+ All Categories
Home > Documents > ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Date post: 06-Nov-2021
Category:
Upload: others
View: 9 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
147
ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH MENGGUNAKAN METODE VAR (VALUE AT RISK) DAN RAROC (RISK ADJUSTED RETURN ON CAPITAL) TAHUN 2011-2016 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh : ABDUL LATIEF FATHI NIM. 1111046100027 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439 H
Transcript
Page 1: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL DEPOSITO

MUDHARABAH PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA

SYARIAH MENGGUNAKAN METODE VAR (VALUE AT RISK)

DAN RAROC (RISK ADJUSTED RETURN ON CAPITAL)

TAHUN 2011-2016

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

ABDUL LATIEF FATHI

NIM. 1111046100027

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018 M/1439 H

Page 2: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 3: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 4: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 5: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

v

KATA PENGANTAR

بسم الله الرحمن الرحيم

Puji Syukur senantiasa penulis curahkan kepada tuhan semesta alam, Allah

SWT. Berkat kehendak dan kuasa-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi terakhir yang juga menjadi

Suri Tauladan bagi ummatnya, Nabi Muhammad SAW.

Dalam penulisan Skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan dan

cobaan yang harus penulis hadapi dengan ikhtiar dan tawakal. Alhamdulillah atas

berkat do’a orang tua, keluarga, sahabat dan teman-teman yang selalu memberi

motivasi dan inspirasi.

Karena itu pula dari lubuk hati yang dalam penulis mengucapkan rasa

terimakasih yang tulus kepada segenap pihak yang telah membantu dan

mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Diantaranya adalah:

1. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ketua Program Studi Muamalat, A.M. Hasan Ali, M.A dan Sekretaris

Program Studi, Bapak Dr. Abdurrauf, Lc., M.A.

4. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA, selaku Ketua Program Studi

Perbankan Syari’ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

5. Bapak AH. Azharuddin Lathif M.Ag., M.H. sebagai Dosen pembimbing

Akademik yang senantiasa memberikan nasihat dan motivasi Penulis selama

selama Perkuliahan.

6. Dosen Pembimbing Bapak Supriyono S.E, M.M yang senantiasa memberikan

waktu, arahan, bimbingan, dan motivasi untuk menyelesaikan Skripsi ini,

terimakasih sedalam-dalamnya atas semua yang telah bapak berikan.

Page 6: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

vi

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang senantiasa memberikan dan mengajarkan ilmunya selama masa

perkuliahan.

8. Segenap Staff Akademik dan Staff Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Kedua Orang tua tercinta yaitu Muhamad Fathi Syukri dan Ibu Nur’aini yang

senantiasa Mendo’akan, memberikan nasihat dan semangat sehingga dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan baik.

10. Keluarga besar penulis, Kak Silvy Shaffana Fathi, Mas Rudi Wijayanto, Bang

Aditya Nugraha Fathi, Kak Lisna, Maharani Ayesha Fathi, Daffa Rahman

Fathi, Fahri Amzar, Fahira Ammara dan Bimo. Yang selalu memberikan

penulis motivasi materiil dan non materiil.

11. Penulis Skripsi Terdahulu, Ka Romi Agung Rizal, Herdian Yusfan dan M.

Iskandar Zulkarnain yang telah banyak memberikan masukan dan arahan

guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Kepada Rina Emigayana yang selalu menemani penulis, memberikan

semangat, dan motivasinya sampai penulis menyelesaikan skripsi ini, semoga

Allah SWT membalasnya.

13. Sahabat-sahabat penulis yang selalu mendukung dan memotivasi penulis

untuk segera menyelesaikan skripsi ini, Mu’min, Nasir, Firdaus, Imam,

Achmad, Zakaria, Ijul, Nuril, Ramadan, Akiko, Kemal, Fatah Habibie, Fahmi

dan Rifki yang selalu menyemangati dan memberikan faith kepada penulis.

14. Teman-teman seperjuangan Perbankan Syariah A 2011 dan juga seluruh

mahasiswa/i perbankan syariah angkatan 2011 yang selalu menemani hingga

menyelesaikan Skripsi, terimakasih karena telah menjadi keluarga kedua di

masa perkuliahan ini. Semoga silaturahmi antara kita tetap terjaga sampai

kapanpun.

15. Dan temen-teman Lingkar Studi Ekonomi Islam (LISENSI) yang banyak

memberikan kenangan indah penulis selama perkuliahan.

Page 7: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

vii

Akhirnya penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman

yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas semua bantuan dan masukan kepada

penulis. Semoga Allah SWT mencatat dan membalas kebaikan yang dilakukan

dengan balasan yang lebih baik. Selain itu penulis akui bahwa skripsi ini masih

jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, besar harapan penulis munculnya saran

untuk menunjang kesempurnaan atas skripsi ini diwaktu mendatang. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan. Amin ya rabbal

alamin.

Jakarta, 10 Juni 2018

Abdul Latief Fathi

Page 8: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

viii

ABSTRAK

ABDUL LATIEF FATHI, NIM 1111046100027, Analisis Potensi Risiko

Dan Pengembalian Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah Dan

Unit Usaha Syariah Menggunakan Metode VaR (Value At Risk) Dan RAROC

(Risk Adjusted Return On Capital) Tahun 2011-2016, Strata Satu (S1),

Konsentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi risiko (kerugian) investasi

dan imbal hasil yang terdapat pada deposito mudharabah Bank Umum Syariah

(BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS). Penelitian ini menggunakan metode Value

at Risk (VaR) untuk mengukur potensi kerugian deposito mudharabah dan

metode Risk Adjusted Return on Capital (RAROC) untuk mengukur imbal hasil

yang telah disesuaikan dengan risiko pada dana deposito mudharabah perbankan

syariah

Hasil penelitian dengan metode VaR menunjukkan bahwa potensi risiko

terbesar terletak pada deposito 1 bulan, kemudian deposito 6 bulan, kemudian

deposito 12 bulan, dan risiko terendah terletak pada deposito 3 bulan. Hal tersebut

dilihat dari besaran nilai VaR (mean) dan VaR (zero). Sedangkan hasil dari

penggunaan metode RAROC memberikan kesimpulan terdapat potensi kerugian

yang dialami oleh bank di tahun 2011-2016, 2012 menjadi tahun terbaik. Hal

tersebut diakibatkan pendapatan yang diterima lebih kecil dibandingkan dengan

kerugian yang diperkirakan. Ini diketahui dari hasil RAROC yang bernilai negatif

Kata Kunci: Mudharabah, Deposito Mudharabah, Risiko, Value at Risk

(VaR), Risk Adjusted Return on Capital (RAROC).

Pembimbing : Supriyono S.E, M.M

Page 9: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

ix

ABSTRACT

ABDUL LATIEF FATHI, NIM 1111046100027, Analysis of Potential

Risks and Returns The result Deposit Mudaraba Sharia Commercial Bank and

Sharia Business Unit Using VaR (Value At Risk) and RAROC (Risk Adjusted

Return On Capital) Period 2011 -2015, Tier One (S1), concentration of Islamic

Banking, Muamalat Studies Program, Faculty of Sharia and Law, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2018.

This study aims to assess the potential risks (losses) on investments and

yields contained in deposits mudaraba Islamic Banks (BUS) and Sharia (UUS).

This study uses the Value at Risk (VaR) to measure the potential loss of deposits

mudaraba and methods Risk Adjusted Return on Capital (RAROC) to measure the

yield on a risk-adjusted deposits of Islamic banking mudaraba

The results of the study showed that the potential VAR method greatest

risk lies in 1-month deposit, then the deposit 6 months, then deposits 12 months,

and the lowest risk lies in the 3-month deposits. It is seen from the magnitude of

the value of VaR (mean) and VaR (zero). While the results of the use of RAROC

method to the conclusion there is a potential loss suffered by the bank in the years

2011-2016, in 2012 the best year. This is due to the income received is smaller

than the expected loss. It is known from the results RAROC is negative

Keywords: Mudaraba, Mudaraba deposits, Risk, Value at Risk (VaR), Risk

Adjusted Return on Capital (RAROC).

Advisor: Supriyono S.E, M.M

Page 10: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................................... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 10

E. Sistematika Penulisan ............................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 13

A. Investasi..................................................................................................... 13

1. Pengertian Investasi ....................................................................... 13

2. Investasi Dalam Islam .................................................................... 14

3. Prinsip Investasi Syari’ah ............................................................... 15

B. Risiko ......................................................................................................... 16

1. Pengertian Risiko ........................................................................... 16

Page 11: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

xi

2. Risiko dalam Pandangan Islam ...................................................... 17

3. Manajemen Risiko ......................................................................... 18

4. Mitigasi Risiko ............................................................................... 21

5. Jenis- Jenis Risiko pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah............................................................................................ 27

6. Risk of Return Risk ........................................................................ 29

C. Deposito Mudharabah ............................................................................... 31

1. Pengertian Deposito Mudharabah ................................................. 31

2. Jenis dan Skema Mudharabah dalam Deposito Mudharabah ....... 33

D. Konsep Value at Risk (VaR) ...................................................................... 34

1. Pengertian Value at Risk (VaR) ..................................................... 34

2. Pengukuran Value at Risk (VaR) ................................................... 36

3. Exponentially Weighted Moving Average (EWMA)...................... 38

4. Confidence Level ............................................................................ 39

5. Holding Period ............................................................................... 40

E. Konsep Risk Adjusted Return on Capital (RAROC) ................................. 40

1. Definisi Risk Adjusted Return on Capital (RAROC) ..................... 40

2. Total revenue dan Total cost .......................................................... 41

3. Expected loss .................................................................................. 42

4. Worst Case Loss ............................................................................. 42

5. Pengukuran RAROC ...................................................................... 43

F. K ajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ............................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 51

A. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 51

B. Jenis Penelitian ........................................................................................... 51

C. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................................... 52

D. Tekhnik Pengumpulan Data ....................................................................... 53

E. Tekhnik Pengumpulan Data Return ........................................................... 53

F. Tekhnik Pengukuran data VaR dan RAROC ............................................. 54

1. Tekhnik Pengukuran VaR .............................................................. 54

Page 12: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

xii

2. Tekhnik Pengukuran RAROC ....................................................... 55

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................................ 59

A. Analisis Deskriptif Data ............................................................................ 59

1. Deposito dan Return ....................................................................... 59

2. NPF (Non Performing Finance)..................................................... 64

B. Perhitungan VaR dan RAROC .................................................................. 66

1. Perhitungan VaR ............................................................................ 66

2. Pengukuran RAROC ...................................................................... 71

C. Hasil Analisis ............................................................................................. 77

1. Analisis Potensi Kerugian Berdasarkan Value at Risk (VaR) ........ 77

2. Analisis Potensi Return Berdasarkan RAROC .............................. 87

3. Analisis Penulis Tentang Hasil Pengukuran Risiko Deposito

Mudharabah ................................................................................... 90

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 94

A. Kesimpulan .............................................................................................. 94

B. Saran ......................................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 97

LAMPIRAN ...................................................................................................... 100

Page 13: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Porsi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah ........................................ 3

Tabel 2.1. Review Studi Terdahulu ........................................................................ 45

Tabel 4.1. Komposisi Deposito Mudharabah BUS dan UUS tahun 2011-

2016 ..................................................................................................... 58

Tabel 4.2. Data NPF BUS dan UUS tahun 2011-2016 .......................................... 63

Tabel 4.3. Hasil Uji Stasioneritas Data Return Deposito Mudharabah ................. 66

Tabel 4.4. Hasil Pengukuran RMSE Deposito Mudharabah 1 Bulan ................... 67

Tabel 4.5. Hasil Pengukuran RMSE Deposito Mudharabah 3 Bulan ................... 68

Tabel 4.6. Hasil Pengukuran RMSE Deposito Mudharabah 6 Bulan ................... 68

Tabel 4.7. Hasil Pengukuran RMSE Deposito Mudharabah 12 Bulan ................. 69

Tabel 4.8. Hasil Selisih Perhitungan Total Revenue dan Total Cost ..................... 70

Tabel 4.9. Hasil Perhitungan Expected loss ........................................................... 73

Tabel 4.10. Hasil Olah Data Worst Case Loss ....................................................... 74

Tabel 4.11. Hasil Pengukuran VaR Deposito 1 Bulan ........................................... 76

Tabel 4.12. Hasil Pengukuran VaR Deposito 3 Bulan ........................................... 78

Tabel 4.13. Hasil Pengukuran VaR Deposito 6 Bulan ........................................... 80

Tabel 4.14. Hasil Pengukuran VaR Deposito 12 Bulan ......................................... 82

Tabel 4.15. Perbandingan Hasil Pengukuran VaR Deposito Mudharabah BUS dan

UUS ..................................................................................................... 84

Tabel 4.16. Hasil Pengukuran RAROC BUS dan UUS ......................................... 86

Page 14: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Pertumbuhan Aset dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah ........ 2

Gambar 1.2. Non Performing Finance (NPF) Perbankan Syariah .......................... 4

Gambar 2.1. Proses Manajemen Risiko ................................................................. 24

Gambar 2.2. Mudharabah pada Penghimpunan Dana ........................................... 33

Gambar 4.1. Komposisi Deposito Mudharabah BUS dan UUS ............................ 60

Gambar 4.2. Pergerakan Return Deposito Mudharabah BUS dan UUS tahun

2011- 2016 ........................................................................................ 61

Gambar 4.3. Data Equivalent Rate Deposito Mudharabah BUS dan UUS Tahun

2011- 2016 ........................................................................................ 62

Gambar 4.4. Grafik Laba Bus dan UUS tahun 2011-2016 .................................... 72

Page 15: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem tatanan keuangan suatu negara tidak luput dari peran perbankan

yang terdapat didalamnya, peran perbankan sangat vital dalam sistem

perekonomian suatu negara. Bank berperan sangat besar dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Semua sektor usaha baik sektor industri,

perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, perumahan, dan lainnya sangat

membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya1.

Tidaklah mengherankan apabila pemerintah dalam suatu negara terus

menerus melakukan upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui perbaikan

dan peningkatan kinerja bank sebagai lembaga keuangan dan lokomotif

pembangunan ekonomi. Lembaga keuangan bank yang mempunyai peranan yang

strategis dalam membangun suatu perekonomian negara2.

Sejak tahun 1992 Indonesia telah menganut dual banking system, dimana

terdapat dua sistem perbankan yaitu Bank Konvensional dan Bank Syariah yang

berjalan berdampingan. Pada tahun yang sama, berdiri bank syariah pertama,

yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI). Namun demikian, sistem perbankan

ganda baru benar-benar diterapkan sejak 1998 pada saat dikeluarkannya

perubahan Undang-Undang Perbankan dengan UU No. 10/1998. Undang-Undang

ini selain memberikan kesempatan bagi investor untuk mendirikan Bank Syariah

baru maupun membuka Unit Usaha Syariah bagi Bank Konvensional. Pemerintah

dan Bank Indonesia memberikan komitmen besar dan menyusun berbagai

kebijakan untuk mengembangkan Bank Syariah.

1 Ismail, Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, Edisi Pertama, Cetakan ke-2

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 12 2 Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), h. 1

Page 16: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

2

Bank Syariah menempati tempat tersendiri di masyarakat, Pengembangan

perbankan syariah di Indonesia pada dasarnya bertujuan memenuhi kebutuhan

masyarakat yang belum terlayani jasa perbankan konvensional karena keyakinan

khususnya bahwa bunga bank haram. Disamping itu pengembangan perbankan

syariah juga bertujuan dalam rangka restrukturisasi perbankan untuk peningkatan

ketahanan sistem perbankan serta meningkatkan keragaman jasa dan produk

perbankan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Tercatat hingga tahun 2016

terdapat 12 Bank Umum Syariah (BUS) dan 22 Unit Usaha Syariah (UUS), serta

163 Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi di Indonesia.

Perkembangan Perbankan Syariah selalu mengalami kenaikan setiap

tahunnya, dapat dilihat dari aset perbankan yang terus mengalami kenaikan dari

tahun 2010 hingga tahun 2016 walaupun sifatnya fluktuatif. Kenaikan yang stabil

terlihat pada tahun 2011 hingga tahun 2013 yang memiliki angka pertumbuhan

aset rata-rata tiap tahunnya sebesar 35,82%, pada tahun 2014 hingga tahun 2015

mengalami penurunan masing-masing hanya memiliki angka sebesar 3,48% dan

9,45%.

Gambar 1.1

Pertumbuhan Aset dan Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah

Sumber : Statisik Perbankan Syariah, diolah

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

400,000

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Aset

DPK

Page 17: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

3

Sedangkan dari sisi Dana Pihak Ketiga mengalami pertumbuhan yang

signifikan pada tahun 2011 sebesar 51,79%. Pada tahun 2012 sampai 2013

memiliki rata-rata nilai pertumbuhan sebesar 26,11%. Namun pada 2014 hanya

memiliki angka pertumbuhan 5,65% dan tahun 2015 sebesar 11,74%.

Dalam kegiatan usahanya bank syariah sangat membutuhkan dana

masyarakat guna menjalankan kegiatan operasional, sebagaimana fungsi bank

yaitu sebagai lembaga perantara antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang

kekurangan dana. Dana pihak ketiga perbankan syariah didominasi oleh produk

deposito mudharabah yang selalu memiliki porsi diatas 50% dari total dana pihak

ketiga dan terus meningkat di setiap tahunnya. Salah satu faktor meningkatnya

dana pihak ketiga dari produk deposito adalah return bagi hasil yang ditawarkan

oleh bank. Disamping kinerja perbankan syariah yang mengesankan, sistem bagi

hasil deposito mudharabah lebih stabil terhadap gejolak ekonomi makro.

Tabel 1.1

Porsi Dana Pihak Ketiga Perbankan Syariah

(Miliar Rupiah)

Sumber : Statisik Perbankan Syariah, data diolah

Hal ini menandakan besarnya kepercayaan masyarakat untuk

menempatkan dananya pada perbankan syariah dalam bentuk investasi jangka

panjang, disamping itu deposito mudharabah memiliki return bagi hasil yang

cukup tinggi dibandingkan giro dan tabungan, sehingga banyak nasabah

menggunakan produk deposito mudharabah.

Namun, merosotnya kinerja perbankan syariah dimulai pada tahun 2013

tidak lain akibat dari kondisi perekonomian global dan Indonesia yang

Tahun Giro Tabungan Deposito

2010 11,91 30,13 57,96

2011 10,40 28,25 61,35

2012 12,00 30,55 57,44

2013 10,09 31,17 58,74

2014 8,44 29,47 62,09

2015 9,39 29,11 61,50

Page 18: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

4

memberikan efek negatif pada industri perbankan syariah. Kondisi perekonomian

Indonesia yang melesu berakibat pada tingginya pembiayaan bermasalah yang

dihadapi oleh bank syariah, pembiayaan bermasalah sangat mempengaruhi

kualitas aset bank. Kondisi ini tidak hanya dialami oleh perbankan syariah saja,

namun bank konvensional juga mengalami peningkatan pada besarnya kredit

bermasalah akibat dari kondisi perekonomian yang kurang baik.

Berikut data pembiayaan bermasalah (Non Performing Finance)

perbankan syariah tahun 2010 hingga tahun 2016.

Gambar 1.2

Non Performing Finance (NPF) Perbankan Syariah

(Dalam Persen)

Sumber : Statisik Perbankan Syariah, diolah

Tingkat persentase Non Performing Finance atau kredit bermasalah

perbankan syariah membaik dari tahun 2010 hingga tahun 2012, namun kinerja

baik tersebut kembali memburuk pada tahun 2013 dan terus meningkat hingga

tahun 2015 dengan peningkatan yang cukup signifikan sebesar 45% menjadi

4,06% dan meningkat kembali sebesar 17,24% pada tahun 2015 menjadi 4,76%.

Dan pada tahun 2016 persentase Non Performing Finance masih di angka 4.76%.

Meningkatnya pembiayaan bermasalah memicu kekhawatiran nasabah yang

3.95

3.4

2.72 2.8

4.06

4.76 4.76

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

5

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Tingkat NPF

Tingkat NPF

Page 19: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

5

menempatkan dananya pada perbankan syariah. Idealnya, kinerja yang baik dapat

memberikan return atau pengembalian yang menjanjikan.

Disisi lain, bank tetap memberikan keuntungan kepada nasabah berupa

return dalam produk deposito mudharabah walaupun kinerja bank sedang

memburuk. Tingginya pembiayaan bermasalah yang dihadapi oleh perbankan

syariah menimbulkan risiko yang sangat besar bagi pihak bank. Dalam akad

mudharabah terdapat 3 pihak yang terlibat yaitu bank, nasabah deposito yang

menempatkan dananya, dan nasabah pembiayaan. Mengacu pada pengertian akad

mudharabah, bank harus memberikan keuntungan kepada nasabah berupa return

jika kinerja dan pendapatan bank meningkat, sebaliknya jika bank mengalami

kerugian maka seharusnya nasabah juga mendapatkan kerugian.

Terlebih saat ini bank syariah di Indonesia menggunakan revenue sharing

sebagai sistem bagi hasil dari produk mudharabah, dimana revenue sharing

adalah perhitungan bagi hasil didasarkan pada total keseluruhan pendapatan yang

diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk

memperoleh pendapatan tersebut. Dengan kata lain ketika bank berkedudukan

sebagai pengelola dana dari dana investasi deposito, beban biaya secara

keseluruhan akan ditanggung oleh bank tanpa dibebankan kepada nasabah, hal ini

pula menjadi risiko tersendiri bagi bank dengan harus memberikan bagi hasil

dengan konsep revenue sharing.3

Pada kenyataannya bank harus tetap memberikan return kepada nasabah

dengan persentase nisbah yang telah di sepakati. Hal ini dilakukan oleh bank, agar

bank tidak kehilangan nasabah mereka. Disini lah terdapat risiko yang cukup

besar bagi bank. Return bagi hasil cenderung flat, sedangkan hasil usaha atau

pendapatan bank yang tidak selalu sama atau bersifat fluktuatif. Dengan demikian,

bank harus menyisihkan dana dari modal atau aset mereka untuk menutupi

pemberian return yang kurang.

3 Adiwarman A.Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi ke-5 (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2013), h. 217

Page 20: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

6

Risiko imbal hasil atau risk return yang dihadapi bank syariah tidak bisa

dipandang sebelah mata. Hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

Nomor 13/23/PBI/2011 yang berisi bahwa bank syariah harus menambah dua

penerapan manajemen risiko dimana sebelumnya terdapat delapan manajemen

risiko menjadi sepuluh menajemen risiko, yaitu risiko imbal hasil (rate of return

risk) dan juga risiko investasi (equity investment risk). Terjadinya risk return,

akan mengurangi keuntungan yang di dapat oleh bank sehingga mempengaruhi

tingkat bagi hasil yang di berikan oleh bank kepada nasabah. Akibatnya adalah

nasabah bank akan berpindah kepada lembaga keuangan lainnya yang memiliki

return bagi hasil yang lebih tinggi.

Oleh sebab itu, penulis akan menganalisa lebih jauh risiko bagi hasil

deposito mudharabah bank syariah. Selain mengetahui bagi hasil, penulis juga

ingin mengetahui seberapa besar risiko bank syariah dalam menginvestasikan

dana deposito mudharabah. Banyak cara untuk menganalisis risiko, salah satunya

adalah menggunakan metode VaR (Value at Risk) dan RAROC (Risk Adjusted

Return on Capital).

Metode pengukuran Value at Risk (VaR) memiliki konsep hubungan

dengan teori portofolio Markowitz4, keduanya mengukur risiko secara sederhana,

berupa satu ukuran atas posisi saat ini, menggunakan variance sebagai alat ukur

risiko dan mengukur risiko sisi bawah (downside risk). Pengukuran risiko ini

dikenal dengan nama Risk Metric. Pendekatan ini pada awalnya digunakan untuk

mengukur risiko pasar, namun pada perkembangan selanjutnya dapat

diaplikasikan untuk berbagai jenis risiko seperti risiko kredit, risiko operasional,

dan risiko lainnya.

Sedangkan metode yang digunakan untuk mengukur potensi return

(pengembalian hasil) yang disesuaikan dengan risiko adalah Risk Adjusted Return

on Capital (RAROC). RAROC adalah suatu ukuran profitabilitas yang telah

disesuaikan dengan besarnya risiko bahwa pengelolaan memungkinkan untuk

4 Philippe Jorion, Value at Risk: The New Benchmarking for Managing Financial Risk.

ed.3, (New York: McGraw Hill, 2007), hal.159

Page 21: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

7

alokasi modal, menghubungkan biaya dan menyangkut pada risiko kredit, risiko

pasar, dan risiko operasional terhadap berbagai macam transaksi, klien dan jalur

usaha.5

Begitu pentingnya perhitungan return bagi hasil mudharabah bagi bank

syariah dan juga terhadap risk return yang telah penulis jabarkan di atas. Sehingga

penulis menganggap penting permasalahan tersebut untuk dikaji dan ditelaah

secara mendalam untuk menganalisis potensi risiko yang akan terjadi terhadap

penetapan return bagi hasil mudharabah. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi

ini penulis mengangkat judul “ANALISIS POTENSI RISIKO DAN

PENGEMBALIAN HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK UMUM

SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH MENGGUNAKAN METODE VAR

(VALUE AT RISK) DAN RAROC (RISK ADJUSTED RETURN ON CAPITAL)

TAHUN 2011-2016”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, berikut beberapa identifikasi

masalah yang penulis paparkan melalui poin-poin dibawah ini:

1. Kinerja Perbankan Syariah tahun 2011-2016 bersifat fluktuatif dari sisi

aset dan dana pihak ketiga.

2. Kondisi perekonomian Indonesia yang kurang baik akibat dari pengaruh

kondisi keuangan global yang menyebabkan menurunnya kinerja positif

perbankan syariah.

3. Penurunan kinerja perbankan syariah ditandai dengan meningkatnya

pembiayaan bermasalah yang dimulai pada tahun 2013 hingga tahun

2016 dimana terjadi peningkatan Non Performing Finance (NPF) yang

sangat signifikan sebesar 45% pada tahun 2014 dan 17,24% pada tahun

2015.

5 Yudha Prabowo, Analisis Risiko dan Pengembalian pada Perbankan Syariah: Aplikasi

Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri, (La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol.III

No. 1, Juli 2009), hal. 96

Page 22: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

8

4. Deposito mudharabah menjadi wadah terbesar bank dalam produk

penghimpunan dana, 50% dari penghimpunan dana bank syariah adalah

deposito.

5. Disisi lain bank harus tetap memberikan imbal hasil yang sesuai dengan

kesepakatan walaupun kinerja bank menurun.

6. Berdasarkan pada sistem bagi hasil yang di gunakan bank syariah yaitu

revenue sharing dimana bank sebagai pihak pengelola dana menanggung

beban sendiri.

7. Agar bank syariah tetap dipercaya dalam pilihan investasi masyarakat,

tentunya harus memberikan tingkat return yang menjanjikan, dengan

menurunnya kinerja perbankan syariah hal ini mempengaruhi tingkat

pengembalian (return) yang diberikan oleh bank, dikarenakan tingkat

bagi hasil perbankan syariah didasarkan pada equivalent rate yang

bergantung pada kinerja perbankan syariah.

Dalam Latar Belakang diatas telah disebutkan bahwa kinerja

perbankan syariah pada tahun 2011-2016 mengalami pertumbuhan yang

fluktuatif dari sisi aset dan dana pihak ketiga, namun kondisi ekonomi yang

tidak mendukung industri perbankan menyebabkan menurunnya kinerja

tersebut yang dimulai dari tahun 2013. Tercatat pembiayaan bermasalah

meningkat signifikan hingga tahun 2016.

Hal ini menjadi kekhawatiran pihak investor yang menempatkan

dananya di perbankan syariah khususnya pada produk deposito mudharabah.

Deposito mudharabah selalu menjadi pilihan mayoritas nasabah dalam

menempatkan dananya di perbankan syariah di tahun 2011-2016

dibandingkan dengan produk tabungan dan giro. Komposisi deposito yang

selalu mejadi pilihan mayoritas nasabah perbankan syariah harus selalu

diikuti dengan kinerja perbankan yang baik, agar nasabah tetap mempercayai

bank syariah dalam pilihan investasi dibandingkan dengan lembaga keuangan

lainnya. Tentunya dengan tingkat pengembalian investasi yang menjanjikan

pula, dengan menurunnya kinerja perbankan syariah hal ini mempengaruhi

tingkat pengembalian (return) yang diberikan oleh bank, dikarenakan tingkat

Page 23: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

9

bagi hasil perbankan syariah didasarkan pada equivalent rate yang

bergantung pada kinerja perbankan syariah.

Berdasarkan pemaparan tersebut penulis ingin meneliti tentang tingkat

risiko dan tingkat pengembalian dana investasi (return) yang dihadapi oleh

investor yang menempatkan dananya di industri perbankan syariah, dan juga

risiko yang dihadapi oleh bank dalam menyalurkan pembiayaan nya untuk

menghasilkan return yang sesuai sehingga dapat mengembalikan dana

investor berikut dengan imbal hasilnya. Apakah berinvestasi di industri

perbankan syariah masih menguntungkan dari sisi investor dan seberapa besar

risiko yang dihadapi oleh bank dalam mengelola dana investasi tersebut.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan peneltian ini terfokus pada rumusan masalah

yang diajukan, maka penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, yakni:

a. Penelitian ini hanya membahas tentang risiko dan pengembalian

hasil investasi deposito mudharabah pada perbankan syariah.

b. Penelitian ini hanya membahas tentang risiko dan pengembalian

hasil investasi dana deposito mudharabah yang dikelola perbankan

syariah.

c. Analisis penelitian ini hanya menggunakan statistik deskriptif

dengan melihat tren VaR dan RAROC deposito mudharabah di

Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).

2. Perumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah tersebut, perumusan masalah

yang akan dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Seberapa besar risiko investasi deposito mudharabah di perbankan

syariah diukur dengan pendekatan VaR.

b. Seberapa besar tingkat pengembalian hasil investasi bank

menggunakan dana deposito mudharabah diukur dengan

pendekatan RAROC.

Page 24: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

10

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disamapikan

sebelumnya tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini

adalah:

a. Untuk mengetahui risiko investasi deposito mudharabah pada

perbankan syariah jika diukur dengan pendekatan VaR.

b. Untuk mengetahui risiko investasi dana deposito mudharabah

yang dilkukan bank syariah jika diukur dengan pendekatan

RAROC.

2. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini dihaapkan dapat memberti manfaat untuk

berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi Penulis

Memberikan wawasan pengetahuan mengenai resiko investasi dan

sistem perhitungan bagi hasil deposito mudharabah perbankan

syariah di Indonesia.

b. Bagi Akademisi

Menambah literatur mengenai analisa risk and return pada deposito

mudharabah perbankan syariah di Indonesia.

c. Bagi Lembaga/ Perusahaan

Untuk dapat mengetahui perhitungan lebih mendalam dan seberapa

besar risiko return bagi hasil, sehingga dapat mengambil keputusan

dengan lebih tepat dalam menyusun strategi untuk mengurangi risiko

bagi hasil.

d. Bagi masyarakat

Memberikan informasi bagi masyarakat terhadap perhitungan

potensi kerugian dan return bagi hasil perbankan syariah di

Page 25: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

11

Indonesia sehingga dapat mempertimbangkan dalam pengambilan

keputusan investasi.

E. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika

penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi penjelasan secara teoritis mengenai Konsep

Investasi, Konsep Risiko pada perbankan syariah,

pengertian dan skema deposito mudharabah, dan konsep

alat ukur penelitian yaitu perhitungan VaR dan RAROC.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, sumber data,

teknik analisis data, dan berbagai metode analisis yang

digunakan.

BAB IV Hasil dan Analisa Data

Bab ini menjelaskan tentang deskriptif data penelitian, uji

data penelitian, pengukuran VaR dan RAROC, dan analisis

kualitatif data.

BAB V Penutup

Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari

rumusan permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan

Page 26: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

12

saran dan rekomendasi penulis yang sesuai dengan

permasalahan yang diteliti.

Page 27: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Investasi

1. Pengertian Investasi

Menurut Abdul Aziz, Investasi pada umumnya merupakan suatu

istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan

dan ekonomi, to use (money) make more money out of something that

expected to increase in value. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi

suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan di

masa depan.6 Terkadang investasi disebut juga sebagai penanaman

modal.

Definisi lain menurut Eduardus Tandelilin yang dikutip oleh

Nurul Huda, Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber

dana lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh

sejumlah keuntungan di masa datang.7

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa istilah

investasi ini dapat berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menurut

kamus lengkap ekonomi, investasi dapat di lihat dalam dua macam

aktivitas, yaitu:

a. Pengeluaran untuk pembelian surat-surat berharga, seperti efek

(stocks), deposito, obligasi, saham (shares), dan lain-lain, yang

mengharapkan penerimaan dalam bentuk bunga (interest), bagi hasil,

dividen, atau peningkatan nilai dari surat-surat berharga tersebut.

Disebut juga dengan investasi keuangan (Finansial Investment).

b. Pengeluaran modal untuk pembelian aset fisik, seperti pabrik, mesin,

peralatan, persediaan, dan lain-lain, yang menciptakan aset baru dan

akan menambah kapasitas produksi. Disebut juga investasi nyata

(Real Investment).

6 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari'ah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 45

7 Nurul Huda, Investasi pada Pasar Modal Syariah, ed. revisi, (Jakarta: Kencana, 2008),

h. 5

Page 28: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

14

Dari beberapa pengertian investasi tersebut, mengandung juga

tiga unsur yang sama dan menjadi inti dari kegiatan investasi tersebut.

Pertama, pengeluaran atau pengorbanan sesuatu (sumber daya) pada saat

sekarang yang besifat pasti. Kedua, ketidakpastian mengenai hasil

(risiko), dan ketiga, ketidakpastian hasil atau pengembalian di masa

datang.

2. Investasi Dalam Islam

Secara umum, prinsip syari’ah dalam ekonomi harus didasarkan

pada konsep tauhid, al-‘adl wal ihsan, ihktiyar, dan kewajiban

sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Qur’an dan Hadist. Berdasarkan

pada prinsip tauhid, hak milik sepenuhnya atas segala harta kekayaan ada

pada Allah dan manusia hanya diberikan amanah untuk menggunakannya

sesuai dengan yang digariskan oleh syari’ah8. Islam menganjurkan pada

kita agar menggunakan harta secara efektif dan efisien dan mendorong

agar setiap kekayaan yang ada pada kita diinvestasikan di sektor riil.

Islam tidak menyukai adanya tindakan penimbunan harta yang sia-sia

dan membiarkan aset yang menganggur.9

Imam al-Ghazali menyatakan bahwa penimbunan uang (al-

ikhtinaz) merupakan perbuatan zalim dan dapat menghilangkan hikmah

yang terkandung di dalamnya. Allah SWT. telah menjelaskan di dalam

Al-Qur’an pada QS. At-Taubah: 34 tentang larangan bagi umat Islam

untuk tidak menimbun harta atau dana yang menganggur.

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari

orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar

8 Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syari'ah, (Bandung : Alfabeta, 2010), h. 45

9 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Hingga Kontemporer,

Cet. Kedua, (Jakarta : Granada Press, 2007), h. 128

Page 29: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

15

memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-

halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan

emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka

beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa

yang pedih (QS. At-Taubah: 34)

Di dalam QS. At-Taubah ayat 34 ini terkandung sebuah himbauan

untuk memutar uang agar tidak beredar pada kalangan tertentu saja.

Salah satu cara memutar uang tersebut adalah dengan menginvestasikan

harta dengan melakukan bisnis yang halal.

Dengan demikian, aktivitas ekonomi maupun bisnis investasi

dalam islam merupakan bentuk ibadah. Oleh karena itu prinsip utamanya

adalah apa yang diusahakan harus halal dan terhindar dari unsur ribawi

sert tidak boleh berlebihan. Artinya, moderat dalam melakukan konsumsi

untuk mengurangi timbulnya kelangkaan dan memenuhi kewajiban

kepada masyarakat dengan membayar zakat. Demikian pula bisnis

investasi pun harus terhindar dari unsur gharar dan semua bentuk dan

jenis spekulasi (maisir).

3. Prinsip Investasi Syari’ah

Penjelasan tentang prinsip syariah dijelaskan dalam dua pasal

pada Undang-Undang Perbankan Syariah, yang pertama tertera dalam

pasal 1 angka 12 UU Perbankan Syariah bahwa “Prinsip syariah adalah

prinsip hukum dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang di

keluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan

fatwa di bidang syariah.” Lembaga yang memiliki kewenangan dalam

penetapan fatwa di bidang syariah selama ini adalah Majelis Ulama

Indonesia (MUI) melalui Dewan Syariah Nasional (DSN).

Kedua, tertera dalam penjelasan pasal 22 UU Perbankan Syariah

bahwa “Kegiatan yang sesuai dengan perinsip syariah antara lain

adalah kegiatan usaha yang tidak mengandung lima unsur yang dilarang

oleh syari’ah yaitu, Riba, Maisir, Gharar, Haram, dan Dzalim.”

Page 30: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

16

Dapat disimpulkan bahwa, kegiatan investasi baik pada pasar

modal maupun dunia perbankan yang berdasarkan syariah akan mengacu

sepenuhnya kepada hukum syariat islam yang berlaku. Perputaran modal

pada kebijakan perbankan syariah tidak boleh disalurkan kepada jenis

industri yang melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diharamkan.

B. Risiko

1. Pengertian Risiko

Menurut Bank Indonesia, risiko adalah potensi kerugian akibat

terjadinya suatu peristiwa (events) tertentu. Risiko dalam konteks

perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat

diperkirakan (expected) maupun yang tidak dapat diperkirakan

(unexpected) yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan

permodalan bank.10

Risiko dapat dianggap sebagai kendala atau penghambat

pencapaian suatu tujuan. Dengan kata lain, risiko adalah kemungkinan

yang berpotensi memberikan dampak negatif kepada sasaran yang ingin

dicapai, namun risiko juga merupakan peluang dalam mencapai suatu

tujuan.11

Risiko didefinisikan sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak

diinginkan, sehingga risiko hanya terkait dengan situasi yang

memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan dengan

kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif.

Kejadian risiko merupakan kejadian yang memunculkan peluang

kerugian atau peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan. Sementara

itu, kerugian risiko memiliki arti kerugian yang diakibatkan kejadian

risiko baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerugian sendiri

10

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 11

Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan Syariah: Pemahaman Pendekatan 3

Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya di Indonesia, Cet.ke-2,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011), h. 4

Page 31: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

17

dapat berupa kerugian financial dan non financial12

. Dan menurut Bank

Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia No.5/8/PBI/2003

menyatakan bahwa yang dimaksud risiko adalah potensi terjadinya suatu

peristiwa (event) yang dapat menimbulkan kerugian bank.

2. Risiko dalam Pandangan Islam

Konsep ketidakpastian dalam ekonomi islam menjadi salah satu

pilar penting dalam proses manajemen risiko islami. Secara natural,

dalam kegiatan usaha, di dunia ini tidak ada seorangpun yang

menginginkan usaha atau investasinya mengalami kerugian. Bahkan

dalam tingkat makro, sebuah negara juga mengharapkan neraca

perdagangannya yang positif. Kaidah syariah tentang imbal hasil dan

risiko adalah Al ghunmu bil ghurmi, artinya risiko akan selalu menyertai

setiap ekspektasi return atau imbal hasil.13

Dalam Al-Qur’an dijelaskan dalam surat Luqman ayat 34 yang

berbunyi :

“Dan tidak seorangpun yang dapat mengetahui dengan pasti apa-apa

yang diusahakannya esok.” (QS. Luqman : 34).

Ayat tersebut menjadi dasar pemikiran konsep risiko dalam islam,

khususnya dalam usaha dan investasi. Namun, manusia juga

12

Fachmi Basyaib, Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Gramedia, 2007), h. 1 13

Wiku Suryomurti, Konsep Risiko dalam Islam, artikel diakses pada tanggal 22 Maret

2016 dari http://www.wikusuryomurti.com/konsep-risiko-dalam-islam/

Page 32: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

18

diperintahkan untuk membuat perencanaan, persiapan atau antisipasi

dalam menghadapi ketidakpastian di masa depan. Seperti yang telah

tercantum dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi :

“Hai orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk

hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha

Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hasyr : 18) .

Allah SWT sudah sangat jelas menghimbau kepada hambanya

untuk membuat perencanaan, persiapan atau antisipasi menghadapi

ketidakpastian yang dapat terjadi kapan saja. Jelas terlihat pada kalimat

”Hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya

untuk hari esok (akhirat).” Hari esok pada kalimat tersebut dapat

diartikan juga pada masa depan. Manusia adalah makhluk Allah yang

tidak lepas dari kesalahan. Oleh karenanya, manusia diharapkan selalu

introspeksi atas apa yang dilakukan untuk meminimalisir risiko yang

akan terjadi di masa depan.

3. Manajemen Risiko

a. Pengertian Manajemen Risiko

Menurut James A.F Stoner, manajemen adalah suatu proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen juga

Page 33: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

19

merupakan suatu ilmu pengetahuan ataupun seni. Seni adalah suatu

pengetahuan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan kata lain,

seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan, dan

pelajaran, serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan

manajemen.14

Risiko merupakan ketidakpastian yang akan muncul pada setiap

aktivitas organisasi. Dalam hal ini suatu organisasi memerlukan

pengelolaan risiko yang baik melalui manajemen rsiko agar dapat

mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

Manajemen risiko adalah serangkaian metodologi dan prosedur

yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan

mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha bank.15

Menurut PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen

Risiko Bank Indonesia, bank wajib menerapkan manajemen risiko secara

efektif. Penerapan manajemen risiko sekurang-kurangnya mencakup :

1) Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi

2) Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit

3) Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan

pengendalian risiko, serta sistem informasi manajemen risiko

4) Sistem pengendalian intern yang menyeluruh

b. Proses Manajemen Risiko

Proses manajemen risiko adalah tahapan-tahapan melalui mana

sebuah perusahaan memastikan bahwa risiko yang dihadapinya adalah

14

Khaerul Umam, Manajemen Perbankan Syariah, (Bandung: Pustaka Setia, 2013), h.41 15

Wangsawidjaya, Pembiayaan Bank Syariah,(Jakarta: Gramedia Pustaka, 2012), h.86

Page 34: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

20

sesuai dengan risiko yang diinginkan, dibutuhkan, atau direncanakan

supaya terjadi. Berikut adalah bagan proses dari proses manajemen resiko.

Gambar 2.1

Proses Manajemen Risiko

Pada gambar diatas, tahapan manajemen risiko dimulai dari

(1) Identifikasi risiko dan penentuan besarnya toleransi terhadap

risiko, (2) Pengukuran risiko, (3) Memantau dan melaporkan

risiko, (4) Mengendalikan risiko, (5) dan akhirnnya mengkaji

ulang, mengaudit, menstel, dan meluruskan kembali, kemudian

kembali kepada tahapan (1) dan seterusnya secara

berkesinambungan ibarat cincin yang tidak pernah putus.16

16

Hinsa Siahaan, Manajemen Risiko : Konsep, Kasus, dan Implementasi, (Jakarta: PT.

Gramedia, 2007), h. 59-60

Page 35: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

21

Sebagai sebuah proses, kerangka kerja manajemen risiko

pada dasarnya terbagi dalam tiga tahapan kerja.17

a. Identifikasi risiko, adalah rangkaian proses pengenalan

yang seksama atas risiko dan komponen risiko yang

melekat pada suatu aktivitas atau transaksi yang diarahkan

kepada proses pengukuran dan pengelolaan risiko yang

tepat. Identifikasi risiko adalah pondasi dimana tahapan

lainnya dalam proses manajemen risiko dibangun.

b. Pengukuran risiko, adalah rangkaian proses yang dilakukan

dengan tujuan untuk memahami signifikansi dari akibat

yang ditimbulkan suatu risiko, baik secara individual

maupun portofolio, terhadap tingkat kesehattan dan

kelangsungan usaha. Pemahaman yang akurat tentang

signifikansi tersebut akan menjadi dasar bagi pengelolaan

risiko yang terarah dan berhasil guna.

c. Pengelolaan risiko, pada dasarnya adalah rangkaian proses

yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang

dihadapi sampai pada batas yang dapat diterima. Secara

kuantitatif untuk meminimalisasi risiko ini dilakukan

dengan menerapkan langkah-langkah yang diarahkan pada

turunnnya hasil ukur yang diperoleh dari proses

pengukuuran risiko.

4. Mitigasi Risiko

a. Pengertian Mitigasi Risiko

Mitigasi adalah eliminasi atau mengurangi frekuensi, besarnya,

kerasnya atau eksposure dari sebuah risiko, atau meminimalisasi dampak

17

Veithzal Rivai, Islamic Risk Management for Islamic Bank, (Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama), h. 131-132

Page 36: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

22

potensial dari ancaman atau peringatan. Tujuan mitigasi risiko adalah

mengeksplorasi strategi respon risiko atas sesuatu yang beresiko,

diidentifikasi dalam analisis risiko kualitatif dan kuantitatif. Mitigasi

merupakan proses mengidentifikasi dan memberikan pihak untuk

bertanggung jawab atas setiap respon risiko. Hal ini memastikan bahwa

setiap risiko yang membutuhkan respon ada pemiliknya. Pemilik risiko

bisa menjadi perencana lembaga, insinyur, atau manajer konstruksi,

tergantung pada titik dalam pengembangan proyek, atau bisa juga

kontraktor swasta atau pasangan, tergantung pada metode kontrak dan

alokasi risiko18

. Menjelaskan manajemen risiko sebagai semua mengenai

pemahaman risiko yang dapat memberikan dampak pada organisasi atau

perusahaan, dan mengimplementasikan strategi untuk memitigasi dan

mengelola risiko tersebut. Untuk memeriksa strategi mitigasi paling umum

yang digunakan dan bagaimana strategi tersebut dapat digunakan untuk

mengelola risiko dengan efektif. Saat memitigasi risiko, ada tiga langkah

yang perlu dipertimbangkan yaitu:

a. Mengatur tingkat risiko terhadap apa yang ingin dicapai

perusahaan dan risiko yang dapat ditoleransi.

b. Membuat prioritas atau peringkat, pada masing-masing risiko

untuk kemungkinan dan kepentingannya.

c. Menentukan strategi mitigasi risiko yang tepat. Empat strategi

mitigasi yang paling umum adalah menghindari, menerima,

memindahkan, dan melakukan kontrol19

.

b. Mitigasi Risiko Deposito Mudharabah

Banyak akad-akad yang digunakan dalam bank syariah, namun

studi lebih cenderung fokus pada pentingnya pengelolaan pembiayaan

18

Dorian, Lisa. Understansing Risk Mitigation. Industry Insight A Newsletter for CAs in Industry.

Publish by the Institute of Chartered Accountants of British Columbia.Februari 2011.h. 1 19

Dorian, Lisa. Understansing Risk Mitigation. Industry Insight A Newsletter for CAs in Industry.

Publish by the Institute of Chartered Accountants of British Columbia.Februari 2011, h. 3

Page 37: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

23

dengan akad mudharabah dan musyarakah sebagai alat mitigasi risiko

bank syariah, karena akad ini dinilai sesuai dengan tujuan dan definisi

bank syariah yang dikemukakan oleh UU Perbankan Tahun 1998 dan UU

Operasional Perbankan Syariah Tahun 2008, yaitu bank syariah adalah

bank yang menggunakan prinsip bagi hasil dalam praktik perbankan.

Selain itu, pada akad mudaharabah dan musyarakah adalah akad yang

paling jelas memperlihatkan karakteristik dari bank syariah yaitu:

kepercayaan yang tinggi, prinsip bagi hasil, kerjasama (partnership),

kesetaraan dalam bisnis, dan ta’awun.

Pada akad mudharabah dijelaskan bahwa akad ini terbagi menjadi

dua yaitu mudharabah muthlaqah suatu akad dimana bentuk kerja sama

antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak

dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam

pembahasan fiqih ulama salafus shaleh seringkali dicontohkan dengan

ungkapan if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke

mudharib yang memberikan keleluasaan sangat besar. Jenis yang kedua

ialah mudharabah muqayyadah atau disebut juga dengan restricted

mudharabah atau specified mudharabah, yaitu kebalikan dari mudharabah

muthlaqah. Mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau

tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan

kecenderungan umum shahibul maal dalam memasuki jenis usaha. Pada

praktik pembiayaan, Mudharabah diterapkan untuk pembiayaan modal

kerja seperti modal kerja perdagangan dan jasa, dan pada investasi khusus

(mudharabah muqayyadah) dimana sumber dana khusus dengan

penyaluran yang khusus dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh

shahibul maal.

Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya resiko-resiko dalam

deposito mudharabah, maka bank syariah menurut Adiwarman Karim

dapat menerapkan sejumlah batasan-batasan tertentu ketika menyalurkan

Page 38: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

24

pembiayaan kepada mudharib20

, yang tujuannya agar mudharib secara

sistematis “dipaksa” untuk berperilaku memaksimalkan keuntungan bagi

kedua belah pihak baik mudharib itu sendiri maupun bagi shahibu al-mal.

Batasan-batasan itu antara lain21

:

1. Penetapan Agunan berupa Fixed Asset dan (atau) Adanya

Lembaga Penjamin

Penerapan jaminan juga akan mencegah mudharib melakukan

penyelewengan karena jaminannya yang sudah diberikannya. Menurut

Chapra untuk mengurangi resiko skema mudharabah, perlu adanya a loan

guarantee scheme under- written partly by the ghoverment and partly by

the commercial banks. Demikian pula pendapat Chudhory, bahwa untuk

menghubungkan sektor riil dengan sector keuangan melalui pembiayaan

mudharabah perlu adanya lembaga penjamin. Keberadaan lembaga ini

sangat menentukan kemampuan bank syariah dalam menggerakan sektor

riil melalui alokasi pembiayaan UKM dan dengan skim mudharabah.

Lembaga ini yang akan melakukan investigasi mengenai perilaku mitera

sehingga dapat dipercaya akan amanah dalam mengelola dana dan

memiliki kemampuan dalam berusaha. Bila amanahnya diragukan dan

kemampuannya rendah tidak akan dijamin dalam memperoleh pembiayaan

dari bank syariah. Untuk nasabah yang masih rendah kemampuannya

lembaga dapat memberikan pelatihan sehingga nasabah yang memenuhi

syarat (eligible) untuk memperoleh pembiayaan dari bank syariah dan

dijamin oleh lembaga tersebut. Bank syariah akan memperoleh kembali

dananya bila terjadi kegagalan nasabah karena negligence ataupun moral

failure, namun bila kegagalan karena normal business loss, maka bank

turut menanggung kerugian tersebut.

20

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisia Fikih dan Keuangan, (Jakarta: IIIT, 2003)

h.186-190,2003 21

Eka Jati Rahayu, Mitigasi Resiko Akad Mudharabah pada Perbankan Syariah,

Yogyakarta: Jurnal Muqtasid, 2013) h.10-17

Page 39: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

25

2. Penetapan Rasio Maksimal Biaya Operasi terhadap

Pendapatan Operasi.

Hal ini dimaksudkan agar mudharib menjalankan operasi bisnisnya

secara efisien. Bila rasio ini mencapai 100%, berarti bisnis mudharib

tidak menghasilkan keuntungan oprasional. Keadaan ini tentunya tidak

menarik pemilik modal untuk investasi karena tidak ada yang dibagi

hasilkan. Bila rasio ini mencapai 80%, berarti ada marjin keuntungan

operasional sebesar 20%, keuntungan inilah yang dapat dibagikan kepada

pemilik modal. Untuk memastikan agat mudharib men jalankan bisnis

mudarabahnya dengan efisien, maka dapat ditetapkan syarat agar

mudharib harus selalu menjaga rasio ini maksimal misalnya 80%. Dengan

tetap berpegang pada komitmen untuk menerapkan prinsip profit and loss

sharing pada akad mudharabah, maka perbankan syariah sebenarnya

sudah bisa memulainya sekarang pada waktu berperan sebagai shahibu al-

mal.

Moral hazard yang dikhawatirkan melekat pada nasabah

penerima pembiayaan mudharabah sebenarnya bisa dikurangi dengan

menyepakati terlebih dahulu biaya-biaya apa saja yang lazimnya ada pada

suatu usaha tertentu yang dikelola mudharib. Pada akad pertama

kemungkinan ada biaya penting yang luput dicantumkan dalam

kesepakatan, namun pada akad-akad berikutnya biaya-biaya yang luput

akan semakin berkurang. Memang di sini diperlukan proses belajar yang

mungkin saja tidak terlalu lama sehingga akhirnya diketemukan standar

biaya yang berlaku untuk suatu usaha tertentu dan demikian juga untuk

usaha-usaha tertentu lainnya. Para ulama telah sepakat membolehkan dan

mengakui syarat syarat atau ketentuan yang ditetapkan shaibu al-mal

dalam menggunakan modal mudharabah dan mewajibkan kepada amil

untuk menepatinya selama bermanfaat bagi kepentingan syarikat dan tidak

bertentangan dengan kaidah dan hukum syariat.

Page 40: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

26

3. Kembali kepada Asas Profit Loss Sharing pada Akad

Penyertaan Modal dan Revenue Sharing pada Akad Penghimpunan

Dana.

Permasalahan pilihan profit and loss sharing atau revenue

sharing sebenarnya permasalahan yang khas pada akad penyertaan modal

di perbankan syariah. Masalah ini timbul ketika bank sebagai shahibu al-

mal harus mengahadapi risiko ketika penyaluran dananya kepada

masyarakat pada akad mudharabah dimana bank tidak diperkenankan

turut campur dalam kegiatan sehari-hari usaha pengelola (mudharib).

Penjelasan yang paling banyak diketemukan adalah adanya moral hazard

dipihak penerima dana yang sekaligus bertindak sebagai mudharib.

Sementara itu disisi lain ketika bank bertindak sebagai mudharib, bank

diwajibkan oleh ketentuan yang berlaku untuk bersifat transparan dan

selalu diawasi oleh Bank Sentral. Pilihan mana yang akan diambil antara

profit and loss sharing atau revenue sharing mempunyai konsekuensi

yang berbeda. Apabila profit and loss sharing yang dipilih, maka

konsekuensinya jumlah yang harus dibagihasilkan telah dikurangi terlebih

dahulu dengan semua biaya-biaya yang diperlukan sehingga jumlahnya

menjadi lebih sedikit. Sedang apabila revenue sharing yang dipilih maka

konsekuensinya jumlah yang harus di bagihasilkan lebih banyak, tetapi

bagi mudharib jumlah bagi hasil yang merupakan bagiannya itu menjadi

berkurang karena semua ongkos-ongkos yang telah dipergunakan menjadi

tanggungannya. Dengan demikian pada pilihan revenue sharing pihak

yang selalu diuntungkan adalah shahibu al-mal., sedangkan pada profit

and loss sharing dapat menguntungkan mudharib atau merugikan shahibu

al-mal apabila biaya-biaya usaha tidak dikendalikan.

Semua analisa akademik pun mengambil asumsi bahwa yang

dilakukan lembaga keuangan syariah itu adalah profit and loss sharing

karena secara nyata profit and loss sharing memang mempunyai dampak

postif bagi pembangunan. Namun demikian fakta dilapangan pada sisi

Page 41: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

27

penyaluran dana kepada sektor usaha menunjukkan adanya berbagai

macam usaha yang mempunyai karakteristik biaya yang berbeda. Bank

sebagai pemilik modal (shahibu al-mal) tahap kedua menghadapi

kesulitan untuk mengakui biaya-biaya usaha yang dikeluarkan para

nasabah pengusaha sebagai mudharib. Padahal biaya biaya yang sulit di

verifikasi inilah yang kemudian menjadi pengurang seluruh pendapatan

yang akan dibagi hasilkan.

Telah disepakati pada rapat Dewan Syariah Nasional (DSN) dan

Dewan Standar Akuntasi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia tanggal

10 Juni 2000 bahwa revenue sharing dapat dilakukan pada perbankan.

Karena bank mempunyai dua peran ganda yaitu sebagai mudharib dan

juga sebagai shahibu al-mal maka pada waktu bank bertindak sebagai

mudharib, yang akan diuntungkan adalah shahibu al-mal yang dalam hal

ini adalah para pemilik tabungan mudharabah dan deposito mudharabah,

sedangkan pada giliran bank bertindak sebagai shahibu al-mal pada akad

mudharabah, maka bank ada di pihak yang diuntungkan.

5. Jenis- Jenis Risiko pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah

Pada dasarnya jenis-jenis risiko yang dihadapi bank dapat dibagi

atas dua kelompok besar, yaitu risiko finansial dan risiko non finansial.

Risiko finansial terkait dengan kerugian langsung berupa hilangnya

sejumlah uang akibat risiko yang terjadi. Sedangkan risiko non finansial

terkait kepada kerugian yang tidak dapat dikalkulasikan secara jelas

jumlah uang yang hilang.22

Mengacu pada ketentuan Bank Indonesia PBI No.

13/23/PBI/2011 tentang penerapan manajemen risiko bagi bank umum

22

Fachmi Basyaib, Manajemen Risiko, (Jakarta: PT. Gramedia, 2007), h. 22

Page 42: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

28

syariah dan unit usaha syariah, terdapat sepuluh risiko yang harus

dikelola bank. Kesepuluh risiko tersebut adalah23

:

a. Risiko Kredit

Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain

dalam memenuhi kewajiban kepada Bank sesuai dengan perjanjian

yang disepakati.

b. Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain Risiko berupa

perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.

c. Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk

memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus

kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan,

tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

d. Risiko Operasional

Risiko Operasional adalah Risiko kerugian yang diakibatkan oleh

proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,

kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-

kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

e. Risiko Hukum

Risiko Hukum adalah Risiko akibat tuntutan hukum dan/atau

kelemahan aspek yuridis.

f. Risiko Reputasi

Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif

terhadap Bank.

g. Risiko Stratejik

23

Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011

Page 43: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

29

Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan dalam

pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta

kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

h. Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan adalah Risiko akibat Bank tidak mematuhi

dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan

ketentuan yang berlaku, serta Prinsip Syariah.

i. Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk)

Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah Risiko akibat

perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada

nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima

Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku

nasabah dana pihak ketiga Bank.

j. Risiko Investasi (Equity Investment Risk)

Risiko Investasi (Equity Investment Risk) adalah Risiko akibat Bank

ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam

pembiayaan bagi hasil berbasis profit and loss sharing.

6. Risk of Return Risk

Pada tahun 2011 Bank Indonesia mengeluarkan peraturan baru

tentang penerapan manajemen risiko yang diatur dalam Peraturan Bank

Indonesia No. 13/23/PBI/2011, yang sebelumnya manajemen risiko Bank

Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah mengacu pada Peraturan Bank

Indonesia No.5/8/PBI/2003. Bank Indonesia menambahkan terdapat 2

risiko bank syariah yang berbeda dengan bank konvensional yang hanya

mempunyai 8 risiko, yaitu risiko imbal hasil (rate of return risk) dan

risiko investasi (equity investment risk).

Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah Risiko akibat

perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah,

karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari

Page 44: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

30

penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak

ketiga Bank.

Risiko ini menjadi salah satu penyebab bank syariah tidak cepat

berkembang menyaingi bank konvensional. Risiko imbal hasil ini terjadi

karena imbal hasil untuk simpanan pada bank syariah fluktuatif

mengikuti kinerja dari pembiayaan, berbeda dengan bank konvensional

yang telah mematok bunga tetap untuk dana pihak ketiga24

. Selain itu,

perubahan ekspektasi tingkat imbal hasil bisa disebabkan oleh faktor

internal seperti menurunnya nilai aset bank atau faktor eksternal seperti

naiknya return/imbal hasil yang ditawarkan bank lain. Perubahan

ekpektasi tingkat bagi hasil tersebut dapat memicu perpindahan dana dari

bank kepada bank lain.

Bank syariah dibebaskan menggunakan metode apapun untuk

menganalisis risiko imbal hasil tersebut. Pada penelitian ini, penulis

menggunakan metode Value at Risk (VaR) dan Risk Adjusted Return on

Capital (RAROC), metode VaR untuk melihat potensi kerugian deposito

mudharabah. Dengan melihat nilai VaR, bank dapat menilai risiko imbal

hasil. Semakin tinggi nilai VaR, maka semakin tinggi pula risiko nasabah

bank akan berpindah ke produk investasi lain yang lebih menguntungkan.

Adapun metode RAROC bertujuan untuk melihat potensi imbal hasil

yang telah disesuaikan dengan risiko. Bank dapat melihat apakah imbal

hasil yang diberikan kepada nasabah sudah terbebas dari risiko atau

belum. Semakin tinggi nilai RAROC, maka nasabah tidak akan ragu

berinvestasi pada bank tersebut dan tidak berpindah ke produk investasi

lain.

24

Mulya Siregar, “BI Siap Keluarkan Aturan Manajemen Risiko Bank Syariah“Artikel

diakses pada 18 Maret 2016 dari http://finance.detik.com/read/2011/09/18/110835/1724879/5/bi-

siap-keluarkan-aturan-manajemen-risiko-bank-syariah.

Page 45: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

31

C. Deposito Mudharabah

1. Pengertian Deposito Mudharabah

Menurut UU No.10 tahun 1998 pasal 1 ayat 7, deposito adalah

simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.25

Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya

dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah

penyimpan dengan bank26

. Deposito berjangka adalah simpanan pihak

ketiga (rupiah dan valuta asing) yang diterbitkan atas nama nasabah pada

bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

menurut perjanjian antar penyimpan dengan bank yang bersangkutan.27

Sedangkan menurut UU No. 21 tahun 2008 pasal 1 tentang

perbankan syariah, Deposito adalah Investasi dana berdasarkan Akad

mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip

Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu

berdasarkan Akad antara Nasabah Penyimpan dan Bank Syariah dan/atau

UUS. Sedangkan Investasi adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah

kepada Bank Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad mudharabah atau

Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk

Deposito, Tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Dalam prakteknya, bank syariah menggunakan akad mudharabah

pada produk deposito, dimana mudharabah adalah sistem kerja sama

usaha antara dua pihak atau lebih di mana pihak pertama (shahibul maal)

menyediakan seluruh (100%) kebutuhan modal (sebagai penyuntik

sejumlah dana sesuai kebutuhan pembiayaan suatu proyek), sedangkan

nasabah sebagai pengelola (mudharib) mengajukan permohonan

25

Adiwarman A.Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi ke-5 (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2013), h. 277 26

Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi ke-5, (Jakarta: Lembaga

Penerbit FEUI, 2005), h. 284 27

Veithzal Rivai dkk, Bank and Financial Instituation Management Conventional and

Sharia System, Edisi ke-1, (Jakarta: PT Raja Gafindo Persada, 2007), h. 417

Page 46: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

32

pembiayaan dan untuk ini nasabah sebagai pengelola (mudharib)

menyediakan keahliannya.28

Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak

dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal

kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian

keuntungan.29

Ketentuan tabungan, giro dan deposito berdasarkan mudharabah

dalam masing-masing fatwanya sama. Mengenai deposito diatur dalam

Fatwa DSN No. 03/DSN-MUI/IV/2000.

Berdasarkan Fatwa DSN-MUI Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan

bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah deposito yang

berdasarkan prinsip mudharabah. Dalam transaksi deposito mudharabah,

nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan bank

bertindak sebagai pengelola dana (mudharib). Adapun ketentuannya

adalah sebagai berikut30

:

a. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau

pemilik dana, dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola

dana.

b. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat melakukan

berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip

syariah dan mengembannya, termasuk didalamnya mudharabah

dengan pihak lain.

c. Modal harus dinyatakan dengan jumlahnya, dalam bentuk tunai

dan bukan piutang.

d. Pembagian keuntungan dinyatakan dalam bentuk nisbah dan

dituangkan dalam akad pembukaan rekening.

28

Veithzal Rivai dkk, Bank and Financial Instituation Management Conventional and

Sharia System, Edisi ke-1, (Jakarta: PT Raja Gafindo Persada, 2007), h. 471 29

Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul

Hakim, 2008), h. 27-28 30

Burhanuddin. S, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2010), h. 61

Page 47: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

33

Titip Dana

Bagi Hasil

Penyaluran

Dana

Bagi Hasil

NASABAH BANK MITRA

USAHA

e. Bank sebagai mudharib menutup biaya operasional deposito

dengan menggunakan nisbah keuntungan yang menjadi haknya.

f. Bank tidak diperkenankan untuk mengurangi nisbah keuntungan.

Dari beberapa pendapat di atas, maka pengertian deposito

mudharabah adalah simpanan masyarakat yang disimpan kepada bank,

dapat berupa rupiah ataupun valuta asing dimana penarikannya hanya

dapat dilakukan pada jangka waktu yang telah ditentukan dan disepakati

antara nasabah dengan pihak bank dalam baik dengan prinsip syariah (bagi

hasil) dengan akad mudharabah. Biasanya memiliki jangka waktu 1, 3, 6

dan 12 bulan.

2. Jenis dan Skema Mudharabah dalam Deposito Mudharabah

Deposito sebagai salah satu produk perbankan dalam perbankan

syariah menggunakan skema mudharabah. Hal ini sejalan dengan tujuan

dari nasabah menggunakan instrumen deposito yakni sebagai sarana

investasi dalam memperoleh keuntungan.

Terdapat 2 jenis mudharabah, yaitu muthlaqah dan muqayyadah,

mudharabah yang digunakan dalam produk deposito bank syariah adalah

mudharabah muthlaqah, dimana nasabah memberikan hak sepenuhnya

kepada bank untuk menggunakan dananya dan diinvestasikan dalam sektor

manapun. Jenis investasi mudharabah muthlaqah dalam aplikasi

perbankan syariah dapat ditawarkan dalam produk tabungan dan deposito

biasa.

Gambar 2.2

Mudharabah pada Penghimpunan Dana

Dalam skema

mudharabah muthlaqah terdapat beberapa hal yang sangat berbeda secara

Page 48: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

34

fundamental dalam hal nature of relationship between bank and customers

pada bank syariah31

. Dijelaskan sebagai berikut :

a. Penabung atau deposan di bank syariah adalah investor dengan

sepenuh-penuhnya makna investor. Dengan demikian, secara prinsip,

penabung dan deposan berhak untuk menanggung risiko dan return

dari hasil usaha bank.

b.Bank memiliki dua fungsi: kepada deposan atau penabung, bank

bertindak sebagai pengelola (mudharib), sedangkan kepada dunia

usaha, bank bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal). Dengan

demikian, baik “ke kiri maupun ke kanan”, bank harus berbagi risk

dan return.

c. Dunia usaha berfungsi sebagai pengguna dan pengelola dana yang

harus berbagi hasil dengan pemilik dana, yaitu bank. Dalam

pengembangannya, nasabah pengguna dana dapat juga menjalin

hubungan dengan bank dalam bentuk jual beli, sewa, dan fee based

services.

D. Konsep Value at Risk (VaR)

1. Pengertian Value at Risk (VaR)

Salah satu teknik pengukuran risiko adalah Value at Risk (VaR).

Value at Risk (VaR) merupakan metode perhitungan market risk untuk

menentukan risiko kerugian maksimum yang dapat terjadi pada suatu

portofolio, baik single-instrument ataupun multi-instruments, pada

Confidence Level tertentu, selama holding period tertentu, dan dalam

kondisi market yang normal.

Menurut Philip Best, Value at Risk (VaR) adalah suatu metode

pengukuran resiko secara statistik yang memperkirakan kerugian

maksimum yang mungkin terjadi atas suatu portofolio pada tingkat

31

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan,

(Jakarta: Bank Indonesia dan Tazkia Institut, 1999), h. 95.

Page 49: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

35

kepercayaan (level of confidence) tertentu. Nilai VaR selalu disertai

dengan probabilitas yang menunjukkan seberapa mungkin kerugian yang

terjadi akan lebih kecil daripada nilai VaR tersebut. VaR adalah suatu

nilai kerugian yang mungkin dialami dalam jangka waktu yang telah

ditentukan. Pernyataan ini merupakan definsi formal dari VaR yaitu:

Value at Risk is the maximum amount of money that may be lost on a

portofolio over a given period of time, with a given level of

confidence.”32

Value at Risk (VaR) adalah jumlah maksimum uang yang

mungkin hilang pada portofolio selama periode waktu tertentu, dengan

tingkat kepercayaan tertentu.

Konsep Value at Risk (VaR) ini dipopulerkan oleh J.P Morgan

pada tahun 1994 sebagai alat ukur risiko. Regulator sektor finansial telah

mengadopsi VaR sebagai alat ukur risiko yang dapat digunakan secara

umum.33

VaR menunjukkan seberapa besar sebuah perusahaan dapat

menderita kerugian atau dihadapkan pada suatu ketidakpastian dalam

rentang waktu tertentu. VaR juga merangkum risiko finansial ke dalam

sebuah bilangan yang sederhana. Nilai VaR selalu disertai dengan

probabilitas yang menunjukkan seberapa mungkin kerugian yang terjadi

akan lebih kecil dari nilai VaR tersebut.

VaR memiliki tiga metode untuk melakukan perhitungan, yaitu

Variance-covariance Method, Historical Simulation Method, dan Monte

Carlo Simulation Method. Ketiga metode tersebut meiliki keunggulan

dan kelemahan masing-masing, antara lain:

a. Variance-covariance Method atau disebut juga Delta Normal

Method memiliki keunggulan dari sisi kemudahan komputasi dan

implementasi. Model ini diperkenalkan oleh JP. Morgan pada awal

1990-an. Asumsi yang digunakan dalam Variance-covariance

Method adalah:

32

Philippe Jorion, Financial Risk Manager Handbook, (New York: McGraw Hill, 2007),

h. 145 33

Sunaryo T, Manajemen Risiko Finansial, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), h. 15

Page 50: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

36

VaR = α * σ * W

1) Portofolio disusun atas aset-aset yang linier. Lebih tepatnya,

perubahan nilai dari suatu portofolio bersifat linier dependen

pada semua perubahan yang terjadi pada nilai asset. Jadi, return

portofolio juga bersifat linier dependen pada return asset.

2) Return aset berdistribusi normal. Selain memiliki keunggulan

dalam hal kemudahan komputasi dan implementasi, metode ini

memiliki kelemahan dalam akurasi (lebih lemah) dibandingkan

dua metode lainnya.

b. Historical Simulation method merupakan metode yang paling simple

dan paling transparan dalam perhitungan. Termasuk dalam

perhitungan nilai portofolionya. Kelemahan metode ini tidak

menggunakan distribusi normal pada return asetnya.

c. Monte Carlo Simulation Method juga merupakan metode

pengukuran yang relatif simple dibandingkan dengan Variance-

covariance model. Monte Carlo Simulation Method memiliki

keunggulan dalam akurasi, namun memiliki kelemahan dalam hal

komputasi yang lebih rumit dibandingkan Historical Simulation

method.

2. Pengukuran Value at Risk (VaR)

Metode pengukuran tingkat risiko dengan pendekatan VaR

merupakan sebuah metode pengukuran tingkat risiko menggunakan

pendekatan waktu dan tingkat kepercayaan dalam menghitungnya.

Bentuk perhitungan VaR secara umum untuk aset tunggal

menurut Jorion menggunakan persamaan sebagai berikut34

:

34

Philippe Jorion, Financial Risk Manager Handbook, (New York: McGraw Hill, 2007),

h. 150

Page 51: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

37

VaR (mean) = A0 * α * σ * √𝑡

VaR (zero) = A0 (σ * α * √𝑡 - µ * t)

Dimana :

α = Tingkat kepercayaan (Confidence Level)

σ = Standar Deviasi

W = Nilai posisi aset / nilai yang diinvestasikan

Metode pengukuran bobot bersih risiko dihitung dengan

melakukan estimasi persentase kerugian potensial melalui VaR nilai

absolut dan nilai relatif. Nilai VaR absolut adalah kerugian terhadap nol

(zero) dan nilai VaR relatif adalah kerugian yang dibandingkan dengan

rata-rata nilai pengembalian hasil yang diharapkan/ expected return (µ).35

Estimasi pendekatan VaR tersebut dapat dilihat dengan formulasi

sebagai berikut:

Dimana:

A0 : Nilai eksposur (yang dibiayai)

σ : Standar deviasi

α : Alpha (distribusi standar normal)

√𝑡 : Waktu (dalam hari) atau holding period

µ : Pengembalian hasil yang diharapkan (expected return)

Nilai VaR (zero) menggambarkan adanya selisih antara VaR

(mean) dengan rata-rata nilai gross expected return, dimana jika VaR

(zero) positif dan signifikan terdapat potensi kerugian pembiayaan, jika

nilai VaR (zero) negatif berarti terdapat potensi profitabilitas

pembiayaan.

35

Yudha Prabowo, Analisis Risiko dan Pengembalian pada Perbankan Syariah: Aplikasi

Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri, (La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol.III

No. 1, Juli 2009), h. 97

Page 52: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

38

𝜎 = √∑ = (𝑅𝑖 − 𝑅)2 𝑛𝑖

𝑛 − 1

Standar deviasi digunakan untuk menghitung volatilitas data yang

memiliki distribusi normal. Standar deviasi mengukur penyebaran

distribusi yang merupakan jarak rata-rata perubahan harga terhadap nilai

rata-ratanya/ persamaan untuk menghitung standar deviasi adalah :

Dimana :

𝜎 : Standar Deviasi 𝑅𝑖

𝑅𝑖 : log return pada hari i

𝑅 : Rata-rata return dalam periode sampel

𝑛 : Jumlah return dalam sampel

Perhitungan standar deviasi yang telah dikemukakan diatas

berasumsi bahwa volatilitas data konstan dari waktu ke waktu. Hal ini

jauh dari kenyataan yang ada. volatilitas yang tidak konstan disebut

homoscedastis dan volatilitas yang konstan disebut heteroscedastis.

Banyak ahli yang telah mengembangkan metode perhitungan volatilitas

heteroscedastis. Adapun metode yang sering digunakan saat ini adalah

metode Exponentially Weighted Moving Average (EWMA).

3. Exponentially Weighted Moving Average (EWMA)

Menurut Watini Anggun Pratiwi, metode yang sering digunakan

saat ini adalah Exponentially Weighted Moving Average (EWMA) yang

dikembangkan J.P Morgan.36

Metode ini melakukan estimasi volatilitas

dengan memberikan bobot pengaruh lebih besar terhadap volatilitas data

terbaru. Asumsi dasar dalam metode ini adalah nilai rata-rata adalah nol

dan mengikuti distribusi normal. Metode ini melakukan estimasi

36

Watini Anggun Pratiwi, Analisa Value at Risk Pada Saham Syariah dan Non-Syariah

dengan Model EWMA dan GARCH (Studi Kasus pada BEI Periode 2009-2011), (Skripsi S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 27

Page 53: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

39

𝜎𝑡2 = (1 − 𝜆)∑ 𝜆𝑛−1

𝑛

𝑖=1(𝑅𝑖 − 𝑅)2

volatilitas dengan memberikan bobot pengaruh lebih besar terhadap

volatilitas data terbaru.

Metode ini menggunakan Decay factor (λ) yang memberikan bobot

terhadap perubahan nilai. Rumusan EWMA untuk data return diketahui

persamaan EWMA sebagai berikut:

Dimana :

𝜎𝑡2 = varian dari data imbal hasil (r) pada saat t

𝜆 = parameter (Decay factor)

Nilai λ menunjukkan skala bobot 0 – 1 dari pengamatan data

terbaru dari data sebelumnya. Semakin tinggi nilai λ pada sebuah data

imbal hasil berarti semakin besar pengaruh volatilitas sebelumnya

(persistence) namun semakin tidak reaktif terhadap informasi pasar imbal

hasil terakhir. Sebaiknya semakin kecil nilai λ maka semakin reaktif

volatilitas tersebut terhadap informasi pasar imbal hasil sebelumnya.

4. Confidence Level

Confidence Level merupakan suatu angka tertentu yang tidak akan

dilampaui dengan probabilitas yang telah ditentukan. Tingkat

kepercayaan didasarkan pada nilai distribusi standar normal (α) yang

dapat dicari dari tabel kurva normal. Jika tingkat kepercayaan c 95%

maka besar nilai distribusi yang ada di tabel 1,65 dan untuk kepercayaan

Page 54: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

40

99% nilainya sebesar 2,33. Menurut Yudha Prabowo, mengukur VaR

lebih baik menggunakan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi.37

5. Holding period

Menurut Kumalasari yang dikutip oleh Watini Anggun P, Holding

periode didefinisikan sebagai lamanya investasi dipegang.38

Pemilihan

holding periode apakah satu bulan atau satu hari sangat subyektif dan

tergantung pada bisnis bank atau institusi keuangan dan juga tergantung

pada jenis portifolio yang dianalisa. Idealnya, holding periode

dihubungkan dengan periode terpanjang yang diperlukan untuk

melikuidasi portofolio. Semakin lama holding periode maka semakin

besar pula nilai VaR.

E. Konsep Risk Adjusted Return on Capital (RAROC)

1. Definisi Risk Adjusted Return on Capital (RAROC)

Risk Adjusted Return on Capital (RAROC), yang dikembangkan

oleh Bankers Trust pada akhir 1990-an, mengkuantifikasi risiko dengan

mempertimbangkan hubungan timbal balik antara risiko dan return

dalam aset dan aktivitas yang berbeda.39

Pada akhir 1990-an, RAROC

telah dipercaya sebagai sebuah metodelogi pembatasan kredit untuk

mengukur kinerja dalam lembaga keuangan. RAROC memberikan

sebuah basis ekonomi untuk mengukur risiko yang relevan secara

konsisten, dan memberikan alat kepada manajer untuk mengambil

keputusan yang efisien berkenaan dengan adanya hubungan timbal balik

37 Yudha Prabowo, Analisis Risiko dan Pengembalian pada Perbankan Syariah: Aplikasi

Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri, (La_Riba Jurnal Ekonomi Islam, Vol.III

No. 1, Juli 2009), h. 97 38

Watini Anggun Pratiwi, Analisa Value at Risk Pada Saham Syariah dan Non-Syariah

dengan Model EWMA dan GARCH (Studi Kasus pada BEI Periode 2009-2011), (Skripsi S1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012), h. 23 39

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 37.

Page 55: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

41

𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡

antara risiko dan return dalam aset yang berbeda. Sementara modal

ekonomi dapat melindungi lembaga keuangan dari kerugian yang tidak

diharapkan.

RAROC digunakan untuk mengalokasikan modal berdasarkan

kategori aset dan entitas bisnis yang dijalankan nasabah dengan

mengevaluasi faktor risk-return. Dalam keuangan syariah, RAROC

diterapkan untuk mengalokasikan modal untuk berbagai modal

pembiayaannya. Dengan menggunakan data historis dari model

pembiayaan, ekspektasi kerugian dan kerugian maksimum dapat dihitung

dalam tingkat kepercayaan tertentu dengan periode tertentu untuk

masing-masing instrumen keuangan yang berbeda.40

Dalam perhitungan RAROC digunakan beberapa variabel, yaitu

variabel rata-rata keuntungan yang dihasilkan dari selisisih antara jumlah

penerimaan (total revenue) dengan jumlah biaya (total cost), variabel

kerugian terekspektasi atau rata-rata kerugian (expected loss) dan

variabel rata-rata kerugian terburuk atau maksimum (worst case loss).

2. Total revenue dan Total cost

Total revenue (TR) atau total pendapatan dan Total cost (TC) atau

total biaya menunjukkan tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan atau

kerugian. Keuntungan merupakan selisih antara TR dengan TC.

Jika TR > TC maka terdapat keuntungan, jika TR < TC maka

akan terdapat kerugian dan jika terjadi TR = TC maka ini berarti impas

(break even).41

40

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), hal. 160. 41

Eko Suprayitno, Ekonomi Mikro Perspektif Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008),

h. 209.

Page 56: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

42

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑁𝑃𝐹 𝑝𝑒𝑟 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝑃𝑟𝑜𝑏𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐷𝑒𝑓𝑎𝑢𝑙𝑡

3. Expected loss

Expected loss (EL) adalah rata-rata statistika (mean) ramalan

tingkat kerugian yang disebabkan oleh kelalaian pada pihak yang

menerima pinjaman kredit atau pembiayaan, juga kerugian nilai modal

dan permasalahan operasional. Expected loss dimasukkan sebagai biaya

atau sebagai provisi atas pinjaman ketika menetapkan return.42

Adapun

dalam penelitian ini variabel Non Performing Financing (NPF) dijadikan

sebagai sumber dari variabel Expected loss (EL), Rumus dari Expected

loss adalah sebagai berikut

Dimana NPF berdasarkan kolektibilitas kurang lancar, diragukan,

dan macet dikalikan dengan probabilitas default yang telah ditetapkan.

4. Worst Case Loss

Worst Case Loss (WL) adalah potensi kerugian terburuk atau

maksimum. Worst case loss dapat diestimasikan dengan tingkat

kepercayaan (Confidence Level c) yang telah ditentukan. Jika Confidence

Level 95%, ini berarti terdapat probabilitas atau peluang yang muncul

sebesar 5% bahwa kerugian aktual (actual loss) akan melebihi modal

ekonomi (economy capital). Suatu kerugian yang tidak ditutupi dengan

Confidence Level merupakan risiko bencana besar (catastrophic risk)

yang akan dihadapi oleh perusahaan.43

Dalam penelitian ini, Worst case

loss (WL) diukur melalui variabel rata-rata maksimum dari pembiayaan

bermasalah atau NPF.

42

Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Lembaga Keuangan Syariah

(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 38. 43

Ibid., hal.38

Page 57: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

43

RAROC = 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡−(𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 ∗ 𝑘)

𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

RAROC = 𝑅𝑖𝑠𝑘 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛

𝐴𝑙𝑙𝑜𝑐𝑎𝑡𝑒𝑑 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

RAROC = 𝑅𝑖𝑠𝑘 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛

𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

5. Pengukuran RAROC

Risk Adjusted Return on Capital (RAROC) formulanya menurut

beberapa pakar sebagai berikut:44

a. Jorion

Keterangan :

Profit = Laba

Capital = Nilai Buku dari Total Pinjaman

k = Discount Rate

b. Koch & McDonald

Keterangan :

Allocated Capital = Alokasi Modal (Untuk Investasi)

c. Djohanputro

Keterangan :

44

Romi Agung Rizal, Analisis Rate of Return Risk Deposito Mudharabah pada Bank

Mega Syariah, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014),

h. 59.

Page 58: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

44

Risk Adjusted Return

= Gross Revenues

± Hedging Cost

− Expected Credit Cost

− Operating Cost ± 𝑇𝑎𝑥 𝐶𝑜𝑠𝑡

RAROC = 𝑅𝑖𝑠𝑘 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑒𝑑 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛

𝑅𝑖𝑠𝑘 𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 =

𝑇𝑅− 𝑇𝐶−𝐸𝐿

𝑊𝐿−𝐸𝐿

Capital = Nilai Buku dari Total Pinjaman Ditambah Nilai Buku dari

Modal

Dimana Risk Adjusted Return atau disebut juga Risk Adjusted

Income disini, menurut Jorion RAR adalah penjabaran dari:

Metode pengukuran bobot bersih pengembalian hasil deposito

mudharabah BUS dan UUS dengan formula RAROC dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Rasio RAROC menguji faktor Risk Adjusted Return (RAR)

dengan Risk Capital (RC). Dalam rasio ini, besarnya tingkat keuntungan

dan modal telah disesuaikan dengan besarnya risiko, sehingga hal

tersebut dapat memberikan penjelasan mengenai net profitability.

a. Risk Adjusted Return (RAR)

Pada variabel Risk Adjusted Return (RAR) menunjukkan adanya

misleading (kesalahan utama suatu strategi yang digunakan untuk

mempercepat pembayaran utang atau penagihan untuk mengantisipasi

pergerakan nilai tukar mata uang). Bank memasukkan kalkulasi aktual

bahwa kegagalan pembayaran (default) kemungkinan terjadi pada debitur

atau yang menerima pembiayaan.

Page 59: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

45

b. Risk capital (RC)

Risk capital adalah modal yang diperlukan untuk menutupi

kebutuhan apabila menghadapi suatu masalah karena risiko menjadi

kenyataan. Validitas Risk captital dipertimbangkan terhadap sesuatu yang

lebih buruk daripada pembayaran rata-rata kerugian (expected loss).

Dimana RC menunjukkan besarnya modal yang disesuaikan dengan risiko.

F. K ajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)

Penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan return bagi

hasil deposito mudharabah telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Review Studi Terdahulu

No Penulis dan Judul Tujuan

Penelitian

Metode

Penelitian Hasil Penelitian

1 Yudha Prabowo

(2009). Analisis

Resiko dan

Pengembalian

Hasil pada

Perbankan Syarah:

Aplikasi Metode

VaR dan RAROC

pada Bank Syariah

Mandiri. Jurnal La

Riba Volume. III

No.1

Mencari

potensi risiko

kerugian bagi

hasil dan

profitabilitas

deposito

mudharabah

pada Bank

Syariah

Mandiri

periode 2004-

2006

Penelitian ini

menggunakan

metode VaR

dan RAROC

Pada BSM terdapat

potensi kerugian

investasi deposito

mudharabah,

ditunjukkan dengan

nilai VaR (zero)

negatif, dan juga

terdapat nilai

prospektif pada

deposito mudharabah

dengan jangka waktu 3

bulan, yang artinya

low risk high return.

Sedangkan bobot

bersih pengembalian

Page 60: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

46

hasil terhadap RAROC

menunjukan bahwa

adanya tingkat

menunjukan bahwa

adanya tingkat

profitabilitas yang

tinggi terhadap

pemanfaatan dan

produktivitas usaha

investasi

2 Faizal Rakhmat

Tahir (2012).

Analisis

Pendapatan dan

Risiko dari Sisi

Nasabah pada

Bank Syariah

(BMI, BSM,

BMS) ditinjau dari

Laporan Keuangan

Tahun 2008-2010

Menggunakan

Metode: VaR dan

RAROC. Skripsi

Program Ekstensi

Akuntansi

Fakultas Ekonomi

Universitas

Indonesia

Mengetahui

pendapatan

investasi yang

telah

disesuaikan

dengan risiko

dari deposito

mudharabah

yang dimiliki

nasabah bank

syariah dan

mengetahui

tingkat

kemampuan

bank syariah

dalam

menutupi

risiko yang

dapat

menggerus

modal

Penelitian ini

menggunakan

metode VaR

dan RAROC

Pada setiap bank

syariah yang dijadikan

objek penelitian yaitu

BMI,BSM, dan BMS

memiliki tingkat risiko

dan nilai yang hasil

perhitungan yang

berbeda-beda tiap

tahunnya dengan

menggunakan metode

VaR dan RAROC

untuk mengetahui

tingkat risiko tertinggi

dan tingkat

pengembalian

investasi terbaik.

Disimpulkan bahwa

investasi dalam bentuk

deposito pada bank

syariah memiliki

risiko, akan tetapi

Page 61: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

47

risiko yang terdapat

pada instrumen

investasi deposito

relatif aman dan lebih

kecil

3 Ana

Mukarromatun

Islamiyah (2014).

Analisis Risiko

dan Pengembalian

Hasil Investasi

pada Perbankan

Syariah dan

Konvensional

Thaun 2009-2012:

Aplikasi Metode

Value at Risk

(VaR) dan Risk

Adjusted Return

On Capital

(RAROC). Skripsi

Program Studi

Keuangan Islam

Fakultas Syariah

dan Hukum UIN

Sunan Kalijaga

Mengetahui

ukuran dari

risiko

investasi

keuangan dan

pengembalian

hasil pada

perbankan

syariah dan

perbankan

konvensional

dengan

menggunakan

pendekatan

VaR dan

RAROC

Penelitian ini

menggunakan

metode VaR

dan RAROC

Hasil dari penelitian

ini menunjukan bahwa

investasi deposito di

perbankan

konvensional lebih

menguntungkan

dibanding investasi

deposito mudharabah

di perbankan syariah.

Rata-rata gross

expected return

terhadap equivalent

rate dan interest rate

cukup stabil. VaR

(mean) dan VaR (zero)

deposito 1, 3, 6

sepanjang tahun 2009-

2012 memiliki trend

yang sama yaitu

meingkat. Sedangkan

analisis RAROC

menunjukkan bahwa

potensi keuntungan

perbankan

konvensional lebih

besar dibanding

Page 62: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

48

perbankan syariah

4 Romi Agung Rizal

(2013). Analisis

Rate Of Return

Risk Deposito

Mudharabah pada

Bank Mega

Syariah. Skripsi

Program Studi

Muamalat Fakultas

Syariah dan

Hukum UIN

Jakarta

Mengetahui

potensi

kerugian dan

imbal hasil

deposito pada

Bank Mega

Syariah

menggunakan

metode VaR

dan RAROC

Penelitian ini

menggunakan

model

metode VaR

menggunakan

Exponentially

Weight

Moving

Average

(EWMA) dan

RAROC

Hasil dari penelitian

menggunakan metode

VaR menunjukan

bahwa potensi

kerugian deposito

mudharabah di BMS

adalah rendah. Karena

nilai VaR (mean) lebih

kecil dari nilai gross

expected return. Hal

tersebut didukung juga

dengan nilai VaR

(zero) yang bertanda

negatif di setiap

bulannya. Sedangkan

pada metode RAROC

memberikan

kesimpulan bahwa

Bank Mega Syariah

menunjukan bobot

bersih pengembalian

hasil (return) sudah

dipertimbangkan oleh

risiko secara rata-rata,

tetapi secara individu

masih terdapat

beberapa bulan yang

tidak dipertimbangkan

oleh risiko dengan

nilai RAROC negatif.

Page 63: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

49

5 Herdian Yusfan

(2015).Pengukuran

Risk &Return

pada Pembiayaan

BPRS: Aplikasi

Metode Value at

Risk (VaR) dan

Risk Adjusted

Return on

Capital (RAROC)

pengukuran

potensi risiko

(kerugian) dari

produk

pembiayaan

murabahah,

musyarakah,

mudharabah

dan potensi

return (imbal

hasil) dari

pembiayaan

BPRS

menggunakan

metode Value

at Risk (VaR)

dan Risk

Adjusted

Return on

Capital

(RAROC)

Penelitian ini

menggunakan

metode Value

at Risk (VaR)

untuk

mengukur

potensi

kerugian dan

metode Risk

Adjusted

Return on

Capital

(RAROC)

untuk

mengukur

potensi imbal

hasil yang

telah

disesuaikan

dengan

risiko.

Hasil penelitian

dengan menggunakan

metode VaR

menunjukkan bahwa

potesi

risiko yang paling

tinggi terjadi pada

akad pembiayaan

musyarakah, kemudian

mudharabah

dan yang paling stabil

adalah pembiayaan

murabahah. Hal

tersebut dapat dilihat

dari

besaran nilai VaR

(mean) dan VaR

(zero). Sedangkan

hasil dari penggunaan

metode

RAROC memberikan

kesimpulan bahwa

return pembiayaan

yang disesuaikan

dengan

risiko di BPRS

menunjukkan adanya

potensi kerugian

akibat pendapatan

yang diterima

lebih kecil

Page 64: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

50

dibandingkan dengan

kerugian yang

diharapkan dan dapat

mengerus modal

BPRS jika kerugian

menjadi kenyataan. Ini

diketahui dari hasil

RAROC yang bernilai

negatif.

Page 65: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

51

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode pada hakikatnya berusaha untuk memberikan pedoman tentang

cara-cara seorang ilmuan untuk mempelajari, menganalisa dan memahami

lingkungan-lingkungan yang terjadi di sekitarnya.

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan empiris. Merupakan suatu

cara penelitian terhadap masalah empiris.45

Artinya, setelah data dikumpulkan,

kemudian dilakukan analisis data secara mendalam dan selanjutnya

menginterprestasikan hasil analisis tersebut dengan memakai skala rasio, yaitu

skala dimana angka mempunyai makna yang sesungguhnya, sehingga angka nol

(0) dalam skala ini diperlakukan sebagai dasar perhitungan dan pengukuran objek

penelitian.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

oleh seorang yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat

suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan

frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi dan hubungan tertentu

antara gejala dengan gejala lain dengan berusaha memberikan gambaran secara

sistematis.46

Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian dimana data yang

diukur dalam skala numeric (angka) yang dapat dianalisis dengan menggunakan

45

Robert K. Yin, Studi Kasus Design dan Metode, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2008), h. 21. 46

Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2007), h. 14

Page 66: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

52

analisis statistik47

. Disini peneliti merupakan instrument kunci, tekhnik

pengumpulan data dilakukan secara gabungan. Data yang dihasilkan bersifat

deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian ini lebih

menekankan makna daripada generalisasi.48

Data diperoleh berupa data yang menunjukkan jumlah dana yang

dihimpun oleh Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dalam bentuk

Deposito Mudharabah. Jenis data dari penelitian ini adalah Data Historis (Time

series), yaitu data yang terdiri atas satu objek tetapi meliputi beberapa periode

waktu49

dalam kurun waktu tahun 2011 sampai 2016.

C. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah Perbankan Syariah di Indonesia yang

didalamnya termasuk Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS)

yang memiliki produk Deposito Mudharabah. Tercatat pada statistik perbankan

syariah desember 2016 jumlah Bank Umum Syariah (BUS) sebanyak 12 bank dan

Unit Usaha Syariah (UUS) sebanyak 22 bank.

Peneliti memilih judul ini dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar

potensi kerugian yang akan timbul pada produk deposito mudharabah perbankan

syariah di Indonesia menggunakan metode VaR, serta ingin mengetahui juga

potensi kerugian yang akan timbul pada investasi atau penyaluran dana yang

dilakukan bank menggunakan dana produk deposito mudharabah di Indonesia

dengan menggunakan metode RAROC. Data yang digunakan untuk keperluan

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan publikasi Bank

Indonesia dan Ototitas Jasa Keuangan

47

Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi,

Cet.2 (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004), h. 23 48

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2008), h. 1 49

Wing Wahyu Winaryo, Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi 3,

(Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011), h. 24

Page 67: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

53

Rt = ln 𝑃𝑡

𝑃𝑡−1

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, dalam pengumpulan data

skripsi ini peneliti menggunakan beberapa tekhnik pengumpulan data yaitu:

a. Penelitian kepustakaan (library research), merupakan penelitian yang

bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan

berbagai macam material yang ada di perpustakaan.50

b. Dokumentasi, teknik ini digunakan untuk memperoleh data tertulis yang

mengandung keterangan dan penjelasan mengenai fenomena yang akurat

dan sesuai dengan masalah yang diteliti.51

c. Internet Research, yaitu metode pengumpulan data yang diperoleh dari

internet dengan memperhitungkan data yang diambil adalah data yang

relevan dengan tema skripsi dan didapat dari sumber website yang

terpercaya keaslian datanya. Pada penelitian ini, peneliti mengambil

statistik bulanan perbankan syariah yang dipublikasikan oleh Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan melalui website www.bi.go.id dan

www.ojk.go.id.

E. Tekhnik Pengumpulan Data Return

Dalam penelitian ini tekhnik pengumpulan data return yang digunakan

adalah data equivalent rate deposito mudharabah yang selanjutnya digunakan

untuk mencari return deposito mudharabah. Periode data return sebanyak 72 data

dari bulan Januari 2011 sampai Desember 2016.

Return merupakan imbal hasil yang diperoleh dari suatu investasi.

Equivalent rate deposito mudharabah ditransformasikan dalam bentuk natural

logarithmic (ln) dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

50

Mardalis, Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta : Bumi Aksara,

2007), h. 28 51

Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif (Jakarta :

Rajawali Press, 2008), h. 152

Page 68: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

54

Dimana:

Rt = Return saham pada saat t

Pt = Harga saham pada saat t

Pt-1 = Harga saham sebelumnya

F. Tekhnik Pengukuran data VaR dan RAROC

1. Tekhnik Pengukuran VaR

Sebelum melakukan pengukuran VaR langkah pertama yang dilakukan

adalah pengujian data untuk mengetahui bagaimana karakteristik data returm

deposito mudharabah. Pengujian yang dilakukan bukan untuk mencari

kesimpulan, tetapi hanya sebagai syarat dalam pengukuran VaR. Pengujian

tersebut adalah Uji stasioner data return.

Uji Stasioner

Uji stasioner pada data time series menunjukan data tersebut memiliki

rata-rata dan variansi yang cenderung konstan. Pergerakan data cenderung

berfluktuasi hanya dikisaran rata-rata data tersebut. Uji stasioner dilakukan

dengan menggunakan Augmented Dickey Fuller-test (ADF-Test) dengan bantuan

software Eviews 6. Data dapat dikatakan stasioner apabila nilai tes hasil uji ADF

tidak melebihi 5%. Jika data yang didapatkan tidak stasioner maka perlu

dilakukan penyesuaian data dengan melakukan diferensiasi.

Setelah melakukan uji data, langkah selanjutnya adalah menghitung

volatilitas.

Menghitung Volatilitas

Langkah pertama adalah menghitung Decay factor (λ) optimum. Decay

factor optimum ditentukan melalui penghitungan RMSE (Root Mean Square

error) minimal secara trial and error. Langkah selanjutnya dilakukan perhitungan

forecast variance dan volatilitasnya adalah akar dari persamaan tersebut.

Page 69: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

55

Menghitung VaR

VaR deposito mudharabah dihitung menggunakan asumsi Confidence

Level 99% yaitu tingkat kepercayaan investor dalam menginvestasikan dananya

pada instrumen tersebut. Dengan variable return deposito mudharabah dan

holding period dalam tahun (sehingga untuk 1 bulan = 1/12). Nilai VaR yang

dihitung adalah nilai VaR bulanan yang menunjukkan besarnya potensi kerugian

yang dihadapi investor dalam 1 bulan. VaR bulanan disajikan untuk satuan Rp 1,-.

Sebagai contoh, jika didapat hasil VaR 0,04 maka artinya terdapat potensi

kerugian 4% dari nilai eksposur per Rp. 1,-. Jika eksposur Rp 100.000,- maka

pada bulan tersebut investor memiliki potensi kerugian maksimal sebesar Rp

4.000,-.

2. Tekhnik Pengukuran RAROC

Setelah perhitungan VaR selesai, kemudian dilanjutkan dengan

menghitung nilai RAROC. untuk menghitung nilai RAROC, dibutuhkan variabel

Non Performing Financing (NPF). Variable NPF adalah pembiayaan bermasalah

dari pembiayaan yang memiliki kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan

macet. Pada skripsi ini, masing-masing kolektibilitas tersebut memiliki

probabilitas default yang telah ditentukan oleh Peraturan Bank Indonesia.

Diantaranya sebagai berikut :

1. Kolektibilitas kurang lancar memiliki probabilitas default 15%.

2. Kolektibilitas diragukan memiliki probabilitas default 50%.

3. Kolektibilitas macet memiliki probabilitas default 100%.

Untuk perhitungan NPF dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:

NPF = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑠𝑎𝑙𝑢𝑟𝑘𝑎𝑛

Page 70: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

56

Setelah mendapatkan nilai NPF, kemudian langkah selanjutnya adalah

menghitung Expected loss dan Worst case loss sebagai berikut :

Menghitung Expected loss

Menghitung expected loss menggunakan variable NPF (Non Performing

Financing). Yaitu dengan cara mengkalikan NPF dengan nilai eksposur dan

kemudian dikalikan dengan probabilitas default. Eksposur pada skripsi ini

diasumsikan dari nilai deposito mudharabah yang diterima oleh bank. Sedangkan

probabilitas default dapat mengikuti peraturan yang telah ada ataupun dapat juga

menggunakan ketentuan kolektibilitas yang di buat secara khusus oleh lembaga

keuangan yang bersangkutan. Dalam hal ini, penulis menggunakan probabilitas

default yang telah dibuat oleh Bank Indonesia. Peraturan tersebut tercantum pada

Peraturan Bank Indonesia No. 13/13/PBI2011 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva

Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Menghitung Worst Case Loss

Worst case loss dihitung melalui variabel rata-rata maksimum atau

terburuk dari Pembiayaan Non-Lancar (NPF) pada Bank Umum Syariah (BUS)

dan Unit Usaha Syariah (UUS) dari periode bulanan Januari 2011 – Desember

2016.

Artinya, Worst case loss dihitung sama dengan cara mencari VaR dengan

estimasi tingkat kepercayaan dan variabel yang berbeda dengan VaR sebelumnya.

Tingkat kepercayaan (Confidence Level c) 95% dan menggunakan variabel NPF.

Untuk eksposurnya adalah pembiayaan yang di salurkan oleh Bank Umum

Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).

Menghitung RAROC

Rumus RAROC secara garis besar adalah sebagai berikut:

𝑅𝐴𝑅𝑂𝐶 =𝑅𝐴𝑅

𝑅𝐶=𝑇𝑅 − 𝑇𝐶 − 𝐸𝐿

𝑊𝐿 − 𝐸𝐿

Page 71: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

57

Dimana Risk Adjusted Return (RAR) menunjukkan pengembalian hasil

yang disesuaikan dengan besarnya risiko dan Risk Capital (RC) menunjukkan

besarnya risiko yang akan menggerus modal. Dalam penelitian ini, untuk

mengetahui seberapa besar bobot bersih variabel RAR, ada tiga variabel untuk

mengukur RAR yaitu jumlah penerimaan (total revenue), jumlah biaya (total cost)

dan variabel rata-rata kerugian (expected loss). Secara keseluruhan disebut TR,

TC dan EL.

Total revenue (TR) atau total pendapatan dan Total cost (TC) atau total

biaya menunjukkan tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan atau

kerugian. Keuntungan merupakan selisih antara TR dengan TC. Jika TR

> TC maka terdapat keuntungan, jika TR < TC maka akan terdapat

kerugian dan jika terjadi TR = TC maka ini berarti impas (break even).

Expected Loss (EL) adalah rata-rata statisik (mean) ramalan tingkat

kerugian yang disebabkan oleh kelalaian pada pihak menerima kredit,

kerugian nilai modal dan permasalahan operasional.

Risk Capital (RC) adalah modal yang diperlukan untuk menutupi

kebutuhan apabila menghadapi suatu masalah karena risiko menjadi kenyataan.

Validitas Risk Capital dipertimbangkan terhadap sesuatu yang lebih buruk

daripada pembayaran rata-rata kerugian (Expected Loss) dimana RC menunjukkan

besarnya modal yang disesuaikan dengan risiko. Ada dua variabel untuk

mengukur RC yaitu kerugian terburuk atau Worst case loss (WL) dan rata-rata

kerugian dari nasabah peminjam / Expected Loss (EL). Risk Capital dapat

dirumuskan sebagai berikut :

𝑅𝐶 = 𝑊𝐿 − 𝐸𝐿

Variabel Worst case loss (WL) menunjukkan keungkinan besar kerugian

terburuk atau maksimum. Dalam penelitian ini, WL diukur melalui variabel rata-

rata maksimum atau terburuk dari NPF pada BUS dan UUS dari periode bulanan

dalam setahun selama kurun waktu tahun 2011-2016. Worst case loss (WL)

diestimasi dengan tingkat kepercayaan (confidence level c) yang telah ditentukan.

Page 72: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

58

Jika confidence level 95% hal tersebut terdapat probabilitas atau peluang 5%

bahwa kerugian aktual (Actual Loss) akan melebihi modal ekonomis. Suatu

kerugian yang tidak ditutup dengan confidence level merupakan risiko bencana

besar yang dihadapi oleh bank syariah.

Dalam penelitian ini, confidence level yang digunakan adalah 95% dengan

nilai Z= 1,96. Standar deviasi digunakan untuk mengukur kerapatan jarak atau

fluktuasi dari suatu nilai rata-rata (mean) kerugian atau Expected Loss (EL). Pada

aplikasinya, standar deviasi diukur pada rata-rata NPF dari periode bulanan dalam

setahun selama kurun waktu tahun 2011-2016.

Page 73: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

59

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif Data

1. Deposito dan Return

Dalam pengukuran risiko deposito mudharabah yang terdapat

pada Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) di

Indonesia secara keseluruhan, terlebih dahulu dilihat seberapa besar

jumlah deposito mudharabah yang dikelola oleh BUS dan UUS selama

kurun waktu 5 tahun. Berikut tabel yang menjelaskan total dana deposito

mudharabah Januari 2011 hingga Desember 2016 yang penulis ringkas

per 4 bulan.

Tabel 4.1

Komposisi Deposito Mudharabah BUS dan UUS tahun 2011-2016

(dalam Miliar Rupiah)

No Bulan/

Tahun

Total Deposito Mudharabah

1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan

1 Apr-11 33,141 6,550 2,635 3,636

2 Aug-11 37,756 7,364 4,052 3,712

3 Dec-11 45,196 9,828 4,632 4,719

4 Apr-12 49,247 10,516 4,494 6,243

5 Aug-12 47,809 11,366 3,983 6,333

6 Dec-12 51,485 15,404 5,742 7,236

7 Apr-13 59,732 19,701 6,264 6,687

8 Aug-13 64,586 22,237 6,538 7,179

9 Dec-13 71,397 19,798 7,284 7,295

10 Apr-14 76,517 19,690 5,748 8,514

11 Aug-14 77,913 19,029 9,770 6,880

Page 74: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

60

12 Dec-14 88,342 19,599 7,623 4,813

13 Apr-15 91,433 18,414 5,437 5,324

14 Aug-15 90,815 18,424 5,178 5,103

15 Dec-15 94,527 20,145 6,132 5,292

16 Apr-16 100,858 20,171 6,748 5,561

17 Aug-16 100,832 24,332 6,786 5,960

18 Dec-16 108,691 26,715 8,670 6,061

Rata-rata 71,682 17,182 5,984 5,919

Sumber: Statistik Perbankan Syariah (data diolah dengan Ms. Excel)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dana yang ditempatkan

nasabah bank syariah didominasi pada produk mudharabah 1 bulan

dibandingkan jangka waktu yang lainnya. Presentase jumlah dana

deposito 1 bulan sebesar 70,37 % dari total keseluruhan dana deposito

bank umum syariah dan unit usaha syariah, sedangkan deposito 3 bulan

sebesar 17,10%, 6 bulan sebesar 6,14% dan 12 bulan sebesar 6,39%.

Terlihat dari jangka waktu yang dipilih nasabah lebih banyak

menempatkan dananya pada deposito 1 bulan dengan alasan nasabah

memilih risiko yang lebih rendah dengan jangka waktu yang pendek agar

dana bisa digunakan dalam jangka waktu dekat, juga tingkat equivalent

rate dari deposito 1 bulan yang tidak jauh berbeda dengan jangka waktu

lainnya.

Risiko yang ditanggung oleh bank dalam mengelola dana

deposito sangatlah besar, terutama pada deposito 1 bulan yang menjadi

prioritas pilihan nasabah dalam menempatkan deposito berjangka pada

bank syariah. Logikanya bank tidak akan bisa memutar dananya dalam

jangka waktu 1 bulan untuk mengembalikan dana nasabah beserta bagi

hasil yang disertakan oleh bank. Tetapi pada praktiknya bank akan

mengambil dana dari aset mereka untuk menutupi semua dana yang akan

diberikan kepada nasabah untuk bagi hasil, hal ini termasuk dalam risiko

likuiditas yang ditanggung oleh bank. Dalam pengambilan sumber dana

guna menutupi dana imbal hasil ada berbagai alternatif yang digunakan

Page 75: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

61

70.94

17.00

5.92

6.14

Komposisi Deposito Mudharabah

Deposito 1 Bulan

Deposito 3 Bulan

Deposito 6 Bulan

Deposito 12 Bulan

oleh bank untuk mendapatkan dana, diantaranya adalah dana dari

primary reserve (giro wajib minimum) dan secondary reserve (pasar

uang dan pasar modal). Jadi bank tetap bisa memberikan imbal hasil

walaupun dengan jangka waktu yang pendek seperti deposito 1 bulan,

sedangkan dana deposito tersebut digunakan oleh bank untuk investasi

atau pembiayaan lainnya.

Berikut grafik komposisi pada deposito mudharabah BUS dan

UUS selama tahun 2011-2016 :

Gambar 4.1

Komposisi Deposito Mudharabah BUS dan UUS tahun 2011-2016

Disamping itu, jika dilihat dari pertumbuhan deposito yang ada

pada BUS dan UUS dimana deposito 1 bulan selalu mengalami

pertumbuhan tiap periode nya, sedangkan deposito 3 bulan

pertumbuhannya bersifat fluktuatif, sesekali mengalami penurunan tetapi

tidak terlalu signifikan, begitu pula dengan deposito 6 bulan dan 12

bulan.

Dari segi return yang diberikan baik pada deposito 1, 3, 6, dan 12

bulan juga bersifat fluktuatif dari waktu ke waktu. Untuk melihat besaran

return yang diterima nasabah dari produk deposito BUS dan UUS dapat

dilihat pada grafik berikut ini :

Page 76: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

62

Gambar 4.2

Pergerakan Return Deposito Mudharabah BUS dan UUS tahun 2011-

2016

Sumber: Statistik Perbankan Syariah (data diolah dengan Ms. Excel)

Dari grafik diatas dapat dilihat pergerakan data return deposito

mudharabah BUS dan UUS periode Januari 2011 sampai dengan

Desember 2016 yaitu hasil statistik deskripstif return deposito

mudharabah menunjukkan rata-rata pergerakan return 1 bulan sebesar

-0,02%, 3 bulan sebesar -0,02%, 6 bulan sebesar -0.08%, dan 12 bulan

sebesar -0,28%. Dengan pergerakan return tertinggi sebesar 0,49% pada

deposito 6 bulan di bulan September 2011 dan pergerakan return terkecil

juga terdapat pada deposito 6 bulan di bulan Juli 2011 yaitu sebesar

-0,36%.

Penjelasan statistik deskriptif bulanan dengan periode Januari

2011 – Desember 2016 menggunakan data equivalent rate deposito

mudharabah dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

-0.5

-0.4

-0.3

-0.2

-0.1

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

Jan

-11

Jun

-11

No

v-1

1

Ap

r-1

2

Sep

-12

Feb

-13

Jul-

13

De

c-1

3

May

-14

Oct

-14

Mar

-15

Au

g-1

5

Jan

-16

Jun

-16

No

v-1

6

1 Bulan

3 Bulan

6 Bulan

12 Bulan

Page 77: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

63

Gambar 4.3

Data Equivalent rate Deposito Mudharabah BUS dan UUS Tahun

2011- 2016

Sumber: Statistik Perbankan Syariah (data diolah dengan Ms. Excel)

Angka equivalent rate untuk mengetahui besaran return yang

ditawarkan oleh deposito mudharabah BUS dan UUS. Data yang

disajikan pada grafik diatas menggambarkan rata-rata equivalent rate

yang menunjukkan tingkat return deposito mudharabah 1 bulan yaitu

sebesar 6,52%, 3 bulan sebesar 6,83%, 6 bulan sebesar 6,64% dan 12

bulan sebesar 6,41%. Dengan return tertinggi terdapat pada deposito

mudharabah 3 bulan, bulan Oktober tahun 2011 sebesar 9,25% dan

return terendah terdapat pada deposito mudharabah 1 bulan, bulan April

tahun 2013 sebesar 3,34%. Jika melihat besaran pertumbuhan return

deposito mudharabah yang paling stabil adalah deposito 1 bulan, dan

pertumbuhan equivalent rate yang sangat berfluktuatif adalah deposito

12 bulan.

Hal inilah yang menjadi alasan kuat mengapa deposito 1 bulan

menjadi pilihan prioritas nasabah dalam memilih investasi pada produk

deposito BUS dan UUS dengan jangka waktu pendek yang memliki

tingkat risiko yang kecil, disamping itu beberapa tahun belakangan ini

industri perbankan sedang mengalami pasang surut dan mencoba untuk

3

4

5

6

7

8

9

10Ja

n-1

1

Jun

-11

No

v-1

1

Ap

r-1

2

Sep

-12

Feb

-13

Jul-

13

De

c-1

3

May

-14

Oct

-14

Mar

-15

Au

g-1

5

Jan

-16

Jun

-16

No

v-1

6

1 Bulan

3 Bulan

6 Bulan

12 Bulan

Page 78: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

64

meningkatkan kinerjanya dengan penyaluran pembiayaan yang sangat

tinggi. Hal ini menyebabkan kebutuhan akan dana jangka pendek begitu

tinggi untuk memenuhi likuiditas, langkah yang diambil oleh bank adalah

menaikkan equivalent rate untuk menarik nasabah dalam menempatkan

dananya di perbankan syariah, dengan angka equivalent rate yang tinggi

bank menawarkan tingkat return bagi hasil yang kompetitif.

2. NPF (Non Performing Finance)

Pertumbuhan aset dan DPK perbankan syariah tidak diiringi

dengan baiknya nilai NPF atau pembiayaan bermasalah dalam kurun

waktu 2011-2016. Dalam penelitian ini nilai NPF digunakan untuk

menghitung dan mencari nilai RAROC, yaitu dengan menentukan nilai

expected loss dan juga nilai Worst case loss berdasarkan kolektabilitas

kurang lanar, diragukan dan macet. Berikut penulis sajikan besaran nilai

NPF BUS dan UUS secara nominal maupun presentase yang di ringkas

per 4 bulan.

Tabel 4.2

Data NPF BUS dan UUS tahun 2011-2016

No Bulan/ Tahun

Jumlah NPF

(Milyar

Rupiah)

Persentase

NPF (%)

1 Apr-11 2.611,75 3,58

2 Agust-11 3.064,5 3,65

3 Des-11 2.917 2,97

4 Apr-12 2.940,25 2,78

5 Agust-12 3.422,25 2,88

6 Des-12 3.462,25 2,51

7 Apr-13 4.255 2,70

8 Agust-13 4.862 2,83

9 Des-13 5.163,25 2,87

Page 79: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

65

10 Apr-14 6.096,75 3,31

11 Agust-14 8.102,5 4,20

12 Des-14 9.197,5 4,65

13 Apr-15 9.662,5 4,85

14 Agust-15 9.869,75 4,81

15 Des-15 9.674,25 4,62

16 Apr-16 10404,75 4.90

17 Agust-16 11194,75 5.09

18 Des-16 10293 4.29

Sumber: Statistik Perbankan Syariah (data diolah dengan Ms. Excel)

Dilihat dari tabel diatas bahwa NPF bank syariah bersifat

fluktuatif hingga tahun 2012, tetapi terus mengalami kenaikan dari tahun

2013 hingga tahun 2016 dari segi jumlah NPF, tetapi berbeda pada

tingkat presentase NPF yang dihitung dari jumlah pembiayaan

bermasalah dibagi dengan total pembiayaan. Nilai presentase bergerak

membaik diakhir tahun 2011 dan bersifat fluktuatif hingga Juli 2014,

namun setelah itu selalu berada diatas angka 4% hingga 2016.

Nilai NPF tertinggi terjadi pada bulan Mei tahun 2016 sebesar

12072 milyar rupiah, dan nilai persentase sebesar 5.54%. Sedangkan

untuk nilai NPF terendah terjadi pada bulan Januari 2011 dengan nilai

NPF berjumlah 2.288 milyar rupiah, nilai presentase sebesar 3,28%.

Nilai NPF yang terus menerus meningkat menandakan bahwa

BUS dan UUS memiliki kinerja yang kurang optimal dan belum dapat

mengontrol pembiaayan yang telah disalurkan. Penyebab lainnya adalah

kondisi perekonomian Indonesia yang kurang baik menyebabkan

tingginya tingkat inflasi. Disisi lain jumlah pembiayaan yang disalurkan

bank syariah terlihat menurun, hal ini disebabkan tidak bertumbuhnya

sektor rill dan perkembangan bisnis para debitur dikarenakan

perlambatan ekonomi tersebut.

Page 80: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

66

B. Perhitungan VaR dan RAROC

1. Perhitungan VaR

Sebelum melakukan pengukuran nilai VaR pada Deposito

Mudharabah di BUS dan UUS, langkah pertama yang harus dilakukan

adalah dengan mengadakan tes atau uji data return dari Deposito

Mudharabah. Uji data ini dilakukan bukan untuk mengambil sebuah

kesimpulan, tetapi hanya digunakan sebagai syarat dalam pengukuran

nilai VaR. Pengujian tersebut sebagai berikut :

a. Pengujian Stasioneritas

Data return Deposito Mudharabah dapat dikatakan stasioner jika

data return bersifat flat, tidak mengandung komponen trend, memiliki

keragaman yang konstan dan tidak terdapat fluktuasi secara periodik.

Untuk mengetahui hal tersebut perlu adanya uji stasioneritas.

Pengujian stasioneritas menggunakan metode Augmented Dickey

Fuller Test (ADF-Test) dengan bantuan software Eviews 6. Cara ujinya

adalah dengan melakukan perbandingan antara nilai ADF-Test Statistic

dengan critical values 1% level.

Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan software Eviews 6

diperoleh nilai dari ADF-Test statistic data return deposito mudharabah 1

bulan yaitu sebesar -10.93650 > test critical values 1% level Mackinnon

sebesar -4.094550 sehingga dapat disimpulkan bahwa data return deposito

mudharabah 1 bulan stasioner. Hasil pengukuran data return deposito

mudharabah 3 bulan juga bersifat stasioner, hasil yang diperoleh nilai dari

ADF-Test statistic sebesar -8.226179 > -4.094550 test critical values 1%

level Mackinnon. Pada deposito mudharabah 6 bulan hasil pengukurannya

adalah -9.163232 > -4.096614 test critical values 1% level Mackinnon,

disimpulkan pula data return mudharabah 6 bulan stasioner. Untuk data

return deposito mudharabah 12 bulan hasilnya -9.875418 > -4.096614 test

critical values 1% level Mackinnon, dikatakan data tersebut stasioner.

Page 81: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

67

Hasil pengukuran uji stasioneritas data return deposito mudharabah dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

Hasil Uji Stasioneritas Data Return Deposito Mudharabah

Return

Pembiayaan ADF Test

Critical

Value

(α=1%)

Keterangan

Deposito 1

Bulan -10.9365 -4.09455

Stasioner pada level 1

%

Deposito 3

Bulan -8.226179 -4.09455

Stasioner pada level 1

%

Deposito 6

Bulan -9.163232 -4.096614

Stasioner pada level 1

%

Deposito 12

Bulan -9.875418 -4.096614

Stasioner pada level 1

%

Sumber : data diolah dari eviews 6

Berdasarkan dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa hasil analisis

menunjukkan semua data return deposito mudharabah bersifat stasioner.

Nilai ADF-Test semua data lebih kecil dibandingkan dengan nilai critical

value dengan tingkat kepercayaan 1%. Dengan demikian tidak perlu

dilakukan proses differencing atau pembedaan.

b. Pengukuran Decay Factor

Setelah dilakukan penentuan metode pengukuran VaR yang akan

digunakan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari nilai

decay factor yang menjadi salah satu faktor dalam menentukan

pengukuran nilai VaR.

Page 82: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

68

Dalam penelitian ini penulis menggunakan nilai decay factor

sebesar 99%, hal ini mengacu pada Philippe Jorion yang mengatakan

bahwa mengukur nilai VaR lebih baik menggunakan tingkat kepercayaan

yang lebih tinggi yaitu 99%. Dimana decay factor yang optimal adalah

decay factor yang memiliki hasil Root Mean Square Error (RMSE) yang

paling minimal.

Tabel 4.4

Hasil Pengukuran RMSE Deposito Mudharabah 1 Bulan

Decay Factor

Root Mean

Square Error

(RMSE)

0.99 0.009133

0.98 0.015135

0.97 0.019093

0.96 0.021709

0.95 0.023438

0.94 0.024583

0.93 0.025339

0.92 0.025838

0.91 0.026167

0.90 0.026384

Sumber : data diolah menggunakan Ms. Excel

Dari tabel 4.4 Diatas dapat diketahui bahwa hasil pengukuran Root

Mean Square untuk deposito mudharabah 1 bulan yang paling terkecil

adalah 0,009133 dengan nilai decay factor 99%. Begitu juga dengan hasil

pengukuran deposito 3 bulan, dimana decay factor 99% menghasilkan

nilai terkecil yaitu sebesar 0,006260. Berikut dibawah ini tabel

pengukuran RMSE untuk deposito mudharabah 3 bulan :

Page 83: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

69

Tabel 4.5

Hasil Pengukuran RMSE Deposito Mudharabah 3 Bulan

Decay Factor

Root Mean

Square Error

(RMSE)

0.99 0.006260

0.98 0.009762

0.97 0.011745

0.96 0.012891

0.95 0.013568

0.94 0.013979

0.93 0.014236

0.92 0.014400

0.91 0.014508

0.90 0.014580

Sumber : data diolah menggunakan Ms. Excel

Sedangkan untuk deposito 6 bulan hasil pengukuran Root Mean

Square menghasilkan nilai terkecil sebesar 0,016492 yang juga dihasilkan

oleh nilai decay factor sebesar 99%. Dan untuk deposito 12 bulan nilai

Root Mean Square terkecil juga dihasilkan oleh decay factor 99% dengan

hasil pengukuran sebesar 0,005126. Berikut tabel hasil pengukuran untuk

deposito mudharabah 6 bulan dan 12 bulan :

Tabel 4.6

Hasil Pengukuran RMSE Deposito Mudharabah 6 Bulan

Decay Factor

Root Mean

Square Error

(RMSE)

0.99 0.016492

0.98 0.025378

Page 84: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

70

0.97 0.030137

0.96 0.032678

0.95 0.034034

0.94 0.034757

0.93 0.035144

0.92 0.035353

0.91 0.035466

0.90 0.035529

Sumber : data diolah menggunakan Ms. Excel

Tabel 4.7

Hasil Pengukuran RMSE Deposito Mudharabah 12 Bulan

Decay Factor

Root Mean

Square Error

(RMSE)

0.99 0.005126

0.98 0.008591

0.97 0.010941

0.96 0.012552

0.95 0.013664

0.94 0.014435

0.93 0.014972

0.92 0.015347

0.91 0.015608

0.90 0.015790

Sumber : data diolah menggunakan Ms. Excel

Sehingga dalam hal ini penulis memilih Decay factor optimal

sebesar 0,99 untuk menghitung nilai Value at Risk (VaR). selanjutnya

Page 85: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

71

adalah melakukan pengukuran dan analisis dari hasil pengukuran VaR

deposito mudharabah.

2. Pengukuran RAROC

a. Total Revenue dan Total Cost

Dalam pengukuran RAROC yang dilakukan terlebih dahulu adalah

menghitung total revenue dan total cost. Pengukuran kedua faktor tersebut

dihitung berdasarkan data laporan keuangan BUS dan UUS pada laporan

laba/rugi. Hasil selisih dari total cost dan total revenue akan didapat nilai

yang menentukan apakah perusahaan mendapatkan laba atau mengalami

kerugian.

Total revenue diperoleh dari hasil penjumlahan pendapatan

operasional dan pendapatan non-operasional, selanjutnya dikurangi

dengan bagi hasil untuk para investor. Sedangkan untuk total cost didapat

dari hasil penjumlahan seluruh beban-beban yang ditanggung oleh bank.

Berikut hasil dari selisih antara total revenue dan total cost yang penulis

ringkas per 4 bulan.

Tabel 4.8

Hasil Selisih Perhitungan Total Revenue dan Total Cost

(dalam milyaran rupiah)

No Tanggal Total Revenue Total Cost Laba/Rugi

Sebelum Pajak

1 Apr-11 2,806 2,412 394

2 Aug-11 7,549 6,531 1,017

3 Dec-11 12,957 11,239 1,655

4 Apr-12 3,392 2,857 535

5 Aug-12 8,770 7,128 1,641

6 Dec-12 14,885 12,006 2,766

Page 86: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

72

7 Apr-13 4,476 3,503 972

8 Aug-13 12,864 10,557 2,307

9 Dec-13 23,301 19,563 3,598

10 Apr-14 6,549 5,926 758

11 Aug-14 12,610 11,213 1,398

12 Dec-14 20,629 18,749 1,880

13 Apr-15 6,091 4,811 608

14 Aug-15 15,229 12,316 1,362

15 Dec-15 23,162 18,408 2,196

16 Apr-16 6,444 5,701 725

17 Aug-16 16,719 15,170 1,571

18 Dec-16 28,354 25,675 2,752

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa keuntungan BUS dan UUS

tiap periodenya cenderung bersifat fluktuatif. selama 5 tahun periode

penelitian BUS dan UUS memiliki nilai rata-rata laba sebesar 1.539 miliar

rupiah. Laba terkecil terdapat pada bulan Januari 2012 yaitu sebesar 163

miliar rupiah dan yang terbesar sebesar 3.871 miliar rupiah yaitu pada

bulan November 2013.

Page 87: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

73

Gambar 4.4

Grafik Laba Bus dan UUS tahun 2011-2016

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa laba/rugi BUS dan UUS

selalu mengalami penurunan di setiap awal tahun, pada tahun 2014 grafik

menunjukan pertumbuhan laba yang tidak stabil, hal ini dikarenakan

kondisi ekonomi global yang tidak menguntungkan, berbeda dengan tahun

sebelum 2014 dan setelahnya cenderung mengalami tren pertumbuhan

yang positif dari pergerakannya di awal tahun.

b. Perhitungan Expected loss

Langkah yang dilakukan selanjutnya setelah mengukur nilai

laba/rugi dari BUS dan UUS adalah menghitung nilai Expected loss (EL).

Dalam penelitian ini nilai expected loss digunakan untuk sebagai faktor

pengukuran nilai Risk Adjusted Return (RAR) dan Risk Capital (RC). Data

yang digunakan dalam menghitung nilai expected loss adalah Non

Performing Finance selama kurun waktu Januari 2011- Desember 2016.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

Jan

-11

Jul-

11

Jan

-12

Jul-

12

Jan

-13

Jul-

13

Jan

-14

Jul-

14

Jan

-15

Jul-

15

Jan

-16

Jul-

16

Laba BUS dan UUSTahun 2011-2015

Page 88: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

74

Nilai pembiayaan bermasalah dibuat bagian masing-masing

berdasarkan penggolongan kolektabilitas. Kolektabilitas tersebut terdapat

3 macam yaitu, kurang lancar, diragukan dan macet. Masing-masing

kolektabilitas tersebut dikaitkan dengan probabilitas default yang diatur

dalam Peraturan Bank Indonesia No. 13/13/PBI2011 Tentang Penilaian

Kualitas Aktiva Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Dimana kolektabilitas kurang lancar ditetapkan sebesar 15%,

diragukan sebesar 50%, dan macet sebesar 100%. Berikut adalah hasil

perhitungan expected loss deposito mudharabah BUS dan UUS yang

penulis ringkas per 4 bulan :

Tabel 4.9

Hasil Perhitungan Expected loss

(dalam milyaran rupiah)

No Bulan/

Tahun

Kurang

Lancar Diragukan Macet

Expected

Loss

1 Apr-11 148 190 1,243 2,612

2 Aug-11 160 219 1,559 3,064

3 Dec-11 186 154 1,344 2,895

4 Apr-12 133 322 1,412 2,939

5 Aug-12 183 294 1,616 3,422

6 Dec-12 175 347 1,601 3,462

7 Apr-13 205 332 2,228 4,255

8 Aug-13 247 385 2,444 4,863

9 Dec-13 214 463 2,807 5,163

10 Apr-14 286 461 3,268 6,097

11 Aug-14 415 729 3,877 8,102

12 Dec-14 394 946 4,684 9,200

13 Apr-15 413 937 5,221 9,848

Page 89: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

75

14 Aug-15 413 869 5,601 10,089

15 Dec-15 347 571 6,450 9,907

16 Apr-16 432 591 6649 7,672

17 Aug-16 442 700 7067.5 8,209

18 Dec-16 363 653 6786.25 7,802

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

c. Perhitungan Worst case loss (WL)

Worst case loss (WL) menunjukkan kemungkinan besar terjadinya

kerugian terburuk atau maksimum. Worst case loss disebut pula dengan

unexpected loss yaitu kerugian yang tidak diharapkan. Dalam hal ini worst

case loss (WL) digunakan untuk menghitung nilai RC (risk capital),

diukur dengan rata-rata maksimum atau terburuk dari pembiayaan

bermasalah atau NPF.

Pengukuran tersebut dilakukan dengan cara menghitung nilai VaR

dari variabel dan eksposur dari total pembiayaan yang disalurkan. Dalam

penelitian ini worst case loss (WL) tingkat kepercayaannya diestimasikan

sebesar 95%, artinya terdapat probabilitas atau peluang sebesar 5% bahwa

kerugian actual (actual loss) akan melebihi modal ekonomis (economic

capital). Berikut hasil perhitungan dari worst case loss periode 2015-2016,

untuk periode 2011-2014 dapat dilihat pada lampiran :

Tabel 4. 10

Hasil Olah Data Worst Case Loss

(dalam milyaran rupiah)

No Periode

Total

Pembiaya

an

Worst Case

Loss

1 Apr-11 72,788 2,358

Page 90: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

76

2 Aug-11 84,083 2,724

3 Dec-11 97,932 3,173

4 Apr-12 105,821 3,428

5 Aug-12 119,073 3,857

6 Dec-12 138,440 4,485

7 Apr-13 157,058 5,088

8 Aug-13 171,877 5,568

9 Dec-13 180,389 5,844

10 Apr-14 184,005 5,961

11 Aug-14 192,722 6,243

12 Dec-14 197,690 6,404

13 Apr-15 199,265 6,455

14 Aug-15 205,167 6,647

15 Dec-15 209,508 6,787

16 Apr-16 212,439 6,882

17 Aug-16 220,157 7,132

18 Dec-16 240,104 7,778

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

Dapat dilihat dari tabel diatas Worst case loss selalu berbanding

lurus dengan besarnya pembiayaan, semakin besarnya pembiayaan

Page 91: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

77

semakin besar pula kerugian terburuk atau maksimal yang akan dialami

oleh bank.

C. Hasil Analisis

Dalam sub bab ini akan dijelaskan hasil analisis dari setiap alat

analisis yang penulis gunakan dalam mengukur potensi kerugian dan

risiko dari deposito perbankan syariah, diantaranya adalah hasil

pengukuran metode Value at Risk (VaR) dan Risk Adjusted Return on

Capital (RAROC) yang diperoleh dari hasil pengamatan statistik

perbankan syariah periode 2011-2016.

1. Analisis Potensi Kerugian Berdasarkan Value at Risk (VaR)

Setelah dilakukan perhitungan return deposito mudharabah dan

standar deviasi, maka diperolehlah nilai VaR. Dalam penelitian ini VaR

digunakan untuk mengetahui risiko yang timbul dalam berinvestasi pada

deposito mudharabah bank syariah. Dari hasil pengukuran dengan tingkat

kepercayaan yang digunakan sebesar 99% maka diperoleh nilai VaR

(mean) dan VaR (zero). Berikut hasil olahan data VaR selama periode

2011-2016 pada tabel berikut :

a. Deposito 1 Bulan

Tabel 4.11

Hasil Pengukuran VaR Deposito 1 Bulan

(*dalam milyaran rupiah)

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Standar

Deviasi 0.028 0.013 0.062 0.025 0.009 0.012

Eksposur 38698 49514 65238 80924 92258 103460

VaR Mean* 724 448 2707 1376 575 835

Page 92: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

78

VaR Zero* -20858

-

25966 -24421 -46381 -57810 -54092

VaR Mean

% 0.019 0.009 0.041 0.017 0.006 0.008

VaR Zero % -0.539

-

0.524 -0.374 -0.573 -0.627 -0.523

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

Setelah mendapatkan hasil perhitungan dari VaR deposito 1 bulan,

selanjutnya dapat dilakukan analisis terkait dengan hasil pengukuran VaR

deposito 1 bulan sebagai berikut :

1) Standar deviasi menunjukkan semakin besar nilai standar deviasi

semakin besar pula tingkat risiko dari deposito mudharabah, hal

tersebut terlihat dari besarnya nilai VaR (mean). Nilai standar deviasi

dari deposito mudharabah 1 bulan tiap tahunnya yaitu sebesar 0,028;

0,013; 0,062; 0,025; 0,009 dan 0.012. Nilai standar deviasi terbesar

terletak pada tahun 2013 yaitu sebesar 0,062 yang menandakan bahwa

pada tahun itu terdapat tingkat perubahan yang paling besar dari

tingkat return yang dihasilkan deposito mudhrabah 1 bulan BUS dan

UUS. Sedangkan pada tahun 2015 memiliki tingkat pengembalian

return yang paling rendah di deposito mudharabah, yaitu sebesar

0,009.

2) VaR (mean) deposito mudharabah 1 bulan dalam nominal milyaran

rupiah di tahun penelitian sebesar 724; 448; 2.707; 1.376; 575 dan

835. Sedangkan dalam bentuk persentase nilai VaR (mean) sebesar

0,019%; 0,009%; 0,041%; 0,017%; 0,006% dan 0.008%. Berdasarkan

pengukuran VaR (mean) secara nominal deposito mudharabah

diketahui potensi risiko terbesar terdapat pada tahun 2013 sebesar

2.707 milyar rupiah dan yang terendah terdapat pada tahun 2012

sebesar 448 milyar rupiah. Sedangkan dalam risiko secara presentase

Page 93: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

79

potensi risiko deposito mudharabah 1 bulan yang tertinggi terjadi

pada tahun 2013 sama seperti nominal yaitu sebesar 0,041% dan yang

terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,006%.

3) VaR (zero) adalah potensi risiko kerugian terhadap zero (nol), dengan

artian lain merupakan besarnya potensi terjadinya risiko kerugian

yang dihitung pada saat pendapatan dititik nol atau tidak ada

pendapatan. Nilai VaR (zero) deposito mudharabah 1 bulan selama

tahun penelitian dalam milyaran rupiah adalah sebesar -20.858,-

25.966,-24.421,-46.381,-57.810 dan -54.092. Secara nominal potensi

risiko terbesar deposito mudharabah pada saat tidak ada pendapatan

terjadi pada tahun 2015 sebesar -57.810 milyar rupiah dan yang

terendah sebesar -20.858 milyar rupiah pada tahun 2011. Berbeda

pada nilai VaR (zero) dalam bentuk persentase potensi risiko kerugian

yang terbesar justru terletak pada tahun 2015 sebesar -0,627% dan

yang terendah terletak pada tahun 2013 yaitu sebesar -0,374%.

b. Deposito 3 Bulan

Tabel 4. 12

Hasil Pengukuran VaR Deposito 3 Bulan

(*dalam milyaran rupiah)

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Standar

Deviasi

0.036 0.014 0.023 0.029 0.009 0.012

Eksposur 7914 12429 20579 19439 18994 23739

VaR Mean* 331 205 547 666 198 324

VaR Zero* -14026 -20134 -26372 -35361 -37628 -38677

VaR Mean

%

0.042 0.016 0.027 0.034 0.010 0.014

Page 94: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

80

VaR Zero % -1.772 -1.620 -1.282 -1.819 -1.981 -1.629

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

Setelah mendapatkan hasil perhitungan dari VaR deposito 3 bulan,

selanjutnya dapat dilakukan analisis terkait dengan hasil pengukuran VaR

deposito 3 bulan sebagai berikut :

1) Standar deviasi menunjukkan semakin besar nilai standar deviasi

semakin besar pula tingkat risiko dari deposito mudharabah, hal

tersebut terlihat dari besarnya nilai VaR (mean). Nilai standar deviasi

dari deposito mudharabah 3 bulan tiap tahunnya yaitu sebesar 0,036;

0,014; 0,023; 0,029; 0,009 dan 0.012. Nilai standar deviasi terbesar

terletak pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,036 yang menandakan bahwa

pada tahun itu terdapat tingkat perubahan yang paling besar dari

tingkat return yang dihasilkan deposito mudharabah 3 bulan BUS dan

UUS. Sedangkan pada tahun 2015 memiliki tingkat pengembalian

return yang paling rendah di deposito mudharabah, yaitu sebesar

0,011, diikuti tahun 2016 sebesar 0.012.

2) VaR (mean) deposito mudharabah 3 bulan dalam nominal milyaran

rupiah di tahun penelitian sebesar 331; 205; 547; 666; 198 dan 324.

Sedangkan dalam bentuk persentase nilai VaR (mean) sebesar 0,042;

0,016; 0,027; 0,034; 0,010 dan 0.014. Berdasarkan pengukuran VaR

(mean) secara nominal deposito mudharabah diketahui potensi risiko

terbesar terdapat pada tahun 2014 sebesar 666 milyar rupiah dan yang

terendah terdapat pada tahun 2015 sebesar 198 milyar rupiah.

Sedangkan dalam risiko secara presentase potensi risiko deposito

mudharabah 3 bulan yang tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu

sebesar 0,042% dan yang terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu

sebesar 0,010%.

3) VaR (zero) adalah potensi risiko kerugian terhadap zero (nol), dengan

artian lain merupakan besarnya potensi terjadinya risiko kerugian

Page 95: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

81

yang dihitung pada saat pendapatan dititik nol atau tidak ada

pendapatan. Nilai VaR (zero) deposito mudharabah 3 bulan selama

tahun penelitian dalam milyaran rupiah adalah sebesar -14.026, -

20.134, -26.372, -35.361, -37.628 dan -38.677. Secara nominal

potensi risiko terbesar deposito mudharabah pada saat tidak ada

pendapatan terjadi pada tahun 2016 sebesar -38.677 milyar rupiah dan

yang terendah sebesar -14.026 milyar rupiah pada tahun 2011.

Berbeda pada nilai VaR (zero) dalam bentuk persentase potensi risiko

kerugian yang terbesar justru terletak pada tahun 2015 sebesar -1,98%

dan yang terendah terletak pada tahun 2013 yaitu sebesar -1,28%.

c. Deposito 6 Bulan

Tabel 4. 13

Hasil Pengukuran VaR Deposito 6 Bulan

(*dalam milyaran rupiah)

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Standar

Deviasi

0.067 0.028 0.016 0.026 0.013 0.016

Eksposur 3773 4740 6695 7713 5583 7401

VaR Mean* 417 219 173 328 120 197

VaR Zero* -12024 -15821 -20373 -26656 -19970 -22451

VaR Mean % 0.111 0.046 0.026 0.043 0.021 0.027

VaR Zero % -3.187 -3.338 -3.043 -3.456 -3.577 -3.033

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

Setelah mendapatkan hasil perhitungan dari VaR deposito 6 bulan,

selanjutnya dapat dilakukan analisis terkait dengan hasil pengukuran VaR

deposito 6 bulan sebagai berikut :

Page 96: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

82

1) Standar deviasi menunjukkan semakin besar nilai standar deviasi

semakin besar pula tingkat risiko dari deposito mudharabah, hal

tersebut terlihat dari besarnya nilai VaR (mean). Nilai standar deviasi

dari deposito mudharabah 6 bulan tiap tahunnya yaitu sebesar 0,067;

0,028; 0,016; 0,026; 0,013 dan 0.016. Nilai standar deviasi terbesar

terletak pada tahun 2011 yaitu sebesar 0,067 yang menandakan bahwa

pada tahun itu terdapat tingkat perubahan yang paling besar dari

tingkat return yang dihasilkan deposito mudharabah 6 bulan BUS dan

UUS. Sedangkan pada tahun 2015 memiliki tingkat pengembalian

return yang paling rendah di deposito mudharabah, yaitu sebesar

0,013. Tahun 2013 dan 2016 memili tingkat pengembalian return

yang sama yaitu 0.016.

2) VaR (mean) deposito mudharabah 6 bulan dalam nominal milyaran

rupiah di tahun penelitian sebesar 417; 219; 173; 328; 120 dan 197.

Sedangkan dalam bentuk persentase nilai VaR (mean) sebesar 0,111;

0,046; 0,026; 0,043; 0,021 dan 0.027. Berdasarkan pengukuran VaR

(mean) secara nominal deposito mudharabah diketahui potensi risiko

terbesar terdapat pada tahun 2011 sebesar 417 milyar rupiah dan yang

terendah terdapat pada tahun 2015 sebesar 120 milyar rupiah.

Sedangkan dalam risiko secara presentase potensi risiko deposito

mudharabah 6 bulan yang tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu

sebesar 0,111% dan yang terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu

sebesar 0,021%.

3) VaR (zero) adalah potensi risiko kerugian terhadap zero (nol), dengan

artian lain merupakan besarnya potensi terjadinya risiko kerugian

yang dihitung pada saat pendapatan dititik nol atau tidak ada

pendapatan. Nilai VaR (zero) deposito mudharabah 6 bulan selama

tahun penelitian dalam milyaran rupiah adalah sebesar -12.024, -

15.821, -20.373, -26.656,-19.942 dan -19.970. Secara nominal potensi

risiko terbesar deposito mudharabah pada saat tidak ada pendapatan

terjadi pada tahun 2014 sebesar -26.656 milyar rupiah dan yang

Page 97: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

83

terendah sebesar -12.024 milyar rupiah pada tahun 2011. Berbeda

pada nilai VaR (zero) dalam bentuk persentase potensi risiko kerugian

yang terbesar justru terletak pada tahun 2015 sebesar -3,577% dan

yang terendah terletak pada tahun 2015 yaitu sebesar -3,033%.

d. Deposito 12 Bulan

Tabel 4. 14

Hasil Pengukuran VaR Deposito 12 Bulan

(*dalam milyaran rupiah)

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Standar

Deviasi

0.018 0.026 0.028 0.038 0.009 0.013

Eksposur 4022 6604 7054 4039 5239 5861

VaR Mean* 172 400 456 360 111 179

VaR Zero* -27196 -42293 -40567 -27050 -34892 -34400

VaR Mean % 0.043 0.061 0.065 0.089 0.021 0.031

VaR Zero % -6.761 -6.404 -5.751 -6.697 -6.660 -5.869

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

Setelah mendapatkan hasil perhitungan dari VaR deposito 12

bulan, selanjutnya dapat dilakukan analisis terkait dengan hasil

pengukuran VaR deposito 12 bulan sebagai berikut :

1) Standar deviasi menunjukkan semakin besar nilai standar deviasi

semakin besar pula tingkat risiko dari deposito mudharabah, hal

tersebut terlihat dari besarnya nilai VaR (mean). Nilai standar deviasi

dari deposito mudharabah 12 bulan tiap tahunnya yaitu sebesar 0,018;

0,026; 0,028; 0,038; 0,009 dan 0.013. Nilai standar deviasi terbesar

terletak pada tahun 2014 yaitu sebesar 0,038 yang menandakan bahwa

Page 98: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

84

pada tahun itu terdapat tingkat perubahan yang paling besar dari

tingkat return yang dihasilkan deposito mudhrabah 12 bulan BUS dan

UUS. Sedangkan pada tahun 2015 memiliki tingkat pengembalian

return yang paling rendah di deposito mudharabah, yaitu sebesar

0,009.

2) VaR (mean) deposito mudharabah 12 bulan dalam nominal milyaran

rupiah di tahun penelitian sebesar 172; 400; 456; 360, 111; dan 179.

Sedangkan dalam bentuk persentase nilai VaR (mean) sebesar 0,043;

0,061; 0,065; 0,089; 0.021 dan 0,031. Berdasarkan pengukuran VaR

(mean) secara nominal deposito mudharabah diketahui potensi risiko

terbesar terdapat pada tahun 2013 sebesar 456 milyar rupiah dan yang

terendah terdapat pada tahun 2015 sebesar 111 milyar rupiah.

Sedangkan dalam risiko secara presentase potensi risiko deposito

mudharabah 12 bulan yang tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu

sebesar 0,089% dan yang terendah terjadi pada tahun 2015 yaitu

sebesar 0,021%.

3) VaR (zero) adalah potensi risiko kerugian terhadap zero (nol), dengan

artian lain merupakan besarnya potensi terjadinya risiko kerugian

yang dihitung pada saat pendapatan dititik nol atau tidak ada

pendapatan. Nilai VaR (zero) deposito mudharabah 12 bulan selama

tahun penelitian dalam milyaran rupiah adalah sebesar -27.196, -

42.293, 40.567, -27.050, -34.892, dan -34.400. Secara nominal potensi

risiko terbesar deposito mudharabah pada saat tidak ada pendapatan

terjadi pada tahun 2012 sebesar -42.293 milyar rupiah dan yang

terendah sebesar -27.196 milyar rupiah pada tahun 2011. Berbeda

pada nilai VaR (zero) dalam bentuk persentase potensi risiko kerugian

yang terbesar justru terletak pada tahun 2011 sebesar -6,761% dan

yang terendah terletak pada tahun 2013 yaitu sebesar -5,751%.

Page 99: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

85

e. Perbandingan Antar Deposito

Setelah melihat hasil dari perhitungan VaR dan mendapatkan hasil

nilai potensi risiko dari masing-masing deposito di BUS dan UUS tiap

tahunnya selama periode 2011-2016. Selanjutnya adalah melakukan

perbandingan antara keempat deposito tersebut. Perbandingan ini

bertujuan untuk melihat deposito mana yang memiliki tingkat risiko

terbesar dan tingkat risiko terkecil. Berikut adalah tabel perbandingan hasil

perhitungan VaR tiap deposito :

Tabel 4. 15

Perbandingan Hasil Pengukuran VaR Deposito Mudharabah BUS dan

UUS

(*dalam milyaran rupiah)

Keterangan 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan

Std. Deviasi σ 0.0666 0.0496 0.0672 0.0549

Ao (Exposure) 71,682 17,182 5,984 6,204

VaR (Mean)* 3,206.23 572.02 270.13 228.59

VaR (Zero)* -2,830.09 -555.96 -247.33 -194.30

VaR (Mean) % 0.045 0.033 0.045 0.037

VaR (Zero) % -0.039 -0.032 -0.041 -0.031

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

Dapat dilihat dari tabel perbandingan hasil perhitungan VaR antar

deposito mudharabah BUS dan USS selama kurun waktu 6 tahun terakhir

tingkat risiko deposito mana yang paling baik yang dimiliki BUS dan UUS

dan deposito mana yang paling besar memiliki risiko dalam hal investasi.

Page 100: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

86

Analisis perbandingan hasil pengukuran risiko antar deposito mudharabah

adalah sebagai berikut :

1) Dilihat dari hasil standar deviasi tiap deposito selama 6 tahun terakhir,

nilai yang terbesar terletak pada deposito 6 bulan yaitu sebesar 0,0672.

Nilai standar deviasi deposito mudharabah 6 bulan yang besar

menunjukkan bahwa pada deposito tersebut terdapat tingkat

perubahan yang tinggi dari segi return yang dihasilkan oleh deposito

tersebut. Jika dilihat pada data return deposito, deposito 6 bulan

memiliki sifat yang lebih fluktuatif dibandingkan dengan deposito

lainnya, hal ini juga dikarenakan besarnya minat nasabah untuk

berinvestasi pada deposito mudharabah 6 bulan maka dari itu lebih

banyak terjadi perubahan return yang ditawarkan oleh bank.

Sedangkan standar deviasi terendah terletak pada deposito 3 bulan

yaitu sebesar 0,0496 yang menandakan perubahan tingkat return yang

cenderung stabil dibandingkan dengan yang lainnya.

2) VaR (mean) deposito mudharabah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan dan 12

bulan masing-masing memiliki nilai sebesar 3.206,23; 572,02; 270,13

; dan 194,30 milyaran rupiah, sedangkan dalam bentuk persentase

nilai VaR (mean) sebesar 0,045; 0,032; 0,041; dan 0,031. Berdasarkan

pengukuran risiko VaR deposito mudharabah secara nominal,

deposito 1 bulan memiliki potensi risiko terbesar yaitu nilai maksimal

sebesar 3206,23 milyar rupiah dan potensi risiko terendah terdapat

pada deposito 12 bulan yaitu sebesar 194,30 milyar rupiah. Sama

halnya dengan nilai presentase VaR yang membandingkan antara

nominal risiko deposito dengan pembiayaan yang diberikan, dimana

potensi risiko pembiayaan yang tertinggi secara presentase terdapat

pada deposito mudharabah 1 bulan dan 6 bulan yaitu sebesar 0,045%

dan yang terendah terletak pada deposito mudharabah 12 bulan yaitu

sebesar 0,031%.

Page 101: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

87

3) VaR (zero) adalah potensi risiko kerugian terhadap zero (nol), dengan

artian lain merupakan besarnya potensi terjadinya risiko kerugian

yang dihitung pada saat pendapatan dititik nol atau tidak ada

pendapatan. Nilai VaR (zero) antar deposito mudharabah selama

tahun penelitian dalam milyaran rupiah adalah sebesar -2.830,09; -

555,96; -247,33; dan -194,30. Secara nominal potensi risiko terbesar

deposito mudharabah pada saat tidak ada pendapatan terdapat pada

deposito 1 bulan sebesar -2.830,09 milyar rupiah dan yang terendah

terdapat pada depsosito 12 bulan sebesar -194,30 milyar rupiah.

Berbeda pada nilai VaR (zero) dalam bentuk persentase potensi risiko

kerugian yang terbesar justru terletak pada deposito 6 bulan sebesar -

0,041% dan yang terendah terletak pada deposito 12 bulan yaitu

sebesar -0,031%.

4) Dari ketiga poin diatas dapat diketahui bahwa deposito 3 bulan

memiliki risiko paling rendah dan juga stabil, kemudian disusul oleh

deposito 12 bulan di peringkat kedua, selanjutnya deposito 6 bulan di

peringkat ketiga yang memiliki risiko lebih besar dari deposito 12

bulan. Adapun potensi risiko yang paling besar terdapat pada deposito

1 bulan.

2. Analisis Potensi Return Berdasarkan RAROC

Pendekatan RAROC dalam penelitian ini ingin mengetahui

seberapa besar risiko yang ditanggung oleh bank dari pembiayaan yang

sudah mereka salurkan kepada nasabah pembiayaan, hal ini penting bagi

pihak bank untuk mengetahui apakah dana yang mereka salurkan

menghasilkan laba atau bahkan menimbulkan kerugian yang nantinya jika

terjadi kerugian akan memangkas modal bank.

Nilai RAROC menunjukkan bahwa jika semakin besar Risk

Adjusted Return (RAR), maka semakin meningkat pula bobot dari

RAROC, artinya ini berbanding lurus. Sedangkan bila semakin besar Risk

Page 102: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

88

Adjusted Capital (RC) maka semakin menurun bobot RAROC, begitu juga

sebaliknya, artinya ini bersifat berbanding terbalik. Berikut ini hasil

perolehan data RAROC yang sudah diolah.

Tabel 4. 16

Hasil Pengukuran RAROC BUS dan UUS

(*dalam milyaran rupiah)

Keterangan 2011 2012 2013 2014 2015 2016

EL (Expected Loss)* 1,734 2,027 3,108 5,020 6,940 7,895

Net Profit (TR-TC)* 1,022 1,647 2,292 1,345 1,389 1,683

WL (Worst Case Loss)* 2,752 3,924 5,500 6,203 6,630 7264

RAR (NP-EL)* -713 -380 -816 -3,674 -5,552 -6,212

RC (WL-EL)* 1,017 1,896 2,392 1,183 -311 -631

RAROC (RAR/RC) -0.70 -0.20 -0.34 -3.10 17.87 9.85

Sumber : Statistik Perbankan Syariah data diolah menggunakan Ms. Excel

Berikut analisis terkait hasil perhitungan RAROC BUS dan UUS :

a. RAR (Risk Adjusted Return) menunjukkan adanya kesalahan strategi

yang digunakan untuk memempercepat pembayaran utang atau

penagihan dari debitur. Nilai RAR yang diperoleh selama periode 2011-

2016 sebesar -713, -380, -816, -3.674, -5.552 dan -6.212 milyaran rupiah.

Hasil RAR secara keseluruhan bernilai negatif dan mengalami penurunan

pada tahun 2011 ke tahun 2012, kemudian terus mengalami kenaikan dari

tahun 2012 hingga tahun 2016. Kenaikan paling signifikan terjadi pada

tahun 2014. Hal ini berarti terdapat risiko atau kerugian dimana total

keuntungan yang ada lebih kecil dari pada expected loss (rata-rata

kerugian). Ini juga mengindikasikan adanya kegagalan manajemen dalam

Page 103: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

89

mengelola risiko pembiayaan yang ada di BUS dan UUS. Nilai RAR

terbesar terjadi pada tahun 2016 sebesar -6.212 milyar rupiah dan terkecil

pada tahun 2012 sebesar -380 milyar rupiah.

b. RC (Risk capital) menunjukkan modal yang diperlukan untuk menutupi

kebutuhan apabila menghadapi suatu masalah karena risiko menjadi

kenyataan. RC (Risk capital) ini dipertimbangkan terhadap sesuatu yang

lebih buruk daripada pembayaran rata-rata kerugian (expected loss). Nilai

RC yang diperoleh dari hasil pengukuran dalam milyaran rupiah adalah

sebesar 1017, 1.896, 2.392, 1183, -311 dan -631 dalam milyaran rupiah

selama 6 tahun. Selama kurun waktu 2011-2014 nilai RC (Risk capital)

terus menerus menunjukkan angka positif. Ketika nilai RC (Risk Capital)

positif hal tersebut menunjukkan bahwa BUS memiliki cadangan modal

yang dapat menutupi kerugian bila suatu waktu risiko menjadi kenyataan.

Sedangkan nilai negatif pada RC mencerminkan adanya penaksiran atau

estimasi kerugian alokasi modal bank syariah terhadap risiko kredit atau

pembiayaan. Hasil analisis RC yang bernilai negatif menunjukkan bahwa

expected loss mengalami peningkatan selama periode tersebut. Artinya

modal BUS dan UUS yang sudah disesuaikan dengan besarnya risiko

mengalami potensi peningkatan risiko. Angka negatif Risk Capital terjadi

pada tahun 2015 dan 2016 sebesar -311 dan -631 dalam milyar rupiah .

c. Hasil pengukuran RAROC digunakan sebagai alat analisis dalam menilai

bobot bersih dari keuntungan (net profit) yang diperoleh dari kegiatan

usaha yang dilakukan oleh bank syariah. Bobot bersih dari keuntungan

yang dimaksud adalah nilai pendapatan yang telah disesuaikan apabila

kerugian yang telah di alokasikan benar-benar terjadi. Sehingga dalam

hal ini dapat diketahui net profit yang sebenarnya diperoleh oleh bank

syariah. Adapun pada penelititan ini hasil RAROC selama 6 tahun (2011-

2016) sebesar -0,70; -0,20; -0,34; -3,10; 17.87; dan 9.85 secara berturut-

turut. Nilai RAROC terbesar terjadi pada tahun 2015 yaitu 17,87 dan

yang terendah sebesar -3,10 yang terdapat pada tahun 2014. RAROC

yang bernilai negatif mengindikasikan adanya potensi kerugian karena

Page 104: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

90

nilai RAR yang negatif, dimana akan berdampak buruk pada BUS dan

UUS, apabila kerugian terealisasi maka kerugian tersebut akan

menggerus modal dari BUS dan UUS untuk menutupi kerugian tersebut.

Sedangkan RAROC yang bernilai positif seharusnya menunjukkan

adanya perbaikan kinerja bank sehingga bobot bersih pengembalian hasil

(return) yang disesuaikan dengan risiko mengalami peningkatan. Itu

berlaku jika hasil RAR dan RC bernilai positif juga. Dalam penelitian ini

RAR dan RC keduanya bernilai negatif, ini mengindikasikan adanya

kerugian karena nilai expected loss lebih besar daripada keuntungan

yang didapat dan modal tidak mampu menutupi kerugian tersebut.

3. Analisis Penulis Tentang Hasil Pengukuran Risiko Deposito

Mudharabah

Dari pembahasan di atas kita dapat disimpulkan bahwa akad

mudharabah adalah sesuatu yang sangat dianjurkan dalam Islam agar kita

dapat saling membantu dalam menanggung resiko usaha tentu yang sesuai

dengan syariah. Mudharabah termasuk salah satu jenis kerjasama, yang

saat ini memiliki banyak kendala dalam perkembangannya sehingga

shahibul mal/bank enggan memakai skema kontrak ini.

Sistem bagi hasil (mudharabah) merupakan landasan investasi dan

karakteristik umum operasional bank syariah dalam upanya menghindari

praktek ribawi. Tingginya risiko (high risk) dari calon pengelola

(mudharib) karena moral hazard dan kurangnya kesiapan sumber daya

manusia di perbankan syariah inilah di antara faktor yang menjadikan

komposisi penyaluran dana kepada masyarakat lebih banyak dalam bentuk

pembiayaan jual beli (murabahah) dibandingkan penyertaan modal

(mudharabah). Adanya batasan-batasan yang bisa dilakukan untuk

mengoptimalkan pembiayaan mudharabah ini antara lain; keharusan

adanya garansi (jaminan) atau anggunan berupa fixed asset dan

Page 105: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

91

menetapkan rasio maksimal bianya operasional serta pembagian

keuntungan berdasarkan proft and loss sharing.

Setelah melakukan pengukuran risiko dan return deposito

mudharabah BUS dan UUS selama kurun waktu 2011-2016 dengan

menggunakan metode VaR dan RAROC kemudian menjelaskan hasil dari

pengukuran risiko dan return yang diperoleh tersebut. Hal yang dilakukan

selanjutnya adalah membuat analisis mengenai hasil pengukuran dan

membahasnya melalui sudut pandang penulis.

Dari penjelasan sebelumnya telah dilakukan perbandingan risiko

antara deposito mudharabah 1 bulan. 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan.

Diketahui dari perbandingan tersebut bahwa risiko yang paling besar

terdapat pada deposito 6 bulan sebesar 0,067%, kemudian setelahnya

adalah deposito 1 bulan sebesar 0,066%, kemudian deposito 12 bulan

0,055%, dan risiko terendah adalah deposito 3 bulan sebesar 0,050%.

Risiko terendah yang terdapat pada deposito 3 bulan menunjukkan bahwa

perubahan imbal hasil yang ditawarkan BUS dan UUS pada deposito

tersebut lebih stabil.

Pada dasarnya nasabah cenderung memilih deposito jangka pendek

ketika kondisi perekonomian kurang baik, karena akan terjadi perubahan

terhadap equivalent rate yang ditawarkan bank syariah, sehingga nasabah

bisa memutuskan akan tetap berinvestasi pada deposito mudharabah bank

syariah atau beralih pada instrumen investasi lainnya. Pada penelitian ini

diketahui data deposito 6 bulan dilihat dari equivalent rate cenderung

mengalami ketidak stabilan dengan melakukan pergerakan return yang

sering berubah-ubah secara signifikan. Tetapi besaran dana yang

ditampung oleh bank syariah pada deposito 1 bulan lebih besar

dibandingkan dengan deposito berjangka lainnya dengan presentase

sebesar 70,8% dari seluruh total dana deposito mudharabah BUS dan

UUS. Hal ini menandakan perilaku hati-hati masyarakat dalam

berinvestasi, sehingga memilih jangka pendek.

Page 106: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

92

Dari segi VaR (zero) dimana angka positif menunjukkan terdapat

kerugian investasi deposito mudharabah di bank syariah, dikarenakan VaR

(mean) lebih besar dari rata-rata nilai expected return. Sedangkan nilai

VaR (zero) negatif menandakan terdapat potensi profitabilitas investasi

deposito mudharabah di bank syariah, dimana VaR (mean) lebih kecil dari

rata-rata nilai expected return. Dalam penelitian ini seluruh nilai VaR

(zero) menghasilkan nilai negatif, berarti investasi di BUS dan UUS

termasuk dalam kategori aman dan mengasilkan keuntungan.

Perhitungan menggunakan RAROC untuk mengetahui risiko bank

syariah dalam menyalurkan pembiayaan dan untuk mengetahui apakah

terdapat ancaman risiko yang akan menggerus modal bank. Dalam

penelitian ini bobot RAROC mencerminkan adanya ketidak efisienan dan

tingkat output yang kurang optimal disebabkan oleh rasio RAR lebih kecil

dari pada RC. Dalam pengukuran RAR mempertimbangkan selisih antara

rata-rata keuntungan dengan rata-rata kerugian (EL), estimasi yang muncul

dari variabel RAR dapat diartikan, jika nilai RAR positif dan signifikan

berarti terdapat profitabilitas dimana total keuntungan lebih besar dari total

kerugian. Jika nilai RAR negatif berarti terdapat risiko kerugian dimana

total keuntungan lebih kecil daripada rata-rata kerugian (EL).

Dalam penelitian ini nilai RAR menunjukkan angka negatif, dapat

diartikan bahwa terdapat potensi kerugian yang dialami oleh bank, nilai

RAR sempat menurun ditahun 2012 dan kembali meningkat signifikan di

tahun 2014 dan terus meningkat hingga tahun 2016. Peningkatan nilai

pada tahun tersebut disebabkan oleh krisis keuangan global yang berakibat

pada lesunya keuangan Indonesia dan berakibat pada menurunnya kinerja

perbankan syariah.

Dalam pengukuran RC merupakan selisih antara rata-rata kerugian

terburuk atau maksimum (WL) dengan rata-rata kerugian (EL).

Perhitungan RC dalam penelitian ini mencerminkan adanya penaksiran

atau estimasi kerugian alokasi modal bank syariah terhadap risiko

pembiayaan. Hasil analisis RC menunjukkan bahwa expected loss (rata-

Page 107: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

93

rata) NPF terus mengalami peningkatan selama periode 2011-2016.

Artinya modal BUS dan UUS yang sudah disesuaikan dengan besarnya

risiko mengalami potensi peningkatan kerugian.

Page 108: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

94

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas mengenai

risiko investasi deposito mudharabah setelah diukur menggunakan Value

at Risk (VaR) dan pengembalian hasil Bank Umum Syariah (BUS) dan

Unit Usaha Syariah (UUS) setelah diukur dengan pendekatan Risk

Adjusted Return on Capital (RAROC), dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Berdasarkan perhitungan Value at Risk (VaR) deposito yang memiliki

tingkat risiko terendah adalah deposito berjangka 3 bulan, dengan nilai

VaR (mean) sebesar 0.033% dan VaR (zero) sebesar -0.032%, disusul

dengan deposito 12 bulan nilai VaR (mean) sebesar 0,037% dan nilai

VaR (zero) sebesar -0,031%. Kemudian deposito 6 bulan VaR (mean)

sebesar 0,045% dan VaR (zero) sebesar -0,041%, dan deposito yang

memiliki tingkat risiko tertinggi adalah deposito 1 bulan dengan nilai

VaR (mean) sebesar 0.045% dan VaR (zero) sebesar -0.039%.

Diindikasikan bahwa investasi jangka pendek menggunakan deposito

mudharabah lebih berisiko dibandingkan dengan investasi jangka

panjang, hal ini ditandai dengan tingkat perubahan return bulanan

secara fluktuatif yang bersifat signifikan. Tetapi nasabah lebih memilih

investasi jangka pendek pada deposito muharabah ditandai dengan

jumlah dana deposito 1 bulan yang mencapai 70% dari seluruh total

dana deposito mudharabah yang dikelola bank syariah. Hal ini

menandakan perilaku kehati-hatian masyarakat dalam berinvestasi di

lembaga keuangan. Berinvestasi pada deposito mudharabah BUS dan

UUS cenderung aman dan menguntungkan.

2. Analisa Risk Adjusted Return on Capital (RAROC) menggambarkan

tingkat pendapatan yang diperoleh bank syariah yang telah disesuaikan

dengan risiko yang akan terjadi, hal tersebut menunjukkan pendapatan

Page 109: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

95

yang didapat bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS)

belum dapat menutupi kemungkinan potensi kerugian yang akan

terjadi. Hasil RAROC menunjukkan angka berikut tiap tahunnya -0,70;

-0,20, -0,34, -3,10, 17,87, dan 9,85. Nilai RAR menunjukkan angka

negatif secara keseluruhan yang menandakan risiko tersebut berpotensi

menggerus modal bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah

(UUS).

B. Saran

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan, beberapa saran yang penulis

berikan antara lain:

1. Pertama, agar bank syariah di Indonesia menggunakan sistem profit

sharing dalam mekanisme bagi hasilnya, untuk mengurangi risiko

yang akan ditanggung oleh bank dalam mengelola dananya, walaupun

akan berakibat pada kurangnya minat masyarakat dalam menggunakan

bank syariah, tapi hal tersebut lebih baik dilakukan untuk terciptanya

sistem keuangan murni syariah. Kedua, agar pihak bank

memperhatikan tingkat perubahan equivalent rate yang berimbas pada

return, agar lebih kompetitif dan stabil dengan lembaga keuangan

lainnya, terutama pada deposito jangka pendek sehingga nasabah tidak

berpindah ke lembaga lain. Juga terus meningkatkan kualitas

manajemen risiko sehingga dapat mengantisipasi segala risiko-risiko

yang akan muncul dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

2. Untuk nasabah dan masyarakat agar mencoba menggunakan metode

Value at Risk (VaR) dan Risk Adjusted Return on Capital sebelum

menginvestasikan dananya pada bank syariah, agar dapat diketahui

seberapa besar risiko investasi yang akan dihadapi dan dapat melihat

imbal hasil yang sudah disesuaikan denga risiko pada lembaga yang

ditempatkan dananya.

Page 110: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

96

3. Peneliti selanjutnya agar menggunakan metode penelitian lainnya yang

sesuai untuk melihat risiko yang ada pada produk-produk yang

terdapat pada bank syariah atau lembaga keuangan lainnya.

Page 111: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

97

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

A.Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Edisi ke-5.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013.

Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik Hingga

Kontemporer, Cet. Kedua. Jakarta : Granada Press, 2007.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah: Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan.

Jakarta: Bank Indonesia dan Tazkia Institut, 1999.

Aziz, Abdul. Manajemen Investasi Syari'ah. Bandung : Alfabeta, 2010

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2008.

Burhanuddin. S. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2010.

Huda, Nuril. Investasi pada Pasar Modal Syariah, ed. Revisi. Jakarta: Kencana,

2008.

Ismail, Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah, Edisi Pertama,

Cetakan ke-2. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Jorion, Philippe. Financial Risk Manager Handbook. New York: McGraw Hill,

2007.

Jorion, Philippe. Value at Risk: The New Benchmarking for Managing Financial

Risk. ed.3. New York: McGraw Hill, 2007.

Khan, Tariqullah dan Habib Ahmed. Manajemen Risiko Lembaga Keuangan

Syariah. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan

Ekonomi, Cet.2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004.

Mardalis. Metode Penelitian : Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi

Aksara, 2007.

Muhammad, Bank Syariah Problem dan Prospek Perkembangan di Indonesia.

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Page 112: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

98

Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam: Pendekatan Kuantitatif.

Jakarta : Rajawali Press, 2008

N. Idroes, Ferry. Manajemen Risiko Perbankan Syariah: Pemahaman Pendekatan

3 Pilar Kesepakatan Basel II Terkait Aplikasi Regulasi dan Pelaksanaannya

di Indonesia, Cet.ke-2. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011.

Rivai, Veithzal, dkk. Bank and Financial Instituation Management Conventional

and Sharia System, Edisi ke-1. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada, 2007.

Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid. Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Zikrul

Hakim, 2008.

Siahaan, Hinsa, Manajemen Risiko : Konsep, Kasus, dan Implementasi. Jakarta:

PT. Gramedia, 2007

Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi ke-5. Jakarta: Lembaga

Penerbit FEUI, 2005.

Sunaryo T. Manajemen Risiko Finansial. Jakarta: Salemba Empat, 2007

Suprayitno, Eko. Ekonomi Mikro Perspektif Islam. Malang: UIN-Malang Press,

2008

Umam, Khaerul, Manajemen Perbankan Syariah. Jakarta: Pustaka Setia, 2013

Wangsawidjaya, Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: Gramedia Pustaka, 2012

Winaryo, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews.

Edisi 3, Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2011

Yin, Robert K. Studi Kasus Design dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2008

Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2007

Page 113: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

99

JURNAL DAN SKRIPSI

Anggun Pratiwi, Watini. Analisa Value at Risk Pada Saham Syariah dan Non-

Syariah dengan Model EWMA dan GARCH (Studi Kasus pada BEI Periode

2009-2011). Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2012

Dorian, Lisa. Understansing Risk Mitigation. Industry Insight A Newsletter for

CAs in Industry. Publish by the Institute of Chartered Accountants of British

Columbia.Februari 2011.

Prabowo, Yudha. Analisis Risiko dan Pengembalian pada Perbankan Syariah:

Aplikasi Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah Mandiri. La_Riba

Jurnal Ekonomi Islam, Vol.III No. 1, Juli 2009

Rizal, Romi Agung. Analisis Rate of Return Risk Deposito Mudharabah pada

Bank Mega Syariah, Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2014.

WEBSITE

www.ojk.go.id

www.bi.go.id

Suryomurti, Wiku. Konsep Risiko dalam Islam. Artikel diakses pada tanggal 22

Maret 2016 dari http://www.wikusuryomurti.com/konsep-risiko-dalam-

islam/

Siregar, Mulya. BI Siap Keluarkan Aturan Manajemen Risiko Bank Syariah.

Artikel diakses pada 18 Maret 2016 dari

http://finance.detik.com/read/2011/09/18/110835/1724879/5/bi-siap-

keluarkan-aturan-manajemen-risiko-bank-syariah

Page 114: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Perhitungan VaR Deposito 1 Bulan

Page 115: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 116: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 117: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 2 : Perhitungan VaR Deposito 3 Bulan

Page 118: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 119: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 120: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 121: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 3 : Perhitungan VaR Deposito 6 Bulan

Page 122: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 123: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 124: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 125: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 4 : Perhitungan VaR Deposito 12 Bulan

Page 126: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 127: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 128: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 129: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 130: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 5 :Hasil Uji ADF-Test Deposito 1 Bulan

Page 131: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 6 : Hasil Uji ADF-Test Deposito 3 Bulan

Page 132: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 7 : Hasil Uji ADF-Test Deposito 6 Bulan

Page 133: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 8 : Hasil Uji ADF-Test Deposito 12 Bulan

Page 134: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 9 : Data Return Deposito Mudharabah BUS dan UUS

No Bulan/

Tahun

LN (Pt/ (Pt-1)) Deposito Mudharabah

1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 12 Bulan

1 Jan-11 - - - -

2 Feb-11 -0.14 -0.07 -0.02 -0.05

3 Mar-11 0.17 0.09 0.01 0.03

4 Apr-11 0.01 0.01 0.01 0.02

5 May-11 0.00 -0.01 -0.05 0.03

6 Jun-11 -0.01 0.02 0.07 -0.08

7 Jul-11 0.01 -0.02 -0.36 -0.01

8 Aug-11 -0.05 0.00 -0.09 0.01

9 Sep-11 0.17 0.32 0.49 0.12

10 Oct-11 0.05 0.02 -0.05 -0.06

11 Nov-11 -0.05 -0.05 -0.04 0.00

12 Dec-11 -0.03 -0.13 0.29 -0.09

13 Jan-12 -0.01 -0.04 -0.01 0.03

14 Feb-12 -0.03 -0.02 -0.27 0.18

15 Mar-12 -0.03 -0.04 0.03 -0.20

16 Apr-12 0.03 0.03 -0.09 -0.01

17 May-12 -0.01 -0.01 0.06 0.02

18 Jun-12 -0.02 -0.05 0.00 -0.01

19 Jul-12 -0.12 -0.13 -0.05 0.00

20 Aug-12 0.03 -0.02 -0.01 -0.03

21 Sep-12 -0.01 -0.02 0.00 0.00

22 Oct-12 0.02 0.02 0.06 -0.02

23 Nov-12 -0.04 0.02 0.01 0.00

24 Dec-12 0.03 0.03 0.01 0.02

25 Jan-13 -0.02 -0.02 -0.01 0.00

26 Feb-13 -0.08 0.01 -0.01 0.05

27 Mar-13 -0.16 -0.12 -0.04 -0.03

28 Apr-13 -0.34 -0.13 -0.09 -0.20

29 May-13 0.35 0.02 0.03 0.16

30 Jun-13 0.01 0.00 0.00 0.01

31 Jul-13 0.04 0.10 0.05 -0.07

32 Aug-13 0.01 0.01 0.01 0.00

33 Sep-13 -0.04 -0.11 -0.05 -0.01

34 Oct-13 0.02 0.00 0.00 0.01

35 Nov-13 -0.06 0.06 -0.02 -0.06

Page 135: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

36 Dec-13 0.36 -0.01 -0.12 -0.11

37 Jan-14 -0.21 0.16 0.11 0.22

38 Feb-14 -0.01 0.05 0.02 0.02

39 Mar-14 0.06 0.00 -0.09 -0.21

40 Apr-14 0.08 -0.03 0.07 0.31

41 May-14 0.17 0.19 0.19 0.05

42 Jun-14 0.03 0.02 0.00 0.05

43 Jul-14 -0.06 -0.08 -0.01 -0.06

44 Aug-14 0.14 0.18 0.08 0.06

45 Sep-14 0.03 0.01 0.06 0.02

46 Oct-14 0.07 0.08 0.07 0.02

47 Nov-14 -0.12 -0.12 -0.11 -0.08

48 Dec-14 0.04 0.04 0.04 0.04

49 Jan-15 -0.06 -0.04 -0.13 -0.07

50 Feb-15 0.03 0.03 0.06 0.03

51 Mar-15 0.00 0.00 0.01 0.00

52 Apr-15 -0.03 -0.02 -0.03 -0.02

53 May-15 0.04 0.04 0.08 0.02

54 Jun-15 -0.05 -0.06 -0.06 -0.06

55 Jul-15 0.00 0.00 -0.01 -0.02

56 Aug-15 -0.01 0.00 -0.03 -0.03

57 Sep-15 -0.02 -0.03 -0.02 0.02

58 Oct-15 -0.02 -0.01 -0.05 0.00

59 Nov-15 -0.01 -0.01 -0.02 0.01

60 Dec-15 0.04 0.04 0.03 0.04

61 Jan-16 -0.05 -0.04 -0.08 -0.03

62 Feb-16 -0.05 -0.07 -0.01 -0.02

63 Mar-16 -0.02 -0.03 0.01 -0.01

64 Apr-16 -0.01 -0.02 0.02 0.01

65 May-16 -0.05 -0.05 -0.07 -0.04

66 Jun-16 0.04 0.04 0.06 0.01

67 Jul-16 -0.05 -0.04 -0.07 -0.06

68 Aug-16 -0.02 -0.02 -0.01 -0.01

69 Sep-16 -0.01 -0.01 0.00 -0.01

70 Oct-16 -0.05 -0.03 -0.05 -0.08

71 Nov-16 0.06 0.06 0.09 0.07

72 Dec-16 0.01 -0.01 0.04 0.04

MEAN -0.02% -0.02% -0.08% -0.28%

Page 136: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 10 : Data NPF Deposito Mudharabah BUS dan UUS

No Bulan/Tahun Jumlah

NPF

Persentase

NPF

1 Jan-11 2288 3.28

2 Feb-11 2615 3.66

3 Mar-11 2675 3.6

4 Apr-11 2869 3.79

5 May-11 2955 3.76

6 Jun-11 2937 3.55

7 Jul-11 3168 3.75

8 Aug-11 3198 3.53

9 Sep-11 3253 3.5

10 Oct-11 3102 3.11

11 Nov-11 2725 2.74

12 Dec-11 2588 2.52

13 Jan-12 2722 2.68

14 Feb-12 2930 2.82

15 Mar-12 3011 2.76

16 Apr-12 3098 2.85

17 May-12 3304 2.93

18 Jun-12 3384 2.88

19 Jul-12 3533 2.92

20 Aug-12 3468 2.78

21 Sep-12 3575 2.74

22 Oct-12 3499 2.58

23 Nov-12 3506 2.5

24 Dec-12 3269 2.22

25 Jan-13 3725 2.49

26 Feb-13 4197 2.72

27 Mar-13 4434 2.75

28 Apr-13 4664 2.85

29 May-13 4883 2.92

30 Jun-13 4518 2.64

31 Jul-13 4798 2.75

32 Aug-13 5249 3.01

33 Sep-13 4962 2.8

34 Oct-13 5302 2.96

35 Nov-13 5561 3.08

36 Dec-13 4828 2.62

Page 137: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

37 Jan-14 5455 3.01

38 Feb-14 6425 3.53

39 Mar-14 5953 3.22

40 Apr-14 6554 3.49

41 May-14 7624 4.02

42 Jun-14 7542 3.9

43 Jul-14 8354 4.3

44 Aug-14 8890 4.58

45 Sep-14 9175 4.67

46 Oct-14 9341 4.75

47 Nov-14 9641 4.86

48 Dec-14 8632 4.33

49 Jan-15 9608 4.87

50 Feb-15 10081 5.10

51 Mar-15 9650 4.81

52 Apr-15 9312 4.62

53 May-15 9707 4.76

54 Jun-15 9755 4.73

55 Jul-15 10010 4.89

56 Aug-15 10007 4.86

57 Sep-15 9851 4.73

58 Oct-15 9852 4.74

59 Nov-15 9752 4.66

60 Dec-15 9248 4.34

61 Jan-16 10264 4.86

62 Feb-16 10477 4.95

63 Mar-16 10439 4.89

64 Apr-16 10439 4.89

65 May-16 12072 5.54

66 Jun-16 11228 5.05

67 Jul-16 10580 4.81

68 Aug-16 10899 4.94

69 Sep-16 10139 4.31

70 Oct-16 10423 4.40

71 Nov-16 10312 4.29

72 Dec-16 10298 4.15

Page 138: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 11 : Tabel Net Profit

No Tanggal Total Revenue Total Cost

Laba/Rugi

Sebelum

Pajak

1 Jan-11 1,146 965 181

2 Feb-11 2,144 1,854 289

3 Mar-11 3,369 2,888 481

4 Apr-11 4,565 3,941 623

5 May-11 5,723 4,960 762

6 Jun-11 6,930 5,998 931

7 Jul-11 8,149 7,035 1,113

8 Aug-11 9,395 8,131 1,263

9 Sep-11 10,728 9,290 1,437

10 Oct-11 12,075 10,488 1,587

11 Nov-11 13,613 11,803 1,809

12 Dec-11 15,412 13,375 1,786

13 Jan-12 1,704 1,540 163

14 Feb-12 2,654 2,223 432

15 Mar-12 3,968 3,297 671

16 Apr-12 5,240 4,366 873

17 May-12 6,670 5,453 1,217

18 Jun-12 8,071 6,554 1,516

19 Jul-12 9,453 7,670 1,783

20 Aug-12 10,885 8,835 2,049

21 Sep-12 12,361 9,993 2,367

22 Oct-12 13,967 11,248 2,719

23 Nov-12 15,598 12,591 3,007

24 Dec-12 17,613 14,190 2,971

25 Jan-13 1,713 1,307 405

26 Feb-13 3,411 2,665 746

27 Mar-13 5,431 4,238 1,192

28 Apr-13 7,347 5,803 1,544

29 May-13 9,077 7,309 1,768

30 Jun-13 11,583 9,411 2,171

31 Jul-13 13,830 11,369 2,461

32 Aug-13 16,964 14,138 2,826

33 Sep-13 19,527 16,279 3,247

34 Oct-13 22,046 18,579 3,466

35 Nov-13 24,422 20,549 3,871

36 Dec-13 27,207 22,843 3,808

Page 139: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

37 Jan-14 2,420 2,102 318

38 Feb-14 5,305 4,745 560

39 Mar-14 7,888 7,483 947

40 Apr-14 10,583 9,374 1,208

41 May-14 10,549 9,382 1,167

42 Jun-14 11,772 10,386 1,386

43 Jul-14 12,900 11,393 1,507

44 Aug-14 15,219 13,689 1,530

45 Sep-14 16,306 14,503 1,803

46 Oct-14 19,178 17,545 1,633

47 Nov-14 22,319 20,283 2,036

48 Dec-14 24,712 22,663 2,049

49 Jan-15 2,335 1,715 252

50 Feb-15 4,248 3,155 473

51 Mar-15 7,154 5,660 747

52 Apr-15 10,627 8,713 961

53 May-15 12,838 10,420 1,210

54 Jun-15 13,685 11,053 1,194

55 Jul-15 16,245 13,161 1,425

56 Aug-15 18,147 14,629 1,620

57 Sep-15 19,382 15,287 1,944

58 Oct-15 21,297 16,717 2,163

59 Nov-15 24,703 19,617 2,375

60 Dec-15 27,267 22,011 2,301

61 Jan-16 3,695 3,372 311

62 Feb-16 4,729 4,116 595

63 Mar-16 7,552 6,611 923

64 Apr-16 9,800 8,704 1,072

65 May-16 12,616 11,770 851

66 Jun-16 15,550 13,909 1,649

67 Jul-16 18,172 16,361 1,841

68 Aug-16 20,537 18,640 1,944

69 Sep-16 23,563 21,240 2,365

70 Oct-16 27,407 24,964 2,498

71 Nov-16 30,330 27,188 3,194

72 Dec-16 32,114 29,308 2,949

Rata-

rata 12,599 10,765 1,563

Page 140: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 12 : Tabel Expected Loss

No Periode Kurang

Lancar Diragukan Macet Expected

Loss

1 Jan-11 120 181 1,130 1,430

2 Feb-11 153 191 1,213 1,557

3 Mar-11 160 180 1,252 1,591

4 Apr-11 161 210 1,377 1,747

5 May-11 158 212 1,480 1,850

6 Jun-11 155 198 1,510 1,863

7 Jul-11 167 232 1,589 1,988

8 Aug-11 162 233 1,655 2,049

9 Sep-11 221 174 1,432 1,827

10 Oct-11 205 140 1,368 1,713

11 Nov-11 158 155 1,361 1,674

12 Dec-11 161 149 1,216 1,526

13 Jan-12 147 244 1,252 1,643

14 Feb-12 121 370 1,384 1,874

15 Mar-12 126 373 1,424 1,923

16 Apr-12 136 303 1,586 2,025

17 May-12 146 305 1,721 2,172

18 Jun-12 188 278 1,579 2,044

19 Jul-12 201 299 1,596 2,096

20 Aug-12 196 296 1,569 2,061

21 Sep-12 198 369 1,519 2,086

22 Oct-12 183 384 1,515 2,081

23 Nov-12 173 370 1,615 2,157

24 Dec-12 147 268 1,753 2,168

25 Jan-13 191 298 1,857 2,346

26 Feb-13 203 358 2,127 2,688

27 Mar-13 203 314 2,450 2,967

28 Apr-13 221 357 2,478 3,055

29 May-13 249 370 2,480 3,099

30 Jun-13 208 365 2,403 2,976

31 Jul-13 247 406 2,339 2,992

32 Aug-13 284 401 2,554 3,239

33 Sep-13 224 450 2,569 3,243

34 Oct-13 218 463 2,924 3,605

35 Nov-13 213 570 3,000 3,783

36 Dec-13 203 370 2,735 3,307

Page 141: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

37 Jan-14 262 381 2,948 3,590

38 Feb-14 312 549 3,249 4,110

39 Mar-14 264 398 3,395 4,057

40 Apr-14 306 518 3,480 4,303

41 May-14 399 623 3,718 4,740

42 Jun-14 385 644 3,688 4,717

43 Jul-14 455 719 3,882 5,056

44 Aug-14 422 931 4,218 5,570

45 Sep-14 394 1,226 4,095 5,715

46 Oct-14 419 867 4,812 6,098

47 Nov-14 392 834 5,363 6,589

48 Dec-14 370 855 4,465 5,690

49 Jan-15 411 944 5,173 6,528

50 Feb-15 428 979 5,466 6,872

51 Mar-15 413 976 5,133 6,522

52 Apr-15 400 851 5,112 6,363

53 May-15 452 872 5,166 6,490

54 Jun-15 438 726 5,601 6,765

55 Jul-15 393 927 5,754 7,074

56 Aug-15 366 950 5,884 7,200

57 Sep-15 337 805 6,207 7,349

58 Oct-15 334 535 6,825 7,693

59 Nov-15 356 481 6,634 7,471

60 Dec-15 363 462 6,132 6,957

61 Jan-16 448 498 6553 7,499

62 Feb-16 423 609 6717 7,749

63 Mar-16 430 652 6537 7,618

64 Apr-16 429 607 6789 7,824

65 May-16 544 700 7267 8,511

66 Jun-16 470 642 7030 8,142

67 Jul-16 357 682 7058 8,097

68 Aug-16 398 776 6915 8,089

69 Sep-16 333 653 6831 7,817

70 Oct-16 366 566 7065 7,997

71 Nov-16 301 732 7062 8,094

72 Dec-16 452 663 6187 7,302

Page 142: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 13 : Perhitungan Worst Case Loss

Page 143: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 144: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 145: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …
Page 146: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

Lampiran 14 : Hasil Worst Case Loss

No Periode Total

Pembiayaan Worst Case Loss

1 Jan-11 69,724 2,259

2 Feb-11 71,449 2,315

3 Mar-11 74,253 2,405

4 Apr-11 75,726 2,453

5 May-11 78,619 2,547

6 Jun-11 82,616 2,676

7 Jul-11 84,556 2,739

8 Aug-11 90,540 2,933

9 Sep-11 92,839 3,008

10 Oct-11 96,805 3,136

11 Nov-11 99,427 3,221

12 Dec-11 102,655 3,326

13 Jan-12 101,689 3,294

14 Feb-12 103,713 3,360

15 Mar-12 109,116 3,535

16 Apr-12 108,767 3,524

17 May-12 112,844 3,656

18 Jun-12 117,592 3,810

19 Jul-12 120,910 3,917

20 Aug-12 124,946 4,048

21 Sep-12 130,357 4,223

22 Oct-12 135,581 4,392

23 Nov-12 140,318 4,546

24 Dec-12 147,505 4,779

25 Jan-13 149,672 4,849

26 Feb-13 154,072 4,991

27 Mar-13 161,080 5,218

28 Apr-13 163,407 5,294

29 May-13 167,259 5,419

30 Jun-13 171,227 5,547

31 Jul-13 174,486 5,653

32 Aug-13 174,537 5,654

33 Sep-13 177,320 5,744

34 Oct-13 179,284 5,808

35 Nov-13 180,830 5,858

36 Dec-13 184,120 5,965

Page 147: ANALISIS POTENSI RISIKO DAN PENGEMBALIAN HASIL …

37 Jan-14 181,398 5,877

38 Feb-14 181,772 5,889

39 Mar-14 184,964 5,992

40 Apr-14 187,885 6,087

41 May-14 189,690 6,145

42 Jun-14 193,136 6,257

43 Jul-14 194,079 6,287

44 Aug-14 193,983 6,284

45 Sep-14 196,563 6,368

46 Oct-14 196,491 6,366

47 Nov-14 198,376 6,427

48 Dec-14 199,330 6,457

49 Jan-15 197,279 6,391

50 Feb-15 197,543 6,400

51 Mar-15 200,712 6,502

52 Apr-15 201,526 6,529

53 May-15 203,894 6,605

54 Jun-15 206,056 6,675

55 Jul-15 204,843 6,636

56 Aug-15 205,874 6,669

57 Sep-15 208,143 6,743

58 Oct-15 207,768 6,731

59 Nov-15 209,124 6,775

60 Dec-15 212,996 6,900

61 Jan-16 211221 6843

62 Feb-16 211571 6854

63 Mar-16 213482 6916

64 Apr-16 213482 6916

65 May-16 217858 7058

66 Jun-16 222175 7198

67 Jul-16 220143 7132

68 Aug-16 220452 7142

69 Sep-16 235005 7613

70 Oct-16 237024 7679

71 Nov-16 240381 7787

72 Dec-16 248007 8034


Recommended