+ All Categories
Home > Documents > jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

Date post: 05-Jul-2018
Category:
Upload: iilham-bayyu-dwii
View: 216 times
Download: 0 times
Share this document with a friend

of 24

Transcript
  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    1/24

     Universitas Kristen Petra

    44

    3. ANALISA DATA

    3.1. Analisa Tapak

    Lokasi Proyek

    Gambar 3.1. Tapak Luar

    (Sumber: Santoso, 2002)

    Kawasan Jawa Timur akan terus berkembang sebagai kawasanmetropolitan dengan fasilitas yang lengkap. Kota Surabaya dipilih sebagai lokasi

     proyek karena Surabaya adalah kota kedua terbesar di Indonesia dengan

    kepadatan dan perkembangan penduduk yang cukup tinggi dan pesat sehingga

    diperlukan adanya fasilitas pendidikan dan pengajaran baik dari segi kualitatif

    maupun kuantitatif. Surabaya selain sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan

    http://jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-abstract_toc.pdf/http://digilib.petra.ac.id/help.htmlhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://www.petra.ac.id/

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    2/24

     

    Universitas Kristen Petra

    45

    dan jasa maritim pelabuhan, juga ditetapkan sebagai pusat kegiatan pendidikan

    yang cukup berperan dalam lingkup nasional maupun regional. Hal tersebut

    disadari bahwa di dalam kota Surabaya terdapat beberapa perguruan tinggi,

    sekolah dasar, menengah dan lanjutan baik negeri maupun swasta yang cukup

     baik kredibilitas dan kualitasnya bisa bersaing di tingkat nasional.

    3.2. Data Tapak Bangunan

    Adapun data kondisi tapak adalah sebagai berikut:

    1. merupakan tanah kosong dengan rumput gajah setinggi *1,5m ( bangunan

    fiktif)

    2. tapak berbatasan dengan Jalan H.R. Muhammad dan Jalan Raya Darmo Permai

    3. tapak berada di kawasan pengembangan Surabaya Barat; berbatasan denganlokasi Perumahan Darmo Baru (kawasan segi 8) dan Citra Raya.

    Pendaerahan /  zoning 

     Zoning  pada tapak dikondisikan sesuai dengan eksisting di sekeliling

    tapak dengan spesifikasi tertentu yang bisa dipotensikan sebagai sarana

     penunjang.

     pengolahan bangunan dalam tapak. Kriterianya adalah sebagai berikut:

    1. zona publik mengelilingi tapak dari luar

    2. zona privat berupa hunian dan kelas berada di dalam dilingkupi oleh zona semi

     privat

    3. zona semi publik melingkupi zona semi privat dan zona privat

    4. kelas sebagai zona privat dan hunian sebagai zona semi privat

    5. zona servis untuk parkir kendaraan dan utilitas.

    Data Fisik Denah Tapak

    Berdasarkan penilaian dari beberapa faktor di atas dipilih kawasan

    Surabaya Barat sebagai lokasi proyek, tepatnya di lokasi Perumahan Darmo Baru

    yang berbatasan dengan Jalan H.R. Muhammad. Secara site plan, kawasan ini 

     berbentuk segi 8 yang dikelilingi oleh kawasan perumahan dan pemukiman.

    Batas-batas lokasi tapak:

    Tenggara : rumah toko

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    3/24

     

    Universitas Kristen Petra

    46

    Barat Daya: SMU - SLTP Petra dan Jalan H.R. Muhammad

    Barat Laut : Perumahan Darmo Baru dan Jalan Raya Darmo Permai 1

    Timur Laut: sekolah Jepang dan Perumahan Darmo Baru

    Sirkulasi Pada Tapak luar bangunan

    Jalur kendaraan bermotor di dalam tapak dipisahkan dengan jalur pejalan

    kaki. Pemisahan ini dilakukan dengan memanfaatkan beda ketinggian tanah

     berkontur .

    Berdasarkan hasil survei Jalan H.R. Muhammad setiap harinya (kecuali

    hari Minggu) antara jam 11.00-13.00 agak macet karena bagian tepi jalan

    dikondisikan sebagai lahan parkir untuk antar jemput siswa-siswi dari Petra,

    sehingga alternatif pemilihan masuk site diarahkan dari Jalan Raya Darmo PermaiI. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesibukan Jalan H.R. Muhammad,

    memecah kesunyaian Jalan Raya Darmo Permai I, dan sekaligus pelayanan dan

    keberadaan sekolah akan dikondisikan untuk melayani perumahan dalam hal ini

    Perumahan Darmo Baru. Jalur kendaraan keluar dari site langsung menuju Jalan

    H.R. Muhammad.

    Penempatan massa publik dan semi publik dimungkinkan sebagai barier

    kebisingan suara kendaraan bermotor dari jalan raya,

    Patung kuda di Jalan H.R. Muhammad merupakan landmark mayor yang menjadi

    identitas tapak dan sekitamya. Posisi patung kuda ini dipotensikan sebagai garis

    sumbu dan orientasi pandangan ke dalam tapak, sehingga bentukan yang ada

    menangkap landmark dan ramah urban. Selain itu juga Apartemen Puri Matahari

    merupakan pemecah skyline area Darmo Baru yang monoton dengan ketinggian

    1.5 lantai. Pembagian district  pada tapak mengikuti pola ditrict SMU – SLTP

    Kristen Petra yaitu merupakan district lahan pendidikan. Demikian juga

    keberadaan sekolah Jepang di sebelah timur laut juga tergabung dalam district

     pelayanan pendidikan.

     Nodes penting yang perlu digarisbawahi adalah persimpangan antara Jalan

    H.R. Muhammad dan Jalan Raya Darmo Permai I. Dari nodes ini akan diambil

    orientasi arah pandangan utama dari luar lahan ke dalam lahan karena sifatnya

    yang - sangat publik.

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    4/24

     

    Universitas Kristen Petra

    47

    Data Fisik Dalam Bangunan

    Lokasi tapak terletak di lantai 1, berada di bagian depan bangunan dekat

     pintu masuk utama. Luas tapak bangunan kurang lebih 1028,5m², dengan tinggi

     bangunan 3,5m. Terdapat pilar dengan ukuran 60x60cm. Dinding pada main

    entrance terbuat dari beton.

    Gambar 3.2. Tapak Dalam

    (Sumber: Santoso, 2002)

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    5/24

     

    Universitas Kristen Petra

    48

    DATANG

      ••MENCARI INFORMASI

    ••MEMBACA INFORMASI DI

    PERPUSTAKAAN

    ••KELILING GALERY 

    ••MENGIKUTI SEMINAR

    ••MEMBELI PRODUK

    ••BERKONSULTASI

    ISTIR H T UL NG 

    PENGUNJUNG

     

    3.3. Analisa Hubungan Antar Ruang Berdasarkan Aktivitas

    Pengguna dari fasilitas ini terbagi menjadi dua yaitu pengunjung dan

     pegawai. Aktivitas pengunjung dan pegawai yang mempengaruhi pengaturan dan

    kebutuhan ruang. Pengunjung yang datang ke pusat informasi memiliki berbagai

    macam tujuan, antara lain, mendapatkan pengetahuan tentang alat bantu, dan yang

    tertarik dalam membeli alat bantu.

    Gambar 3.3. Pola Akfifitas Staff

    Gambar 3.4. Pola Aktifitas Pengunjung

    DATANG

      ••ABSEN MASUK

    ••BEKERJA SESUAI DENGAN

    TUGASNYA OWNER

    MANAGER RESEPSIONIS

    ,

    KASIR, GUIDE, KONSULTAN,

    PELAYAN CAFÉ)

    ISTIR H T EMB LI BEKERJUL NG 

    STAFF

     

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    6/24

     

    Universitas Kristen Petra

    49

    Tabel 3.1. Aktifitas Pengunjung dan Kebutuhan Ruang

    Aktivitas Pengunjung Kebutuhan Ruang

    Datang

    Keliling galeri

    Membaca informasi tentang alat Bantu

    orang buta

    Mencari informasi tambahan

    Mengikuti seminar atau kuliah

    Makan/minum di cafe

    Buang Air

    Membeli produk-produk alat bantu.Berkonsultasi bagi yang ingin tanya

    Bertanya / berbicang ke pegawai

     Lobby

    Ruang pamer

    Perpustakaan

    Area touch screen 

    Area touch screen 

    Ruang konsultasi

    Ruang Serba Guna

    Cafe

    Toilet

    Area kasirRuang Konsultasi

    Resepsionis

    Tabel 3.2 Aktivitas Pegawai dan Kebutuhan

    Aktivitas Pegawai Kebutuhan Ruang

    Datang, pulang

    Bekerja sesuai dengan tugasnya :

    Owner

     Manager

    Kasir

    Resepsionis

    Guide

    Konsultan

    Pelayan cafe 

    Makan / minum

    Buang Air

    Area Sirkulasi, Lobby 

    Ruang Kantor Pemilik

    Ruang Kantor Manager

    Kasir area

     Reception area 

     Reception area

    Ruang konsultasi

    Cafe

    Café /kantor

    Toilet

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    7/24

     

    Universitas Kristen Petra

    50

    Melalui aktivitas dan kebutuhan ruang, dibuat hubungan antar ruang

    yang dapat memenuhi kedua hal tersebut

     Main Entrance

     Information area/Receptionist

     Mini Library Lobby& Café

    Galery  Mini Galery  Keterangan:

    : Hub.langsung

     Multipurposed Room Office  : Hub. tdk langsung

    Toilet Consultation room

    Gambar 3.5. Hubungan Antar Ruang

    3.4. Analisa Besaran Ruang

    3.4.1. Analisis Kebutuhan, Kapasitas dan Besaran Ruang

    Tabel 3.3. Besaran Ruang

    Ruang Perabot Kapasitas Asumsi Luasan Total

     Multipurposed  

     Room 

    ● Kursi Kelas

    (28 unit)

    ● Meja Kelas

    (30 unit)

    ● Kursi

    Tunggu (6

    unit)

    28 orang

    ● 50x50x28= 7 M²

    ● 85x60x30= 15.3

    ● 50x50x6= 1.5 M²

    ● 28x2= 56 M²

    79.8 M²

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    8/24

     

    Universitas Kristen Petra

    51

     

    Ruang

    Konsultasi

    ● Sofa (10

    unit)

    ● Meja (2 unit)

    ● Rak buku (2

    unit)

    10 orang

    ● 70x50x10= 3.5 M²

    ● 80x80x2= 1.28 M²

    ●  113x40x2= 0.90

    ● 10x2= 20 M²

    25.68

    Kantor

    Direktur

    ●Kursi

    Direktur

    ● Kursi (2

    unit)

    ● Rak buku

    ●Meja

    Direktur (1

    unit)

    3 orang

    ● 80x60= 0.48 M²

    ● 50x50x2= 0.50 M²

    ●  113x40x2= 0.90

    ● 140x80= 1.12 M²

    ● 2x3= 6 M²

    9 M²

    Kantor

     Manager  

    ●Kursi

    Direktur

    ● Kursi (2

    unit)

    ● Rak buku

    Meja Direktur

    (1 unit)

    3 orang

    ● 80x60= 0.48 M²

    ● 50x50x2= 0.50 M²

    ●  113x40x2= 0.90

    ● 140x80= 1.12 M²

    ● 2x3= 6 M²

    9 M²

    Kantor Staff ● Meja kerja

    (5 unit)

    ● Kursi kerja (

    5 unit)

    ● Sofa (4 unit)

    ● Meja

     panjang● Meja kecil

    10 orang

    ● 140x80x5= 5.6 M²

    ● 50x50x5= 1.25 M²

    ● 70x50x4= 1.4 M²

    ● 200x50= 1 M²

    ● 80x80= 0.64 M²

    ● 2x10= 20 M²

    29.89

     Mini Galery ● Meja

     Display (10

    unit)

    30% dari

    luasan mini

    galery

    ● 80x80x10= 6.4 M²

    ● 30%x6.4= 1.92 M² 8.32 M²

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    9/24

     

    Universitas Kristen Petra

    52

    Galery ● Meja

     Display (17

    unit)

    ● Sofa (18

    unit)

    30% dari

    luasan mini

    galery 

    ● 80x80x17= 10.88

    ● 70x50x18= 6.3 M²

    ● 30%x17.18= 5.15

    22.33

    Perpustakaan ● Kursi baca

    (14 unit)

    ● Meja baca

    (14 unit)

    ● Kursi (2

    unit)

     Rak buku (3unit)

    ● Meja

     pengawas

    ● Rak kecil (2

    unit)

    30% dari

    luasan perpustakaan

    ● 50x50x14= 3.5 M²

    ● 70x60x14= 5.88

    ● 50x50x2= 0.5 M²

    ● 1000x80x3= 24

     400x200= 8 M²● 80x40x2= 0.64 M²

    ● 30%x42.52= 12.76

    55.28

    Resepsionis ● Meja

    resepsionis

    ● Kursi kerja

    (3 unit)

    5 orang

    ● 400x100= 4 M²

    ● 50x50x3= 0.75 M²

    ● 2x5= 10 M²

    14.75

    Kasir dan

    Informasi

    ● Meja kasir

    ● kursi kerja (2

    unit)

    5 orang

    ● 2.70x50= 1.35 M²

    ● 50x50x2= 0.5 M²

    ● 2x5= 10 M²

    11.85

    Cafe ● Kursi café

    (23 unit)

    ● Meja kecil (3

    unit)

    ● Meja

     panjang (2

    unit)

    ● Meja bar

    30% dari

    luasan cafe

    ● 60x60x23= 8.28

    ● 80x80x3= 1.92 M²

    ● 500x50x2= 5 M²

    ● 700x200= 14 M²

    ● 30%x29.2= 8.76

    37.96

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    10/24

     

    Universitas Kristen Petra

    53

    Pantry ● Kitchen set 30% dari

    luasan

     pantry 

    ● 2.20x60= 1.32 M²

    ● 30%²x1.32= 0.40

    M

    1.72 M²

    Wc pria ● WC (2 unit)

    ● Urinoir (

    selokan)

    ● Wastafel (3

    unit)

    6 orang

    ● 70x50x2= 0.7 M²

    ● 70x30x3= 0.63 M²

    ● 50x50x3= 0.75 M²

    ● 2x6= 12 M²

    14.08

    Wc wanita ●WC (3 unit)

    ● Wastafel (3

    unit)

    6 orang

    ● 70x50x3= 1.05 M²

    ● 50x50x3= 0.75 M²

    ● 2x6= 12 M²

    13.8 M²

    L total = 331.174 M²+ (30%x331.174)= 430.5262 M²

    (Sumber : Neufert Architecture Data, Time Saver Standard, Human Dimension

    and Interior Space)

    3.4.2. Analisis Fungsi, Sifat dan Karakteristik Ruang

    Tabel 3.4. Karakteristik Ruang

    Ruang Sifat ruang Pencahayaan Penghawaan Akustik

    Resepsionis Publik  Down light,

    Up light

    AC sentral  High

    Kasir dan

    Informasi Publik

     Down light,

    Up light

    AC sentral

     High

    Café dan

     Lobby 

    Publik  Down light,

    Up light

    AC sentral  High

    Galery Publik

     Down light,

    Up light AC sentral  Medium

    Perpustakaan Publik  Lampu TL

    AC sentral  Low

     Mini Galery Publik  Down light,

    Up light

    AC sentral  Medium

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    11/24

     

    Universitas Kristen Petra

    54

     Multipurposed

     Room

    Publik  Down light,

    Up light

    AC sentral  Medium

    Ruang

    Konsultasi

    Publik Lampu TL AC sentral  Low

    Kantor

    Direktur

    Private Lampu TL AC sentral  Low

    Kantor

     Manager  

    Private Lampu TL AC sentral  Low

    Kantor Staff Private Down light,

    Lampu TL

    AC sentral  Low

    Pantry Private Lampu TL exhaust fan Low

    WC Publik Lampu TL exhaust fan Low

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    12/24

     

    Universitas Kristen Petra

    55

    3.5 Analisa Elemen Pembentuk Ruang 

    Lantai :

    Data lapangan: kombinasi lantai parket dan keramik

    Data literatur: material dan sifat-sifatnya yang berpengaruh pada orang buta

    Analisa: lantai memberi karakter dan memperjelas sifat ruang/area 

    Kesimpulan: pemakaian bahan linoleum di kombinasi dengan bahan rubber

    sebagai tactile paving. 

    Lantai linoleum dan penjelasannya beserta dengan kelebihannya yaitu:

     Linoleum and Vinyl Make a Comeback

    GREENFLOORS LINOLEUM CLICK FLOORS Linoleum Click Floors are easy to install. With a simple "In & Out" system, the

     panels simply "click" into place (tongue in groove panel.) And, no glue is required,

    so the floor can be walked on immediately after installation. Linoleum Click

    Floors is a high-quality product and the ideal flooring for most rooms in the

    house, from the hallway, and children's rooms, where traffic is likely to be

    heaviest, to the living room, study or bedroom. This natural, stylish flooring is

    easily installed and maintained. With the freedom to design your own patterns,

     you can create your own atmosphere. Enjoy the feeling of having it your way.

    GREENFLOORS LINOLEUM CLICK PLANKS

    7 planks per carton or 20.56 sq ft.

     Length: 36" High: 12" Width Guage 3/8"

    GREENFLOORS LINOLEUM CLICK TILES

    7 tiles per carton or 6.89 sq ft.

     Length: 12" Width 12" Guage 3/8"

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    13/24

     

    Universitas Kristen Petra

    56

     Linoleum Click Floors are ecologically produced, natural linoleum on HDF with

    a cork layer, that comes in approx. sizes of 12" x 36" planks and 12" x 12" tiles.

     Linoleum Click Floors has a top layer of natural Linoleum ingredients. The main

    ingredient is natural linseed oil produced by pressing the seeds from the flax

     plant. The flax plant, the source for linen, is an easy-to-cultivate plant whose

    supply is abundant. Pine rosins are mixed with the linseed oil to product a flexible

    binder. The pine trees from which the rosins are extracted exist in abundance

    throughout the world. Wood flour is obtained through controlled forestry,

    including the planting of special forests. No tropical hardwoods are ever used.

    When it comes to our beautiful colors, only ecologically friendly pigments are

    used. The backing used for Linoleum Click Floors is made from spun yarn of

    strong jute fiber, grown primarily in India and Bangladesh. Jute is plentiful andhighly renewable.

     Anti-static for Easy Cleaning The anti-static properties mean that dust won't cling

    to it. Keeping your Linoleum Click Floors dust free is easily achieved by dust

    mopping and damp mopping. Because it is so easy to clean, Linoleum Click

    Floors makes life easier for people with asthmatic allergies and other respiratory

    disorders. Linoleum Click Floors does not harbor dust mites and lab tests show

    that Linoleum Click Floors is bacteriostatic, so micro-organisms don't stand a

    chance.Use Linoleum Click Floors for a healthy, hygienic home. Because Linoleum Click

    Floors is a natural product like wood, it makes your house snug and warm. It

    reaches room temperature quickly and can even be used with under-floor

    heating.

     Nowadays, so much attention has been put to going healthy, practical, and eco-

     friendly. With diet commercials and environment-friendly products in vogue,

    households have come to realize the value of neat, ecologically friendly and

    durable floors. One of the most sought out flooring products for just those

    reasons is linoleum. Although there have been many modern advances in the

     flooring area, linoleum boasts a long history and is gaining more popularity as a

     flooring choice of many homes. As linoleum makes its comeback, many trade

     publications have given it rave reviews on its resurgence thanks to innovations

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    14/24

     

    Universitas Kristen Petra

    57

    and design options offered by linoleum manufacturers such as Forbo Industries,

    which holds more than 30% of the $40 million US market. So where does

    linoleum fit in? Linoleum is works well when used with traditional, all-natural,

    and mostly-wood type of designs. It can also spice up a modern home with the

    help of an interior designer who has an eye for combining the look of the old with

    today’s modern conveniences. Although deemed by many as a difficult floor to

    install and less likely to absorb sound, linoleum has its advantages:

    • 

     An extremely extensive lifetime – often lasting fifty years or more when

     properly maintained.\

    •   Environmentally friendly – 100% recyclable

    •  PVCs and other gasses are not released into the air

    • 

    Thermally insulated, extremely quiet and shock-absorbing

    •   Hypoallergenic – dust, pollen and dirt are repelled by it’s natural

    antistatic characteristics

    • 

     Develops into a more robust floor as it ages – the

    oxidation of the oil creates a stronger floor

     Linoleum is often bought in rolls - approximately 7’ wide with

    lengths up to 100 feet long. It is also available in sheets, tiles,

    and sometimes as area rugs. The choices for the style of the

     floor are practically endless. Selections include a variety of

     patterns and an array of both bright and subtle colors. Technology has helped to

     find ways to improve sealers applied on linoleum. Architects and designers are

    clamoring for more as they find the comeback-kid the best choice for eco-

    conscious clients.

     Linoleum was discovered by Frederik Walton who patented the product in

    1863. He got the idea, as legend says, from observing how a sheet of linseed oil

     forms on top of paint. With this basic idea, he used a mix of linseed oil, tree

    resins, pigments, cork dust, ground limestone, and wood flour and pressed it onto

    a jute backing. Even today, the same ingredients are being used to create modern

    versions of the product. Mr. Walton eventually named the product by joining the

     Latin words “linum” (flax) and “oleum” (oil). It was not until later in the same

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    15/24

     

    Universitas Kristen Petra

    58

    century that Michael Nairn from Scotland made the product more appealing to

    the public by perfecting methods of adding design qualities such as inlaid

     patterns.

     By the mid-1940s, with two recent world wars dictating

     practicality and thriftiness, people were more than ready

    to switch to a cheaper type of flooring. This is when vinyl

    was made available. Through these hard times, vinyl

     found an explosive popularity that left linoleum floors to

    be considered old-fashioned and ugly. But, linoleum

    maintained its reputation as a sign of luxury and prosperity among households

    that could afford to purchase and install it during those times.

    With so many flooring options, the durability and ecologically friendliness of a

    linoleum floor could be the answer to the complicated question of “which type of

     floor should I choose?” With costs comparable to that of carpet and wood

     flooring, patterns and colors that installers can have fun with, and an average

    lifespan of 40 years, linoleum is here to stay.

    Dengan melihat berbagai macam jenis tactile paving  dan juga gunanya adalah

    sebagai berikut:

     Directional Guidance Concrete Tactile Paving

    To guide pedestrians through open areas, avoiding hazards &

    obstructions

     Design advice on guideline layouts available

     Available in Red, Buff & Natural

    View colours:

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    16/24

     

    Universitas Kristen Petra

    59

     Blister  Concrete Tactile Paving

    To identify location of drop kerb or appropriate place to cross Design advice on guideline layouts available

     Available in Red, Buff & Natural

    View colours 

     Blister Paving

    Tactile Blister Paving is used to identify the location of a drop kerb and an

    appropriate place to cross.

    Guidelines regarding the use of tactile paving specify the use of red units at

    controlled crossing points and buff units at uncontrolled crossing points. Some

    relaxation of these guidelines may be allowed in conservation areas. Guidelines

    also exist on the layout and positioning of Blister Paving units.

     Marshalls can offer design advice on layouts that will meet specific requirements

    and that will comply with the current guidelines.

     Hazard Warning  Concrete Tactile Paving

    To identify potential hazards & advise pedestrians to proceed with care

     Design advice on guideline layouts available

     Hazard Warning Paving

     Hazard Warning Paving, sometimes called Corduroy Paving, is used to identify

    any type of potential hazard and advise pedestrians to proceed with care. The

    bars are laid at 90° to the hazard, indicating to users the location or area of the

    hazard, and are a requirement of the Building Regulations Part M, Requirement

     M2. These units are often used at the top or bottom of steps, at level crossings and

    on shared cycle/pedestrian routes when the route meets a crossroad. These units

    are usually positioned 400mm from the hazard.

     Marshalls can offer design advice on layouts for any specific requirements.

     Available in Red, Buff & Natural

    View colours:

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    17/24

     

    Universitas Kristen Petra

    60

    Dinding:

    Data lapangan : beton dan batu bata

    Data literatur: pemilihan material dipengaruhi oleh pencahayaan, pembagian

     zoning dan grouping, sesuai tema dan konsep.

    dinding partisi papan gipsum

    -  dinding kaca  transparan untuk kesan lebih terbuka

     memberi komunikasi

     digunakan sebagai penutup sekaligus pembuka ruangan

     pola yang dipakai : - garis-garis horisontal kesan pendek

    - garis-garis vertikal kesan tinggi

    (sumber: Pamudji.S, Desain Interior; hal 146&149)

    Analisa: untuk orang buta dibutuhkan dinding yang dapat memantulkan suarasupaya dapat mendeteksi jika ada belokan.

    Kesimpulan : memakai  finishing  pelapisan ubin untuk penanda belokan supaya

    memantulkan suara, juga dengan warna yang berbeda untuk pengunjung buta

     parsial supaya mendeteksi adanya belokan. Ditambah adanya kombinasi dengan

    dinding beton maupun lapisan finishing yang bertekstur beda.

    Plafon:

    Data lapangan: papan gypsum 

    Data literatur: papan gypsum 50x50 cm

    sebagai bidang penempelan titik-titik lampu

    sebagai peredam suara

    dapat digunakan sebagai penarik perhatian

    dapat menciptakan suasana ruang

    Analisa: memakai gypsum board  dan yumen board  yang lebih kedap suara untuk

    kenyamanan sekaligus ekonomis.

    Pewarnaan

    Data lapangan: menggunakan warna abu-abu

    Data literatur: Warna dan sifatnya:

    Merah: - kesan hangat

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    18/24

     

    Universitas Kristen Petra

    61

    - panas

    - menarik perhatian

    - menstimulus (menghidupkan suasana dan semarak)

    Oranye: - hangat

    - gembira

    - humor

    - efek kuat terhadap pencahayaan dan brightness 

    Cream&Beiges: - safe 

    - tenang

    Biru: - dingin

    - tenang

    - serius- gelap

    - sedih

    Ungu: - perasaan unsafe 

    - artistic

    - penasaran/misterius

    - ambigu

    - expresive 

    *Triad  colour   biasa untuk ruang kecil

    *Complementary colour   baik untuk display (kontras)

    (sumber dari: John.F.File; hal 249-269)

    Analisa: warna sebagai penanda sekaligus pengarah untuk tujuan.

    Warna kuning dibutuhkan untuk penanda adanya naikan ataupun area. Warna

    kuning ini adalah warna umum dan telah dipatenkan yang dipakai untuk penunjuk

     bagi orang buta parsial di seluruh dunia.

    Selain itu warna yang juga kontras dapat juga digunakan.

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    19/24

     

    Universitas Kristen Petra

    62

    3.6. Analisa Karakteristik Ruang 

    Pencahayaan:

    Data lapangan: * alami: ventilasi. Idealisasi yang dibahas dalam hal ini adalah

    orientasi arah hadap bangunan kelas terhadap

    orientasi lintasan matahari.

    * buatan: lampu ± 400 lux

    Data literatur: * pencahayaan umum

    - cahaya menyebar (mengurangi kesan

    kontras)

    - memperluas sudut pandang ruang

    - berguna bagi keamanan- mengurangi kesan gelap/area tertutup

    * pencahayaan lokal

    - menerangi sebagian area tertutup

    - untuk aktifitas tertentu

    - letaknya dekat dengan objek

    - arahnya baik dan jelas

    * pencahayaan aksen

    - mengurangi kesan monoton

    - menonjolkan keistimewaan ruang

    - menerangi objek seni/benda koleksi

     berharga

    (sumber: Desain Interior, Francis DK. Ching )

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    20/24

     

    Universitas Kristen Petra

    63

    Ruang tinggi ± 3 M 750 lux

    (sumber: Data Arsitek; hal 30)

    Area luas ± 100 M² ± 20 titik lampu

    Ø = E x A

    Cu x MF

    (sumber: Tata Cahaya Lampu; Ir. Hedy. C. I)

    Analisa: pencahayaan diusahakan menerangi tiap individu yang berinteraksi tanpa

    menyilaukan yang bersangkutan, namun juga harus dapat membantu orang buta

     parsial untuk dapat melihat atau mebaca dengan jelas

    Penghawaan:Data lapangan: * alami: ventilasi dengan cross ventilalion masih bisa

    dikondisikan secara maksimal dengan membuat massa

    yang tipis untuk aliran udara.

    * buatan: Sistem penghawaan buatan yang dikondisikan

     berupa sistem split duct .

     Indoor unit  menggunakan  fan coil yang melekat di dinding, sedangkan  outdoor

    unit  di tempatkan di luar toilet tepi.

    Data literatur:

    (sumber: Desain Interior, Francis DK.Ching)

    Analisa: sangat dibutuhkan suhu yang nyaman tergantung dari kelembaban relatif

    temperatur radiasi permukaan sekitar   menggunakan AC sentral agar

     penghawaan merata, dan lebih hemat.

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    21/24

     

    Universitas Kristen Petra

    64

    publik

    Akustik:

    - pengaruh dari pola lantai - pengaruh dari pola dinding (bentuk)

    Analisa: sebisa mungkin meminimalkan kebisingan akibat jalan raya yang dekatdengan bangunan. Material yang dipakai adalah kaca.

    3.7. Analisa Zoning dan Grouping

    3.7.1. Analisa Zoning

    Alternatif 1:

    Kelebihan dan Kekurangannya:

    (+) Area privat berada di tengah sehingga mudah dicapai oleh staff

    (+) Area publik yang mengelilingi area privat dapat dengan mudah dipantau oleh

    staff

    (-) Area privat jadi terlalu bising karena berada di tengah, dan tidak terkesan

     privat

    publik

    privat

    publik

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    22/24

     

    Universitas Kristen Petra

    65

    P

    r

    i

     va

    t

    Alternatif 2:

    Kelebihan dan Kekurangannya:

    (+) Area privat dapat dicapai dengan mudah

    (-) Area privat terlalu besar, tidak sesuai dengan besaran ruang

    Alternatif 3:

    Kelebihan dan Kekurangannya:

    (+) Tingkat kebisingan area privat lebih rendah

    (+) Area publik dapat mencakup banyak pengunjung

    (+) Area publik dekat dengan main entrance, mudah dicapai oleh pengunjung 

    Desain yang terpilih adalah alternatf 3, karena sesuai dengan fungsi dan

    hubungan antar ruang, selain itu juga paling mendekati dengan besaran ruang

    yang dibutuhkan.

    publik

    publik

    privat

    privat

    publik

    P

    U

    B

    L

    I

    k

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    23/24

     

    Universitas Kristen Petra

    66

    3.7.2. Analisa Grouping

    Alternatif 1:

    Kelebihan dan Kekurangan:

    (+) Café   yang berada di dekat main entrance dapat membuat pengunjung ingintertarik.

    (+) Area kantor dekat dengan WC sehingga dapat memudahkan para pegawai

    untuk mengaksesnya.

    (+) Area galery  berada ditengah dapat membuat pengunjung mudah untuk

    mencapainya

    Alternatif 2:

    Kelebihan dan Kekurangan:

    (+) Galery  yang di dekat main entrance  dapat dengan mudah dicapai oleh

     pengunjung yang dapat juga berperan untuk menarik pengunjung.

    (-) Area café  yang berada jauh dengan WC menyulitkan pengunjung yang datang

    ke café .

  • 8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf

    24/24

      67

    Alternatif 3:

    Kelebihan dan Kekurangan:

    (+) Ruang serba guna berada di tengah, sehingga dapat memudahkan pengunjungyang ingin datang ke seminar atau event  tertentu

    (-) Galery yang terlalu berada di belakang dapat menyusahkan pengunjung yang

    datang, juga tidak menarik pengunjung untuk mengaksesnya.

    Desain yang terpilih adalah alternatif 1, karena sesuai dengan fungsi dan

    hubungan antar ruang, serta sesuai dengan sirkulasi yang telah dianalisa.


Recommended