+ All Categories
Home > Documents > 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

Date post: 19-Jun-2015
Category:
Upload: janggeng
View: 1,021 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
13
2010 Fahrul Effendi Teknologi Pendidikan 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2010
Transcript
Page 1: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

2010

Fahrul Effendi

Teknologi Pendidikan

10 Strategi Agar

Mengajar Lebih Efektif

PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2010

Page 2: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 1

Abstract : Helping students learn is our challenge as teachers. Identifying effective

teaching strategies, therefore, is our challenge as we both assess the effectiveness of our

current teaching style and consider innovative ways to improve our teaching to match

our students' learning styles. This papers describes the ten categories of effective

teaching strategies. Each description consists of an introduction and scope.

Key Words : teaching, effective, strategies

A. Pendahuluan

Sebagai seorang guru dalam mengajar, kita berusaha membantu siswa kita

untuk mengerti sebuah konsep dan berpikir tingkat tinggi. Guru membantu para siswa

untuk mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis, dan menemukan sebuah

pengatahuan baru serta memecahkan masalah. Oleh karena itu, guru perlu mengenali

tantangan – tantangan tersebut dengan memiliki sejumlah pengatahuan tentang

mengajar yang efektif. Guru perlu mengaplikasikan beberapa strategi, menganalisis apa

yang sedang aktif bekerja, dan mengambil tindakan untuk memodifikasi dan mensintesis

pembelajaran di kelas untuk membantu siswa belajar sebagai seorang individu maupun

kelompok.

Suatu komunitas pembelajaran terdiri atas guru maupun murid. Murid

diharapkan dapat memperoleh manfaat dari sebuah pembelajaran dan pengajaran yang

efektif baik di dalam maupun di luar kelas. Membantu murid untuk belajar merupakan

tantangan sebagai seorang guru. Mengidentifikasi strategi pengajaran yang efektif

adalah dengan menilai efektivitas gaya mengajar guru saat ini dan memikirkan cara-cara

inovatif untuk meningkatkan pengajaran guru dan mencocokkannya dengan gaya belajar

siswa.

B. Contoh Praktis, Menghubungkan Teori dengan Aplikasi

Dalam rangka memperkuat pemahaman siswa tentang teori di kelas

diperlukan sebuah contoh praktis yang langsung berhubungan dengan teori.

Penggunaan contoh praktis dalam pembelajaran dapat membantu meningkatkan

pembelajaran yang lebih efektif. Pengenalan contoh praktis tidak akan mengurangi

makna dari suatu teori, namun lebih mengarah pada pengambangan yang di ajarkan di

kelas.

Page 3: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 2

Menurut Courter (1995 : 1) penggunaan teori praktis di dalam kelas diarahkan

untuk mecapai dua tujuan :

1. Membantu mengilustrasikan dan menjelaskan dasar dari sebuah teori. Teori praktis

akan membantu siswa untuk memahami konsep baru yang sedang diajarkan.

2. Mengajarkan kepada siswa bagaimana menerapkan ilmu teori mereka dalam situasi

yang baru yang tidak ada di kelas. Tujuannya adalah menunjukkan kepada siswa

bahwa mereka tidak hanya mempelajari sebuah teori praktis, namun yang lebih

penting bagaimana menerapkan pemahaman mereka untuk memecahkan masalah.

Courter (1995 : 2) memberikan panduan yang sebaiknya diingat saat

menerapkan teori praktis :

1. Pahami contoh yang akan diberikan dan jelaskan kepada siswa. Jika seorang

guru tidak dapat memberikan penjelasan yang baik kepada siswa, hal tersebut

akan membuat mereka bingung.

2. Sebelum memberikan demonstrasi atau tugas, guru sebaiknya mengerjakan

tugas tersebut untuk dirinya sendiri untuk memastikan bahwa tugas tersebut

dapat dilaksanakan dan guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan

siswanya dalam mengerjakan tugas tersebut.

3. Memilihi contoh yang sesuai (relevan) untuk murid. Sebagai contoh siswa

diberikan tugas mengamati jembatan atau gedung yang ambruk lewat tayangan

TV, dan siswa disuruh menghubungkan fakta tersebut dengan ilmu Fisika

misalkan.

4. Berikan waktu untuk mendiskusikan contoh tersebut di kelas.

5. Perintahkan siswa untuk membuat lapporan terhadap apa yagn telah mereka

pelajari dan menyimpulkan hubungan teori tersebut dengan contoh praktis.

C. Show and Tell (Tunjukkan dan Ceritakan)

Tehnik “Show and Tell” adalah bentuk lain dari “Toeri Praktis”, akan tetapi

dalam tehnik ini peranan siswa diubah, yaitu siswa seolah-olah menjadi guru sehingga

visi (pandangan) mereka terhadap sebuah permasalahan berubah. Konsep dasar utama

dari tehnik “Show and Tell” adalah salah seorang dari siswa menjelaskan suatu konsep

kepada yang lain dan ia sendiri paham terlebih dahulu konsep tersebut. Tehnik “Show

and Tell” sangat baik untuk menjelaskan konsep matematika dan sains (Bentham, 2008).

Page 4: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 3

Tehnik “Show and Tell” memerlukan seorang siswa atau sekelompok siswa

untuk menjelaskan teori atau fenomena yang diberikan ke seluruh kelas sekaligus

menunjukkan contoh fisik yang dapat membantu memvisualisasikan fenomena tersebut.

Hampir semua contoh yang ada dapat diterapkan tehnik “Show and Tell”. Namun perlu

diingat bahwa seperti pada tehnik “Contoh Praktis”, konsep yang dijelaskan haruslah

relatif mudah dan lurus ke depan. Tujuan dari latihan ini adalah untuk menantang siswa

membangun solusi yang kreatif untuk masalah yang dihadapi. (Courter, 1995 : 7).

Sebagai contoh seorang siswa atau sekelompok siswa diminta untuk

menjelaskan konsep tulang, maka siswa yang bersangkutan haruslah terlebih dahulu

menguasai konsep tentang tulang dan menyiapkan segela bentuk bahan atau peralatan

untuk mendemonstrasikannya di depan kelas.

D. Studi Masalah (Membawa Kehidupan Nyata ke dalam Kelas)

Pada tehnik studi masalah, siswa diberikan suatu permasalahan yang

berhubungan dengan teori yang sedang dipelajari. Biasanya tehnik ini menggunakan

metode diskusi dalam kelas sehingga ada tanggapan dari siswa lain terhadap

permasalahan yang dibawakan. Studi masalah dapat membantu siswa memahami

masalah yang kompleks atau objek dan dapat memperluas pengalaman atau

menambahkan pengetahuan mereka terhadap apa yang mereka ketahui sebelumnya

(Soy : 1997).

Siswa biasanya diberikan bahan catatan yang merujuk pada permasalahan dan

diminta untuk membaca dan menjawab sejumlah pertanyaan yang bevariasi pada setiap

aspek permasalahan. Siswa dapat bekerja secara individu atau kelompok. Courter (1995

: 9) memberikan beberapa tips ketika menggunakan tehnik studi masalah :

1. Permasalahan yang diajukan hendaknya membuat siswa lebih banyak bekerja di

luar kelas, namun harus tetap diseimbangkan dengan pekerjaan rumah mereka.

2. Ketika menemukan sebuah permasalahn dari sebuah sumber belajar, janganlah

langsung menggunakan bentuk mutlak pertanyaan tersebut, namun hendaknya

pertanyaan tersebut digeneralisasi dan diarahkan ke topik yang sedang dibahas

3. Sementara pertanyaan tambahan tentang permasalahan yang akan memandu

jalannya diskusi

Page 5: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 4

4. Tujuan dari permasalahan haruslah tetap menjadi pegangan terus menerus,

Simpan pertanyaan yang keluar dari tujuan ini.

5. Yang terpenting, siapkan diskusi secara menyeluruh, kurangnya persiapan saat

diskusi akan membuat siswa menjadi jenuh (frustasi).

E. Desain Hasil Karya

Menurut Marshall (1981), desain hasil karya didasarkan pada gagasan bahwa

pengambilan keputusan adalah sebuah proses yang sistematis yang dapat diselesaikan

jika prosesnya melambat, langkah-langkahnya dapat diidentifikasi, dan prakteknya

disediakan. Desain hasil karya bertujuan untuk memberikan pengalaman praktek desain

ke dalam kelas. Hal ini biasanya dilakukan selama satu semester, Dengan berkarya akan

memberikan siswa peluang untuk bekerja di lingkungan secara tim, menerapkan teori

belajar di kelas, dan belajar tentang bagaimana metodologi mendesain sebuah proyek .

Desain hasil karya disini memiliki cakupan yang luas yang dapat dikembangkan oleh

masing-masing guru, sebagai contoh dalam pelajaran IPA, siswa diminta untuk membuat

sebuah diagram siklus air dengan dari bahan-bahan yang sederhana.

Courter (1995 : 12) beberapa tips sebagai panduan bagaimanan memberikan

tugas berupa hasil karya kepada murid :

1. Guru haruslah mengerti (sadar) bahwa hasil karya muridnya nanti tidaklah

penting bagaimana bentuknya. Namun yang terpenting adalah bagaimana

memberikan pengalaman kepada siswa tentang proses pembuatan hasil karya.

2. Berikan penugasan saat awal semester, tentukan cakupan proyek dan tujuannya

agar pekerjaan siswa tidak terlalu menyimpang.

3. Bagilah tugas dalam beberapa tahapan agar beban kerja siswa menjadi lebih

ringan. Sebaiknya dalam satu kelompok terdiri atas dua atau tiga orang agar

dapt lebih mendalam terhadap penugasan dan sediakan bimbingan konsultasi.

F. Kelas Laboratorium Terbuka

Courter (1995 : 14) menyatakan bahwa kelas laboratorium terbuka dapat

secara luas didefinisikan sebagai kelas dimana siswa didorong untuk mendesain

eksperimen mereka sendiri atau menyusun strategi eksperimental mereka sendiri,

Page 6: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 5

daripada mengikuti seperangkat pedoman eksperimen yang kaku di tempat lain seperti

di laboratorium .

Kelas laboratorium terbuka dapat dibuat untuk berbagai jenjang pendidikan

tergantung pada sejumlah faktor, seperti tujuan pembelajaran, fasilitas yang tersedia,

dan tingkat kesulitan. Adapun syarat dapat dibentuknya kelas laboratorium terbuka

haruslah memenuhi tiga syarat di bawah ini :

1) pembuatan percobaan itu sendiri di mana siswa merancang eksperimen untuk

mencapai tujuan tertentu.

2) rancangan percobaan tempat para mahasiswa memutuskan skema yang harus

diikuti untuk pengumpulan data dan mencapai tujuan yang ditentukan, diberi setup

eksperimen tertentu, dan

3) adanya analisis data dan laporan tertulis, tempat para siswa memutuskan

bagaimana data tersebut akan dianalisis dan dilaporkan.

Untuk memulainya, analisis aktivitas dengan memutuskan siapa yang

membuat keputusan (guru / teks atau siswa). Pilih beberapa kegiatan dan tanyakan

beberapa pertanyaan berikut :

• Siapa yang memutuskan pertanyaan-pertanyaan untuk penyelidikan, guru atau

siswa?

• Siapa yang memutuskan untuk mengikuti prosedur menjawab pertanyaan - guru

atau siswa?

• Siapa yang memutuskan apa yang harus diamati dan dikumpulkan - guru atau

siswa?

• Siapa yang memutuskan untuk merespon pertanyaan- pertanyaan - guru atau

siswa?

• Siapa memutuskan bagaimana untuk mengkomunikasikan informasi ini, termasuk

data - guru atau siswa? (Colburn , 1997)

G. Tehnik Flowchart

Tehnik yang diterapkan pada ruang kelas merupakan alat yang tepat dan

ringkas untuk menghadirkan arus informasi di antara berbagai tahapan dalam

pengembangan konsep teoretis atau dalam perumusan atau analisis suatu

Page 7: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 6

masalah. Flowchart merupakan alat untuk mengatur aliran logika dan pemikiran dalam

ruang kelas. (Courter, 1995 : 19).

Para siswa sangat setuju bahwa teknik diagram alir (flowchart)

lebih efektif dalam berkomunikasi untuk keseluruhan tujuan percobaan dalam

eksperimen. Dalam bahasa mereka, mereka sekarang bisa "melihat lebih jelas di mana

mereka akan melangkah". Para siswa merasa lebih percaya diri melakukan percobaan

karena mereka memiliki "peta jalan" di depan mereka. Sebagai tambahan, para siswa

menemukan bahwa flowchart sangat membantu mereka dalam analisis data dan

menulis laporan laboratorium.

H. Kuis Terbuka

Kuis terbuka dimaksudkan untuk merangsang kreativitas siswa dan membantu

siswa untuk berpikir mendalam tentang materi yang dibahas di kuliah. Bukan yang

dimaksud disini adalah kuis dengan memberikan perintah "hapalkan ini, hitung ini" atau

"pasang ini". Jenis kuis hanya mendorong siswa untuk menghafal persamaan dan rumus.

Page 8: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 7

Tehnik ini hanya dibatasi oleh kreativitas guru dan kendala pada sistem (Courter, 1995 :

23). .

Pada strategi ini, para siswa diminta menunjukkan pemahaman yang lebih

dalam terhadap sebuah materi, kemampuan untuk menerapkan ilmu dari disiplin lain,

dan kemampuan untuk mengevaluasi nilai sebuah desain, produk, atau sistem.

Tujuan dari strategi ini adalah membuat siswa berpikir secara mendalam tentang

sebuah materi dapat dicapai bahkan dalam sebuah kuis 15 menit. Misalnya, siswa dapat

ditanyakan untuk memecahkan masalah yang tidak menentukan semua informasi yang

dibutuhkan untuk mengetahui jawabannya. Para siswa kemudian dipaksa untuk berpikir

tentang apa informasi lain yang mungkin dibutuhkan, dan bagaimana mereka bisa

mendapatkan informasi lain yang dibutuhkan.

Courter (1995 : 24) memberikan beberapa panduan dalam menggunakan

strategi kuis terbuka yaitu:

1. Buatlah sebuah masalah yang memiliki informasi lebih dari apa yang dibutuhkan

untuk memecahkan masalah. Para siswa kini harus berpikir tentang apa buah

dari informasi yang sangat penting untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Buatlah sebuah masalah dimana para siswa akan berusaha menyelesaikan dengan

cara masing-masing yang berbeda untuk menyelesaikan tugas tertentu. Misalnya

mereka dimina untuk mengukur tinggi tiang bendera dengan berbagai cara, maka

masing-masing mereka berusaha merumuskan cara yang paling bagus menemukan

tinggi tiang bendera.

3. Ajaklah para siswa untuk berpikir lebih kreatif dalam menyelesaikan sebuah

permasalahan dan asumsikan bahwa mereka adalah seorang guru yang akan

memberikan penjelasan di depan kelas.

4. Rangsanglah berpikir siswa untuk memberikan pertanyaan yang kreatif seputar

permasalahan yang dibahas.

5. Gunakan beragam tehnik penilaian.

I. Brainstorming (Mendorong Kreativitas)

Brainstorming dapat menjadi cara yang efektif untuk menghasilkan banyak

gagasan tentang suatu masalah tertentu dan kemudian menghasilkan ide atau adalah

solusi terbaik. Brainstorming adalah yang paling efektif dengan kelompok 8-12 orang,

Page 9: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 8

dan harus dilakukan di lingkungan yang santai. Jika peserta merasa bebas untuk

bersantai dan bercanda, mereka akan merentang pikiran mereka lebih jauh dan karena

hal tersebut akan menghasilkan lebih banyak ide yang kreati (Baumgartner, 2006).

Brainstorming membutuhkan fasilitator, ruang brainstorming dan sesuatu untuk

menulis ide-ide, seperti papan tulis, flip chart atau perangkat lunak. Tanggung jawab

fasilitator termasuk membimbing sesi, mendorong partisipasi dan menulis ide-ide.

Brainstorming terbaik dengan sekelompok orang bervariasi. Peserta dapat memiliki latar

belakang yang berbeda. Bahkan di daerah khusus, orang luar dapat membawa ide-ide

segar yang dapat menginspirasi para ahli. Ada banyak pendekatan untuk brainstorming,

namun pendekatan tradisional ini umumnya paling efektif karena ini adalah yang paling

energik dan kolaborasi secara terbuka, yang memungkinkan peserta untuk membangun

ide-ide satu sama lain.

Manurut Courter (1995 : 25), teknik brainstorming banyak digunakan untuk

mendorong peserta menghasilkan ide-ide secara mendalam. Brainstorming mendorong

siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam latihan menghasilkan ide dan pengalaman

dari pendekatan multi-dimensi dengan menganalisis masalah dan menemukan solusi.

Teknik brainstorming dapat diimplementasikan dalam berbagai cara sebagai

berikut:

1. Terstruktur: Seluruh kelas diberi topik untuk membahas dan setiap siswa diminta

untuk berkontribusi ide. Keuntungan dari metode ini adalah bahwa semua siswa

berpartisipasi dan siswa lebih vokal cenderung tidak mendominasi diskusi.

Kelemahannya adalah bahwa diskusi biasanya tidak mengalir bebas seperti dalam

sebuah sesi yang tidak terstruktur, dan dapat membuat beberapa siswa merasa tertekan

dan tidak nyaman.

2. Tidak Terstruktur: Beberapa Siswa diminta untuk menyumbangkan ide-ide mereka

terhadap sebuah permasalahan. Pendekatan ini memungkinkan aliran bebas ide dan

lingkungan lebih santai. Kekurangan pendekatan ini adalah bahwa hal itu dapat

mengakibatkan siswa tidak menanggapi sama sekali atau beberapa siswa yang

mendominasi diskusi.

3. Grup: Ini adalah pendekatan terstruktur kecuali bahwa kelas dibagi menjadi

kelompok kecil dan setiap kelompok menyajikan ide setelah jumlah waktu yang

ditentukan. Keuntungan dari metode ini adalah bahwa siswa akan lebih nyaman dan

Page 10: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 9

mau mengekspresikan ide-ide mereka. Ini juga meningkatkan sinergi dan komunikasi

antar siswa. Satu kelemahan yang jelas untuk metoda ini adalah waktu yang lebih

intensif daripada dua metode di atas.

Lebih lanjut, Courter (1995 : 26) memberikan beberapa pedoman berikut ini

harus diikuti untuk salah satu metode di atas:

• Pastikan bahwa semua orang setuju pada pertanyaan atau masalah yang di bahas

pada brainstorming. Tuliskan pada papan tulis atau berikan handout.

• Jangan pernah mengkritik ide-ide siswa atau memungkinkan siswa untuk mengkritik

satu sama lain.

• Jangan biarkan siswa untuk menolak ide-ide awalnya. Ide tidak harus ditahan

keluar sampai brainstorming selesai agar solusi tidak menyempit

• Catat semua ide yang muncul di papan tulis atau catatan kecil. Tulis apa adanya

hasil ide yang muncul dan jangan ditafsirkan terlebih dahulu.

I. Metode Tanya Jawab

Tujuan dari metode tanya jawab adalah menarik siswa untuk lebih aktif

partisipasi dalam proses belajar mengajar. Teknik ini juga mendorong

siswa untuk bergerak melampaui hafalan ke tingkat yang lebih tinggi dari pembelajaran

yang memerlukan klarifikasi, ekspansi, generalisasi, dan kesimpulan. Seringkali siswa

dikondisikan untuk hanya duduk di kelas, mencatat dan kemudian belajar dan

mempelajari informasi tentang mereka sendiri. Dengan metode tanya jawab, para siswa

dapat belajar secara real-time, karena mereka diajarkan untuk memahami dan

mengintegrasikan materi lebih baik.

Agar lebih bijak, pertanyaan yang diajukan hendaknya mempertanyakan upaya untuk

mencapai salah satu atau lebih dari tujuan berikut:

• Merangsang berpikir analitis

• Mendiagnosa kesulitan siswa

• Menentukan kemajuan menuju tujuan tertentu

• Memotivasi siswa

• Memperjelas dan memperluas konsep

• Mendorong apresiasi baru dan sikap

• Berikan arahan khusus untuk berpikir

Page 11: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 10

• Hubungan sebab akibat

• Mendorong siswa mengevaluasi diri

• Mendorong penerapan konsep

• Untuk membangkitkan minat dan keingintahuan

• Untuk memusatkan perhatian pada masalah

• Mempromosikan pemikiran dan pemahaman tentang ide-ide

• Mengelola atau mengingatkan siswa dari prosedur

Panduan berikut mungkin berguna dalam melaksanakan metode tanya jawab

yang berhasil :

• Analisis lebih mendalam setelah siswa menjawab pertanyaan.

• Susun tindak lanjut pertanyaan sebelumnya. Ini adalah ide yang baik untuk menulis

di bawah pertanyaan tersebut pada catatan kecil.

• Gunakan pertanyaan "siapa", "apa", "kapan", dan "di mana" untuk memeriksa

informasi yang dimiliki oleh siswa. Untuk siswa yang memiliki tingkat berpikir lebih

tinggi, gunakan pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana" .

• Tekan tanggapan siswa dengan pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana" agar

siswa berpikir ke tingkat yang lebih tinggi dengan meminta penjelasan lebih.

• Berikan jeda untuk berpikir terhadap setiap pertanyaan yang diajukan

• Simpulkan sebuah jawaban dari pertanyaan yang rumit.

• Jangan mempermalukan mahasiswa dengan berulang kali mengajukan pertanyaan-

pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh siswa tersebut.

• Gunakan sanjungan yang baik untuk setiap siswa yang menjawab benar

pertanyaan, dan jangan berikan respon negatif jika siswa salah dalam menjawab.

• Berikan kesempatan pada siswa = untuk merumuskan pertanyaan sebagai

tanggapan terhadap jawaban dari Anda atau siswa lain.

• Jangan gunakan pertanyaan sebagai bentuk hukuman. Jangan menelepon pada

siswa hanya karena mereka lupa pekerjaan rumah mereka, pertanyaan yang tidak

pernah relevan, atau memberikan respons yang ceroboh (Courter, 1995 : 29-31).

J. Penggunaan Software (perangkat lunak untuk meningkatkan efisiensi pengajaran)

Peralatan Software yang banyak digunakan di dalam kelas dan terbukti sebagai

alat bantu mengajar yang efektif. Salah satu manfaat dari software yang mereka

Page 12: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 11

tawarkan adalah alat untuk memvisualisasikan konsep abstrak dan ide. Jika digunakan

dengan benar perangkat lunak tersebut dapat meningkatkan efisiensi mengajar dalam

banyak hal. Sebagai alat pengajaran, Software komputer dapat memberikan cara baru

untuk menghubungkan konsep-konsep abstrak dengan visualisasi yang nyata. Khusus

Software komputer yang menawarkan siswa pilihan belajar sendiri dan juga dapat

berperan dalam memotivasi mereka untuk mempelajari konsep-konsep abstrak.

Berbagai pilihan Software untuk penggunaan di dalam kelas saat ini tersedia. Namun

semuanya dapat di bagi menjadi jenis berikut ini :

1. Website dan Email: dengan syarat terhubung ke internet, siswa dapat dengan

mudah mencari bahan-bahan belajar secara mudah dengan berselancar ke dunia

maya, dengan adanya layanan email juga memungkinkan siswa untuk bertukar

pikiran atau mengumpulkan tugas dengan cepat.

2. Presentasi: Salah satu contoh software yang paling banyak dipakai dalam presentasi

adalah Power Point, dengan adanya software presentasi, kita dapat menerangkan

dengan jelas sebuah materi dan lebih menghemat waktu jika kita mengetahui cara

yang tepat.

3. Modeling dan Analisis: Program Software untuk pemodelan dan analisis dalam

jumlah besar data atau sistem yang kompleks saat ini sudah banyak tersedia.

Biasanya software tersebut lebih cenderung ke arah simulasi atau visualisasi objek

yang sukar dibawa ke kelas. (Courter, 1995 : 32).

KESIMPULAN

Pada saat mengajar, guru hendaknya menggunakan beberapa strategi dalam

mengajar agar dapat mengajar dengan lebih efektif, dengan mengajar yang efektif, maka

guru tentu saja dapat membantu siswa untuk mendapat ilmu, megnolah informasi dan

menganalisis secara lebih mendalam. Dalam penerapan strategi mengajar, dapat

digunakan 10 tehnik strategi mengajar yang telah dijelaskan di atas yaitu : contoh

praktis, “Show and Tell” , studi masalah, desain hasil karya, laboratorium terbuka, tehnik

flowchart, kuis terbuka, brainstorming, metode tanya – jawab, dan menggunakan

software.

Page 13: 10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif

10 Strategi Agar Mengajar Lebih Efektif Halaman 12

DAFTAR PUSTAKA

Ambler, Scott W. (2009). Flowchart. Diakses tanggal 1 Mei 2010 dari :

http://www.agilemodeling.com/artifacts/flowChart.htm

Baumgartner ,Jeffrey. (2006). The Step by Step Guide to Brainstorming. Diakses tanggal

1 Mei 2010 dari : http://www.jpb.com/creative/brainstorming.php

Bentham, P. (2008). Show And Tell - A Springboard For Math And Science Education.

Diakses tanggal 1 mei 2010 from http://ezinearticles.com/?Show-And-Tell---A--

Springboard-For-Math-And-Science-Education&id=965041

Colburn, Alan. (1997). How to Make Lab Activities More Open Ended. Diakses tanggal 1

Mei 2010 dari http://www.exploratorium.edu/IFI/resources/workshops/

lab_activities.html

Courter, Sandra. Balaraman, Prabhu. (1995), Strategies for Effective Teaching A

Handbook for Teaching Assistants. Madison : College of Engineering University

of Wisconsin

Marshall, Kristine E. (1981). A guided design project for prospective english teacher.

Diakses tanggal 1 Mei 2010 dari : http://www.jstor.org/pss/40172382

Soy, Susan K. (1997). The case study as a research method. Diakses tanggal 1 Mei 2010

dari : http://www.ischool.utexas.edu/~ssoy/usesusers/l391d1b.htm


Recommended