+ All Categories
Home > Documents > D'Journal Edisi Calang 2010 #2

D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Date post: 07-Mar-2016
Category:
Upload: lpm-journal
View: 217 times
Download: 1 times
Share this document with a friend
Description:
Buletin Edisi Khusus Calon Anggota LPM Journal 2010 #2
Popular Tags:
16
CCTV dikampus kita No Signal? Amikom tak Ber”daya” Budak Merahut Merdeka Bike to Campus Topik Utama hal. 3 D’Journal Lembaga Pers Mahasiswa Journal Mewartakan Realita CALANG edisi | II | 2010 | www.lpmjournal.com CALANG edisi | II | 2010 | www.lpmjournal.com
Transcript
Page 1: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

CCTV dikampus kita No Signal?

Amikom tak Ber”daya”

Budak Merahut Merdeka

Bike to CampusTopik Utama

hal. 3

D’JournalLembaga Pers Mahasiswa Journal

Mewartakan Realita

CA

LA

NG

ed

isi |

II |

2010 |

ww

w.lp

mjo

urn

al.co

mC

AL

AN

G e

dis

i |

II |

2010 |

ww

w.lp

mjo

urn

al.co

m

Page 2: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Salam Redaksi

Apa lagi yang menghalangi kita untuk tidak berpartisipasi dalam kampanye anti pemanasan global? Ada banyak pilihan untuk peduli. Salah satunya dengan menggunakan sepeda untuk mengurangi konsumsi bahan bakar. Kearifan hidup seperti ini, meskipun dalam skala kecil, setidaknya mampu mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya orang yang tergerak untuk turun ke jalan dengan bersepeda. Entah itu tuntutan gaya hidup, bentuk identitas komunitas maupun memang lahir dari kesadaran pribadi.

Dalam D'journal edisi Calang ini, kami menyuguhkan diantaranya komunitas sepeda di lingkungan Kampus Ungu. Kesadaran untuk bersama-sama memperbaiki alam mengumpulkan mereka dalam satu wadah. Melakukan hal tersebut bersama-sama secara intensif tentu akan membuat perubahan besar. Dan bagaimana pendapat Anda sebagai mahasiswa tentang buku-buku wajib yang dibagikan saat registrasi? Apakah Anda juga memiliki keluhan dengan listrik dan CCTV di Amikom? Selamat membaca dan temukan jawabannya.

Salam pers mahasiswa! Semoga semakin banyak generasi muda yang sadar bahwa bumi ini hanya meminta satu hal, tak perlu kembalikan keremajaannya, cukup jagalah agar ia bisa menikmati masa tuanya lebih lama.

3

Berbagai macam alat trasportasi telah memudahkan kegiatan manusia hingga saat ini, sejak ditemukannya alat transportasi sederhana hingga alat transportasi yang menggunakan mesin. Di Indonesia sendiri bukan hal yang bisa dikatakan mewah untuk menggunakan salah satu kendaraan bermotor, seperti halnya sepeda motor atau mobil, kerena kendaraan itu telah berkembang cukup besar di negeri kita ini.

Alat transportasi yang terbilang kuno tetapi kini bangkit kembali seolah berontak terhadap kemajuan teknologi trasnsportasi yang semakin pesat dan tidak diimbangi dengan pembangunan prasarana yang memadai. sepeda sepertinya menjadi primadona baru masyarakat masa kini dari anak muda hingga kalangan elit, tak hanya jagoan menghindari kemacetan secara tidak langsung penggunaan sepeda dapat menjadi salah satu cara mengkampanyekan tentang perubahan iklim akibat pemanasan global dan polusi udara. “Sepeda merupakan alat trasportasi yang telah menjadi alat trasportasi sekunder,” ujar Bayu Setiaji salah seorang dosen amikom yang kami temui di ruang tunggu dosen(23/1).

Bayu Setiaji adalah salah seorang dosen yang memiliki kegemaran berkeliling atau turing dengan menggunakan sepeda. Dengan pekerjaan sebagai seorang dosen tidak membuatnya risih untuk mengayuh sepeda dan berpanas – panasan ataupun kehujanan karena menurutnya bersepeda adalah salah satu kegiatan yang olahraga yang baik untuk kesehatan. Bersama dengan dosen lain, karyawan dan beberapa wahasisiwa yang tergabung dalam Amikom Cycling Community.

Melihat kondisi ini ternyata sepeda masih mendapatkan tempat dihati para mahasiswa, karyawan dan juga dosen di Amikom. Kondisi parkiran saat ini telah di perbaharui untuk tempat dan fasilitas parkiran khusus sepeda walaupun tidak adanya keamanan yang lebih dibandingkan pengamanan yang dilakukan oleh petugas parkir terhadap sepeda.

Bayu salah seorang petugas parkir menuturkan “baru 2 bulanan ini parkiran sepeda ditempatkan sendiri karena parkiran sepeda yang semula menggunakan parkiran khusus pegawai kurang memadai lagi untuk menampung sepeda bagi mahasiswa dan juga sekarang para pegawai dan karyawan telah banyak menggunakan motor pribadi,” rabu(25/1). “untuk pengguna sepeda tidak adanya perlakuan khusus untuk tanda kepemilikan atau semacamnya. Ya, dibiarkan saja. Kalau dulunya untuk pengguna kendaraan diberlakukannya penggunaan kartu parkir. Tetapi karena tidak efisien lagi sekarang diminta untuk memperlihatkan STNK dari kendaraan bermotor itu,” lanjut bayu, petugas parker yang telah bertugas di Amikom ini sejak tahun 2005 lalu.

Fery Eka Akhmad salah seorang mahasiswa D3, jurusan Teknik Informatika STIMIK Amikom yang beralamat di Maguwoharjo, merupakan salah seorang pengguna sepeda memilih menggunakan sepeda karena mulai bosan melihat kesemrawutan yang selalu terjadi di jalanan. Bukan hanya kekampus fery menggunakan sepeda tetapi untuk melakukan aktifitas lain seperti bermain dan berkeliling dia selalu menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.

Topik Utama

2

PELINDUNG Drs. M. Idris Purwanto, MM. PEMBINA Jaeni, S.Kom. PIMPINAN UMUM Ngaliman Ibnu Latief SEKRETARIS Afi Idatun K. BENDAHARA Meilinda PIMPINAN REDAKSI Arleta Fenty PIMPINAN PRODUKSI Sugiarti REDAKTUR PELAKSANA Sandi D. Andri, Hardian R REDAKTUR Zukiran Tihurua, Ilham Bagus P. Tirta Hardi Pranata. REPORTER Mizbah Zainul Mustofa, Senja Permata Dewanti, Deni Dwi

Kurniawan, Satrio Rizki D, Fery Eka A FOTOGRAFER Diska Noor Anshari LAYOUTER

Tirta Hardi Pranata ALAMAT REDAKSI Ruang sekretariat bersama III,STMIK Amikom Yogyakarta, Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Sleman,

Yogyakarta EMAIL [email protected] WEB http://www.lpmjournal.com Cp : 085747946912

Amikom Cycling Community STIMIK Amikom Yogyakarta

STOP POLUSI

Mari Hidup lebih sehat dengan cara hemat

oleh: LPM Journal STIMIK Amikom Yogyakarta

Page 3: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Salam Redaksi

Apa lagi yang menghalangi kita untuk tidak berpartisipasi dalam kampanye anti pemanasan global? Ada banyak pilihan untuk peduli. Salah satunya dengan menggunakan sepeda untuk mengurangi konsumsi bahan bakar. Kearifan hidup seperti ini, meskipun dalam skala kecil, setidaknya mampu mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya orang yang tergerak untuk turun ke jalan dengan bersepeda. Entah itu tuntutan gaya hidup, bentuk identitas komunitas maupun memang lahir dari kesadaran pribadi.

Dalam D'journal edisi Calang ini, kami menyuguhkan diantaranya komunitas sepeda di lingkungan Kampus Ungu. Kesadaran untuk bersama-sama memperbaiki alam mengumpulkan mereka dalam satu wadah. Melakukan hal tersebut bersama-sama secara intensif tentu akan membuat perubahan besar. Dan bagaimana pendapat Anda sebagai mahasiswa tentang buku-buku wajib yang dibagikan saat registrasi? Apakah Anda juga memiliki keluhan dengan listrik dan CCTV di Amikom? Selamat membaca dan temukan jawabannya.

Salam pers mahasiswa! Semoga semakin banyak generasi muda yang sadar bahwa bumi ini hanya meminta satu hal, tak perlu kembalikan keremajaannya, cukup jagalah agar ia bisa menikmati masa tuanya lebih lama.

3

Berbagai macam alat trasportasi telah memudahkan kegiatan manusia hingga saat ini, sejak ditemukannya alat transportasi sederhana hingga alat transportasi yang menggunakan mesin. Di Indonesia sendiri bukan hal yang bisa dikatakan mewah untuk menggunakan salah satu kendaraan bermotor, seperti halnya sepeda motor atau mobil, kerena kendaraan itu telah berkembang cukup besar di negeri kita ini.

Alat transportasi yang terbilang kuno tetapi kini bangkit kembali seolah berontak terhadap kemajuan teknologi trasnsportasi yang semakin pesat dan tidak diimbangi dengan pembangunan prasarana yang memadai. sepeda sepertinya menjadi primadona baru masyarakat masa kini dari anak muda hingga kalangan elit, tak hanya jagoan menghindari kemacetan secara tidak langsung penggunaan sepeda dapat menjadi salah satu cara mengkampanyekan tentang perubahan iklim akibat pemanasan global dan polusi udara. “Sepeda merupakan alat trasportasi yang telah menjadi alat trasportasi sekunder,” ujar Bayu Setiaji salah seorang dosen amikom yang kami temui di ruang tunggu dosen(23/1).

Bayu Setiaji adalah salah seorang dosen yang memiliki kegemaran berkeliling atau turing dengan menggunakan sepeda. Dengan pekerjaan sebagai seorang dosen tidak membuatnya risih untuk mengayuh sepeda dan berpanas – panasan ataupun kehujanan karena menurutnya bersepeda adalah salah satu kegiatan yang olahraga yang baik untuk kesehatan. Bersama dengan dosen lain, karyawan dan beberapa wahasisiwa yang tergabung dalam Amikom Cycling Community.

Melihat kondisi ini ternyata sepeda masih mendapatkan tempat dihati para mahasiswa, karyawan dan juga dosen di Amikom. Kondisi parkiran saat ini telah di perbaharui untuk tempat dan fasilitas parkiran khusus sepeda walaupun tidak adanya keamanan yang lebih dibandingkan pengamanan yang dilakukan oleh petugas parkir terhadap sepeda.

Bayu salah seorang petugas parkir menuturkan “baru 2 bulanan ini parkiran sepeda ditempatkan sendiri karena parkiran sepeda yang semula menggunakan parkiran khusus pegawai kurang memadai lagi untuk menampung sepeda bagi mahasiswa dan juga sekarang para pegawai dan karyawan telah banyak menggunakan motor pribadi,” rabu(25/1). “untuk pengguna sepeda tidak adanya perlakuan khusus untuk tanda kepemilikan atau semacamnya. Ya, dibiarkan saja. Kalau dulunya untuk pengguna kendaraan diberlakukannya penggunaan kartu parkir. Tetapi karena tidak efisien lagi sekarang diminta untuk memperlihatkan STNK dari kendaraan bermotor itu,” lanjut bayu, petugas parker yang telah bertugas di Amikom ini sejak tahun 2005 lalu.

Fery Eka Akhmad salah seorang mahasiswa D3, jurusan Teknik Informatika STIMIK Amikom yang beralamat di Maguwoharjo, merupakan salah seorang pengguna sepeda memilih menggunakan sepeda karena mulai bosan melihat kesemrawutan yang selalu terjadi di jalanan. Bukan hanya kekampus fery menggunakan sepeda tetapi untuk melakukan aktifitas lain seperti bermain dan berkeliling dia selalu menggunakan sepeda sebagai alat transportasi.

Topik Utama

2

PELINDUNG Drs. M. Idris Purwanto, MM. PEMBINA Jaeni, S.Kom. PIMPINAN UMUM Ngaliman Ibnu Latief SEKRETARIS Afi Idatun K. BENDAHARA Meilinda PIMPINAN REDAKSI Arleta Fenty PIMPINAN PRODUKSI Sugiarti REDAKTUR PELAKSANA Sandi D. Andri, Hardian R REDAKTUR Zukiran Tihurua, Ilham Bagus P. Tirta Hardi Pranata. REPORTER Mizbah Zainul Mustofa, Senja Permata Dewanti, Deni Dwi

Kurniawan, Satrio Rizki D, Fery Eka A FOTOGRAFER Diska Noor Anshari LAYOUTER

Tirta Hardi Pranata ALAMAT REDAKSI Ruang sekretariat bersama III,STMIK Amikom Yogyakarta, Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Sleman,

Yogyakarta EMAIL [email protected] WEB http://www.lpmjournal.com Cp : 085747946912

Amikom Cycling Community STIMIK Amikom Yogyakarta

STOP POLUSI

Mari Hidup lebih sehat dengan cara hemat

oleh: LPM Journal STIMIK Amikom Yogyakarta

Page 4: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Karya Ngelantur

5

Topik Utama

“sepeda itu alat trasportasi yang praktis, tidak perlu uang bensin, tidak perlu macet. dan punya tempat terdepan bila di lampu merah hehe. pemiilik sepeda sekarang makin banyak tetapi pengunanya belum tentu banyak. karena sekarang banyak jenis sepeda yang lagi ngetren, tapi kebayakan mereka membeli sepeda hanya untuk gaya gaya'an ajang pamer dan lain lain,” ujar fery(26/1) . Saat ini telah banyak diberitakan tentang kekhawatiran masyarakat akan kondisi bumi kita yang semakin lama semakin panas akibat peningkatan carbon dioksida yang setiap harinya bertambah banyak dan juga penggunaan zat-zat lain yang dapat menyebabkan terjadinya pengikisan ozon bumi. Dengan menilik kondisi saat ini yang sangat memprihatinkan kita seharusnya bersikap bijak dalam melakukan sesuatu. Salah satunya dengan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil yang telah banyak dibuktikan bahwa emisi gas yang dihasilkan dari pembuangan pembakarannya adalah salah satu yang mengakibatkan meningkatnya suhu dunia saat ini. Dan semakin tipisnya persediaan akan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui lagi.

Fery juga berpendapat bahwa sepeda itu lebih ringkas dengan bisa lewat mana saja, dan yang penting ngurangin ngantuk kalau kuliahnya pada pagi hari. Dengan kekurangannya dibandinkan dengan kendaraan lainya adalah lebih lelah dan kalau cuaca panas sangat terasa sekali bagi pengendara sepeda dijalanan. Penempatan parkiran sepeda dan sepeda motor yang berbarengan itu tidak efisien. Keamanan adalah harapan pertama bagi seorang pengguna salah satu alat transportasi. Bagi para pengendara sepeda fery mempunyai saran yaitu agar membawa bekal minum yang cukup, dan tidak lupa menggunakan pakaian yang tertutup agar dapat mengurangi sengatan matahari. “parkiran sepeda dibuat lebih aman, mungkin ada penjaga kusus atau diberi semacam kartu pemilik. soalnya harga sepeda dan kebanyakan onderdil sepeda sekarang lumayan mahal, atau malah mahal tergantung jenis nya. jika parkiran sepeda dibuat bagus dan seaman mungkin, pasti bayak mahasiswa amikom yang tidak segan membawa sepedanya kekampus,” saran fery.

“harapan saya, agar orang - orang mulai sadar untuk bersepeda, dan sepeda juga mempunyai tempat yang layak. caranya ya kita harus bersepeda terlebih dahulu. dan meyakinkan bahwa bersepeda itu keren mobil&motor itu cemen. kalo tempat kita jauh dan bersepeda sedangkan teman kita yang dekat bermotor apalagi bermobil tunjukan saja kalo kita berani bersepeda masak mereka tidak?” tambahnya.

Seorang mahasiswa jurusan TI angkatan 2010 yang memiliki tempat tiggal yang tidak terlalu jauh dari kampus, tepatnya di seturan. Wahyudi Rizky adalah seorang mahasiswa yang sehari –harinya menggunakan sepeda motor kekampus. “kalo pakai motor itu untuk cepat sampai kekampus apalagi kalau waktunya mepet, kan itu bisa mempercepat waktu apalagi kalo buru – buru”. Dan Kata Rizky dia juga ingin kekampus menggunakan sepeda kalau telah mempunyai sepeda tetapi dia tidak akan menggunakanya setiap hari. Dan penggunaan sepeda itu salah satu tindakan kita untuk mengatasi global warming. “ sepertinya sejak awal tidak disediakannya parkiran khusus sepeda. Sejak awal memang tidak terpikirkan untuk penempatan parkiran sepeda sendiri. Mungkin sejak terlihatnya banyak yang menggunakan sepeda sehingga sekarang akhirnya dibuatkan parkiran khusus sepeda,” ungkap Rizky. (1/2) [ZUL]

44

“MENCOBA HAL BARU”

'' TIDAK ADA YANG LEBIH BODOH DARI PADA MELAKUKAN SESUATU HAL SECARA BERULANG - ULANG DAN MENGHARAPKAN HASIL YANG BERBEDA'' Albert Einstein

Page 5: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Karya Ngelantur

5

Topik Utama

“sepeda itu alat trasportasi yang praktis, tidak perlu uang bensin, tidak perlu macet. dan punya tempat terdepan bila di lampu merah hehe. pemiilik sepeda sekarang makin banyak tetapi pengunanya belum tentu banyak. karena sekarang banyak jenis sepeda yang lagi ngetren, tapi kebayakan mereka membeli sepeda hanya untuk gaya gaya'an ajang pamer dan lain lain,” ujar fery(26/1) . Saat ini telah banyak diberitakan tentang kekhawatiran masyarakat akan kondisi bumi kita yang semakin lama semakin panas akibat peningkatan carbon dioksida yang setiap harinya bertambah banyak dan juga penggunaan zat-zat lain yang dapat menyebabkan terjadinya pengikisan ozon bumi. Dengan menilik kondisi saat ini yang sangat memprihatinkan kita seharusnya bersikap bijak dalam melakukan sesuatu. Salah satunya dengan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil yang telah banyak dibuktikan bahwa emisi gas yang dihasilkan dari pembuangan pembakarannya adalah salah satu yang mengakibatkan meningkatnya suhu dunia saat ini. Dan semakin tipisnya persediaan akan bahan bakar fosil yang tidak dapat diperbaharui lagi.

Fery juga berpendapat bahwa sepeda itu lebih ringkas dengan bisa lewat mana saja, dan yang penting ngurangin ngantuk kalau kuliahnya pada pagi hari. Dengan kekurangannya dibandinkan dengan kendaraan lainya adalah lebih lelah dan kalau cuaca panas sangat terasa sekali bagi pengendara sepeda dijalanan. Penempatan parkiran sepeda dan sepeda motor yang berbarengan itu tidak efisien. Keamanan adalah harapan pertama bagi seorang pengguna salah satu alat transportasi. Bagi para pengendara sepeda fery mempunyai saran yaitu agar membawa bekal minum yang cukup, dan tidak lupa menggunakan pakaian yang tertutup agar dapat mengurangi sengatan matahari. “parkiran sepeda dibuat lebih aman, mungkin ada penjaga kusus atau diberi semacam kartu pemilik. soalnya harga sepeda dan kebanyakan onderdil sepeda sekarang lumayan mahal, atau malah mahal tergantung jenis nya. jika parkiran sepeda dibuat bagus dan seaman mungkin, pasti bayak mahasiswa amikom yang tidak segan membawa sepedanya kekampus,” saran fery.

“harapan saya, agar orang - orang mulai sadar untuk bersepeda, dan sepeda juga mempunyai tempat yang layak. caranya ya kita harus bersepeda terlebih dahulu. dan meyakinkan bahwa bersepeda itu keren mobil&motor itu cemen. kalo tempat kita jauh dan bersepeda sedangkan teman kita yang dekat bermotor apalagi bermobil tunjukan saja kalo kita berani bersepeda masak mereka tidak?” tambahnya.

Seorang mahasiswa jurusan TI angkatan 2010 yang memiliki tempat tiggal yang tidak terlalu jauh dari kampus, tepatnya di seturan. Wahyudi Rizky adalah seorang mahasiswa yang sehari –harinya menggunakan sepeda motor kekampus. “kalo pakai motor itu untuk cepat sampai kekampus apalagi kalau waktunya mepet, kan itu bisa mempercepat waktu apalagi kalo buru – buru”. Dan Kata Rizky dia juga ingin kekampus menggunakan sepeda kalau telah mempunyai sepeda tetapi dia tidak akan menggunakanya setiap hari. Dan penggunaan sepeda itu salah satu tindakan kita untuk mengatasi global warming. “ sepertinya sejak awal tidak disediakannya parkiran khusus sepeda. Sejak awal memang tidak terpikirkan untuk penempatan parkiran sepeda sendiri. Mungkin sejak terlihatnya banyak yang menggunakan sepeda sehingga sekarang akhirnya dibuatkan parkiran khusus sepeda,” ungkap Rizky. (1/2) [ZUL]

44

“MENCOBA HAL BARU”

'' TIDAK ADA YANG LEBIH BODOH DARI PADA MELAKUKAN SESUATU HAL SECARA BERULANG - ULANG DAN MENGHARAPKAN HASIL YANG BERBEDA'' Albert Einstein

Page 6: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

6

Liputan

7

“Superioritas Amikom mulai terusik. Bukan oleh universitas-universitas ataupun sekolah tinggi berbasis komputer yang mulai mengejar. Belum. Seringnya listrik padam menjadi jawaban utama keresahan di kampus ungu.”

Sebagai salah satu sekolah tinggi berbasis komputer, Amikom diharuskan memperalat diri dengan berbagai senjata elektronik. Terhitung dalam satu kelas terdapat kelengkapan semacam komputer, proyektor hingga beberapa pasang AC. Kegiatan belajar mengajar pun tidak pernah lepas dari keagungan benda benda tersebut. Sehingga sangat mengherankan ketika suatu hari melihat Amikom dalam keadaan mati.(3/2)

Ya, Amikom seperti Cleopatra yang kehilangan rambut ketika tiba tiba listrik memilih untuk padam. Segala digdaya elektronik menjadi debu di hadapannya. Kelas yang sempat gegap gempita oleh dering mikrofon dan pancaran proyektor berganti dengan jerit kaget mahasiswa. “Teriak senang terus pulang”, ingat Raya ketika menjumpai listrik padam beberapa waktu lalu. Mahasiswi S1 TI 1M ini mengeluhkan kondisi kelas yang menjadi gelap, ditambah temperatur udara yang sangat panas akibat padamnya AC. Besarnya ketergantungan terhadap alat alat elektronik menjadikan kegiatan belajar mengajar tersendat. Terlebih di laboratorium sebagai ruang praktek, hampir dapat dipastikan kegiatan berhenti.

Bagian Kerumah tanggaan Amikom menyebut faktor PLN menjadi penyebab utama seringnya terjadi pemadaman di kampus ungu. Tidak adanya surat pemberitahuan pemadaman mengakibatkan Amikom kelabakan dalam mempersiapkan daya cadangan. Daya cadangan yang dimaksud adalah daya dari genset, masing masing satu unit untuk gedung satu sampai gedung tiga. Sedang untuk gedung empat dan gedung lima belum terpasang. Daya genset 250 kpa dinilai belum cukup untuk menghidupi seluruh ruang dalam gedung, sehingga penggunaannya juga harus disesuaikan kebutuhan. Perlu diketahui bahwa untuk menghidupkan daya genset selama satu jam dibutuhkan 20 liter solar.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, laboratorium harus dijadikan prioritas utama penggunaan genset. Hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan yang lebih besar pada alat alat elektronik sebagai sarana penunjang. “Baru baru ini 10 unit telepon harus diganti dikarenakan intensitas pemadaman yang terlalu sering”, kata salah seorang karyawan. Lebih lanjut disebutkan bahwa tahun depan Amikom berencana menghiasi gedung empat dan lima dengan daya cadangan. Namun semua tergantung anggaran yang ada tentunya.

“Seharusnya Amikom menjalin kerjasama dengan PLN. Apabila nantinya akan ada pemadaman listrik, pihak kampus diberi surat pemberitahuan agar bisa menanggulangi pemadaman listrik dan dosen juga bisa memperkirakan ruang yang dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran kepada mahasiswanya, karena setahu saya ada ruangan atau kelas yg kadang ketika mati listrik tidak bisa digunakan lagi”, kata Warsito. Mahasiswa semester tiga ini juga berharap Amikom menambah genset lagi supaya mahasiswa tidak merasa terganggu atas adanya insiden mati listrik tersebut.

“Amikom gitu, masa lampunya mati

terus”, kelakar Listy, mahasiswi semester satu di

kampus ungu.|Ilham bagus Prastiko

Polemik buku-buku paket dari lembaga apakah sebagai tanggung jawab moral kepada orang tua kita untuk rupiah yang sudah mereka keluarkan, atau mungkin ketika kalian menasbihkan diri sebagai mahasiswa super yang membacanya dengan kesadaran diri berharap dengan membaca buku-buku tersebut dapat membuka jalan pengetahuan untuk masa depan yang cerah dan gemilang, atau membuatnya membisu di pojokan kamar kost, bahkan untuk mereka yang nekat bisa saja menukarkan buku-buku tersebut menjadi rupiah pengisi kantong kosong.

Mengenai efektifitas buku-buku tersebut, sangat jarang dosen yang menggunakan buku paket dari lembaga sebagai referensi. Oleh sebab itu mahasiswa kebanyakan lebih meninggikan derajat buku-buku di luar ataupun print out dari slideshow materi perkuliahan hingga tutorial dari google yang lebih menjanjikan. Masalahnya adalah kenapa mahasiswa tidak tertarik untuk membacanya? Tentunya hal ini bukan kabar kemarin sore bagi pihak lembaga. Namun, meski efektifitasnya dipertanyakan, pembagian buku tersebut tetap menjadi rutinitas tahunan. Efeknya tetap sama, sebagian besar hanya tersudut di pojokan atau berdebu di lemari baru. Jadi mengapa anggaran untuk buku tidak dialihkan untuk maksimalisasi fasilitas perpustakaan, atau digunakan untuk membuat fasilitas seperti warnet murah untuk mahasiswa dengan koneksi internet 'pendekar' untuk membantu mahasiswa ketika ingin searching tutorial/materi. Karena koneksi computer 'dingdong' terus terang kurang mumpuni.

Tidak tahu pasti apa sebenarnya alasan lembaga tetap membagikan buku paket pada mahasiswa baru, namun berbekal imaji skeptis terkadang saya mencari tahu tentang alasan kenapa buku paket tetap dibagikan tiap tahunnya. Syarat sebuah buku dinyatakan sebagai best seller adalah ketika terjual (……………..) eksemplar, dan Bayangkan 2000-an mahasiswa masuk tiap tahunnya. Anggap dalam lima tahun semua buku sukses dibagikan kepada semua mahasiswa baru, berarti kurang lebih 10.000-an buku sudah terjual. jadi, silahkah pikir sendiri maksudnya? |Satrio

Tak banyak yang berani berteriak, ketika sebuah sistem menjadi penghadang aspirasi. Segelentir orang yang mencoba menerobos lewat berbagai cara media ataupun sekedar wacana dongeng sebelum tidur. Potret-potret uforia pristiwa yang seolah membawa kita pada suatu skema parade kisah nyata bangsa Indonesia dan Masyarakatnya. Yang pantas di sebut Habis gelap terangpun gak datang, ketika sebuah masalah naik kepermukaan, seketika masyarakat berkumandang bak mendapat hiburan yang disuguhkan oleh para aktor papan atas republik yang katanya menjunjung tinggi demokrasi atau negosiasi.

Mahasiswa yang tak lain dan tak bukan

adalah bagian dari masyarakat pun, ikut hanyut

dan terbawa arus oleh sesuatu yang sedang

terapung di permukaan publik dan secara tidak

sadar kehilangan pegangan tentang tujuan

utamanya. Sepertinya bangsa ini mulai lelahdan

sesak atas aneka rasa dan warna kebohongan

yang dimainkan, hingga para penontonpun mulai

geram dan menghancurkan panggung sandiwara

yang tak lain adalah negaranya, andai saja

generasi muda para rekan-rekan mahasiswa

mau sejenak berpikir positif dan lebih

berwibawa dengan dasi yang melingkar di leher,

orasi dengan karya nyata dan bukti yang otentik

untuk membawa perubahan, bukan saling

lempar-melempar batu, merusak fasilitas yang

seharusnya dijaga demi kepentingan bersama

mungkin Indonesia bias lebih bangga.

Hilangkan pikiran bahwa korupsi kolusi

dan nepotisme itu adalah Budaya, tapi tanamkan

dalam jiwa anda bawa itu adalah musuh bangsa

yang harus dimusnahkan dileyapkan dan

diamankan agar tidak berkembang biak

menjalar menular dan mematikan kehidupan

yang demokratis bangsa ini. Hentikan anarki,

caci maki dan iri hati, mari bersatu bergandeng

tangan kita kuatkan iman, percaya bahwa

mahasiswa adalah penerus masa depan bangsa,

nasib bangsa ini ada di gengaman generasi

mudanya. |Frans

Kalau Bukan Kita Siapa lagi?Terpojok di Sudut K a m a r K o s t

Wacana

Amikom Tak Ber”daya”

Mesin Diesel STIMIK Amikom Yogyakarta

dok.journal/frans

Page 7: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

6

Liputan

7

“Superioritas Amikom mulai terusik. Bukan oleh universitas-universitas ataupun sekolah tinggi berbasis komputer yang mulai mengejar. Belum. Seringnya listrik padam menjadi jawaban utama keresahan di kampus ungu.”

Sebagai salah satu sekolah tinggi berbasis komputer, Amikom diharuskan memperalat diri dengan berbagai senjata elektronik. Terhitung dalam satu kelas terdapat kelengkapan semacam komputer, proyektor hingga beberapa pasang AC. Kegiatan belajar mengajar pun tidak pernah lepas dari keagungan benda benda tersebut. Sehingga sangat mengherankan ketika suatu hari melihat Amikom dalam keadaan mati.(3/2)

Ya, Amikom seperti Cleopatra yang kehilangan rambut ketika tiba tiba listrik memilih untuk padam. Segala digdaya elektronik menjadi debu di hadapannya. Kelas yang sempat gegap gempita oleh dering mikrofon dan pancaran proyektor berganti dengan jerit kaget mahasiswa. “Teriak senang terus pulang”, ingat Raya ketika menjumpai listrik padam beberapa waktu lalu. Mahasiswi S1 TI 1M ini mengeluhkan kondisi kelas yang menjadi gelap, ditambah temperatur udara yang sangat panas akibat padamnya AC. Besarnya ketergantungan terhadap alat alat elektronik menjadikan kegiatan belajar mengajar tersendat. Terlebih di laboratorium sebagai ruang praktek, hampir dapat dipastikan kegiatan berhenti.

Bagian Kerumah tanggaan Amikom menyebut faktor PLN menjadi penyebab utama seringnya terjadi pemadaman di kampus ungu. Tidak adanya surat pemberitahuan pemadaman mengakibatkan Amikom kelabakan dalam mempersiapkan daya cadangan. Daya cadangan yang dimaksud adalah daya dari genset, masing masing satu unit untuk gedung satu sampai gedung tiga. Sedang untuk gedung empat dan gedung lima belum terpasang. Daya genset 250 kpa dinilai belum cukup untuk menghidupi seluruh ruang dalam gedung, sehingga penggunaannya juga harus disesuaikan kebutuhan. Perlu diketahui bahwa untuk menghidupkan daya genset selama satu jam dibutuhkan 20 liter solar.

Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, laboratorium harus dijadikan prioritas utama penggunaan genset. Hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan yang lebih besar pada alat alat elektronik sebagai sarana penunjang. “Baru baru ini 10 unit telepon harus diganti dikarenakan intensitas pemadaman yang terlalu sering”, kata salah seorang karyawan. Lebih lanjut disebutkan bahwa tahun depan Amikom berencana menghiasi gedung empat dan lima dengan daya cadangan. Namun semua tergantung anggaran yang ada tentunya.

“Seharusnya Amikom menjalin kerjasama dengan PLN. Apabila nantinya akan ada pemadaman listrik, pihak kampus diberi surat pemberitahuan agar bisa menanggulangi pemadaman listrik dan dosen juga bisa memperkirakan ruang yang dapat digunakan untuk melakukan pembelajaran kepada mahasiswanya, karena setahu saya ada ruangan atau kelas yg kadang ketika mati listrik tidak bisa digunakan lagi”, kata Warsito. Mahasiswa semester tiga ini juga berharap Amikom menambah genset lagi supaya mahasiswa tidak merasa terganggu atas adanya insiden mati listrik tersebut.

“Amikom gitu, masa lampunya mati

terus”, kelakar Listy, mahasiswi semester satu di

kampus ungu.|Ilham bagus Prastiko

Polemik buku-buku paket dari lembaga apakah sebagai tanggung jawab moral kepada orang tua kita untuk rupiah yang sudah mereka keluarkan, atau mungkin ketika kalian menasbihkan diri sebagai mahasiswa super yang membacanya dengan kesadaran diri berharap dengan membaca buku-buku tersebut dapat membuka jalan pengetahuan untuk masa depan yang cerah dan gemilang, atau membuatnya membisu di pojokan kamar kost, bahkan untuk mereka yang nekat bisa saja menukarkan buku-buku tersebut menjadi rupiah pengisi kantong kosong.

Mengenai efektifitas buku-buku tersebut, sangat jarang dosen yang menggunakan buku paket dari lembaga sebagai referensi. Oleh sebab itu mahasiswa kebanyakan lebih meninggikan derajat buku-buku di luar ataupun print out dari slideshow materi perkuliahan hingga tutorial dari google yang lebih menjanjikan. Masalahnya adalah kenapa mahasiswa tidak tertarik untuk membacanya? Tentunya hal ini bukan kabar kemarin sore bagi pihak lembaga. Namun, meski efektifitasnya dipertanyakan, pembagian buku tersebut tetap menjadi rutinitas tahunan. Efeknya tetap sama, sebagian besar hanya tersudut di pojokan atau berdebu di lemari baru. Jadi mengapa anggaran untuk buku tidak dialihkan untuk maksimalisasi fasilitas perpustakaan, atau digunakan untuk membuat fasilitas seperti warnet murah untuk mahasiswa dengan koneksi internet 'pendekar' untuk membantu mahasiswa ketika ingin searching tutorial/materi. Karena koneksi computer 'dingdong' terus terang kurang mumpuni.

Tidak tahu pasti apa sebenarnya alasan lembaga tetap membagikan buku paket pada mahasiswa baru, namun berbekal imaji skeptis terkadang saya mencari tahu tentang alasan kenapa buku paket tetap dibagikan tiap tahunnya. Syarat sebuah buku dinyatakan sebagai best seller adalah ketika terjual (……………..) eksemplar, dan Bayangkan 2000-an mahasiswa masuk tiap tahunnya. Anggap dalam lima tahun semua buku sukses dibagikan kepada semua mahasiswa baru, berarti kurang lebih 10.000-an buku sudah terjual. jadi, silahkah pikir sendiri maksudnya? |Satrio

Tak banyak yang berani berteriak, ketika sebuah sistem menjadi penghadang aspirasi. Segelentir orang yang mencoba menerobos lewat berbagai cara media ataupun sekedar wacana dongeng sebelum tidur. Potret-potret uforia pristiwa yang seolah membawa kita pada suatu skema parade kisah nyata bangsa Indonesia dan Masyarakatnya. Yang pantas di sebut Habis gelap terangpun gak datang, ketika sebuah masalah naik kepermukaan, seketika masyarakat berkumandang bak mendapat hiburan yang disuguhkan oleh para aktor papan atas republik yang katanya menjunjung tinggi demokrasi atau negosiasi.

Mahasiswa yang tak lain dan tak bukan

adalah bagian dari masyarakat pun, ikut hanyut

dan terbawa arus oleh sesuatu yang sedang

terapung di permukaan publik dan secara tidak

sadar kehilangan pegangan tentang tujuan

utamanya. Sepertinya bangsa ini mulai lelahdan

sesak atas aneka rasa dan warna kebohongan

yang dimainkan, hingga para penontonpun mulai

geram dan menghancurkan panggung sandiwara

yang tak lain adalah negaranya, andai saja

generasi muda para rekan-rekan mahasiswa

mau sejenak berpikir positif dan lebih

berwibawa dengan dasi yang melingkar di leher,

orasi dengan karya nyata dan bukti yang otentik

untuk membawa perubahan, bukan saling

lempar-melempar batu, merusak fasilitas yang

seharusnya dijaga demi kepentingan bersama

mungkin Indonesia bias lebih bangga.

Hilangkan pikiran bahwa korupsi kolusi

dan nepotisme itu adalah Budaya, tapi tanamkan

dalam jiwa anda bawa itu adalah musuh bangsa

yang harus dimusnahkan dileyapkan dan

diamankan agar tidak berkembang biak

menjalar menular dan mematikan kehidupan

yang demokratis bangsa ini. Hentikan anarki,

caci maki dan iri hati, mari bersatu bergandeng

tangan kita kuatkan iman, percaya bahwa

mahasiswa adalah penerus masa depan bangsa,

nasib bangsa ini ada di gengaman generasi

mudanya. |Frans

Kalau Bukan Kita Siapa lagi?Terpojok di Sudut K a m a r K o s t

Wacana

Amikom Tak Ber”daya”

Mesin Diesel STIMIK Amikom Yogyakarta

dok.journal/frans

Page 8: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Foto JournalFoto Journal

98

dok.journal/Adam dok.journal/Diska Dewangga

dok.journal/Diska Dewangga

dok.journal/Adam

Teater ManggarSTIMIK Amikom Y o g y a k a r t a

Page 9: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Foto JournalFoto Journal

98

dok.journal/Adam dok.journal/Diska Dewangga

dok.journal/Diska Dewangga

dok.journal/Adam

Teater ManggarSTIMIK Amikom Y o g y a k a r t a

Page 10: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

WawancaraLiputan

10 11

CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yangtelah terjadi.

Keberadaaan CCTV di lingkungan kampus STIMIK Amikom Yogyakarta menjadi salah satu perhatian lain mahasiswa, terutama mahasiswa baru dan masih awam mengenai sistem kinerja CCTV yang di pasang di kelas atau pun di bagian luar gedung STIMIK Amikom Yogyakarta. “Untuk apa sih sebenarnya CCTV yang dipasang di setiap kelas.? Dipantau gak, apa hanya sebagai hiasan saja, agar terlihat “WAH”. Ungkap Abd. Khair mahasiswa angkatan 2010 semester pertama. Hal senada juga disampaikan Duwi “selama ini saya juga merasa bingung sebenarnya untuk apa setiap kelas dipasangi CCTV, apakah pada saat ujian juga diawasi lewat CCTV, trus dimana sih ruang pemantaunya”.

Hal itu dijawab oleh Rahmah Agung, kabag yang bertanggung jawab untuk pengelolaan CCTV. Menurutnya CCTV yang terpasang di setiap kelas untuk sementara di orientasikan pada pengawasan alat-alat presensi dan komputer yang ada di setiap kelas, tetapi belum sampai kepada tahap pengawasan terhadap ujian. Hal itu karena control room yang kurang memadai, saat ini pengawasan di lakukan dari sebuah kontrol room dengan 4 monitor ukuran 32” inci dengan asumsi 1 monitor dapat menampilakan rekaman 16 CCTV yang terpasang secara bersamaan. “CCTV sendiri mulai digunakan pada tahun 2006 dan terpasangn di luar gedung, dan untuk pemasangan CCTV pada kelas dimulai sekitar tahun 2008, dan sekarang sudah semua kelas di gedung 4 dan 5 sudah terpasang CCTV, ada sekitar 40 unit CCTV yang terpasang di unit 5 dan ada sekitar 25 di gedung unit 4” ungkap Agung ketika ditemui saat berada di Control room besment gedung 2.

Namun sangat disayangkan hal yang sedang dikembangkan oleh pihak lembaga adalah mengaktifkan kembali CCTV yang berada diluar gedung, yang sudah lama tidak berfungsi, serta lembaga akan menambah papan digital, sehingga disetiap lobi akan ada 1 papan digital untuk pengumunan dan informasi. Belum ada rencana pihak lembaga untuk memanfaatkan CCTV sebagai pemantau ujian dan kinerja Dosen. (Frans)

Prof. Dr. M. Suyanto, MM :

RBTV media belajar mahasiswa

Prof. Dr. M. Suyanto, MM, ketua STMIK Amikom Yogjakarta yang juga merupakan komisaris utama

RBTV. Di sela-sela kesibukannya, beliau menerima kami untuk wawancara mengenai mahasiswa Amikom

yang magang di RBTV. Berikut wawancara singkat tersebut.

Selain di Amikom bapak memimpin perusahaan mana saja?

Ya banyak, silakan baca di buku yang sudah saya tulis. Di sanakan sudah ada.

Salah satu perusahaan tersebut adalah RBTV. Sesuai dengan namanya RBTV bergerak dalam bidang

penyiaran televisi, kemudian di Amikom ada konsentrasi mata kuliah broadcasting. apakah ada

mahasiswa amikom yang magang di RBTV?

Ya ada, memang salah satu tujuan didirikanya RBTV adalah untuk media belajar mahasiswa.

Sejak kapan mahasiswa mulai magang?

Sudah lama sekali, sejak RBTV berdiri sudah ada mahasiswa yang magang.

Berapa lama mahasiswa magang di sana?

Saya kurang tahu lamanya, tanyakan saja pada pak Yudith, beliau yang mengurusi.

Bagaimana hasilnya setelah mahasiswa mengikuti magang tersebut?

Keunggulan anak-anak Amikom adalah mereka diajari multimedia. Mereka bisa menjadi seorang reporter,

cameramen, sutradara sekaligus editor. Oleh anak Amikom semua itu bisa di rampungkan sendiri. Sekarang

anak-anak banyak yang sudah bekerja di RCTI, Trans TV, Metro TV dan lainya.

Ada usaha untuk peningkatan kerja sama dengan RBTV?

Rencanya akan dibangun studio di sini, di unit 1 lantai 3. Sudah ada gambarnya, tapi semua itu baru rencana.

Selain di RBTV, apakah ada mahasiswa Amikom yang magang di perusahaan yang bapak pimpin

lainnya?

Ya ada, seperti MQFM, MSV, Time Excellindo dan lainnya

yang masuk dalam Badan Usaha Milik Amikom (BUMA).

Seperti halnya RBTV, MQFM didirikan salah satu

tujuannya adalah untuk media belajar mahasiswa.

andri | zend

Source foto : http://msuyanto.com

Prof. Dr. M. Suyanto, MM, Ketua STIMIK Amikom Yogyakarta

Biodata :Nama lengkap : Prof. Dr. M. Suyanto, MMTempat, tanggal lahir : Madiun, 20 Februari 1960Jabatan : ketua STMIK Amikom JogjakartaAlamat : Perumahan Pesona Merapi View F.20 Sleman Yogyakarta

CCTV

No Signal

CCTV di Kampus Kita “ No Signal”?

Page 11: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

WawancaraLiputan

10 11

CCTV (Closed Circuit Television) merupakan sebuah perangkat kamera video digital yang digunakan untuk mengirim sinyal ke layar monitor di suatu ruang atau tempat tertentu. Hal tersebut memiliki tujuan untuk dapat memantau situasi dan kondisi tempat tertentu, sehingga dapat mencegah terjadinya kejahatan atau dapat dijadikan sebagai bukti tindak kejahatan yangtelah terjadi.

Keberadaaan CCTV di lingkungan kampus STIMIK Amikom Yogyakarta menjadi salah satu perhatian lain mahasiswa, terutama mahasiswa baru dan masih awam mengenai sistem kinerja CCTV yang di pasang di kelas atau pun di bagian luar gedung STIMIK Amikom Yogyakarta. “Untuk apa sih sebenarnya CCTV yang dipasang di setiap kelas.? Dipantau gak, apa hanya sebagai hiasan saja, agar terlihat “WAH”. Ungkap Abd. Khair mahasiswa angkatan 2010 semester pertama. Hal senada juga disampaikan Duwi “selama ini saya juga merasa bingung sebenarnya untuk apa setiap kelas dipasangi CCTV, apakah pada saat ujian juga diawasi lewat CCTV, trus dimana sih ruang pemantaunya”.

Hal itu dijawab oleh Rahmah Agung, kabag yang bertanggung jawab untuk pengelolaan CCTV. Menurutnya CCTV yang terpasang di setiap kelas untuk sementara di orientasikan pada pengawasan alat-alat presensi dan komputer yang ada di setiap kelas, tetapi belum sampai kepada tahap pengawasan terhadap ujian. Hal itu karena control room yang kurang memadai, saat ini pengawasan di lakukan dari sebuah kontrol room dengan 4 monitor ukuran 32” inci dengan asumsi 1 monitor dapat menampilakan rekaman 16 CCTV yang terpasang secara bersamaan. “CCTV sendiri mulai digunakan pada tahun 2006 dan terpasangn di luar gedung, dan untuk pemasangan CCTV pada kelas dimulai sekitar tahun 2008, dan sekarang sudah semua kelas di gedung 4 dan 5 sudah terpasang CCTV, ada sekitar 40 unit CCTV yang terpasang di unit 5 dan ada sekitar 25 di gedung unit 4” ungkap Agung ketika ditemui saat berada di Control room besment gedung 2.

Namun sangat disayangkan hal yang sedang dikembangkan oleh pihak lembaga adalah mengaktifkan kembali CCTV yang berada diluar gedung, yang sudah lama tidak berfungsi, serta lembaga akan menambah papan digital, sehingga disetiap lobi akan ada 1 papan digital untuk pengumunan dan informasi. Belum ada rencana pihak lembaga untuk memanfaatkan CCTV sebagai pemantau ujian dan kinerja Dosen. (Frans)

Prof. Dr. M. Suyanto, MM :

RBTV media belajar mahasiswa

Prof. Dr. M. Suyanto, MM, ketua STMIK Amikom Yogjakarta yang juga merupakan komisaris utama

RBTV. Di sela-sela kesibukannya, beliau menerima kami untuk wawancara mengenai mahasiswa Amikom

yang magang di RBTV. Berikut wawancara singkat tersebut.

Selain di Amikom bapak memimpin perusahaan mana saja?

Ya banyak, silakan baca di buku yang sudah saya tulis. Di sanakan sudah ada.

Salah satu perusahaan tersebut adalah RBTV. Sesuai dengan namanya RBTV bergerak dalam bidang

penyiaran televisi, kemudian di Amikom ada konsentrasi mata kuliah broadcasting. apakah ada

mahasiswa amikom yang magang di RBTV?

Ya ada, memang salah satu tujuan didirikanya RBTV adalah untuk media belajar mahasiswa.

Sejak kapan mahasiswa mulai magang?

Sudah lama sekali, sejak RBTV berdiri sudah ada mahasiswa yang magang.

Berapa lama mahasiswa magang di sana?

Saya kurang tahu lamanya, tanyakan saja pada pak Yudith, beliau yang mengurusi.

Bagaimana hasilnya setelah mahasiswa mengikuti magang tersebut?

Keunggulan anak-anak Amikom adalah mereka diajari multimedia. Mereka bisa menjadi seorang reporter,

cameramen, sutradara sekaligus editor. Oleh anak Amikom semua itu bisa di rampungkan sendiri. Sekarang

anak-anak banyak yang sudah bekerja di RCTI, Trans TV, Metro TV dan lainya.

Ada usaha untuk peningkatan kerja sama dengan RBTV?

Rencanya akan dibangun studio di sini, di unit 1 lantai 3. Sudah ada gambarnya, tapi semua itu baru rencana.

Selain di RBTV, apakah ada mahasiswa Amikom yang magang di perusahaan yang bapak pimpin

lainnya?

Ya ada, seperti MQFM, MSV, Time Excellindo dan lainnya

yang masuk dalam Badan Usaha Milik Amikom (BUMA).

Seperti halnya RBTV, MQFM didirikan salah satu

tujuannya adalah untuk media belajar mahasiswa.

andri | zend

Source foto : http://msuyanto.com

Prof. Dr. M. Suyanto, MM, Ketua STIMIK Amikom Yogyakarta

Biodata :Nama lengkap : Prof. Dr. M. Suyanto, MMTempat, tanggal lahir : Madiun, 20 Februari 1960Jabatan : ketua STMIK Amikom JogjakartaAlamat : Perumahan Pesona Merapi View F.20 Sleman Yogyakarta

CCTV

No Signal

CCTV di Kampus Kita “ No Signal”?

Page 12: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Seputar Teknologi Informasi

Toshiba Folio 100 Tablet PC Android Saingan iPadToshiba Folio 100 Tablet

PC Android Saingan iPad

Toshiba Folio 100 Tablet PC Android Saingan iPad – Toshiba akhirnya merilis Folio 100 tablet PC seperti yang dijanjikan sebelumnya. Tablet Android ini sempat muncul beberapa waktu lalu dan saat ini mulai tersedia di pasaran Eropa seperti Inggris, Spanyol, dan Jerman.

Tablet Toshiba ini menawarkan berbagai fitur menarik dengan layar 10 inci, Anda akan leluasa memainkan kekuatan kontrol multi-touch saat memainkan dokumen dan aplikasi dari Google. Perangkat ini juga memiliki kompatibilitas penuh Adobe Flash Player 10.1 untuk

memutar konten multimedia Flash-encoded. Ditambah beberapa aplikasi seperti, konektor HDMI, USB 2.0, Wi-Fi, Bluetooth, slot SD card, memudahkan Anda menggabungkan berbagai aplikasi mobile yang dapat meringaknak pekerjaan Anda. Kemudian, Toshiba juga tidak tanggung-tanggung meluncurkan kualitas boardband 3G, yang menyediakan akses on-demand ke web cepat dan mudah.

Saat ini mulai tersedia di pasaran Eropa seperti Inggris, Spanyol, dan Jerman. entah kapan masuk ke indonesia ? seru juga kalau masuk ke indoneisa kita jadi banyak pilihan jadinya dan bisa bersaing dengan tablet-tablet lain yang beredar saat ini di pasaranindonesia seperti apple ipad, samsung galaxy tab dan tablet android lokal Handroid Pad CSL Mi700.

Folio 100 diklaim Toshiba bisa memberikan pengalaman pengguna yang kaya akan hiburan dan akses ke berbagai jenis aplikasi dan unduhan lewat Toshiba Market Place. Selain itu Toshiba juga berkeinginan mempromosikan bahwa Folio 100 memiliki berbagai cara untuk terhubung serta memiliki dukungan terhadap Adobe Flash 10.1. Toshiba juga menyediakan Music Place yang didukung 7Digital dan menawarkan cara mudah mengakses katalog musik terbanyak. Musik ini bisa diunduh ke dalam hard disk yang berukuran 16GB atau di awan internet untuk dipakai pada kesempatan lain.

Folio 100 memakai CPU Nvidia Tegra 2, layar sentuh kapasitif 10.1 inci dengan resolusi 1024×600 piksel, serta antarmuka grafis sangat intuitif yang berjalan di atas OS Android 2.2. Baterainya diklaim bisa bertahan 7 jam, dan ditawarkan dalam berbagai model dan harga yaitu €429 untuk model tanpa 3G dan €529 untuk model dengan 3G (di Jerman), €399 dan €499 di Italia, serta £329 untuk model murahnyaSumber : http://www.gadgetterbaru.com

Tablet Android Toshiba Folio 100

12

Pojok Sastra

13

BUDAK MERAHUT MERDEKA

Kakiku tergerak oleh mereka dengan roda-roda, antena yang besar mencuat dikepala.aku adalah jawaban "iya" tak bisa menidak. bersikeras hanya berteriak itupun

tak terucap, dihati-dijiwa. walau darah terlepas dari diri tak mampu menjadi kenari-kenari yang terlepas dari pohon. aku melangkah menapaki bidang-bidang tanahku,

untuk siapa?, untuk mereka.pada lemah merekmukkan raga.

Oh,,, terlepaskah ini,,menggali terlakukan, menjamah takmampu, merajut pakaian-pakaian mereka. Aku ketertindasanku memenjarakan kebebasan. pergerakan terbatas perintah. menjelmanya perhatian ini, dariku berdiam menderap-derap ternyata itu tak

terlepas. hening membisikkan perkataan kesia-siaan pada penyesalan. aku, lagi dan lagi aku adalah kerbau-kerbau ratusan tahun lalu, akulah ketertindasan kolonial. kini aku bertanya pada ufuk timur-barat. menggali apa diri jiwa. menangkap cerita langit,

dan memberikannya kepada aku-aku. aku baru, diteriakan didepan keakuan,.

aku memiliki benang-banang mereka, yang terbuat dari daging-dagingku. diwarnai dengan darah-darah, aku memalingkan pandangan ku kebenaran itu terucap dilangit.

kesalahan berteriak disini.

kusandingkan benangku yang terajut merah diatas, kuraih putih langit, tebarkan dibawahnya.

kini aku menggunakan baju itu

“""" MERAH PUTIH""""""".

RIMA TANPA ARAH

Kami yang menorehkan noda di sayatan nadi konyolisasi demokrasiMembayar semua tanya atas kehampaan surga dan neraka

di antara bilah-bilah belati berirama tak bercelaSaat bentangan sayap-sayap harapan dan kebebasan kami

Yang lebih lebar dari Icarus, Ababil dan Jibril yang merapikan barisan tiap huruf dalam bait doa kami

Menghadapi kebiri teror jemaat-jemaat puritan yang berkacak pinggangdi antara genangan harapan putra-putra Gaza

Kami yang didaulat asa-asa kosong 14 inci menjadi kasta tertinggi dalam rantai konsumsi

Menasbihkan diri dan mengagungkan nama paranoia ketika rapat jemari kami terlanjur teracung mengepal angkasa untuk menutup satu mata

Untuk dansa kami pada bala tentara dari rahim dewi-dewi surga, untuk semesta yang dipenuhi satu mata,

angkara dan tawa DasamukaKami tawarkan Kurusetra dengan rima-rima tanpa arah

yang lebih fasih meruntuhkandari senjakala jejak-jejak pakta antiteror

Kami tagih setiap jemari ribuan mimpi untuk menghantam duri-duri tirani

(untuk Ucok a.k.a Morgue Vanguard dan Wiji Tukul, motor dan inspirator)- a.k.a iok -

Tablet Android Toshiba Folio 100

Page 13: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Seputar Teknologi Informasi

Toshiba Folio 100 Tablet PC Android Saingan iPadToshiba Folio 100 Tablet

PC Android Saingan iPad

Toshiba Folio 100 Tablet PC Android Saingan iPad – Toshiba akhirnya merilis Folio 100 tablet PC seperti yang dijanjikan sebelumnya. Tablet Android ini sempat muncul beberapa waktu lalu dan saat ini mulai tersedia di pasaran Eropa seperti Inggris, Spanyol, dan Jerman.

Tablet Toshiba ini menawarkan berbagai fitur menarik dengan layar 10 inci, Anda akan leluasa memainkan kekuatan kontrol multi-touch saat memainkan dokumen dan aplikasi dari Google. Perangkat ini juga memiliki kompatibilitas penuh Adobe Flash Player 10.1 untuk

memutar konten multimedia Flash-encoded. Ditambah beberapa aplikasi seperti, konektor HDMI, USB 2.0, Wi-Fi, Bluetooth, slot SD card, memudahkan Anda menggabungkan berbagai aplikasi mobile yang dapat meringaknak pekerjaan Anda. Kemudian, Toshiba juga tidak tanggung-tanggung meluncurkan kualitas boardband 3G, yang menyediakan akses on-demand ke web cepat dan mudah.

Saat ini mulai tersedia di pasaran Eropa seperti Inggris, Spanyol, dan Jerman. entah kapan masuk ke indonesia ? seru juga kalau masuk ke indoneisa kita jadi banyak pilihan jadinya dan bisa bersaing dengan tablet-tablet lain yang beredar saat ini di pasaranindonesia seperti apple ipad, samsung galaxy tab dan tablet android lokal Handroid Pad CSL Mi700.

Folio 100 diklaim Toshiba bisa memberikan pengalaman pengguna yang kaya akan hiburan dan akses ke berbagai jenis aplikasi dan unduhan lewat Toshiba Market Place. Selain itu Toshiba juga berkeinginan mempromosikan bahwa Folio 100 memiliki berbagai cara untuk terhubung serta memiliki dukungan terhadap Adobe Flash 10.1. Toshiba juga menyediakan Music Place yang didukung 7Digital dan menawarkan cara mudah mengakses katalog musik terbanyak. Musik ini bisa diunduh ke dalam hard disk yang berukuran 16GB atau di awan internet untuk dipakai pada kesempatan lain.

Folio 100 memakai CPU Nvidia Tegra 2, layar sentuh kapasitif 10.1 inci dengan resolusi 1024×600 piksel, serta antarmuka grafis sangat intuitif yang berjalan di atas OS Android 2.2. Baterainya diklaim bisa bertahan 7 jam, dan ditawarkan dalam berbagai model dan harga yaitu €429 untuk model tanpa 3G dan €529 untuk model dengan 3G (di Jerman), €399 dan €499 di Italia, serta £329 untuk model murahnyaSumber : http://www.gadgetterbaru.com

Tablet Android Toshiba Folio 100

12

Pojok Sastra

13

BUDAK MERAHUT MERDEKA

Kakiku tergerak oleh mereka dengan roda-roda, antena yang besar mencuat dikepala.aku adalah jawaban "iya" tak bisa menidak. bersikeras hanya berteriak itupun

tak terucap, dihati-dijiwa. walau darah terlepas dari diri tak mampu menjadi kenari-kenari yang terlepas dari pohon. aku melangkah menapaki bidang-bidang tanahku,

untuk siapa?, untuk mereka.pada lemah merekmukkan raga.

Oh,,, terlepaskah ini,,menggali terlakukan, menjamah takmampu, merajut pakaian-pakaian mereka. Aku ketertindasanku memenjarakan kebebasan. pergerakan terbatas perintah. menjelmanya perhatian ini, dariku berdiam menderap-derap ternyata itu tak

terlepas. hening membisikkan perkataan kesia-siaan pada penyesalan. aku, lagi dan lagi aku adalah kerbau-kerbau ratusan tahun lalu, akulah ketertindasan kolonial. kini aku bertanya pada ufuk timur-barat. menggali apa diri jiwa. menangkap cerita langit,

dan memberikannya kepada aku-aku. aku baru, diteriakan didepan keakuan,.

aku memiliki benang-banang mereka, yang terbuat dari daging-dagingku. diwarnai dengan darah-darah, aku memalingkan pandangan ku kebenaran itu terucap dilangit.

kesalahan berteriak disini.

kusandingkan benangku yang terajut merah diatas, kuraih putih langit, tebarkan dibawahnya.

kini aku menggunakan baju itu

“""" MERAH PUTIH""""""".

RIMA TANPA ARAH

Kami yang menorehkan noda di sayatan nadi konyolisasi demokrasiMembayar semua tanya atas kehampaan surga dan neraka

di antara bilah-bilah belati berirama tak bercelaSaat bentangan sayap-sayap harapan dan kebebasan kami

Yang lebih lebar dari Icarus, Ababil dan Jibril yang merapikan barisan tiap huruf dalam bait doa kami

Menghadapi kebiri teror jemaat-jemaat puritan yang berkacak pinggangdi antara genangan harapan putra-putra Gaza

Kami yang didaulat asa-asa kosong 14 inci menjadi kasta tertinggi dalam rantai konsumsi

Menasbihkan diri dan mengagungkan nama paranoia ketika rapat jemari kami terlanjur teracung mengepal angkasa untuk menutup satu mata

Untuk dansa kami pada bala tentara dari rahim dewi-dewi surga, untuk semesta yang dipenuhi satu mata,

angkara dan tawa DasamukaKami tawarkan Kurusetra dengan rima-rima tanpa arah

yang lebih fasih meruntuhkandari senjakala jejak-jejak pakta antiteror

Kami tagih setiap jemari ribuan mimpi untuk menghantam duri-duri tirani

(untuk Ucok a.k.a Morgue Vanguard dan Wiji Tukul, motor dan inspirator)- a.k.a iok -

Tablet Android Toshiba Folio 100

Page 14: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Pojok Sastra

Ternyata bukan hanya satu orang yang mengatakan “kau ini terlalu sok sibuk” kepada saya saat saya ceritakan kegiatan apa saja yang harus saya lakukan sebagai calon anggota LPM Journal. Ya!!! Pertama kali saya menerima selembar kertas yang berisi jadwal-jadwal kegiatan yang harus saya lakukan untuk beberapa hari ke depan, sayapun merasa sedikit ragu untuk melanjutkan kegiatan tersebut. Karena dari awal saya tidak berpikir kalau akan ada jadwal yang terlalu padat seperti itu. Satu kata yang keluar dari mulut saya waktu itu adalah "keren!". Memang bukan 'keren' dalam arti sebenarnya, tapi memang begitulah kenyataannya. Benar-benar keren, benar-benar istimewa, dan benar-benar beda!!!

Keren, karena tak ada sedikitpun pikiran yang membuat mulut saya menganga mendapat jadwal yang terlalu padat seperti itu. Istimewa, karena tanpa banyaknya kegiatan itu, komentar-komentar konyol dan kalimat-kalimat penyemangat tidak akan saya dapatkan dari kebanyakan orang. Dan beda, karena semua memang tak ada yang sama.

Saat semua kegiatan telah usai, saatnya penggarapan buletin magang oleh calon anggota yang mau tidak mau harus menguras dan menyita waktu serta perhatian (lagi). Buletin pertama telah diterbitkan. Kali ini, setelah pergantian tugas dan topik-topik yang dibahas pada gagas tema beberapa waktu yang lalu, kami harus disibukkan kembali untuk mencari berbagai berita yang akan isikan di buletin kedua ini.

Sempat berfikir untuk tidak melanjutkan menggarap buletin calang yang kedua ini. Alasan yang paling konyol, karena saya merupakan satu-satunya makhluk berjenis wanita sebagai calon anggota LPM Journal, yang pada edisi ke dua ini masih mempunyai sedikit semangat untuk sekedar melengkapi satu halaman di buletin calang. Alasan selanjutnya yang sempat saya pertimbangkan untuk pergi begitu saja dari Journal adalah karena banyaknya tugas kuliah dan lain-lain yang membuat saya agak malas untuk ikut andil melakukan rapat buletin, reportase, atau bahkan menulis sebuah rubrik seperti ini.

Alasan untuk mengakhiri semua ini sudah dipersiapkan dengan baik. Tapi entah dari mana datangnya, ada sedikit semangat-semangat yang tiba-tiba muncul dan menuntun saya untuk ikut merecoki pembuatan buletin magang edisi ke dua ini.

Karena semangat itu datang setelah diadakannya rapat gastem, kembali lagi saya harus mendapat tugas sebagai reporter. Hanya temanya saja yang berbeda, tetap harus menjalankan prosedur bertanya-tanya ke beberapa orang, dan berusaha mendapat berita yang benar-benar layak untuk diserahkan pada redaktur.

Selanjutnya, karena kurangnya partisipasi, beberapa dari kami pun harus mau tidak mau melaksanakan lebih dari satu tugas. Dan karena itulah saya ada di sini untuk menulis beberapa hal yang saya rasakan sebagai calon anggota LPM Journal untuk pengisian rubrik Calang. Tidak terlalu penting memang, tapi saya rasa ada sedikit 'sesuatu' yang akan membuat kalian merasakan betapa indahnya hidup ini walaupun kadang ada perasaan tidak tenang karena dikejar berbagai tugas dan deadline seperti kami.

Percayalah, saat menulis ini pun saya sudah merasa tidak akan bisa menyelesaikannya dengan baik. Tapi saat batas penulisan sudah cukup, rasanya mata saya benar-benar mengucapkan banyak terimakasih karena telah saya pejamkan tepat waktu. Dan akhirnya saya ucapkan, tak ada sesuatu yang benar-benar membahagiakan saat semua masalah telah terselesaikan dengan baik. Ya, paling tidak itu menurut saya. Apapun yang kalian rasa nyaman, saya sarankan untuk tetap melakukannya tanpa memikirkan hal-hal kecil yang tidak masuk akal.(senja)

Ini bukan tentang penetapan! melainkan sebuah album kompilasi istimewa, yang diklaim sebagai sebuah pendokumentasian dari pencapaian sub kultur musik independent jogja yang telah dicapai sampai sekarang. memang tidak akan ada bukti bahwa dulu ada banyak gigs independent yang selalu ramai di jogja, atau mungkin nanti suatu hari bakalan ada kesunyian atas hingar bingar gigs yang mewadai band indie jogja seiring perubahan jaman dan pergantian antara tua dan muda, CD ini berisikan sepuluh band independent jogja dari berbagai genre, ke sepuluh band dan musisi yang menyumbang karya nya dalam album ini antara lain adalah Ki JAROT (JOGJA HIP HOP FOUNDATION) , SERIGALA MALAM, ARMADA RACUN, INDIVIDUAL LIFE, FRAU, RISKY SUMMERBEE & THE HONEYTHIEF, ZOO feat Wukir, CRANIAL INCISORED, DOM 65, dan DUBYOUTH, Memang agak miris mendengar berbagai bencana di jogja dan ditambah lagi tentang pemerintah yang mempertanyakan “keistimewaan” jogja. Semoga Kompilasi CD ini Bisa mencerminkan keistimewaan jogja, dan menarik musisi lain agar terus berkaya untuk jogja yang istimewa ini (fery)

Apakah anda salah satu pengagum dari si “RAJA KADAL” alias Jim Morrison? Sebuah filem documenter dari perjalanan The Doors band kontrofersial dan paling berpengaruh pada musik rock amerika telah dirilis. Filem yang berisikan perjalanan The Doors dari (1965) sampai meningalnya Jim Morrison sang fokalis (1971) ini tidak hanya mengungkap tentang kepribadian dari Jim Morrison, tapi juga masing masing angota dan Perjalanan band mereka secara dalam dan nyata, banyak dari video dalam filem ini yang belum pernah terpublikasi kepada publik. Ray Manzarek Sang keyboardist dari The Doors juga menyatakan filem dokumenter ini juga untuk menentang filem buatan Oliver Stone, tentang The Doors yang dirilis tahun 1991 dan diangap tidak mencerminkan kepribadian dari The Doors itu sendiri. Tidak ada slahnya jika anda mulai berburu DVD Filem yang sedikit bercerita tentang kenakalan Morrison dan teman-teman ini. (fery)

1514

Referensi

Jogja Istimewa 2010 (musik)

Produksi: Anarkisari Rekord, Kongsi Jahat Syndicate, Yes No Wave Music

Sutradara: Tom DiCillo

Narasi: Johnny Depp

When You're Strange 2010 (filem)

Saya “Sendirian”? Gak Masalah Tuh.

Page 15: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Pojok Sastra

Ternyata bukan hanya satu orang yang mengatakan “kau ini terlalu sok sibuk” kepada saya saat saya ceritakan kegiatan apa saja yang harus saya lakukan sebagai calon anggota LPM Journal. Ya!!! Pertama kali saya menerima selembar kertas yang berisi jadwal-jadwal kegiatan yang harus saya lakukan untuk beberapa hari ke depan, sayapun merasa sedikit ragu untuk melanjutkan kegiatan tersebut. Karena dari awal saya tidak berpikir kalau akan ada jadwal yang terlalu padat seperti itu. Satu kata yang keluar dari mulut saya waktu itu adalah "keren!". Memang bukan 'keren' dalam arti sebenarnya, tapi memang begitulah kenyataannya. Benar-benar keren, benar-benar istimewa, dan benar-benar beda!!!

Keren, karena tak ada sedikitpun pikiran yang membuat mulut saya menganga mendapat jadwal yang terlalu padat seperti itu. Istimewa, karena tanpa banyaknya kegiatan itu, komentar-komentar konyol dan kalimat-kalimat penyemangat tidak akan saya dapatkan dari kebanyakan orang. Dan beda, karena semua memang tak ada yang sama.

Saat semua kegiatan telah usai, saatnya penggarapan buletin magang oleh calon anggota yang mau tidak mau harus menguras dan menyita waktu serta perhatian (lagi). Buletin pertama telah diterbitkan. Kali ini, setelah pergantian tugas dan topik-topik yang dibahas pada gagas tema beberapa waktu yang lalu, kami harus disibukkan kembali untuk mencari berbagai berita yang akan isikan di buletin kedua ini.

Sempat berfikir untuk tidak melanjutkan menggarap buletin calang yang kedua ini. Alasan yang paling konyol, karena saya merupakan satu-satunya makhluk berjenis wanita sebagai calon anggota LPM Journal, yang pada edisi ke dua ini masih mempunyai sedikit semangat untuk sekedar melengkapi satu halaman di buletin calang. Alasan selanjutnya yang sempat saya pertimbangkan untuk pergi begitu saja dari Journal adalah karena banyaknya tugas kuliah dan lain-lain yang membuat saya agak malas untuk ikut andil melakukan rapat buletin, reportase, atau bahkan menulis sebuah rubrik seperti ini.

Alasan untuk mengakhiri semua ini sudah dipersiapkan dengan baik. Tapi entah dari mana datangnya, ada sedikit semangat-semangat yang tiba-tiba muncul dan menuntun saya untuk ikut merecoki pembuatan buletin magang edisi ke dua ini.

Karena semangat itu datang setelah diadakannya rapat gastem, kembali lagi saya harus mendapat tugas sebagai reporter. Hanya temanya saja yang berbeda, tetap harus menjalankan prosedur bertanya-tanya ke beberapa orang, dan berusaha mendapat berita yang benar-benar layak untuk diserahkan pada redaktur.

Selanjutnya, karena kurangnya partisipasi, beberapa dari kami pun harus mau tidak mau melaksanakan lebih dari satu tugas. Dan karena itulah saya ada di sini untuk menulis beberapa hal yang saya rasakan sebagai calon anggota LPM Journal untuk pengisian rubrik Calang. Tidak terlalu penting memang, tapi saya rasa ada sedikit 'sesuatu' yang akan membuat kalian merasakan betapa indahnya hidup ini walaupun kadang ada perasaan tidak tenang karena dikejar berbagai tugas dan deadline seperti kami.

Percayalah, saat menulis ini pun saya sudah merasa tidak akan bisa menyelesaikannya dengan baik. Tapi saat batas penulisan sudah cukup, rasanya mata saya benar-benar mengucapkan banyak terimakasih karena telah saya pejamkan tepat waktu. Dan akhirnya saya ucapkan, tak ada sesuatu yang benar-benar membahagiakan saat semua masalah telah terselesaikan dengan baik. Ya, paling tidak itu menurut saya. Apapun yang kalian rasa nyaman, saya sarankan untuk tetap melakukannya tanpa memikirkan hal-hal kecil yang tidak masuk akal.(senja)

Ini bukan tentang penetapan! melainkan sebuah album kompilasi istimewa, yang diklaim sebagai sebuah pendokumentasian dari pencapaian sub kultur musik independent jogja yang telah dicapai sampai sekarang. memang tidak akan ada bukti bahwa dulu ada banyak gigs independent yang selalu ramai di jogja, atau mungkin nanti suatu hari bakalan ada kesunyian atas hingar bingar gigs yang mewadai band indie jogja seiring perubahan jaman dan pergantian antara tua dan muda, CD ini berisikan sepuluh band independent jogja dari berbagai genre, ke sepuluh band dan musisi yang menyumbang karya nya dalam album ini antara lain adalah Ki JAROT (JOGJA HIP HOP FOUNDATION) , SERIGALA MALAM, ARMADA RACUN, INDIVIDUAL LIFE, FRAU, RISKY SUMMERBEE & THE HONEYTHIEF, ZOO feat Wukir, CRANIAL INCISORED, DOM 65, dan DUBYOUTH, Memang agak miris mendengar berbagai bencana di jogja dan ditambah lagi tentang pemerintah yang mempertanyakan “keistimewaan” jogja. Semoga Kompilasi CD ini Bisa mencerminkan keistimewaan jogja, dan menarik musisi lain agar terus berkaya untuk jogja yang istimewa ini (fery)

Apakah anda salah satu pengagum dari si “RAJA KADAL” alias Jim Morrison? Sebuah filem documenter dari perjalanan The Doors band kontrofersial dan paling berpengaruh pada musik rock amerika telah dirilis. Filem yang berisikan perjalanan The Doors dari (1965) sampai meningalnya Jim Morrison sang fokalis (1971) ini tidak hanya mengungkap tentang kepribadian dari Jim Morrison, tapi juga masing masing angota dan Perjalanan band mereka secara dalam dan nyata, banyak dari video dalam filem ini yang belum pernah terpublikasi kepada publik. Ray Manzarek Sang keyboardist dari The Doors juga menyatakan filem dokumenter ini juga untuk menentang filem buatan Oliver Stone, tentang The Doors yang dirilis tahun 1991 dan diangap tidak mencerminkan kepribadian dari The Doors itu sendiri. Tidak ada slahnya jika anda mulai berburu DVD Filem yang sedikit bercerita tentang kenakalan Morrison dan teman-teman ini. (fery)

1514

Referensi

Jogja Istimewa 2010 (musik)

Produksi: Anarkisari Rekord, Kongsi Jahat Syndicate, Yes No Wave Music

Sutradara: Tom DiCillo

Narasi: Johnny Depp

When You're Strange 2010 (filem)

Saya “Sendirian”? Gak Masalah Tuh.

Page 16: D'Journal Edisi Calang 2010 #2

Save...

Lembaga Pers MahasiswaJOURNAL

DivisiMedia Cetak

DivisiMedia Daring Divisi

Media Daring

SubDivisi FotografiDivisi Redaksi

Divisi Perusahaan

Untuk Informasi Pemasangan IklanHubungi Bagian Perusahaan[085 724 324 777][email protected]|www.lpmjournal.com


Recommended