+ All Categories
Home > Documents > Askep Distosia Dan Obstetri

Askep Distosia Dan Obstetri

Date post: 07-Jul-2018
Category:
Upload: rafli-fuadi
View: 237 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 52

Transcript
  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    1/52

    MAKALAH

    KOMPLIKASI PERSALINAN ASKEP DISTOSIA DAN KEDARURATAN

    OBSTETRIK 

    Guna untuk memenuhi tugas Sistem Reproduksi

    Dosen Pengampu : Eko Mardiyaningsih, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat

    Disusun oleh Kelompok 12 :

    1 Noo! Anis"# $%1%112#%&'(

    2 O)*#+i# Nu! Aini , $%1%112#%'&(

    - Pu*!i Ah#.i"#h $%1%112#%'/(

    0 Si*i Ais#h $%1%112#%&(

    ,i3ik ,i4#"#n*i $%1%112#1%(

    PRO5RAM STUDI ILMU KEPERA,ATAN

    STIKES N5UDI ,ALU6O

    UN5ARAN

    2%10

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    2/52

    BAB I

    KONSEP DASAR 

    A De7enisi

    Distosia adalah persalinan yang sulit yang ditandi dengan adanya

    hambatan kemajuan dalam persalinan.

    Distosia di deinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau

    abnormal, yang timbul akibat sebagai kondisi yang berhubungan dengan berbagai

    ma!am keadaan.

    Distosia adalah kelambatan atau kesulitan persalinan disebabkan kelainan

    his, letak dan bentuk janin, serta kelainan jalan lahir.

    B Kl#si7ik#si

    1Dis*osi# kel#in#n his

    #( Ine!si# u*e!i

    "nersia uteri adalah kelainan his yang kekuatannya tidak adekuat

    untuk melakukan pembukaan ser#iks atau mendorong janin keluar. "nersia

    uteri dibagi menjadi $ :

    # "nersia uteri primer : terjadi pada a%al ase laten

    8 "nersia uteri sekunder : terjadi pada ase akti

    $1( E*iolo9i :

    Multipara, kelainan letak janin, disproporsi sealo#el#ik,

    kehamilan ganda, hidramnion, utrus bikornis unikolis.

    $2( Komplik#si

    # "nersia uteri dapat menyebabkan kematian atau kesakitan

    8 Kemugkinan ineksi bertambah dan juga meningkatnya kematian

     perinatal.

    ) Kehabisan tenaga ibu dan dehidrasi : tanda&tandanya denyut nadi

    naik, suhu meninggi, asetonuria, napas !epat, meteorismus, dan

    turgor berkurang

    $-( #k*o! p!e.isposisi

    'nemia, hidromanion, grande multipara, primipara, pasien

    dengan emosi kurang baik.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    3/52

    $0( Pen#*#l#ks#n##n

    "nesri primer, perbaiki K( pasien. Rujuk ke RS jika Kala " akti 

    lebih dari )$ jam pada multipara atau prmipara. *erikan sedati lalu nilai

    kembali pembukaan ser#iks setelah )$ jam. Pe!ahkan ketuban dan beri

    inus oksitosin bila tidak ada his.

    "nersi sekunder, pastikan tidak ada disproporsi sealopel#ik,

    rujuk ke RS bila persalinan kala " akti lebih dari )$ jam baik multi

    maupun primipara. Pe!ahkan ketuban dan berikan inus oksitosin +

    satuan dalam larutan glukosa + se!ara inus "- dengan ke!epatan )$

    tetes per menit. etesan dapat dinaikan perlahan&lahan sampai +/ tetes

     per menit.

    8( In)o!.in#*e u*e!in# #)*ion

    "n!oordinate uterina a!tion yaitu kelainan his pada persalinan

     berupa perubahan siat his, yaitu meningkatnya tonus otot uterus, di dalam

    dan di luar his, serta tidak ada kordinasi antara kontraksi bagian atas,

    tengah, dan ba%ah, sehingga his tidak eisien mengadakan pembukaan

    ser#iks.

    $1( E*iolo9i :

    Pemberian oksitoksin yang berlebihan atau ketuban pe!ah lama

    yang disertai ineksi.

    $2( Komplik#si

    0ipoksia janin karena gangguan sirkulasi uteroplasenter 

    $-( Pen#*#l#ks#n##n

    Dilakukan pengobatan simtomatis karena belum ada obat untuk 

    memperbaiki koordinasi ungsional antara bagian 1 bagian uterus. *ila

    terjadi lingkaran konstriksi pada kala " , lakukan seksio sesar 

    2Dis*osi# kel#in#n le*#k 

    #( Posisi oksipi*#lis pos*e!io! pe!sis*en

    Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun

    melalui P'P dengan sutura sagitalis melintang atau miring, sehingga ubun&

    ubun ke!il dapat berada di kiri melintang, kanan melintang, kiri depan,

    kanan depan, kiri belakang atau kanan depan. Dalam keadaan leksi bagian

    kepala yang pertama men!apai dasar panggul ialah oksiput. Pada kurang

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    4/52

    dari )/ keadaan, kadang&kadang ubun&ubun ke!il tidak berputar kedepan,

    sehingga tetap di belakang.

    $1( E*iolo9i

    'danya usaha penyesuaian kepala terhadap bentuk ukuran

     panggul, otot&otot panggul yang sudah lembek pada multipara atau

    kepala janin yang ke!il dan bulat, sehingga tidak ada paksaan pada

     belakang kepala janin untuk memutar ke depan.

    $2( Kompolik#si

    Ma!et tidak bisa lahir harus di S!

    $-( Mek#nisme pe!s#lin#n

    Kepala janin akan lahir dalam keadaan muka diba%ah simisis

     pubis. Kelahiran janin dengan ubun&ubun ke!il di belakang

    menyebabkan regangan besar pada #agina dan perineum yang diikuti

     bagian kepala janin yang lain.

    $0( P!o9nosis

    Persalinan pada umumnya berlansung lebih lama, kemungkinan

    kerusakan jalan lahir lebih besar, sedangkan kematian perinatal lebih

    tinggi.

    $( Pen#n9#n#n

    Persalinan perlu penga%asan yang seksama dengan harapan

    terjadinya persalinan spontan. Ekstraksi !unam pada persalinan letak 

     belakang kepala akan lebih mudah jika ubun&ubun ke!il berada didepan,

    maka perlu diusahakan ubun&ubun diputar kedepan. 2ika dalam keadaan

     janin posisi letak rendah maka dapat dilakukan ekstraksi #akum.

    8( P!esen*#si pun)#k kep#l#

    Presentasi pun!ak kepala adalah kelainan akibat deleksi ringan

    kepala janin ketika memasuki ruang panggul sehingga ubun&ubun besar 

    merupakan bagian terendah.

    $1( Pen#*#l#ks#n##n

    Pasien dapat melahirkan spontan per#aginaan

    $2( Komplik#si

    $#( Pada ibu

    Pada ibu dapat terjadi partus yang lama atau robekan jalan

    lahir yang lebih luas, selain itu karena partus lama dan molage hebat.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    5/52

    3b4 Pada bayi

    Mortalitas anak agak tinggi 354. Pada ibu dapat terjadi partus

    yang lama atau robekan jalan lahir yang lebih luas. Selain itu karena

     partus lama dan moulage hebat, maka mortalitas anak agak tinggi

    354 3Mo!htar, $//$4.

    )( P!esen*#si Muk#

    Keadaan dimana kepala dalam kedudukan deleksi maksimal,

    sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka yang merupakan

    terendah menghadap ke ba%ah.

    $1( Di#9nosis

    ubuh janin berada dalam keadaan ekstensi, sehingga pada

     pemeriksaan luar dada akan teraba seperti punggun

    $2( E*iolo9i :

    #( Deleksi kepala

    8( Panggul sempit dan janin besar 

    )( Multiparitas dan perut gantung

    .( Kelainan janin seperti : anensealus dan tumor dileher.

    $-( Komplik#si

    Komplikasi yang dapat terjadi pada presentasi muka, meliputi:

    $#( Prolapsus tali pusat.

    $8( 6bstruksi persalinan, karena:

    i Muka tidak berbentuk dan oleh karena 7PD yang tidak dapat

    ditangani.

    ii Presentasi muka posterior presisten mengakibatkan obstruksi

     persalinan

    3!4 Kelahiran operasi mungkin dibutuhkan.

    3d4 rauma perineum berat dapat terjadi karena, meskipun diameter sub

    mento bregmatik hanya 5,+ !m, sub mento #ertikal )),+ !m akan

    memperlebar #agina dan perineum. *entuk tengkorak etus abnormal

    disebabkan perdarahan intrakranial.

    3e4 Muka memar dan oedem.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    6/52

    $0( #k*o! p!e.isposisi

    Multipara, perut gantung.

    $( P!o9nosis

    Pada umumnya berlansung tanpa kesulitan, tetapi kesulitan

     persalinan dapat terjadi karena adanya panggul sempit dan janin besar,

    letak belakang kepala, muka tidak dapat melakukan dilatasi ser#iks

    se!ara sempurna dan bagian terendah harus turun sampai dasar panggul

    sebelum ukuran terbesar kepala mele%ati P'P. 'ngka kematian perinatal

     pada presentasi muka adalah $,+&+.

    $&( Pen#n9#n#n

    Pemeriksaan yang teliti perlu dilakukan guna menentukan adanya

    disproporsi sealoel#ik. Dalam beberapa keadaan dapat diubah presentai

    muka menjadi presentai belakang kepala dengan !ara memasukan tangan

     penolong ke dalam #agina, kemudian menekan muka pada daerah mulut

    dan dagu ke atas.

    .( P!esen*#si .#hi

    Keadaan di mana kedudukan kepala berada di antara leksi

    maksimal dan deleksi maksimal, sehingga dahi merupakan bagian

    terendah, namun pada umumnya keadaan ini hanya bersiat sementara dan

    sebagian besar akan berubah menjadi presentasi muka.

    $1( Di#9nosis

    Di !urigai bila kepala janin tidak dapat turun ke dalam rongga

     panggul. Pada pemeriksaan dalam sutura rontalis teraba, ubun&ubun

     besar, pangkal hidung dan lingkaran orbita, namun mulut dan dagu tidak 

    dapat teraba. D22 jauh lebih jelas di dengar pada bagian dada.

    $2( E*iolo9i

    #( Deleksi kepala

    8( Panggul sempit dan janin besar 

    )( Multiparitas dan perut gantung

    .( Kelainan janin seperti : anensealus dan tumor dileher.

    $-( Komplik#si

    $#( "bu : Partus lama dan lebih sulit, bisa terjadi robekan yang hebat dan

    ruptur uteri.

    $8( 'nak : Mortalitas janin tinggi

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    7/52

    $0( P!o9nosis

    2anin yang ke!il masih dapat lahir spontan, tetapi janin dengan

     berat dan besar normal tidak dapat lahir spontan per #ainam, hal ini

    karena kepala turun melalui P'P dengan sirkumerensia

    maksilloparietalis yang lebih besar dari pada lingkaran P'P.

    $( Pen#*#l#ks#n##n

    Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal,

    tidak akan dapat lahir spontan per #aginam, sehingga harus dilahirkan

    dengan seksio sesarea. 2ika janin ke!il dan panggul yang luas dengan

     presentasi dahi akan lebih mungkin lahir se!ara normal

    e( Le*#k sun9s#n9

    8etak sungsang adalah janin terletak memanjang dengan kepala di

    undus uteri dan bokong diba%ah bagian !a#um uteri.

    $1( E*iolo9i

    Multiparitas, prematuritas, kehamilan ganda, hidramnion,

    hidroseallus, anensealus, plasenta pre#ia, panggul sempit, kelainan

    uterus dan kelainan bentuk uterus, implantasi plasenta di kornu undus

    uteri.

    $2( P!o9nosis

    'ngka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi

    dinamding dengan letak kepala.

    $-( Komplik#si

    Komplikasi persalinan letak sungsang dapat dibagi sebagai

     berikut :

    $#( Komplikasi pada ibu

    $8( rias komplikasi ibu : perdarahan, robekan jalan lahir, dan ineksi

    $)( Komplikasi pada bayi

    $0( Pen#*#l#ks#n##n

    8akukan #ersi luar pada umur kehamilan 9 1 9; minggubila

    syarat #ersi luar terpenuhi. *ila pada persalinan masih letak sungsang ,

    singkirkan indikasi seksio sesar. 8ahirkan janin dengan prasat bra!ht.

    7( Le*#k lin*#n9

    8etak lintang ialah keadaan sumbu memanjang janin kira&kira tegak 

    lurus dengan sumbu memanjang tubuh. *ila sumbu memanjang tersebut

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    8/52

    membentuk sudut lan!ip, disebut letak oblik, yang biasanya karena

    kemudian akan berubah menjadi posisi longitudinal pada persalinan.

    $1( E*iolo9i

    Relaksasi berlebih dinding abdomen akibat multiparitas uterus

    abnormal, panggul sempit, tumor daerah panggul, pendulum dari

    dinding abdomen, plasenta pre#ia, insersi plasenta di undus, bayi

     prematur, hidramnion, kehamilan ganda.

    $2( Di#9nosis

    $#( Pemeriksaan luar : uterus lebih melebar dn undus uteri lebih rendah,

    tidak sesuai dengan umur kehamilan.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    9/52

    dia%asi sampai pembukaan ser#iks lengkap kemudian dilakukan #ersi

    ekstraksi.

    Pada letak kintang kasep, bila janin masih hidup, segera lakukan

    seksio sesarea. *ila janin sudah mati lahirkan per#aginam dengan

    dekapitasi.

    9( P!esen*#si 9#n.#

    Presentasi ialah keadaan di mana di samping kepala janin di dalam

    rongga panggul dijumpai tangan, lengan atau kaki, atau keadaan di mana di

    samping bokong janin di jumpai tangan. Presentasi ganda jarang ditemukan

    yang paling sering diantaranya ialah adanya tangan atau lengan di samping

    kepala.

    'pabila pada presentasi ganda ditemukan prolapsus unikuli, maka

     penanganan bergantung pada kondisi janin dan pembukaan ser#iks. *ila

     janin baik dan pembukaan belum lengkap sebaiknya dilakukan seksio

    sesarea. Dalam keadaan janin sudah meninggal, diusahakan untuk 

     persalinan spontan, sedangkan tindakan untuk memper!epat persalinan

    hanya dilakukan atas indikasi ibu.

    -Dis*osi# kel#in#n 8en*uk 4#nin

    #( Pe!*um8uh#n 4#nin "#n9 8e!le8ih#n

    *erat neonatus pada umumnya > /// gram dan jarang melebihi

    +/// gram. ?ang dinamakan bayi besar ialah berat janin @ /// gram. Pada

     panggul normal, janin dengan ** ///&+/// gram pada umumnya tidak 

    mengalami kesulitan dalam melahirkannya. Pada janin besar aktor 

    keturunan memegang peranan penting, selain itu kehamilan dengan Dm,

    grande multipara, pola makan ibu hamil dan bertambah besarnya janin

    masih diragukan.

    $1( Di#9nosis

    (ntuk menentukan besarnya janin se!ara klinis kadang sulit,

    namun adanya janin besar terdeteksi setelah tidak adanya kemajuan

     persalinan pada panggul normal dan his yang kuat, dan perlu

     pemeriksaan untuk menentukan apakah terdapat disproporsi

    sealopel#ik.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    10/52

    $2( P!o9nosis

    Pada panggul normal, janin dengan berat badan kurang dari +//

    gram pada umumnya tidak menimbulkan kesukaran persalinan.

    Kesukaran dapat terjadi akibat kepala yang besar, karena bahu yang

    lebar sehingga sulit mele%ati P'P. 2ika kepala janin telah dilahirkan dan

     bagian&bagian lain belum lahir akibat besarnya bahu dapat

    mengakibatkan asiksia.

    $-( Pen#*#l#ks#n##n

    Pada proporsi sealopel#ik karena janin besar, S7 perlu

    dipertimbangkan. Kesulitan melahirkan bahu tidak selalu dapat diduga

    sebelumnya. Episiotomi dilakukan apabila kepala telah lahir dan bahu

    sulit untuk dilahirkan. Pada keadaan janin telah meninggal sebelum bahu

    dilahirkan, dapat dilakukan klieidotomi pada satu atau kedua kla#ikula

    untuk mengurangi kemungkinan perlukaan jalan lahir.

    8( Hi.!ose7#lus

    0idrosealus ialah keadaan terjadinya penimbunan !airan

    serebrospinal dalam #entrikel otak, sehingga kepala menjadi besar serta

    terjadi pelebaran sutura&sutura dan ubun&ubun. 7airan yang tertimbun

    dalam #entrikel antara +// sampai )+// ml, akan tetapi kadang&kadang

    men!apai + liter. 0idrosealus sering disertai dengan spina biida.

    0idrosealus akan selalu menyebabkan disproporsi sealopel#ik 

    $1( Di#9nosis

    Pada palpasi ditemukan kepala jauh lebih besar dari biasanya

    serta menonjol di atas simisis. Kepala janin yang terlalu besar dan tidak 

    dapat masuk ke dalam panggul, D22 terdengar jelas pada tempat yang

    lebih tinggi. Pemeriksaan dalam teraba sutura dan ubun&ubun melebar 

    dan tegang. Sedangkan tulang kepala tipis dan mudah ditekan.

    Pemeriksaan rontgenologik menunjukan kepala janin lebih besar, dengan

    tulang&tulang yang sangat tipis. (ntuk menghindari kesalahan pada

     pemeriksaan rontgenologik harus diperhatikan beberapa hal :

    3a4 Muka janin sangat ke!il di bandingkan tengkorak 

    3b4 Kepala bentuk bulat, berbeda dengan kepala biasa yang berbentuk 

    o#oid

    3!4 *ayangan tulang kepala sangat tipis

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    11/52

    (ntuk menghilangkan keragu&raguan pemeriksaan dapat dibantu

    dengan pemeriksaan ultrasonik=MR". Kemungkinan hidrosealus

    dipikirkan apabilaA

    3a4 Kepala janin tidak masuk kedalam panggul, pada persalinan

    dengan panggul normal dan his yang kuat.

    3b4 Kepala janin teraba sebagai benda besar di atas simisis

    $2( P!o9nosis

    'pabila tidak segera dilakukan pertolongan, bahaya rupture uteri

    akan mengan!am penderita. Rupture uteri hidrosealus dapat terjadi

    sebelum pembukaan ser#iks menjadi lengkap, karena tengkorak yang

     besar ikut meregangkan segmen ba%ah uterus.

    $-( Pen#*#l#ks#n##n

    Persalinan perlu penga%asan se!ara seksama, karena

    kemugkinan bahaya ruptur uteri selalu mengan!am. Pada hidrosealus

    yang nyata, kepala janin harus dike!ilkan pada permulaan persalinan.

    Pada pembukaan 9 7S< dikeluarkan dengan !ara pungsi kepala. *ila

     janin dalam letak sungsang, pengeluaran 7S< melalui oramen

    oksipitalis magnum atau sutura temporali

    )( P!ol#ps 7unikuli

    Prolaps unikuli ialah keadaan di mana tali pusat berada di samping

    atau mele%ati bagian terendah janin di dalam jalan lahir setelah ketuban

     pe!ah.

    $1( E*iolo9i

    Keadaan&keadaan yang menyebabkan prolaps unikuli seperti

    gangguan adaptasi bagian ba%ah janin, sehingga P'P tidak tertutup oleh

     bagian ba%ah janin. 2anin dengan letak lintang, letak sungsang terutama

     presentais bokong kaki, dan disproporsi sealopel#ik.

    $2( Di#9nosis

    'danya tali pust menubung baru diketahui dengan pemeriksaan

    dalam setelah terjadi pembukaan ostium uteri. Pada tali pusat terdepan,

    dapat diraba bagian yang berdenyut di belakang selaput ketuban,

    sedangkan prolapsus unikuli dapat diraba dengan dua jari, tali pusat

    yang berdenyut menandakan janin masih hidup. Pemeriksaan dalam

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    12/52

    dilakukan pada saat ketuban pe!ah dan terjadi kelambatan D22 tanpa

    sebab yang jelas.

    $-( Pen#*#l#ks#n##n

    Pada janin dengan prolapsus unikuli akan mengakibatkan

    hipoksia akibat tali pusat yang terjepit. Pada prolapsus unikuli dengan

    tali pusat yang masih berdenyut tetapi pembukaan belum lengkap maka

    dapat dilakukan reposisi tali pusat dan menyelamatkan persalinan

    dengan sesiosesarea 3S74. Reposisi dilakukan bila %anita ditidurkan

    dalam posisi trendelemburg. S7 di lakukan dengan keadaan tali pusat

    tidak mengalami tekanan dan terjepit oleh bagian terendah janin.Pada

    keadaan di mana janin telah meninggal tidak ada alasan untuk 

    menyelesaikan persalinan dengan segera. Persalinan spontan dapat

     berlansung dan tindakan hanya dilakukan apabila diperlukan demi

    kepentingan ibu.

    0Dis*osi# Kel#i#n Pel+is

    2enis&jenis panggul mempunyai !iri penting yaitu :

    # Panggul ginekoid dengan P'P yang bundar 

    8 Panggul antropoid dengan arkus pubis menyempit

    ) Panggul android dengan P'P berbentuk segitiga

    . Panggul platilloid dengan diameter yang lebih pendek dengan arkus pubis

    yang luas.

    $1( Di*osi# pel+is

    Distosia pel#is dapat menyertai terjadinya kontraktur diameter 

     pel#is yang mengurangi kapasitas tulang pel#is, termasuk pintu atas

     panggu 3pel#i!inlet4,  panggul tengah 3mid pel#i!4, pintu ba%ah panggul

    3pel#i! outlet4 atau setiap kombinasi tulang tulang tersebut.kontraktur 

     pel#is dapat disebab kan kelainan kongenital, malnutrisi ibu, neoplasma

    dan ganguan spinal bagian ba%ah 3lo%er spinaldisorder4 ukuran pel#is

    yang tidak matur merupakan aktor predis posisi bagi para ibu remaja

    untuk mengalami distosia pel#is.deormitas pel#is dapatterjadi akibat

    ke!elakaan mobil dan ke!elakaan lain.

    Kontraktur pintu atas panggul terjadi )&$ pada kelahiran aterm

    dan diagnosis ditegakan bila konyugata kurang dari )),+!m.insiden

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    13/52

     presentasi muka dan bahu terus meningkat. Presentasi ini men!egah

     penan!apan3engagement4dan penurunan janin,sehingga neningkatkan

    resiko prolaps tali pusat.kontraktur pintu atas panggul berkaitann dengan

     penyakit riketsia maternal dan panggul datar atau panggul sempit.kontraksi

    uterus yang lemah dapat ditemukan selama kal satu persalinan.

    Kontraktur midplane, penyebab umum terjadinya distosia pel#is,

    diterpkan sebagai diagnosis bila jumlah spina interiskiumdan diameter 

    sagital posterior panggul tengah kurang atau sama dengan )9,+!m.

    Penurunan janin tertahan=posisi lintang tetap 3trans #erse arrest4 karena

    kepal tidak dapat melakukan putaran paksi dalam 3rotasi internal4.

    Kelahiran seksio sesaria adalah penata laksanaan yamg biasa dilakukan

    setiap ekstraksi #akum dilakukan jika ser#ikstelah ditasi lemgkar.

    Kelahiran dengan bantuan orsep tengah 3midor!eps4 biasanya di hindari

    karena morbiditas perinatal akibat inter#ensi ini meningkat.

    Kontraktur pintu ba%ah panggul terjadi bila interiskium ; !m atau

    kurang.ini jarang terjadi bila arkus pubissempit, panjang dan pel#is

     berbentuk android.penurunan janin tertahan. Komplikasi maternal meliputi

    laserasiperineum yang luas selama kelahiran per !#aginam karena kepala

     janin terdorong ke arah posterior.

    $2( Dis*osis 4#!in9#n lun#k 

    Ditosia jaringan lunak terjadi akibat obstruksi jalan lahir oleh

    kelainan anatomi, selain kelainan pada tulang pel#is. 6bstruksi .bisa

    terjadi karena plasenta pre#ia 3plasenta letak rendah4 yang sebagian atau

    seluruhnya menutup ostium internal pada ser#iks.penyebab lain seperti

    lelomioma 3ibroid uterus4 di segmen ba%ah uterus, tumor o#rium, dan

    kandung kemih atau rektum penuh dapat men!egah lanin masuk ke%dalam

     pel#is.kadang kadang terjadi edema ser#iks selama persalinan %aktu

    ser#iks terjepit antara bagian terendah simisis, sehingga men!egah dilatasi

    lengkap. 8ingkaran bandl, suatu !in!in retraksi patologis, berhubungan

    dengan ruptur selaput ketuban yang lama dan partus yang lama.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    14/52

    KONSEP KEPERA,ATAN

    A Pen9k#4i#n .#*# .#s#! klien

    ). 'kti#itas=istrahat

    a4 Melaporkan keletihan, kurang energi

     b4 8etargi, penurunan penampilan

    $. Sirkulasi

    a4 ekanan darah dapat meningkat

     b4 Mungkin menerima magnesium sulat untuk hipertensi karena kehamilan

    9. Eliminasi

    Distensi usus atau kandung kemih mungkin ada

    . "ntegritas ego

    Mungkin sangat !emas dan ketakutan

    +. Byeri=ketidaknyamanan

    a4 Mungkin menunjukan persalinan palsu di rumah

     b4 Kontraksi jarang, dengan intensitas ringan sampai sedang 3kurang dari tiga

    kontraksi dalam periode )/ menit4

    !4 Dapat terjadi sebelum a%itan persalinan 3disungsi ase laten primer4 atau

    setelah persalinan terjadi 3disungsi ase akti sekunder4

    d4

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    15/52

    untuk nulipara atau dalam 9/ menit pada multipara 3penghentian

     penurunan4

    !4 Pemeriksaan #agina dapat menunjukan janin dalam malposisi 3misalnya

    dagu, %ajah, atau posisi k 

    d4 Ser#iks mungkin kaku=tidak siap.

    e4 Dilatasi mungkin kurang dari ),$ !m=jam pada primipara atau kurang dari

    ),+ !m=jam untuk multipara, pada 3ase akti protraksi4

    . Seksualitas

    a4 Dapat primigra#ida atau grande multipara

     b4 (terus mungkin distensi berlebihan karena hidramnion, gestasi multipel,

     janin besar, atau grande multriparitis.

    !4 Dapat mengalami tumor uterus tidak teridentiikasi.

    ;. Pemeriksaan diagnostik 

    a4 Tes  pranata : dapat memastikan polihidramnion, janin besar, atau gestasi

    multipel

     b4 Tes stres kontraksi/tes nonstres : mengkaji kesejahteraan janin

    !4 Ultrasound atau pelvimetri sinar-X   : menge#aluasi arsitektur pel#is,

     presentasi janin, posisi dan ormasi

    d4  Pengambilan sampel kulit kepala janin  : mendeteksi atau

    mengesampingkan asidosis.

    5. Prioritas masalah kepera%atan

    a4 mengkaji dan mengatasi pola uterus abnormal

     b4 memantau respons isik maternal=janin terhadap pola kontraksi dan

    lamanya persalinan

    !4 memberikan dukungan emosional untuk klien=pasangan

    d4 men!egah komplikasi

    B Di#9nos# kepe!#3#*#n

    ). 'nsietas yang berhubungan dengan kemajuan persalinan yang lambat.

    $. Risiko tinggi !edera tehadap janin berhubungan dengan persalinan yang lama,

    malpresentasi janin, hipoksia=asidosis jaringan, abnormalitas pel#is ibu, 7PD.

    9. Koping indi#idu tidak eekti berhubungan dengan krisis situasi, kerentanan

     pribadi, harapan=persepsi tidak realistis, ketidakadekuatan sistem pendukung.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    16/52

    ; Ren)#n# kepe!#3#*#n

    ). Risiko tinggi !edera tehadap janin berhubungan dengan persalinan yang lama,

    malpresentasi janin, hipoksia=asidosis jaringan, abnormalitas pel#is ibu, 7PD.

    0asil yang diharapkan :

    a4 erhindar dari !edera persalinan

     b4 Persalinan berjalan dengan rentang %aktu normal

    In*e!+ensi R#sion#l

     Mandiri 

    injau ulang ri%ayat

     persalinan, a%itan dan durasi

    7atat %aktu=jenis obat. 0indari

     pemberian narkotik atau

    anestetik blok epidural sampai

    ser#iks dilatasi !m

    E#aluasi tingkat keletihan

    yang menyertai, serta akti#itas

    dan istrahat, sebelum a%itan

     persalinan

    Kaji pola kontraksi uterus

    se!ara manual atau se!ara

    elektronik 

    Membantu dalam mengidentiikasi

    kemungkinan penyebab, kebutuhan

     pemeriksaan diagnostik, dan inter#ensi

    yang tepat. Disungsi uterus dapat

    disebabkan oleh keadaan atonik atau

    hipertonik. 'tonik uterus diklasiikasikan

     primer bila ini terjadi sebelum a%itan

     persalinan 3ase laten4 atau sekunder bila ini

    terjadi setelah persalinan yang baik 3ase

    akti4.

    Pola kontraksi hipertonik dapat terjadi pada

    respons terhadap oksirosin, sedati yang

    diberikan terlalu dini 3atau melebihi

    kebutuhan4 dapat menghambat atau

    menghentikan persalinan

    Kelelahan ibu yang berlebihan

    menimbulkan disungsi sekunder atau

    mungkin akibat dari persalinan

    lama=persalinan palsu.

    Disungsi kontrkasi memperlama persalinan

    meningkatkan risiko komplikasi

    maternalA=janin. Pola hipotonik   ditunjkan

    dengan kontraksi sering dan ringan yang

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    17/52

    7atat kondisi ser#iks. Pantau

    tanda amnionitis. 7atat

     peningkatan suhu atau jumlah

    sel darah putihA !atat bau dan

    %arna rabas #agina

    7atat penonjolan, posisi janin,

    dan presentasi janin

    Palpasi abdomen pada klien

    kurus terhadap adanya !in!in

    retraksi patologis di anatara

    segmen uterus. 37in!in ini

    tidak dapat dipalpasi melalui

    #agina, atau melalui abdomen

     pada klien gemuk4

    empatkan klien pada posisi

    rekumben lateral dan anjurkan

    tira baring atau ambulasi

    sesuai toleransi

    terukur kurang dari 9/ mm 0g. Pola

    hipertonik   ditunjukan dengan peningkatan

    rekuensi dan penurunan intensitas

    kontraksi, pada peningkatan tonus istrahat

    lebih besar dari )+ mm0g.

    Ser#iks kaku atau tidak siap tidak akan

    dilatasi, menghambat penurunan

     janin=kemajuan persalinan. erjadinya

    amnionitis se!ara langsung dihubungkan

    dengan lamanya persalinan,sehingga

    melahirkan harus terjadi dalam $ jam

    setelah pe!ah ketuban.

    "ndikator kemajuan persalinan ini dapat

    mengindentiikasi timbulnya penyebab

     persalinan lama. Sebagai !ontoh, presentasi

     bokong tidak seeekti lebarnya dilatasi

    ser#iks pada presentasi #erteks.

    Pada persalinan terhambat, depresi !in!in

     patologis 3!in!in *andl4 dapat terjadi pada

    hubungan segmen atas dan ba%ah,

    menandakan an!aman ruptur uterus.

    Relaksasi dan peningkatan perusi uterus

    dapat memperbaiki pola hipertonik.

    'mbulasi dapat membantu kekuatan

    gra#itasi dalam merangsang pola persalinan

    normal dan dilatasi ser#iks.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    18/52

    'njurkan klien berkemih

    setiap )&$ jam. Kaji terhadap

    kepenuhan kandung kemih

    diatas simisis pubis.

    Kaji derajat hidrasi. 7atat

     jumlah dan jenis masukan.

    3Rujukan pada DKA

    kekurangan #olume !airan,

    risiko tinggi terhadap4

    injau ulang kebiasaan

    deekasi dan keteraturan

    e#akuasi

    etap bersama klien A berikan

    lingkungan yang tenang sesuai

    indikasi

    Sediakan kotak peralatan

    kedaruratan

     Kolaborasi 

    Siapkan klien terhadap

    amniotomi dan bantu dalam

     prosedur, bila ser#iks dialatasi

    Kandung kemih penuh dapat menghambat

    akti#itas uterus dan mempengaruhi

     penurunan janin.

    Persalinan yang lama dapat megakibatkan

    ketidakseimbangan !airan&elektrolit serta

    kekurangan !adangan glukosa,

    mengakibatkan kelelahan dan persalinan

    lama dengan peningkatan risko ineksi

    uterus, hemoragi pas!apartum, atau

     pen!etus kelahiran pada adanya persalinan

    hipertonik.

    Kepenuhan usus dapat menghambat

    akti#itas uterus dan mempengaruhi

     penurunan janin.

    Reduksi rangsang dari luar mungkin perlu

    untuk memungkinkan tidur setelah

     pemberian obat unbtuk klien dalam status

    hipertonik. 2uga membantu dalam

    menurunkan tingkat ansietas, yang dapat

    menimbulkan disungsi uterus baik primer 

    dan sekunder.

    Mungkin diperlukan pada kejadian pen!etus

     persalinan dan kelahiran, yang berhubungan

    dengan hipertonitisitas uterus.

    Pe!ah ketuban menghilangkan distensi

    uterus berlebihan 3penyebab disungsi baik 

     primer dan sekunder4 dan memungkinkan

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    19/52

    9& !m.

    Gunakan rangsangan puting

    untuk menghasilkan oksitosin

    endogen, atau memulai inus

    oksitosin eksogen atau

     prostaglandin.

    *erikan narkotik atau sedati 

    seperti morin, enobarbnital,

    atau sekobarbital, untuk tidur,

    sesuai indikasi.

    *antu dengan persiapan untuk 

    seksio sesaria sesuai indikasi,

    untuk malposisi, 7PD, atau

    !in!in bandl 3rujuk pada MK :

    kelahiran sesaria4

    Siapkan untuk melahirkan

    dengan orsep, bila perlu.

     bagian presentasi mendekat dan persalinan

    maju pada tidak adanya disproporsi

    sealopel#ik 37PD4.

    6ksitosin mungkin perlu untuk menambah

    atau memulai akti#itas miometrik untuk 

     pola uterus hipotonik. "ni biasanya

    dikonindikasikan pada pola persalinan

    hipertonik karena ini dapat menambah

    hipertonisitas, tetapi dapat di!oba dengan

    amniotomi bila ase laten memanjang dan

     bila 7PD dan malposisi dikesampingkan.

    Dapat membantu membedakan antara

     persalinan sejkati dan palsu. Pada

     persalinan palsu, kontraksi berhenti, pada

     persalianan sejati, pola lebih eekti dapat

    terjadi mengikuti istrahat. Morin

    membantu menigkatkan sedasi berat dan

    menghilangkan pola kontraksi hipertonik.

    Periode istrahat mengubah energi dan

    menurunkan penggunaan glukosa untuk 

    menghilangkan kelelahan.

    Melahirkan sesaria segera diindikasikan

    untuk !in!in *andl untuk distres janin

    karena 7PD

    Kelelahan ibu yang berlebihan,

    mengakibatkan upaya mengejan tidak 

    eekti pada persalinan tahap "",

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    20/52

    memerlukan penggunaan orsep.

    $. 'nsietas yang berhubungan dengan kemajuan persalinan yang lambat.

    0asil yang diharapkan :

    a4 Pasien tidak trampak stress

     b4 Pasien tidak ka%atir dengan keadaannya

    In*e!+ensi R#sion#l

    Kaji tingkat ansietas

    *erikan rasa nyaman pada

    klien

    Singkirkan stimulasi yang

     berlebihan

    Dorong klien untuk  

    mengungkapkan

     perasaannya

    Pahami perasaan klien

    terhadap situasi stress

    Minta suami atau keluarga

    untuk mendampingi selama

     proses persalinan untuk 

    memberikan keamanan dan

    mengurangi rasa takut

    'jarkan klien teknik  

    relaksasi

    Mengetahui tingkat ansietas klien

    'gar klien merasa nyaman dengan

    keadaannya

    Mengurangi keka%atiran klien

    'gar klien lebih merasa tidak terbebani

    dengan keadaannya

    'gar klien terasa nyaman dengan pera%at

     jika klien mengungkapkan perasaannya

    (ntuk menurunkan ansietas pada klien dan

    mengurangi rasa takut

    Memberikan kenyamanan pada klien untuk 

    mengurangi ansietas

    9. Koping indi#idu tidak eekti berhubungan dengan krisis situasi, kerentanan

     pribadi, harapan=persepsi tidak realistis, ketidakadekuatan sistem pendukung

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    21/52

    0asil yang diharapkan :

    a4 Mengungkapkan pemahaman tentang apa yang terjadi.

     b4 Mengidentiikasi=menggunakan teknik koping eekti.

    In*e!+ensi R#sion#l

     Mandiri

    entukan kemajuan persalinan.

    Kaji derajat nyeri dalam

    hubungannya dengan

    dilatasi=penonjolan

    Kenali realitas keluhan klien

    akan nyeri=ketidaknyamanan

    entukan tingkat ansietas klien

    dan pelatih. Perhatikan adanya

    rustasi

    Persalinan yang lama yang berakibat

    keletihan dapat menurunkan kemampuan

    klien untuk mengatasi=mengatur kontraksi.

    Peningkatan nyeri bila ser#iks tidak 

    dilatasi=membuka dapat menandakan

    terjadinya anoksia sel&sel uterus.

    Ketidaknyamanan dan nyeri dapat

    disalahartikan pada kurangnya kemajuan

    yang tidak dikenali sebagai masalah

    disungsional.

    Mendengarkan perasaan dan mendukung

    dapat menurunkan ketidaknyamanan dan

    membantu klien rileks dan mengatasi

    situasi.

    'nsietas berlebihan meningkatkan akti#itas

    adrenal=pelepasan katekolamin,

    menyebabkan ketidakseimbangan endokrin.

    Kelebihan epinerin menghambat akti#itas

    miometrik. ekankan juga penurunan

     penyimpangan glikogen, menurunkan

    ketersediaan glukosa untuk sintesis

    adenosin triosat 3'P4, yang diperlukan

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    22/52

    Diskusikan kemungkinan

    kepulangan klien ke rumah

    sampai mulainya persalinan

    akti 

    *erikan tindakan kenyamanan

    dan pengubahan posisi klien.

    'njurkan penggunaan teknik 

    relaksasi dan pernapasan yang

    dipelajari

    *erikan dorongan pada upaya

    klien=pasangan untuk  

     berken!an

    *erikan inormasi aktual

    tentang apa yang terjadi

    untuk kontraksi uterus.

    Klien mungkin mampu rileks lebih baik bila

     pada lingkungan yang dikenal. Memberikan

    kesempatan untuk  

    mengalihkan=memokuskan kembali

     perhatian dan menyelesaikan tugas yang

     berpengaruh pada tingkat ansietas=rustasi.

    Menurunkan ansietas, meningkatkan

    kenyamanan, dan membantu klien

    mengatasi situasi se!ara positi.

    Mungkin bermanaat untuk memperbaiki

    kesalahan konsep bah%a klien terlalu

     bereaksi terhadap persalinan atau kadang

    menyalahkan terhadap perubahan ren!ana

    kelahiran yang diantisipasi

    Dapat membantu reduksi ansietas dan

    meningkatkan koping

    D E+#lu#si

    ahap selanjutnya adalah melakukan e#aluasi, berdasarkan tujuan yanghendak di!apai sesuai dengan kriteria hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Saat e#aluasi pera%at hendaknya selalu memberi kesempatan klien dan keluarga

    untuk menilai keberhasilannya, kemudian diarahkan sesuai dengan kemampuan

    klien dan keluarga dibidang kesehatan.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    23/52

    KE5A,AT DARURATAN OBSTETRIK 

    A Pen9e!*i#n Ke9#3#* .#!u!#*#n O8s*e*!i

    Perdarahan yang mengan!am nya%a selama kehamilan dan dekat !ukup

     bulan meliputi  perdarahan yang terjadi pada minggu a%al kehamilan 3abortus,

    mola hidatidosa, kista #asikuler,  kehamilan ekstrauteri= ektopik4 dan perdarahan

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    24/52

     pada minggu akhir kehamilan dan mendekati !ukup bulan 3plasenta pre#ia, solusio

     plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per #agina  setelah seksio sesarea,

    retensio plasentae= plasenta inkomplet4, perdarahan pas!a persalinan,   hematoma,

    dan koagulopati obstetri.

    B

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    25/52

    8( Kl#si7ik#si

    'bortus pun dibagi bagi lagi menjadi beberapa bagian, antara lain :

    $1( 'bortus Komplet

    Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari rahim pada kehamilan

    kurang dari $/ minggu.

    3$4 'bortus "nkomplet

    Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari rahim dan masih ada yang

    tertinggal.

    394 'bortus "nsipiens

    H'bortus yang sedang mengan!am yang ditandai dengan ser#iks

    yang telah mendatar, sedangkan hasil konsepsi masih berada lengkap di

    dalam rahim.

    34 'bortus "minens

    'bortus tingkat permulaan, terjadi perdarahan per #aginam,

    sedangkan jalan lahir masih tertutup dan hasil konsepsi masih baik di

    dalam rahim.

    (5) Missed bortion

    'bortus yang ditandai dengan embrio atau etus terlah meninggal

    dalam kandungan  sebelum kehamilan $/ minggu dan hasil konsepsi

    seluruhnya masih dalam kandungan.

    34 'bortus 0abitualis

    'bortus yang terjadi sebanyak tiga kali berturut turut atau lebih.

    34 'bortus "neksius

    'bortus yang disertai ineksi organ genitalia.

    3;4 'bortus Septik 

    'bortus yang terineksi dengan penyebaran mikroorganisme dan

     produknya kedalam sirkulasi sistemik ibu.

    (ntuk menangani pasien abortus, ada beberapa langkah yang

    dibedakan menurut jenis abortus yang dialami, antara lain :

    3)4 'bortus Komplet

    idak memerlukan penanganan penanganan khusus, hanya apabila

    menderita anemia ringan perlu diberikan tablet besi dan dianjurkan supaya

    makan makanan yang mengandung banyak protein, #itamin dan mineral.

    3$4 'bortus "nkomplet

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    26/52

    *ila disertai dengan syok akibat perdarahan maka pasien diinus

    dan dilanjutkan transusi darah. Setelah syok teratasi, dilakukan kuretase,

     bila perlu pasien dianjurkan untuk ra%at inap.

    394 'bortus "nsipiens

    *iasanya dilakukan tindakan kuretase bila umur kehamilan kurang

    dari )$ minggu yang disertai dengan perdarahan.

    34 'bortus "minens

    "stirahat baring, tidur berbaring merupakan unsur penting dalam

     pengobatan karena !ara ini akan mengurangi rangsangan mekanis dan

    menambah aliran darah ke rahim. Ditambahkan obat penenang bila pasien

    gelisah.

    3+4 Missed 'bortion

    Dilakukan kuretase. harus hati hati karena terkadang plasenta

    melekat erat pada rahim.

    34 'bortus 0abitualis

    7ari penyebab ransusi leukosit = 0eparin.

    34 'bortus "neksius& 'bortus Septi

    "nus A Kp ransusi 'nti *iotika Spektrum 8uas Kultur 1 

    Sensiti#ity est *ila keadaan sudah layak Kuret Kalau etanus :

    3)4 "nj. 'S

    3$4 "rigasi 0$6$

    394 0isterektomi

    )( Te!#pi

    erapi untuk perdarahan yang tidak mengan!am nya%a adalah

    dengan Ma!rode, 0aema!!el, Periston, Plasmagel, Plasmaundin

    3pengekspansi plasma pengganti darah4 dan pera%atan di rumah sakit. erapi

    untuk perdarahan yang mengan!am nya%a 3syok hemoragik4 dan

    memerlukan anestesi, harus dilakukan dengan sangat hati&hati jika

    kehilangan darah banyak. Pada syok berat, lebih dipilih kuretase tanpa

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    27/52

    anestesi kemudian. Methergin. Pada abortus pada demam menggigil,

    tindakan utamanya dengan penisilin, ampisilin, sealotin, reboasin, dan

     pemberian inus.

    2 Mol# hi.#*i.os# $Kis*# >esikul#!(

    Mola 0idatidosa 3 !amil nggur 4 adalah suatu massa atau pertumbuhan

    di dalam rahim yang  terjadi pada a%al kehamilan. Mola 0idatidosa adalah

    kehamilan abnormal, dimana seluruh  #illi korialisnya mengalami perubahan

    hidroobik. Mola hidatidosa juga dihubungkan dengan edema #esikular dari #ili

    khorialis plasenta dan biasanya tidak disertai etus yang  intak. Se!ara

    histologist, ditemukan prolierasi trooblast dengan berbagai tingkatan

    hiperplasia dan displasia. -ili khorialis terisi !airan, membengkak, dan hanya

    terdapat sedikit pembuluh darah.

    #( E*iolo9i

    Penyebab pasti yaitu mola hidatidosa tidak diketahui, tetapi aktor&

    aktor yang mungkin dapat  menyebabkan dan mendukung terjadinya mola,

    antara lain:

    $1(

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    28/52

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    29/52

    )( Di#9nosis

    Ditegakkan melalui adanya amenore 9&)/ minggu, jarang lebih lama,

     perdarahan per #agina tidak teratur 3tidak selalu4.

    .( Pen#n9#n#n

    Penanganan Kehamilan Ektopik erganggu 3KE4

    3)4 Penanganan kehamilan ektopik pada umumnya adalah laparotomi.

    3$4 Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan menjepit

     bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan.

    394 Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut

    sebanyak mungkin dikeluarkan.

    Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan

    yaitu :

    3)4 Kondisi penderita pada saat itu,

    3$4 Keinginan penderita akan ungsi reproduksinya,

    394 8okasi kehamilan ektopik.

    34 0asil ini menentukan apakah perlu dilakukan salpingektomi 3pemotongan

     bagian tuba yang terganggu4 pada kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan

    terhadap kadar 07G 3kuantitati4. Peninggian kadar 07G yang

     berlangsung terus menandakan masih adanya jaringan ektopik yang belum

    terangkat.

    Penanganan pada kehamilan ektopik dapat pula dengan :

    3)4 ransusi, inus, oksigen,

    3$4 'tau kalau di!urigai ada ineksi diberikan juga antibiotika dan

    antiinlamasi. Sisa&sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat

    mungkin supaya penyembuhan lebih !epat dan harus dira%at inap di

    rumah sakit

    e( Te!#pi

    erapi untuk gangguan ini adalah dengan inuse ekspander plasma

    30aema!!el, Ma!rode4 )/// ml atau merujuk ke rumah sakit se!epatnya.

    0 Pl#sen*# p!e+i#

    Plasenta Pre#ia adalah Plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada

    segmen ba%ah uterus  sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh

     pembukaan jalan lahir 

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    30/52

    #( E*iolo9i

    Mengapa Plasenta tumbuh pada segmen ba%ah uterus tidak selalu

    dapat diterangkan,  bah%asanya #askularisasi yang berkurang atau perubahan

    atroi pada dosidua akibat  persalinan yang lampau dan dapat menyebabkan

     plasenta pre#ia tidak selalu benar, karena  tidak nyata dengan jelas bah%a

     plasenta pre#ia didapati untuk sebagian besar pada penderita dengan paritas

    ungsi, memang dapat dimengerti bah%a apabila aliran darah ke plasenta

    tidak !ukup atau diperlukan lebih banyak seperti pada kehamilan kembar.

    Plasenta yang  letaknya normal sekalipun akan meluaskan permukaannya,

    sehingga mendekati atau menutupi sama sekali pembukaan jalan lahir.

    8( 5#m8#!#n klinis pl#sen*# p!e+i#

    $1( Perdarahan tanpa nyeri

    $2( Perdarahan berulang

    $-( Jarna perdarahan merah segar 

    $0( 'danya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah

    $( imbulnya perlahan&lahan

    $&( Jaktu terjadinya saat hamil

    $'( 0is biasanya tidak ada

    $/( Rasa tidak tegang 3biasa4 saat palpasi

    $( Denyut jantung janin ada

    $1%( eraba jaringan plasenta pada periksa dalam #agina

    $11( Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul

    $12( Presentasi mungkin abnormal.

    )( Di#9nosis

    $1( 'namnesis.Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah $$ minggu

     berlangsung tanpa  nyeri terutama pada multigra#ida, banyaknya

     perdarahan tidak dapat dinilai dari  anamnesis, melainkan dari pada

     pemeriksaan hematokrit.

    $2( Pemeriksaan 8uar. *agian ba%ah janin biasanya belum masuk pintu atas

     panggul  presentasi kepala, biasanya kepala masih terapung di atas pintu

    atas panggul mengelak ke  samping dan sukar didorong ke dalam pintu

    atas panggul.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    31/52

    $-( Pemeriksaan "n Spekulo. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah

     perdarahan  berasal dari osteum uteri eksternum atau dari ostium uteri

    eksternum, adanya plasenta  previa harus di!urigai.

    $0( Penentuan 8etak Plasenta idak 8angsung. Penentuan letak plasenta

    se!ara tidak   langsung dapat dilakukan radiograi, radioisotope, dan

    ultrasonagrai. (ltrasonagrai  penentuan letak plasenta dengan !ara ini

    ternyata sangat tepat, tidak menimbulkan bahaya  radiasi bagi ibu dan

     janinnya dan tidak menimbulkan rasa nyeri.

    $( Pemeriksaan (ltrasonograi. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan

    implantasi  plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap ostium bila jarak tepi

    + !m disebut plasenta letak rendah.

    $&(  Diagnosis Plasenta Pre#ia Se!ara Deeniti.. Dilakukan dengan PDM6

    yaitu melakukan  perabaan se!ara langsung melalui pembukaan ser#iks

     pada perdarahan yang sangat  banyak dan pada ibu dengan anemia berat,

    tidak dianjurkan melakukan PDM6 sebagai upaya menetukan diagnosis.

    .( Kl#si7ik#si

    $1( Plasenta Pre#ia otalis" apabila seluruh pembukaan tertutup oleh jaringan

    Plasenta

    $2( Plasenta Pre#ia  Parsialis" apabila sebahagian pembukaan tertutup oleh

     jaringan Plasenta

    $-( Plasenta Pre#ia  Marginalis" apabila pinggir Plasenta berada tepat pada

     pinggir   pembukaan.

    $0( Plasenta  #etak $endah" Plasenta yang letaknya abnormal pada segmen

     ba%ah uterus tetapi belum sampai menutupi pembukaan jalan lahir 

    e( Pen#*#l#ks#n##n

    indakan pada plasenta pre#ia :

    3)4 indakan dasar umum. Memantau tekanan darah, nadi, dan hemoglobin,

    memberi oksigen, memasang inuse, member ekspander plasma atau

    serum yang dia%etkan. (sahakan pemberian darah lengkap yang telah

    dia%etkan dalam jumlah men!ukupi.

    3$4 Pada perdarahan yang mengan!am nya%a, seksio sesarea segera

    dilakukan setelah pengobatan syok dimulai.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    32/52

    394 Pada perdarahan yang tetap hebat atau meningkat karena plasenta pre#ia

    totalis atau parsialis, segera lakukan seksio sesariaA karena plasenta letak 

    rendah 3plasenta tidak terlihat jika lebar mulut ser#iks sekitar &+ !m4,

     pe!ahkan selaput ketuban dan berikan inuse oksitosinA jika perdarahan

    tidak berhenti, lakukan persalinan per#agina dengan orsep atau ekstraksi

    #akumA jika perdarahan tidak berhenti lakukan seksio sesaria.

    34 indakan setelah melahirkan.

    3a4 7egah syok 3syok hemoragik4

    3b4 Pantau urin dengan kateter menetap

    3!4 Pantau sistem koagulasi 3koagulopati4.

    3d4 Pada bayi, pantau hemoglobin, hitung eritrosit, dan hematokrit.

    7( Te!#pi

    erapi atau tindakan terhadap gangguan ini dilakukan di tempat

     praktik. Pada kasus  perdarahan yang banyak, pengobatan syok adalah dengan

    inuse Ma!rode, Periston, 0aema!!el, Plasmagel, Plasmaudin. Pada kasus

     pasien gelisah, diberikan )/ mg #alium  3diaFepam4 "M atau "- se!ara

     perlahan.

    Solusio $A8!upsio( Pl#sen*#

    Solusio plasenta adalah lepasnya sebagian atau seluruh jaringan plasenta

    yang berimplantasi normal pada kehamilan di atas $$ minggu dan sebelum anak 

    lahir .

    #( E*iolo9i

    Penyebab utama dari solusio plasenta masih belum diketahui pasti.

    Meskipun demikian ada  beberapa a!tor yang diduga mempengaruhi nya,

    antara lain :

    $1( Penyakit hipertensi menahun

    $2( Pre&eklampsia

    $-( ali pusat yang pendek 

    $0( rauma

    $( ekanan oleh rahim yang membesar pada #ena !a#a inerior  uterus yang

    sangat menge!il 3 hidramnion pada %aktu ketuban pe!ah, kehamilan

    ganda  pada %aktu anak pertama lahir 

    Di samping hal&hal di atas, ada juga pengaruh dari :

    $1( (mur lanjut

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    33/52

    $2( Multiparitas

    $-( Ketuban pe!ah sebelum %aktunya

    $0( Deisiensi asam olat

    $( Merokok, al!ohol, kokain

    $&( Mioma uteri

    8( Kl#si7ik#si

    Se!ara klinis solusio plasenta dibagi dalam :

    3)4 Solusio pla!enta ringan

    3$4 Solusio pla!enta sedang

    394 Solusio pla!enta berat

    Klasiikasi ini dibuat berdasarkan tanda&tanda klinisnya, sesuai

    derajat terlepasnya pla!enta. Pada solusio pla!enta, darah dari tempat

     pelepasan men!ari jalan keluar antara selaput janin dan dinding rahim dan

    akhirnya keluar dari ser#iks dan terjadilah solusio pla!enta dengan

     perdarahan keluar = tampak. Kadang&kadang darah tidak keluar tapi

     berkumpul di belakang pla!enta membentuk hematom retroplasenta.

    Perdarahan ini disebut perdarahan ke dalam=tersembunyi. Kadang& kadang

    darah masuk ke dalam ruang amnion sehingga perdarahan tetap tersembunyi.

    )( 5e4#l# klinis

    $1( Perdarahan yang disertai nyeri, juga diluar his.

    $2( 'nemi dan syok, beratnya anemi dan syok sering tidak sesuai dengan

     banyaknya darah yang keluar.

    $-( (terus keras seperti papan dan nyeri dipegang karena isi uterus bertambah

    dengan darah  yang berkumpul di belakang pla!enta sehingga uterus

    teregang 3uterus en bois4.

    $0( Palpasi sukar karena rahim keras.

    $(

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    34/52

    ditemukan adanya impresi 3!ekungan4  pada permukaan maternal plasenta

    akibat tekanan dari hematom retroplasenta.

    e( 5#m8#!#n klinik 

    $1( Solusio plasenta ringan

    Ruptura sinus marginalis sama sekali tidak mempengaruhi keadaan

    ibu ataupun  janinnya. 'pabila terjadi perdarahan per#aginam, %arnanya

    akan kehitaman dan  jumlahnya sedikit sekali. Perut mungkin terasa agak 

    sakit atau terus menerus agak   tegang. (terus yang agak tegang ini harus

    dia%asi terus menerus apakah akan menjadi  lebih tegang karena

     perdarahan terus menerus. *agian bagian janin masih mudah teraba.

    3$4 Solusio plasenta sedang

    Plasenta telah lepas lebih dari seperempatnya tapi belum sampai

    duapertiga luas permukaannya. anda dan gejalanya dapat timbul

     perlahan&lahan seperti solusio plasenta ringan, atau mendadak dengan

    gejala sakit perut terus menerus, yang disusul dengan perdarahan

     per#aginam. Jalaupun perdarahan per#aginam tampak sedikit, mungkin

     perdarahan telah men!apai )///ml. Dinding uterus teraba tegang terus

    menerus dan nyeri tekan sehingga bagian&bagian janin sukar diraba. *ila

     janin masih hidup, bunyi jantungnya sukar didengar dengan stetoskop

     biasa, harus dengan stetoskop ultrasoni!. anda&tanda persalinan biasanya

    telah ada dan akan selesai dalam %aktu $ jam. Kelainan pembekuan darah

    dan kelainan ginjal mungkin telah terjadi, %alaupun biasanya terjadi pada

    solusio plasenta berat.

    394 Solusio plasenta berat.

    Plasenta telah lepas lebih dari duapertiga permukaannya. erjadi

    sangat tiba&tiba. *iasanya ibu telah jatuh dalam syok dan janin telah

    meninggal. (terus sangat tegang seperti papan, sangat nyeri, perdarahan

     per#aginam tidak sesuai dengan keadaan syok ibu, malahan mungkin ,

     perdarahan per#aginam belum sempat terjadi. *esar kemungkinan telah

    terjadi kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal.

    7( Pen#n9#n#n solusio pl#sen*#

    $1( Solusio plasenta ringan

    'pabila kehamilannya kurang dari 9 minggu, perdarahannya

    kemudian berhenti,  perutnya tidak menjadi sakit, uterusnya tidak menjadi

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    35/52

    tegang maka penderita dapat  dira%at se!ara konser#ati di rumah sakit

    dengan obser#asi ketat.

    3$4 Solusio plasenta sedang dan berat

    'pabila perdarahannya berlangsung terus, dan gejala solusio

     plasenta bertambah jelas, atau dalam pemantauan (SG daerah solusio

     plasenta bertambah luas, maka pengakhiran kehamilan tidak dapat

    dihindarkan lagi. 'pabila janin hidup, dilakukan se!tio !aesaria. Se!tio

    !aesaria dilakukan bila ser#iks panjang dan tertutup, setelah peme!ahan

    ketuban dan pemberian oksitosin dalam $ jam belum juga ada his. 'pabila

     janin mati, ketuban segera dipe!ahkan untuk mengurangi regangan

    dinding uterus disusul dengan pemberian inuse oksitosin + iu dalam

    +//!! glukosa + untuk memper!epat persalinan.

    9( Pen9o8#*#n

    3)4 Umum :

    a4 ransusi darah.

    ransusi darah harus segera diberikan tidak peduli bagaimana

    keadaan umum penderita %aktu itu. Karena jika diagnosis solusio

     pla!enta dapat ditegakkan itu berarti perdarahan  telah terjadi

    sekurang&kurangnya )///ml.

     b4 Pemberian 6$

    !4 Pemberian antibiotik.

    d4 Pada syok yang berat diberi kortikosteroid dalam dosis tinggi.

    $2( Khusus :

    erhadap hipoibrinogenemi : substitusi dengan human

    ibrinogen )/ gr atau darah segar  dan menghentikan ibrinolisis dengan

    trasylol 3proteinase inhibitor4 $//./// iu diberikan "-, selanjutnya jika

     perlu )//./// iu = jam dalam inus. Pemberian ) gram ibrinogen akan

    meningkatkan kadar ibrinogen darah / mg.  2adi apabila kadar 

    ibrinogen sangat rendah atau tidak ada sama sekali, diperlukan

    sekurangnya gram ibrinogen untuk menaikkan di atas kadar kritis

    ibrinogen darah  )+/mg.  *iasanya diperlukan & gram ibrinogen

    yang dilarutkan dalam glu!osa )/, diberikan "-   perlahan&lahan

    selama )+&9/ menit. 'pabila tidak ada ibrinogen, transusikan darah

    segar   yang mengandung kira&kira $ gram ibrinogen per 

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    36/52

    )///ml.Sehingga dengan transusi darah  lebih dari $///ml,

    kekurangan ibrinogen dalam darah dapat diatasi.  (ntuk merangsang

    diuresis : manitol, diuresis yang baik lebih dari 9/&/!!=jam.  Pimpinan

     persalinan pada solusio plasenta bertujuan untuk memper!epat

     persalinan sedapatdapatnya  kelahiran terjadi dalam jam. 'pabila

     persalinan tidak selesai atau diharapkan tidak akan selesai dalam %aktu

    jam setelah peme!ahan selaput ketuban dan inus  oksitosin, satu&

    satunya !ara adalah dengan melakukan se!tio !aesaria.  0isterektomi

    dilakukan bila ada atonia uteri yang berat yang tidak dapat diatasi

    dengan usaha&usaha yang laFim.

    'lasan :

    3)4 *agian pla!enta yang terlepas meluas

    3$4 Perdarahan bertambah

    394 0ipoibrinogenemi menjelma atau bertambah

    & Re*ensio Pl#sen*# $Pl#sen*# Inkomple*us(

    'dalah keadaan dimana plasenta belum lahir dalam %aktu ) jam setelah

     bayi lahir. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya plasenta tidak lahir 

    spontan dan tidak yakin apakah plasenta lengkap.

    #( #k*o!=7#k*o! "#n9 mempen9#!uhi pelep#s#n pl#sen*#:

    $1( Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau ser#iksA

    kelemahan dan tidak eektinya kontraksi uterusA kontraksi yang tetanik 

    dari uterusA serta pembentukan constriction ring .

    $2( Kelainan dari pla!enta dan siat perlekatan pla!enta pada uterus.

    $-( Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi dari uterus

    yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta menyebabkan

    kontraksi yang tidak ritmikA pemberian uterotonik yang tidak tepat %aktu

    dapat menyebabkan ser#iks kontraksi dan menahan plasentaA serta

     pemberian anestesi terutama yang melemahkan kontraksi uterus.

    8( Se8#8=se8#8 *e!4#.in"# !e*ensio pl#sen*# ini #.#l#h:

    $1( Plasenta belum terlepas dari dinding uterus karena tumbuh melekat lebih

    dalam. Perdarahan tidak akan terjadi jika plasenta belum lepas sama sekali

    dan akan terjadi perdarahan jika lepas sebagian. 0al ini merupakan

    indikasi untuk mengeluarkannya.

    Menurut tingkat perlekatannya dibagi menjadi:

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    37/52

    3a4 Plasenta adhesi#a, melekat pada endometrium, tidak sampai membran

     basal.

    3b4 Plasenta inkreta, #ili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus

    desidua sampai ke miometrium.

    3!4 Plasenta akreta, menembus lebih dalam ke miometrium tetapi belum

    menembus serosa.

    3d4 Plasenta perkreta, menembus sampai serosa atau peritoneum dinding

    rahim.

    3$4 Plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar,

    disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah

     penanganan kala """, sehingga terjadi lingkaran konstriksi pada bagian

     ba%ah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta 3plasenta inkarserata4.

    )( Pen#n9#n#n

    Penanganan retensio plasenta atau sebagian plasenta adalah:

    3)4 Resusitasi. Pemberian oksigen )//. Pemasangan "-&line dengan kateter 

    yang berdiameter besar serta pemberian !airan kristaloid 3sodium klorida

    isotonik atau larutan ringer laktat yang hangat, apabila memungkinkan4.

    Monitor jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen. ransusi darah

    apabila diperlukan yang dikonirmasi dengan hasil pemeriksaan darah.

    3$4 Drips oksitosin 3oyto!in drips4 $/ "( dalam +// ml larutan Ringer laktat

    atau Ba7l /.5 3normal saline4 sampai uterus berkontraksi.

    394 Plasenta !oba dilahirkan dengan *randt 'ndre%s, jika berhasil lanjutkan

    dengan drips oksitosin untuk mempertahankan uterus.

    34 2ika plasenta tidak lepas di!oba dengan tindakan manual plasenta. "ndikasi

    manual plasenta adalah: Perdarahan pada kala tiga persalinan kurang lebih

    // !!, retensio plasenta setelah 9/ menit anak lahir, setelah persalinan

     buatan yang sulit seperti orsep tinggi, #ersi ekstraksi, perorasi, dan

    dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus.

    3+4 2ika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat

    dikeluarkan dengan tang 3!unam4 abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta.

    Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase.

    Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati&hati karena dinding

    rahim relati tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    38/52

    34 Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan

     pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral.

    34 Pemberian antibiotika apabila ada tanda&tanda ineksi dan untuk 

     pen!egahan ineksi sekunder.

    .( Te!#pi

    erapi untuk retensio atau inkarserasi adalah 9+ unit Synto!inon

    3oksitosin4 "- yang diikuti oleh usaha pengeluaran se!ara hati&hati dengan

    tekanan pada undus. 2ika plasenta tidak lahir, usahakan pengeluaran se!ara

    manual setelah )+ menit. 2ika ada keraguan tentang lengkapnya

     plasenta,lakukan palpasi sekunder.

    ' Rup*u! U*e!i

    Ruptur uterus adalah robekan pada uterus, dapat meluas ke seluruh

    dinding uterus dan isi uterus tumpah ke seluruh rongga abdomen 3komplet4,

    ata( dapat pula ruptur hanya meluas ke endometrium dan miometrium, tetapi

     peritoneum di sekitar uterus tetap utuh 3inkomplet4.

    #( Kl#si7ik#si

    3)4 Menurut %aktu terjadinya, ruptur uteri dapat dibedakan:

    3a4 Ruptur (teri Gra#idarum

    erjadi %aktu sedang hamil, sering berlokasi pada korpus.

    3b4 Ruptur (teri Durante Partum

    erjadi %aktu melahirkan anak, lokasinya sering pada S*R.

    2enis inilah yang terbanyak.

    3$4 Menurut lokasinya, ruptur uteri dapat dibedakan:

    3a4 Korpus (teri

    *iasanya terjadi pada rahim yang sudah pernah mengalami

    operasi, seperti seksio sesarea klasik 3korporal4 atau miomektomi.

    3b4 Segmen *a%ah Rahim

    *iasanya terjadi pada partus yang sulit dan lama 3tidak maju4.

    S*R tambah lama tambah regang dan tipis dan akhirnya terjadilah

    ruptur uteri.

    3!4 Ser#iks (teri

    *iasanya terjadi pada %aktu melakukan ekstraksi orsep atau

    #ersi dan ekstraksi, sedang pembukaan belum lengkap.

    3d4 Kolpoporeksis&Kolporeksis

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    39/52

    Robekan 1 robekan di antara ser#iks dan #agina.

    394 Menurut robeknya peritoneum, ruptur uteri dapat dibedakan:

    3a4 Ruptur (teri Kompleta

    Robekan pada dinding uterus berikut peritoneumnya

    3perimetrium4, sehingga terdapat hubungan langsung antara rongga

     perut dan rongga uterus dengan bahaya peritonitis.

    3b4 Ruptur (teri "nkompleta

    Robekan otot rahim tetapi peritoneum tidak ikut robek.

    Perdarahan terjadi subperitoneal dan bisa meluas sampai ke

    ligamentum latum.

    34 Menurut etiologinya

    3a4 Rupture uteri spontanea

    Menurut etiologi dibagi menjadi $:

    i. Karena dinding rahim yang lemah dan !a!at, misalnya pada bekas

    S7, miomektomi, perorasi %aktu kuretase, histeroraia, pelepasan

     plasenta se!ara manual

    ii. Karena peregangan yang luar biasa pada rahim, misalnya pada

     panggul sempit atau kelainan bentuk panggul, janin besar seperti janin penderita DM, hidrops etalis, post maturitas dan grande

    multipara.

    3b4 Rupture uteri #io#enta 3traumatika4, karena tindakan dan trauma lain

    seperti:

    i. ekstraksi orse  

    ii. -ersi dan ekstraksi

    iii. Embriotomi

    i#. -ersi brakston hi!ks

    #. Sindroma tolakan 3pushing sindrom4

    #i. Manual plasenta

    #ii. 7uretase

    #iii. Ekspresi kisteler=!red

    i. Pemberian pitosin tanpa indikasi dan penga%asan

    . rauma tumpul dan tajam dari luar 

    3+4 Menurut gejala klinis:

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    40/52

    i. Rupture uteri imminens 3membakatmengan!am4: penting untuk 

    diketahui

    ii. Rupture uteri sebenarnya

    8( E*iolo9i

    Penyebab kejadian ruptur uteri, yakni:

    3)4 indakan obstetri

    3$4 Ketidakseimbangan etopel#ik 

    394 8etak lintang yang diabaikan

    34 Kelebihan dosis obat bagi nyeri persalinan atau induksi persalinan

    3+4 2aringan parut pada uterus

    34 Ke!elakaan.

    / Pe!.#!#h#n P#s)# pe!s#lin#n

    Pendarahan pas!a persalinan 3post partum4 adalah pendarahan

     per#aginam +// ml atau lebih sesudah anak lahir. Penyebab gangguan ini adalah

    kelainan pelepasan dan kontraksi, rupture ser#iks dan #agina 3lebih jarang

    laserasi perineum4, retensio sisa plasenta, dan koagulopati.

    Perdarahan pas!apersalinan tidak lebih dari +// ml selama $ jam

     pertama, kehilangan darah +// ml atau lebih berarti bahaya syok. Perdarahan

    yang terjadi bersiat mendadak sangat parah 3jarang4, perdarahan sedang 3pada

    kebanyakan kasus4, dan perdarahan sedang menetap 3terutama pada ruptur4.

    Peningkatan anemia akan mengan!am terjadinya syok, kegelisahan, mual,

     peningkatan rekuensi nadi, dan penurunan tekanan darah.

    #( Kl#si7ik#si Klinis

    3)4 Perdarahan Pas!a Persalinan Dini (%arl& Postpartum !aemorrhage" atau

    Perdarahan Postpartum Primer, atau Perdarahan Pas!a Persalinan Segera4.

    Perdarahan pas!a persalinan primer terjadi dalam $ jam pertama.

    Penyebab utama perdarahan pas!a persalinan primer adalah atonia uteri,

    retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan in#ersio uteri.

    erbanyak dalam $ jam pertama.

    3$4 Perdarahan masa nias 3PP0 kasep atau Perdarahan Persalinan Sekunder 

    atau Perdarahan Pas!a Persalinan 8ambat, atau 8ate PP04. Perdarahan

     pas!apersalinan sekunder terjadi setelah $ jam pertama. Perdarahan

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    41/52

     pas!a persalinan sekunder sering diakibatkan oleh ineksi, penyusutan

    rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal.

    8( 5e4#l# Klinis

    Gejala klinis berupa pendarahan per#aginam yang terus&menerus

    setelah bayi lahir. Kehilangan banyak darah tersebut menimbulkan tanda&

    tanda syok yaitu penderita pu!at, tekanan darah rendah, denyut nadi !epat

    dan ke!il, ekstrimitas dingin, dan lain&lain.

    Penderita tanpa disadari dapat kehilangan banyak darah sebelum ia

    tampak pu!at bila pendarahan tersebut sedikit dalam %aktu yang lama.

    )( Di#9nosis

    Perdarahan yang langsung terjadi setelah anak lahir tetapi plasenta

     belum lahir biasanya disebabkan oleh robekan jalan lahir. Perdarahan setelah

     plasenta lahir, biasanya disebabkan  oleh atonia uteri. 'tonia uteri dapat

    diketahui dengan palpasi uterus A undus uteri tinggi di   atas pusat, uterus

    lembek, kontraksi uterus tidak baik. Sisa plasenta yang tertinggal dalam

    ka#um uteri dapat diketahui dengan memeriksa plasenta yang lahir apakah

    lengkap atau  tidak kemudian eksplorasi ka#um uteri terhadap sisa plasenta,

    sisa selaput ketuban, atau  plasenta suksenturiata 3anak plasenta4. Eksplorasi

    ka#um uteri dapat juga berguna untuk   mengetahui apakan ada robekan

    rahum. 8aserasi 3robekan4 ser#iks dan #agina dapat  diketahui dengan

    inspekulo. Diagnosis pendarahan pas!a persalinan juga memerlukan

     pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan 0b, 76 37lot

    6bser#ation est4, kadar  ibrinogen, dan lain&lain.

    .( #k*o!=7#k*o! "#n9 mempen9#!uhi pe!.#!#h#n p#s)#pe!s#lin#n

    $1( Pe!.#!#h#n p#s)#pe!s#lin#n .#n usi# i8u

    Janita yang melahirkan anak pada usia diba%ah $/ tahun atau lebih

    dari 9+ tahun merupakan aktor risiko terjadinya perdarahan

     pas!apersalinan yang dapat mengakibatkan kematian maternal. 0al ini

    dikarenakan pada usia diba%ah $/ tahun ungsi reproduksi seorang %anita

     belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia diatas 9+

    tahun ungsi reproduksi seorang %anita sudah mengalami penurunan

    dibandingkan ungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan untuk 

    terjadinya komplikasi pas!apersalinan terutama perdarahan akan lebih

     besar. Perdarahan pas!apersalinan yang mengakibatkan kematian maternal

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    42/52

     pada %anita hamil yang melahirkan pada usia diba%ah $/ tahun $&+ kali

    lebih tinggi daripada perdarahan pas!apersalinan yang terjadi pada usia

    $/&$5 tahun. Perdarahan pas!apersalinan meningkat kembali setelah usia

    9/&9+tahun.

    $2( Pe!.#!#h#n p#s)#pe!s#lin#n .#n 9!#+i.#

    "bu&ibu yang dengan kehamilan lebih dari ) kali atau yang termasuk 

    multigra#ida mempunyai risiko lebih tinggi terhadap terjadinya

     perdarahan pas!apersalinan dibandingkan dengan ibu&ibu yang termasuk 

    golongan primigra#ida 3hamil pertama kali4. 0al ini dikarenakan pada

    multigra#ida, ungsi reproduksi mengalami penurunan sehingga

    kemungkinan terjadinya perdarahan pas!apersalinan menjadi lebih besar.

    $-( Pe!.#!#h#n p#s)#pe!s#lin#n .#n p#!i*#s

    Paritas $&9 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut

     perdarahan pas!apersalinan yang dapat mengakibatkan kematian

    maternal. Paritas satu dan paritas tinggi 3lebih dari tiga4 mempunyai angka

    kejadian perdarahan pas!apersalinan lebih tinggi. Pada paritas yang

    rendah 3paritas satu4, ketidaksiapan ibu dalam menghadapi persalinan

    yang pertama merupakan aktor penyebab ketidakmampuan ibu hamil

    dalam menangani komplikasi yang terjadi selama kehamilan, persalinan

    dan nias.

    $0( Pe!.#!#h#n p#s)#pe!s#lin#n .#n An*en#*#l ;#!e

    ujuan umum antenatal !are adalah menyiapkan seoptimal mungkin

    isik dan mental ibu serta anak selama dalam kehamilan, persalinan dan

    nias sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu serta anak dapat

    diturunkan. Pemeriksaan antenatal yang baik dan tersedianya asilitas

    rujukan bagi kasus risiko tinggi terutama perdarahan yang selalu mungkin

    terjadi setelah persalinan yang mengakibatkan kematian maternal dapat

    diturunkan. 0al ini disebabkan karena dengan adanya antenatal !are

    tanda&tanda dini perdarahan yang berlebihan dapat dideteksi dan

    ditanggulangi dengan !epat.

    $( Pe!.#!#h#n p#s)#pe!s#lin#n .#n k#.#! hemo9lo8in

    'nemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan nilai

    hemoglobin diba%ah nilai normal. Dikatakan anemia jika kadar 

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    43/52

    hemoglobin kurang dari ; gr. Perdarahan pas!apersalinan

    mengakibatkan hilangnya darah sebanyak +// ml atau lebih, dan jika hal

    ini terus dibiarkan tanpa adanya penanganan yang tepat dan akurat akan

    mengakibatkan turunnya kadar hemoglobin diba%ah nilai normal.

    e( Komplik#si pe!.#!#h#n p#s)#pe!s#lin#n

    Disamping menyebabkan kematian, perdarahan pas!apersalinan

    memperbesar kemungkinan ineksi puerperal karena daya tahan penderita

     berkurang. Perdarahan banyak kelak bisa menyebabkan sindrom Sheehan

    sebagai akibat nekrosis pada hipoisisis pars anterior sehingga terjadi

    insuisiensi pada bagian tersebut. Gejalanya adalah asthenia, hipotensi,

    anemia, turunnya berat badan sampai menimbulkan kakeksia, penurunan

    ungsi seksual dengan atroi alat alat genital, kehilangan rambut pubis dan

    ketiak, penurunan metabolisme dengan hipotensi, amenore dan kehilangan

    ungsi laktasi.

    $1( Pen#n9#n#n pe!.#!#h#n p#s)#pe!s#lin#n

    Pen#n9#n#n pe!.#!#h#n p#s)# pe!s#lin#n p#.# p!insipn"#

    #.#l#h :

    3a4 0entikan perdarahan, !egah=atasi syok, ganti darah yang hilang dengan

    diberi inus !airan 3larutan garam isiologis, plasma ekspander,

    Detran&8, dan sebagainya4, transusi darah, kalau perlu oksigen.

    3b4 Pada perdarahan sekunder atonik:

    a4 *eri Synto!inon 3oksitosin4 +&)/ unit "-, tetes oksitosin dengan

    dosis $/ unit atau lebih dalam larutan glukosa +// ml.

     b4 Pegang dari luar dan gerakkan uterus ke arah atas.

    !4 Kompresi uterus bimanual.

    d4 Kompresi aorta abdominalis.

    e4 8akukan hiserektomi sebagai tindakan akhir.

    S"ok Hemo!#9ik 

    Semua keadaan perdarahan diatas, dapat menyebabkan syok pada

     penderita, khususnya syok hemoragik yang di sebabkan oleh berkurangnya

    #olume darah yang beredar akibat perdarahan atau dehidrasi.

    #( Pen"e8#8 9#n99u#n ini

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    44/52

    3)4 Perdarahan eksterna atau interna yang menyebabkan hiposekmia atau

    ataksia #asomotor akut.

    3$4 Ketidak!o!okan antara kebutuhan metabolit perier dan peningkatan

    transpor gangguan metaboli!, kekurangan oksigen jaringan dan

     penimbunan hasil sisa metabolik yang menyebabkan !idera sel yang

    semula re#ersibel kemudian tidak re#ersibel lagi.

    394 Gangguan mikrosirkulasi.

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan tekanan darah dan nadiA

     pemeriksaan suhu, %arna kulit, dan membrane mukosa perbedaab suhu

    antara bagian pusat dan perier badanA e#aluasi keadaan pengisian

    3kontraksi4 #ena dan e#aluasi palung kukuA keterlambatan pengisian

    daerah kapiler setelah kuku ditekanA dan ekskresi urin tiap jam.

    8( Pen#n9#n#n S"ok Hemo!#9ik 

    Pada syok hemoragik tindakan yang esensial adalah menghentikan

     perdarahan dan mengganti kehilangan darah. Setelah diketahui adanya syok 

    hemoragik,:

    3)4 Penderita dibaringkan dalam posisi rendelenburg, yaitu dalam posisi

    terlentang biasa dengan kaki sedikit tinggi 3 9/ derajat 4.

    3$4 Dijaga jangan sampai penderita kedinginan badannya. Setelah kebebasan

     jalan napas terjamin, untuk meningkatkan oksigenasi dapat diberi oksigen

    )// kira&kira +liter=menit melalui jalan napas.

    394 Sampai diperoleh persediaan darah buat transusi, pada penderita melalui

    inuse segera diberi !airan dalam bentuk larutan seperti Ba7" /,5, ringer 

    laktat, dekstran, plasma dan sebagainya.

    34 2ika dianggap perlu kepada penderita syok hemoragik diberi !airan

     bikarbonat natrikus untuk men!egah atau menanggulangi asidosis.

    Penampilan klinis penderita banyak memberi isyarat mengenai keadaan

     penderita dan mengenai hasil pera%atannya

    1% S"ok Sep*ik $B#k*e!i? En.o*oksin(

    Penyebab gangguan ini adalah masuknya endotoksin bakteri gram

    negati#e 3!oli, proteus, pseudomonas, aerobakter, enterokokus4. oksin bakteri

    gram positi 3streptokokus, 'lostridium elchii4 lebih jarang terjadi. Pada

    abortus septi!, sering terjadi amnionitis atau pieloneritis. 'danya demam

    sering didahului dengan menggigil, yang diikuti penurunan suhu dalam

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    45/52

     beberapa jam, jarang terjadi hipotermi. anda lain adalah takikardia dan

    hipotensi yang jika tidak diobati hamper selalu berlanjut ke syok yang tidak 

    re#ersible. Gangguan pikiran sementara 3disorientasi4 sering tidak 

    diperhatikan. Byeri pada abdomen 3obstruksi portal dan ekstremitas yang tidak 

    tegas4. Ketidak!o!okan antara gambaran setempat dan keparahan keadaan

    umum. 2ika ada gagal ginjal akut dapat berlanjut ke anuria.robopenia sering

    terjadi hanya sementara.

    #( Te!#pi

    erapi untuk gangguan ini adalah tindakan segera selama ase a%al.

    erapi tambahan untuk pengobatan syok septi! 3bakteri4 selalu bersiat syok 

    hipo#olemik 3hipo#olemia relati4 adalah terapi inuse se!epat mungkin

    yang diarahkan pada asidosis metabolik. erapi untuk ineksi adalah

    antibiotika 38eu!omy!in, kloramenikol $&9 mg=hari, penisilin sampai ;/

     juta satuan= hari4. Pengobatan insuisiensi ginjal dengan pengenalan dini

     bagi perkembangan insuisiensi ginjal, manitol 36smoundin4. 2ika

    insuisiensi ginjal berlanjut $ jam setelah kegagalan sirkulasi, diperlukan

    dialysis peritoneal.

    ASUHAN KEPERA,ATAN

    A PEN5KA

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    46/52

    ). 'namnesis

    Diajukan kepada pasien atau keluarganya beberapa hal berikut dan

     ja%abannya di!atatat dalam !atatan medik.

    a. Masalah atau keluhan utama yang menjadi alasan pasien datang ke klinik.

     b. Ri%ayat penyakit atau masalah tersebut, termasuk obat&obatan yang sudah

    didapat.

    !. anggal hari pertama haid yang terakhir dan ri%ayat haid.

    d. Ri%ayat kehamilan sekarang.

    e. Ri%ayat kehamilan, persalinan dan nias yang lalu termasuk kondisi

    anaknya.

    . Ri%ayat penyakit yang pernah diderita dan penyakit dalam keluarga.

    g. Ri%ayat pembedahan.

    h. Ri%ayat alergi terhadap obat.

    $. Pemeriksaan isik umuma. Penilaian keadaan umum dan kesadaran penderita.

     b. Penilaian tanda #ital.

    !. Pemeriksaan kepala dan leher.

    d. Pemeriksaan dada 3pemeriksaan jantung dan paru&paru4.

    e. Pemeriksaan perut 3 kembung, nyeri tekan atau nyeri lepas, tanda abdomen

    akut, !airan bebas dalam rongga perut4.

    . Pemeriksaan anggota gerak 3edema tungkai ba%ah dan kakai4

    9. Pemeriksaan obstetri

    a. Pemeriksaan #ul#a dan perineum

     b. Pemeriksaan #agina

    !. Pemeriksaan ser#ik 

    d. Pemeriksaan rahim 3besarnya, kelainan bentuk, tumor dan sebagainya4

    e. Pemeriksaan adneksa

    . Pemeriksaan his 3rekuensi, lama, kekuatan, relaksasi, simetri dan dominasi

    undus4

    g. Pemeriksaan janin :

    )4 Didalam atau diluar rahim

    $4 2umlah janin

    94 8etak janin

    4 Presentasi janin dan turunnya presentasi seberapa jauh

    +4 Posisi janin, moulage dan kaput suksedaneum4 *agian ke!il janin disamping presentasi 3tangan, tali pusat4

    4 'nomali kongenital pada janin

    ;4 asiran berat janin

    54 2anin mati atau hidup, ga%at janin atau tidak 

    . Pemeriksaan panggul

    a. Penialaian pintu atas panggul :

    )4 Promontorium teraba atau tidak 

    $4 (kuran konjugata diagonalis dan konjugata #era

    94 Penilaian linea inominata teraba berapa bagian atau seluruhnya

     b. Penilaian ruang tengah panggul

    )4 Penilaian tulang sakrum 3!ekung atau datar4

    $4 Penilaian dinding samping 3lurus atau kon#ergen4

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    47/52

    94 Penilaian sepina iskiadika 3run!ing atau tumpul4

    4 (kuran jarak antar spina iskiadika 3distansia interspinarum4

    !. Penilaian pintu ba%ah panggul

    )4 'rkus pubis 3lebih besar atau kurang dari 5/o4

    $4 Penilaian tulang kogsigis 3kedepan atau tidak4

    d. Penilaian adanya tumor jalan lahir yang menghalangi persalian per#aginae. Penilaian panggul 3panggul luas, sedang, patologik4

    +. Penilaian imbang eto&pel#ik : 3imbang eto&pel#ik baik atau disproporsi&

    sealo&pel#ik4

    B Di#9nos# Kepe!#3#*#n

    1 Gangguan perusi jaringan 3anemia4 b=d perdarahn intra ser#ikal

    2 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b=d penurunan nasu

    makan

    - Gangguan rasa nyama 3nyeri4 b.d proses desakan pada jaringan intra ser#ikal0 7emas b.d terdiagnose !.a ser#iks sekunder akibat kurangnya pengetahuan

    tentang 7a. Ser#iks dan pengobatannya.

    Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan

    terhadap pemberian sitostatika.

    ; In*e!+ensi kepe!#3#*#n

    ). Gangguan perusi jaringan 3anemia4 b.d perdarahan intra ser#ikal

    ujuan :

    Setelah diberikan pera%atan selama ) I $ jam diharapkan perusi jaringan

    membaik 

    Kriteria hasil :

    a. Perdarahan intra ser#ikal sudah berkurang

     b. Konjun!ti#a tidak pu!at

    !. Mukosa bibir basah dan kemerahan

    d. Ektremitas hangat

    e. 0b ))&)+ gr

    "nter#ensi :

    a.6bser#asi tanda&tanda #ital

     b. 6bser#asi perdarahan 3 jumlah, %arna, lama 4

    !.7ek 0b

    d. 7ek golongan darah

    e.*eri 6$ jika diperlukan

    . Pemasangan #aginal tampon.

    g. herapi "-

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    48/52

    $. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan

    nasu makan.

    ujuan :

    Setelah dilakukan pera%atan kebutuhan nutrisi klien akan terpenuhi

    Kriteria hasil :

    a. idak terjadi penurunan berat badan

     b. Porsi makan yang disediakan habis.

    !. Keluhan mual dan muntah kurang

    "nter#ensi :

    a. 2elaskan tentang pentingnya nutrisi untuk penyembuhan

     b. *erika makan KP

    !. 'njurkan makan sedikit tapi sering

    d. 2aga lingkungan pada saat makane. Pasang BG jika perlu

    . *eri Butrisi parenteral jika perlu.

    9. Gangguan rasa nyaman 3nyeri4 b.d proses desakan pada jaringan intra ser#ikal

    ujuan :

    Setelah dilakukan tindakan ) I $ jam diharapka klien tahu !ara&!ara

    mengatasi nyeri yang timbul akibat kanker yang dialami

    Kriteria hasil :

    a.Klien dapat menyebutkan !ara&!ara mengurangi nyeri yang dirasakan

     b. "ntensitas nyeri berkurangnya

    !.Ekpresi muka dan tubuh rileks

    "nter#ensi :

    a.anyakan lokasi nyeri yang dirasakan klien

     b. anyakan derajat nyeri yang dirasakan klien dan nilai dengan skala

    nyeri.

    !.'jarkan teknik relasasi dan distraksi

    d. 'njurkan keluarga untuk mendampingi kliene.Kolaborasi dengan tim paliati nyeri

    . 7emas yang berhubungan dengan terdiagnose kanker ser#iks sekunder 

    kurangnya pengetahuan tentang kaker ser#iks, penanganan dan prognosenya.

    ujuan :

    Setelah diberikan tindakan selama ) I 9/ menit klien mendapat inormasi

    tentang penyakit kanker yang diderita, penanganan dan prognosenya.

    Kriteria hasil :

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    49/52

    a. Klien mengetahui diagnose kanker yang diderita

     b. Klien mengetahui tindakan & tindakan yang harus dilalui klien.

    !. Klien tahu tindakan yang harus dilakukan di rumah untuk men!egah

    komplikasi.

    d. Sumber&sumber koping teridentiikasi

    e. 'nsietas berkurang

    . Klien mengutarakan !ara mengantisipasi ansietas.

    "nter#ensi

    a.*erikan kesempatan pada klien dan klien mengungkapkan persaannya.

     b. Dorong diskusi terbuka tentang kanker, pengalaman orang lain, serta

    tata !ara mengentrol dirinya.

    !."dentiikasi mereka yang beresiko terhadap ketidak berhasilan penyesuaian.

    3 Ego yang buruk, kemampuan peme!ahan masalah tidak eekti, kurang

    moti#asi, kurangnya sistem pendukung yang positi4.d. unjukkan adanya harapan

    e.ingkatkan akti#itas dan latihan isik 

    +. Resiko tinggi terhadap gangguan konsep diri b.d perubahan dalam penampilan

    sekunder terhadap pemberian sitostatika.

    ujuan :

    Setelah diberikan tindakan pera%atan, konsep diri dan persepsi klien menjadi

    stabil

    Kriteria hasil :

    a.Klien mampu untuk mengeskpresikan perasaan tentang kondisinya

     b. Klien mampu membagi perasaan dengan pera%at, keluarga dan orang

    dekat.

    !.Klien mengkomunikasikan perasaan tentang perubahan dirinya se!ara

    konstrukti.

    d. Klien mampu berpartisipasi dalam pera%atan diri.

    "nter#ensi :

    a. Kontak dengan klien sering dan perlakukan klien dengan hangat dan sikap

     positi.

     b. *erikan dorongan pada klien untuk mengekpresikanbperasaan dan pikian

    tentang kondisi, kemajuan, prognose, sisem pendukung dan pengobatan.

    !. *erikan inormasi yang dapat diper!aya dan klariikasi setiap mispersepsi

    tentang penyakitnya.

    d. *antu klien mengidentiikasi potensial kesempatan untuk hidup mandiri

    mele%ati hidup dengan kanker, meliputi hubungan interpersonal,

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    50/52

     peningkatan pengetahuan, kekuatan pribadi dan pengertian serta

     perkembangan spiritual dan moral.

    e. Kaji respon negati terhadap perubahan penampilan 3menyangkal

     perubahan, penurunan kemampuan mera%at diri, isolasi sosial, penolakan

    untuk mendiskusikan masa depan.

    . *antu dalam penatalaksanaan alopesia sesuai dengan kebutuhan.

    g. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain yang terkait untuk tindakan

    konseling se!ara proesional.

    BAB I>PENUTUP

    A KESIMPULAN

    Distosia di deinisikan sebagai persalinan yang panjang, sulit, atau

    abnormal, yang timbul akibat sebagai kondisi yang berhubungan dengan berbagai

    ma!am keadaan. 3editor renata komalasari, $//+4

    Klasiikasi :

    ). Distosia karena kelainan tenaga=his

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    51/52

  • 8/18/2019 Askep Distosia Dan Obstetri

    52/52

    Jiknjosastro, 0ania. $//+. Ilmu Kebidanan. 2akarta : *ina Pustaka


Recommended