+ All Categories
Home > Documents > Karya Ilmiah 2

Karya Ilmiah 2

Date post: 06-Aug-2015
Category:
Upload: normasulasa
View: 60 times
Download: 0 times
Share this document with a friend
Popular Tags:
46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nafas merupakan esensi kehidupan, tanpa nafas berarti tidak ada kehidupan. Manusia bernafas berarti mengambil udara bebas untuk dimasukan ke dalam tubuh melalui hidung dan paru-paru. Dalam dinding paru (alveoli) yang dipenuhi kapiler darah terjadi pertukaran oksigen masuk kedalam darah dan sebaliknya sel darah mengeluarkan karbondioksida untuk dibuang bersamaan nafas keluar. Udara bebas mengandung 20% oksigen, 78% Hidrogen, 1% Karbondioksida dan yang 1 % nya gas-gas lain. Bernafas untuk menghisap oksigen secara maksimum tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa. Diibaratkan kita mengambil buih yang mengapung di atas air, maka kalau mengambilnya dengan tergesa- gesa buih itu susah untuk diambil. Begitu pula apabila kita bernafas secara cepat, maka kemungkinan oksigen yang terhisap oleh paru-paru kita hanya sedikit, yang lainnya hydrogen, karbondioksida dan mungkin juga debu yang akan berakibat kotornya paru dan kurang terpenuhinya sel-sel tubuh akan oksigen. Kenapa oksigen yang terhisap hanya sedikit?, karena kalau bernafas cepat sel-sel alveoli belum sempat mengambil oksigen secara maksimum udara sudah keluar 1
Transcript
Page 1: Karya Ilmiah 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Nafas merupakan esensi kehidupan, tanpa nafas berarti tidak ada

kehidupan. Manusia bernafas berarti mengambil udara bebas untuk

dimasukan ke dalam tubuh melalui hidung dan paru-paru. Dalam dinding

paru (alveoli) yang dipenuhi kapiler darah terjadi pertukaran oksigen masuk

kedalam darah dan sebaliknya sel darah mengeluarkan karbondioksida untuk

dibuang bersamaan nafas keluar.

Udara bebas mengandung 20% oksigen, 78% Hidrogen, 1%

Karbondioksida dan yang 1 % nya gas-gas lain. Bernafas untuk menghisap

oksigen secara maksimum tidak bisa dilakukan secara tergesa-gesa.

Diibaratkan kita mengambil buih yang mengapung di atas air, maka kalau

mengambilnya dengan tergesa-gesa buih itu susah untuk diambil. Begitu pula

apabila kita bernafas secara cepat, maka kemungkinan oksigen yang terhisap

oleh paru-paru kita hanya sedikit, yang lainnya hydrogen, karbondioksida dan

mungkin juga debu yang akan berakibat kotornya paru dan kurang

terpenuhinya sel-sel tubuh akan oksigen. Kenapa oksigen yang terhisap hanya

sedikit?, karena kalau bernafas cepat sel-sel alveoli belum sempat mengambil

oksigen secara maksimum udara sudah keluar lagi. Dari fenomena ini dapat

dilihat apabila seseorang yang nafasnya terengah-engah karena mungkin

habis berlari, maka kalau orang tersebut mau menahan nafas beberapa saat

secara berulang-ulang nafas yang terengah-engah akan cenderung kembali

normal.

Reflek bernafas manusia normal pada umumnya ketika tidur mencapai

16 kali per detik, sedangkan pada saat terjaga tergantung pada aktifitas tubuh.

Semakin banyak bergerak maka akan semakin cepat pola nafas karena untuk

memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh.

Bernafas untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan kebugaran

berbeda dengan nafas biasa, pada tata nafas untuk meningkatkan derajat

kesehatan dilakukan secara pelan, dalam dan teratur serta benar-benar

1

Page 2: Karya Ilmiah 2

dinikmati jalannya pernafasan, sehingga alam pikiran kita masuk ke dunia

mikrokosmos yaitu dunia batin, yang berakibat pada melambatnya gelombang

otak/emosional menjadi lebih tenang. Sehingga diharapkan dapat mengontrol

emosi, menyembuhkan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup sesorang.

Pengendalian tata nafas sangat mempengaruhi denyut jantung, denyut

jantung sangat mempengaruhi gelombang otak, gelombang otak

mengendalikan system kerja pusat syaraf outonom, sedangkan pusat syaraf

outonom mengendalikan kerja peristaltic organ dalam seperti lambung, usus

halus, usus besar, pancreas, ginjal dan organ dalam yang lainnya. Dengan

demikian apabila seseorang telah mencapai reflek nafas yang teratur, maka

fungsi organ dalam akan cenderung normal dan berfungsi dengan baik,

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan membantu penyembuhan

penyakit.

Saat ini, banyak orang yang mengidap berbagai penyakit, sebagian dari

mereka hanya mengandalkan obat-obatan, makanan yang bergizi dan istirahat

yang cukup. Namun disisi lain sebenarnya penyembuhan juga dapat

dilakukan dengan jalan metode seni pernafasan.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis mengambil judul “Menuju

Hidup Sehat Dengan Metode Seni Pernafasan”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah karya ilmiah ini dengan judul “Menuju Hidup Sehat

dengan Metode Seni Pernafasan” adalah untuk menjawab pertanyaan :

1. Apakah metode seni pernafasan dapat menyembuhkan penyakit dan

meningkatkan derajat kesehatan seseorang?

2. Apakah metode seni pernafasan dapat membantu mengontrol emosi

seseorang?

3. Apakah metode seni pernafasan dapat meningkatkan kualitas hidup

seseorang?

2

Page 3: Karya Ilmiah 2

C. Tujuan Penulisan

Berangkat dari judul Menuju Hidup Sehat Dengan Metode Seni

Pernafasan, maka tujuan penelitian ini adalah :

Secara Umum :

Pembuatan karya tulis ilmiah ini dibuat oleh penulis dengan tujuan

guna memenuhi nilai tugas mata pelajaran bahasa Indonesia.

Secara Khusus :

1. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan seni pernafasan Satria Nusantara

terhadap penyembuhan penyaki dan peningkatan derajat kesehatan.

2. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan seni pernafasan Satria Nusantara

terhadap kontrol emosi.

3. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan seni pernafasan Satria Nusantara

terhadap kualitas hidup seseorang.

D. Metode Penulisan

Dalam penulisan karya ilmiah ini metode yang digunakan adalah

dengan menggunakan methode wawancara, angket dan pustaka.

1. Metode Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan tanya jawab secara langsung kepada responden untuk

memperoleh beberapa data informasi yang dibutuhkan;

2. Metode Angket merupakan metode pengumpulan data melalui pengisian

angket yang berisi daftar serangkaian pertanyaan yang ditujukan kepada

responden.

3. Metode Pustaka merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan menggunakan buku-buku, karya-karya ilmiah dan makalah-

makalah yang berhubungan dengan seni pernafasan.

E. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap anggota Lembaga Seni Pernafasan Satria

Nusantara Slawi, yaitu suatu lembaga seni pernafasan yang didirikan oleh

DR. H. Maryanto. berpusat di Yogyakarta yang bergerak dibidang olah nafas

menjadi suatu seni untuk meningkatkan derajat kesehatan anggotanya dari

3

Page 4: Karya Ilmiah 2

mengidap suatu penyakit menjadi sembuh dalam arti mampu beraktifitas

secara normal dan tidak tergantung terhadap obat-obatan, serta sehat dalam

artian mampu bertahan dalam keadaan cuaca seburuk apapun.

1. Tempat Penelitian

Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara Slawi Unit Latihan SMA

Negeri 3 Slawi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 9 (sembilan) kali pelatihan/hari, yaitu

pada tanggal 2- 30 Maret 2010.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Mencangkup latar belakang masalah, permasalahan, tujuan

penulisan, waktu, dan tempat penelitian, metode penulisan serta

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Mencangkup batasan istilah, seni pernafasan Satria Nusantara dan

hidup sehat dengan seni pernafasan.

BAB III HASIL PENELITIAN

Mencangkup pelatihan seni pernafasan.

BAB IV PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran dari penulis.

4

Page 5: Karya Ilmiah 2

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Batasan Istilah

1. Seni Pernafasan

Seni Pernafasan Duduk atau Meditasi dalam istilah yoga (India)

disebut dengan Dhyana, dalam tradisi Cina disebut dengan Siulian, dalam

bahasa sansekerta disebut Samadhi (Semedi), sedangkan dalam tasawuf

Islam istilah meditasi dapat disebut dengan tafakur atau khalwat.

Pengertian meditasi menurut Sri Mulyono Hartono pendiri Prana

Meditasi Group sebagai berikut :

“ Meditasi adalah salah satu upaya penjernihan batin, yakni pengendapan alam pikir serta pengendapan alam rasa dan emosi untuk menciptakan ketenangan batin” (AF. Jaelani, Solo 1995: 10).

Kemudian menurut B Sidartanto Buana Jaya pengertian Meditasi

adalah :

“Proses relaksasi dan harmonisasinya fisik dan psikhis dalam strata

kesadaran yang tertinggi” (Buana Jaya Sidartanto, 1993: 5).

Sedangkan pengertian Meditasi menurut Ki Joyo Suwito, Guru Besar

Perguruan Silat Popsi Bhayu Manunggal dari Jogjakarta adalah :

“ Meditasi yaitu suatu cara menemukan kesadaran tinggi dengan jalan mengatur jalannya pernafasan sepelan mungkin dan sama panjangnya, kondisi tubuh lemas dan pikiran hanya ditujukan untuk merasakan dan memperhatikan jalannya nafas” (Dadi Kuswadi,1985: 19).

Jika melihat arti meditasi seperti yang disebutkan diatas, berarti

meditasi adalah sarana untuk mencapai keadaan hening atau sunyi untuk

mewujudkan suatu kondisi fisik maupun psikhis yang seimbang, rileks,

tenang yang luar biasa dalam kesadaran yang tinggi.

“ Analisa medis psikhologis memberikan bukti bahwa sistem kerja organ dalam tubuh (khususnya gerak peristaltik organ dalam) dikendalikan oleh pusat syaraf outonom, pusat syaraf outonom sangat dipengaruhi oleh gelombang otak. Satu-satunya yang bisa mengendalikan gelombang otak adalah pulsa jantung, sedangkan satu-satunya yang bisa mengendalikan denyut atau pulsa jantung adalah ritme nafas yang teratur dan dikendalikan” (Dadi Kuswadi, 2002: 29 ).

5

Page 6: Karya Ilmiah 2

Masih menurut Dadi Kuswadi, Korelasi kelimanya bisa dilihat dalam

fenomena kehidupan sehari-hari sebagai berikut :

1. Orang yang kacau pikirannya entah apapun penyebabnya akan

menyebabkan fungsi lambung, hati, usus besar, pancreas, ginjal dan

organ dalam lainnya tidak bekerja secara normal sehingga bisa

menyebabkan tekanan darah meningkat, maag sakit, gula naik atau

BAB terus menerus;

2. Orang yang terkejut maka jantungnya akan berdebar-debar, nafas

terengah-engah dan pikiran menjadi kacau;

3. Seseorang yang melihat sesuatu yang menakutkan, maka jantungnya

akan berdebar-debar dan nafasnyapun akan terengah-engah;

4. Orang yang tengah berlari cepat nafasnya terengah-engah, denyut

jantungnya akan cepat dan terjadi kesulitan berfikir;

5. Orang yang tengah berkonsentrasi (contoh mudah orang yang sedang

memasukan benang ke dalam jarum) maka ia akan berusaha

menenangkan pikiran, secara reflek dia akan menahan nafas, dan

denyut jantungpun akan pelan;

6. Orang yang tengah marah/stress/shock (otomatis gelombang otak

kacau) apabila disuruh bernafas panjang dan pelan secara berulang-

ulang, maka dalam beberapa saat akan menjadi tenang kembali;

7. Orang yang berobat ke dokter akan diberi obat yang mengandung

unsur menenangkan (CTM) dengan harapan orang tersebut mudah

tertidur dan tenang sehingga diharapkan fungsi organ bergerak normal

dan antibodi akan menjadi aktif;

8. Orang yang tingkat kepasrahannya tinggi (orang-orang sufi)

cenderung akan lebih sehat dan berumur panjang.

Pada pernafasan duduk anggota Lembaga Seni Pernafasan Satria

Nusantara dilatih berbagai teknik perlakuan nafas yaitu dari nafas dua

sama sisi, segi tiga sama sisi, segi enam dan nafas bulat. Namun untuk

tingkat awal anggota diajarkan pernafasan segi tiga, yaitu tarik nafas

secara pelan, tahan tekan bawah pusar kemudian dikeluarkan secara pelan

6

Page 7: Karya Ilmiah 2

dengan ritme sama panjangnya antara penarikan, penahanan dan

pengeluaran nafas.

Dengan menggunakan alat ukur gelombang otak EEG yang

diidentifikasi berdasarkan frekuensinya (siklus per detik/Hertz) dengan

korelasi nafas per menit diketahui bahwa:

No Jenis

Gelombang

Frekuensi

(Hz)

Pola Nafas/

MenitKondisi

1

2

3

4

5

Delta

Teta

SMR

Alfa

Beta

1 – 3 Hz

4 – 8 Hz

8 - 11 Hz

12 -15 Hz

16 - lebih

1 – 3

4 – 8

8 – 11

12 – 15

16 - lebih

- Tidur sangat

nyenyak, meditasi

- Melamun,

berfantasi, peralihan

bangun dari tidur

- Kesadaran mental/

tenang/siap bereaksi

- Keadaan istirahat,

siap berpikir

- Normal, sedang

berfikir, ada

permasalahan / stress

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

(Prof. Dr. Bob Santoso Wibowo, SpS(K), 2005)

7

Page 8: Karya Ilmiah 2

Pada kondisi pelatihan duduk nafas atau meditasi diam, anggota

Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara pada awalnya dilatih bernafas

segi tiga sama sisi yaitu tarik, tahan tekan kira-kira dua jari dibawah pusar

dan keluar dengan siklus waktu antara 10 sampai 30 detik per sisi, yang

kemudian pada tingkat delapan diharapkan anggota bisa mencapai 330

detik per sisi (dengan perhitungan 33 kali dzikir secara pelan La ilaha

ilallah, perdzikir equivalen 10 detik). Dari kondisi pelatihan tersebut

awalnya gelombang otak memasuki Gelombang Alfa pada frekuensi 12-15

Hz, namun setelah beberapa saat gelombang otak semakin melambat

menuju pada frekuensi 4-8 Hz, yang apabila dilanjutkan akan mencapai

frekuensi 1- 3Hz atau bahkan 0,1 Hz yang berarti akan lebih lambat dari

gelombang tidur yang paling nyenyak sekalipun.

Refleksi dari pelatihan duduk nafas, diharapkan dalam keadaan

normal tanpa gerak fisik anggota Satria Nusantara mampu bernafas

bernafas 4 sampai 6 kali per menit, yang pada gilirannya akan berpengaruh

terhadap gelombang otak yang semakin tenang, lebih stabilnya fungsi

susunan saraf outonom dan semakin meningkatnya tonus / fungsi para

simpatis sehingga lebih percaya diri, tidak mudah terserang stress dan

penyakit-penyakit psikosomatis.

Perlu diketahui bahwa gelombang otak sangat mempengaruhi system

kerja organ dalam seperti hati, jantung, pancreas, ginjal dan lain

sebagainya. Seseorang yang terkena penyakit maag, darah tinggi, diabetes

atau yang lainnya apabila mendapatkan masalah yang mengganggu

pikirannya, maka cenderung akan memperparah penyakitnya.

2. Hidup Sehat

“Hidup Sehat adalah bergerak dalam keadaan yang baik”. (W.J.S

Poerwadarminta, 1979: 355).

Ditinjau dari sudut fungsi (Ilmu Faal), maka “hidup sehat ialah bergerak

sesuai dengan normalnya fungsi alat-alat tubuh (jasmani) secara

keseluruhan”.(Y.S. Santosa Giriwijoyo, 1992: 51).

8

Page 9: Karya Ilmiah 2

3. Satria Nusantara

Satria Nusantara adalah Suatu lembaga seni pernafasan yang didirikan

oleh DR. H. Maryanto. berpusat di Yogyakarta bergerak dibidang olah

nafas menjadi suatu seni untuk meningkatkan derajat kesehatan

anggotanya dari mengidap suatu penyakit menjadi sembuh dalam arti

mampu beraktifitas secara normal dan tidak tergantung terhadap obat-

obatan, serta sehat dalam artian mampu bertahan dalam keadaan cuaca

seburuk apapun.

B. Seni Pernafasan Satria Nusantara

1. Olah gerak

“ Olah gerak adalah cara peralihan gerak”. (Drs. Maryanto, 1996: 10).

Dalam kegiatan seni pernafasan gerak sangat diperlukan untuk

mencapai keseimbangan olahan dalam tubuh. Semakin banyak kita

melakukan olah gerak semakin banyak lemak dalam tubuh kita yang

terbakar.

Olah gerak dalam Seni Pernafasan Satria Nusantara dinamakan

jurus, yang terdiri atas sepuluh gerakan dasar yang mudah, yaitu :

1. Jurus dasar 1 :

1.1 Posisi siap, yaitu tangan menjulur kedepan.

1.2 Kedua telapak tangan diturunkan sambil berproses dibalik

menyentuh pusat tenaga (di bawah pusar), membentuk seperti

segitiga.

1.3 Telapak tangan digesekan kearah pinggang, kemudian naik ke

rusuk samping sampai setinggi-tingginya ke ketiak menggunakan

alat gesek ibu jari, siku-siku tangan belakang sehingga terjadi

lipatan di punggung belakang.

1.4 Putar pergelangan tangan sambil menggenggam ibu jari yang

mantap. Jari-jari lainnya menyentuh ketiak memutar pergelangan

tangan.

1.5 Genggaman digesekan ke bawah melalui jalur semula

menggunakan jari kelingking sampai ke pinggang, kemudian

9

Page 10: Karya Ilmiah 2

kepalan diadu sekitar 3 cm dibawah pusar. Berhenti sebentar, lalu

kembali posisi siap dan dilanjutkan seperti urutan 1.2-1.5 lagi

sampai 20 langkah.

2. Jurus dasar 2 :

2.1 Posisi siap.

2.2 Kedua tangan ditarik diatas dada, telapak tangan menghadap ke

atas dan ujung jari-jari saling berhadapan, siku masih disamping.

2.3 Siku ditarik dan disentak ke belakang, dada digesek dengan jari

kelingking dan telapak tangan ditarik kea rah ketiak.

2.4 Pergelangan diputar di ketiak, jari-jari tidak ditekuk, sampai

telapak tangan menghadap ke bawah. (pada saat ini, tumit

bertemu tumit.)

2.5 Telapak tangan ditekan/didorong ke bawah di depan pusat tenaga.

Siku agak ke samping dan tertekuk, telapak tangan serta jari-jari

membentuk segitiga untuk putra. Sedangkan putrid, dorongan

telapak tangan agak sejajar dan ketiak tertutup tangan.

2.6 Berhanti sebentar, kemudian kembali posisi siap dan dilanjutkan

sampai 15 langkah. Pandangan mata mengikuti gerakan tangan

untuk jurus dasar 2 ini.

3. Jurus dasar 3 :

Proses sama dengan jurus dasar 2 (1-3), hanya putaran telapak

tangan langsung menghadap ke depan dan dorong telapak tangan ke

depan kearah dada bayangan kita sendiri, tangan sejajar dengan bahu.

4. Jurus dasar 4 :

4.1 Telapak tangan ditemukan di depan pusat tenaga (jari-jari

bertemu terlebih dahulu). Kaki belum bergerak.

4.2 Tusuk tangan ke atas lurus sambil dilihat, telapak tangan masih

saling merapat.

4.3 Tangan diturunkan kembali di depan pusat tenaga.

4.4 Telapak tangan diputar di pangkal ibu jari dengan posisi telapak

tangan tetap menghadap kebawah(kaki kiri depan, tangan kiri di

10

Page 11: Karya Ilmiah 2

bawah dan sebaliknya) dan posisi siap merobek. Tumit ketemu

tumit.

4.5 Kedua telapak tangan merobek sambil telapak tangan yang di atas

menggesek punggung tangan di bawahnya sampai jari tengah

lepas dari jari tengah, terus kebelakang ke arah pinggang sehingga

telapak tangan berhadapan setinggi pinggang. Pandangan mata ke

depan.

Tahan sebentar, kemudian kembali ke posisi siap. Dilanjutkan

sampai 15 langkah.

5. Tahap-tahap pengolahan jurus dasar 5 :

5.1 Kuda-kuda kiri depan, kedua tangan ditarik ke dada kanan, siku

kiri mengarah ke depan, telapak tangan berhadapan. Untuk putra,

kedua telapak tangan di atas dada, sedangkan untuk putri, tangan

yang di bawah berada di rusuk di bawah dada.

5.2 Kedua telapak tangan dibalik sehingga punggung tangan saling

berhadapan menempel.

5.3 Kedua tangan digesekkan kea rah pinggang kiri melewati uluhati.

5.4 Tahan kedua tangan di pinggang sebentar, kemudian kembali ke

posisi siap. Dilanjutkan sampai 15 langkah.

5.5 Pandangan mata mengikuti gerakan tangan.

6. Jurus dasar 6 :

6.1 Kuda-kuda kiri depan, kedua telapak tangan ditarik ke pinggang

kanan. Pandangan mata ikuti ke arah pinggang kanan. Kedua

telapak tangan berhadapan, jari-jari tangan saling

berpotongan/bersilangan.

6.2 Pergelangan tangan diputar, tetap menempel di pinggang dan

kedua telapak tangan masih berhadapan tetapi sudah berpindah

posisi, yang di bawah berpindah ke atas dan sebaliknya.

6.3 Tangan kiri ditarik dan digesekan ke pinggang kiri melalui pusar

menggunakan pisau tangan. Siku tangan kiri ke belakang. Tangan

kanan menusuk menukik ke bawah tengah.

11

Page 12: Karya Ilmiah 2

6.4 Tahan sebentar, kemudian kembali ke posisi siap. Dilanjutkan

sampai 15 langkah.

6.5 Untuk kaki kanan depan, posisi tangan sebaliknya. Pandangan

tangan ikuti tusukan tangan.

7. Jurus dasar 7 :

7.1 Kuda-kuda kiri depan, tangan kiri ditarik ke dada kanan dengan

telapak menghadap ke bawah, siku ke depan, sedangkan tangan

kanan ditarik ke belakang dengan siku lurus sebahu dan

telapaknya menghadap ke depan, di belakang kepala. Mata ikuti

ke samping belakang.

7.2 Telapak tangan kiri dibalik menghadap ke atas sambil digesek ke

arah pinggang melalui uluhati, tangan satunya membacok ke

depan dengan siku tanan lurus menuju kea rah pinggang kiri,

seirama/bersamaan dengan tangan kiri. Yang dibacok adalah

bayangan kita sendiri dalam cermin, yaitu dada, uluhati dan

pinggang.

7.3 Pandangan mata ikuti bacokan tangan. Tahan sebentar di

pinggang, kemudian kembali posisi siap dan dilanjutkan sampai

15 langkah.

8. Jurus dasar 8 :

8.1 Seperti jurus dasar 6, kuda-kuda kiri depan kedua tangan di

pinggang kanan, telapak saling berhadapan.

8.2 Kedua tangan diputar berpindah posisi.

8.3 Tangan kanan menusuk ke arah tenggorokan bayangan sendiri

dan pisau tangan kiri menggesek ke pusar. Tahan sebentar

kemudian kembalikan ke posisi siap. Dilanjutkan sampai 15

langkah.

8.4 Siku tertahan sedikit sewaktu menusuk ke depan dan pandangan

mata ikuti arah tusukan.

9. Jurus dasar 9 :

9.1 Kuda-kuda kiri depan, tangan kiri ditekuk/dilipat tegak lurus

dengan telapak tangan menghadap ke dalam dan telapak tangan

12

Page 13: Karya Ilmiah 2

kanan ditempelkan pada siku kiri bagian dalam, siku kanan tidak

turun.

9.2 Telapak tangan kiri dibalik berproses sambil telapak tangan kanan

menggesek ke atas sehingga kedua telapak bertemu di depan di

antara dua mata membentuk segitiga.

9.3 Telapak tangan saling menggesek dengan cara tangan kanan

diayunkan ke atas belakang dan telapaknya menghadap ke depan.

Sedangkan tangan kiri ditekan ke bawah belakang dan telapaknya

menghadap ke belakang.

9.4 Bila kuda-kuda kanan depan, dilakukan sebaliknya. Posisi telapak

tangan diatas belakang dan di bawah belakang dipertahankan

sebentar kemudian kembali ke posisi siap dan dilanjutkan sampai

15 langkah.

10. Jurus dasar 10 :

10.1 Kedua tangan diturunkan kebawah, badan tetap tegak, telapak

tangan menghadap ke depan.

10.2 Kedua tangan diangkat ke atas, silangkan pergelangan tangan di

antara mata, lalu silangan diangkat ke atas ubun-ubun, telapak

tangan masih menghadap ke bawah.

10.3 Kedua telapak tangan dibalik menghadap ke atas, posisi tangan

atas bawah tetap tidak berubah.

10.4 Kedua tangan merobek, tangan yang di bawah menggesek

sehingga jari tengah lepas dari jari tengah berjarak sebatas

kepala.

10.5 Tahan sebentar, kemudian kembali ke posisi siap.

10.6 Kuda-kuda kiri depan, tangan kiri di bawah sewaktu di atas

kepala. Pandangan mata mengikuti tangan dari bawah sampai ke

atas ubun-ubun.

2. Olah Nafas

“ Olah nafas adalah pengaturan nafas”. (Drs. Maryanto, 1996: 23).

13

Page 14: Karya Ilmiah 2

Pada olah raga biasa, kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi

karena selama melakukan gerakan pola nafas tetap biasa, artinya semakin

berat intensitas gerakan akan diikuti oleh cepatnya pernafasan untuk

memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh, sehingga kekurangan oksigen

relatif hanya terjadi pada otot-otot yang digerakan. Sedangkan pada

pelatihan gerak (jurus) Satria Nusantara dilakukan dengan menahan nafas

atau anaerob selama ± 30 – 45 detik, sehingga tubuh benar-benar

kekurangan oksigen (Hipoxic).

3. Olah konsentrasi

“Olah konsentrasi adalah pembagian fokus pikiran”. (Drs. Maryanto,

1996: 30).

Dalam setiap melakukan aktifitas olah konsentrasi sangat diperlukan,

agar setiap aktifitas yang dilakukan berjalan sesuai dengan yang

diharapkan.

C. Hidup Sehat Dengan Seni Pernafasan Satria Nusantara

Pada prinsipnya tubuh mempunyai obat yang sangat mujarab yang

dinamakan anti bodi. Penyakit apapun pada dasarnya adalah karena terjadinya

disfungsional pada organ, kelenjar maupun jaringan tubuh. Penyakit infeksi

tidak akan berkembang apabila tubuh memiliki anti bodi yang kuat. Orang

terkena penyakit infeksi karena terjadi disfungsional pada produksi anti

bodinya. Dengan melakukan latihan Seni Pernafasan Satria Nusantara yang

bersifat anaerob, maka sel-sel tubuh akan menjadi lebih tegar dan mampu

menghadapi keadaan yang kurang menguntungkan serta meningkatnya

system kerja antibodi.

Selain mengikuti pelatihan Seni Pernafasan Satria Nusantara untuk

mencapai derajat kesehatan dinamis yang baik, perlu diperhatikan faktor-

faktor pendukung lainnya, antara lain :

1. Pola makan

Pola makan yang salah satunya menyebabkan seseorang mudah

terkena penyakit yang berhubungan dengan metabolisme.

14

Page 15: Karya Ilmiah 2

Tidak ada larangan makan makanan yang enak dan lezat, asalkan

konsekuensinya banyak kerja dan olah raga. Sesuaikan antara yang masuk

dan yang keluar sehingga selalu terjadi keseimbangan dalam tubuh.

2. Pola hidup

Faktor penentu ada dalam diri kita sendiri, yaitu berupa spiritual

dalam mensyukuri nikmat yang diberikan Allah kepada kita. Apa yang kita

terima adalah yang terbaik untuk diri kita menurut Allah, Yang Maha

Mengetahui. Tawakal dan pasrah dalam hidup adalah kunci untuk

menangkal penyakit yang berhubungan dengan faktor stress.

3. Pola lingkungan

Manusia hidup tidak bisa lepas dari lingkungannya. Polusi makro

berupa pencemaran dan rusaknya alam serta polusi mikro dalam kantor

dan rumah tangga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

Kebersihan dan hati-hati terhadap faktor alergen adalah

pencegahan terbaik agar penyakit yang berhubungan dengan lingkungan

hidup tidak menganggu kita.

Apabila ketiga pola tersebut di atas mampu kita kendalikan dengan

baik, maka artinya kita sudah mencegah terjadinya penyakit maupun

mengurangi faktor penyebabnya. Selanjutnya pola latihan seni pernafasan

akan mengobati sekaligus meningkatkan derajat kesehatan dinamis kita.

Perlu diingat bahwa penyakit itu terjadi karena adanya kekacauan

fungsi biolistrik pada organ, kelenjar maupun jaingan yang bersangkutan.

Peserta dapat mengadakan swahusada (pengobatan diri sendiri) dengan

menambah porsi latihan untuk jurus-jurus yang berhubungan dengan

organ, kelenjar atau jaringan yang terganggu tersebut.

D. Manfaat Meditasi

Manfaat duduk nafas adalah sebagai berikut :

1. Meningkatnya kapasitas vital paru;

2. Melatih otot pernafasan pembantu, otot dinding perut dan dasar panggul;

3. Meningkatnya penyerapan oksigen oleh organ-organ;

15

Page 16: Karya Ilmiah 2

4. Meningkatnya fungsi syaraf outonom sehingga metabolisme tubuh

meningkat;

5. Meningkatnya derajat kesehatan fisik berupa normalnya fungsi

organ/kelenjar dan kesehatan mental;

6. Mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap stress, tidak mudah

tersinggung, sabar, tekun melakukan sesuatu yang sulit dan bermental

positif;

7. Melambatnya denyut jantung dan tekanan darah yang menuju ke normal;

8. Meningkatnya fungsi system lambung-usus sehingga memperbaiki fungsi

pencernaan dan penyerapan makanan serta buang kotoran. (DR. Drs. H.

Maryanto, MM.1993: 19).

16

Page 17: Karya Ilmiah 2

BAB III

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan terhadap anggota Lembaga Seni Pernafasan Satria

Nusantara Slawi, yaitu suatu lembaga seni pernafasan yang didirikan oleh DR. H.

Maryanto. berpusat di Yogyakarta yang bergerak dibidang olah nafas menjadi

suatu seni untuk meningkatkan derajat kesehatan anggotanya dari mengidap suatu

penyakit menjadi sembuh dalam arti mampu beraktifitas secara normal dan tidak

tergantung terhadap obat-obatan, serta sehat dalam artian mampu bertahan dalam

keadaan cuaca seburuk apapun dan mampu beraktivitas secara rutin tanpa keluhan

kesehatan.

Tempat penelitian di lakukan pada Lembaga Seni Pernafasan Satria

Nusantara Unit Latihan SMA Negeri 3 Slawi dengan alasan masih dalam lokasi

sekolah dan, penulis banyak mengenal pelatih, pengurus maupun anggota peserta

latihan.

Penelitian dilaksanakan selama 9 (sembilan) kali pelatihan/hari, yaitu pada

tanggal 2 hingga 30 Maret 2010, dengan alasan pada saat pelatihan tersebut

anggota Satria Nusantara banyak berkumpul sehingga lebih mudah untuk

melakukan wawancara, pengamatan dan pembagian kuisioner.

Sumber data primer yang digunakan adalah Pelatih dan Pengurus Lembaga

Satria Nusantara Kabupaten Tegal dan anggota yang aktif latihan dengan rincian

sebagai berikut :

No Sumber data primer Jumlah Keterangan

1 Pelatih 2 Orang

2 Pengurus 2 Orang

3 Anggota Penderita penyakit Hypokinetik 6 Orang

4 Anggota Ex Penderita Penyakit Metabolisme 6 Orang

5 Anggota Ex Penderita Penyakit Jantung

Pembuluh Darah 6 Orang

6 Anggota Ex Penderita Penyakit Psikosomatis 6 Orang

17

Page 18: Karya Ilmiah 2

Satria Nusantara dengan metode khusus berusaha mengembangkan potensi

yang ada dalam tubuh manusia dengan tiga unsur kekuatan, yaitu olah gerak, olah

nafas dan olah konsentrasi untuk membangkitkan inner power yang berfungsi

memacu anti bodi dan menenangkan gelombang otak sehingga tubuh akan mampu

menyembuhkan diri sendiri (self healing) dari penyakit yang bersifat

disfungsional, psikosomatis dan metabolisme, meningkatkan stamina dan

endurance, serta pengembangan untuk penyembuhan orang lain dan beladiri pasif.

A. Mekanisme Penyembuhan dan Penyehatan Melalui Pelatihan Seni Pernafasan

Satria Nusantara

Mekanisme penyembuhan dan penyehatan melalui pelatihan seni

pernafasan Satria Nusantara, melalui beberapa olahan yakni olah gerak/olah

raga, olah nafas dan olah konsentrasi.

1. Olah Gerak

Olah gerak dalam Seni Pernafasan Satria Nusantara dinamakan

jurus, yang terdiri atas sepuluh gerakan dasar yang mudah, dan dapat

dilakukan oleh siapa saja dari anak-anak sampai orang tua.

Dilihat dari Ilmu Faali, jurus Seni Pernafasan Satria Nusantara

termasuk dalam kriteria olah raga kesehatan. Sebagaimana olah raga

kesehatan pada umumnya, maka gerak dalam jurus Satria Nusantara dapat

meningkatkan derajat kesehatan, memperbaiki dan bahkan menyembuhkan

penyakit-penyakit non infeksi yang meliputi :

a.Penyakit Hypokinetik

Yaitu penyakit kelemahan jasmani (loyo), yang banyak dijumpai pada

orang yang kurang bergerak. Bila bergerak atau bekerja, orang ini akan

lekas lelah dan nafas terengah-engah karena kemampuan kerja fisiknya

yang rendah.

b.Penyakit olah daya (metabolisme)

- Penyakit jantung koroner;

- Penyakit gula (Diabetes Mellitius);

- Kelebihan lemak darah (hyperlipidemia).

c. Penyakit jantung dan pembuluh darah

- Penyakit jantung dan pembuluh darah;

18

Page 19: Karya Ilmiah 2

- Penyakit tekanan darah (tinggi/rendah);

- Stroke.

d.Penyakit psikosomatik

-Penyakit lambung/maag (gastritis);

-Penyakit bengek/asma;

-Penyakit kulit eczema/dermatitis.

Selain itu gerak dalam Senam Satria Nusantara akan meningkatkan

derajat kesehatan, dalam arti :

-Memperluas pergerakan persendian;

-Meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot serta urat;

-Meningkatkan kemampuan saraf untuk mengkoordinasikan gerak;

-Memperkuat perangkat pendukung gerak, yaitu jantung dan paru; dan

-Memperlancar peredaran darah.

2. Olah Nafas

a. Nafas Gerak / Jurus

Perbedaan yang mendasar anatara senam / olah raga biasa dengan

gerak jurus di Satria Nusantara adalah pada pola nafas. Pada olah raga

biasa, kebutuhan tubuh akan oksigen tetap terpenuhi karena selama

melakukan gerakan pola nafas tetap biasa, artinya semakin berat

intensitas gerakan akan diikuti oleh cepatnya pernafasan untuk

memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuh, sehingga kekurangan

oksigen relatif hanya terjadi pada otot-otot yang digerakan. Pada gerak

jurus Satria Nusantara justru dilakukan dengan menahan dan menekan

nafas diperut (± 2-3 jari di bawah pusar) selama gerakan yaitu antara 30

s/d 45 detik yang dilakukan secara berulang-ulang sebanyak 40 kali

dengan jeda istirahat antara jurus yang satu dengan yang lain ± 5 detik,

sehingga seluruh tubuh benar-benar kekurangan oksigen termasuk sel-

sel.

Seperti diketahui dalam biologi, bahwa sel adalah merupakan

kesatuan hidup terkecil yang ada dalam tubuh manusia. Secara biologis

kehidupan dan kesehatan manusia sangat tergantung pada kehidupan

dan kesehatan sel-selnya. Dengan tetap menahan nafas selama bergerak

19

Page 20: Karya Ilmiah 2

(anaerob), sama dengan melatih sel untuk tetap bertahan tegar dalam

menghadapi kekurangan oksigen (hipoxia). Sehingga pada saat bernafas

biasa sel-sel akan sangat fresh dan mampu melakukan tugasnya secara

maksimal. Efek fisiologis dari keadaan hipoxia juga menyebabkan

bertambahnya jumlah Hb darah. Inilah olah kanuragan Satria Nusantara

pada tingkat sel, sehingga anggota Satria Nusantara (dengan catatan

yang aktif) akan selalu kelihatan awet muda, berusia panjang, aktif dan

relatif lebih mampu bertahan dalam cuaca buruk dibandingkan orang

biasa.

Mekanisme Satria Nusantara yang melatih sel-sel tubuh untuk

mampu bertahan dalam kondisi kekurangan oksigen selama bergerak,

dapat mencegah dan bahkan menyembuhkan penyakit keganasan

(kanker). Karena sel-sel ganas pada umumnya mempunyai olah daya

yang sangat tinggi dan membutuhkan oksigen yang yang lebih banyak

untuk pertumbuhan ganasnya, sehingga apabila mengalami kekurangan

oksigen, sel-sel ganas tersebut akan lebih dahulu terganggu ketingkat

yang lebih fatal sementara sel-sel normal masih mampu bertahan. Ini

bisa dibuktikan oleh banyak anggota yang sebelumnya terkena kanker

payudara dan kanker rahim, setelah mengikuti pelatihan Satria

Nusantara secara aktif pertumbuhan keganasannya berangsur-angsur

mengecil dan kemudian hilang.

Kondisi Hipoxia selama melakukan jurus Satria Nusantara juga

merangsang dan meningkatkan kemampuan elemen-elemen ketahanan

tubuh (anti bodi) termasuk meningkatkan kemampuan sel darah putih

untuk mengadakan perlawanan yang lebih aktif terhadap kuman,

bakteri maupun virus yang masuk kedalam tubuh. Selain itu pelatihan

Hipoxia membuat orang lebih tahan terhadap akibat serangan kardio

vascular, khususnya yang bersifat iskemia yaitu kekurangan pasokan

darah yang berarti juga kekurangan oksigen bagi sel-sel jaringan yang

bersangkutan. Misalnya Iskemia Stroke (otak) dan Iskemia Miokard

(jantung), karena sel-selnya telah terbiasa dengan kekurangan oksigen.

20

Page 21: Karya Ilmiah 2

Hipoxia juga menyebabkan meningkatnya keasaman jaringan

tubuh yang merangsang pembuluh-pembuluh kapiler dan artiole kecil,

sehingga pembuluh melebar dan darah yang mengalir ke jaringan lebih

banyak serta memperkecil hambatan terhadap aliran darah. Dengan

demikian pada saat dalam kondisi bernafas biasa tekanan darah akan

cenderung menuju ke normal dan kebutuhan syaraf-syaraf akan oksigen

dan listrik tubuh terpenuhi sehingga menyembuhkan penyakit hambatan

syaraf seprti buyuten dan sulit memegang benda kecil.

Mekanisme pernafasan perut memperlancar aliran darah balik dari

vena-vena di daerah perut menuju ke jantung. Hal ini disebabkan

karena pada waktu menghisap nafas tekanan di rongga perut meningkat

sedangkan tekanan di rongga dada menurun. Tekanan nafas di bawah

perut yang benar akan berfungsi sebagai jantung kedua yang efisien

dan meringankan kerja jantung baik sewaktu memompa maupun

menghisap darah sehingga tekanan darah menuju ke normal. Selain itu

tekanan nafas di bawah perut akan mempersempit ruang perut dan

menghasilkan tekanan yang besar sehingga seluruh organ diperut dan

sekitarnya dibatasi dalam ruang sempit yang berakibat terjadinya efek

pemijatan, hal ini mengakibatkan keluarnya kotoran-kotoran dan racun

yang berada dalam organ-organ tersebut seperti batu ginjal, batu

empedu dan lain-lain.

Tekanan terhadap organ dalam perut juga merupakan rangsangan

mekanik yang akan mengaktifkan dan menormalkan fungsi hati, alat

reproduksi, pancreas, ginjal dan gerak peristaltic alat-alat pencernaan

dari mulai lambung sampai ke usus besar.

Penahanan nafas yang lama menyebabkan susasana darah menjadi

semakin asam, sehingga electron bebas dari lingkungan banyak diserap

ke dalam tubuh yang kemudian dengan gerakan-gerakan jurus, energi

dan electron yang diserap oleh tubuh diarahkan keseluruh jaringan,

kelenjar dan organ lain, sehingga seluruh organ tubuh mendapat suplai

energi dan electron yang cukup.

21

Page 22: Karya Ilmiah 2

Tekanan nafas bawah perut (dua/tiga jari di bawah pusar)

menimbulkan efek kegel, yaitu sama dengan melatih otot dubur dan

qubul berkontraksi dengan kuat sehingga memperbaiki dan memperkuat

elastisitas otot-ototnya, menyembuhkan ambeien, hernia dan

menyembuhkan impotensi pada derajat tertentu, serta meningkatkan

kualitas dan kuantitas seks.

Selain itu penekanan nafas di bawah pusar juga akan memberikan

rangsangan peristaltic organ rahim, sehingga organ rahim akan bergerak

kearah normal, memacu indung telur untuk lebih aktif dan memperbaiki

system kerja rahim dengan efek menyembuhkan rasa sakit ketika

menstruasi dan mempermudah untuk memperoleh keturunan.

b. Nafas Duduk / Meditasi

Selain dilatih pernafasan gerak (jurus) anggota Satria Nusantara

juga dilatih pernafasan duduk (meditasi) yang dilakukan pada saat

sebelum nafas jurus sebagai warming up dan sesudah nafas jurus

sebagai cooling down.

Pada pernafasan duduk anggota Lembaga Seni Pernafasan Satria

Nusantara dilatih berbagai teknik perlakuan nafas yaitu dari nafas dua

sama sisi, segi tiga sama sisi, segi enam dan nafas bulat. Namun untuk

tingkat awal anggota diajarkan pernafasan segi tiga, yaitu tarik nafas

secara pelan, tahan tekan bawah pusar kemudian dikeluarkan secara

pelan dengan ritme sama panjangnya antara penarikan, penahanan dan

pengeluaran nafas dengan durasi waktu minimal dari sepuluh menit

sampai satu jam. Sasaran dari olah nafas ini adalah melambatnya reflek

pernafasan dan melambatnya frekwensi gelombang otak sehingga

keadaan fisiologis benar-benar rileks.

Perlu diketahui bahwa system kerja otak, jantung dan paru-paru

sangat erat hubungannya. Satu-satunya yang bisa mengendalikan

frekuensi gelombang/ ketenangan otak hanyalah pulsa (denyut) jantung,

sedangkan satu-satunya yang bisa mengendalikan pulsa jantung

hanyalah paru-paru atau pernafasan.

22

Page 23: Karya Ilmiah 2

Gelombang otak sangat mempengaruhi fungsi pusat syaraf

otonom yang mengendalikan sistem kerja organ dalam seperti hati,

jantung, pancreas, ginjal dan lain sebagainya. Korelasinya Seseorang

yang terkena penyakit maag, darah tinggi, diabetes atau yang lainnya

apabila mendapatkan masalah yang mengganggu pikirannya, maka

cenderung akan memperparah penyakitnya.

Dari hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan anggota

Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara Slawi Unit Latihan SMA

Negeri 3 Slawi dapat diketahui bahwa terjadi penyembuhan dan

peningkatan kesehatan yang sangat signifikan bagi peserta pelatihan

seni pernafasan khususnya untuk penyakit non infeksi, dalam artian dari

menderita suatu penyakit menjadi sembuh dengan tidak lagi

ketergantungan terhadap obat-obatan yang sebelumnya dikonsumsinya,

dan menjadi sehat dalam artian dapat beraktivitas sehari-hari secara

normal tanpa gangguan kesehatan.

B. Mekanisme Pengendalian Emosi Melalui Pelatihan Seni Pernafasan Satria

Nusantara

Sebagaimana diketahui bahwa system kerja otak, jantung dan paru-

paru sangat erat hubungannya. Satu-satunya yang bisa mengendalikan

gelombang/ketenangan otak hanyalah pulsa (denyut) jantung, sedangkan satu-

satunya yang bisa mengendalikan pulsa jantung hanyalah paru-paru atau

pernafasan. Fenomena ini dapat diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari

sebagai berikut :

1. Seseorang yang sedang melakukan olah raga berat misal melakukan lari

cepat atau gerak lain yang membuat nafasnya terengah-engah, maka ia

akan sulit untuk berpikir, pertanyaan perkalian yang sangat mudahpun

akan membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan jawabannya.

2. Seseorang yang melihat sesuatu yang menakutkan, maka jantungnya akan

berdebar-debar dan nafasnyapun akan terengah-engah;

3. Seseorang yang sedang melakukan suatu pekerjaan yang membutuhkan

konsentrasi tinggi, contoh yang gampang misalnya memasukan benang

23

Page 24: Karya Ilmiah 2

ke dalam lobang jarum maka orang tersebut akan berusaha menenangkan

pikirannya dan berkonsentrasi penuh untuk memasukan benang, secara

reflek nafasnya akan pelan atau bahkan menahan nafas.

4. Seseorang yang tengah marah apabila disuruh bernafas panjang yang

dilakukan secara berulang-ulang, maka emosinya akan cenderung stabil.

Pada kondisi pelatihan duduk nafas atau meditasi diam, anggota

Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara pada awalnya dilatih bernafas segi

tiga sama sisi yaitu tarik, tahan tekan kira-kira dua jari dibawah pusar dan

keluar dengan siklus waktu antara 10 sampai 30 detik per sisi, yang kemudian

pada tingkat delapan diharapkan anggota bisa mencapai 330 detik per sisi

(dengan perhitungan 33 kali dzikir secara pelan La ilaha ilallah, perdzikir

equivalen 10 detik). Dari kondisi pelatihan tersebut awalnya gelombang otak

memasuki Gelombang Alfa pada frekuensi 8-11 Hz, namun setelah beberapa

saat gelombang otak semakin melambat menuju pada frekuensi 4-8 Hz, yang

apabila dilanjutkan akan mencapai frekuensi 1- 3Hz atau bahkan 0,1 Hz yang

berarti akan lebih lambat dari gelombang tidur yang paling nyenyak sekalipun.

Refleksi dari pelatihan duduk nafas, diharapkan dalam keadaan normal

tanpa gerak fisik anggota Satria Nusantara mampu bernafas bernafas 4 sampai

6 kali per menit, yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap frekwensi

gelombang otak yang semakin tenang, lebih stabilnya fungsi saraf outonom

dan semakin meningkatnya tonus / fungsi para simpatis sehingga lebih

percaya diri, tidak mudah terserang stress dan penyakit-penyakit psikosomatis.

Dengan melakukan pernafasan Satria Nusantara, hasil gelombang otak

menampilkan pola yang teratur dan stabil, yang disebut gelombang alfa.

Gelombang tersebut mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap stress, tidak

mudah tersinggung, sabar, tekun melakukan sesuatu yang sulit dan mental

positif lainnya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh DR. Haryadi mengenai respon

(Beda Kadar Pre dan Post Test) ACTH dan Kortisol yang dilakukan terhadap

kelompok perlakuan Pelatihan Seni Pernafasan Satria Nusantara dan

kelompok kontrol terjadi kenaikan yang sangat signifikan sebagai berikut :

24

Page 25: Karya Ilmiah 2

Kelompok ACTH Kortisol

PerlakuanKontrol

7,5261 + 11,79-3,0200 + 6,58

1,6100 + 2,370,4543 + 2,33

Setelah dilakukan uji statistic, hasil tersebut diatas menunjukan adanya

perbedaan nyata (p<0,05).

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :

1. Peningkatan hormon anti stress ACTH yang lebih besar pada anggota

Pelatihan Seni Pernafasan Satria Nusantara dan menunjukan bahwa

peserta pelatihan memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap stress,

lebih sabar dan lebih bisa mengendalikan diri;

2. Peningkatan hormon Kortisol pada batas tertentu pada anggota Seni

Pernafasan Satria Nusantara menunjukan bahwa anggota Seni Pernafasan

Satria Nusantara memiliki Imun (kekebalan tubuh yang lebih baik)

terhadap penyakit. Jumlah hormon Kortisol yang cukup banyak juga

menimbulkan perasaan gembira.

Dari hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan anggota

Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara Slawi Unit Latihan SMA Negeri 3

Slawi dapat diketahui bahwa latihan seni pernafasan sangat membantu

peningkatan ketahanan terhadap stress, pengendalian emosi dan lebih sabar.

C. Meningkatnya Kualitas Hidup Melalui Pelatian Seni Pernafasan Satria

Nusantara

Selain olah nafas, yang membedakan antara olah raga/senam biasa

dengan senam/jurus pada Seni Pernafasan Satria Nusantara adalah pada

konsentrasi. Pada olah raga biasa konsentrasi kurang begitu berperan,

sedangkan pada Pelatihan Seni Pernafasan Satria Nusantara konsentrasi

memegang peranan penting.

Olah konsentrasi pada Pelatihan Seni Pernafasan Satria Nusantara

dibedakan sebagai berikut:

A. Olah konsentrasi pada Duduk Nafas

Olah konsentrasi pada nafas duduk yaitu ketika menarik nafas

konsentrasi diarahkan ke hidung, turun ke paru kemudian ke bawah

pusar. Ketika menahan nafas konsentrasi diarahkan ke penekanan perut

25

Page 26: Karya Ilmiah 2

kira-kira dua atau tiga jari dibawah pusar, sedangkan ketika

mengeluarkan nafas konsentrasi diarahkan keseluruh tubuh dengan niat

mendorong penyakit jasmani maupun rohani.

2. Olah Konsentrasi pada Gerak Jurus

Olah konsentrasi pada gerak jurus dilakukan untuk merasakan dan

memperhatikan arah gerakan serta bagi yang muslim sambil berdzikir La

Illaha Ilallah dalam hati.

Kekurangan oksigen adalah akut karena akan terjadi kekacauan

gelombang otak. Fenomena ini akan terlihat jelas pada anggota yang

baru, mereka akan kesulitan untuk berkonsentrasi menghapalkan gerak

jurus meskipun gerakannya sangat mudah. Dalam pelatihan Seni

Pernafasan Satria Nusantara secara tidak langsung anggota dilatih untuk

tetap sadar dan bisa berfikir secara benar meskipun kondisinya terjepit

karena kekurangan oksigen.

Dengan pelatihan Seni Pernafasan Satria Nusantara selain meningkatkan

derjat kesehatan peserta dari menderita suatu penyakit menjadi sembuh

dalam artian tidak tergantung pada obat-obatan dan menjadi sehat dalam

artian mampu bertahan dalam kondisi cuaca apapun, juga terjadinya

kemampuan berpikir secara jernih dalam kondisi terjepit sehingga

kualitas sumber daya manusianya atau kualitas hidup meningkat.

Dari hasil pengamatan dan wawancara penulis dengan anggota

Lembaga Seni Pernafasan Satria Nusantara Slawi Unit Latihan SMA Negeri 3

Slawi didapat pengakuan bahwa dengan pelatihan seni pernafasan terjadi

peningkatan kemampuan berpikir dan lebih bisa menganalisa suatu masalah

dan mencari solusinya, sehingga secara umum kualitas hidupnya meningkat

signifikan dibanding sebelum mengikuti pelatihan Seni Pernafasan Satria

Nusantara.

26

Page 27: Karya Ilmiah 2

BAB IV

PENUTUP

Disadari atau tidak bahwa faktor usia yang meningkat dan kurangnya

berolah raga sangat berpengaruh terhadap penurunan kemampuan fungsi tubuh,

ditambah pola hidup yang tidak teratur, polusi alam dan semakin banyaknya

radiasi gelombang elektromagnetik dari alat-alat elektronik di sekitar kita yang

sangat mempengaruhi fungsi otak, maka kian lengkaplah faktor yang

menggerogoti fisik dan psikis kita.

Seni Pernafasan Satria Nusantara dengan metode perpaduan antara gerak,

nafas dan konsentrasi memberikan solusi untuk membangkitkan inner power yang

berfungsi memacu anti bodi dan menenangkan gelombang otak sehingga tubuh

akan mampu menyembuhkan diri sendiri (self healing) dari penyakit yang bersifat

disfungsional, psikosomatis dan metabolisme, serta meningkatkan stamina dan

endurance.

A. Kesimpulan

1. Jurus-jurus seni pernafasan dalam Satria Nusantara memenuhi kriteria

olahraga kesehatan.

2. Dibandingkan dengan olahraga kesehatan pada umumnya, maka seni

pernafasan dalam Satria Nusantara adalah lebih baik oleh karena secara

serentak membina aspek jasmani, rohani dan sosial sehingga merupakan

olah manusia seutuhnya.

3. Penahanan nafas selama melakukan jurus-jurus menyebabkan terjadinya

keadaan hypoxic-anaerobik yang merupakan rangsangan bagi peningkatan

kesehatan dan kemampuan sel-sel dalam meningkatkan metabolisme

tubuh.

4. Tenaga dalam ditinjau dari sudut ilmu faal adalah ketegaran, ketahanan

dan vitalitas sel-sel tubuh dari seni pernafasan Satria Nusantara.

5. Analisa ilmu faal menunjukan adanya potensi yang besar dari seni

pernafasan Satria Nusantara terhadap pencegahan dan penyembuhan

penyakit melalui mekanisme pelatihan hypoxic-anaerobik terhadap sel-sel

tubuh.

27

Page 28: Karya Ilmiah 2

6. Frekuensi latihan seni pernafasan Satria Nusantara yang terbaik ialah 3-

5x/minggu.

7. Latihan seni pernafasan Satria Nusantara bisa sebagai salah satu alternatif

untuk menyembuhkan penyakit, meningkatkan derajat kesehatan dan

sumber daya manusia seutuhnya.

8. Latihan seni pernafasan Satria Nusantara sangat membantu peningkatan

ketahanan terhadap stress, pengendalian emosi dan lebih sabar.

B. Saran

1. Perlu keterlibatan diri pribadi secara langsung dalam seni pernafasan

Satria Nusantara, agar memperoleh manfaat langsung dari pengolahan seni

pernafasan dalam dirinya.

2. Perlu diusahakan adanya kesempatan menjalani latihan seni pernafasan

Satria Nusantara minimal 3x/minggu sesuai prinsip pelaksanaan olahraga

kesehatan pada umumnya.

3. Pada setiap pelaksanaan latihan perlu ditekankan agar peserta benar-benar

menghayati maksud dan tujuan latihan, agar dapat diperoleh manfaat yang

maksimal bagi kesehatan raga dan jiwanya.

4. Pada setiap latihan, semua peserta hendaknya selalu lebih dahulu

menjalani seluruh jurus dasar dan pengendalian sebelum melakukan

latihan khusus sesuai tingkatannya masing-masing demi memperoleh

manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesehatannya.

5. Perlu sosialisasi lebih intensif kepada masyarakat agar lebih mengenal

seni pernafasan Satria Nusantara sebagai sarana meningkatkan kualitas

hidup manusia.

28

Page 29: Karya Ilmiah 2

DAFTAR PUSTAKA

Buana Jaya. Sidartanto. 1993. Meditasi Statik dan Dinami. CV. Aneka: Solo.

Djuhari, O. Setiawan. 2001, Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Yrama Widya: Bandung.

Haryadi, Suparto, 2002. Satria Nusantara Suatu Telaah dari Segi Kesehatan. LSP Satria Nusantara Pusat: Yogyakarta.

Giriwijoyo. Santoso. 1991. Penyehatan dan Penyembuhan Diri Melalui Olah Seni Bela Diri Tenaga Dalam Satria Nusantara. WiraRipta Program: Bandung.

Jaelani, AF. 1995. Potensi Meditasi dan Tenaga Dalam Ditinjau Hakikatnya dari Berbagai Aspek. CV Aneka: Solo.

Kuswadi, Dadi, 2002. Penyembuhan dengan Teknik Pernafasan, LSP Satria Nusantara Slawi: Slawi.

Maryanto. 1991. Hakekat Seni Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara Ditinjau dari Pendekatan Ilmiah dan Manfaat yang ditimbulkannya. WiraRipta Program: Bandung.

Maryanto. 1995. Ilmu Satria Nusantara. Yayasan Satria Nusantara: Yogyakarta.

Maryanto. 2000. Ilmu Satria Nusantara II. Yayasan Satria Nusantara: Yogyakarta.

Razak Thaha, Abdul, dkk, 2000. Kemampuan Fisik dan Gambaran Kepribadian Peserta Latihan Seni Pernafasan Satria Nusantara Sulawesi Selatan. Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T): Provinsi Sulawesi Selatan.

Saifuddin Anshari. Endang. 1991. Latihan Beladiri Tenaga Dalam Satria Nusantara Tinjauan dari Sudut Pandang Muslim. WiraRipta Program: Bandung.

Santoso Wibowo, Bob. 2005. Peranan Neurofisiologi Klinik Dalam Aplikasi Diagnostik Kini dan Masa Datang. Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Penyakit Syaraf. Universitas Indonesia: Jakarta.

Syafrianur, 2000. Panduan Penyembuhan Tenaga Dalam Satria Nusantara. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Penyembuhan Tenaga Dalam: Surabaya.

29


Recommended