Desain Fondasi JettyPosted on May 29, 2013by irawan firmansyah
1. BACKGROUND
Untuk menunjang operasi loading – unloading CPO dan CPKO, maka
akan dibangun sebuah dermaga baru di salah satu muara sungai di
Kalimantan Timur, untuk suatu saat menggantikan dermaga existing
yang terbuat dari kayu, yang kapasitasnya sudah tidak mencukupi
kebutuhan. Pembangunan dermaga baru ini akan dilaksanakan dalam 2
tahap, dimana setelah tahap-1 selesai, maka dermaga existing akan tetap
beroperasi bersama-sama dengan dermaga baru tahap-1. Dermaga baru
tahap-2 akan dibangun kemudian, dimana dermaga existing akan
berhenti beroperasi dan dibongkar setelah dermaga baru tahap-2 selesai.
Rencana operasi keseluruhan dermaga ini menentukan pembagian tahap-
1 dan tahap-2 dari dermaga baru, serta posisi jetty head.Jadi selain
geotechnical engineers, yang berperan penting didalam pekerjaan ini
adalah seseorang yang menguasai dengan detail operasi suatu dermaga,
termasuk peralatan-peralatan pada dermaga. Uraian berikut menjelaskan
mengenai perencanaan fondasi untuk Breasting dolphin, Jetty Head dan
Trestle.
2. JETTY LAYOUT
Ukuran kapal yang akan bersandar pada dermaga ini sangat bervariasi,
dari kapal yang terkecil dengan panjang 34 m s/d kapal terbesar dengan
panjang 92 m. Sesuai permintaan owner bahwa baik kapal kecil maupun
kapal besar harus dapat bersandar pada sembarang tempat sepanjang
dermaga, maka jarak antara breasting dolphin ditentukan berdasarkan
panjang kapal yang terkecil, sehingga jarak antara breasting dolphin
yang digunakan adalah 9 m ~ 12 m, akan tetapi gaya tumbukan kapal
terbesar yang digunakan untuk mendesain fondasi breasting dolphin.
Simulasi berbagai kemungkinan bersandarnya kapal dari berbagai
ukuran perlu dilakukan untuk menentukan posisi eksak beberapa tipe
breasting dolphin yang digunakan, seperti diilustrasikan pada Gbr.-1.
Gbr.-1: Jetty Layout
Rencana jetty terdiri dari 16 Breasting Dolphin (B1 ~ B16), 2 Mooring
Dolphin (MD1 dan MD2), Jetty Head dan Trestle. Breasting dolphin
didesain untuk kapal tipe Barge 300ft dengan kapasitas 5000 DWT.
Kapal tipe Barge 300ft ini sebenarnya berkapasitas 7500 DWT dengan
draft = 4.8 m, tetapi karena elevasi river bed di -4.2 m LWS maka draft
available hanya 3.2m. Jadi kapasitas kapal dibatasi 5000 DWT saja.
Khusus untuk breasting dolphin B13 dan B14, kedua sisinya akan
digunakan untuk bersandar kapal; pada sisi sungai untuk bersandar
kapal 5000 DWT dan pada sisi darat untuk bersandar tugboat (lihat Gbr-
1). Tidak ada data untuk tugboat sehingga dengan persetujuan owner,
data yang digunakan dalam analisa adalah data kapal terkecil (750
DWT).
Pada Jetty Head terdapat 3 buah breasting dolphin, tetapi sistem
struktur Jetty Head dan breasting dolphin terpisah, dengan jarak
tertentu untuk mengantisipasi defleksi breasting dolphin akibat
tumbukan kapal. Jadi Jetty head tidak perlu didesain untuk menahan
beban tumbukan kapal.
3. DATA YANG DIGUNAKAN DALAM DESAIN
3.1. Data Pasang Surut
Elevasi pasang surut yang digunakan dalam desain adalah sebagai
berikut :
– HWS = + 2.5 m
– LWS = + 0.0 m
Elevasi Dolphin dan Jetty Deck
Elevasi deck dari dolphin dan jetty tergantung pada water depth dan
tidal range seperti uraian berikut:
Water depth 4.2 m < 4.5 m )
Tidal range 2.5 m < 3m ) –> Elevasi deck menurut standard Jepang
= HWS + (0.5 ~
1.5 m) = +2.5 + (0.5 ~ 1.5) =
+3.0 m ~ + 4.0 m
Elevasi deck diambil pada +4.0m
3.2. Data Tanah
Profil tanah serta plot “NSPT vs Kedalaman” disajikan pada Gbr. 2.
Parameter tanah yang digunakan dalam desain juga disajikan pada Gbr.-
2. River bed (permukaan tanah) terletak pada -4.2 m LWS.
Gbr.2: Profil Tanah dan Parameter Tanah
3.3. Data Kapal
Disetiap tempat dari dermaga baru harus dapat digunakan untuk
bersandarnya semua ukuran kapal yang biasa bersandar. Oleh karena itu
setiap dolphin harus didesain untuk bersandarnya kapal terbesar, yaitu
kapal 5000 DWT, kecuali sisi dalam dolphin B13 dan B14, yang hanya
didesain untuk bersandarnya kapal terkecil, yaitu kapal 750 DWT. Data-
data dari kapal 5000 DWT dan 750 DWT adalah seperti Tabel-1 berikut :
4. DESAIN FONDASI BREASTING DOLPHIN
4.1. Sistem Fondasi Breasting Dolphin
Sistem fondasi breasting dolphin terdiri dari kelompok tiang-tiang baja
(group of steel pipe pile) yang diikat dengan pile cap beton pada bagian
atas. Steel pipe pile yang digunakan terdiri dari tiang tegak dan tiang
miring.
Dimensi serta mutu steel pipe pile yang digunakan adalah :
Outer Diameter (OD) = 812 mm Thickness (t) = 16 mm Mutu baja : BJ 37, fy = 2400 kg/cm2
4.2.Tipe Breasting Dolphin
Berdasarkan tipe kapal yang akan bersandar dan peralatan yang akan
ada pada deck dolphin maka ke enam belas breasting dolphin
dikelompokkan kedalam 4 tipe tergantung dari luas deck yang
dibutuhkan, seperti dirangkumkan pada Tabel-2.
Perlu dicatat bahwa kebutuhan luas pile cap untuk kebutuhan fondasi
dari keseluruhan dolphin, kecuali dolphin B13 dan B14, sebenarnya
hanya 4m x 4m, oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan deck area
untuk peralatan, dipenuhi dengan menambahkan cantilever beam +
concrete deck dengan panjang 1 m untuk Tipe-2 dan 2.5 m untuk Tipe-3.
Sketsa denah fondasi serta potongan untuk masing-masing tipe breasting
dolphin disajikan pada Gbr.-3.1 dan 3.2.
Gbr.3.1.: Denah dan Potongan Breasting Dolphin, (A) Tipe-1 dan
(B) Tipe-2
Gbr.3.2.: Denah dan Potongan Breasting Dolphin, (C) Tipe-3 dan
(D) Tipe-4
4.3. Beban-Beban Yang Bekerja Pada Breasting Dolphin
Beban-beban yang bekerja pada breasting dolphin terdiri dari ;
a. Beban Vertikal (DL dan LL)
DL terdiri dari : berat sendiri breasting dolphin, berat fender, berat
bolard, berat pipe rack, berat pompa, berat catwalk.
b. Beban Tumbukan Kapal (Berthing Load)
Berthing energy dihitung dengan menggunaka formula sbb :
dimana :
E = Berthing load ( ton-m )
w1 = Displacement tonnage ( ton )
v = Berthing speed ( m/s ) = 0.15 m/s
g = Gravity acceleration = 9.8 m/ s2
Ce = Eccentricity factor
Cm= Virtual mass factor
Cs = Softness factor
Cc = Berth Configuration coefficient
Dari besarnya berthing load, ditentukan fender yang dipakai, dan
masing-masing tipe fender memberikan gaya lateral pada dolphin
seperti dibawah ini.
Untuk kapal 5000 DWT — Berthing load= 9.77 ton-m
Dipakai Fender Bridgestone Tipe FV005-4-2 dengan kemampuan
menyerap energy sebesar 10 ton-m. Reaction force/Gaya lateral = 75 ton
Untuk kapal 750 DWT –> Berthing load = 2.51 ton-m
Dipakai Fender Bridgestone Tipe FV005-4-4 dengan kemampuan
menyerap energy sebesar 5 ton-m. Reaction force/Gaya lateral = 38 ton
c. Beban Mooring
Untuk kapal 5000 DWT — Gaya bollard = 350 kN (horizontal)
Untuk kapal 750 DWT — Gaya bollard = 150 kN (horizontal)
Untuk desain, perlu dimasukkan gaya bollard arah vertical sebesar 50%
gaya bollard horizontal.
d. Beban Environmental
– Beban Arus (Current Load) pada Kapal
– Beban Arus (Current Load) pada Pile
dimana kecepatan arus = 1.5 m/sec.
Current load baik pada kapal maupun pada tiang dihitung dengan rumus
berikut:
dimana:
R = Gaya horizontal akibat arus: Utk kapal, pada luas basah kapal arah
tegak lurus arus; Utk pile, pada penampang basah tiang dalam arah
tegak lurus arus. p = Water mass density
C = Constant: Utk kapal = Coefficient of Fluid Pressure, tergantung
perbandingan water depth dan draft kapal. Utk pile = Drag Force
Coefficient, tergantung pada bentuk pile: circular tergantung Reynold
Number dan surface roughness, non circular tergantung angle of
incident.
V = Kecepatan arus.
As = Luas basah penampang kapal atau tiang yang tegak lurus arah arus.
e. Beban Gempa
Gempa statik ekivalen dihitung dengan rumus sbb:
dimana:
Vi = Gaya gempa static ekivalen
C1 = koefisien gempa tergantung wilayah gempa
I = Faktor keutamaan
R = Faktor reduksi
Wt = Total DL.
Rangkuman data beban pada breasting dolphin disajikan pada Tabel-3.
Kombinasi beban yang digunakan dalam analisa breasting dolphin adalah
sebagai berikut :
♦ Untuk Breasting Dolphin Tipe-1, Tipe-2, dan Tipe-3
Load combination 1 = DL + LL + B + CP
Load combination 2 = DL + LL + M + C + CP
Load combination 3 = DL + LL + M + C + CP ± Ex ± 0.3 Ey
Load combination 4 = DL + LL + M + C + CP ± 0.3 Ex ± Ey
Load combination 5 = DL + LL + CP ± Ex ± 0.3 Ey
Load combination 6 = DL + LL + CP ± 0.3 Ex ± Ey
♦ Untuk Breasting Dolphin Tipe-4
Load combination 1a = DL + LL + B(5000DWT) + CP
Load combination 1b = DL + LL + B(750DWT) + CP
Load combination 1c = DL + LL + B(5000DWT) + CP + M(750DWT) +
C(750DWT)
Load combination 1d = DL + LL + B(750DWT) + CP + M (5000DWT) +
C(5000DWT)
Load combination 2a = DL + LL + M(5000DWT) + C(5000DWT) + CP
Load combination 2b = DL + LL + M(750DWT) + C(750DWT) + CP
Load combination 3 = DL + LL + M(5000DWT) + C(5000DWT) + CP ±
Ex ± 0.3Ey
Load combination 4 = DL + LL + M(5000DWT) + C(5000DWT) + CP ±
0.3 Ex ± 1.0 Ey
Load combination 5 = DL + LL + CP ± Ex ± 0.3 Ey
Load combination 6 = DL + LL + CP ± 0.3 Ex ± Ey
dimana :
DL = Dead Load
LL = Live Load
B = Beban Tumbukan Kapal (Berthing Load)
M = Beban Mooring
C = Beban Arus (Current Load) pada Kapal
CP = Beban Arus (Current Load) pada Pile
Ex, Ey = Beban Gempa arah X dan Y
4.4. Daya Dukung Tiang
Untuk mengecheck reaksi tiang hasil analisa GROUP, perlu diketahui
daya dukung tarik dan tekan dari fondasi tiang. Hasil perhitungan daya
dukung tiang disajikan pada Tabel-4.
4.5. ANALISA BREASTING DOLPHIN
a. Metoda Analisa
Analisa breasting dolphin yang dibebani gaya-gaya seperti diuraikan
diatas, dilakukan menggunakan program GROUP 3D dari Ensoft, USA.
Penggunaan program ini dipercaya akan memberikan analisa dengan
lebih akurat, dibandingkan jika menggunakan program SAP yang biasa
digunakan perencana dermaga dengan background structural
engineering. Alasannya adalah karena GROUP 3D mempunyai
kemampuan yang lebih baik untuk memodel tahanan tanah. Gaya-gaya
yang bekerja pada suatu dolphin, meliputi gaya aksial, gaya lateral, dan
momen dipindahkan dulu ketitik beratnya, baru dilakukan analisa.
Pemodelan konfigurasi tiang yang digunakan dalam analisa dengan
program GROUP 3D disajikan pada Gbr.-4.1 untuk breasting dolphin
Tipe-1, Tipe-2, and Tipe-3; dan pada Gbr.-4.2 untuk breasting dolphin
Tipe-4.
(a) Bird’s View (b) Side View
Gbr-4.1: Pemodelan Konfigurasi Tiang pada Analisa dengan
Program GROUP 3D Untuk Breasting Dolphin Tipe-1, Tipe-2, and
Tipe-3
(a) Bird’s View
(b) Side View
Figure-4.2 : Pemodelan Konfigurasi Tiang pada Analisa dengan
Program GROUP 3D Untuk Breasting Dolphin Tipe-4
b. Hasil Analisa
Rangkuman reaksi tiang maksimum dan stress tiang maksimum disajikan
pada Tabel- 5.1 s/d 5.4. Dari hasil analisa pada semua tipe Breasting
Dolphin pada Tabel 5.1 s/d 5.4 dapat disimpulkan sbb:
– Reaksi tiang maksimum tekan = 1080 kN ≤ Qa tekan = 2900 kN — ok
– Reaksi tiang maksimum tarik = 639 kN ≤ Qa tarik = 1300 kN — ok
– Check Stress Pada Tiang
Mutu Baja BJ37 — Yield stress (fy) = 2400 kg/cm2, dan Allowable stress
= 1600 kg/cm2
Dari hasil analisa, maksimum stress pada tiang = 1480 kg/cm2 ≤
Allowable stress = 1600 kg/cm2 — ok. Contoh pile stress contour
disajikan pada Gbr.- 5. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa stress
maksimum terjadi pada kepala tiang.
Note : Unit Stress in kPa
Gbr-5 : Pile Stress Contour – Breasting Dolphin Tipe-3 – Load
Comb. 3
5. DESAIN FONDASI JETTY HEAD DAN TRESTLE
5.1. Sistem Fondasi Jetty Head Dan Trestle
Sistem fondasi Jetty Head dan Trestle menggunakan steel pipe pile, dan
terdiri dari tiang tegak dan tiang miring. Pada awalnya fondasi yang
digunakan tegak semua, tetapi defleksi yang terjadi akibat kombinasi
beban gempa relatif besar sehingga digunakan kombinasi tiang tegak
dan tiang miring . Trial and error dilakukan untuk menentukan posisi
tiang-tiang miring sehingga tidak saling bertabrakan dan efektif
menahan gaya lateral arah x dan y yang kurang lebih sama besar.
Dimensi serta mutu steel pipe pile yang digunakan adalah :
– Outer diameter (OD) = 609 mm
– Thickness (t) = 16 mm
– Steel Grade: BJ 37 — fy = 2400 kg/cm2
Denah fondasi Jetty Head danTrestle disajikan pada Gbr. 6
Gbr-6: Denah Fondasi Jetty Head dan Trestle
5.2. Beban-Beban Yang Bekerja Pada Jetty Head Dan Trestle
Beban-beban yang bekerja pada Jetty Head dan Trestle terdiri dari ;
a. Beban DL dan LL
b. Berat Pipa dan Minyak
c. Beban Mobile Crane dan Truck
d. Beban Gempa
5.3. Daya Dukung Tiang
Rangkuman daya dukung tiang untuk Jetty Head dan Trestle disajikan
pada Tabel-6.
5.4. Hasil Analisa Jetty Head Dan Trestle
Analisa breasting dolphin dilakukan menggunakan program GROUP 3D
dari Ensoft, USA.
Rangkuman hasil analisa adalah sbb :
– Jetty Head
Reaksi tiang maksimum tekan = 1330 kN ≤ Qa tekan = 1900 kN — ok
Pile Stress maksimum = 716 kg/cm2 ≤ Allowable stress = 1600 kg/cm2
— ok
– Trestle
Reaksi tiang maksimum tekan = 1600 kN ≤ Qa tekan = 1900 kN — ok
Pile Stress maksimum = 1580 kg/cm2 ≤ Allowable stress = 1600 kg/cm2
— ok
6. PENUTUP
Dari desain seperti pekerjaan desain ini beberapa hal dapat dilakukan
untuk penghematan:
a. Pembagian dermaga atas zona-zona yang membatasi ukuran kapal
yang diperbolehkan bersandar pada suatu zona memungkinkan
dilakukannya desain breasting dolphin yang lebih efisient. Untuk kapal
besar, fondasi dolphin lebih kuat, tetapi jarak dolphin bisa lebih jauh.
Sebaliknya untuk kapal kecil, sekalipun diperlukan jarak dolphin yang
lebih dekat, tetapi tidak diperlukan fondasi yang kuat karena berthing
load yang kecil. Sekalipun demikian, pembagian dermaga atas zona2 ini
akan merepotkan pada waktu operasi dermaga.
b. Hasil analisa menunjukkan bahwa tegangan yang tinggi hanya terjadi
pada daerah sekitar kepala tiang (pada proyek ini sekitar 2m teratas dari
panjang tiang), sebagai akibat bekerjanya gaya lateral dan momen pada
tiang dengan free cantilever yang relatif besar (free cantilever ini
bertambah besar karena tanah lapisan atas yang lunak). Pada sebagian
besar panjang tiang, tegangan yang timbul relatif rendah. Dengan
demikian dimensi tiang dapat diperkecil mengikuti kebutuhan sebagian
besar panjang tiang dan memperkuat bagian atas tiang. Diantaranya
dengan memakai double steel pipe yang konsentrik pada bagian atas
tiang.
c. Terakhir, analisa akan lebih akurat bila memakai program komputer
yang dapat memodel tahanan tanah dengan lebih akurat dibandingkan
program struktur. Program struktur umumnya memodel tahanan lateral
tanah dengan spring satu arah, tidak bisa bolak balik. Selain itu perlu
asumsi lokasi perletakan jepit pada suatu kedalaman tiang.
–ooOOoo–
Dermaga & Jenis-Jenis Dermaga
Dermaga adalah suatu bangunan pelabuhan yang digunakan untuk merapat dan menambatkan kapal yang melakukan bongkar muat barang dan menaik-turunkan penumpang. Di dermaga juga dilakukan kegiatan untuk mengisi bahan bakar untuk kapal, air minum, air bersih, saluran untuk air kotor/limbah yang akan diproses lebih lanjut di pelabuhan. Dimensi dermaga didasarkan pada jenis dan ukuran kapal yang merapat dan bertambat pada dermaga tersebut. Menurut Triatmodjo (1996) dermaga dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu wharf atau quay dan jetty atau pier atau jembatan. Wharf adalah dermaga yang paralel dengan pantai dan biasanya berimpit dengan garis pantai. Jetty adalah dermaga yang menjorok ke laut. Sebelum merancang dan membangun dermaga, perlu diketahui untuk keperluan apa dermaga tersebut didirikan.
Quay/wharf
Pier/jetty/jembatan
Pemilihan tipe dermaga sangat dipengaruhi oleh kebutuhan yang akan dilayani, ukuran kapal, arah gelombang dan angin, kondisi topografi dan tanah dasar laut, dan tinjauan ekonomi untuk mendapatkan bangunan yang paling ekonomis. Pemilihan tipe dermaga disesuaikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi tipe struktur dermaga adalah sebagai berikut (Triatmodjo, 1996 : 157-159 dalam HSB, 2009) :1. Tinjauan topografi daerah pantai Pada perairan yang dangkal hingga dalam yang berada cukup jauh dari darat, penggunaan jetty akan lebih ekonomis karena tidak diperlukan pengurukan yang besar. Sedangkan di lokasi dimana kemiringan dasar cukup curam, pembuatan pier dengan
melakukan pemancangan tiang perairan yang dalam menjadi tidak praktis dan sangat mahal. Dalam hal ini pembuatan wharf lebih tepat.2. Jenis kapal yang dilayani Dermaga yang melayani kapal minyak (tanker) dan kapal barang curah mempunyai konstruksi yang ringan dibanding dengan dermaga potongan (general chargo), karena dermaga tersebut tidak memerlukan perlatan bongkar muat barang yang besar (kran), jalan kereta api, gudang-gudang, dsb. Untuk melayani kapal tersebut, penggunaan pier akan lebih ekonomis. Dermaga yang melayani barang potongan dan peti kemas menemrima beban yang besar di atasnya, seperti kran barang yang dibongkar muat peralatan transportasi (kereta api dan truk). Untuk keperluan tersebut dermaga tipe wharf akan lebih cocok.3. Daya dukung tanah. Kondisi tanah sangat menentukan dalam pemilihan tipe dermaga. Pada umumnya tanah di dekat daratan mempunyai daya yang lebih besar daripada tanah di dasar lautr. Dasar laut umumnya terdiri dari endapan yang belum padat. Ditinjau dari daya dukung tanah, pembuatan wharf atau dinding penahan tanah lebih menguntungkan. Tetapi apabila tanah dasar berupa karang pembuatan wharf akan mahal karena untuk memperoleh kedalaman yang cukup di depan wharf diperlukan pengerukan. Dalam hal ini pembuatan pier akan lebih murah karena tidak diperlukan pengerukan dasar karang.Menurut Suraji (2011), ada beberapa tipe struktur dermaga, antara lain :• Dermaga tipe gravitasi• Dermaga tipe tiang turap• Dermaga tipe tiang turap dengan pelantar peringan• Dermaga tipe bendungan elak berongga tiang turap baja• Dermaga tipe bendungan elak ronggo pelat baja• Dermaga tipe pir terbuka dengan taing pancang vertikal• Dermaga tipe pir terbuka dengan pasangan tiang pancang miring• Dermaga tipe pir pir terpisah• Dermaga tipe pir terapung• Dermaga tipe tambatan kapal di laut lepas (dolpin)Sedangkan menurut Wikipedia (2012), ada beberapa jenis dermaga yang biasanya digunakan yaitu :1. Dermaga ‘quay wall’ Dermaga quay wall ini terdiri dari struktur yang sejajar pantai, berupa tembok yang berdiri di atas pantai, dan dapat dibangun dengan beberapa pendekatan konstruksi diantaranya sheet pile baja/beton, caisson beton atau open filled structure. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pembangunan quay wall, yaitu :• Dermaga quay wall adalah dermaga yang dibuat sejajar pantai dan relatif berhimpit dengan pantai (kemiringan pantai curam).• Konstruksi dermaga biasanya dibangun langsung berhimpit dengan areal darat.• Kedalaman perairan cukup memadai dan memungkinkan bagi kapal merapat dekat sisi darat (pantai). Kedalaman perairan tergantung kepada ukuran kapal yang akan berlabuh pada dermaga tersebut.• Kondisi tanah cukup keras• Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi berpengaruh pada detail dimensi struktur yang dibutuhkan.2. Dermaga ‘dolphin’ (trestel)
Dermaga dolphin merupakan tempat sandar kapal berupa dolphin diatas tiang pancang. Biasanya dilokasi dgn pantai yang landai, diperlukan jembatan trestel sampai dengan kedalaman yang dibutuhkan. Beberapa pertimbangan yang digunakan dalam pembangunan dermaga dolphin:• Dermaga dolphin adalah sarana tambat kapal yang fasilitas bongkar muatnya ada di haluan atau buritan.• Jarak kedalaman perairan yang disyaratkan dari pantai relatif cukup panjang.• Terdapat konstruksi tambahan berupa jembatan dermaga (trestel), tanggul atau dapat juga keduanya.• Sarana tambat yang akan direncanakan terdiri dari struktur breasting dan mooring yang dihubungkan dengan catwalk.• Posisi breasting berfungsi utama sebagai sarana sandar kapal, tapi juga dapat berfungsi sebagai sarana tambat kapal jika dipasang bollard, sedangkan mooring dolphin berfungsi menahan kapal sehingga tetap berada pada posisi sandar.• Pasang surut tidak mempengaruhi pada pemilihan tipe struktur tetapi berpengaruh pada detail dimensi struktur yang dibutuhkan.3. Dermaga apung/system Jetty (pier) Dermaga apung adalah tempat untuk menambatkan kapal pada suatu ponton yang mengapung diatas air. Digunakannya ponton adalah untuk mengantisipasi air pasang surut laut, sehingga posisi kapal dengan dermaga selalu sama, kemudian antara ponton dengan dermaga dihubungkan dengan suatu landasan/jembatan yang flexibel ke darat yang bisa mengakomodasi pasang surut laut. Biasanya dermaga apung digunakan untuk kapal kecil, yach atau feri seperti yang digunakan di dermaga penyeberangan yang banayak ditemukan di sungai-sungai yang mengalami pasang surut. Ada beberapa jenis bahan yang digunakan untuk membuat dermaga apung seperti :• Dermaga ponton baja yang mempunyai keunggulan mudah untuk dibuat tetapi perlu perawatan, khususnya yang digunakan dimuara sungai yang airnya bersifat lebih korosif.• Dermaga ponton beton yang mempunyai keunggulan mudah untuk dirawat sepanjang tidak bocor.• Dermaga ponton dari kayu gelondongan, yang menggunakan kayu gelondongan yang berat jenisnya lebih rendah dari air sehingga bisa mengapungkan dermaga.
Desain Dermaga
Dasar pertimbangan dalam perencanaan dermaga adalah sebagai berikut (Wikipedia, 2012) :• Posisi dermaga ditentukan oleh ketersediaan lahan dan kestabilan tanah disekitar sungai.• Panjang dermaga dihitung berdasarkan kebutuhan kapal yang akan berlabuh, dasar pertimbangan desain panjang dermaga yang bisanya dijadikan acuan adalah 1.07 sampai 1,16 panjang kapal (LOA)• Lebar dermaga disesuaikan dengan kemudahan aktivitas bongkar muat kapal dan pergerakan kendaraan pengangkut di darat.• Letak dermaga dekat dengan fasilitas penunjang yang ada di daratan.• Elevasi dermaga ditentukan dengan memperhatikan kondisi elevasi muka air sungai/pasang surut.A. Desain Dermaga Quay Wall
Jenis-jenis Quaywall
Struktur wall sangat tergantung kepada beberapa hal sebagai berikut:• Kondisi tanah, merupakan faktor utama dalam penentuan jenis quay wall yang akan dipilih• Tekanan tanah• Muatan pada dermaga, beban merata, beban titik, gaya-gaya mooring (yang diterima melalui bollard ataupun fender• Kedalaman didepan dermaga• Pengaruh pasang surut dan garis air• Faktor-faktor sekunder lainnya seperti angin, arus, gelombang, dan beberapa faktor minor lainnya.B. Desain Dermaga Apung Platform terapung seperti halnya pontoon harus didisain hingga taraf kestabilan dan keamanan yang diinginkan. Pontoon tersebut haruslah memiliki area permukaan dan tinggi freeboard yang mencukupi sehingga dapat berfungsi dengan baik. Dimensi pontoon yang didisain akan tergantung dari tipe pembebanan yang digunakan. Beban-beban yang harus dipertimbangkan yang dapat bekerja pada sebuah pontoon.1. Beban statik dan beban hidup.
2. Reaksi dari jalan akses (jembatan atau gangway).3. Tekanan hidrostatis.4. Beban mati.5. Gaya angkat.By : DMSSumber Pustaka :