+ All Categories
Home > Documents > Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Date post: 02-Jul-2015
Category:
Upload: mahadewi
View: 686 times
Download: 2 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
34
ANALISIS PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARA TERHADAP DAYA DUKUNG (CARRYING CAPACITY) BALI Oleh Ni Made Eka Mahadewi SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSADUA BALI [email protected] ABSTRAK This study is conducted to identify factors that influence the perception of tourists to carrying capacity Bali using factor analysis technique. Further, this study attempts to explore the perception of foreigner or tourits to carrying capacity Bali. Bali’s carrying capacity of tourism have three main attributes: physic, biology and social culture. Empirical results show that, overall, visitors are commented with as good as expected to Bali as tourism destination. However there has been a lack in water shortages. Therefore, some factors such as the quality of nature; preservation of historic buildings and monument; the quality of water; the quality of air are better than expexted. Keywords : perception, carrying capacity, factor analysis. 1. PENDAHULUAN Bali merupakan salah satu daerah yang menempatkan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi tiga warsa terakhir ini telah membawa perubahan struktur ekonomi dari dominasi sektor primer ke sektor tersier. Pada 1970 kontribusi sektor primer sebesar 57,07% dan tersier 33,36%. Namun pada 2006 terjadi perubahan yang sangat signifikan, di mana sektor primer hanya menyumbang kontribusi 20,65% dan sektor tersier menyumbang 64,42%. Berdasarkan data World Tourism Organization (WTO) memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan internasional pada tahun
Transcript
Page 1: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

ANALISIS PERSEPSI WISATAWAN MANCANEGARATERHADAP DAYA DUKUNG (CARRYING CAPACITY) BALI

OlehNi Made Eka Mahadewi

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSADUA [email protected]

ABSTRAK

This study is conducted to identify factors that influence the perception of tourists to carrying capacity Bali using factor analysis technique. Further, this study attempts to explore the perception of foreigner or tourits to carrying capacity Bali. Bali’s carrying capacity of tourism have three main attributes: physic, biology and social culture. Empirical results show that, overall, visitors are commented with as good as expected to Bali as tourism destination. However there has been a lack in water shortages. Therefore, some factors such as the quality of nature; preservation of historic buildings and monument; the quality of water; the quality of air are better than expexted.

Keywords : perception, carrying capacity, factor analysis.

1. PENDAHULUAN

Bali merupakan salah satu daerah yang menempatkan pariwisata sebagai lokomotif

ekonomi tiga warsa terakhir ini telah membawa perubahan struktur ekonomi dari dominasi

sektor primer ke sektor tersier. Pada 1970 kontribusi sektor primer sebesar 57,07% dan

tersier 33,36%. Namun pada 2006 terjadi perubahan yang sangat signifikan, di mana sektor

primer hanya menyumbang kontribusi 20,65% dan sektor tersier menyumbang 64,42%.

Berdasarkan data World Tourism Organization (WTO) memperkirakan jumlah

kunjungan wisatawan internasional pada tahun 2010 mencapai angka 1,048 miliar orang.

Pada 2020 jumlah ini akan meningkat menjadi 1,602 miliar orang. Dari jumlah tersebut 231

juta dan 438 juta akan berada di kawasan Asia Timur dan Asia Pasifik. WTO juga

memperkirakan pendapatan dari sektor pariwisata tahun 2020 mencapai US$2 triliun atau

Rp12.000 triliun.

Bali adalah salah satu daerah tujuan wisata terkemuka di dunia dan sampai saat ini

masih menjadi icon pariwisata nasional. Dengan berbagai daya tarik wisata budaya yang

unik maupun alamnya yang masih indah, serta pelayanan yang diberikan, Bali mampu

menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Hal tersebut ditunjukkan pada data

Perkembangan Pariwisata Bali periode tahun 2005-2009 sesuai Tabel 1 berikut.

Page 2: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali
Page 3: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Tabel 1 Perkembangan Pariwisata Bali

Tahun 2005 – 2009

 Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

Kunjungan Wisman langsung (Orang)

1.386.449 1.260.317 1.664.854 1.968.892 2.229.945

Akomodasi/Jumlah Kamar

1.437/

37.371

2.017/

41.379

1.973/

42.334

2.079/

44.848

2.175/

46.014

BPW, CBPW, APW 492 522 560 572 635

MICE 8 11 11 15 18

Pramuwisata 7.039 7.039 7.039 5057 8.182

DTW 249 249 249 270 264

Wisata Tirta 162 167 172 180 188

Restaurant 954 1.264 1.364 1.655 1.693

Tingkat Hunian Kamar

46,45% 40,35% 54,58% 59,50% 56.51%

Sumber : Disparda Provinsi Bali, 2010

Bali telah dikenal sebagai destinasi pariwisata sejak tahun 1914, ketika pertama

kalinya kapal Belanda KPM membawa wisatawan ke Pulau Bali. Sejak itu kedatangan

wisatawan terus meningkat meskipun masih dalam jumlah yang terbatas. Sejak dibukanya

Hotel Bali Beach tahun 1966 dan dibukanya pelabuhan udara Internasional Ngurah Rai

pada tahun 1969 perkembangan pariwisata Bali terus meningkat, meskipun sering pula

mengalami fluktuasi sesuai dengan perkembangan yang terjadi di Dunia Pariwisata Nasional

dan Internasional. Keinginan Indonesia untuk menjadikan pariwisata sebagai salah satu

penghasil devisa andalan mendorong pula terjadinya akselerasi dalam pembangunan

Pariwisata Bali secara terus-menerus. Tampaknya, kemampuan lingkungan untuk

mengimbangi kecepatan pembangunan tersebut mulai terasa melelahkan, sehingga mulai

timbul berbagai ekses dan konflik yang semakin mengkhawatirkan dalam pemanfaatan

Page 4: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

sumber daya alam dalam mendukung pembangunan pariwisata budaya yang berkelanjutan

di Bali.

Pengembangan pariwisata, peningkatan ekonomi, kesempatan kerja, perubahan

gaya hidup semuanya muncul bersamaan. Semuanya erat hubungannya dengan perubahan

lingkungan fisik yang akan terjadi. Semua itu akan berakibat eksploitasi berlebihan terhadap

keberadaan sumber daya fisik lingkungan. Sebagai sebuah pulau kecil, Bali memang

memiliki keterbatasan daya dukung, baik daya dukung fisik maupun daya dukung

lingkungan secara keseluruhan, karena itu pengembangan pariwisata Bali harus dikaji

secara seksama agar keberlanjutannya dapat dilaksanakan. Untuk itu, perlu dibahas

kemampuan fisik lingkungan Bali dalam mendukung pembangunan pariwisata budaya Bali

yang berkulitas, berkelanjutan melalui pendekatan sumber daya dan pendekatan berbagai

indikator lingkungan dan melihat berbagai kemungkinan untuk mengupayakan pemanfaatan

sumber daya lingkungan secara lestari agar mampu mendukung pembangunan secara

berkelanjutan.

Faktor lingkungan dalam kepariwisataan, dapat dilihat dari jumlah pertumbuhan

pembangunan sarana akomodasi yang ada di Bali, tenaga pemandu dan sumber daya

lingkungan yang berupa daya tarik wisata (yang terdahulu sebelum UU 10/2009 disebut

sebagai Obyek Wisata). Perlu disadari bahwa sarana akomodasi, tenaga pemandu dan

daya tarik wisata mempunyai hubungan yang erat dalam kepariwisataan Bali. Dengan

memberlakukan lingkungan kepariwisataan dengan bijaksana, hal-hal yang dianggap dapat

menimbulkan dampak negatif dapat diminimalisasi. Pengaturan dan pengendalian terhadap

lingkungan kepariwisataaan dapat menghindari stress lingkungan, sehingga daya

dukungnya dapat dipertahankan. Oleh karena itu, kebutuhan sarana akomodasi, jumlah

tenaga pemandu yang perlu disiapkan dan daya tarik wisata yang perlu mendapat perhatian,

merupakan hal yang sangat potensial untuk diteliti guna kepentingan pariwisata Bali yang

berkualitas.

Page 5: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Dalam hal daya tarik wisata, telah terjadi kasus penambahan daya tarik wisata

dengan mendatangkan komodo ataupun gajah, serta unta untuk menarik wisatawan di Bali.

Kasus pemindahan komodo (Varanus Komodoensis) misalnya, Rencana pemindahan

sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan bernomor SK.384/Menhut-II/2009 tanggal 13

Mei 2009 tentang ijin menangkap 5 pasang atau 10 ekor komodo dari habitat aslinya di Wae

Wuul, Desa Macantanggar, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat.

Untuk pengembangan kepariwisataan Bali, yang dilihat dari sumber daya, tulisan

Kompas 1 Februari 2010, disebutkan Daya tarik Pulau Bali selain keindahan Pantainya, juga

didukung oleh Agama, Adat dan Kebudayaan Masyarakatnya.  Banyaknya Pura

peninggalan jaman Kerajaan tempo dulu serta Masyarakatnya yang masih tekun

menjalankan ritual Agama, adalah daya tarik yang paling utama dari Pulau Bali.

Pembangunan Hotel dan Kondotel (apartment) giat dilaksanakan, Kawasan kesucian Pura

direduksi sehingga makin banyak tempat/lahan yang meningkat nilai ekonomisnya.

Pemerintah Daerah, terutama Kabupaten sangat giat mengundang Investor atas nama

memelihara daya tarik Bali sebagai Destinasi Pariwisata.  Pemda dianggap lupa akan daya

tarik Pulau Bali yang hakiki bagi Wisatawan Mancanegara, dibutakan oleh potensi

Pendapatan (Resmi dan Tidak Resmi tentunya). Pembangunan yang sedemikian pesatnya

tentu saja akan menarik para pencari kerja dari daerah lain, yang tentu saja membawa

Agama, Adat dan Kebudayaan yg berbeda.  Tidak sedikit diantara mereka yg memutuskan

untuk menetap dan berusaha di Bali.   Bali ini adalah Pulau kecil dengan daya dukung yang

juga terbatas. Di suatu saat kelak ketika jumlah pendatang sudah menyamai penduduk asli,

dan penduduk asli pun telah terpengaruh oleh kemudahan-kemudahan yang dibawa para

pendatang, masihkah Bali menarik bagi para Wisatawan Mancanegara?  Dapatkah Hotel-

hotel dan Kondotel-Kondotel mewah tersebut menjadi daya tarik bagi Wisatawan

Mancanegara? Kesalahan paling mendasar yang terjadi di Negeri ini sejak dahulu adalah

fokus pada pembangunan fisik tanpa memperhatikan pembangunan non fisik, sehingga

ukuran-ukuran yg banyak digunakan adalah ukuran materi (Komang Bali, 2010).

Page 6: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

a. Rumusan Masalah

1) Faktor daya dukung apa saja yang menjadi penilaian wisatawan yang berkunjung di

Bali?

2) Faktor apa sajakah yang menjadi persepsi wisatawan dalam kaitannya dengan

daya dukung pariwisata Bali?

b. Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui Faktor daya dukung apa saja yang menjadi penilaian wisatawan

yang berkunjung di Bali

2) Untuk mengetahui persepsi wisatawan dalam kaitannya dengan daya dukung

pariwisata Bali

c. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Bali, dengan mengambil sampel wisatawan mancanegara

yang berkunjung dan para ekspatriat (tenaga kerja asing) yang sudah lama tinggal di

Bali. Para ekspatriat diharapkan telah mengetahui kondisi Bali yang sesungguhnya,

sehingga hasil penelitian dapat mewakili persepsi wisatawan terhadap kondisi Bali,

dengan pendekatan daya dukung (carrying capacity) Bali.

d. Metodologi Penelitian

1) Jenis data : Penelitian ini menggunakan data primer dengan bentuk kuesioner yang

diberikan kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali dan para

ekspatriat (tenaga kerja asing) yang sudah lama menetap di Bali.

2) Metode Pengumpulan data : Pengumpulan data dilakukan dengan angket/kuesioner.

Kuesioner diberikan kepada wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali dan

para ekspatriat (tenaga kerja asing) yang sudah lama menetap di Bali.

3) Sampel : Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan dan ekspatriat, dengan

pemberian kuesioner yang dilakukan secara acak (random sampling) di seluruh

kabupaten kota di Bali. Semua wisatawan dan ekspatriat diberikan kesempatan

Page 7: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

untuk menilai Bali, sesuai daftar pertanyaan dalam kuesioner. Terkumpul 305

kuesioner dalam penelitian ini.

4) Teknik analisa data : data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis

faktor. Menurut Darma (2009), analisis faktor bermanfaat untuk mengurangi jumlah

data dalam rangka untuk mengidentifikasi sebagian kecil faktor yang dapat

menerangkan varians yang sedang diteliti secara lebih jelas dalam suatu kelompok

variabel yang jumlahnya lebih besar.

Mengacu pada pemaparan pendahuluan diatas, kondisi Bali perlu untuk diperhatikan dari

pendekatan daya dukung (carrying capacity) nya. Dengan demikian dapat dijabarkan bahwa

terdapat 13 variabel penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 2Variabel Penelitian

VARIABEL PENELITIAN1. Quality of nature2. Quality of water3. Quality of air4. Preservation of historic buildings and monuments5. Protection of natural environment or prevention of further ecological decline6. Improvement of the area’s appearance (visula and aesthetic)7. Loss of natural lanscape and agricultural lands to tourism dxevelopment8. Loss of open space9. Destruction of flora and fauna (including collection of plants, animals, rocks,

coral, or artefact by or for tourists)10. Degradation of lanscape, historic sites and monuments11. Water shortages12. Displacement of residents for tourism development13. Exclusion of locals from natural resources

2. LANDASAN TEORI

Penelitian ini menekankan pada kondisi Bali saat ini menurut persepsi wisatawan.

Kajian pustaka yang digunakan adalah beberapa konsep dan teori tentang daya dukung

(carrying capacity) dan perencanaan pariwisata.

Page 8: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

a. Carrying Capacity

Seperti yang ditulis Pitana (2010); teknik yang sering digunakan dalam

pengembangan destinasi pariwisata adalah carrying capacity (daya dukung kawasan).

Menurut Inskeep (1991 dalam Liu, 1994) carrying capacity didefinisikan sebagai berikut.

“The maximum number of people who can use a site without an unacceptable alteration in the physical environment, without an unacceptable decline in the quality of experience gained by visitors, and without an unacceptable adverse impact on the society, economy, and culture of the tourism area” (Inskeep, 1991 dalam Liu, 1994).

Sedangkan menurut O’Reilly (1986, dalam William dan Gill, 2005: 195) carrying

capacity didefinisikan sebagai berikut.

“…the maximum number of tourists or tourist use that can be accommodated within a specified geographic destination” (O’Reilly, 1986 dalam William dan Gill, 2005: 195).

Dalam kaitannya dengan perspektif lingkungan, Mathieson dan Wall (1982 dalam

William dan Gill, 2005: 195) mendefinisikan carrying capacity sebagai berikut.

“…the maximum number of people who can use a site without an unacceptable alteration in the physical environment and without an unacceptable decline in the quality of the experience gained by visitors” (Mathieson dan Wall, 1982 dalam William dan Gill, 2005: 195).

Dari perspektif sosial, carrying capacity didefinisikan sebagai berikut (Ap dan

Crompton, 1998 dalam William dan Gill, 2005: 196).

“…a destination’s ability to absorb tourism without unacceptable negative effects being felt by local residents….Levels at which inappropriate impacts occur are dependent on values determined by the community as opposed to the visitor” (Ap dan Crompton, 1998 dalam William dan Gill, 2005: 196).

Richardson dan Fluker (2004: 305) mendefinisikan carrying capacity sebagai:

“The level of human activity an area can accommodate without it deteriorating, the resident community being adversely affected or the quality of visitor experience declining” (Richardson dan Fluker, 2004: 305).

Page 9: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Konsep ini secara implisit mengandung makna batasan (limit), batas atas (ceiling),

atau tingkatan/level (threshold) yang tidak boleh dilewati dalam pembangunan atau

pengembangan destinasi pariwisata. Batasan ‘daya dukung’ dipengaruhi oleh dua grup

faktor yaitu sebagai berikut.

a. Faktor dari grup pertama yang mempunyai implikasi pemasaran melibatkan atau

berkatan dengan wisatawan. Hal ini menyangkut karakteristik wisatawan seperti

usia, jenis kelamin, pendapatan; motivasi, attitude, dan harapan; latar belakang ras

dan etnik dan pola perilaku. Faktor lainnya berupa level pemakaian dari fasilitas,

kepadatan wisatawan, lamanya menginap wisatawan, tipe/jenis aktifitas wisatawan,

dan level kepuasan wiasatawan.

b. Faktor dari grup kedua berkaitan dengan atribut destinasi seperti kondisi lingkungan

dan alam, struktur ekonomi dan pembangunan, struktur sosial dan organisasi,

organisasi politik, dan level pengembangan pariwisata (O’Reilly, 1991 dalam

Ricahrdson dan Fluker, 2004: 306).

Menurut Liu (1994), terdapat tiga tipe carrying capacity yang dapat diaplikasikan

pada pengembangan destinasi pariwisata yaitu:

a. Physical carrying capacity

Merupakan kemampuan suatu kawasan alam atau destinasi wisata untuk menampung

pengunjung/wisatawan, penduduk asli, aktifitas/kegiatan wisata, dan fasilitas penunjang

ekowisata. Konsep ini sangat penting mengingat sumber daya alam dan infrastruktur

yang sangat terbatas sehingga sering mengalami overused. Pemanfaatan kawasan

yang melebihi daya dukung fisiknya dapat menyebabkan degradasi sumber daya alam,

penurunan kualitas hidup komunitas di sekitarnya, overcrowding, dan sebagainya yang

mengakibatkan pengalaman dan kesan buruk bagi wisatawan. Pemakaian standar daya

dukung fisik bagi destinasi wisata mampu menghindarkan pembangunan kawasan yang

terlalu cepat dan tidak terkendali yang justru akan merugikan pengembangan ekowisata

tersebut.

b. Biological carrying capacity

Konsep ini merefleksikan interaksi destinasi pariwisata dengan ekosistem flora dan

fauna. Adakalanya wisatawan pergi ke destinasi wisata untuk menikmati pengalaman

interaksinya ekosistem flora dan fauna tersebut (misal dalam ekowisata).

Konsekuensinya, sangat penting untuk melindungi dan menjaga ekosistemnya agar

sejauh mungkin tetap seperti kehidupan di habitat aslinya. Diperlukan peran pemerintah

untuk membuat kawasan lindung dan konservasi serta pemberlakuan peraturan yang

Page 10: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

melarang perilaku destruktif seperti perburuan, penebangan hutan, pengeboman ikan,

peracunan biota laut, dan sejenisnya. Tetapi, sejauh mungkin diusahakan agar peraturan

ini tidak mengintervensi way of life penduduk asli. Jika pun ini harus terjadi, harus

diusahakan resolusi dengan cara melakukan kolaborasi dan pendidikan.

c. Social/cultural carrying capacity

Merefleksikan dampak pengunjung/wisatawan pada lifestyle komunitas lokal.

Kemampuan sebuah komunitas untuk mengakomodasi keberadaan wisatawan beserta

gaya hidupnya di komunitas tertentu sangat bervariasi dari suatu budaya dengan budaya

lain, dan dari suatu wilayah dengan wilayah lain. Wisatawan umumnya mempunyai

tingkat pendidikan lebih baik dan ingin mendapatkan pengalaman berinteraksi dengan

penduduk lokal dengan adat atau kebiasaan uniknya. Sebaiknya, jumlah wisatawan

dibatasi jumlahnya dalam suatu kawasan agar konsep untuk menghormati norma, nilai,

dan budaya asli komunitas lokal dapat berjalan baik. Oleh karenanya kemungkinan

kegiatan pariwisata melewati daya dukung sosial/budaya dapat dikendalikan.

Contohnya, pengunjung ingin menginap dan tinggal dalam akomodasi bergaya lokal

yang dikelola oleh orang lokal, makan berbagai variasi makanan lokal, dan terlibat dalam

cara hidup orang lokal. Namun, penilaian yang proaktif diperlukan untuk memastikan

terjadinya interaksi positif dan meminimalisasi gangguan sosial. Materi pembelajaran

dan pendidikan harus disediakan untuk mengajari wisatawan bagaimana berperilaku

yang menghormati adat dan budaya lokal.

Konsep daya dukung (carrying capacity) lebih mudah mendefinisikannya

dibandingkan dengan mengukurnya. Salah satu cara terbaik untuk memecahkan masalah

tersebut adalah dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pengukurannya

menggunakan kuesioner.

a. Recreational Carrying Capacity (RCC)

RCC diakui sebagai model utama untuk memanej (mengelola) dampak akibat

kunjungan wisatawan (Richardson dan Fluker, 2004: 310) yang didefinisikan sebagai

berikut.

“A management method besed on the level of recreational use that an area can sustain without an unacceptable degree of deterioration of the resource or of the recreation experience” (Richardson dan Fluker, 2004: 310).

Page 11: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Dampak dari pembangunan dan pengembangan destinasi wisata (baik tipe, lokasi,

dan kualitasnya) pada lingkungan diteliti dan diidentifikasi tingkat kritisnya. Contohnya,

tingkat kritis suatu destinasi wisata mengacu pada jumlah orang yang mengunjungi kawasan

tersebut per tahun atau per harinya atau per sekali kunjungan. Umumnya, nilai optimum

kunjungan berkisar 10 sampai 20 persen di bawah jumlah maksimumnya. Perhitungan ini

bisa dijadikan patokan untuk menentukan RCC. Namun, perlu dicatat penentuan RCC

bersifat subjektif sebab sebuah destinasi memiliki kapasitas potensial yang berbeda (fisik,

ekologi, sosial, psikologi, dan ekonomi) (Richardson dan Fluker, 2004: 310).

d. Perencanaan Pariwisata

Beberapa ahli (Mathieson & Wall, 1982; Murphy, 1985; Getz, 1986 dalam Dowling &

Fennel, 2003: 7, dalam Pitana, 2010) menekankan pentingnya integrasi aspek ekonomi,

lingkungan, dan sosial dalam pengelolaan pariwisata. Menurut Mathieson & Wall (1982

dalam Dowling & Fennel, 2003: 7) “planning for tourist development is a complex process

which should involve a consideration of diverse economic, environmental and social

structures.” Murphy (1985 dalam Dowling & Fennel, 2003: 7) menyimpulkan hal sama,

bahwa “…tourism planning needs to be restructured so that environmental and social factors

may be placed alongside economic consideration.” Pendekatan perencaaan pariwisata

menurut Getz (1986 dalam Dowling & Fennel, 2003: 7) mempunyai nuansa senada, bahwa

“…tourism planning models reference to theoretical models will remind tourism planners not

to act in isolation from other social, economic and environmental planning.” Namun

demikian, Dowling dan Fennel (2003: 7) menyimpulkan:

“…tourism planning cannot be carried out in isolation but must be integrated into the

total resource analysis and development of the area with possible land and water

conflicts resolved at any early stage. [R]ecently prepared tourism plans gave much

emphasis to socio-economic and environmental factors and to concept of controlled

development”.

Page 12: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Petunjuk pengembangan (guidelines) sangat penting dalam memberikan arah

perencanaan dan manajemen pengelolaan pariwisata. Salah satu petunjuk pengembangan

yang bisa dipakai adalah Code for Environmentally Responsible Tourism yang dikeluarkan

oleh Pacific Asia Travel Association (PATA), yang menyebutkan sebagai berikut.

”Recognize the necessity to ensure a sustainable future, meets the needs of the

tourism industry today, and does not compromise the ability of this and future

generations to conserve the environment” (PATA dalam Liu, 1994: 14).

Berdasarkan guidelines PATA ini, dapat ditarik tiga substansi pokok mengenai etika

pengelolaan pariwisata yang bertanggung jawab yaitu: (1) keuntungan dan kemanfaatan

jangka panjang (long term profitability); (2) keberlanjutan produk pariwisata (product

sustainability); dan (3) keadilan antar generasi (equity from one generation to the next).

Secara lebih detail, Liu (1994: 6) dan Western (1993: 9) menyatakan bahwa

pengelolaan pariwisata dapat berperan strategis untuk fungsi-fungsi berikut.

a. Perlindungan terhadap sumber daya alam dan lingkungan.

Umumnya pengembangan kawasan wisata akan diikuti oleh degradasi sumber daya

yang diakibatkan oleh pertumbuhan dan pengembangan industri pariwisata yang

ekstensif dan tidak terkendali, serta cepatnya pertumbuhan penduduk di kawasan

tersebut sebagai konsekuensi logis dari kesempatan berusaha yang ditimbulkannya.

Pariwisata jika dikelola dengan baik menyediakan solusi ekonomi untuk proteksi sumber

daya alam dan lingkungan.

b. Keberlanjutan ekonomi.

Kecenderungan industrialisasi dan perkembangan ekonomi global akan mengarah

kepada kesalingtergantungan pada produk impor yang menguras devisa negara.

Pengembangan pariwisata menjadi salah satu solusi masalah tersebut dengan

menyediakan ‘produk ekspor yang tidak lari kemana-mana’ sebagai sumber devisa.

Pengembangan pariwisata juga menyediakan keuntungan ekonomi bagi lapisan

masyararakat bawah yang umumnya berada di kawasan pedesaan sehingga diharapkan

Page 13: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

mampu menciptakan pendistribusian pendapatan dan sumber daya ekonomi menjadi

lebih baik.

c. Peningkatan integritas budaya.

Aspek ekologi dalam pariwisata menyiratkan sebuah hubungan timbal balik antara

wisatawan dan komunitas lokal yang melibatkan dialog budaya yang berdasarkan

penghormatan terhadap eksistensi dan integritas masing-masing. Jika elemen integritas

budaya ini hilang dapat dipastikan sebaik apapun kawasan wisata yang dibangun lambat

laun akan ditinggalkan.

d. Nilai pendidikan dan pembelajaran.

Keberlanjutan dan kelestarian sebuah kawasan wisata tergantung kepada bagaimana

membangkitkan pemahaman dan kepedulian semua pemangku kepentingan terhadap

pentingnya kontribusi, eksistensi, dan perlindungan terhadap sumber daya pendukung

pariwisata. Pemahaman dan kepedulian ini hanya bisa dicapai melalui proses

penanaman tata nilai (value) dan norma (norm) melalui proses pendidikan dan

pembelajaran.

3. HASIL DAN ANALISIS DATA

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, penelitian ini adalah untuk mengetahui

persepsi wisatawan mancanegara termasuk para ekspatriat (tenaga kerja asing) yang ada di

Bali. Penyebaran angket/kuesioner dilakukan secara acak (random sampling), dan setiap

wisatawandiberikan kesempatan yang sama untuk menilai kondisi Bali sesuai dengan daftar

pertanyaan yang disiapkan. Pertanyaan disusun sesuai dengan variabel yang diteliti. Data

yang diperoleh diolah dengan menggunakan SPSS 17. Terdapat 13 variabel yang diteliti

dengan disertai pilihan 1= much worst than expected; 2=worse than expexted; 3=as good as

expected; 4=better than expected; 5=much better than expected. Hasil penelitian dapat

dijabarkan sebagai berikut :

Page 14: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

a. Profil Responden

Responden penelitian ini terdiri dari 305 orang wisatawan dan ekspatriat yang

bekerja disektor pariwisata. Responden terbanyak dari kawasan Eropa (59,7%), disusul dari

Asia (15,1%) , Australia (10,8%), America (9,8%) dan Africa (4,6%). Umur responden

terbanyak berkisar antara umur 41-50 tahun (42,3%), 31-40 tahun (23,6%), 19-30 tahun

(22,3%) dan umur lebih dari 51 tahun sebanyak 11,8%.

Jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki (61,6%), sedangkan wanita

hanya 38,4%. Status responden kebanyak telah menikah (63,3%), dan yang belum menikah

(single) sebanyak 36,7%. Pekerjaan responden terbanyak adalah mereka yang bekerja di

sektor terkait pariwisata sebanyak 52,1%, pelajar (23,6%), lainnya sebanyak 22,3%, dan

para pebisnis sebanyak 2%. Lama tinggal wisatawan dan ekspatriat yang menjadi

responden penelitian ini terbanyak adalah mereka yang tinggal antara 1-4tahun (25,2%), 2-4

minggu (16,7%), lebih dari 11 tahun (15,1%), kurang dari 1 minggu sebanyak 13,8%, selama

5-8 minggu sebanyak 13,1%, dan antara 5-10 tahun hanya sekitar 15,1%.

Rata-rata kunjungan mereka bertujuan untuk liburan sebanyak 54,8%, dengan

tujuan bisnis 23,6%, tujuan lainnya sebanyak 11,8% dan bertujuan mengunjungi teman

hanya 9,8%.

Kajian mengenai daya dukung pariwisata Bali mutlak dilakukan untuk mengetahui

sejauhmana aktivitas sektor pariwisata telah memberikan tekanan bagi lingkungan yang

mempengaruhi kepariwisataan Bali. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik dan

lingkungan non fisik. Lingkungan fisik mencakup daya dukung fisik Bali seperti kualitas air,

udara dan lasekap. Sedangkan lingkungan non fisik mencakup lingkungan budaya,

peraturan hukum dan sosial.

Page 15: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Hasil persepsi wisatawan terhadap daya dukung pariwisata Bali dipaparkan dengan

perhitungan seperti tabel berikut :

Tabel 3Persepsi Wisman terhadap Daya Dukung Pariwisata

(Score Average)

No. Variabel Score Average

1 Quality of nature 3,41

2 Quality of water 3,22

3 Quality of air 3,22

4 Preservation of historic buildings and monuments 3,27

5 Protection of natural environment or prevention of further ecological decline

2,67

6 Improvement of the area’s appearance (visula and aesthetic) 3,00

7 Loss of natural lanscape and agricultural lands to tourism development

2,77

8 Loss of open space 2,65

9 Destruction of flora and fauna (including collection of plants, animals, rocks, coral, or artefact by or for tourists)

2,67

10 Degradation of landscape, historic sites and monuments 2,80

11 Water shortages 2,62

12 Displacement of residents for tourism development 2,79

13 Exclusion of locals from natural resources 2,94

Dari hasil rata-rata penilaian yang diberikan oleh responden, menunjukkan bahwa kualitas

air, alam, udara dan pelestarian bangunan bersejarah dipersepsikan masih baik. Yang

dipersepsikan semakin berkurang adalah terjadinya kekurangan air. Tempat-tempat terbuka

dirasakan makin berkurang, termasuk belum adanya perlindungan terhadap lingkungan

alam, terjadi pengrusakan flora dan fauna.

Page 16: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

b. Hasil Analisis Faktor

Dari ketigabelas variabel yang digunakan, hasil analisis Barlett’s Test of Sphericity dan

nilai Kaiser-Meyer Olkin (KMO) menunjukkan 0,812 yang artinya ukuran populasi baik dan

dengan approx. Chi-square 209.317 yang artinya terdapat korelasi yang signifikan antar

variabel.

Tabel 4

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .812

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 2771.201

Df 78

Sig. .000

Untuk menentukan faktor yang merupakan gabunagn antar variabel yang saling

berhubungan yang dipersepsikan oleh responden dalam menilai daya dukung Bali, didasari

oleh nilai eigenvalue lebih besar 1. Eigenvalue merupakan penjumlahan variasi nilai-nilai

korelasi setiap faktor terhadap tidap-tiap variabel yang membentuk faktor bersangkutan.

Semakin besar nilai eigenvalue satu faktor, semakin representatif faktor tresebut sebagai

wakil dari kelompok variabel. Nilai faktor dengan eigenvalue lebihbesar 1 dapat dilihat pada

tabel 5 berikut :Tabel 5

Faktor dengan Eigenvalue 1

Faktor Eigenvalue % of variance Cumulative %

1 5.949 45.764 45.764

2 2.353 18.100 63.864

3 1.010 7.772 71.636

Dari tabel 5 terlihat eigenvalue 1 sebanyak 3, hal ini berarti terdapt 3 faktor. Dan dari

variabel yang termasuk kedalam faktor yang mana, dapat diihat dari factor loading (korelasi)

satu variabel terhadap faktornya. Nilai atau batasan factor loading minimal 0,5 sehingga

Page 17: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

variabel dengan factor loading dibawah 0,5 dihapus. Ketiga faktor dengan variabel-variabel

yang tergabung kedalamnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut :

Tabel 6Identifikasi Faktor yang Dominan menjadi Persepsi Wisatawan

Terhadap Daya Dukung Bali

No. Faktor No. Variabel Variabel yang masuk dalam Faktor Factor Loading

1 X1 Quality of nature 0.859

X2 Quality of water 0.800

X3 Quality of air 0.723

X4 Preservation of historic buildings and monuments

0.775

X5 Protection of natural environment or prevention of further ecological decline

0.740

X6 Improvement of the area’s appearance (visula and aesthetic)

0.727

2 X7 Loss of natural lanscape and agricultural lands to tourism development

0.663

X9 Destruction of flora and fauna (including collection of plants, animals, rocks, coral, or artefact by or for tourists)

0.636

X12 Displacement of residents for tourism development

0.816

X13 Exclusion of locals from natural resources 0.913

3 X8 Loss of open space 0.710

X10 Degradation of landscape, historic sites and monuments

0.811

X11 Water shortages 0.690

Dari hasil yang dituangkan pada tabel 6, menunjukkan bahwa pada faktor 1, variabel X1

yang berupa kualitas air, masih dipersepsikan baik oleh responden; sedangkan untuk faktor

2 dengan variabel X13 (terpinggirkannya masyarakat lokal dari lingkungannya) mendapat

penilaian persepsi yang tinggi, yang artinya masyarakat lokal dipersepsikan mulai tersisih

dari habitatnya. Untuk faktor 3, dengan variabel X10 yang berupa terjadinya degradasi

terhadap lahan penduduk mendapat persepsi penilaian tinggi, yang artinya responden

menilai bahwa telah terjadi degradasi terhadap lansekap, situs sejarah dan monumen.

Page 18: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

4. SIMPULAN

Berdasarkan paparan yang telah disampaikan diatas, terdapat 3 faktor yang menjadi

persepsi responden terhadap keberadaan daya dukung Bali sebagai daerah pariwisata.

Pengelompokan faktor tersebut adalah :

1) Faktor kesesuaian persepsi terhadap kualitas alam, kualitas air, kualitas udara,

pelestarian bangunan bersejarah, perlindungan lingkungan alam, dan peningkatan

tampilan wilayah.

2) Faktor kerugian lansekap yang asli, pengrusakan flora fauna, perpindahan

penduduk, dan mulai terpinggirkannya penduduk lokal dari daerahnya.

3) Faktor kehilangan ruang bebas (alam terbuka), terjadinya degradasi lahan dan

kekurangan air,

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi V, Cetakan keduabelas. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta

Cooper.C.et.al. 1993. Tourism Principles and Practice. Edinburgh Gate. Harlow.Essex CM20 2JE, England: Addison Wesley Longman Limited

Gunn,C. A., 1988, Tourism Planning. Second Edition. Revised. New York NY 10017, USA: Taylor & Francis

Inskeep.E.,1991. Tourism Planning, An Integrated and Sustainable Development Approach. Van Nostrand Reinhold. New York : VNR Tourism and Commercial Recreation Series.

Komang Bali, 2009, Villa di Bali, Antara News

Laws. E. 1995. Tourist Destination Management, Issues, Analysis and Policies. Routledge. 11 New Fetter Lane. London EC4P 4EE. p.124-134 : British Library

Mahadewi,N.M.E, 2004, Faktor-faktor yang Menentukan Kepuasan Wisatawan Konvensi terhadap Bali sebagai Destinasi MICE, Tesis Universitas Udayana

Mc Intosh.R., 1972. Tourism; Principles, Practices, Philosophies. 4666 Indianola Columbus. Ohio 43214 : Grid Inc

Mill, R.C., Morrison. A.M. 1985.The Tourism System: An Introductory System. Englewood Cliffs, New Jersey 07632 : Prentice-Hall International Editions

Page 19: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Parasuraman, A, et al. 1985. A Conceptual Model of Service Quality and Its Implication for Future Research. dalam Fandy Tjiptono.1996. Manajemen Jasa. Cetakan Pertama,hal.69-70 : Penerbit Andi Jogjakarta

Pitana, IG, 2010, Pengantar Ilmu Pariwisata, PT. Andi Jogjakarta

Sebastian Vengesayi and Felix T Mavondo, 2007, Aspects of Reputation and Human Factors as Determinants of Tourist Destination Attractiveness, Monash University, Australia

Tejada, G.C. Malvárez and F. Navas, Journal of Coastal Research SI 56 1159-1163 ICS2009 (Proceedings) Portugal ISSN 0749-0258, Indicators for the Assessment of Physical Carrying Capacity in Coastal Tourist Destinations, Area of Physical Geography University Pablo de Olavide, Sevilla. Spain, [email protected]

Yong K. Suh, Hong J. Hyun and Gwang H. Koh, 2007, Development of Evaluation Index for Competitiveness of Island Tourism Destination, Dept. of Tourism Management, Cheju National University, Korea, email: [email protected]

Page 20: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

LAMPIRAN

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation Analysis N

Quality_of_nature 3.41 1.070 305

Quality_of_water 3.22 1.113 305

Quality_of_air 3.27 .907 305

Preservation_historic_buildin

g

3.27 1.089 305

Protection_natural_environm

ent

2.67 1.100 305

Improvement_area_appeara

nce

3.00 1.024 305

Loss_natural_lanscape 2.77 1.101 305

Loss_open_space 2.65 .976 305

Destruction_of_florafauna 2.70 1.041 305

Degradation_of_landscape 2.80 .961 305

Water_shortages 2.62 1.118 305

Displacement_of_resident 2.79 .960 305

Exclusion_of_localfromnatura

lresources

2.94 .860 305

Page 21: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .812

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 2771.201

Df 78

Sig. .000

Communalities

Initial Extraction

Quality_of_nature 1.000 .739

Quality_of_water 1.000 .768

Quality_of_air 1.000 .730

Preservation_historic_buildin

g

1.000 .673

Protection_natural_environm

ent

1.000 .664

Improvement_area_appeara

nce

1.000 .649

Loss_natural_lanscape 1.000 .713

Loss_open_space 1.000 .624

Destruction_of_florafauna 1.000 .649

Degradation_of_landscape 1.000 .751

Water_shortages 1.000 .740

Displacement_of_resident 1.000 .757

Exclusion_of_localfromnatura

lresources

1.000 .856

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 22: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali
Page 23: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Component Matrixa

Component

1 2 3

Quality_of_nature .593 -.606 .140

Quality_of_water .726 -.473 -.129

Quality_of_air .592 -.313 .530

Preservation_historic_buildin

g

.653 -.491 -.071

Protection_natural_environm

ent

.744 -.301 .136

Improvement_area_appeara

nce

.703 -.383 -.090

Loss_natural_lanscape .774 .326 .086

Loss_open_space .669 .155 -.390

Destruction_of_florafauna .735 .321 .081

Degradation_of_landscape .645 .337 -.470

Water_shortages .776 .268 -.257

Displacement_of_resident .621 .563 .233

Exclusion_of_localfromnatura

lresources

.502 .670 .393

Extraction Method: Principal Component Analysis.

a. 3 components extracted.

Page 24: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Rotated Component Matrixa

Component

1 2 3

Quality_of_nature .859 .004 .036

Quality_of_water .800 .007 .358

Quality_of_air .723 .410 -.198

Preservation_historic_buildin

g

.775 -.010 .268

Protection_natural_environm

ent

.740 .275 .202

Improvement_area_appeara

nce

.727 .074 .339

Loss_natural_lanscape .298 .663 .430

Loss_open_space .259 .231 .710

Destruction_of_florafauna .274 .636 .412

Degradation_of_landscape .096 .289 .811

Water_shortages .275 .434 .690

Displacement_of_resident .054 .816 .296

Exclusion_of_localfromnatura

lresources

-.072 .913 .133

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

a. Rotation converged in 5 iterations.

Page 25: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Component Transformation Matrix

Compo

nent 1 2 3

1 .666 .525 .529

2 -.720 .638 .274

3 .194 .563 -.803

Extraction Method: Principal Component

Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser

Normalization.

Page 26: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali
Page 27: Analisis Faktor Dan Carrying Capacity Bali

Component Score Coefficient Matrix

Component

1 2 3

Quality_of_nature .279 -.034 -.129

Quality_of_water .201 -.136 .112

Quality_of_air .264 .263 -.405

Preservation_historic_buildin

g

.210 -.115 .057

Protection_natural_environm

ent

.202 .060 -.077

Improvement_area_appeara

nce

.179 -.092 .089

Loss_natural_lanscape .004 .205 .038

Loss_open_space -.047 -.116 .387

Destruction_of_florafauna .000 .197 .038

Degradation_of_landscape -.121 -.114 .470

Water_shortages -.044 -.002 .304

Displacement_of_resident -.058 .337 -.065

Exclusion_of_localfromnatura

lresources

-.073 .445 -.190

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.

Component Scores.


Recommended