+ All Categories
Home > Documents > DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat...

DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat...

Date post: 24-Aug-2019
Category:
Upload: phamtruc
View: 218 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
110
DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS BADAN PUSAT STATISTIK TELUR AYAM RAS INDONESIA TAHUN 2018 Katalog: 8201022 PRODUSEN PASAR PEDAGANG BESAR minimarket KONSUMEN https://www.bps.go.id
Transcript
Page 1: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

DISTRIBUSIPERDAGANGAN KOMODITAS

BADAN PUSAT STATISTIK

TELUR AYAM RASINDONESIA TAHUN 2018

Katalog: 8201022

PRODUSEN

PASAR

PEDAGANGBESARminimarket

KONSUMEN

https:

//www.b

ps.go.id

Page 2: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

https:

//www.b

ps.go.id

Page 3: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras di Indonesia 2018

Trade flow of chicken egg commodity in Indonesia 2018

ISBN : 978-602-438-260-5

No. Publikasi/Publication Number: 06130.1907

Katalog/Catalog: 8201022

Ukuran Buku/Book Size: 16,5 X 24 cm

Jumlah Halaman/Number of Pages: xvi + 92 halaman/pages

Naskah/Manuscript:

Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri

(Sub directorate Domestic Trade Statistic)

Penyunting/Editor:

Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri

(Sub directorate Domestic Trade Statistic )

Desain Kover oleh/Cover Designed by:

Subdirektorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri

(Sub directorate Domestic Trade Statistic)

Penerbit/Published by:

© BPS RI/BPS-Statistics Indonesia

Pencetak/Printed by:

CV. DHARMAPUTRA

Sumber Ilustrasi/Graphics by: -

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengkomunikasikan,

dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk

tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part of all this

book for commercial purpose without permission from BPS-Statistics

Indonesia

https:

//www.b

ps.go.id

Page 4: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

DISTRIBUSI PERDAGANGAN

KOMODITAS TELUR AYAM RAS

INDONESIA 2018 Tim Penyusun :

Pengarah : Yunita Rusanti M.Stat

Penanggung jawab : Dr. Drs Anggoro Dwitjahyono M.Si

Mimin Karmiati M.Si

Penyunting : Roy Suerlianto SST, SAP, M.S.E

Penulis Naskah : Laura Intan Fadilah, SSi, MA

Gambar Kulit : Panji Surya Dwi Manggala

https:

//www.b

ps.go.id

Page 5: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

https:

//www.b

ps.go.id

Page 6: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur ayam ras v

KATA PENGANTAR

Publikasi Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras Indonesia tahun

2018 merupakan salah satu dari 8 jenis publikasi hasil Survei Pola Distribusi

Perdagangan Beberapa Komoditas di Indonesia tahun 2018 yang dilaksanakan pada

bulan Juli 2018.

Publikasi ini memuat kajian ringkas hasil penelitian rantai distribusi komoditas

telur ayam ras yang diteliti mulai dari tingkat produsen, pedagang besar, pedagang

eceran sampai ke konsumen akhir. Informasi yang disajikan adalah pola distribusi

perdagangan, Margin Perdagangan dan Pengangkutan.

Semoga publikasi ini bermanfaat bagi pengguna data dalam menyusun

perencanaan dan kebijakan, baik oleh pemerintah, dunia usaha maupun pengguna

lainnya. Disamping itu, diharapkan publikasi ini dapat digunakan sebagai referensi

untuk penelitian lebih lanjut. Akhir kata, diucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan publikasi ini.

Jakarta, Desember 2018 Kepala Badan Pusat Statistik

Suhariyanto

https:

//www.b

ps.go.id

Page 7: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

vi Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

https:

//www.b

ps.go.id

Page 8: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur ayam ras vii

ABSTRAKSI

Pola distribusi perdagangan telur ayam ras menggambarkan rantai distribusi

telur ayam ras dari produsen hingga ke konsumen akhir pada suatu wilayah yang

melibatkan pelaku kegiatan perdagangan. Setiap pelaku kegiatan perdagangan

memperoleh margin pengangkutan dan perdagangan (MPP). Semakin banyaknya

pelaku kegiatan perdagangan yang terlibat, semakin berpotensi panjangnya rantai

distribusi. Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga.

Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras di

33 provinsi di Indonesia yang meliputi 233 kabupaten/kota. Dengan menggunakan

metode survei pada sampel produsen dan pedagang, diperoleh informasi mengenai

gambaran pola distribusi komoditas telur ayam ras secara nasional maupun regional.

Hasil survei menunjukkan bahwa pendistribusian telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir melibatkan 1 sampai 6 pelaku kegiatan perdagangan. Pola

utama distribusi perdagangan telur ayam ras di Indonesia adalah Produsen

Pedagang grosir Pedagang eceran Konsumen Akhir dengan margin

perdagangan dan pengangkutan total sebesar 26,80 persen.

Kata kunci: pola, distribusi, telur ayam ras, margin

https:

//www.b

ps.go.id

Page 9: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

viii Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

https:

//www.b

ps.go.id

Page 10: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur ayam ras ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

ABSTRAKSI .............................................................................................. vii

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Umum ............................................................................................... 1

1.2 Landasan Hukum ............................................................................... 1

1.3 Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II METODOLOGI ................................................................................ 3

2.1 Ruang Lingkup ................................................................................... 3

2.2 Cakupan Komoditas ............................................................................ 3

2.3 Cakupan Wilayah ............................................................................... 3

2.4 Cakupan Kegiatan Usaha………………………………………………………………….. 3

2.5 Kerangka Sampel………………….…………………………………………………………. 4

2.6 Metode Pemilihan Sampel………………………………………………………………… 5

2.7 Metode Penghitungan Margin Perdagangan dan Pengangkutan

(MPP) Total……………………………………………………………………………………… 5

2.8 Konsep dan Definisi................................................................................... 5

2.9 Tata Cara Pembacaan Pola………………………………………………………………………. 10

BAB III ULASAN RINGKAS .......................................................................... 13

3.1 Gambaran Umum ............................................................................... 13

3.2 Indonesia .......................................................................................... 13

3.3 Provinsi Aceh ..................................................................................... 19

3.4 Provinsi Sumatera Utara ..................................................................... 22

3.5 Provinsi Sumatera Barat...................................................................... 24

3.6 Provinsi Riau ...................................................................................... 26

https:

//www.b

ps.go.id

Page 11: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

x Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.7 Provinsi Jambi .................................................................................... 28

3.8 Provinsi Sumatera Selatan .................................................................. 30

3.9 Provinsi Bengkulu ............................................................................... 32

3.10 Provinsi Lampung ............................................................................... 34

3.11 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................................... 36

3.12 Provinsi Kepulauan Riau ...................................................................... 38

3.13 Provinsi DKI Jakarta ........................................................................... 40

3.14 Provinsi Jawa Barat ............................................................................ 42

3.15 Provinsi Jawa Tengah ......................................................................... 44

3.16 Provinsi DI Yogyakarta ....................................................................... 46

3.17 Provinsi Jawa Timur ........................................................................... 47

3.18 Provinsi Banten .................................................................................. 50

3.19 Provinsi Bali ....................................................................................... 52

3.20 Provinsi Nusa Tenggara Barat ............................................................. 54

3.21 Provinsi Nusa Tenggara Timur ............................................................. 55

3.22 Provinsi Kalimantan Barat ................................................................... 57

3.23 Provinsi Kalimantan Tengah ................................................................ 59

3.24 Provinsi Kalimantan Selatan ................................................................ 59

3.25 Provinsi Kalimantan Timur .................................................................. 63

3.27 Provinsi Sulawesi Utara ....................................................................... 65

3.28 Provinsi Sulawesi Tengah .................................................................... 67

3.29 Provinsi Sulawesi Selatan .................................................................... 68

3.30 Provinsi Sulawesi Tenggara ................................................................. 69

3.31 Provinsi Gorontalo .............................................................................. 73

3.32 Provinsi Sulawesi Barat ....................................................................... 74

3.33 Provinsi Maluku .................................................................................. 76

3.34 Provinsi Maluku Utara ......................................................................... 78

3.35 Provinsi Papua Barat........................................................................... 79

3.36 Provinsi Papua ................................................................................... 80

BAB IV KESIMPULAN .................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..…………………………. 83

LAMPIRAN………….………………………………………………………..………………………… 85

https:

//www.b

ps.go.id

Page 12: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur ayam ras xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Cakupan Survei Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam

Ras 2018 Menurut KBLI 2015 ....................................................... 4

Tabel 3.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) Menurut

Provinsi, 2017………. .................................................................. 17

https:

//www.b

ps.go.id

Page 13: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

xii Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

DAFTAR GRAFIK

Tabel 3.1 Sentra Produksi Telur Ayam Ras di Indonesia ............................... 12

Tabel 3.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) Komoditi

Teur Ayam Ras Tingkat Provinsi .................................................. 16

https:

//www.b

ps.go.id

Page 14: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur ayam ras xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Flowchart Penentuan Pelaku Usaha Distribusi ................................. 8

Gambar 3.2 Peta Wilayah Produksi Telur Ayam Ras di Indonesia Tahun 2017 ... 13

Gambar 3.3 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras Nasional ................... 15

Gambar 3.4 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Aceh ........ 19

Gambar 3.5 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sumatera

Utara ......................................................................................... 21

Gambar 3.6 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sumatera

Barat ......................................................................................... 23

Gambar 3.7 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Riau ......... 25

Gambar 3.8 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Jambi ....... 27

Gambar 3.9 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sumatera

Selatan ...................................................................................... 29

Gambar 3.10 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Bengkulu .. 31

Gambar 3.11 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Lampung .. 33

Gambar 3.12 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung ......................................................................... 35

Gambar 3.13 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kepulauan

Riau .......................................................................................... 37

Gambar 3.14 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi DKI

Jakarta ...................................................................................... 39

Gambar 3.15 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Jawa

Barat ......................................................................................... 41

Gambar 3.16 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Jawa

Tengah ...................................................................................... 43

Gambar 3.17 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi

D.I. Yogyakarta .......................................................................... 46

Gambar 3.18 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi

Jawa Timur ................................................................................ 47

Gambar 3.19 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Banten ..... 49

https:

//www.b

ps.go.id

Page 15: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

xiv Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Gambar 3.20 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Bali .......... 51

Gambar 3.21 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Nusa

Tenggara Barat .......................................................................... 52

Gambar 3.22 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Nusa

Tenggara Timur ......................................................................... 54

Gambar 3.23 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kalimantan

Barat ......................................................................................... 56

Gambar 3.24 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kalimantan

Tengah ...................................................................................... 58

Gambar 3.25 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kalimantan

Selatan ...................................................................................... 60

Gambar 3.26 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kalimantan

Timur ........................................................................................ 62

Gambar 3.27 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sulawesi

Utara ......................................................................................... 64

Gambar 3.28 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sulawesi

Tengah ...................................................................................... 68

Gambar 3.29 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sulawesi

Selatan ...................................................................................... 69

Gambar 3.30 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sulawesi

Tenggara ................................................................................... 70

Gambar 3.31 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Gorontalo . 72

Gambar 3.32 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sulawesi

Barat ......................................................................................... 73

Gambar 3.33 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Maluku ..... 75

Gambar 3.34 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Maluku

Utara ......................................................................................... 76

Gambar 3.35 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Papua

Barat ......................................................................................... 78

Gambar 3.36 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Papua ...... 79

https:

//www.b

ps.go.id

Page 16: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur ayam ras xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar VPDP18 ............................................................................... 89

https:

//www.b

ps.go.id

Page 17: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

xvi Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

https:

//www.b

ps.go.id

Page 18: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Umum

Pola distribusi perdagangan menggambarkan rantai distribusi suatu barang

mulai dari produsen hingga ke konsumen yang melibatkan Pelaku kegiatan

perdagangan/pedagang perantara. Pola distribusi mempunyai peran penting dalam

perekonomian masyarakat, karena selain merupakan penghubung antara produsen

dengan konsumen juga dapat memberikan nilai tambah bagi pelakunya. Pola

distribusi yang baik mampu menggerakkan suatu barang dari produsen ke

konsumen dengan biaya rendah, memberikan pembagian yang adil kepada semua

pihak yang terlibat diiringi dengan tendensi harga yang terjangkau oleh konsumen.

Pada tahun 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) mengadakan Survei Pola

Distribusi (Poldis) Perdagangan Beberapa Komoditas diantaranya komoditas telur

ayam ras. Data yang disajikan adalah data tahun 2017. Telur ayam ras merupakan

salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar, selain karena faktor demand and

supply, rantai distribusi yang belum efisien diduga menjadi penyebabnya.

Hasil Survei Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras dapat

memberikan gambaran distribusi perdagangan telur ayam ras serta memperoleh

total margin distribusi telur ayam ras dari produsen ke konsumen di setiap provinsi.

Selain itu, hasil survei diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk

pelaksanaan survei selanjutnya.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan Survei Poldis Perdagangan 2018 adalah:

a. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Statistik.

c. Peraturan Presiden RI Nomor 87 Tahun 2007 tentang Badan Pusat Statistik.

d. Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 19: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

2 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

1.3 Tujuan

Survei Poldis Perdagangan 2018 mempunyai tujuan, yaitu:

a. Mendapatkan pola distribusi perdagangan.

b. Menganalisis pola utama distribusi perdagangan.

c. Memperoleh total margin perdagangan dan pengangkutan (MPP) dari

produsen sampai ke konsumen akhir.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 20: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 3

BAB II

METODOLOGI

2.1 Ruang Lingkup

Survei Pola Distribusi Perdagangan komoditas telur ayam ras Tahun 2018

dilaksanakan di seluruh provinsi, mencakup ibukota provinsi, beberapa kota SBH

dan kabupaten/kota potensi komoditas terpilih. Data yang disajikan adalah data

tahun 2017. Secara keseluruhan survei ini mencakup 243 kabupaten/kota potensi

komoditas terpilih.

Unit penelitian dalam survei ini adalah perusahaan perdagangan dan non

perdagangan dengan jumlah sampel sebanyak 1.131 pelaku usaha. Perusahaan

perdagangan terdiri dari perusahaan perdagangan menengah, besar, dan kecil, baik

sebagai distributor, subdistributor, pengepul, agen, pedagang grosir, pengecer,

eksportir maupun importir. Produsen telur ayam ras didekati melalui usaha budidaya

ayam ras petelur.

2.2 Cakupan Komoditas

Komoditas telur ayam ras merupakan komoditas strategis yang memenuhi

kriteria sebagai berikut:

a. Komoditas yang paling banyak dikonsumsi masyarakat.

b. Komoditas yang cukup berperan dalam pembentukan inflasi.

c. Komoditas yang mempunyai kontribusi cukup besar dalam pembentukan

Produk Domestik Bruto (PDB).

d. Komoditas yang memiliki dampak cukup besar terhadap kebutuhan

masyarakat.

2.3 Cakupan Wilayah

Cakupan wilayah survei meliputi seluruh provinsi di Indonesia yakni 243

kabupaten/kota yang terdiri dari 34 ibukota provinsi dan 209 kabupaten/kota di 34

provinsi dengan jumlah sampel sebanyak 1.131 perusahaan/usaha perdagangan

dan produsen.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 21: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

4 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

2.4 Cakupan Kegiatan Usaha

Usaha yang dicakup dalam survei ini menggunakan Klasifikasi Baku Lapangan

Usaha Indonesia (KBLI) 2015 sebagai berikut:

Tabel 1.1. Cakupan Survei Pola Distribusi Perdagangan

Telur Ayam Ras 2018 Menurut KBLI 2015

No KBLI 2015 Uraian KBLI 2015

(1) (2) (3)

1 01462 Budidaya Ayam Ras Petelur

2 46325 Perdagangan besar telur dan hasil olahan telur

3 47214 Perdagangan Eceran Hasil Peternakan

4

47111

Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang

Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau di

Supermarket/Minimarket

5

47112

Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang

Utamanya Makanan, Minuman Atau Tembakau Bukan

di Supermarket/Minimarket (Tradisional)

6 47814

Perdagangan eceran kaki lima dan los pasar komoditi

hasil peternakan

2.5 Kerangka Sampel

Pembentukan kerangka sampel pedagang berasal dari SE2016 Kategori G,

yaitu perusahaan perdagangan hasil Listing SE2016 dengan skala usaha besar,

menengah, dan kecil. Sedangkan sampel produsen diambil secara purposif.

2.6 Metode Pemilihan Sampel

Metode pemilihan sampel dilakukan dengan memperhatikan komoditas utama

yang diperdagangkan. Untuk perusahaan/usaha yang bersumber dari SE2016,

perusahaan/usaha diurutkan berdasarkan KBLI 2015 dan skala usaha (besar,

menengah, kecil) dan sampel dipilih secara sistematik pada setiap komoditas.

Pelaku usaha yang terpilih merupakan sampel yang saling independen. Jika jumlah

perusahaan/usaha dalam kerangka sampel tidak mencukupi, maka seluruh

https:

//www.b

ps.go.id

Page 22: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 5

perusahaan/usaha akan dicacah.

2.7 Metode Perhitungan Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) Total

Tahapan perhitungan MPP Total adalah sebagai berikut:

a. Menentukan pola utama distribusi perdagangan komoditas yang menjadi

fokus penelitian. Contoh pola utama yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Produsen Pedagang grosir Pedagang eceran Konsumen akhir

b. Menghitung MPP dari masing-masing pelaku usaha distribusi (MPPi) yang

terlibat dalam pola utama distribusi perdagangan. MPP dari pelaku usaha

distribusi dilakukan dengan cara menghitung selisih nilai penjualan dan nilai

pembelian dari seluruh pelaku usaha pada level tertentu. Sedangkan MPP

dalam bentuk persentase diperoleh dengan membagi selisih nilai penjualan

dan nilai pembelian terhadap nilai pembeliannya.

Contoh: MPP pedagang grosir= 11,83% MPP Pedagang eceran=12,09%

d. Menghitung MPP Total dengan formula sebagai berikut:

Dimana:

MPPi : selisih antara nilai penjualan dengan nilai pembelian untuk pelaku

usaha ke-i.

i : pelaku usaha yang terlibat pada pola utama

n : jumlah Pelaku kegiatan perdagangan/pedagang perantara yang

terlibat pada pola utama

Contoh: MPP Total={[(1+11,83%)*(1+12,09%)-1]*100%}

2.8 Konsep dan Definisi

Perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan

atau lembaga yang membeli dan menjual barang kembali tanpa mengubah

bentuk, bertujuan untuk penyaluran barang serta mendapatkan nilai

tambah (keuntungan).

Dua pelaku utama dalam kegiatan perdagangan adalah pedagang besar

dan pedagang eceran. Pedagang besar adalah penjualan kembali (tanpa

perubahan teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada

pengecer, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau

https:

//www.b

ps.go.id

Page 23: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

6 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau

broker dalam pembelian atau penjualan barang, baik perorangan maupun

perusahaan. Pedagang besar seringkali secara fisik mengumpulkan,

menyortir dan memisahkan kualitas barang dalam ukuran besar,

membongkar dari ukuran besar dan mengepak ulang menjadi ukuran yang

lebih kecil, misalnya produk farmasi, menyimpan, mendinginkan,

mengantar dan memasang barang-barang, terlibat dalam promosi

penjualan untuk pelanggannya dan perancangan label (KBLI 2015). Pada

Survei Poldis 2018, ada beberapa kategori fungsi kelembagaan pedagang

besar dan menengah yang termasuk dalam cakupan penelitian, antara lain:

1. Distributor adalah unit usaha yang membeli atau mendapatkan

produk barang dagangan dari tangan pertama (produsen) secara

langsung dan bertindak atas nama sendiri, sehingga risiko

keberlangsungan kegiatan juga ditanggung sendiri. Distributor

biasanya juga diberikan hak/wewenang khusus terhadap hasil

produksi dari produsen. Sementara itu, Sub distributor adalah unit

usaha yang ditunjuk langsung oleh distributor untuk melakukan

kegiatan distribusi hingga ke pengecer. Idealnya jangkauan kegiatan

sub distributor lebih sempit dibandingkan distributor.

2. Agen dapat didefinisikan sebagai pihak (perorangan/badan usaha)

yang melakukan penjualan/pemasaran barang atas nama prinsipal.

Ketentuan tentang prinsipal berdasarkan Permendag NOMOR : 11/M-

DAG/PER/3/2006:

i. Prinsipal adalah perorangan atau badan usaha yang

berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum di luar

negeri atau di dalam negeri yang menunjuk agen atau

distributor untuk melakukan penjualan barang dan/atau jasa

yang dimiliki/dikuasai. Prinsipal dibedakan menjadi prinsipal

produsen dan prinsipal supplier.

ii. Prinsipal produsen adalah perorangan atau badan usaha yang

berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, berstatus

sebagai produsen yang menunjuk badan usaha lain sebagai

agen, agen tunggal, distributor atau distributor tunggal untuk

https:

//www.b

ps.go.id

Page 24: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 7

melakukan penjualan atas barang hasil produksi dan/atau

jasa yang dimiliki/dikuasai.

iii. Prinsipal supplier adalah perorangan atau badan usaha yang

berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang

ditunjuk oleh prinsipal produsen untuk menunjuk badan

usaha lain sebagai agen, agen tunggal, distributor atau

distributor tunggal sesuai kewenangan yang diberikan oleh

prinsipal produsen.

3. Pedagang Grosir termasuk pedagang level menengah-besar yang

bersifat cash and carry, dimana transaksi (partai besar) biasanya

dilakukan langsung di lokasinya berada dan proses transaksi sebagian

besar dilakukan tanpa penghantaran (barang diambil sendiri oleh

pembeli). Secara garis besar, ada dua karakteristik penjualan dari

pedagang grosir, yaitu yang menjual berbagai jenis komoditas

(general line wholesaler) dan yang khusus menjual komoditas secara

spesifik (specity wholesaler).

4. Pedagang pengepul (assembler) tergolong sebagai pedagang

besar (bersifat perorangan atau lembaga) yang biasanya membeli

komoditas dari produsen secara langsung untuk dijual kembali ke

fungsi kelembagaan lainnya. Pedagang pengepul seringkali ditemui

pada produk-produk hasil pertanian, kehutanan, perikanan,

perkebunan dan peternakan yang membawa sendiri komoditas yang

diperdagangkan ke beberapa pusat-pusat pasar.

5. Importir adalah unit usaha yang kegiatan utamanya menyalurkan

barang (pembelian, penerimaan dan/atau pemasukan barang atau

produk) dari batas wilayah suatu negara ke negara penerima.

Sedangkan Eksportir adalah unit usaha perusahaan yang memiliki

fungsi dalam menyalurkan (penjualan, pengiriman dan/atau

pengeluaran barang atau produk) dari batas wilayah suatu negara ke

negara yang lain.

6. Pedagang Eceran (retailer) adalah pedagang yang kegiatannya

berkaitan dengan penjualan barang dan jasa secara langsung pada

konsumen akhir untuk kepentingan konsumsi pribadi atau nonbisnis

dalam volume eceran/satuan. Termasuk di dalamnya adalah

https:

//www.b

ps.go.id

Page 25: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

8 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

supermarket, yang tergolong sebagai selfservice retailing. The Food

Marketing Institute mendefinisikan supermarket sebagai pengecer

dengan diversifikasi produk yang lebih luas dan memposisikan

pembelinya memilih produk (utamanya makanan) yang dibutuhkan

secara mandiri dengan pelayanan yang terbatas (pelayanan diberikan

hanya pada pembayaran dan pembungkusan).

Penentuan pelaku usaha distribusi pada publikasi ini dilakukan

berdasarkan flowchart berikut:

Apakah termasuk KBLI

Produsen?Produsen

Mulai

Ya

Apakah membeli dari luar

negeri > 50%?

Tidak

Apakah menjual ke luar negeri

> 50%?

Tidak

Importir

Eksportir

Ya

Ya

Apakah menjual ke rumah

tangga > 50%?

Tidak

PedagangEceran

Ya

Apakah membeli dari

distributor = 100%?

Tidak

YaApakah

menjual ke konsumen akhir ≤ 50%?

Sub Distributor

Ya

Pedagang Grosir

TidakTidak

https:

//www.b

ps.go.id

Page 26: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 9

Apakah berdasarkan sistem

komisi?AgenYa

Tidak

Apakah membeli dari produsen +

distributor + pengepul ≤ 50%?

YaPedagang

Grosir

Tidak

Apakah menguasai gudang yg

terdaftar?

Apakah aktif mendatangi

petani?

Tidak

Tidak

Pedagang Grosir

Distributor

Pedagang Pengepul

Ya

Ya

Gambar 3.1 Flowchart Penentuan Pelaku Usaha Distribusi

7. Konsumen akhir dalam survei ini antara lain adalah Rumah Tangga,

Kegiatan Usaha Lain, Industri Pengolahan, dan juga Pemerintah dan

Lembaga Nirlaba. Kegiatan Usaha Lain yang dimaksud pada survei ini

antara lain seperti: rumah makan, restoran, usaha catering, rumah

sakit, dan hotel. Sementara untuk industri pengolahan dapat

didefinisikan sebagai unit yang kegiatannya mengolah bahan baku

https:

//www.b

ps.go.id

Page 27: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

10 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

menjadi barang jadi/setengah jadi dan/atau dari barang yang kurang

nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. Kemudian, yang

tergolong dalam Pemerintah dan Lembaga Nirlaba antara lain

adalah instansi-instansi pemerintah, panti asuhan, rumah sakit non

profit, lembaga swadaya non profit, organisasi kesejahteraan

masyarakat dan sebagainya.

Pola distribusi utama adalah pola distribusi penjualan berdasarkan

persentase terbesar dari hulu ke hilir. Apabila persentase penjualan

terbesar dari produsen adalah ke konsumen akhir, maka pola utama

diambil dari penjualan terbesar produsen yang ditujukan ke pedagang

hingga pada akhirnya ke konsumen ahir.

Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) adalah kompensasi

pedagang sebagai penyalur barang yang merupakan selisih antara nilai

penjualan dengan nilai pembelian. Margin inilah yang merupakan ukuran

besarnya output dari kegiatan perdagangan. MPP PB merupakan margin

perdagangan dan pengangkutan untuk pedagang besar telur ayam ras.

MPP PE merupakan margin perdagangan dan pengangkutan untuk

pedagang eceran telur ayam ras. Rata-rata MPP merupakan rata-rata

margin perdagangan dan pengangkutan untuk seluruh pedagang telur

ayam ras yang dihitung dengan menggunakan rata-rata geometri.

2.9 Tata Cara Membaca Pola

Berikut adalah petunjuk ringkas tata cara membaca peta yang ditampilkan

dalam publikasi ini.

1. Produsen sebagai titik hulu distribusi perdagangan, diwakili oleh

simbol tersendiri ( ).

2. Pedagang perantara dan pelaku usaha yang terlibat dalam distribusi

perdagangan dibedakan berdasarkan warna. Pembagian warna

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Warna biru langit ( ) mewakili fungsi kelompok pedagang besar

(PB)

https:

//www.b

ps.go.id

Page 28: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 11

b. Warna merah muda ( ) mewakili fungsi kelompok pedagang

eceran (PE)

c. Warna kuning muda ( ) mewakili fungsi kelompok konsumen

akhir

d. Warna hijau muda ( ) mewakili wilayah pembelian/penjualan

dari/ke luar provinsi

3. Pembagian kelompok pelaku usaha yang dimaksud pada poin di atas

adalah sebagai berikut:

a. Kelompok PB : eksportir, importir, distributor, sub distributor,

agen, pedagang pengepul, dan pedagang grosir

b. Kelompok PE : supermarket/swalayan dan pedagang eceran

c. Kelompok konsumen akhir : industri pengolahan, kegiatan usaha

lainnya, pemerintah dan lembaga nirlaba, serta rumah tangga

4. Jenis garis yang ada dalam penyajian pola terdiri dari 4 macam, yaitu:

a. Garis solid 1 poin ( ), menunjukkan alur distribusi

penjualan yang dirangkum dari informasi data penjualan menurut

fungsi perusahaan/usaha.

b. Garis solid tebal 6 poin ( ), menunjukkan alur distribusi

penjualan utama berdasarkan persentase terbesar dari hulu ke hilir

yang melibatkan pelaku distribusi perdagangan.

c. Garis putus-putus 1 poin ( ), menunjukkan alur tambahan

yang diperoleh dari informasi data pembelian menurut fungsi

perusahaan/usaha sebagai pelengkap alur distribusi jika ternyata

ada beberapa alur distribusi yang terputus. Apabila dalam pola

distribusi utama melalui garis putus-putus maka garis tersebut

diganti dengan garis solid tebal 6 poin.

d. Garis putus titik titik putus ( ), menunjukkan arus

penjualan tambahan jika jalur distribusi yang ada tidak didapatkan

baik dari data penjualan maupun data pembelian. Hal ini terjadi

jika tidak diperoleh sampel untuk pelaku usaha terkait. Ditetapkan

bahwa jika informasinya terputus pada arus distribusi di tingkat PB,

maka langsung digariskan ke PE dengan tipe garis ini. Sedang jika

https:

//www.b

ps.go.id

Page 29: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

12 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

terjadi terputusnya arus distribusi di tingkat PE, maka langsung

digariskan ke konsumen akhir.

5. Garis penghubung setiap pelaku usaha dibedakan dengan warna-

warna khusus yang mewakili setiap pelaku usaha. Berikut adalah

pembagian secara rinci:

a. Eksportir/Importir dan luar provinsi diwakili warna ungu ( )

b. Distributor diwakili warna hijau ( )

c. Sub Distributor diwakili warna biru ( )

d. Agen diwakili warna merah ( )

e. Pedagang Grosir diwakili warna jingga ( )

f. Pedagang Eceran diwakili warna hitam ( )

g. Produsen diwakili warna coklat ( )

h. Pedagang pengepul diwakili warna abu-abu ( )

6. Setiap garis alur distribusi akan diberikan informasi kuantitatif berupa

persentase distribusi dari satu pelaku usaha ke pelaku usaha lainnya.

Khusus untuk garis tambahan baik yang berupa garis putus - putus

( ), garis putus titik titik putus ( ) tidak disertakan

informasi persentasenya. Garis tambahan yang telah berubah menjadi

garis solid akan diberikan informasi berupa persentase dengan nilai

100%.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 30: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 13

BAB III

ULASAN RINGKAS

3.1 Gambaran Umum

Tingkat konsumsi telur ayam ras di Indonesia terus meningkat. Pusat

Data dan Informasi Kementerian Pertanian mencatat bahwa konsumsi nasional

telur ayam ras pada tahun 2017 meningkat rata-rata sebesar 3,57 persen

dibanding tahun 2016.

Harga telur ayam ras cukup berfluktuasi. Kenaikan harga ditengarai oleh

kenaikan permintaan pasokan telur ayam ras pada hari-hari besar keagamaan

maupun menjelang pergantian tahun. Selain itu biaya transportasi yang tinggi

juga dapat menjadi pemicu kenaikan harga telur. Akan tetapi pada tahun 2017

rata-rata harga nasional telur ayam ras turun sekitar 3 persen dibanding tahun

2016. Tahun 2017 harga rata-rata konsumen telur ayam ras adalah Rp 22.679

perkilogram.

Harga telur ayam ras yang berfluktuasi ditengarai sebagai akibat dari

faktor pendistribusian komoditas dari produsen sampai dengan konsumen akhir

yang masih bermasalah. Publikasi ini menggambarkan rantai pendistribusian

telur ayam ras dan margin perdagangan dan pengangkutan dari produsen

sampai ke konsumen akhir melalui Survei Pola Distribusi Perdagangan komoditas

telur ayam ras. Ulasan publikasi merupakan hasil survei terhadap 135 produsen,

230 pedagang besar, dan 231 pedagang eceran yang tersebar di 33 provinsi.

3.2 Indonesia

Hasil Survei Pola Distribusi Perdagangan komoditas telur ayam ras di

Indonesia meliputi seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Kalimantan

Utara. Data yang diolah mencakup 808 usaha/perusahaan di 233

kabupaten/kota di 33 provinsi.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 31: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

14 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.2.1 Peta Wilayah Produksi Telur Ayam Ras

Provinsi Jawa Timur merupakan sentra produksi telur ayam ras terbesar

di Indonesia. Pada tahun 2017 produksinya berjumlah sekitar 450.000 ton,

dengan share sebesar 30 persen dari produksi nasional.

Grafik 3.1 Sentra Produksi Telur Ayam Ras di Indonesia, 2017

Empat provinsi dengan jumlah produksi telur ayam ras terbesar yaitu

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera Utara dengan produksi

masing-masing sebesar 455 ribu ton, 209 ribu ton, 146 ribu ton, dan 142 ribu

ton. Produksi telur ayam ras di provinsi lainnya mencapai kurang dari 100 ribu

ton. Provinsi di Indonesia bagian tengah dan timur umumnya memproduksi telur

ayam ras kurang dari 10 ribu ton. Sementara itu Provinsi DKI Jakarta merupakan

satu-satunya provinsi yang tidak memproduksi telur ayam ras.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 32: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 15

Ga

mb

ar

3.2

Pe

ta W

ila

ya

h P

rod

uk

si

Te

lur

Aya

m R

as d

i In

do

ne

sia

Ta

hu

n 2

01

7

https:

//www.b

ps.go.id

Page 33: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

16 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.2.2 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan yang berperan dalam pendistribusian telur

ayam ras dari produsen ke konsumen akhir di Indonesia yaitu eksportir,

distributor, pedagang pengepul, agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran

termasuk supermarket/swalayan. Pendistribusian telur ayam ras tidak melibatkan

importir, yang berarti ketersediaan telur ayam ras sudah terpenuhi oleh produksi

dalam negeri.

Pendistribusian telur ayam ras dari produsen ke konsumen adalah

melalui pedagang perantara, baik pedagang besar maupun pedagang eceran.

Pedagang besar yang dilewati, bisa satu atau lebih dari satu pedagang besar.

Untuk memenuhi permintaan konsumen, pelaku usaha perdagangan

memperoleh pasokan dari produsen, luar provinsi, dan atau pelaku usaha lain

pada tingkat yang lebih tinggi. Tetapi ada kalanya pelaku usaha membeli

pasokan dari pedagang lain pada tingkat yang sama, misalnya distributor

membeli dari sesama distributor, agen dari sesama agen, atau pedagang eceran

dari sesama pedagang eceran. Selain itu dapat terjadi pula pendistribusian dari

pedagang grosir ke agen, dimana dalam urutan pelaku usaha, agen

berkedudukan lebih tinggi daripada pedagang grosir. Akan tetapi, volume

pendistribusian telur ayam ras pada kasus tersebut terjadi dengan nilai relatif

kecil karena bersifat untuk memenuhi stok. Pola distribusi perdagangan telur

ayam ras di Indonesia digambarkan secara rinci pada Gambar 3.2, dengan pola

utama distribusi perdagangan adalah sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk di Indonesia dari produsen sampai dengan konsumen akhir

adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan

perdagangan, yakni pedagang grosir dan pedagang eceran.

Produsen Pedagang grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 34: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 17

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Distributor

Supermarket/Swalayan

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

Pemerintah dan Lembaga Nirlaba

Produsen

Keterangan:

Pedagang Pengepul

Eksportir

10,88%

13,21%

12,44%

34,91%

1,28%

20,75%

1,60%

0,56%

4,37%

14,23%

15,58%

2,64%

59,10%

0,21%

1,61%

2,44%

4,18%

1,93%

29,82%

40,39%

0,16%

20,08%

0,81%

5,38%

0,04%

0,39%

Sub distributor

55,51%

34,08%

1,34%

0,41%

1,34%

7,33%

17,39%

5,93%

43,34%

0,15%

0,91%

6,10%

26,19%

0,02%

0,01%

0,38%

0,33%

0,92%

89,14%

1,13%

0,31%

5,76%

2,00%

0,65%

0,05%

0,05%

0,40%

2,35%

93,39%

3,10%

70,00%

20,00%

10,00%

Papua New Guinea

= Pedagang Besar

= Pedagang Eceran

= Konsumen Akhir

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.3 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras Nasional

https:

//www.b

ps.go.id

Page 35: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

18 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.2.3 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Hasil survei menunjukkan bahwa MPP total untuk komoditi telur ayam

ras secara nasional adalah sebesar 26,80 persen. Angka tersebut

mengindikasikan bahwa secara umum kenaikan harga telur ayam ras dari

produsen sampai dengan konsumen akhir adalah sebesar 26,80 persen.

Grafik 3.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Komoditi Telur Ayam Ras Tingkat Provinsi

Berdasarkan provinsi, MPP total telur ayam ras terbesar berada di

Provinsi Bali yaitu 43,33 persen dan terkecil di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu

8,83 persen. MPP total untuk seluruh provinsi dan nasional disajikan pada Grafik

3.2 dan Tabel 3.2. Perbandingan pola utama dan MPP distribusi perdagangan

telur ayam ras data tahun 2017 dan tahun 2015:

Pola utama distribusi perdagangan telur ayam ras data tahun 2017

mempunyai banyak rantai yang sama, yakni melibatkan dua pedagang

perantara; pedagang besar dan pedagang eceran. Akan tetapi pedagang besar

yang terlibat pada tahun 2017 adalah pedagang grosir sedangkan pada tahun

2015 adalah distributor. Dibandingkan tahun 2015, MPP total mengalami

kenaikan sebesar 8,31 persen.

Tahun 2017 : Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir MPP: (10,12%) (15,15%) MPP total=26,80

Tahun 2015 : Produsen Distributor Pedagang Eceran Konsumen Akhir MPP: (7,05%) (10,69%) MPP total=18,49

https:

//www.b

ps.go.id

Page 36: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 19

Tabel 3.1 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) Menurut Provinsi, 2017

Provinsi MPP Total

R Pedagang Pengepul

Distributor

Agen Pedaga

ng Grosir

Pedagang Eceran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Aceh 18,70 3 7,37 10,55

Sumatera Utara 30,09 4 6,44 7,36 13,84

Sumatera Barat 36,23 3 9,86 24,00

Riau 23,73 3 10,12 12,36

Jambi 26,08 3 10,12 14,49

Sumatera Selatan 11,97 2 11,97

Bengkulu 25,14 3 10,12 13,64

Lampung 23,48 3 14,50 7,84

Kep. Bangka Belitung 21,38 2 21,38

Kepulauan Riau 27,68 3 16,84 9,28

DKI Jakarta 22,49 2 12,57 8,81

Jawa Barat 23,72 3 12,67 9,81

Jawa Tengah 17,51 3 5,71 11,16

DI Yogyakarta 26,48 3 14,87 10,11

Jawa Timur 12,07 3 4,67 7,07

Banten 27,70 3 15,09 10,96

Bali 43,33 4 3,29 17,24 18,36

Nusa Tenggara Barat 25,73 3 3,12 21,93

Nusa Tenggara Timur 25,20 2 25,20

Kalimantan Barat 10,56 2 10,56

Kalimantan Tengah 31,91 3 11,62 18,18

Kalimantan Selatan 8,83 2 8,83

Kalimantan Timur 12,84 2 12,84

Sulawesi Utara 23,11 3 13,04 8,91

Sulawesi Tengah 10,12 2 10,12

Sulawesi Selatan 28,16 3 8,70 17,90

Sulawesi Tenggara 13,41 2 13,41

Gorontalo 16,57 3 7,14 8,80

Sulawesi Barat 26,90 3 13,88 11,43

Maluku 32,10 3 18,93 11,07

Maluku Utara 25,22 3 5,45 18,75

Papua Barat 21,13 2 21,13

Papua 9,10 2 9,10

Indonesia 26,80 3 10,12 15,15

Keterangan: R : rantai

Angka tebal miring : MPP tertinggi

Angka tebal miring bergaris bawah : MPP terendah

https:

//www.b

ps.go.id

Page 37: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

20 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.3 Provinsi Aceh

Cakupan wilayah survei di Provinsi Aceh yang menjadi wilayah sampel

survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi Kabupaten

Aceh Selatan, Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Aceh

Barat, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Bireuen, Kabupaten

Aceh Utara, Kota Banda Aceh, Kota Langsa, dan Kota Lhokseumawe.

3.3.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Aceh terdiri dari

pedagang grosir dan pedagang eceran termasuk supermarket dan swalayan.

Pendistribusian terbesar dari produsen adalah ke pedagang eceran, begitu pun

dengan pendistribusian dari pedagang grosir. Dari pedagang eceran, telur ayam

ras didistribusikan ke konsumen akhir rumah tangga dan kegiatan usaha lain

seperti restoran dan rumah sakit. Selain mendapatkan pasokan dari produsen di

dalam provinsi, Aceh memperoleh pasokan telur ayam ras dari Sumatera Utara.

Pola distribusi perdagangan telur ayam ras beserta persentase penjualan

dari setiap pelaku usaha perdagangan di Provinsi Aceh selengkapnya dapat

dilihat pada Gambar 3.3 dengan pola utama distribusi perdagangan adalah

sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk di Provinsi Aceh dari produsen sampai dengan konsumen

akhir adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku

kegiatan perdagangan, yakni pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.3.1 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Aceh adalah sebesar 18,70 persen. Hal ini mengindikasikan

bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai dengan konsumen

akhir di Provinsi Aceh adalah sebesar 18,70 persen.

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir https:

//www.b

ps.go.id

Page 38: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 21

SUMATERA UTARA

(96,94%)

WILAYAH

PEMBELIAN DARI

LUAR PROVINSI

WILAYAH

PEMBELIAN DARI

LUAR PROVINSI

Pedagang

Grosir

Pedagang

Eceran

Produsen

Kegiatan

Usaha Lain

Rumah

Tangga

Industri

Pengolahan

23,05%

60,02%

5,28%

4,02%

8,88%

69,17%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

50,00%

50,00%

5,09%

21,95%

Supermarket/

Swalayan2,54%

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.4 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Aceh

https:

//www.b

ps.go.id

Page 39: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

22 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.4 Provinsi Sumatera Utara

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sumatera Utara yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun,

Kabupaten Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten

Serdang Bedagai, Kabupaten Batu Bara, Kota Sibolga, Kota Tanjung Balai, Kota

Pematang Siantar, Kota Medan, Kota Binjai, dan Kota Padangsidimpuan.

3.4.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Sumatera Utara

terdiri dari pedagang pengepul, distributor, sub distributor, agen, pedagang

grosir, dan pedagang eceran termasuk supermarket dan swalayan.

Pendistribusian terbesar dari produsen adalah ke distributor. Distributor

kemudian mendistribusikan sebagian besar ke pedagang grosir. Pendistribusian

terbesar dari grosir adalah ke pedagang eceran. Pedagang eceran kemudian

mendistribusikannya ke konsumen akhir rumah tangga dan industri pengolahan.

Selain untuk memenuhi konsumsi di dalam provinsi, Sumatera Utara menjual

pasokan ke provinsi lain yaitu Aceh dan Riau. Pola distribusi perdagangan telur

ayam ras beserta persentasenya disajikan pada Gambar 3.4 dengan pola utama

sebagai berikut

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah empat

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan tiga pelaku kegiatan perdagangan,

yakni distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran.

3.4.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 30,09 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 30,09

persen.

Produsen Distributor Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir http

s://w

ww.bps.g

o.id

Page 40: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 23

ACEH (0,97%)

RIAU (4,05%)

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Sub distributor

ProdusenPedagang Pengepul

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

15,64%

46,79%

64,88

5,27%

0,67%

27,52%

10,43%

73,21%

0,84%

15,52%3,40%

1,16%

96,57%

30,77%1,66%

3,40%

Distributor

94,81%

Agen0,15%

4,99%0,05%

50,00%

Supermarket/Swalayan

10,00%

30,00%

10,00%2,26%

WILAYAH

PENJUALAN KE

LUAR PROVINSI

WILAYAH

PENJUALAN KE

LUAR PROVINSI

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar provinsi/luar negeriKeterangan:

Gambar 3.5 Pola Distribusi Telur Ayam Ras di Provinsi Sumatera Utara

https:

//www.b

ps.go.id

Page 41: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

24 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.5 Provinsi Sumatera Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sumatera Barat yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang

Pariaman, Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kota Padang, Kota

Bukittinggi, dan Kota Payakumbuh.

3.5.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Sumatera Barat

terdiri dari pengepul, distributor, agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran.

Pendistribusian terbesar dari produsen adalah ke pedagang grosir. Pedagang

grosir kemudian mendistribusikannya ke pedagang eceran. Selanjutnya

pedagang eceran mendistribusikannya ke konsumen akhir.

Selain dari produsen, pasokan telur ayam ras di Sumatera Barat

dipenuhi oleh Provinsi Riau. Selain itu, Sumatera Barat juga mendistribusikan

telur ayam ras ke luar provinsi seperti Riau, DKI Jakarta, dan Jambi. Pola

distribusi perdagangan telur ayam ras beserta persentasenya dapat dilihat pada

Gambar 3.5 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk di Provinsi Sumatera Barat dari produsen sampai dengan

konsumen akhir adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua

pelaku kegiatan perdagangan, yakni pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.5.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 36,23 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Sumatera Barat adalah sebesar 36,23 persen.

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir https:

//www.b

ps.go.id

Page 42: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 25

RIAU (3,62%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

RIAU (33,39%)

DKI JAKARTA (5,09%)

JAMBI (2,54%)

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

ProdusenPedagang Pengepul

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

30,91%

28,88%

49,35%

5,49%

16,28%

1,91%

7,76%

69,39%

0,72%

62,18%

5,00%

Distributor1,14%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

39,84%

2,63%

0,26%

1,01%

54,39%

Agen

22,84%

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.6 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sumatera Barat

https:

//www.b

ps.go.id

Page 43: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

26 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.6 Provinsi Riau

Cakupan wilayah survei di Provinsi Riau yang menjadi wilayah sampel

survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi Kabupaten

Kuantan Singingi, Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Pelalawan, Kabupaten

Kampar, Kabupaten Bengkalis, Kota Pekanbaru, dan Kota Dumai.

3.6.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Riau terdiri

dari pedagang grosir dan pedagang eceran. Produsen mendistribuskan seluruh

pasokannya ke pedagang grosir. Pendistribusian terbesar dari pedagang grosir

adalah ke pedagang eceran. Selanjutnya pedagang eceran

mendistribusikannya ke konsumen akhir.

Selain mendapatkan pasokan telur ayam ras dari produsen di dalam

provinsi, pedagang grosir dan pedagang eceran memperoleh pasokannya dari

Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Pola distribusi perdagangan telur ayam

ras beserta persentasenya dapat dilihat pada gambar 3.6 dengan pola utama

sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk di Provinsi Riau dari produsen sampai dengan konsumen

akhir adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku

kegiatan perdagangan, yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.6.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Riau adalah sebesar 24,00 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Riau adalah sebesar 24,00 persen.

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 44: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 27

SUMATERA BARAT (69,47%)

SUMATERA UTARA (30,35%)

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Industri Pengolahan

Kegiatan Usaha Lain

Rumah Tangga

76,46%

6,80%

0,22%

16,52%

96,05%

0,02%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Produsen

100%

3,93%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.7 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Riau

https:

//www.b

ps.go.id

Page 45: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

28 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.7 Provinsi Jambi

Cakupan wilayah survei di Provinsi Jambi yang menjadi wilayah sampel

survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi Kabupaten

Merangin, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Barat,

Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, dan Kota Jambi.

3.7.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Jambi terdiri

dari pengepul, agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Pendistribusian

terbesar dari produsen adalah ke pedagang grosir. Kemudian pedagang grosir

mendistribusikan sebagian besar pasokan ke pedagang eceran. Selanjutnya

pedagang eceran mendistribusikannya ke konsumen akhir.

Selain mendapatkan pasokan telur ayam ras dari produsen di dalam

provinsi, pengepul dan pedagang grosir memperoleh pasokannya dari

Sumatera Barat. Pola distribusi perdagangan telur ayam ras beserta

persentasenya dapat dilihat pada gambar 3.7 dengan pola utama sebagai

berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yakni pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.7.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Jambi adalah sebesar 26,08 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Jambi adalah sebesar 26,08 persen.

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 46: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 29

SUMATRA BARAT (22,25%)

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Industri Pengolahan

Rumah Tangga

50,00%

50,00%

64,04%

AgenProdusen

36,24%

16,51%

Supermarket/Swalayan

2,75%

6,88%

21,75%

15,87%

35,96%

Pengepul

50,00%

50,00%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar provinsi/luar negeriKeterangan:

Gambar 3.8 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Jambi

https:

//www.b

ps.go.id

Page 47: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

30 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.8 Provinsi Sumatera Selatan

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ilir,

Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyu Asin, Kabupaten Ogan Komering

Ulu Timur, Kabupaten Ogan Ilir, Kota Palembang, dan Kota Lubuklinggau.

3.8.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Sumatera

Selatan terdiri dari pedagang grosir dan pedagang eceran. Pendistribusian

terbesar dari produsen adalah ke pedagang eceran. Sementara itu, pedagang

grosir mendapatkan pasokan telur ayam ras dari luar provinsi yaitu Sumatera

Utara, Sumatera Barat, dan Banten. Sebesar 80 persen pasokan dari pedagang

grosir didistribusikan ke pedagang eceran. Selanjutnya pedagang eceran

mendistribusikannya ke konsumen akhir rumah tangga dan industri pengolahan.

Pola distribusi perdagangan telur ayam ras beserta persentasenya dapat dilihat

pada Gambar 3.8 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pelaku kegiatan perdagangan,

yakni pedagang eceran.

3.8.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar 11,97 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar 11,97

persen.

Produsen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 48: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 31

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

SUMATERA UTARA (8,79%)

SUMATERA BARAT (5,41%)

BANTEN (0,04%)

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

80,00%

20,00%

3,36%

0,01%

0,01%

96,61%

Produsen

55,50%

16,87%

27,63%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

Gambar 3.9 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sumatera Selatan

https:

//www.b

ps.go.id

Page 49: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

32 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.9 Provinsi Bengkulu

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sumatera Selatan yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Bengkulu Selatan, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten

Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kota Bengkulu.

3.9.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Bengkulu terdiri

dari agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Pendistribusian terbesar dari

produsen adalah ke pedagang grosir. Pedagang grosir kemudian

mendistribusikan sebagian besar pasokan ke pedagang eceran. Selanjutnya

pedagang eceran mendistribusikannya ke konsumen akhir.

Selain mendapatkan pasokan telur ayam ras dari produsen di dalam

provinsi, pedagang grosir dan pedagang eceran memperoleh pasokan dari

Sumatera Barat. Pola distribusi perdagangan telur ayam ras beserta

persentasenya dapat dilihat pada Gambar 3.9 dengan pola utama sebagai

berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yakni pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.9.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Bengkulu adalah sebesar 25,14 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Bengkulu adalah sebesar 25,14 persen.

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 50: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 33

SUMATRA BARAT (50,36%)

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Industri Pengolahan

Rumah Tangga

70,09% 29,91%

65,02%

Agen

Produsen

62,97%

11,81%

14,64%

0,79%

9,80%9,99%

Kegiatan Usaha Lainnya

24,98%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.10 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Bengkulu

https:

//www.b

ps.go.id

Page 51: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

34 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.10 Provinsi Lampung

Cakupan wilayah survei di Provinsi Lampung yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras adalah

Kabupaten Lampung Barat, Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Lampung

Timur, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Tulangbawang, Kabupaten

Pringsewu, Kota Bandar Lampung, dan Kota Metro.

3.10.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Lampung terdiri

dari pengepul, distributor, sub distributor, pedagang grosir, dan pedagang

eceran. Pendistribusian terbesar dari produsen adalah ke pedagang grosir.

Pedagang grosir kemudian mendistribusikan sebagian besar pasokan ke

pedagang eceran. Selanjutnya pedagang eceran mendistribusikannya ke

konsumen akhir.

Pola distribusi perdagangan telur ayam ras beserta persentasenya dapat

dilihat pada Gambar 3.10 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yakni pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.10.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Lampung adalah sebesar 23,48 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Lampung adalah sebesar 23,48 persen.

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 52: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 35

77,85%

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Industri Pengolahan

Rumah Tangga

60,18%

16,25%

72,24%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Produsen

4,72%

1,10%

26,34%

Pedagang Pengepul

16,33%

Kegiatan Usaha Lainnya

1,41%Sub distributor

100%

0,57%

17,85%3,87%

1,28%

Distributor

Gambar 3.11 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Lampung

https:

//www.b

ps.go.id

Page 53: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

36 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.11 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang

menjadi wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam

ras meliputi Kabupaten Belitung, Kabupaten Belitung Timur, dan Kota Pangkal

Pinang.

3.11.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Bangka Belitung

terdiri dari pedagang grosir dan pedagang eceran. Pendistribusian terbesar dari

produsen adalah ke pedagang eceran. Sementara itu pedagang grosir membeli

seluruh pasokan telur ayam ras dari Sumatera Selatan. Pendistribusian terbesar

dari pedagang grosir juga ke pedagang eceran. Pedagang eceran kemudian

mendistribusikannya ke konsumen akhir rumah tangga dan industri pengolahan.

Pola distribusi perdagangan telur ayam ras beserta persentasenya dapat

dilihat pada Gambar 3.11 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pelaku kegiatan perdagangan,

yakni pedagang eceran.

3.11.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebesar 21,38 persen.

Angka ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen

sampai dengan konsumen akhir di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah

sebesar 21,38 persen.

Produsen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 54: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 37

SUMATERA SELATAN (91,48%)

Pedagang GrosirPedagang

Eceran

Industri Pengolahan

Rumah Tangga

100%

90,47%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Produsen

83,14%

16,86%

9,53%

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.12 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

https:

//www.b

ps.go.id

Page 55: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

38 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.12 Provinsi Kepulauan Riau

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kepulauan Riau yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Karimun, Kabupaten Bintan, Kota Batam, dan Kota Tanjung

Pinang.

3.12.1 Pola Distribusi

Pelaku kegiatan perdagangan telur ayam ras di Provinsi Kepulauan Riau

terdiri dari distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran termasuk

supermarket/swalayan. Produsen mendistribusikan sebagian besar komoditas ke

distributor. Pendistribusian terbesar dari distributor adalah ke pedagang eceran.

Selanjutnya pedagang eceran mendistribusikannya ke konsumen akhir.

Selengkapnya, pola distribusi perdagangan telur ayam ras beserta persentasenya

disajikan pada Gambar 3.12.

Pola distribusi perdagangan telur ayam ras beserta persentasenya dapat

dilihat pada Gambar 3.12 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yakni distributor dan pedagang eceran.

3.12.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar 27,68 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Kepulauan Riau adalah sebesar 27,68 persen.

Produsen Distributor Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 56: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 39

Produsen

Distributor

86,55%

Supermarket/Swalayan

4,56%

Pedagang Eceran

8,90%

Pedagang grosir

26,00%

48,00%

Rumah Tangga

26,00%

24,18%

Industri Pengolahan33,17%

42,65%

0,23%

Kegiatan Usaha Lain3,74%

96,03%

SUMATERA UTARA (28,79%)

DKI JAKARTA (2,39%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir = Luar provinsi/luar negeriKeterangan:

Gambar 3.13 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kepulauan Riau

https:

//www.b

ps.go.id

Page 57: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

40 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.13 Provinsi DKI Jakarta

Cakupan wilayah survei di Provinsi DKI Jakarta yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kota Administrasi Jakarta Utara, Kota Administrasi Jakarta Barat, Kota

Administrasi Jakarta Pusat, Kota Administrasi Jakarta Timur, Kota Administrasi

Jakarta Selatan.

3.13.1 Pola Distribusi

DKI Jakarta merupakan satu-satunya provinsi yang tidak mempunyai

produsen telur ayam ras. Distribusi perdagangan telur ayam ras di provinsi ini

melibatkan empat pelaku kegiatan perdagangan, yakni distributor, agen,

pedagang grosir, dan pedagang eceran termasuk supermarket/swalayan.

Pedagang besar yaitu distributor, agen, dan pedagang grosir mendapatkan

hampir seluruh pasokan dari luar provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa

Barat, Banten, Bali, dan Lampung. Diantara ketiga pedagang besar tersebut,

pedagang grosir merupakan pedagang yang memperoleh pasokan terbesar.

Sementara itu, hampir seluruh pasokan dari agen didistribusikan ke Jawa Timur.

Sedangkan distributor dan pedagang grosir mendistribusikan sebagian besar

pasokan ke pedagang eceran. Selengkapnya pola distribusi perdagangan telur

ayam ras di Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada Gambar 3.13 dengan pola

utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pelaku kegiatan perdagangan,

yakni pedagang eceran, karena pedagang grosir bertindak sebagai produsen.

3.13.1 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 20,15 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar 20,15 persen.

Luar provinsi Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 58: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 41

JAWA TIMUR (64,14%)

JAWA TENGAH (20,74%)

JAWA BARAT (11,34%)

BANTEN (2,57%)

BALI (1,21%)

LAMPUNG (0,001%)

JAWA TIMUR (21,08%)

JAWA BARAT (0,74%)

BANTEN (0,20%)

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Distributor

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

17,21%

49,24%

7,13%

26,42%

0,02%

0,01%

77,47%

0,71%

4,84%

11,54%

1,06%

12,74%

0,04%

70,46%

6,13%

99,97%

4,38%

Supermarket/Swalayan3,54%

7,09%

= Pedagang Besar

= Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR

PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR

PROVINSI

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.14 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi DKI Jakarta

https:

//www.b

ps.go.id

Page 59: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

42 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.14 Provinsi Jawa Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Jawa Barat yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten

Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Cirebon,

Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Pangandaran, Kota

Bogor, Kota Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok,

dan Kota Tasikmalaya.

3.14.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat melibatkan

enam pelaku kegiatan perdagangan. Agen yang mendapatkan sebagian besar

pasokan dari produsen, mendistribusikan telur ayam ras ke pedagang perantara

lainnya yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran. Pendistribusian terbesar

dari agen adalah ke pedagang eceran, yakni sekitar 65 persen. Selanjutnya

pedagang eceran mendistribusikan pasokannya ke konsumen akhir.

Jawa Barat memenuhi pasokan telur ayam ras dari provinsi lain yaitu

Jawa Timur dan Jawa Tengah. Selain itu Jawa Barat juga mendistribusikan

pasokannya ke luar provinsi yaitu DKI Jakarta dan Banten. Selengkapnya pola

distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada

Gambar 3.14 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yakni pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.14.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 23,72 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 23,72 persen.

Produsen Agen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 60: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 43

JAWA TIMUR (26,45%)

JAWATENGAH (7,03%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

DKI JAKARTA (0,59%)

BANTEN (0,001%)

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Sub distributor

Distributor

Pedagang Pengepul

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

60,00%

40,00%

82,52%

12,24%

1,75%

3,50%

40,00%

60,00%

30,00% 64,99%

5,00%

0,90%

9,09%

13,32%57,20%

3,73%

15,33%

0,42%

77,60%

22,40%

Produsen

68,59%

13,91%

6,95%

9,94%

0,61%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.15 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Jawa Barat

https:

//www.b

ps.go.id

Page 61: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

44 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.15 Provinsi Jawa Tengah

Cakupan wilayah survei di Provinsi Jawa Tengah yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten

Kebumen, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali,

Kabupaten Klaten, Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Karanganyar, Kabupaten

Sragen, Kabupaten Pati, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten

Semarang, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Surakarta, Kota

Semarang, dan Kota Tegal.

3.15.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Jawa Tengah

melibatkan empat pelaku kegiatan perdagangan, yaitu agen, pedagang grosir,

pedagang pengepul, dan pedagang eceran termasuk supermarket/swalayan.

Produsen mendistribusikan telur ayam ras sebagian besar ke pedagang grosir.

Sedangkan agen yang mendapatkan pasokan dari produsen dan luar provinsi

mendistribusikan seluruh pasokan ke pedagang eceran. Adapun pedagang

eceran yang mendapatkan pasokan dari produsen, pedagang besar lainnya, dan

juga dari luar provinsi mendistribusikan telur ayam ras ke konsumen akhir rumah

tangga dan industri pengolahan. Melalui agen dan pedagang grosir, Jawa

Tengah mendapatkan pasokan dari luar provinsi yaitu Jawa Timur, DI

Yogyakarta, dan Jawa Barat. Sedangkan melalui produsen, Jawa Tengah

melakukan penjualan telur ayam ras ke luar provinsi yaitu ke Jawa Barat dan DI

Yogyakarta. Selengkapnya pola distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi

Jawa Tengah dapat dilihat pada Gambar 3.15 dengan pola utama:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yakni pedagang grosir dan pedagang eceran.

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 62: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 45

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Supermarket/Swalayan

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Industri Pengolahan

100%

30,60%

61,16%

1,41%

2,41%

2,87%

55,03%

JAWA TIMUR (8,50%)

DI YOGYAKARTA (7,93%)

JAWA BARAT (0,001%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

Produsen

28,46%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Pedagang Pengepul

1,56%

JAWA BARAT (13,90%)

DI YOGYAKARTA (0,35%)

14,97%

10,09%

18,48%

0,48%

0,84%

26,59%

= Luar provinsi/luar negeri

24,98%

19,98%

Gambar 3.16 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Jawa Tengah

https:

//www.b

ps.go.id

Page 63: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

46 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.15.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Jawa Tengah adalah sebesar 17,51 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Jawa Barat adalah sebesar 17,51 persen.

3.16 Provinsi DI Yogyakarta

Cakupan wilayah survei di Provinsi DI Yogyakarta yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten

Sleman, dan Kota Yogyakarta.

3.16.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Yogyakarta melibatkan

enam pelaku kegiatan perdagangan, yaitu agen, distributor, sub distributor,

pedagang pengepul, pedagang grosir, dan pedagang eceran termasuk

supermarket/swalayan. Produsen mendistribusikan lebih dari 50 persen pasokan

ke pedagang grosir. Sisanya didistribusikan ke pedagang besar lainnya,

pedagang eceran, dan langsung ke konsumen akhir. Pendistribusian pasokan

dari pedagang besar pada umumnya adalah ke pedagang eceran ataupun ke

pedagang besar lainnya. Sementara itu pendistribusian dari pedagang eceran

termasuk supermarket/swalayan adalah ke konsumen akhir rumah tangga.

Melalui agen dan pedagang grosir, DI Yogyakarta mendapatkan pasokan

dari luar provinsi yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sedangkan melalui sub

distributor dan pedagang grosir, DI Yogyakarta melakukan penjualan telur ayam

ras ke luar provinsi yaitu ke Jawa Tengah dengan persentase kurang dari 5,00

persen. Selengkapnya pola distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi DI

Yogyakarta dapat dilihat pada Gambar 3.16 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk di Provinsi DI Yogyakarta dari produsen sampai dengan

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 64: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 47

konsumen akhir adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua

pelaku kegiatan perdagangan, yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.16.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi DI Yogyakarta adalah sebesar 26,48 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi DI Yogyakarta adalah sebesar 26,48 persen.

3.17 Provinsi Jawa Timur

Cakupan wilayah survei di Provinsi Jawa Timur yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Kediri, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Jember,

Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo,

Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten

Jombang, Kabupaten Magetan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Lamongan,

Kabupaten Sampang, Kabupaten Sumenep, Kota Kediri, Kota Malang, Kota

Probolinggo, Kota Madiun, dan Kota Surabaya.

3.17.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Jawa Timur melibatkan

enam pelaku kegiatan perdagangan, yaitu distributor, sub distributor, agen,

pedagang pengepul, pedagang grosir, dan pedagang eceran termasuk

supermarket/swalayan. Pendistribusian terbesar dari produsen, yakni sekitar 40

persen, adalah ke pedagang grosir. Produsen mendistribusikan sisa pasokan ke

pedagang besar lainnya, pedagang eceran, industri pengolahan, dan rumah

tangga. Pendistribusian terbesar dari distributor, sub distributor, dan agen

adalah ke pedagang besar lainnya. Sedangkan pendistribusian terbesar dari

pedagang grosir dan pedagang pengepul adalah ke pedagang eceran.

Selanjutnya pedagang eceran mendistribusikannya ke konsumen akhir.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 65: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

48 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

JAWA TENGAH (5,01%)

JAWA TIMUR (8,35%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

JAWA TENGAH (3,28%)

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Sub Distributor

Pedagang Pengepul

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

65,00%

5,00%

60,00%

40,00%

40,00%

20,00%

20,00%3,22%

3,22%

39,19%

43,56%

2,15%

7,57%

100%

Produsen

7,54%

Supermarket/Swalayan

20,00%

20,00%

20,00%

30,00%

55,28%

35,76%

1,42%

1,09%

Distributor

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.17 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi DI Yogyakarta

https:

//www.b

ps.go.id

Page 66: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 49

JAWA BARAT (5,40%)

DKI JAKARTA (0,001%)

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

Agen

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Distributor

Pedagang Pengepul

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Produsen

Supermarket/Swalayan

Sub Distributor

0,17%

39,83%

7,68%

28,00%

Industri Pengolahan

0,39%

6,08%

17,84%

15,84%

15,84%

65,79%

0,45%

2,08%

4,23%

54,16%

10,23%

Pemerintah dan Lembaga Nirlaba

0,53%

2,64%

28,21%

100%

67,42%

6,14%

21,02%

0,38%

0,52%

4,52%

1,90%

1,13%

9,35%

83,44%

0,01%

0,30%

3,87%

0,01%91,82%

8,18%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.18 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Jawa Timur

https:

//www.b

ps.go.id

Page 67: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

50 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Melalui distributor dan pedagang grosir, Jawa Timur mendistribusikan

pasokannya ke luar provinsi, yaitu Jawa Barat dan DKI Jakarta. Selengkapnya

pola distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Jawa Timur dapat dilihat

pada Gambar 3.17 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk di Provinsi Jawa Timur dari produsen sampai dengan

konsumen akhir adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua

pelaku kegiatan perdagangan, yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.17.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 12,07 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 12,07 persen.

3.18 Provinsi Banten

Cakupan wilayah survei di Provinsi Banten yang menjadi wilayah sampel

survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi Kabupaten

Pandeglang, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kota Cilegon, dan Kota

Serang.

3.18.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Banten melibatkan tiga

pelaku kegiatan perdagangan, yaitu distributor, pedagang grosir, dan pedagang

eceran. Distributor yang mendapatkan pasokan dari luar provinsi,

mendistribusikan 80 persen pasokan ke pedagang eceran dan 20 persen ke

rumah tangga. Adapun pedagang grosir yang mendapatkan pasokan dari

produsen dan provinsi lain mendistribusikan sekitar 75 persen pasokannya ke

pedagang eceran, sisanya didistribusikan ke konsumen akhir rumah tangga dan

kegiatan usaha lain seperti rumah makan dan catering. Sementara itu pedagang

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 68: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 51

eceran yang mendapatkan pasokan dari pedagang besar dan luar provinsi

mendistribusikan seluruh pasokan ke rumah tangga.

Seperti yang diutarakan sebelumnya, Banten mendapatkan pasokan dari

luar provinsi yaitu Jawa Timur, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa engah, dan

DKI Jakarta baik melalui pedagang besar maupun pedagang eceran.

Selengkapnya pola distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Banten

dapat dilihat pada Gambar 3.18 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk di Provinsi Banten dari produsen sampai dengan konsumen

akhir adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku

kegiatan perdagangan, yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran.

3.18.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Banten adalah sebesar 27,70 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Banten adalah sebesar 27,70 persen.

JAWA TIMUR (25,09%)

SUMATERA UTARA (12,48%)

JAWA BARAT (9,01%)

JAWA TENGAH (5,21%)

DKI JAKARTA (2,19%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

75,30%

15,78%

8,89%

99,95%

Produsen

0,03%

0,05%

Distributor

20,00%

80,00%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.19 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Banten

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 69: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

52 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.19 Provinsi Bali

Cakupan wilayah survei di Provinsi Bali yang menjadi wilayah sampel

survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi Kabupaten

Tabanan, Kabupaten Bangli, Kabupaten Karang Asem, Kabupaten Buleleng, dan

Kota Denpasar.

3.19.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Bali melibatkan enam

pelaku kegiatan perdagangan, yaitu distributor, sub distributor, pedagang

pengepul, agen, pedagang grosir, dan pedagang eceran termasuk

supermarket/swalayan. Produsen mendistribusikan sekitar 40 persen pasokan ke

pedagang pengepul. Sisanya didistribusikan ke pedagang besar lainnya,

pedagang eceran, dan langsung ke konsumen akhir. Pendistribusian pasokan

terbesar dari pedagang besar pada umumnya adalah ke pedagang eceran,

kecuali pedagang pegepul yang mendistribusikan pasokan terbesar ke pedagang

grosir. Selanjutnya pedagang grosir mendistribusikan sekitar 60 persen pasokan

ke pedagang eceran. Pedagang eceran termasuk supermarket/swalayan

kemudian mendistribusikan pasokannya ke konsumen akhir.

Pola distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Bali dapat dilihat

pada Gambar 3.19 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk di Provinsi Bali dari produsen sampai dengan konsumen akhir

adalah empat rantai. Pendistribusian melibatkan tiga pelaku kegiatan

perdagangan, yaitu pedagang penpul, pedagang grosir, dan pedagang eceran.

3.19.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Bali adalah sebesar 43,33 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Bali adalah sebesar 43,33 persen.

Produsen Pedagang Pengepul Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 70: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 53

Pedagang Grosir

Pedagang EceranKegiatan Usaha

Lainnya

Rumah Tangga

2,69%

Produsen

43,56%

Pedagang Pengepul

5,68%

40,93%

29,53%

29,53%

59,68%

94,48%

Supermarket/Swalayan

12,5%

Distributor

31,37%

18,02%

1,37%

Agen

20,00%

50,00%

30,00%

0,08%

0,57%

Industri Pengolahan

19,84%

19,84%

2,83%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Gambar 3.20 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Bali

https:

//www.b

ps.go.id

Page 71: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

54 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.20 Provinsi Nusa Tenggara Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten

Lombok Timur, Kabupaten Bima, Kota Mataram, dan Kota Bima.

3.20.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Nusa Tenggara Barat

melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan, yaitu pedagang grosir dan

pedagang eceran. Pedagang grosir yang mendapatkan pasokan dari produsen

dan luar provinsi, mendistribusikan hampir seluruh pasokan ke pedagang eceran.

Selebihnya, 5 persen pasokan didistribusikan ke rumah tangga. Adapun

pendistribusian dari pedagang eceran seluruhnya adalah ke konsumen akhir

rumah tangga.

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

JAWA TIMUR (99,38%)

BALI (0,58%%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

Produsen

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

100%

0,02%

94,99% 100%

4,99%

= Luar provinsi/luar negeri

Seperti yang diutarakan sebelumnya, melalui pedagang grosir, Nusa

Tenggara Barat mendapatkan pasokan dari luar provinsi yaitu Jawa Timur dan

Bali. Selengkapnya pola distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Nusa

Tenggara Barat dapat dilihat pada Gambar 3.20 dengan pola utama sebagai

berikut:

Gambar 3.21 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Nusa Tenggara Barat

https:

//www.b

ps.go.id

Page 72: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 55

Berdasarkan pola utama perdagangan di atas, Banyaknya rantai pada

pola utama distribusi perdagangan telur ayam ras yang terbentuk dari produsen

sampai dengan konsumen akhir adalah tiga rantai. Pendistribusian utamanya

melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan, yakni pedagang grosir dan

pedagang eceran.

3.20.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebesar 25,73 persen. Angka

ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah sebesar 25,73

persen.

3.21 Provinsi Nusa Tenggara Timur

Cakupan wilayah survei di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Flores Timur, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, Kabupaten

Manggarai Barat, dan Kota Kupang.

3.21.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Nusa Tenggara Timur

melibatkan tiga pelaku kegiatan perdagangan, yaitu distributor, pedagang grosir,

dan pedagang eceran. Produsen mendistribusikan sekitr 85 persen pasokan ke

pedagang eceran. Produsen mendistribusikan sisa pasokan ke konsumen akhir

rumah tangga. Sementara itu distributor yang mendapatkan pasokan dari

produsen mendistribusikan sekitar 70 persen pasokan ke pedagang eceran, sisa

pasokan didistribusikan ke rumah tangga. Adapun pedagang grosir, yang

mendapatkan pasokan dari provinsi lain, yaitu Jawa Timur, mendistribusikan

seluruh pasokan ke pedagang eceran. Pedagang eceran kemudian

mendistribusikan pasokan ke konsumen akhir rumah tangga.

Seperti yang diutarakan sebelumnya, melalui pedagang grosir, Nusa

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 73: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

56 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Tenggara Timur mendapatkan pasokan dari luar provinsi yaitu Jawa Timur

dengan persentase kurang dari 5 persen. Selengkapnya pola distribusi

perdagangan telur ayam ras di Provinsi Nusa Tenggara Timur dapat dilihat pada

Gambar 3.21 dengan pola utama sebagai berikut:

Berdasarkan pola utama perdagangan di atas, banyaknya rantai pada

pola utama distribusi perdagangan telur ayam ras yang terbentuk dari produsen

sampai dengan konsumen akhir adalah dua rantai. Pendistribusian utamanya

melibatkan satu pelaku kegiatan perdagangan, yakni pedagang eceran.

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

JAWA TIMUR (2,07%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

Produsen

100%

99,98%

85,15%

14,85%

Distributor

70,00%

30,00%

0,01%

0,01%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.22 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras

di Provinsi Nusa Tenggara Timur

3.21.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebesar 25,20 persen. Angka

ini mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebesar 25,20

persen.

Produsen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 74: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 57

3.22 Provinsi Kalimantan Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kalimantan Barat yang menjadi

wilayah survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Sambas, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten

Sintang, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Kubu Raya, Kota Pontianak, dan Kota

Singkawang.

3.22.1 Pola Distribusi

Berdasarkan hasil survei diperoleh informasi bahwa pelaku usaha

perdagangan yang terlibat pada pendistribusian telur ayam ras dari produsen ke

konsumen akhir di Provinsi Kalimantan Barat adalah distributor, agen, pedagang

grosir, pedagang pengepul, dan pedagang eceran. Pendistribusian terbesar dari

produsen adalah ke pedagang eceran dengan persentase lebih dari 50 persen.

Sisanya didistribusikan ke pedagang besar seperti distributor, agen, pedagang

grosir, pedagang pengepul serta langsung ke rumah tangga. Pedagang besar

pada umumnya mendistribusikan sebagian besar pasokan ke pedagang eceran.

Selanjutnya pedagang eceran mendistribusikannya ke konsumen akhir. Nilai

persentase pendistribusian pasokan komoditas dari setiap pelaku usaha ke

pelaku usaha lainnya dan konsumen akhir selengkapnya disajikan pada Gambar

3.22 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pelaku kegiatan perdagangan,

yakni pedagang eceran.

Produsen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 75: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

58 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Produsen

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

7,14%62,98%

77,16%

Distributor 100%

10,25%

19,94%

22,84%

8,71%

57,14%

Pedagang Pengepul

24,48%

Agen

2,53%

Industri Pengolahan

6,83%

Gambar 3.23 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kalimantan Barat

https:

//www.b

ps.go.id

Page 76: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 59

3.22.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar 10,56 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Kalimantan Barat adalah sebesar 10,56

persen.

3.23 Provinsi Kalimantan Tengah

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kalimantan Tengah yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Kotawaringin Timur,

Kabupaten Kapuas, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Pulang Pisau, dan Kota

Palangka Raya.

3.23.1 Pola Distribusi

Hasil survei menunjukkan bahwa distribusi perdagangan telur ayam ras

di Provinsi Kalimantan Tengah melibatkan tiga pedagang perantara yaitu

eksportir, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Pedagang grosir yang

mendapatkan pasokan dari produsen dan dari luar provinsi, mendistribusikan

lebih dari 70 persen pasokan ke pedagang eceran. Pedagang grosir juga

mendistribusikan ke eksportir yang selanjutnya didistribusikan ke luar provinsi.

Pedagang eceran yang mendapatkan pasokan dari luar provinsi dan dari

pedagang grosir mendistribusikan sebagian besar pasokan ke rumah tangga dan

sebagian kecil ke sesama pedagang eceran. Nilai persentase pendistribusian

pasokan komoditas dari setiap pelaku usaha ke pelaku usaha lainnya dan

konsumen akhir selengkapnya disajikan pada Gambar 3.23 dengan pola utama

sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya hanya melibatkan dua pelaku kegiatan

perdagangan, yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran.

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 77: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

60 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

JAWA TENGAH (4,67%)

JAWA TIMUR (75,58%)

KALIMANTAN SELATAN (0,03%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

72,60%

61,12%

2,83%

Eksportir

2,83%

11,53%

Industri Pengolahan

21,75%

27,35%

Luar provinsi

Produsen

100%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.24 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kalimantan Tengah

3.23.1 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 31,91 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebesar 31,91

persen.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 78: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 61

3.24 Provinsi Kalimantan Selatan

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kalimantan Selatan yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar, Kabupaten Hulu Sungai

Selatan, Kabupaten Tabalong, Kota Banjarmasin, dan Kota Banjar Baru.

3.24.1 Pola Distribusi

Hasil survei menunjukkan bahwa distribusi perdagangan telur ayam ras

di Provinsi Kalimantan Selatan melibatkan empat pedagang perantara yaitu

distributor, sub distributor, pedagang grosir, dan pedagang eceran. Produsen

mendistribusikan lebih dari 90 persen pasokan kepada pedagang eceran.

Pendistribusian terbesar dari sub distributor dan pedagang grosir adalah ke

pedagang eceran, dengan masing-masing persentase sebesar 85,00 persen dan

55,04 persen. Selanjutnya pedagang eceran mendistribusikan seluruh pasokan

ke rumah tangga. Nilai persentase pendistribusian pasokan komoditas dari setiap

pelaku usaha ke pelaku usaha lainnya dan konsumen akhir selengkapnya

disajikan pada Gambar 3.24 dengan pola utama sebagai berikut.

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya hanya melibatkan satu pelaku kegiatan

perdagangan, yaitu pedagang eceran.

3.24.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar 8,83 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebesar 8,83

persen.

Produsen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 79: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

62 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

Produsen

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

0,04%

55,04%

100%

44,92%

7,22%

92,78%Sub distributor

5,00%

Pemerintah dan Lembaga Nirlaba

5,00%

Industri Pengolahan

5,00%

85,00%

Distributor

Gambar 3.25 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kalimantan Selatan

https:

//www.b

ps.go.id

Page 80: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 63

3.25 Provinsi Kalimantan Timur

Cakupan wilayah survei di Provinsi Kalimantan Timur yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara,

Kabupaten Kutai Timur, Kota Balikpapan, dan Kota Samarinda.

3.25.1 Pola Distribusi

Hasil survei menunjukkan bahwa distribusi perdagangan telur ayam ras

di Provinsi Kalimantan Timur melibatkan tiga pedagang perantara yaitu agen,

pedagang grosir, dan pedagang eceran. Produsen mendistribusikan seluruh

pasokan kepada pedagang eceran. Sementara itu, pedagang grosir yang

mendapatkan pasokan dari luar provinsi mendistribusikan pasokannya sebagian

besar ke pedagang eceran, sebagian kecil ke agen dan konsumen akhir rumah

tangga. Adapun pedagang eceran mendistribusikan sebagian besar pasokan ke

rumah tangga dan sebagian kecil ke kegiatan usaha lain seperti rumah makan

dan catering. Nilai persentase pendistribusian pasokan komoditas dari setiap

pelaku usaha ke pelaku usaha lainnya dan konsumen akhir selengkapnya

disajikan pada Gambar 3.25 dengan pola utama sebagai berikut.

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya hanya melibatkan satu pelaku kegiatan

perdagangan, yaitu pedagang eceran.

Produsen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 81: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

64 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

JAWA TIMUR (18,52%)

KALIMANTAN

SELATAN (54,16%)

SULAWESI SELATAN

(3,27%)

WILAYAH PEMBELIAN

DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN

DARI LUAR PROVINSI

Produsen

61,38%

0,61%

27,13%

100%

Agen

11,49%

0,61%

98,78%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.26 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Kalimantan Timur

https:

//www.b

ps.go.id

Page 82: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 65

3.25.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Kalimantan Timur adalah sebesar 12,84 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Kalimantan Timur adalah sebesar 12,84

persen.

3.26 Provinsi Sulawesi Utara

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Utara yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara,

Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kota Kotamobagu.

3.26.1 Pola Distribusi

Hasil survei menunjukkan bahwa distribusi perdagangan telur ayam ras

di Provinsi Sulawesi Utara melibatkan dua pedagang perantara yaitu distributor

dan pedagang eceran. Produsen mendistribusikan lebih dari 90 persen pasokan

kepada distributor, sisanya didistribusikan ke pedagang eceran dan rumah

tangga. Distributor mendistribusikan sekitar 45 persen pasokan ke pedagang

eceran. Selanjutnya pedagang eceran mendistribusikan seluruh pasokan kepada

konsumen akhir.

Melalui distributor, Sulawesi Utara mendistribusikan telur ayam ras ke

provinsi lain yaitu ke Maluku Utara. Nilai persentase pendistribusian pasokan

komoditas dari setiap pelaku usaha ke pelaku usaha lainnya dan konsumen akhir

selengkapnya disajikan pada Gambar 3.26 dengan pola utama sebagai berikut..

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yakni distributor dan pedagang eceran.

Produsen Distributor Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 83: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

66 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

MALUKU UTARA (0,57%)

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR

PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR

PROVINSIProdusen

45,00%

100%

1,60%

3,74%

Distributor94,65%

25,00%

20,00%

10,00%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.27 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras

di Provinsi Sulawesi Utara

3.26.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 23,11 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 23,11 persen.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 84: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 67

3.27 Provinsi Sulawesi Tengah

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Tengah yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Banggai, Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong,

Kabupaten Sigi, dan Kota Palu.

3.27.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Sulawesi Tengah

melibatkan tiga pelaku kegiatan perdagangan yaitu pedagang pengepul,

pedagang grosir, dan pedagang eceran termasuk supermarket/swalayan.

Produsen mendistribusikan sebagian besar pasokannya ke pedagang grosir.

Selanjutnya pedagang grosir mendistribusikan 50 persen pasokan ke rumah

tangga, 30 persen ke pedagang eceran, dan 20 persen ke luar provinsi.

Sulawesi Tengah tak hanya mendapatkan pasokan telur ayam ras dari

produsen di dalam provinsi, tetapi juga dari Sulawesi Selatan. Selain itu,

Sulawesi Tengah juga mendistribusikan telur ayam ras ke provinsi lain yaitu

Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara. Pendistribusian pasokan komoditas

dari setiap pelaku usaha ke pelaku usaha lainnya dan konsumen akhir

selengkapnya disajikan pada Gambar 3.27 dengan pola utama sebagai berikut.

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yaitu distributor dan pedagang eceran.

3.27.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebesar 10,12 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Sulawesi Tengah adalah sebesar 10,12

persen.

Produsen Pedagang Grosir Konsumen Akhir https:

//www.b

ps.go.id

Page 85: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

68 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.28 Provinsi Sulawesi Selatan

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Selatan yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Gowa,

Kabupaten Barru, Kabupaten Bone, Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidenreng

Rappang, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Enrekang, Kabupaten Luwu Timur,

Kabupaten Toraja Utara, Kota Makassar, Kota Parepare, dan Kota Palopo.

3.28.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Sulawesi Selatan

melibatkan tiga pelaku kegiatan perdagangan yaitu pedagang pengepul,

pedagang grosir, dan pedagang eceran termasuk supermarket/swalayan.

Produsen mendistribusikan sebagian besar pasokannya kepada pedagang

pengepul dan pedagang eceran. Pendistribusian terbesar dari pedagang

pengepul adalah ke pedagang eceran sedangkan pendistribusian terbesar dari

pedagang grosir adalah ke supermarket/swalayan. Selanjutnya pedagang eceran

mendistribusikannya ke konsumen akhir rumah tangga dan kegiatan usaha

lainnya seperti rumah makan dan catering.

Selain mendistribusikan untuk konsumsi di dalam provinsi, Sulawesi

Selatan mendistribusikan telur ayam ras ke provinsi lain yaitu ke Sulawesi

Tenggara. Persentase pendistribusian pasokan komoditas dari setiap pelaku

usaha ke pelaku usaha lainnya dan konsumen akhir selengkapnya disajikan pada

Gambar 3.28 dengan pola utama sebagai berikut.

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya hanya melibatkan dua pelaku kegiatan

perdagangan, yaitu pedagang pengepul dan pedagang eceran.

3.28.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 28,16 persen. Angka ini

Produsen Pedagang Pengepul Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 86: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 69

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 28,16

persen.

3.29 Provinsi Sulawesi Tenggara

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Tenggara yang menjadi

wilayah sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras

meliputi Kabupaten Muna, Kabupaten Bombana, Kota Kendari, dan Kota Baubau.

3.29.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Sulawesi Tenggara

melibatkan tiga pedagang perantara yaitu pengepul, pedagang grosir, dan

pedagang eceran. Produsen mendstribusikan sebagian besar pasokannya kepada

pedagang eceran, dengan persentase lebih dari 60 persen. Sedangkan

persentase pendistribusian ke pedagang pengepul dan pedagang grosir masing-

masing kurang dari 20 persen. Pendistribusian terbesar dari pedagang grosir

adalah ke pedagang eceran. Selanjutnya pedagang eceran mendistribusikannya

ke konsumen akhir rumah tangga dan pemerintah dan lembaga nirlaba.

Persentase pendistribusian pasokan komoditas dari setiap pelaku usaha

ke pelaku usaha lainnya dan konsumen akhir selengkapnya disajikan pada

Gambar 3.29 dengan pola utama sebagai berikut.

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya hanya melibatkan satu pelaku kegiatan

perdagangan, yaitu pedagang eceran.

Produsen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 87: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

70 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

GORONTALO (3,08%)

SULAWESI BARAT (0,62%)

MALUKU UTARA (0,03%)

SULAWESI SELATAN (12,75)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI WILAYAH PENJUALAN

KE LUAR PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN

KE LUAR PROVINSIProdusen

95,11%

8,36%

7,14%

14,70%

Industri Pengolahan

8,36%

Pedagang Grosir

43,03%

30,00%

3,74%

Supermarket/Swalayan

2,45%

Pengepul12,23%

20,00%

50,00%

4,89%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.28 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sulawesi Tengah

https:

//www.b

ps.go.id

Page 88: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 71

Pedagang Eceran

Kegiatan Usaha Lainnya

Rumah Tangga

SULAWESI TENGGARA (7,82%)

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR PROVINSIProdusen

96,52%

Pedagang Grosir

23,81%

Pedagang Pengepul

90,00%

6,32%

Supermarket/Swalayan

35,88%

10,29%

3,48%

3,69%

45,32%

41,49%

Industri Pengolahan

0,63%

0,85%

8,02%

21,27%

0,04%

2,39%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

10,00%

Gambar 3.29 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sulawesi Selatan

https:

//www.b

ps.go.id

Page 89: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

72 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Produsen

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

60,00%

96,80%

40,00%

2,74%Pemerintah dan

Lembaga Nirlaba

0,46%

Pengepul

4,27%

66,30%

14,08%

15,35%

Gambar 3.30 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Sulawesi Tenggara

https:

//www.b

ps.go.id

Page 90: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 73

3.29.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar 13,41 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar 13,41

persen.

3.30 Provinsi Gorontalo

Cakupan wilayah survei di Provinsi Gorontalo yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Gorontalo Utara, dan

Kota Gorontalo.

3.30.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Gorontalo melibatkan

dua pelaku kegiatan perdagangan yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran.

Produsen mendstribusikan sebagian besar pasokannya kepada pedagang grosir

dan pedagang eceran; dan sebagian kecil ke konsumen akhir rumah tangga.

Pendistribusian terbesar dari distributor adalah ke pedagang grosir, dengan

persentase lebih dari 50 persen. Pendistribusian dari pedagang grosir seluruhnya

adalah ke pedagang eceran. Selanjutnya pedagang eceran mendistribuikan

seluruh pasokannya ke rumah tangga. Nilai persentase pendistribusian pasokan

komoditas dari setiap pelaku usaha ke pelaku usaha lainnya dan konsumen akhir

selengkapnya disajikan pada Gambar 3.30 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran.

Produsen Pedagang grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 91: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

74 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Pedagang Grosir

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

Produsen

100% 100%

51,60%

40,72% 7,68%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Gambar 3.31 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras

di Provinsi Gorontalo

3.30.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Gorontalo adalah sebesar 16,57 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Gorontalo adalah sebesar 16,57 persen.

3.31 Provinsi Sulawesi Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Sulawesi Barat yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Polewali Mandar, Kabupaten Mamasa, dan Kabupaten Mamuju.

3.31.1 Pola Distribusi

Hasil survei menunjukkan bahwa pola distribusi telur ayam ras di

Provinsi Sulawesi Barat melibatkan dua pedagang perantara yaitu distributor dan

pedagang eceran. Distributor yang mendapatkan pasokan dari produsen

mendistribusikan pasokan ke pedagang eceran. Pedagang eceran yang juga

mendapatkan pasokan dari luar provinsi, yakni dari Sulawesi Selatan

mendistribusikan pasokannya ke konsumen akhir. Nilai persentase

https:

//www.b

ps.go.id

Page 92: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 75

pendistribusian pasokan komoditas dari setiap pelaku usaha ke pelaku usaha

lainnya dan konsumen akhir selengkapnya disajikan pada Gambar 3.31 dengan

pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah empat

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yaitu distributor dan pedagang eceran.

Pedagang Eceran

Rumah TanggaSULAWESI

SELATAN (75,81%)

WILAYAH PEMBELIAN

DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN

DARI LUAR PROVINSI

Produsen 100%Distributor

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.32 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras

di Provinsi Sulawesi Barat

3.31.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Sulawesi Barat adalah sebesar 26,90 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Sulawesi Barat adalah sebesar 26,90 persen.

Produsen Distributor Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 93: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

76 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.32 Provinsi Maluku

Cakupan wilayah survei di Provinsi Maluku yang menjadi wilayah sampel

survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi Kabupaten

Maluku Tengah, Kota Ambon, dan Kota Tual.

3.32.1 Pola Distribusi

Hasil survei menunjukkan bahwa pola distribusi telur ayam ras di

Provinsi Maluku melibatkan tiga pedagang perantara yaitu distributor, pedagang

grosir, dan pedagang eceran. Distributor yang mendapatkan pasokan dari

produsen menjual sebagian besar telur ayam ras ke pedagang eceran. Pedagang

grosir yang mendapatkan pasokan dari luar provinsi juga mendistribusikan

sebagian besar pasokannya ke pedagang eceran. Pedagang eceran selanjutnya

mendistribusikan telur ayam ras ke konsumen akhir. Nilai persentase

pendistribusian pasokan komoditas dari setiap pelaku usaha ke pelaku usaha

lainnya dan konsumen akhir selengkapnya disajikan pada Gambar 3.32 dengan

pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah empat

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yaitu distributor dan pedagang eceran.

3.32.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Maluku adalah sebesar 32,10 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Maluku adalah sebesar 32,10 persen.

Produsen Distributor Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 94: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 77

Pedagang Eceran Rumah Tangga

JAWA TIMUR (33,09%)

SULAWESI SELATAN (0,41%)

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

WILAYAH PEMBELIAN DARI LUAR PROVINSI

Produsen 100%

100%

Distributor

Pedagang Grosir

20,00%

80,00%

40,23%

59,77%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.33 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras di Provinsi Maluku

https:

//www.b

ps.go.id

Page 95: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

78 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

3.33 Provinsi Maluku Utara

Cakupan wilayah survei di Provinsi Maluku Utara yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Kepulauan Sula, Kabupaten Pulau Morotai, dan Kota Ternate.

3.33.1 Pola Distribusi

Berdasarkan hasil survei, pola distribusi perdagangan telur ayam ras di

Provinsi Maluku Utara cukup sederhana. Pedagang grosir yang mendapatkan

pasokan dari produsen mendistribusikan 50 persen dari pasokan ke pedagang

eceran dan 50 persen ke konsumen akhir rumah tangga. Nilai persentase

pendistribusian pasokan komoditas dari setiap pelaku usaha ke pelaku usaha

lainnya dan konsumen akhir disajikan pada Gambar 3.33 dengan pola utama

sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah tiga

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan dua pelaku kegiatan perdagangan,

yaitu pedagang grosir dan pedagang eceran.

Pedagang Eceran

Rumah TanggaProdusen

100%

Pedagang Grosir

50,00%

50,00%

100%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

Gambar 3.34 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras

di Provinsi Maluku Utara

Produsen Pedagang Grosir Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 96: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 79

3.33.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Maluku Utara adalah sebesar 25,22 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Maluku Utara adalah sebesar 25,22 persen.

3.34 Provinsi Papua Barat

Cakupan wilayah survei di Provinsi Papua Barat yang menjadi wilayah

sampel survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi

Kabupaten Fakfak, Kabupaten Manokwari, Kabupaten Sorong, dan Kota Sorong.

3.34.1 Pola Distribusi

Berdasarkan hasil survei, pola distribusi telur ayam ras di Papua Barat

cukup sederhana. Pola yang terbentuk hanya melibatkan pedagang eceran.

Produsen menyalurkan pasokannya ke pedagang eceran. Selanjutnya pedagang

eceran mendistribusikannya ke konsumen akhir rumah tangga.

Berdasarkan pola distribusi perdagangan telur ayam ras pada Gambar

3.34, pola utama distribusi perdagangan telur ayam ras Provinsi Papua Barat

adalah sebagai berikut.

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pelaku kegiatan perdagangan,

yaitu pedagang eceran.

3.34.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Papua Barat adalah sebesar 21,13 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Papua Barat adalah sebesar 21,13 persen.

Produsen Pedagang Eceran Konsumen Akhir https:

//www.b

ps.go.id

Page 97: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

80 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

Pedagang Eceran Rumah TanggaProdusen 100%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

100%

Gambar 3.35 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras

di Provinsi Papua Barat

3.35 Provinsi Papua

Cakupan wilayah survei di Provinsi Papua yang menjadi wilayah sampel

survei pola distribusi perdagangan komoditas telur ayam ras meliputi Kabupaten

Merauke, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika, dan Kota Jayapura.

3.35.1 Pola Distribusi

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Papua melibatkan tiga

pelaku kegiatan perdagangan yaitu pedagang eksportir, pedagang grosir, dan

pedagang eceran termasuk supermarket/swalayan. Pendistribusian terbesar dari

produsen adalah ke pedagang eceran. Sementara itu, terdapat eksportir yang

mengekspor sebagian besar telur ayam ras ke Papua New Guinea dan menjual

sebagian kecil ke pedagang eceran dan konsumen akhir rumah tangga.

Distribusi perdagangan telur ayam ras di Provinsi Papua dari setiap

pelaku usaha perdagangan beserta persentasenya dapat dilihat pada Gambar

3.35 dengan pola utama sebagai berikut:

Banyaknya rantai pada pola utama distribusi perdagangan telur ayam

ras yang terbentuk dari produsen sampai dengan konsumen akhir adalah dua

rantai. Pendistribusian utamanya melibatkan satu pelaku kegiatan perdagangan,

yaitu pedagang eceran.

Produsen Pedagang Eceran Konsumen Akhir

https:

//www.b

ps.go.id

Page 98: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 81

Pedagang Eceran

Rumah Tangga

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR NEGERI

WILAYAH PENJUALAN KE LUAR NEGERIProdusen

50,00%

90,00%

Eksportir

Pedagang Grosir

30,00%

Supermarket/Swalayan

10,00%

10,00%10,00%

10,00%

20,00%

PAPUA NEW GUINEA (1,61%)

70,00%

= Pedagang Besar = Pedagang Eceran = Konsumen Akhir

Keterangan:

= Luar provinsi/luar negeri

Gambar 3.36 Pola Distribusi Perdagangan Telur Ayam Ras

di Provinsi Papua

3.35.2 Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP)

Berdasarkan hasil survei, diperoleh informasi bahwa MPP total telur

ayam ras di Provinsi Papua adalah sebesar 9,10 persen. Angka ini

mengindikasikan bahwa kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir di Provinsi Papua adalah sebesar 9,10 persen.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 99: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

82 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

https:

//www.b

ps.go.id

Page 100: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 83

BAB IV

KESIMPULAN

Hasil Survei Pola Distribusi yang dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia,

kecuali Provinsi Kalimantan Utara, menunjukkan bahwa pendistribusian telur ayam

ras dari produsen sampai ke konsumen akhir melibatkan 1 sampai dengan 6 pelaku

kegiatan perdagangan. Dalam pendistribusiannya, Papua Barat merupakan provinsi

yang hanya melibatkan pedagang eceran. Sementara itu Sumatera Utara, Jawa

Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali melibatkan enam pelaku kegiatan

perdagangan.

Berdasarkan pola utama, 20 dari 33 provinsi mempunyai tiga rantai dalam

pendistribusian telur ayam ras dari produsen ke konsumen akhir, dengan

pendistribusian melibatkan satu pedagang besar dan satu pedagang eceran.

Sementara itu 11 provinsi mempunyai dua rantai, dengan pendistribusian

melibatkan satu pedagang besar atau satu pedagang eceran. Sisanya, 2 provinsi

mempunyai empat rantai, dengan pendistribusian telur ayam ras dari produsen ke

konsumen akhir melibatkan dua pedagang besar dan satu pedagang eceran. Jika

diagregasikan secara nasional, pola utama pendistribusian telur ayam ras adalah

melewati tiga rantai, dengan pendistribusian dari produsen ke konsumen akhir

melewati dua pelaku kegiatan perdagangan, yakni pedagang besar dan pedagang

eceran.

Secara nasional, MPP total telur ayam ras adalah sebesar 26,80 persen, naik

sebesar 8,31 persen dari dua tahun sebelumnya. Angka tersebut mengindikasikan

bahwa pada tahun 2017 kenaikan harga telur ayam ras dari produsen sampai

dengan konsumen akhir adalah sebesar 26,80 persen. Bali merupakan provinsi

dengan MPP total tertinggi yaitu 43,33 persen, sedangkan Kalimantan Selatan

merupakan provinsi dengan MPP total terendah yakni 8,83 persen.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 101: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

84 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

https:

//www.b

ps.go.id

Page 102: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 85

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pertanian RI. 2017. Outlook Telur. Jakarta: Pusdatin Sekjen

Kementerian Pertanian.

Sejati, Wahyuning. 2011. Analisis Kelembagaan Rantai Pasok Telur Ayam Ras

Peternakan Rakyat di Jawa Barat. Analisis Kebijakan Pertanian Volume 9

No. 2, Juni 2011 : 183-198.

Badan Pusat Statistik. 2017. Ringkasan Eksekutif Pengeluaran dan Konsumsi

Penduduk Indonesia, Berdasarkan Hasil Susenas September 2017.

Jakarta.

----------. 2017. Harga Konsumen Beberapa Barang Kelompok Makanan 82 Kota

di Indonesia. Jakarta.

----------. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta.

https:

//www.b

ps.go.id

Page 103: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

86 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

https:

//www.b

ps.go.id

Page 104: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 87

LAMPIRAN

https:

//www.b

ps.go.id

Page 105: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

88 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

https:

//www.b

ps.go.id

Page 106: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 89

Lampiran 1 : Daftar VPDP18

(disalin dari DSPU)

1. Provinsi : ………………………………………………………….….

2. Kabupaten/Kota1)

: ………………………………………………………….….

3. Kecamatan: ………………………………………………………….….

4. Kelurahan/Desa1)

: ………………………………………………………….….

5. Nomor Urut Perusahaan/Usaha: ………………………………………………………….….

6. Nama lengkap Perusahaan/Usaha : …………………………………………………………………………………

7. Alamat Perusahaan/Usaha : …………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Kode pos : ………………….……………..………………………………..

Nomor Telepon : (…...…) …..………….…… Ext: …...… Nomor Fax.

E-mail: …………………………………………………………. Website: ………………………………

1) coret yang tidak sesuai

Tujuan Survei : a. Mendapatkan pola distribusi perdagangan.

b. Menganalisis pola utama distribusi perdagangan.

c. Memperoleh total margin perdagangan dan pengangkutan dari produsen ke konsumen akhir.

Dasar Hukum : Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik.

Kerahasiaan : Data yang diberikan responden dijamin kerahasiaannya berdasarkan Undang-undang

No. 16 tahun 1997 tentang Statistik pasal 21.

Kewajiban : Responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan Pusat Statistik

berdasarkan Undang-undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik pasal 27.

PERDAGANGAN BEBERAPA KOMODITI

BLOK I: KETERANGAN USAHA

(1) (2)

Kode KBLI

RAHASIA

REPUBLIK INDONESIA

BADAN PUSAT STATISTIK

SURVEI POLA DISTRIBUSI PERDAGANGAN

VPDP-18

Informasi lebih lanjut hubungi:

Sub Direktorat Statistik Perdagangan Dalam Negeri

Jl. Dr Sutomo No. 6-8, Jakarta 10710

Telepon: (021) 3810291-4, 3841195, 3842508 pes: 6130, 6131, 6132 & 6133 Fax: (021) 386 3815. Email : [email protected]

atau BPS Provinsi/Kabupaten/Kota: ……………………………… Telepon: ……………………………

TAHUN 2018

https:

//www.b

ps.go.id

Page 107: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

90 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

( Jenis komoditas yang diteliti harus ditentukan oleh petugas BPS )

1. Kegiatan utama perusahaan/usaha tahun 2017: KBLI 2015

…………………………………………………………………………………………………………………….

…………………………………………………………………………………………………………………….

2. Rata-rata banyaknya tenaga kerja per bulan pada tahun 2017: ....................... orang

3. Badan Usaha: 1. PT 2. CV 3. Koperasi 4. Ijin Khusus 5. Tidak berbadan usaha

4. Komoditas yang diteliti: ST

1. Beras Medium 3. Bawang Merah 5. Daging Ayam Ras 7. Gula pasir

2. Cabai Merah 4. Daging Sapi 6. Telur ayam ras 8. Minyak goreng

5. a. Apakah memiliki ijin khusus dalam menjalankan usaha dari instansi terkait? 1. Ya 2. Tidak → ke R6

b. Jika "Ya" ( Rincian 5a kode 1), maka ijin usaha adalah sebagai:

1. Produsen 4. Agen 7. Swalayan/Supermarket

2. Distributor 5. Sub Agen 8. Eksportir

3. Sub distributor 6. Pedagang grosir 9. Importir

6. Apakah komoditas yang dijual adalah produksi sendiri (produsen)? 1. Ya 2. Tidak

7. Jika R4 berkode 2, 3 atau 6, apakah dalam melakukan pembelian komoditas

aktif mendatangi petani/peternak? 1. Ya 2. Tidak

8. Apakah memiliki/menguasai gudang yang terdaftar? 1. Ya 2. Tidak

9. Apakah menjalankan usaha berdasarkan sistem komisi? 1. Ya 2. Tidak

r

1. Wilayah pembelian barang dagangan selama tahun 2017:

No.

(1) (2) (3)

a. …………..……………..…………………………………………………………………………… % ……………………….. ……………………..……..

b. …………..……………..…………………………………………………………………………… % ……………………….. ……………………..……..

c. …………..……………..…………………………………………………………………………… % ………………………..

d. …………..……………..…………………………………………………………………………… % ……………………….. ……………………..……..

e. …………..……………..…………………………………………………………………………… % ……………………….. ……………………..……..

f. …………..……………..…………………………………………………………………………… % ………………………..

g. …………..……………..…………………………………………………………………………… % ……………………….. ……………………..……..

Jumlah 1 0 0 %

3) Kode Provinsi/Negara diisi oleh pemeriksa

2. Wilayah penjualan barang dagangan/hasil produksi selama tahun 2017:

No.

(1) (2) (3)

a.…………..……………..……………………………………………………………………………

%……………………….. ……………………..……..

b.…………..……………..……………………………………………………………………………

%……………………….. ……………………..……..

c.…………..……………..……………………………………………………………………………

%……………………….. ……………………..……..

d.…………..……………..……………………………………………………………………………

%……………………….. ……………………..……..

e.…………..……………..……………………………………………………………………………

%……………………….. ……………………..……..

f.…………..……………..……………………………………………………………………………

%……………………….. ……………………..……..

g. …………..……………..…………………………………………………………………………… % ……………………….. ……………………..……..

Jumlah 1 0 0 %

3) Kode Provinsi/Negara diisi oleh pemeriksa

(4) (5) (6)

(6)

Biaya Transportasi

(Rp)Provinsi/Negara PersentaseKode

3) Harga Jual per Kg

(Rp)

(4)

Harga Beli per Kg

(Rp)

(5)

BLOK II: KETERANGAN UMUM

diisi oleh pemeriksa

(1) (2)

Blok III s.d. Blok VI, berkaitan dengan komoditas pada Rincian 4.

BLOK III: WILAYAH DISTRIBUSI PERDAGANGAN

Provinsi/Negara PersentaseBiaya Transportasi

(Rp)Kode

3)

https:

//www.b

ps.go.id

Page 108: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras 91

1.

No. Asal pembelian barang dagangan Persentase

(1) (2)

1. Dalam provinsi

a. Importir ………………………………………………………………………………………………………… a. % …………………………………………

b. Produsen ………………………………………………………………………………………………………… b. % …………………………………………

c. Distributor ………………………………………………………………………………………………………… c. % …………………………………………

d. Sub distributor ………………………………………………………………………………………………………… d. % …………………………………………

e. Agen ………………………………………………………………………………………………………… e. % …………………………………………

f. Pedagang grosir ………………………………………………………………………………………………………… f. % …………………………………………

g. Pedagang pengepul ………………………………………………………………………………………………………… g. % …………………………………………

h. Pedagang eceran ………………………………………………………………………………………………………… h. % …………………………………………

i. Petani/Peternak………………………………………………………………………………………………………… i. % …………………………………………

2. Luar provinsi %

3. Luar negeri %

Jumlah 1 0 0 %

2) Persentase dari volume pembelian di kolom (3) yang berasal dari luar provinsi

2. Penjualan barang dagangan/hasil produksi selama tahun 2017:

No. Tujuan penjualan barang dagangan/hasil produksi Persentase

(1) (2) (3) (4)

1. Dalam provinsi

a. Eksportir ……………………………………………………………………………………………… a. % ……………………………………...……

b. Distributor ……………………………………………………………………………………………… b. % ……………………………………...……

c. Sub distributor ……………………………………………………………………………………………… c. % ……………………………………...……

d. Agen ……………………………………………………………………………………………… d. % ……………………………………...……

e. Pedagang grosir ……………………………………………………………………………………………… e. % ……………………………………...……

f. Pedagang pengepul ……………………………………………………………………………………………… f. % ……………………………………...……

g. Supermarket/swalayan ……………………………………………………………………………………………… g. % ……………………………………...……

h. Pedagang eceran ……………………………………………………………………………………………… h. % ……………………………………...……

i. Industri pengolahan ……………………………………………………………………………………………… i. % ……………………………………...……

j. Kegiatan usaha lainnya ……………………………………………………………………………………………… j. % ……………………………………...……

k. Pemerintah dan lembaga nirlaba ……………………………………………………………………………………………… k. % ……………………………………...……

l. Rumah tangga ……………………………………………………………………………………………… l. % ……………………………………...……

2. Luar provinsi %

3. Luar negeri %

Jumlah 1 0 0 %2) Persentase dari volume penjualan di kolom (3) yang dijual ke luar provinsi

RINCIAN INI DIISI OLEH PEMERIKSA

3.

(Rincian ini diisi oleh pengawas)

1. Produsen 4. Sub distributor 7. Pedagang eceran

2. Pedagang pengepul 5. Agen 8. Eksportir diisi oleh pemeriksa

3. Distributor 6. Pedagang grosir 9. Importir

Berdasarkan asal pembelian dan tujuan penjualan(Blok IV Rincian 1 dan 2) dan indikator pelaku usaha

(Blok II Rincian 6 s.d. Rincian 9), usaha/perusahaan ini dapat dikategorikan sebagai:

(3)

Harga Beli per Kg (Rp)

(4)

Harga Jual per Kg (Rp)

Pembelian barang dagangan selama tahun 2017:

Rincian ini diisi jika fungsi perusahaan bukan produsen atau Blok II Rincian 5 bukan berkode 1

BLOK IV: RANTAI DISTRIBUSI PERDAGANGAN

https:

//www.b

ps.go.id

Page 109: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

92 Pola Distribusi Perdagangan Komoditas Telur Ayam Ras

1. Pembelian dan penjualan barang dagangan/hasil produksi selama tahun 2017:

a. Stok Awal (sisa 2016) ………..………………………………….. kg / kw / ton

b. ………..………………………………….. kg / kw / ton

c. ………..………………………………….. kg / kw / ton

d. Hilang/rusak ………..………………………………….. kg / kw / ton

e. Penjualan ………..………………………………….. kg / kw / ton

f. Stok Akhir (sisa 2017) ………..………………………………….. kg / kw / ton

1) Coret yang tidak sesuai

2. Berapa persen nilai penjualan komoditas yang diteliti terhadap seluruh nilai penjualan selama tahun 2017?

3. Selama tahun 2017, produksi/penjualan komoditas terjadi pada bulan: (beri tanda √ )

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

4. a. Selama tahun 2017 rata-rata harga komoditas yang diproduksi/dijual dibanding tahun sebelumnya

Lebih murah 1 → ke R2b Lebih mahal 2 → ke R2c Sama saja 3 → ke Blok VI

b. Jika lebih murah, faktor utama penyebabnya:

Produksi banyak 1 Ada operasi pasar 3

Ada impor 2 Lainnya (tuliskan : ….………….) 4

c. Jika lebih mahal , faktor utama penyebabnya:

Produksi kurang 1 Faktor cuaca 3

Tidak ada impor/operasi pasar 2 Lainnya (tuliskan : ….………….) 4

1. Nama

2. Telepon

3. Tanggal

4. Tanda tangan

…………………………....……….. …………………………....……….. …………..………..……..……..

…………………………....……….. …………………………....……….. …………..………..……..……..

………..….…. s.d. ………….…… ………..….…. s.d. ………….…… ……..….…. s.d. ………….……

…………………………....……….. …………………………....……….. …………..………..……..……..

BLOK VI: CATATAN

BLOK VII: KETERANGAN PETUGAS DAN PEMBERI JAWABAN

URAIAN PENCACAH PEMERIKSA PEMBERI JAWABAN

(4)(1) (2) (3)

BLOK V: NERACA PERDAGANGAN(1) (2)

Uraian

(1) (2) (3)

Pembelian barang dagangan / Produksi 1)

Dikonsumsi sendiri termasuk yang diberikan ke pihak lain

Volume Satuan1)

https:

//www.b

ps.go.id

Page 110: DISTRIBUSI PERDAGANGAN KOMODITAS TELUR AYAM RAS · Panjangnya rantai distribusi diduga dapat mengakibatkan kenaikan harga. Publikasi ini menganalisis distribusi perdagangan komoditas

Badan Pusat Statistik Republik IndonesiaJl Dr. Sutomo No. 6 - 8 Jakarta 10710Kotak Pos 1003, Jakarta 10010Telp. 021-3841195, 3842508, 3810291 - 5/Fax: 021-3857048E-mail: [email protected]: http://www.bps.go.id

https:

//www.b

ps.go.id


Recommended