8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
1/24
Universitas Kristen Petra
44
3. ANALISA DATA
3.1. Analisa Tapak
Lokasi Proyek
Gambar 3.1. Tapak Luar
(Sumber: Santoso, 2002)
Kawasan Jawa Timur akan terus berkembang sebagai kawasanmetropolitan dengan fasilitas yang lengkap. Kota Surabaya dipilih sebagai lokasi
proyek karena Surabaya adalah kota kedua terbesar di Indonesia dengan
kepadatan dan perkembangan penduduk yang cukup tinggi dan pesat sehingga
diperlukan adanya fasilitas pendidikan dan pengajaran baik dari segi kualitatif
maupun kuantitatif. Surabaya selain sebagai pusat kegiatan industri, perdagangan
http://jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-abstract_toc.pdf/http://digilib.petra.ac.id/help.htmlhttp://dewey.petra.ac.id/dgt_directory.php?display=classificationhttp://www.petra.ac.id/
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
2/24
Universitas Kristen Petra
45
dan jasa maritim pelabuhan, juga ditetapkan sebagai pusat kegiatan pendidikan
yang cukup berperan dalam lingkup nasional maupun regional. Hal tersebut
disadari bahwa di dalam kota Surabaya terdapat beberapa perguruan tinggi,
sekolah dasar, menengah dan lanjutan baik negeri maupun swasta yang cukup
baik kredibilitas dan kualitasnya bisa bersaing di tingkat nasional.
3.2. Data Tapak Bangunan
Adapun data kondisi tapak adalah sebagai berikut:
1. merupakan tanah kosong dengan rumput gajah setinggi *1,5m ( bangunan
fiktif)
2. tapak berbatasan dengan Jalan H.R. Muhammad dan Jalan Raya Darmo Permai
3. tapak berada di kawasan pengembangan Surabaya Barat; berbatasan denganlokasi Perumahan Darmo Baru (kawasan segi 8) dan Citra Raya.
Pendaerahan / zoning
Zoning pada tapak dikondisikan sesuai dengan eksisting di sekeliling
tapak dengan spesifikasi tertentu yang bisa dipotensikan sebagai sarana
penunjang.
pengolahan bangunan dalam tapak. Kriterianya adalah sebagai berikut:
1. zona publik mengelilingi tapak dari luar
2. zona privat berupa hunian dan kelas berada di dalam dilingkupi oleh zona semi
privat
3. zona semi publik melingkupi zona semi privat dan zona privat
4. kelas sebagai zona privat dan hunian sebagai zona semi privat
5. zona servis untuk parkir kendaraan dan utilitas.
Data Fisik Denah Tapak
Berdasarkan penilaian dari beberapa faktor di atas dipilih kawasan
Surabaya Barat sebagai lokasi proyek, tepatnya di lokasi Perumahan Darmo Baru
yang berbatasan dengan Jalan H.R. Muhammad. Secara site plan, kawasan ini
berbentuk segi 8 yang dikelilingi oleh kawasan perumahan dan pemukiman.
Batas-batas lokasi tapak:
Tenggara : rumah toko
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
3/24
Universitas Kristen Petra
46
Barat Daya: SMU - SLTP Petra dan Jalan H.R. Muhammad
Barat Laut : Perumahan Darmo Baru dan Jalan Raya Darmo Permai 1
Timur Laut: sekolah Jepang dan Perumahan Darmo Baru
Sirkulasi Pada Tapak luar bangunan
Jalur kendaraan bermotor di dalam tapak dipisahkan dengan jalur pejalan
kaki. Pemisahan ini dilakukan dengan memanfaatkan beda ketinggian tanah
berkontur .
Berdasarkan hasil survei Jalan H.R. Muhammad setiap harinya (kecuali
hari Minggu) antara jam 11.00-13.00 agak macet karena bagian tepi jalan
dikondisikan sebagai lahan parkir untuk antar jemput siswa-siswi dari Petra,
sehingga alternatif pemilihan masuk site diarahkan dari Jalan Raya Darmo PermaiI. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesibukan Jalan H.R. Muhammad,
memecah kesunyaian Jalan Raya Darmo Permai I, dan sekaligus pelayanan dan
keberadaan sekolah akan dikondisikan untuk melayani perumahan dalam hal ini
Perumahan Darmo Baru. Jalur kendaraan keluar dari site langsung menuju Jalan
H.R. Muhammad.
Penempatan massa publik dan semi publik dimungkinkan sebagai barier
kebisingan suara kendaraan bermotor dari jalan raya,
Patung kuda di Jalan H.R. Muhammad merupakan landmark mayor yang menjadi
identitas tapak dan sekitamya. Posisi patung kuda ini dipotensikan sebagai garis
sumbu dan orientasi pandangan ke dalam tapak, sehingga bentukan yang ada
menangkap landmark dan ramah urban. Selain itu juga Apartemen Puri Matahari
merupakan pemecah skyline area Darmo Baru yang monoton dengan ketinggian
1.5 lantai. Pembagian district pada tapak mengikuti pola ditrict SMU – SLTP
Kristen Petra yaitu merupakan district lahan pendidikan. Demikian juga
keberadaan sekolah Jepang di sebelah timur laut juga tergabung dalam district
pelayanan pendidikan.
Nodes penting yang perlu digarisbawahi adalah persimpangan antara Jalan
H.R. Muhammad dan Jalan Raya Darmo Permai I. Dari nodes ini akan diambil
orientasi arah pandangan utama dari luar lahan ke dalam lahan karena sifatnya
yang - sangat publik.
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
4/24
Universitas Kristen Petra
47
Data Fisik Dalam Bangunan
Lokasi tapak terletak di lantai 1, berada di bagian depan bangunan dekat
pintu masuk utama. Luas tapak bangunan kurang lebih 1028,5m², dengan tinggi
bangunan 3,5m. Terdapat pilar dengan ukuran 60x60cm. Dinding pada main
entrance terbuat dari beton.
Gambar 3.2. Tapak Dalam
(Sumber: Santoso, 2002)
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
5/24
Universitas Kristen Petra
48
DATANG
••MENCARI INFORMASI
••MEMBACA INFORMASI DI
PERPUSTAKAAN
••KELILING GALERY
••MENGIKUTI SEMINAR
••MEMBELI PRODUK
••BERKONSULTASI
ISTIR H T UL NG
PENGUNJUNG
3.3. Analisa Hubungan Antar Ruang Berdasarkan Aktivitas
Pengguna dari fasilitas ini terbagi menjadi dua yaitu pengunjung dan
pegawai. Aktivitas pengunjung dan pegawai yang mempengaruhi pengaturan dan
kebutuhan ruang. Pengunjung yang datang ke pusat informasi memiliki berbagai
macam tujuan, antara lain, mendapatkan pengetahuan tentang alat bantu, dan yang
tertarik dalam membeli alat bantu.
Gambar 3.3. Pola Akfifitas Staff
Gambar 3.4. Pola Aktifitas Pengunjung
DATANG
••ABSEN MASUK
••BEKERJA SESUAI DENGAN
TUGASNYA OWNER
MANAGER RESEPSIONIS
,
KASIR, GUIDE, KONSULTAN,
PELAYAN CAFÉ)
ISTIR H T EMB LI BEKERJUL NG
STAFF
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
6/24
Universitas Kristen Petra
49
Tabel 3.1. Aktifitas Pengunjung dan Kebutuhan Ruang
Aktivitas Pengunjung Kebutuhan Ruang
Datang
Keliling galeri
Membaca informasi tentang alat Bantu
orang buta
Mencari informasi tambahan
Mengikuti seminar atau kuliah
Makan/minum di cafe
Buang Air
Membeli produk-produk alat bantu.Berkonsultasi bagi yang ingin tanya
Bertanya / berbicang ke pegawai
Lobby
Ruang pamer
Perpustakaan
Area touch screen
Area touch screen
Ruang konsultasi
Ruang Serba Guna
Cafe
Toilet
Area kasirRuang Konsultasi
Resepsionis
Tabel 3.2 Aktivitas Pegawai dan Kebutuhan
Aktivitas Pegawai Kebutuhan Ruang
Datang, pulang
Bekerja sesuai dengan tugasnya :
Owner
Manager
Kasir
Resepsionis
Guide
Konsultan
Pelayan cafe
Makan / minum
Buang Air
Area Sirkulasi, Lobby
Ruang Kantor Pemilik
Ruang Kantor Manager
Kasir area
Reception area
Reception area
Ruang konsultasi
Cafe
Café /kantor
Toilet
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
7/24
Universitas Kristen Petra
50
Melalui aktivitas dan kebutuhan ruang, dibuat hubungan antar ruang
yang dapat memenuhi kedua hal tersebut
Main Entrance
Information area/Receptionist
Mini Library Lobby& Café
Galery Mini Galery Keterangan:
: Hub.langsung
Multipurposed Room Office : Hub. tdk langsung
Toilet Consultation room
Gambar 3.5. Hubungan Antar Ruang
3.4. Analisa Besaran Ruang
3.4.1. Analisis Kebutuhan, Kapasitas dan Besaran Ruang
Tabel 3.3. Besaran Ruang
Ruang Perabot Kapasitas Asumsi Luasan Total
Multipurposed
Room
● Kursi Kelas
(28 unit)
● Meja Kelas
(30 unit)
● Kursi
Tunggu (6
unit)
28 orang
● 50x50x28= 7 M²
● 85x60x30= 15.3
M²
● 50x50x6= 1.5 M²
● 28x2= 56 M²
79.8 M²
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
8/24
Universitas Kristen Petra
51
Ruang
Konsultasi
● Sofa (10
unit)
● Meja (2 unit)
● Rak buku (2
unit)
10 orang
● 70x50x10= 3.5 M²
● 80x80x2= 1.28 M²
● 113x40x2= 0.90
M²
● 10x2= 20 M²
25.68
M²
Kantor
Direktur
●Kursi
Direktur
● Kursi (2
unit)
● Rak buku
●Meja
Direktur (1
unit)
3 orang
● 80x60= 0.48 M²
● 50x50x2= 0.50 M²
● 113x40x2= 0.90
M²
● 140x80= 1.12 M²
● 2x3= 6 M²
9 M²
Kantor
Manager
●Kursi
Direktur
● Kursi (2
unit)
● Rak buku
Meja Direktur
(1 unit)
3 orang
● 80x60= 0.48 M²
● 50x50x2= 0.50 M²
● 113x40x2= 0.90
M²
● 140x80= 1.12 M²
● 2x3= 6 M²
9 M²
Kantor Staff ● Meja kerja
(5 unit)
● Kursi kerja (
5 unit)
● Sofa (4 unit)
● Meja
panjang● Meja kecil
10 orang
● 140x80x5= 5.6 M²
● 50x50x5= 1.25 M²
● 70x50x4= 1.4 M²
● 200x50= 1 M²
● 80x80= 0.64 M²
● 2x10= 20 M²
29.89
M²
Mini Galery ● Meja
Display (10
unit)
30% dari
luasan mini
galery
● 80x80x10= 6.4 M²
● 30%x6.4= 1.92 M² 8.32 M²
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
9/24
Universitas Kristen Petra
52
Galery ● Meja
Display (17
unit)
● Sofa (18
unit)
30% dari
luasan mini
galery
● 80x80x17= 10.88
M²
● 70x50x18= 6.3 M²
● 30%x17.18= 5.15
M²
22.33
M²
Perpustakaan ● Kursi baca
(14 unit)
● Meja baca
(14 unit)
● Kursi (2
unit)
●
Rak buku (3unit)
● Meja
pengawas
● Rak kecil (2
unit)
30% dari
luasan perpustakaan
● 50x50x14= 3.5 M²
● 70x60x14= 5.88
M²
● 50x50x2= 0.5 M²
● 1000x80x3= 24
M²
●
400x200= 8 M²● 80x40x2= 0.64 M²
● 30%x42.52= 12.76
M²
55.28
M²
Resepsionis ● Meja
resepsionis
● Kursi kerja
(3 unit)
5 orang
● 400x100= 4 M²
● 50x50x3= 0.75 M²
● 2x5= 10 M²
14.75
M²
Kasir dan
Informasi
● Meja kasir
● kursi kerja (2
unit)
5 orang
● 2.70x50= 1.35 M²
● 50x50x2= 0.5 M²
● 2x5= 10 M²
11.85
M²
Cafe ● Kursi café
(23 unit)
● Meja kecil (3
unit)
● Meja
panjang (2
unit)
● Meja bar
30% dari
luasan cafe
● 60x60x23= 8.28
M²
● 80x80x3= 1.92 M²
● 500x50x2= 5 M²
● 700x200= 14 M²
● 30%x29.2= 8.76
M²
37.96
M²
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
10/24
Universitas Kristen Petra
53
Pantry ● Kitchen set 30% dari
luasan
pantry
● 2.20x60= 1.32 M²
● 30%²x1.32= 0.40
M
1.72 M²
Wc pria ● WC (2 unit)
● Urinoir (
selokan)
● Wastafel (3
unit)
6 orang
● 70x50x2= 0.7 M²
● 70x30x3= 0.63 M²
● 50x50x3= 0.75 M²
● 2x6= 12 M²
14.08
M²
Wc wanita ●WC (3 unit)
● Wastafel (3
unit)
6 orang
● 70x50x3= 1.05 M²
● 50x50x3= 0.75 M²
● 2x6= 12 M²
13.8 M²
L total = 331.174 M²+ (30%x331.174)= 430.5262 M²
(Sumber : Neufert Architecture Data, Time Saver Standard, Human Dimension
and Interior Space)
3.4.2. Analisis Fungsi, Sifat dan Karakteristik Ruang
Tabel 3.4. Karakteristik Ruang
Ruang Sifat ruang Pencahayaan Penghawaan Akustik
Resepsionis Publik Down light,
Up light
AC sentral High
Kasir dan
Informasi Publik
Down light,
Up light
AC sentral
High
Café dan
Lobby
Publik Down light,
Up light
AC sentral High
Galery Publik
Down light,
Up light AC sentral Medium
Perpustakaan Publik Lampu TL
AC sentral Low
Mini Galery Publik Down light,
Up light
AC sentral Medium
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
11/24
Universitas Kristen Petra
54
Multipurposed
Room
Publik Down light,
Up light
AC sentral Medium
Ruang
Konsultasi
Publik Lampu TL AC sentral Low
Kantor
Direktur
Private Lampu TL AC sentral Low
Kantor
Manager
Private Lampu TL AC sentral Low
Kantor Staff Private Down light,
Lampu TL
AC sentral Low
Pantry Private Lampu TL exhaust fan Low
WC Publik Lampu TL exhaust fan Low
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
12/24
Universitas Kristen Petra
55
3.5 Analisa Elemen Pembentuk Ruang
Lantai :
Data lapangan: kombinasi lantai parket dan keramik
Data literatur: material dan sifat-sifatnya yang berpengaruh pada orang buta
Analisa: lantai memberi karakter dan memperjelas sifat ruang/area
Kesimpulan: pemakaian bahan linoleum di kombinasi dengan bahan rubber
sebagai tactile paving.
Lantai linoleum dan penjelasannya beserta dengan kelebihannya yaitu:
Linoleum and Vinyl Make a Comeback
GREENFLOORS LINOLEUM CLICK FLOORS Linoleum Click Floors are easy to install. With a simple "In & Out" system, the
panels simply "click" into place (tongue in groove panel.) And, no glue is required,
so the floor can be walked on immediately after installation. Linoleum Click
Floors is a high-quality product and the ideal flooring for most rooms in the
house, from the hallway, and children's rooms, where traffic is likely to be
heaviest, to the living room, study or bedroom. This natural, stylish flooring is
easily installed and maintained. With the freedom to design your own patterns,
you can create your own atmosphere. Enjoy the feeling of having it your way.
GREENFLOORS LINOLEUM CLICK PLANKS
7 planks per carton or 20.56 sq ft.
Length: 36" High: 12" Width Guage 3/8"
GREENFLOORS LINOLEUM CLICK TILES
7 tiles per carton or 6.89 sq ft.
Length: 12" Width 12" Guage 3/8"
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
13/24
Universitas Kristen Petra
56
Linoleum Click Floors are ecologically produced, natural linoleum on HDF with
a cork layer, that comes in approx. sizes of 12" x 36" planks and 12" x 12" tiles.
Linoleum Click Floors has a top layer of natural Linoleum ingredients. The main
ingredient is natural linseed oil produced by pressing the seeds from the flax
plant. The flax plant, the source for linen, is an easy-to-cultivate plant whose
supply is abundant. Pine rosins are mixed with the linseed oil to product a flexible
binder. The pine trees from which the rosins are extracted exist in abundance
throughout the world. Wood flour is obtained through controlled forestry,
including the planting of special forests. No tropical hardwoods are ever used.
When it comes to our beautiful colors, only ecologically friendly pigments are
used. The backing used for Linoleum Click Floors is made from spun yarn of
strong jute fiber, grown primarily in India and Bangladesh. Jute is plentiful andhighly renewable.
Anti-static for Easy Cleaning The anti-static properties mean that dust won't cling
to it. Keeping your Linoleum Click Floors dust free is easily achieved by dust
mopping and damp mopping. Because it is so easy to clean, Linoleum Click
Floors makes life easier for people with asthmatic allergies and other respiratory
disorders. Linoleum Click Floors does not harbor dust mites and lab tests show
that Linoleum Click Floors is bacteriostatic, so micro-organisms don't stand a
chance.Use Linoleum Click Floors for a healthy, hygienic home. Because Linoleum Click
Floors is a natural product like wood, it makes your house snug and warm. It
reaches room temperature quickly and can even be used with under-floor
heating.
Nowadays, so much attention has been put to going healthy, practical, and eco-
friendly. With diet commercials and environment-friendly products in vogue,
households have come to realize the value of neat, ecologically friendly and
durable floors. One of the most sought out flooring products for just those
reasons is linoleum. Although there have been many modern advances in the
flooring area, linoleum boasts a long history and is gaining more popularity as a
flooring choice of many homes. As linoleum makes its comeback, many trade
publications have given it rave reviews on its resurgence thanks to innovations
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
14/24
Universitas Kristen Petra
57
and design options offered by linoleum manufacturers such as Forbo Industries,
which holds more than 30% of the $40 million US market. So where does
linoleum fit in? Linoleum is works well when used with traditional, all-natural,
and mostly-wood type of designs. It can also spice up a modern home with the
help of an interior designer who has an eye for combining the look of the old with
today’s modern conveniences. Although deemed by many as a difficult floor to
install and less likely to absorb sound, linoleum has its advantages:
•
An extremely extensive lifetime – often lasting fifty years or more when
properly maintained.\
• Environmentally friendly – 100% recyclable
• PVCs and other gasses are not released into the air
•
Thermally insulated, extremely quiet and shock-absorbing
• Hypoallergenic – dust, pollen and dirt are repelled by it’s natural
antistatic characteristics
•
Develops into a more robust floor as it ages – the
oxidation of the oil creates a stronger floor
Linoleum is often bought in rolls - approximately 7’ wide with
lengths up to 100 feet long. It is also available in sheets, tiles,
and sometimes as area rugs. The choices for the style of the
floor are practically endless. Selections include a variety of
patterns and an array of both bright and subtle colors. Technology has helped to
find ways to improve sealers applied on linoleum. Architects and designers are
clamoring for more as they find the comeback-kid the best choice for eco-
conscious clients.
Linoleum was discovered by Frederik Walton who patented the product in
1863. He got the idea, as legend says, from observing how a sheet of linseed oil
forms on top of paint. With this basic idea, he used a mix of linseed oil, tree
resins, pigments, cork dust, ground limestone, and wood flour and pressed it onto
a jute backing. Even today, the same ingredients are being used to create modern
versions of the product. Mr. Walton eventually named the product by joining the
Latin words “linum” (flax) and “oleum” (oil). It was not until later in the same
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
15/24
Universitas Kristen Petra
58
century that Michael Nairn from Scotland made the product more appealing to
the public by perfecting methods of adding design qualities such as inlaid
patterns.
By the mid-1940s, with two recent world wars dictating
practicality and thriftiness, people were more than ready
to switch to a cheaper type of flooring. This is when vinyl
was made available. Through these hard times, vinyl
found an explosive popularity that left linoleum floors to
be considered old-fashioned and ugly. But, linoleum
maintained its reputation as a sign of luxury and prosperity among households
that could afford to purchase and install it during those times.
With so many flooring options, the durability and ecologically friendliness of a
linoleum floor could be the answer to the complicated question of “which type of
floor should I choose?” With costs comparable to that of carpet and wood
flooring, patterns and colors that installers can have fun with, and an average
lifespan of 40 years, linoleum is here to stay.
Dengan melihat berbagai macam jenis tactile paving dan juga gunanya adalah
sebagai berikut:
Directional Guidance Concrete Tactile Paving
To guide pedestrians through open areas, avoiding hazards &
obstructions
Design advice on guideline layouts available
Available in Red, Buff & Natural
View colours:
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
16/24
Universitas Kristen Petra
59
Blister Concrete Tactile Paving
To identify location of drop kerb or appropriate place to cross Design advice on guideline layouts available
Available in Red, Buff & Natural
View colours
Blister Paving
Tactile Blister Paving is used to identify the location of a drop kerb and an
appropriate place to cross.
Guidelines regarding the use of tactile paving specify the use of red units at
controlled crossing points and buff units at uncontrolled crossing points. Some
relaxation of these guidelines may be allowed in conservation areas. Guidelines
also exist on the layout and positioning of Blister Paving units.
Marshalls can offer design advice on layouts that will meet specific requirements
and that will comply with the current guidelines.
Hazard Warning Concrete Tactile Paving
To identify potential hazards & advise pedestrians to proceed with care
Design advice on guideline layouts available
Hazard Warning Paving
Hazard Warning Paving, sometimes called Corduroy Paving, is used to identify
any type of potential hazard and advise pedestrians to proceed with care. The
bars are laid at 90° to the hazard, indicating to users the location or area of the
hazard, and are a requirement of the Building Regulations Part M, Requirement
M2. These units are often used at the top or bottom of steps, at level crossings and
on shared cycle/pedestrian routes when the route meets a crossroad. These units
are usually positioned 400mm from the hazard.
Marshalls can offer design advice on layouts for any specific requirements.
Available in Red, Buff & Natural
View colours:
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
17/24
Universitas Kristen Petra
60
Dinding:
Data lapangan : beton dan batu bata
Data literatur: pemilihan material dipengaruhi oleh pencahayaan, pembagian
zoning dan grouping, sesuai tema dan konsep.
-
dinding partisi papan gipsum
- dinding kaca transparan untuk kesan lebih terbuka
memberi komunikasi
digunakan sebagai penutup sekaligus pembuka ruangan
-
pola yang dipakai : - garis-garis horisontal kesan pendek
- garis-garis vertikal kesan tinggi
(sumber: Pamudji.S, Desain Interior; hal 146&149)
Analisa: untuk orang buta dibutuhkan dinding yang dapat memantulkan suarasupaya dapat mendeteksi jika ada belokan.
Kesimpulan : memakai finishing pelapisan ubin untuk penanda belokan supaya
memantulkan suara, juga dengan warna yang berbeda untuk pengunjung buta
parsial supaya mendeteksi adanya belokan. Ditambah adanya kombinasi dengan
dinding beton maupun lapisan finishing yang bertekstur beda.
Plafon:
Data lapangan: papan gypsum
Data literatur: papan gypsum 50x50 cm
-
sebagai bidang penempelan titik-titik lampu
-
sebagai peredam suara
-
dapat digunakan sebagai penarik perhatian
-
dapat menciptakan suasana ruang
Analisa: memakai gypsum board dan yumen board yang lebih kedap suara untuk
kenyamanan sekaligus ekonomis.
Pewarnaan
Data lapangan: menggunakan warna abu-abu
Data literatur: Warna dan sifatnya:
Merah: - kesan hangat
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
18/24
Universitas Kristen Petra
61
- panas
- menarik perhatian
- menstimulus (menghidupkan suasana dan semarak)
Oranye: - hangat
- gembira
- humor
- efek kuat terhadap pencahayaan dan brightness
Cream&Beiges: - safe
- tenang
Biru: - dingin
- tenang
- serius- gelap
- sedih
Ungu: - perasaan unsafe
- artistic
- penasaran/misterius
- ambigu
- expresive
*Triad colour biasa untuk ruang kecil
*Complementary colour baik untuk display (kontras)
(sumber dari: John.F.File; hal 249-269)
Analisa: warna sebagai penanda sekaligus pengarah untuk tujuan.
Warna kuning dibutuhkan untuk penanda adanya naikan ataupun area. Warna
kuning ini adalah warna umum dan telah dipatenkan yang dipakai untuk penunjuk
bagi orang buta parsial di seluruh dunia.
Selain itu warna yang juga kontras dapat juga digunakan.
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
19/24
Universitas Kristen Petra
62
3.6. Analisa Karakteristik Ruang
Pencahayaan:
Data lapangan: * alami: ventilasi. Idealisasi yang dibahas dalam hal ini adalah
orientasi arah hadap bangunan kelas terhadap
orientasi lintasan matahari.
* buatan: lampu ± 400 lux
Data literatur: * pencahayaan umum
- cahaya menyebar (mengurangi kesan
kontras)
- memperluas sudut pandang ruang
- berguna bagi keamanan- mengurangi kesan gelap/area tertutup
* pencahayaan lokal
- menerangi sebagian area tertutup
- untuk aktifitas tertentu
- letaknya dekat dengan objek
- arahnya baik dan jelas
* pencahayaan aksen
- mengurangi kesan monoton
- menonjolkan keistimewaan ruang
- menerangi objek seni/benda koleksi
berharga
(sumber: Desain Interior, Francis DK. Ching )
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
20/24
Universitas Kristen Petra
63
Ruang tinggi ± 3 M 750 lux
(sumber: Data Arsitek; hal 30)
Area luas ± 100 M² ± 20 titik lampu
Ø = E x A
Cu x MF
(sumber: Tata Cahaya Lampu; Ir. Hedy. C. I)
Analisa: pencahayaan diusahakan menerangi tiap individu yang berinteraksi tanpa
menyilaukan yang bersangkutan, namun juga harus dapat membantu orang buta
parsial untuk dapat melihat atau mebaca dengan jelas
Penghawaan:Data lapangan: * alami: ventilasi dengan cross ventilalion masih bisa
dikondisikan secara maksimal dengan membuat massa
yang tipis untuk aliran udara.
* buatan: Sistem penghawaan buatan yang dikondisikan
berupa sistem split duct .
Indoor unit menggunakan fan coil yang melekat di dinding, sedangkan outdoor
unit di tempatkan di luar toilet tepi.
Data literatur:
(sumber: Desain Interior, Francis DK.Ching)
Analisa: sangat dibutuhkan suhu yang nyaman tergantung dari kelembaban relatif
temperatur radiasi permukaan sekitar menggunakan AC sentral agar
penghawaan merata, dan lebih hemat.
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
21/24
Universitas Kristen Petra
64
publik
Akustik:
- pengaruh dari pola lantai - pengaruh dari pola dinding (bentuk)
Analisa: sebisa mungkin meminimalkan kebisingan akibat jalan raya yang dekatdengan bangunan. Material yang dipakai adalah kaca.
3.7. Analisa Zoning dan Grouping
3.7.1. Analisa Zoning
Alternatif 1:
Kelebihan dan Kekurangannya:
(+) Area privat berada di tengah sehingga mudah dicapai oleh staff
(+) Area publik yang mengelilingi area privat dapat dengan mudah dipantau oleh
staff
(-) Area privat jadi terlalu bising karena berada di tengah, dan tidak terkesan
privat
publik
privat
publik
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
22/24
Universitas Kristen Petra
65
P
r
i
va
t
Alternatif 2:
Kelebihan dan Kekurangannya:
(+) Area privat dapat dicapai dengan mudah
(-) Area privat terlalu besar, tidak sesuai dengan besaran ruang
Alternatif 3:
Kelebihan dan Kekurangannya:
(+) Tingkat kebisingan area privat lebih rendah
(+) Area publik dapat mencakup banyak pengunjung
(+) Area publik dekat dengan main entrance, mudah dicapai oleh pengunjung
Desain yang terpilih adalah alternatf 3, karena sesuai dengan fungsi dan
hubungan antar ruang, selain itu juga paling mendekati dengan besaran ruang
yang dibutuhkan.
publik
publik
privat
privat
publik
P
U
B
L
I
k
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
23/24
Universitas Kristen Petra
66
3.7.2. Analisa Grouping
Alternatif 1:
Kelebihan dan Kekurangan:
(+) Café yang berada di dekat main entrance dapat membuat pengunjung ingintertarik.
(+) Area kantor dekat dengan WC sehingga dapat memudahkan para pegawai
untuk mengaksesnya.
(+) Area galery berada ditengah dapat membuat pengunjung mudah untuk
mencapainya
Alternatif 2:
Kelebihan dan Kekurangan:
(+) Galery yang di dekat main entrance dapat dengan mudah dicapai oleh
pengunjung yang dapat juga berperan untuk menarik pengunjung.
(-) Area café yang berada jauh dengan WC menyulitkan pengunjung yang datang
ke café .
8/16/2019 jiunkpe-ns-s1-2007-41401075-9771-alat_buta-chapter3.pdf
24/24
67
Alternatif 3:
Kelebihan dan Kekurangan:
(+) Ruang serba guna berada di tengah, sehingga dapat memudahkan pengunjungyang ingin datang ke seminar atau event tertentu
(-) Galery yang terlalu berada di belakang dapat menyusahkan pengunjung yang
datang, juga tidak menarik pengunjung untuk mengaksesnya.
Desain yang terpilih adalah alternatif 1, karena sesuai dengan fungsi dan
hubungan antar ruang, serta sesuai dengan sirkulasi yang telah dianalisa.