KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN HASIL OBSERVASI
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU
THE EFFECTIVENESS OF THE MEDIA IN THE SCHOOL ENVIRONMENT LEARNING TO WRITE A REPORT ON THE OBSEVATION GRADERS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI
KABUPATEN BARRU
Tesis
Oleh:
JUMRIAH Nomor Induk Mahasiswa : 04.08.909.2013
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN HASIL OBSERVASI
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister
Program Studi Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN SEKOLAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS LAPORAN HASIL OBSERVASI
SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MALLUSETASI KABUPATEN BARRU
TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Magister
Program Studi
Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun dan Diajukan oleh
JUMRIAH Nomor Induk Mahasiswa : 04.08.909.2013
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 2015
TESIS
KEEFEKTIFAN MEDIA LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1
MALLUSETASI KABUPATEN BARRU
yang disusun dan diajukan oleh
JUMRIAH NIM. 04 08. 909.2013
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
Pada Tanggal …..,…………..2015
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Prof. Dr. H.M. Ide Said D.M.,M.Pd Dr. Munirah, M.Pd
Mengetahui
Direktur Program Pascasarjana Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Prof. Dr. H.M. Ide Said D M, M.Pd. Dr. Abdul Rahman Rahim , M.Hum. NBM. 988 463 NBM.
ABSTRAK
JUMRIAH, 2015. Keefektifan Media Lingkungan dalam Pembelajaran
Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru, dibimbing oleh H.M. Ide Said D.M. dan Munirah.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru menggunakan (a) media gambar, (b) media lingkungan, serta (3) membuktikan keefektifan penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat eksprimen jenis true experimental design. Dalam model ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksprimen dan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 159 siswa yang tersebar pada 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak dengan teknik penentuan sampel yaitu simple random sampling. Sampel yang terpilih yaitu kelas X 3 sebagai kelas kontrol dan kelas X 1 sebagai kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tugas menulis teks laporan hasil observasi dengan teknik pengumpulan data yaitu pemberian tugas. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan SPSS versi 20 for windows menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dengan menggunakan media gambar dari 26 orang siswa kelas kontrol, 21 orang siswa memeroleh nilai di atas 75 atau 80,8% dan siswa yang memeroleh nilai di bawah nilai 75 terdapat 5 orang siswa atau 19,2% dengan nilai rata-rata 78,88, sedangkan hasil pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dengan menggunakan media lingkungan dari 24 orang siswa kelas eksprimen, 22 orang siswa memperoleh nilai di atas 75 atau 91,7% dan siswa yang memeroleh nilai di bawah 75 hanya 2 orang siswa atau 8,3% dengan nilai rata-rata 81,91. Jadi berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media lingkungan efektif diterapkan dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. karena atas
limpahan rahmat, berkah, dan hidayah-Nya sehingga penelitian dan
penyusunan tesis yang berjudul “Kefektifan Media Lingkungan dalam
Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru” dapat diselesaikan dengan baik.
Tesis ini sebagai persyaratan akademik guna memeroleh gelar magister
pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program
Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Proses penyelesaian tesis ini merupakan suatu perjuangan yang
panjang bagi penulis. Selama proses penelitian dan penyusunan tesis ini,
banyak hambatan dan rintangan yang dihadapi oleh penulis. Berkat
keseriusan pembimbing dalam mengarahkan dan membimbing penulis
sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. H. M. Ide Said D.M., M.Pd dan
Dr. Munirah, M.Pd. masing-masing sebagai pembimbing I dan II.
Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada Ketua
Program Studi Pendidikan Bahasa, para Dosen Program Studi Pendidikan
Bahasa, dan seluruh Staf Administrasi Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Direktur Program
iv
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah memberikan
kemudahan kepada penulis baik, pada saat mengikuti perkuliahan maupun
pada saat pelaksanaan penelitian, dan penyusunan tesis. Mudah-mudahan
bantuan dan bimbingan, serta arahan yang diberikan kepada penulis dapat
bernilai ibadah dan mendapat pahala dan berkah oleh Allah Swt.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru, Drs. M. Arief Fiana T., M.Pd. yang telah
menerima dan mengizinkan serta bekerjasama dengan baik selama peneliti
melakukan penelitian di SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia yang penuh kesabaran dalam membantu dan seluruh
siswa kelas X 1 dan X 3 yang penuh keseriusan dalam mengikuti kegiatan
proses penelitian.
Penulis tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada rekan-
rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya
angkatan 2013 yang senantiasa bersama-sama dalam suka maupun duka
selama menempuh perkuliahan.
Terwujudnya tesis ini juga berkat doa, motivasi, dan restu keluarga.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih, segenap cinta, dan
hormat kepada Ayahanda H. Iskandar, Ibunda Hj. Hasnah, suami yang
tercinta Muhtar Muse, S.Pd., M.Pd. serta buah hati yang tersayang
v
Muhammad Fuad Shiddiq dan Hazimah Sidqiyah yang telah membantu
secara moril serta penuh kesabaran dalam mendoakan, memberikan
dukungan yang tulus dan ikhlas dengan penuh kasih sayang untuk
keberhasilan penulis.
Penulis menyadari bahwa meskipun tesis ini telah dibuat dengan
segala usaha yang maksimal, tentu masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran yang
sifatnya membangun untuk penyempurnaan tesis ini. Penulis mengharapkan
tesis yang sangat sederhana ini semoga dapat bermanfaat kepada seluruh
pembaca, khususnya bagi penulis.
Akhirnya, penulis berharap semoga segala bantuan baik secara moril
maupun materiil yang telah diberikan oleh berbagai pihak dapat bernilai
ibadah dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt. Amin.
Makassar, Juni 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI. ............................................................................... iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ...................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA 11
A. Kajian Teori 11
a. Pembelajaran Bahasa ............................................ 11
b. Pembelajaran Menulis ............................................ 12
c. Laporan .................................................................. 33
d. Laporan Observasi ................................................. 37
e. Media Pembelajaran .............................................. 43
f.. Media Lingkungan .................................................. 52
B. Kajian Penelitian yang Relevan 57
C. Kerangka Pikir ............................................................ 59
D. Hipotesis .................................................................... 62
BAB III METODE PENELITIAN 63
A. Desain dan Jenis Penelitian 63
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 64
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian 65
D. Populasi dan Sampel 67
E. Teknik Pengumpulan Data 68
F. Instrumen Penelitian 71
G. Teknik Analisis Data 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 77
A. Hasil Penelitian 78
B. Pembahasan Hasil Penelitian 113
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 121
A. Simpulan 121
B. Saran 122
DAFTAR PUSTAKA 124
RIWAYAT HIDUP 128
LAMPIRAN 129
A AA
v
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
2.1 Profil Penilaian Kegiatan Siswa dalam Pembelajaran Menulis 40
3.1 Desain Penelitian 63
3.2 Keadaan Populasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi pada Tahun Pelajaran 2014/2015 67 3.3 Penentuan Patokan dengan Perhitungan Persentase Skala Lima 73 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 79 4.2 Frekuensi Total Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 82 4.3 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretes Kelas Kontrol 83
4.4 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Pretes Kelas Kontrol 85 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol 86 4.6 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol 89
4.7 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Postes Kelas Kontrol 90 4.8 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Postes Kelas Kontrol 91 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pretes Kelas Eksperimen 93 4.10 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol 96
vi
4.11 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretes Kelas Eksperimen 97 4.12 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Pretes Kelas Eksperimen 98 4.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Postes Kelas Eksperimen 100 4.14 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes Kelas Eksperimen 103
4.15 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Postes Kelas Eksperimen 104 4.16 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Postes pada Kelas Eksperimen 105
4.17 Uji Normalitas Kelas Kontrol 108
4.18 Uji Normalitas Kelas Eksperimen 108
4.19 Hasil Uji Homogenitas Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen 110
4.20 Hasil Analisis Statistika Inferensial Independent Sample Test 112
vii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
2.1 Bagan Kerangka Pikir 61 4.1 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 81 4.2 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Postes Kelas Kontrol 88 4.3 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 95 4.4 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol 102
viii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
I. Instrumen Penelitian 130
II. Izin Penelitian 134
III. Olahan Data 137
IV. Lembar Validasi 152
V. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
VI. Dokumentasi Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan secara tertulis maupun
secara lisan. Secara tertulis tentu yang diutamakan penggunaan kosakata
secara tepat untuk tidak menimbulkan kesalahpahaman para pembaca,
sehingga dapat menentukan keberhasilan komunikasi secara tertulis pada
teks.
Kurikulum 2013 tidak hanya mempertahankan bahasa Indonesia dalam
daftar pelajaran di sekolah, tetapi menegaskan pentingnya keberadaan
bahasa Indonesia sebagai penghela dan pembawa ilmu pengetahuan.
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks dilaksanakan dengan
menerapkan prinsip bahwa (1) bahasa hendak dipandang sebagai teks,
bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan, (2) penggunaan
bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk
mengungkapkan makna, (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan
bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk
bahasa yang digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideology
penggunaannya, dan (4) bahasa merupakan sarana pembentukan
kemampuan berfikir manusia (Kemdikbud, 2013).
2
Pembelajaran bahasa diwujudkan secara lisan maupun tulisan yang
mencakup empat aspek keterampilan. Berdasarkan Kurikulum 2013 keempat
aspek keterampilan berbahasa tidak disebutkan secara eksplisit. Namun,
sudah mencakup secara keseluruhan melalui pembelajaran berbasis teks
bermuara pada keterampilan menulis. Menulis merupakan keterampilan yang
harus mendapat perhatian secara sungguh-sungguh. Pengalaman selama ini
menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis sangat rendah.
Padahal kemampuan ini sangat penting. Menulis juga merupakan
kemampuan puncak berbahasa seseorang, yang meliputi keterampilan
memilih kosakata, menggunakan struktur kalimat, menerapkan ejaan, dan
tanda baca.
Keterampilan menulis yang memadai tidak akan diperoleh tanpa
menguasai keterampilan memilih kata yang tepat, membuat kalimat yang
efektif, menyusun dan mengembangkan, menggunakan ejaan dan tanda
baca, dan menata setiap gagasan secara jelas dan tepat. Dibanding dengan
aspek keterampilan berbahasa lainnya, keterampilan/kemampuan menulis
merupakan kemampuan yang paling sulit untuk dikuasai oleh sebagian besar
orang. Tidaklah berlebihan jika dikatan bahwa kemampuan menulis
merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah
pengetahuan dan keterampilan.
Menulis tidak ubahnya dengan melukis, karena penulis memiliki banyak
ide, gagasan, pendapat, pikiran, perasaan dan obsesi terhadap tulisannya.
3
Meskipun secara teknis ada kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang
akan dihasilkan itu sangat bergantung pada kepiawaian, imajinasi, dan
kreativitas penulis dalam mengungkapakan gagasannya.
Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran bahasa Indonesia lebih diarahkan
pada kemampuan menulis teks, salah satunya adalah menulis teks laporan
hasil observasi. Laporan hasil observasi merupakan penjabaran atau
pernyataan umum mengenai sesuatu yang didasarkan pada hasil observasi
atau pengamatan. Dalam hal ini, siswa diajak untuk gemar meneroka atau
menelusuri alam semesta beserta isinya melalui teks laporan (Kemdikbud,
2013: 2).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan penulis pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru , ditemukan bahwa masih
banyak siswa yang belum dapat membuat teks laporan hasil observasi. Hal
itu terjadi karena, secara konvensional selama ini pembelajaran menulis teks
dilakukan dengan mengggunakan media gambar. Setelah itu, siswa diberi
sebuah teori dan contoh, kemudian siswa diberi tugas untuk menulis laporan
hasil observasi. Selain pengajaran konvensional, pengajaran yang dilakukan
dalam ruangan secara terus menerus dapat member kejenuhan kepada
siswa. Begitu juga dengan siswa yang tidak dapat mengidentifikasi sebuah
peristiwa atau penggambaran ke dalam beberapa kalimat walaupun guru
telah menentukan tema dengan jelas.
4
Hasilnya, dapat dikatakan bahwa menulis teks laporan hasil observasi
yang dikerjakan oleh siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten
Barru kurang memuaskan karena tidak mampu mencapai nilai ketuntasan
minimal. Hal ini disebabkan antara lain adalah: (1) kurangnya minat dan
motivasi yang dimiliki oleh siswa. (2) rendahnya pengetahuan dan
kemampuan siswa dalam mengembangkan ide, pikiran, dan gagasannya
dalam sebuah tulisan; (3) lemahnya peran guru dalam proses pembelajaran
menulis teks; (4) pelaksanaan kegiatan menulis teks hanya berorentasi pada
hasil, bukan pada proses; dan (5) kurangnya pemahaman guru dalam
menentukan media atau sarana yang tepat pada pembelajaran menulis teks.
Guru bidang studi bahasa Indonnesia jarang menggunakan media
pembelajaran dalam menulis laporan hasil observasi, yang sering dilakukan
menjelaskan materi laporan hasil observasi kemudian menugaskan untuk
menyusun laporan. Kadang –kadang menggunakan media gambar dengan
menampilkan gambar kemudian menugaskan untuk menyusun laporan hasil
ibservasi sesuai gamabar yang ditampilkan.
Guru bidang studi bahasa Indonesia di sekolah diharapkan mampu
memformulasi media dalam pembelajaran. Salah satu media yang dapat
digunakan dalam kegiatan menulis teks siswa adalah media lingkungan.
Objek lingkungan dapat dijadikan bahan untuk membina dan melatih
keterampilan menulis teks siswa. Khusus mengenai keterampilan menulis
teks laporan hasil observasi, siswa dapat dirangsang proses kreatifnya
5
dengan cara mengamati, memperhatikan, dan melihat suatu kejadian atau
peristiwa.
Dalam pembelajaran menulis teks dengan memanfaatkan media
lingkungan, siswa perlu diajak mengunjungi tempat tertentu. Setelah
mengamati dan mengumpulkan berbagai sumber dari lingkungan, siswa
dapat mengungkapkan isi jiwa, pengalaman, pendapat, penghayatan, dan
hasil observasinya dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat untuk
memproduksi teks laporan hasil observasi. Lingkungan sebagai sumber
belajar akan memperkaya wawasan dan pengalaman siswa karena mereka
belajar tidak terbatas oleh dinding kelas. Selain itu, kebenarannya akurat
karena tidak dapat mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan
potensi pancainderanya untuk melihat secara langsung kenyataan yang ada
dilingkungannya.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, peneliti memberikan solusi
alternatif dalam pengajaran menulis teks agar permasalahan dan kendala
pada siswa dan guru dapat teratasi. Solusi yang akan diujicobakan adalah
media lingkungan dalam pembelajaran khususnya menulis teks laporan hasil
observasi sehingga pembelajaran dapat teratasi dengan baik. Media
lingkungan memiliki peran dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Pendekatan lingkungan berarti mengajak siswa belajar langsung di
lingkungan tentang topik-topik tertentu. Selain itu, pembelajaran dengan
media lingkungan kebenarannya lebih akurat, sebab siswa dapat mengalami
6
secara langsung dan mengoptimalkan pancainderanya untuk berkomunikasi
dengan lingkungan.
Adapun kelemahan penggunaan media lingkungan di antaranya; (1)
membutuhkan waktu pembelajaran yang cukup; (2) membutuhkan tambahan
dana sebagai operasional transportasi; (3) susah mengontrol siswa saat
berada dilingkungan/lapangan; dan (4) tidak terjaminnya keselamatan siswa
saat berada di luar kelas.
Penelitian yang relevan tentang menulis dengan menggunakan media di
antaranya: pertama Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi Antara yang
Berbasis Media Gambar dengan Berbasis Media Lingkungan Sekolah Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar (Akidah, 2012). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil menulis paragraf deskripsi antara
yang berbasis media gambar dengan berbasis media lingkungan.. Kedua
Efektivitas Media Gambar dalam Menulis Paragraf Desikripsi Siswa Kelas X
SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep (Muhtar: 2013). Hasil
penelitiannya menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar.
Penelitian mengenai keterampilan menulis teks menggunakan media
lingkungan masih terbatas. Peneliti menganggap hal ini perlu dikembangkan,
mengingat kenyataan bahwa keterampilan siswa dalam menulis teks laporan
hasil observasi masih rendah, belum memuaskan, dan masih perlu dicarikan
7
teknik-teknik yang efektif dan media yang mendukung untuk pembelajaran
keterampilan siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi.
Berdasarkan masalah di atas, peneliti berkeinginan melakukan penelitian
yang sejalan dengan permasalah tersebut. Oleh karena itu, peneliti
berinisiatif melakukan penelitian dengan judul “Keefektifan Penggunaan
Media Lingkungan Sekolah dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil
Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah bagaimanakah efektivitas media lingkungan sekolah dalam
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri
1 Mallusetasi Kabupaten Barru ? Selanjutnya masalah ini dirinci sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan media konvensional (gambar) siswa kelas X SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru?
2. Bagaimanakah kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan media lingkungan sekolah siswa SMA Negeri 1 Mallusetasi
Kabupaten Barru?
8
3. Apakah Media Lingkungan sekolah efektif digunakan pada pembelajaran
menulis Teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru?
C. Tujuan penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan
media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Dapat
dirinci sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi
menggunakan media konvensional (gambar) siswa kelas X SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru.
2. Untuk mendeskripsikan kemampuan menulis teks laporan hasil observasi
dengan menggunakan media lingkungan sekolah siswa kelas X SMA
Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.
3. Untuk membuktikan keefektifan penggunaan media lingkungan sekolah
dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X
SMANegeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.
9
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara teoritis
maupun praktis dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi
dengan menggunakan media lingkungan.
Adapun manfaat penelitian ini, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih
rinci dan mendalam mengenai efektivitas penggunaan media lingkungan
sekolah dalam pembelajaran menulis laporan hasil observasi siswa kelas
X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan member manfaat sebagai berikut:
a. Bagi guru, yaitu memberikan sumbangan pemikiran terhadap guru-guru
mata pelajaran bahasa Indonesia di SMA, khususnya guru bahasa di
SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru, untuk menyusun strategi
pengajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama
menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan media
lingkungan sekolah
b. Bagi siswa, yaitu menambahkan kebiasaan dan meningkatkan
kemampuan mereka dalam menulis teks laporan hasil observasi.
10
c. Bagi peneliti, sebagai bahan acuan dan masukkan atau pengalaman dalam
melakukan penelitian khususnya yang terkait dengan kemampuan
menulis teks laporan hasil observasi.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
A. Pembelajaran Bahasa
1. Hakikat Pembelajaran Bahasa
Pembelajaran bahasa Indonesia dikemukakan dengan menerapkan
prinsip bahwa (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-
mata kumpulan kata atau kaidah kebahasaan; (2) penggunaan bahasa
merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk
mengungkapkan makna; (3) bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan
bahasa yang tidak pernah dapat dilepaskan dari konteks karena bahasa yang
digunakan itu mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideology penggunanya; dan
(4) bahasa merupakan sarana pembentuka berpikir manusia (Kemdikbud:
2013).
Keraf (1995:33) menyatakan bahwa keterampilan berbahasa tidak lain
dari cara memanifestsikan system bahasa dalam aktivitas praktis atau
aktivitas komunikasi disebut kemampuan (ability) komunikatif, yang dalam hal
ini sama pengertiannya dengan use. Oleh karena itu, kemampuan
komunikatif mencakup keterampilan kebahasaan, bukan sebaliknya.
12
Seseorang yang menguasai semua kaidah kebahasaan (usage) belum tentu
mampu berkomunikasi dengan baik.
Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan linguistik (ejaan,
kosakata, dan tata bahasa) dan kemampuan komunikatif (menyimak,
berbicara, membaca, menulis). Menurut Widjono (2005;4) bahwa mekanisme
pembelajaran yang tepat harus mengaktifkan siswa untuk berbahasa
(menyimak, berbicara, membaca, menulis), memahami, mengaplikasi,
menganalisis, dan mengevaluasi pembelajaran. Pembelajaran bahasa
Indonesia dapat diajarkan melalui pembelajaran menyimak/mendengar,
berbicara, membaca dan menulis.
2. Aspek pembelajaran Bahasa
Menurut Iskandarwassid dan Sunandar (2013:227) proses pembelajaran
yang dinamis diharapkan akan tercipta suatu bentuk komunikasi lisan antara
siswa dengan siswa yang berpola melalui keterampilan menyimak, berbicara,
membaca dan menulis sehingga suasana pembelajaran terhindar dari
kejenuhan.
B. Pembelajaran Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis merupakan kemampuan seseorang dalam mengemukakan
gagasan, perasaan, dan pikiran-pikirannya kepada orang atau pihak lain
13
dengan menggunakan media tulisan. Setiap penulis pasti memiliki tujuan
dengan tulisannya itu, antara lain, mengajak, menginformasikan,
meyakinkan, membujuk, dan menghibur pembaca (Nurjamal, 2011:69).
Zainurrahman (2011:2) mengemukakan bahwa menulis merupakan
salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang mendasar (berbicara,
mendengar, menulis, dan membaca) karena diantara keterampilan
berbahasa yang lain, menulis merupakan salah satu keterampialn yang tidak
dikuasai oleh setiap orang.
Junus dan Junus (2011:102) mengemukakan bahwa menulis
berpengertian menyusun gagasan secara runtut dan sistematis di atas kertas
dengan menggunakan sistem ejaan yang berlaku bagi bahasa yang
bersangkutan. Tarigan (2008:22) memberikan batasan tentang menulis.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Abidin (2012:181), mendefinisikan menulis sebagai proses menghasilkan
lambang bunyi. Pengertian menulis semacam ini dikenal sebagai menulis
permulaan. Pada tahap selanjutnya, menulis dapat bersifat lebih kompleks,
yakni proses untuk mengemukakan ide dan gagasan dalam bahasa tulis.
Menulis dapat pula dikatakan sebagai kegiatan mereaksi, artinya menulis
adalah proses mengemukakan pendapat atas dasar masukan yang diperoleh
14
penulis dari sumber ide yang tersedia. Menulis juga didefenisikan sebagai
aktivitas menghasilkan pesan dalam dimensi sosial dan untuk tujuan tertentu.
Menulis dalam hal ini ditafsirkan sebagai aktivitas membuat makna yang
berhubungan dengan pengembangan kemampuan individu dalam memahami
konteks sosial budaya tempat tulisan tersebut dibuat.
Menurut Iskandarwassid dan Sunendar (2013:248), menulis adalah
usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri
seseorang pemakai bahasa melalui bahasa dan penyampaian pesan
diungkapkan secara tertulis. Semi (2007:14) mengemukakan bahwa
keterampilan menulis merupakan suatu proses perkembangan yang
menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan, dan
pengajaran langsung menjadi seorang penulis, yang harus dipelajari dan
dilatih secara terus menerus. Menulis ialah melahirkan pikiran atau perasaan
(seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan (KBBI, 2005:1219).
Selanjutnya Alwi dkk. (2001:121) menyatakan, menulis adalah melahirkan
pikiran atau perasaan dengan tulisan. Menurut Enre (1994:4) bahwa menulis
memang merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi ia adalah berpikir untuk
penanggap tertentu dan untuk situasi tertentu pula. Salah satu tugas penting
seorang penulis ialah menguasai unsur-unsur pokok menulis dan berpikir
yang akan banyak membantu dalam usaha mencapai tujuan. Menulis adalah
kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan. Dapat juga diartikan bahwa
15
menulis adalah komunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
kehendak kepada orang lain secara tertulis.
Pada dasarnya, tulisan seseorang itu bisa menunjukkan cara berpikir
orang tersebut. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana ia menghasilkan tulisan.
Sehubungan dengan hal tersebut, setiap orang yang akan menulis selalu
memerlukan kondisi lingkungan yang kondusif. Kondisi demikian tentu saja
akan menimbulkan proses menulis yang logis dan sistematis. Berpikir logis
adalah kemapuan berpikir dengan mengoptimalkan kemampuan otak untuk
menghasilkan pemikiran yang sehat dan dapat diterima oleh orang lain.
Berpikir sistematis adalah adanya keteraturan dalam berpikir dengan
langkah-langkah yang sistematis. Oleh karena itu, menulis harus melalui
tahapan prakarsa (pratulis), tahap pelanjutan (penulisan), tahap revisi
(perbaikan), dan tahap pengakhiran (penyelesaian).
B. Tujuan Pembelajaran Menulis
Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh
seorang penulis untuk menyampaikan suatu gagasan, ide-ide, dan
perasaannya kepada orang lain atau pembaca. Penulis dalam bentuk
penyampaiannya kepada pembaca mempunyai tujuan antara lain:
memberikan informasi, meyakinkan, mengajak atau membujuk dan
menghibur. Sesuai yang dikemukakan oleh Salam (2009:39) mengemukakan
16
bahwa setiap penulis atau pengarang mempunyai pikiran atau gagasan yang
ingin dituangkan dan disampaikan kepada pembaca. Dalam hal ini penulis
haruslah menerjemahkan ide-idenya ke dalam sandi lisan dan selanjutnya
diubah ke dalam sandi tulis. Selain itu, dalam menulis, penulis atau
pengarang harus memperhatikan seperangkat sarana mekanis untuk
merekam sandi tulis tersebut. Selanjutnya, diteruskan atau disebarkan
kepada orang lain melintasi waktu dan ruang. Pada akhirnya pembaca akan
menerjemahkan kembali sandi-sandi tulis tersebut ke dalam sandi-sandi lisan
untuk menemukan kembali pesan (message) penulis.
Setiap penulis atau pengarang seharusnya mampu menuangkan
gagasan dan ide-idenya ke dalam bahasa yang baik dan benar sehingga
pembaca dapat memahami dengan mudah. Enre (1994:5-7) mengemukakan
ciri-ciri tulisan yang baik, yaitu:
1. Tulisan yang baik selalu bermakna
Tulisan yang baik harus mampu menyatakan sesuatu yang
mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap apa yang
dikatakan itu. Kalau tidak demikian, akan tidak bermanfaatlah pekerjaan
menulis dan membaca itu.
2. Tulisan yang baik selalu jelas
Sebuah tulisan dapat disebut jelas jika pembaca yang kepadanya
tulisan itu ditujukan dapat membacanya dengan kecepatan yang tetap dan
menangkap maknanya sesudah ia berusaha dengan cara yang wajar. Ia tidak
17
boleh bingung, dan harus mampu menangkap maknanya atau kembali ke
awal dan ulang membaca untuk menemukan apa yang dikatakan oleh
penulis. Tulisan yang jelas tidak harus sederhana, meskipun memangsering
demikian, tetapi ia tidak boleh lebih sulit daripada keadaan yang seharusnya,
dan memberikan pokok masalah serta tujuannya.
3. Tulisan yang baik selalu padu dan utuh
Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat
mengikutinya dengan mudah karena ia diorganisasikan dengan jelas menurut
suatu perencanaan karena bahagian-bahagiannya dihubungkan suatu
dengan yang lainnya, baik dengan perantaraan pola yang mendasarinya atau
dengan kata atau frase penghubung. Segala sesuatunya berada pada
tempatnya dan membantu mengembangkan ide sentral penulis, pembaca
tidak tersesat atau disimpangkan oleh renik-renik yang tidak relevan.
4. Tulisan yang baik selalu ekonomis
Penulis yang baik tidak akan membiarkan waktu pembaca hilang
dengan sia-sia, sehingga ia akan membuang semua kata yang berlebihan
dari tulisannya. Seorang penulis yang ingin mengikat perhatian pembacanya
harus berusaha terus untuk menjaga agar karangannya padat dan lurus ke
depan. Ia bersungguh-sungguh mengurangi kata-kata berlebihan jika tujuan
utamanya memberi informasi.
18
5. Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah gramatika
Tulisan yang mematuhi kaidah gramatika biasa juga disebut tulisan
yang menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang dipakai oleh
kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan mengharapkan
orang lain juga menggunakannya dalam komunikasi formal atau informal,
khususnya yang dalam bentuk tulisan.
Nurchasanah dan Widodo (1993:66) mengemukakan 5 (lima) tujuan
pembelajaran menulis yang dapat ditentukan berdasarkan aspek yang
diinginkan dicapai oleh siswa. Tujuan tersebut yaitu:
1 Tujuan yang bersifat teoritis dan praktis, biasanya diwujudkan dalam
pengajaran menulis secara serentak, maksudnya dalam pertemuan
pengajaran tertentu siswa diharapkan dapat mencapai tujuan yang
bersifat teoretis sekaligus dapat mencapai tujuan yang bersifat praktis.
Tujuan yang bersifat teoretis menitikberatkan pembelajaran pada aspek
teori menulis sedangkan tujuan yang bersifat praktis menitikberatkan
pada aspek praktik menulis.
2. Tujuan berdasarkan wujud tulisan/karangan, maksudnya tujuan
pengajaran menulis dapat didasarkan atas wujud tulisan yang diharapkan
dikuasai oleh siswa. Wujud karangan yang dimaksud misalnya siswa
diharapkan mampu menulis karangan ilmiah, karangan nonilmiah,
karangan yang bersifat pengetahuan, karangan yang bersifat
kesusastraan, dan lain-lain.
19
3. Tujuan berdasarkan tingkat kognisi yang dicapai, yaitu tujuan yang
bersifat ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesia, dan evaluasi.
Dalam praktik di kelas, diharapkan tujuan tersebut dapat tercapai dalam
pembelajar di kelas. Siswa (kelas tinggi) sebaiknya mampu hingga tahap
evaluasi karena jika seseorang pandai menilai sesuatu itu artinya dia
telah memahami apa yang dia nilai.
4. Tujuan langsung dan tidak langsung, di mana tujuan langsungnya adalah
siswa dapat menulis secara langsung tanpa melalui tahapan kegiatan
prasyarat, sedangkan tujuan tidak langsungnya adalah siswa dapat
menulis dengan melalui tahapan-tahapan kegiatan prasyarat.
5. Tujuan yang bersifat diskrit dan pragmatik, yakni tujuan pengajaran
menulis yang bersifat diskrit bertujuan ingin melihat aspek-aspek
kemampuan menulis secara terpisah-pisah, sedangkan pengajaran
menulis yang bersifat pragmatik bertujuan ingin melihat kemampuan
menulis secara utuh, bukan melihat aspek-peraspek.
Penulis tidak hanya memilih suatu pokok pembicaraan atau topik yang
sesuai atau cocok dan serasi, akan tetapi juga harus menentukan siapa
pembaca karyanya itu dan apa maksud dan tujuannya. Sehubungan dengan
tujuan penulisan sesuatu tulisan, Hugo Hartig dalam Tarigan (2008:25-26)
merangkumkannya sebagai berikut:
20
a) Tujuan penugasan (assignment purpose)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri
(misalnya para siswa yang diberi tugas merangkumkan buku; sekretaris
yang ditugaskan membuat laporan atau notulen rapat).
b) Tujuan altruistik (altruistic purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyannya itu.
Seseorang tidak akan dapat menulis secara tepat guna kalau dia
percaya, baik secara sadar maupun secara tidak sadar bahwa pembaca
atau penikmat karyanya itu adalah ”lawan” atau “musuh”. Tujuan altruistik
adalah kunci keterbacaan sesuatu tulisan.
c) Tujuan persuasif (persuasive purpose)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
d) Tujuan informasional, tujuan penerangan (informational purpose)
Tulisan yang bertujuan member informasi atau keterangan/penerangan
kepada para pembaca.
21
e) Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f) Tujuan kreatif (creative purpose)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
“keinginan kreatif” di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya
dengan keinginan mencapai norma artistik atau seni yang ideal, seni
idaman. Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai
kesenian.
g) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving purpose)
Dalam tulisan sperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi. Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta
meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri
agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
Menurut Semi (2007:14), tujuan menulis yaitu (1) untuk menceritakan
sesuatu; (2) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan; (3) untuk
menjelaskan sesuatu; (4) untuk meyakinkan; dan (5) untuk merangkum.
Sementara itu, Keraf (1995:6) mengemukakan bahwa tujuan umum menulis
untuk dipengaruhi oleh kebutuhan dasar manusia, yaitu (1) keinginan untuk
memberi informasi kepada orang lain dan memperoleh informasi dari orang
lain mengenai suatu hal; (2) keinginan untuk meyakinkan seseorang
mengenai suatu kebenaran akan suatu hal dan lebih jauh memengaruhi sikap
22
dan pendapat orang lain; (3) keinginan untuk menggambarkan atau
menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau obyek, atau
mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal, atau bunyi; dan (4) keinginan
untuk menceritakan kepada orang lain tentang kejadian-kejadian atau
peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik yang dialami maupun yang didengar
orang lain.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis pada dasarnya adalah untuk
menyampaikan atau menggambarkan tentang sesuatu untuk mempengaruhi
sikap atau pendapat orang lain.
3. Manfaat Menulis
Seorang penulis dalam menulis harus memiliki keterampilan
menyerap, mencari, dan menguasai informasi yang berhubungan dengan
topik tulisan sehingga dengan wawasan itu pembaca menjadi ketagihan
membaca tulisannya karena pembaca merasa puas. Hal-hal itulah
yang menyebabkan kegiatan menulis merupakan sesuatu yang sangat
sulit sehinggaorang/siswa kurang berminat untuk dapat menulis dengan baik
dan benar.
Selanjutnya, Akhadiah (1997:14) mengemukakan bahwa kegiatan
menulis memiliki banyak manfaat antara lain sebagai berikut :
23
a. Menulis menyumbang kecerdasan
Dalam hal ini,seseorang dapat mengenali kemampuan dan potensi
dirinya. Ia dapat mengetahui batas pengetahuan yang dimilikinya tentang
suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu, seseorang harus berpikir,
menggali pengetahuan dan pengalaman yang kadang kala tersimpan di alam
bawah sadar.
b. Menulis mengembangkan daya inisiatif dan kreatif
Maksudnya melalui kegiatan menulis, seseorang dapat
mengembangkan gagasannya.
c. Menulis menumbuhkan keberanian
Kegiatan menulis memaksa seseorang lebih banyak menyerap, mancari
serta menguasai informasi yang berhubungan dengan topik yang akan ditulis.
Dengan demikian menulis memperluas wawasan, baik secara teoritis
maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan.
d. Menulis mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.
Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta
mengungkapkannya secara tersurat. Melalui tulisan, seseorang dapat
meninjau serta menilai gagasannya secara lebih objektif. Oleh karena itu,
dengan menulis seseorang akan lebih mudah memecahkan
permasalahannya, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam
konteks yang lebih konkret dan dapat mendorong orang untuk belajar secara
aktif.
24
e. Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan seseorang berpikir
dan berbahasa yang tertib.
Menurut Solchan dkk. (1997:10), keterampilan menulis mempunyai
manfaat yang berhubungan dengan proses belajar mengajar. Manfaat
tersebut antara lain: (1) memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa
kata; (2) meningkatkan kelancaran tulis menulis dan keterampilan menyusun
kalimat; (3) sebuah karangan pada hakikatnya menghubungkan bahan
dengan kehidupan; (4) meningkatkan kemampuan untuk pengaturan dan
pengorganisasian; dan (5) mendorong calon penulis terbiasa
mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan terbiasa mencari
pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.
Manfaat lain dari menulis dalam kehidupan sehari-hari, yatu: (1)
memberikan petunjuk kepada orang lain agar tidak tersesat atau keliru dalam
melakukan sesuatu; (2) menyusun jadwal kegiatan sehari-hari; (3) membuat
surat, baik surat pribadi, niaga atau dinas; dan (4) menginformasikan cara
menyusun program kerja untuk bekerja, menggunakan pesawat telepon dan
sebagainya (Solchan dkk. 1997:10).
Sesuai dengan pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan
bahwa manfaat menulis adalah dapat membantu untuk mengungkapkan
kemampuan menulis, mengembangkan daya imajinatif dan kreatif, dan
menulis sangat membantu penulis menjadi terbiasa berpikir sistematis serta
berbahasa secara tertib dan teratur.
25
4. Ciri-ciri Tulisan yang Baik
Tulisan yang baik memiliki ciri khas tersendiri. Keterampilan menulis
tidak datang dengan sendirinya. Dia menuntut latihan yang cukup dan teratur
serta pendidikan yang berprogram. Agar maksud dan tujuan penulis tercapai
sehingga pembaca memberikan responsi yang diinginkan oleh penulis, maka
penulis harus menyajikan tulisan yang baik.
Menuangkan gagasan atau ide ke dalam tulisan yang baik dan benar
akan memudahkan pembaca memahaminya. Tulisan yang baik adalah yang
mampu mewakili secara tepat gagasan penulisnya. Enre (1994: 5-7)
mengemukakan bahwa ada lima ciri-ciri tulisan yang baik, yaitu (1) bermakna;
(2) jelas; (3) bulat dan utuh; (4) ekonomis; dan (6) memenuhi kaidah-kaidah
gramatika. Kelima ciri-ciri tersebut diuraikan sebagai berikut ini.
a. Tulisan yang baik selalu bermakna
Tulisan yang baik harus mampu menyatakan sesuatu yang
mempunyai makna bagi seseorang dan memberikan bukti terhadap yang
dikatakan dalam tulisan.
b. Tulisan yang baik selalu jelas
Sebuah tulisan dapat disebut jelas jika pembaca yang kepadanya
tulisan itu ditujukan dapat membacanya dengan kecepatan yang tetap dan
menangkap maknanya sesudah ia berusaha dengan cara yang wajar. Tulisan
yang jelas tidak harus sederhana, meskipun memang sering demikian. Akan
26
tetapi, ia tidak boleh sulit daripada keadaan yang seharusnya, memberikan
pokok masalah dan hasilnya, serta tujuannya.
c. Tulisan yang baik selalu padu dan utuh
Sebuah tulisan dikatakan padu dan utuh jika pembaca dapat
mengikutinya dengan mudah karena ia diorganisasikan dengan jelas menurut
suatu perencanaan karena bagian-bagiannya dihubungkan satu dengan yang
lainnya, baik dengan perantaraan pola yang mendasarinya atau dengan kata
atau frasa penghubung.
d. Tulisan yang baik selalu ekonomis
Penulis yang baik tidak akan membiarkan waktu pembaca hilang
dengan sia-sia sehingga ia akan membuang semua kata yang berlebihan dari
tulisannya. Seorang penulis yang ingin mengikuti perhatian pembacanya
harus berusaha terus untuk menjaga agar karangannya padat yang lurus ke
depan.
e. Tulisan yang baik selalu mengikuti kaidah gramatika
Tulisan yang menggunakan bahasa yang baku, yaitu bahasa yang
dipakai oleh kebanyakan anggota masyarakat yang berpendidikan dan
mengharapkan orang lain juga menggunakan dalam komunikasi formal dan
informal, khususnya yang dalam bentuk tulisan.
Agar maksud serta tujuan penulis tercapai, yaitu agar sang pembaca
memberikan respon diinginkan oleh penulis terhadap tulisannya, maka
27
seorang penulis harus menyajikan tulisan yang baik. Adapun ciri-ciri tulisan
yang baik menurut Tarigan (2008:17) adalah sebagai berikut:
a. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis
mempergunakan nada yang serasi.
b. tulisan mencerminkan kemampuan sang penulis menyusun bahan-bahan
yang tersedia menjadi suatu keseluruhan yang utuh.
c. tulisan baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis
dengan jelas dan tidak samar-samar: memanfaatkan struktur kalimat,
bahasa, dan contoh-contoh sehingga maknanya sesuai dengan yang
diinginkan oleh sang penulis, sehingga pembaca tidak usah susah payah
memahami makna yang tersurat dan tersirat.
d. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan sang penulis untuk menulis
secara meyakinkan: menarik minat para pembaca terhadap pokok
pembicaraan serta mendemonstrasikan suatu pengertian yang masuk
akal dan cermat serta teliti mengenai hal itu. Dalam hal ini, haruslah
dihindari kata-kata dan pengulangan frase-frase yang tidak perlu. Setiap
kata haruslah menunjang pengertian yang serasi, sesuai apa yang
diinginkan oleh penulis.
e. tulisan yang baik mencerminkan kemampuan penulis untuk mengkritik
naskah tulisannya yang pertama serta memperbaikinya.
f. tulisan yang baik mencerminkan kebanggaan penulis dalam naskah atau
manuskrip: kesediaan mempergunakan ejaan dan tanda baca secara
28
seksama, memeriksa makna kata dan hubungan ketatabahasaan dalam
kalimat-kalimat sebelum menyajikannya kepada para pembaca.
Selanjutnya, Rosidi (2009: 10-11) mengemukakan bahwa tulisan yang
baik memiliki empat ciri-ciri, yaitu (1) kesesuaian judul dengan isi tulisan; (2)
ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca; (3) ketepatan dalam struktur
kalimat; dan (4) kesatuan, kepaduan, dan kelengkapan dalam setiap
paragraf.
Jadi, tulisan yang baik adalah tulisan yang jelas dan bermakna,
memiliki kohesi dan koherensi yang baik, efektif dan efisien, objektif, dan
selalu mengikuti kaidah gramatikal. Hal tersebut akan membuat pembaca
mengerti maksud yang disampaikan oleh penulis.
5. Menulis sebagai Suatu Proses
Akhadiah, dkk. (1988: 2-3) mengatakan bahwa kegiatan menulis ialah
suatu proses, yaitu proses penulisan. Dalam melakukan kegiatan menulis,
ada beberapa tahap yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Tahap prapenulisan
Pada tahap ini, merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis
dan mencakup beberapa langkah. Mula-mula yang harus dilakukan
adalah menentukan topik, setelah berhasil menemukan topik yang
29
memenuhi persyaratan maka langkah selanjutnya dilakukan pembatasan
terhadap topik. Langkah selanjutnya menetukan bahan atau materi,
stelah itu menetukan karangka topik atau kerangka kalimat.
b. Tahap penulisan
Pada tahap ini, membahas setiap butir topik yang ada dalam kerangka
yang disusun. Pengembangan gagaan menjadi sebuah tulisan yang utuh
diperlukan bahasa, dalam hal ini harus menguasai kata-kata yang akan
mendukung gagasan. Dengan demikian, pemilihan kata dan istilah yang
tepat sehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengan tepat pula.
c. Tahap revisi
Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh mengenai
logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf,
pengetikan, daftar pustaka, dan sebagainya. Jika tidak ada lagi yang
kurang memenuhi persyaratan maka tulisan tersebut dinyatakan selesai.
Selanjutnya, proses dalam penulisan juga dikemukakan oleh Semi
(2007: 46-52). Tahapan atau proses penulisan itu jika dilihat secara garis
besar dapat dibagi ke dalam tiga tahap yaitu: (1) tahap pratulis; (2) tahap
penulisan; dan (3) tahap pascatulis.
a. Tahap pratulis
Terdapat beberapa kegiatan yang harus dilakukan dalam
mempersiapkan kegiatan menulis. Kegiatan tersebut terdiri atas empat jenis
kegiatan yaitu sebagai berikut.
30
Pertama, menentukan topik. Artinya, memilih secara tepat dari
berbagai kemungkinan topik yang ada. Penulis, pada tahap ini
mempertimbangkan menarik atau tidaknya sebuah topik. Topik yang menarik
akan bagi penulis akan memudahkan penulis sendiri dalam menuangkan ide
dan gagasannya ke dalam bentuk tulisan.
Kedua, menetapkan tujuan. Artinya, menentukan apa yang hendak
dicapai atau diharapkan penulis dengan tulisan yang hendak disusunnya.
Tujuan adalah hal yang sangat penting untuk diketahui dalam menulis. Hal ini
akan mengarahkan tulisan sesuai dengan apa yang diharapkan, dan memilih
cara penyajian yang tepat.
Ketiga, mengumpulkan informasi pendukung. Artinya, sebuah topik
yang dipilih akan layak ditulis setelah dikumpulkan informasi yang memadai
tentang topik yang dipilih seperti pendapat para ahli, atau apa pun yang
dapat mendukung berkembangnya topik tersebut.
Keempat, merancang tulisan. Artinya, topik tulisan yang telah
ditetapkan dipilah-pilah menjadi subtopik atau sub-subtopik. Hasil pemilahan
ini disusun ke dalam suatu susunan yang disebut dengan kerangka tulisan.
Kerangka tulisan ini akan sangat membantu penulis dalam menyelesaikan
tulisannya.
b. Tahap penulisan
Tahap penulisan merupakan tahap yang paling penting karena pada
tahap ini semua persiapan yang telah dilakukan pada tahap pratulis
31
dituangkan ke dalam kertas. Pada tahap ini, diperlukan adanya konsentrasi
penuh penulis terhadap apa yang sedang ditulis.
Pada saat penulis mencurahkan gagasan ke dalam konsep tulisan,
penulis harus berkonsentrasi pada empat hal, yaitu:
1) konsentrasi terhadap gagasan pokok tulisan
2) konsentrasi terhadap tujuan tulisan
3) konsentrasi terhadap kriteria dan calon pembaca
4) konsentrasi terhadap kriteria penerbitan, khususnya untuk tulisan
yang akan diterbitkan.
c. Tahap pascatulis
Dalam tahap pascatulis ini terdapat dua kegiatan utama, yaitu
penyuntingan dan penulisan naskah jadi. Pertama, kegiatan penyuntingan,
yaitu kegiatan membaca kembali dengan teliti draf tulisan dengan melihat
ketepatannya dengan gagasan utama, tujuan tulisan, calon pembaca, dan
kriteria penerbitan. Selain melihat ketepatan dan gaya penulisan, juga
penambahan yang kurang serta penghilangan yang berlebihan.
Kedua, penulisan naskah jadi. Yaitu, kegiatan yang paling akhir
dilakukan. Setelah penyuntingan dilakukan, barulah naskah jadi ditulis ulang
dengan rapi dengan memperhatikan secara serius masalah perwajahan.
Jabrohim (2001: 79) menyatakan bahwa pada dasarnya ada lima
tahap dalam menulis. Tahap tersebut adalah (1) tahap pesiapan; (2) tahap
inkubasi; (3) tahap inspirasi; (4) tahap penulisan; dan (5) tahap revisi. Dalam
32
tahap persiapan penulis telah menyadari apa yang akan ditulis. Pada tahap
inkubasi gagasan atau ide yang telah muncul direnungkan kembali. Ide tadi
mulai dituangkan penulis dalam tahap inspirasi. Pengungkapan apa yang
akan ditulis dapat disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan, bahkan
telah dikumpulkan, pembaca yang dituju dan juga alat yang tersedia.
Pengungkapan ini dilakukan pada tahap penulisan, sedangkan pada tahap
akhir, yaitu tahap revisi dilakukan dengan memeriksa kembali tulisan yang
telah dihasilkan serta menulis kembali tulisan berdasarkan hasil revisi yang
telah dilakukan.
Penulisan karya ilmiah dan tulisan ilmiah sekurang-kurangnya memuat
empat tahap (Kurniawan, 2012: 47) sebagai berikut:
a. Tahap persiapan (prapenulisan)
Pada tahap ini, penulis merencanakan, menyiapkan diri, mengumpulkan
dan mencari informasi, merumuskan masalah, menentukan arah dan fokus
tulisan, mengolah informasi, menarik tafsiran dan inferensi terhadap realitas
yang akan dihadapinya.
b. Tahap inkubasi
Pada tahap ini, memproses informasi yang telah dimilikinya sedemikian
rupa, sehingga mengantarkannya pada pemecahan masalah atau solusi
yang dicarinya. Proses ini seringkali terjadi secara tidak disengaja dan
memang berlangsung dalam kawasan bawah sadar (subconscious), yang
pada dasarnya melibatkan proses perluasan pikiran.
33
c. Tahap iluminasi
Proses ini terjadi ketika gagasan yang muncul secara tiba-tiba,
kemudian dilakukan pencatatan sebab momentum itu biasanya tidak
berlangsung lama. Tentu saja untuk peristwa tertentu dapat dilukiskannya
setelah peristiwa itu selesai.
4. Tahap verifikasi atau evaluasi
Tulisan sebagai hasil dari tahap ilumnasi dilakukan pemeriksaan untuk
diseleksi dan disusun sesuai dengan fokus laporan. Sehingga memungkinkan
ada bagian yang tidak perlu dituliskan atau ada hal-hal yang perlu
ditambahkan, dikembangkan, disempurnakan, dan lain-lain.
C. Laporan
1. Pengertian Laporan
Dalam Kanus Besar Bahasa Indonesia (Alwi dkk. 2003:640), laporan
berasal dari kata lapor atau melapor yang artinya member tahu, mengadu,
sedangkan kata laporan berarti segala sesuatu yang dilaporkan; berita.
Menurut Keraf (2004: 324), laporan adalah suatu cara komunikasi
penulis untuk menyampakan informasi kepada seseorang atau suatu badan
karena tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Karena laporan yang
dimaksud sering mengambil bentuk tertulis, maka dapat pula dikatakan
bahwa lapoan merupakan suatu macam dokumen yang menyampaikan
informasi mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki dalam
34
bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran dan tindakan yang akan
diambil.
Pengertian laporan menurut Nurdin, dkk. (2005: 187), adalah suatu cara
komunikasi dari penulis untuk menyampaikan hal-hal penting kepada
seseorang atau suatu badan hokum sehubungan dengan tugas yang
dibebankan kepadanya. Sehingga pembuatan laporan sangatlah perlu,
terutama dalam kaitannya dengan penyusunan berbagai kebijakan.
Pernyataan tersebut, senada dengan pendapat Kosasih (2012:61) bahwa
laporan adalah cara penyampaian informasi kepada seseorang atau suatu
instansi yang disusun atas dasar tanggung jawab yang diembannya. Laporan
juga dapat didefinisikan sebagai dokumen yang menyampaikan informasi
mengenai suatu masalah atau fakta.
Kurniawan (2012:31) mengemukakan bahwa laporan adalah karangan
yang dibuat setelah seseoang melakukan eksperimen, peninjauan, survei,
observasi, pembacaan buku, penelitian, dan lain-lain. Informasi yang
disampaikan dalam laporan bisa berupa hasil pengkajian atau analisis suatu
masalah, hal tersebut senada dengan pendapat Dalman ( 2013: 44), laporan
adalah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang sesuatu yang
sedang dikerjakan, digarap, diteliti atau diamati, dan mengandung saran-
saran untuk dilaksanakan. Dalam hal ini, laporan disampaikan secara
subjektif mungkin.
35
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka peneliti berkesimpulan
bahwa laporan adalah bentuk komunikasi, baik lisan maupun tertulis yang
digunakan untuk melaporkan mengenai suatu masalah yang sifatnya
berbentuk nyata.
2. Jenis Laporan
Jenis laporan beraneka ragam corak dan bentuknya, Nurjamal (2011:
192-194) membagi jenis laporan dari segi maksudnya dan dari segi
bentuknya:
1) laporan dari segi maksudnya:
a) Laporan informatif, adalah laporan yang berbentuk informasi yang
didukung oleh suatu rincian tanpa analisis atau rekomendasi. Jenis
laporan ini hanya memberikan informasi agar mendapatkan gambaran
tentang suatu kegiatan atau permasalahan sehingga dapat mengikuti
proses perkembangan dengan baik.
b) Laporan rekomendasi, adalah laporan yang dimaksudkan untuk
memberikan rekomendasi atau usulan mengenai suatu masalah.
c) Laporan analisis, adalah laporan yang memberikan sumbangan
pemikiran menyangkut informasi yang diperoleh mengenai suatu
masalah.
d) Laporan pertanggungjawaban, adalah laporan yang memberikan
gambaran tentang pekerjaan atau kegiatan yang telah-tengah dan
yang akan atau masih perlu dilaksanakan, karena belum selesai.
36
e) laporan kelayakan, adalah laporan yang menganalisis suatu situasi
atau masalah secara mendalam untuk menentukan pilihan yang bersifat
pilihan.
2) Laporan dari segi bentuknnya
a) Laporan berbentuk formulir, adalah laporan yang lazimnya berisi butir-
butir isian yang harus diisi atau dilengkapi oleh sipembuat laporan.
b) Laporan berbentuk surat, adalah laporan yang biasanya berisi dan
berupa laporan singkat tentang suatu kegiatan yang sudah atau sedang
dilaksanakan.
c) Laporan berbentuk artikel, adalah laporan yang umumnya digunakan
untuk melaporkan kegiatan sejenis pelatihan, seminar, lokakarya, dan
penataran.
d) Laporan berbentuk buku, adalah laporan yang umumnya digunakan
untuk menyampaikan laporan berskala besar, misalnya laporan tahunan
suatu yayasan koperasi.
Berdasarkan bentuknya, laporan terdiri atas dua macam, yaitu laporan
resmi dan laporan tidak resmi.
1. Laporan resmi adalah laporan yang disusun seperti sistematika sebuah
karya ilmiah.
2. Laporan tidak resmi adalah laporan yang dalam penyusunannya tidak
selengkap laporan resmi karena hanya memuat informasi berdasarkan
fakta yang dibutuhkan saja ( Komaruddin S. dan Supriatih, 2008:95-96).
37
D. Laporan Observasi
1. Pengertian observasi
Kemdikbud (2013:2) menyatakan bahwa teks laporan (yang dalam
bahasa Inggris disebut report) berisi penjabaran umum mengenai sesuatu
yang didasarkan pada hasil observasi. Hal tersebut ditambahkan oleh
pernyataan Kosasih (2013: 48) yang mengemukakan bahwa laporan hasil
observasi mengungkapkan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan.
Sebuah laporan hasil observasi pada umumnya disajikan dalam bentuk karya
tulis atau lazim disebut dengan makalah. Makalah disajikan dalam bagian-
bagian berikut: pendahuluan, pembahasan, dan simpulan. Laporan hasil
observasi dibentuk oleh struktur dan kaidah berikut:
1. Struktur laporan observasi berupa teks yang tersusun secara baku dan
lengkap, yakni mencakup pendahuluan, pembahasan dan simpulan. Teks
itu dapat pula dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, dan daftar
pustaka.
2. Kaidah laporan observasi menyajikan sejumlah data atau fakta sebagai
hasil pengamatan lapangan. Fakta tersebut dapat dilengkapi dengan
gambar grafis, seperti tabel, grafik dan bagan.
38
2. Tahapan Penyusunan Laporan Hasil Observasi
Menurut Nurjamal, dkk. (2011: 194-195), penyusunan laporan melalui
beberapa tahapan sebagai berikut:
1) Tahap persiapan
Dalam tahap persiapan kegiatan yang dilakukan biasanya meliputi
langkah: menentukan pokok permasalahan; menentukan atau
merumuskan judul laporan, dan membuat rancangan atau kerangka isi
laporan.
2) Tahap pengumpulan bahan atau data
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah studi pustaka, studi
lapangan, observasi atau pengamatan, penyebaran angket, dan
melakukan wawancara.
3) Tahap pengolahan data atau bahan
Tahapan ini dilakukan setelah bahan-bahan yang diperlukan terkumpul
secara memadai. Data yang telah terkumpul tersebut kemudian diolah
dengan cara memilih data yang relevan.
4) Tahap penyuntingan
Pada tahap penyuntingan, konsep laporan yang telah disusun diperiksa
kembali untuk mengecek apakah ada hal salah, tidak lengkap, bahasanya
sudah tertib, urutannya sudah sistematis atau belum.
39
5) Tahap penyajian laporan
Tahap penyajian laporan ini adalah menyajikan atau menyampaikan
laporan kepada pihak yang member kegiatan. Jika laporan itu berupa
karya tulis, maka diserahkan kepada panitia ujian, untuk kemudian
dipertanggungjawabkan dalam ujian siding sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Kosasih ( 2013: 81), menguraikan langkah-langkah dalam menulis tek
laporan hasil observasi, yaitu:
1) Melakukan observasi atau pengamatan lapangan terhadap objek,
2) Mendaftar topik yang dapat dikembangkan menjadi laporan,
3) menyusun kerangka laporan,
4) Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi suatu teks yang
padu.
3. Teknik Penilaian Hasil Laporan Observasi
Guru dalam melakukan penilaian terhadap laporan hasil observasi siswa
biasanya bersifat holistis, impresif, dan selintas. Jadi, penilaian yang bersifat
menyeluruh berdasarkan kesan yang diperoleh dari membaca karangan
secara selintas. Penilaian yang demikian jika dilakukan oleh ahli yang
berpengalaman memang (sedikit banyak) dapat dipertanggungjawabkan.
Akan tetapi, keahlian itu belum tentu dimiliki oleh para guru di sekolah.
40
Dalam Kurikulum 2013, penilaian pembelajaran bahasa telah ditetapkan
ke dalam bentuk profil penilaian khususnya keterampilan menulis teks
laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten
Barru Kabupaten Barru Kabupaten Barru. Bentuk profil penilaian tersebut
diadopsi dari (Kemdikbud, 2013: 209-211) dengan berbagai perubahan, yaitu
sebagai berikut ini.
Tabel 2.1 Profil Penilaian Kegiatan Siswa dalam Pelajaran Menulis
Teks Laporan Hasil Observasi
Nama :
Judul :
Tanggal: ………………….
Aspek Skor Kriteria Keterangan
Isi
27-30 Sangat baik-sempurna: pengembangan pernyataan umum atau klasifikasi/aspek yang dilaporkan secara lengkap; dan relevan dengan topik yang dibahas.
22-26 Cukup-baik: cukup menguasai permasalahan; cukup memadai; penembangan tesis terbatas; relevan dengan topik, tetapi kurang terperinci.
17-21 Sedang-Cukup penguasaan permasalah terbatas, substansi kurang, pengembangan topik tidak memadai.
13-16 Sangat kurang-kurang: tidak menguasai permasalahan; tidak ada substansigannsi; tidak relevan; dan tidak layak dinilai.
41
Struktur
Teks
18-20 Sangat baik-sempurna: ekspresi lancer, gagasan terungkap padat dengan jelas; tertata dengan baik; urutan logis, dan kohesif.
14-17 Cukup-baik: kurang lancar, kurang terorganisasi, tetapi ide utamanya ternyatakan; pendukung terbatas; logis, tetapi tidak lengkap.
10-13 Sedang-cukup: tidak lancer, gagasan kacau atau tidak terikat; urutan dan pengembangan kurang logis.
7-9 Sangat kurang-kurang: tidak komunikatif; tidak terorganisasi; tidak layak dinilai
Kosakata
18-20 Sangat baik-sempurna: penguasaan kata canggih; pilihan kata dan ungkapan efektif; menguasai pembentukan kata; penggunaan register tepat.
14-17 Cukup-baik: penguasaan kata memadai; pilihan, bentuk, dan penggunaan kata/ ungkapan kadang-kadang salah, tetapi tidak mengganggu
10-13 Sedang-cukup: penguasaan kata terbatas; sering terjadi kesalahan bentuk, pilihan, dan penggunaan kosakata/ungkapan; makna membingungkan atau tidak jelas
7-9 Sangat kurang-kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak dinilai
Kalimat
18-20 Sangat baik-sempurna: konstruksi kompleks dan efektif; terdapat hanya sedikit kesalahan penggunaan bahasa
14-17 Cukup-baik: konstruksi sederhana, tetapi efektif; terdapat kesalahan kecil pada konstruksi kompleks, terjadi sejumlah kesalahan penggunaan bahasa, tetapi makna cukup jelas
42
10-13 Sedang-cukup: terjadi kesalahan serius dalam konstruksi kalimat tunggal/kompleks; makna membingungkan atau kabur
7-9 Sangat kurang-kurang: pengetahuan tentang kosakata, ungkapan, dan pembentukan kata rendah; tidak layak dinilai.
Mekanik
9-10 Cukup-baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf capital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna
7-8 Cukup-baik: kadang-kadang terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf capital, dan penataan paragraf, tetapi tidak mengaburkan makna
4-6 Sedang-cukup: sering terjadi kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraf
1-3 Sangat kurang-kurang: tidak menguasai aturan penulisan; terdapat banyak kesalahan ejaan, tanda baca, penggunaan huruf kapital, dan penataan paragraph; tulisan tidak terbaca; tidak layak dinilai
KOMENTAR: ……………………………………………………...
……………………………………………………………………….
……………………………………………………………………….
………………………………………………………………………
JUMLAH:
PENILAI:
( Kemdikbud, 2013:209-211)
43
E. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
Media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, serta kemampuan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar yang efektif. Arsyad (2013:3)
memberikan pengertian tentang media. Kata media berasal dari bahasa
Latinmedius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’.
media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,
guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal.
Menurut Sudjana (2011:152) bahwa media merupakan wadah dari pesan
yang oleh sumber pesan ataupun penyalurnya ingin diteruskan kepada
sasaran atau penerima pesan tersebut. Media adalah suatu ekstensi manusia
yang memungkinkannya mempengaruhi orang lain yang tidak mengadakan
kontak langsung dengan dia Harjanto (2011:246).
44
Santoso dalam Subana dan Sunarti (2009:287) mengemukakan
beberapa pengertian media, yaitu:
1. Secara umum, media adalah semua bentuk perantara yang dipakai orang
sebagai penyebar ide/gagasan sehingga ide/gagasan itu sampai pada
penerima.
2. Medium yang paling utama dalam komunikasi sosial manusia ialah
bahasa.
3. Media pendidikan adalah media yang penggunaannya diintegrasikan
dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan untuk mempertinggi
mutu mengajar dan belajar.
4. Perbedaan istilah media pendidikan dengan teknologi pendidikan adalah
teknologi merupakan perluasan konsep tentang media. Teknologi bukan
sekadar beda, alat, atau bahan. Dalam istilah teknologi tersimpul sikap,
perbuatan, organisasi, manajemen yang berhubungan dengan
penerapan ilmu dan teknologi industri dalam proses pendidikan. Dalam
konsep ini, tersimpul sikap dan tindakan inovatif yang menjadi watak dari
ilmu dan teknologi tersebut.
2. Hal-hal yang Perlu diperhatikan dalam Pemilihan Media
Kegiatan proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif,
diperlukan adanya dukungan media, baik media cetak, media elektronik, dan
objek nyata. Penggunaan media mempunyai tujuan untuk meningkatkan
45
motivasi belajar dan merangsang peserta didik untuk aktif dalam memberikan
tanggapan atau umpan balik dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
pemilihan media dalam kegiatan pembelajaran sangat perlu dilakukan.
Menurut Harjanto (2011:247) Ada dua pendekatan yang dapat
dilakukan dalam usaha memilih media pengajaran, yakni (1) dengan cara
memilih media yang telah tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru dan
langsung dapat digunakan dalam proses pengajaran. (2) memilih
berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya yang
berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan
pelajaran yang hendak disampaikan. Dewasa ini pendekatan kedua ini
banyak yang digunakan oleh para guru, yakni dengan mempertimbangkan
bahan pelajaran yang akan disampaikan, serta kegiatan-kegiatan belajar
yang dilakukan oleh siswa.
Ibrahim dan Saodih (2010:120-121) mengemukakan beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam memilih media yang tepat.
1. Jenis kemampuan yang akan dicapai, sesuai dengan tujuan pengajaran
(TIK). Sebagaimana diketahui, bahwa tujuan pengajaran itu menjangkau
daerah kognitif, afektif, dan psikomotor. Bila akan memilih media
pengajaran, perlu dipertimbangkan seberapa jauh media tersebut ampuh
mengembangkan kemampuan atau perilaku yang terkandung dalam
rumusan tujuan yang akan dicapai.
46
2. Kegunaan dari berbagai jenis media itu sendiri.
Setiap jenis media mempunyai nilai kegunaan sendiri-sendiri. Hal ini
harus dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih jenis media yang
digunakan.
3. Kemampuan guru menggunakan suatu jenis media.
Betapa pun tingginya nilai kegunaan media, hal itu tidak akan
memberikan manfaat yang optimum, jika guru kurang/belum mampu
menanganinya dengan baik. Oleh karena itu, kesederhanaan pembuatan
dan penggunanaan media sering menjadi faktor penentu bagi guru dalam
memilih media.
4. Keluwesan atau fleksibilitas dalam penggunaannya.
Dalammemilih media harus dipertimbangkanfaktor keluwesan/fleksibilitas,
dalam arti seberapa jauh media tersebut dapat digunakan dengan praktis
dalam berbagai situasi dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain.
5. Kesesuaiannya dengan alokasi waktu dan sarana pendukung yang ada.
Salah satu hambatan yang sering dialami dalam mengajar adalah
kurangnya waktu yang tersedia, apalagi kalau kurikulumnya terlalu sarat
isinya. Salah satu faktor yang perlu pula dipertimbangkan dalam memilih
media ialah seberapa jauh penggunaan media tersebut masih sesuai
dengan alokasi waktu yang tersedia bagi pengajaran yang bersangkutan.
47
Di samping itu, dalam memilih media pengajaran, perlu diperhatikan pula
seberapa jauh penggunaannya didukung oleh sarana/prasarana yang
ada seperti listrik, cahaya dan lain-lain.
6. Ketersediaannya
Acapkali media yang terbaik tidak tersedia sehingga guru memilih media
yang lain karena media tersebut sudah tersedia atau mudah
menyediakannya.
7. Biaya
Guru atau lembaga pendidikan biasanya mencari media yang murah atau
ekonomis, sehingga media yang paling ampuh tapi mahal jarang
digunakan.
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih media
untuk kepentingan pembelajaran. Sudjana (2011:155-156) Kriteria tersebut
antara lain:
1. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran
dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
2. Dukungan terhadap isi bahan pengajaran, artinya bahan pengajaran
yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.
3. Kemudahan memperoleh media, artinya media mudah diperoleh, setidak-
tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu mengajar.
48
4. Keterampilan guru menggunakannya, artinya secanggih apapun sebuah
media apabila tidak tahu cara menggunakannya maka media tersebut
tidak memiliki arti apa-apa.
5. Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6. Memilih media pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa,
sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami siswa.
3. Klasifikasi Media
Sudjana dan Rivai (2002:3), beberapa jenis media yang digunakan dalam
proses pembelajaran, sebagai berikut:
a. media grafis sperti gambar, foto, grafik, bagan atau diagram, poster,
kartun, komik, dan lain-lain. Media grafis sering juga disebut media dua
dimensi, yakni media yang mempunyai ukuran panjang dan lebar.
b. media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid
model ), model penampang, model susun, model kerja, mock up, diorama
dan lain-lain.
c. media proyeksi seperti slide, film trips, film, penggunaan OHP dan lain-
lain.
Arsyad (2013;31) berdasarkan perkembangan teknologi, media
pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a. media hasil teknologi cetak;
b. media hasil teknologi audio-visual;
49
c. media hasil yang berdasarkan computer; dan
d. media hasil gabungan teknologi cetak dan computer.
Hamalik (dalam Husamah, 2013: 5-6) mengklasifikasikan lingkungan
sebagai media belajar:
a. Lingkungan alam
Lingkungan alam berkenaan segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti
keadaan geografis, iklim, suhu udara, flora, fauna, sumber daya alam, dan
lain-lain. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat
mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan lain
sebagainya.
b. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi
manusia dengan kehidupan masyarakat seperti organisasi sosial, adat dan
kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan dan lain
sebagainya.
c. Lingkungan buatan
Disamping lingkungan alam dan lingkungan sosial yang sifatnya alami,
adapula yang disebut lingkungan buatan yang sengaja diciptakan atau
dibangun manusia untuk tujuan tertentu yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia.
50
E. Media Gambar
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2003: 329) gambar
adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan, dan sebagainya) yang
dibuat dengan coretan pensil. Selanjutnya Sudjana Rivai(2002:68),
berpendapat bahwa media gambar adalah media visual dalam bentuk grafis.
Media grafis didefenisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan
gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-
kata dan gambar-gambar.
Selain itu, Nursalim (2013:14), menyatakan bahwa media gambar diam
adalah media visual yang berupa gambar yang dihasilkan melalui proses
fotografi, misalnya foto. Hal senada juga dikemukakan Subana dan Sunarti
(2009:322) bahwa gambar merupakan media visual dan dimensi di atas
bidang yang tidak transparan yang dapat diamati oleh setiap orang yang
memandangnya sebagai wujud perpindahan dari keadaan yang sebenarnya,
baik mengenai pemandangan, benda, barang-barang atau suasana
kehidupan. Lebih lanjut Arsyad (2013:109), mengemukakan bahwa yang
dimaksud dengan gambar adalah foto, lukisan/ gambar, dan sketrsa (gambar
garis).
Melalui Media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran, guru
dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam bentuk yang realistik. Subana
dan Sunarti (2009:322-323) mengemukakan manfaat gambar sebagai media
pembelajaran adalah: (a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa, (b)
51
mempermudah pengertian/pemahaman siswa, (c) memudahkan penjelasan
yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang
dimaksud, (d) memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, kita
dapat memperbesar bagian-bagian yang penting atau bagian yang kecil
sehingga dapat diamati. (e) menyingkat suatu uraian. Informasi yang
dijelaskan dengan kata-kata mungkin membutuhkan uraian panjang. Uraian
tersebut dapat ditunjukkan pada gambar.
Media gambar sebagai media pembelajaran menulis memiliki
kelebihan dan kekurangan. Sadiman dkk. (2006:29) mengemukakan
beberapa kelebihan dan kelemahan media gambar.Kelebihannya yaitu: (1)
Gambar bersifat konkret, gambar lebih menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata; (2) gambar dapat mengatasi
ruang dan waktu; (3) gambar dapat mengamati keterbatasan pengamatan
kita; (4) gambar dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja
dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalahpahaman; (5) gambar harganya murah dan mudah
didapat serta digunakan tanpa peralatan khusus. Kelemahannya yaitu: (1)
Gambar hanya menekankan persepsi indera mata; (2) gambar benda yang
terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran; (3) media
gambar ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
Selanjutnya Sudjana (2011:162) mengemukaan kelebihan dan
kelemahan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu: Kelebihannya:
52
(1) Sifatnya konkret, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal. (2)
Dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia
muda maupun tua. (3) Murah harganya dan tidak memerlukan peralatan
khusus dalam penyampaiannya. Kelemahannya: (1) Gambar hanya
menekankan persepsi indera mata. (2) Ukurannya sangat terbatas untuk
kelompok besar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar
adalah media visual yang menampilkan ilustrasi objek berdasarkan imajinasi
pelukis ataupun menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Melalui
media gambar dapat menstimulus siswa untuk mengungkapkan gagasan
baik secara lisan maupun tertulis.
F. Media Lingkungan
1. Pengertian Media Lingkungan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi dkk. 2003: 675),
lingkungan adalah daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk di
dalamnya. Pendapat tersebut diperkuat oleh Husamah (2013:2),
mendefinisikan lingkungan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda
dan keadaan makhluk hidup terdapat di dalamnya manusia dan perilakunya
serta makhluk hidup lainnya.
Aprihatiningsih (2009: 13), mendefenisikan lingkungan sebagai suatu
konsep yang memiliki beragam arti pada tiap orang. Kenyataannya
53
lingkungan tidak memiliki batasan yang jelas. Secara sederhana, lingkungan
dapat berarti suatu kondisi atau pengaruh pada beberapa orang atau sesuatu
yang hidup atau berkembang.
Lingkungan yang ada di sekitar siswa merupakan salah satu sumber
belajar yang dapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil
pendidikan yang berkualitas. Jumlah sumber belajar yang tersedia di
lingkungan ini tidaklah terbatas sekalipun pada umumnya tidak dirancang
secara sengaja untuk kepentingan pendidikan.
Penggunaan media dalam pembelajarn dimaksudkan agar
pencapaian hasil proses belajar mengajar dapat maksimal. Penggunaan
media yang bersifat langsung dalam objek nyata (realita). Untuk itu, ada dua
cara yang dapat dilakukan guru, yaitu: membawa objek nyata tersebut seperti
tanaman atau hewan tertentu ke dalam kelas; kedua, membawa siswa ke
luar kelas seperti mengunjungi pasar yang ada di sekitar sekolah, museum,
atau ke suatu perkebunan untuk melihat objek yang bersangkutan secara
langsung.
Media lingkungan sebagai sumber belajar akan semakin memperkaya
wawasan dan pengetahuan anak karena mereka belajar tidak terbatas oleh
ruang kelas. Selain itu, kebenarannya lebih akurat, sebab anak dapat
mengalami secara langsung dan dapat mengoptimalkan potensi
pancaindranya untuk berkomunikasi dengan lingkungan tersebut.
54
Kegiatan belajar dimungkinkan akan lebih menarik bagi siswa, sebab
lingkungan menyediakan sumber belajar yang beragam dan banyak pilihan.
Begitu banyak nilai dan manfaat yang dapat diperoleh dari lingkungan
sebagai sumber belajar, bahkan hampir semua tema kegiatan dapat
dipelajari dengan menggunakan media lingkungan sekolah. Dengan demikian
diperlukan kreativitas dan jiwa inovatif dari guru untuk dapat memanfaatkan
lingkungan sebagai media pembelajaran.
2. Keuntungan Memanfaatkan Media Lingkungan
Menurut Husamah (2013: 9-10), memanfaatkan lingkungan sebagai
media pembelajaran memiliki banyak keuntungan, sebagai berikut:
a. Menghemat biaya, karena memanfaatkan benda-benda yang telah ada di
lingkungan.
b. Praktis dan mudah dilakukan.
c. Memberikan pengalaman yang riil kepada siswa.
d. Pembelajaran lebih aplikatif, maksudnya materi belajar yang diperoleh
siswa melalui media lingkungan sekolah kemungkinan besar akan dapat
diaplikasikan langsung.
e. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
f. Pembelajaran lebih komunikatif, karena benda-benda atau peristiwa yang
ada di lingkungan biasanya mudah dicerna oleh siswa dibanding dengan
media yang dikemas atau didesain.
55
3. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
dengan Menggunakan Media Lingkungan
Ada beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menggunakan
lingkungan sebagai media dan sumber belajar, yaitu langkah persiapan,
pelaksanaan, dan tindak lanjut.
a. Langkah persiapan
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan ini,
antara lain:
1) Guru harus menetukan tujuan belajar yang diharapkan dapat
diperoleh siswa berkaitan dengan penggunaan lingkungan sebagai
media dan sumber belajar. Misalnya, siswa dapat mengidentifikasi
berbagai jenis tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar sekolah.
2) Menentukan objek yang harus dipelajari. Dalam penetapan objek
hendaknya memperhatikan relevansi dengan tujuan belajar,
kemudahan menjangkaunya, tidak memerlukan waktu yang lama,
tersedianya sumber belajar, dan keamanan bagi siswa dalam
mempelajarinya.
3) Menentukan cara belajar siswa saat kunjungan dilakukan. Misalnya
mencatat apa yang terjadi, mengamati, bertanya, dan sebaginya.
4) Guru dan siswa membuat permohonan izin jika dierlukan.
56
5) Persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan belajar, seperti tata
tertib di perjalanan dan ditempat tujuan, perlengkapan belajar yang
harus dibawah dan menyusun pertanyaan yang akan diajukan.
b. Langkah pelaksanaan
Pada langkah ini adalah melakukan kegiatan belajar yang telah
dipersipkan. Biasanya kegiatan belajar diawali dengan penjelasan petugas
mengenai objek yang dikunjungi sesuai dengan permintaan yang diminta
sebelumnya atau secara langsung siswa melakukan pengamatan terhadap
objek yang diobservasi.
c. Langkah tindak lanjut
Tindak lanjut dari kegiatan belajar di atas adalah kegiatan belajar
di kelas untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari
lingkungan. Setiap siswa atau kelompok diminta melaporkan hasil-hasi
lnya untuk dibahas bersama.
Guru meminta kesan yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar
tersebut untuk menyimpulkan materi yang diperoleh dan dihubungkan
dengan bahan pengajaran bidang studinya. Selain itu, guru juga
memberikan penilaian terhadap kegiatan belajar siswa dan hasil-hasil
yang dicapainya. Tugas lanjutan dari kegiatan tersebut adalah menyusun
teks laporan hasil observasi.
57
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan tentang menulis dengan menggunakan media
diantaranya:
1. Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi Antara yang Berbasis Media
Gambar dengan Berbasis Media Lingkungan Sekolah Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 21 Makassar (Akidah, 2012). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada perbedaan hasil menulis paragraph deskripsi antara yang
berbasis media gambar dengan berbasis media lingkungan.
2. Penerapan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Kreatif Cerpen Siswa Kelas VIII SMP 4 Takalar (Densi. 2010). Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran.
3. Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan
Menggunakan Media Gambar Murid Kelas V SD Inpres Malengkeri
Bertingkat 1 Kota Makassar (Nursyamsi 2013). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proses pembelajaran menulis keterampilan
menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar
mengalami peningkatan.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Muhtar pada tahun 2014 dengan judul
“Efektivitas Penggunaan Media Gambar dalam Keterampilan Menulis
Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep.
58
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keefektifan penggunaan
media gambar dalam keterampilan menulis eksposisi pada siswa kelas
X di SMA Negeri 1 Segeri. Perencanaan pembelajaran menulis teks
eksposisi yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia, pelaksanaan
pembelajaran menulis teks eksposisi, kendala-kendala yang dihadapi
guru dalam pembelajaran menulis teks eksposisi, dan upaya-upaya
yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala-kendala yang
ditemui dalam pembelajaran menulis teks eksposisi di kelas X SMA
Negeri 1 Segeri. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif..
Sumber data yang digunakan peneliti adalah peristiwa pembelajaran
menulis teks eksposisi, informan, dan dokumen. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung atau
observasi, teknik tes. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah model analisis statistik deskriptif. Simpulan
penelitian ini adalah penggunaan media gambar dalam menulis
karangan eksposisi lebih efektif daripada menulis karangan eksposisi
tanpa menggunakan media gambar pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Segeri Kabupaten Pangkep.
Penelitian ini menggunakan media seperti halnya penelitian-penelitian
di atas, perbedaannya penelitian ini menggunakan media lingkungan
sebagai eksperimen dan media gambar sebagai media konvensional.
59
C. Kerangka Pikir
Pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dengan pemanfaatan
objek lingkungan sekolah dapat merangsang daya kreativitas siswa,
mengembangkan daya nalarnya, dan menimbulkan kesiapan mental siswa
untuk melibatkan diri dalam situasi belajar. Selain itu, siswa dapat lebih
mengenal lingkungannya, kekayaan alam, serta budaya yang dimiliki oleh
daerah/bangsanya karena melihat objeknya secara langsung. Hasil
pembelajaran pun berlangsung secara alamiah dan pembelajaran akan lebih
bermakna bagi siswa.
Alam dan lingkungan sangat tepat digunakan dalam proses belajar
mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi. Siswa perlu diajak mengunjungi tempat tertentu atau
memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah. Setelah mengamati secara
langsung alam dan lingkungannya, siswa dapat mengungkapkan isi jiwa,
pengalaman, keyakinan, pendapat, penghayatan, dan imajinasinya dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alatnya untuk menghasilkan beberapa
teks laporan hasil observasi.
Penelitian ini difokuskan pada pengembangan teks laporan hasil
observasi melalui media lingkungan bukit SMA 1 Mallusetasi secara langsung
terhadap alam dan lingkungan sekitar siswa. Hasil tulisan siswa yang
berbentuk teks laporan hasil observasi dianalisis sehingga menghasilkan
60
temuan. Dari hasil temuan tersebut dapat disimpulkan tentang efektivitas
penggunaan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten
Barru Secara sistematis, kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan
berikut ini:
61
Gambar 2.2. BAGAN KERANGKA PIKIR
Pembelajaran Bahasa
Menulis Teks Hasil Observasi
Penggunaan Media
Temuan
Efektif Tidak Efektif
Kelas Eksperimen Kelas kontrol
Analisis
Data
Media lingkungan Media Konvensional
62
H. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka, yang dikemukakan di
atas, maka dapat diajukan hipotetis sebagai jawaban sementara dalam
penelitian ini adalah Penggunaan media lingkungan dalam menulis laporan
hasil observasi lebih efektif daripada menulis laporan hasil observasi dengan
menggunakan media gambar pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi
Kabupaten Barru.
63
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain atau model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain The randomized pretest-postest control group design (rancangan tes
awal-tes akhir kelompok kontrol dengan sampel acak).
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretes (T) Treatment (X) Postes (T)
E Tes
Kemampuan
Awal (T1.1)
Pembelajaran menggunakan
media lingkungan (X1)
Tes hasil belajar
(T1.2)
K Tes
Kemampuan
Awal (T2.1)
Pembelajaran menggunakan
media konvensional (X2)
Tes hasil belajar
(T2.2)
Sumber: Adaptasi dari Suryabrata (2013: 105-106)
Keterangan:
E = kelompok eksperimen
K = kelompok kontrol
T1.1 = tes awal pada kelompok eksperimen
64
T2.1 = tes awal pada kelompok kontrol
X1 = Penerapan media lingkungan
X2 = Penerapan media konvensional
T1.2 = tes akhir pada kelompok eksperimen
T2.2 = tes akhir pada kelompok kontrol
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat true
eksprimental semu (eksprimen ). Penelitian eksprimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan
(Sugiyono, 2012: 107). Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasi variabel
penelitian dengan maksud mengetahui apakah terdapat hasil yang berbeda
dari perubahan variabel independen. Dengan kata lain, penelitian ini akan
mengujicobakan media lingkungan dalam menulis teks laporan hasil
observasi pada kelas eksprimen dan media konvensional pada kelas kontrol.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Mallusetasi
Kabupaten Baru Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan
pada Februari 2015 sampai dengan Apri 2015. Jangka waktu tersebut
65
meliputi beberapa tahap, yaitu (1) observasi awal (2) pengukuran awal
kemampuan menulis laporan hasil observasi (pretest), (3) pengawasan dan
perlakuan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, dan (4) pengukuran
akhir kemampuan menulis laporan hasil observasi (posttest). Pelaksanaan
tindakan pada kelas eksperimen berbanding sejajar dengan kegiatan belajar
pada kelas kontrol. Hanya saja yang menjadi pembeda adalah media
pembelajaran. Kelas eksperimen menggunakan media lingkungan bukit
SMANTAS SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru sedangkan kelas
kontrol menggunakan media gambar.
Peneliti memilih lokasi SMA Negeri 1 Mallusetasi karena sekolah ini
bagian ujung kelas terdapat bukit yang bisa dijadikan media pembelajaran
menulis laporan hasil observasi.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
1. Defenisi Operasional
Variabel dalam penelitian ini adalah penggunaan media lingkungan
sebagai variabel bebas dan menulis teks laporan hasil observasi sebagai
variabel terikat. Adapun defenisi operasinal variabel yang akan
dioperasionalkan sebagai berikut:
1. media lingkungan adalah keberhasilan media lingkungan sebagai media
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi.
66
2 Menulis teks laporan hasil observasi adalah penulisan teks laporan dari
hasil observasi lingkungan (bukit SMA Negeri 1 Mallusetasi).
2. Pengukuran Variabel penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2013: 161). Dalam penelitian ini terdapat
dua jenis variabel, yaitu variabel bebas (independent variabel) dan variabel
terikat (dependent variabel).
1. Variabel bebas (X) adalah media pembelajaran, yaitu penggunaan media
lingkungan (X1) dan penggunaan media konvensional (gambar) (X2)
dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi.
2. Variabel terikat (Y) adalah pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi dengan menggunakan media lingkungan bukit SMAN 1
Mallusetasi (Y1) dan menggunakan media konvensional (gambar) (Y2).
Sebelum diberikan perlakuan, terlebih dahulu diberikan pretes
pada kelas eksperimen dan kontrol. Hal ini dimaksudkan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok tersebut. Selain
pretes, juga dilakukan postes. Postes ini diberlakukan pada semua
kelompok, baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.
Postes diberikan setelah diberikan perlakuan (treatment), yaitu
pembelajaran dengan menggunakan media lingkungan sekolah pada
67
kelas eksperimen dan media konvensional (gambar) pada kelompok
kontrol.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek dalam penelitian (Arikunto, 2013:
173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri
1 Mallusetasi Kabupaten Barru yang berjumlah 159 orang yang dibagi dalam
enam kelas tahun ajaran 2014/2015.Berdasarkan informasi yang diperoleh
dari sekolah berupa rata-rata nilai siswa setiap kelas, bahwa siswa setiap
kelas dibagi secara acak atau random (mempunyai karakteristik yang
homogen). Lebih jelasnya, keadaan populasi dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Keadaan Populasi Siswa SMA Negeri 1 Mallusetasi
NO Kelas Jumlah Siswa
1. X 1 24
2. X 2 28
3. X 3 26
4. X 4 28
5. X 5 26
6. X 6 27
Total 159
Sumber : Bagian Tata Usaha SMA Negeri 1 Mallusetasi kabupaten Barru tahun ajaran 2014/2015
68
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila jumlah populasi besar dan peneliti tidak mungkin
meneliti terhadap seluruh anggota misalnya, karena keterbatasan dana,
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut.
Setelah mengamati populasi penelitian ini cukup besar, maka perlu
diadakan penarikan sampel atas dasar pengelompokan kelas yang bersifat
homogen. Teknik penarikan sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah teknik random sampling. Dikatakan sederhana karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara langsung tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012: 120).
Setelah diadakan penentuan sampel dengan menggunakan teknik
random sampling, adapun kelas yang terpilih menjadi sampel, yaitu kelas
kelas X1 dan Kelas X3. Kelas X1 dijadikan sebagai kelas eksperimen dan
kelas X3 dijadikan sebagai kelas kontrol.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah teknik tes tertulis dengan membuat teks laporan hasil observasi
dengan media lingkungan untuk kelas eksprimen dan media konvensional
69
untuk kelas kontrol. Siswa kelas eksprimen diajak mengamati Bukit SMA
Negeri 1 Mallusetasi untuk mencatat tumbuh-tumbuhan di sekitar bukit
kemudian kembali ke dalam kelas menulis teks laporan hasil observasi
berdasarkan observasi yang dilakukan. Sedangkan siswa kelas kontrol
proses pembelajarannya tetap berlangsung di kelas dengan menggunakan
media konvensional (gambar) untuk menulis teks laporan hasil observasi.
Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah:
1. Observasi awal
2. Kegiatan awal (pretes)
Tes awal dilakukan sebelum treatment (perlakuan) dengan langkah-
langkah sebagai berikut: (1) peneliti melakukan proses belajar mengajar
tanpa pemanfaatan media lingkungan sekolah dan media konvensional
dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi dan (2) Siswa
menulis teks laporan hasil observasi berdasarkan topik yang ditentukan
oleh peneliti. Pretes dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang
dimiliki oleh siswa sebelum mendapatkan pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan.
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan satu kali pertemuan.
3. Pemberian perlakuan (treatment)
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam pembelajaran ini,
yaitu: (1) Peneliti menjelaskan mengenai teks laporan hasil observasi
70
yang mencakup pengertian dan hal-hal yang berkaitan dengan menyusun
laporan khususnya teks laporan hasil observasi, (2) Kemudian siswa
diajak untuk mengunjungi dan mengamati bukit lingkungan sekitar
sekolah selama 20 s.d. 30 menit, dan (3) siswa kemudian kembali ke
dalam kelas menulis teks laporan hasil observasi berdasarkan
pengamatan yang dilakukan.
4. Tes akhir (Pos-tes)
Setelah treatment, tindakan selanjutnya adalah pos-tes untuk mengetahui
kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa. Test tersebut
sama dengan soal pretes. Hanya saja pada tes ini siswa bebas memilih
topik berdasarkan data yang mereka peroleh di lapangan.
5. Memberikan skor tes menulis.
Pada akhirnya peneliti melakukan kegiatan analisis data dengan
menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Hasil tulisan siswa diperiksa oleh dua orang. Pemeriksa dipilih
berdasarkan latar belakang pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan
peneliti serta memiliki pengalaman dan kemampuan dalam menulis teks
laporan hasil observasi. Pemeriksa yang dipilih adalah guru Bahasa dan
Sastra Indonesia di SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru, yaitu
Sinarmawati, S.Pd, M.Pd, selaku pemeriksa kedua.
71
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua.
Instrumen yang pertama berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
menulis teks laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan
sekolah bukit SMAN 1 Mallusetasi , yaitu berupa rancangan penelitian.
Instrumen yang kedua, yaitu tugas menulis teks laporan hasil observasi,
yakni berupa pedoman menulis laporan hasil observasi. Pedoman tersebut
digunakan pada tes awal dan tes akhir, baik pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol.
Pembelajaran dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan pada setiap
kelas. Pemberian perlakuan berbeda pada kelas kontrol dan eksperimen.
Kelas kontrol menggunakan media konvensional (media gambar) pada
perlakuannya sedangkan untuk kelas eksperimen digunakan media
lingkungan bukit SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru sebagai bentuk
perlakuan terhadap peserta didik. Setiap pertemuan dilakukan dalam waktu 2
x 45 menit. Waktu yang digunakan disesuaikan dengan jam pelajaran pada
sekolah bersangkutan.
72
G. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang terkumpul akan dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Adapun prosedur pengolahan data yang digunakan adalah:
1. Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2012:147), statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data denfgan cara mendeskripsikan atau
mennggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Adapun jenis analisis statistik deskriptif yang digunakan sebagai
berikut:
a. Analisis Frekuensi
Analisis frekuensi digunakan untuk mengetahui seberapa banyak
siswa yang memeroleh nilai tertentu. Analisis frekuensi ini digunakan pada
setiap tes baik itu pada tes awal dan tes akhir pada setiap kelas (kelas
kontrol dan kelas eksperimen). Sebelum melakukan analisis frekuensi
sebaiknya terlebih dahulu dibuat tabulasi skor siswa sebagai pedoman untuk
membuat analisis frekuensi.
73
b. Analisis Persentase
Analisis persentase digunakan untuk mengetahui gambaran atau
deskripsi masing-masing nilai tugas menulis teks laporan hasil observasi
pada pretes (tes awal) pada setiap kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen
dan nilai tugas menulis teks laporan hasil observasi pada postes (tes akhir)
setelah pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi menggunakan
media lingkungan pada kelas eksperimen dan pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi dengan menggunakan media konvensional (gambar)
pada kelas kontrol. Nilai tersebut kemudian dijadikan acuan untuk
menentukan persentase dan kategori keberhasilan siswa dalam menulis teks
laporan hasil observasi. Adapun pedoman persentase dan kategorisasi nilai
siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.3 Penentuan Patokan dengan Perhitungan Presentase Skala Lima No Interval Persentase
Tingkat Penguasaan Nilai Ubah Skala Lima Keterangan
0-4 E-A 1 86-100 4 A Sangat tinggi 2 75-85 3 B Tinggi 3 56-74 2 C Sedang 4 10-55 1 D Rendah 5 0-9 0 E Sangat rendah
Adaptasi dari Nurgiyantoro (2012:253)
Berdasarkan pada pedoman tersebut, selanjutnya ditetapkan kelas
interval untuk frekuensi masing-masing kelas. Setelah diperoleh interval kelas
dapat diketahui kategori media lingkungan sekolah dan kategori tanpa
74
penggunaan media pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten
Barru dengan melihat tabel frekuensi total skor tugas menulis siswa tersebut.
Prosedur selanjutnya menghitung frekuensi sampel pada setiap
kategori dengan menggunakan rumus:
% =
Keterangan:
% = Persentase
f = Frekuensi dalam satu kategori
N = Jumlah keseluruhan kasus dalam dalam distribusi
c. Analisis rerata
Analisis rerata digunakan untuk memberikan deskripsi mengenai
sifat-sifat kelompok (Borg dan Gall dalam Akidah, 2012: 68). Teknik ini
digunakan dengan tujuan untuk mengetahui peringkat skor rerata untuk
masing-masing variabel penelitian.
X = ∑
Keterangan:
X = Skor rerata
x = Jumlah skor butir
N = Jumlah sampel
75
2. Analisis Statistika Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis
yang diujikan. Sebelum melakukan analisis statistik inferensial, maka sebagai
uji prasyarat dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan
menggunakan sistem Statistical Package for Social Science (SPSS) versi
20.0.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi yang diteliti
terdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data hasil belajar
dihitung menggunakan sistem Statistical Package for Social Science (SPSS)
versi 20.0. Model perhitungan Kolmogorov-Smirno. Kriteria pengujian: apabila
signifikansi (p) yang diperoleh lebih besar dari α = 0,05 maka data tersebut
berasal dari populasi yang terdistribusi normal dan sebaliknya.
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas data hasil belajar dengan menggunakan sistem
Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 20.0. Kriteria pengujian
yang digunakan adalah nilai signifikansi (p) yang diperoleh lebih besar dari α
= 0,05. Maka, data tersebut homogen.
c. Uji Hipotesis
Setelah data dinyatakan berdistribusi normal, maka memenuhi syarat
dilakukan analisis statistik inferensial untuk menguji hipotesis dengan
76
menggunakan statistik uji t (Pairedsample t test) pada taraf signifikansi α =
0,05. Adapun kriteria pengujiannya adalah jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima,
dan jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, atau jika p-value > α maka H0 diterima,
dan jika p-value < α maka H0 ditolak. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan sistem Statistical Package for Social Science (SPSS) versi
20.0.
77
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini, dipaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan
akan dibahas secara terinci berdasarkan data yang diperoleh di lapangan.
Berdasarkan data hasil penelitian ini, diperoleh dua kelompok. Kelompok
pertama adalah kelompok kontrol (kelas kontrol) yaitu kelas X 3 dan
kelompok kedua adalah kelompok eksperimen (kelas eksperimen) yaitu kelas
X 1 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Sesuai dengan jenis
penelitian yang dilakukan, hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif
kuantitatif yang dinyatakan dalam bentuk angka-angka untuk mengetahui
keefektifan media lingkungan dalam pembelajaran menulis laporan hasil
observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.
Data dalam penelitian ini meliputi: (1) deskripsi data hasil menulis
laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan, (2)
deskripsi data hasil menulis laporan hasil observasi dengan menggunakan
media gambar (konvensional), (3) uji prasyarat analisis data, (4) keefektifan
penggunaan media lingkungan dalam pembelajaran menulis laporan hasil
observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Data
yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis
78
statistik deskriptif dan analisisis statistik inferensial jenis uji normalitas, uji
homogenitas, dan uji t program SPSS 20 Windows. Penyajian hasil analisis
terdiri atas dua, yaitu penyajian data nilai siswa kelas kontrol dan nilai siswa
kelas eksperimen. Sesuai dengan penarikan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik acak dengan teknik penentuan
sampel yaitu simple random sampling. Maka, diperoleh kelas X 3 sebagai
kelas kontrol dan X 1 sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrol dibiarkan
berjalan seperti biasanya dalam artian dalam pembelajaran yang biasanya
dilakukan oleh guru yakni pembelajaran secara konvensional yang dilakukan
oleh guru dalam kelas, sedangkan kelas eksperimen mendapat perlakuan
baru berupa penggunaan media lingkungan sekolah yang diterapkan oleh
peneliti. Adapun penyajiannya sebagai berikut:
1. Deskripsi Hasil Menulis Teks Laporan Hasil Observasi (Kelas Kontrol)
Kelas kontrol merupakan kelas yang diajar menulis teks laporan hasil
observasi dengan cara konvensional yang biasa dilakukan oleh guru dengan
pembelajaran menggunakan media gambar. Data yang diperoleh pada
siswa kelas X 3 terdiri atas data hasil pretes yang diperoleh sebelum siswa
diberikan perlakuan dan data hasil postes yang diperoleh setelah siswa
mendapatkan perlakuan sesuai dengan perlakuan yang dilakukan oleh guru
mata pelajaran bahasa Indonesia pada saat pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi. Hasil belajar siswa pada pretes dan postes
digambarkan melalui analisis statistik deskriptif.
79
a. Analisis Data Pretes
Berdasarkan hasil analisis data pretes dengan 26 orang siswa yang
dianalisis menggambarkan bahwa tidak ada seorang siswa yang mendapat
nilai maksimal (100). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80 hanya
diperoleh satu orang siswa (3,8%), sedangkan nilai terendah yaitu 61 yang
diperoleh satu orang siswa (3,8%). Berdasarkan hal tersebut, uraian data
perolehan nilai tertinggi sampai nilai terendah beserta frekuensinya dapat
dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pretes Kelas
Kontrol
No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)
1. 61 1 3,8
2. 63 2 7,7
3 65 1 3,8
4. 66 2 7,7
5. 67 3 11,5
6. 68 1 3,8
7. 69 1 3,8
8. 70 2 7,7
9. 71 2 7,7
80
10. 72 2 7,7
11. 73 3 11,5
12. 74 1 3,8
13. 75 1 3,8
14. 76 2 7,7
15 78 1 3,8
16. 80 1 3,8
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi hingga nilai
terendah yang diperoleh siswa yaitu: siswa yang mendapat nilai tertinggi
yaitu 80 hanya diperoleh satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai
78 hanya diperoleh satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 76
diperoleh dua orang siswa (7,7); siswa yang mendapat nilai 75 diperoleh
satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 74 diperoleh satu orang
siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 73 diperoleh tiga orang siswa
(11,5%); siswa yang mendapat nilai 72 diperoleh dua orang siswa (7,7%);
siswa yang mendapat nilai 71 diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang
mendapat nilai 70 diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang mendapat
nilai 69 diperoleh satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 68
diperoleh satu orang siswa (3,8%); siswa yang mendapat nilai 67 diperoleh
81
tiga orang siswa (11,5%); siswa yang mendapat nilai 66 diperoleh dua orang
siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 65 diperoleh satu orang siswa
(3,8%); siswa yang mendapat nilai 63 diperoleh dua orang siswa (7,7%);
siswa yang mendapat nilai 61 diperoleh satu orang siswa (3,8%). Frekuensi
perolehan nilai hasil pretes tersebut dapat ditunjukkan pada diagram berikut:
Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol
82
Berdasarkan perolehan nilai, frekuensi, dan persentase pada tabel 4.1,
selanjutnya nilai-nilai tersebut dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Hal
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Frekuensi Total Nilai Hasil Pretes Kelas Kontrol
Interval
Frekuensi Persentase (%) Kategori
86 - 100 - - Baik Sekali
75 -85 5 19,2 Baik
56 - 74 21 80,8 Cukup
10 - 55 - - Kurang
0 - 9 - - Sangat Kurang
Jumlah 26 100
Adaptasi dari Nurgiantoro (2012:253) Berdasarkan klasifikasi nilai hasil pretes pada kelas kontrol pada tabel
4.2 menunjukkan bahwa tidak seorang pun siswa yang memeroleh nilai pada
kategori Baik sekali. Siswa berada pada kategori baik diperoleh 5 orang
siswa (19,2%); dan siswa berada pada kategori cukup diperoleh 21 orang
siswa (80,8%). Berdasarkan pada tabel di atas, nilai hasil pretes menulis teks
83
laporan hasil observasi pada kelas kontrol siswa kelas X 3 SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada kategori cukup.
Berdasarkan dengan perolehan nilai siswa maka dilakukan analisis
statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), median, modus,
standar deviasi, variance, range, nilai tertinggi, dan nilai terendah, data hasil
pretes menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X 3 SMA Negeri 1
Mallusetasi. Untuk lebih lebih jelasnya, rangkuman karakteristik distribusi nilai
yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Pretes Kelas Kontrol No. Statistik Nilai Statistik
1. Jumlah sampel 26
2. Rata-rata (mean) 70,23
3. Median 70,50
4. Modus 73 dan 67
5. Standar Deviasi 4,81
6. Variance 23,22
7. Range 19
8. Nilai tertinggi (Maksimum) 80
9. Nilai terendah (Minimum) 61
84
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa data hasil pretes
kelas kontrol dari 26 jumlah sampel nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu
70,23; median yaitu 70,50; modus yaitu 73 dan 67; standar deviasi yaitu 4,81;
variance yaitu 23,22; range yaitu 19; nilai tertinggi yaitu 80; dan nilai terendah
yaitu 61. Berdasarkan uraian data hasil pretes pada kelas kontrol tersebut
maka disimpulkan bahwa nilai yang dapat dicapai oleh siswa kelas X 3 SMA
Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru pada menulis teks laporan hasil
observasi sebelum diberikan perlakuan berada pada rentang nilai 61 sampai
dengan nilai 80.
Selanjutnya, nilai tersebut kemudian dikonfirmasikan ke dalam Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah di SMA
Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru untuk mata pelajaran bahasa
Indonesia pada kelas X yaitu 75. Sesuai dengan nilai perolehan siswa pada
data hasil pretes pada kelas kontrol dalam menulis teks laporan hasil
observasi yang dikonfirmasikan terhadap nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat dikonversikan ke
dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
85
Tabel 4.4 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Pretes Kelas Kontrol
No. Perolehan nilai Frekuensi Persentase
1. ≥ 75 5 19,2%
2. ≤ 75 21 80,8%
Jumlah 26 100%
Berdasarkan pada tabel 4.4 dapat dikemukakan bahwa tingkat
kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada hasil pretes kelas
kontrol siswa kelas X 3 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dapat
dikatakan belum memadai karena terdapat 5 orang siswa (19,2%) dari 26
orang siswa berada pada kategori tuntas atau mencapai Krieteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 75, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 21 orang siswa
(80,8%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan
menulis teks laporan hasil observasi pada siswa SMA Negeri 1 Mallusetasi
Kabupaten Barru untuk hasil pretes pada kelas kontrol belum memadai
apabila dikonfirmasikan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
sudah ditetapkan oleh pihak sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia
86
kelas X, yaitu siswa dinyatakan mampu apabila jumlah siswa mencapai 85%
yang memeroleh nilai 75 ke atas ( ≥ 75).
b. Analisis Data Postes
Berdasarkan hasil analisis data postes dengan 26 orang siswa yang
dianalisis menggambarkan bahwa tidak ada seorang siswa yang mendapat
nilai maksimal (100). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 88 yang
diperoleh dua orang siswa (7,7%), sedangkan nilai terendah yaitu 72 yang
diperoleh satu orang siswa (3,8%). Berdasarkan hal tersebut, uraian data
perolehan nilai tertinggi sampai nilai terendah beserta frekuensinya dapat
dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Postes Kelas
Kontrol _____________________________________________________________
No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)
1. 72 1 3,8
2. 73 1 3,8
3 74 3 11,5
4. 75 5 19,2
5. 76 2 7,7
6. 79 1 3,8
7. 80 3 11,5
87
8. 81 2 7,7
9. 82 2 7,7
10. 83 2 7,7
11. 85 2 7,7
12. 88 2 7,7
Jumlah 26 100
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi hingga nilai
terendah yang diperoleh siswa yaitu: siswa yang mendapat nilai tertinggi
yaitu 88 diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 85
diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 83 diperoleh
dua orang siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 82 diperoleh dua orang
siswa (7,7%); siswa yang mendapat nilai 81 diperoleh dua orang siswa
(7,7%); siswa yang mendapat nilai 80 diperoleh tiga orang siswa (11,5%);
siswa yang mendapat nilai 79 hanya diperoleh satu orang siswa (3,8%);
siswa yang mendapat nilai 76 diperoleh dua orang siswa (7,7%); siswa yang
mendapat nilai 75 diperoleh lima orang siswa (19,2%); siswa yang mendapat
nilai 74 diperoleh tiga orang siswa (19,2%); siswa yang mendapat nilai 73
diperoleh satu orang siswa (11,5%); siswa yang mendapat nilai 72 diperoleh
satu orang siswa (3,8%). Frekuensi perolehan nilai hasil postes tersebut
dapat ditunjukkan pada diagram berikut.
88
Gambar 4.2 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Postes Kelas
Kontrol
Berdasarkan perolehan nilai, frekuensi, dan persentase pada tabel 4.5,
selanjutnya nilai-nilai tersebut dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Hal
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
89
Tabel 4.6 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes pada Kelas Kontrol
Interval
Frekuensi Persentase (%) Kategori
86 - 100 2 7,7 Baik Sekali
75–85 19 73,1 Baik
56 - 74 5 19,2 Cukup
10–55 - - Kurang
0 -9 - - Sangat Kurang
Jumlah 26 100
Adaptasi dari Nurgiantoro (2012:253) Berdasarkan klasifikasi nilai hasil postes pada kelas kontrol pada tabel
4.6 menunjukkan bahwa siswa yang memeroleh nilai pada kategori baik
sekali diperoleh 2 orang siswa (7,7%). Siswa berada pada kategori baik
diperoleh 19 orang siswa (73,1%); dan siswa berada pada kategori cukup
diperoleh 5 orang siswa (19,2%). Berdasarkan pada tabel di atas, nilai hasil
postes kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada kelas kontrol
siswa kelas X 3 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada
kategori baik.
Berdasarkan dengan perolehan nilai siswa maka dilakukan analisis
statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), median, modus,
90
standar deviasi, variance, range, nilai tertinggi, dan nilai terendah, data hasil
postes menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X 3 SMA Negeri 1
Mallusetasi. Untuk lebih lebih jelasnya, rangkuman karakteristik distribusi nilai
yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.7 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil Postes
Kelas Kontrol No. Statistik Nilai Statistik
1. Jumlah sampel 26
2. Rata-rata (mean) 78,88
3. Median 79,50
4. Modus 75
5. Standar Deviasi 4,70
6. Variance 22,10
7. Range 16
8. Nilai tertinggi (Maksimum) 88
9. Nilai terendah (Minimum) 72
Berdasarkan tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa data hasil postes
kelas kontrol dari 26 jumlah sampel nilai rata-rata yang diperoleh siswa yaitu
78,88; median yaitu 79,50; modus yaitu 75; standar deviasi yaitu 4,70;
variance yaitu 22,10; range yaitu 16; nilai tertinggi yaitu 88; nilai terendah
91
yaitu 72. Berdasarkan uraian hasil postes keterampilan menulis eksposisi
pada kelas kontrol siswa kelas X 3 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten
Barru berada pada rentang nilai 72 sampai dengan nilai 88. Selanjutnya, nilai
tersebut kemudian dikonfirmasikan ke dalam Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah di SMA Negeri 1 Mallusetasi
untuk mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas X yaitu 75. Sesuai
dengan nilai perolehan siswa pada data hasil postes keterampilan menulis
eksposisi yang dikonfirmasikan terhadap nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat dikonversikan ke
dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.
Tabel 4.8 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Postes
Kelas Kontrol No. Perolehan nilai Frekuensi Persentase
1. ≥ 75 21 80,8%
2. ≤ 75 5 19,2%
Jumlah 26 100%
Berdasarkan pada tabel 4.8 di atas dapat dikemukakan bahwa tingkat
keampuan menulis teks laporan hasil observasi pada hasil postes kelas
kontrol siswa kelas X 3 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dapat
92
dikatakan cukup memadai karena terdapat 21 orang siswa (80,8%) dari 26
orang siswa berada pada kategori tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 75, sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 5 orang siswa
(19,2%). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan
menulis teks laporan hasil observasi siswa SMA Negeri 1 Mallusetasi
Kabupaten Barru untuk hasil postes pada kelas kontrol cukup memadai
apabila dikonfirmasikan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
sudah ditetapkan oleh pihak sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas X, yaitu siswa dinyatakan mampu apabila jumlah siswa mencapai 85%
yang memeroleh nilai 75 ke atas ( ≥ 75).
a. Analisis Data Pretes
Berdasarkan hasil analisis data pretes pada pada kelas eksperimen
dengan 24 orang siswa yang dianalisis menggambarkan bahwa tidak ada
seorang siswa yang mendapat nilai maksimal (100). Nilai tertinggi yang
diperoleh siswa yaitu 82 yang hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%),
sedangkan nilai terendah yaitu 60 diperoleh satu orang siswa (4,2%).
Berdasarkan hal tersebut, uraian data perolehan nilai tertinggi sampai nilai
terendah beserta frekuensinya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.
93
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Pretes Kelas Eksperimen _____________________________________________________________
No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)
1. 61 1 4,2
2. 62 2 8,3
3 63 1 4,2
4. 65 3 12,5
5. 67 2 8,3
6. 68 3 12,5
7. 70 1 4,2
8. 71 1 4,2
9. 72 3 12,5
10. 74 1 4,2
11. 75 1 4,2
12. 76 2 8,3
13. 78 1 4,2
14. 80 1 4,2
15. 83 1 4,2
Jumlah 24 100
94
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi hingga nilai
terendah yang diperoleh siswa yaitu: siswa yang mendapat nilai tertinggi
yaitu 83 hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai
80 diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 78
diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 76 diperoleh
dua orang siswa (8,3%); siswa yang mendapat nilai 75 diperoleh satu orang
siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 74 diperoleh satua orang siswa
(4,2%); siswa yang mendapat nilai 72 diperoleh tiga orang siswa (12,5%);
siswa yang mendapat nilai 71 diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang
mendapat nilai 70 diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat
nilai 68 diperoleh tiga orang siswa (12,5%); siswa yang mendapat nilai 67
diperoleh dua orang siswa (8,3%); siswa yang mendapat nilai 65 diperoleh
tiga orang siswa (12,5%); siswa yang mendapat nilai 63 diperoleh satu orang
siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 62 diperoleh dua orang siswa
(8,3%); siswa yang mendapat nilai 61 diperoleh satu orang siswa (4,2%).
Frekuensi perolehan nilai hasil pretes tersebut dapat ditunjukkan pada
diagram berikut:
95
Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Pretes Kelas
Eksperimen
Berdasarkan perolehan nilai, frekuensi, dan persentase pada tabel 4.9,
selanjutnya nilai-nilai tersebut dideskripsikan berdasarkan kategori nilai. Hal
ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
96
Tabel 4.10 Frekuensi Total Nilai Hasil Pretes Kelas Eksperimen
Interval
Frekuensi Persentase (%) Kategori
86 – 100 - - Baik Sekali
75 -85 6 25 Baik
56 - 74 18 75 Cukup
10 - 55 - - Kurang
0 -9 - - Sangat Kurang
Jumlah 24 100
Adaptasi dari Nurgiantoro (2012:253) Berdasarkan klasifikasi nilai hasil pretes pada kelas kontrol pada tabel
4.10 menunjukkan bahwa tidak seorang pun siswa yang memeroleh nilai
pada kategori baik sekali. Siswa berada pada kategori baik diperoleh 6 orang
siswa (25%). Selanjutnya, siswa berada pada kategori cukup diperoleh 18
orang siswa (75%). Berdasarkan pada tabel di atas, nilai hasil pretes menulis
teks laporan hasil observasi pada kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA
Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada kategori cukup.
Berdasarkan dengan perolehan nilai siswa maka dilakukan analisis
statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), median, modus,
standar deviasi, variance, range, nilai tertinggi, dan nilai terendah, data hasil
97
pretes menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X 1 SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru. Untuk lebih lebih jelasnya, rangkuman
karakteristik distribusi nilai yang diperoleh siswa ditunjukkan pada tabel 4.11
berikut ini.
Tabel 4.11 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil
Pretes Kelas Eksperimen No. Statistik Nilai Statistik
1. Jumlah sampel 24
2. Rata-rata (mean) 70
3. Median 71
4. Modus 65; 68; 72
5. Standar Deviasi 5,97
6. Variance 35,73
7. Range 22
8. Nilai tertinggi (Maksimum) 83
9. Nilai terendah (Minimum) 61
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa data hasil
pretes kelas eksperimen dari 24 jumlah sampel nilai rata-rata yang diperoleh
siswa yaitu 70; median yaitu 71; modus yaitu 65; 68; dan 72 standar deviasi
98
yaitu 5,97; variance yaitu 35,73; range yaitu 22; nilai tertinggi yaitu 83; nilai
terendah yaitu 61. Berdasarkan uraian data hasil pretes keterampilan menulis
eksposisi pada kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 SMA Negeri
Mallusetasi berada pada rentang nilai 61 sampai dengan nilai 83.
Selanjutnya, nilai tersebut kemudian dikonfirmasikan ke dalam Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah di SMA
Negeri 1 Mallusetasi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia pada kelas X
yaitu 75. Sesuai dengan nilai perolehan siswa pada data hasil pretes
keterampilan menulis eksposisi yang dikonfirmasikan terhadap nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat
dikonversikan ke dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini.
Tabel 4.12 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Pretes
Kelas Eksperimen No. Perolehan nilai Frekuensi Persentase
1. ≥ 75 6 60,7%
2. ≤ 75 18 69,3%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan pada tabel 4.12 di atas dapat dikemukakan bahwa
tingkat kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada hasil pretes
99
kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 dapat dikatakan belum
memadai karena terdapat 6 orang siswa (25%) dari 24 orang siswa berada
pada kategori tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
75. Sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 18 orang siswa (75%). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan menulis teks laporan
hasil observasi pada siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten
Barru untuk hasil pretes pada kelas eksperimen belum memadai apabila
dikonfirmasikan dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah
ditetapkan oleh pihak sekolah pada mata pelajaran bahasa Indonesia kelas
X, yaitu siswa dinyatakan mampu apabila jumlah siswa mencapai 85% yang
memeroleh nilai 75 ke atas ( ≥ 75).
b. Analisis Data Postes
Berdasarkan hasil analisis data postes dengan 24 orang siswa yang
dianalisis menggambarkan bahwa tidak ada seorang siswa yang mendapat
nilai maksimal (100). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90 yang
diperoleh empat orang siswa (16,6%), sedangkan nilai terendah yaitu 73
hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%). Berdasarkan hal tersebut, uraian
data perolehan nilai tertinggi sampai nilai terendah beserta frekuensinya
dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini.
100
Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Hasil Postes Kelas Eksperimen
___________________________________________________________
No. Nilai Siswa Frekuensi Persentase (%)
1. 73 1 4,2
2. 74 1 4,2
3 75 2 8,3
4. 76 1 4,2
5. 77 1 4,2
6. 78 1 4,2
7. 79 1 4,2
8. 80 2 8,3
9. 81 1 4,2
10. 82 2 8,3
11. 83 2 8,3
12. 84 1 4,2
13. 85 3 12,5
14. 89 1 4,2
15. 90 4 16,6
Jumlah 24 100
101
Berdasarkan tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi hingga
nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu: siswa yang mendapat nilai tertinggi
yaitu 90 diperoleh empat orang siswa (16,6%); siswa yang mendapat nilai 89
diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 85 diperoleh
tiga orang siswa (12,5%); siswa yang mendapat nilai 84 diperoleh satu orang
siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 83 diperoleh dua orang siswa
(8,3%); siswa yang mendapat nilai 82 diperoleh dua orang siswa (8,3%);
siswa yang mendapat nilai 81 diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang
mendapat nilai 80 diperoleh dua orang siswa (8,3%); siswa yang mendapat
nilai 79 hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai
78 hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 77
hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 76
diperoleh satu orang siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 75 diperoleh
dua orang siswa (8,3%); siswa yang mendapat nilai 74 diperoleh satu orang
siswa (4,2%); siswa yang mendapat nilai 73 diperoleh satu orang siswa
(4,2%). Frekuensi perolehan nilai hasil pretes tersebut dapat ditunjukkan
pada diagram berikut:
102
Gambar 4.4 Diagram Batang Frekuensi Perolehan Nilai Hasil Postes pada Kelas Eksperimen
Berdasarkan perolehan nilai, frekuensi, dan persentase pada tabel
4.13, selanjutnya nilai-nilai tersebut dideskripsikan berdasarkan kategori nilai.
Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
103
Tabel 4.14 Frekuensi Total Nilai Hasil Postes pada Kelas Eksperimen
Interval
Frekuensi Persentase (%) Kategori
86 - 100 5 20,8 Baik Sekali
75 - 85 17 70,8 Baik
54 - 74 2 8,3 Cukup
10 - 55 - - Kurang
0 - 9 - - Sangat Kurang
Jumlah 24 100
Adaptasi dari Nurgiantoro (2012:253) Berdasarkan klasifikasi nilai hasil pretes pada kelas kontrol pada tabel
4.13 menunjukkan bahwa siswa memeroleh nilai pada kategori baik sekali
sebanyak 5 orang siswa (20,8%) yang memeroleh nilai pada kategori baik
sebanyak 17 orang siswa (70,8%) dan 2 orang siswa (8,3%) memeroleh nilai
pada kategori cukup. Berdasarkan pada tabel di atas, nilai hasil postes
kemapuan menulis laporan teks observasi pada kelas eksperimen siswa
kelas X 1 SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada kategori
baik.
Berdasarkan dengan perolehan nilai siswa maka dilakukan analisis
statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai rata-rata (mean), median, modus,
104
standar deviasi, variance, range, nilai tertinggi, dan nilai terendah, data hasil
postes kemampuan menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X 1
SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru . Untuk lebih lebih jelasnya,
rangkuman karakteristik distribusi nilai yang diperoleh siswa ditunjukkan pada
tabel 4.15 berikut ini.
Tabel 4.15 Karakteristik Rangkuman Nilai Statistik Deskriptif Hasil
Postes pada Kelas Eksperimen No. Statistik Nilai Statistik
1. Jumlah sampel 24
2. Rata-rata (mean) 81,91
3. Median 80
4. Modus 90
5. Standar Deviasi 5,42
6. Variance 29,38
7. Range 17
8. Nilai tertinggi (Maksimum) 90
9. Nilai terendah (Minimum) 73
Berdasarkan tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa data hasil
postes kelas eksperimen dari 24 jumlah sampel nilai rata-rata yang diperoleh
siswa yaitu 81,91; median yaitu 80; modus yaitu 90; standar deviasi yaitu
105
5,42; variance yaitu 29,38; range yaitu 17; nilai tertinggi yaitu 90; nilai
terendah yaitu 73. Berdasarkan uraian data hasil postes keterampilan
menulis eksposisi pada kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru berada pada rentang nilai 73 sampai dengan
nilai 90. Selanjutnya, nilai tersebut kemudian dikonfirmasikan ke dalam
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah
di SMA Negeri 1 Mallusetasi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia pada
kelas X yaitu 75. Sesuai dengan nilai perolehan siswa pada data hasil postes
keterampilan menulis eksposisi yang dikonfirmasikan terhadap nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia, maka dapat
dikonversikan ke dalam tabel klasifikasi tingkat kemampuan siswa. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut ini.
Tabel 4.16 Distribusi dan Persentase Kriteria Ketuntasan Hasil Postes
pada Kelas Eksperimen No. Perolehan nilai Frekuensi Persentase
1. ≥ 75 22 91,7%
2. ≤ 75 2 8,3%
Jumlah 24 100%
Berdasarkan pada tabel 4.16 di atas dapat dikemukakan bahwa
tingkat kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada hasil postes
106
kelas eksperimen siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 Mallusetasi dapat dikatakan
sangat memadai karena terdapat 22 orang siswa (91,7%) dari 24 orang siswa
berada pada kategori tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 75. Sedangkan siswa yang belum tuntas atau belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 2 orang siswa (8,3%). Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan menulis teks laporan
hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah siswa SMA
Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru untuk hasil postes pada kelas
eksperimen sangat memadai, apabila dikonfirmasikan dengan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah pada
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X yaitu siswa dinyatakan mampu
apabila jumlah siswa mencapai 85% yang memeroleh nilai 75 ke atas ( ≥ 75).
3. Uji Prasyarat Analisis Data
Berdasarkan pada hasil analisis data tes kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat diketahui keefektifan penggunaan media lingkungan
sekolah dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi siswa
kelas X di SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Untuk menganalisis
keefektifan penggunaan media lingkugan sekolah digunakan teknik analisis
statistik inferensial atau uji t. Hasil analisis statistika infernsial dimaksudkan
untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
Sebelum melakukan analisis inferensial terlebih dahulu dilakukan beberapa
107
pengujian persyaratan analisis, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh dari hasil
penelitian berdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya, barulah dapat
diadakan uji hipotesis untuk mengetahui data yang diperoleh dari hasil
penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas ekperimen.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data tentang hasil tes
kemampuan menulis teks laporan hasil observasi pada kelompok kelas
kontrol dan kelompok kelas eksperimen dari populasi yang berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20 model perhitungan
Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria jika nilai p-value > α atau Sig. > 0,05
maka data dinyatakan berdistribusi normal, tetapi jika nilai Sig. < 0,05 maka
data dinyatakan tidak berdistribusi normal dengan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
H0 : Data tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Berikut ini uji normalitas untuk data yang berasal dari kelompok kelas
kontrol dan kelompok kelas eksperimen disajikan dalam bentuk tabel 4.17
dan tabel 4.18 berikut ini:
108
Tabel 4.17 Uji Normalitas Kelas Kontrol
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest .095 26 .200* .986 26 .974
postest .192 26 .015 .926 26 .063
a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 4.18 Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
pretest .131 24 .200* .966 24 .569
postest .113 24 .200* .941 24 .169
a. Lilliefors Significance Correction
1. Kelas Kontrol
a) Pretes
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan
SPSS 20 For Windows pada tabel 4.17 diperoleh nilai p sig = 0,200 atau
109
p sig < = 0,05. Ini berarti H0 diterima, ini berarti data pada Pretes kelas
kontrol merupakan data yang berdistribusi normal.
b) Postes
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan SPSS
20 For Windows pada tabel 4.16 diperoleh nilai p sig = 0,015 atau psig > =
0,05. Ini berarti H0 diterima. Ini berarti data Postes kelas kontrol merupakan
data yang berdistribusi normal.
2. Kelas Eksperimen
a) Pretes
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan SPSS
20 For Windows diperoleh nilai p sig = 0,200 atau psig < = 0,05. Ini berarti
H0 diterima, yang berarti data pada Pretes merupakan data yang
berdistribusi normal.
b) Postes
Berdasarkan hasil analisis uji normalitas dengan menggunakan SPSS
20 For Windows diperoleh nilai p sig = 0,200 atau psig < = 0,05. Ini berarti
H0 ditolak atau H1 diterima, yang berarti data pada Pretes merupakan data
yang berdistribusi normal. Hasil uji normalitas yang ditunjukkan pada uji
normalitas kelas kontrol dan uji normalitas kelas eksperimen menunjukkan
bahwa keseluruhan data dari kedua kelas (kelas kontrol dan kelas
110
eksperimen) berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Selanjutnya,
setelah data tersebut dinyatakan normal maka dapat dianalisis melalui uji
homogenitas untuk mengetahui data tersebut homogen atau tidak homogen
sebelum dianalisis melalui uji-t.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kedua sampel yang
diambil homogeny (mempunyai varians yang sama). Pengujian homogenitas
menggunakan SPSS 20 For Windows dengan analisis Levene Statistic Test.
Kriteria pengujian yaitu: Jika nilai signifikansi (p) yang diperoleh lebih besar
dari nilai α = 0,05 maka data tersebut homogen. Adapun hasil analisis dapat
dilihat pada tabel 4.19 berikut ini:
Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Kelas kontrol dan Kelas Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
pretest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.190 8 14 .028
Berdasarkan tabel 4.18 hasil analisis uji homogenitas diperoleh nilai
sig = 0,028. Syarat agar data berasal dari populasi yang homogen (sama)
111
apabila p - value atau sig > α, α = 0,05. Nilai sig = 0,028 berarti nilai sig data
hasil tes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen lebih besar dari nilai α =
0,05. Jadi, H0 diterima. Berdasarkan pada hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa variansi populasi berasal dari populasi yang sama
(homogen).
4. Analisis Statistik Inferensial Keefektifan Penggunaan Media Lingkungan Sekolah
Analisis keefektifan penggunaan media lingkungan sekolah dalam
pembelajaran menulis laporan observasi siswa kelas X SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru menggunakan analisis statistik inferensial.
Analisis tersebut berdasarkan hasil analisis data hasil tes menulis laporan
hasil observasi menggunakan media gambar pada kelas kontrol (kelas X 3)
dan data hasil tes menulis laporan hasil observasi menggunakan media
lingkungan pada kelas eksperimen (kelas X 1). Hasil analisis statistika
inferensial dimaksudkan untuk menjawab hipotesis penelitian yang telah
dirumuskan.
Nilai perolehan siswa dianalisis dengan menggunakan uji t jenis
independent samples test untuk mengetahui hasil hipotesis alternatif (H1)
diterima dan (H0) ditolak, apabila nilai t hitung≥ nilai t tabel. Sebaliknya, (H1)
ditolak dan (H0) diterima apabila nilai t hitung< nilai t tabel. Dengan kata lain,
hipotesis diterima apabila t hitung lebih besar atau sama dengan t tabel pada
112
taraf signifikan 0,05. Hasil analisis statistika independent samples test
diuraikan pada tabel 4.20 sebagai berikut:
Tabel 4.20 Hasil Analisis Statistika Inferensial Independent Sample Test Nilai
Menulis Teks Laporan Hasil Observasi Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru pada Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai
Ujian
Equal
variances
assumed
-255 -616 -2.117 48 .039 -3.03205 1.43205 -5.91138 -.15273
Equal
variances
not
assumed
-2.105 45.742 .041 -3.03205 1.44034 -5.93174 -.13236
Berdasarkan hasil analisis statistika inferensial pada tabel 4.20 di atas
menunjukkan bahwa koefesien beda antara nilai kemampuan menulis teks
laporan hasil observasi yang menggunakan media gambar (konvensional)
113
dengan nilai kemampuan menulis teks laporan hasil observasi yang
menggunakan media lingkungan sekolah pada siswa kelas X SMA Negeri 1
Mallusetasi Kabupaten Barru yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Nilai
keefektifan penggunaan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran
menulis teks laporan hasil observasi siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi
Kabupaten Barru diperoleh nilai t yaitu 2,117 dengan signifikan p = 0,039
karena nilai p > α = 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis
alternatif (H1) diterima. Berdasarkan pada hasil analisis uji hipotesis bahwa
terdapat perbedaan secara signifikan antara nilai menulis teks laporan hasil
observasi menggunakan media gambar dengan nilai menulis teks laporan
hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah. Dengan
demikian, penggunaan media lingkungan sekolah efektif diterapkan dalam
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi pada siswa kelas X SMA
Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan tentang temuan-temuan yang diperoleh
dari hasil analisis data penelitian tentang hasil pembelajaran menulis teks
laporan hasil observasi yang menggunakan media gambar dan hasil
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi yang menggunakan
media lingkungan sekolah pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi
114
Kabupaten Barru. Penggunaan media pada pembelajaran bermaksud untuk
meningkatkan pencapaian hasil proses belajar mengajar yang maksimal dan
kegiatan belajar diharapkan dapat lebih menarik bagi siswa. Dengan
demikian diperlukan kreativitas dan inovatif dari guru untuk memanfaatkan
media dalam proses pembelajaran.
1. Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi dengan
Menggunakan Media Gambar pada Kelas Kontrol Berdasarkan hasil analisis deskriptif data pretes dan postes pada
kelas kontrol dengan pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi
dengan menggunakan media gambar mengalami peningkatan. Hal ini
ditunjukkan dari 26 orang siswa rata-rata hasil pretes yaitu 70,23
berdasarkan pada kategori nilai berada pada kategori cukup, nilai tertinggi
yang diperoleh siswa yaitu 80 hanya diperoleh satu orang siswa (3,8%)
sedangkan nilai terendah yaitu 61 diperoleh satu orang siswa (3,8%),
pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 5 orang siswa (19,2%)
mencapai ketuntasan dan 21 orang siswa (80,8%) tidak mencapai ketuntasan
dalam pembelajaran. Adapun hasil postes mengalami peningkatan dengan
perolehan nilai rata-rata yaitu 78,88, berdasarkan pada kategori nilai berada
pada kategori baik, nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 88 diperoleh dua
orang siswa (7,7%) sedangkan nilai terendah yaitu 72 diperoleh satu orang
siswa (3,8%), pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 21 orang
siswa (80,8%) mencapai ketuntasan dan 5 orang siswa (19,2%) tidak
115
mencapai ketuntasan dalam pembelajaran. Jadi dapat dikatakan bahwa hasil
pretes ke postes pada kelas kontrol mengalami peningkatan namun
peningkatan tidak secara signifikan.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kelas kontrol selama proses
pembelajaran, siswa mengalami kendala dan hambatan dalam menulis teks
laporan hasil observasi. Hal ini disebabkan antara lain adalah: (1) tampak
sebagian siswa sulit menciptakan ide, mengembangkan ide, pikiran
menuangkan gagasannya dalam menulis; (2) kurangnya minta menulis yang
dimiliki oleh siswa; (3) kurangnya motivasi dalam menulis; (4) kurangnya
kreatif guru dalam melakukan inovasi dalam memanfaatkan media
pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelas kontrol setelah
diberikan perlakuan dengan memberikan penjelasan tentang menulis teks
laporan hasil observasi maka hasil pembelajaran mengalami peningkatan.
Meningkatnya hasil pembelajaran yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari
peran seorang guru dalam memilih dan memanfaatkan media pembelajaran.
Menurut Susilana dan Riyana (2011:176) pembelajaran adalah suatu
kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa dan guru dengan
menggunakan beberapa sumber belajar baik dalam situasi kelas maupun di
luar kelas. Dalam arti media yang digunakan untuk pembelajaran tidak selalu
identik dengan situasi kelas dalam pola pengajaran konvensional namun
proses belajar tanpa kehadiran gurupun dan lebih mengandalkan media
termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, dapat
116
disimpulkan bahwa meningkatnya hasil pembelajaran salah satu faktor
pendukungnya adalah guru mampu menggunakan berbagai sumber belajar.
2. Kemampuan Menulis Teks Laporan Hasil Observasi dengan
Menggunakan Media Lingkungan Sekolah pada Kelas Eksperimen Data hasil tes siswa yang berjumlah 24 orang siswa telah diberikan
pretes dan postes ditemukan adanya perbedaan yang berdasarkan pada
hasil analisis deskriptif. Data pretes kelas ekprerimen menunjukkan bahwa
rata-rata hasil tes siswa yaitu 70, berdasarkan pada kategori nilai berada
pada kategori baik dengan frekuensi 6 orang siswa (25%), kategori cukup
dengan frekuensi 18 orang siswa (75%); nilai tertinggi yang diperoleh siswa
yaitu 83 hanya diperoleh satu orang siswa (4,2%) sedangkan nilai terendah
yaitu 61 hanya diperoleh orang siswa (4,2%), pencapaian Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yaitu 6 orang siswa (25%) mencapai ketuntasan dan 18 orang
siswa (75%) tidak mencapai ketuntasan dalam pembelajaran.
Adapun hasil postes mengalami peningkatan dari pretes dengan
perolehan nilai rata-rata yaitu 81,91, berdasarkan pada kategori nilai berada
pada kategori baik sekali dengan frekuensi 5 orang siswa (20,8%), kategori
baik dengan frekuensi 17 orang siswa (70,8%); dan kategori cukup berjumlah
2 orang siswa (8,3%).Nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 90 diperoleh
empat orang siswa (16,6%) sedangkan nilai terendah yaitu 73 hanya
diperoleh satu orang siswa (4,2%); pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu 22 orang siswa (91,7%) yang mencapai ketuntasan dalam
117
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi sedangkan hanya dua
orang siswa (8,3%) yang tidak mencapai KKM. Jadi dapat dikatakan bahwa
hasil pretes ke postes pada kelas eksperimen mengalami peningkatan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kemampuan menulis teks
laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah
siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru setelah diberikan
perlakuan sangat memadai
Meningkatnya hasil postes pada kelas eksperimen yang dicapai oleh
siswa dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi karena
penerapan media lingkungan sekolah. Melalui penerapan media lingkungan
sekolah siswa termotivasi dalam belajar sehingga mampu merangsang
kreativitasnya. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh
Azhar (2013:89) bahwa media visual memegang peran yang sangat penting
dalam proses belajar. Melalui media lingkungan sekolah yang diterapkan
dalam pembelajaran dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat
ingatan dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan
hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Berdasarkan
uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media
lingkungan sekolah dalam proses belajar mengajar mampu membangkitkan
ide-ide siswa dalam menulis teks laporan hasil observasi.
118
3. Keefektifan Penggunaan Media Lingkungan Sekolah dalam Pembelajaran Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
Berdasarkan uraian hasil anlisis data statistik pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen tentang kemapuan menulis teks laporan hasil observasi
siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru. Menunjukkan
bahwa penggunaan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis
teks laporan hasil observasi lebih efektif diterapkan dalam proses
pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran menulis teks laporan hasil
observasi dengan menggunakan media gambar. Hal ini dapat dilihat terhadap
hasil tes pada kelas eksperimen dengan menerapkan penggunaan media
lingkungan sekolah lebih meningkat hasilnya daripada hasil tes pada kelas
kontrol yang menerapkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran
menulis teks laporan hasil observasi.
Hasil analisis data statistika inferensial indefendent samples test
antara kelas ekperimen dengan kelas kontrol menunjukkan bahwa
keefektifan penggunaan media gambar dalam menulis eksposisi pada kelas
ekperimen ini dapat diketahui dengan uji t. Hasil perhitungan diperoleh skor
nilai t sebesar 2,117 dan taraf signifikan p = 0,039. Apabila nilai p> α = 0,05
maka H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan hasil analisis data tersebut,
dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
penggunaan media lingkungan sekolah dalam pembelajaran menulis teks
hasil observasi (kelas eksperiemen) dengan pembelajaran yang menerapkan
119
media gambar dalam pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi
(kelas kontrol). Dengan demikian, hasil uji t independent samples test
menunjukkan bahwa penggunaan media lingkungan sekolah dalam menulis
teks laporan hasil observasi efektif diterapkan dalam proses pembelajaran
menulis teks laporan hasil observasi di kelas X SMA Negeri 1 Malusetasi
Kabupaten Barru .
Keefektifan penggunaan media lingkungan sekolah dalam menulis
teks laporan hasil observasi di kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten
Barru, peneliti dapat melihat keadaan siswa dalam proses pembelajaran.
Melalui penerapan media lingkungan sekolah siswa sangat termotivasi dalam
belajar, mampu mengembangkan ide-idenya, tidak merasa jenuh dan bosan
dalam mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan media lingkungan
sekolah dalam menulis teks laporan hasil observasi sangat membantu siswa
dalam mengembangkan kerangka pikir dalam menulis, dapat menimbulkan
daya tarik, memudahkan memahami. Hal ini sesuai dengan pendapat
Subana dan Sunarti (2009:322) mengemukakan bahwa media visual dapat
digunakan oleh guru untuk memberi gambaran tentang sesuatu sehingga
penjelasannya lebih konkret daripada bila diuraikan dengan kata-kata.
Melalui media lingkungan, guru dapat menerjemahkan ide-ide abstrak dalam
bentuk yang lebih realistik. Kelebihan media lingkungan sekolah dalam
pembelajaran antara lain: (1) sifatnya konkret, lebih realistik dibandingkan
dengan media verbal; (2) dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang
120
apa saja, (3) murah harganya (tidak perlu mengerluarkan biaya transportasi;
(4) dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya.
Penggunaan media lingkungan sekolah efektif diterapkan dalam
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi karena mudah dipahami
oleh siswa dan sifatnya visual konkret yang menampilkan objek sesuai
dengan bentuk dan wujud aslinya.
121
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan pada analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan dua kelompok yakni kelompok kontrol (kelas
kontrol) dan kelompok eksperimen (kelas eksperimen). Data hasil
penelitian menggunakan teknik analisis statistik deskriptif, pada kelas
kontrol kemampuan menulis teks laporan hasil observasi dengan
menggunakan media gambar. Setelah diberikan perlakuan hasil
pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa pada Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang telah ditetapkan pihak sekolah yaitu 21 orang siswa
(80,8) berhasil mencapai ketuntasan belajar atau berada di atas KKM dan
siswa yang tidak berhasil mencapai ketuntasan belajar atau berada di
bawah KKM sebanyak 5 orang siswa (19,2%).
2. Kelas eksperimen adalah kemampuan menulis teks laporan hasil
observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah. Hasil
pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa setelah diberikan perlakuan
pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh pihak
sekolah yaitu 22 orang siswa (91,7%) berhasil mencapai ketuntasan
122
belajar atau berada di atas KKM dan hanya dua orang siswa (8,3%) yang
tidak mencapai ketuntasan belajar atau berada di bawah KKM. Jadi
berdasarkan hal tersebut, maka tingkat kemampuan menulis teks
laporan hasil observasi dengan menggunakan media lingkungan sekolah
pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Mallusetasi Kabupaten Barru dapat
dikatakan sangat memadai.
3. Penggunaan media lingkungan sekolah lebih efektif diterapkan dalam
pembelajaran menulis teks laporan hasil observasi. Hasil pembelajaran
yang telah diperoleh siswa setelah diberikan perlakuan dengan
menerapkan penggunaan media lingkungan sekolah dalam menulis teks
laporan hasil observasi (kelas eksperimen) lebih tinggi daripada hasil
belajar yang diperoleh siswa dengan pembelajaran menulis teks laporan
hasil observasi yang menggunakan media gambar pada kelas kontrol.
Perbandingan hasil kemampuan kelas eksperiman dan kelas kontrol
menggunakan uji inferensial jenis uji-t independen samples test diperoleh
skor nilai t sebesar 2,117 dengan taraf signifikan p = 0,39, karena nilai p>
α = 0,05 maka hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1)
diterima.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka diajukan saran sebagai berikut:
123
1. Bagi guru Bahasa Indonesia, hendaknya memilih media yang sesuai
dalam kegiatan pembelajaran keterampilan menulis, sehingga siswa
dapat termotivasi dan tidak merasa jenuh belajar bahasa Indonesia agar
dapat mengembangkan ide-ide kreativitasnya dalam menulis.
2. Bagi siswa, hendaknya lebih aktif mengikuti pembelajaran bahasa
Indonesia dan lebih giat melakukan latihan menulis sehingga dapat
mencapai hasil yang lebih baik.
3. Para praktisi atau peneliti di bidang pendidikan bahasa diharapkan dapat
melakukan penelitian yang sejenis dengan media yang berbeda atau
model pembelajaran yang berbeda sehingga diperoleh berbagai alternatif
media pembelajaran dan model pembelajaran keterampilan menulis.
124
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama.
Akidah, Ihramsari. 2012. “Pembelajaran Menulis Paragraf Deskripsi Antara
yang Berbasis Media GambMakassar dengan Berbasis Media Lingkungan Sekolah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 21 Makassar”. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana UNM.
Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga. Akhadiah, Sabarti. 1997. Menulis I. Jakarta:: Universitas Terbuka. Aprihatiningsih. 2009. Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan. Jakarta:
EGC. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo. Dalman. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers. Densi, Marwa. 2010. Penerapan Media Gambar untuk Meningkatkan
Keterampilan Menulis Kreatif Cerpen Siswa KelasVIII SMP 4 Takalar. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar. Program Pasca Sarjana UNM.
Djiwandono, M. Soenardi. 2008. Tes Bahasa: Pegangan bagi Pengajar
Bahasa. Jakarta: Indeks. Enre, Fachruddin Ambo. 1994. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Ujung
Pandang: Badan Penerbit IKIP Ujung Pandang. Harjanto. 2011. Perencanan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Herdiansyah, Haris. 2013. Wawancara, Observasi, dan Focus Groups
sebagai Instrumen Penggalian Data Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Husamah. 2013. Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
125
Ibrahim, R. dan S., Nana Syaodih. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta :
Rineka Cipta. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2013. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: Rosda. Jabrohim. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yokyakarta: Pustaka Pelajar. Junus, Andi Muhammad, Andi Fatimah Junus. 2011. Keterampilan
Berbahasa Tulis. Makassar: Badan Penerbit UNM. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka. Kemdikbud. 2013. Bahasa Indonesia: Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Keraf, Gorys. 1995. Terampil Berbahasa Indonesia II (Petunjuk Guru Bahasa
Indonesia SMP). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. .................... 2004. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah. Komaruddin dan Supriatih. 2008. Panduan Kreatif Bahasa Indonesia untuk
SMK Kelas XII. Bogor: Yudistira. Kosasih, Engkos. 2012. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Yrama
Widya. Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas
X. Jakarta: Erlangga. Kurniawan, Khaeruddin. 2012. Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Perguruan
Tinggi. Bandung: Refika Aditama. Muhtar. 2013. Efektivitas Penggunaan Media Gambar dalam Pembelajaran
Menulis Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Segeri Kabupaten Pangkep. Tesis. Tidak Diterbitkan. Makassar: Program Pascasarjana UNM
126
Nurdin, Ade, dkk. 2005. Intisari Bahasa Indonesia untuk SMA. Bandung: Pustaka Setia.
Nurchasanah dan Widodo. 1993. Keterampilan Menulis dan Pengajarannya.
Malang: FS UM.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Nurjamal, Daeng. 2011. Penuntun Perkuliahan Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Terampil Berbahasa. Bandung: Alfabeta.
Nursalim, Mochamad. 2013. Pengembangan Media Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Akademia Permata. Nursyamsi. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis .Karangan Deskripsi dengan Menggunakan Media Gambar Murid Kelas V SD Inpres Malengkeri Bertingkat 1 Kota Makassar. Tesis. Tidak diterbitkan. Makassar; UNM. Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut. Yogyakarta. Kanisius. Sadiman, Arief S., dkk. 2006. Media Pendidikan (Pengertian,
Pengembangan, dan Pemanfaatannya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Salam. 2009. Pendidikan Penulisan Kreatif. Makassar: Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran (Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana. Semi, M. Atar. 2007. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa. Solchan, dkk. 1997. Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Universitas Terbuka. Subana dan Sunarti. 2009. Startegi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia
(Berbagai Pendekatan, Metode Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka setia.
Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
127
Sudjana, Nana. 2011. Teori Belajar untuk Pembelajaran. Bekasi: Binamitra
Publishing. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pres. Susilana, Rudi dan Riyana Cepi. 2011. Media Pembelajaran Hakikat,
Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wijono, Hs. 2005. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan
Keterampilan di Pergurusn Tinggi). Jakarta: Grasindo. Zainurrahman. 2011. Menulis: dari Teori Hingga Praktik ( Penawar Racun
Plagiarisme). Bandung: Alfabeta.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Mallusetasi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X 1 /Genap
Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (2 x 45 menit)
Tema/Pelajaran : Gemar Meneroka Alam Semesta
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Pencapaian Indikator Kompetensi
1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui laporan
hasil observasi.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif
dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk melaporkan hasil
observasi.
3.1 Memahami struktur dan kaidah laporan hasil observasi, baik melalui
lisan maupun tulisan.
4.2 Memproduksi laporan hasil observasi yang koheren sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan. C. Indikator
1. Memahami pengertian teks laporan hasil observasi.
2. Memahami sifat teks laporan hasil observasi.
3. Memahami struktur teks laporan hasil observasi.
4. Memahami kaidah teks laporan hasil observasi.
5. Menulis teks laporan hasil observasi.
D. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan yang ingin dicapai selama proses pembelajaran
berlangsung, yaitu:
1. Dengan memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru,
siswa dapat:
a. Menjelaskan pengertian laporan hasil observasi.
b. Menjelaskan sifat laporan hasil observasi.
2. Setelah membaca contoh teks laporan hasil observasi yang terdapat di
dalam buku, siswa dapat:
a. Mengidentifikasi ciri-ciri laporan hasil observasi.
b. Menentukan dan menjelaskan struktur atau langkah-langkah
penyusunan laporan hasil observasi.
c. Menentukan dan menjelaskan kaidah laporan hasil observasi.
3. Dengan mengamati objek atau lingkungan, siswa dapat membuat atau
menulis laporan hasil observasi dengan menggunakan ejaan yang
tepat.
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian Laporan Hasil Observasi
Kemdikbud (2013: 2) menyatakan bahwa teks laporan (yang dalam
bahasa Inggris disebut report) berisi penjabaran umum mengenai
sesuatu yang didasarkan pada hasil observasi. Hal tersebut
ditambahkan oleh pernyataan Kosasih (2013: 86) yang
mengemukakan bahwa laporan hasil observasi mengungkapkan fakta-
fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Melalui teks tersebut,
pembaca memperoleh sejumlah pengetahuan ataupun wawasan,
bukan hasil imajinasi.
2. Sifat Laporan Hasil Observasi
Laporan hasil observasi bersifat global dan universal. Hal itulah yang
membedakannya dengan teks deskripsi yang bersifat unik dan
individual. Misalnya, untuk melaporkan kehidupan harimau, kalian
dapat mulai dengan membuat klasifikasi jenis-jenis harimau, kemudian
memaparkan bentuk fisik, ciri-ciri, habitat, dan kebiasaan hidup
harimau itu (Kemdikbud, 2013: 3).
3. Struktur Laporan Hasil Observasi
Struktur laporan observasi berupa teks yang tersusun secara baku dan
lengkap, yakni mencakup pendahuluan, pembahasan, dan simpulan.
Teks itu dapat pula dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, dan
daftar pustaka (kosasih, 2013)
4. Kaidah Laporan Hasil Observasi
Kaidah laporan observasi menyajikan sejumlah data atau fakta sebagai
hasil pengamatan lapangan. Fakta tersebut dapat dilengkapi dengan
gambar grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan (Kosasih, 2013).
F. Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : saintifik (mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasi, dan jejaring)
2. Model : pembelajaran berbasis masalah
3. Teknik : ceramah, tanya jawab, dan penugasan G. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media : lingkungan
2. Alat : laptop, spidol, papan tulis, dan teks laporan observasi
3. Sumber belajar:
Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, Kelas X.
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
10 menit
Inti 1. Peserta didik membaca contoh teks laporan hasil observasi dengan disiplin (mengamati).
2. Peserta didik bertanya jawab dengan proaktif tentang karakteristik(struktur dan kaidah teks laporan hasil observasi dengan disiplin (menanya).
3. Guru mengarahkan peserta didik untuk menentukan masalah atau aspek apa yang akan dilaporkan dalam penyusunan laporan hasil observasi yang berkaitan dengan tema, yakni meneroka alam semesta.
4. Guru membagi kelompok yang beranggotakan 5-6 orang siswa).
5. Guru mengajak siswa untuk mengunjungi super market terdekat dari lingkungan sekolah untuk mengamati dan mencari informasi mengenai berbagai jenis minuman.
70 menit
Penutup 1. Setelah siswa memperoleh data, maka guru
menginformasikan kegiatan atau materi berikutnya.
2. Guru menutup pembelajaran dan mengucapkan salam.
10 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang apa yang diamati di lingkungan sekolah.
10 menit
Inti 1. Siswa kembali membaca contoh laporan hasil observasi.
2. Siswa dan bertanya jawab tentang langkah-langkah dalam menyusun teks laporan hasil observasi.
3. Siswa menulis teks laporan hasil observasi yang dilakukan di lingkungan sekolah pada pertemuan sebelumnya.
70 menit
Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran 2. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran 3. Guru menyampaiakan pembelajaran
berikutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dan
mengucapkan salam.
10 menit
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan
15
dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang kegiatan pembelajaran sebelumnya.
menit
Inti 1. Siswa kembali duduk di kelompoknya masing-masing
2. Secara bergiliran anggota kelompok tampil di depan anggota kelompoknya membacakan teks laporan hasil observasi yang telah ditulis dan anggota kelompok menilai berdasarkan format yang telah diberikan oleh guru.
3. Setiap kelompok menentukan laporan yang mendapatkan nilai tertinggi.
4. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi tampil membacakan di depan kelompok lain.
5. Setiap kelompok menilai laporan yang dibacakan oleh setiap kelompok untuk menetukan laporan terbaik di kelas.
70 menit
Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran 2. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran 3. Guru menyampaiakan pembelajaran
berikutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dan
mengucapkan salam.
10 menit
I. Penilaian Autentik
1. Penilaian proses Penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
Instrumen Penilaian
1. Religius Pengamatan Proses
Lembar Pengamatan 2. Tanggung jawab
3. Disiplin 4. Proaktif 5. Jujur
2. Penilaian Hasil a. Penilaian Pengetahuan No Indikator
Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian Instrumen
1. Menjelaskan sifat teks laporan hasil observasi
Tes tertulis
Uraian Jelaskan sifat teks laporan hasil observasi!
2. Menjelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi
Tes tertulis
uraian Jelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi!
b. Penilaian Keterampilan
No Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
1. Menentukan struktur teks laporan hasil observasi
Tes tertulis
Uraian Menentukan struktur teks laporan hasil observasi!
2. Menulis teks laporan hasil observasi
Tes tertulis
Uraian Tulislah teks laporan hasil observasi tentang jenis minuman!
3. Lembar Pengamatan Sikap Setiap Peserta Didik
No Nama Siswa
Rel
igiu
s
Juju
r
Dis
iplin
Tang
gung
Jaw
ab
Pro-
akt
if
Cat
atan
1
Indikator sikap religius
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut:
1. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
2. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang
dianut.
3. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan yang Maha Esa
4. Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu
Kriteria Penilaian Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Kurang (K) Tidak pernah berperilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Indikator sikap jujur
1. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan.
2. Tidak plagiat (mengambil atau menyalin karya orang lain tanpa
menyebutkan sumber) dalam mengerjakan tugas.
3. Melaporkan data atau informasi apa adanya.
4. Mengakui kesalahan atau kekuarangan yang dimiliki.
Kriteria Penilaian Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku jujur
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku jujur
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku jujur
Kurang (K) Tidak pernah berperilaku jujur
Indikator sikap disiplin
1. Datang tepat waktu
2. Patuh pada tata tertib aturan sekolah
3. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan
4. Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya ilmiah
Kriteria Penilaian Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku disiplin
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku disiplin
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku disiplin
Kurang (K) Tidak pernah berperilaku disiplin
Indikator sikap tanggung jawab
1. Mengikuti prosedur pembelajaran di kelas (tidak bolos)
2. Mengerjakan tugas atau ulangan yang diberikan guru
3. Mempersiapkan buku dan alat tulis sebagai penunjang dalam proses
pembelajaran
Kriteria Penilaian Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan perilaku tanggung jawab
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku tanggung jawab
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku tanggung jawab
Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan perilaku tanggung jawab
Indikator sikap proaktif
1. Aktif mengajukan pertanyaan apabila ada beberapa materi yang belum
dipahami atau dimengerti
2. Aktif mengemukakan pendapat, sanggahan, atau saran
Kriteria Penilaian Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan perilaku proaktif
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku proaktif
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku proaktif
Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan perilaku proaktif
I. Pedoman Penskoran
Aspek Penilaian
Kategori Penskoran Skor
Isi
Sangat baik-sempurna 27-30 Cukup-baik 22-26 Sedang-cukup 17-21 Sangat kurang-kurang 13-16
Struktur teks
Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-13 Sangat kurang-kurang 7-9
Kosakata Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-30 Sangat kurang-kurang 7-9
Kalimat Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-13 Sangat kurang-kurang 7-9
Mekanik Sangat baik-sempurna 9-10
Cukup-baik 7-8 Sedang-cukup 4-6 Sangat kurang-kurang 1-3
Keterangan:
Nilai Perolehan Siswa = ௌ௦௦௨
x 100
Mallusetasi, Mei
2015
Mengetahui: Kepala SMA Negeri 1 Mallusetasi, Peneliti,
Drs. Muh. Arief Fiana T., M. Pd. Jumriah, S.Pd. NIP 19580502 198703 1 007 NIM 04 08. 909.2013
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Mallusetasi
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X 3 /Genap
Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (2 x 45 menit)
Tema/Pelajaran : Gemar Meneroka Alam Semesta
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
A. Kompetensi Dasar dan Pencapaian Indikator Kompetensi 1.1 Mensyukuri anugerah Tuhan akan keberadaan bahasa Indonesia dan
menggunakannya sebagai sarana komunikasi dalam memahami,
menerapkan, dan menganalisis informasi lisan dan tulis melalui laporan
hasil observasi.
2.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, dan proaktif dalam
menggunakan bahasa Indonesia untuk melaporkan hasil observasi.
3.1 Memahami struktur dan kaidah laporan hasil observasi, baik melalui lisan
maupun tulisan.
1.2 Memproduksi laporan hasil observasi yang koheren sesuai dengan
karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan mupun tulisan.
B. Indikator 1. Memahami pengertian teks laporan hasil observasi.
2. Memahami sifat teks laporan hasil observasi.
3. Memahami struktur teks laporan hasil observasi.
4. Memahami kaidahteks laporan hasil observasi.
5. Menulis teks laporan hasil observasi.
C. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan yang ingin dicapai selama proses pembelajaran berlangsung,
yaitu:
1. Dengan memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru,
siswa dapat:
a. Menjelaskan pengertian laporan hasil observasi.
b. Menjelaskan sifat laporan hasil observasi.
1. Setelah membaca contoh teks laporan hasil observasi yang terdapat di
dalam buku, siswa dapat:
a. Mengidentifikasi ciri-ciri laporan hasil observasi.
b. Menentukan dan menjelaskan struktur atau langkah-langkah
penyusunan laporan hasil observasi.
c. Menentukan dan menjelaskan kaidah laporan hasil observasi.
2. Dengan mengamati gambar, siswa dapat membuat atau menulis laporan
hasil observasi dengan menggunakan ejaan yang tepat
D. Materi Pembelajaran 1. Pengertian Laporan Hasil Observasi
Kemdikbud (2013: 2) menyatakan bahwa teks laporan (yang dalam
bahasa Inggris disebut report) berisi penjabaran umum mengenai sesuatu
yang didasarkan pada hasil observasi. Hal tersebut ditambahkan oleh
pernyataan Kosasih (2013: 86) yang mengemukakan bahwa laporan hasil
observasi mengungkapkan fakta-fakta yang diperoleh melalui
pengamatan. Melalui teks tersebut, pembaca memperoleh sejumlah
pengetahuan ataupun wawasan, bukan hasil imajinasi.
2. Sifat Laporan Hasil Observasi
Laporan hasil observasi bersifat global dan universal. Hal itulah yang
membedakannya dengan teks deskripsi yang bersifat unik dan individual.
Misalnya, untuk melaporkan kehidupan harimau, kalian dapat mulai
dengan membuat klasifikasi jenis-jenis harimau, kemudian memaparkan
bentuk fisik, ciri-ciri, habitat, dan kebiasaan hidup harimau itu
(Kemdikbud, 2013: 3).
3. Struktur Laporan Hasil Observasi
Struktur laporan observasi berupa teks yang tersusun secara baku dan
lengkap, yakni mencakup pendahuluan, pembahasan, dan simpulan.
Teks itu dapat pula dilengkapi dengan kata pengantar, daftar isi, dan
daftar pustaka (kosasih, 2013)
4. Kaidah Laporan Hasil Observasi
Kaidah laporan observasi menyajikan sejumlah data atau fakta sebagai
hasil pengamatan lapangan. Fakta tersebut dapat dilengkapi dengan
gambar grafis, seperti tabel, grafik, dan bagan (Kosasih, 2013).
E. Pendekatan, dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : saintifik (mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi,
dan jejaring)
2. Model : pembelajaran berbasis masalah
3. Teknik : ceramah, tanya jawab, dan penugasan
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran 1. Media : gambar
2. Alat : laptop, spidol, papan tulis, dan teks laporan observasi
3. Sumber belajar:
Buku Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik, Kelas X.
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013).
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi dengan proaktif tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3. Peserta didik menerima informasi kompetensi, materi, tujuan, manfaat, dan langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan.
10 menit
Inti 1. Peserta didik membaca contoh teks laporan hasil observasi dengan disiplin (mengamati).
2. Peserta didik bertanya jawab dengan proaktif tentang karakteristik (struktur dan kaidah teks laporan hasil observasi dengan disiplin (menanya).
3. Guru mengarahkan peserta didik untuk menentukan masalah atau aspek apa yang akan dilaporkan dalam penyusunan laporan hasil observasi yang berkaitan dengan tema, yakni meneroka alam semesta.
4. Guru membagi kelompok yang beranggotakan 5-6 orang siswa).
5. Guru mengajak siswa untuk mengamati dan mencari informasi dari gambar yang diperlihatkan
70 menit
Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Guru menyampaikan materi pada pertemuan berikutnya.
3. Guru memberikan tugas kepada siswa 4. Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
10 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespons salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Guru memotivasi dan menjelaskan materi yang akan dipelajari.
3. Guru dan siswa bertanya jawab tentang apa yang diamati pada gambar.
10 menit
Inti 1. Siswa kembali membaca contoh laporan hasil observasi.
2. Siswa dan bertanya jawab tentang langkah-langkah dalam menyusun teks laporan hasil observasi.
3. Siswa mengamati gambar dengan jujur untuk mengumpulkan data
4. Siswa menulis teks laporan hasil observasi yang berdasrkan data gambar yang diamati.
70 menit
Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran 2. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran 3. Guru menyampaiakan pembelajaran
berikutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dan
mengucapkan salam.
10 menit
Pertemuan Ketiga
Kegiatan Deskripsi Alokasi Waktu
Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri anugerah Tuhan dan pertanyaan dari guru sehubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Guru dan siswa bertanya jawab tentang kegiatan pembelajaran sebelumnya.
15 menit
Inti 1. Siswa kembali duduk di kelompoknya masing-masing
2. Secara bergiliran anggota kelompok tampil di depan anggota kelompoknya membacakan teks laporan hasil observasi yang telah ditulis dan anggota kelompok menilai berdasarkan format yang telah diberikan oleh guru.
3. Setiap kelompok menentukan laporan yang mendapatkan nilai tertinggi.
4. Siswa yang mendapatkan nilai tertinggi tampil membacakan di depan kelompok lain.
5. Setiap kelompok menilai laporan yang dibacakan oleh setiap kelompok untuk menetukan laporan terbaik di kelas.
70 menit
Penutup 1. Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran 2. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran 3. Guru menyampaiakan pembelajaran
berikutnya. 4. Guru menutup pembelajaran dan
mengucapkan salam.
10 menit
B. Penilaian Autentik
1. Penilaian proses Penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai
Teknik Penilaian
Waktu Penilaian
Instrumen Penilaian
1. Religius Pengamatan Proses
Lembar Pengamatan 2. Tanggung jawab
3. Disiplin 4. Proaktif 5. Jujur
2. Penilaian Hasil
a. Penilaian Pengetahuan No Indikator
Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian Instrumen
1. Menjelaskan sifat teks laporan hasil observasi
Tes tertulis
Uraian Jelaskan sifat teks laporan hasil observasi!
2. Menjelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi
Tes tertulis
uraian Jelaskan ciri-ciri teks laporan hasil observasi!
b. Penilaian Keterampilan
No Indikator Pencapaian Kompetensi
Teknik Penilaian
Bentuk Penilaian
Instrumen
1. Menentukan struktur teks laporan hasil observasi
Tes tertulis
Uraian Menentukan struktur teks laporan hasil observasi!
2. Menulis teks laporan hasil observasi
Tes tertulis
Uraian Tulislah teks laporan hasil observasi tentang jenis minuman!
3. Lembar Pengamatan Sikap Setiap Peserta Didik
No Nama Siswa
Rel
igiu
s
Juju
r
Dis
iplin
Tang
gung
Jaw
ab
Proa
ktif
Cat
atan
1
2
3
Indikator sikap religius
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut:
2. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu.
3. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang
dianut.
4. Bersyukur atas nikmat dan karunia Tuhan yang Maha Esa
5. Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu
Kriteria Penilaian
Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Kurang (K) Tidak pernah berperilaku menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut
Indikator sikap jujur
1. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan.
2. Tidak plagiat (mengambil atau menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber) dalam mengerjakan tugas.
3. Melaporkan data atau informasi apa adanya.
4. Mengakui kesalahan atau kekuarangan yang dimiliki.
Kriteria Penilaian Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku jujur
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku jujur
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku jujur
Kurang (K) Tidak pernah berperilaku jujur
Indikator sikap disiplin
1. Datang tepat waktu
2. Patuh pada tata tertib aturan sekolah
3. Mengerjakan dan mengumpulkan tugas sesuai waktu yang ditentukan
4. Tertib dalam menerapkan aturan penulisan untuk karya ilmiah
Kriteria Penilaian Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu berperilaku disiplin
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku disiplin
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku disiplin
Kurang (K) Tidak pernah berperilaku disiplin
Indikator sikap tanggung jawab
1. Mengikuti prosedur pembelajaran di kelas (tidak bolos)
2. Mengerjakan tugas atau ulangan yang diberikan guru
3. Mempersiapkan buku dan alat tulis sebagai penunjang dalam proses
pembelajaran
Kriteria Penilaian Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan perilaku tanggung jawab
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku tanggung jawab
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku tanggung jawab
Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan perilaku tanggung jawab
Indikator sikap proaktif
1. Aktif mengajukan pertanyaan apabila ada beberapa materi yang belum
dipahami atau dimengerti
2. Aktif mengemukakan pendapat, sanggahan, atau saran
Kriteria Penilaian Indikator
Sangat Baik (SB) Selalu menunjukkan perilaku proaktif
Baik (B) Sering menunjukkan perilaku proaktif
Cukup (C) Kadang-kadang menunjukkan perilaku proaktif
Kurang (K) Tidak pernah menunjukkan perilaku proaktif
H. Pedoman Penskoran Aspek
Penilaian Kategori Penskoran Skor
Isi
Sangat baik-sempurna 27-30 Cukup-baik 22-26 Sedang-cukup 17-21 Sangat kurang-kurang 13-16
Struktur teks
Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-13 Sangat kurang-kurang 7-9
Kosakata Sangat baik-sempurna 18-20 Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-30 Sangat kurang-kurang 7-9
Kalimat Sangat baik-sempurna 18-20
Cukup-baik 14-17 Sedang-cukup 10-13 Sangat kurang-kurang 7-9
Mekanik Sangat baik-sempurna 9-10 Cukup-baik 7-8 Sedang-cukup 4-6 Sangat kurang-kurang 1-3
Keterangan:
Nilai Perolehan Siswa = ௌ௦௦௨
x 100
Mallusetasi, Mei 2015
Mengetahui: Kepala SMA Negeri 1 Mallusetasi Peneliti,
Drs. Muh. Arief Fiana T., M. Pd. Jumriah, S. Pd. NIP 19580502 198703 1 007 NIM 04 08. 909. 2013
Lampiran
Skor Hasil Penilaian Pretes Kelas Eksperimen
Pemeriksa I
No. Kode sampel
Aspek yang dinilai
Jumlah
Isi
Kara
ngan
Org
anis
asi
kara
ngan
n
Kosa
kata
Peng
guna
an
Baha
sa
Mek
anik
1. E – 1 24 16 15 15 5 75
2. E – 2 17 15 15 15 3 65
3. E – 3 19 14 15 15 4 67
4. E – 4 23 16 16 16 6 77
5. E – 5 22 14 16 16 3 71
6. E – 6 20 13 15 14 3 65
7. E – 7 19 15 15 15 4 68
8. E – 8 18 12 14 15 3 62
9. E – 9 20 16 16 14 5 71
10. E – 10 22 15 15 16 4 72
11. E – 11 22 14 15 15 4 70
12. E – 12 25 16 16 15 4 76
13. E – 13 26 16 16 15 6 79
14. E – 14 18 13 14 13 3 61
15. E – 15 25 16 15 16 5 77
16. E - 16 18 14 15 14 3 64
17. E – 17 20 15 16 14 4 69
18. E – 18 22 17 15 16 5 75
19. E – 19 19 13 12 14 3 61
20. E – 20 19 14 16 15 5 69
21. E – 21 18 16 15 16 4 69
22. E – 22 27 18 17 16 6 84
23. E – 23 20 14 15 15 3 67
24. E – 24 18 15 14 15 5 65
Mallusetasi, Mei 2015
Pemeriksa I,
Jumriah, S.Pd.
Lampiran
Skor Hasil Penilaian Pretes Kelas Eksperimen
Pemeriksa II
No. Kode sampel
Aspek yang dinilai
Jumlah
Isi
Kara
ngan
Org
anis
asi
kara
ngan
n
Kosa
kata
Peng
guna
an
Baha
sa
Mek
anik
1. E – 1 24 14 15 15 5 73
2. E – 2 18 14 15 15 3 65
3. E – 3 19 14 15 15 4 67
4. E – 4 24 15 16 15 5 75
5. E – 5 20 15 16 16 5 72
6. E – 6 18 14 15 15 3 65
7. E – 7 21 14 15 14 4 68
8. E – 8 18 12 14 15 3 62
9. E – 9 21 16 16 15 5 73
10. E – 10 22 15 15 16 3 71
11. E – 11 22 14 15 15 5 71
12. E – 12 24 15 16 15 5 75
13. E – 13 26 16 16 17 6 81
14. E – 14 18 14 12 13 3 60
15. E – 15 25 16 15 16 6 78
16. E - 16 18 13 15 14 3 63
17. E – 17 19 15 14 16 3 67
18. E – 18 22 17 15 16 5 75
19. E – 19 17 13 14 14 4 62
20. E – 20 18 14 16 15 4 67
21. E – 21 19 16 15 16 4 70
22. E – 22 26 17 17 16 6 82
23. E – 23 18 15 16 14 4 67
24. E – 24 19 14 14 14 3 64
Mallusetasi, Mei 2015
Pemeriksa II,
Sinarmawati, S.Pd., M.Pd.
Hasil Pretes (Teks Awal) Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
Pemeriksa I dan II Kelas Eksperimen
No. Kode sampel Nilai
Rata-rata Jumlah Pemeriksa I Pemeriksa II
1. E – 1 75 73 74 74
2. E – 2 65 65 65 65
3. E – 3 67 67 67 67
4. E – 4 77 75 76 76
5. E – 5 71 72 71,5 72
6. E – 6 65 65 65 65
7. E – 7 68 68 68 68
8. E – 8 62 62 62 62
9. E – 9 71 73 72 72
10. E – 10 72 71 71,5 72
11. E – 11 70 71 70,5 71
12. E – 12 76 75 75,5 76
13. E – 13 79 81 80 80
14. E – 14 61 60 60,5 61
15. E – 15 77 78 77,5 78
16. E – 16 64 63 62,5 63
17. E – 17 69 67 68 68
18. E – 18 75 75 75 75
19. E – 19 61 62 61,5 62
20 E – 20 69 67 68 68
21. E – 21 69 70 69,5 70
22. E – 22 84 82 83 83
23. E – 23 67 67 65,5 67
24. E – 24 65 64 64,5 65
Lampiran
Skor Hasil Penilaian Postes Kelas Eksperimen
Pemeriksa I
No. Kode sampel
Aspek yang dinilai
Jumlah
Isi
Kara
ngan
Org
anis
asi
kara
ngan
n
Kosa
kata
Peng
guna
an
Baha
sa
Mek
anik
1. E – 1 27 19 18 18 8 90
2. E – 2 24 16 17 15 7 79
3. E – 3 25 18 17 18 7 85
4. E – 4 23 17 16 16 8 79
5. E – 5 25 17 18 18 6 84
6. E – 6 24 18 17 16 8 83
7. E – 7 21 18 17 18 7 81
8. E – 8 20 17 16 16 6 74
9. E – 9 22 17 18 18 8 83
10. E – 10 24 18 16 17 7 82
11. E – 11 24 16 15 16 6 77
12. E – 12 28 18 18 18 8 90
13. E – 13 23 18 17 17 7 82
14. E – 14 24 16 17 16 7 80
15. E – 15 28 18 18 18 8 90
16. E - 16 22 15 15 16 5 73
17. E – 17 24 16 15 16 6 77
18. E – 18 28 18 18 18 8 90
19. E – 19 22 16 17 17 6 78
20. E – 20 24 15 16 15 7 77
21. E – 21 26 18 18 17 7 86
22. E – 22 29 18 18 16 9 90
23. E – 23 23 15 16 15 6 75
24. E – 24 21 16 15 16 6 74
Lampiran
Skor Hasil Penilaian Postes Kelas Eksperimen
Pemeriksa II
No. Kode sampel
Aspek yang dinilai
Jumlah
Isi
Kara
ngan
Org
anis
asi
kara
ngan
n
Kosa
kata
Peng
guna
an
Baha
sa
Mek
anik
1. E – 1 28 18 18 18 8 90
2. E – 2 24 16 15 15 7 80
3. E – 3 25 17 17 18 7 84
4. E – 4 23 16 16 17 8 80
5. E – 5 24 17 18 18 6 85
6. E – 6 23 18 17 16 8 81
7. E – 7 22 18 17 18 7 83
8. E – 8 19 17 16 15 6 73
9. E – 9 22 17 18 18 8 83
10. E – 10 24 18 16 17 7 85
11. E – 11 22 16 15 16 6 75
12. E – 12 28 18 18 18 8 89
13. E – 13 24 17 17 17 7 82
14. E – 14 25 16 17 16 7 82
15. E – 15 28 18 18 18 8 90
16. E - 16 20 16 15 16 6 73
17. E – 17 23 16 15 16 6 76
18. E – 18 28 18 18 18 8 90
19. E – 19 20 15 16 17 6 79
20. E – 20 23 15 16 15 7 78
21. E – 21 25 18 18 17 7 84
22. E – 22 27 18 18 18 8 89
23. E – 23 21 15 16 15 6 75
24. E – 24 20 16 15 16 7 75
Hasil Postes Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
Pemeriksa I dan II Kelas Eksperimen
No. Kode sampel Nilai
Rata-rata Jumlah Pemeriksa I Pemeriksa II
1. E – 1 90 90 89,5 90
2. E – 2 79 80 79,5 80
3. E – 3 85 84 84,5 85
4. E – 4 80 80 80 80
5. E – 5 84 85 84,5 85
6. E – 6 83 81 82 82
7. E – 7 81 83 82,5 83
8. E – 8 75 73 74 74
9. E – 9 83 83 83 83
10. E – 10 82 85 83,5 84
11. E – 11 77 75 76 76
12. E – 12 90 89 89,5 90
13. E – 13 82 82 81,5 82
14. E – 14 80 82 81 81
15. E – 15 90 90 90 90
16. E – 16 73 73 73 73
17. E – 17 77 76 76,5 77
18. E – 18 90 90 90 90
19. E – 19 78 79 78,5 79
20 E – 20 77 78 77,5 78
21. E – 21 86 84 85 85
22. E – 22 90 88 89 89
23. E – 23 74 75 74,5 75
24. E – 24 74 75 74,5 75
Lampiran
Skor Hasil Penilaian Pretes pada Kelas Kontrol
Pemeriksa I
No. Kode Sampel
Aspek yang dinilai
Jumlah
Isi K
aran
gan
Org
anis
asi
Kara
ngan
Kosa
kata
Peng
guna
an
Baha
sa
Mek
anik
1. K - 1 14 16 15 15 5 75
2. K - 2 21 15 14 16 4 68
3. K - 3 18 14 14 15 4 65
4. K - 4 23 15 16 15 6 75
5. K - 5 21 16 14 14 3 68
6. K - 6 18 13 15 14 3 63
7. K - 7 18 14 13 13 4 62
8. K – 8 18 10 14 15 3 60
9. K - 9 20 16 16 14 5 71
10. K -10 18 15 15 14 3 65
11. K -11 23 15 15 15 3 71
12. K -12 24 16 15 15 5 75
13. K -13 20 16 16 15 4 71
14. K -14 18 13 13 14 3 61
15. K -15 20 16 15 15 5 71
16. K -16 24 15 14 15 5 73
17. K -17 18 15 14 14 4 65
18. K - 18 22 14 15 16 5 72
19. K - 19 23 15 15 16 5 74
20. K - 20 22 15 16 15 4 72
21. K - 21 20 14 15 16 4 69
22. K - 22 18 14 15 15 4 66
23. K - 23 25 16 15 17 5 78
24. K - 24 25 16 17 16 6 80
25. K – 25 22 15 15 14 4 70
26. K - 26 20 15 14 14 4 67
Mallusetasi, Juni 2015
Pemeriksa I
Jumriah, S,Pd.
Lampiran
Skor Hasil Penilaian Pretes pada Kelas Kontrol
Pemeriksa II
No. Kode Sampel
Aspek yang dinilai
Jumlah
Isi K
aran
gan
Org
anis
asi
Kara
ngan
Kosa
kata
Peng
guna
an
Baha
sa
Mek
anik
1. K - 1 23 16 15 16 5 75
2. K - 2 20 15 14 15 4 68
3. K - 3 18 15 16 15 4 68
4. K - 4 25 16 14 15 5 76
5. K - 5 23 14 15 16 3 71
6. K - 6 18 13 15 14 3 63
7. K - 7 19 14 25 15 4 67
8. K – 8 18 12 14 15 3 62
9. K - 9 20 16 16 15 4 71
10. K -10 20 15 15 14 3 67
11. K -11 25 16 15 15 3 74
12. K -12 24 16 16 15 5 76
13. K -13 22 16 16 15 4 73
14. K -14 20 13 14 14 3 64
15. K -15 21 16 15 15 5 72
16. K -16 24 15 14 16 4 73
17. K -17 20 15 14 14 5 68
18. K - 18 22 15 15 16 4 73
19. K - 19 23 15 16 15 5 74
20. K - 20 22 15 16 13 4 70
21. K - 21 20 14 15 16 4 69
22. K - 22 18 15 17 16 3 65
23. K - 23 25 16 15 16 6 77
24. K - 24 24 16 17 16 3 79
25. K – 25 22 15 15 14 4 79
26. K - 26 20 15 15 14 4 67
Mallusetasi, Juni 2015
Pemeriksa II,
Sinarmawati, S,Pd., M.Pd
Hasil Tes Awal (Pretes) Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
(Pemeriksa I dan II) Kelas Kontrol
No. Kode Siswa Nilai
Rata-rata Nilai Akhir
Pemeriksa I Pemeriksa II
1. K - 1 75 75 75 75
2. K - 2 68 68 68 68
3. K - 3 65 68 65 67
4. K - 4 75 76 75,5 76
5. K - 5 68 71 69,5 70
6. K - 6 63 63 63 63
7. K - 7 62 67 64,5 65
8. K – 8 60 62 61 61
9. K - 9 71 71 71 71
10. K -10 65 67 66 66
11. K -11 71 74 72,5 73
12. K -12 75 76 75,5 76
13. K -13 71 73 72 72
14. K -14 61 64 62,5 63
15. K -15 71 72 71,5 72
16. K -16 73 73 73 73
17. K -17 65 68 66,5 67
18. K - 18 72 73 72,5 73
19. K - 19 74 74 74,5 74
20. K - 20 72 70 72 71
21. K - 21 69 69 69 69
22. K - 22 66 65 65,5 66
23. K - 23 78 77 77,5 78
24. K - 24 80 79 79,5 80
25. K – 25 70 70 70 70
26. K - 26 67 67 67 67
Lampiran
Skor Hasil Penilaian Postes pada Kelas Kontrol
Pemeriksa I
No. Kode Sampel
Aspek yang dinilai
Jumlah
Isi K
aran
gan
Org
anis
asi
Kara
ngan
Kosa
kata
Peng
guna
an
Baha
sa
Mek
anik
1. K - 1 23 16 17 18 6 80
2. K - 2 21 17 16 15 6 75
3. K - 3 26 18 18 18 8 88
4. K - 4 24 17 16 15 8 80
5. K - 5 22 17 17 17 7 80
6. K - 6 22 15 17 16 5 75
7. K - 7 20 17 17 16 5 75
8. K – 8 24 17 15 17 7 80
9. K - 9 25 16 17 18 7 83
10. K -10 22 15 15 16 6 74
11. K -11 23 15 15 15 6 72
12. K -12 25 18 19 17 6 85
13. K -13 24 16 17 17 7 81
14. K -14 22 15 16 16 6 75
15. K -15 23 16 15 15 6 75
16. K -16 21 15 15 15 7 73
17. K -17 20 16 17 16 6 75
18. K - 18 23 16 17 16 8 80
19. K - 19 26 16 17 16 7 82
20. K - 20 27 18 18 17 8 88
21. K - 21 21 16 15 16 6 74
22. K - 22 21 16 15 15 6 73
23. K - 23 26 16 17 17 7 83
24. K - 24 20 16 16 16 6 74
25. K – 25 23 15 16 16 5 75
26. K - 26 22 16 15 16 5 74
Mallusetasi, Juni 2015
Pemeriksa I
Jumriah, S,Pd.
Lampiran
Skor Hasil Penilaian Postes pada Kelas Kontrol
Pemeriksa II
No. Kode Sampel
Aspek yang dinilai
Jumlah
Isi K
aran
gan
Org
anis
asi
Kara
ngan
Kosa
kata
Peng
guna
an
Baha
sa
Mek
anik
1. K - 1 22 17 17 17 7 80
2. K - 2 21 17 17 15 6 76
3. K - 3 26 18 18 17 8 87
4. K - 4 25 16 16 15 7 79
5. K - 5 22 17 16 17 7 79
6. K - 6 22 15 16 15 5 73
7. K - 7 21 15 16 16 7 75
8. K – 8 25 16 17 16 7 81
9. K - 9 23 16 17 17 7 80
10. K -10 22 16 15 15 5 73
11. K -11 21 15 16 16 5 73
12. K -12 24 18 18 17 7 84
13. K -13 26 16 17 17 7 83
14. K -14 22 15 16 17 7 77
15. K -15 22 16 15 15 6 74
16. K -16 20 15 15 16 5 71
17. K -17 21 16 17 16 7 78
18. K - 18 22 16 17 16 7 78
19. K - 19 25 17 17 16 8 83
20. K - 20 26 18 18 17 8 87
21. K - 21 21 17 15 16 6 75
22. K - 22 20 16 15 17 5 73
23. K - 23 26 16 17 17 7 83
24. K - 24 20 16 16 17 5 74
25. K – 25 22 15 17 16 5 75
26. K - 26 21 16 15 16 5 73
Mallusetasi, Juni 2015
Pemeriksa II,
Sinarmawati, S,Pd,, M.Pd
Hasil Tes Akhir (Postes) Menulis Teks Laporan Hasil Observasi
(Pemeriksa I dan II) Kelas Kontrol
No. Kode Siswa Nilai
Rata-rata Nilai Akhir
Pemeriksa I Pemeriksa II
1. K - 1 80 80 80 80
2. K - 2 75 76 75,5 76
3. K - 3 88 87 87,5 88
4. K - 4 80 79 79,5 80
5. K - 5 80 79 79,5 80
6. K - 6 75 73 74 74
7. K - 7 75 75 75 75
8. K – 8 80 81 80,5 81
9. K - 9 83 80 81,5 82
10. K -10 74 73 81 81
11. K -11 80 81 80,5 85
12. K -12 85 84 84,5 85
13. K -13 81 83 82 82
14. K -14 75 77 76 76
15. K -15 75 74 74,5 75
16. K -16 73 71 72 72
17. K -17 75 75 75 75
18. K - 18 80 78 79 79
19. K - 19 82 83 82,5 83
20. K - 20 88 87 87,5 88
21. K - 21 74 75 74,5 75
22. K - 22 73 73 73 73
23. K - 23 83 83 83 83
24. K - 24 74 74 74 74
25. K – 25 75 75 75 75
26. K - 26 74 73 73,5 74