk menghindarimu
Seberapa kuatnya dirimu Sebesar apapun jabatanmu Bahkan sekaya apapun
dirimu
Tidak dapat menghindari virus sekecil ini
Virus ini merupakan ciptaan tuhan
Yang hanya menunjukan Sedikit Kekuasaan dan kebesarannya Agar
manusia dapat sadar Bahwa tuhan itu tidak tidur
Mengambil semua hartamu, kekuasaanmu Dan jabatanmu hanya sekejap
dengan virus ini
Apakah dengan adanya virus ini kita akan taat kepada tuhan kita? Akankah
kita menjauhi perbuatan maksiat yang dilarangnya? Semoga kita semua
sadar dengan adanya virus Dan secepatnya hilang dari bumi tercinta ini
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Rayhan mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti dari unsur yang terkandung dari setiap larik
mengarah pada tema yang dimaksud. Seperti pada kutipan berikut,
“Hebatnya kau wahai virus corona”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Rayhan membuat puisi
lebih dari tiga bait atau lebih dari yang ditentukan oleh peneliti. Seperti pada
kutipan berikut ini, /Di seluruh/ sampai /mata telanjang/ bait pertama,
selanjutnya /semua orang/ sampai /menghindarimu/ bait kedua, /seberapa
57
kuat/ sampai /sekecil ini/ bait ketiga, /virus ini/ sampai /virus ini/bait
keempat, dan /apakah/ sampai /tercinta ini/ adalah bait kelima.
Aspek penilaian diksi, Rayhan mendapat skor enam untuk diksi yang
digunakan di dalam puisi tersebut. Terbukti diksi yang dipilih sangatlah
tepat seperti semua orang rasakan. Berikut kutipannya “Di seluruh dunia
dihantui akan kekhawatiran” kalimat tersebut menggambarkan seluruh
manusia merasakan ketakutan yang luar biasa akibat adanya virus covid-19.
Aspek penilaian majas, Rayhan mendapat skor enam. Terbukti
terdapat majas yang digunakan yaitu metafora “kekuasaannya dan
kebesarannya”. Sebagaimana diketahui bahwa majas metafora adalah
membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa.
Pada kutipan itu, peserta didik memakai /kekuasaan dan kebesarannya/
untuk menggambarkan kekuasaan dan kebesaran tuhan dalam mengatur
segala kehidupan di muka bumi dan alam semesta.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
2) Analisis siswa 2 (Anisa) MIPA 1
Pelawan Covid
Covid datang ditahun 2019 hingga kini
Rakyat menyepelekan dia, tidak mematuhi perintah Semua yang di perintah
hanya dianggap angin lalu Banyak korban yang terkena virus covid
Mereka bekerja baik siang maupun malam Dan menyimpan lelah dalam diri
Mereka rela tak bertemu keluarga
58
Hanya untuk menyelamatkan banyak jiwa
Mereka rela berkorban untuk menyelamatkan jiwa Semangat mereka tidak
pernah hilang
Mari bantu mereka untuk menyelamatkan dunia Dengan mematuhi protokol
yang di perintahkan
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Anisa mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Anisa Maharani
adalah “Pelawan Covid” dan setiap unsur yang terkandung dari setiap larik
mengarah pada tema yang dimaksud. Seperti pada kutipan “Covid datang
ditahun 2019 hingga kini”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Anisa membuat puisi
dengan tiga bait sesuai dengan yang ditentukan oleh peneliti, dan dari bait
pertama hingga bait ketiga masih berkaitan. Seperti pada kutipan berikut,
/covid datang/ sampai /virus covid/ bait pertama, /mereka/ sampai /banyak
jiwa/ bait kedua, dan /mereka rela/ sampai /perintahkan/ bait ketiga.
Aspek penilaian diksi, Anisa mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut lazim yang
terjadi pada saat pandemi seperti sekarang ini. Berikut kutipannya “Mereka
rela tak bertemu keluarga, Hanya untuk menyelamatkan banyak jiwa”,
kalimat tersebut mengungkapkan bahwa banyak tenaga kesehatan yang rela
berkorban tenaga, waktu, pikirannya bahkan kesehatan dan keluarganya
hanya untuk menyelamatkan pasien covid-19.
Aspek penilaian majas, Anisa mendapat skor enam. Terbukti ada
majas yang digunakan, yaitu majas personifikasi “perintah hanya dianggap
angin lalu”. Sebagaimana diketahui bahwa majas personifikasi merupakan
gaya bahasa yang digunakan seolah-olah benda tersebut selayaknya
manusia. Pada kutipan itu, peserta didik memakai /angin lalu/ untk
menggambarkan perbandingan kondisi masyarakat yang “tidak bisa”
diberitahu akan bahaya virus tersebut. Oleh karena itu, kata “tidak bisa”
59
yang mewakili fenomena yang terjadi di masyarakat menjadi suatu keadaan
yang coba dibandingkan dengan kondisi tersebut.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
3) Analisis Siswa 3 (Bachtiar) MIPA 1
Keadilan...
Itu hanya sebuah perkataan Tetapi Keadilan...
Tidak bisa si jual belikan
Kaulah yang menentukan,,,, Siapa yang salah dan yang benar
Kaulah yang menunjukkan kebenaran Dan juga menghukum yang salah
Sayang seribu sayang..
Di Indonesia tidak demikian
Hanya berduitlah yang akan selalu benar
Dan yang tidak berduit akan selalu disalahkan
Indonesiaku...
Kapan kau selalu menerapkan keadilan Tanpa mementingkan jumlah uang
Semoga keadilan indonesia bisa membaik......
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Bachtiar mendapatkan skor
satu untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Bachtiar Yusuf
adalah “Keadilan” dan unsur yang terkandung dari setiap larik tidak
60
mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti kutipan
berikut “Kapan kau selalu menerapkan keadilan”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti walaupun Bachtiar
membuat puisi yang melenceng dari tema yang ditentukan, tetapi Bachtiar
Yusuf membuat puisi dengan empat bait, dan dari bait pertama hingga
keempat masih berkaitan satu sama lain. seperti pada kutipan berikut ini,
/keadilan/ sampai /belikan/ adalah bait pertama, /kaulah/ sampai /yang salah/
bait kedua, /sayang/ sampai /disalahkan/ bait ketiga, dan /Indonesiaku/
sampai /membaik/ bait keempat.
Aspek penilaian diksi, Bachtiar mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut lazim yang
terjadi pada saat pandemi seperti sekarang ini. Berikut kutipannya “Mereka
rela tak bertemu keluarga, Hanya untuk menyelamatkan banyak jiwa”,
Aspek penilaian majas, Bachtiar mendapat skor enam. Terbukti
terdapat majas yang digunakan, yaitu majas metafora
“Kaulah yang menunjukkan kebenaran
Dan juga menghukum yang salah”.
Sebagaimana diketahui bahwa majas metafora adalah
membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa.
Pada kutipan itu peserta didik memakai /menunjukkan kebenaran dan juga
menghukum yang salah/ untuk menggambarkan tuhanlah yang
menunjukkan kebenaran dan tuhan pula yang menghukum yang melakukan
kesalahan.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
61
Nilai 17
X 100
25
= 68 – Cukup
4) Analisis siswa 4 (Vania) MIPA 1
PANDEMI COVID-19
lihatlah mereka
yang diserang tanpa sadar yang berniat tertawa bersama
akhirnya terkurung di dalam sebuah kamar
hanya terdiam menikmati sinar
harus terisolasi dan akhirnya termenung menikmati kesendirian di dalam
kamar dan hanya bisa berdoa dapat sembuh
ingin ku kembali ke masa lalu
dan berharap virus ini kembali pulang ku peluk mereka dengan rasa rinduku
dan tak akan ku biarkan mereka menghilang.
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Vania mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Vania Lystia
Putri adalah “PANDEMI COVID-19” dan setiap unsur di dalam baitnya
yang terkandung dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan
oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut “dan berharap virus ini kembali
pulang”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Vania membuat puisi
dengan tiga bait sesuai dengan yang ditentukan oleh peneliti, dan dari bait
pertama hingga bait ketiga masih berkaitan dan mengarah pada tema yang
dimaksud. Berikut kutipannya, /lihatlah/ sampai /kamar/ bait pertama,
/hanya/ sampai /sembuh/ bait kedua, dan /ingin/ sampai /menghilang/ bait
ketiga.
62
Aspek penilaian diksi, Vania mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut yang
diungkapkan oleh penulis sama seperti yang dirasakan oleh semua orang.
Berikut kutipannya “ingin ku kembali ke masa lalu” masa lalu yang terdapat
di dalam puisi tersebut maksudnya adalah kehidupan yang normal seperti
sediakala sebelum adanya virus covid-19 yang mengubah segala-galanya.
Aspek penilaian majas, Vania mendapatkan skor enam. Terbukti
terdapat majas hiperbola yang digunakan di dalam puisi yang dibuat.
Berikut kutipannya “yang diserang tanpa sadar”. Seperti diketahui bahwa
majas hiperbola merupakan gaya bahasa yang digunakan saat
membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain yang tidak masuk akal. Pada
kutipan itu, peserta didik memakai /diserang/ untuk menggambarkan betapa
ganasnya virus corona tersebut terhadap siapapun.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
5) Analisis siswa (Ahmad) MIPA 1
Pandemi belum berakhir
Berita penyakit yang membuat pikiran ku ambigu Sangat banyak tersebar di
berbagai media
Pada akhirnya aku libur dua minggu Dengan kondisi tidak apa apa
Liburku terus menerus diperpajang
63
Dari kasus pertama hingga vaksin sudah ada Tugas tugas berjejer dengan
panjang
Dan aku harus terus mengerjakan yang ada
Sampai saat ini pandemi belum juga berakhir Sampai pulang kampung harus
menjadi mimpi lagi Banyak yang pulang kampung tanpa mikir mikir
Dan mengakibatkan jalan ramai lagi
Di Negara lain kasus semakin memanas Dari situ bisa menjadi pembelajaran
Puasa saat ini tidak terlalu panas
Lalu orang orang berbelanja dan menyebabkan kerumunan
pandemi membuat semua orang sengsara tidak pandang bulu dari
jabatannya
dari orang kaya yang punya banyak sarana sampai orang bawah juga terkena
semuanya
pandemi bukan hanya menyerang dalam segi penyakit pandemi juga
menyerang ekonomi
dari orang yang yang melanggar jadi sakit dan orang orang baik juga ikut
terbasmi
vaksin memang membuat perlidungan dari garda terdepan hingga rakyat
biasa kita harus saling berpegangan tangan
agar covid tidak bisa menyerang kita semua
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Ahmad mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Ahmad Ravialy
Vanevy adalah “Pandemi belum berakhir” dan setiap unsur yang terkandung
dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti.
Berikut kutipannya “Sampai saat ini pandemi belum juga berakhir”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Ahmad membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait, dan dari bait pertama hingga bait terakhir masih
berkaitan. Berikut kutipannya, /berita/ sampai /apa/ bait pertama, /liburku/
sampai /ada/ bait kedua, /sampai/ sampai /lagi/ bait ketiga, /Di Negara/
sampai /kerumunan/ bait keempat, /pandemi/ sampai /semuanya/ bait
kelima, /pandemi/ sampai /terbasmi/ bait keenam, dan /vaksin/ sampai
/semua/ bait ketujuh.
64
Aspek penilaian diksi, Ahmad mendapat skor empat untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi yang diungkapkan oleh
penulis tersebut kurang tepat. Berikut kutipannya
“Di Negara lain kasus semakin memanas Dari situ bisa menjadi
pembelajaran Puasa saat ini tidak terlalu panas
Lalu orang orang berbelanja dan menyebabkan kerumunan”
Pilihan kata atau diksi yang digunakan masih sangat berantakan, hal
tersebut dibuktikan dengan “kasus yang semakin panas” dan dibandingkan
dengan “puasa saat ini tidak terlalu panas”. Tentu itu adalah hal yang
berbeda.
Aspek penilaian majas, Ahmad Ravialy Vanevy mendapatkan skor
enam. Terbukti terdapat majas hiperbola di dalam puisinya tersebut. berikut
kutipannya “di negara lain kasus semakin memanas”. Seperti diketahui
bahwa majas hiperbola merupakan gaya bahasa yang digunakan saat
membandingkan sesuatu dengan sesuatu lain yang tidak masuk akal. Pada
kutipan itu, peserta didik memakai /memanas/ untuk menggambarkan kasus
corona di negara lain semakin naik, belum ada tanda-tanda penurunan kasus.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 21
X 100
25
= 84 – Baik
6) Analisis siswa 6 (Marah Jacky) MIPA 1
Corona
65
corona datang menyerang dunia menyerang tanpa permisi
entah kapan ia akan pergi corona, pandemi dunia
.
dokter dan perawat datang
datang untuk menyelamatkan dunia
negara negara berjuang dengan cara masing² demi menghilangnya corona
dari muka bumi
.
dunia sedang sakit dunia sedang bersedih
corona mengubah semua cepatlah pergi corona.
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Marah Jacky mendapatkan
skor tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Marah
Jacky adalah “Corona” dan setiap unsur yang terkandung dari setiap larik
mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya
“corona datang menyerang dunia”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Marah Jacky membuat
puisi dengan tiga bait, dan dari bait pertama hingga ketiga masih berkaitan.
Berikut kutipannya, /corona/ sampai /dunia/ bait pertama, /dokter/ sampai
/muka bumi/ bait kedua, /dunia/ sampai /corona/ bait ketiga.
Aspek penilaian diksi, Marah Jacky mendapat skor enam untuk
diksi. Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut
menggambarkan situasi saat ini. Berikut kutipannya “corona, pandemi
dunia”. Virus corona telah dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO sejak
tahun 2020.
Selanjutnya majas, Marah Jacky mendapatkan skor enam. Terbukti
terdapat majas personifikasi di dalam puisi yang dibuatnya. Berikut
kutipannya “dunia sedang sakit”. Sebagaimana yang diketahui, majas
personifikasi adalah membandingkan manusia dengan benda mati, seolah-
olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia. Pada kutipan itu, peserta
didik memakai /sakit/ untuk menggambarkan perbandingan kondisi atau
keadaan dunia dengan situasi yang memprihatinkan yakni “sedih”. Oleh
karena itu kata “sedih” yang mewakili fenomena dunia kekinian menjadi
suatu keadaan yang coba dibandingkan dengan kondisi tersebut.
66
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
7) Analisis siswa 7 (Intan) MIPA 1
Corona . . .
kau virus yang berbahaya, Mengancam kesehatan manusia, Membuat kami
jera,
Kau telah memakan banyak korban, kau juga telah menyebar dimana-mana,
Kau bikin kegiatan manusia jadi susah, Kau juga memutuskan tali saudara,
Cepatlah kau pergi, Kami ingin kau pergi,
karena mu banyak yang mati, semoga kita terlindungi.
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Intan mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti dari judul yang digunakan oleh Intan Melinda
Wulandari adalah “Corona” dan setiap unsur yang terkandung dari setiap
larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut
kutipannya, “kau virus yang berbahaya”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Intan membuat puisi
dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait ketiga saling berkaitan.
Berikut kutipannya, /corona/ sampai /jera/ bait pertama, /kau/ sampai
/saudara/ bait kedua, dan /cepatlah/ sampai /terlindungi/ bait ketiga.
67
Aspek penilaian diksi, Intan mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut
menggambarkan situasi saat ini. Berikut kutipannya “Kau telah memakan
banyak korban, kau juga telah menyebar dimana-mana,”. Seperti yang
diketahui, virus corona sudah banyak memakan korban jiwa, tidak
memandang usia, harta, dan jabatan. Virus corona hampir menyerang
seluruh dunia, tanpa terkecuali.
Selanjutnya majas, Intan mendapat skor enam. Terbukti terdapat
majas personifikasi di dalam puisi Intan Melinda Wulandari. Berikut
kutipannya “kau juga memutuskan tali saudara”. Sebagaimana yang
diketahui, majas personifikasi adalah membandingkan manusia dengan
benda mati, seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia. Pada
kutipan itu, peserta didik memakai /memutuskan tali/ untuk
menggambarkan perbandingan kondisi atau keadaan dengan situasi yang
memprihatinkan yakni “hubungan” keluarga menjadi terputus semenjak
adanya virus corona. Oleh karena itu kata “hubungan” yang mewakili
fenomena kekinian menjadi suatu keadaan yang coba dibandingkan dengan
kondisi tersebut.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
8) Analisis siswa 8 (Alfin) MIPA 2
68
Dua tahun lalu tahun yang istimewa Aku sangat menikmati setiap detiknya
Setiap detiknya dengan orang berharga Yang sebelumnya berharga
Entah dari mana kau datang Meredupkan hidup yang terang Mengacaukan
jalinan hubungan Menghancurkan jalan pikiran
Kehadiranmu sangat mengubah diri Kekecewaan yang selalu menghampiri
Membantu menempa jiwa dan badan Aku bukan lagi aku yang kemarin
Meski begitu kau tetap tidak diharapkan Membunuh dengan langsung atau
perlahan Dosamu terlalu banyak untuk dimaklumkan COVID,
menghancurkan dan menguatkan
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Alfin mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Alfin Noor Hasan
tentang covid. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah pada
tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya “COVID,
menghancurkan dan menguatkan”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Alfin membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Berikut kutipannya, /dua/ sampai /berharga/ adalah bait pertama,
/entah/ sampai /pikiran/ bait kedua, /kehadiran/ sampai /kemarin/ bait ketiga,
/meski/ sampai /menguatkan/ bait keempat.
Aspek penilaian diksi, Alfin mendapat skor empat untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut kurang tepat.
Berikut kutipannya “Setiap detiknya dengan orang berharga, Yang
sebelumnya berharga”. Maksud dari kalimat tersebut belum jelas dan belum
diketahui maknanya.
Selanjutnya majas, Alfin mendapatkan skor enam untuk majas.
Terbukti terdapat majas antitesis pada puisi Alfin Noor Hasan. Berikut
kutipannya “meredupkan hidup yang terang”. Sebagaimana yang diketahui,
majas antitseis adalah pasangan kata yang maknanya bertentangan atau
berlawanan. Pada kutipan itu peserta didik memakai /meredupkan hidup
yang terang/ untuk meggambarkan perbandingan kondisi setelah virus
69
corona datang yakni “mematikan”. Oleh karena itu, kata “mematikan” yang
mewakili fenomena dunia setelah virus corona tersebut hadir.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 21
X 100
25
= 84 – Baik
9) Analisis siswa 9 (Dira) MIPA 1
Ketika tuhan punya alasan.
Ketika tuhan menciptakan makhluk yang tidak diinginkan semesta, itu
berarti tuhan mempunyai alasan.
Tuhan hanya perlu menciptakan makhluk yang kecilnya memang tidak
sekecil atom, tapi bisa membuat semesta terdiam dari biasanya, meskipun
sebentar.
Sudah Berhari hari, berminggu minggu, berbulan bulan dan kita telah
sampai di tahun yang kita harapkan telah usai dari segala permasalahan,
yang ternyata malah pupus nya harapan.
Suatu saat nanti di tahun berikutnya, tanpa kita sadari kita telah melupakan
pion2 penting dari hidup kita.. keluarga,teman,sahabat,ataupun orang tua
yang mungkin meninggalkan kita duluan.
Sampai saat dimana kita akan belajar melupakan semuanya dan menjalani
hidup normal yang baru.
-Jakarta2021
70
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Dira mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti judul yang digunakan oleh Dira adalah “Ketika
tuhan punya alasan”. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik
mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut
kutipannya, “Sampai saat dimana kita akan belajar melupakan semuanya
dan menjalani hidup normal yang baru.”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Dira membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Berikut kutipannya, /Ketika/ sampai /alasan/ adalah bait pertama,
/Tuhan/ sampai /sebentar/ bait kedua, /sudah/ sampai /harapan/ bait ketiga,
/suatu/ sampai /duluan/ bait keempat, /sampai/ sampai /baru/ bait kelima.
Aspek penilaian diksi, Dira mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Berikut kutipannya “Ketika tuhan menciptakan makhluk yang tidak
diinginkan semesta, itu berarti tuhan mempunyai alasan”. Maksud dari
kalimat tersebut adalah, Allah menciptakan sesuatu pasti mempunyai alasan,
seperti cobaan, atau kutukan.
Selanjutnya majas, Dira mendapatkan skor enam. Terbukti terdapat
majas antitesis di dalam puisi Dira. Berikut kutipannya “ketika tuhan
menciptakan makhluk yang tidak diinginkan semesta”. Sebagaimana yang
diketahui, majas antitseis adalah pasangan kata yang maknanya
bertentangan atau berlawanan. Pada kutipan itu peserta didik memakai
/menciptakan/ tetapi /tidak diinginkan/ untuk meggambarkan perbandingan
virus corona diciptakan oleh tuhan tetapi seluruh dunia “menolaknya”. Oleh
karena itu, kata “menolaknya” yang mewakili fenomena dunia pada saat
virus corona tersebut hadir.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
71
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
10) Analisis siswa 10 (Michell) MIPA 2
Bosan ku menatap layar Menatap layar digital Menyapa tanpa raga
Hanya memandang layar kaca
Tak bisa ke taman
Tak bisa bertemu teman Keluh kesahku tak berarti
Semua orang berusaha untuk bertahan
Bila tiba saatnya nanti
Kan kuucapkan terimakasih Pada para penyelamat Yang berkorban tanpa
lelah
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Michell mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Michell masih
berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik
mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut
kutipannya, “Menyapa tanpa raga” kalimat tersebut menggambarkan pada
saat pandemi semua kegiatan dibatasi, menyapa salah satunya hanya boleh
menggunakan sosial media.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Michell membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Berikut kutipannya, /Bosan/ sampai /kaca/ merupakan bait
pertama, /Tak bisa/ sampai /bertahan/ bait kedua, /Bila/ sampai /lelah/ bait
ketiga.
72
Aspek penilaian diksi, Michell mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Michell menjelaskan bahwa pandemi ini
membuatnya menjadi bosan, dikarenakan semua kegiatan harus dibatasi.
Berikut kutipannya “Bosan ku menatap layar” dan “Tak bisa bertemu
teman”.
Selanjutnya majas, Michell mendapatkan skor enam. Terbukti
terdapat majas eufimisme di dalam puisi Michell. Berikut kutipannya “pada
para penyelamat”. Sebagaimana yang diketahui, majas eufimisme adalah
kata-kata yang memiliki arti yang baik. Pada kutipan itu, peserta didik
memakai /pahlawan/ untuk menggambarkan perbandingan kondisi atau
keadaan dengan situasi yang mengagumkan yakni “penolong” bagi seluruh
masyarakat. Oleh karena itu kata “penolong” yang mewakili fenomena
kekinian menjadi suatu keadaan yang coba dibandingkan dengan kondisi
saat ini.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
11) Analisis siswa 11 (Aqil) MIPA 1
Sudah satu tahun pandemi melanda Namun tidak juga kunjung reda
Rindu menunggu kereta sembari minum soda
Namun keluar saja sekarang harus mematuhi protokol yang ada
73
Tidak terasa aku akan berumur 17 tahun Artinya sebentar lagi aku akan
membuat ktp
Yaa, Semakin dewasa semakin banyak tanggung jawab Apalagi aku adalah
seorang anak laki-laki
Terkadang aku suka merasa iri dengan anak-anak seumuranku Mereka yang
sudah keluar dengan teman-temannya
Mereka yang sudah mengendarai motornya dihari minggu pagi Sedangkan
aku hanya dirumah
Namun badaipun pasti berlalu
Aku tidak ingin terlalu lama di dalam badai itu Aku harus membuat rencana
untuk masa depanku
Bukan hanya berdiam diri dan larut dalam kesedihanku
Dalam puisi ini aku bercerita
Yang diketik dengan jari yang penuh derita Untuk kelak tercapainya cita-
cita
Dan dapat berkehidupan yang nyata
Aqil Bara, 2021
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Aqil mendapatkan skor lima
untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Aqil Bara Zulkarnain
berkaitan dengan pandemi namun, isi dari puisi tersebut hanya satu bait
yang menggambarkan pandemi, selebihnya tentang kegelisahan menjalani
kehidupannya. Berikut kutipannya, “Sudah satu tahun pandemi melanda”
dan “Terkadang aku suka merasa iri dengan anak-anak seumuranku”
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Aqil membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait. Tetapi, Aqil bait yang dituliskan tidak berkaitan
dengan tema yang diteliti oleh peneliti. Berikut kutipannya, /Sudah/ sampai
/ada/ merupakan bait pertama, /Tidak/ sampai /laki-laki/ bait kedua,
/Terkadang/ sampai /dirumah/ bait ketiga, /Namun/ sampai /kesedihanku/
bait keempat, dan /Dalam/ sampai /nyata/ bait kelima.
Aspek penilaian diksi, Aqil mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Aqil awalnya menggambarkan keresahannya
74
karena pandemi, tetapi ia juga menggambarkan keresahan dirinya menjalani
kehidupan.
Selanjutnya majas, Aqil mendapatkan skor tujuh. Terbukti terdapat
majas hiperbola di dalam puisi Aqil. Berikut kutipannya “aku tidak ingin
terlalu lama di dalam badai itu”. Sebagaimana yang diketahui bahwa majas
hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan saat membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain, tetapi tidak masuk akal. Pada kutipan itu, peserta
didik memakai /badai itu/ untuk menggambarkan perbandingan kondisi
yang sedang “buruk”. Oleh karena itu, kata “buruk” yang mewakili keadaan
dunia sekarang.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 22
X 100
25
= 88 – Baik
12) Analisis siswa 12 (Nabila) MIPA 1
Mereka bekerja baik siang maupun malam Menyimpan lelah dalam-dalam
Mereka tak bisa berkumpul bersama keluarga Demi menyelamatkan banyak
raga
Mereka satu per satu gugur
Namun semangatnya tak pernah luntur
Mereka berkorban susah payah Kita bantu dengan tetap di rumah
75
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Nabila mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti setiap unsur yang terkandung dari setiap larik
mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada
kutipan “Demi menyelamatkan banyak raga”.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Nabila membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait, dari bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Bait pertama /Mereka/ sampai /dalam-dalam/, bait kedua /mereka/
sampai /raga/, bait ketiga /mereka/ sampai /luntur/, dan bait kempat /mereka/
sampai /rumah/.
Aspek penilaian diksi, Nabila mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik
dan jelas. Berikut kutipannya “Mereka satu per satu gugur, Namun
semangatnya tak pernah luntur”. Maksud dari kalimat tersebut adalah, para
tenaga kesehatan tidak mengenal lelah, walaupun nyawa menjadi
taruhannya.
Selanjutnya majas, Nabila mendapatkan skor enam. Terbukti di
dalam puisi Nabila terdapat majas personifikasi. Berikut kutipan puisinya
“namun semangatnya tak pernah luntur”. Sebagaimana yang diketahui,
majas personifikasi adalah membandingkan manusia dengan benda mati,
seolah-olah benda tersebut bersikap selayaknya manusia. Pada kutipan itu,
peserta didik memakai /luntur/ untuk menggambarkan perbandingan
keadaan dengan situasi yang terjadi saat ini yakni “kokoh”. Oleh karena itu
kata “kokoh” yang mewakili sikap para tenaga kesehatan yang tidak
mengenal rasa lelah.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur Tema
76
Puisi Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
13) Analisis siswa ke 13 (Revalina)
Pandemi
Datang tak diundang
Dan entah kapan menghilang Tak terlihat
Tetapi hadir mu membuat orang sakit
Ku tak bisa bermain Bertemu dengan teman Kapan kau pergi?
Lelah rasanya diri ini
Bila tiba masa kau pergi Semua berpeluk tanpa henti Melepas rasa rindu
Yang telah lama ditunggu-tunggu
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Revalina mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti judul yang digunakan oleh Revalina adalah
“Pandemi”. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah pada
tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut ini,
“Tetapi hadir mu membuat orang sakit”.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Revalina membuat
puisi dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Berikut kutipannya, bait pertama /Datang/ sampai /sakit/, bait
kedua /Ku/ sampai /ini/, bait ketiga /Bila/ sampai /ditunggu-tunggu/.
Aspek penilaian diksi, Revalina mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Berikut kutipannya “Melepas rasa rindu, Yang telah lama ditunggu-tunggu”.
77
Maksud dari kalimat tersebut adalah ketika virus tersebut hilang, semua
orang akan kembali seperti semula, dan kembali beraktivitas normal seperti
dahulu sebelum adanya virus corona.
Selanjutnya majas, Revalina mendapatkan skor enam. Terbukti
terdapat majas retorika di dalam puisi Revalina Ferdika. Berikut kutipannya
“kapan kau pergi?”. Sebagaimana diketahui bahwa majas retorika adalah
berbentuk kalimat tanya yang bertujuan untuk penegasan. Pada kutipan itu,
peserta didik memakai /kapan kau pergi?/ menegaskan kapankah virus
corona akan hilang dari muka bumi tersebut.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
14) Analisis siswa 14 (Dyah) MIPA 2
judul: Secercah Harapan tema: pandemi
waktu terus berjalan harapan terus datang kapan situasi ini kembali ?
kembali seperti sedia kala
kala tawa canda tak dibatasi jarak demi kesehatan kita terpaksa berhenti
kini...
tanpa masker hidup dalam rawan
hidup bagai di dalam sangkar
walau tak ada lagi yang bisa dilakukan tiada rasa putus asa
untuk terus panjatkan doa
78
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Dyah mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti judul yang digunakan oleh Dyah adalah
“Secercah Harapan”. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik
mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut
kutipannya, “tanpa masker hidup dalam rawan”.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Dyah membuat puisi
dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.
Berikut kutipannya, bait pertama /waktu/ sampai /kala/, bait kedua /kala/
sampai /rawan/, bait ketiga /hidup/ sampai /doa/.
Aspek penilaian diksi, Dyah mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik
dan jelas. Berikut kutipannya “tanpa masker hidup dalam rawan”. Maksud
dari kalimat tersebut adalah, memakai masker menjadi hal yang sangat
wajib pada saat pandemi virus covid-19. Sampai pemerintah Indonesia
mengingatkan kepada seluruh warga Indonesia bahwa pakai masker harga
mati, tidak pakai masker bisa mati.
Selanjutnya majas, Dyah mendapatkan skor tujuh. Terbukti terdapat
dua majas di dalam puisi yang dibuat oleh Dyah Wilutami. Berikut
kutipannya “waktu terus berjalan, harapan terus datang” kalimat tersebut
merupakan majas metafora. “kapan situasi ini kembali ?” merupakan majas
retorika. Sebagaimana yang diketahui, majas metafora adalah
membandingkan dua objek yang berbeda namun memiliki sifat yang serupa.
Pada kutipan itu, peserta didik memakai /waktu terus berjalan, harapan terus
datang/ untuk menggambarkan perbandingan jika waktu terus berjalan maka
harapan pun akan terus ada. Selanjutnya majas retorika adalah berbentuk
kalimat tanya yang bertujuan untuk penegasan. Pada kutipan itu, peserta
didik memakai / kapan situasi ini kembali ?/ untuk menegaskan kapan
situasi yang sangat menyedihkan ini kembali seperti biasa sebelum
datangnya virus corona tersebut.
Aspek yang Indikator Tingkat Capaian Siswa
79
dinilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 24
X 100
25
= 96 – Sempurna
15) Analisis siswa 15 (Radhwa) MIPA 1
Corona kenapa engkau menginjak di tanah kami
Hari hari kami penuh kegelisahan penuh kekhawatiran Dimana doa terbaik
sudah dipanjatkan
Bekerja, belajar, dan ibadah sudah dirumahkan
Dokter dan perawat sedang berjuang Berjuang untuk menyelamatkan dunia
Mereka bekerja baik siang maupun malam Menyimpan lelah dalam-dalam
Kami menunggu kajaiban itu datang Keajaiban hilangnya virus covid ini Ku
tunggu lekas sembuhnya bumiku
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Radhwa mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti setiap unsur yang terkandung dari setiap larik
mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut
kutipannya, “Corona kenapa engkau menginjak di tanah kami”.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Radhwa membuat puisi
dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.
Berikut kutipannya, bait pertama dari /Corona/ sampai /dirumahkan/, bait
kedua /Dokter/ sampai /dalam-dalam/, bait ketiga /Kami/ sampai /bumiku/.
Aspek penilaian diksi, Radhwa mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik
dan mudah untuk dipahami. Berikut kutipannya “Hari hari kami penuh
80
kegelisahan penuh kekhawatiran”. Maksud dari kalimat tersebut adalah,
semua orang sekarang sedang diselimuti dengan kegelisahan dan
kekhawatiran akibat virus covid-19. Sampai seluruh kegiatan harus di
rumahkan.
Selanjutnya majas, Radhwa mendapatkan skor enam. Terbukti
terdapat majas hiperbola di dalam puisinya. Berikut kutipannya “berjuang
untuk menyelamatkan dunia”. Sebagaimana yang diketahui bahwa majas
hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan saat membandingkan sesuatu
dengan sesuatu yang lain, tetapi tidak masuk akal. Pada kutipan itu, peserta
didik memakai /menyelamatkan dunia/ untuk menggambarkan perbandingan
kondisi dunia yang sedang terkena “musibah”. Oleh karena itu, kata
“musibah” mewakili keadaan dunia sekarang yang sedang dilanda oleh virus
corona.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
16) Analisis siswa 16 (Shafira) MIPA 2
Saat ini . . .
Semua negara sedang diuji Datangnya virus yg tak terlantasi Bisa
mengakibatkan mati
Corona. . . Corona
Tak bisa terlihat tapi nyata Menyerang siapa saja tak menal usia
81
Dan sudah menelan banyak korban jiwa
Tuhan, kami ingin corona pergi Sejauh mungkin dari negara ini Agar kami
bisa kembali
Berkumpul dan bersama sama saudara kami
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Shafira mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Shafira berkaitan
dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah
pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut
ini “Datangnya virus yg tak terlantasi”.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Shafira membuat puisi
dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.
Berikut kutipannya, /Saat ini/ sampai /mati/ adalah bait pertama, /Corona/
sampai /jiwa/ bait kedua. /Tuhan/ sampai /kami/ bait ketiga.
Aspek penilaian diksi, Shafira mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Shafira menjelaskan keinginannya bahkan
keinginan semua orang supaya virus covid-19 ini cepat pergi, dan bisa
berkumpul bersama sanak saudara. Berikut kutipannya “Tuhan, kami ingin
corona pergi”.
Selanjutnya majas, Shafira mendapatkan skor enam. Terbukti
terdapat majas paradoks di dalam puisi Shafira. Berikut kutipannya “tak bisa
terlihat tapi nyata”. Sebagaimana diketahui bahwa majas paradoks adalah
gaya bahasa yang menyatakan sesuatu namun bertentangan. Pada kutipan itu
peserta didik memakai /tak bisa terlihat tapi nyata/ kalimat tersebut sangat
bertentangan.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
82
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
17) Analisis siswa 17 (Meyla) MIPA 2
Satu persatu hari telah berlalu Semua upaya sudah dilakukan
Terlihat jelas jiwa-jiwa semakin kesulitan Semakin banyak jiwa yang
kelaparan
Penawarpun belum ditemukan
Semua ikut menjadi sasaran virus mematikan Dan harus tetap hidup tanpa
penghasilan
Orang-orang sibuk mencari berita hingga lupa kegelisahan bersemayam
didalam hatinya
Orang-orang sibuk membersihkan badan
Hingga lupa membersihkan pikiran pesimis dalam pikirannya Tenaga medis
garda terdepan
Berjuang sadis walau nyawa jadi korban
Usaha aturan sudah ditetapkan
Demi menyelamatkan dunia dari kehancuran
Namun tak ada pilihan kecuali menjalani takdir dari tuhan
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Meyla mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan Meyla berkaitan dengan
pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah pada
tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut ini,
“Semua ikut menjadi sasaran virus mematikan”.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Meyla membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Berikut kutipannya, /Satu/ sampai /kelaparan/ bait pertama,
83
/Penawarpun/ sampai /hatinya/ bait kedua, /Orang-orang/ sampai /korban/
bait ketiga, /Usaha/ sampai /tuhan/ bait keempat.
Aspek penilaian diksi, Meyla mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik
dan sesuai dengan yang dirasakan oleh pembaca. Diksi yang digunakan oleh
Meyla menjelaskan bahwa karena virus covid-19 banyak masyarakat yang
semakin susah, virus tersebut bukan hanya membunuh raga tetapi jiwa pun
ikut terbunuh. Berikut kutipannya “Terlihat jelas jiwa- jiwa semakin
kesulitan”.
Selanjutnya majas, Meyla medapatkan skor enam untuk majas.
Terbukti terdapat majas eufimisme di dalam puisi Meyla. Berikut
kutipannya “penawarpun belum ditemukan”. Sebagaimana diketahui bahwa
majas eufimisme adalah gaya bahasa yang memiliki kata-kata yang baik.
Pada kutipan itu, peserta didik memakai /penawar/. Oleh karena itu, kata
“penawar” merupakan untuk menunjukkan bahwa belum ditemukannya obat
pencegah virus corona sampai sekarang.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
18) Analisis siswa 18 (Muhammad Zikran) MIPA 1
Hai temanku....
Sudah lama kita tak bertemu
Apa kabarnya kamu di sana temanku Rindu mendengar tawamu
84
Sudah lebih dari setahun....
Virus datang dan tak kunjung pergi Tak ada yang bisa kita lakukan Hanya
diam di rumah sendiri
Rindu rasanya bermain bersama Pergi ke wisata beramai-ramai Rindu
bercanda bersama Bersenda gurau sambil menari
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Muhammad Zikran
mendapatkan skor tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan
Muhammad Zikran berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang
terkandung dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh
peneliti. Berikut kutipannya, “Virus datang dan tak kunjung pergi”.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Muhammad Zikran
membuat puisi dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Seperti pada kutipan berikut, /Hai/ sampai /tawamu/ bait pertama,
/Sudah/ sampai /sendiri/ bait kedua, /Rindu/ sampai /menari/ bait ketiga.
Aspek penilaian diksi, Muhammad Zikran mendapat skor empat
untuk diksi. Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut
datar dan masih menggunakan bahasa yang digunakan dalam sehari-hari.
Berikut kutipannya, “Rindu rasanya bermain bersama”.
Selanjutnya majas, Muhammad Zikran medapatkan skor satu.
Terbukti tidak terdapat majas di dalam puisi Muhammad Zikran Mazaya.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 16
X 100
25
85
= 57 – Sedang
19) Analisis siswa 19 (Rahma) MIPA 1
Judul: Pandemi covid 19
Ia datang mengubah segalanya Menyebar dengan cepatnya
Tak melihat status atau jabatannya Memberi penderitaan bagi semuanya
Banyak yang tak mempedulikan
Sampai keadaan tak terkendalikan Kekhawatiran mulai dirasakan Hingga
akhirnya saling menyalahkan
Kami harus mengurung diri Terjebak disini demi kesehatan diri Masker tak
pernah lepas dari kami
Berharap dapat mengurangi penyebaran virus ini
Dunia berubah menjadi mengerikan Semakin banyak manusia gila jabatan
Memanfaatkan keadaan demi keuntungan Tanpa melihat kami yang sedang
berjuang
Ku kira semua hanya angin lalu Nyatanya bagai badai yang tak berlalu
Dunia seketika berubah kelabu
Hanya berharap pada angan yang semu
Berapa lama lagi kami harus bertahan? Menunggu tanpa ada perubahan
Mencoba bertahan pada penderitaan Sampai waktu yang tak dapat
ditentukan
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Rahma mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti judul puisi Rahma “Pandemi Covid 19” dan
tema yang digunakan oleh Rahma Trianisa Mauliddina masih berkaitan
dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah
pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya, “Ia
datang mengubah segalanya”.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Rahma membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Kutipannya sebagai berikut, /Ia/ sampai /semuanya/ bait pertama,
86
/Banyak/ sampai /menyalahkan/ bait kedua, /Kami/ sampai /ini/ bait ketiga,
/Dunia/ sampai /berjuang/ bait keempat, /Ku/ sampai /semu/ bait kelima, dan
/Berapa/ sampai /ditentukan/ adalah bait terakhir atau keenam.
Aspek penilaian diksi, Rahma mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Rahma menjelaskan bahwa banyak masyarakat
yang tidak memperdulikan protokol kesehatan dan akhirnya keadaan
semakin memburuk. Berikut kutipannya
“Banyak yang tak mempedulikan
Sampai keadaan tak terkendalikan”
Selanjutnya majas, Rahma mendapatkan skor tujuh untuk majas.
Terbukti terdapat dua majas di dalam puisi Rahma. Berikut kutipannya
“dunia berubah menjadi mengerikan” kalimat tersebut terdapat majas
hiperbola. Sebagaimana yang diketahui bahwa majas hiperbola adalah gaya
bahasa yang digunakan saat membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang
lain, tetapi tidak masuk akal. Pada kutipan itu, peserta didik memakai /dunia
berubah menjadi mengerikan/ untuk menggambarkan perbandingan kondisi
yang sedang “menegangkan”. Oleh karena itu, kata “menegangkan” yang
mewakili keadaan dunia sekarang. Selanjutnya terdapat majas retorika yaitu
“berapa lama lagi kami harus bertahan?”. Sebagaimana diketahui, majas
retorika adalah berbentuk kalimat tanya yang bertujuan untuk penegasan.
Pada kutipan itu, peserta didik memakai /berapa lama lagi kami harus
bertahan?/ untuk menegaskan sampai kapan keadaan seperti ini terjadi, dan
bisakah keadaan dapat kembali seperti biasa sebelum datangnya virus
corona tersebut.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
87
Diksi
Majas
Nilai 24
X 100
25
= 96 – Baik Sekali
20) Analisis siswa 20 (Ista) MIPA 2
Kau datang dengan sangat tiba-tiba Menghancurkan mimpi dan harapan
kami Merebut nyawa saudara-saudara kami Tidakkah kau tega melihat kami
seperti ini
Kau buat kami tak bisa kemana-mana Kau buat kami jauh dari keluarga
Kau juga yang buat kami kehilangan pekerjaan Apa kau belum puas dengan
semua ini
Sampai kapan kau menetap di bumi Sampai kapan kau membuat kekacauan
Raga dan jiwa kami sudah sampai pada batasnya Segeralah pergi dan jangan
kembali lagi
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Ista mendapatkan skor tujuh
untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Ista masih berkaitan dengan
pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah pada
tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya, “Kau datang
dengan tiba-tiba”, virus corona datang secara tiba-tiba dan langsung banyak
merenggut nyawa manusia.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Ista membuat puisi
dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.
Berikut kutipannya, /Kau datang/ sampai /ini/ merupakan bait pertama, /Kau
buat/ sampai /ini/ bait kedua, /Sampai/ sampai /lagi/ bait ketiga.
Aspek penilaian diksi, Ista mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Ista menggambarkan kekecewaan terhadap virus
88
yang datang dengan tiba-tiba dan mengubah segala-galanya. Berikut
kutipannya “Menghancurkan mimpi dan harapan kami”
Selanjutnya majas, Ista mendapatkan skor enam untuk majas.
Terbukti terdapat majas metafora di dalam puisi Ista. Berikut kutipannya
“segeralah pergi dan jangan kembali lagi”. Sebagaimana diketahui bahwa
majas metafora adalah membandingkan dua objek yang berbeda namun
memiliki sifat yang serupa. Pada kutipan itu peserta didik memakai
/segeralah pergi dan jangan kembali/ untuk menggambarkan bahwa manusia
sudah bosan dengan keadaan yang meyedihkan tersebut.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
21) Analisis siswa 21 (Kezia) MIPA 2
oh corona... cepatlah kau pergi
aku sudah lelah karenamu corona pergilah dan tausah kembali
karenamu banyak orang menderita begitupun aku disini yang juga tersiksa
hentikanlah permainanmu corona
agar semua orang bahagia
begitu banyak planet yang ada dan begitu besar alam semesta tidakkah kau
ingin pindah saja
agar semua kembali seperti semula
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Kezia mendapatkan skor
89
tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Kezia masih berkaitan
dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah
pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Kutipannya sebagai berikut,
“aku sudah lelah karena mu corona”, semua orang pada kenyataannya sudah
bosan akan kehadiran virus yang mematikan tersebut.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Kezia membuat puisi
dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.
Berikut kutipannya, /oh corona/ sampai /kembali/ merupakan bait pertama,
/karenamu/ sampai /bahagia/ bait kedua, /begitu/ sampai /semula/ bait
ketiga.
Aspek penilaian diksi, Kezia mendapat skor satu untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Kezia menggambarkan keinginannya virus
corona segera pergi dari bumi ini, supaya kehidupan bisa normal lagi seperti
dahulu kala. Berikut kutipannya
“tidakkah kau ingin pindah saja agar semua kembali seperti semula”
Selanjutnya majas, Kezia mendapatkan skor enam untuk majas.
Terbukti terdapat majas eufimisme di dalam puisi Kezia. Berikut kutipannya
“hentikanlah permainanmu corona”. Sebagaimana yang diketahui, majas
eufimisme adalah kata-kata yang memiliki arti yang baik. Pada kutipan itu,
peserta didik memakai /permainan/ untuk menggambarkan perbandingan
kondisi atau keadaan dengan situasi yang melelahkan yakni “perbuatan”.
Oleh karena itu, kata “perbuatan” yang mewakili fenomena kekinian
menjadi suatu keadaan yang coba dibandingkan dengan kondisi saat ini.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 18
90
X 100
25
= 72 – Cukup
22) Analisis siswa 22 (Aliya Ramadhani Haidir) MIPA 2
Siapakah engkau? Tak tampak dirimu Tiba tanpa sapa
Membawa kelabu pada buana Siapakah engkau?
Kau bertamu
Namun tak kunjung jauh Seolah sejatinya disini
Keberadaanmu membawa mala Pula membawa duka lelap Menjadikan
harapan bersama Semoga kau hirap
Pergilah engkau
Secepat hembusan sang angin Kepergianmu itu
Tak kan pernah dirindu, dikenang, pulang dihiraukan
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Aliya mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Aliya berkaitan
dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah
pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya
“Keberadaanmu membawa mala”, kalimat tersebut menggambarkan bahwa
kehadiran virus corona membawa musibah bagi siapapun.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Aliya membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Berikut kutipannya, /Siapakah engkau?/ sampai /buana/
merupakan bait pertama, /Siapakah engkau?/ sampai /disini/ bait
kedua,
/Keberadaanmu/ sampai /hirap/ bait ketiga, /Pergilah/ sampai /dihiraukan/
adalah bait keempat.
Aspek penilaian diksi, Aliya mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Aliya bertanya siapakah sebenarnya virus covid-
91
19 tersebut, sampai-sampai membawa bencana. Berikut kutipannya
“Keberadaanmu membawa mala”.
Selanjutnya majas, Aliya mendapatkan skor enam untuk majas.
Terbukti terdapat majas retorika di dalam puisi Aliya Ramadhani Haidir.
Berikut kutipannya “siapakah engkau?”. Sebagaimana diketahui, majas
retorika adalah berbentuk kalimat tanya yang bertujuan untuk penegasan.
Pada kutipan itu, peserta didik memakai /siapakah engaku?/ untuk
menegaskan siapa virus corona tersebut sampai membuat semuanya semua
orang kesusahan, kesedihan, dan lain sebagainya.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
23) Analisis siswa 23 (Lulu) MIPA 2
Asal mulamu
Siapakah engkau gerangan? Dimana ia berbekal pasukan Kau menyerang
begitu saja
Membuat dunia tidak baik-baik saja
Kehidupanku berubah seketika Saat badai menghampiriku Seketika ku
bertanya-tanya
Haruskah ku memulai kehidupan yang baru?
Tak perlu ku takutkan Diriku bangkit menyerang Bersama ribuan pahlawan
Bersatu kita menang
92
Ribuan petir menghantuiku Sambaran petir menusuk jantung Cepatlah
berlalu wahai petir
Melampunglah bebas tanpa arah melintang
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Lulu mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Lulu berkaitan
dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah
pada tema yang
telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya, “Membuat dunia tidak
baik-baik saja”, semua kegiatan di dunia terhenti sejak kedatangan virus
corona.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Lulu membuat puisi
dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Berikut kutipannya, /Siapakah/ sampai /saja/ merupakan bait
pertama, /Kehidupanku/ sampai /baru?/ bait kedua, /Tak perlu/ sampai
/menang/ bait ketiga, /Ribuan/ sampai /melintang/ bait keempat.
Aspek penilaian diksi, Lulu mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Lulu menjelaskan bahwa kedatangan virus
corona merubah segala- galanya dengan cepat dan ganas. Berikut
kutipannya
“Kehidupanku berubah seketika Saat badai menghampiriku”.
Selanjutnya majas, Lulu mendapatkan skor tujuh untuk majas.
Terbukti terdapat majas retorika dan majas hiperbola. Berikut kutipan majas
retorika “Haruskah ku memulai kehidupan yang baru?”. Sebagaimana
diketahui, majas retorika adalah berbentuk kalimat tanya yang bertujuan
untuk penegasan. Pada kutipan itu, peserta didik memakai / Haruskah ku
memulai kehidupan yang baru?/ untuk menegaskan haruskah memulai
kehidupan yang baru setelah virus corona datang dan tidak tahu kapan virus
tersebut akan pergi. Selanjutnya terdapat majas hiperbola, berikut
kutipannya “ribuan petir menghantuiku”. Sebagaimana yang diketahui
93
bahwa majas hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan saat
membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, tetapi tidak masuk akal.
Pada kutipan itu, peserta didik memakai /ribuan petir menghantuiku/ untuk
menggambarkan perbandingan kondisi yang sedang dialami oleh peserta
didik “cobaan”. Oleh karena itu, kata “cobaan” yang mewakili keadaan
peserta didik atau seluruh orang dalam menjalankan kehidupan di masa
pandemi.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 24
X 100
25
= 96 – Baik Sekali
24) Analisis siswa 24 (Valentine) MIPA 2
Pandemi Covid-19
*Corona*
Satu tahun Corona menemani kehidupan manusia di bumi. Hingga
kehidupan di bumi menjadi berubah drastis.
Orang-orang tampak takut dan gelisah karna kehadiran kau yang sangat
orang-orang benci
Kenapa kau sangat nyaman dengan dunia kami? Sudah banyak derita dan
luka yg kau perbuat.
Sehingga kami harus merasakan kesedihan yg sangat mendalam
Karena kau hadir kami harus menjalani aktifitas kami di rumah belajar di
rumah, kerja di rumah, diam di rumah
Bahkan banyak orang yang hilang pekerjaan nya karena kau... Kembalikan
dunia kami seperti dulu, jauh dari virus yang menyebalkan...
94
Corona... semoga kau cepat pergi dari dunia ini, agar kami bisa melakukan
aktifitas kami seperti biasa.
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Valentine mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Valentine berkaitan
dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah
pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Berikut kutipannya, “Satu
tahun Corona menemani kehidupan manusia di bumi”.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Valentine membuat
puisi dengan lebih dari tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Kutipannya sebagai berikut, /Satu tahun/ sampai /benci/
merupakan bait pertama, /Kenapa/ sampai /mendalam/ bait kedua,
/Karena/ sampai /menyebalkan/ bait ketiga, /Corona/ sampai /biasa/ bait
keempat.
Aspek penilaian diksi, Valentine mendapat skor lima untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut cukup baik.
Diksi yang digunakan oleh Valentine sangat panjang dan terdapat beberapa
pengulangan. Berikut kutipannya “Karena kau hadir kami harus menjalani
aktifitas kami di rumah”.
Selanjutnya majas, Valentine mendapatkan skor enam untuk majas.
Terbukti terdapat majas repetisi di dalam puisi Valentine. Berikut
kutipannya “Karena kau hadir kami harus menjalani aktifitas kami di rumah,
belajar di rumah, kerja di rumah, diam di rumah. Sebagaimana diketahui
bahwa majas repetisi adalah gaya bahasa yang terdapat pengulanga berkali-
kali yang bertujuan untuk penegasan. Pada kutipan itu, peserta didik
memakai /di rumah/ untuk menegaskan kondisi sekarang pada saat pandemi
semua kegiatan hanya boleh dilakukan di rumah saja.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur Tema
95
Puisi Bait
Diksi
Majas
Nilai 22
X 100
25
= 88 – Baik
25) Analisis siswa 25 (Muhammad Deyon) MIPA 2
Mereka bekerja tiada henti Dari malam sampai pagi Rasa letih dan keringat
diri
mereka Abaikan demi keselamatan rakyat negeri Banyak cobaan mereka
lalui
Hanya demi keselamatan negeri tercinta ini
Sanak saudara mereka hindari
Demi kewajiban yang mereka hadapi Banyak protokol mereka lalui
Hanya Demi perlindungan diri
Oh pahlawan negeri ini
Karena Mu kami semua bisa berlega diri
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Muhammad Deyon
mendapatkan skor tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh
Muhammad Deyon berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang
terkandung dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh
peneliti. Berikut kutipannya, “Hanya demi keselamatan negeri tercinta ini”,
kalimat tersebut masih berkaitan dengan pandemi karena banyak tenaga
kesehatan yang rela berkorban hanya untuk menyelamatkan banyak nyawa.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Muhammad Deyon
membuat puisi dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Berikut kutipannya, /mereka/ sampai /tercinta ini/ merupakan bait
96
pertama, /Sanak/ sampai /diri/ bait kedua, /Oh/ sampai /diri/ bait dua
setengah.
Aspek penilaian diksi, Muhammad Deyon mendapat skor enam
untuk diksi. Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut
sangat baik. Diksi yang digunakan oleh Muhammad Deyon menceritakan
perjuangan tenaga medis untuk kesembuhan negeri tanpa meikirkan resiko
yang dihadapi. Berikut kutipannya “Hanya demi keselamatan negeri tercinta
ini”
Selanjutnya majas, Muhammad Deyon mendapatkan skor enam
untuk majas. Terbukti terdapat majas eufimisme di dalam puisi Muhammad
Deyon. Berikut kutipannya “oh pahlawan negeri ini”. Sebagaimana yang
diketahui, majas eufimisme adalah kata-kata yang memiliki arti yang baik.
Pada kutipan itu, peserta didik memakai /pahlawan/ untuk menggambarkan
perbandingan kondisi atau keadaan dengan situasi yang mengagumkan
yakni “penolong” bagi negeri. Oleh karena itu kata “penolong” yang
mewakili fenomena kekinian menjadi suatu keadaan yang coba
dibandingkan dengan kondisi saat ini.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
26) Analisis siswa 26 (Reni) MIPA 2
Tatap Tanpa Jabat Karya: Reni Rahmawati
97
Ku awali pagi Tetap sepi kian hari
Tersenyum pada dunia
Yang entah kapan kembali bahagia
Lalu ku menghadap Pada layar ku tatap Berjumpa tanpa jabat
Mereka yang hanya bisa ku lihat
Rindu ingin bertemu Namun harus ku tunda dulu Menunggu waktu tiba
Dunia kembali suka cita
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Reni mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh Reni berkaitan
dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung dari setiap larik mengarah
pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti. Seperti pada kutipan berikut
ini, “Yang entah kapan kembali bahagia”, dunia sedang bersedih sejak
kehadiran virus corona, entah sampai kapan.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Reni membuat puisi
dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.
Berikut kutipannya, /Ku awali/ sampai /bahagia/ adalah bait pertama, /Lalu/
sampai /lihat/ bait kedua, /Rindu/ sampai /cita/ bait ketiga.
Aspek penilaian diksi, Reni mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Reni menceritakan kerinduannya akan bertemu
dengan teman-teman, saudara, dan lain sebagainya, yang hanya bisa dilihat
dengan menjaga jarak dan tanpa jabat. Berikut kutipannya “Berjumpa tanpa
jabat Mereka yang hanya bisa ku lihat” dan “Rindu ingin bertemu”
Selanjutnya majas, mendapatkan skor enam untuk majas. Terbukti
terdapat majas personifikasi di dalam Reni. Berikut kutipannya “dunia
kembali suka cita”. Sebagaimana yang diketahui, majas personifikasi adalah
membandingkan manusia dengan benda mati, seolah-olah benda tersebut
bersikap selayaknya manusia. Pada kutipan itu, peserta didik memakai
/dunia kembali suka cita/ untuk menggambarkan perbandingan keadaan
dengan situasi yang terjadi saat ini yakni “menyedihkan”. Oleh karena itu
98
kata “menyedihkan” akan berganti menjadi suka cita setelah keadaan
kembali normal seperti sebelum adanya virus corona
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
27) Analisis siswa 27 (Sandra) MIPA 2
Corona
Kecil tak terlihat
Garang menerjang
Namun memakan korban
Mewabah di mana mana
Sampai lintas benua
Membuat bumi rehat sejenak
Doa dan ikhtiar selalu kita panjatkan
Ikuti aturan yang telah ditetapkan
Sisanya tinggal serahkan kepada Yang Maha Menentukan
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, Maka Sandra mendapatkan skor
tujuh untuk tema. Terbukti judul yang ditulis oleh Sandra adalah “Corona”
tema yang digunakan berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang
terkandung dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh
99
peneliti. Berikut kutipannya, “Mewabah di mana mana” hampir seluruh
dunia dilanda virus corona tersebut.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Sandra membuat puisi
dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling berkaitan.
Kutipannya sebagai berikut, /Kecil/ sampai /korban/ adalah bait pertama,
/Mewabah/ sampai /sejenak/ bait kedua, /Doa/ sampai /menentukan/ adalah
bait ketiga.
Aspek penilaian diksi, Sandra mendapat skor enam untuk diksi.
Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat baik.
Diksi yang digunakan oleh Sandra menceritakan virus corona yang sangat
kecil namun tidak memandang siapapun untuk dijadikan korbannya .
Berikut kutipannya
“Kecil tak terlihat
Garang menerjang
Namun memakan korban”
Selanjutnya majas, Sandra Larashati mendapat skor enam terdapat
majas hiperbola, berikut kutipannya “Garang menerjang”. Sebagaimana
yang diketahui bahwa majas hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan
saat membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, tetapi tidak masuk
akal. Pada kutipan itu, peserta didik memakai /garang menerjang/ untuk
menggambarkan perbandingan kondisi yang sedang dialami manusia “virus
yang mematikan”. Oleh karena itu, kata “virus yang mematikan” yang
mewakili keadaan peserta didik atau seluruh orang dalam menjalankan
kehidupan di masa pandemi.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
100
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
28) Analisis siswa 28 (Gabriella Karen) MIPA 2
Sisi Terang Covid
Dia datang sebagai penyelamat
Perlahan perbaiki akibat tangan-tangan rusak penghuni dunia Peningkatan
populasi penyebab dunia sempit dan kotor
Kini berkurang seiring menanjaknya kasus terpapar sang wabah
Bisa kau bayangkan bumi tanpa hadirnya
Manusia makhluk yang tak seimbang angka hidup dan matinya Tanpa henti
membuat dunia terasa penuh dari tahun-ketahun Bahkan dia juga si pelaku
pengambil paksa habitat makhluk lain
Covid, Covid yang menegur perbuatan kotor kita
Malukah dirimu harus merasa kehilangan dahulu sebelum menyesal
Sadari wahai penghuni yang mengatakan dunia sebagai rumahnya
Kehilangan keluarga tidak menutup kemungkinan hari esok yang cerah
Berdasarkan aspek penilaian keterampilan menulis puisi yang
diambil teorinya dari Burhan Nurgiantro, maka Gabriella Karen
mendapatkan skor tujuh untuk tema. Terbukti tema yang digunakan oleh
Gabriella Karen berkaitan dengan pandemi. Setiap unsur yang terkandung
dari setiap larik mengarah pada tema yang telah ditentukan oleh peneliti.
Berikut kutipannya, “Covid, Covid, yang menegur perbuatan kotor kita”
selain kemunculan virus corona membawa musibah, virus corona juga
menjadi bahan perenungan untuk seluruh umat manusia untuk menjadi lebih
baik lagi.
Selanjutnya, skor empat untuk bait. Terbukti Gabriella Karen
membuat puisi dengan tiga bait, dan bait pertama sampai bait terakhir saling
berkaitan. Kutipannya sebagai berikut, /Dia/ sampai /wabah/ adalah bait
pertama, /Bisa/ sampai /lain/ bait kedua, /Covid/ sampai /cerah/ bait ketiga.
101
Aspek penilaian diksi, Gabriella Karen mendapat skor enam untuk
diksi. Terbukti pilihan kata yang digunakan di dalam puisi tersebut sangat
baik. Diksi yang digunakan oleh Gabriella Karen berbeda dengan yang lain
kebanyakan. Gabriella Karen melihat pandemic covid-19 ini dengan positif,
bukan negatifnya yang dia lihat. Seperti kutipannya berikut ini
“Dia datang sebagai penyelamat
Perlahan perbaiki akibat tangan-tangan rusak penghuni dunia Peningkatan
populasi penyebab dunia sempit dan kotor
Kini berkurang seiring menanjaknya kasus terpapar sang wabah”
Selanjutnya majas, Gabriella Karen mendapatkan skor enam untuk majas.
Terbukti terdapat majas paradoks di dalam puisinya. Berikut kutipannya
“Peningkatan populasi penyebab dunia sempit dan kotor”. Sebagaimana
diketahui bahwa majas paradoks adalah yang menyatakan sesuatu namun
bertentangan. Pada kutipan itu, peserta didik memakai
/peningkatan/ dan sempit/ pada kalimat tersebut terjadi pertenangan.
Seharusnya jika terjadi peningkatan maka terjadi juga perluasan.
Aspek yang
dinilai
Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur
Puisi
Tema
Bait
Diksi
Majas
Nilai 23
X 100
25
= 92 – Baik Sekali
102
Tabel 4.1
Data Hasil Penilaian Tes Keterampilan Menulis Puisi
No Nama Aspek Penilaian
Tema Bait Diksi Majas Total Nilai Keterangan
1 RWE 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
2 AM 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
3 BY 1 4 6 6 17 68 Cukup
4 VLP 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
5 ARV 7 4 4 6 21 84 Baik
6 MJCA 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
7 IMW 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
8 ANH 7 4 4 6 21 84 Baik
9 DRG 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
10 MNN 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
11 ABZ 5 4 6 7 22 88 Baik Sekali
12 N 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
13 RF 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
14 DW 7 4 6 7 24 96 Sempurna
15 RHN 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
16 SPN 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
17 MZM 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
18 MZMR 7 4 4 1 16 57 Sedang
19 RTM 7 4 6 7 24 96 Sempurna
20 IB 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
21 KJS 7 4 1 6 18 72 Cukup
22 ARH 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
23 LA 7 4 6 7 24 96 Sempurna
103
24 VH 7 4 5 6 22 88 Baik Sekali
25 MDA 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
26 RR 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
27 SL 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
28 GKGIT 7 4 6 6 23 92 Baik Sekali
Berdasarkan hasil penelitian mengenai keterampilan menulis puisi
siswa menggunakan media YouTube akun Catatan Khoirul Triann, diperoleh
nilai siswa sebagai berikut.
Mencari nilai rata-rata dengan rumus:
Jumlah nilai seluruh siswa
Total nilai: X 100
Jumlah Siswa
Berdasarkan rumus tersebut, nilai rata-rata siswa dalam menulis puisi sebagai
berikut:
2485
Total nilai: X 100
28
= 88,75 (Baik Sekali)
Nilai rata-rata siswa kelas X MIPA 1 dan X MIPA 2 SMA Waskito dalam
menulis puisi menggunakan media YouTube adalah 88,75 dengan keterangan
Baik Sekali. Hanya ada satu siswa yang mendapat nilai 57 dengan keterangan
sedang, selanjutnya satu siswa mendapat nilai 68 dengan keterangan cukup.
Tiga siswa mendapat nilai tertinggi yaitu 96 dengan keterangan sempurna,
delapanbelas siswa mendapatkan nilai 92 dengan keterangan Baik Sekali, dua
siswa mendapat nilai 88 dengan keterangan Baik Sekali, dua siswa mendapat
nilai 84 dengan keterangan baik, dan satu siswa mendapat nilai 72 dengan
keterangan cukup.
104
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian penerapan media YouTube
akun “Catatan Khoirul Triann” dalam keterampilan menulis puisi siswa kelas X
SMA Waskito tahun pelajaran 2020/2021, terbukti bahwa YouTube menjadi
media yang tepat diterapkan untuk pembelajaran keterampilan menulis puisi pada
siswa SMA kelas X. Penerapan media YouTube dapat membantu siswa menjadi
lebih mudah memahami pembelajaran keterampilan menulis puisi dan menjadi
terinspirasi dalam menulis puisi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa YouTube menjadi media yang tepat
diterapkan dalam pembelajaran keterampilan menulis puisi siswa SMA kelas X.
Terbukti, penelitian yang peneliti lakukan terhadap 28 siswa sebagaimana table
4.4 “diksi” yang digunakan oleh siswa dalam membangun puisinya mayoritas
meraih skor 4 dan 6. Skor 4 memberi makna bahwa diksi siswa = cukup, dan skor
6 memberi makna bahwa diksi siswa = sangat baik. Oleh karena itu, secara
keseluruhan pembelajaran menulis puisi siswa mendapatkan nilai 8,7 dengan
predikat Baik Sekali.
B. Saran
Hasil penelitian penerapan media YouTube akun Catatan Khoirul Triann
dalam keterampilan menulis puisi siswa kelas X SMA Waskito tahun pelajaran
2020/2021, peneliti memberikan saran kepada pihak-pihak yang terkait
berdasarkan permasalahan yang terjadi, antara lain:
1. Untuk Kepala Sekolah, memberikan motivasi dan dukungan serta
memfasilitasi tenaga pendidik dalam mengembangkan kreatifitas dan
inovatif dalam mengajar mengikuti perkembangan zaman.
2. Untuk tenaga pendidik, penerapan media YouTube sebagai media
pembelajaran sudah tepat, khususnya untuk pembelajaran keterampilan
105
menulis puisi. YouTube menjadi alternatif media supaya pembelajaran
bervariasi dan tidak monoton.
3. Untuk peneliti selanjutnya, peneliti melakukan penelitian di SMA Waskito
Tangerang Selatan dengan menggunakan media YouTube channel Akun
Catatan Khoirul Triann dalam keterampilan menulis puisi. Sebaiknya
penelitian selanjutnya menggunakan media Youtube dengan channel
berbeda dan lebih inovatif.
106
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Dalman, Keterampilan Menulis, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016.
Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta,
Cet. Ke-2, 2010.
Moleong, J Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, Edisi Revisi, 2016.
M. Sukandarrumidi dan Haryanto. Dasar-dasar Penulisan Proposal
Penelitian.Yogyakarta: Gadjah Mada Press. Cet. Ke-2. 2014.
Nurgiantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
Yogyakarta: BPFE, 2016.
Ramli, Muhammad. Media dan Teknologi Pembelajaran, Banjarmasin: Antasari
Press, 2012.
Siddik, Mohammad. Dasar-Dasar Menulis Dengan Penerapannya, Malang:
Tunggal Mandiri Publishing, 2016.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2013.
Susanti, Elvi. Keterampilan Berbicara, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada).
2018.
Susanti, Elvi. Keterampilan Menyimak, (Depok: PT. RajaGrafindo Persada).
2019.
Setiawati, Wiwik. dkk, Pedagogi, Pembelajaran 6. Konsep Penilaian, Modul
Belajar Mandiri, Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja. 2021.
Waluyo, J. Herman. Teori dan Apresiasi Puisi, Jakarta: Erlangga, 1987.
Jurnal
Fatty, Faiqah. dkk. “Youtube sebagai Sarana Komunikasi bagi
Komunitas Makasarvidgram”, Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol. 5 No.2 Juli –
Desember 2016.
Fleck, Bethany K.B. dkk, “YouTube in the Classroom: Helpful Tips and Student
Perceptions”, The Journal of Effective Teaching, Vol. 14, No.3, 2014.
Haryadi Mujianto, “Pemanfaatan YouTube sebagai Media Ajar dalam
Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar”, Jurnal Komunikasi Hasil
107
Pemikiran dan Penelitian Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas
Garut P-ISSN: 2461-0836; E-ISSN: 2580-538X. 2019.
Marwati, dan Sulkifl. “Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri Satu Atap 3 Langgikima Kabupaten Konawe Utara”, Jurnal
Bahasa Vol. 1, No. 1, Maret 2016.
Nicolau, Constantinos. Matsiola, Maria. Kallris, George. “Technology-
Enhanced Learning and Teaching Methodologies through Audiovisual
Media”, www.mdpi.com/journal/education, 2019.
Purwono, Joni. “Penggunaan Media Audio-Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam Di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Pacitan”,
Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran Vol.2, No.2, hal 127
144, Edisi April 2014.
Rahman, Jain. “Pengaruh Media Sosial Bagi Proses Belajar Siswa”,
https://kalsel.kemenag.go.id/files/file/artikelprakom/15162891659956.pdf
2017.
Rasyid, Isran, Karo-Karo, Rohani. “Manfaat Media dalam Pembelajaran”,
AXIOM: Vol. VII, No. 1, 2018.
Rasul, Saima, dkk . “A study to analyze the effectiveness of audiovisual aids
in teaching learning process at university level”, Procedia Social and
Behavioral Sciences, 28. 2011.
Rahim, Rizqi Azhari. Rahim, Abd. “Penggunaan Media Video Youtube “Demi
Raga yang Lain” dalam Meningkatkan Hasil Pembelajaran Daring
Puisi Siswa Kelas X SMA Insan Cendekia Syech Yusuf Kabupaten
Gowa”, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas
Muslim Maros, Sumatra Selatan, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia IDIOMATIK. 2018.
Rukayah, dkk. “Keefektifan Penggunaan Media Audiovisual Dalam Menulis
Puisi Siswa Kelas V SD Negeri Nomor 10 Manurungnge Kecamatan
Tanete Riattang Kabupaten Bone”, ojs.umn.ac.id. 2017.
Supriatini. “Penerapan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Keterampilan
Menulis Puisi Siswa Kelas VIII Smp Negeri 13 Palembang”, Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan UM Palembang, Jurnal Bindo Sastra 1 (1)
2017.
Setiawati, Wiwik. “Pedagogi, Pembelajaran 6”. Konsep Penelitian, Modul
BelajarMandiri, Pegawai Pemerintahan dengan Perjanjian Kerja. 2021
Wahyuni, Dwita, dkk. “Penerapan Metode Pemetaan Pikiran dengan Media
Audiovisual untuk meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa”.
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa 8 (7), 727-734, h. 3.
2018.
Widyantara, “Penggunaan Media YouTube sebelum dan saat Pandemi Covid-19
dalam Keterampilan Berbahasa Peserta Didik”, Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Bahasa Indonesia Vol 9 No 2. 2020.
108
Wiadi, Deden Darma. “Pengembangan Media Audiovisual Mata Pelajaran Biologi
Kelas XII IPA SMA Pokok Bahasan Substansi Genetik SMA 4 Negeri
Kota Jambi”, Jurna Ilmiah Dikdaya, 10(2). 2020.
Yudianda, Evan. dkk. “Pemanfaatan Media Youtube untuk
MeningkatkanKeterampilan Menulis Siswa”, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung, Seminar Internasional Riksa Bahasa XIV
http://proceedings.upi.edu/index.php/riksabahasa.2021.
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Waskito
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/semester : X /Genap
Materi Pokok : Teks Puisi
Alokasi Waktu : 3 Pertemuan (1 x 2 jam pelajaran @ 45 menit)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi
Dasar 3.17 Menganalisis unsur pembangun puisi.
3.18 Menulis puisi dengan memerhatikan unsur pembangunnya.
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
3.17.1 Menganalisis diksi dalam puisi
3.17.2 Menjelaskan imaji dalam puisi 3.17.3 Mengidentifikasi kata kongkret dalam puisi
3.17.4 Menjelaskan rima/ irama dalam puisi
4.18.1 Menulis puisi untuk mengungkapkan perasaan 4.18.2 Menulis puisi dengan menggunakan ide dari berita yang
didengar atau dibaca.
C. Tujuan Pembelajaran
A. Siswa dapat menganalisis unsur-unsur pembangun puisi dalam menulis
puisi.
B. Siswa dapat menulis puisi dengan memperhatikan unsur pembangunnya.
C. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan ide dari video yang dilihat,
didengar atau dibaca.
D. Pendekatan, Model dan Metode
1. Pendekatan pembelajaran : pendekatan proses saintifik
2. Model pembelajaran : discovery learning
3. Metode pembelajaran : latihan
E. Media, Alat/Bahan Pembelajaran
1. YouTube/Google Drive
2. Handphone, Laptop
3. Internet
F. Sumber Belajar
1. Buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas X
2. Artikel dari berbagai sumber
G. Kegiatan Pembelajaran
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru memberi salam
Siswa dan guru berdo’a untuk memulai
pelajaran.
Siswa melengkapi presensi kelas.
siswa diminta untuk mengamati keadaan
kebersihan lingkungan di dalam kelas, dan
menyampaikan pentingnya kebersihan
lingkungan untuk mendukung kehidupan
yang baik.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari
Guru menyampaikan garis besar cakupan
materi dan kegiatan yang akan dilakukan
Guru menyampaikan lingkup dan teknik
penilaian yang akan digunakan
10 menit
Kegiatan Inti
Guru menanyakan kesiapan peserta didik
terkait materi teks puisi.
Guru menyampaikan materi tentang teks
puisi.
Guru memberikan arahan kepada peserta
didik melalui aplikasi Zoom meeting terkait
dengan teks puisi.
Siswa menonton video YouTube akun
“Catatan Khoirul Triann”.
Siswa memperhatikan dan menyimak
video yang ditonton tersebut.
45 menit
Penutup
Siswa mengerjakan tugas menulis puisi
dengan tema “pandemi” minimal tiga bait.
Siswa mengisi angket yang diberikan oleh
pendidik
Untuk penguatan materi yang telah
dipelajari, pendidik memberikan pemahaman
kepada peserta didik terkait pembelajaran
dan memberikan motivasi kepada peserta
didik.
35 menit
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
No Nama Siswa Aspek Penilaian Sikap
Disiplin Aktif Tekun
1
2
dst.
2. Penilaian Pengetahuan
No Nama Siswa 1. Soal pretest mengisi angket dalam
bentuk pilihan ganda.
2. Soal posttest membuat puisi di Google
Form.
1
2
dst.
3. Penilaian Keterampilan
Aspek yang dinilai Indikator Tingkat Capaian Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Struktur Puisi Tema
Bait
Diksi
Majas
Mengetahui, Tangerang Selatan, 6 April 2020
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
SMA WASKITO
Himmayatun Aliyah Agustina, S.P., M.M. M. Faridh Wazdy
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Muhammad Faridh Wazdy, lahir di Tangerang pada tanggal 16 Mei 1999 adalah
anak kedua dari tiga bersaudara pasangan
Warta dan Suryanih. Saat ini penulis
bertempat tinggal di jalan Gria Jakarta RT
002/007 No. 41 Pamulang Barat, Pamulang,
Tangerang Selatan.
Jenjang Pendidikan pertama penulis tahun
2005-2009 di SD Negeri Serua VII, lalu
pada tahun 2009-2011 melanjutkan di SD Negeri Serua X. Pada tahun 2011-
2014 penulis menempuh pendidikan ke jenjang berikutnya di SMP Negeri 17
Tangerang Selatan. Selanjutnya pada tahun 2014-2017 penulis meneruskan
pendidikan di SMA Waskito Tangerang Selatan. Pada tahun 2017 penulis
meneruskan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Pengalaman diri penulis yakni mengikuti organisasi Karang Taruna, Majlis
Ta’lim Remaja, dan sebagainya di lingkungan tempat tinggal penulis. Penulis
juga pernah menjadi anggota OSIS di SMA Waskito pada tahun 2016-2017.
Penulis pernah melakukan magang di sebuah teater dan menjalankan pentas
bersama Sarekat Islam yang berjudul “DISTRAKSI”.
Penulis pernah melahirkan karya tulisan berupa artikel yang diterbitkan oleh
media Kumparan.com yang berjudul “Pendidikan di Tengah Pandemi:
Perubahan Sistem Belajar Mengajar” yang terbit pada bulan Juni 2020 dan
“Syair Sebagai Jejak Sejarah Sastra Melayu dalam Naskah Sha’ir Bunga Anyer
Mawar” terbit pada bulan Desember 2020, selain Kumparan, tulisan penulis
berupa artikel juga pernah diterbitkan oleh ib Times.ID dengan judul “Ujian
untuk Kebiasaan Berbagi Masyarakat Indonesia” terbit pada bulan Juni 2020.