+ All Categories
Home > Documents > Jurnal TA Amir Hidayat

Jurnal TA Amir Hidayat

Date post: 15-Dec-2015
Category:
Upload: johan-iriawan-akbar
View: 55 times
Download: 12 times
Share this document with a friend
Description:
Jurnal TA Amir Hidayat
Popular Tags:
13
1 Analisis Performansi Jaringan 3-G Node B Dengan Metode Drive Test di BTS Teluk Purwokerto Amir Hidayat 1 , Alfin Hikmaturokhman, S.T., M.T. 2 , Eka Wahyudi, S.T., M.Eng. 3 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto [email protected], [email protected], [email protected] Abstract Mobile telecommunications technology has developed very fast mobile broadband according to the human need for information . 3G networks are now widely used in the future to use voice and data services . The quality of the 3G network will be declared either if the network can meet the standards set by the value of the service provider in terms of signal and quality of service . With the growing number of customers , the quality of the network should be improved both network outdoors and indoors . To determine the quality of a mobile network can use the test drive methods by looking at the signal value parameters Received Signal Code Power ( RSCP ) , Energy Chips / Noise ( Ec / No ) and Scrambling Code ( SC ) . Observation signal quality , signal level and the observation data services to download and upload throughput memlilih Node B 's in the Bay area , is due to transmit 3G network . Observation signal quality and signal level using the idle mode and dedicated mode . The observation of a single test drive this site or obtain the value of the signal level ≥ -85 dBm RSCP can achieve the target of 80 % while the signal quality or Ec / No ≤ 12 dBm can achieve the target of 80 % . The average maximum download and upload throughput for 7 ( seven ) days of observations in each sector have reached the target of 256 Kbps download KPI while uploaad of 256 Kbps . Keywords: 3g, drive test, RSCP, EC/No, scrambling code, throughput . Abstrak Telekomunikasi selular mengalami perkembangan teknologi mobile broadband yang sangat pesat sesuai dengan kebutuhan manusia akan informasi. Jaringan 3G pada masa sekarang banyak digunakan untuk penggunaan layanan panggilan suara maupun data. Kualitas jaringan 3G akan dinyatakan baik jika jaringan tersebut dapat memenuhi standar nilai yang ditetapkan oleh operator selular dalam hal sinyal maupun kualitas layanan. Dengan berkembangnya jumlah pelanggan maka kualitas jaringan harus selalu ditingkatkan baik jaringan di luar ruangan maupun di dalam ruangan. Untuk mengetahui kualitas suatu jaringan seluler dapat menggunakan metode drive test dengan melihat parameter-parameter nilai sinyal Received Signal Code Power (RSCP), Energy Chips/Noise (Ec/No) dan Scrambling Code (SC). Pengamatan kualitas sinyal, level sinyal dan pengamatan layanan data untuk throughput download dan upload memlilih Node B yang ada di daerah Teluk, dikarenakan sudah mentransmisikan jaringan 3G. Pengamatan kualitas sinyal dan level sinyal menggunakan metode idle mode dan dedicated mode. Hasil pengamatan dari drive test single site ini memperoleh nilai level sinyal atau RSCP ≥ -85 dBm dapat mencapai target 80% sedangkan kualitas sinyal atau Ec/No ≤ 12 dBm dapat mencapai target 80%. Rata-rata maksimum throughput download dan upload selama 7 (tujuh) hari pengamatan di masing-masing sektor sudah mencapai target KPI download sebesar 256 Kbps sedangkan uploaad sebesar 256 Kbps. Kata kunci : 3G, drive test, RSCP, EC/No, scrambling code, throughput. 1. Pendahuluan Pada perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut setiap orang agar dapat berkomunikasi dimanapun dengan baik. Kebutuhan sarana telekomunikasi saat ini terutama pada telekomunikasi selular (wireless). Evolusi perkembangan teknologi telekomunikasi selular pada saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan karena kemudahan yang disediakan terutama dalam hal efektifitas mobilitas pada Mobile Station (MS). Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) merupakan suatu teknologi sepasang frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan downlink dengan alokasi frekuensi untuk uplink yaitu 1920 MHz 1980 MHz dan untuk downlink yaitu 2110 MHz 2170 MHz. UMTS hadir sebagai solusi atas permasalahan pada jaringan GSM, baik untuk layanan panggilan video (video call) dan data. UMTS mempunyai sepasang frekuensi yang besar, hal ini memungkinkan banyak user dapat mengakses informasi dalam frekuensi dan waktu yang sama. UMTS diharapkan mampu mengatasi permasalahan
Transcript
Page 1: Jurnal TA Amir Hidayat

1

Analisis Performansi Jaringan 3-G Node B Dengan Metode Drive Test di BTS Teluk

Purwokerto

Amir Hidayat1, Alfin Hikmaturokhman, S.T., M.T.

2, Eka Wahyudi, S.T., M.Eng.

3

Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto

[email protected], [email protected], [email protected]

Abstract

Mobile telecommunications technology has developed very fast mobile broadband according to the human

need for information . 3G networks are now widely used in the future to use voice and data services . The quality of

the 3G network will be declared either if the network can meet the standards set by the value of the service provider

in terms of signal and quality of service . With the growing number of customers , the quality of the network should

be improved both network outdoors and indoors . To determine the quality of a mobile network can use the test drive

methods by looking at the signal value parameters Received Signal Code Power ( RSCP ) , Energy Chips / Noise (

Ec / No ) and Scrambling Code ( SC ) . Observation signal quality , signal level and the observation data services to

download and upload throughput memlilih Node B 's in the Bay area , is due to transmit 3G network . Observation

signal quality and signal level using the idle mode and dedicated mode . The observation of a single test drive this

site or obtain the value of the signal level ≥ -85 dBm RSCP can achieve the target of 80 % while the signal quality or

Ec / No ≤ 12 dBm can achieve the target of 80 % . The average maximum download and upload throughput for 7 (

seven ) days of observations in each sector have reached the target of 256 Kbps download KPI while uploaad of 256

Kbps .

Keywords: 3g, drive test, RSCP, EC/No, scrambling code, throughput.

Abstrak

Telekomunikasi selular mengalami perkembangan teknologi mobile broadband yang sangat pesat sesuai

dengan kebutuhan manusia akan informasi. Jaringan 3G pada masa sekarang banyak digunakan untuk penggunaan

layanan panggilan suara maupun data. Kualitas jaringan 3G akan dinyatakan baik jika jaringan tersebut dapat

memenuhi standar nilai yang ditetapkan oleh operator selular dalam hal sinyal maupun kualitas layanan. Dengan

berkembangnya jumlah pelanggan maka kualitas jaringan harus selalu ditingkatkan baik jaringan di luar ruangan

maupun di dalam ruangan. Untuk mengetahui kualitas suatu jaringan seluler dapat menggunakan metode drive test

dengan melihat parameter-parameter nilai sinyal Received Signal Code Power (RSCP), Energy Chips/Noise (Ec/No)

dan Scrambling Code (SC). Pengamatan kualitas sinyal, level sinyal dan pengamatan layanan data untuk throughput

download dan upload memlilih Node B yang ada di daerah Teluk, dikarenakan sudah mentransmisikan jaringan 3G.

Pengamatan kualitas sinyal dan level sinyal menggunakan metode idle mode dan dedicated mode. Hasil pengamatan

dari drive test single site ini memperoleh nilai level sinyal atau RSCP ≥ -85 dBm dapat mencapai target 80%

sedangkan kualitas sinyal atau Ec/No ≤ 12 dBm dapat mencapai target 80%. Rata-rata maksimum throughput

download dan upload selama 7 (tujuh) hari pengamatan di masing-masing sektor sudah mencapai target KPI

download sebesar 256 Kbps sedangkan uploaad sebesar 256 Kbps.

Kata kunci : 3G, drive test, RSCP, EC/No, scrambling code, throughput.

1. Pendahuluan

Pada perkembangan teknologi yang semakin

pesat saat ini menuntut setiap orang agar dapat

berkomunikasi dimanapun dengan baik.

Kebutuhan sarana telekomunikasi saat ini terutama

pada telekomunikasi selular (wireless). Evolusi

perkembangan teknologi telekomunikasi selular

pada saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan

karena kemudahan yang disediakan terutama

dalam hal efektifitas mobilitas pada Mobile Station

(MS).

Universal Mobile Telecommunications System

(UMTS) merupakan suatu teknologi sepasang

frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan downlink

dengan alokasi frekuensi untuk uplink yaitu 1920

MHz – 1980 MHz dan untuk downlink yaitu 2110

MHz – 2170 MHz. UMTS hadir sebagai solusi atas

permasalahan pada jaringan GSM, baik untuk

layanan panggilan video (video call) dan data.

UMTS mempunyai sepasang frekuensi yang besar,

hal ini memungkinkan banyak user dapat mengakses

informasi dalam frekuensi dan waktu yang sama.

UMTS diharapkan mampu mengatasi permasalahan

Page 2: Jurnal TA Amir Hidayat

2

yang dihadapi oleh jaringan GSM, terutama

permasalahan kapasitas jaringan.

Setiap penyedia (provider) jaringan

komunikasi bergerak, termasuk jaringan 3G,

berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Akan

tetapi, ditemukan berbagai permasalahan pada

jaringan tersebut. Salah satu permasalahan ialah

kualitas panggilan yang tidak bagus. Hal ini

merugikan pelanggan, dan juga penyedia jaringan

yang bersangkutan. Permasalahan lain yaitu

kegagalan koneksi. Layanan 3G tentu diharapkan

dengan kemampuannya untuk melakukan akses data

berkecepatan tinggi dengan fitur layanan video call

serta internet mobile. Dari kasus tersebut maka

penulis akan mengangkat judul “Analisis

Performansi Jaringan 3-G Node B Dengan

Metode Drive Test di BTS Teluk Purwokerto”.

Tugas akhir ini akan membahas tentang bagaimana

cara mengukur jaringan 3G dengan mengamati

parameter-parameter tertentu dengan metode drive

test. Perencanaan Tugas Akhir ini akan membahas

bagaimana melakukan analisis dari pengumpulan

data menggunakan metode drive test menggunakan

TEMS Investigation 9.1 dan untuk menampilkan

hasil pengujian kualitas jaringan UMTS pada data

hasil drive test pada BTS tertentu ditampilkan

dengan menggunakan MapInfo 10.5 dan Nemo

Analyzer 6.10 untuk menghitung setiap download

dan Upload. Pengujian layanan yang akan dianalisa

adalah suara dan data dengan menentukan parameter

yang mengindikasikan kualitas layanan suara dan

data.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam tugas akhir ini

adalah bagaimana menganalisa nilai kualitas sinyal

dan level sinyal dan layanan data pada jaringan 3-G

Node B yang ada di BTS Teluk Purwokerto.

3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah

mengetahui kualitas jaringan 3G dalam sebuah

BTS dengan mengamati parameter Received Signal

Code Power (RSCP), Energy chips per Noise

(Ec/No), Coverage, Scrambling Code, dan juga

Throughput untuk layanan data 3G.

Manfaat yang didapat dari penulisan tugas

akhir ini adalah dapat digunakan sebagai bahan

referensi praktikum drive test dalam mata kuliah

teknik telekomunikasi dan mengetahui kualitas

jaringan 3-G dan layanan data throughput

download dan upload.

4. Metode Penelitian

1 Metode penelitian

Metode penelitian adalah merupakan

serangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka

pemecahan suatu permasalahan serta mencarikan

penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta

memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat

digunakan untuk pemecahan masalah

1. Parameter yang diamati

Parameter yang diamati adalah nilai data

Received Signal Code Power (RSCP), Energy

chips per Noise (Ec/No), Coverage, Scrambling

Code dan Throughput untuk layanan data 3G.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan menggunakan

software TEMS Investigation 10.0.3 yang

dihubungkan dengan hanset yang mendukung

layanan HSDPA.

a. Pengambilan data menggunakan metode

drive test Single Site Verification (SSV)

yaitu mengamati kinerja sebuah BTS

dengan tiga buah sektor.

b. Mengambil data coverage dari sinyal 3G

(UMTS) dengan melihat parameter data

Received Signal Code Power (RSCP),

Energy chips per Noise (Ec/No),

Coverage, Scrambling Code dan

Throughput.

c. Mengambil data throughput upload dan

download layanan data ke ftp server

sebesar 10MB sebanyak 1 kali setiap 3

sektor selama 7 hari.

3. Perangkat penelitian

Perangkat penelitian yang digunakan untuk

pembuatan tugas akhir ini adalah menggunakan

software TEMS Investigation 9.1 dan sebuah

handset yang telah terinstall TEMS Pocket,

perangkat tersebut berguna untuk merekam nilai-

nilai dari parameter dalam pengukuran sinyal 3G

(UMTS). Pembuatan analisa dari nilai parameter

yang telah ada digunakan software MapInfo dan

Nemo Analyzer 6.10 agar menghasilkan sebuah

gambaran keterangan hasil analisa.

5. Dasar Teori

1. Sistem Komunikasi Bergerak Generasi

Ketiga[1]

Universal Mobile Telecommunication System

(UMTS) merupakan revolusi GSM yang

mendukung kemampuan generasi ketiga (3G).

UMTS menggunakan teknologi akses W-CDMA

dengan system Direct Sequence Wideband (DS-

WCDMA). Terdapat dua mode yang digunakan

dalam W-CDMA dimana yang pertama

menggunakan Frequency Division Duplex (FDD)

dan kedua dengan menggunakan Time Division

Duplex (TDD). FDD dikembangkan di Eropa dan

Amerika sedangkan TDD dikembangkan di Asia.

Pada W-CDMA FDD, digunakan, sepasang

frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan

downlink denga alokasi frekuensi untuk uplink

yaitu 1920-1980 MHz dan untuk downlink yaitu

Page 3: Jurnal TA Amir Hidayat

3

2110-2170 MHz. Hal ini berdasarkan

International Telecommunication Union (ITU)

dengan standar IMT-2000. Jaringan 3G

memungkinkan operator jaringan untuk

menawarkan jangkauan yang lebih luas dari

fasilitas tingkat lanjut ketika mencapai kapasitas

jaringan yang lebih besar melalui peningkatan

efisiensi penggunaan spektrum. Fasilitas

tambahan juga meliputi transmisi data HSPA

yang mampu untuk mengirim data dengan

kecepatan sampai 14,4 Mbps untuk downlink dan

5,8 Mbps untuk uplink.

ITU mendefisikan 3G sebagai teknologi

yang :

a. Mempunyai kecepatan transfer data

sebesar 144 Kbps pada pengguna

yang bergerak dengan kecepatan

100 km/jam.

b. Mempunyai kecepatan transfer data

sebesar 384 Kbps pada pengguna

yang berjalan kaki.

c. Mempunyai kecepatan transfer data

sebesar 2 Mbps pada pengguna diam

(stasioner).

5.2 Arsitektur Jaringan 3G[2]

Gambar 1 Arsitektur Jaringan 3G

[2]

a. Core Network (CN)

Core Network (CN) dibagi dalam daerah

Circuit Switched dan Packet Switched.

1) Circuit Switched

Beberapa elemen dari Circuit

Switched adalah Mobile Service

Switching Centre (MSC), MSC

merupakan interface yang

menangani MS untuk menangani

circuit switched data, Gateway MSC

(GMSC) merupakan gerbang

penghubung antara UMTS dan

jaringan luar circuit switched seperti

PSTN, Visitor Location Register

(VLR), dan Gateway MSC.

2) Packet Switched

Elemen Packet Switched

adalah Serving GPRS Support Node (SGSN),

SGSN merupakan interface yang berfungsi

sama dengan MSC tetapi digunakan untuk

layanan Packet Switched dan Gateway GPRS

Support Node (GGSN), GGSN merupakan

gerbang yang menghubungkan UMTS menuju

jaringan Packet Switched. Beberapa elemen

jaringan yang lain seperti HLR dan AUC

digunakan bersama oleh kedua daerah tersebut.

Arsitektur CN dapat berubah ketika

terdapat layanan atau fitur yang baru. Transfer

data di dalam jaringan ini didukung oleh

Gateway GPRS Support Node (GGSN) dan

Serving GPRS Support Node (SGSN). Pada

dasarnya, GGSN adalah sebuah fitur

pengaturan mobilitas tambahan, dan

menghubungkan dengan berbagai macam

elemen jaringan melalui standart interface

fisik yang terhubung ke jaringan packet data

external (misalnya Internet). SGSN menangani

pengiriman packet dari dan ke terminal-

terminal mobile. Masing-masing SGSN

memungkinkan untuk mengirimkan packet ke

terminal di dalam service area. GGSN dan

SGSN dapat mengirim data dengan kecepatan

hingga 2 Mbps.

b. UMTS Terrestrial Radio Access

Network (UTRAN)

UTRAN terdiri dari satu atau lebih Radio

Network System (RNS), dimana RNS tersebut

terdiri dari sebuah pengendali jaringan radio

yang disebut dengan Radio Network Controller

(RNC), beberapa node B (UMTS Base Station)

dan User Equipment. UTRAN terhubung pada

bagian Core Network (CN) melalui Interface Iu

dan menggunakan Interface Iub untuk

mengontrol node B. sedangkan Interface Iur

yang menghubungkan antar RNC berfungsi

untuk mengatur terjadinya soft handover

diantara RNC tersebut.

1) Radio Network Controller (RNC)

RNC berfungsi untuk mengendalikan

sumber-sumber radio dari beberapa Node

B, fungsinya serupa dengan BSC di GSM.

RNC juga berperan penting untuk

mengontrol Radio Resources UTRAN,

seperti Power Control (PC) atau

Handover Control (HC), dimana sebagian

diantaranya terdapat pada bagian RNC.

c. User Equipment (UE) atau Mobile

Station (MS).

User Equipment (UE) mempunyai prinsip

yang sama seperti pada GSM Mobile Station

(MS), memiliki modul identitas user, yang

serupa dengan SIM pada GSM. User

Equipment (UE) terdiri dari dua bagian, yaitu

Page 4: Jurnal TA Amir Hidayat

4

Mobile Equipment (ME) dan UMTS Subscriber

Identity Module (USIM) yang dihubungkan

oleh interface Cu. Mobile Equipment (ME)

adalah perangkat untuk pengiriman radio,

sedangkan USIM merupakan sebuah kartu

yang memuat identitas user dan informasi

pribadi. Interface UE dengan jaringannya

disebut interface Uu, yang merupakan air

interface WCDMA.

5.3 Pengenalan TEMS[3]

1. Test Mobile System (TEMS) Investigation 9.1

Tems adalah TEMS adalah kependekan

dari Test Mobile System yang merupakan

perangkat untuk men-setting dan

maintenance jaringan selular. Perangkat

TEMS ini merupakan keluaran Ericsson

untuk drive test. Pada dasarnya terdiri dari

ponsel TEMS mobile phone yang

dikendalikan oleh perangkat lunak pada

komputer. Salah satu fitur utama dari TEMS

adalah menggunakan ponsel dengan bagian

radio standar dan daya standar, yaitu suatu

ponsel biasa dengan perangkat lunak yang

diubah. Maka dari itu TEMS akan

berperilaku sama seperti ponsel standar.

Namun memiliki fitur tambahan sebagai

pengumpul informasi tentang level sinyal dan

kualitas sinyal dan banyak lagi yang

dipancarkan oleh BTS. Didalam logfile

terdapat 2 file yaitu:

a. Statistic File

Dari hasil Drive test, logfile akan

di convert oleh File and Information

Conveting System (FICS) ke statistics

file, yang diantaranya terdapat

parameter untuk Handover, Signal

Strength dan Quality Distribution.

b. Geographical Information Mobile

Surveys (GIMS)

GIMS merupakan file yang

digunakan untuk memaparkan

graphical dari drive test.

2. Ada tiga jenis TEMS yang sesuai dengan

tujuan penggunaannya, antara lain:

a. TEMS Investigation

TEMS ini digunakan untuk

drive test di luar ruangan (outdoor).

Mulai versi 4 sudah dapat digunakan

untuk drive test dalam ruangan

(indoor). Menggunakan Global

Positioning System (GPS) sebagai

alat navigasi dan plotting parameter

pada rute drive test yang dilalui.

b. TEMS Light

Jenis TEMS Light ini digunakan untuk

drive test di dalam ruangan (indoor). TEMS

Light merupakan versi penyederhanaan dari

TEMS Investigation dengan menghilangkan

beberapa fitur, yang bertujuan mengurangi

beban kerja dan konsumsi baterai komputer.

Hal tersebut dilakukan karena saat itu komputer

portable/laptop masih mempunyai keterbatasan

perangkat dan baterai. Data logfile yang

dihasilkan TEMS Light sama lengkapnya

dengan yang dihasilkan oleh TEMS

Investigation. Plotting parameter dilakukan

secara manual karena GPS tidak dapat

menerima sinyal dari satelit.

c. TEMS Automatic

TEMS Automatic ini digunakan untuk

drive test di luar ruangan (outdoor). TEMS

Investigation dan TEMS Light hanya bisa

mengukur sisi downlink saja yaitu dari arah

BTS ke MS. Sedangkan untuk uplink yaitu dari

arah MS ke BTS, TEMS Investigation dan

Light tidak dapat mengukur karena alat

pengukurnya hanya handphone. TEMS

Automatic menggunakan sistem client-server

untuk pengamatan uplink dan downlink. Client-

nya menggunakan Mobile Test Unit (MTU)

yang bekerja secara otomatis saat dinyalakan.

Hasil pengamatan di MTU dikirim lewat GPRS

ke server. Server akan menerima data dari

MTU dan mengolahnya.

Gambar 2 Perangkat Drive Test

[3]

3. Dalam Tems Investigation 9.1 terdapat 5 bagian

yang saling berkaitan. Diantaranya yaitu:

a. Workspace dan Worksheet.

b. Toolbars

c. Status Bar

d. Menu Bar

e. Navigator

Page 5: Jurnal TA Amir Hidayat

5

Gambar 3 Tampilan dari apliakasi software

TEMS[3]

a. Workspace dan Worksheet

Workspace dan Worksheet merupakan

tampilan dari menu-menu yang lain, digunakan

saat dalam sesi kerja. Dalam workspace yang

dapat ditampilkan pada saat itu hanya satu,

sehingga kita dapat membagi workspace

menjadi beberapa worksheet sampai dengan 10

worksheet dapat ditampilkan secara simultan.

b. Toolbars

Pada menu Toolbar terdapat tombol-tombol

yang dicerminkan atau ditampilkan atau

ditampilkan pada menu, hanya di toolbar kita

dapat langsung mengakses.

c. Status Bar

Status Bar menampilkan symbol dan pesan

singkat yang mengindikasikan status utama.

d. Menu Bar

Menu Bar merupakan menu cerminan dari

menu Navigator.

e. Navigator

Dari menu Navigator kita dapat membuka

jendela presentation dan mengubah range

warna dari informasi element, Navigator secara

khusus digunakan untuk mengkonfigurasikan

Workspace pada saat sesi kerja..

5.4 Drive Test Menggunakan Test Mobile System

(TEMS)[3]

Drive Test ialah proses pengukuran sistem

komunikasi bergerak pada sisi gelombang radio

diudara yaitu dari arah Node B ke UE atau

sebaliknya, dengan menggunakan ponsel yang

didesain secara khusus untuk pengukuran. Drive

test bertujuan untuk mengukur kualitas sinyal

secara real time sehingga dapat dianalisa kualitas

sinyal tersebut untuk dapat diperbaiki segala

masalah yang berhubungan dengan sinyal

khususnya untuk teknologi selular. Informasi

yang ditampilkan pada mode ini didapat dari

perangkat TEMS secara langsung saat dilakukan

drive test.

1. Perlengkapan Drive Test

Proses drive test membutuhkan

peralatan-peralatan yang mendukung dalam

pengamatan. Dalam modul ini drive test

dilakukan menggunakan software TEMS

dan adapun perlengkapan lengkapnya

sebagai berikut:

a. Laptop

Laptop digunakan sebagai alat

monitoring parameter hasil drive test

secara visual. Laptop yang

dilengkapi dengan software TEMS

Investigation untuk mengambil dan

mengolah data. Spesifikasi Laptop

untuk drive test harus memiliki

memori RAM lebih dari 1GB.

b. Perangkat Lunak TEMS

Perangkat Lunak TEMS yang

digunakan untuk drive test di luar

ruangan adalah software TEMS

Investigation

c. Dongle HASP4

Dongle HASP4 adalah gabungan

proteksi antara hardware key

(dongle) dan software yang biasanya

sudah terintegrasi dengan aplikasi.

Software yang terintegrasi dengan

TEMS Investigation secara periodik

akan memeriksa apakah hardware

key tersebut valid atau tidak, jika

tidak valid software tidak akan

berjalan sempurna. Tujuan dari

dongle adalah menggantikan serial

number dan hanya komputer yang

terpasang dongle yang bisa

menggunakan aplikasi tersebut.

d. Ponsel TEMS

Ada berbagai jenis ponsel yang

support pada TEMS investigation

diantaranya adalah Sony Ericsson

K800i, T610, dan W995i. Ponsel

sebagai terminal untuk panggilan,

upload dan download data maupun

video call. Dan untuk mengamati

kekuatan sinyal yang diterima oleh

pelanggan. Selain itu perlu juga

disiapkan sim card dari operator

yang akan diamati.

e. Kabel Data

Kabel data untuk menghubungkan

antara computer dan ponsel. Kabel

Page 6: Jurnal TA Amir Hidayat

6

data yang digunakan antara lain

USB, Serial.

f. Global Positioning System (GPS)

Sebuah sistem yang dapat

menunjukkan posisi benda di

permukaan bumi secara cepat, di

semua tempat, pada semua kondisi

dan pada setiap waktu. GPS ini

digunakan untuk tracking rute

pengamatan sehingga akan diketahui

posisi pengambilan data sepanjang

pengamatan drive test.

g. Aksesoris

Perangkat yang mendukung

dalam pengamatan menggunakan

TEMS, seperti USB Hub, Inverter,

dan Charger Ponsel.

2. Jenis – Jenis Pengamatan Drive Test[3]

Jenis-jenis pengukuran drive test dibagi

menjadi mode pengukuran dan cara

pengambilan data. Pada mode pengukuran

drive test ada tiga jenis, yaitu :

a. Drive Test Idle Mode

Pengamatan level sinyal yang

diterima MS dalam keadaan idle

(tidak melakukan panggilan

apapun). Biasanya mode ini

dilakukan hanya untuk mengetahui

signal strength suatu area yang

terindikasi low signal/no service.

b. Drive Test Dedicated Mode

Pengamatan kualitas sinyal

diikuti dengan pendudukan kanal

(long Call/Short Call ke

destination number tertentu).

Untuk mengamati dan

mengidentifikasi kualitas voice dan

data.

c. Drive test QoS Mode

Pengamatan kualitas sinyal

diikuti dengan pendudukan kanal

dengan metode call set up dan call

end dengan formula time /

command squence tertentu.

3. Jenis-Jenis Pengambilan Data Drive Test

a. Single Site Verification (SSV),

merupakan drive test untuk

memverifikasi setiap site bagus

atau tidak.

b. Cluster, merupakan drive test yang

mengamati jaringan setiap cluster

atau daerah yang terdiri dari

beberapa site namun hanya untuk

satu operator jaringan.

c. Benchmark, merupakan drive test

yang membandingkan beberapa

operator dalam satu cluster atau

daerah

d. Optimasi, merupakan bagian analisa

gangguan atau kurangnya service

quality pada site yang sudah jadi.

4. Parameter drive test pada jaringan 3G

(WCDMA/UMTS) tersebut terdiri dari :

a. SCRAMBLING CODE

Scrambling Code adalah kode

yang membedakan antar sektor Node

B atau sel digunakan untuk

membedakan user yang satu dengan

yang lainnya.

b. CPICH Ec/No : Common Pilot

Channel Energy Chips/Noise (dBm)

CPICH Ec/No adalah

Perbandingan (rasio) antara kekuatan

sinyal (signal strength) dengan

kekuatan derau (noise level) atau

SNR (Signal Noise Ratio) yang

dipakai untuk menunjukkan kualitas

jalur (medium) koneksi. .Fungsinya

sama dengan RxQual di jaringan 2G.

c. CPICH RSCP: Common Pilot

Channel Received Signal Code

Power (dBm)

CPICH RSCP adalah Tingkat

kekuatan sinyal di jaringan 3G yang

diterima ponsel sama halnya dengan

RxLev pada GSM dengan satuan -

dBm.

d. Troughput Maksimun Kecepatan

Tranfer Data

Troughput kecepatan data

diamati pada data session untuk

melihat sesi test yang dilakukan saat

melakukan upload atau download file

ke server dan nilai maksimum dari

kedua test tersebut dan untuk

mengetahui troughput yang sedang

berlangsng selama sesi tersebut dapat

amati pada WCDMA Data Line Chart,

dalam sesi ini yang diamati adalah

kecepatan dari transfer data tersebut.

5.5 Post Processing[4]

Proses selanjutnya dari data hasil drive test

(DT) ini yaitu berupa logfile. Logfile kemudian

akan di eksport dengan tems investigation 8.0.4

agar dapat dibaca pada mapinfo 10.5 untuk di

ploting dan selanjutnya dianalisa dengan

menggunakan Nemo Analyzer 6.10 dengan

mengacu pada parameter-parameter tertentu

sesuai Key Performance Index (KPI).

a. Map Info

MapInfo adalah software pengolah

data spasial yang banyak digunakan dalam

Page 7: Jurnal TA Amir Hidayat

7

analisis Sistem Informasi Geografis,

operator dapat membuat, menampilkan,

serta mengadakan perubahan terhadap data

spasial atau peta. MapInfo juga dapat

menampilkan hasil export logfile dari

TEMS yaitu tab file. File yang berekstensi

.tab tersebut dapat ditampilkan untuk

melihat hasil pengambilan data pada

parameter tertentu.

Perhitungan persentase nilai yang

didapat berdasar dari pengambilan data

digunakan persamaan :

Selain itu untuk berfungsi untuk

mem-plot hasil data di lapangan agar

terlihat kualitas sinyal dan coverage

jaringan. Cara melihat coverage sinyal,

dapat dilakukan dengan metode drive test

pada kondisi idle mode, dedicated mode,

Idle Lock karena pada proses tersebut dapat

terlihat seberapa jauh dan seberapa baik

BTS dapat meng-cover Mobile Station.

b. Nemo Analyzer

Nemo Analyzer merupakan software

pengolah data hasil drive test yang biasa

digunakan untuk menganalisa logfile dari

Tems atau juga software lain yang

digunakan untuk melakukan drive test.

Selain untuk memplot hasil drive test juga

dapat digunakan untuk melihat KPI yang

dapat langsung diproses dengan software

tersebut sehingga memudahkan dalam

melihat hasil yang diperoleh dari hasil drive

test dengan membuat report dari hasil

keseluruhan proses drive test yang telah

dilakukan sebelumnya.

6. PERANCANGAN SISTEM 6.1 Waktu Dan Tempat Pengambilan Data

Pengerjaan tugas akhir ini dilakukan

pengambilan data dari kualitas sinyal yang

meliputi jangkauan dan nilai level sinyal atau

RSCP, Ec/No, dan Scrambling Code pada

saat panggilan suara serta nilai throughput

upload dan download di Node B Teluk

Purwokerto. Waktu pengambilan data

dilakukan pada tanggal 11 September 2013

pada pukul 21.36 WIB sampai pukul 21.46

WIB. Pengambilan ini dilakukan pada malam

hari yaitu pada waktu yang sepi bertujuan

untuk mendapatkan hasil yang maximal

dalam pengambilan data kualitas sinyal.

Operator yang diamati yaitu Telkomsel.

6.2 Instrument Penelitian

Alat yang dibutuhkan dalam penelitian

ini antara lain:

1. Notebook yang telah terinstal software

Tems Investigation 9.1 untuk drive test

dan software Mapinfo Professional 10.5

serta Nemo Analyzer untuk proses analisa

hasil data drive test.

2. Handphone khusus yang support dengan

software Tems dan yang mendukung

layanan WCDMA yaitu handpone

Ericsson seri K800i.

3. Program MapInfo Profesional 10.5 untuk

proses plotting hasil drive test.

4. Program Nemo Analyzer 6.10 untuk

melakukan analisa hasil drive test.

5. Program aplikasi TEMS Investigation 9.1.

6. Program aplikasi Google Earth

6.3 Rancangan Tahap Penelitian

Rancangan penelitian ini bersifat kajian

teoritis berdasarkan hasil survey dan

pengamatan langsung yang didukung dengan

beberapa literatur yang berkaitan erat dengan

teknik selular.

1. Survei

Survei dilakukan bertujuan untuk

melakukan pengamatan di lapangan juga

menentukan titik lokasi pengambilan data

pada area purwokerto. Tahap ini adalah

menentukan sebuah Node B yang akan

diamati untuk pengambilan data. Node B

yang ditentukan adalah Node B yang

mempunyai transmisi frekuensi 2100

MHz.. Jalur drive test dimulai dari posisi

Node B Teluk ke tiga arah jalan raya

utama yaitu ke arah utara, barat dan timur.

Arah utara dimulai dari titik Node B

hingga sampai ke perempatan Jl. D.I.

Pandjaitan hingga sinyal dari Node B

Teluk tidak dapat melayani MS. Arah

Timur dimulai dari titik Node B hingga ke

arah Jl Sultan Agung hingga sinyal dari

Node B Teluk tidak dapat melayani MS .

Arah Barat dimulai kembali dari titik

Node B berada hingga ke arah Barat Jl

Sultan Agung hingga sinyal dari Node B

Teluk tidak dapat melayani MS. Gambar 4

merupakan penampakan jalur yang dilalui

selama pengambilan data dengan drive

test. Garis merah menandakan rute jalan

yang dilalui. Garis merah menandakan

rute jalan yang dilalui. Semua jalur

dilewati secara searah dari titik Node B ke

tiga arah dan digunakan untuk

pengambilan data pengamatan level dan

kualitas sinyal.

Page 8: Jurnal TA Amir Hidayat

8

Gambar 4 Lokasi Node B yang diamati

Pengambilan data throughput download

dan upload menggunakan metode statis

yaitu menetap di satu titik dengan

perbedaan jarak dari Node B yang

bervariasi dari masing-masing sektor.

Gambar 5 merupakan titik-titik lokasi

pengambilan data dari arah masing-masing

sektor. Dalam melakukan pengambilan

data throughput download dan upload

dilakukan 1 kali download dan upload

selama 7 hari yang berbeda di setiap

masing-masing sektor. Hasilnya akan

diketahui ada perbedaan throughput

download dan upload.

Gambar 5 Lokasi Pengambilan Throughput

Download dan Upload

2. Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan dengan

metode drive test Single Site Verification

(SSV) dengan mengamati kinerja sebuah

Node B yang ada di area Purwokerto

dengan menggunakan laptop yang bersistem

operasi Windows XP SP3 dan sudah ter-

install software TEMS Investigation 9.1

juga telah terpasang ponsel Sony Ericsoon

K810i dan juga GPS.

6.4 Proses Pengamatan

Proses pengamatan dilakukan di area

Purwokerto dengan memilih Node B yang ada di

daerah Teluk yang mentransmisikan frekuensi

UMTS 2100 MHz. Drive Test digunakan untuk

pengumpulan data parameter sinyal selular.

Pengambilan data dilakukan secara mobile untuk

mengamati nilai RSCP dan Ec/No dan

Scrambling Code di masing-masing sektor

sedangkan pengamatan nilai throughput upload

dan throughput download dilakukan secara statik.

6.5 Pengambilan Data

Teknik Pengambilan data ini dilakukan secara

tiga kali yaitu pada masing-masing frekuensi dan

sektor di satu Node B akan dilakukan

pengambilan data level sinyal, pengambilan data

kualitas sinyal untuk layanan panggilan suara dan

pengambilan nilai kecepatan data download dan

upload ke File Transfer Protokol (FTP) server

pada masing-masing sektor.

Terdapat dua macam mode yang digunakan

dalam pengambilan data dengan metode drive

test, yaitu:

1. Idle Mode

Idle Mode adalah proses yang

digunakan untuk pengambilan level

sinyal pada sisi penerima, dalam mode

ini MS dalam keadaan idle atau diam

tidak melakukan aktivitas apapun.

2. Dedicated Mode

Dedicated Mode bertujuan untuk

mengambil data kualitas sinyal pada sisi

penerima. MS melakukan aktivitas

layanan yang akan diuji dalam hal ini

MS melakukan layanan panggilan suara.

6.6 Pengamatan Coverage Sinyal

Pada pengambilan data pengamatan sinyal,

pertama penulis mengambil data coverage sinyal

pada area Teluk di Purwokerto dengan parameter

standar pengamatan untuk sinyal WCDMA yang

sudah support untuk jaringan UMTS. Parameter

tersebut yaitu RSCP, Ec/No, dan Scrambling

Code. Parameter tersebut muncul dalam software

Tems yang telah di setting untuk pengamatan

sinyal. Untuk standarisasi nilai kualitas dari

sinyal itu sendiri dapat dilihat pada tabel 1.

Page 9: Jurnal TA Amir Hidayat

9

Tabel 1 Standar Parameter Nilai RSCP dan Ec/No

Operator

6.7 Pengamatan Throughput

Dalam pengamatan troughput data diambil

secara static yaitu tidak berpindah-pindah selama

melakukan download maupun upload data ke

FTP server. Dalam pengamatan ini yaitu nilai

dari troughput maksimal yang dicapai pada saat

download maupun upload ke FTP server dan

juga packet loss pada proses tersebut.

Data yang diamati setelah hasil data diperoleh

dari drive test menggunakan TEMS Investigation

10.0.3, selanjutnya diolah menggunakan aplikasi

Nemo Analyze 5.16 dan MapInfo Professional

10.5. MapInfo Professional 10.5 sendiri

merupakan sebuah perangkat lunak Sistem

Informasi Geografis (SIG) yang dikeluarkan oleh

MapInfo Coorporation. Sebagai perangkat lunak

SIG, MapInfo Professional 10.5 cukup diminati

karena memiliki karakteristik-karakteristik yang

menarik seperti mudah digunakan, tampilan yang

interaktif dan menarik, user friendly, dan dapat

dicustomized dengan menggunakan bahasa skrip

yang dimilikinya.

6.8 Key Perfomance Indicators (KPI)

KPI digunakan sebagai standar nilai yang

harus dicapai, dan sebagai pedoman untuk

menentukan kualitas jaringan apakah sudah

sesuai atau masih perlu untuk melakukan

perbaikan kualitas jaringan setiap operator

memiliki standar nilai KPI yan berbeda-beda.

Dalam pengamatan sinyal HSDPA standar

parameter yang di diamati yaitu nilai RSCP,

Ec/No dan nilai troughput maksimum yang

diperoleh dari pengamatan drive test download

dan upload ke File Transfer Protocol (FTP)

server.

Dalam pengamatan kualitas jaringan HSDPA

target KPI yang harus dicapai dapat dilihat pada

table 2.

Tabel 2 Key Performance Indicators WCDMA

Operator

Standar

Parameter Target

Plotting

Coverage

RSCP > -85 dBm 80 %

Ec/No < 12 dB 80 %

3G Max

Troughput

Download 256kbps

Upload 256kbps

1. Perhitungan nilai tarrget KPI

Untuk mengetahui apakan hasil

pengamatan telah sesuai dengan target standar

KPI dapat dihitung dengan rumus pada tabel

3.3, untuk dilai yang dihitung yaitu untuk

RSCP >= -85 dBm, sedangkan nilai Ec/No

yaitu >= -12 dB.

Tabel 3 digunakan untuk menghitung KPI

dari data yang diperoleh pada proses drive test,

pada kolom No. of Sample diisi jumlah sample

nilai yang muncul pada saat drive test dan dapat

dilihat dengan menggunakan MapInfo

Professional 10.5. Tabel 3 Rumus Perhitungan KPI Operator

7. HASIL DATA DAN ANALISIS

7.1 Parameter Perhitungan Hasil Pengamatan

Data sample yang telah didapat dari

hasil drive test akan digunakan untuk

menentukan kualitas dari jaringan yang telah

diamati. Perhitungan sampel data hasil drive

test dapat menggunakan persamaan yang ada

di tabel 3.

Hasil perhitungan dari persamaan di

tabel 3 akan digunakan untuk melihat hasil

kualitas jaringan dan selanjutnya akan

ditentukan oleh nilai KPI yang telah

ditentukan operator selular yang telah diuji

pada tabel 2.

RSCP (dBm) Ec/No (dBm)

Nilai Warna Nilai Warna

>= -92 >= -9

< -92 and

>= -102

>= -12 and

< -9

< -102 < -12

Ec/No RSCP No. of

Sample

%

> -9 > -92 -

X 100%

> -9

to < -

12

> -92 to

< -102

- -

X

100%

< -12 < -102 -

X 100%

Total

Sampel

-

Page 10: Jurnal TA Amir Hidayat

10

7.2 Hasil Pengamatan Drive Test

Hasil pengamatan dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Pengamatan level sinyal untuk melihat

jangkauan sinyal pada masing-masing

sektor, parameter yang diamati yaitu

RSCP, Ec/No.

2. Pengamatan kualitas sinyal yaitu

melihat kualitas sinyal yang telah

diamati pada masing-masing sektor,

parameter yang digunakan yaitu

RSCP. Ec/No.

3. Pengamatan nilai kecepatan maksimal

throughput download dan upload pada

masing-masing sektor.

7.3 Analisis dan Hasil Pengamatan Drive

Test 1. Pengamatan kualitas sinyal

Pengamatan kualitas penerima dilakukan

dengan metode drive test dalam mode

dedicated. Mode dedicated adalah MS

melakukan panggilan suara secara berulang-

ulang dalam kondisi mobile/bergerak.

Software TEMS Investigation akan

merekam semua kejadian yang ada selama

drive test dan disimpan dalam bentuk

logfile. Hasil dari logfile tersebut akan

digunakan untuk plotting di software

MapInfo dan Nemo Analyzer. Parameter

yang ditampilkan dari hasil plotting tersebut

yaitu Ec/No. Hasilnya kemudian diamati

untuk diambil kesimpulan dan saran dari

hasil pengamatan.

a. Nilai Energy Carrier Per Noise Area

Purwokerto

Gambar 6 Tampilan Hasil Nilai Ec/No Pada Nemo

analyzer

Hasil nilai dari pengambilan data kualitas

sinyal pada parameter Ec/No pada Node B Teluk

area Purwokerto dapat dilihat dari gambar 6.

Berdasarkan banyaknya sample dari parameter

kualitas sinyal yang paling banyak muncul pada

sampel yaitu -7 dBm dengan jumlah 22% dari nilai

keseluruhan, sedangkan untuk nilai yang paling

jelek yaitu sebesar -18 dBm dengan jumlam

persentase paling sedikit Penggunaan software

Nemo Analyzer ini juga dapat melihat kesimpulan

dari hasil pengamatan yaitu untuk pengambilan

nilai average RSCP, nilai maximum atau yang

paling baik yaitu -4 dBm sedangkan nilai minimum

atau yang paling buruk yaitu -23,5 dBm. Tabel 4

merupakan nilai yang didapat dari plotting Nemo

Analyzer yang didapat selama melakukan drive

test.

Tabel 4 Hasil export Ec/No pada Nemo Analyzer

Ec/No (dB)

Average -8,172

Maximum -4

Minimum -23,5

Sample Count 1058416,481

Berdasarkan standar Key Performance

Indicator (KPI) dapat dihitung nilai yang

memenuhi standar dengan menggunakan rumus

yang terdapat pada tabel 3 untuk melihat jumlah

sampel yang diperoleh dari drive test dapat dilihat

pada hasil plotting MapInfo.

Gambar 7 Plotting MapInfo Ec//No pada SC 10, SC

18, dan SC 26

Page 11: Jurnal TA Amir Hidayat

11

Berdasarkan tampilan legend pada gambar 7

dapat dihitung hasil sampel yang diperoleh dari

hasil pengamatan berdasarkan dengan KPI

calculation:

Nilai Ec/No -9 to 0 :

X 100 = 70,73 %

Nilai Ec/No -12 to -9 :

X 100 = 23,10 %

Hasil perhitungan Ec/No dapat digunakan

untuk menentukan nilai KPI yang telah ditentukan

pada tabel 3. Sehingga nilai KPI dengan nilai

Ec/No adalah 70,73% + 23,10% = 93,83% dari

total sampel. Sehingga nilai kualitas sinyal Ec/No

dengan nilai ≤ -12 pada Node B Teluk area

Purwokerto sudah memenuhi standar KPI yang

ditetapkan oleh operator berdasarkan tabel 3.2.

Tabel 5 Perhitungan KPI untuk nilai Ec/No

Ec/No No. of

sampel %

-9 to 0 20152 70,73

-12 to -9 6583 23,10

-20 to -12 1755 -

Total Sampel 28490 93,83

2. Pengamatan Level Sinyal

Level sinyal sangat berpengaruh pada

performansi sebuah jaringan GSM. Level sinyal

dapat dijadikan indikator penting untuk melihat

baik atau buruknya sinyal yang diterima di sebuah

area yang telah diamati. Pengamatan ini dilakukan

dari penerimaan MS pada posisi idle dari tiga buah

antena sektor Node B yang berbeda. Hasil

pengambilan data menggunakan TEMS

Investigation yang berupa logfile dapat di export

dan di plotting MapInfo dan Nemo Analyzer untuk

melihat level sinyal penerima. Parameter yang

ditampilkan yaitu RSCP.

a. Nilai Received Signal Code Power Area

Purwokerto

Gambar 8 Tampilan Hasil Nilai RSCP Pada Nemo

Analyzer

Hasil nilai dari pengambilan data level sinyal

pada parameter RSCP pada Node B Teluk area

Purwokerto dapat dilihat dari gambar 8

Berdasarkan pada grafik tersebut menggambarkan

level sinyal pada parameter RSCP berdasarkan

jumlah sample yang diperoleh pada hasil drive test

menunjukan nilai level sinyal dan jumlah

prosentase yang didapat, hasil sample yang paling

banyak muncul pada nilai RSCP yaitu -75 dengan

jumlah prosentase 30% dari jumlah keseluruhan

dan nilai RSCP yang paling jlek yaitu -115 tidak

mencapai 1 % dari keseluruhan sample. Tabel 6

merupakan nilai yang didapat dari plotting Nemo

Analyzer yang didapat selama melakukan drive

test.

Tabel 6 Hasil export RSCP pada Nemo Analyzer

RSCP (dBm)

Average -71,949

Maximum -50

Minimum -114

Sample Count 681468,33

Berdasarkan standar Key Performance

Indicator (KPI) dapat dihitung nilai yang

memenuhi standar dengan menggunakan rumus

yang terdapat pada tabel 3 untuk melihat jumlah

sampel yang diperoleh dari drive test dapat dilihat

pada hasil plotting MapInfo.

Gambar 9 Plotting MapInfo RSCP pada SC 10, SC

18, dan SC 26

Berdasarkan tampilan legend pada gambar 9

dapat dihitung hasil sampel yang diperoleh dari

hasil pengamatan berdasarkan dengan KPI

calculation.

Page 12: Jurnal TA Amir Hidayat

12

Nilai RSCP -92 to 0 :

X 100 = 95,37 %

Nilai RSCP -102 to -92 :

X 100 = 4,07 %

Hasil perhitungan RSCP dapat digunakan

untuk menentukan nilai KPI yang telah

ditentukan pada tabel 2. Sehingga nilai KPI

dengan nilai RSCP adalah 95,47% + 4,07% =

99,54% dari total sampel. Sehingga nilai

kualitas level sinyal RSCP dengan nilai ≤ -92

pada Node B Teluk area Purwokerto sudah

memenuhi standar KPI yang ditetapkan oleh

operator berdasarkan tabel 2.

Tabel 4.4 Perhitungan KPI untuk nilai RSCP

RSCP No. of sampel %

-92 to 0 5737 95.37

-102 to -92 245 4.07

-120 to -102 34 -

Total Sampel 28632 99.88

3. Pengamatan Throughput Layanan Data

Download dan Upload Selama 7 Hari

Pengambilan data untuk pengamatan

parameter nilai throughput ini dengan cara

melakukan download dan upload file sebesar

10 MB ke sebuah FTP server dengan MS posisi

statis. MS melakukan download maupun

upload dengan menggunakan frekuensi.

Teknologi yang digunakan yaitu UMTS. Hasil

pengambilan data nilai throughput dengan

menggunakan software TEMS Investigation 9.1

yang berupa logfile dapat di-plotting dalam

bentuk grafik dengan software Nemo Analyzer

6.10 untuk melihat nilai maksimum, minimum

dan nilai rata-rata. Pengambilan data ini dengan

menggunakan tiga sektor yang berbeda selama

7 hari pengamatan.

a. Hasil Nilai Rata-Rata Download 7 Hari

Pengamatan

b. Hasil Nilai Rata-Rata Upload 7 Hari

Pengamatan

8. KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari

hasil dan analisa data bab 4 adalah sebagai

berikut:

a. Pengukuran jaringan 3G dapat dilakukan

dengan metode drive test dengan

mengamati RSCP untuk level sinyal,

Ec/No untuk mengamati kualitas sinyal,

Scrambling Code, dan Throughput

Download dan Upload.

b. Nilai KPI dari level sinyal pada

penggunaan parameter RSCP sudah

mencapai target 80% pada range nilai

RSCP > -85 dBm yaitu sebesar 99,54%.

c. Nilai KPI dari kualitas sinyal pada

penggunaan parameter Ec/No sudah

memenuhi target 80% pada range nilai

Ec/No < 12 dBm yaitu sebesar 93,83%.

d. Berdasarkan hasil pengamatan throughput

download yang penulis lakukan mulai

tanggal 4 September 2013 sampai dengan

12 September 2013. Hasil pengamatan

yang dilakukan pada tiap-tiap sektor.

Berdasarkan hasil nilai sampel throughput

download rata-rata pada SC 10 sebesar

380982,856 bps atau 381 Kbps.

Sedangkan hasil nilai sampel throughput

download rata-rata pada SC 18 sebesar

391913,142 bps atau 392 Kbps.

Sedangkan hasil nilai sampel throughput

download rata-rata pada SC 26 sebesar

400868,571 bps atau 401 Kbps. Hasil nilai

rata-rata throughput download yang

ditampilkan dari ke-3 sektor ini selama 7

hari sudah memenuhi standar KPI yang

sudah ditentukan oleh operator.

370000

375000

380000

385000

390000

395000

400000

405000

nilai rata-rata throughput

download

SC 10

SC 18

SC 26

bps

Maksimum Throughput Download

380982

391913

400868

403250

403300

403350

403400

403450

403500

403550

403600

403650

nilai rata-rata throughput upload

SC 10

SC 18

SC 26

bps

Maksimum Throughput Upload

403508

403618

403385

Page 13: Jurnal TA Amir Hidayat

13

e. Berdasarkan hasil pengamatan throughput

upload yang penulis lakukan mulai

tanggal 4 September 2013 sampai dengan

12 September 2013. Hasil pengamatan

yang dilakukan pada tiap-tiap sektor.

Berdasarkan hasil nilai sampel throughput

upload rata-rata pada SC 10 sebesar

403508,571 bps atau 403 Kbps.

Sedangkan hasil nilai sampel throughput

upload rata-rata pada SC 18 sebesar

403618,285 bps atau 404 Kbps.

Sedangkan hasil nilai sampel throughput

upload rata-rata pada SC 26 sebesar

403385,142 bps atau 403 Kbps. Hasil nilai

rata-rata throughput upload yang

ditampilkan dari ke-3 sektor ini selama 7

hari sudah memenuhi standar KPI yang

sudah ditentukan oleh operator.

8.2. Saran

Saran yang didapat dari penulisan

tugas akhir ini yaitu:

a. Penelitian selanjutnya yang dapat

dilakukan adalah melakukan pengamatan

lebih dari 1 Node B khusunya di daerah

padat penduduk dan di daerah perkotaan

agar mengetahui kinerja Node-B yang di

Purwokerto.

b. Diperlukan tambahan parameter-

parameter yang ada di jaringan

UMTS/3G agar diketahui hasil yang

lebih detail dan optimal.

c. Diperbanyak download dan upload di

daerah perkotaan dan di daerah padat

penduduk agar diketahui apakah Node B

yang ada di daerah padat penduduk

sudah memenuhi target KPI sebesar 256

Kbps.

d. Pembahasan masalah jaringan 3G dapat

diperluas hingga optimasi jaringan

9. DAFTAR PUSTAKA

1. Tatiningrum Niken Astuti, "Pengaruh

Perubahan Energi BIT PER NOISE

DENSITY (Eb/No) Terhadap Jumlah Kanal

Yang Ditawarkan Dan Coverage WCDMA,"

Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy

Putra Purwokerto, Purwokerto, 2006.

2. Luthfiana, "Analisia Penerapan Teknologi

UMTS Untuk Mengatasi Permasalahan

Kapasitas Pada Jaringan 2G (GSM) Studi

Kasus Di PT. Indosat Tbk Purwokerto,"

Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy

Putra Purwokerto, Purwokerto, 2012.

3. Dedy Kurniawan Sukarno, "Analisis Proses

Pindah Tangan (Handover) Ditinjau Dari

Parameter Kualitas Sinyal Pada Frekuensi Dan

Daerah Kerja Jaringan Sistem Seluler GSM

PT.Exelcomindo," Akademi Teknik

Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto,

Purwokerto, 2006.

4. Nur Achmadi, "Analisis Kualitas Jaringan

High Speed Downlink Packet Access

(HSDPA) Dengan Metode Drive Test Indoor

Di Area Surabaya," Sekolah Tinggi Teknologi

Telematika Telkom Purwokerto, Purwokerto,

2013.

Mengetahui :

Pembimbing I

Alfin Hikmaturokhman, S.T., M.T.

NIDN 0621087801

Pembimbing II

Eka Wahyudi, S.T. , M.Eng.

NIDN 0617117601


Recommended