+ All Categories
Home > Documents > Chapter III-V(3)

Chapter III-V(3)

Date post: 07-Jul-2018
Category:
Upload: mochammad-wisnu-nugroho
View: 216 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 42

Transcript
  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    1/42

    63

    BAB III

    BENTUK PELAKSANAAN GADAI KONVENSIONAL DI PT.PEGADAIAN

    CABANG GAHARU MEDAN DAN PELAKSANAAN GADAI SYARIAH DI

    PT. PEGADAIAN SYARIAH CABANG SETIA BUDI MEDAN

    A. Pelaksanaan Gadai Konvensional Di PT. Pegadaian Cabang Gaharu Medan

    1. Bentuk Kegiatan Usaha PT. Pegadaian

    Dalam Prakteknya PT.Pegadaian ini memiliki bentuk-bentuk usaha sebagai

     berikut :121

    a. Bisnis inti, yang terdiri dari :

    1. Pegadaian KCA (Kredit Cepat Aman), yakni pinjaman berdasarkan hukum gadai

    dengan prosedur pelayanan yang mudah, aman dan cepat. Pegadaian KCA ini

     bertujuan membantu pemerintah dalam bidang perekonomian untuk membantu

    masyarakat guna menghindarkan masyarakat dari gadai gelap, praktek riba dan

     pinjaman tidak wajar lainnya. Kredit yang diberikan mulai dari Rp.50.000 s/d

    Rp.200.000.000 (lima puluh ribu rupiah s/d dua ratus juta rupiah) dengan

     pengenaan sewa modal maksimum 1,15% per 15 hari. Adapun tarif sewa modal

     bervariatif, yakni sesuai dengan besarnya nilai uang pinjaman yang tertera dalam

    SE.7/UI.1.00211/2008. Misal Jika pinjaman berkisar 20-150 ribu maka sewa

    modal 0,75 %, jika 151-500 ribu maka sewa modal 1,20 %, jika pinjaman 505

    ribu-20 juta maka sewa modal 1,30%, jika pinjaman 20 juta-200 juta maka sewa

    modal 1%.122

    121Pegadaian, Laporan Tahunan 2012,Op.Cit ,hal.39.122 Divisi Litbang Pemasaran Kantor Pusat Perum Pegadaian, Buku Saku Pengenalan Produk 

    63

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    2/42

    64

    2. Pegadaian  rahn, yakni produk jasa gadai yang berlandaskan pada pinsip-prinsip

    syariah dengan mengacu pada sistem administrasi modern. Pegadaian   rahn   ini

     bertujuan meningkatkan dan menguatkan perekonomian dengan sistem syariat

    Islam.  Rahin (pemberi gadai) hanya dikenakan biaya  ijarah  (jasa simpan). Gadai

    syariah menerapkan biaya administrasi dibayar dimuka, yaitu pada saat akad

     baru/akad perpanjangan.

    Penggolongan   marhun bih   dalam gadai syariah ditentukan sesuai dengan

     besarnya pinjaman, yaitu Golongan A 20.000-150.000 dengan biaya administrasi

    1.000, Golongan B 151.000- 500.000 dengan biaya administrasi 5.000, golongan

    C 501.000-1.000.000 dengan biaya administrasi 8.000, Golongan D 1.005.000 -

    5.000.000 dengan biaya administrasi 16.000, Golongan E 5.010.000-10.000.000

    dengan biaya administrasi 25.000, Golongan F 10.050.000-20.000.000 dengan

     biaya administrasi 40.000, Golongan G 20.100.000-50.000.000 dengan biaya

    administrasi 50.000, Golongan H 50.100.000-200.000.000 dengan biaya

    administrasi 60.000.123

    Adapun tarif ijarah yang dikenakan kepada nasabah dapat dilihat melalui

    rumus berikut :

    Tarif Ijarah = Taksiran x tarif Rp (per10 hari)

    Rp.10.000

    Jika marhun berupa emas maka tarif ijarah 80, jika barang elektronik dan alat

    rumah tangga maka tarif ijarah 85, jika kenderaan bermotor maka tarif ijarah95.

    124Misal si A menggadaikan emas dengan taksiran 2.000.000, maka tarif 

     Perum P egadaian,2009, hal.50.123  Ibid , hal.98-100.124  Ibid,hal.97-98.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    3/42

    65

    yang dikenakan kepada si A adalah 2.000.000 x 80 = 16.000 (per10 hari)Rp.10.000

     b. Bisnis non inti, yang terdiri dari :

    1. Pegadaian Jasa Taksiran, yakni bentuk layanan kepada masyarakat yang ingin

    mengetahui karatase dan kualitas harta perhiasan, emas, berlian dan batu

     permata, baik untuk keperluan investasi atau keperluan bisnis.

    Adapun tarif jasa taksiran yang dikenakan kepada nasabah relatif ringan dan

    dapat dilihat dari rumus berikut :125

    a. Logam emas.

    1.25% x berat barang (gram) x karatase / 24 x HPS emas.

     b. Logam selain emas.

    Rp.500 x berat barang (gram.)

    c. Berlian.

    Dihitungberdasarkan jumlah total ukuran keseluruhan berlian (karat)

    dengan rincian yakni ukuran 0.01 s/d 0,20 karat = Rp.10.000, ukuran 0,21

    s/d 0,50 karat = Rp.50.000, ukuran 0,51 s/d1,00 karat = Rp.100.000,

    ukuran 1,01 s/d 1,50 karat = Rp. 200.000, ukuran diatas 1,50 karat = Rp.

    300.000. Batu mulia Rp.25.000 perbutir batu mulia. Misal : Seorang

    nasabah meminta pelayanan jasa taksiran dengan barang sebagai berikut: 1

    gelang listring ditaksir emas 20 karat, berat 15 gram, mata 20 berlian

    dengan rincian 10 butir berlian @ 0,02 karat, 6 butir berlian @ 0,05 karat,4

    125  Ibid, hal.57-59.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    4/42

    66

     butir berlian @ 0, 10 karat. Maka perhitungan jasa taksiran adalah (HPS

     pada hari itu Rp.150.000) :

    Emas (perkiraan berat bersih emas setelah dipotong mata berlian kira-kira

    14,5 gram) = 1,25% x 14,5gr x 20/24 x Rp.150.000 =Rp.22.656 =

    Rp.22.600 (dibulatkan kebawah)

    Berlian = 10 x 0,02 = 0,20 karat + 6 x 0,05 = 0,30 karat + 4 x 0,10 = 0,40

    karat = total 0,90 karat. Maka biaya yang dikenakan untuk berlian adalah

    Rp.100.000

    Jadi total biaya = Rp.22.600 + Rp.100.000= Rp.122.600

    2. Pegadaian Jasa Titipan, yakni pemberian pelayanan kepada masyarakat yang

    ingin menitipkan barang-barang atau surat berharga yang dimiliki terutama

     bagi orang-orang yang akan pergi meningalkan rumah dalam waktu lama,

    misalnya ibadah haji, pergi keluar kota atau mahasiswa yang sedang berlibur.

    Tarif jasa titipan yang dikenakan kepada nasabah berupa logam adi (baik 

     perhiasan maupun lantakan) per 100 gram dan dokumen, surat berharga

    (sertifikat tanah/bangunan, ijasah, BPKB, dll) sebesar 20.000 perbulan.

    Sedangkan barang-barang berharga lainnya (seperti benda-benda pusaka,

    keris, batu giok, dll) perunit 10.000 perbulan. Kenderaan roda dua (sepeda

    motor, scooter, dll) 15.000 per 10 hari dan kenderaan roda empat (mobil, van,

    sedan, dll) 30.000 per 10 hari.126

    3. Pegadaian Kreasi atau Kredit Angsuran Fidusia, yakni merupakan pemberian

    126  Ibid , hal.61-62

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    5/42

    67

     pinjaman kepada para pengusaha mikro kecil (dalam rangka pengembangan

    usaha) dengan skema penjaminan secara fidusia. Perolehan kredit dengan cara

    menyerahkan Buku Pemilik Kenderaan Bermotor (BPKB) sebagai agunan

    dengan bunga pinjaman 1,0% perbulan. Kredit Kreasi ini mensyaratkan

     bahwa nasabah haruslah membawa bukti usaha yakni berupa foto kopi surat

    keterangan usaha dari instansi yang berwenang atau SIUP/TDP, fotokopi

    KTP, KK, rekening listrik /PBB, mengisi formulir permohonan kredit dengan

    melampirkan data dan alamat usaha, kinerja usaha (uraian administrasi usaha,

    neraca dan laba rugi, serta mau dikunjungi/disurvei   usahanya tersebut, dan

    menyerahkan hak kepemilikan jaminan (asli BPKB kenderaan bermotor,

    STNK, cek fisik dari Samsat).

    4. Pegadaian Krasida atau Kredit Angsuran Sistem Gadai, yakni merupakan

     pemberian pinjaman kepada para pengusaha mikro kecil (dalam rangka

     pengembangan usaha) atas dasar gadai. Kredit Krasida ini juga mensyaratkan

    hal yang sama kepada nasabah sebagaimana yang terdapat didalam kreasi.

    5. Pegadaian Kresna atau Kredit Serba Guna, yakni merupakan pemberian

     pinjaman kepada pegawai atau karyawan dalam rangka kegiatan produktif 

    atau konsumtif.

    6. Pegadaian KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah), yakni memberikan pinjaman /

    talangan dana cepat kepada petani pada saat panen raya dengan jaminan

    Gabah Kering Giling (GKG) untuk digunakan menutup biaya hidup dan

    modal budi daya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    6/42

    68

    7. Pegadaian Kremada (Kredit Perumahan Rakyat), yakni ditujukan kepada

    masyarakat berpenghasilan rendah yang tergabung dalam kelompok untuk 

     pembangunan rumah baru dan renovasi.

    8. Pegadaian Krista, yakni ditujukan bagi pengusaha kelompok mikro (pedagang

    kecil/ tukang sayur/ pedagang kaki lima) yang tergabung dalam kelompok 

    yang membutuhkan dana bagi usahanya.

    9. Pegadaian Persewaan Gedung, yakni bentuk layanan yang diberikan kepada

    masyarakat berupa persewaan gedung pertemuan untuk melakukan kegiatan

    acara pernikahan, reuni, meeting , seminar dan lain-lain.

    10. Jasa Lelang, yakni PT Pegadaian memiliki satu anak perusahaan yang

     bernama PT.Balai Lelang Artha Gasia dengan kepemilikan saham 99,99 %

    milik PT.Pegadaian (persero) dan 0,01% milik Drs.Deddy Kusdedi, MM.

    PT.Balai Lelang Artha Gasia bergerak dibidang jasa lelang dengan maksud

    menyelenggarakan penjualan dimuka umum secara lelang sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku. Sesuai dengan hasil Rapat Umum Pemegang Saham

    Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 29 Juni 2010 kegiatan operasional PT.Balai

    Lelang Artha Gasia Dibekukan.

    11. Pegadaian Investa, yakni merupakan pinjaman atas dasar hukum gadai dalam

     jangka waktu tertentu diberikan kepada nasabah dengan jaminan berbentuk 

    saham yang tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

    12. Pegadaian Kucica (Kiriman Uang Cara Cepat Aman), yakni bentuk layanan

    kepada masyarakat untuk pengiriman uang dari/ke dalam dan luar negeri.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    7/42

    69

    Layanan kiriman uang ini bekerja sama dengan   Western Union. Nasabah

    dalam hal ini diwajibkan untuk membawa identitas diri dan mengetahui 5 hal

    yakni nama pengirim, nama penerima, jumlah uang, asal uang dan nomor 

    MCTN ( Money Control Transfer Number ) yang didapat dari sipengirim.

    13. Pegadaian Mulia atau Murabahah Logam Mulia Untuk Investasi Abadi, yakni

     penjualan emas oleh perseroan kepada masyarakat secara tunai ataupun

    angsuran dalam jangka waktu tertentu. Pegadaian Mulia ini merupakan

     persetujuan atau kesepakatan yang dibuat bersama antara Pegadaian dan

    nasabah atas sejumlah pembelian logam mulia disertai keuntungan dan biaya-

     biaya yang disepakati.

    14. Pegadaian Arrum ( Arrahn  Untuk Usaha Mikro/Kecil), yakni skema pinjaman

     berprinsip syariah bagi pengusaha mikro dan kecil untuk keperluan

     pengembangan usaha melalui sistem pengembalian secara angsuran. Jaminan

     berupa BPKP kenderaan sehingga fisik kenderaan tetap berada ditangan

    nasabah untuk kebutuhan operasional usaha.

    15. Pegadaian Kagum (Kredit Aneka Guna Untuk Umum), yakni layanan

     pemberian pinjaman bagi pegawai/karyawan suatu instansi/lembaga yang

     berpenghasilan tetap dengan sistem fidusia dan diangsur setiap bulan. Calon

    nasabah adalah pegawai dari suatu instansi/ lembaga yang telah memiliki

    kerjasama dengan PT.Pegdaian (persero) dan memiliki masa kerja minimal 2

    tahun dan pada saat jatuh tempo masih memiliki masa kerja 1 tahun.

    16. Pegadaian Amanah ( Murabahah   Untuk Kepemilkan Kenderaan Bermotor),

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    8/42

    70

    yakni pemberian pinjaman guna kepemilikan kenderaan bermotor kepada para

     pegawai tetap pada suatu instansi atau perusahaan tertentu atas dasar besarnya

     penghasilan (gaji) dengan pola perikatan jaminan sistem fidusia atas objek,

    surat kuasa pemotongan gaji.

    c. Layanan Tambahan, yang terdiri dari :

    1. Pegadaian G-LAB, yakni unit pelayan jasa taksiran logam mulia, batu

     permata, serta batu-batuan berharga lainnya dengan sertifikasi khusus yang

     bertujuan menunjang kegiatan usaha PT.Pegadaian (persero), dalam rangka

    mencapai visi dan misi perusahaan. Layanan ini tersedia di Kantor Pusat

    PT.Pegadaian (persero).

    2. Pegadaian 24, yakni unit layanan berupa galeri emas yang menyediakan

    kebutuhan produk mulia dan produk lainnya yang terkait dengan perdagangan

    dan produksi emas. Layanan ini tersedia di Kantor pusat PT.Pegadaian

    (persero).

    3. MPO ( Multi Payment Online), yakni merupakan salah satu bisnis usaha lain

    yang bekerjasama dengan pihak koperasi nusantara untuk melayani kebutuhan

    masyarakat dengan menerima pembayaran listrik, telepon, air, dan lain-lain di

    Kantor cabang dan unitnya.

    Dari beberapa bentuk usaha pegadaian tersebut, yang paling banyak diminati

    masyarakat adalah KCA, Rahn, dan Pegadaian Mulia.127

    127 Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT.Pegadaian Cabang Gaharu Medan, Bapak 

    Donny Herwindo, SE, pada tanggal 26 Agustus 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    9/42

    71

    2. Jenis-Jenis Barang Yang Dapat Digadaikan

    Pada umumnya didalam praktek Pegadaian barang-barang yang dapat

    dijadikan sebagai jaminan adalah barang-barang atau benda yang bergerak, yang

    terdiri dari barang-barang perhiasan, seperti : emas, perak, platina, intan, berlian,

    mutiara, jam/arloji, batu-batu mulia. Barang-barang kenderaan, seperti : sepeda,

    sepeda motor, mobil, becak motor. Barang-barang elektronik, seperti : televisi,

    kulkas, radio,   tape recorder ,   video, DVD, komputer, kamera, mesin tik elektrik,

    kompor /  oven listrik. Barang-barang mesin, seperti : mesin jahit, mesin motor kapal.

    Barang-barang perkakas rumah tangga, seperti : barang tekstil, permadani, barang

     pecah belah. Barang-barang yang dianggap mempunyai nilai lainnya, seperti barang-

     barang pusaka (keris, badik, rencong, dll) yang bernilai sejarah. Surat-surat berharga

    (saham), SK pegawai.

    Akan tetapi di dalam pelaksanaannya barang-barang yang dapat dijadikan

    sebagai jaminan tersebut berbeda-beda pada tiap-tiap Kantor Pegadaian, hal ini

    tergantung kepada Kantor Pegadaian masing-masing atau tergantung pada geografis

    wilayahnya, misalnya : pada Kantor Pegadaian didaerah Pulau Jawa masih menerima

     barang-barang pusaka yang dinilai antik seperti keris, akan tetapi yang diambil adalah

     jika keris tersebut memiliki ornamen atau aksesoris yang berbahan perhiasan seperti

    emas, intan, berlian, permata,dan batu mulia lainnya. Pada daerah Pedalaman

    Sumatera masih menerima kain tekstil seperti ulos dan songket yang masih memiliki

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    10/42

    72

    nilai tinggi.

    Pegadaian dalam prakteknya berhak untuk menolak barang-barang yang akan

    dijadikan sebagai jaminan yang terdiri dari barang milik negara, seperti pakaian

    dinas, perlengkapan TNI/Polri. Barang berbahaya, seperti senjata tajam dan senjata

    api. Hewan dan tanaman yang masih hidup. Makanan yang mudah rusak dan busuk 

    serta baunya mempengaruhi benda lain, seperti makanan, minuman, tembakau, obat-

    obatan. Benda yang harganya tidak dapat ditaksir oleh juru taksir. Benda yang masih

    dalam keadaan sewa beli. Benda-benda yang masih dalam titipan (konsinyasi). Benda

    yang tidak diketahui dengan jelas asal-usulnya. Benda-benda yang bermasalah.

    Pakaian jadi. Barang-barang yang dilarang peredarannya, seperti shabu, heroin, pil

    ekstasi, ganja,   amphetamin, dan narkotika sejenis lainnya. Benda-benda yang amat

     besar tidak dapat disimpan dalam Pegadaian. Benda-benda yang memerlukan izin jika

    dikuasai dan dipindahkan dari satu tempat ketempat lain. Benda-benda yang mudah

    terbakar, seperti : korek api, mancis, mercon/petasan, bensin, minyak tanah, tabung

    gas.128

    3. Prosedur/Mekanisme Pemberian Gadai

    Prosedur/mekanisme pemberian gadai pada Kantor Pegadaian sangatlah

    sederhana, mudah dan cepat. Hal inilah yang membedakan lembaga Pegadaian

    dengan lembaga keuangan perbankan. Adapun prosedur/mekanisme pemberian gadai

    adalah sebagai berikut :

    128 Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT.Pegadaian Cabang Gaharu Medan, Bapak 

    Donny Herwindo, SE, pada tanggal 26 Agustus 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    11/42

    73

    1. Nasabah atau pemberi gadai datang langsung ke Kantor Pegadaian dan

    menyerahkan barang yang akan dijaminkan dengan menunjukkan kartu tanda

     pengenal (KTP,SIM,Paspor) atau surat kuasa jika ia mewakili orang lain yang

    tidak bisa datang sendiri untuk melakukan transaksi gadai ke loket penaksiran.

    2. Bagian administrasi akan menerima permohonan kredit sesuai jenis kredit yang

    diajukan dan menyerahkan barang jaminan ke penaksir. Penaksir kemudian

    memeriksa dan meneliti barang jaminan untuk mengetahui kualitas barang yang

    dijadikan sebagai jaminan dan berdasarkan hasil taksiran tersebut penaksir 

    menentukan besarnya jumlah uang pinjaman yang dapat diterima oleh nasabah,

    dan kemudian menyerahkan lembar bukti hasil pemeriksaan/penetapan jumlah

    uang pinjaman/lembar penyimpanan barang kepada kasir.

    3. Kasir mengeluarkan Surat Bukti Kredit (SBK) yang dibuat rangkap 2 (asli untuk 

    nasabah, dan turunannya untuk pertinggal administrasi Pegadaian) dan

    mneyerahkan SBK beserta uang pinjaman kepada nasabah.

    Selanjutnya untuk prosedur / mekanisme pelunasan gadai adalah sebagai

     berikut :

    1. Nasabah datang ke Kantor Pegadaian dan tidak boleh diwakili atau dikuasakan

    kepada orang lain, kemudian nasabah langsung menuju loket kasir dengan

    menyerahkan SBK (Surat Bukti Kredit) dan melunasi pembayaran uang

     pinjaman beserta bunga (sewa modal ) kepada petugas kasir.

    2. Kasir memeriksa SBK dan menghitung sewa modal yang harus dibayar, setelah

    nasabah membayar pelunasan uang pinjaman berikut bunganya maka kasir 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    12/42

    74

    memerintahkan petugas penyimpan untuk mengambil barang jaminan. Setelah

    memperlihatkan dan memastikan barang jaminan tidak tertukar atau berkurang

    kepada nasabah, maka kasir memberikan tanda lunas pada SBK (Surat Bukti

    Kredit) yang ditanda tangani terlebih dahulu oleh nasabah, dan memberikan struk 

     pelunasan gadai kepada nasabah.

    3. Barang gadai diserahkan kepada nasabah.

    4. Jangka Waktu Pemberian Gadai

    Jangka waktu dalam pemberian gadai oleh PT.Pegadaian beraneka ragam,

    tergantung pada jenis kredit apa yang diajukan. Adapun jangka waktu yang diberikan

    adalah sebagai berikut :

    a. Pegadaian KCA (Kredit Cepat Aman) memberikan jangka waktu maksimal 120

    hari (4 bulan) dan dapat diperpanjang yakni selama 1 bulan (30 hari ), 2 bulan

    (60 hari), 3 bulan (90 hari) dan 4 bulan (120 hari).

     b. Pegadaian   Rahn   memberikan jangka waktu maksimal 120 hari (4 bulan) dan

    dapat diperpanjang yakni selama 1 bulan (30 hari ), 2 bulan (60 hari), 3 bulan (90

    hari) dan 4 bulan (120 hari).

    c. Pegadaian Jasa Titipan memberikan jangka waktu 2 minggu dan maksimal 1

    tahun dan dapat diperpanjang.

    d. Pegadaian Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia) memberikan jangka waktu 12 bulan,

    18 bulan, 24 bulan dan 36 bulan .

    e. Pegadaian Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai) memberikan jangka waktu

    12 bulan, 24 bulan dan 36 bulan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    13/42

    75

    f. Pegadaian Kresna (Kredit Serba Guna) memberikan jangka waktu 12 bulan, 24

     bulan, 36 bulan ,48 bulan, 60 bulan.

    g. Pegadaian KTJG (Kredit Tunda Jual Gabah), memberikan jangka waktu

    maksimal 120 hari (4 bulan).

    h. Pegadaian Kremada (Kredit Perumahan Rakyat), memberikan jangka waktu 12

     bulan dan 24 bulan.

    i. Pegadaian Krista memberikan jangka waktu maksimal 24 bulan.

     j. Pegadaian Investa, memberikan jangka waktu maksimal 90 hari kalender (3

     bulan), dan dapat diperpanjang.

    k. Pegadaian Mulia, memberikan jangka waktu 3 bulan , 6 bulan , 12 bulan , 18

     bulan dan 24 bulan.

    l. Pegadaian Arrum (Arrahn Untuk Usaha Mikro/Kecil), memberikan jangka waktu

    12 bulan, 18 bulan, 24 bulan dan 36 bulan.

    m. Pegadaian Kagum (Kredit Aneka Guna Untuk Umum) memberikan jangka waktu

    maksimal waktu 12 bulan.

    n. Pegadaian Amanah (Murabahah Untuk Kepemilkan Kenderaan Bermotor) jangka

    waktu 12 bulan, 24 bulan dan 36 bulan.

    5. Eksekusi Gadai

    Eksekusi gadai merupakan salah satu upaya129

    yang dilakukan pemegang

    gadai guna melunasi hutang pemberi gadai, yakni dengan cara melalui lelang.

    129 Upaya lain dalam pelunasan gadai yakni ulang gadai, minta tambah, mencicil dan tebus

    sebagian.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    14/42

    76

    Tanggal jatuh tempo dan tangal pelelangan barang gadai berbeda antar nasabah, hal

    ini disesuaikan dengan tanggal nasabah melakukan gadai, jika setelah lewat jangka

    waktu 120 hari tetapi nasabah tidak melakukan pelunasan ataupun melakukan ulang

    gadai, maka 4 hari setelah lewat tempo barang gadai sudah dapat dieksekusi.

    Misalnya : si A melakukan transaksi gadai pada tanggal 23 Agustus 2013, tanggal

     jatuh tempo yakni 20 Desember 2013, jika nasabah tidak melunasi hutang atau tidak 

    melakukan ulang gadai maka pada tanggal 24 Desember barang jaminan sudah dapat

    dilelang oleh perusahaan.

    Eksekusi gadai dengan cara lelang ini diatur dalam Pasal 1155 ayat 1

    KUHPerdata, yang menyatakan bahwa :”   Apabila oleh para pihak tidak telah

    diperjanjikan lain maka siberpiutang adalah berhak jika siberutang atau

     pemberi gadai bercidera janji, setelah tenggang waktu yang ditentukan lampau,

    atau jika telah ditentukan suatu peringatan untuk membayar, menyuruh menjual 

    barang-barangnya gadai dimuka umum menurut kebiasaan-kebiasaan setempat 

     serta atas syarat-syarat yang lazim berlaku, dengan maksud untuk mengambil  pelunasan jumlah piutangnya beserta bunga dan biaya dari pendapatan

     penjualan tersebut .”

    Di dalam prakteknya sebelum lelang dilaksanakan perusahaan terlebih dahulu

    menghubungi nasabah sebelum tanggal jatuh tempo baik melalui surat ataupun

    telepon, jika telah jatuh tempo maka perusahaan melakukan lelang sesuai tanggal

    yang telah ditetapkan . Jika ternyata pada tanggal yang diajukan tidak bisa

    dilaksanakan lelang maka tanggal tersebut diundur dengan memberitahukan kepada

    kanwil daerah dan mengumumkan tanggal lelang melalui media cetak dan elektronik,

     pengumuman dipapan pengumuman kantor cabang, pemberitahuan langsung oleh

     petugas loket dan pemberitahuan tertulis kepada pemilik barang dan dinas

     penerangan setempat (minimum 15 hari sebelum pelaksanaan). Sebelum lelang

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    15/42

    77

    dilakukan maka tim pelaksana lelang130 melakukan pengeluaran barang jaminan

    minimal 5 hari sebelum tanggal lelang dengan membuat berita acara penyerahan

     barang jaminan dari pemegang gudang dan penyimpan barang kepada tim pelaksana.

    Tim pelaksana menaksir ulang barang gadai untuk menentukan apakah barang yang

    digadai cocok dengan SBK (Surat Bukti Kredit) atau berbeda dengan taksiran yang

     besar jumlahnya, atau taksiran baru lebih rendah dari taksiran lama sehingga

    kemungkinan menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Setelah diperiksa kemudian

    tim pelaksana memasukkannya kedalam lemari kaca agar dapat dilihat oleh publik.

    Terhadap barang-barang gadai yang dilelang maka penawarannya dilakukan

    dengan penawaran tertinggi yang disetujui oleh tim pelaksana lelang dan dicatat

    dalam daftar rincian penjualan lelang.Terhadap barang-barang yang telah laku maka

     pembayarannya harus dibayar tunai oleh pembeli ditambah biaya ongkos lelang

    sebesar 9 % dan dana sosial 0,7 % dari harga lakunya barang lelang yang dibayar 

    setelah lelang ditutup. Setelah pelaksanaan lelang tim pelaksana lelang membuat

    Berita Acara Lelang dan menyerahkan uang hasil lelang kepada kasir, dan mencatat

     barang yang tidak laku ke dalam register barang sisa lelang.

    Terhadap barang-barang sisa lelang ini perusahaan melakukan upaya sebagai

     berikut:

    1. Penjualan dibawah tangan.

    a. Terhadap barang sisa lelang berupa emas dijual sebesar harga pembelian x

    130 Tim pelaksana lelang ini terdiri dari satu orang ketua (Pimpinan Cabang atau pegawai yang

    ditunjuk), dan dua orang anggota yang bertugas sebagai petugas administrasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    16/42

    78

    109,7 % untuk jangka waktu kurang dari 30 hari. Untuk jangka waktu lebih

    dari 30 hari s/d 60 hari, maka dijual sebesar harga pembelian x 105 % .

     b. Terhadap barang sisa lelang berupa non emas maka dijual dalam tempo 30

    hari, jika tidak laku juga maka dapat dilakukan penurunan harga jual kepada

    kanwil daerah yang bersangkutan. Hasil penjualan tersebut baik selisih lebih

    atau kurang dibukukan sebagai laba / rugi perusahaan.

    2. Dimutasikan antar cabang perusahaan Pegadaian, yang diyakini dapat terjual

    dengan cepat.

    Terhadap kelebihan hasil penjualan maka nasbah berhak untuk menerima sisanya

    maksimal 1 tahun setelah tanggal lelang. Dan jika tidak terdapat kelebihan maka

     pada SBK dibubuhi cap “sudah dijual dan tidak ada kelebihan”. SBK ini

    kemudian diambil dan disimpan oleh pegawai, dan pegawai membubuhi kata

    “nihil” dan paraf pada buku penjualan lelang.

    6. Penyelesaian Sengketa

    Pada proses perjanjian gadai di perusahaan Pegadaian jika terjadi sengketa

    antara pemberi gadai dengan pemegang gadai maka upaya penyelesaiannya dapat

    dilakukan melalui jalur litigasi dan non litigasi. Jalur litigasi adalah sistem

     penyelesaian sengketa yang dilakukan melalui lembaga peradilan. Sengketa yang

    terjadi melalui jalur litigasi akan diperiksa dan diputus oleh hakim. Penyelesaian

    melalui litigasi diatur dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang

    Kekuasaan Kehakiman, sedangkan jalur non litigasi adalah sistem penyelesaian

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    17/42

    79

    sengketa diluar lembaga peradilan. Jalur non litigasi ini meliputi bentuk Alternatif 

    Penyelesaian Sengketa ( Alternative Dispute Resolution) dan Arbitrase131

    .

    Akan tetapi sebelum menempuh kedua jalur tersebut diatas di dalam

     prakteknya perusahaan Pegadaian dalam menghadapi sengketa dengan nasabah maka

     perusahaan akan terlebih dahulu melakukan negoisasi atau pembicaraan secara

    kekeluargaan sebelum dilakukan pelelangan. Adapun bentuk negoisasi tersebut

    yakni:132

    a.   Rescheduling/  penjadualan utang kembali dengan kesepakatan.

     Rescheduling   merupakan upaya awal yang dilakukan oleh pihak Pegadaian

    guna menyelamatkan asset yang diberikan kepada debitor sebagai jaminan.

    Cara ini dilakukan apabila ternyata debitor tidak mampu untuk memenuhi

    kewajiban dalam hal pembayaran kembali angsuran pokok maupun biaya

     pemeliharaan barang jaminan berdasarkaan penelitian dan penghitungan

    account office  terhadap sebagian atau seluruh kewajiban debitor. Penjadualan

    ulang ini dapat berupa memperpanjang jangka waktu kredit, memperpanjang

    131  Alternative Dispute Resolution  (ADR) merupakan lembaga penyelesaian sengketa atau beda

     pendapat melalui prosedur di luar Pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi

    (Pasal 1 angka 10 UU No.30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.ADR ini antara lain dapat berupa BPSK (Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen). BPSK ini lahir 

    sebagai upaya mengakomodir persoalan perdata yang ada di pengadilan dibidang konsumen guna

    menampung sengketa konsumen yang jika dilakukan pada peradilan umum akan membutuhkan proses

    dan waktu yang cukup lama. BPSK ini merupakan pengadilan khusus konsumen yang diharapkan

    dapat menjawab tuntutan masyarakat guna penyelesaian sengketa konsumen dengan cepat, sederhana

    dan murah. Sedangkan arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata diluar peradilan

    umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang

     bersengketa, atau dengan kata lain arbitrase merupakan suatu lembaga swasta sebagai pihak ketiga

    guna menyelesaikan suatu sengketa.132 Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT. Pegadaian Cabang Gaharu Medan, Bapak 

    Donny Herwindo, SE, pada tanggal 26 Agustus 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    18/42

    80

     jangka waktu angsuran, dan menurunkan jumlah untuk setiap angsuran yang

    mengakibatkan perpanjangan jangka kredit.

     b. Kapitalisasi bunga yakni bunga gadai dijadikan sebagai utang pokok, oleh

    karenanya nasabah untuk waktu tertentu tidak perlu membayar bunga, tetapi

    nanti uang pokoknya dapat melebihi plafon yang disetujui.

    c. Rekstrukturisasi yakni suatu upaya preventif yang dilakukan apabila kredit

    masih tergolong lancar namun diperkirakan akan mengalami kesulitan

     pembayaran angsuran pokok/bunga. Restrukturisasi ini dapat berbentuk 

     perpanjangan jangka waktu kredit dan penambahan fasilitas kredit.

    Jika ternyata proses musyawarah secara kekeluargaan ini menempuh jalan

     buntu atau tidak menemukan titik temu barulah dilakukan proses melalui jalur non

    litigasi dan litigasi.

    B. Pelaksanaan Gadai Syariah Di PT. Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi

    Medan

    1.   Jenis-Jenis Barang Yang Dapat Digadaikan

    Barang-barang yang dapat dijadikan sebagai jaminan pada Pegadaian Syariah

     pada operasionalnya yakni barang-barang perhiasan, seperti : emas, perak, platina,

    intan, berlian, mutiara, jam/arloji, batu-batu mulia. Barang-barang kenderaan, seperti:

    sepeda, sepeda motor, mobil, becak motor. Barang-barang elektronik, seperti: televisi,

    kulkas, radio,   tape recorder ,   video, DVD, komputer, kulkas, kamera, mesin tik 

    elektrik, kompor /   oven   listrik. Barang-barang mesin, seperti : mesin jahit, mesin

    motor kapal.Barang-barang perkakas rumah tangga, seperti : barang tekstil,

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    19/42

    81

     permadani, barang pecah belah. Barang-barang yang dianggap mempunyai nilai

    lainnya, seperti barang-barang pusaka (keris, badik, rencong,dll) yang bernilai

    sejarah. Surat-surat berharga (saham), SK pegawai.

    Akan tetapi dalam implementasinya tidak semua barang tersebut diatas dapat

    dijadikan sebagai jaminan hal ini antara lain dikarenakan keterbatasan tempat

     penyimpanan, adanya peminimalan resiko, adanya ketentuan UU yang memberikan

    larangan terhadap barang-barang tertentu, adanya perawatan yang mahal dan khusus

    terhadap barang-barang tertentu.133

    2. Prosedur/Mekanisme Pemberian Gadai Syariah

    Secara garis besar tak ada yang berbeda dalam prosedur /mekanisme

     pemberian gadai syariah dengan gadai konvensional,134

    hanya saja perbedaannya

    terletak pada istilah dan pengenaan biaya administrasi. Adapun prosedur/mekanisme

     pemberian gadai syariah pada PT.Pegadaian Syariah adalah sebagai berikut :

    1.   Rahin datang ke Kantor PT.Pegadaian Syariah dengan membawa tanda pengenal

    yakni KTP /SIM/Pasport dan  marhun  . Jika  rahin  dikuasakan kepada orang lain

    maka   rahin   harus menyertakan KTP asli si pemberi kuasa dan surat kuasanya.

    Kemudian  rahin  menyerahkan  marhun   kepada  murtahin   serta mengisi formulir 

    yang telah disediakan.

    133 Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi

    Medan, Ibu Hj.Semi, SE, pada tanggal 10 September 2013.134 Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi

    Medan, Ibu Hj.Semi, SE, pada tanggal 10 September 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    20/42

    82

    2.   Murtahin   memeriksa   marhun   dan melakukan taksiran atas   marhun   serta

    menetapkan jumlah marhun bih yang bisa dipinjam oleh rahin.

    3. Jika   rahin   setuju dengan jumlah taksiran   marhun bih   yang bisa dipinjam maka

    murtahin   melakukan pemberesan administrasi dengan mencetak Surat Bukti

     Rahn (SBR) yang kemudian ditandatangani oleh  rahin.

    4.   Rahin membayar dimuka uang administrasi dan memperoleh  marhun bih.

    Jika dibandingkan dengan gadai konvensional jelas terlihat perbedaannya

    yakni bahwa biaya administrasi pada gadai konvensional digabungkan dengan

     bunga/sewa modal dan dibayar pada saat pelunasan gadai, sedangkan pada gadai

    syariah dikenakan biaya administrasi yang dibayar didepan pada saat melakukan

    akad.

    Apabila telah jatuh tempo atau belum jatuh tempo tetapi  rahin ingin melunasi

    hutangnya maka   rahin   haruslah datang sendiri ke Kantor Pagadaian Syariah tempat

    dimana ia menggadaikan barang miliknya, dan tidak bisa dikuasakan kepada pihak 

    ketiga atau orang lain. Secara umum prosedur/mekanisme pelunasan gadai syariah

    adalah sebagai berikut :

    1.   Rahin   datang ke Pegadaian tempat dimana ia menggadaikan barangnya dengan

    membawa kartu identitas diri (KTP/SIM/Pasport) dan SBR (Surat Bukti   Rahn)

    dan langsung menuju keloket kasir (murtahin).

    2. Petugas (murtahin   )memeriksa SBR (Surat Bukti   Rahn) dan menghitung biaya

    ijarah   yang dikenakan kepada   Rahin, setelah   rahin   membayar pelunasan uang

     pinjaman (marhun bih) berikut   ijarahnya   maka   murtahin   memerintahkan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    21/42

    83

     petugas penyimpan untuk mengambil   marhun   .Setelah memperlihatkan dan

    memastikan marhun   tidak tertukar atau berkurang kepada rahin, maka murtahin

    memberikan tanda lunas pada SBR (Surat Bukti   Rahn) yang ditanda tangani

    terlebih dahulu oleh rahin, dan memberikan struk pelunasan rahn kepada rahin.

    3.   Marhun   diserahkan kepada rahin.

    3. Jangka Waktu Pemberian Gadai Syariah

    Berdasarkan beberapa literatur yang ada, secara teori dalam hukum Islam

    tidak ada yang secara jelas mengatur mengenai jangka waktu pemberian gadai

    syariah. Dalam hukum Islam jangka waktu gadai syariah ditentukan oleh kesepakatan

    kedua belah pihak. Para pihak diberikan kebebasan dalam menentukan syarat ataupun

    hal-hal yang berkaitan dengan perjanjian gadainya sepanjang tidak bertentangan

    dengan hakikat akad itu sendiri.   135 Berbeda halnya dengan operasional gadai syariah

    yang terdapat pada PT. Pegadaian, penentuan jangka waktu telah diatur dalam suatu

    klausula baku yang terdapat pada SBR (Surat Bukti   Rahn). Jangka waktu yang

    ditentukan dilakukan secara sepihak yakni oleh PT.Pegadaian Syariah selaku

    murtahin. Hal ini dikarenakan PT.Pegadaian Syariah mempunyai kebijakan berupa

    Standard Operasional Perusahaan (SOP).136

    Adapun jangka waktu yang diberikan

    kepada   rahin   adalah maksimal 4 bulan sejak dilakukannya perjanjian gadai syariah

    dan dapat diperpanjang selama 2 bulan dengan syarat   rahin   mau membayar biaya

    administrasi dan   ujrah   dan dikenakan akad baru. Sedangkan implementasi biaya

    135 Adrian Sutedi, Op.Cit , hal. 134.136 Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi

    Medan, Ibu Hj.Semi, SE, pada tanggal 10 September 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    22/42

    84

    ijarah  dihitung persepuluh hari. Jadi walaupun   rahin  membayar hutangnya sebelum

     jatuh tempo dan atau misalnya rahin  mengembalikan pinjaman pada hari ke 7 maka

    ijarahnya   tetap dihitung penuh menjadi 10 hari, karena dalam kebijakan

    PT.Pegadaian Syariah 1 hari = 10 hari.137

    Jika dibandingkan dengan gadai konvensional maka jelas terlihat perbedaan

    mengenai penghitungan biaya   ijarah   ini, dimana pada gadai konvensional dikenal

    dengan sebutan sewa modal/ bunga dan perhitungannya yakni per 15 hari.

    4. Eksekusi Gadai Syariah

    Eksekusi gadai syariah adalah upaya yang dilakukan oleh   murtahin   sebagai

    upaya untuk pengembalian uang pinjaman berserta biaya   ijarah  yang tidak dilunasi

    sampai batas waktu yang telah ditentukan. Sebelum eksekusi dilangsungkan maka

    murtahin   diwajibkan terlebih dahulu memberikan pemberitahuan secara tulisan

    maupun lisan minimal 5 hari sebelum eksekusi dilakukan.

    Dalam eksekusi gadai syariah ini PT.Pegadaian Syariah selaku   murtahin

     berpedoman pada HR.Abu Daud, Annasai, Ibnu Majah138

    dan Fatwa DSN

    137Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi

    Medan, Ibu Hj.Semi, SE, pada tanggal 10 September 2013.

    138Lihat buku Abdul Ghofur Anshori,  Op.Cit , hal.100.HR Abu Daud , Annasai dan Ibnu Majah menyebutkan bahwa : “ Rasullullah SAW didatangi

     seorang sahabat dari kaum Anshor yang meminta sedekah kepadanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya

    : “apakah dirumahmu terdapat suatu barang ?”, sahabat tersebut menjawab bahwa ia memiliki

     sebuah kain usang yang digunakan sebagai selimut dan alas tidur dan sebuah cangkir besar yang 

    digunakan untuk minum. Lalu Rasulullah SAW menyuruhnya untuk mengambil kedua barang tersebut.

     Ketika sahabat menyerahkan barang tersebut kepada Rasulullah SAW, Rasulullah mengambilnya dan

    kemudian menawarkan dan bertanya kepada para sahabat lainnya : “siapakah yang berminat 

    membeli kedua barang ini ? “ lalu seorang sahabat menawar kedua barang tersebut seharga satu

    dirham. Kemudian Rasulullah SAW meningkatkan penawarannya dan bertanya kembali kepada para sahabat : “siapakah yang mau menambahkannya lagi dengan satu dirham ? “ lalu sahabat lainnya

    berkata : “ saya membelinya dengan harga dua dirham”, maka kemudian Rasulullah SAW 

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    23/42

    85

     No.25/DSN-MUI/2002.139

    5. Penyelesaian Sengketa

    Penyelesaian sengketa gadai syariah pada PT.Pegadaian Syariah dapat

    dilakukan melalui jalur litigasi dan non litigasi. Akan tetapi sebelum melakukan

     proses hukum baik melalui jalur litigasi atau non litigasi maka PT.Pegadaian Syariah

    terlebih dahulu melakukan perdamaian /shulhu, hal ini dikenal dengan sebutan

    tafawud  dan  taufiq (perundingan dan penyesuaian) yakni berupa :

    a.   Rescheduling/  penjadualan utang kembali dengan kesepakatan.

     Rescheduling   ini dilakukan jika   rahin   tidak mampu untuk memenuhi kewajiban

    dalam hal pembayaran kembali angsuran pokok maupun biaya pemeliharaan

     barang jaminan berdasarkaan penelitian dan penghitungan   account office

    terhadap sebagian atau seluruh kewajiban  rahin. Penjadualan ulang ini dilakukan

    dalam bentuk memperpanjang jangka waktu kredit, memperpanjang jangka

    waktu angsuran, dan menurunkan jumlah untuk setiap angsuran yang

    mengakibatkan perpanjangan jangka kredit.

    menyerahkan kedua barang tersebut kepadanya dan memberikan uang dua dirham hasil lelang tadikepada sahabat Anshar tersebut.”

    Sedangkan Fatwa DSN No.25/DSN-MUI/2002 bagian kedua butir 5 mengenai penjualan

    marhun menyebutkan bahwa:

    a. Apabila jatuh tempo, murtahin harus memperingatkan rahin untuk segera melunasi hutangnya.

    b. Apabila rahin tetap tidak dapat melunasi hutangnya, maka marhun dijual paksa/dieksekusi

    melalui lelang sesuai syariah.

    c. Hasil penjualan marhun digunakan untuk melunasi hutang, biaya pemeliharaan dan

     penyimpanan yang belum dibayar serta biaya penjualan.

    d. Kelebihan hasil penjualan menjadi milik rahin dan kekurangannya menjadi kewajiban rahin.139 Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi

    Medan, Ibu Hj.Semi, SE, pada tanggal 10 September 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    24/42

    86

     b. Kapitalisasi   ujrah   yakni   rahin   tidak membayar/ dibebaskan dari   ujrah   yang

    dikenakan tetapi utang pokoknya dapat melebihi plafon yang disetujui.

    c. Rekstrukturisasi yakni dilakukan apabila kredit masih tergolong lancar namun

    diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran angsuran pokok dan  ujrah.

    Restrukturisasi ini dapat berbentuk perpanjangan jangka waktu kredit dan

     penambahan fasilitas kredit.140

    Setelah proses musyawarah secara kekeluargaan ini menempuh jalan buntu

    atau tidak menemukan titik temu barulah dilakukan proses melalui jalur non litigasi

    dan litigasi141

    . Jalur non litigasi adalah jalur yang ditempuh diluar pengadilan yakni

     berupa ADR ( Alternative Dispute Resolution) dan Arbitrase.   Di Indonesia konsep

    ADR ( Alternative Dispute Resolution) dan Arbitrase ini tertuang dalam UU Nomor 

    30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Dasar 

    hukum penyelesaian di luar pengadilan ini tercantum Pada Pasal 3 Ayat 1 UU Nomor 

    14 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman142

    , Pasal 1851

    KUHPerdata143

    , Pasal 1855 KUHPerdata144

    , Pasal 1858 KUHPerdata145

    , Pasal 6146

    140 Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi

    Medan, Ibu Hj.Semi, SE, pada tanggal 10 September 2013.

    141Hasil wawancara dengan Pimpinan Cabang PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia BudiMedan, Ibu Hj.Semi, SE, pada tanggal 10 September 2013.

    142 Pasal 3 ayat 1 UU Nomor 14 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kekuasaan Kehakiman

    ini berbunyi :  “ Semua peradilan di seluruh wilayah Republik Indonesia adalah peradilan negara dan

    ditetapkan dengan undang-undang ”.143 Pasal 1851 KUHPerdata berbunyi :  “ Perdamaian adalah suatu perjanjian dengan mana

    kedua belah pihak, dengan menyerahkan, menjanjikan atau menahan suatu barang, mengakhiri atau

     perkara yang sedang bergantung ataupun mencegah timbulnya suatu perkara. Persetujuan ini

    tidaklah sah melainkan jika dibuat secara tertulis.”144 Pasal 1855 KUHPerdata berbunyi : “   Setiap perdamaian hanya mengakhiri perselisihan-

     perselisihan yang termaktub didalamnya, baik para pihak merumuskan maksud mereka dalam

     perkaraan khusus atau umum, maupun maksud itu dapat disimpulkan sebagai akibat mutlak satu-

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    25/42

    87

    UU Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian

    Sengketa.147

    ADR ( Alternative Dispute Resolution) dapat dilakukan dengan bentuk 

    konsultasi148

    , negosiasi149

    , konsiliasi150

    , mediasi151

    dan penilaian ahli.152

     satunya dari apa yang dituliskan."145 Pasal 1858 KUHPerdata berbunyi : “  Segala perdamaian mempunyai diantara para pihak 

     suatu kekuatan seperti putusan hakim dalam tingkat yang penghabisan. Tidak dapatlah perdamaian

    itu dibantah dengan alasan kekhilafan mengenai hukum atau dengan alasan bahwa salah satu pihak 

    dirugikan.”146 Pasal 6 UU nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternative Penyelesaian

    Sengketa berbunyi :

    a. Sengketa atau beda pendapat perdata dapat diselesaikan oleh para pihak melalui alternatif   

     penyelesaian sengketa yang didasarkan pada itikad baik dengan mengesampingkan penyelesaian

     secara litigasi di Pengadilan Negeri.

    b. Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa

     sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak 

    dalam waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu

    kesepakatan tertulis.

    c. Dalam suatu sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak dapat 

    diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat 

    diselesaikan melalui seseorang atau lebih penasehat ahli maupun seorang ahli mediator.

    d. Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari dengan bantuan

     seorang atau lebih penasehat ahli maupun seorang mediator tidak berhasil mencapai kata

     sepakat, atau mediator tidak berhasil mempertemukan kedua belah pihak, maka para pihak dapat 

    menghubungi sebuah Lembaga Abitrase atau Lembaga Penyelesaian Sengketa untuk menujuk 

     seorang mediator.

    e. Setelah penunjukan mediator oleh Lembaga Arbitrase atau Lembaga Alternatif Penyelesaian

    Sengketa, dalam waktu paling lama 7 (tujuh) hari usaha mediasi harus sudah dapat dimuat.

     f. Usaha penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui mediator sebagaimana dimaksud 

    dalam ayat 5 dengan memegang teguh kerahasiaan , dalam waktu paling lama 30 hari (tiga

     puluh) hari harus tercapai kesepakatan dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh semua

     pihak yang terkait.

     g. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah hal dan mengikat 

     para pihak untuk dilaksanakan itikad baik serta wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam

    waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak penandatanganan.

    h. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat sebagaimana yang dimaksud pada ayat 7 wajib diselesaikan dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak pendaftaran.

    i. Apabila usaha perdamaian sebagaimana yang dimaksusd dalam ayat 1 sampai ayat 6 tidak 

    tercapai, maka para pihak berdasarkan kesepakatan secara tertulis dapat mengajukan usaha

     penyelesaian melalui Lembaga Arbitrase atau Arbitrase Adhoc.147 Abdul Manan,   Hukum Ekonomi Syariah dalam Perspektif Kewenangan Pengadilan

     Agama, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012), hal.438-440.148 Konsultasi menurut   Black’s Law Dictionary   ialah aktivitas konsultasi atau perundingan

    seperti klien dengan penasehat hukumnya.149  Negosiasi (perundingan) adalah proses yang dilakukan oleh dua pihak dengan permintaan

    (kepentingan) yang saling berbeda dengan membuat suatu persetujuan secara kompromis dan

    memberikan kelonggaran. Jika terjadi kesepakatan dalam negosiasi ini maka hasil kesepakatan

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    26/42

    88

    Selain menempuh jalan non litigasi berupa ADR, biasanya PT.Pegadaian

    Syariah menempuh jalan melalui Lembaga Arbitrase   (Tahkim). Lembaga Arbitrase

    ini dikenal dengan sebutan BASYARNAS (Badan Arbitrase Syariah Nasional).

    BASYARNAS ini merupakan lembaga hukum yang bebas, otonom dan independen,

    dan tidak boleh dicampuri oleh kekuasaan dan pihak-pihak manapun. BASYARNAS

    ini memiliki payung hukum yakni UU Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan

    Alternatif Penyelesaian Sengketa, SK MUI No.Kep-09/MUI/XII/2003 Tanggal 24

    Desember 2003 Tentang Badan Arbitrase Syariah Nasional, Fatwa-Fatwa DSN

    MUI.153

    BASYARNAS ini memiliki ruang lingkup kewenangan sebagai berikut :

    tersebut wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam jangka waktu 30 hari terhitung setelah

     penandatangannya dan dilaksanakan dalam waktu 30 hari sejak pendaftarannya.150 Konsiliasi (pemufakatan) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai usaha

    mempertemukan keinginan pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan dan menyelesaikan

     perselisihan. Konsiliasi ini juga wajib didaftarkan di Pengadilan Negeri dalam jangka waktu 30 hari

    terhitung setelah penandatangannya dan dilaksanakan dalam waktu 30 hari sejak pendaftarannya.151 Mediasi ialah negosiasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak yang bersengketa dengan

    menghadirkan pihak ketiga yakni mediator sebagai penengah diantara kedua belah pihak yang

     bersengketa. Dalam hal ini mediator merupakan orang yang bersifat netral yang mengontrol negosiasi

    dan sebagai fasilitator antara kedua belah pihak yang bersengketa Jika ditilik pada Pasal 1 butir 7

    PERMA (Peraturan Mahkamah Agung) maka mediasi diartikan sebagai suatu cara penyelesaian

    sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh

    mediator.152 Penilaian Ahli adalah seseorang yang ditunjuk sebagai mediator yang memiliki keahlian

    khusus dibidangnya guna memberikan pendapat atau penilaian ahli. Penilaian Ahli ini di dalam UU

     Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa termaktub dalam

    Pasal 52 yang menyatakan bahwa   ” Para pihak dalam suatu perjanjian berhak untuk memohon pendapat yang mengikat dari Lembaga Arbitrase atas hubungan hukum tertentu dari suatu

     perjanjian.”153 Abdul Manan, Hukum Ekonomi Syariah dalam Perspektif Kewenangan Pengadilan Fatwa

     DSN MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Murabahah, Agama, Op.Cit , hal.467.

    Fatwa-Fatwa DSN MUI ini antara lain yakni fatwa DSN MUI Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000

    Tentang Murabahah, Fatwa DSN MUI Nomor 05/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli Saham, Fatwa

    DSN MUI Nomor 06/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Jual Beli   Isthisna’ , Fatwa DSN MUI Nomor 

    07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan   Mudharabah, Fatwa DSN MUI Nomor 08/DSN-

    MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan   Musyarakah, Fatwa DSN MUI Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000Tentang Pembiayaan  Ijarah, Fatwa DSN MUI Nomor 19/DSN-MUI/IV/2000 Tentang  Alqardh, Fatwa

    DSN MUI Nomor 20/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    27/42

    89

    1. Menyelesaikan sengketa secara adil dan cepat sengketa muamalat  (perdata) yang

    timbul dalam bidang perdagangan, keuangan, industri, jasa dan sebagainya, yang

    menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh

     pihak yang bersengketa, dan para pihak sepakat secara tertulis dalam perjanjian

    yang menyebutkan adanya klausul arbitrase yakni BASYARNAS.

    2. Memberikan pendapat yang mengikat atas permintaan para pihak tanpa adanya

    suatu sengketa mengenai persoalan berkenaan dengan suatu perjanjian.154

    Jalur Litigasi ditempuh sebagai upaya akhir bagi penyelesain sengketa antara

    kedua belah pihak yang bertikai, apabila setelah jalur musyawarah dan jalur alternatif 

     penyelesaian sengketa dan arbitrase yang telah ditempuh tidak menemui titik temu.

    Jalur Litigasi yang dipergunakan dalam sengketa ekonomi syariah ini adalah

    Pengadilan Agama, sebagaimana termaktub dalam Pasal 49 UU Nomor 7 Tahun 1989

    yang telah diubah dengan UU Nomor 3 Tahun 2006 dan diubah lagi dengan UU

     Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Pengadilan Agama. Pasal 49 UU tersebut

    menetapkan bahwa tugas dan wewenang Pengadilan Agama adalah memeriksa,

    memutus dan menyelesaikan perkara tertentu bagi yang beragama Islam dalam

     bidang perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infak, sedekah dan ekonomi

    syariah. Dalam Penjelasannya UU tersebut menyebutkan bahwa yang dimaksud

    Syariah, Fatwa DSN MUI Nomor 25/DSN-MUI/IV/2000 Tentang   Rahn, Fatwa DSN MUI Nomor 

    26/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Rahn Emas, Fatwa DSN MUI Nomor 27/DSN-MUI/IV/2000 Tentang 

     Al Ijarah Almuntahiyah Bi Al Tamlik , Fatwa DSN MUI Nomor 37/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pasar 

    Uang Antarnak Berdasarkan Prinsip Syariah. Fatwa-Fatwa DSN MUI ini memuat ketentuan mengenai

    arbitrase yakni yang berbunyi : “ Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika

    terjadi perselisihan diantara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah”.

    154  Ibid,  hal.468.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    28/42

    90

    ekonomi syariah disini adalah perbuatan atau kegiatan usaha yang dilaksanakan

    menurut prinsip syariah yang meliputi bank syariah, asuransi syariah, reasuransi

    syariah, reksadana syariah, obligasi syariah dan surat-surat berharga berjangka

    menengah syariah, sekuritas syariah, pembiayaan syariah, pegadaian syariah, dana

     pensiun, lembaga keuangan syariah dan lembaga keuangan mikro syariah yang

    tumbuh dan berkembang di Indonesia.155

    Jika dibandingkan dengan gadai konvensional maka terlihat perbedaan

    kewenangan pengadilan dalam menyelesaikan sengketa gadai baik melalui jalur 

    litigasi maupun non litigasi, dimana kewenangan gadai konvensional pada jalur 

    litigasi adalah Pengadilan Negeri sedangkan gadai syariah melalui Pengadilan

    Agama. Sedangkan penyelesaian sengketa gadai melalui jalur non litigasi dapat

    dilakukan melalui BAN (Badan Arbitrase Nasional), dan pada gadai syariah

    dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS) yang

    didalamnya terdapat para ahli dari MUI (Majelis Ulama Indonesia).

    155  Ibid , hal.472.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    29/42

    91

    BAB IV

    PARTISIPASI MASYARAKAT DENGAN LAHIRNYA SISTEM

    PEGADAIAN SYARIAH

    Manusia adalah makhluk sosial ( zoon politicon),156

    sehingga antara manusia

    yang satu dan yang lainnya saling bersosialisasi dan atau membutuhkan satu sama

    lainnya. Begitu pula halnya dibidang perekonomian, manusia sebagai makhluk 

    ekonomi saling membutuhkan satu sama lain dalam pemenuhan kebutuhan

    ekonominya. Seperti halnya dengan PT.Pegadaian yang menyalurkan dana pinjaman

    kepada masyarakat guna membantu perekonomian rakyat memerlukan partisipasi

    masyarakat dalam implementasinya. Salah satu bentuk dari partisipasi masyarakat ini

    adalah dengan melakukan pinjaman pada PT.Pegadaian Syariah yang menawarkan

     pinjaman dana dengan prinsip syariah. Partisipasi masyarakat ini terlihat dari

     banyaknya jumlah nasabah/rahin, besarnya nilai hutang/marhun bih   dan jumlah

     barang gadai /  marhun  setiap harinya. Jumlah masyarakat yang melakukan transaksi

    gadai Pada PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan dari bulan Januari s/d

    Agustus 2013 rata-rata mencapai 30 s/d 33 orang perhari dan 760 orang perbulannya,

    dengan rata-rata jumlah   marhun bih   mencapai Rp.4.718.202.857 perbulannya.157

    Secara terperinci jumlah masyarakat yang melakukan transaksi gadai dari bulan

    Januari 2013 s/d Agustus 2013 pada PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan

    dapat dilihat pada tabel berikut :

    156 Chainur Arrasjid, Pengantar Ilmu Hukum, (Medan : Yani Corporation), hal.1.157 Hasil data   rahin  dan  marhun bih   dari bulan Januari s/d Agustus 2013 yang telah diolah

    oleh peneliti pada saat melakukan penelitian pada PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan.

    91

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    30/42

    92

    Tabel 1.

    JUMLAH R A H I N  ,  M A R H U N    DAN M A R H U N B I H    PADA PT.PEGADAIAN

    SYARIAH CABANG SETIA BUDI MEDAN

    No   BULAN   RAH I N M ARH U N M ARH U N   BIH

    1   Januari 773 773 4.780.110.000

    2   Februari 734 734 4.275.370.000

    3   Maret 758 758 3.817.200.000

    4   April 759 759 8.809.890.000

    5   Mei 845 845 4.540.250.0006   Juni 728 728 3.560.900.000

    7   Juli 727 727 3.243.700.000

    8   Agustus 723 723 2.990.735.000

    Total   6047 6047 36.018.155.000

    Rata-Rata   760 760 4.718.202.857

    Sumber : PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan (Data Diolah)

    A. Partisipasi Masyarakat Muslim Pada PT. Pegadaian Syariah Cabang Setia

    Budi Medan

    Dari sampel 133 orang penduduk muslim yang berpartisipasi melakukan gadai

    syariah pada PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan, tercatat terdiri dari 70

    orang pria dengan persentase 52,63% dan 63 orang wanita (47,37%). Dari 133 orang

    sampel tersebut diketahui bahwa motivasi untuk melakukan gadai adalah karena

    faktor kebutuhan ekonomi berjumlah 43,61 % (58 orang), investasi 45,11 % (60

    orang), dan lain-lain 11,28 % (15 orang). Adapun penduduk muslim dari sampel

    tersebut yang faham/mengerti bagaimana prosedur untuk melakukan gadai berjumlah

    72,93 % (97 orang), sedangkan yang tidak faham/tidak mengerti bagaimana prosedur 

    untuk melakukan gadai berjumlah 24,06 % (32 orang), dan yang mengerti sedikit

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    31/42

    93

    mengenai prosedur untuk melakukan gadai berjumlah 3,01 % (4 orang). Selain itu

     penduduk muslim dari sampel tersebut yang pernah mendengar gadai syariah

     berjumlah 77,44 % (103 orang), sedangkan yang tidak pernah mendengar gadai

    syariah berjumlah 22,56 % (30 orang). Adapun Penduduk Muslim dari sampel

    tersebut yang pernah mendengar gadai konvensional berjumlah 58,65 % (78 orang)

    dan yang tidak pernah mendengar gadai konvensional berjumlah 41,35 % (55 orang).

    Dari hasil sampel tersebut diketahui pula bahwa penduduk muslim yang

     berpartisipasi melakukan gadai syariah pada PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia

    Budi Medan yang tahu/mengerti perbedaan antara gadai syariah dan konvensional

     berjumlah 82,70 % (110 orang), sedangkan yang tidak tahu/tidak mengerti perbedaan

    antara gadai syariah dan konvensional berjumlah 17,30% (23 orang).

    Dari hasil penelitian tersebut dapatlah dikatakan bahwa sedikit banyaknya

     penduduk muslim yang berpartisipasi melakukan transaksi gadai syariah ini telah

    memahami bagaimana perbedaan antara gadai syariah dengan gadai konvensional

    walaupun tidak secara mendetail hingga ke dasar hukumnya.158

    Secara Terperinci hal

    tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    158 Hasil Quisioner yang dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan penelitian di

    PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan dari tanggal 22 Agustus s/d 22 September 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    32/42

    94

    Tabel 2.

    PARTISIPASI MASYARAKAT MUSLIM PADA PT.PEGADAIAN SYARIAH

    CABANG SETIA BUDI MEDAN

    No

    Keterangan

    Jumlah

    Responden Persentase

    1   Orang beragama Islam/Muslim   133 100

    a.Pria 70 52,63

     b.Wanita 63 47,37

    2   Motivasi melakukan gadai

    a.Kebutuhan ekonomi 58 43,61 b.investasi 60 45,11

    c.lain-lain 15 11,28

    3   Faham/mengerti bagaimana prosedur untuk melakukan gadai

    a. Ya 97 72,93

     b.Tidak 32 24,06

    c.Mengerti sedikit 4 3,01

    4   Pernah mendengar gadai syariah

    a.Ya 103 77,44

     b.Tidak 30 22,56

    5   Pernah mendengar gadai konvensionala.Ya 78 58,65

     b.Tidak 55 41,35

    6   Tahu/mengerti perbedaan antara gadai syariah dan konvensional

    a.Ya 110 82,70

     b.Tidak 23 17,30

    Sumber : Hasil Quisioner Yang Telah Diolah

    B. Partisipasi Masyarakat Non Muslim Pada PT.Pegadaian Syariah Cabang

    Setia Budi Medan

    Dari sampel 67 orang penduduk non muslim yang berpartisipasi melakukan

    gadai syariah pada PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan, tercatat terdiri

    dari 36 orang pria dengan persentase 53,73% dan 31 orang wanita (46,27%). Dari 67

    orang sampel tersebut diketahui bahwa motivasi untuk melakukan gadai adalah

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    33/42

    95

    karena faktor kebutuhan ekonomi berjumlah 9,25 % (33 orang), investasi 44,78 %

    (30 orang), dan lain-lain 5,97 % (4 orang). Adapun penduduk non muslim dari

    sampel tersebut yang faham/mengerti bagaimana prosedur untuk melakukan gadai

     berjumlah 53,73% (36 orang), sedangkan yang tidak faham/tidak mengerti

     bagaimana prosedur untuk melakukan gadai berjumlah 35,82% (24 orang), dan yang

    mengerti sedikit mengenai prosedur untuk melakukan gadai berjumlah 10,45% (7

    orang). Selain itu penduduk non muslim dari sampel tersebut yang pernah mendengar 

    gadai syariah berjumlah 58,20% (39 orang), sedangkan yang tidak pernah mendengar 

    gadai syariah berjumlah 41,80% (28 orang). Adapun penduduk non muslim dari

    sampel tersebut yang pernah mendengar gadai konvensional berjumlah 34,33 % (23

    orang) dan yang tidak pernah mendengar gadai konvensional berjumlah 65,67 % (44

    orang). Dari hasil sampel tersebut diketahui pula bahwa penduduk non muslim yang

     berpartisipasi melakukan gadai syariah pada PT.Pegadaian Syariah Cabang setia Budi

    Medan yang tahu/mengerti perbedaan antara gadai syariah dan konvensional

     berjumlah 64,18 % (43 orang), sedangkan yang tidak tahu/tidak mengerti perbedaan

    antara gadai syariah dan konvensional berjumlah 35,82 % (24 orang).159

    Dari hasil penelitian tersebut dapatlah dikatakan bahwa sedikit banyaknya

     penduduk non muslim yang berpartisipasi melakukan transaksi gadai syariah ini telah

    memahami bagaimana perbedaan antara gadai syariah dengan gadai konvensional

    walaupun tidak secara mendetail hingga ke dasar hukumnya. Secara terperinci hal

    159 Hasil Quisioner yang dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan penelitian di

    PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan dari tanggal 22 Agustus s/d 22 September 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    34/42

    96

    tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

    Tabel 3.

    PARTISIPASI MASYARAKAT NON MUSLIM PADA

    PT.PEGADAIAN SYARIAH CABANG SETIA BUDI MEDAN

    N

    o Keterangan

    Jumlah

    Responden Persentase

    1   Orang beragama non muslim   67 100

    a.Pria 36 53,73 b.Wanita 31 46,27

    2   Motivasi melakukan gadai

    a.Kebutuhan ekonomi 33 49,25

     b.Investasi 30 44,78

    c.Lain-lain 4 5,97

    3   Faham/mengerti bagaimana prosedur untuk melakukan gadai

    a. Ya 36 53,73

     b.Tidak 24 35,82

    c.Mengerti sedikit 7 10,45

    4   Pernah mendengar gadai syariaha.Ya 39 58,20

     b.Tidak 28 41,80

    5   Pernah mendengar gadai konvensional

    a.Ya 23 34,33

     b.Tidak 44 65,67

    6   Tahu/mengerti perbedaan antara gadai syariah dan konvensional

    a.Ya 43 64,18

     b.Tidak 24 35,82

    Sumber : Hasil Quisioner Yang Telah Diolah

    C. Analisa Hukum

    Dengan berpartisipasinya masyarakat baik muslim dan non muslim dalam

    transaksi gadai syariah menunjukkan bahwa saat ini sudah timbul kesadaran hukum

    masyarakat dalam hal gadai.Artinya yakni bahwa masyarakat baik muslim dan non

    muslim menyadari bahwa transaksi gadai yang dilakukan pada PT.Pegadaian

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    35/42

    97

    memberikan kepastian hukum kepada masyarakat dan memberikan rasa aman dan

    nyaman bagi masyarakat bila dibandingkan dengan meminjam kepada rentenir/lintah

    darat maupun pegadaian swasta lainnya. Selain itu ditinjau dari aspek kelembagaan

    segala peraturan pegadaian yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 7

    Tahun 1969 Tentang Perusahaan Jawatan Pegadaian, Peraturan Pemerintah Nomor 10

    Tahun 1970 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1969 Tentang

    Perusahaan Jawatan Pegadaian, Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000

    Tentang Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian, dan Peraturan Pemerintah Nomor 51

    Tahun 2011 Tentang Perseroan Terbatas Pegadaian tidak bertentangan dengan ajaran

    Islam/syariah, bahkan hal ini semakin diperkuat dengan lahirnya fatwa

    DewanSyariah Nasional (DSN) Majelis Ulama (MUI) yang dapat dijadikan acuan

    dalam menjalankan pratek gadai sesuai syariah, yakni Fatwa

     No.25/DSN/MUI/III/2002 tentang Rahn (Gadai), yang disahkan pada tanggal 26 Juni

    2002, dan Fatwa No. 26 DSN/MUI/III/2002 tentang  Rahn   Emas (Gadai), kendatipun

    gadai syariah belum diatur dalam suatu peraturan perundangan-undangan secara

    khusus di Indonesia.

    Bagi masyarakat muslim melaksanakan transaksi gadai dengan prinsip syariah

    merupakan kesadaran hukum dalam masyarakat yang timbul untuk menegakkan

     prinsip-prinsip yang sesuai dengan aturan-aturan yang diatur oleh agama, sedangkan

     bagi non muslim melaksanakan gadai syariah kendati tidak diatur dalam agamanya

    dan walaupun kurang memaahami secara detail aturan-aturan didalam gadai syariah

    tersebut akan tetapi bagi mereka transaksi gadai syariah dirasakan lebih

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    36/42

    98

    menguntungkan bila dibandingkan dengan gadai konvensional, karena gadai syariah

    secara tekhnis memberikan biaya   ijarah  yang ringan.Adapun dasar hukum bagi non

    muslim diperkenankan mengikuti prinsip ini tersirat dalam Q.S : Albaqarah : 256

    yang artinya :”  Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya

    telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang 

    ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah

    berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha

     Mendengar lagi Maha Mengetahui”.   Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa tidak 

    ada paksaan bagi non muslim untuk mengikuti ajaran yang dianut oleh orang muslim,

    hal ini dikarenakan Allah menghendaki agar setiap orang merasakan kedamaian.160

    Kendati dari aspek legalitas dan kelembagaan pegadaian telah memiliki aturan

    hukum, akan tetapi dalam pelaksanaan atau prakteknya baik pada pegadaian syariah

    maupun pegadaian konvensional belumlah sempurna. Hal ini terlihat pada

    kelemahan dan kelebihan yang dimiliki lembaga pegadaian tersebut.Adapun

    kelebihan yang dimiliki oleh PT.Pegadaian adalah sebagai berikut :161

    1. Persyaratan yang mudah dan prosedur yang sederhana sehingga nasabah dapat

    memperoleh dana dengan singkat.

    2. Proses pencairan dana yang cukup singkat yakni ± 15menit.

    3. Tidak membutuhkan rekening seperti tabungan, deposito dan giro.

    160 M. Quraish Shihab,   Tafsir Almishbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Alquran,volume

    1( Jakarta: Lentera Hati, 2011), hal.668-669.161 Hasil pengamatan/analisa peneliti pada saat melakukan penelitian di PT.Pegadaian Cabang

    Gaharu Medan dari tanggal 22 Agustus s/d 22 September 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    37/42

    99

    4. Objek jaminan beraneka ragam.

    5. Besarnya angsuran ringan.

    6. Jumlah bunga yang diberikan dibebankan atas dasar sisa pinjaman/menurun.

    7. Dapat diperpanjang walaupun hutang pokok belum dilunasi, yakni dengan

    membayar bunga terlebih dahulu jika telah lewat tempo.

    8. Nasabah diberikan keringanan yakni dibebaskan dari bunga dalam waktu 2

    minggu setelah jatuh tempo dan sebelum lelang dilakukan.

    9. Terdapat dikota-kota besar maupun kecil bahkan sampai ke pedesaan.

    Sedangkan kelemahan/kekurangan dari PT.Pegadaian ini adalah sebagai

     berikut :162

    1. Memiliki bunga dan tarif jasa simpan yang cukup tinggi.

    2. Biaya administrasi yang dikenakan kepada nasabah lebih mahal dari Pegadaian

    Syariah.

    3. Kelebihan uang/sisa hasil lelang yang tidak diambil oleh nasabah menjadi

    keuntungan dan milik Pegadaian.

    4. Jumlah pinjaman kredit terbatas.

    5. Peruntukan/tujuan penggunaan dana oleh nasabah tidak diketahui/tidak 

    dipersoalkan oleh Pegadaian.

    6. PT.Pegadaian tidak mempersoalkan darimana barang jaminan yang digadaikan

    tersebut berasal jika nilainya sedikit, hal ini dikarenakan pihak Pegadaian

    162 Hasil pengamatan/analisa peneliti pada saat melakukan penelitian di PT.Pegadaian Cabang

    Gaharu Medan dari tanggal 22 Agustus s/d 22 September 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    38/42

    100

    mengacu pada prinsip itikad baik nasabah dan adanya prisip droit de suites, yakni

     barang gadai merupakan hak milik seseorang, oleh karenanya barang tersebut

    selalu mengikuti kepada siapapun objek atau barang-barang itu berada. Misalnya:

    Dalam permohonan pengajuan gadai, barang jaminan seperti emas ketika

    diserahkan kepada PT.Pegadaian tidak dilengkapi surat emas, padahal mungkin

    saja barang tersebut bukan milik penggadai atau hasil curian.

    Seperti halnya dengan Pegadaian Konvensional, Pegadaian Syariah juga

    memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dari PT.Pegadaian Syariah

    adalah sebagai berikut :163

    1. Memberikan rasa ketentraman atau kedamaian hati dan jiwa bagi nasabah karena

     berdasarkan pada prinsip syariah dan terhindar dari praktik riba.

    2. Menggunakan sistem bagi hasil, sehingga terdapat simbiosis mutualisme atau

    saling menguntungkan antara nasabah dan pihak Pegadaian.

    3. Tidak terdapat unsur riba sebagaimana halnya pada Pegadaian Kovensional.

    4. Tarif jasa simpan murah.

    5. Biaya administrasi yang rendah.

    6. Persyaratan yang mudah dan prosedur yang sederhana sehingga nasabah dapat

    memperoleh dana dengan singkat yakni ± 15 menit.

    7. Peruntukan/tujuan penggunaan dana oleh nasabah diketahui oleh pihak 

    Pegadaian.

    163 Hasil pengamatan/analisa peneliti pada saat melakukan penelitian di PT.Pegadaian Syariah

    Cabang Setia Budi Medan dari tanggal 22 Agustus s/d 22 September 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    39/42

    101

    8. Dapat diperpanjang dengan menggunakan akad baru serta membayar bea

    administrasi dan ijarah.

    9. Memiliki payung hukum yang diperkuat oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia)

    dalam bentuk Fatwa Dewan Syariah Nasional.

    10. Jangka waktu jasa simpan lebih singkat yakni per 10 hari jika dibandingkan

    dengan Pegadaian konvensional.

    Sedangkan kelemahan atau kekurangan dari PT.Pegadaian Syariah adalah sebagai

     berikut :164

    1. Jumlah pinjaman kredit terbatas.

    2. Tidak semua karyawannya memahami secara detail tentang konsep hukum dan

    operasional gadai syariah.

    3. Belum bisa berdiri sebagai lembaga yang  independent dan mandiri yang terpisah

    dari Pegadaian Konvensional, sehingga masih bertumpu pada gadai konvensional.

    4. Belum disyahkannya materi hukum dalam bentuk UU maupun Kompilasi Hukum

    Ekonomi Syariah sebagai acuan bagi masyarakat sebagai nasabah dan

    PT.Pegadaian Syariah sebagai acuan dalam operasionalisasi dan pemecahan

    masalah jika terjadi sengketa.

    5. Belum adanya mekanisme syariah tersendiri yang digunakan sebagai acuan dalam

    lelang, sehingga dalam lelang Pegadaian Syariah masih bertumpu atau mengacu

     pada lelang konvensional.

    164 Hasil pengamatan/analisa peneliti pada saat melakukan penelitian di PT.Pegadaian Syariah

    Cabang Setia Budi Medan dari tanggal 22 Agustus s/d 22 September 2013.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    40/42

    102

    6. Belum semua masyarakat memahami sistem dan konsep Pegadaian Syariah.

    7. PT.Pegadaian Syariah tidak mengetahui darimana asal barang jaminan yang

    digadaikan bila nilainya sedikit, hal ini dikarenakan pihak Pegadaian selalu

     berasumsi positif terhadap nasabah, yakni bahwa semua nasabah Pegadaian

    adalah orang yang jujur dan berprinsip pada asas   droit de suites, yakni barang

    gadai merupakan hak milik seseorang, oleh karenanya barang tersebut selalu

    mengikuti kepada siapapun objek atau barang-barang itu berada. Padahal bisa jadi

     barang yang digadaikan tersebut bukanlah milik penggadai atau merupakan hasil

    curian. Misalnya pada saat penggadai melakukan permohonan dan menyerahkan

     barang gadai sebagai jaminan seperti emas, barang jaminan tersebut tidak disertai

    dengan surat keterangan kwitansi atau surat emasnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    41/42

    103

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Gadai konvensional dengan gadai syariah memiliki perbedaan dari segi prinsip

    dan sumber hukum.Gadai konvensional menggunakan prinsip berdasarkan

    hukum perdata. Gadai syariah menggunakan prinsip berdasarkan hukum Islam.

    Sumber hukum dari gadai konvensional termaktub dalam Buku II, BAB XX,

    Pasal 1150 s/d 1160 KUHPerdata. Sumber Hukum Gadai Syariah Termaktub

    dalam Alqur’an, Hadits, Ijtihad Ulama, Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis

    Ulama Indonesia No.25 dan 26 tentang rahn dan rahn emas.

    2. Bentuk pelaksanaan gadai konvensional di PT.Pegadaian Cabang Gaharu Medan

    dan Gadai Syariah di PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia Budi terdiri dari bisnis

    inti, non inti dan tambahan. Prosedur melakukan gadai konvensional dan gadai

    syariah adalah sama yakni nasabah cukup membawa barang jaminan dan kartu

    identitas diri ke PT.Pegadaian maupun PT.Pegadaian Syariah, kemudian mengisi

    formulir yang telah disediakan, jika nasabah sepakat dengan jumlah taksiran dari

     barang gadaian dan jumlah uang yang dapat dipinjam maka petugas

    PT.Pegadaian atau PT.Pegadaian Syariah segera melakukan proses administrasi

    dan pencairan dana. Jika terjadi sengketa pada PT.Pegadaian dan PT.Pegadaian

    Syariah terlebih dahulu dilakukan pendekatan secara persuasif, dan jika tidak 

    menemukan titik temu penyelesaian sengketa gadai dilakukan dengan langkah

    103

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Chapter III-V(3)

    42/42

    104

    litigasi dan non litigasi.

    3. Partisipasi masyarakat dengan lahirnya sistem Pegadaian Syariah cukup

    menggembirakan. Hal ini terlihat dari banyaknya jumlah nasabah yang

    melakukan transaksi gadai syariah pada PT.Pegadaian Syariah Cabang Setia

    Budi Medan yang rata-rata 30 s/d 33 orang perhari, dan rata-rata 760 orang

     perbulannya baik muslim dan non muslim, dengan rata-rata jumlah  Marhun bih

    mencapai Rp.4.718.202.857 perbulannya. Selain itu partisipasi masyarakat baik 

    muslim maupun non muslim pada PT.Pegadaian Syariah ini juga terlihat dari

    antusias para nasabah yang cukup tinggi dalam memahami prosedur dan

     perbedaan antara gadai syariah dan gadai konvensional.

    B. Saran

    1. Diharapkan kepada seluruh elemen masyarakat baik dari pemerintah, organisasi

    masyarakat, akademisi, alim ulama, dll segera mendesak pemerintah untuk 

    mensyahkan Rancangan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah, sehingga bangsa

    Indonesia memiliki acuan dan kepastian hukum yang lebih kuat lagi di bidang

    ekonomi syariah.

    2. Diharapkan kepada pihak pegadaian untuk terus meningkatkan pelayanannya dan

     berusaha untuk terus meminimalisir kekurangan-kekurangannya, sehingga

    masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang disajikan oleh PT.Pegadaian.

    3. Diharapkan kepada masyarakat agar benar-benar memahami konsep maupun

     prosedur gadai konvensional dan gadai syariah, agar tidak merasa bingung atau

    terkecoh dengan penawaran yang diberikan oleh pihak Pegadaian.


Recommended