Curriculum Vitae

DATA PRIBADI

1. Nama Lengkap : Dr.dr.AgoHarlim,MARS,Sp.KK,FINSDV,FAADV 2. Tempat & tanggal lahir : Banjarmasin, 04 November 1967 3. Alamat : JalanGajahMada193A 4. Jenis Kelamin : Laki- laki 5. Agama : Budha 6. No Telp : 0816854083 7. Email : agoharlim@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

Tahun Lulus

Program Pendidikan (diploma, sarjana, magister, spesialis, dan

doktor) Perguruan Tinggi Jurusan/Program Studi

1986-1987 Faculty of Biology Grossmont College,

San Diego USA Biology

1993 Sarjana Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Fakultas Kedokteran

1995 Profesi Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Fakultas Kedokteran

Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Magister Administrasi Rumah Sakit

2006 Spesialisasi Kulit dan Kelamin Universitas Diponegoro

Spesialis Kulit dan Kelamin

2009 Diploma in Aesthetic Medicine American Academy of Aesthetic Medicine Aesthetic Medicine

2015 Program Doktoral Universitas Indonesia Doktor bidang Kedokteran

Riwayat Pekerjaan:

Tahun Pekerjaan / Jabatan 1993- Sekarang Direktur Yayasan Suling Galuh, Jakarta

1997- 2000 Direktur Puskesmas Sirna Jaya 1997- Sekarang Direktur JMB Clinic, Indonesia 2006- Sekarang Dermatovenereologi di JMB Spesialis Klinik 2009- Sekarang Direktur dari www.aestheticsurgerytechnique.com 2010- Sekarang Instruktur di Universitas Kristen Indonesia

Riwayat Organisasi :

Tahun Organisasi / Jabatan IDI IDI / Anggota

1997- Sekarang IKLASI / Anggota

2005- Sekarang Perhimpunan dokter spesialis kulit dan kelamin indonesia (PERDOSKI) / Anggota

2008- Sekarang Rapat Anggota PERDOSKI Cabang Jakarta / Peserta 2010 - Sekarang American Academic of Cosmetic Surgery (AACS) / Member 2014 - Sekarang Asia Pasific Academic of Cosmetic Surgery (APACS) / Member

2016 - Sekarang International Travelling Mentorship Program (ITPM) / International Mentor

2017 - Sekarang American Society of Dermatosurgery (ASDS) / Member

2018- Sekarang Kelompok Studi Tumor dan Bedah Kulit Indonesia (KSTBKI) / Pengurus

2018- Sekarang The Society of Asia Pasific Anti- Aging Course (SAPAAC) / Member

How to make V-shape Korean face Cosmic, Solo 2020

Ago Harlim

Pendahuluan: Bentuk muka yang V-shape yang biasa ditampilkan oleh para gadis korea sudah menjadi idaman para wanita didunia. V-shape face juga dikenal sebagai bentuk bentuk wajah tirus dan oval yang menyempit kearah dagu. Istilah V-shape atau V-Line diciptakan oleh orang Korea beberapa tahun terakhir, sementara orang Cina mengenalnya dengan kata “Gua Zhi” yang memiliki arti benih wajah melon. Ciri khasnya adalah tajam atau lancip di daerah dagu, seperti dalam kartun Jepang atau manga, karakter-karakter di film kartun tersebut memiliki wajah oval dengan dagu runcing. Metode: Pembentukkan V-shape di wajah disesuaikan dengan masalah yang ada, dimulai dari pengurangan ukuran otot masseter, pengurangan lemak pipi, penambahan volume di dagu atau pengencangan kulit yang kendur. Hasil dan diskusi: Pembentukkan V shape wajah akan terjadi jika muka terlihat lebih ramping dan anterior. Dengan memberikan terapi yang tepat maka pembentukkan muka yang V shape dapat terjadi. Pada daerah otot masseter yang hipertrofi dapat digunakan botulinum toksin. Lemak yang berlebihan dapat dikurangi dengan mesoterapi, penambahan volume dagu dapat di berikan filler dan thread lift dapat di gunakan untuk pengencangan kulit wajah. Kesimpulan : Diperlukan keterampilan dalam menganalisa masalah yang ada maupun teknik pengerjaan yang benar agar didapatkan hasil V shape wajah yang baik.

How to make V-shape Korean face Cosmic, Solo 2020

Ago Harlim

MAKALAH PROCEDING

Pengertian V-Shape face

V-Shape Face juga dikenal sebagai V-Line Face, bentuk wajah berbentuk tirus dan oval yang menyempit kearah dagu. Istilah V-Shape atau V-Line dikenalkan oleh orang Korea beberapa tahun terakhir, sementara orang Cina mengenalnya dengan kata “Gua Zhi” yang memiliki arti benih wajah melon. Ciri khasnya adalah tajam atau lancip di daerah dagu sama seperti dalam kartun Jepang atau manga, karakter-karakter di film kartun tersebut memiliki wajah oval dengan dagu runcing dan disempurnakan dengan mata yang bulat dan besar. Dagu yang runcing dianggap memiliki keindahan lebih jika dibandingkan dengan wajah bulat yang memiliki dagu pendek.

Sejarah V-Shape face

Beberapa tahun belakangan ini tren kecantikan Korea Selatan mulai banyak menarik perhatian sejak masuknya Korean Wave. Istilah Korean Wave digunakan untuk menggambarkan gelombang budaya Korea Selatan yang berhasil diekspor ke negara di Asia, Eropa, maupun Amerika. Budaya Korea Selatan masuk melalui musik, film dan drama yang memadukan nilai tradisional dengan kehidupan modern. Salah satu keberhasilan penyebaran Korean Wave hingga dapat dengan mudah diterima di berbagai negara karena Korea Selatan berhasil menjembatani budaya Barat dengan budaya Timur.

Penyebaran budaya-budaya Korea Selatan berkembang sangat pesat dari berhasil masuk ke pasar dunia. Korean Wave juga memiliki pengaruh pengaruh besar bagi tren kecantikan dunia, termasuk di Indonesia. Trend kecantikan Korea Selatan tersebut identik dengan penampilan wajah yang natural dengan wajah tirus layaknya huruf V atau di sebut V-Shape Face.

Gambar 1. Bentuk wajah V shape

Korea sebagai kiblat dunia kecantikan dan fashion saat ini menjadi sorotan mata dunia. Apa pun tren yang terjadi di Korea tersebut pasti menjadi tren di seluruh dunia. Termasuk dalam hal bentuk wajah. Wajah wanita Asia yang cenderung berbentuk oval atau V diyakini menyimpan daya tarik tersendiri. Padahal sebenarnya wajah asli wanita Asia sebagian besar memiliki tulang rahang menonjol sehingga berefek wajah nampak lebar. Namun berkat perkembangan teknologi, wajah bulat pun dapat dibentuk sekejap menjadi V-Shape, sehingga membuat dagu lebih panjang dan proporsional, sehingga menjadikan wajah berbentuk lebih oval.

Tren media sosial yang mendominasi seperti Instagram, Snapchat, Facebook, dan lainnya, secara tidak langsung juga telah mendorong banyak orang ingin tampak menarik di dunia maya. Begitu banyak aplikasi Face editing dibuat untuk menciptakan penampilan sempurna bagi penggila selfie. Hal ini juga yang mendasarkan munculnya tren wajah V-Shape Face yang didambakan oleh banyak orang.

V-Shape dalam Kecantikan

Cantik adalah sebuah kata yang identik dengan perempuan. Sejak usia dini perempuan sudah diajarkan untuk menganggap penampilan fisik sebagai salah satu faktor pendukung rasa percaya diri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia cantik merupakan kata sufat yang berarti elok, molek, indah, dan mengacu pada bentuk fisik seperti tubuh ataupun wajah seseorang. Sedangkan menurut Ashad Kusuma Djaya, kecantikan adalah mencakup ukuran-ukuran tubuh (fisik), dan mental atau kepribadian (inner beauty) dengan ukuran standar pula, sehingga secara keseluruhan melahirkan kecantikan sejati.

Pandangan akan kecantikan yang ideal bagi perempuan tidak terlepas dari pengaruh pewacanaan industri kecantikan global. Sebagai industri yang besar, industri kecantikan global sangat kuat dalam mendominasi dan mengarahkan pandangan publik terhadap standar-standar kecantikan. Hal ini saja mempengaruhi dan mengobsesi banyak perempuan untuk dapat tampil sesuai dengan standar kecantikan ideal yang sedang berlaku di masyarakat. Dengan memiliki penampilan cantik maka perempuan merasa lebih mudah diterima dan diikuti oleh masyarakat. Sehingga banyak perempuan menginginkan tampilan wajah cantik yang sempurna, tanpa kerut apalagi keriput seperti wajah yang menyerupai huruf V yang dikenal dengan V-Shape Face. Untuk itu banyak dari mereka yang melakukan berbagai cara agar mendapatkan hasil sempurna. Jika dulu praktik bedah sangat digemari untuk mengubah kontur wajah agar mendapatkan penampilan lebih baik dan mendapatkan wajah V, kini dengan pesatnya perkembangan teknologi dalam medis kecantikan, prosedur pembedahan sudah tak begitu digemari. Hal itu membuktikan bahwa bisa cantik dengan rasa sakit yang sangat sedikit.

V-Shape face dalam Medis

V-shape Face merupakan merubah bentuk wajah dengan berbagai cara, dengan bedah maupun dengan cara salah satunya menggunakan filler atau dalam pembedahan rekonstruksi yang dilakukan untuk penanggulangan cacat atau kerusakan organ oleh dokter spesialis lain bukan spesialis bedah plastik, digunakan istilah bedah rekonstruksi saja, tanpa menyebutkan istilah bedah plastik. Sebab istilah bedah plastik hanya dipergunakan khusus dalam spesialis ilmu bedah plastik, untuk menghindarkan kerancuan dalam bidang kedokteran maupun masyarakat. Dengan demikian menurut Kesepakatan Tim Tenaga Kesehatan Pemberi pelayanan (pelaku) V- shape face adalah: Tindakan V-shape face hanya dapat dilakukan oleh dokter yang kompeten di bidangnya

Dengan majunya teknologi kedokteran, pembentukan V shape di wajah tidak harus mengunakan operasi rekonstruksi tetapi cukup dengan jarum seperti: tanam benang, botulinum toksin, suntik penghancur lemak ataupun filler.

Evaluasi pasien

Penting untuk mengevaluasi kekurangan pada pasien agar dapat memaksimalkan pembentukan V- shape . Dalam hal ini, kita perlu beberapa pedoman yang disebut keserasian kencantikan wajah atau beautification.

Gambar 2. Pedoman pengukuran muka secara seimbang dan ideal cantik

Wajah dapat dibagi menjadi 3 zona dengan lebar yang identik. Yang pertama meliputi garis horizontal dari garis batas rambut ke alis; garis horizontal kedua adalah dari alis ke pangkal hidung dan menton; sedangkan garis horizontal ketiga adalah garis dari pangkal hidung ke batas ujung dagu

Hubungan antara bibir dan dagu harus dievaluasi. Proyeksi dagu ditentukan oleh garis vertikal yang ditarik dari titik satu setengah panjang hidung ideal ke bagian vermillion bibir atas. Bibir bawah tidak boleh lebih dari 2 mm di belakang garis ini. Posisi dagu sangat bervariasi tergantung jenis kelamin. Pada wanita, posisinya agak posterior ke bibir bawah; sementara pada pria posisi dagu sejajar.

Metode-metode Pembentukan V-Shape Face

1) V-Shape dengan suntik Filler Filler merupakan teknik penyuntikan zat asam hialuronat (HA) ke bawah

lapisan kulit untuk menambah volume dan mengencangkan kulit. Asam hialuronat sendiri sebenarnya sudah ada di dalam tubuh kita namun jumlahnya terbatas. Filler yang ideal adalah filler non permanen yang tidak menimbulkan reaksi alergi, tidak menyebabkan peradangan, dapat diserap oleh tubuh, dan memberikan tampilan yang natural.

Saat ini Filler menjadi pilihan utama bagi kaum wanita berkat efek samping yang sangat minimal serta aman. Bagi yang berminat membentuk V-Shape lewat dermal filler, umumnya akan menempuh berbagai tahapan, seperti berkonsultasi secara intens dengan dokter ahli kecantikan. Langkah ini ditempuh dokter untuk menganalisa wajah pasien dan berkomunikasi akan semua proses yang dilalui. Khusus pasien yang memiliki otot rahang besar terlebih dahulu disuntikkan botulinum toxin yang berfungsi sebagai muscle relaxan demi merelaksasi otot rahang besar menjadi lebih ramping.

Sebelum diinjeksikan filer, awalnya pasien akan dioleskan krim anestesi dahulu di dagu selama kurang lebih 30 menit, kemudian dokter akan menyuntikkan dermal filler sesuai dengan kebutuhan secara supraperiosteal dan submusker di dagu untuk mendapatkan bentuk dagu proporsional. Dalam filler sudah dilengkapi dengan zat lidokain (anti nyeri) sehingga pasien akan terasa nyaman pada saat injeksi filler dilakukan. Dagu dengan dermal filler ini dapat bertahan hasilnya hingga 1-2 tahun, apabila perlu dapat dilakukan perbaikan setelah 1 tahun. Adapun efek samping minimal yang umum terjadi setelah injeksi filler adalah sedikit pembengkakan dan kebiruan di area yang disuntik, setelah 1-2 hari akan menghilang tanpa produk yang mana apakah partikel yang paling besar, sedang, atau halus.

Kita perlu menilai apakah dagu kurang kebawah atau keatas sehingga filler yang dimasukkan tidak salah, jadi sesuai dengan evaluasi dan rencana kerja kita.

2) V-Shape dengan suntik Botulinum toksin

Botox adalah merek dagang yang berisikan Botolinum Toxin Type A (Botox cosmetic). Ia adalah sejenis protein kompleks yang dihasilkan oleh sejenis bakteria, clostridium botulinum yang mengandung racun yang hampir sama dengan racun yang dikenalpasti menjadi punca keracunan makanan. Toksin bakteria botulinum ini boleh melumpuhkan fungsi otot perut dan ia boleh membawa maut jika diambil dalam jumlah yang besar kira-kira 5000 unit. Dalam konteks penggunaannya di bidang rawatan kosmetik, botox yang digunakan untuk terapi dikatakan selamat dan tidak membahayakan tubuh karena dosisnya hanya 1% dari dosis yang boleh menyebabkan keracunan.

Botulinum Toxin yang digunakan untuk proses meremajakan kulit adalah Botulinum Toxin Type A, adalah botox hasil kajian dan keluaran sebuah syarikat yaitu Allergan Inc. di Amerika Serikat. Ia merupakan botox yang diiktiraf ketulenannya dan paling popular di kalangan pengguna. Meraka yang berusia 35 tahun ke atas atau mempunyai kerutan muka yang ketara saja memerlukan suntikan botox bagi yang mengencangkan kulit.

Cara kerja botulinum toksin tipe A

Toksin ini akan berikatan dengan presinaptik bagian terminal dari neuromuscular junction, mencegah keluarnya asetikkolin sehingga mencegah terjadinya kontraksi otot.

Efek ini merelaksasikan otot sehingga dapat menghaluskan tampilan garis-garis kerutan (kerut ekspresi) yang disebabkan oleh ekspesi wajah yang berulang, paling umum antara alis, sekitar mata, dan dahi atau jidat. Suntik botox juga digunakan untuk perawatan kosmetik seperti menyeimbangkan wajah yang kurang seimbang dan megencangkan atau mengecilkan bantalan leher dagu.

Area wajah yang akan disuntik botulinum toksin akan disterilkan dan tidak membutuhkan anestesi atau bius selama prosedur. Jarum yang digunakan sangat pendek dan tipis, sehingga rasa sakit yang minimal bahkan tidak ada sakit. Titik atau area pada wajah yang harus disuntik tergantung kondisi wajah masing-masing pasien, sejumlah suntikan akan dibutuhkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Rasa sedikit nyeri atau sakit pembengkakan yang singkat, dan sedikit merah dan pendarahan mungkin terjadi sebagai selama prosedur anda.

Penyuntikkan biasa di rahang agar otot masseter mengecil dengan dosis total 40 hingga 60 unit. Setelah botulinum toksin disuntikan, dibutuhkan 3 hingga 4 minggu agar mencapai efek yang maksimal dan kunjungan rutin akan dijadwalkan untuk memonitor wajah. Prosedur suntik botox anda akan tampak sederhana dan nyaman bila dilakukan oleh dokter yang profesional.

Gambar 3: penyuntikkan botulinum toksin untuk merampingkan rahang

Tindakan Pencegahan

Injeksi botulinum toksin di rahang tidak akan memperbaiki komisura oral yang tertekan dan tidak akan meningkatkan garis marionette.

Instruksi Paska-Injeksi

Jangan ditekan tekan selama beberapa jam dan otot masseter digerakan seperti mengunyah.

Risiko

Penyuntikan yang salah didaerah otot bisa mengakibatkan kesulitan menelan dan berbicara. Kelebihan injeksi di daerah masseter akan menyebabkan kesulitan dalam mengigit atau mengunyah. Dosis yang berlebih akan menyebabkan otot masseter dan kelenjar parotis menjadi atropi

3) V-Shape dengan Tanam Benang

Tanam benang atau Thead lift di wajah merupakan prosedur atau tindakan memasukkan benang halus khusus ke dalam lapisan bawah kulit yang berfungsi untuk mengencangkan area wajah yang kendur akibat proses penuaan. Tujuan tanam benang adalah untuk mengencangkan kulit area wajah yang kendur akibat proses penuaan, meniruskan wajah, memancungkan hidung menghilangkan kerut di dahi antara alis mata, sekitar mata, kerut di bawah mata dan leher.

Benang ini mampu meningkatkan produksi kolagen, meningkatkan peredaran darah dan mengencangkan kulit. Umumnya tanam benang di wajah paling sering dilakukan di area dahi, pipi, hidung dan dagu. Tindakan tanam benang ini menggunakan benang halus yang terbuat dari polidioxanone. Sementara jarum yang digunakan adalah jarum yang terikat dengan benang jadi hanya sebagai pemberi jalur.

Gambar 4. V shape dengan tanam benang

Pengerjaannya harus dilakukan hati-hati, oleh karenanya tindakan tanam benang ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang telah menjalani pelatihan prosedur tanam benang. Pada saat dimasukkan benang, pasien tidak akan merasakan sakit, karena dari efek dari krim anastesi yang dioleskan ke wajah sebelumnya. Tapi perlu diingat bahwa setiap orang mempunyai ambang nyeri yang berbeda-beda. Sementara

untuk durasi pengerjaan ditentukan oleh luas area wajah yang akan dikerjakan. Tapi biasanya membutuhkan waktu yang sangat singkat yaitu sekitar 15 sampai 30 menit. Setelah pengerjaan dapat di touch up kembali setelah 1 bulan dilakukan tindakan-tindakan tanam benang kalau masih ada yang dirasa kurang. Oleh sebab itu, tanam benang bisa diulang kembali setelah 1 sampai 2 tahun, karena efeknya juga sudah berkurang.

Dengan prosedur ini, benang yang ditanam di daerah sekitar rahang dan pipi akan merangsang pembentukan kolagen serta mengencangkan kulit pada bagian tersebut. Thread lift terutama dilakukan bila elastisitas kulit mulai berkurang sehingga kulit tampak kendur dan “jatuh” ke area rahang yang membuat wajah seolah-olah lebar di bagian bawah.

Penanaman benang akan bermanfaat untuk meniruskan wajah wanita. Tanam benang tidak boleh dilakukan asal-asalan. Dalam proses penanaman benang itu harus memperhatikan teknologi yang dipakai baik bahan benang seperti PDO, PCL, maupun teknik pemasangannya.

Teknik tanam benang pada wajah atau yang popular dengan istilah threadlift dilakukan dengan cara memasukkan benang halus khusus ke lapisan bawah kulit berefek yang baik untuk meremajakan kulit. Benang bergerigi berbeda dengan benang polos yang memiliki permukaan sedikit kasar dan berfungsi menarik kulit yang kedur menjadi lebih kencang kembali. Benang ini memiliki banyak ukuran, dari beberapa centimeter (cm) hingga belasan cm. Ukuran benang pun bermacam-macam, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien.

Pasien biasanya perlu anestesi lokal dengan krim sekitar 30 menit sebelum tindakan. Pasca thread lift, kulit wajah akan terasa kencang dan ketat yang akan berkurang dalam waktu 2 hingga 3 hari. Mungkin ada lebam karena bekuan darah di beberapa tempat yang akan hilang dalam waktu 3 hari. Hal ini wajar terjadi karena umumnya pasca tindakan bisa saja terjadi proses peradangan pada lokasi dilakukannya tindakan yang akan membaik dalam waktu hitungan hari. Efek samping yang umum terjadi adalah adanya memar, perdarahan, bengkak, dan nyeri tekanan pada area dilakukan tindakan. Setiap tindakan yang memasukkan sesuatu ke dalam tubuh pasti punya resiko terjadinya peradangan.

4) Mesoterapi

Mesoterapi adalah menyuntikkan suatu obat melalui kulit. Dalam hal membuat V shape di wajah, mesoterapi digunakan untuk mengurangi lemak di wajah yang menyebabkan muka lebar. Biasa digunakan obat suntik yang kandungannya pospatidilkolin, atau asam deoksikolin. Disuntikkan pada lemak subkutan denagn jarum 30 G.

Teknik penyuntikan: Menggunakan spuit dengan jarum 30 G, jarak 1 cm, 0.2 cc dibagian tenagh dan 0,1 cc di sekitannnya setiap jarak 1cm. Perlu 6 hingga 7 kali suntik setiap bulan. Untuk mengurangi nyeri dapat dicampurkan lidokain perbandingan 1 banding 2 sebelum penyuntikan. Suntikan dimedial dari cabang saraf mandibula untuk menghindari komplikasi paresis

5) Double V-Shape

Double V-Shape adalah perawatan untuk membentuk kontur wajah lebih indah dan proporsional tanpa operasi.

Tidak hanya akan memberikan efek V-Shape, Double V- shape akan memberikan efek pengencangan dan proyeksi tiga dimensi (3D) pada pipi, dagu, dan hidung dengan menggabungkan botoks, filler dan tanam benang.

Pembentukkan V-shape di wajah disesuaikan dengan masalah yang ada, dimulai dari, pengurangan ukuran otot masseter, pengurangan lemak, di pipi, penambahan volume di dagu atau pengencangan kulit yang kendur. Yang baik bukan hanya berbentuk lancip kebawah tetapi juga kearah anterior agar terlihat sempurna. Seperti memancungkan hidung baik dengan tanam benang maupun filler dan dagu agar lebih kedepan sesuai dengan beautification atau keserasian wajah. Perlu kombinasi tindakan pada pasien agar terbentuk V shape yang baik.

Gambar 5: Hasil akhir V shape pada wajah

Gambar 6: Kombinasi Thread Lift Filler Lifting

COMBINATIONTHREAD LIFT

FILLER LIFTING

BEFORE

AFTER

Gambar 7: Kombinasi Thread Lift, Chin Filler & Lifting Filler

Gambar 8: Kombinasi Botox + Chin Filler

COMBINATION: THREAD LIFT, CHIN FILLER & LIFTING FILLER

AFTER BOTOX 3 WEEKS

AFTERCHIN FILLER BEFORE BOTOX BEFORE

CHIN FILLER

COMBINATION: BOTOX + CHIN FILLER

Gambar 9: Kombinasi Thread lift + Filler

Kesimpulan

Pembentukkan V shape wajah akan terjadi jika muka terlihat lebih ramping dan anterior. Dengan memberikan terapi yang tepat maka pembentukkan muka yang V shape dapat terjadi. Pada daerah otot masseter yang hipertrofi dapat digunakan botulinum toksin. Lemak yang berlebihan dapat dikurangi dengan mesoterapi, penambahan volume dagu dapat di berikan filler dan thread lift dapat di gunakan untuk pengencangan kulit wajah.

Diperlukan keterampilan dalam menganalisa masalah yang ada maupun teknik pengerjaan yang benar agar didapatkan hasil V shape wajah yang baik.

After Filler dan Thread liftAfter Chin Filler Before

COMBINATION: Thread lift + Filler

Daftar Pustaka

1. Rafabeauty. 2017 , http://rafabeauty.com/2017/02/10/5-cara-mudah-untuk-mendapat-v-shaped-face di akses 23 Desember 2017 pukul 09.45 WIB.

2. 2018).https://m.detik.com/wolipop/read/2016/10/10/161049/3317070/234/tren-kecantikan-korea- populer-karena-banyak-wanita-malas-pakai-makeup

3. Pengertian Cantik Menurut Kamus Besar Indonesia, 12 Januari 2018 Menurut Kamus Besar Indonesia, http://kbbi.web.id/cantik diakses 12 Januari 2018 pukul 09.55 WIB

4. Wajah V-Shape, Kencang, dan Awet Muda, - 20 November 2017 https://www.pressreader.com/indonesia/jawa- pos/20161203/282956744781507 di akses 20 November 2017 pukul 19.44 WIB

5. Djohansyah Marzoeki, “Analisa dan Evaluasi Hukum tentang Pengaturan Bedah Plastik”, Djohansyah Marzoeki, “Analisa dan Evaluasi Hukum tentang Pengaturan Bedah Plastik”, PDF, hal.26-27.

6. D Marzoeki, “Analisa dan Evaluasi Hukum tentang Pengaturan Bedah Plastik”, Djohansyah Marzoeki, “Analisa dan Evaluasi Hukum tentang Pengaturan Bedah Plastik”, PDF, hal.29.

7. Rosalba Russo. Aging of the face. Dalam: P.R Russo and S.P Fundaro ed. The Invisible Facelift Manual of Clinical Practice. Edisi ke-2. Firenze: Officina Editoriale Oltrarno; 2016.h.18-21, 28,20,32.

8. Rosalba Russo. Upper third of the face treatment with botulinum toxin the standard technique. Dalam: P.R Russo and S.P Fundaro ed. The Invisible Facelift Manual of Clinical Practice. Edisi ke-2. Firenze: Officina Editoriale Oltrarno; 2016.h.51.

9. Rosalba Russo. The middle third of the face the treatment with fillers. Dalam: P.R Russo and S.P Fundaro ed. The Invisible Facelift Manual of Clinical Practice. Edisi ke-2. Firenze: Officina Editoriale Oltrarno; 2016.h.130,135.

10. Rosalba Russo, Roberto Pizzamiglio. Mid and lower face treatment with bidirectional, absorbable cogged suspension threads. Dalam: P.R Russo and S.P Fundaro ed. The Invisible Facelift Manual of Clinical Practice. Edisi ke-2. Firenze: Officina Editoriale Oltrarno; 2016.h.181-182, 197,199.

11. Teguh Tanuwidjaja. Asian face, asian needs. Dalam: P.R Russo and S.P Fundaro ed. The Invisible Facelift Manual of Clinical Practice. Edisi ke-2. Firenze: Officina Editoriale Oltrarno; 2016.h.249-257.

12. Rosalba Russo, Ivano Iozzo, Franco Vercesi. Use of combined techniques for the mid- lower face with suspension threads, filler and botulinum toxin. Dalam: P.R Russo and S.P Fundaro ed. The Invisible Facelift Manual of Clinical Practice. Edisi ke-2. Firenze: Officina Editoriale Oltrarno; 2016.h.285,288,290.

13. June K Robinson, MD. Anatomy for procedural dermatology. Dalam: June K Robinson, C William Hanke, Daniel M Siegel, Alina Fratila ed. Anatomy for Procedural Dermatology in Surgery of The Skin. Edisi ke-3. London, New York, Oxford, Philadelphia, St Louis, Sydney, Toronto: Elsevier Saunders; 2015.h.4.

14. Lisa M Donofrio. Evaluation of management of the aging face. Dalam: June K Robinson, C William Hanke, Daniel M Siegel, Alina Fratila ed. Anatomy for Procedural Dermatology in Surgery of The Skin. Edisi ke-3. London, New York,

Oxford, Philadelphia, St Louis, Sydney, Toronto: Elsevier Saunders; 2015.h.360.

15. Theda C. Kontis, MD, FACS, Victor G. Lacombe, MD, Sarah E. Faris, MA, CMI. Neurotoxin injection for dimpled chin. Dalam: Theda C. Kontis and Victor G. Lacombe ed. Cosmetic Injection Techniques. Edisi ke-2. New York, Stuttgard, Delhi, Rio de Janeiro: Thieme; 2019.h.55.

16. Theda C. Kontis, MD, FACS, Victor G. Lacombe, MD, Sarah E. Faris, MA, CMI. Neurotoxin injection for masseter hyperthrophy. Dalam: Theda C. Kontis and Victor G. Lacombe ed. Cosmetic Injection Techniques. Edisi ke-2. New York, Stuttgard, Delhi, Rio de Janeiro: Thieme; 2019.h.68.

17. Jeffrey E. Janis, Rod J. Rohrich. Primary Rhinoplasty. Dalam: Foad Nahai, MD, FACS ed. The Art of Aesthetic Surgery Principles & Techniques. ST. Louis, Missouri: Quality Medical Publishing, Inc; 2005.h.1548-1549.