+ All Categories
Home > Documents > Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

Date post: 06-Jul-2018
Category:
Upload: frendystp
View: 225 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 41

Transcript
  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    1/41

     

    DESEMBER 2015

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    2/41

     

    Buletin Bulanan

    INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN

    Volume IX, Nomor 12/Desember 2015

    Ukuran Buku :

    20,5 cm x 29,0 cm

    Desain grafis:

    Sehusman, SP

    Penanggung Jawab:Dr.Ir. Suwandi, MSi

    Redaktur :

    Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM

    Penyunting/Editor:

    Ir. Sabarella, MSi

    Penulis Artikel :

    Ir. Wieta B. Komalasari, Msi

    Sri Wahyuningsih, S.Si

    Widyawati

    Megawati Manurung, SP

    Metha Herwulan Ningrum

    Sehusman, SP

    Yani Supriyati, SE 

    Sekretaris: Heri Dwi Martono

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian – Kementerian Pertanian

    Kanpus Kementan, Gedung D, Lantai IV, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta

    Telp./Fax (021) 780-5305, Email : [email protected][email protected] 

    Website : http://www.pertanian.go.id atau http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id 

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]://www.pertanian.go.id/http://www.pertanian.go.id/http://www.pertanian.go.id/http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/http://www.pertanian.go.id/mailto:[email protected]:[email protected]

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    3/41

     

    KATA PENGANTAR

    Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil

    analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2015 kembali

    menerbitkan Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian. Buletin Bulanan Indikator

    Makro Sektor Pertanian Volume IX Nomor 12/Desember 2015 ini berisi data dan analisis

    deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian bulan Januari  –  Oktober 2015,

    Indeks Harga Konsumen (IHK) perkotaan dan inflasi bulan November 2015, Nilai Tukar

    Petani (NTP) bulan Januari - November 2015. Data ekspor-impor yang dipublikasikan telah

    disesuaikan dengan klasifikasi kode HS (Harmony System) berdasarkan Buku Tarif

    Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, dan data NTP mulai bulan Nopember 2013

    menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Data yang disajikan dalam buletin ini

    bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

    Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data

    baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang

    membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang.

    Jakarta, Desember 2015

    Kepala Pusat Data dan Sistem

    Informasi Pertanian,

    Dr.Ir. Suwandi, MSi.

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    4/41

     

    DAFTAR ISI

    Halaman

    BAB I. PENJELASAN UMUM ........................................................................................... 1

    1.1.  Ekspor Impor ................................................................................................... 1

    1.2.  Indeks Harga Konsumen/Inflasi ....................................................................... 1

    1.3.  Nilai Tukar Petani (NTP) .................................................................................. 3

    BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN ........................................................... 5

    2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian ............................. 5

    2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan.......... 7

    2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura .................. 9

    2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan ................ 13

      2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan ................. 15

    BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI ........................................ 19

    3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan

    November 2015 ............................................................................................. 19

    3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia untuk

    Kelompok Bahan Makanan, November2015 ................................................ 21

    3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan,

    November 2015 ............................................................................................. 22

    BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) ............................................................................... 25

    4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang

    Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan sub sektor

    Januari  – November 2015........... ................................................................... 25

    4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Januari –

     November

    2015........... ..................................................................................................... 26

    4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian

    Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan Januari – November 2015 ........ 27

    4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) .......................................................... 28

    4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) ............................................................ 30

    4.6. Nilai Tukar Petani (NTP) .................................................................................. 30

    4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi di Indonesia .............................. 314.8. Upah Buruh Tani ............................................................................................. 36

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    5/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/Desember 2015 1

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    BAB I. PENJELASAN UMUM

    Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian edisi Volume IX Nomor 12,

    Desember 2015 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi:

    1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Januari - Oktober 2015.

    2. Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 82 Kota di Indonesia dan inflasi bulan

    November 2015.

    3. Nilai tukar petani nasional dan provinsi di Indonesia bulan September - November

    2015.

    1.1. Ekspor Impor

    Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal

    dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan berstatus

    angka tetap. Kode HS mengacu pada klasifikasi sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia

    (BTKI) 2012. Cakupan kode HS komoditas pertanian merupakan kesepakatan hasilkoordinasi dengan instansi terkait lingkup Kementerian Pertanian.

    Penyajian data perkembangan ekspor impor komoditas pertanian ini

    dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan

    peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan.

    1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi

    Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi

    bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi

    lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan

    komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional.

    Sejak bulan Januari 2014, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola

    konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 82 kota tahun 2012 yang mencakup sekitar

    225-462 komoditas. IHK gabungan 82 kota ini merupakan hasil perhitungan dari

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    6/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/Desember 20152

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di

    kota bersangkutan.

    IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres  yang dikembangkan dan

    dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu:

      Bahan makanan  yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging

    dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayur-

    sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta

    bahan makanan lainnya.

      Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau  yang terdiri dari makanan jadi,

    minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol. 

      Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar  yang terdiri dari biaya tempat tinggal,

    bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan

    rumah tangga. 

      Sandang  yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak,

    barang pribadi dan sandang lain. 

      Kesehatan  yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani,

    perawatan jasmani dan kosmetika.   Pendidikan, rekreasi dan olahraga  yang terdiri dari jasa pendidikan, kursus-

    kursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga. 

      Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan  yang terdiri dari transportasi,

    komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan.

    Laju inflasi/deflasi merupakan persentase (%) perubahan IHK bulanan diperoleh dari :

    Dimana : l n   = Indeks bulan n;

    l n   1  = Indeks bulan n-1

    Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode

     point to to point .

    100

    1

    1 x

    l l 

    n

    nn

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    7/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/Desember 2015 3

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    1.3. Nilai Tukar Petani (NTP)

    Data Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).

     

    Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan

    statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan.

      Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat

    produsen ( farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan.

      IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres  yang

    dikembangkan.

      NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase.

    Persamaan NTP sebagai berikut :

    %100 x IB

     IT  NTP   

     

    Data NTP menggunakan tahun dasar 2007=100, dan mulai data Nopember 2013 terjadi

    penggantian tahun dasar menjadi 2012=100, serta penambahan rincian tanaman obat

    pada Indeks Harga yang Dibayar Petani sub sektor hortikultura.

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    8/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/Desember 20154

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    9/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 5

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

    2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian

    Volume ekspor komoditas pertanian pada bulan Oktober 2015 dibandingkan

    dengan bulan September 2015, mengalami peningkatan sebesar 10,20% yaitu dari 3,53

     juta ton menjadi 3,89 juta ton. Peningkatan volume ekspor ini disebabkan karena

    meningkatnya volume ekspor sub sektor perkebunan dan peternakan. Begitu pula nilai

    ekspor komoditas pertanian pada bulan Oktober 2015 mengalami peningkatan dari US$

    2,31 milyar menjadi US$ 2,37 milyar atau naik sebesar 2,75%.Volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan Oktober 2015

    mengalami penurunan dibandingkan bulan September 2015 sebesar 7,01% yakni dari 2,29

     juta ton menjadi 2 ,13 juta ton. Begitu pula dari sisi nilai impor turun sebesar 2,57% yakni

    dari US$ 1,15 milyar menjadi US$ 1,12 milyar. Penurunan nilai impor komoditas pertanian

    tersebut disebabkan oleh turunnya nilai impor semua sub sektor kecuali sub sektor

    peternakan. 

    Selisih ekspor dan impor (neraca perdagangan) komoditas pertanian, pada bulanOktober 2015 mengalami surplus dari sisi volume sebesar 1,76 juta ton, demikian juga

    dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 1,25 milyar. Surplus nilai neraca

    perdagangan komoditas pertanian bulan Oktober 2015 menunjukkan peningkatan

    sebesar 8,05% dibandingkan bulan September 2015. Demikian pula, dari sisi volume,

    mengalami peningkatan surplus sebesar 42,06%. Perkembangan ekspor - impor

    komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan September-Oktober

    2015 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1. 

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    10/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 20156

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Tabel 2.1. Ekspor-impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, September-Oktober

    2015

    No Sub Sektor Septembet Oktober*)Pertumb. (%)

    Okt. thd Sep

    Kumulatif Januari-

    Oktober

    1 Tanaman Pangan

    Volume (Kg)

      - Ekspor 56,591,861 33,492,625 -40.82 418,257,055 

    - Impor 1,680,728,391 1,547,633,047 -7.92 15,422,967,464 

    - Neraca -1,624,136,530 -1,514,140,422 -6.77 -15,004,710,409

    Nilai (US$)

      - Ekspor 28,600,706 23,406,615 -18.16 185,568,920 

    - Impor 554,661,171 507,536,389 -8.50 5,498,064,780 

    - Neraca -526,060,465 -484,129,774 -7.97 -5,312,495,860

    2 Hortikultura

    Volume (Kg)  - Ekspor 55,638,712 34,101,395 -38.71 457,852,822 

    - Impor 106,931,238 92,225,759 -13.75 1,152,203,773 

    - Neraca -51,292,526 -58,124,364 13.32 -694,350,951

    Nilai (US$)

      - Ekspor 50,882,667 47,781,325 -6.10 487,764,723 

    - Impor 118,219,265 104,191,416 -11.87 1,191,173,682 

    - Neraca -67,336,598 -56,410,091 -16.23 -703,408,959

    3 Perkebunan

    Volume (Kg)

      - Ekspor 3,400,142,250 3,803,808,370 11.87 32,003,628,974 

    - Impor 392,804,891 367,599,568 -6.42 3,539,188,344 

    - Neraca 3,007,337,359 3,436,208,802 14.26 28,464,440,630 Nilai (US$)

      - Ekspor 2,195,482,810 2,263,755,721 3.11 22,556,622,812 

    - Impor 272,663,942 256,465,426 -5.94 2,763,283,615 

    - Neraca 1,922,818,868 2,007,290,295 4.39 19,793,339,197 

    4 Peternakan

    Volume (Kg)

      - Ekspor 17,725,298 18,734,135 5.69 155,628,503

      - Impor 111,488,355 123,822,051 11.06 1,145,599,413

      - Neraca -93,763,057 -105,087,916 12.08 -989,970,910

    Nilai (US$)

      - Ekspor 36,253,799 39,870,554 9.98 368,593,199

      - Impor 207,651,553 255,362,001 22.98 2,454,268,535  - Neraca -171,397,754 -215,491,447 25.73 -2,085,675,336

    PERTANIAN

    Volume (Kg)

      - Ekspor 3,530,098,121 3,890,136,525 10.20 33,035,367,354

      - Impor 2,291,952,875 2,131,280,425 -7.01 21,259,958,994

      - Neraca 1,238,145,246 1,758,856,100 42.06 11,775,408,360

    Nilai (US$)

      - Ekspor 2,311,219,982 2,374,814,215 2.75 23,598,549,654

      - Impor 1,153,195,931 1,123,555,232 -2.57 11,906,790,612

      - Neraca 1,158,024,051 1,251,258,983 8.05 11,691,759,042

    Sumber: BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012  *) Angka Sementara

     

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    11/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 7

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    2.2.  Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan

    Volume ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan Oktober 2015 sebesar

    33,49 ribu ton atau turun sebesar 40,82% dibandingkan bulan September 2015. Demikian

    pula, nilai ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan sebesar

    18,16%, yakni dari US$ 28,60 juta menjadi US$ 23,40 juta. Komoditas ekspor utama sub

    sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan

    Oktober 2015 adalah beras olahan yang mencapai US$ 16,33 juta. Komoditas berikutnya

    yang menyumbang nilai ekspor tanaman pangan cukup besar adalah kacang tanah yang

    mencapai US$ 501 ribu, ubi jalar sebesar US$ 1,47 juta, kacang tanah olahan sebesar US$

    1,02 juta dan kedele olahan sebesar US$ 1,89 juta. Total ekspor komoditas tanaman

    pangan bulan Januari  – Oktober 2015 mencapai 418,25 juta ton atau setara dengan US$

    185,56 juta. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan September - Oktober

    2015 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.2. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan, September – Oktober 2015

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    1 Beras 111.730 124.356 42.115 69.463 -62,31 -44,14   395.714 523.674

    2 Beras olahan 6.917 5.149 27.158 16.326 292,63 217,07   1.167.684 455.081

    3 Gandum, Meslin 0 0 0 0 - -   0 0

    4 Gandum, Meslin olahan 8.110.866 3.784.263 9.264.153 4.137.015 14,22 9,32   73.597.901 33.408.763

    5 Jagung 30.458.929 7.060.454 6.627.779 1.519.470 -78,24 -78,48   233.964.354 56.128.708

    6 Jagung olahan 830.995 191.070 507.194 161.086 -39 -16   15.494.827 5.591.873

    7 Kacang tanah 177.109 317.476 276.480 501.597 56,11 58,00   4.397.536 5.147.444

    8 Kacang tanah olahan 268.757 828.650 318.073 1.020.422 18,35 23,14   2.494.796 7.519.711

    9 Kedele 297.902 286.259 124.000 17.460 -58,38 -94   1.220.829 447.547

    10 Kedele olahan 1.230.301 1.659.219 1.439.520 1.895.107 17,01 14,22   10.091.130 13.703.794

    11 Kacang Hijau 11.541.174 11.878.254 11.354.924 11.342.978 -1,61 -4,51   39.138.285 40.000.219

    12 Ubi jalar 1.207.807 1.191.148 1.387.762 1.475.313 14,90 23,86   10.077.221 10.039.526

    13 Ubi kayu 31.180 18.643 13.270 5.582 -57,44 -70,06   1.051.151 865.926

    14 Ubi kayu olahan 979.863 566.998 1.455.585 812.241 48,55 43   14.100.180 6.878.697

    15 Tanaman Pangan Lainnya 1.338.331  688.767  654.612  432.555  -51,09 -37,20 11.065.447  4.857.957 

    Total 56.591.861 28.600.706 33.492.625 23.406.615 -40,82 -18,16 418.257.055 185.568.920

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

      *) Angka Sementara

    No Komoditas   September Oktober *)

      Pertumbuhan (%) Okt

    thd Sep   Kumulatif Jan-Okt

     

    Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan

    Pktober 2015 mengalami penurunan sebesar 8,50% dibandingkan bulan September 2015,

    yakni dari US$ 554,66 juta menjadi US$ 507,53 juta. Demikian pula, dari sisi volumeimpor komoditas tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 7,92% yakni dari 1,68

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    12/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 20158

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

     juta ton menjadi 1,54 juta ton. Pada bulan Oktober 2015, komoditas utama impor sub

    sektor ini adalah beras sebesar US$ 10,50 juta, ubi jalar sebesar US$ 4 ribu, gandum,

    meslin olahan sebesar US$ 10.97 juta, ubi kayu olahan sebesar US$ 16,41 juta dan kacang

    tanah olahan sebesat US$ 4,36 juta. Total impor komoditas tanaman pangan bulan

    September - Oktober 2015 mencapai 15,42 juta ton atau setara dengan US$ 5,49 milyar.

    Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan September - Oktober

    2015 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3.

    Tabel 2.3. Impor komoditas sub sektor tanaman pangan, September - Oktober 2015

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    1 Beras   4.582.000 2.023.928 21.092.525 10.505.786 360,33 419,08   250.703.631 110.388.143

    2 Beras olahan   0 0 0 0 - -   20.200 68.680

    3 Gandum, Meslin   845.779.199 225.211.925 651.482.865 162.651.752 -22,97 -27,78   6.089.326.645 1.751.443.489

    4 Gandum, Meslin olahan   16.262.164 8.991.294 19.275.419 10.977.680 18,53 22,09   145.136.588 90.774.326

    5 Jagung   211.629.319 42.442.018 222.071.941 43.972.489 4,93 3,61   2.819.231.253 609.403.762

    6 Jagung olahan   2 1. 54 7. 26 1 8. 46 8.5 83 20 .2 48. 56 1 8 .0 94 .4 74 -6,03 -4,42   158.562.280 70.821.203

    7 Kacang tanah   1 2. 96 1. 11 0 1 3. 58 3.2 66 4 .4 93. 57 1 4 .3 62 .9 16 -65,33 -67,88   155.521.972 164.674.871

    8 Kacang tanah olahan   87.350 262.808 87.883 319.010 0,61 21,39   3.964.984 7.452.462

    9 Kedele   182.346.416 80.871.757 142.842.866 64.085.336 -21,66 -20,76   1.852.855.164 869.036.866

    10 Kedele olahan   352.122.590 155.556.920 425.914.804 183.238.757 20,96 17,80   3.389.663.895 1.547.824.882

    11 Kacang Hijau   1 .8 19 .74 1 1. 52 9.7 11 1 .3 38. 33 9 1 .0 09 .7 01 -26,45 -33,99   40.828.354 37.725.010

    12 Ubi jalar   644 975 2.425 4.008 276,55 311,08   11.153 16.71713 Ubi kayu 0 0 0 0 - -   0 0

    14 Ubi kayu olahan   30.399.000 13.512.939 37.446.966 16.410.431 23,18 21,44   498.647.079 215.496.289

    15 Tanaman Pangan Lainnya 1.191.597  2.205.047  1.334.882  1.904.049  12,02 -13,65   14.795.872 11.181.579

    Total   1.680.728.391 554.661.171 1.547.633.047 507.536.389 -7,92 -8,50   15.422.967.464 5.498.064.780

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

      *) Angka Sementara

    No KomoditasSeptember Oktober *) Pertumbuhan (%)

    Okt thd SepKumulatif Jan-Okt

     

    Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub

    sektor tanaman pangan pada bulan Oktober 2015 menunjukkan posisi deflasi sebesar US$

    484,13 juta atau mengalami penurunan defalsi sebesar 7,97% dibandingkan bulan

    sebelumnya. Pada bulan Oktober 2015, defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada

    komoditas kedele olahan yang mencapai US$ 181,34 juta, disusul kemudian oleh gandum,

    meslin olahan sebesar US$ 162,65 juta, kedele segar sebesar US$ 64,06 juta, dan jagung

    segar sebesar US$ 42,45 juta. Komoditas tanaman pangan yang mempunyai surplus

    neraca perdagangan adalah kacang hijau, ubi jalar dan kacang tanah olahan masing-

    masing sebesar US$ 10,33 juta, US$ 1,47 juta dan US$ 701 ribu. Total defisit neraca

    perdagangan komoditas tanaman pangan bulan September  –  Oktober 2015 mencapai

    15 juta ton atau setara dengan US$ 5,31 milyar. Neraca perdagangan komoditas sub

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    13/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 9

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    sektor tanaman pangan periode bulan September 2015 secara rinci disajikan pada Tabel

    2.4.

    Tabel 2.4. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan, September -

    Oktober 2015

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    1 Beras -4.470.270 -1.899.572 -21.050.410 -10.436.323 370,90 449,40   -250.307.917 -109.864.469

    2 Beras olahan 6.917 5.149 27.158 16.326 293  217,07   1.147.484 386.401

    3 Gandum, Meslin -845.779.199 -225.211.925 -651.482.865 -162.651.752 -22,97 -27,78   -6.089.326.645 -1.751.443.489

    4 Gandum, Meslin olahan -8.151.298 -5.207.031 -10.011.266 -6.840.665 22,82 31,37   -71.538.687 -57.365.563

    5 Jagung -181.170.390 -35.381.564 -215.444.162 -42.453.019 18,92 19,99   -2.585.266.899 -553.275.054

    6 Jagung olahan -20.716.266 -8.277.513 -19.741.367 -7.933.388 -4,71 -4,16   -143.067.453 -65.229.330

    7 Kacang tanah -12.784.001 -13.265.790 -4.217.091 -3.861.319 -67,01 -70,89   -151.124.436 -159.527.427

    8 Kacang tanah olahan 181.407 565.842 230.190 701.412 26,89 23,96   -1.470.188 67.249

    9 Kedele -182.048.514 -80.585.498 -142.718.866 -64.067.876 -21,60 -20,50   -1.851.634.335 -868.589.319

    10 Kedele olahan -350.892.289 -153.897.701 -424.475.284 -181.343.650 20,97 17,83   -3.379.572.765 -1.534.121.088

    11 Kacang Hijau 9.721.433 10.348.543 10.016.585 10.333.277 3,04 -0,15   -1.690.069 2.275.209

    11 Ubi jalar 1.207.163 1.190.173 1.385.337 1.471.305 14,76 23,62   10.066.068 10.022.809

    12 Ubi kayu 31.180 18.643 13.270 5.582 - -   1.051.151 865.926

    13 Ubi kayu olahan -29.419.137 -12.945.941 -35.991.381 -15.598.190 22,34 20,49   -484.546.899 -208.617.592

    14 Tanaman Pangan Lainnya 146.734 -1.516.280 -680.270 -1.471.494 -563,61 -2,95   -3.730.425 -6.323.622

    Total -1.624.136.530 -526.060.465 -1.514.140.422 -484.129.774 -6,77 -7,97   -15.004.710.409 -5.312.495.860

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

      *) Angka Sementara

    No KomoditasSeptember Oktober *)

    Pertumbuhan (%) Okt

    thd SepKumulatif Jan-Okt

     

    2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Hortikultura

    Total nilai ekspor sub sektor hortikultura pada bulan Oktober 2015 adalah US$

    47,78 juta atau mengalami sedikit penurunan sebesar 6,10% dibandingkan bulan

    September 2015, yaitu US$ 50,88 juta. Demikian pula, dari sisi volume ekspor mengalami

    penurunan sebesar 38,71%, yaitu dari 55,64 ribu ton menjadi 34,10 ribu ton.

    Komoditas sub sektor hortikultura yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada

    bulan Oktober 2015 adalah nenas sebesar US$ 20,58 juta atau naik sebesar 5,08% dari

    bulan September 2015 walaupun volumenya sedikit turun sebesar 0,41%. Cabe

    menempati urutan kedua sebesar US$ 4,09 juta, bawang merah sebesar US$ 1,48 juta dan

     jamur dan cendawan US$ 1,09 juta. Semua komoditas unggulan ini cenderung mengalami

    penurunan dari bulan September 2015 kecuali nenas dan jamur dan cendawan.

    Secara kumulatif dari bulan Januari sampai Oktober nilai ekspor komoditashortikultura mencapai US$ 487,76 juta yang setara dengan 457,85 ribu ton. Nenas

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    14/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 201510

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    menempati urutan pertama dengan nilai ekspor dari bulan Januari sampai Oktober ini

    yaitu sebesar US$ 194,65 atau setara dengan 165,01 ribu ton. Cabe menempati urutan

    kedua sebesar US$ 31,23 juta, jahe sebesar US$ 17,56 juta, manggis US$ 13,86 juta dan

     jamur dan cendawan US$ 11,34 juta. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura

    periode bulan September  – Oktober 2015 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5.

    Tabel 2.5. Ekspor komoditas sub sektor hortikultura, September - Oktober 2015

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    A. SAYURAN

    1 Kentang 1) 661,748  402,047  769,625  546,639  16.30 35.96 6,044,113  4,395,609 2 Bawang bombay

    1) 127,641  101,334  135,043  118,410  5.80 16.85 1,351,079  1,162,753 

    3 Bawang merah1) 2,205,005  1,873,298  1,626,671  1,484,069  -26.23 -20.78 7,478,745  6,993,480 

    4 Bawang putih1) 32,792  12,798  1,360  482  -95.85 -96.23 189,052  54,496 

    5 Tomat1) 138,931  151,710  183,389  212,409  32.00 40.01 1,021,468  1,227,962 

    6 Bunga kol dan brokoli segar -  -  50  151  - - 1,094  376 

    7 Kubis segar 6,738,454  1,365,042  4,199,381  865,387  -37.68 -36.60 38,616,617  7,591,765 

    8 Terung 47,115  72,437  41,453  37,816  -12.02 -47.79 642,511  919,039 

    9 Kacang kapri1) 64 398 70,995 116,829 110,829.69 29,254.02 115,258 263,833

    10 Jamur dan cendawan 516,220  1,028,710  571,226  1,095,124  10.66 6.46 5,797,672  11,340,223 

    11 Cabe1) 1,831,650  5,212,501  1,603,627  4,090,859  -12.45 -21.52 12,272,810  31,231,996 

    B BUAH-BUAHAN

    12 Pisang 1,079,425  579,192  793,535  423,475  -26.49 -26.89 20,945,735  12,273,489 

    13 Nenas1) 15,939,880  19,581,524  15,875,019  20,575,337  -0.41 5.08 165,010,036  194,652,366 

    14 Mangga 177,421  277,300  370,207  575,194  108.66 107.43 708,286  1,102,795 

    15 Manggis 36,023  38,423  27,414  32,599  -23.90 -15.16 29,967,747  13,855,988 

    16 Jeruk1) 50,978  39,723  175,405  170,221  244.08 328.52 2,960,881  1,945,575 

    17 Anggur1) 8,914  8,708  11,778  247,522  32.13 2,742.47 320,510  6,138,346 

    18 Apel1) 674  728  1,033  1,394  53.26 91.48 397,716  501,161 

    19 Pir1) 0 0 0 0 - - 20,442 44,194

    20 Lengkeng1) 0 0 0 0 - - 0 0

    C TANAMAN HIAS

    21 Anggrek 2,130  19,053  4,407  38,859  106.90 103.95 30,996  271,543 

    22 Krisan 8,457  102,561  8,454  95,217  -0.04 -7.16 44,853  549,193 

    23 Tanaman hidup lainnya 387,189  1,052,507  671,924  3,948,855  73.54 275.19 6,132,549  16,580,230 

    D TANAMAN BIOFARMAKA

    24 Jahe 2,319,396  1,357,363  973,527  795,507  -58.03 -41.39 25,321,305  17,560,818 

    25 Turmeric (Curcuma) 1,419,050  1,636,109  1,345,548  1,538,898  -5.18 -5.94 6,852,859  8,248,635 

    E HORTIKULTURA LAINNYA 21,909,555 15,969,201 4,640,324 10,770,072 -78.82 -32.56 125,608,488 148,858,858

    Total 55,638,712 50,882,667 34,101,395 47,781,325 -38.71 -6.10 457,852,822 487,764,723Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan:1) wujud segar dan olahan

      Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

      *) Angka Sementara

    Kumulatif Jan-OktNo Komoditas

    Pertumbuhan (%) Okt

    thd Sep'15September 2015 Oktober*) 2015

     

    Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan Oktober 2015

    mengalami penurunan sebesar 11,87% dibandingkan bulan September, yakni dari US$

    118,22 juta menjadi US$ 104,19 juta. Demikian pula, dari sisi volume mengalami

    penurunan sebesar 13,75%, yaitu dari 106,93 ribu ton menjadi 92,23 ribu ton.

    Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan Oktober 2015 adalah bawangputih (US$ 22,17 juta) turun sekitar 27,0% dari bulan sebelumnya. Pada urutan kedua dan

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    15/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 11

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    seterusnya adalah anggur (US$ 14,14 juta), jeruk (US$ 9,34 juta) dan pir (US$ 9,17 juta).

    Komoditas jeruk dan anggur cenderung mengalami kenaikan pada bulan ini dibandingkan

    bulan sebelumnya.

    Secara kumulatif dari bulan Januari sampai Oktober, nilai impor komoditas

    hortikultura mencapai US$ 1,19 triliun yang setara dengan 1,15 juta ton. Bawang putih

    menempati urutan pertama dengan volume impor sebesar 415,31 ribu ton atau setara

    US$ 296,72 juta. Jeruk menempati urutan ke-2 dengan kumulatif realisasi impor sebesar

    92,74 ribu ton atau US$ 124,81 juta, diikuti anggur US$ 114,17 juta dan apel US$ 113,62

     juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan September – Oktober

    2015 disajikan pada Tabel 2.6.

    Tabel 2.6. Impor komoditas sub sektor hortikultura, September - Oktober 2015

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    A. SAYURAN

    1 Kentang1) 8,717,107  7,214,593  9,778,954  8,144,054  12.18 12.88 82,143,898  66,240,146 

    2 Bawang bombay1) 2,943,591  2,682,673  3,211,292  2,529,274  9.09 -5.72 32,926,042  25,969,175 

    3 Bawang merah1) -  -  -  -  - - 17,401,750  5,432,486 

    4 Bawang putih 1) 41,808,796  30,365,257  30,182,498  22,166,853  -27.81 -27.00 415,308,942  296,720,395 

    5 Tomat1)

    950,769  1,100,806  864,760  971,238  -9.05 -11.77 10,242,274  11,648,178 6 Bunga kol dan brokoli segar 91,385  229,425  129,714  376,101  41.94 63.93 1,162,870  2,114,617 

    7 Kubis segar 102,977  168,212  234,633  259,501  127.85 54.27 3,791,021  3,063,596 

    8 Terung -  -  -  -  - - -  - 

    9 Kacang kapri 1) 172,473 152,102 630,815 363,986 265.75 139.30 12,525,672 6,240,824

    10 Jamur dan cendawan 520,775  788,729  449,768  630,685  -13.63 -20.04 4,496,404  6,766,610 

    11 Cabe1) 3,333,435  3,985,441  2,611,163  3,484,716  -21.67 -12.56 25,813,852  30,963,388 

    B BUAH-BUAHAN

    13 Pisang -  -  -  -  - - -  - 

    14 Nenas1) 19,500  64,848  2,577  2,433  -86.78 -96.25 126,786  211,551 

    15 Mangga -  -  -  -  - - -  - 

    17 Manggis -  -  -  -  - - -  - 

    18 Jeruk1) 2,507,704  4,512,622  7,840,268  9,344,965  212.65 107.09 92,742,955  124,806,735 

    19 Anggur1) 4,732,970  13,754,075  4,931,958  14,139,479  4.20 2.80 39,628,709  114,174,591 

    20 Apel 1) 9,706,225  16,164,881  4,509,304  7,647,343  -53.54 -52.69 68,833,198  113,621,668 

    21 Pir 1) 10,960,405 11,102,939 9,532,845 9,169,218 -13.02 -17.42 80,251,632 76,321,377

    22 Lengkeng1) 3,836,173 5,158,839 2,942,748 4,005,362 -23.29 -22.36 35,145,594 46,870,059

    C TANAMAN HIAS

    24 Anggrek 4,173  19,645  9,989  92,751  139.37 372.14 29,909  310,584 

    25 Krisan 900  14,633  709  3,948  -21.22 -73.02 2,509  33,674 

    26 Tanaman hidup lainnya 1,622,963  1,695,370  837,954  922,359  -48.37 -45.60 11,495,486  12,461,251 

    D TANAMAN BIOFARMAKA

    27 Jahe 197,291  199,250  32,450  33,652  -83.55 -83.11 6,856,810  5,962,133 

    28 Turmeric (Curcuma) 13,368  13,805  18,806  34,078  40.68 146.85 131,256  255,396 

    E HORTIKULTURA LAINNYA 14,688,258 18,831,120 13,472,554 19,869,420 -8.28 5.51 211,146,204 240,985,248

    Total 106,931,238 118,219,265 92,225,759 104,191,416 -13.75 -11.87 1,152,203,773 1,191,173,682

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan:1) wujud segar dan olahan

      Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

      *) Angka Sementara

    Kumulatif Jan-OktPertumbuhan (%)

    Okt thd Sep'15September 2015

    No KomoditasOktober*) 2015

     

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    16/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 201512

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Pada bulan Oktober 2015, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami

    defisit US$ 56,41 juta. Defisit ini turun sebesar 16,23% dibandingkan defisit bulan

    September (US$ 67,34 juta). Komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan yang

    cukup besar di bulan Oktober 2015 yakni bawang putih (US$ 22,17 juta), dan anggur (US$

    13,89 juta). Sementara komoditas hortikultura yang mengalami surplus terbesar adalah

    nenas (US$ 20,57 juta), turmeric (US$ 1,50 juta), dan bawang merah (US$ 1,48 juta).

    Secara kumulatif dari bulan Januari sampai Oktober, defisit perdagangan

    komoditas hortikultura mencapai US$ 703,41 juta. Defisit tertinggi adalah bawang putih

    sebesar US$ 296,67 juta diikuti jeruk sebesar US$ 122,86 juta. Sementara surplus

    tertinggi adalah nenas sebesar US$ 194,44 juta, manggis sebesar US$ 13,86 juta, pisang

    US$ 12,27 juta dan jahe US$ 11,59 juta. Perkembangan neraca perdagangan komoditas

    sub sektor hortikultura bulan September – Oktober 2015 secara rinci disajikan pada Tabel

    2.7. 

    Tabel 2.7. Neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura, September - Oktober

    2015

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    17/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 13

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    A. SAYURAN

    1 Kentang1) -8,055,359 -6,812,546 -9,009,329 -7,597,415 11.84 11.52 -76,099,785 -61,844,537

    2 Bawang bombay 1) -2,815,950 -2,581,339 -3,076,249 -2,410,864 9.24 -6.60 -31,574,963 -24,806,422

    3 Bawang merah1) 2,205,005 1,873,298 1,626,671 1,484,069 -26.23 -20.78 -9,923,005 1,560,994

    4 Bawang putih1) -41,776,004 -30,352,459 -30,181,138 -22,166,371 -27.75 -26.97 -415,119,890 -296,665,899

    5 Tomat1) -811,838 -949,096 -681,371 -758,829 -16.07 -20.05 -9,220,806 -10,420,216

    6 Bunga kol dan brokoli segar -91,385 -229,425 -129,664 -375,950 41.89 63.87 -1,161,776 -2,114,241

    7 Kubis segar 6,635,477 1,196,830 3,964,748 605,886 -40.25 -49.38 34,825,596 4,528,169

    8 Lobak Cina1) 47,115 72,437 41,453 37,816 -12.02 -47.79 642,511 919,039

    9 Kacang kapri 1) -172,409 -151,704 -559,820 -247,157 224.70 62.92 -12,410,414 -5,976,991

    10 Jamur dan cendawan -4,555 239,981 121,458 464,439 -2766.48 93.53 1,301,268 4,573,613

    11 Cabe1) -1,501,785 1,227,060 -1,007,536 606,143 -32.91 -50.60 -13,541,042 268,608

    B BUAH-BUAHAN

    13 Pisang 1,079,425 579,192 793,535 423,475 -26.49 -26.89 20,945,735 12,273,489

    14 Nenas1) 15,920,380 19,516,676 15,872,442 20,572,904 -0.30 5.41 164,883,250 194,440,815

    15 Mangga 177,421 277,300 370,207 575,194 108.66 107.43 708,286 1,102,795

    17 Manggis 36,023 38,423 27,414 32,599 -23.90 -15.16 29,967,747 13,855,988

    18 Jeruk1) -2,456,726 -4,472,899 -7,664,863 -9,174,744 212.00 105.12 -89,782,074 -122,861,160

    19 Anggur1) -4,724,056 -13,745,367 -4,920,180 -13,891,957 4.15 1.07 -39,308,199 -108,036,245

    20 Apel1) -9,705,551 -16,164,153 -4,508,271 -7,645,949 -53.55 -52.70 -68,435,482 -113,120,507

    21 Pir1) -10,960,405 -11,102,939 -9,532,845 -9,169,218 -13.02 -17.42 -80,231,190 -76,277,183

    22 Lengkeng1) -3,836,173 -5,158,839 -2,942,748 -4,005,362 -23.29 -22.36 -35,145,594 -46,870,059

    C TANAMAN HIAS

    24 Anggrek -2,043 -592 -5,582 -53,892 173.23 9003.38 1,087 -39,041

    25 Krisan 7,557 87,928 7,745 91,269 2.49 3.80 42,344 515,519

    26 Tanaman hidup lainnya -1,235,774 -642,863 -166,030 3,026,496 -86.56 -570.78 -5,362,937 4,118,979

    D TANAMAN BIOFARMAKA

    27 Jahe 2,122,105 1,158,113 941,077 761,855 -55.65 -34.22 18,464,495 11,598,685

    28 Turmeric (Curcuma) 1,405,682 1,622,304 1,326,742 1,504,820 -5.62 -7.24 6,721,603 7,993,239

    E HORTIKULTURA LAINNYA 7,221,297 -2,861,919 -8,832,230 -9,099,348 -222.31 217.95 -85,537,716 -92,126,390

    Total -51,292,526 -67,336,598 -58,124,364 -56,410,091 13.32 -16.23 -694,350,951 -703,408,959Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan:1) wujud segar dan olahan

      Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

      *) Angka Sementara

    Kumulatif Jan-OktNo Komoditas

    September 2015 Oktober*) 2015Pertumbuhan (%)

    Okt thd Sep'15

     

    2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Perkebunan

    Total volume ekspor komoditas perkebunan bulan September 2015, mengalami

    peningkatan yaitu sebesar 9,36% dibandingkan bulan Agustus 2015 yaitu dari 3,10 juta

    ton menjadi 3,39 juta ton. Namun sebaliknya dari sisi nilainya mengalami penurunan

    sebesar 2,08% yakni dari US$ 2,24 milyar menjadi US$ 2,19 milyar. Pada bulan September

    2015, komoditas yang mempunyai realisasi ekspor terbesar yakni minyak sawit mencapai

    US$ 1,33 milyar, disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar US$ 315,28 juta.

    Komoditas andalan ekspor sub sektor perkebunan lainnya adalah Kakao sebesar US$

    118,74 juta, kopi sebesar US$ 111,96 juta, lada sebesar US$ 101,95 juta, kelapa sebesar

    US$ 93,08 juta dan pinang sebesar US$ 21,33 juta. Total ekspor komoditas perkebunan

    bulan Januari –

     September 2015 mencapai 28,19 juta ton atau setara dengan US$ 20,29

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    18/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 201514

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    milyar. Perkembangan ekspor sub sektor perkebunan bulan Agustus - September 2015

    secara rinci disajikan pada Tabel 2.8.

    Tabel 2.8. Ekspor komoditas sub sektor perkebunan, Agustus - September 2015

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    1 Kelapa 158,495,439 111,074,897 133,153,813 93,083,055 -15.99 -16.20 1,362,250,022 933,000,863

    2 Karet 253,219,953 374,964,444 228,173,977 315,282,675 -9.89 -15.92 2,009,711,787 2,924,307,136

    3 Minyak sawit 2,453,642,538 1,275,727,240 2,800,300,013 1,331,690,689 14.13 4.39 23,278,521,769 13,034,514,780

    4 Kopi 61,720,920 137,320,357 56,135,798 111,961,689 -9.05 -18.47 385,604,375 930,032,224

    5 Teh 5,580,418 11,238,036 4,935,464 10,345,526 -11.56 -7.94 50,806,503 102,330,582

    6 Lada 12,765,869 124,734,644 10,199,440 101,948,171 -20.10 -18.27 43,844,721 421,772,434

    7 Tembakau 1,792,812 9,210,899 1,947,999 9,371,824 8.66 1.75 26,606,288 131,328,029

    8 Kakao 28,656,378 111,267,655 32,059,027 118,735,165 11.87 6.71 265,153,530 974,333,558

    9 Kapas 2,310,235 2,650,452 3,298,928 4,785,526 42.80 80.56 23,800,473 28,799,740

    10 Cassiavera (kayu manis) 4,293,075 7,749,770 3,640,434 7,249,584 -15.20 -6.45 42,828,070 81,264,120

    11 Kemiri 2,383 684 0 0 -100.00 -100.00 63,079,513 4,336,424

    12 Gula tebu 77,892,506 9,097,980 67,744,214 7,901,626 -13.03 -13.15 219,807,198 27,840,231

    13 Pinang 14,501,557 16,967,356 16,909,751 21,329,416 16.61 25.71 223,979,686 244,389,164

    14 Jambu mete 2,737,842 7,600,712 5,263,561 12,536,692 92.25 64.94 32,263,397 73,633,534

    15 Minyak atsiri 283,688 9,772,545 393,094 13,310,112 38.57 36.20 2,926,087 111,603,938

    16 Gambir 1,178,010 2,487,547 1,384,760 2,979,307 17.55 19.77 10,413,340 22,313,695

    17 Lainnya 18,898,429 25,348,179 22,302,218 28,215,112 18.01 11.31 145,924,086 242,309,998

    Total 3,097,972,052 2,237,213,397 3,387,842,491 2,190,726,169   9 .36 -2.08   28,187,520,845 20,288,110,450

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

    No KomoditasAgustus 2015 September*) 2015

    Pertumbuhan (%)

    September thd

    Agustus'15

    Kumulatif Jan - September

     

    Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun

    dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor

    komoditas perkebunan bulan Agustus  – September 2015 mengalami peningkatan dari sisi

    volume sebesar 11,15%, namun sebaliknya dari sisi nilainya menurun sebesar 7,75%.

    Pada bulan September 2015, volume impor komoditas perkebunan mencapai 378,06 juta

    ton atau setara dengan US$ 256,76 juta, dimana yang dominan diimpor oleh Indonesia

    adalah gula tebu, kapas, tembakau dan kakao. Realisasi impor gula tebu pada bulan

    September 2015 mencapai 302,73 juta ton atau setara dengan US$ 110,45 juta, disusul

    kemudian oleh kapas sebesar 51,23 juta ton atau setara dengan US$ 83,77 juta, tembakau

    sebesar 5,35 juta ton atau setara dengan US$ 21,45 juta dan kakao sebesar 5,76 ratus ton

    atau setara dengan US$ 20,53 juta. Total impor komoditas perkebunan bulan Januari  – 

    September 2015 mencapai 3,16 juta ton atau setara dengan US$ 2,49 milyar.

    Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Agustus - September 2015 secara rinci

    disajikan pada Tabel 2.9.

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    19/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 15

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Tabel 2.9. Impor komoditas sub sektor perkebunan, Agustus – September 2015

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    1 Kelapa 184,091 88,844 195,318 264,417 6.10 197.62 2,328,738 1,860,245

    2 Karet 2,452,135 3,331,780 3,204,223 3,982,457 30.67 19.53 24,864,513 32,229,412

    3 Minyak sawit 329,533 825,755 180,735 308,702 -45.15 -62.62 10,225,108 9,241,233

    4 Kopi 1,809,228 4,247,220 2,233,876 4,889,889 23.47 15.13 8,858,588 23,634,747

    5 Teh 1,180,767 1,718,175 886,723 1,463,842 -24.90 -14.80 9,485,644 16,820,536

    6 Lada 3,783 39,939 7,251 78,610 91.67 96.83 1,220,866 11,577,552

    7 Tembakau 9,955,352 50,123,335 5,348,640 21,449,750 -46.27 -57.21 54,068,935 2 91,225,109

    8 Kakao 7,906,831 28,788,788 5,756,292 20,529,017 -27.20 -28.69 69,235,970 236,770,741

    9 Kapas 58,475,268 94,907,144 5 1,232,732 8 3,766,591 -12.39 -11.74 5 29,036,221 8 65,247,207

    10 Cassiavera (kayu manis) 4,000 10,640 279,160 1,021,349 6879.00 9499.14 890,349 3,409,952

    11 Kemiri 25,482 73,874 7,443 13,805 -70.79 -81.31 1,139,868 1,015,544

    12 Gula tebu 253,784,261 86,876,901 302,732,377 110,451,986 19.29 27.14 2,404,089,413 929,995,546

    13 Pinang 0 0 4,578 10,987 - - 10,608 15,67514 Jambu mete 779,689 1,225,674 382,827 1,100,971 -50.90 -10.17 4,885,468 9,371,188

    15 Minyak atsiri 106,437 1,998,271 157,968 2,589,580 48.41 29.59 1,097,401 20,113,122

    16 Gambir 0 0 0 0 - - 0 0

    17 Lainnya 3,152,101 4,064,735 5,454,957 4,837,503 73.06 19.01 35,411,295 38,385,894

    Total 340,148,958 278,321,075 378,065,100 256,759,456   11.15 -7.75   3,156,848,985 2,490,913,703

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

    No Komoditas   Agustus 2015 September*) 2015

    Pertumbuhan (%)

    September thdAgustus'15

    Kumulatif Jan - September

     

    Berdasarkan realisasi komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan

    ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas

    perkebunan hampir selalu mengalami surplus. Neraca perdagangan pada bulan

    September 2015 mencapai US$ 1,93 milyar atau mengalami penurunan dari sisi nilai

    sebesar 1,27%, namun sebaliknya dari sisi volume mengalami peningkatan sebesar 9,14%

    dibanding bulan Agustus 2015. Selama periode bulan September 2015, surplus neraca

    perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 1,33 milyar,

    disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 311,30 juta, kopi sebesar US$ 107,07 juta, lada

    sebesar US$ 101,87 juta, kakao sebesar US$ 98,21 dan kelapa sebesar US$ 92,82 juta.

    Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan pada bulan

    September 2015 yaitu gula tebu sebesar US$ 102,55 juta, kapas sebesar US$ 78,98 juta

    dan tembakau sebesar US$ 12,08 juta. Total surplus neraca perdagangan komoditas

    perkebunan bulan Agustus – September 2015 mencapai 25,03 juta ton atau setara dengan

    US$ 17,80 milyar. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Januari - September

    2015 secara rinci disajikan pada Tabel 2.10.

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    20/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 201516

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Tabel 2.10. Neraca perdagangan komoditas sub sektor perkebunan, Agustus  – 

    September 2015

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    1 Kelapa 158,311,348 110,986,053 132,958,495 92,818,638 -16.01 -16.37 1,359,921,284 931,140,618

    2 Karet 250,767,818 3 71,632,664 224,969,754 311,300,218 -10.29 -16.23 1,984,847,274 2,892,077,724

    3 Minyak sawit 2,453,313,005 1,274,901,485 2,800,119,278 1,331,381,987 14.14 4.43 23,268,296,661 13,025,273,547

    4 Kopi 59,911,692 133,073,137 53,901,922 107,071,800 -10.03 -19.54 376,745,787 906,397,477

    5 Teh 4,399,651 9,519,861 4,048,741 8,881,684 -7.98 -6.70 41,320,859 85,510,046

    6 Lada 12,762,086 124,694,705 10,192,189 1 01,869,561 -20.14 -18.30 42,623,855 410,194,882

    7 Tembakau -8,162,540 -40,912,436 -3,400,641 -12,077,926 -58.34 -70.48 -27,462,647 -159,897,080

    8 Kakao 20,749,547 82,478,867 26,302,735 98,206,148 26.76 19.07 195,917,560 737,562,817

    9 Kapas -56,165,033 -92,256,692 -47,933,804 -78,981,065 -14.66 -14.39 -505,235,748 -836,447,467

    10 Cassiavera (kayu manis) 4,289,075 7,739,130 3,361,274 6,228,235 -21.63 -19.52 41,937,721 77,854,168

    11 Kemiri -23,099 -73,190 -7,443 -13,805 -67.78 -81.14 61,939,645 3,320,880

    12 Gula tebu -175,891,755 -77,778,921 -234,988,163 -102,550,360 33.60 31.85 -2,184,282,215 -902,155,315

    13 Pinang 14,501,557 16,967,356 16,905,173 21,318,429 16.57 25.64 223,969,078 244,373,489

    14 Jambu mete 1,958,153 6,375,038 4,880,734 11,435,721 149.25 79.38 27,377,929 64,262,346

    15 Minyak atsiri 177,251 7,774,274 235,126 10,720,532 32.65 37.90 1,828,686 91,490,816

    16 Gambir 1,178,010 2,487,547 1,384,760 2,979,307 17.55 19.77 10,413,340 22,313,695

    17 Lainnya 15,746,328 21,283,444 16,847,261 23,377,609 6.99 9.84 110,512,791 203,924,104

    Total   2,757,823,094 1,958,892,322 3,009,777,391 1,933,966,713 9.14 -1.27 25,030,671,860 17,797,196,747

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

    No Komoditas   Agustus 2015 September*) 2015

    Pertumbuhan (%)

    September thdAgustus'15

    Kumulatif Jan - September

     

    2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Peternakan

    Nilai ekspor sub sektor peternakan pada bulan oktober 2015 dibandingkan dengan

    bulan September 2015 mengalami peningkatan sebesar 9,98% yakni dari US$ 36,25 juta

    menjadi US$ 39,87 juta. Begitu pula, dari sisi volume ekspor meningkat dari 17,73 ribu ton

    menjadi 18,73 ribu ton atau naik 5,69%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan

    pada bulan Oktober 2015 adalah komoditas kulit dan jangat yang mencapai US$ 10,34

     juta, disusul kemudian lemak sebesar US$ 5,99 juta, susu dan produk susu sebesar US$

    5,36 juta, babi hidup sebesar US$ 4,52 juta, daging dan jeroan binatang lainnya sebesar

    US$ 1,49 juta serta pakan hewan sebesar US$ 1,43 juta. Total ekspor komoditas

    peternakan bulan Januari  – Oktober 2015 mencapai 155,63 ribu ton atau setara dengan

    US$ 368,59 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan

    September - Oktober 2015 secara rinci disajikan pada Tabel 2.11.

    Tabel 2.11. Ekspor komoditas sub sektor peternakan, September - Oktober 2015

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    21/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 17

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    A. Ternak Hidup

    1 Sapi 0 0 0 0 - - 0 0

    2 Babi 2,074,772 3,886,632 2,344,756 4,517,517 13.01 16.23 23,568,557 46,416,740

    3 Kambing dan Biri-biri 9,400 38,191 0 0 - - 12,775 41,316

    4 Unggas 320 483 0 0 - - 3,919 5,020

    5 Binatang Hidup Lainnya   31,248 213,234 34,480 249,313 10.34 16.92 335,785 2,876,790

    B. Hasil Ternak

    1 Daging Sapi/Lembu   370 314   875 350 136.49 11.46 4,542 6,788

    2 Daging Babi 145 55 0 0 - - 1,680 607

    3 Daging biri biri dan Kambing 0 0 0 0 - - 0 0

    4 Daging Ayam   72 186   798 13,731 - - 1,589 26,548

    5 Daging Bebek 0 0 0 0 - - 550 1,148

    6 Daging dan jeroan binatang lainnya 355,284 2,097,123 274,065 1,487,619 -22.86 -29.06 3,504,324 19,521,100

    7 Susu dan Produk Susu   3,273,618 4,615,606   3,359,854 5,359,475 2.63 16.12 33,652,511 57,486,142

    8 Telur Unggas   4,600 50,273   4,600 50,186 0.00 -0.17 9,200 100,459

    9 Lemak 8,397,596 5,582,229 9,627,176 5,997,752 14.64 7.44 59,588,950 43,746,658

    10 Madu Alam 2,826 9,207 8,395 34,195 197.06 271.40 230,741 510,365

    C. Produk Hewani Non Pangan

    1 Kulit dan jangat 307,224 9,210,330 389,574 10,339,669 26.80 12.26 3,579,080 89,798,685

    2 Bulu 110,828 126,593   96,397 89,424 - 13.02 -29.36 1,185,094 2,279,0123 Wol   0 0   0 0 - - 54,846 16,611

    D. Obat Hewan   55,378 1,362,695   43,440 1,001,051 -21.56 -26.54 448,737 9 ,267,813

    E. Pak an H ewan   2,463,093 1,199,154   2,475,013 1,425,877 0.48 18.91 27,899,334 18,134,417

    F. La inny a   638,524 7,861,494 74,712 9 ,304,395   -88.30 18.35 1,546,289 78,356,980

    Total   17,725,298 36,253,799 18,734,135 39,870,554   5.69 9.98 155,628,503  368,593,199 

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

      *) Angka Sementara

    Kumulatif Jan-Oktober

    Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

    No KomoditasSeptember 20 15 Oktob er *) 201 5

      Pertumbuhan (%)

    Okt thd Sep'15

     

    Perkembangan nilai impor sub sektor peternakan bulan Oktober 2015

    dibandingkan bulan September 2015 mengalami peningkatan sebesar 22,98% begitu pula

    dari sisi volume meningkat sebesar 11,06%. Pada bulan Oktober 2015, realisasi impor

    komoditas peternakan mencapai 123,82 ribu ton atau setara US$ 255,36 juta. Nilai impor

    terbesar terjadi pada komoditas susu dan produk susu yang mencapai US$ 76,40 juta

    diikuti oleh sapi hidup sebesar US$ 60,40 juta, pakan hewan sebesar US$ 46,06 juta, kulit

    dan jangat sebesar US$ 34,32 juta, serta daging lembu sebesar US$ 22,93 juta. Total

    impor komoditas peternakan bulan Januari  – Oktober 2015 mencapai 1,15 juta ton atau

    setara dengan US$ 2,45 milyar. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan

    bulan September - Oktober 2015 secara rinci disajikan pada Tabel 2.12.

    Tabel 2.12. Impor komoditas sub sektor peternakan, September - Oktober 2015

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    22/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 201518

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$)

    A. Ternak Hidup

    1 Sapi 7,260,717 18,345,306 21,192,020 60,398,171 191.87 229.23 162,564,491 445,410,455

    2 Babi 0 0 0 0 - - 350  64,366 

    3 Kambing dan Biri-biri 0 0 0 0 - - 0 04 Unggas 2,569 900,840 1,831 227,453 -28.73 -74.75 6,785 1,983,601

    5 Binatang Hidup Lainnya 2,796 134,172 8,052 146,604 187.98 9.27 24,558 541,694

    B. Hasil Ternak

    1 Daging Sapi/Lembu 3,793,376 18,654,405 5,023,739 22,926,048 32.43 22.90 38,170,647 181,699,388

    2 Daging Babi 49,674 222,558 42,069 113,490 -15.31 -49.01 508,476 1,783,269

    3 D aging biri biri da n Kambing 308,551 1,728,2 93 246,832 1,355,181 -20.00 -21.59 1,943,353 10,344,613

    4 Daging Ayam 30,003 80,725 29,452 92,415 -1.84 14.48 314,741 905,181

    5 Daging Bebek 342,277 500,465 159,281 226,941 -53.46 -54.65 1,913,457 2,696,734

    6 Daging dan jeroan binatang lainnya 32,608 165,402 6,098 14,271 -81.30 -91.37 152,764 857,105

    7 S usu da n P roduk S usu 28,153,263 67,080,834 32,519,763 76,400,498 15.51 13.89 308,749,443 817,577,122

    8 Telur Unggas 119,639 1,544,702 121,624 3,407,053 1.66 120.56 1,198,579 11,539,256

    9 Lemak 413,885 524,344 492,516 836,343 19.00 59.50 3,909,107 6,763,910

    10 Madu Alam 161,505 960,625 260,930 645,963 61.56 -32.76 1,484,017 6,076,544

    C. Produk Hewani Non Pangan

    1 Kulit dan jangat 4,300,698 39,738,417 3,323,323 34,315,293 -22.73 -13.65 39,521,897 388,368,735

    2 Bulu 123,969 1,334,3 32 8 8,2 85 1,624,094 -28.78 21.72 2,202,347 41,095,970

    3 Wol 43,138 420,893 44,925 588,946 4.14 39.93 667,441 5,770,059D. Obat Hewan   110,928 4,590,0 65 81,1 70 3,549,909 -26.83 -22.66 1,115,260 42,380,668

    E. Pakan Hewan   64,831,291 47,428,895 59,149,669 46,061,997 -8.76 -2.88 566,759,826 457,158,817

    F. Lainnya   1 ,407,468 3 ,296,280 1 ,030,472 2 ,431,331 -26.79 -26.24 14,391,874 31,251,048

    Total   111,488,355 207,651,553 123,822,051 255,362,001 11.06 22.98 1,145,599,413  2,454,268,535 

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

      *) Angka Sementara

    Kumulatif Jan-Oktober

    Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012

    No KomoditasSe ptem be r 2015 Ok tob er* ) 2015

      Pertumbuhan (%) Okt

    thd Sep'15

     

    Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada bulan Oktober 2015 mengalami

    peningkatan defisit dari sisi nilai sebesar 25,73% atau menunjukkan posisi defisit sebesar

    US$ 215,49 juta begitu pula dari sisi volume mengalami peningkatan defisit sebesar

    12,08%. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas susu dan produksusu yang mencapai US$ 71,4904 juta, disusul sapi hidup sebesar US$ 60,4 juta, pakan

    hewan sebesar US$ 44,64 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 23,98 juta dan daging lembu

    sebesar US$ 22,93 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan tiga terbesar di bulan

    Oktober 2015 terjadi pada komoditas lemak sebesar US$ 5,16 juta, babi hidup sebesar

    US$ 4,52 juta dan daging dan jeroan binatang lainnya sebesar US$ 1,47 juta. Total defisit

    neraca perdagangan komoditas peternakan bulan Januari  –  Oktober 2015 mencapai

    989,97 ribu ton atau setara dengan US$ 2,09 milyar. Neraca perdagangan sub sektor

    peternakan bulan September - Oktober 2015 secara rinci disajikan pada Tabel 2.13. 

    Tabel 2.13. Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan, September -

    Oktober 2015

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    23/41

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    24/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 19

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

    DAN LAJU INFLASI

    3.1. IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan November 2015 

    Berdasarkan pemantauan BPS perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK)

    bulan November 2015 secara umum menunjukkan adanya Kenaikan harga sebesar

    0,21% dengan indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,57 bulan Oktober 2015

    menjadi 121,82 bulan November 2015 Kelompok penyusun IHK umum gabungan 82

    kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman,

    rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5)kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transpor, komunikasi dan

     jasa keuangan. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh

    naiknya kelompok bahan makanan sebesar 0,33%, kelompok Makanan jadi, minuman,

    rokok & tembakau sebesar 0,47%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan

    bakar sebesar 0,15%, kelompok kesehatan sebesar 0,44%, kelompok pendidikan, 

    rekreasi dan olah raga sebesar 0,05.% dan kelompok  transpor, komunikasi dan jasa

    keuangan sebesar 0,06. Sedangkan kelompok Sandang mengalami penurunan harga

    sebesar 0,23%.

    Tingkat Inflasi (Januari –November) 2015 atau lebih dikenal dengan istilah

    tingkat laju  inflasi tahun kalender, secara umum terjadi inflasi sebesar 2,37%. inflasi

    tahun kelender bulan November 2015 terjadi pula pada beberapa kelompok

    pengeluaran yaitu kelompok Bahan Makanan sebesar 1,68%, kelompok makanan jadi,

    minuman, rokok & tembakau sebesar 5,89%, kelompok perumahan, air, listrik, gas &

    bahan bakar sebesar 2,93%, kelompok sandang sebesar 3,33%, kelompok kesehatan

    sebesar 5,06% dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 3,91%.

    Sementara kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan mengalami deflasi

    sebesar 1,97%. Beberapa kelompok yang mengalami kenaikan harga bulan

    November 2015 adalah Beras, daging ayam ras, telur ayam ras, buncis, kacang

    panjang, tomat sayur, tomat buah sedangkan komoditas yang mengalami penurunan

    harga adalah ikan segar, kangkung, minyak goreng. IHK gabungan 82 kota di Indonesia

    bulan November 2015 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1.

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    25/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 11/Desember 201520

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 82 kota di Indonesia,

    Bulan November 2015 (2012=100)

    Okt Nov

    U M U M   121.57 121.82 0.21 2.37

    I BAHAN MAKANAN 128.46 128.89 0.33 1.68

    Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 125.82 126.45 0.50 7.35

    Daging dan Hasil-hasilnya 124.89 125.62 0.58 6.45

    Ikan Segar 132.78 132.41 -0.28 4.63

    Ikan Diawetkan 130.91 131.14 0.18 7.43

    Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 122.99 123.66 0.54 2.84

    Sayur-sayuran 144.90 147.83 2.02 9.33

    Kacang - kacangan 130.29 130.16 -0.10 4.31

    Buah - buahan 139.68 140.35 0.48 4.93

    Bumbu - bumbuan 132.72 131.96 -0.57 -26.32

    Lemak dan Minyak 107.88 107.03 -0.79 -2.26Bahan Makanan Lainnya 122.75 123.12 0.30 5.95

    II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU   125.25 125.84 0.47 5.89

    Makanan Jadi 126.43 126.83 0.32 5.31

    Minuman yang Tidak Beralkohol 117.09 117.31 0.19 5.66

    Tembakau dan Minuman Beralkohol 129.57 131.04 1.13 7.84

    III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR   118.76 118.94 0.15 2.93

    Biaya Tempat Tinggal 113.33 113.61 0.25 2.39

    Bahan Bakar, Penerangan dan Air 137.14 137.01 -0.09 3.47

    Perlengkapan Rumahtangga 114.54 114.77 0.20 4.18

    Penyelenggaraan Rumahtangga 115.30 115.60 0.26 3.59

    IV SANDANG   110.29 110.04 -0.23 3.33

    Sandang Laki-laki 112.73 113.08 0.31 3.62

    Sandang Wanita 111.01 111.35 0.31 3.30

    Sandang Anak-anak 110.41 110.66 0.23 2.77

    Barang Pribadi dan Sandang Lain 106.78 105.16 -1.52 3.31

    V KESEHATAN   116.11 116.62 0.44 5.06

    Jasa Kesehatan 112.65 113.07 0.37 4.47

    Obat-obatan 112.99 113.30 0.27 3.90

    Jasa Perawatan Jasmani 124.74 124.89 0.12 6.82

    Perawatan Jasmani dan Kosmetika 119.01 119.70 0.58 5.65

    VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA   114.62 114.68 0.05 3.91

    Pendidikan 118.52 118.53 0.01 5.27

    Kursus-kursus / Pelatihan 114.34 114.53 0.17 4.84

    Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 109.38 109.44 0.05 2.54

    Rekreasi 110.46 110.59 0.12 2.28

    Olahraga 110.50 110.76 0.24 3.56

    VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN   124.69 124.76 0.06 -1.97

    Transpor 138.83 138.85 0.01 -3.33

    Komunikasi Dan Pengiriman 99.29 99.27 -0.02 -0.08

    Sarana dan Penunjang Transpor 112.26 113.01 0.67 4.07

    Jasa Keuangan 116.21 116.21 0.00 0.02

    Sumber : BPS, diolah Pusdatin

    Keterangan:1)

     Persentasi perubahan IHK November 2015 terhadap IHK bulan sebelumnya

     2)

     Persentasi perubahan IHK November 2015 terhadap IHK bulan Desember 2014

    Laju Inflasi

    Tahun Kalender

    20152)No. Kelompok/ Sub Kelompok

    IHK 2015Inflasi Bulan

    November 2015 1)

     

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    26/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 21

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan

    Makanan, November 2015

    Kelompok bahan makanan bulan November 2015 mengalami Inflasi sebesar

    0,33% atau terjadi kenaikan indeks dari 128,46 bulan Oktober 2015 menjadi 128,89

    bulan November 2015. Penyusun kelompok bahan makanan terdiri dari sub

    kelompok: (1) padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasil-hasilnya;

    (3) ikan segar; (4) ikan diawetkan; (5) telur, susu dan hasil-hasilnya; (6) sayur-sayuran;

    (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbu-bumbuan; (10) lemak dan minyak;

    serta (11) bahan makanan lainnya. Kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi

    yaitu: subkelompok padi-padian,umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,50%,

    subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,58%, subkelompok ikan diawetkan

    sebesar 0,18%, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,54%,

    subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,02%, subkelompok buah-buahan sebesar

    0,48% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,30%. Sedangkan

    subkelompok bahan makanan yang mengalami deflasi yaitu subkelompok ikan segar

    sebesar 0,28%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,10%, subkelompok bumbu-

    bumbuan sebesar 0,57% dan subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,79%. 

    Kelompok Indeks harga (IHK) kelompok bahan makanan yang mengalami Inflasi

    tertinggi   bulan November 2015 adalah subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,02%

    dan deflasi terendah adalah subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,18%. 

    Pada periode (Januari –November) 2015 untuk kelompok bahan makanan

    dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender kelompok bahan makanan,

    kelompok bahan makanan pada bulan November 2015 mengalami Inflasi sebesar

    1,68%. Hampir semua kelompok bahan makanan mengalami inflasi yaitu

    subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 7,35%, subkelompokdaging dan hasil-hasilnya sebesar 6,45%, subkelompok ikan segar sebesar 4,63%,

    subkelompok ikan diawetkan sebesar 7,43%, subkelompok telur, susu dan hasil-

    hasilnya sebesar 2,84%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 9,33%, subkelompok

    kacang-kacangan sebesar 4,31%, subkelompok buah-buahan sebesar 4,93% dan

    bahan makanan lainnya sebesar 5,95%, sedangkan subkelompok yang mengalami

    deflasi yaitu subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 26,32% dan subkelompok lemak

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    27/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 11/Desember 201522

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    dan minyak sebesar 2,26%. IHK dan tingkat inflasi subkelompok bahan makanan bulan

    November 2015 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1.

    3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan

    Kelompok bahan makanan bulan November 2015 memberikan

    andil/sumbangan inflasi secara umum sebesar 0,0720%, Inflasi tersebut dipengaruhi

    andil beberapa kelompok bahan makanan lainnya yaitu subkelompok padi-padian,

    umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0,0240%, subkelompok daging-dagingan & hasil-

    hasilnya sebesar 0,0163%, subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,0008%,

    subkelompok susu, telur & hasil-hasilnya sebesar 0,0127%, subkelompok sayur-

    sayuran sebesar 0,0331%, subkelompok buah-buahan sebesar 0,0102%, subkelompokbahan makanan lainnya sebesar 0,0003% dan subkelompok makanan jadi, minuman,

    rokok & Tembakau sebesar 0,0764%. Sedangkan subkelompok yang memberikan

    andil/sumbangan negatif adalah subkelompok ikan segar sebesar 0,0120%,

    subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,0006%, subkelompok bumbu-bumbuan

    sebesar 0,0038% dan Subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,0090%. Kelompok

    bahan makanan yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi adalah beras dan

    daging ayam ras masing-masing 0,02%, telur ayam ras, buncis, kacang panjang, tomat

    sayur dan tomat buah masing-masing sebesar 0,01%. Sedangkan komoditas yang

    dominan memberikan andl/sumbangan deflasi adalah ikan segar, kangkung dan

    minyak goreng masing-masing sebesar 0,01%.

    Tiga komoditas yang memberikan andil inflasi pada Kelompok padi-padian,

    umbi-umbian dan hasil-hasilnya bulan November 2015 yaitu: (1) beras, (2) Ketela

    pohon, (3) Mie kering Instant. Komoditas tersebut memberikan andil/sumbangan

    positif terhadap inflasi yaitu beras sebesar 0,0233%, kelete pohon sebesar 0,0001%

    dan mie kering instan sebesar 0,0006%

    Kelompok Makanan jadi, Minuman, Rokok & Tembakau memberikan

    Andil/sumbangan inflasi sebesar 0,0764% yang disumbang dari subkelompok

    makanan jadi sebesar 0,0295%, subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar

    0,0049% dan Subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 0,0420%.

    Andil subkelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan dan inflasi umum

    bulan November 2015 secara rinci disajikan pada Tabel 3.2.

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    28/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 12/ Desember 2015 23

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Tabel 3.2. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan,

    November 2015

    Andil

    (%)

    UMUM 0,2100

    BAHAN MAKANAN 0,0720

    1 PADI-2AN, UMBI-2AN & HASILNYA 0,0240

    - 101001 BERAS 0,0233

    - 101007 KETELA POHON 0,0001

    - 101011 MIE KERING INSTANT 0,0006

    2 DAGING-DAGINGAN & HASIL-HASILNYA 0,0163

    3 IKAN SEGAR -0,01204 IKAN DIAWETKAN 0,0008

    5 SUSU, TELUR & HASIL-HASILNYA 0,0127

    6 SAYUR-SAYURAN 0,0331

    7 KACANG-KACANGAN -0,0006

    8 BUAH-BUAHAN 0,0102

    9 BUMBU-BUMBUAN -0,0038

    10 LEMAK & MINYAK -0,0090

    11 BAHAN MAKANAN LAINNYA 0,0003

    12 0,0764

    - MAKANAN JADI 0,0295

    - MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 0,0049

    - TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 0,0420

    Sumber : BPS

    No. Kelompok / Sub Kelompok

    MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU

     

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    29/41

     

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 11/Desember 201524

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    30/41

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 8/Oktober 2015  25

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP)

    4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB)

    dan Nilai Tukar Petani Nasional dan Sub Sektor Januari 2014 –

     Nopember 2015

    Perkembangan IT Nasional bulanan sejak bulan Januari 2014 sampai Nopember

    2015 dengan tahun dasar 2012 (2012=100)) menunjukkan pola terus mengalami

    peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,48%. Peningkatan nilai IT ini

    dikarenakan adanya peningkatan indeks harga jual komoditas. Demikian pula, nilai IB dari

    Januari 2014 sampai Nopember 2015 juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata

    kenaikan sebesar 0,43% yang disebabkan meningkatnya indeks harga barang konsumsi

    rumah tangga maupun indeks harga  biaya produksi dan penambahan barang modal.

    Peningkatan IT yang lebih besar daripada peningkatan IB menyebabkan NTP bulanan dari

    Januari 2014 sampai Nopember 2015 mengalami peningkatan sebesar 0,05% (Gambar

    4.1).

    90,00

    95,00

    100,00

    105,00

    110,00

    115,00

    120,00

    125,00

    130,00

         J    a

        n

         P    e

         b

         M    a    r

         A    p

        r

         M    e     i

         J    u

        n

         J    u     l

         A    u

        g

         S    e

        p

         O     k    t

         N    o

        p

         D    e

        s

         J    a

        n

         F    e

         b

         M    a    r

         A    p

        r

         M    e     i

         J    u    n     i

         J    u

         l     i

         A    g    t    s

         S    e    p

        t

         O     k    t

         N    o

        p

    2014 2015

    IT IB NTP

     

    Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Januari 2014 – Nopember 2015

    Perkembangan NTP Nasional tahun dasar 2012 (2012=100) menurut sub sektor dari

    bulan Januari 2014 sampai Nopember 2015 menunjukkan pola berfluktuasi dan

    cenderung meningkat untuk beberapa sub sektor dengan rata-rata pertumbuhan sebagai

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    31/41

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 8/Oktober 201526

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    berikut : NTP sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,20%, sub sektor hortikultura naik

    sebesar 0,03%, sub sektor peternakan naik sebesar 0,10%, sedangkan sub sektor tanaman

    perkebunan rakyat turun sebesar 0,19%, sementara sub sektor perikanan stabil, seperti

    Gambar 4.2. di bawah ini.

    94,00

    96,00

    98,00

    100,00

    102,00

    104,00

    106,00

    108,00

    110,00

    112,00

    Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sept Okt Nop

    2014 2015

    Tan Pangan Horti Bun Rakyat Nak Kan

     Gambar 4.2. Perkembangan NTP Nasional Menurut Sub Sektor, Januari 2014 - Nopember 2015

    4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Oktober – Nopember 2015

    Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia berdasarkan tahun dasar 2012

    (2012=100),  pada bulan Nopember 2015 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya

    mengalami peningkatan sebesar 0,48% yaitu dari 102,46 menjadi 102,95. Peningkatan

    tersebut dikarenakan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih besar bila

    dibandingkan dengan peningkatan indeks yang dibayar petani. Indeks harga yang

    diterima petani (IT) secara nasional meningkat sebesar 0,85% yaitu dari 122,86 naik

    menjadi 123,91, sementara indeks yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan

    sebesar 0,37% yaitu dari 119,92 menjadi 120,36. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan

    Oktober - Nopember 2015 tersaji pada Gambar 4.3 di bawah ini.

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    32/41

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 8/Oktober 2015  27

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Gambar 4.3. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Oktober  – Nopember 2015

    4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa

    sub sektor Perikanan), Bulan Oktober - Nopember 2015

    Gambar 4.4. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional Sektor Pertanian Sempit,

    Oktober –

     Nopember 2015

    Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia  untuk sektor pertanian sempit

    (tanpa sub sektor perikanan) berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan

    Nopember 2015 bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan

    sebesar 0,51%  yaitu dari 102,42 menjadi 102,94. Peningkatan tersebut dikarenakan

    peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih besar bila dibandingkan peningkatan

    indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) meningkat

    sebesar 0,88% yaitu dari 122,80 naik menjadi 123,89, sementara indeks harga yang

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    33/41

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    34/41

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 8/Oktober 2015  29

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Tabel 4.1. Perkembangan IT, IB dan NTP per Sub Sektor, Oktober  –  Nopember 2015

    (2012=100)

    Pertumbuhan

    (%)

     Tanaman Pangan

    A 125,14 127,37 1,78

    - Padi 124,28 126,30 1,62

    - Palawija 127,21 130,01 2,20

    B 121,86 122,32 0,38

    - Konsumsi Rumah Tangga 123,65 124,17 0,42

    - BPPBM 116,20 116,49 0,25

    C 102,69 104,12 1,39

     Hortikultura

    A Indeks Harga yang Diterima Petani 123,21  124,24  0,84

    - Sayur-sayuran 120,01  122,02  1,67- Buah-buahan 126,03  126,18  0,12

    - Tanaman Obat 118,97  119,44  0,40

    B 120,84  121,28  0,37

    - Konsumsi Rumah Tangga 123,46  123,96  0,41

    - BPPBM 112,87  113,10  0,20

    C 101,96  102,44  0,47

     Tanaman Perkebunan Rakyat

    A 115,96  116,97  0,87

    - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 115,96  116,97  0,87

     B 120,30  120,76  0,38

    - Konsumsi Rumah Tangga 122,89  123,44  0,45- BPPBM 112,29  112,45  0,15

     C 96,39  96,86  0,49

    Peternakan

    A 126,16  125,81  -0,28

    - Ternak Besar 128,39  127,82  -0,45

    - Ternak Kecil 124,53  124,04  -0,39

    - Unggas 122,59  122,71  0,10

    - Hasil Ternak 119,47  119,58  0,09

      B 116,09  116,50  0,35

    - Konsumsi Rumah Tangga 123,57  124,11  0,43

    - BPPBM 109,42  109,70  0,26 C 108,68  107,99  -0,63

    Nasional

    A 122,86  123,91  0,85

    B 119,92  120,36  0,37

    C 102,46  102,95  0,48

    Nasional (Tanpa Perikanan)

    A 122,80 123,89 0,88

    B 119,90 120,35 0,37

    C 102,42 102,94 0,51

    Sumber : BPS

    Keterangan : NTP Nasional termasuk Sub Sektor Perikanan

     Indeks Harga yang Diterima Petani

     Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Nilai Tukar Petani

     Indeks Harga yang Diterima Petani

     Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Nilai Tukar Petani

     Indeks Harga yang Diterima Petani

     Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Nilai Tukar Petani

     Nilai Tukar Petani

     Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Nilai Tukar Petani

     Indeks Harga yang Diterima Petani

     Indeks Harga yang Dibayar Petani

     Nilai Tukar Petani

    Rincian Okt '15 Nop '15

     Indeks Harga yang Diterima Petani

     Indeks Harga yang Dibayar Petani

     

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    35/41

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 8/Oktober 201530

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)

    Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka indeks harga yang dibayar

    petani (IB) sub sektor tanaman pangan pada bulan Nopember 2015 mengalami

    peningkatan dari 121,86 menjadi 122,32 atau naik sebesar 0,38%, peningkatan tersebut

    dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,42% dan indeks

    biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,25%. IB nasional

    sub sektor hortikultura mengalami peningkatan dari 120,84 menjadi 121,28 atau naik

    sebesar 0,37%,  sebagai akibat naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar

    0,41% dan naiknya indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM)

    sebesar 0,20%.

    Untuk IB sub sektor tanaman perkebunan rakyat juga mengalami peningkatan dari

    120,30 menjadi 120,76 atau naik sebesar 0,38%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks

    biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,45% dan indeks biaya produksi dan penambahan

    barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,15%. Begitu juga IB sub sektor peternakan

    mengalami peningkatan dari 116,09 menjadi 116,50 atau naik sebesar 0,35%, yang

    dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,43% dan indeksbiaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,26%. Perkembangan

    indeks penyusun IB bulan Oktober – Nopember 2015 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. 

    4.6. Nilai Tukar Petani (NTP)

    Kenaikan IT yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan IB pada bulan

    Nopember 2015 pada beberapa sub sektor, menyebabkan nilai tukar petani (NTP)

    mengalami peningkatan. NTP sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan

    sebesar 1,39% dari 102,69 menjadi 104,12, NTP sub sektor hortikultura naik sebesar

    0,47% dari 101,96 menjadi 102,44 dan NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik

    sebesar 0,49% dari 96,39 menjadi 96,86, sedangkan NTP sub sektor peternakan turun

    sebesar 0,63% dari 108,68 menjadi 107,99. Perkembangan nilai tukar petani (NTP) per sub

    sektor bulan Oktober - Nopember 2015 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1.

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    36/41

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 8/Oktober 2015  31

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi

    Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, indeks yang diterima petani (IT)

    pada bulan Nopember 2015 mengalami peningkatan di 28 (dua puluh delapan) provinsi.

    Peningkatan IT terbesar terjadi di Provinsi Aceh sebesar 2,19% dari 114,53 menjadi

    117,04, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Jambi sebesar 0,04%.

    Penurunan IT terjadi di 5 (lima) provinsi, penurunan terbesar terjadi di Provinsi Bangka

    Belitung sebesar 0,88%, sedangkan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Kalimantan

    Tengah sebesar 0,05%. Perkembangan IT per provinsi di Indonesia bulan Oktober  – 

    Nopember 2015 tersaji pada Tabel 4.2.

    Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan indeks yang

    dibayar petani (IB) pada bulan Nopember 2015 di 31 (tiga puluh satu) provinsi.

    Peningkatan IB terbesar terjadi di Provinsi Sumatera Barat dari 118,45 menjadi 119,30

    atau naik sebesar 0,72%, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Papua Barat

    sebesar 0,01%. Penurunan IB terjadi di 2 (dua) provinsi yaitu di Provinsi Kalimantan Timur

    turun sebesar 0.01% dan Provinsi Bangka Belitung turun sebesar 0,13% Perkembangan IB

    per provinsi di Indonesia bulan Oktober  – Nopember 2015 secara rinci tersaji pada Tabel

    4.3. 

    Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan Nilai Tukar

    Petani (NTP) pada bulan Nopember 2015 di 22 (dua puluh dua) provinsi. Peningkatan NTP

    terbesar terjadi di Provinsi Aceh sebesar 1,75% yaitu dari 96,72 menjadi 98,41 dan

    peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 0,02% yaitu dari 100,63

    menjadi 100,64. Penurunan NTP terjadi di 11 (sebelas) provinsi, penurunan terbesar

    terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 0,75% sedangkan penurunan terkecil terjadi di

    Provinsi Gorontalo sebesar 0,01%. Pada bulan Nopember 2015, terdapat 17 (tujuh belas)

    provinsi yang mempunyai NTP dibawah 100 (tahun dasar 2012). Perkembangan NTP per

    provinsi di Indonesia periode Oktober – Nopember 2015 tersaji pada Tabel 4.4.

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    37/41

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian 

    Volume IX, Nomor 8/Oktober 201532

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Tabel 4.2. Perkembangan IT per Provinsi di Indonesia, Oktober  –  Nopember 2015

    (2012=100)

    No Provinsi Okt '15 Nop '15ertum u an

    1 Nanggroe Aceh D. 114,53  117,04  2,19

    2 Banten 126,07  128,17  1,66

    3 Maluku 122,60  124,57  1,61

    4 Sumatera Barat 115,36  116,99  1,41

    5 Sumatera Utara 118,85  120,41  1,31

    6 Sulawesi Tengah 117,45  118,80  1,15

    7 Jawa Timur 128,21  129,55  1,04

    8 Maluku Utara 119,72  120,96  1,04

    9 Jawa Tengah 121,57  122,76  0,98

    10 Riau 113,06  114,14  0,95

    11 Sulawesi Selatan 127,90  129,10  0,94

    12 Bali 123,65  124,69  0,8413 Nusa Tenggara Barat 124,82  125,78  0,77

    14 Yogyakarta 122,71  123,64  0,76

    15 Jawa Barat 130,35  131,25  0,69

    16 Gorontalo 126,60  127,40  0,63

    17 Kepulauan Riau 115,11  115,80  0,59

    18 Sulawesi Utara 117,66  118,32  0,56

    19 Papua 113,10  113,74  0,56

    20 Nusa Tenggara Timur 121,14  121,79  0,53

    21 Sulawesi Barat 123,16  123,80  0,52

    22 Kalimantan Selatan 115,34  115,83  0,43

    23 Sumatera Selatan 114,76  115,25  0,42

    24 Lampung 124,29  124,78  0,40

    25 Bengkulu 112,44  112,85  0,36

    26 DKI Jakarta 116,97  117,34  0,32

    27 Sulawesi Tenggara 119,89  120,24  0,30

    28 Jambi 114,70  114,75  0,04

    29 Kalimantan Tengah 117,52  117,46  -0,05

    30 Papua Barat 119,81  119,71  -0,09

    31 Kalimantan Timur 117,65  117,39  -0,22

    32 Kalimantan Barat 115,67  115,07  -0,52

    33 Bangka Belitung 123,16  122,08  -0,88Sumber: BPS, diola h Pusdatin  

  • 8/16/2019 Buletin Indikator Makro Sektor Pertanian Desember 2015

    38/41

    Buletin Bulanan

    Indikator Makro Sektor Pertanian

    Volume IX, Nomor 8/Oktober 2015  33

    Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Tabel 4.3. Perkembangan IB per Provinsi di Indonesia, Oktober – Nopember 2015

    (2012=100)

    No Provinsi Okt '15 Nop '15Pertum u an

    1 Sumatera Barat 118,45  119,30  0,72

    2 Papua 116,76  117,50  0,64

    3 Bengkulu 120,01  120,77  0,63

    4 Gorontalo 121,61  12


Recommended