+ All Categories
Home > Documents > JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

Date post: 25-Jul-2015
Category:
Upload: muhammad-fathoni-abu-faiz
View: 260 times
Download: 2 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
26
1 EVALUASI TERHADAP SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PROSES PEMBERIAN KREDIT MIKRO” (Studi pada PT. Bank Mandiri (PERSERO) tbk Cabang Majapahit Semarang) Oleh : Ruzanna Amanina Dosen Pembimbing : Drs. P. Basuki Hadiprajitno, MBA, MAcc, Akt ABSTRACT PT. Bank of Mandiri (Persero) Tbk Branch Majapahit Semarang is one of the financial institutions that raise funds and give the loan. One form of loans held by Bank Mandiri is Mandiri Micro Credit. The implementation of micro credit risk, credit congestion is a problem affecting the health of banks. Therefore, we need an execution control system to assess internal controls and to know the policy of the bank's management in their performing duties. Issues raised in the research are how the internal control system applied and whether the system of internal control in the process of lending micro credits have been applied effectively in Bank of Mandiri Branch Majapahit Semarang. This research was conducted with the aim to evaluate the process of lending micro credit in accordance with the prudent principle and the sound lending principle and evaluate the effectiveness of internal control systems in the process of lending micro-credit in Bank of Mandiri Branch Majapahit Semarang. The evaluation result shows that the system adopted in the micro credit lending process has already most of the elements of internal control, although there are some weaknesses, there are Micro Credit Analyst (MKA) in Bank of Mandiri Branch Majapahit Semarang are not proportional to the amount entry application for credit, that so feared would happen loss from the weak credit quality. In addition, the implementation of the visit or on the spot is done, not in accordance with the procedures in the Manual of Micro Credit Product.
Transcript
Page 1: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

1

EVALUASI TERHADAP SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA

PROSES PEMBERIAN KREDIT MIKRO” (Studi pada PT. Bank Mandiri

(PERSERO) tbk Cabang Majapahit Semarang)

Oleh : Ruzanna Amanina

Dosen Pembimbing : Drs. P. Basuki Hadiprajitno, MBA, MAcc, Akt

ABSTRACT

PT. Bank of Mandiri (Persero) Tbk Branch Majapahit Semarang is one

of the financial institutions that raise funds and give the loan. One form of loans

held by Bank Mandiri is Mandiri Micro Credit. The implementation of micro

credit risk, credit congestion is a problem affecting the health of banks. Therefore,

we need an execution control system to assess internal controls and to know the

policy of the bank's management in their performing duties. Issues raised in the

research are how the internal control system applied and whether the system of

internal control in the process of lending micro credits have been applied

effectively in Bank of Mandiri Branch Majapahit Semarang. This research was

conducted with the aim to evaluate the process of lending micro credit in

accordance with the prudent principle and the sound lending principle and

evaluate the effectiveness of internal control systems in the process of lending

micro-credit in Bank of Mandiri Branch Majapahit Semarang.

The evaluation result shows that the system adopted in the micro credit

lending process has already most of the elements of internal control, although

there are some weaknesses, there are Micro Credit Analyst (MKA) in Bank of

Mandiri Branch Majapahit Semarang are not proportional to the amount entry

application for credit, that so feared would happen loss from the weak credit

quality. In addition, the implementation of the visit or on the spot is done, not in

accordance with the procedures in the Manual of Micro Credit Product.

Page 2: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

2

Compliance testing conducted on the internal control system using fixed

sample size. Determination of the number of samples selected using random

numbers table, set the level of reliability 95% and the highest accuracy limits

expected (Desired precission Upper Limit / DUPL) 5%. The result of this

compliance testing is the amount of the accuracy limit is achieved (Achieved

precission Upper Limit / AUPL) of 3%. From these results if AUPL less than or

equal to the DUPL, the existing internal control is said to be effective. This could

mean that the elements of internal control contained in the process of lending

micro-credit has been implemented by management. the research conclude that

internal control systems that exist in the process of lending micro-credit was

adequate and has been implemented by management.

Key word : Internal control system, credit, attribute sampling

Page 3: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

3

1. PENDAHULUAN

Aktivitas manusia dalam dunia bisnis tidak lepas dari peranan bank

selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Menurut Undang-Undang

No.10 tahun 1998 tentang perbankan, pengertian bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan pengertian tersebut,

kegiatan pokok bank adalah menerima simpanan dari masyarakat yang memiliki

kelebihan dana dalam bentuk giro, tabungan serta deposito berjangka dan

memberikan kredit kepada pihak yang memerlukan dana. Kegiatan bank pada

akhirnya akan diarahkan kepada peningkatan taraf hidup masyarakat, agar

masyarakat menjadi lebih baik dan lebih sejahtera daripada sebelumnya. Dalam

menjalankan kegiatannya tersebut, bank wajib memiliki asas demokrasi ekonomi

dengan menerapkan prinsip kehati-hatian.

Salah satu kegiatan bank adalah memberikan kredit. Pemberian kredit

memiliki sebuah resiko yaitu adanya kredit macet. Kredit macet memberikan

dampak yang kurang baik bagi negara, masyarakat, dan perbankan Indonesia.

Untuk itu diperlukan sistem pengendalian intern yang kuat sebagai dasar kegiatan

operasional bank yang sehat dan aman dalam manajemen bank. Sistem

pengendalian intern menurut Mulyadi (2002) meliputi struktur organisasi, metode

dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Berdasarkan SE No.5/ 22/ DPNP,

dengan terselenggaranya sistem pengendalian intern yang memadai dalam bidang

perkreditan, berarti menunjukkan sikap kehati-hatian dalam bank tersebut. Sistem

pengendalian intern yang efektif dapat membantu pengurus bank menjaga aset

bank, menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat

dipercaya, meningkatkan kepatuhan bank terhadap ketentuan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian,

penyimpangan dan pelanggaran aspek kehati-hatian.

Page 4: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

4

Banyak bank yang menyediakan pinjaman modal usaha, salah salah

satunya adalah Bank Mandiri. Bank Mandiri memiliki komitmen untuk

memberikan kemudahan penyaluran kredit sebagai tambahan modal usaha bagi

pengusaha mikro. Bentuk pinjaman modal dinamakan dengan Mandiri Kredit

Mikro. Kunci sukses pemberian kredit Bank Mandiri adalah cepat, sederhana dan

kedekatan hubungan. Cepat diartikan cepat dalam pencairan guna memenuhi

tuntutan bisnis dengan putaran dana yang tinggi. Sederhana diartikan sebagai

administrasi dan persyaratan mudah dipenuhi. Sedangkan kedekatan hubungan

diartikan diprioritaskan dari daerah setempat dimana unit mikro beroperasi.

Fenomena kemudahan pemberian kredit pada Bank Mandiri menimbulkan sebuah

masalah, yaitu apakah Bank Mandiri telah melaksanakan prinsip kehati-hatian

sesuai kebijakan perkreditan Bank Indonesia. Dan untuk mengetahui apakah

pelaksanaan proses pemberian kredit mikro kepada calon debitur pada Bank

Mandiri telah sesuai dengan sistem pengendalian intern yang ada pada Manual

Kredit Mikro Bank Mandiri dan unsur-unsur dalam Committee Of Sponsoring

Organization of The Treadway Commission (COSO), maka perlu dilakukan

evaluasi pada proses pemberian kredit mikro tersebut.

2. TELAAH TEORI

2. 1 Pengertian Kredit

Pengertian kredit pada pasal 1 angka 11 Undang-Undang nomor 10 tahun

1998 tentang perubahan undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Page 5: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

5

2. 2 Unsur Kredit

Dari beberapa pengertian kredit diatas dapat ditarik beberapa unsur yang

memungkinkan terjadinya kredit. Adapun unsur–unsur kredit (Kasmir, 2004)

tersebut adalah

a. Kepercayaan yaitu suatu keyakinan bagi kreditur bahwa kredit yang diberikan

(baik berupa uang, jasa atau barang) akan benar–benar diterimanya kembali

dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu kredit.

b. Kesepakatan, kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana

masing–masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing–masing.

c. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran kredit yang

sudah disepakati kedua belah pihak.

d. Resiko, akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan

memungkinkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu

kredit.

e. Balas jasa merupakan keuntungan atau pendapatan atas pemberian suatu

kredit. Balas jasa kita kenal dengan nama bunga.

2. 3 Tujuan Kredit

Pemberian kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit

tersebut tidak akan terlepas dari misi bank. Adapun tujuan utama pemberian kredit

menurut (Kasmir, 2004) adalah untuk mencari keuntungan, membantu usaha

nasabah, membantu pemerintah.

2. 4 Fungsi Kredit

Organisasi bank dalam kehidupan perekonomian yang modern, banyak

memegang peranan yang sangat penting sehingga bank selalu di ikut sertakan

dalam menentukan kebijakan di bidang moneter. Hal ini menyebabkan, bank

mempunyai pengaruh yang sangat luas dalam bidang kehidupan khususnya di

bidang ekonomi. Fungsi kredit perbankan dalam kehidupan perekonomian dan

perdagangan antara lain sebagai berikut (Suyatno, 1993):

1. Kredit pada hakekatnya dapat meningkatkan daya guna uang.

Page 6: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

6

2. Kredit dapat meningkatkan peredaran dan lalulintas uang.

3. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna peredaran barang.

4. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.

5. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha.

6. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan.

7. Kredit sebagai alat meningkatkan hubungan internasional.

2. 5 Jenis Kredit

Beragam jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula kebutuhan

jenis kredit. Dalam praktiknya kredit yang ada di masyarakat terdiri dari beberapa

jenis, begitu pula dengan pemberian kredit oleh bank kepada masyarakat.

Pemberian kredit oleh bank dikelompokkan kedalam jenis yang masing-masing

dilihat dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai tujuan

tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karateristik tertentu.

Kredit dapat dibedakan menjadi lima macam (Kasmir, 2004) yaitu:

1. Dilihat dari segi kegunaan kredit terdiri dari kredit investasi dan kredit modal

kerja.

2. dilihat dari segi tujuan kredit terdiri kredit produktif, kredit konsumtif, dan

kredit perdagangan.

3. Dilihat dari segi jangka waktu terdiri dari kredit jangka pendek, kredit jangka

menengah dan kredit jangka panjang.

4. Dilihat dari segi sektor usaha terdiri dari kredit pertanian, kredit industri,

kredit pertambangan, kredit pendidikan dan kredit perumahan.

5. Dilihat dari segi jaminan terdiri dari kredit dengan jaminan dan kredit tanpa

jaminan.

2. 6 Prinsip Pemberian Kredit

Dalam proses pemberian kredit, bank harus memperhatikan prinsip-

prinsip pemberian kredit yang benar. Artinya sebelum suatu fasilitas kredit

diberikan maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu bahwa kredit yang

diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil

Page 7: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

7

penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank

dapat dilakukan dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang

nasabahnya. Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian kredit yang sering dilakukan

yaitu dengan analisis 5 C dan 7P. Penjelasan analisis 5C (Kasmir, 2004) adalah

sebagai berikut:

1. Character menganalisis watak dari peminjam sangat penting untuk

diperhatikan.

2. Capacity menganalisis faktor kemampuan untuk mengetahui kesungguhan

nasabah melunasi hutangnya.

3. Capital menganalisis modal untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

memikul beban pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan dalam

menanggung beban resiko yang mungkin dialami perusahaan.

4. Collateral menganalisis jaminan untuk diteliti keabsahan dan

kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang

dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition menganalisis kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang

dan prediksi untuk dimasa yang akan datang.

Penilaian kredit dengan menggunakan 7P (Kasmir, 2004) adalah sebagai

berikut:

1. Personality yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah laku

sehari–hari maupun kepribadian masa lalu.

2. Party yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau

golongan–golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.

3. Purpose yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk

jenis kredit yang diinginkan nasabah.

4. Prospect yaitu menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan

atau tidak atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.

5. Payment yaitu ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang

telah diambil atau sumber dana untuk pengembalian kredit.

6. Profitability yaitu menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba.

Page 8: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

8

7. Protection yaitu bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan

jaminan perlindungan, sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman.

2. 7 Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Sebuah organisasi nirlaba independen yang mempunyai tujuan untuk

meningkatkan kualitas pelaporan keuangan melalui etika dan pengendalian intern

yang efektif yang disebut dengan Committee Of Sponsoring Organization of The

Treadway Commission (COSO), dibentuk pada tahun 1985. Komisi ini disponsori

oleh 5 organisasi besar di Amerika Serikat yaitu The Ammerican Accounting

Association (AAA), The American Institute of Certified Public Accountants

(AICPA), Financial Executive Institute (FEI), The Institute Of Internal Auditors

(IIA) dan The Institute Of Management Accountants (IMA).

Pengertian Pengendalian Intern-Kerangka kerja terpadu menurut COSO

dalam Beyond COSO “Internal Control to enhance corporate governance” oleh

Steven J. Root (1998) sebagai berikut:

“Internal control is a process, affected by an entity’s board of

directors, management and other personnel, design to provide

reasonable assurance regarding the achievement of objectives in

the following categories: effectiveness and efficiency of

operations; reliability of financial reporting, and compliance with

laws and regulations”.

2. 8 Unsur Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian internal terdiri atas beberapa unsur-unsur, namun hendaknya

tetap diingat bahwa unsur-unsur tersebut saling berhubungan dalam suatu sistem.

Menurut Committee of Sponsoring Organizations of the Tradeway atau COSO

(Baidaie, 2005) yang meliputi unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah

a. Lingkungan pengendalian (control environment), suasana organisasi yang

mempengaruhi kesadaran penguasaan (control consciousness) dari seluruh

pegawainya. Lingkungan pengendalian ini merupakan dasar dari komponen

lain karena menyangkut kedisiplinan dan struktur.

Page 9: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

9

b. Penaksiran resiko (risk assestment), adalah proses mengidentifikasi dan

menilai resiko-resiko yang dihadapi dalam mencapai tujuan. Setelah

teridentifikasi, manajemen harus menentukan bagaimana mengendalikannya.

c. Aktivitas pengendalian (control activities), adalah kebijakan dan prosedur

yang harus ditetapkan untuk meyakinkan manajemen bahwa semua arahan

telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian ini diterapkan pada semua tingkat

organisasi dan pengolahan data.

d. Informasi dan komunikasi (information and communication), dua elemen

yang dapat membantu manajemen melaksanakan tanggung jawabnya.

Manajemen harus membangun sistem informasi yang efektif dan tepat waktu.

Hal tersebut antara lain menyangkut sistem akuntansi yang terdiri dari cara-

cara dan perekaman (records) guna mengidentifikasi, menggabungkan,

menganalisa, mengelompokkan, mencatat dan melaporkan transaksi yang

timbul serta dalam rangka membuat pertanggung jawaban (akuntabilitas) asset

dan utang-utang perusahaan.

e. Pemantauan (monitoring), suatu proses penilaian sepanjang waktu atas

kualitas pelaksanaan pengendalian internal dan dilakukan perbaikan jika

dianggap perlu.

2. 9 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern yang diciptakan dalam suatu perusahaan harus

mempunyai beberapa tujuan. Tujuan dari pengendalian intern (Zaki, 1999) yaitu:

a. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.

b. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.

c. Memajukan efisiensi operasi perusahaan.

d. Membantu menjaga kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan

lebih dahulu untuk dipatuhi.

1\o651

2. 10 Pedoman Sistem Pengendalian Intern Perbankan

Sistem pengendalian pada proses pemberian kredit pada hakikatnya

menginginkan agar sasaran kredit tercapai baik bagi bank maupun nasabahnya,

Page 10: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

10

serta untuk menghindari terjadinya kredit macet. Menurut SE No.05/22/DPNP

Bank Indonesia, penerapan sistem pengendalian intern dalam perbankan meliputi:

1. Pengawasan oleh manajemen dan kultur pengendalian

a. Dewan komisaris berperan secara aktif untuk memastikan adanya

perbaikan terhadap permasalahan bank yang dapat mengurangi efektivitas

pengendalian intern.

b. Dewan komisaris melakukan kajian ulang terhadap evaluasi pelaksanaan

pengendalian intern yang dibuat oleh auditor intern dan auditor ekstern.

c. Memelihara struktur organisasi yang mencerminkan kewenangan,

tanggung jawab dan hubungan pelaporan yang jelas.

d. Memastikan bahwa kegiatan fungsi pengendalian intern telah dilaksanakan

oleh pejabat dan pegawai yang memiliki pengalaman dan kemampuan

yang memadai.

2. Identifikasi dan penilaian resiko

Penilaian resiko merupakan suatu tindakan yang dilaksanakan oleh direksi

dalam rangka identifikasi, analisis dan menilai resiko yang dihadapi bank

untuk mencapai sasaran usaha yang ditetapkan. Resiko dapat timbul dan

berubah sesuai dengan kondisi bank, antara lain perubahan kegiatan

operasional bank, perubahan susunan personalia, perubahan sistem informasi,

pertumbuhan yang cepat pada kegiatan usaha tertentu, perkembangan

teknologi, perubahan dalam sistem akuntansi, dan hukum yang berlaku.

3. Kegiatan pengendalian dan pemisahan fungsi

Kegiatan pengendalian mencakup penetapan kebijakan dan prosedur

pengendalian serta proses verifikasi lebih dini untuk memastikan bahwa

kebijakan dan prosedur tersebut secara konsisten dipatuhi. Kegiatan

pengendalian antara lain kaji ulang kinerja operasional, kaji ulang manajemen,

pengendalian sistem informasi, pengendalian aset fisik, dokumentasi,

pemisahan fungsi.

4. Sistem akuntansi, informasi dan komunikasi

Page 11: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

11

a. Proses rekonsiliasi antara data akuntansi dan sistem informasi manajemen

dilaksanakan secara berkala. Setiap penyimpangan segera diinvestigasi

dan diatasi permasalahannya.

b. Sistem informasi harus menghasilkan laporan kegiatan usaha, kondisi

keuangan, penerapan manajemen resiko.

c. Sistem informasi harus menyediakan data dan informasi yang relevan,

akurat, tepat waktu, dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan.

d. Sistem komunikasi harus mampu memberikan informasi kepada seluruh

pihak, baik intern maupun ekstern.

e. Sistem pengendalian intern bank harus memastikan adanya saluran

komunikasi yang efektif agar seluruh pejabat dan karyawan memahami

dan memenuhi kebijakan dan prosedur yang berlaku.

5. Pemantauan dan tindakan koreksi atas penyimpangan

a. Bank harus melakukan pemantauan secara terus menerus terhadap

efektivitas keseluruhan pelaksanaan pengendalian intern.

b. Bank harus memantau dan mengevaluasi kecukupan sistem pengendalian

intern berkaitan dengan adanya perubahan kondisi intern dan ekstern.

c. Bank harus menyelenggarakan audit intern yang efektif dan menyeluruh

terhadap sistem pengendalian intern.

2. 11 Prinsip Kehati-hatian dalam Undang-Undang Perbankan

Prinsip kehati-hatian (prudent banking principle) adalah suatu asas atau

prinsip yang menyatakan bahwa bank menjalankan fungsi atau kegiatan usahanya

wajib bersikap hati-hati (prudent) dalam rangka melindungi dana masyarakat yang

dipercayakan padanya (Mulyadi, 2002). Hal ini disebutkan dalam pasal 2 UU No.

10 tahun 1998 sebagai perubahan UU No.7 tahun 1992 tentang perbankan, bahwa

perbankan Indonesia dalam melaksanakan usahanya berasaskan demokrasi

ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Kebijakan Perkreditan Bank

(KPB) dalam prinsip kehati-hatian perkreditan (Tawaf, 1999), berkaitan dengan:

1. Kebijakan pokok perkreditan, terdiri dari prosedur kredit yang sehat, kredit

yang mendapat perhatian khusus, perlakuan kredit yang plafondering, prosedur

Page 12: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

12

penyelesaian kredit bermasalah, pengahapusbukuan, dan pelaporan kredit

macet, tata cara penyelesaian barang agunan kredit.

2. Kebijakan bank dalam pemberian kredit pada pihak terkait terdiri dari Batasan

jumlah maksimum kredit yang diberikan, Tata cara penyediaan kredit,

Persyaratan kredit, Kebijakan pemenuhan ketentuan perkreditan.

3. Pemecahan kredit yang perlu dihindari bank.

4. Tata cara penilaian kualitas kredit, hasil penilaian kolektibilitas kredit telah

sesuai dengan ketentuan BI.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian secara langsung dengan

mendatangi objek penelitian yaitu PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang

Majapahit Semarang guna memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan

melalui pihak-pihak yang terkait dalam pemberian kredit, khususnya mengenai

sistem pengendalian internal terhadap pemberian kredit. Jenis data yang

dikumpulkan adalah berupa data yang terdiri dari data primer dan data sukunder.

Data primer yaitu data yang belum diolah yang diperoleh langsung dari PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Majapahit Semarang, seperti hasil jawaban

kuesioner dan wawancara dengan cara tanya jawab kepada pihak-pihak yang

berhubungan dengan pemberian kredit dan pengendalian internal dalam sistem

pemantauan perusahaan. Data sekunder adalah data yang diperoleh sehubungan

dengan perusahaan yang telah terdokumentasi seperti dokumen sejarah berdirinya,

struktur organisasi, uraian deskripsi pekerjaan dari pihak-pihak yang terkait,

formulir, bukti dan catatan yang berhubungan dengan proses pemberian kredit PT.

Bank Mandiri (Persero) Tbk. Cabang Majapahit Semarang.

Teknik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data adalah

wawancara, kuesioner, observasi dan studi pustaka. Metode analisis data yang

digunakan adalah analisis penerapan sistem pengendalian intern pada proses

pemberian kredit dan analisis keefektifitas pengendalian intern pemberian kredit

mikro dengan menggunakan pendekatan attribute sampling model fixed sample

size. Uji penerapan dilakukan dengan melihat kepatuhan PT. Bank Mandiri

Page 13: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

13

(Persero) Tbk. Cabang Majapahit Semarang dengan Kebijakan Kredit Bank

Indonesia dan Manual Produk Kredit Bank Mandiri. Untuk uji efektivitas, atribut

diambil dari formulir aplikasi, laporan kunjungan nasabah, nota analisa kredit,

perhitungan analisa keuangan dan kebutuhan limit kredit, surat penawaran dan

pemberian kreditdan perjanjian kredit. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

formulir pemberian kredit Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang selama

periode Oktober 2009-September 2010. Sampel awal dalam penelitian ini adalah

100 sampel dan jumlah sampel tersebut diperoleh dari tabel penentuan besarnya

sampel dengan tingkat keandalan sebesar 95%.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern pada Proses Pemberian

Kredit Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang

Penilaian dilakukan dengan kuesioner pengendalian intern dan checklist

Kebijakan Perkreditan Bank Indonesia. Review checklist dilakukan terhadap

kesesuaian penerapan Manual Produk Kredit Mikro Bank Mandiri dengan

Kebijakan Perkreditan Bank Indonesia. Hasil review checklist tersebut adalah

bahwa Manual Produk Kredit Mikro Bank Mandiri telah memenuhi pokok-

pokok Kebijakan Perkreditan Bank Indonesia. Review juga dilakukan terhadap

kuesioner komponen-komponen pengendalian intern, yaitu lingkungan

pengendalian, penaksiran resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas

pengendalian, dan pemantauan. Penjelasan lebih lanjut mengenai hasil

kuesioner adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian

a. Nilai integritas dan etika

Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang memiliki kode etik perilaku

dan pedoman kerja yang tertuang dalam Manual Produk Kredit Mikro.

Dengan demikian, dapat menanamkan nilai-nilai integritas dan etika pada

seluruh karyawannya, sehingga apabila menerima calon nasabah yang

Page 14: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

14

akan mengajukan kredit, karyawan selalu berusaha memberikan pelayanan

prima sesuai dengan job description yang ada dalam Manual Kredit Mikro.

Kode etik perilaku dan pedoman kerja tersebut dikomunikasikan kepada

seluruh karyawan dan harus dilaksanakan oleh setiap karyawan. Melalui

pedoman tersebut pula, manajemen telah berusaha untuk mengurangi

keinginan karyawan untuk bertindak tidak jujur, melanggar hukum, dan

tidak etis. Apabila ada karyawan yang melakukan penyimpangan maka

akan diberlakukan sanksi baik berupa teguran secara lisan maupun secara

tertulis. Karyawan yang mendapatkan sanksi berupa teguran secara

tertulis, maka:

i. Jika karyawan menerima teguran tertulis pertama kalinya, maka

tidak ada pemotongan gaji.

ii. Jika karyawan menerima teguran tertulis kedua kalinya, maka gaji

akan dipotong sebesar 2,5% dari besarnya gaji sebulan selama 3

bulan terhitung sejak karyawan mendapatkan teguran.

b. Komitmen terhadap kompetensi

Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang telah mendapatkan spesifikasi

yang jelas mengenai uraian pekerjaan, latar belakang pendidikan serta

keterampilan yang dibutuhkan oleh seorang karyawan yang akan

menduduki suatu posisi tertentu. Dengan memahami spesifikasi tersebut,

akan memiliki karyawan yang berkompeten yang dapat menjalankan

sistem yang ada, terutama memahami sistem pengendalian intern yang

diterapkan.

c. Dewan direksi dan komite audit

Komite audit internal pada Bank Mandiri berasal dari kantor pusat yang

ditugaskan di kantor wilayah yaitu Regional Internal Control (RIC),

bertugas mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan perkreditan

termasuk proses pemberian kredit mikro, kualitas kredit yang diberikan

serta kepatuhan terhadap kebijakan perkreditan secara teratur dan tepat

waktu.

Page 15: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

15

Dewan komisaris disebut dengan Group Head Mikro Business bertindak

mengawasi proses pemberian kredit dan memberikan solusi apabila

terdapat suatu masalah yang cukup berat.

d. Filosofi dan gaya operasi manajemen

Gaya operasi manajemen yang diterapkan adalah desentralisasi, dimana

setiap unit dipimpin oleh Mikro Mandiri Manajer dan karyawan diberi

keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya dan belajar membuat

keputusan.

e. Struktur organisasi

Struktur organisasi Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang

menggambarkan hubungan kewenangan dan tanggung jawab.

f. Pembagian wewenang dan tanggung jawab

Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang memberikan lembar

wewenang dan tanggung jawab kepada masing-masing karyawan sesuai

posisi yang ditempati untuk dipahami dan ditanda tangani. Tanda tangan

merupakan berntuk perwujudan dari karyawan bahwa telah memahami

wewenang dan tanggung jawab yang akan diberikan oleh Bank Mandiri

Cabang Majapahit Semarang.

Jumlah karyawan Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang yang

mengelola kredit telah mencukupi untuk merealisasikan pelaksanaan

pemberian kredit kepada para calon debitur. Namun untuk posisi Mikro

Kredit Analis perlu adanya penambahan personel, karena dilihat

peranannya yang penting di setiap Mikro Business Unit hanya terdapat

seorang Mikro Kredit Analis termasuk Mikro Business Unit Bank Mandiri

Cabang Majapahit Semarang. Sebaiknya jumlah Mikro Kredit Analis

disesuaikan dengan besarnya permohonan aplikasi pemberian kredit yang

masuk.

g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Pelaksanaan orientasi karyawan baru terhadap operasional perusahaan

diterapkan secara baik oleh Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang,

yaitu dengan cara karyawan baru mempelajari terlebih dahulu Manual

Page 16: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

16

Produk Kredit Mikro yang dimiliki, sebelum terjun langsung ke lapangan,

dan kemudian menerapkan prinsip “learning by doing”. Prinsip ini

membuat karyawan baru dapat secara aktif mengembangkan pengetahuan

mereka dan belajar dari kesalahan sehingga dapat dengan cepat

beradaptasi dengan lingkungan baru.

2. Penaksiran Risiko

a. Risiko

Bank Mandiri Cabang Majapahit dapat mengidentifikasi risiko yang

mungkin dapat timbul dari dari sumber eksternal (perubahan peraturan dan

kebijakan dari Bank Indonesia) dan sumber internal (perubahan peraturan

kebijakan dari kantor pusat dan kemungkinan error yang terjadi pada

sistem).

Apabila ada kebijakan baru mengenai pengelolaan BPR yang dikeluarkan

oleh Bank Indonesia, maka manajemen akan berusaha untuk

menyesuaikan kebijakan tersebut agar Bank Mandiri Cabang Majapahit

Semarang dapat menjalankan aktivitasnya dengan baik sesuai kebijakan

perkreditan dari Bank Indonesia. Sehingga tetap menjalankan

operasionalnya dengan memegang prinsip kehati-hatian (prudential

banking)

Dalam kegiatan operasionalnya, Bank Mandiri Cabang Majapahit

Semarang telah menerapkan sistem komputerisasi yang dapat

meminimalisir timbulnya penyimpangan. Sistem yang memudahkan

proses aplikasi perkreditan yang dimiliki oleh Bank Mandiri cabang

Majapahit Semarang yaitu Loan Origination System (LOS). Namun seperti

semua sistem, dalam praktiknya tetap terdapat kemungkinan adanya error

terutama dalam pengimputan data. Error yang pernah terjadi pada sistem

Loan Origination System (LOS) yaitu setting Micro Banking Scoring

System (MBSS) yang kurang tepat. Sehingga menyebabkan pemberian

kredit yang seharusnya tidak direkomendasikan pada sistem Micro

Banking Scoring System (MBSS) menjadi direkomendasikan. Menanggapi

hal tersebut, Bussines & Product Development bagian Product and System

Page 17: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

17

Support yaitu bagian yang mengawasi Loan Origination System (LOS)

melalukan pembetulan pada setting Micro Banking Scoring System

(MBSS) dan melaporkan peristiwa ini kepada IT Business Solution and

Application Service. Kemudian IT Business Solution and Application

Service melakukan beberapa penyempurnaan pada tampilan menu,

diantaranya ditambahkan setting AGF pada Bank Delivery System (BDS).

Bank Delivery System adalah sistem yang dimiliki mandiri untuk

pembukaan rekening baik rekening tabungan maupun pinjaman. Selain itu,

ditambahkan sub menu checking yang berfungsi melakukan checking

blacklist Bank Mandiri dan deduplikasi debitur atas fasilitas kredit di Bank

Mandiri. Denagn demikian diharapkan dapat mengurangi kerugian yang

mungkin timbul dalam pemberian kredit mikro.

b. Mengelola perubahan

Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang mengidentifikasi adanya

perubahan dalam persaingan penawaran produk kredit mikro.

3. Aktivitas pengendalian

Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang telah memiliki pemisahan

tugas yang cukup dalam prosedur pemberian kredit. Penawaran dilakukan

oleh Mikro Kredit Sales (MKS), perhitungan kelayakan nasabah dilakukan

oleh Mikro Kredit Analis (MKA), pemberian keputusan persetujuan kredit

dilakukan oleh Mikro Mandiri Manager (MMM) dan Cluster Manager,

serta pencairan oleh teller atau melalui atm.

Dalam proses pemberian kredit Bank Mandiri Cabang Majapahit

Semarang, bagi debitur yang memberikan agunan atau memiliki usaha,

pihak bank melakukan kunjungan secara langsung baik tempat usaha,

tanah atau bangunan yang akan diagunkan dan tempat tinggal calon

debitur, mengunjungi orang lain yang mempunyai hubungan bisnis dengan

calon debitur, dan mengunjungi instansi yang terkait baik jenis usaha

maupun tempat usaha calon debitur. Kunjungan dilakukan oleh Mikro

Mandiri Manager (MMM), Mikro Kredit Analis (MKA) dan Mikro Kredit

Sales (MKS) secara bersama-sama. Sedangkan untuk pinjaman diatas 50

Page 18: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

18

juta, kunjungan dilakukan bersama oleh Cluster Manager. Namun pada

kenyataannya, kunjungan tidak dilakukan bersama-sama. Terkadang hanya

bagian Mikro Kredit Analis (MKA) dengan Mikro Kredit Sales (MKS)

atau Mikro Mandiri Manager (MMM) dengan Mikro Kredit Analis (MKA)

saja. Alasan kunjungan tidak dilakukan bersama-sama adalah adanya

pembagian tugas diantara karyawan. Hal ini dikarenakan tingginnya

aplikasi permohonan kredit yang masuk, sehingga tidak memungkinkan

kunjungan dilakukan bersama-sama secara terus menerus.

Sesuai dengan kebijakan yang diberikan oleh Bank Indonesia, Bank

Mandiri Cabang Majapahit Semarang telah melakukan analisis 5C dan 7P

terhadap kredit yang diajukan. Hal ini terlihat dari formulir-formulir yang

berkaitan dengan pemberian kredit mikro memuat informasi mengenai

data calon debitur (character), data penghasilan calon debitur (capacity),

modal usaha (capital), jenis usaha (condition of economy), dan data

jaminan (collateral) serta kepribadian (personality), penggolongan (party),

tujuan (purpose), prospek (prospect), pembayaran (payment), laba

(profitability), dan perlindungan (protection).

4. Informasi dan Komunikasi

a. Informasi

Pada saat melaksanakan analisis kelayakan calon debitur, Bank Mandiri

Cabang Majapahit Semarang telah mengusahakan bank to bank

information dan memperhatikan ID Bank Indonesia atas calon nasabah

kreditnya.

Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang memperoleh informasi calon

debitur baik dari sumber internal maupun sumber eksternal. Bank Mandiri

memperoleh informasi debitur melalui sosialita. Sosialita adalah salah satu

cara mengumpulkan informasi calon debitur dengan melakukan

pembicaraan secara langsung kepada calon debitur untuk menggali dan

menyakini kebenaran informasi yang diberikan. Memperoleh informasi

juga dapat dilakukan dengan orang lain, bisa dari lingkungan sekitar ,

tetangga, orang yang mempunyai hubungan bisnis (supplier, pembeli dan

Page 19: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

19

pihak lain), atau instansi yang berwenang berkaitan dengan legalitas usaha

calon debitur (RT , RW, Kelurahan, dan pihak lain). Cara kedua

mendapatkan informasi calon debitur yang memiliki usaha atau

memberikan agunan dengan melakukan kunjungan survei ke lokasi atau

disebut dengan On the Spot. On the Spot yaitu mengunjungi secara

langsung baik tempat usaha dan tempat tinggal calon debitur, mengunjungi

orang lain yang mempunyai hubungan bisnis dengan calon debitur,

mengunjungi instansi yang terkait baik jenis usaha maupun tempat usaha

calon debitur. Dan cara terakhir yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi debitur adalah On Desk yaitu menggali informasi dan menyakini

informasi yang telah diberikan dengan cara menelpon calon debitur atau

melakukan pengumpulan informasi terhadap usaha yang sejenis melalui

website. Semua informasi yang diperoleh harus dituangkan dalam laporan

baik laporan kunjungan dan laporan on desk.

b. Komunikasi

Komunikasi pada Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang dilakukan

melalui briefing dan sharing. Briefing dilakukan pada pukul 08.00 dan

sharing pada pukul 16.00 sedangkan untuk sharing Pada sesi inilah

disampaikan informasi dari pusat yang perlu disampaikan kepada seluruh

karyawan.

5. Pemantauan

a. Pengawasan Terus Menerus

Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang melakukan inspeksi secara

mendadak, sehingga data yang diperoleh merupakan data yang cukup

akurat untuk membuktikan tingkat efektivitas sistem pengendalian intern

yang telah diterapkan perusahaan. Inspeksi dilakukan oleh Regional

Internal Credit (RIC)

Adanya rapat rutin memungkinkan adanya arus informasi yang cepat

sehingga rekomendasi-rekomendasi dari Group Head Mikro Business

Group, Regional Internal Credit (RIC), Cluster Manager dapat dengan

cepat direspon oleh Mandiri Mikro Manager (MMM).

Page 20: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

20

b. Evaluasi terpisah

Evaluasi terhadap sistem pengendalian intern perusahaan dan kebijakan

perkreditan dilakukan oleh auditor internal (Regional Internal Control).

Manual Produk Kredit Mikro, struktur organisasi, dan instruksi

pelaksanaan kredit Bank Mandiri cabang Majapahit Semarang telah

tersedia dan dikomunikasikan kepada karyawan terutama kepada bagian

kredit.

4.2 Analisis Keefektifitas Pengendalian Intern Pemberian Kredit Mikro

pada Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang Cabang Majapahit

Semarang

Langkah pertama dalam menguji keefektifan pengendalian intern dengan

pendekatan attribute sampling adalah penentuan attribute sampling itu sendiri.

Atribut yang ditetapkan untuk penelitian ini adalah

1. Dilakukan identifikasi formulir aplikasi yang dianggap sah oleh Mikro

Kredit Sales (MKS).

2. Adanya verifikasi kebenaran penulisan data calon debitur melalui formulir

aplikasi yang dilakukan oleh Mikro Kredit Sales (MKS).

3. Adanya pemberian otorisasi pada laporan kunjungan nasabah yang

dilakukan oleh Mikro Kredit Sales (MKS) dan Mikro Kredit Analis (MKA).

4. Adanya analisis kelayakan pada calon debitur dengan media nota analisa

kredit yang dilakukan oleh Mikro Kredit Analis (MKA).

5. Adanya pemeriksaan kebenaran perhitungan analisa keuangan dan

kebutuhan limit kredit yang dilakukan oleh Mikro Kredit Sales (MKS).

6. Adanya pemeriksaan validitas Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK)

yang dilakukan oleh Mikro Mandiri Manager (MMM) dengan memberikan

tanda tangan.

7. Adanya pemeriksaan legalitas Perjanjian Kredit (PK) yang dilakukan oleh

Mikro Mandiri Manager (MMM) dengan memberikan tanda tangan.

Page 21: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

21

8. Adanya pengecekan keakuratan penilaian kelayakan pada nota analisa kredit

yang dilakukan oleh Mikro Mandiri Manager (MMM) dengan memberikan

tanda tangan.

9. Evaluasi laporan kunjungan usaha yang dilakukan oleh Mikro Mandiri

Manager (MMM).

10. Evaluasi nota analisa kredit oleh Mikro Mandiri Manager (MMM).

11. Compliance review pada perhitungan analisa keuangan dan kebutuhan limit

kredit oleh Mikro Kredit Analis (MKA).

12. Compliance review pada perhitungan analisa keuangan dan kebutuhan limit

kredit oleh Mikro Mandiri Manager (MMM).

Hasil Pemeriksaan: Pemeriksaan dilakukan dengan cara penelusuran satu persatu

pada formulir-formulir kedit Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang tersebut

sesuai dengan atribut yang telah ditentukan. kredit. Apakah telah memenuhi

ketentuan yang ditetapkan Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang.

Evaluasi Efektivitas: hasil keseluruhan menyatakan tingkat penyimpangan pada

kegiatan kredit adalah 0 (nol). Berdasarkan tabel 4.1, besarnya AUPL adalah 3%

dan DUPL yang ditetapkan adalah 5%. Berarti AUPL lebih kecil dari DUPL.

Sehingga disimpulkan bahwa pengendalian intern untuk atribut ini adalah efektif.

Tabel 4.1Evaluasi Hasil : Tingkat Keandalan 95%

Sample

Size

Upper Precision Limit : Percent Rate of Occurance

1 2 3 4 5 6

10

100 0

Page 22: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

22

Hasil pemeriksaan dari pengujian pengendalian intern pemberian kredit

mikro dengan menggunakan atribut sampling model fixed sample size, secara

singkat dapat dijelaskan berikut ini (lihat tabel 4.2)

Attribute:

Tabel 4.1

Hasil Pemeriksaan Pengujian Pengendalian Intern

Pemberian Kredit di Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang

No. Attribute Sampel Error R% DUPL AUPL Keterangan

1. 1 100 0 95% 5% 3% Efektif

2. 2 100 0 95% 5% 3% Efektif

3. 3 100 0 95% 5% 3% Efektif

4. 4 100 0 95% 5% 3% Efektif

5. 5 100 0 95% 5% 3% Efektif

6. 6 100 0 95% 5% 3% Efektif

7. 7 100 0 95% 5% 3% Efektif

8. 8 100 0 95% 5% 3% Efektif

9. 9 100 0 95% 5% 3% Efektif

10. 10 100 0 95% 5% 3% Efektif

11. 11 100 0 95% 5% 3% Efektif

12. 12 100 0 95% 5% 3% Efektif

Page 23: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

23

5. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pengujian terhadap sistem pengendalian intern pada proses pemberian

kredit di Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang telah dilakukan dengan

bertitik pada rumusan masalah, landasan teori, dan data yang diperoleh maka

peneliti memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Manual Produk Perkreditan Bank Mandiri telah memenuhi pokok-pokok

Kebijakan Perkreditan Bank Indonesia.

2. Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang telah memenuhi unsur

lingkungan pengendalian seperti nilai integritas yang ditunjukan melalui kode

etik pada Manual Produk Kredit Mikro, adanya pembagian wewenang dan

tanggung jawab yang jelas yang ditunjukan melalui struktur organisasi,

karyawan yang berkompeten serta adanya pengawasan dari Group Head dan

Regional Internal Control (RIC).

3. Pada unsur penaksiran resiko, Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang

dapat menganalisis resiko yang timbul baik dari sisi internal maupun

eksternal sehingga dapat mengelola dengan baik apabila terjadi perubahan

secara mendadak. Kegiatan analisis resiko ini dimudahkan dengan adanya

Loan Origination System (LOS) dengan adanya program Micro Banking

Scoring System (MBSS). Sehingga kualitas kredit yang diterima dapat

dipertanggungjawabkan.

4. Unsur aktivitas pengendalian ditunjukan dengan dilakukan analisis 5C dan 7P

pada calon debitur serta adanya agunan yang diberikan. Pengendalian juga

dilakukan melalui perjanjian kredit berisi kesepakatan yang di atur secara

jelas antara pihak bank dengan calon debitur.

5. Unsur informasi dan komunikasi serta pemantauan berjalan dengan baik pada

Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang.

6. Dalam pemberian kredit mikro pada Bank Mandiri Cabang Majapahit

Semarang terdapat kelemahan yang masih terjadi yaitu dalam hal jumlah

karyawan untuk posisi Mikro Kredit Analis (MKA) masih perlu adanya

penambahan personel. Hal ini mengingat bahwa Bank Mandiri Cabang

Page 24: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

24

Majapahit Semarang termasuk dalam Mikro Business Unit dengan jumlah

aplikasi permohonan kredit mikro yang tinggi. Di khawatirkan terjadi

kelalaian oleh Mikro Kredit Analis (MKA) dalam menganalisis kualitas

kredit yang di ajukan oleh calon debitur.

7. Kepatuhan untuk melakukan kunjungan nasabah atau on the spot sedikit

menyimpang dari Manual Produk Kredit Mikro. Dalam kunjungan

seharusnya dilakukan oleh Mikro Kredit Analis (MKA) dan Mikro Kredit

Sales (MKS) secara bersama-sama. Sedangkan untuk pinjaman diatas 25 juta

kunjungan dilakukan bersama oleh Mikro Mandiri Manager (MMM), dan

untuk pinjaman diatas 50 juta, kunjungan dilakukan bersama oleh Cluster

Manager. Namun pada kenyataannya, kunjungan tidak dilakukan bersama-

sama. Terkadang hanya bagian Mikro Kredit Sales (MKS) dengan Mikro

Mandiri Manager (MMM). Alasan kunjungan tidak dilakukan bersama-sama

adalah adanya pembagian tugas diantara karyawan, mengingat jumlah Mikro

Kredit Analis hanya seorang. Hal ini dikarenakan tingginnya aplikasi

permohonan kredit yang masuk, sehingga tidak memungkinkan kunjungan

dilakukan bersama-sama secara terus menerus.

8. Hasil pengujian pengendalian terhadap sistem pengendalian intern pada

proses pemberian kredit di Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang

dengan menggunakan metode Attribute Sampling model fixed sample size

menunjukan bahwa pengendalian terhadap proses pemberian kredit adalah

efektif karena jumlah batas ketepatan yang dicapai (Achieved Upper

Precission Limit / AUPL) sebesar 3% lebih kecil atau sama dengan Desired

Upper Precision Limit (DUPL) 5%, pada confidence level 95%, dan rate of

occurrence 1%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah

1. Metode pengumpulan data wawancara kurang maksimal dikarenakan adanya

keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pihak manajemen Bank Mandiri

Cabang Majapahit Semarang.

Page 25: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

25

2. Terdapat beberapa jenis audit untuk sistem pengendalian intern, diantaranya

kegiatan audit operasional (operasional audit), audit kepatuhan (compliance

audit), audit keuangan (financial audit), audit sistem informasi (information

system audit), audit investigasi (investigative audit), audit di belakang meja.

5.3 Saran

Berdasarkan analisa dan kesimpulan yang dikemukakan diatas, maka

dapat disampaikan saran sebagai berikut:

1. Adanya penambahan karyawan untuk posisi Mikro Kredit Analis (MKA).

Hal ini dikarenakan tingginya jumlah aplikasi permohonan kredit mikro pada

Bank Mandiri Cabang Majapahit Semarang, namun tidak diimbangi dengan

jumlah analis yang memadai. Dengan demikian dikhawatirkan akan terjadi

kelalaian yang mengakibatkan suatu kerugian.

2. Dengan adanya penambahan Mikro Kredit Analis (MKA) maka diharapkan

dapat mempermudah kinerja Mikro Kredit Analis (MKA) dalam melakukan

kunjungan atau on the spot. Fungsi analis dalam proses pemberian kredit

termasuk melakukan kunjungan atau on the spot penting untuk menghasilkan

kredit yang berkualitas. Dengan demikian diharapkan tingkat kepatuhan

untuk tata cara kunjungan atau on the spot dapat terpenuhi sesuai dengan

Manual Produk Kredit Mikro.

Page 26: JURNAL-Kendali Intern Thd Beri Kredit

26

DAFTAR PUSTAKA

Baidaie, M.Chatim. 2005. Corporate Governance dan Kebijakan Audit. Edisi

Revisi. Yayasan Pendidikan Internal Audit, Institut Pendidikan dan

Pelatihan Audit dan Manajemen, Jakarta.

Bank Mandiri. 2009. Manual Produk Kredit Mikro. Jakarta.

Bank Mandiri. 2010. Overview Micro Bussines. Jakarta.

Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : Raja Grafindo

Persada.

Mulyadi. 2002. Auditing Buku 1. Edisi Keenam. Jakarta : Salemba Empat.

Surat Edaran No.05/ 22/ DPNP. 2003. Tentang Pedoman Standar Sistem

Pengendalian Intern Bagi Bank Umum.

Suyatno, Thomas. 1993. Dasar-dasar Perkreditan. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Steven, J.Root. 1998. Beyond COSO-Internal Control to enhance Corporate

Governance, Canada.

Tawaf, Tjukria P. 1999. Audit Intern Bank. Edisi kesatu dan kedua. Jakarta:

Salemba Empat.

Undang-Undang No 10 Tahun 1998. Tentang Perubahan Undang-Undang No 7

Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Zaki, Baridwan. 1999. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode.

Yogyakarta: BPFE


Recommended