Date post: | 25-Sep-2015 |
Category: |
Documents |
Upload: | astri-faluna-sheylavontia |
View: | 43 times |
Download: | 0 times |
Journal Reading
CT Scan Variation in Chronic Sinusitise
Pembimbing : dr. Munir, Sp. Rad
Departemen Radiologi
Fakulas Kedokteran Universitas Yarsi
Periode 9 Februari 15 Maret 2015
Pendahuluan
Teknik Functional endoscopic sinus surgery (FESS) adalah dasar hipotesis bahwa osteomeatal complex (OMC) adalah area kunci dalam pathogenesis dari penyakit sinus kronik. Menghilangkan obstruksi mekanis didaerah OMC menyebabkan ventilasi yang tepat, drainase, dan resolusi perubahan mukosa sekunder pada sinus frontal, maksilaris, dan etmoidalis tanpa menyentuh mukosa pada sinus-sinus tersebut.
Ostium sinus maksilaris dan infundibulum ethmoidal dan saluran udara,pembersihan mukosiliar dari maksilaris , ethmoidal , sinus frontalis dan sphenoidal termasuk sebagai bagian dari kompleks Osteomeatal.
OMC mencakup :infundibulum etmoid yang terdapat dibelakang prosesus unsinatus, sel agger nasi, resesus frontalis, bula etmoid, dan sel-sel etmoid anterior dengan ostiumnya dan ostium sinus maksila
Ostium dari sinus maksilaris , muara sel anterior dan tengah ethmoidal , frontonasal duktus( reses frontal ) , infundibulum ethmoidal , dan meatus menengah.
Sphenoethmoidal dan meatus superior, osteomeatal anterior dan posterior
Lanjutan
Seiring dengan kemajuan teknik pembedahan pada sinusitis kronik, pencitraan sinosial juga telah berkembang secara sistematis.Saat ini computed tomography (CT scan) telah menggantikan foto polos menjadi pemeriksaan yang paling umum dalam mengevaluasi rongga sinosial, karena Anatomi terperinci pada osteomeatal komplek seperti yang ditunjukan oleh CT scan bertindak sebagai peta jalan untuk ahli bedah sebelum pembedahan Endoskopi sinus.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi CT scan paranasal pada 50 pasien dengan sinusitis kronik yang menjalani FESS untuk mempelajari perubahan dari kompleks osteomeatalBahan dan Metode
50 pasien rawat jalan di Departemen Otorhinolaryngology, Dayanand Medical College Hospital, Ludhiana
Antara bulan Mei 2000-Januari 2002 dengan bukti klinis sinusitis kronik
Dievaluasi secara rinici dan diberikan pemeriksaan rutin untuk CT scan sinus paranasal sebelum FESS.
pasien dengan sinusitis kronis ditandai dengan obstruksi hidung, nasal discharge anterior, post nasal drip, sakit kepala atau nyeri wajah, kelainan penciuman. Pasien-pasien yang dalam pengobatan medis lebih dari 3 bulan
Semua Scan CT diperoleh dengan Siemens Somatom AR star, spiral scanner (Forchheim, Jerman)
Metode dan Pengambilan Gambar
Bagian aksial dilakukan dengan pasien dalam posisi supine dan bidang akuisisi data sejajar dengan langit-langit . Bagian yang diambil dengan ketebalan irisan 5 mm dan pakai meja 7 mm yaitu pitch 1.4.Bagian koronal dilakukan dengan pasien dalam posisi tengkurap dengan leher diperpanjang dan tegak lurus terhadap aksial scan parameter plane.Para pasien memiliki CT scan PNS, dilakukan pemotongan 5mm bagian koronal dan aksial . Mereka dianalisis untuk variasi anatomi dan kelainan mukosa yang adalah sebagai berikut:
Perbandingan ratio laki-laki dan perempuan adalah 2 : 1 (33 pria, 17 wanita). The sinonasal poliposis terlihat pada 31 pasien (62%)
Diskusi
Stammberger dkk, mengemukakan bahwa stenosis pada osteomeatal complex, dari salah satu bentuk anatomi atau hipertropi mukosa, dapat menyebabkan obstruksi dan pengumpulan secret yang mungkin menjadi infeksi atau infeksi permanen.Kelainan yang didapat
Cell Agger nasi terletak tepat di anterior dari perpotongan anterosuperior dari konka medial dan frontal recess. Ini dapat menyerang tulang lacrimal dan prosesus asending dari maksilaris.
Ditemukan pada 20 pasien (40%), lebih sedikit bila dibandingkan dengan Bolger dan Maru.
Sel agger nasi pada kedua sisi
Chonca bullosa (konka medial yang berisi udara) telah terlibat sebagai factor etiologi yang mungkin dalam kekambuhan sinusitis kronik. Hal ini dikarenakan pengaruh negative pada ventilasi sinus paranasal dan pembersihan mukosiliar pada daerah meatus medial
Insiden dari concha bullosa 16% dimana lebih rendah dibandingkan Bolger, Maru, Asruddin dan Llyod.
Konka medial mungkin melengkung secara berlawanan yakni dengan bengkok kearah sebaliknya. Ini mungkin menunjukan penubrukan meatus medial dan menjadi sinusitis
Ditemukan pada 5 pasien (10)- 3 unilateral, 2 bilateral. Insiden ini sama dengan 12% yang dilaporkan oleh Asruddin dan 15% oleh llyod. Dan lebih sedikit yang dilaporkan oleh Bolger dkk (27%)
Kelainan lainnya
ditemukan pada 4 pasien unilateral (8%) dan 3 pasien bilateral (6%)
Anterior ethmoid adalah sinus yang paling sering terlibat (88%)
osteomeatal komplek berperan dalam perjalan drainase untuk maksilaris, ethmoid anterior, dan sinus frontal. Unit osteomeatal posterior dianggap sebagai bagian dari sinus sphenoid
Kesimpulan
Computed Tomography sinus paranasal telah memperbaiki visualisasi anatomi dari sinus paranasal dan memungkinkan ketelitian yang lebih baik dalam mengevaluasi penyakit sinus paranasal.
TERIMA KASIH