9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi sebagai Proses Penyampaian Pesan
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Dalam buku „Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar‟, Everett M.
Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses pengalihan ide dari
sumber ke penerima, dengan tujuan untuk mengubah tingkah laku
penerima tersebut. Hal tersebut menciptakan adanya tujuan komunikasi
yakni untuk mengubah sikap, pendapat ataupun perilaku. Bisa dikatakan
bahwa komunikasi itu bersifat persuasif. Aristotle mendefinisikan bahwa
the study of rhetoric (communication) as the search for “all the available
means of persuasion”(David K. Berlo, 1963:7).
Adanya komunikasi juga dapat menimbulkan sebuah interaksi
antara dua orang atau lebih. Dalam buku Pengantar Ilmu komunikasi
karangan Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc dikatakan bahwa David K.
Berlo mendefinisikan komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial,
yang berguna untuk mengetahui dan memprediksi sikap orang lain, serta
mengetahui keberadaan diri sendiri. Dilakukan dengan tujuan untuk
menciptakan keseimbangan dalam masyarakat.
Bagian terpenting dari adanya komunikasi adalah adanya sebuah
pesan yang hendak disampaikan dari komunikator ke komunikan. Dengan
catatan, antara komunikator dan komunikan harus memiliki hubungan
10
sosial. Dalam hal ini sering terlihat dalam perjumpaan dua orang yang
saling melakukan tanya jawab, meskipun sebelumnya tidak saling
mengenal satu sama lain. Menurut Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy,
M.A. di dalam bukunya yang berjudul Dinamika Sosial, dalam pengertian
pragmatis , komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan
secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa
seperti surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media nonmassa,
misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan
sebagainya.
2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi
Setiap orang yang melakukan komunikasi, kegiatan tersebut
memiliki komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling melengkapi.
Dalam “Bahasa Komunikasi” unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Komunikator
Orang yang menyampaikan atau menghubungkan suaru pesan
kepada orang lain.
2. Pesan
Berupa informasi, pendapat, gagasan ataupun pernyataan yang
didukung oleh lambang atau simbol untuk berikutnya akan
disampaikan ke orang lain.
3. Komunikan
Orang yang menerima pesan dari komunikator.
11
4. Media
Saran atau saluran yang mendukung tersampaikannya sebuah pesan
apabila tidak bertatap muka secara langsung, baik karena tempat
yang jauh atau karena banyaknya jumlah pesan yang akan
disampaikan.
5. Efek
Dampak yang ditimbulkan dari komunikasi tersebut, apakah pesan
yang disampaikan memberikan pengaruh atau tidak.
2.1.3 Proses Komunikasi
Gambar 2.1.3 Model Proses Komunikasi
Gambar 1. Model Komunikasi
Proses Komunikasi berjalan melalui sebuah siklus. Siklus tersebut
berawal dari pesan yang disampaikan oleh komunikator, lalu melalui
kegiatan encoding. Kegiatan encoding adalah kegiatan menuangkan
gagasan atau pendapat ke dalam suatu bentuk pesan yang dinyatakan oleh
komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat dikomunikasikan
melalui komunikasi verbal maupun nonverbal. Bisa juga menggunakan
12
bantuan media apabila pesan yang disampaikan kurang memungkinkan
untuk disampaikan secara tatap muka. Lalu berlanjut melalui kegiatan
decoding.
Kegiatan decoding adalah kegiatan yang bertujuan untuk
memahami suatu pesan yang diterima oleh komunikan dari komunikator.
Karena komunikan telah memahami pesan yang disampaikan
komunikator, maka akan timbul feedback atau bagaimana komunikan
bereaksi terhadap umpan balik tersebut. Umpan balik atau dampak yang
ditimbulkan dapat diklasifikasikan, seperti :
1. Dampak kognitif
Dampak yang timbul pada komunikan yang menyebabkan
komunikan dari tidak tahu menjadi tahu atau dampak yang membuat
meningkatnya intelektualitasnya komunikan.
2. Dampak Afektif
Memiliki dampak yang lebih tinggi. Bukan hanya sekedar agar
komunikan tau tetapi tergerak hatinya atau menimbulkan perasaan
tertentu, seperti contoh merespon sesuatu yang gembira, sedih, atau marah.
3. Dampak Behavioral
Dampak yang timbuk dengan menunjukkan bagaimana bentuk
perilaku ataupun tindakan.
13
2.1.4 Macam-macam bidang Komunikasi
1. Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial diartikan sebagai suatu proses interaksi dimana
seseorang atau suatu lembaga menyampaikan amanat kepada pihak lain
agar pihak lain dapat menangkap maksud yang dikehendaki penyampainya
baik secara verbal maupun nonverbal.
2. Komunikasi Organisasional/Manajemen
Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan
hirarki antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan
kerja. Informasi memegang peranan penting dalam mendukung proses
pengambilan keputusan yang berdampak pada kemajuan dan
perkembangan organisasi. Tujuan utama komunikasi dalam lingkup
organisasi adalah memajukan dan mengembangkan organisasi yang
ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan
manajemen.
3. Komunikasi Bisnis
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran informasi untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi di berbagai kegiatan internal organisasi
bisnis. Seperti komunikasi pada umumnya, dalam kegiatan komunikasi
bisnis, pesan yang disampaikan tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga
bersifat persuasif. Selain itu, komunikasi bisnis juga berperan dalam
pembentukan pendapat umum dan sikap publik khususnya dalam
membangun citra perusahaan.
14
4. Komunikasi Politik
Komunikasi politik dalam arti sempit adalah setiap bentuk
penyampaian pesan, baik dalam bentuk lambang-lambang maupun kata-
kata tertulis dan terucap, ataupun dalam bentuk isyarat yang
mempengaruhi kedudukan seseorang yang ada dalam suatu kekuasaan
tertentu.
Dalam arti luas, komunikasi politik adalah setiap jenis
penyampaian pesan, khususnya bermuatan informasi politik dari suatu
sumber kepada sejumlah penerima pesan. Komunikasi politik melibatkan
pesan-pesan politik dan aktor-aktor politik, atau berkaitan dengan
kekuasaan, pemerintahan dan kebijakan pemerintah.
5. Komunikasi Internasional
Komunikasi internasional merupakan komunikasi yang dilakukan
antara komunikator yang mewakili suatu negara untuk menyampaikan
pesan-pesan yang berkaitan dengan berbagai kepentingan negaranya
kepada komunikan yang mewakili negara lain dengan tujuan untuk
memperoleh dukungan yang lebih luas. Kegiatan komunikasi internasional
bisa berlangsung antara people to people ataupun goverment to goverment.
6. Komunikasi Antarbudaya
Menurut Stewart L. Tubbs, komunikasi antar budaya adalah
komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya. Kebudayaan adalah
cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta
15
berlangsung dari generasi kegenerasi. Makin banyaknya orang bepergian
ke luar negeri dengan beragam kepentingan mulia dari melakukan
perjalanan bisnis, liburan, mengikuti pendidikan lanjutan, baik yang
sifatnya sementara maupun dengan tujuan untuk menetap selamanya.
7. Komunikasi Pembangunan
Secara sederhana pembangunan adalah perubahan yang berguna
menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai suatu
kehendak dari suatu bangsa, dan komunikasi merupakan dasar dari
perubahan sosial. Perubahan yang dikehendaki dalam pembangunan
tentunya perubahan yang lebih baik atau lebih maju dari sebelumnya.
Dalam arti luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi
komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik
diantara masyarakat dengan pemerintah, dimulai dari proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan.
8. Komunikasi Tradisional
Secara umum komunikasi tradisional adalah proses penyampaian
pesan dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan media tradisional
yang sudah lama digunakan di suatu tempat sebelum kebudayaan tersentuh
oleh teknologi modern.
16
2.2 Komunikasi Pemasaran yang Efektif
2.2.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran
Menurut Sutisna (2002:267) komunikasi pemasaran merupakan usaha
untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama konsumen sasaran
mengenai keberadaan produk di pasar. Komunikasi pemasaran tersusun dari
dua kata yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi diartikan sebagai
proses di mana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu atau
antar organisasi. Sedangkan pemasaran adalah sekumpulan kegiatan di
mana perusahaan dan organisasi lainnya mentransfer antara mereka dengan
pelanggannya.Maka, jika disimpulkan komunikasi pemasaran menurut
definisi Sutisna adalah komunikasi yang terjadi dan di dalamnya terjadi
pertukaran/penawaran barang dan jasa kepada pelanggan.
William G. Nickles dalam buku Amir Purba,dkk (2006: 126)
mendefiniskan komunikasi pemasaran sebagai proses pertukaran informasi
yang dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan
efektif dan efisien. Maka, menurut Willian G. Nickles pemasaran dapat
dikatakan berjalan dengan efektif dan efisien apabila pertukaran informasi
dari produsen dan konsumen dilakukan dengan cara memberikan pengaruh
dengan tujuan agar konsumen mengetahui dan tertarik terhadap produk
tersebut.
Beberapa ahli menyebutkan bahwa komunikasi pemasaran memiliki
posisi dibawah periklanan dan promosi, namun saat ini komunikasi
pemasaran berhasil dikembangkan dan muncul lebih kompleks. Sehingga
17
para ahli baik akademisi maupun praktisi mendefinisikan bahwa pemasaean
adalah semua elemen promosi dari marketing mix yang melibatkan
komunikasi antar organisasi dan target khalayak pada segala bentuknya
yang ditujukan untuk meningkatkan performa pemasaran (Prisgunanto,
2006: 8).
2.2.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran
Tujuan Komunikasi pemasaran adalah untuk mencapai tahap-tahap
perubahan yang ditujukan kepada konsumen. Tahapan-tahapan berikut
menurut Kennedy dan Soemanegara (2006), yakni :
1. Perubahan Pengetahuan (Knowledge)
Tahapan pertama yang akan dicapai dalam komunikasi pemasaran
adalah tahapan perubahan pengetahuan (knowledge), dalam tahapan ini
diharapkan konsumen akan menunjukkan perubahan bahwa konsumen
telah mengetahui produk yang dipasarkan.
2. Perubahan Sikap (Behavior)
Tahapan kedua yang akan dicapai dalam komunikasi pemasaran
adalah tahapan perubahan sikap (behavior), dalam tahapan ini diharapkan
konsumen akan menunjukkan perubahan bahwa konsumen berkeinginan
untuk membeli atau mencoba produk yang dipasarkan.
18
3. Perubahan Perilaku (Conation)
Tahapan ketiga yang akan dicapai dalam komunikasi pemasaran
adalah tahapan perubahan perilaku (conation), dalam tahapan ini
diharapkan konsumen akan menunjukkan perubahan bahwa konsumen
tidak beralih pada produk lain dan terbiasa menggunakan produk yang
dipasarkan.
2.2.2.1 Tujuan Komunikasi Pemasaran bagi Konsumen
1. Dapat memenuhi kebutuhan pokok konsumen.
2. Menjangkau semua kelompok konsumen.
3. Memberikan keyakinan kepada konsumen.
4. Memberikan kepuasan terhadap konsumen.
5. Memberikan informasi kepada konsumen dengan baik.
6. Membangkitkan keinginan konsumen terhadap sebuah produk.
7. Sanggup memfasilitasi konsumen untuk membeli produk.
2.2.2.2 Tujuan Komunikasi Pemasaran bagi Produsen
1. Menciptakan strategi yang baik untuk melakukan promosi
2. Mengetahui keunggulan kompetitor
3. Mengetahui kebutuhan konsumen
4. Menentukan cara menciptakan citra merk
5. Menciptakan hubungan dengan masyarakat
6. Memberikan evaluasi
19
2.3 Pengaruh Komunikasi Pemasaran dakam Meningkatkan brand
awareness
2.3.1 Pengertian Brand Awareness
Menurut Durianto, brand awareness adalah:
“brand awareness (kesadaran merek), menunjukan kesanggupan
konsumen (atau calon pembeli) dalam mengingat kembali (recognize) atau
mengenali (recall) bahwa suatu merek merupakan suatu bagian dari
kategori produk tertentu”.
Menurut Surachman (2008) Brand Awareness adalah kesanggupan
seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa
suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu.
Rangkuti (2004) mengatakan bahwa brand awareness merupakan
kemampuan seorang pelanggan untuk mengingat suatu merek tertentu atau
iklan tertentu secara spontan atau setelah dirangsang dengan kata-kata
kunci. Hal ini menunjukkan bahwa brand awareness sangat dipengaruhi
oleh periklanan suatu produk untuk menarik para konsumen. Definisi-
definisi para ahli mengenai brand awareness dapat ditarik simpulan bahwa
brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran. Brand
awareness menunjukkan pengetahuan konsumen terhadap eksistensi suatu
brand.
20
2.3.2 Peran Brand Awareness
Gambar 2. Nilai-Nilai Kesadaran Merk
Sumber: Durianto et al, (2004: p.7)
Peran Brand Awareness dalam membantu brand adalah sebagai
berikut:
1. Menjadi sumber asosiasi lain
2. Familier atau rasa suka
3. Substansi atau komitmen
4. Mempertimbangkan brand
2.3.3 Tingkatan Brand Awareness
Brand Awarness memiliki beberapa level atau tingkatan, terdapat 4
level (tingkatan) yang dapat digambarkan dalam sebuah piramida. Berikut
21
adalam gambar piramida brand awarness dari yang tertinggi ke yang
terendah :
Sumber: Durianto et al. (2004)
1. Unaware Brand
Unaware Brand (tidak menyadari merek) adalah tingkat
terendah dalam piramida merek, dimana konsumen tidak menyadari
adanya suatu merek.
2. Brand Recognition
Brand Recognition (pengenalan merek) adalah tingkat minimal
kesadaran merek di mana hal ini penting ketika seorang pembeli
memilih suatu merek pada saat melakukan pembelian.
3. Brand Recall
Gambar 3. Piramida Brand Awareness
22
Brand Recall (pengingatan kembali merek) adalah pengingatan
kembali terhadap merek tanpa lewat bantuan karena berbeda dengan
tugas pengenalan.
4. Top of Mind
Top of Mind (puncak pikiran) adalah merek yang pertama kali
diingat ketika konsumen ditanya tentang kategori suatu produk yang
dapat diingat kembali secara spontan tanpa bantuan.
Semakin tinggi level brand awareness berarti suatu merek makin
diingat atau berada di benak konsumen dibanding merek lainnya. Begitu
pula sebaliknya, semakin rendah level brand awarness brarti suatu merek
tersebut semakin tidak dikenal apalagi diingat di benak konsumen
dibanding merek lainnya.
2.4 Macam-Macam Progam Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran mampu membentuk merek dan penjualan
produk. Memang dikatakan oleh Kotler & Keller, dalam perkembangan
lingkungan komunikasi pemasaran yang perubahannya sangat cepat,
komunikasi pemasaran melalui iklan bukanlah satu-satunya atau bahkan
yang paling penting dalam membentuk merek dan mendorong penjualan.
Berikut beberapa strategi komunikasi pemasaran yang sering dijadikan
acuan yang dikemukanan oleh Kohler dan Smith, yakni :
1. Advertising
23
Advertising atau periklanan merupakan usaha penyajian non-personal
atau promosi produk yang dibayar oleh pihak perusahaan. Periklanan
bersifat persuasif, sehingga harus mampu membujuk konsumen untuk
tertarik terhadap produk yang diiklankan tersebut. Menurut Kustandi dalam
Rahman, (2012:21) iklan adalah suatu proses komunikasi masa yang
melibatkan sponsor tertentu, yang membayar jasa sebuah media massa atas
penyiaran iklannya. Iklan bisa menggunakan media elektronik maupun
cetak seperti misal televisi (tv), radio, majalan, spanduk, koran, banner, dll.
2. Sales Promotion
Sales promotion adalah berbagai kumpulan alat-alat insentif, yang
sebagian besar berjangka pendek, yang dirancang untuk merangsang
pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh
konsumen atau pedagang. Kotler (2005). Promosi penjualan bertujuan untuk
meningkatkan keinginan target konsumen untuk membeli suatu produk. Hal
ini berupa insetif jangka pendek yang menarik konsumen dan bertujuan
untuk membujuk konsumen agar membeli produk.
3. Public Relation & Publicity
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan antara produk dengan
konsumen dan masyarakat umum. Strategi ini dapat dilakukan dengan
menjalankan beberapa program menarik yang dapat meningkatkan citra dari
produk tersebut.
24
4. Personal Selling
Penjualan langsung dapat menjadi strategi komunikasi pemasaran
dimana pihak perusahaan dapat berinteraksi langsung dengan konsumen.
Dalam hal ini, perusahaan dapat menjelaskan produk lebih detail dan
menerima feedback dari konsumen.
5. Direct Marketing
Pemasaran langsung disini artinya melakukan interaksi langsung
dengan konsumen dengan media non-personal seperti email, telepon, surat
dan lainnya.
6. Sponsorship
Pemberian sponsor pada suatu kegiatan dapat menjadi strategi
komunikasi pemasaran yang baik. Hal ini dapat meningkatakan brand
awareness dan reputasi perusahaan itu sendiri.
7. Corporate Identity
Pembangunan citra perusahaan juga penting untuk rencana jangka
panjang perusahaan.
8. Word of Mouth
Strategi ini merupakan komunikasi personal yang cukup efektif dalam
meningkatkan penjualan produk. Word of mouth sangat efektif dalam
mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk. Konsumen akan
membeli produk yang direkomendasikan oleh kenalannya karena
25
menanggap bahwa informasi produk tersebut terpercaya dan personal. Word
of mouth dianggap lebih persuasif dibandingkan pemasaran melalui iklan.
Adanya beberapa strategi komunikasi pemasaran tersebut diharapkan
dapat memberikan acuan bagi produsen untuk memperhatikan beberapa hal.
Strategi pemasaran yang dilakukan dapat dikatakan efektif dan efisen
apabila pesan yang disampaikan oleh penjual dapat diterima oleh konsumen.
Sehingga, konsumen terpengaruh untuk membeli produk tersebut.
2.5. Model Komunikasi Pemasaran
Model komunikasi yang biasanya dikembangkan pada
umumnya tidak jauh berbeda. Model komunikasi pemasaran meliputi:
1.Sender atau juga disebut sumber (source)
2.Pemasar menentukan bagaimana suatu pesan disusun agar dapat dipahami dan
direspon secara positif oleh penerima dalam hal ini konsumen. Keseluruhan
proses dari perancangan pesan sampai penentuan jenis promosi yang akan
dipakai disebut proses encoding.
3.Penyampaian pesan melalui media (proses transmisi).
4.Proses memberikan respond an menginterpretasikan pesan yang diterima
(proses decoding). Proses ini berarti penerima pesan memberi interpretasi atas
pesan yang diterima.
5.Umpan balik( Feedback) atas pesan yang dikirimkan. Pemasar
menginformasikan apakah pesan yang disampaikan sesuai dengan harapan,
26
dalam artian mendapat respon atau tindakan yang positif dari konsumen, atau
justru pesan tidak tersampaikan dengan efektif.
Secara keseluruhan proses komunikasi pemasaran diatas digambarkan
dalam bagan berikut :
Gambar 4. Model Komunikasi Pemasaran
Sumber : Sutisna, 2001 : 270
2.6 Definisi Konseptual
Definisi konseptual yaitu suatu definisi yang masih berupa
konsep dan maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuitif
masih bisa dipahami maksudnya (Azwar, 2007: 72).
2.6.1 Strategi Komunikasi Pemasaran
Definisi konseptual dalam penelitian ini adalah Strategi
Komunikasi Pemasaran. Strategi Komunikasi Pemasaran merupakan hal yang
penting dalam terjadinya kegiatan pemasaran sebuah produk. Banyak sekali
para ahli yang membagi berbagai macam strategi dalam komunikasi
pemasaran. Dengan adanya berbagai macam strategi tersebut dapat
27
mempermudah perusahaan dalam penyampaian tujuan pemasaran suatu
produk. Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan dalam strategi
pemasaran terdapat program-program pemasaran yang seharusnya dilakukan
berkaitan dengan strategi yang digunakan agar sesuai dengan pemasaram
yang telah dilakukan.
2.6.2 Macam-Macam Strategi Komunikasi Pemasaran
Strategi komunikasi pemasaran adalah salah satu hal penting dalam
pemasaran karena dengan adanya strategi dalam sebuah pemasaran maka
akan dapat mewujudkan tujuan dari pemasaran produk apakah berhasil atau
tidak. Strategi komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam
keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran.
Perusahaan harus melakukan lebih dari sekedar menciptakan nilai
pelanggan. Ada macam-macam versi di kalangan para ahli tentang macam-
macam strategi komunikasi pemasaran, salah satu versi yakni versi (Kotler
2002:646) terdapat bentuk strategi komunikasi pemasaran marketing strategy
dan pull marketing strategy.
2.6.2.1 Penerapan Push Marketing Strategy
Push marketing umumnya lekat dengan marketing konvensional,
misal media cetak seperti selebaran atau poster, radio, atau iklan televisi.
Push marketing sebagai bagian dari strategi promosi bertujuan
menyampaikan pesan kepada para konsumen potensial, namun konsumen
potensial tersebut belum tentu benar-benar memiliki kebutuhan terhadap
produk yang dipromosikan. Manfaat terbesar dari push marketing adalah
hasil cepat dan pesan yang jelas kepada para pelanggan karena push
28
marketing memang meletakkan perhatian pada penciptaan permintaan
instan terhadap sebuah produk. Namun, push marketing bisa berbiaya
tinggi dan memiliki efek temporer.
Secara spesifik, strategi push marketing harus selalu memperbarui
proyek penyampaian pesan mengenai nilai-nilai produk. Alasannya adalah
efek temporer yang telah disampaikan sebelumnya, sehingga hubungan
dengan pelanggan harus rutin diperbarui. Namun, dalam push marketing
perusahaan akan susah mengukur jumlah konsumen yang melihat atau
tertarik kepada kegiatan promosi yang dilakukan.
Push marketing biasa digunakan perusahaan-perusahaan, antara
lain startups yang telah mendapatkan pendanaan jumbo dan wajib
memperkenalkan produknya kepada pasar. Karena fokus push marketing
adalah membawa pesan informasi sebuah produk kepada konsumen,
umumnya desain promosi yang dibuat disesuaikan bagi konsumen yang
belum dan kurang mengetahui produk yang ditawarkan. Dengan adanya
push marketing berharap bisa mengurangi durasi waktu yang diperlukan
konsumen saat mencari sebuah produk dan akhirnya memutuskan membeli
produk tersebut. Agar tujuan tersebut tercapai, tentu saja perusahaan harus
agresif dan beriklan dengan jangkauan luas agar dampak yang besar dan
segera dapat terlaksana.
29
2.6.2.1.1 Pemasaran langsung (Direct Marketing)
Pemasaran langsung disini artinya melakukan interaksi
langsung dengan konsumen dengan media non-personal seperti
email, telepon, surat dan lainnya.
2.6.2.1.2 Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan langsung dapat menjadi strategi komunikasi
pemasaran dimana pihak perusahaan dapat berinteraksi langsung
dengan konsumen. Dalam hal ini, perusahaan dapat menjelaskan
produk lebih detail dan menerima feedback dari konsumen.
2.6.2.1.3 Trade Show/ Event
Trade show memiliki arti sebuah event atau sebuah
kegiatan yang dibuat oleh asosiasi industri tertentu dengan
mengikutsertakan pelaku bisnis tertentu.
2.6.2.2 Penerapan Pull Marketing Strategy
Yang menjadikan ciri utama Pull Meketing Strategy adalah
konsumen mendefinisikan bentuk produk yang mereka inginkan,
mencarinya, dan akhirnya mengonsumsi. Para era marketing online dan
jumlah pelanggan terdidik yang jauh lebih tinggi, penggunaan pull
marketing jauh lebih luas dan ada pada berbagai pelantar. Salah satu
contoh pull marketing yang paling populer adalah content marketing yang
muncul di hadapan konsumen karena konsumen melakukan pencarian
informasi terlebih dahulu melalui situs penelusur. Pull Strategy secara
30
garis besar digunakan oleh perusahaan untuk menciptakan permintaan
terhadap produk.
Pull marketing era digital menggunakan berbagai kanal media
untuk menciptakan ketertarikan konsumen terhadap sebuah produk atau
perusahaan, serta mendorong pelanggan mencari informasi mengenai
produk atau perusahaan berdasarkan inisiatif pribadi. Penggunaan pull
marketing sangat populer dalam internet marketing karena pull marketing
memperoleh manfaat besar dari perilaku independen yang dilakukan para
konsumen. Beberapa contoh dalam pull strategy seperti misal kekuatan
informasi mulut ke mulut (Word of Mouth) dan membuat konten di sosial
media yang menarik untuk membuat para konsumen dengan sengaja
mencari informasi mengenai produk tersebut. Perusahaan dapat
mengoptimalkan penggunaan pull marketing untuk meningkatkan produk
sebelum muncul dan tersedia di pasaran.
Strategi Pemasaran yang dilakukan oleh Pesankopi menerapkan
Pull marketing strategy. Pull marketing strategy mendekati para konsumen
dengan membangun kesetiaan konsumen dan menarik konsumen kepada
produk. Karena tujuan pull marketing strategy adalah untuk membuat
pelanggan mendekati merek atau produk tertentu, jadi taktik yang
digunakan adalah meliputi promosi dengan menggunakan media massa,
peningkatan penjualan dengan menggunakan iklan, dan word-of-mouth
yang terarah. Upaya menciptakan loyalitas merek dan membuat pelanggan
datang kembali dapat meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap
produk yang disediakan oleh Pesankopi.
31
2.6.2.2.1 Sales Promotion to Consumer
Sales Promotion to Consumer adalah alat-alat yang dipakai untuk
menarik konsumen dalam membeli sebuah jasa ataupun produk.
2.6.2.2.2 Hubungan Masyarakat (Public Relation)
Menurut Frank Jefkins, dalam (Maryam & Priliantini, 2018)
“Public Relations yaitu sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi
yang terencana, baik ke dalam maupun ke luar organisasi dengan
publiknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang dilandaskan
pada saling pengertian.
2.6.2.2.3 Publisitas (Publicity)
Publisitas adalah tersebarnya informasi mengenai produk atau jasa
yang ditujukan untuk konsumen atau masyarakat melalui suatu media.
2.6.2.2.4 Media Sosial (Social Media)
Dr.Rulli Nasrullah M.Si. dalam buku Media Sosial ( 2016 ; 13 ),
menyimpulkan bahwa Media Sosial merupakan medium di internet yang
memungkinkan penggunanya mempresentasikan dirinya maupun
berinterakasi, bekerjasama, saling berbagi, berkomunikasi dengan
pengguna lainnya, dan membentuk ikatan sosial.
2.6.2.2.5 Word of Mouth (WoM)
Menurut Kotler & Keller (2012) Word of Mouth Communication
(WOM) atau komunikasi dari mulut ke mulut merupakan proses
komunikasi yang berupa pemberian rekomendasi baik secara individu
32
maupun kelompok terhadap suatu produk atau jasa yang bertujuan untuk
memberikan informasi secara personal.
2.6.3 Brand Awareness
Salah satu tujuan tercapainya komunikasi pemasaran yang baik dalah
sebuah perusahaan adalah dengan terbentuknya kesadaran masyarakat dalam
mengenal brand perusahaan tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung. Menurut Durianto, Brand Awarness adalah menunjukan kesanggupan
konsumen (atau calon pembeli) dalam mengingat kembali (recognize) atau
mengenali (recall) bahwa suatu merek merupakan suatu bagian dari kategori
produk tertentu. Banyaknya konsumen yang telah sadar adanya sebuah merek
tersebut dapat membuat produk tersebut lebih melekat dan akan diingat atau
bahkan mengulang kembali untuk membeli produk tersebut. Konsumen
cenderung lebih percaya merek yang memiliki kesan produk yang bagus dan
banyak dikenal. Hal tersebut secara tidak langsung juga dapat menimbulkan Word
of Mouth