Date post: | 21-Feb-2016 |
Category: |
Documents |
Upload: | halbar-august-kanda |
View: | 16 times |
Download: | 4 times |
Jurnal Reading ,
Pembimbing:dr. Saiful Basri, Sp.M
Oleh :Halbar August Kanda
Mirza RisqaPutri Maulidasari
Nurul Atikah Sinaga
Thyroid Eye Disease for The Primary Care Physician(Phelps and Williams, 2014)
Penyakit mata akibat tiroid (Thyroid Eye Disease/TED) didiagnosis sekitar 2.9 pada pria dan 16 pada wanita per 100.000 populasi per
tahun
Sekitar 5% pasien dengan TED dan eutiroid, dan sekitar 3% dengan penyakit tiroiditis
Hashimoto
Penelitian retrospektif menemukan 3,9% pasien dengan gejala mata kering menderita
penyakit mata akibat tiroid yang tidak terdiagnosis
Pendahuluan
Patofisiologi Peningkatan fibroblast
pada dinding dan lantai orbita diikuti penambahan volume otot
Agen inflamasi (APC, MHC-II, sel T-helper, sel B dan produk imunologi lainnya)
Jaringan fibroblast mata dan antibodi anti-thyrotropin.
Produk tiroid (thyrotropin)
Manisfestasi klinis Simptom mata kering
(fotofobia, penurunan visus, berair)
Tarikan palpebra Proptosis Kemosis konjungtiva Injeksi episklera
Manisfestasi Klinis
1. Pemeriksaan antibodi reseptor TSH : Throid-binding inhibitory
immunoglobulins Thyroid-stimulating immunoglobulins Antimicrosomal antibody
2. Pewarnaan Flouresen3. CT-Scan Orbita4. MRI
Pemeriksaan Penunjang
1. Konjungtivitis Alergika2. Dry eye Syndrome (DES)3. Myasthenia Gravis4. Tumor Orbital5. Fistula Kavernosa
Diagnosis Banding
Biasanya sembuh sendiri 3-6 bulan pertama fase akut fase plateu fase burnout bisa kembali seperti normal. Ablasi Radioaktif iodine Terapi Kacamata Lembab Eyelid Taping Suplemen Selenium Terapi pembedahan
Tatalaksana
Tatalaksana
Terapi penyakit mata akibat tiroid memerlukan pendekatan klinis, dokter pelayanan primer dan endokrinologist harus mendefinisikan faktor resiko dan menawarkan edukasi yang sesuai.
Secara umum, derajat keprahan tanda dan gejala menentukan terapi yang akan diberikan, derajat keparahan penyakit ringn hanya memerluka lubrikasi pada mata dan derajat keparahan yang lebih tinggi memerlukan immunosupresan sistemik bahkan diperlukan tindakan dekompresi dengan pembedahan.
Kesimpulan
Terima Kasih